Kamis, 05 Oktober 2023
gigi 1
Oktober 05, 2023
gigi 1
restorasi yaitu penggantian jaringan keras gigi yang sudah rusak dengan bahan yang diletakkan pada gigi itu untuk waktu yang tidak terbatas. Untuk mencegah kerusakan gigi maka sebisa mungkin dipertahankan dengan restorasi. Restorasi terdiri dari beberapa jenis antara lain restorasi plastis seperti amalgam, resin komposit, GIC, dan restorasi jenis nonplastis yaitu
inlay . persentase restorasi meningkat sesuai dengan bertambahnya usia . Selain itu sebab kebutuhan estetika semakin luas, pemakaian restorasi resin komposit sudah banyak dilakukan di lokasi posterior Oleh sebab itu diperlukan perlengkapan untuk mendukung kerja dari restorasi maupun preparasi suatu kavitas untuk mencapai hasil maksimum. Sebelum melakukan restorasi diperlukan terlebih dahulu pembuatan suatu kavitas atau dipreparasi terlebih dahulu.
Sebelum mempertimbangkan pembuatan suatu kavitas, peralatan medis yang diperlukan hendaknya Disiapkan lebih dahulu sehingga pada pelaksanaan nantinya sudah tersedia alat yang sesuai. Sering terjadi rancangan preparasi dengan mudah ditentukan namun pelaksanaannya tidak mungkin dilakukan. Operator terpengaruh oleh peralatan medis yang ada namun tidak mau dijadikan kambing hitam atas tidak baiknya hasil preparasi sebab teknik atau pemilihan alat yang salah. Kadang-kadang dilupakan bahwa sebetulnya kavitas kecil harus ditangani oleh peralatan yang kecil pula, baik waktu preparasi kavitas maupun waktu restorasi. peralatan medis dibagi dalam dua golongan yaitu peralatan medis putar atau peralatan medis rotatif , dan peralatan medis genggam , Sebagaimana halnya dengan aspek lain dalam kehidupan, sepanjang keadaannya memungkinkan orang akan selalu memakai peralatan medis mekanik. Sebagian besar prosedur operatif dalam mulut dilakukan dengan memakai peralatan medis putar sehingga peralatan medis jenis ini akan dibahas lebih dahulu. peralatan medis dipakai untuk memeriksa, membersihkan, memotong, dan merestorasi gigi. tipe utamanya yaitu peralatan medis genggam dan peralatan medis rotatif yang digerakkan dengan henpis. Tipe lain yang tidak termasuk tipe di atas yaitu cahaya sinar optik untuk iluminasi, sinar untuk polimerisasi bahan-bahan tertentu,
dan skeler ultrasonik .peralatan medis ini dibagi menjadi berkecepatan tinggi dan berkecepatan rendah. peralatan medis yang berkecepatan tinggi dipakai untuk pembuangan jaringan keras
gigi dan tumpatan lama, sedang peralatan medis yang berkecepatan rendah dipakai untuk pembuangan karies, penghalusan, penyempurnaan dan pemolesan. Metode lain untuk menentukan penggolongan peralatan medis -peralatan medis putar yaitu menurut kecepatannya. meskipun semua peralatan medis dapat dipakai pada berbagai kecepatan, ada dua rentang kecepatan dasar yang biasa dipakai , yaitu kecepatan tinggi (100.000 – 300.000 rpm) dan kecepatan rendah (500 - 1500 rpm) ,
peralatan medis kecepatan tinggi yaitu turbin yang digerakan udara dan biasa nya dipakai bagi preparasi kavitas sebab dapat dengan cepat membuang email, dentin, dan bahan tambal tanpa kesukaran. Turbin dikendalikan melalui
tombol kaki. Kecepatan turbin, bergantung kepada macamnya, biasanya berkisar antara 250.000-450.000 rpm. Generasi turbin sekarang memiliki kecepatan sedikit di atas 250.000, memiliki turbin yang luas agar kekuatannya lebih besar dan kepalanya dibuat menguncup agar ujung bur mudah dilihat (Pittford) Alat ini dinamakan OEM dental high speed fiber optic handpiece-140 memiliki kecepatan rotasi lebih dari 400.000 round/min, iluminasi lebih dari 25.000 lux (3.3V) dengan daya tahan lampu lebih dari 3000 jam; berbahan dasar vitreous badan serat optic dengan tekanan udara 200-220 Kpa. Alat ini memiliki tiga lubang
semprot dengan tekanan udara operasi: 0,25 0,27 Mpa. Tingkat kebisingan kurang dari 68 desibel dan harus disterilisasikan dengan autoclave di 135oC ,Bur tajam akan memotong email dan dentin dengan cepat. Aplikasi tekanan tidak diperlukan dan justru tidak dikehendaki sebab akan mendorong terjadinya pemotongan dan munculnya panas yang berlebihan atau bahkan macetnya bur.
Bur bulat tungsten carbide, bur fissure tungsten carbide, bur fissure intan sejajar , Diameter kepala bur tak pernah besar sebab :
Diameter besar yang berputar dalam kecepatan tinggi akan membebani bantalan dan lubang turbinnya. Bur besar yang yang retensinya dalam
lubang turbinnya dengan sistem genggam bisa terlepas dan membahayakan. Memang tidak perlu dan sebagai bur yang berkecepatan tinggi dengan diameter kecil pun dapat mengambil jaringan gigi dengan cepat.
peralatan medis kecepatan rendah sudah terlebih dahulu dipakai dibandingkan henpis dengan turbin udara namun kini tidak lagi rutin dipakai dalam preparasi kavitas sebab memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak. Namun dengan
demikian kekerasan email tidak selalu dapat diapresisasi oleh operator modern yang mungkin belum pernah melakukan preparasi kavitas seluruhnya dengan peralatan medis kecepatan rendah. peralatan medis kecepatan rendah dipakai bagi prosedur seperti pengerokan karies, menyempurnakan alur retensi dikavitas, penyelesaian akhir kavitas dan restorasi, pemolesan. Bur-bur tersedia dalam berbagai ragam nomor. Nomor disesuaikan dengan
diameter kepala burnya. Penomoran yang seringkali dipakai yaitu dari ISO (organization for standardization). Selain bur untuk preparasi kavitas tersedia pula beragam bur baja berlaur banyak untuk penyelesaian preparasi dan restorasi. Bur
intan dan tungsten carbide juga tersedia bagi henpis kecepatan rendah, meskipun jenis nomornya lebih sedikit dibandingkan kecepatan tinggi. Batu-batu ini dipakai untuk mengasah email, dentin dan restorasi. Pada tahun belakangan ini, poin karet abrasif untuk menghaluskan permukaan restorasi sudah tersedia di pasaran. Henpis kecepatan rendah biasanya memiliki kepala yang dapat ditukar-tukar yang fungsinya untuk merendahkan atau mempercepat kecepatan; kepala
henpis untuk meningkatkan kecepatan hanya dapat dipasangi bur turbin sebab kecepatan dapat mencapai 160.000 rpm. Disamping itu, kepala henpis dengan bantalan tertutup juga dibuat bagi prosedur pemolesan sehingga masuknya partikel
abrasive yang dapat merusak mekanisme kerja dapat dicegah. Untuk menghaluskan permukaan yang dapat diambil dengan disk dipakai disk fine grit. sedang untuk menghaluskan restorasi pada permukaan fasioproksimal dan linguoproksimal
dipakai finishing strip (Ariningrum, 2001:33)
Banyak peralatan medis jenis ini dikembangkan sebelum menyebar luasnya peralatan medis rotatif, sehingga variasinya banyak namun kini tak banyak operator yang memakai ragamnya yang banyak itu didasarkan pada guna masing-masing alat.
--peralatan medis untuk Pemeriksaan :
Pinset
Pinset memiliki paruh bergerigi yang besudut terhadap pegangannya. Alat ini dipakai untuk memegang kapas dan mengangkat benda-benda kecil dari dan ke arah kerja.
Pinset juga tersedia dalam bentuk yang dapat dikunci yang keuntungannnya dapat memegang butiran-butura kecil, pin atau guta perca pegisi saluran akar selama diinginnkan.
Kaca Mulut
Kaca mulut terdiri dari kaca bulat yang terpasang pada gagang. Alat ini memungkinkan operator melihat bagian distal gigi, merupakan refraktor bagi pipi dan lidah, dan sering sekedar dipakai untuk memantulkan cahaya ke permukaan gigi.
Permukaan kaca biasanya datar; kaca mulut yang permukaannya di depan lebih bermanfaat dibandingkan yang dibelakang sebab bayangan lebih tajam, meskipun konsekuensinya tergoresnya permukaan lebih serius. Operator yang berpengalaman mula-mula akan sukar sekali bekerja sebab semua gerakan terlihat terbalik.
Sonde (explorer)
Sonde ini dipakai untuk memeriksa keutuhan permukaan gigi dan tepi restorasi. Juga dipakai untuk menilai kekerasan dentin selama preparasi kavitas dalam perawatan karies. Untuk mendeteksi karies di permukaan proksimal, dipakai sonde lengkung pendek dan difungsikan kedua kedua ujungnnya (sonde Briault). Sonde biasanya juga dipakai untuk mengukur kedalaman poket
periodontium. Untuk kepentingan ini dipakai sonde khusus dengan ujung tumpul dan diberi skala millimeter sehingga kedalaman poket dapat diukur dengan lebih akurat.
-- peralatan medis untuk Preparasi :
Eskavator
Alat ini dirancang untuk mengerok dentin terkendali sebab bentuk ujung pemotongnya demikian rupa sehingga tidak akan berpenetrasi terlalu dalam, hal yang sama pada pemakaian pahat untuk pembuatan bevel. Eskavator juga
dipakai untuk membentuk dan memotong bahan tumpat yang masih lunak.
Pahat
bermanfaat sekali bagi penyelasaian tepi email kavitas. Pahat dipakai untuk membuang email yang terdukung yang muncul saat melakukan preparasi kavitas dengan peralatan medis putar, dan harus dipakai sekalipun kavitas sudah dibuat
dengan memakai bur tungsten carbide sebab prisman email tak terdukung mungkin masih ada.
-- peralatan medis Penumpatan dan Pembentukan Tumpatan
Pemampatan (plugger)
Pemampatan amalgam kini memiliki ujung yang rata agar tidak ada amalgam yang tersangkut sementara dijaman amalgam masih dicampur secara manual, pemampatan yang dipakai yaitu pemampatan yang bergerigi. Plastis untuk memasukkan, manipulasi dan membentuk bahan tumpatan plastis seperti semen, bahan tumpat sewarna gigii amalgam Pengukir peralatan medis ini difungsikan untuk mengukir bahan tambal lunak, misalnya amalgam sebelum mengeras, atau bahan inlay sesuda mengeras. Biasanya berfungsi dikedua sisi dan sudah dibuat dengan berbagai desain; dua alat yang sering dipakai yaitu: Hollenbach ½ dan Ward no. 2.
Burniser
Burnisher dapat dipakai untuk memoles, dan untuk menghilangkan goresan yang tertinggal di permukaan ukiran, saat ukiran amalgam selesai.
Amalgam consender
dipakai dalam Konservasi gigi untuk memadatkan atau mengepak isi campuran bahan ke dalam rongga preparasi.
Spatula
1. Semen Spatel, Untuk mengaduk semen atau fletcherdi atas mixing slab
2. Agate Spatel, Untuk mengaduk bahan tambalan silikat atau komposit
spatula jenis ini yang lebih keras dan agate dianjurkan untuk dipakai untuk mencampur GIC. Spatula bukan metal dipakai untuk mencampur resin komposit; biasanya dibuat untuk sekali pakai dan diberikan bersama-sama dalam kemasan
bahannya.
Mixing slab
Untuk mengaduk fletcher, semen fosfat silikat dan tumpatan sementara
Semen stopper
Untuk memasukkan dan meratakan semen lining (basis) ke dalam kavitas.
Amalgam Stopper
Untuk menekan atau memampat amalgam di dalam kavitas agar padat
Pistol Amalgam
Untuk memasukkan amalgam ke dalam kavitas terutama untuk rahang atas
Amalgam Karver
Untuk mengukir atau membuat tumpatan amalgam yang disesuaikan dengan bentuk anatomi gigi yang ditumpat.
Amalgamator
Untuk mengaduk amalgam yang tersedia dalam bentuk kapsul
Mortar dan Pestle
Untuk mengaduk alloy dan air raksa
Matriks
Dipakai sebagai dinding sementara pada waktu penambalan kavitas kelas dua untuk dua permukaan seperti mesio oklusal, disto oklusal dan untuk tiga permukaan mesio disto oklusal.
peralatan medis plastis
Berfungsi untuk memasukkan, manipulasi dan membentuk bahan tumpatan plastis seperti
Celluloid Strip
Sebagai dinding sementara penambalan sewarna gigi.
4. pemakaian peralatan medis Genggam
Suatu peralatan medis genggam dapat dipakai
dalam salah satu dari tiga cara di bawah ini:
Pegangan jari (finger grip) merupakan modifikasi pegangan telapak tangan. Cara ini manfaatnya terbatas da dipakai jika pegangan telapak tangan tak berhasil memberikan garis akses yang benar.
-Pegangan pensil (pen grip) merupakan cara yang paling banyak dipakai .
Cara ini memungkinkan penekanan ringan atau berat dan sangat baik dalam mengendalikan gerak pada area yang luas. Jari tengah tengah dan jari manis bertindak sebagai pendukung.
- Pegangan telapak tangan (palm grip). Pada cara ini peralatan medis dipegang diantara ibu jari dan telunjuk dan gagang peralatan medis terletak ditelapak tangan dan dicengkeram dengan jari-jari yang lain.
Semprit Tripel
Alat ini harus ada dalam pengerjaan unit gigi. Semprit ini dipakai untuk mencuci debris dan mengeringkan gigi. Beberapa melengkapi semprit ini dengan air pemanas sehingga dapat dihasilkan suhu air dan udara sama dengan suhu tubuh.
namun , hal ini kini ditinggalkan sebab semprit tidak mejadi sumber air yang menjadi tempat berkembang biaknya kuman.
Aspirator
Penting sekali membuang air dari area operasi. Hal ini dapat dicapai dengan penyedot bervolume tinggi, dengan aspirator lebar, kecil atau dengan
penyedot salivayang dilekatkan di selang lentur.
peralatan medis Isolasi area Kerja
Isolasi area kerja merupakan suatu keharusan. Gigi yang dibasahi saliva, lidah yang mengganggu pengelihatan dan ginggiva yang berdarah yaitu sedikit dari masalah masalah yang harus diatasi sebelum kerja yang di teliti dan tepat dapat
dilakukan. Beberapa metode dapat dipakai untuk mengisolasi area kerja :
Evakuasi kecepatan tinggi (HVE)
Saliva ejektor
Gulungan kapas dan Isolator karet
Saliva ejektor dan evakuator keceptan tinggi memiliki perbedaan:
Perbedaan saliva ejektor evakuator kecepatan
tinggi ,Diameter 4mm Diameter 10mm
Untuk menghisap saliva yang tertumpuk didasar mulut Untuk menyerap semua air dan debris dari area kerja Dibiarkan tergantung didasar mulut Dioperasikan oleh asisten dokter gigi
Ujung saliva ejektor yaitu bagian yang paling kritis sebab terus berada didasar mulut, dibawah tekanan negatif yang konstan dan dapat menarik jaringan lunak kedalam orifisnya sehingga menimbulakn lesi yang jelek. Biasakan
memeriksa ejektor untuk memastikan tidak terjadinya penutupan pada ujung ejektor, terutama menghilangkan respon respon sensori didasar mulut pasien saat melakukan anastesi lokal.
Gulungan kapas untuk menyerap saliva yaitu cara yang efektif dalam menghasilkan isolasi jangka pendek, sebab biasanya kapas harus sering
diganti sebab gulungan kapas yang sudah dipenuhi oleh saliva. Keuntungan pemakaian isolator karet ini yaitu :
Melindungi gusi, lidah dan pipi dari trauma iatrogenic (akibat tindakan operasi).
Mempersingkat waktu perawatan yang dilakukan dokter gigi. Proteksi pasien dan operator selama bekerja. Memberikan isolasi gigi yang sempurna dari saliva dan darah.Mencegah tertelannya peralatan medis endodontik yang dipakai .
area kerja kering dan jelas dan mudah didesenfeksi.
kerugiannya yaitu :
Mempersulit foto rontgen. Dapat terjadi trauma pada papilla gingival. Pasien masih merasakan sensitif atau rasa nyeri sesudah pemakaian rubber dam. memerlukan biaya perawatan yang besar dan waktu aplikasi yang lama.
-Rubber dam forceps
Untuk memperluas rubber dam clamp untuk dimasukan kedalam gigi.
-Rubber dam gauze mask, Ditempatkan diantara wajah pasien dengan rubber dam untuk kenyamanan
-Cotton Rolls, untuk mengisolasi gigi dari lingkungan mulut saat rubber dam tidak memungkinkan
-Cotton rolls holder, untuk mengambil cotton rolls
-Absorbent water, untuk mengontrol alir saliva saat berdekatan dengan kelenjar parotis pada vestibulum maxilla.
- Saliva Ejektor, untuk mengurangi volume cairan di dalam oral cavitas.
- High-volume evacuator, unutuk mengosongkan volume cairan dalam jumlah
besar dan debris dari rongga mulut.
- Isolator Karet (Rubber Dam ), Bahan ini harus yang baru. Sesudah dalam 2-3 tahun dalam rak, isolator mudah berubah dan mudah koyak bila tertarik di atas gigi. Keuntungan isolator karet yang tipis yaitu mudah di pasang dan memberikan rasa nyaman pada pasien.sedang keuntungan isolator karet tebal yaitu kemampuannya menarik jaringan lunak dan daya tahannya terhadap goresan bur gigi. - Rubber dam frame
dipakai untuk stabilisasi rubber dam pada saat pemakaian .
- Klem, Penjangkaran karet pada ujung distalnya dilakukan dengan klem
- Rubber dam punch
Membuat lobang dengan ukuran yang tepat pada material rubber dam.
- Pelumas, Isolator karet lebih mudah dipasang bila dipakai pelumas.bila pelumasnya dapat larut dalam minyak dan dapat larut dalam air,akan
berpenetrasi dan dengan cepat memicu karet menjadi rusak.
- Pemegang Isolator Karet, Isolator katet harus di tarik umtuk memperoleh akses yang luas ke rongga mulut.
Pada dasarnya meliputi,
(a).traksi servikal,
dengan strap di sekeliling kepala atau leher atau
(b).rangka fasialn yang
menghasilkan tarikan sirkumferensial di sekeliling mulut itu sendiri.
Percahayaan yang sangat baik bagi preparasi kavitas dapat diperoleh dengan sistem pencahayaan serat optik yang menghasilkam penyinaran di kepala henpis. Jenis lampu ini dapat ditemukan pada airotor maupun henpis kecepatan
rendah. Dapat juga dipakai pencahayaan serat optik yang berdiri sendiri, atau memakai lampu operasi biasa dan sinar serat optiknya disatukan dengan kaca mulut. beberapa bahan restorasi komposit kini dipolimerasikan dengan sinar visibel. Sinarnya ditransmisikan dari suatu sumber melalui perantara yang bisa berupa kabel serat optik maupun gel. Kedua sistem menghasilkan cahaya dengan intensitas tertentu yang dapat merusak retina sehingga jangan langsung menyinari mata pasien, operator atau perawatnya. Dalam keadaan normal dipakai sejenis kaca pelindung mata.
Henpis harus dibersihkan sesudah dipakai dan diminyaki sesuai dengan anjuran pabriknya. peralatan medis juga jangan dipanaskan pada api terbuka sebab kekuatannya akan berkurang dan akan mudah sekali bengkok walau dipakai secara
normal.
Pahat, eskavator, dan skeler secara teratur harus diasah agar ketajaman ujung kerjanya dapat dijaga. Biasanya dilakukan secara manual dengan batu asahan ,Arkansas ini merupakan prosedur yang sulit dan rumit bagi operator yang tidak
berpengalaman. Bevel pahat diletakan mendatar pada batu asahan dengan bilah membentuk sudut 50-60 derajat. Ketajamannya diuji dengan mengerokannya pada kuku jari operator. Eskavator ditajamkan pada permukaan datarnya dengan
beberapa kali gerakan menekan pada batu asahan. Skeler sabit ditajamkan disisi-sisnya agar ketebalannya yang cukup dapat dipertahankan sekaligus mencegah bengkoknya alat pada saat membersihkan kalkulus.
Cara lain dengan memakai disk ampelas (sand paper disk) yang dipasang pada mandril. Cara ini lebih cepat, namun yang belum berpengalaman akan cenderung memotong terlalu banyak dan menimbulkan panas yang berlebihan sehingga akan melunakan ujung pemotong. Bur harus dicelupkan ke dalam larutan klorida benzalkonium dalam pencucian ultrasonik selama 1 menit untuk membuang debris yang melekat. Hal ini akan memeperpanjang daya potongnya terutama bagi bur intan. Bur baja atau tungsten carbide yang sudah tumpul lebih baik jangan dipakai lagi demikian pula bur intan yang sudah bengkok.
Pada artikel ini penulisan disusun dengan
memakai urutan :
-Nama Penyakit
berdasar daftar penyakit terpilih, namun beberapa penyakit vdengan sifat yang hampir sama digolongkan menjadi satu judul penyakit.
-Kode International Classification of Diseases ICD10 Untuk mempermudah pencatatan dan pelaporan dan pengolahan data, di sarana pelayanan kesehatan gigi dan mulut, laboratorium, jenis-jenis penyakit, tanda dan gejala penyakit, pemicu , yang mempengaruhi kesehatan dan kontak dengan pelayanan kesehatan, maka perlu diterapkan standar pengkodean penyakit memakai ICD versi 10. Tujuan pemakaian ICD-10 yaitu :
memperoleh standarisasi dalam klasifikasi
pengkodean penyakit dalam pelayanan kesehatan gigi dan mulut
Sebagai panduan bagi petugas rekam medik coder dalam pengkodean penyakit gigi dan mulut memakai ICD-10.
memperoleh standarisasi dalam klasifikasi
pengkodean penyakit gigi dan mulut dalam rangka
mendukung sistem pencatatan dan pelaporan penyakit dan manajemen data di puskesmas.
- arti
- Patofisiologis
-tanda gejala
- diagnosa Banding
-Klasifikasi Terapi International Classification of Disease ICD 9 CM
-prosedur tindaklanjut
-Pemeriksaan Penunjang
-peralatan medis
-Lama perawatan
-Faktor penyulit
-Prognosis
Kategori prognosis antaralain :
Baik ,Buruk
Untuk penentuan prognosis ditentukan dengan kondisi pasien saat diagnosa di tegakkan.
-Keberhasilan perawatan
-Persetujuan Tindakan Kedokteran
-Faktor sosial yang perlu diperhatikan
-Tingkat pembuktian
a. Grade A
ada bukti ilmiah yang menandakan manfaat pelayanan lebih besar dibandingkan potensi risiko.
Dokter gigi harus mendiskusikan pelayanan yang akan diberikan pada pasien sesuai indikasi
b. Grade B
ada bukti ilmiah yang cukup menandakan manfaat pelayanan lebih besar dibandingkan potensi risiko. Dokter gigi harus mendiskusikan pelayanan yang akan diberikan pada pasien sesuai indikasi
c. Grade C
ada bukti ilmiah yang menandakan ada manfaat dari pelayanan, namun rasio manfaat dan
kerugian terlalu kecil untuk pelayanan itu dijadikan
saran . Dokter gigi tidak perlu memberi pilihan perawatan ini kecuali dengan pertimbangan masing-masing. Grade D
ada bukti ilmiah yang cukup menandakan potensi
risiko lebih besar dibandingkan manfaat pelayanan.
-PERUBAHAN WARNA EKSTERNAL
No. ICD 10 : K03.7 Posteruptive color changes of dental hard tissues
-- arti :
Perubahan warna yang terjadi di permukaan email gigi oleh sebab berbagai faktor dari luar.
-- patofisiologi :
Iritasi kimiawi atau mekanis dari luar memicu
masuknya zat warna, terutama matriks email sebagai email menjadi porus dan terjadilah perubahan warna pada email hingga ke dentin.
-- tanda gejala:
Gigi berubah warna di email dan dentin
-- diagnosa :
- Dentinogenesis imperfecta
- Fluorosis
--penggolongan terapi ICD9CM:
89.31 Dental examination
24.99 Other other dental operation
23.41 Application of crown
-- prosedur tindaklanjut :
- Persiapan pasien:
Pasien harus diberi tahu tentang faktor pemicu , letak pewarnaan, rencana perawatannya dan prognosisnya, sehingga pasien tidak boleh mengharapkan hasil perawatan yang tidak mungkin dicapai.
-- pemeriksaan :
Bleaching, mahkota selubung estetik
-- pemeriksaan penunjang :
Tidak ada
-- peralatan medis :
Home bleaching , Office bleaching dengan plasma dan laser , Kamera Intra Oral, foto ekstra oral, electro pulp tester , Dental unit lengkap , Restorasi Estetik lengkap
-- lama perawatan :
1 kali atau lebih kunjungan
-- faktor penyulit :
Hipersensitivitas dan keterbatasan pasien
-- prognosis : Baik
-- perawatan :
Warna gigi sesuai dengan gigi lain yang normal, namun jika dibandingkan dengan pemutihan secara internal hasilnya kurang memuaskan.
-- tindakan : Lisan
--Faktor sosial yang perlu diperhatikan Tidak ada
-- tingkat : Grade B
- DENTIN HIPERSENSITIVE
No. ICD 10 : K03.80 Sensitive dentin
-- arti :
Peningkatan sensitivitas akibat terbukanya dentin
-- patofisiologi :
Terbukanya tubulus dentin
-- tanda gejala:
Pasien merasa giginya linu jika terkena rangsangan mekanis, thermis dan kimia namun gigi tidak karies.
-- diagnosa :
Atrisi, abrasi, dan erosi.
--penggolongan terapi ICD9CM:
89.31 Dental examination;
23.2 Restoration of tooth by filling
24.99 Other other dental operation
-- prosedur tindaklanjut :
- Promotif dan pencegahan : ;
- pengarahan pasien DHE yang bersifat intervensi pencegahan : ;
- Pemberian fluor topikal/CPPACP untuk meningkatkan remineralisasi/menutup tubuli dentin;
- Apa dilakukan tumpatan gigi memakai
bahan GIC/RK.
-- pemeriksaan :
Tidak diperlukan
-- peralatanmedis :
- Dental unit lengkap,
- Alat diagnosa gigi/pemeriksaan lengkap.
-- lama perawatan : 1 kali kunjungan
-- faktor penyulit :
Bila pasien tidak kooperatif
--prognosis : Baik
--perawatan : Bila gigi sudah tidak peka lagi
-- tindakan : Lisan
-- faktor lain :
Pasien tidak mengalami kecemasan yang berlebihan dan dapat bekerjasama untuk mendukung perawatan dapat di penerapan dengan sempurna.
-- tingkat : Grade B
- HYPEREMIA PULPA GIGI TETAP MUDA
No. ICD 10 : K04.00 Initial hyperaemia
-- arti :
Lesi karies/trauma mengenai email/dentin, dasar kavitas keras/ lunak, pulpa belum terbuka.
-- patofisiologi :
Pulpitis akut/eksaserbasi, periodentitis sebab pulpitis, kronik/non vital.
-- tanda gejala:
Sondase positif, Perkusi negatif, Tekanan negatif. Sakit menetap kurang dari satu menit bila minuman dingin/makan manis/asam, Karies dentin,
-- diagnosa :
-Periodontitis akut/ eksaserbasi , Pulpitis akut/ eksaserbasi
--penggolongan terapi ICD9CM:
23.2 Restoration of tooth by filling
23.70 Root canal NOS
-- prosedur tindaklanjut :
- Pembuatan foto rontgen dental; Pembuangan jaringan karies; Preparasi sesuai materi tumpatan;
Cuci dan keringkan kavitas, isolasi;
penerapan pasta kalsium hidroksida;
- Letakkan tumpatan tetap;
- Cek oklusi;
- Polis;
- pengendalian setiap 3 bulan.
-- pemeriksaan :
Xray gigi periapikal
-- peralatanmedis :
- Dental unit lengkap,
- Alat diagnostik standar,
- Alat dan bahan tumpat Komposit/ GIC
-- lama perawatan :
2-3 kali kunjungan
-- faktor penyulit :
Pada anak tidak kooperatif, rujuk ke SpKGA
--prognosis :
Baik
--perawatan :
Keluhan hilang
-- tindakan :
Lisan
-- faktor lain :
Kesadaran akan kesehatan gigi dan mulut
-- tingkat :
Grade B
-IRITASI PULPA GIGI TETAP MUDA
No. ICD 10 : K04.0 Acute pulpitis
-- arti :
Lesi karies/ akibat trauma yang mengenai email gigi tetap muda akar belum sempurna
-- patofisiologi :
Hiperemia pulpa bila terjadi infasi bakteri/rangsang kimia/termis.
-- tanda gejala:
- Karies email/dentin, Sondase negatif, Perkusi negatif, Tekanan negatif.Kadang-kadang sakit bila minum dingin/ makan manis/ asam,
-- diagnosa :
Pulpitis irreversibel
--penggolongan terapi ICD9CM:
23.2 restoration of tooth by filling
23.70 root canal NOS
-- prosedur tindaklanjut :
Bersihkan area kerja; Preparasi seminimal mungkin; Cuci dan keringkan, lalu isolasi;
Beri varnish/ basis bagian dentin terbuka;
Tumpat dengan Komposit Resin / GIC sesuai kaidah kerja; Lakukan penutupan pit dan fisur di sekitarnya; Cek oklusi; Polis; Cek sesudah 1 minggu, 3-6 bulan.
-- pemeriksaan : Xray gigi periapikal .
-- peralatanmedis :
Dental unit lengkap, Alat diagnostik standar, Alat dan bahan tumpat Komposit/ GIC.
-- lama perawatan :
1-2 kali kunjungan
-- faktor penyulit :
Pada anak tidak kooperatif, rujuk ke SpKGA
--prognosis : Baik
--perawatan : Keluhan hilang
-- tindakan : Lisan
-- faktor lain : Pasien tidak mengalami kecemasan saat menerima perawatan.
-- tingkat : Grade B
-PULPITIS IREVERSIBEL
No. ICD 10 : K04.0 Irreversibel pulpitis
-- arti :
kondisi inflamasi pulpa yang menetap, dan simtomatik atau asimptomatik yang dipicu oleh suatu jejas, dimana pulpa tidak dapat menanggulangi inflamasi yang terjadi sehingga
pulpa tidak dapat kembali ke kondisi sehat.
-- patofisiologi :
Inflamasi pulpa akibat proses karies yang lama/jejas. Jejas itu dapat berupa kuman bedan produknya yaitu toksin yang dapat mengganggu sistem mikrosirkulasi pulpa sehingga odem, syaraf tertekan dan akhirnya menimbulkan rasa nyeri yang hebat.
-- tanda gejala:
- pasien kadang-kadang tidak dapat menandakan gigi yang sakit dengan tepat.
- Kavitas dalam yang mencapai pulpa atau karies dibawah tumpatan lama, dilakukan anamnesis menandakan pernah mengalami rasa sakit yang spontan, klinis terlihat kavitas profunda, dan tes vitalitas menandakan rasa sakit yang menetap cukup lama.
- Nyeri tajam, berlangsung cepat dan menetap, dapat hilang dan timbul kembali secara spontan tanpa rangsangan, dan secara terus menerus. Nyeri tajam, yang berlangsung terus menerus menjalar kebelakang telinga.
- Nyeri dapat timbul akibat perubahan
temperatur/rasa, terutama dingin, manis dan asam dengan ciri khas rasa sakit menetap lama.
-- diagnosa :
Pulpitis awal/reversibel, bedanya pada pulpitis reversibel muncul jika ada rangsangan bukan spontan dan tidak bersifat menetap.
--penggolongan terapi ICD9CM:
24.99other dental operation other;
23.70 root canal, not otherwise specified;
87.12 Other dental x-ray root canal x-ray;
23.2 Restoration of tooth by filling/ 23.3 Restoration of tooth
by inlay/ 23.41 Application of crown.
-- prosedur tindaklanjut :
Pada dewasa muda dengan pulpitis ringan dilakukan Pulpotomi. Pada gigi dewasa dengan perawatan saluran akar pulpektomi dan diteruskan restorasi yang sesuai. Pada pelayanan kesehatan tingkat pertama masalah seperti ini dimasukkan dalam tindakan endodontik darurat untuk mengurangi rasa sakit sebab tekanan dengan cara pulpektomi pada gigi berakar tunggal dan pulpotomi untuk gigi berakar ganda, perlu segera dilakukan anestesi
lokal dan ekstirpasi jaringan pulpa. Perawatan endodontik disesuaikan dengan kondisi gigi, yaitu gigi apeks terbuka dan gigi apeks tertutup.
1. Pulpototomi
Anastesi, isolasi rubberdam, desinfeksi gigi, preparasi kavitas, pembukaan atap pulpa, pulpotomi dengan eksavator tajam, penghentian pendarahan, penerapan Ca OH2, sementasi dengan penerapan pasta dan tumpatan tetap.
Pulpektomi dan perawatan saluran akar: Anastesi, pengukuran panjang kerja, preparasi
kavitas, pembukaan atap pulpa, pengambilan
pulpa di kamar pulpa dengan ekskavator tajam,
pendarahan ditekan dengan kapas steril, ekstirpasi pulpa, pembentukan saluran akar dengan jarum endodontik yang sesuai, irigasi NaOCL, pengeringan saluran akar dengan paper point, pengobatan saluran akar. Pada kunjungan
berikutnya pengisian saluran akar dengan guttap
point dan sealer bergantung kondisi
Tumpatan tetap dengan onlay, crown, atau resin
komposit bergantung sisa / kondisi jaringan
keras gigi
-- pemeriksaan :
Xray gigi periapikal
-- peralatanmedis :
- Dental unit lengkap, - Alat diagnosa lengkap,
- Alat dan bahan untuk perawatan endodontik lengkap cairan irigasi, desinfektan, jarum endodontik, paper point, kapas steril, guttap point, root canal sealer, tumpatan sementara dan tumpatan tetap
-- lama perawatan :
2 - 4 kali kunjungan bergantung derajat kesukaran
-- faktor penyulit :
- Pasien tidak kooperatif dan disiplin dalam kunjungan untuk memperoleh perawatan.
- Selain masalah pada gigi akar tunggal, dan gigi akar ganda yang lurus dengan sudut pandang kerja pada orifice tidak terhalang yaitu, bila saluran akar gigi terlalu bengkok, atau sempit/buntu, letak gigi terlalu distal dan apeks
lebar dokter gigi harus merujuk ke spesialis konservasi gigi.
--prognosis :
Bergantung daya tahan jaringan, pemulihan pertama 3 bulan. Evaluasi perlu dilakukan secara periodik.
--perawatan :
- Nyeri hilang segera sesudah perawatan.
- Kesembuhan Pulpotomi jaringan pulpa yang berkontak langsung dengan mengalami nekrosis superfisial, dibawahnya akan terbentuk jembatan dentin dan terjadi apekso-genesis
- Kesembuhan Pulpektomi: Klinis tidak ada keluhan dan pada pemeriksaan radiografik tidak ada kelainan periapeks
-- tindakan : Lisan
-- faktor lain :
Kepatuhan pasien yang tinggi. Tinggi atau rendahnya kepedulian pasien terhadap kondisi dan kondisi giginya. Kerjasama dan sifat kooperatif pasien diperlihatkan saat kunjungan sesudah devitalisasi pulpa, agar memperoleh hasil perawatan yang sempurna.
-- tingkat :Grade B
-PULPITIS REVERSIBEL/PULPITIS AWAL/PULPA PADA GIGI SULUNG ATAU GIGI PERMANEN, PASIEN DEWASA MUDA
No. ICD 10 : K04.0 Reversible pulpitis
-- arti :
Inflamasi pulpa ringan dan jika pemicu nya dihilangkan, inflamasi akan pulih kembali dan pulpa akan kembali sehat.
-- patofisiologi :
Ditimbulkan oleh stimulasi ringan seperti karies erosi servikal, atrisi oklusal, prosedur operatif, karetase periodontium yang
dalam, fraktur mahkota oleh sebab trauma.
-- tanda gejala:
Asimptomatik, jika ada rasa nyeri biasanya oleh sebab adanya rangsangan tidak spontan, rasa nyeri tidak terus menerus. Nyeri akan hilang jika rangsangan dihilangkan contoh taktil, panas/dingin, asam/manis, rangsangan dingin lebih
nyeri dari pada panas.
-- diagnosa :
Pulpitis irreversibel kronis, pulpitis akut
--penggolongan terapi ICD9CM:
23.2 restoration of tooth by filling
23.70 root canal NOS
-- prosedur tindaklanjut :
Prosedur pada masalah pulp proteksi:
Bersihkan karies dengan hati-hati, pada titik terdalam memakai excavator yang tajam ujung
membulat ukuran 0,1 mm; Bersihkan kavitas dari jaringan infeksius sampai benar-benar bersih ditandai dengan tidak adanya material yang masih dapat terbawa oleh excavator yang tajam itu; Lakukan penerapan bahan proteksi pulpa pada titik terdalam jangan terlalu lebar/luas agar tidak
mengganggu tumpatan tetap diatasnya;
disarankan memakai bahan RMGI resin modified
glass ionomer jika tumpatan diatasnya
memakai resin komposit; jika memakai tumpatan tuang, maka dapat dipilih bahan dari GIC tipe 1.
Prosedur pada masalah pulp caping:
Bersihkan karies dengan hati-hati, pada titik terdalam memakai excavator yang tajam ujung membulat ukuran 0,1mm; Bersihkan kavitas dari jaringan infeksius sampai benar-benar bersih ditandai dengan tidak adanya material yang masih dapat terbawa oleh excavator yang tajam itu; Lakukan penerapan pasta Ca OH2 untuk masalah hiperemi pulpa atau pulpitis reversibel pada titik terdalam yang mendekati pulpa, lalu ditutup diatasnya dengan tumpatan dari GIC sebagai basis; Lakukan penerapan bahan pulp proteksi pada titik terdalam jangan terlalu lebar/luas agar tidak mengganggu tumpatan tetap diatasnya; Beri tumpatan sementara diatas basis dari GIC, pasien diminta untuk dapat berkunjung lagi sesudah 2 sampai 5 minggu;
Pada kunjungan kedua, lakukan tes vitalitas pada gigi itu, perhatikan apakah ada perubahan saat gigi menerima rangsangan;
jika masih ada rasa sakit yang jelas, cek
kondisi basis apakah ada kebocoran tepi, jika
ditemukan maka lakukan prosedur penerapan Ca OH2 dengan ditutup dengan basis dari GIC lagi;
jika sudah tidak ada keluhan, maka dapat
dilakukan tumpatan tetap dengan resin komposit atau tumpatan tuang.
-- pemeriksaan :
Foto X-ray gigi periapikal
-- peralatanmedis :
- Dental unit lengkap,
- alat diagnosa,
- alat konservasi,
- bahan untuk perawatan Pulpitis reversibel/awal yang mendekati pulpitis ireverbel/pulpitis sedang.
-- lama perawatan :
1 – 2 kali kunjungan, kurang lebih 1 – 4 minggu.
-- faktor penyulit :
Pada penentuan diagnosa yang meragukan.Pulpitis reversibel/awal yang mendekati pulpitis ireverbel/pulpitis sedang.
--prognosis : Baik bagi gigi dewasa muda
--perawatan :
Gigi sehat, tidak ada keluhan spontan dan tidak peka terhadap perubahan suhu.
-- tindakan : Lisan
-- faktor lain :
Pasien dengan kepatuhan kunjungan yang baik
-- tingkat :Grade B
-NEKROSIS PULPA
No. ICD 10 : K.04.1 Necrosis of pulp
-- arti :
Kematian pulpa, dapat sebagian atau seluruhnya yang dipicu oleh adanya jejas bakteri, trauma dan iritasi kimiawi.
-- patofisiologi :
Adanya jejas memicu kematian pulpa dengan atau
tanpa kehancuran jaringan pulpa.
-- tanda gejala:
- Pada nekrosis liquefaksi / gangren pulpa, jaringan pulpa lisis dan berbau busuk.
- Perlu dilakukan pemeriksaan klinis vitalitas gigi dan foto Ro jika diperlukan.
- Kadang dijumpai tidak ada simptom sakit.
- Tanda klinis yang sering ditemui yaitu jaringan pulpa mati, perubahan warna gigi, transluensi gigi berkurang, pada nekrosis sebagian bereaksi terhadap rangsangan panas.
- Nekrosis koagulasi juga sering disebut nekrosis steril, ditandai oleh jaringan pulpa yang mengeras dan tidak berbau.
- Pada nekrosis total kondisi jaringan periapeks normal / sedikit meradang sehingga pada tekanan atau perkusi kadang-kadang peka.
-- diagnosa :
- Degenerasi pulpa
- Pulpitis Ireversibel Akut
--penggolongan terapi ICD9CM:
Untuk gigi yang dipertahankan:
24.99 other dental operation other
23.70 root canal, not otherwise specified
23.2 Restoration of tooth by filling
23.41 Application of crown atau
Untuk gigi yang di indikasikan cabut
23.09 extraction of other tooth
23.11 removal of residual root
-- prosedur tindaklanjut :
Perlu diperkirakan kondisi kerusakan dan jaringan
pendukung yang masih ada. Pada dasarnya perlu penilaian prognosis yang baik untuk perawatan mempertahankan gigi.
Gigi dilakukan perawatan dan dipertahankan.
- jika jaringan gigi yang tersisa masih cukup kuat
untuk tumpatan nekrosis pulpa dapat ditangani
dengan perawatan saluran akar, dijelaskan pada
pasien Prosedur Tindakan Kedokteran pulpitis
ireversibel,
- Perawatan saluran akar dapat dilakukan pada masalah gigi dengan akar tunggal, dan gigi akar ganda yang lurus dengan sudut pandang kerja pada orifice tidak terhalang,
- Selain masalah itu, dokter gigi harus merujuk ke
spesialis konservasi gigi
Gigi di indikasikan untuk dilakukan pencabutan
- jika pendukung gigi sudah tidak ada dan gigi
dianggap sudah tidak layak untuk dipertahankan dari segi biaya, waktu atau kesanggupan pasien, maka tindakan pencabutan menjadi pilihan akhir .
- Prosedur tindakan cabut tanpa penyulit:
Pemeriksaan Vitalitas
Pemberian Antiseptik pada area Pencabutan dan
anestesi Anastesi local/mandibular sesuai kebutuhan Pencabutan Periksa kelengkapan gigi dan periksa soket Kompresi soket gigi
Instruksi sesudah ekstraksi
Bila perlu pemberian obat sesuai indikasi:
- Antibiotika - Analgetika - Ruborantia
-- pemeriksaan :
Foto X-ray gigi periapikal
-- peralatanmedis :
1 Untuk perawatan mempertahankan gigi:
Dental unit lengkap, Alat diagnosa lengkap, kapas steril, guttap point, root canal sealer, tumpatan sementara dan tumpatan tetap alat dan bahan untuk perawatan endodontik lengkap cairan irigasi, desinfektan, paper point,
Untuk tindakan pencabutan :
bahan antiseptik , desinfektan, kapas steril.
Dental unit lengkap, Tensi meter, Standar alat diagnostik, Set peralatan eksodontia,
-- lama perawatan :
Untuk perawatan mempertahankan gigi :
1 minggu sampai 6 bulan sesudah perawatan bergantung masalah Evaluasi sesudah 6 bulan, 1 tahun hingga 2 tahun Untuk tindakan pencabutan:
satu kali kunjungan dengan masa pemulihan sesudah bedah bila tidak ada penyulit 3-7 hari
-- faktor penyulit :
Untuk tindakan pencabutan:
- Pendarahan, Infeksi, perforasi sinus, fraktur gigi/akar gigi/ rahang, laserasi jaringan lunak sekitar gigi, alveolagia, luksasi Temporo Mandibular Joint TMJ
Untuk perawatan mempertahankan gigi :
- Pasien tidak kooperatif dan disiplin dalam kunjungan untuk memperoleh perawatan.
- Selain masalah pada gigi akar tunggal, dan gigi akar ganda yang lurus dengan sudut pandang kerja pada orifice tidak terhalang, dokter gigi harus merujuk ke spesialis konservasi gigi
--prognosis :
untuk perawatan mempertahankan gigi, prognosis : baik bila tidak ada keluhan selama dua tahun dan foto radiologi tidak ada kelainan periapeks.
untuk tindakan pencabutan, prognosis : baik
--perawatan :
Untuk perawatan mempertahankan gigi: Secara klinis tidak ada gejala rasa sakit. Gambaran radiografik periapeks normal. Bila sebelum perawatan ada kelainan periapeks maka kelainan itu mengecil atau menetap. Jika apeks terbuka, sesudah perawatan akan menutup oleh
jaringan keras dengan berbagai tipe penutupan
Untuk tindakan pencabutan: Penutupan socket secara sempurna
-- tindakan :
Untuk perawatan mempertahankan gigi :Lisan
Untuk tindakan pencabutan: tertulis
-- faktor lain :
Untuk perawatan mempertahankan gigi: Kepatuhan pasien yang tinggi. Tinggi atau rendahnya kepedulian pasien terhadap kondisi dan kondisi giginya. Kerjasama dan sifat
kooperatif pasien diperlihatkan saat kunjungan
sesudah devitalisasi pulpa, agar memperoleh hasil perawatan yang sempurna. Untuk tindakan pencabutan: Pasien dengan kecemasan tinggi dan trauma terhadap tindakan pencabutan gigi perlu perhatian khusus.
-- tingkat :Grade B
-busuk PERIAPIKAL
No. ICD 10 : K.04.7
-- arti :
Lesi likuefaksi bersifat akut/kronis yang menyebar atau terlokalisir di dalam tulang alveolar
-- patofisiologi :
Merupakan lanjutan proses nekrosis pulpa yang dapat menimbulkan rasa sakit sebab tekanan busuk itu
-- tanda gejala:
- jika busuk periapeks akut terjadi rasa sakit pada
palpasi dan perkusi dan diikuti pembengkakan di area akar gigi.
- jika busuk periapeks kronis tidak ada gejala klinis biasanya ada fistula intra oral.
-- diagnosa :
Kista dan granuloma
--penggolongan terapi ICD9CM:
24.99 other dental operation other
24.00 incision of gum or alveolar bone
-- prosedur tindaklanjut :
- Bila terjadi busuk selain dilakukan pembukaan kamar pulpa untuk drainase dan saluran akar juga dilakukan insisi. Selain itu dilakukan juga over instrument tidak lebih dari 1 mm dari apeks gigi dengan alat preparasi saluran akar no.25;
- Pembukaan kamar pulpa, pembersihan saluran akar, irigasi, pemberian obat, sterilisasi dan ditumpat sementara;
- Bila apeks lebar, preparasi saluran akar irigasi, kering diisi dengan Ca OH2 hingga 1 mm sebelum apeks lalu tumpat sementara untuk pemakaian Ca OH2 di evaluasi 1 minggu, 3 bulan, 6 bulan lalu jika apeks sudah menutup diteruskan perawatan saluran akar lalu diisi dengan guttap point;
- jika endo konvensional tidak berhasil dirujuk;
- Pemberian obat kumur, obat analgetik, antipiretik dan antibiotika;
- Antibiotik yang diberikan antara lain yaitu doksisiklin 100 1x1 no. VII, Amoxicillin 500 XV 3x1 tab; Ciprofloxacin 500 XV 2x1 tab; Metronidazole 500 XV 3x1 tab.
-- pemeriksaan :
Foto X-ray gigi periapikal
-- peralatanmedis :
- Dental unit lengkap,
- Alat diagnostik lengkap
- Alat dan bahan perawatan dan endo bedah/ Kovensional lengkap
- Set peralatan bedah minor gigi
- bahan antiseptik dan desinfektan
- kapas – kasa steril.
-- lama perawatan :
3-4 kali kunjungan
-- faktor penyulit :
- kondisi sistemik tubuh yang lemah.
- Selain masalah pada gigi akar tunggal, dan gigi akar ganda yang lurus dengan sudut pandang kerja pada orifice tidak terhalang, untuk tindakan endodontik, dokter gigi harus merujuk ke spesialis konservasi gigi.
--prognosis : Baik
--perawatan :
Klinis tidak ada keluhan, gambaran radiografik periapeks normal
-- tindakan :
Lisan
-- faktor lain :
Kepatuhan pasien dalam kunjungan perawatan
-- tingkat : Grade B
-GINGIVITIS AKIBAT PLAK MIKROBIAL
No. ICD 10 : K. 05. 00 Acute gingivitis, plaque induced
-- arti :
Gingivitis peradangan gingiva akibat plak yaitu inflamasi gingiva tanpa ditambah kehilangan pelekatan.
-- patofisiologi :
Invasi toksin bakteri pada gingiva
-- tanda gejala:
Gingivitis ditambah tanda-tanda klinis kemerahan dan pembesaran edema jaringan gingiva, berdarah bila disentuh, perubahan bentuk dan konsistensi, ada kalkulus dan atau plak mikrobial, tanpa bukti radiografis adanya kerusakan puncak tulang alveolar, yang ditambah keluhan rasa gatal pada gusi di sela–sela gigi.
-- diagnosa : Tidak ada
--penggolongan terapi ICD9CM:
89.31 dental examination
96.54 dental scaling and polishing, dental debridement, prophylaxis, plaque removal
-- prosedur tindaklanjut :
pengarahan kesehatan mulut dan instruksi pengendalian plak mikrobial di rumah.
Pada masalah tertentu dilakukan koreksi secara bedah pada bentuk/ kontur gingiva, agar pasien dapat menjaga kebersihan mulut, sesuai kontur dan bentuk gingiva sehat.
Koreksi faktor–faktor yang memudahkan retensi plak mikrobial antaralain : koreksi mahkota yang over contour, margin yang overhang mengemper atau ruang embrasur yang sempit, kontak terbuka, gigi tiruan sebagian cekat/ Gigi Tiruan Sebagian GTS lepasan yang kurang pas, gigi karies dan gigi malposisi.
Sesudah tahap terapi aktif itu di atas, dilakukan
evaluasi untuk menentukan perawatan lalu ,
yaitu terapi pemeliharaan periodontal.
Pembersihan permukaan gigi dari plak dan kalkulus supra dan subgingiva.
Pemberian obat anti mikroba dan obat antiplak, dan pemakaian alat kebersihan mulut guna meningkatkan kemampuan pasien untuk membersihkan gigi geliginya.
-- pemeriksaan :
Laboratorium mikroskopis, serologis, hematologis,
mikrobiologis .
-- peralatanmedis :
Bahan cetak untuk model kerja bila perlu buat splint , Alat untuk gingivektomi, gingivoplasti dan operasi flap penanda dasar poket, pisau bedah Bard Parker no. 11, 12 dan 15, pisau gingivektomi, gunting benang dan gunting jaringan, jarum jahit atraumatik, rasparatorium, bone file, pinset bedah, pinset anatomis, needle holder ,Dental unit lengkap, Alat pemeriksaan standar, Periodontal probe ,Alat poles rubber cup, brush, pumice, kapur poles, bor, stone, untuk koreksi restorasi mengemper ,Alat dan bahan anestesi lokal Xylocain ointment/ Spray, Pehacain / xylocain solution, Spuit disposable dan jarum ukuran 12 x 306 mm, Spuit disposable dan jarum ukuran 15 x 306 mm, citojet + jarum ,Alat dan bahan scaling sub gingiva, penghalusan akar dan kuretase pack periodontal, kuret Gracey’s no. 1 sampai 14 ,Alat skaler makro dan mikro tips ,Larutan irigasi sub gingiva Aquadest, larutan saline steril, povidon iodine 10%, obat kumur Chlorhexidine CHX, povidon iodine, larutan garam hangat dan H2O2 3% , Alkohol 70% , Bahan desensitisasi gigi Stannous Fluoride SnF ,
-- lama perawatan : 3-4 kali kunjungan
-- faktor penyulit :
Pasien tidak kooperatif, ditambah penyakit/ kondisi sistemik dan pasien merokok.
--prognosis :
Baik, jika tidak terjadi kerusakan tulang alveolar, faktor etiologi dapat dihilangkan, bila pasien kooperatif, tidak ditambah penyakit/ kondisi sistemik dan pasien tidak merokok.
--perawatan :
- Bila hasil terapi tidak memuaskan/tidak memperbaiki kondisi periodontal, maka akan tampak antara lain berlanjutnya tanda-tanda klinis penyakit yaitu: perdarahan saat probing, kemerahan dan pembesaran, kondisi dapat diikuti kerusakan/cacat gingiva cleft gingiva, crater/ceruk gingiva, yang ditambah kerusakan lalu sehingga berkembang menjadi periodontitis
dengan kehilangan pelekatan.
- Perawatan berhasil memuaskan bila terjadi penurunan tanda-tanda klinis inflamasi gingiva secara nyata, pelekatan klinis stabil, pengurangan skor plak sesuai dengan plak yang ada pada gingiva sehat. Hilangnya keluhan rasa gatal pada gusi di sela – sela gigi, rasa kemeng/rasa tidak nyaman, rasa nyeri saat mengunyah atau menggigit, dan gigi goyang atau gusi bengkak.
-- tindakan :
Untuk melakukan perawatan yang menimbulkan luka pada jaringan keras maupun jaringan lunak, harus ada persetujuan tertulis.
-- faktor lain :
Adanya faktor-faktor risiko sistemik dapat mempengaruhi terapi dan hasil perawatan gingivitis sebab plak mikrobial.
Faktor risiko sistemik yaitu predisposisi genetik, penyakit sistemik dan kondisi sistemik imuno supresi, stres, nutrisi, kehamilan, infeksi HIda, pengaruh obat-obatan. penyakit diabetes, merokok, bakteri periodontal tertentu, penuaan, gender,
-- tingkat :Grade B
-busuk PERIODONTAL
No. ICD 10 : K.05.21 Aggressive periodontitis, localized/ periodontal abcess.
-- arti : busuk periodontal dapat diasosiasikan dengan patologis endopulpa. Infeksi purulen lokal pada jaringan yang berbatasan/ berdekatan dengan poket periodontal yang dapat memicu kerusakan ligamen periodontal dan tulang alveolar. -- patofisiologi :
busuk periodontal merupakan suatu busuk yang terjadi pada gingiva atau pocket periodontal. Hal ini terjadi akibat adanya faktor iritasi, seperti plak, kalkulus, infeksi bakteri, impaksi makanan atau trauma jaringan.
-- tanda gejala:
Gingiva bengkak, licin, mengkilap dan nyeri, dengan area yang menimbulkan rasa nyeri bila dipegang. Kerusakan pelekatan terjadi secara cepat. busuk gingiva, pembesaran lunak berwarna kemerahan eritematous pada jaringan gingiva gigi M1 dan M2 atas. Tampak cairan eksudat purulen dan atau kedalaman probing meningkat. Gigi peka terhadap perkusi dan kadang-kadang goyang.
-- diagnosa :
Kista dan granuloma
--penggolongan terapi ICD9CM:
24.00 incision of gum or alveolar bone
96.54 dental debridement
-- prosedur tindaklanjut :
Pada beberapa kondisi, ekstraksi gigi perlu dilakukan. Evaluasi periodontal menyeluruh harus dilakukan sesudah resolusi dari kondisi akut.
Drainase dengan membersihkan poket periodontal, Menyingkirkan plak, kalkulus, dan bahan iritan lainnya dan atau menginsisi busuk .
Irigasi poket periodontal, pengaturan oklusal yang terbatas, dan pemberian anti mikroba dan pengelolaan kenyamanan pasien. Tindakan bedah untuk akses dari proses pembersihan akar gigi perlu dipikirkan.
Pemberian obat kumur, obat analgetik, antipiretik dan antibiotika. Drug of choice pilihan Antibiotik yang diberikan antara lain yaitu
- Ciprofloxacin 2 x 500 mg waktu paruh 12 jam
- Metronidazole 2 x 500 mg waktu paruh 8 jam
- doksisiklin 1 x 100 mg waktu paruh 24 jam
- Amoxicillin 3 x 500 mg waktu paruh 8 jam
- Obat kumur maksimal 2 kali sehari
-- pemeriksaan :
Foto X-ray gigi periapikal
-- peralatanmedis :
Dental unit lengkap, unit gigi lengkap, alat diagnostik lengkap, alat dan bahan perawatan periodontal, set peralatan bedah minor gigi,
bahan antiseptik dan desinfektan, kapas/kasa steril.
-- lama perawatan :
1-2 kali kunjungan tergantung indikasi perawatan
-- faktor penyulit :
Faktor sistemik dan kondisi tubuh pasien yang lemah
--prognosis :
Baik, bila faktor etiologi dapat dikendalikan, tidak ditambah kondisi/ penyakit sistemik atau dapat dikendalikan bila ada dan pasien tidak merokok.
--perawatan :
Faktor yang berperan terhadap tidak terjadinya resolusi mencakup kegagalan dalam menyingkirkan pemicu dari iritasi, debridemen yang tidak selesai, diagnosa yang tidak akurat, atau adanya penyakit sistemik. Pada pasien dengan kondisi gingiva tidak dapat
disembuhkan, harus diberikan pengobatan dan terapi tambahan. Resolusi dari tanda dan gejala penyakit. Resolusi dari tahap akut akan berdampak pada kembalinya sebagian pelekatan yang pernah hilang. area kondisi akut tidak dapat ditangani ditanda dengan busuk yang mengalami rekurensi dan atau berlanjutnya kehilangan pelekatan jaringan periodontal.
-- tindakan :
Untuk melakukan perawatan yang menimbulkan luka pada jaringan keras maupun jaringan lunak harus ada persetujuan tertulis dari pasien untuk menerima prosedur perawatan.
-- faktor lain :
Kepatuhan dan kesadaran pasien dalam menjalankan pengobatan
-- tingkat : Grade B
- PERIODONTITIS KRONIS DENGAN KEHILANGAN JARINGAN PERIODONTAL RINGAN – SEDANG No. ICD 10 : K. 05. 3 Chronic periodontitis
-- arti :
Periodontitis kronis yaitu inflamasi gingiva yang meluas ke pelekatan jaringan di sekitarnya. Penyakit ini ditandai dengan kehilangan pelekatan klinis akibat destruksi ligamen periodontal dan kehilangan tulang pendukung di sekitarnya.
-- patofisiologi :
Invasi toksin bakteri pada jaringan pendukung gigi yang kronis
-- tanda gejala:
Kerusakan ringan ditandai dengan kedalaman probing periodontal sampai dengan 4 mm dengan kehilangan pelekatan sampai dengan 2 mm.
Kerusakan sedang ditandai dengan kedalaman probing periodontal sampai dengan 6 mm dengan kehilangan pelekatan sampai dengan 4 mm.
Gambaran radiografis menandakan adanya kehilangan tulang alveolar, sehingga terjadi peningkatan kegoyangan gigi.
Periodontitis kronis dengan kehilangan jaringan
periodontal ringan – sedang dapat bersifat lokal yang melibatkan kehilangan pelekatan dari satu gigi atau bersifat general yang melibatkan kehilangan pelekatan beberapa atau seluruh gigi. Seseorang bisa saja mengalami dua kondisi secara bersamaan yaitu area yang sehat dan periodontitis ringan–sedang.,
- Edema, eritema, perdarahan gingiva saat probing dan surpurasi, dan keluhan rasa gatal pada gusi di sela–sela gigi, rasa kemeng/ rasa tidak nyaman, rasa nyeri saat mengunyah atau menggigit, dan gigi goyang atau gusi bengkak.
- Pada gigi molar, bila ada keterlibatan furkasi biasanya kehilangan pelekatan klinis yang terjadi termasuk kelas I.
-- diagnosa :
Periapikal busuk
--penggolongan terapi ICD9CM:
89.31 dental examination
96.54 dental scaling and polishing, dental debridement,
plaque removal
-- prosedur tindaklanjut :
Terapi Inisial
Perlu dilakukan eliminasi atau pengendalian faktor risiko yang mempengaruhi periodontitis kronis. Perlu dipikirkan untuk berkonsultasi dengan dokter yang merawat pasien. Instruksi dan evaluasi pengendalian plak pasien. Odontoplasti , Pergerakan gigi minor , Perbaikan kontak terbuka yang memicu impaksi makanan ,Perawatan trauma oklusi , Skeling supra dan sub gingiva dan pembersihan akar
gigi untuk membersihkan plak mikrobial dan kalkulus. . Agen anti mikroba dapat diberikan sebagai tambahan. Faktor lokal yang memicu periodontitis kronis harus dieliminasi, yaitu rujuk ke spesialis jika diindikasi , Membongkar/ memperbaiki bentuk restorasi yang
mengemper dan mahkota yang over kontur
Koreksi piranti prostetik yang menimbulkan rasa
sakit , Restorasi lesi karies, terutama karies servikal dan interproksimal
-Perawatan faktor risiko yang masih ada, contoh nya pengendalian terhadap kebiasaan merokok dan pengendalian diabetes.
7. Evaluasi hasil terapi inisial dilakukan sesudah interval waktu tertentu yang disesuaikan terhadap adanya pengurangan inflamasi dan perbaikan jaringan. Reevaluasi periodontal dinilai berdasar temuan klinis yang relevan dengan kondisi pasien. Temuan klinis ini dapat dibandingkan dengan dokumentasi awal pada rekam medik, dan dipakai untuk menilai hasil terapi inisial sebagai pertimbangan perawatan lalu .
- sebab alasan kondisi sistemik, perawatan untuk
mengendalikan penyakit dapat ditunda berdasar
keinginan pasien atau pertimbangan dokter gigi.
-. Jika hasil terapi inisial menandakan keberhasilan perawatan pada jaringan periodontal, lalu dijadwalkan terapi pemeliharaan.
- Jika hasil terapi inisial tidak berpengaruh pada kondisi periodontal, lalu dijadwalkan terapi perawatan bedah untuk memperoleh kesembuhan periodontal yang diharapkan dan untuk mengkoreksi cacat anatomik.
Terapi Pemeliharaan
- Pada terapi pemeliharaan periodontal dilakukan evaluasi terhadap hasil pemeriksaan sebelumnya, riwayat penyakit medik dan dental dan pengkajian ulang terhadap keputusan yang sudah diambil sebelumnya.
- Pasien dapat dikembalikan ke terapi periodontal aktif lagi bila terjadi kekambuhan,
-- pemeriksaan :
- Foto X-ray gigi panoramik
- Pemeriksaan darah
-- peralatanmedis :
- Alat pemeriksaan standar ,- Set alat periodontal ,- Dental unit lengkap,
-- lama perawatan : 1-2 bulan
-- faktor penyulit :
- Pasien tidak kooperatif
- Faktor risiko sistemik diabetes, merokok, bakteri
periodontal tertentu, penuaan, gender, predisposisi
genetik, penyakit sistemik dan kondisi sistemik imuno supresi , stres, nutrisi, kehamilan, infeksi HIV dan pengaruh obat-obatan mempengaruhi perawatan dan hasil perawatan yang akan dilakukan.
--prognosis :
bila kondisi tulang alveolar kurang memadai, beberapa gigi goyang, terjadi kelainan furkasi derajat satu, namun kemungkinan dapat dipertahankan bila pasien kooperatif, tidak ditambah kondisi/ penyakit sistemik dan pasien tidak merokok. Buruk, bila kehilangan tulang berat, gigi goyang, kelainan furkasi sampai dengan derajat dua, kooperasi pasien meragukan, kondisi sistemik sulit dikendalikan dan pasien perokok berat. Baik, sebab kondisi tulang alveolar masih memadai, faktor etiologi dapat dihilangkan, bila pasien kooperatif, tidak ditambah penyakit/ kondisi sistemik dan pasien tidak merokok.
--perawatan :
Tanda–tanda bahwa penyakit periodontal yang belum sembuh yaitu inflamasi jaringan gingiva, kedalaman poket tidak berkurang atau justru bertambah, pelekatan klinis tidak stabil, dan jumlah skor plak yang tidak sesuai dengan kondisi gingiva sehat skor > 1,2 – 3 , Hasil akhir terapi periodontal pada pasien periodontitis kronis dengan kehilangan jaringan periodontal ringan–sedang yaitu pengurangan secara signifikan tanda–tanda klinis inflamasi gingiva, pengurangan kedalaman poket, pelekatan klinis meningkat secara signifikan atau
setidaknya kembali normal, dan skor plak yang sesuai dengan kondisi gingiva sehat skor 0,1 – 1,1 , hilangnya keluhan rasa gatal pada gusi di sela – sela gigi, rasa kemeng/ rasa tidak nyaman, rasa nyeri saat mengunyah atau menggigit, dan gigi goyang atau gusi bengkak.
-- tindakan :
Untuk melakukan perawatan yang menimbulkan luka pada jaringan keras maupun jaringan lunak harus ada persetujuan tertulis dari pasien
-- faktor lain :
Faktor yang perlu dipikirkan yaitu kesehatan sistemik, usia, obat-obatan yang dikonsumsi dan kemampuan pasien mengendalikan plak. Faktor lainnya yaitu kemampuan dokter gigi untuk membersihkan deposit sub gingiva, pembuatan restorasi dan protesa periodontal, dan perawatan gigi dengan periodontitis kronis tahap lanjut. Penilaian klinis yaitu bagian integral pada proses
penetapan keputusan perawatan. Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan untuk memberi terapi yang kuat dan hasil perawatan yang diharapkan.
-- tingkat :Grade C
-MALOKLUSI KELAS I
Anomali letak gigi
Jarak gigi berlebih
Deviasi garis tengah
Oklusi lingual gigi posterior
Gigitan bersilang depan/belakang
Tumpang gigi berlebih
No. ICD 10 : K07.20 Disto-occlusion
K07.21 Mesio-occlusion
K07.22 Excessive overjet horizontal overbite
K07.23 Excessive overjet horizontal overbite
K07.25 Openbite
K07.26 Crossbite anterior, posterior
K07.27 Posterior lingual occlusion of mandibular
teeth
-- arti :
Kelainan posisi gigi kelainan dentoalveolar
-- patofisiologi : Tidak ada
-- tanda gejala:
Kelainan dipicu sebab penyimpangan posisi. Terjadi kondisi gigi berjejal, rotasi gigi, gigi rentang, tumpang gigi besar, gigitan silang, gigi tertukar tempat. Dapat terjadi pada semua periode gigi
-- diagnosa : banding Tidak ada
--penggolongan terapi ICD9CM:
87.11 full mouth x-ray of teeth
87.12 orthodontic cephalogram
24.7 Application of orthodontic appliance
-- prosedur tindaklanjut :
Tanpa ekstraksi gigi dengan alat ortodontik
-- pemeriksaan :
Foto ekstra oral dan intra oral , Foto radiologi sefalogram dan panoramik ,Model gigi
-- peralatanmedis :
Alat perawatan ortodontik ,Alat dan bahan ortodonti lepasan ,Dental unit lengkap,
-- lama perawatan :
Bergantung pada derajat keparahan penyimpangan posisi gigi, lebih kurang 2 tahun, diikuti pemakaian retainer.
-- faktor penyulit :
Pasien tidak kooperatif
--prognosis :
Baik bila pasien kooperatif dan disiplin dalam menjalankan perawatan
--perawatan :
Interdigitasi baik, jaringan pendukung sehat, kedudukan gigi stabil, estetika gigi dan wajah baik, fungsi optimal. Over jet , over bite normal
-- tindakan : Tertulis
-- faktor lain :
Kepatuhan untuk menjalankan perawatan dan kepatuhan melakukan kunjungan rutin berdasar keinginan dan kesadaran yang baik
-- tingkat :Grade B
- ANOMALI LETAK GIGI sebab KEHILANGAN PREMATUR GIGI SULUNG
No. ICD 10 : K07.38 Anomali letak gigi
-- arti :
Kehilangan gigi sulung prematur, dengan benih gigi permanen masih dalam tulang
--Patofiologi :Tidak ada
-- tanda gejala:
Benih gigi permanen masih didalam tulang, dengan gigi susu yang sudah tanggal. Mungkin masih tersedia ruang yang cukup untuk gigi permanen, mungkin tidak tersedia cukup
ruangan sebab sudah terjadi pergeseran gigi.
-- diagnosa banding Tidak ada
--penggolongan terapi ICD9CM:
89.31 dental examination
24.7 Application of orthodontic appliance
87.12 Other dental x-ray
-- prosedur tindaklanjut :
Bila sudah terjadi pergeseran gigi gunakan space regainer. Bila belum memicu anomali, gunakan space maintainer lepasan/cekal.
-- pemeriksaan :
Foto radiologi regional
-- peralatanmedis :
Alat pembuatan model ,Alat standar pemrosesan akrilik resin ,Bahan-bahan alat space maintainer atau space regainer ,Alat perawatan ortodontik
-- lama perawatan :
3 - 6 bulan, sampai gigi permanen mulai erupsi.
-- faktor penyulit :
Masih tertutup/tidaknya gigi permanen oleh tulang untuk menentukan perlu tidaknya space maintainer.
--prognosis : Baik
--perawatan : Gigi permanen mencapai garis oklusi dengan posisi baik
-- tindakan : Tertulis
-- faktor lain :
Rasa takut atau kecemasan pasien rendah, kepatuhan dan kesadaran baik
-- tingkat :Grade B
-KELAINAN FUNGSI DENTOFASIAL
No. ICD 10 : K07.5 Dentofacial functional abnormalities K07.51 Malocclusion due to abnormal swallowing
K07.54 Malocclusion due to mouth breathing
K07.55 Malocclusion due to tongue, lip or
finger habits
-- arti :
Maloklusi dipicu sebab kebiasaan buruk, antara lain kelainan penelanan, pernafasan mulut, mengisap jari, menggigit-gigit kuku, pinsil, dsb.
-- patofisiologi : Tidak ada
-- tanda gejala:
Adanya gigi protrusi, palatum dalam, gigi malposisi gigitan terbuka. Diketahui dengan pemeriksaan gangguan pengunyahan pengucapan, cara pernafasan, dan kelainan
oklusi.
-- diagnosa : banding Tidak ada
--penggolongan terapi ICD9CM:
89.31 examination
87.11 full mouth x-ray of teeth
87.12 orthodontic cephalogram
24.7 Application of orthodontic appliance
-- prosedur tindaklanjut :
Kebiasaan buruk lidah, bibir, jari tangan diatasi dengan memakai tongue crib, lip bumper lepasan/cekat, alat pada jari. Kebiasaan bernafas melalui mulut diatas dengan pelatihan nafas , dibuatkan alat-alat sesuai kebutuhan, memakai alat khusus. Kelainan penelanan diatasi dengan perlatihan menelan secara fisiologis. Dilakukan dengan meletakkan karet/Alastik diujung lidah, lalu tekan ringan kearah palatum setiap kali menelan.
-- pemeriksaan :
Foto rontgen sefalometri dan panoramik
Model gigi dan rahang , Foto ekstra oral dan intra oral ,
-- peralatanmedis :
- Dental unit lengkap,
- Alat perawatan ortodontik
- Alat dan bahan pembuatan model gigi dan rahang
-- lama perawatan :
Minimal 6 enam bulan
-- faktor penyulit :
- Pasien sering tidak menyadari kebiasaan buruk
--prognosis :
Bila periode gigi permanen sudah erupsi, lebih sulit, dan sudah terjadi maloklusi, mungkin terjadi maloklusi yang lebih parah. Baik, bila di atasi pada gigi sulung, dapat mencegah terjadinya maloklusi.
--perawatan :
Fungsi kembali normal
-- tindakan : Tertulis
-- faktor lain :
Tingkat kepatuhan pasien dan keinginan untuk memperbaiki kondisi bentuk gigi terlihat baik
-- tingkat :Grade B
- KELAINAN FUNGSI SISTEM STOMATOGNATIK AKIBAT KEHILANGAN SEMUA GIGI ASLI, namun TULANG ALVEOLAR MASIH BAIK
No. ICD 10 : K08.1 Complete loss of teeth
-- arti :
Gangguan fungsi sistem stomatognatik sebab hilangnya seluruh gigi namun tulang alveolar masih baik
-- patofisiologi : Tidak ada
-- tanda gejala:
Gangguan fonetik wicara estetis fungsi pengunyahan
-- diagnosa : Banding Tidak ada
--penggolongan terapi ICD9CM:
99.97 fitting of dental appliance [denture]
-- prosedur tindaklanjut :
Anamnesis, Pemeriksaan intra oral dan ekstra oral , Pencetakan awal dan pembuatan model studi/diagnostik , Penentuan rencana perawatan
Perawatan pre-prostetik , Pembuatan sendok cetak masing-masingal, pencetakan fisiologis
dan pembuatan model kerja ,Penentuan hubungan rahang , Pemasangan model hubungan rahang di artikulator ,Penentuan warna dan ukuran gigi sesuai masing-masing ,Penyusunan model gigi masing-masing , Pencobaan model gigi tiruan malam/wax , Penyelesaian model gigi tiruan diteruskan dengan prosesing laboratorium teknik gigi ,Pencobaan fitting dan penyesuaian gigi tiruan dalam mulut , Insersi akhir gigi tiruan , Instruksi dan informasi pemeliharaan gigi tiruan
Pemeriksaan sesudah pemasangan, penanggulangan permasalahan sesudah pemasangan
-- pemeriksaan :
Radiologi foto dental dan atau foto panoramik
-- peralatanmedis :
- Lilin model - Resin akrilik berpolimerisasi panas - Gigi tiruan 1 set lengkap warna sesuai keperluan masalah - Pressure Indicator Paste - Bahan dan alat poles akrilik - Kertas artikulasi 2 warna ,- Bahan cetak irreversible hydrocolloid - Bahan cetak berdasar karet atau silikon - Bahan model gips tipe I dan II - Dental unit lengkap, - Alat diagnostik standar - Alat dan bahan ekstraksi - Set Sendok cetak untuk rahang tidak bergigi - Occlusal guide plane - Artikulator - Alat laboratorium prostodontia -- lama perawatan :
6-8 kali kunjungan
-- faktor penyulit : Xerostomia
--prognosis : Baik
--perawatan : Tidak ada rasa sakit dan nyaman dipakai ,Tidak merusak jaringan penyangga , Memenuhi fungsi gigi tiruan ,Pemulihan pengunyahan, bicara dan estetis
-- tindakan : Lisan
-- faktor lain : Pasien dengan gangguan kesehatan sistemik, pasien dengan
sikap mental exacting mind, indifferent mind, tidak
kooperatif, hiper-peka, pasien yang mudah risih, selalu mengeluh, tidak mudah menerima perubahan dan tidak komunikatif
-- tingkat : Grade A
-AKAR GIGI TERTINGGAL
No. ICD 10 : K08.3 Retained dental root
-- arti :
Sisa/ bagian akar yang ada / masih ada di dalam rongga mulut
-- patofisiologi :
Akar gigi tertinggal saat pencabutan ,Gigi kehilangan mahkota, tinggal akar
-- tanda gejala:
Gingivitis positif/ negative , Tampak sisa/ bagian akar dalam rongga mulut ,
-- diagnosa : Tidak ada
--penggolongan terapi ICD9CM:
23.11 surgical removal of residual root
-- prosedur tindaklanjut :
- Pemeriksaan vitalitas - Anestesi lokal, lalu infiltrasi - Sterilisasi area kerja - Ekstraksi - Observasi selama 3 bulan
-- pemeriksaan :
Foto X-ray gigi periapikal
-- peralatanmedis :
Alat dan bahan anestesi - Alat pencabutan
- Dental unit lengkap, - Alat diagnostik standar -
-- lama perawatan : 1 kali kunjungan
-- faktor penyulit :
Sesudah observasi, bila tampak gejala maloklusi menetap, lanjukan dengan perawatan interseptif ortodontik
--prognosis : Baik
--perawatan : vBila akar/ sisa tidak ada lagi di rongga mulut
-- tindakan :
Tertulis dari orang tua untuk pasien anak
-- faktor lain : Kecemasan pasien
-- tingkat :Grade B
-KELAINAN FUNGSI SYSTEM STOMATOGNATIK AKIBAT KEHILANGAN SATU ATAU BEBERAPA GIGI ASLI No. ICD 10 : K08.4 Partial loss of teeth
-- arti :
Gangguan fungsi sistem stomatognatik sebab hilangnya satu atau beberapa gigi akibat ekstraksi, kecelakaan, penyakit periodontal, dan akibat lain.
-- patofisiologi : Tidak ada
-- tanda gejala:
Gangguan fungsi pengunyahan , fonetik ,bicara estetis ,
-- diagnosa : Tidak ada
--penggolongan terapi ICD9CM:
99.97 fitting of dental appliance [denture]
-- prosedur tindaklanjut :
Anamnesis ,Pemeriksaan intra oral dan ekstra oral ,Pencetakan awal dan pembuatan model studi/diagnostik , Penentuan dimensi vertikal tentatif pada masalah aklusi ada, namun tidak stabil , Penentuan rencana perawatan , Pembuatan desain gigi tiruan , Perawatan pre-prostetik , Pencetakan akhir dan pembuatan model kerja , Pencobaan kerangka logam ,Penentuan hubungan antar rahang , Penentuan warna dan ukuran gigi sesuai masing-masing , Pemasangan model hubungan rahang di artikulator,Penyusunan model gigi masing-masing , Pencobaan gigi tiruan malam/wax ,Penyelesaian model gigi tiruan diteruskan dengan prosesing laboratorium teknik gigi , Penyelesaian gigi tiruan akrilik
Pemasangan gigi tiruan akrilik , Pemeriksaan sesudah pemasangan dan penyesuaian , Penanggulangan permasalahan sesudah pemasangan
-- pemeriksaan :
Radiologi foto dental dan atau foto panoramik
-- peralatanmedis :
- Lilin model ,- Akrilik resin berpolimerisasi panas ,
- Bahan dan alat poles akrilik ,- Kertas artikulasi ,
- Pressure Indicator Paste ,- Dental unit lengkap,
- Alat diagnostik standar - Skaler, alat dan bahan tambal, alat dan bahan ekstraksi - Set Sendok cetak untuk rahang bergigi dan tidak bergigi
- Artikulator - Alat laboratorium prostodontia
- Bahan cetak dan gips ,
-- lama perawatan : 4 kali kunjungan
-- faktor penyulit :Kelainan yang ditambah gangguan sendi temporo mandibula
--prognosis : Baik
--perawatan : Memenuhi fungsi gigi tiruan estetis dan mastikasi, tidak ada rasa sakit dan nyaman dipakai
-- tindakan : Lisan
-- faktor lain :
Pasien dengan sikap mental exacting mind, indifferent mind, tidak kooperatif, pasien yang hiper-peka, pasien yang mudah risih, selalu mengeluh, tidak mudah menerima perubahan dan tidak komunikatif .
-- tingkat :Grade A
-STOMATITIS AFTOSA REKUREN SAR
No. ICD 10 : K12.00 Recurrent aphthous ulcer
-- arti :
Kelainan yang disifatan dengan ulser rekuren yang
terbatas pada mukosa mulut pada pasien tanpa tanda – tanda penyakit lainnya. Terjadi pada 20% populasi.
-- patofisiologi :
ketidaknormalan pada cascade sitokin mukosa memicu respom imun yang dimediasi sel secara belebihan dan memicu ulserasi terlokalisasi pada mukosa. berkaitan dengan HLas tertentu yang berkaitan dengan penglepasan gen yang mengontrol sitokin proinflamasi Interleuken IL-1B dan IL-6 , Etiologi belum diketahui ,Faktor predisposisi dapat berupa: genetik, defisiensi/kekurangan hematinik, ketidaknormalan imunologi, faktor lokal seperti trauma dan berhenti merokok, menstruasi, infeksi pernafasan atas, alergi makanan, anxietas, dan stres psikologi
-- tanda gejala:
Ulser Minor : Diameter 0.3 – 1.0 cm ; sembuh dalam 10 – 14 hari ; sangat sakit ; dapat mengganggu makan dan bicara ; sembuh tanpa jaringan parut , Ulser Herpetiformis : Diameter 0.1-0.2 cm; melibatkan permukaan mukosa yang luas ,- Ulser yang didahului gejala prodromal berupa rasa terbakar setempat pada 2 – 48 jam sebelum muncul ulser - Pada periode inisial, terbentuk area eritem. Dalam hitungan jam terbentuk papula putih, berulserasi, dan secara bertahap membesar dalam 48 – 72 jam
- Ulser bulat, simetris dan dangkal , Ulser Mayor : Diameter lebih dari 1.0 cm ; sembuh dalam beberapa minggu – bulan, sangat sakit ;
mengganggu makan dan bicara ; meninggalkan
jaringan parut , - Lokasi tersering : mukosa non keratin terutama mukosa bukal dan labial
- Rekuren - Lokasi berpindah–pindah namun terbatas pada mukosa mulut
-- diagnosa :
- Penyakit granulomatosa contoh nya sarcoidosis dan penyakit Crohn - Kelainan darah - Infeksi HIV / AIDS - Ulkus Traumatik - Viral stomatitis - Pemphigus - Pemphigoid - Lupus Eritematosus - Penyakit dermatologi - Karsinoma sel squamosa
--penggolongan terapi ICD9CM:
89.31 Dental Examination
24.99 Other other dental operation
-- prosedur tindaklanjut :
- Hilangkan faktor predisposisi
- Simptomatik: topikal steroid, anastetik topikal, antiseptik kumur,
- penunjang: multivitamin, imunomodulator
-- pemeriksaan :
- Pemeriksaan hematologi terutama serum iron, folat, vitamin B12 dan feritin, pemeriksaan penyaring dengan pemeriksaan darah perifer lengkap
- biopsi diindikasikan hanya untuk membedakan dengan ulser granulomatosa atau memphigus da memphigoid
-- peralatanmedis :
- Dental unit lengkap,
- Alat diagnostik standar,
- Bur untuk menghilangkan permukaan tajam
- bahan antiseptik dan desinfektan,
- masalah ringan – sedang: Emolient pelindung seperti orabase, anastetik topical, Topikal steroid dengan potensiasi tinggi
- masalah berat : Sistemik steroid
-- lama perawatan :
- masalah ringan – sedang : 10 – 14 hari
- masalah berat : beberapa minggu – beberapa bulan
-- faktor penyulit :
Lesi yang sangat sakit mengganggu intake sehingga memerlukan hospitalisasi
--prognosis :
Baik
--perawatan :
- Frekuensi dan durasi kejadian ulser berkurang
- Rasa sakit teratasi sehingga intake terjamin
-- tindakan :
Wajib, minimal lisan dan dicatat dalam rekam medik
-- faktor lain : Pola diet pasien
-- tingkat : Grade B
-ULKUS TRAUMATIK
No. ICD 10 : K12.04 Traumatic ulcer
-- arti :
- Lesi ulkus pada mukosa/jaringan lunak mulut yang terjadi sebab trauma mekanis akibat obyek yang tajam dan keras contoh nya, kawat ortodonti, basis gigi tiruan, sisa akar gigi, atau tergigit saat mengunyah, tertusuk sikat gigi atau duri ikan/tulang ayam dan lain-lain. Dapat akut dan kronis
-- patofisiologi :
- Bila iritan berlangsung lama dan menetap maka reaksi radang akan berlangsung lama dan menjadi ulkus kronis.
- Sesudah terjadi trauma, pada mukosa yang terkena akan timbul rasa tidak nyaman dalam periode 24-48 jam, diikuti dengan terbentuknya ulserasi.
- Kontak/benturan dengan obyek keras pada
mukosa/jaringan lunak mulut memicu cedera dan
lalu terjadi reaksi radang akut, ada kerusakan
pada epitel mukosa dan terbentuk ulkus.
-- tanda gejala:
Tidak didahului oleh demam, dan tidak ada pembesaran kelenjar limfe regional. ada riwayat munculnya lesi sebab kontak/benturan dengan obyek keras pada mukosa Ulserasi dangkal berbentuk sesuai pemicu trauma, permukaan tertutup eksudat putih kekuningan, dikelilingi halo erythematous, tingkat nyeri bervariasi.
-- diagnosa :
Karsinoma Sel Skuamosa, Stomatitis Aftosa Rekuren
--penggolongan terapi ICD9CM:
89.31 Dental Examination
24.99 Other other dental operation
-- prosedur tindaklanjut :
- Simtomatik: antiseptik kumur atau anestetik topikal kumur Klorheksidin glukonat 0.2 %, suspensi tetrasiklin 2%, Benzocain borax gliserin dapat ditambah emolien untuk menutup ulkus orabase
- penunjang : multivitamin, diet lunak untuk anak
- Kausatif: Menghilangkan pemicu trauma pencabutan sisa akar, penghalusan permukaan gigi/tumpatan tajam, melapisi bracket dengan wax, hilangkan kebiasaan buruk ,
-- pemeriksaan :
Jika dalam waktu 10 hingga 15 hari sesudah pemicu dihilangkan, lesi tidak mengalami perbaikan, dipikirkan untuk biopsi.
-- peralatanmedis :
- Kassa steril ,- Larutan antiseptik klorheksidin glukonat 0.2 % - Dental unit lengkap, - Alat diagnostik standar, - Bahan antiseptik dan desinfektan ,
-- lama perawatan :
Satu kali kunjungan dengan masa pemulihan bila pemicu trauma sudah dieliminasi, sembuh dalam waktu 3-7 hari. Untuk ulkus trauma yang sudah kronis perlu waktu lebih lama, 2-3 minggu.
-- faktor penyulit :
- Bila ada penyakit sistemik atau pernah memakai obat yang tidak tepat contoh nya policresulen ,Kebiasaan buruk yang menetap ,
--prognosis : Baik
--perawatan : Lesi mengalami penyembuhan, keluhan subyektif berkurang,
-- tindakan :
Wajib, minimal lisan dan dicatat dalam rekam medik ,
-- faktor lain :
Kesadaran dan pengetahuan pasien akan kebersihan gigi dan mulut
-- tingkat : Grade B ,
- ACUTE NECROTIZING ULCERATIVE GINGIVITIS ANUG No. ICD 10 : A69.10Necrotizing ulcerative acute gingivitis
-- arti
infeksi oral endogen dengan sifat nekrosis
gingiva.
-- Patofisiologi
Beberapa mikroorganisme yang biasanya ditemukan pada jaringan periodontal, pada host dengan kondisi kompromis imun dapat memicu mikroorganisme ini berubah menjadi patogen. Produk endotoksin dan aktivasi sistem imun
dapat memicu kerusakan jaringan gingiva dan
sekitarnya. Faktor predisposisi: merokok, stress, kebersihan mulut yang buruk. malnutrisi berat, penurunan imunitas terutama AIDS,
-- tanda gejala
1. Ekstra oral:
limfadenopati,pembesaran kelenjar limfe,
2. Intra oral:
mudah berdarah spontan. hipersalivasi dan mulut terasa logam ,ulserasi nekrotik seperti kawah pada interdental papila dan marginal gingiva, sakit,
--diagnosa
- Gingivitis Marginalis Kronis
- Primary Herpetic Gingivostomatitis
--Klasifikasi Terapi ICD 9 CM
- 24.99 other dental operation other;
- 96.54 Dental scaling, polishing and debridement
- 89.31 Dental Examination;
--prosedur tindaklanjut
- Kausatif: antibiotik golongan penisilin dan atau
metronidazole, Antiseptik: ditambahkan klorheksidin glukonat 0.2 %.
- Simtomatik: analgetik, antipiretik
- penunjang : hidrasi, diet lunak tinggi kalori-protein, istirahat,
- Melakukan ‘debridement’: menghilangkan jaringan nekrotik dan mikroba pemicu memakai larutan H2O2 1.5-3%.
multivitamin.
- Jika kondisi akut sudah mereda dapat dilakukan skeling dan root planning.
--Pemeriksaan Penunjang
dapat dilakukan pemeriksaan cairan sulkus
gingiva, dengan pewarnaan gentian violet, akan tampak bakteri spirochaeta/bacillus pemicu infeksi.
-- peralatan medis
- Dental unit lengkap, - alat diagnostik standar,
- spuit untuk spooling, - kassa steril,
- antiseptik larutan H2O2 3 %, klorheksidin glukkonat 0.2%, - antibiotik Amoxycillin 500 mg, Metronidazole 500 mg.
--Lama perawatan 10-15 hari.
-- Faktor penyulit
kondisi munokompromis berat seperti Human
Immunodeficieny Virus HIV dan keganasan darah. --Prognosis
Baik, jika segera dilakukan pengendalian infeksi dan penunjang.
--Keberhasilan perawatan
keluhan subyektif tidak ada,Hilangnya peradangan, ulserasi, dan jaringan nekrotik,
-- Persetujuan tindakan kedokteran
Wajib, minimal lisan dan dicatat dalam rekam medik.
--Faktor sosial yang perlu diperhatikan
Tidak Ada
-- Tingkat pembuktian Grade B
- ANGULAR CHEILITIS, PERLECHE
No. ICD 10 : K13.01 Angular cheilitis
-- arti :
Retakan atau belahan Fisura yang terletak pada bibir di area sudut mulut, seringkali dikelilingi oleh area kemerahan.
-- patofisiologi :
- pemicu :
Adanya satu atau berbagai faktor etiologi, memicu maserasi pada area sudut mulut dan mengawali terjadinya kehilangan integritas epitel dan menjadikannya lingkungan yang ideal untuk infeksi oportunistik, seperti jamur dan atau bakteri
defisiensi/kekurangan B2, defisiensi/kekurangan Zat Besi, Kehilangan Dimensi Vertikal, kondisi Atopi, Trauma, Usia tua, Diabetes Mellitus, Medikasi yang memicu kulit kering dan atau Xerostomia ,.
-- tanda gejala:
ada retakan atau belahan pada bibir di area sudut
mulut dapat dikelilingi oleh area kemerahan atau ditambah depigmentasi.
-- diagnosa : Herpes labialis
--penggolongan terapi ICD9CM:
89.31 Dental Examination
24.99 Other other dental operation
-- prosedur tindaklanjut : pengarahan ,
- Hilangkan faktor etiologi/predisposisi: Perbaikan gigi tiruan, perawatan mulut kering, koreksi defisiensi/kekurangan nutrisi
- Medikasi: Krim pelembab bibir seperti vaselin atau petrolatum ,
- penunjang: multivitamin ,
-- pemeriksaan :
Swab dari lesi untuk pemeriksaan mikologi langsung dan biakan bila ada kecurigaan infeksi candida
-- peralatanmedis :
- Vaselin atau petrolatum - Antiseptik kumur klorheksidin glukonat 0.2% - Dental unit lengkap - Alat diagnostik standar - bahan antiseptik dan desinfektan,
-- lama perawatan : 7 – 14 hari
-- faktor penyulit :
Bila faktor etiologi tidak teratasi dan terjadi infeksi sekunder, lesi sulit teratasi
--prognosis : Baik
--perawatan : Fisure sembuh, integritas epitel kembali normal ,
-- tindakan :
Wajib, minimal lisan dan dicatat dalam rekam medik
-- faktor lain :
Kesadaran dan prioritas pasien akan penyakit yang di deritanya
-- tingkat : Grade B
- ERITEMA MULTIFORMIS
No. ICD 10 : L51.0 Erythema multiforme
-- arti :
- Suatu penyakit peradangan akut pada kulit dan membran mukosa yang memicu lesi dengan bentuk bervariasi multiformis, dengan lesi oral khas berupa vesikel dan bula yang mudah pecah dan berdarah, merupakan self limiting disease
-- patofisiologi :
- Penyakit yang diperantarai sistem imun yang dapat diawali baik oleh deposisi kompleks imun pada pembuluh darah mikro di kulit dan mukosa, ataupun oleh imunitas seluler
- Faktor predisposisi: reaktivasi HSV dan alergi obat
-- tanda gejala:
- biasanya terjadi pada anak-anak dan dewasa muda
- Intra oral: bula berdasar merah, yang mudah pecah membentuk ulser ireguler, dalam, dan mudah berdarah. - Lesi khas: lesi target atau iris pada kulit berupa area pucat yang dikelilingi oleh edema dan pita eritematous.
Erythema multiforme: "Target lesions" on the hands
-- diagnosa :
- Lesi bibir: Herpes Labialis
- Lesi intra oral: Mucous Membran Pemphigoid
--penggolongan terapi ICD9CM:
89.31 Dental Examination
24.99 Other other dental operation
-- prosedur tindaklanjut :
- Kausatif: kortikosteroid topikal
- Simtomatik: Antiseptik kumur untuk mencegah infeksi sekunder, anestetik topical
- Rujuk kepada dokter yang penunjang
-- pemeriksaan :
biasanyatidak diperlukan, diagnosa dilakukan
berdasar penampilan klinis dan riwayat penyakit yang akut.
-- peralatanmedis :
- Alat diagnostik standar, - Kassa steril ,
- Antiseptik kumur, anastetik topical ,
- Dental unit lengkap, - Unit gigi lengkap,
-- faktor penyulit :Tidak Ada
-- prognosis : Baik
-- perawatan :
Lesi sembuh, keluhan subyektif hilang
-- tindakan lanjutan :
Wajib, minimal lisan dan dicatat dalam rekam medik
-- faktor lain:
Kesadaran dan prioritas pasien akan penyakit yang di deritanya
-- tingkat : Grade B
-NYERI OROFASIAL
No. ICD 10 : R51 Facial pain no otherwise specified
-- arti :
Nyeri area orofasial yaitu nyeri yang dipicu oleh
penyakit inflamasi yang berasal dari pulpa atau struktur penyangga gigi.
-- patofisiologi :
munculnya rasa nyeri dipicu rangsangan atau lepasnya mediator radang yang merangsang nociceptor ujung saraf aferen nervus trigeminus, dalam hal ini serat C yang tidak bermyelin
dan A-delta bermyelin.
- tanda gejala:
Nyeri yang tajam timbul dari gigi atau dari nondental. Nyeri timbul akibat perubahan oleh inflamasi, inflamasi pulpa dan jaringan periradikuler. Dilakukan anamnesa, klinis, visual dan vitalitas.
-- diagnosa :
Nyeri psikogenik dan kronis, nyeri dari tempat lain seperti nyeri dari otot pengunyah, nyeri orofasial atipikal
--penggolongan terapi ICD9CM:
89.31 Dental examination
24.9 other dental operation
-- prosedur tindaklanjut :
- Jika pulpitis ireversibel: pulpektomi.
- Jika tidak ditemukan kelainan pada gigi maka dilakukan rujukan ke dokter spesialis.
- Anamnesa pada pasien tentang keluhan nyeri gigi untuk memperoleh diagnosa yang tepat sehingga dapat menentukan rencana terapi yang benar.
- Jika pulpitis reversible: menghilangkan pemicu nya dan dilakukan restorasi.
-- pemeriksaan : Foto X-ray panoramik
-- peralatanmedis :
- alat diagnostik standar, - alat dan bahan perawatan endo-restorasi lengkap,- Dental unit lengkap,
-- lama perawatan : 2-3 kali kunjungan
-- faktor penyulit :
Jika tidak ditemukan kelainan pada gigi maka dilakukan rujukan ke SpBM.
--prognosis :
Baik bila pada kelainan pada gigi geligi, namun bila sumber nyeri tidak diketahui maka prognosis menjadi buruk
--perawatan :
Nyeri hilang sesudah tindakan endodontik dan konsul ke dokter spesialis syaraf jika rasa nyeri tidak diketahui sumbernya
-- tindakan : Lisan
-- faktor lain :
Komunikasi pasien untuk memberitahukan penerimaan ambang rasa sakit yang tidak dipengaruhi kecemasan.
--tingkat : Grade B
-FRAKTUR MAHKOTA GIGI YANG TIDAK MERUSAK PULPA No. ICD 10 : S02.51 Fracture of enamel of tooth only S02.51 Fracture of crown of tooth without pulpal involvement
-- arti :
Tidak ada gejala atau rasa sakit pulpa belum terbuka Gigi fraktur mahkota yang tidak merusak pulpa.
-- patofisiologi :
Klasifikasi menurut Ellis Finn
- Kelas I : Fraktur yang hanya mengenai email atau hanya melibatkan sedikit dentin
- Kelas II : Fraktur mengenai dentin namun pulpa belum terbuka
-- tanda gejala:
Sakit dan pendarahan pada pemeriksaan Sondase, tekanan, perkusi , Kadang-kadang sakit
-- diagnosa : Tidak ada
--penggolongan terapi ICD9CM:
23.2 Restoration of tooth by filling;
23.49 other dental restoration
23.3 Restoration of tooth by inlay
23.42Application of crown
-- prosedur tindaklanjut :
Bersihkan kalkulus dan stain pada sub dan supra gingiva , Hilangkan jaringan karies dan email yang tidak didukung dentin ,Lihat prosedur karies email/dentin , Fraktur email/ dentin pada gigi sulung diberi: basis kalsium hidroksida
-- pemeriksaan :
Foto X-ray gigi periapikal
-- peralatanmedis :
Bor untuk preparasi, Bahan tumpat tergantung letak dan macam giginya resin komposit, GIC, inlay/onlay,Dental unit lengkap, Alat pemeriksaan standar,
-- lama perawatan :
1-2 kali kunjungan tergantung keparahan
-- faktor penyulit :
Hipersalivasi, Pasien dengan kebiasaan bruxism, relasi oklusi deep bite,Pasien tidak kooperatif ,
Jaringan pendukung gigi terkoyak dan sudah terjadi intrusi dari elemen gigi akibat benturan ,
--prognosis :
Baik , pengendalian periodik 3-6 bulan ,
--perawatan :
Gigi utuh kembali dan baik ,
-- tindakan : Lisan
-- faktor lain :
Pasien tidak mengalami kecemasan yang berlebihan dan dapat bekerjasama untuk mendukung perawatan dapat di penerapan dengan sempurna,
-- tingkat :Grade B
- RECURRENT HERPES LABIALIS
No. ICD 10 : B00.11 Herpes simplex labialis
-- arti
Penyakit infeksi rekuren pada bibir akibat reaktivasi Herpes Simplex Virus HSV
-- Patofisiologi
Rekurensi terjadi saat HSV bereaktivasi pada lokasi laten dan berjalan sentripetal ke mukosa atau kulit yang bersifat sitopatik terhadap sel epitel, menimbulkan infeksi HSV rekuren dalam bentuk ulser terlokalisir, dan vesikel ,
-- tanda gejala
Rasa nyeri terjadi pada 2 hari pertama munculnya gejala,Gejala prodromal berupa rasa gatal, peka, terbakar pada area bibir atau perbatasan bibir dan kulit, diikuti munculnya makula, vesikel berkelompok, pecah membentuk ulser yang
ditutupi krusta kekuningan dan diakhiri penyembuhan lesi.
--diagnosa
Eritema multiforme ringan
-- Klasifikasi Terapi ICD 9 CM
89.31 Dental Examination
24.99 Other other dental operation
-- prosedur tindaklanjut
- penunjang : imunomodulator, roborantia.
- Hilangkan faktor predisposisi untuk mencegah munculnya rekurensi lesi.
- penyakit yang dapat sembuh sendiri jika daya tahan tubuh membaik Self limiting disease
- Terapi kausatif: valacyclovir/famciclovir 500-1000 mg untuk episode yang sering, lesi besar atau pemicu EM.
--Pemeriksaan Penunjang
Tidak diperlukan, tampilan klinis dan riwayat menjadi sifat khas.
-- peralatan medis
- multivitamin,
- imunomodulator,
- acyclovir tablet 200 mg,
- acyclovir cream 5 %.
- Unit gigi lengkap,
- alat diagnostik standar,
- bahan antiseptik dan desinfektan,
--Lama perawatan 10-15 hari.
--Faktor penyulit kondisi imunosupresi berat.
--Prognosis Baik
--Keberhasilan perawatan
Rasa sakit dan lesi hilang.
-- Persetujuan tindakan kedokteran
Wajib, minimal lisan dan dicatat dalam rekam medik.
-- Faktor sosial yang perlu diperhatikan
Tidak Ada
--Tingkat pembuktian Grade B
-PRIMARY HERPETIC GINGIVOSTOMATITIS
No ICD 10 : B.00.2 Herpesviral gingivostomatitis and pharyngotonsilitis
-- arti
Penyakit mulut berupa vesikel atau ulserasi multipel pada gusi dan mukosa mulut akibat infeksi primer dari virus Herpes Simpleks tipe 1 atau 2 HSV-1 atau HSV-2
-- Patofisiologi
Faktor predisposisi berwujud
- defisiensi/kekurangan nutrisi,
- memilikipenyakit sistemik tertentu imunokompromis
- Penurunan imunitas,
- terjadinya epidemi pada pergantian musim,
Infeksi primer terjadi pada kontak awal dengan virus melalui inokulasi mukosa, kulit , mata , sekresi tubuh yang terinfeksi. Virus lalu bereplikasi di dalam sel-sel epitel mukosa mulut dan atau kulit dan memicu terjadinya vesikel. Sesudah proses penyembuhan, virus akan berjalan sepanjang akson saraf menuju ganglion syaraf, dan menimbulkan infeksi laten.jika ada faktor predisposisi maka akan terjadi reaktivasi virus.
-- tanda gejala
- Gejala prodromal 1-3 hari :
Demam,kehilangan nafsu makan,malaise,myalgia, nausea,sakit kepala ,
- Gejala ekstra oral: Vesikel dan atau ulserasi pada merah bibir vermillion border of lip, ditutupi krusta yang berwarna kekuningan.
- Gejala intra oral:
gingiva membesar berwarna merah, dan sangat
sakit,dapat terjadi pharyngitis. Erythema dan vesikel kecil diameter 1-3 mm, vesikel mudah pecah membentuk ulser yang lebih besar dengan tepi tidak teratur dan kemerahan, terletak berkelompok pada palatum keras, attached gingiva, dorsum lidah, dan mukosa non keratin di labial, bukal, ventral lidah dan pallatum mole,
--diagnosa
- Hand Foot and Mouth Disease
- Stomatitis Aftosa Rekuren tipe herpetiformis,
- Eritema Multiforme,
-- Klasifikasi Terapi ICD 9 CM
89.31 Dental Examination
24.99 Other other dental operation
--Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi
- Simtomatik: anestetik topikal, analgesik-antipiretik, antiseptik kumur.
- penunjang : istirahat, hidrasi, imunomodulator, multivitamin.
- pencegahan : penularan ,.
- penyakit yang dapat sembuh sendiri jika daya tahan tubuh membaik Self limiting disease
- Terapi kausatif: acyclovir 15mg/kgBB pada anak, acyclovir 200 mg 5x/hari pada dewasa.
-- Pemeriksaan Penunjang
biasanya tidak diperlukan, diagnosa dilakukan
berdasar penampilan klinis dan riwayat penyakit yang khas.
-- peralatan medis
- Unit gigi lengkap, - alat diagnostik standar,
- bahan antiseptik dan desinfektan, - multivitamin, imunomodulator, - acyclovir 200 mg,
- acyclovir cream 5 %.
--Lama perawatan 10 hingga 15 hari
--Faktor penyulit kondisi imunosupresi berat.
-- Prognosis Baik
-- Keberhasilan perawatan
Rasa sakit dan lesi hilang.
--tindakan :
Wajib, minimal lisan dan dicatat dalam rekam medik.
-- Faktor sosial yang perlu diperhatikan
Tidak Ada
--Tingkat pembuktian Grade B
-RECURRENT INTRA ORAL HERPES /STOMATITIS HERPETIKA
No. ICD 10: BOO.2 Herpesviral gingivostomatitis and pharyngotonsilitis
--arti
Penyakit mulut berupa vesikel atau ulserasi multipel pada mukosa mulut akibat reaktivasi dari Herpes Simplex Virus HSV-1 atau kadang-kadang HSV-2 yang laten pada ganglion
syaraf.
-- Patofisiologi
- Terjadinya reaktivasi dari HSV laten ke dalam saliva dan sekresi oral akibat adanya faktor pemicu dan menimbulkan ulserasi rongga mulut.
- dipicu oleh reaktivasi dari virus HSV-1 atau kadang-kadang HSV-2
Faktor predisposisi: - trauma, - stress, - menstruasi. - Demam, - alergi, - radiasi Ultra Violet,
-- tanda gejala
Gejala intra oral:
- vesikel mudah pecah membentuk ulser yang lebih besar dengan tepi tidak teratur dan kemerahan.
- Erythema dan vesikel kecil diameter 1-3 mm,
- berkelompok pada palatum keras, attached gingiva, dorsum lidah, dan mukosa non keratin di labial, bukal, ventral lidah dan pallatum mole.
--diagnosa
- Stomatitis Aftosa tipe Herpetiformis
-- Klasifikasi Terapi ICD 9 CM 89.31 Dental Examination 24.99 Other other dental operation
-- prosedur tindaklanjut
- Pada pasien imunopenunjang bersifat ‘Self limiting disease’ penyakit yang dapat sembuh sendiri jika daya tahan tubuh membaik
- Terapi kausatif berupa antivirus untuk masalah yang berat diberikan pada tahap vesikel 72 jam pertama Valacyclovir/famciclovir 500-1000 mg atau Acyclovir 1000 mg per hari,
- Simtomatik: anestetik topikal, analgesik-antipiretik
- penunjang : imunomodulator, multivitamin
-- Pemeriksaan Penunjang
Tidak diperlukan, tampilan klinis dan riwayat menjadi sifat khas.
-- peralatan medis
- Dental unit lengkap,
- alat diagnostik standar,
- bahan antiseptik dan desinfektan,
- obat antiseptik kumur, anastetik topikal,
- multivitamin, imunomodulator,
- acyclovir 200 mg atau valacyclovir 500 mg.
-- Lama perawatan 10 hingga 15 hari
-- Faktor penyulit kondisi imunosupresi berat
-- Prognosis Baik
-- Keberhasilan perawatan
Rasa nyeri rongga mulut dan lesi hilang, rekurensi berkurang.
-- Persetujuan tindakan kedokteran
Wajib, minimal lisan dan dicatat dalam rekam medik.
-- Faktor sosial yang perlu diperhatikan
Komunikasi pasien yang kurang baik/tidak terbuka, memicu sulit untuk mencari faktor predisposisi utama.
-- Tingkat pembuktian Grade B
- HAND, FOOT AND MOUTH DISEASE FLU SINGAPURA No. ICD 10 : B08.4 Hand, foot, mouth disease.
-- arti
Penyakit vesikular yang dapat terjadi pada tangan, kaki, dan rongga mulut.
--Patofisiologi
- dipicu oleh: CoxsacKIE Komunikasi, Informasi dan pengarahan Virus CV terutama: Enterovirus 71 EV 71 dan CV A16. - Virus bereplikasi pertama kali dalam mulut lalu
meluas ke saluran gastrointestinal bawah dan menyebar.
- Pada pasien imunopenunjang: Self limiting disease penyakit yang dapat sembuh sendiri jika daya tahan tubuh membaik
- Biasa terjadi ketika epidemi, pada musim panas, pada anak usia di bawah 10 tahun.
- Transmisi melalui rute fecal oral, atau dapat terjadi penyebaran di saluran pernafasan atas.
--tanda gejala
Lesi papula eritematosa nampak jelas pada telapak tangan pasien hand, foot and mouth disease kiri,walau jarang, lesi papula dapat
terlihat pada telapak kaki kanan - Ulserasi pada mulut dan tenggorokan yang diawali makula
eritematous, vesikel yang cepat pecah menjadi ulser, pada lidah, palatum durum dan molle, mukosa bukal, bisa pada semua mukosa mulut.
- Demam derajat rendah, ruam kemerahan yang menjadi makular dan vesikel pada kulit tangan dan kaki punggung, telapak, tumit, dan pinggul.
Tampak ulkus pada tepi lidah, diagnosa pasti
dilakukan dengan melihat lesi yang ada pada kulit
ekstra oral
-- diagnosa
- Primary herpetic gingivostomatitis,
- chicken pox,
- infeksi mononukleosis.
- Klasifikasi Terapi ICD 9 CM
89.31 Dental Examination 24.99 Other other dental operation
-- prosedur tindaklanjut
- pencegahan : penularan melalui penyuluhan.
- penunjang: istirahat cukup, hidrasi, multivitamin, diet lunak.
- Simtomatik: analgesik, antipiretik, anestetik topikal.
- Rujuk kepada dokter yang penunjang
-- Pemeriksaan Penunjang
Tidak diperlukan, tampilan klinis dan riwayat menjadi sifat khas.
--peralatan medis
- bahan antiseptik dan disinfektan,
- anastetik topikal, obat kumur antiseptik,
- multivitamin.
- Dental unit lengkap,
- alat diagnostik standar,
-- Faktor penyulit kondisi imunosupresi berat
-- Prognosis Baik
--Keberhasilan perawatan
Rasa nyeri rongga mulut dan lesi hilang,tidak terjadi komplikasi.
--tindakan :
Wajib, minimal lisan dan dicatat dalam rekam medik.
-- Faktor sosial yang perlu diperhatikan
Tidak Ada
--Tingkat pembuktian Grade B
- MUMPS PAROTITIS EPIDEMICA/GONDONGAN
No. ICD 10 : B26.9 MUMPS PAROTITIS EPIDEMICA without other complication
-- arti :
Infeksi virus akut yang dipicu oleh paramyxovirus RNA yang terjadi pada kelenjar liur parotis, dapat juga terjadi pada kelenjar liur submandibularis atau sublingualis.
-- patofisiologi :
- transimisi melalui kontak langsung droplet saliva, - Self limiting disease.
- dipicu oleh Paramyxovirus,
- terjadi pada masa epidemik,
-- tanda gejala:
- Masa inkubasi 2-3 minggu, terjadi pembesaran dan inflamasi kelenjar liur, nyeri preaurikuler, demam, malaise, sakit kepala, myalgia.
- Melibatkan kelenjar liur parotis, terkadang submandibula.
- Pembesaran kelenjar saliva kedua dapat terjadi 24-48 jam sesudah yang pertama.
- Pembengkakan bilateral, nyeri pada palpasi, edema pada kulit di atasnya.
-- diagnosa :
busuk bukalis -- penggolongan terapi ICD9CM:
89.31 Dental Examination 24.99 Other other dental operation
-- prosedur tindaklanjut :
penunjang : immunomodulator, istirahat cukup, hidrasi, diet lunak Tinggi Kalori-Protein.
Rujuk kepada dokter yang penunjang
Simtomatik: analgesik, antipiretik.
-- pemeriksaan :
Tidak diperlukan, tampilan klinis dan riwayat menjadi sifat khas.
-- peralatanmedis :
Alat diagnostik standar, Bahan antiseptik dan disinfektan. Dental unit lengkap,
-- faktor penyulit :
kondisi imunosupresi berat
-- prognosis : Baik
-- perawatan :Rasa nyeri rongga mulut dan lesi hilang, tidak terjadi komplikasi.
-- tindakan lanjutan :
Wajib, minimal lisan dan dicatat dalam rekam medik.
-- faktor lain: Tidak Ada
-- tingkat : Grade B
-STOMATITIS KANDIDIASIS PSEUDOMEMBRAN AKUT No. ICD 10 : B37.00 Acute pseudomembranous candidal stomatitis
-- arti :
Penyakit mulut berupa bercak putih multipel pada mukosa mulut akibat infeksi Candida sp.
-- patofisiologi :
- Faktor predisposisi:
1 Faktor lokal: pemakaian gigi tiruan. Perubahan kondisi saliva hiposalivasi, penurunan pH saliva, atropi epitel rongga mulut,
2 Faktor sistemik : - Candida melekat pada epitel dan penetrasi ke dalam epitel memicu inflamasi dan kematian sel epitel, oedema, dan agregasi PMN leukosit mikrobusuk penurunan imunitas, defisiensi/kekurangan
nutrisi nutrisi, memiliki penyakit sistemik tertentu
imunokompromis, pemakaian obat-obatan yang
mempengaruhi saliva atau pempengaruhi imunitas, merokok,Diabetes kelainan endokrin, Cushing’s disease, defisiensi/kekurangan Fe dan vitamin B12, bayi dan lanjut usia
-- tanda gejala:
Lesi putih pada mukosa oral seperti kepala susu atau plak yang dapat diangkat, dan meninggalkan area kemerahan.
-- diagnosa :
Thermal burn, Trauma
-- penggolongan terapi ICD9CM:
89.31 Dental Examination
24.99 Other other dental operation
-- prosedur tindaklanjut :
Hilangkan faktor predisposisi:
Mekanis: pembersihan reservoir dorsum lidah, protesis Identifikasi kondisi sistemik host
penunjang : multivitamin untuk mengatasi defisiensi/kekurangan yang ada defisiensi/kekurangan zat besi dan vitamin B12 dan untuk meningkatkan daya tahan tubuh , Terapi kausatif: antifungal topikal atau sistemik tergantung perluasan lesi dan keparahan , Simtomatik : analgesik, antipiretik ,
-- pemeriksaan :
- Pemeriksaan mikologi langsung ditemukan adanya koloni Candida sp dan biakan dari swab mukosa oral akan terlihat koloni dan hifa
- Media kultur: agar Saboroud identifikasi berdasar pewarnaan
- Selain dari Swab/smear, specimen untuk kultur mikologi dapat berasal dari: saliva dan dari berkumur.
-- peralatanmedis :
- Unit gigi lengkap,
- Alat diagnostik standar,
- Bahan antiseptik dan desinfektan,
- Antifungal: Nystatin oral suspension
- Antiseptik kumur: klorheksidin glukonat 0.2 %
-- lama perawatan : 7-10 hari
-- faktor penyulit :
- Lesi oral menyulitkan intake, sehingga mungkin
memerlukan hospitalisasi pada anak
- pemakai denture, pembersihan reservoir pada base-denture: memakai antifungal untuk denture atau rebasing .
- Pada pasien imunokompromis: pasien dengan perawatan radiasi di area kepala dan leher atropi kelenjar saliva dan memicu hiposalivasi
- pasien dengan kelainan hepar sehingga kontraindikasi pemberian antifungal sistemik yang bersifat hepatotoksik.
--prognosis : Baik
--perawatan :
Plak putih hilang, rasa nyeri/ terbakar rongga mulut hilang.
-- tindakan :
Wajib, minimal lisan dan dicatat dalam rekam medik.
-- faktor lain : Tidak Ada
-- tingkat : Grade B
- KANDIDIASIS ERITEMATOUS KRONIK
Denture Stomatitis/Candida-associated denture stomatitis No. ICD 10 : B37.03 Chronic erythematous atrophic candidal stomatitis
-- arti :
Infeksi yang dipicu oleh Candida sp yang terjadi pada area yang ditutupi basis gigi tiruan atau sebab pemakaian gigi tiruan yang tidak baik.
-- patofisiologi :
- Predisposisi: memiliki penyakit sistemik tertentu imunokompromis,defisiensi/kekurangan nutrisi,
Ill fitting denture, hiposalivasi, penurunan imunitas, - Jenis Candida yang berpotensi adhesi lebih kuat akan lebih patogenik.
- Penetrasi yeast jamur dipengaruhi oleh aktivitas enzim lipasenya. Untuk tetap berada dalam epitel, yeast jamur harus dapat mengatasi deskuamasi rutin permukaan sel epitel.
- Gigi tiruan melindungi Candida sp dari aliran saliva. Pada awalnya Candida harus melekat di permukaan epitel untuk dapat menginvasi lapisan mukosa.
-- tanda gejala:
- Tipe I : Tipe minor/lokal: Eritema hanya terjadi pada sedikit area mukosa mulut yang teriritasi protesa yang tidak baik.
- Tipe II : Tipe mayor/generalized: Eritema yang
luas/seluruh mukosa yang teriritasi protesa yang
tidak baik.
- Tipe III : Tipe granular: lesi eritema bergranular pada mukosa yang teriritasi protesa, terutama pada palatum bagian tengah.
-- diagnosa :
- Tipe I dan II dengan Acute athropic
candidiasis/erythematous candidiasis
- Tipe III dengan epulis fibromatosa/epulis granulomatosa
--penggolongan terapi ICD9CM:
89.31 Dental Examination ,24.99 Other other dental operation
-- prosedur tindaklanjut :
2 Mekanis:
Perbaikan gigi tiruan gigi tiruan baru, relining/rebasing, Tidak memakai gigi tiruan saat tidur. Merendam gigi tiruan dalam larutan antiseptik. Pembersihan reservoir basis gigi tiruan dibersihkan dan dihaluskan, lidah,
--terapi kausatif :
Eksisi lesi tipe III kemungkinan diperlukan jika
mikroorganisme ada di fisur yang dalam dari
jaringan granulasi. Antifungal topikal terapi antifungal yang lazim dipakai yaitu golongan polien atau azole Alternatif pertama dan biasanya ditoleransi dengan baik nystatin suspensi 100.000 u/ml 4kali sehari selama 7 hr pemberian sesudah makan, diletakkan sebagian di basis gigi tiruan yang menutupi lesi, kulum selama 1 menit, telan; anjuran untuk tidak makan/minum/dibilas sampai 30 menit .
penunjang : multivitamin
-- pemeriksaan :
- Kultur: Identifikasi dan kuantifikasi jamur pemicu dilakukan dengan kultur memakai Sabouraud Broth Agar, agar darah atau cornmeal agar.
- Pasien dengan kandidiasis oral biasanya memiliki hasil kultur lebih dari 400CFU/mL.
- Pemeriksaan mikologi: Smear dari dasar lesi kemerahan memakai KOH 15% untuk melihat adanya Candida sp.
-- peralatanmedis :
- bahan antiseptik dan desinfektan,
- Nystatin oral suspension 100.000 u/ml,
- Antiseptik kumur: klorheksidin glukonat 0.2%.
- Unit gigi lengkap,
- Alat diagnostik standar,
-- lama perawatan : 10 hingga 15 hari
-- faktor penyulit :
kondisi imunokompromis berat
--prognosis :
- Baik, jika terapi yang diberikan tepat dan efektif.
- Relaps berkaitan dengan patient’s compliance, belum terkendalinya faktor predisposisi terhadap infeksi.
--perawatan :
Rasa nyeri pada mukosa mulut hilang, gambaran klinis lesi terkait infeksi hilang.
-- tindakan :
Wajib, minimal lisan dan dicatat dalam rekam medik.
-- faktor lain : Kepatuhan pasien
-- tingkat :Grade B
- PERSISTENSI GIGI SULUNG
No. ICD 10 : K00.6 Retained persistent primary tooth
-- arti :
Gigi sulung belum tanggal, gigi tetap pengganti sudah erupsi
-- patofisiologi :
Gangguan tumbuh kembang geligi tetap dan lengkung rahang maloklusi
-- tanda gejala:
- Tampak gigi sulung dan gigi tetap pengganti sejenis dalam rongga mulut
- Sakit negatif/ positif
- Derajat kegoyangan gigi negatif/ positif
- Gingivitis negatif/ positif
-- diagnosa :
Gigi berlebih supernumerary teeth
--penggolongan terapi ICD9CM:
89.31 Dental Examination;
23.01Extraction of deciduous tooth;
23.11 Removal of residual root
-- prosedur tindaklanjut :
- Observasi terhadap susunan geligi tetap 3 bulan
- pencegahan : , bila tampak gejala maloklusi menetap,
lanjuntukan dengan merujuk perawatan interseptif
ortodontik ,- kondisikan pasien agar tidak cemas sehingga kooperatif - Sterilisasi area kerja
- Anestesi topikal atau lokal sesuai indikasi topikal
lalu disuntik - Ekstraksi ,
-- pemeriksaan :
Xray gigi periapikal
-- peralatanmedis :
- Dental unit lengkap,
- Alat pemeriksaan standar ,
- Î’ahan anestasi dan antiseptif/desinfektan
- Alat set pencabutan gigi sulung
-- lama perawatan :
1 satu kali kunjungan
-- faktor penyulit :
Pasien yang tidak kooperatif perlu dilakukan rujukan ke spesialis KGA
--prognosis : Baik
--perawatan :
Bila gigi sulung tercabut dengan baik
-- tindakan : Tertulis dari Orang tua
-- faktor lain :
Untuk pasien anak-anak harus memiliki tingkat
kepatuhan yang baik, kooperatif dan orang tua yang positif memberi dukungan untuk fokus terhadap perbaikan kesehatan gigi dan mulut anak.
-- tingkat :Grade B
- IMPAKSI M3 KLASIFIKASI IA
No. ICD 10 : K01.1 Impacted teeth , K01.16 Maxillary molar , K01.17 Mandibular molar
-- arti :
Impaksi gigi yaitu gigi yang mengalami
kesukaran/kegagalan erupsi, yang dipicu oleh malposisi, kekurangan tempat atau dihalangi oleh gigi lain, tertutup tulang yang tebal dan/ atau jaringan lunak di sekitarnya.
-- patofisiologi :
Tidak Ada
-- tanda gejala:
- Ekstra oral:
Adanya pembengkakan ,Adanya pembesaran kelenjar limfe , Adanya parestesi
-- diagnosa :
- Odontoma, Ameloblastoma
--penggolongan terapi ICD9CM:
89.31 Dental Examination ,87.11 Full mouth x-ray of teeth ,87.12 Other dental x-ray ,23.19 Other surgical extraction of tooth Removal of impacted tooth
-- prosedur tindaklanjut :
- Odontektomi
Dilakukan disinfeksi jaringan di luar dan di dalam rongga mulut sebelum odontektomi, dapat dipakai obat kumur antiseptik lalu dilakukan blok anestesi. Dibuat insisi dengan memperhitungkan garis insisi
tetap akan berada di atas tulang rahang sesudah
pengambilan jaringan tulang sesudah odontektomi, dan lalu dibuat flap. Tulang yang menutup gigi diambil seminimal mungkin dengan perkiraan besar setengah dari besar gigi yang akan dikeluarkan. lalu dilakukan pemotongan gigi yang biasanya dimulai dengan memotong pertengahan mahkota gigi molar ketiga impaksi ke arah bifurkasi atau melakukan pemotongan pada regio servikal untuk memisahkan bagian mahkota dan akar gigi. lalu dilakukan pemotongan menjadi bagian-bagian lebih kecil sesuai dengan kebutuhan. Mahkota gigi dapat dipotong menjadi 2 sampai 4 bagian, demikian pula pada bagian akarnya, lalu bagian-bagian itu dikeluarkan satu per satu. lalu dilakukan kuretase untuk mengeluarkan kapsul gigi dan jaringan granulasi di sekitar mahkota gigi dan dilanjutkan dengan melakukan irigasi dengan air steril atau larutan saline 0,09 % steril. saat melakukan pemotongan tulang dan gigi dengan memakai bur, tidak boleh dilakukan secara blind namun operator harus dapat melihat secara langsung area yang dilakukan pengeboran. Tindakan pengeboran secara blind akan dapat memicu terjadinya trauma yang tidak diinginkan dijaringan sekitarnya. 7 Penjahitan dilakukan mulai dari ujung flap dibagian distal molar kedua dan diteruskan ke arah anterior lalu ke arah posterior.
-- pemeriksaan :
- Foto periapikal
- Foto oklusal
- Foto panoramik
-- peralatanmedis :
- Dental unit lengkap,
- Alat diagnostik standar,
-- lama perawatan : 2 dua kali kunjungan
-- faktor penyulit :
- Perdarahan, Infeksi,
- Fragmen akar tertinggal,
- Fragmen akar terdorong ke dalam sinus maksilaris,
- Lesi N.mandibularis,
- Trauma gigi tetangga,
- Laserasi,
- Perforasi sinus maksilaris,
- Fraktur rahang
--prognosis : Baik
--perawatan :
Penutupan luka dengan sempurna tanpa komplikasi
-- tindakan : Tertulis
-- faktor lain : Tidak Ada
-- tingkat : Grade B
-KARIES TERHENTI / ARRESTED CARIES
No. ICD 10 : K02.3 Arrested Caries
-- arti :
peningkatan kapasitas buffer saliva, dan aktivitas pulpa melalui pembentukan dentin
reparatif. Karies yang perkembangannya terhenti oleh sebab peningkatan kebersihan rongga mulut,
-- patofisiologi :
Proses karies terhenti sebab remineralisasi
-- tanda gejala:
Tidak ada gejala; pemeriksaan tes vitalitas gigi masih baik. Bagian dasar gigi ada jaringan keras kecoklatan hasil dari pertahanan lokal tubuh.
-- diagnosa :
Hipoplasi Email
--penggolongan terapi ICD9CM:
89.31 Dental Examination ,
23.2 Restoration of tooth by filling ,
23.70 Root canal, not otherwise specified ,
24.99 Other other dental operation ,
-- prosedur tindaklanjut :
- Dental Health Education DHE pengarahan pasien tentang cara menggosok gigi, pemilihan sikat gigi dan pastanya. pengarahan pasien untuk pengaturan diet.
- Tindakan kuratif: bergantung lokasi dan keparahan, bila kavitas masih pada email dilakukan ekskavasi kotoran , remineralisasi selama I bulan, lalu dilakukan penumpatan sesuai indikasi
- Bila dentin yang menutup pulpa sudah tipis dilakukan pulp capping indirek:Ekskavasi dentin lunak zona infeksi, diberikan pelapis dentin Cа OH2 / MTA, dan dilakukan penumpatan ,
- Tindakan pencegahan : : bila masih mengenai email dengan pemberian fluor untuk meningkatkan remineralisasi ,
-- pemeriksaan :
Foto X Ray gigi sayap gigit jika diperlukan
-- peralatanmedis :
- Dental unit lengkap,
- Alat pemeriksaan standar,
- Bor untuk preparasi,
- Bahan tumpat bergantung letak dan macam giginya resin
komposit, Glass Ionomer Cement GIC
- Alat poles,
- Larutan fluor
- Kapas gulung
- Butiran kapas
-- lama perawatan :
Tumpatan biasa, 1 kali kunjuangan
-- faktor penyulit : Hipersalivasi
--prognosis : Baik
--perawatan :
Tidak ada keluhan klinis dan gigi berfungsi normal
-- tindakan :
Wajib, minimal lisan dan dicatat dalam rekam medik
-- faktor lain :
kepatuhan kunjungan yang baik
-- tingkat : Grade B
-. DEMINERALISASI PERMUKAAN HALUS/APROKSIMAL KARIES DINI / LESI PUTIH / KARIES EMAIL TANPA KAVITAS
No. ICD 10 : K02.51 White spot lesions initial caries on pit and fissure surface of tooth
K02.61 White spot lesion initial caries on
smooth surface of tooth
B00.2 Herpesviral gingivostomatitis and
pharyngotonsilitis
-- arti :
Lesi ini dapat kembali normal jika kadar kalsium,
phosphate, ion fluoride, dan kapasitas buffer saliva meningkat. Lesi pada permukaan gigi berupa bercak/bintik putih kusam oleh sebab proses demineralisasi.
-- patofisiologi :
Demineralisasi paling dini pada email gigi
-- tanda gejala:
- Bercak putih dan warna kusam tidak mengkilat, biasanya tidak ada gejala.
- Pemeriksaan dengan sonde tumpul, penerangan yang baik, gigi dikeringkan.
-- diagnosa : Hipoplasi Email
--penggolongan terapi ICD9CM:
89.31 Dental Examination
24.99 Other other dental operation
-- prosedur tindaklanjut :
- DHE: pengarahan pasien tentang cara menggosok gigi, pemilihan sikat gigi dan pastanya, dan pengaturan diet.
- Pembersihan gigi dari kotoran dan kalkulus dengan alat skeling manual, diakhiri dengan sikat
- Isolasi area sekitar gigi
- Keringkan
- Kumur atau diulas dengan bahan fluor atau bahan aplikatif yang mengandung fluor
- Terapi remineralisasi sesuai dosis
- Tunggu selama 2-3 menit
- Makan, minum sesudah 30 menit penerapan
-- pemeriksaan : Tidak ada
-- peralatanmedis :
- Kapas gulung, - Butiran kapas, - Alat poles, - Larutan fluor, - Bahan remineralisasi - Dental unit lengkap, - Alat diagnosa gigi/pemeriksaan lengkap,
-- lama perawatan :
- 1 kali kunjungan ,- Evaluasi setiap 6 bulan
-- faktor penyulit :
- Kebersihan mulut jelek bergantung wawancara mengenai faktor risiko
- Pasien masih anak-anak dan tidak bisa kooperatif, perlu dirujuk pada spesialis KGA
--prognosis : Baik
--perawatan :
Proses karies tidak berkembang, lesi putih hilang dan permukaan gigi kembali normal
-- tindakan :
Wajib, minimal lisan dan dicatat dalam rekam medik
-- faktor lain :
- Pasien dengan kunjungan biasa, memiliki tingkat
kesadaran rendah.
- Pasien anak-anak harus memiliki tingkat kepatuhan yang baik dan perlu dukungan orang tua ,
-- tingkat :Grade B
-KARIES DENTIN
No. ICD10 : K02.52 Dental caries on pit and fissure surface penetrating into dentin
K02.62 Dental caries on smooth surface
penetrating into dentin
-- arti :
- Karies yang biasanya terjadi pada masing-masing yang dipicu oleh resesi gigi ,
- Karies yang terjadi pada email sebagai lanjutan karies dini yang lapisan permukaannya rusak
- Karies yang sudah berkembang mencapai dentin
-- patofisiologi :
Jika sudah ada tubuli dentin yang terbuka akan
ditambah dengan gejala ngilu, hal ini juga bergantung pada rasa sakit pasien,Bergantung pada keparahan proses kerusakan
-- tanda gejala:
Pemeriksaan perkusi dan palpasi jika ada keluhan yang menyertai , Pemeriksaan dengan pewarnaan deteksi karies gigi bila perlu ,Jika akut ditambah rasa ngilu, jika kronis biasanya tidak ada rasa ngilu, Perubahan warna gigi ,Permukaan gigi terasa kasar, tajam , Terasa ada makanan yang mudah tersangkut , Pemeriksaan sondasi dan tes vitalitas gigi masih baik ,
-- diagnosa :
Abrasi, atrisi, erosi, abfraksi
--penggolongan terapi ICD9CM:
89.31 Dental Examination
23.2 restoration of tooth by filling;
23.70 root canal, not otherwise specified
24.99 Other other dental operation
-- prosedur tindaklanjut :
- Prosedur tergantung pada kondisi kedalaman dan bahan yang akan dipakai Bergantung pada lokasi
- Karies email :
1 Jika mengganggu estetika, ditumpat
2 Jika tidak mengganggu, recontouring diasah, poles, ulas fluor untuk meningkatkan remineralisasi
- Bila dentin yang menutup pulpa sudah tipis
- Pulpcapping indirect, ekskavasi jaringan karies, berikan pelapis dentin
- Semua perawatan yang dilakukan harus ditambah pengarahan pasien informasi pemicu , tata laksana perawatan dan
pencegahan :
- DHE: pengarahan pasien tentang cara menggosok gigi, pemilihan sikat gigi dan pastanya. pengarahan pasien untuk pengaturan diet
Prosedur karies dentin tanpa ditambah keluhan ngilu yang mendalam:
Bahan tumpat Glass ionomer Cement GIC
Pembersihan gigi dari kotoran dan kalkulus dengan alat skeling manual, diakhiri dengan brush/sikat, menghasilkan outline form untuk melakukan tumpatan yang memiliki retensi dan resistensi yang optimal; Bersihkan jaringan infeksi jaringan lunak dan warna coklat/hitam harus dibuang sampai gigi terlihat putih bersih; Jaringan email yang tidak di dukung dentin harus dihilangkan;
Keringkan kavitas dengan kapas kecil; Oleskan dentin conditioner; Cuci/bilas dengan air yang mengalir; Isolasi area sekitar gigi; Keringkan kavitas sampai kondisi lembab/moist tidak
boleh sampai kering sekali/berubah warna kusam/doff; Aduk bahan GIC sesuai dengan panduan pabrik rasio powder terhadap liquid harus tepat, dan cara mengaduk harus sampai homogen;
penerapan bahan yang sudah diaduk pada kavitas; Bentuk tumpatan sesuai anatomi gigi;
penerapan bahan lalu diamkan selama 1-2 menit sampai setting time selesai; Rapikan tepi-tepi kavitas, cek gigitan dengan gigi antagonis memakai articulating paper; Di bagian oklusal dapat di bantu dengan celluloid strip atau tekan dengan jari memakai sarung tangan; Poles.
Bahan Resin Komposit RK dengan bahan bonding generasi V:
Pembersihan gigi dari kotoran dan kalkulus dengan alat skeling manual, diakhiri dengan brush/sikat; Bentuk outline form untuk melakukan tumpatan yang memiliki retensi dan resistensi yang optimal; . Lakukan pembersihan jaringan infeksius pada karies gigi jaringan lunak dan warna coklat/hitam harus dibuang sampai gigi terlihat putih bersih.Warna hitam yang menandakan proses karies terhenti tidak perlu diangkat jika tidak mengganggu estetik; Jaringan email yang tidak di dukung dentin harus dihilangkan; Keringkan kavitas dengan kapas kecil; penerapan ETSA asam selama 30 detik atau sesuai petunjuk pemakaian ; Cuci/bilas dengan air yang mengalir; Isolasi area sekitar gigi; Keringkan sampai kondisi lembab/moist tidak boleh sampai kering sekali/berubah warna kusam/doff atau sesuai petunjuk pemakaian ;
Oleskan bonding/adhesive generasi V, lalu di
angin-anginkan tidak langsung dekat kavitas,
dilakukan penyinaran dengan light curing unit selama 10-20 detik; penerapan flowable resin komposit pada dinding kavitas, lalu dilakukan penyinaran dengan light curing unit selama 10-20 detik; penerapan packable resin komposit dengan sistem layer by layer/ selapis demi selapis dengan ketebalan lapisan maksimal 2 mm, setiap lapisan dilakukan penyinaran dengan light curing unit selama 10-20 detik; Bentuk tumpatan sesuai anatomi gigi; Merapikan tepi-tepi kavitas, cek gigitan dengan gigi antagonis memakai articulating paper; Poles catatan: jika perlu komposit yang dibentuk dengan bantuan celluloid strip klas III memungkinkan tidak perlu poles.
Bahan Resin Komposit RK dengan bahan bonding generasi VII no rinse Pembersihan gigi dari kotoran dan kalkulus dengan alat skeling manual, diakhiri dengan brush/sikat;
Bentuk outline form untuk melakukan tumpatan yang memiliki retensi dan resistensi yang optimal;
Lakukan pembersihan jaringan infeksius pada karies gigi jaringan lunak dan warna coklat kehitaman harus dibuang sampai gigi terlihat putih bersih Warna hitam yang menandakan proses karies terhenti tidak perlu diangkat jika tidak mengganggu estetik; Jaringan email yang tidak di dukung dentin harus dihilangkan;
Isolasi area sekitar gigi; Keringkan sampai kondisi lembab/moist tidak boleh sampai kering sekali/berubah warna kusam/doff; Oleskan bonding/adhesive generasi VII, lalu di angin-anginkan tidak langsung dekat kavitas,
dilakukan penyinaran dengan ligh curingunit selama 10-20 detik; penerapan flowable resin komposit pada dinding kavitas, lalu dilakukan penyinaran dengan light curingunit selama 10-20 detik; penerapan Packable resin komposit dengan sistem layer by layer/ selapis demi selapis dengan ketebalan lapisan maksimal 2 mm, setiap lapisan dilakukan penyinaran dengan light curingunit selama 10-20 detik; Bentuk tumpatan sesuai anatomi gigi; Merapikan tepi-tepi kavitas, cek gigitan dengan gigi antagonis; Poles;
-- pemeriksaan :
Xray gigi periapikal
-- peralatanmedis :
- Bahan tumpat tergantung letak dan macam giginya resin ,komposit, GIC, kompomer,
- Bahan pelapis dentin / bahan pulp capping,
- Alat poles, - Larutan fluor. - Dental unit lengkap, - Alat pemeriksaan standar, - Set alat ART ,
- Enamel Access Cutter, hatchet, carver, excavator spoon besar, sedang dan kecil ,- Bor untuk preparasi,
-- lama perawatan : 1– 2 kali kunjungan
-- faktor penyulit :
Pasien tidak kooperatif ,Hipersalivasi ,- Letak kavitas ,- Lebar permukaan mulut ,
--prognosis : Baik
--perawatan :
- Klinis tidak ada keluhan, tidak terbentuk karies sekunder atau kebocoran.
- Pulp capping: klinis tidak ada keluhan,pemeriksaan
radiografik terbentuk dentinreparatif.
-- tindakan : Wajib, minimal lisan dan dicatat dalam rekam medik.
-- faktor lain :
Pasien anak-anak harus memiliki tingkat kepatuhan yang baik dan perlu dukungan orang tua. Pasien dengan kunjungan biasa, memiliki tingkat kesadaran rendah.
-- tingkat : Grade B
-KARIES MENCAPAI PULPA VITAL GIGI SULUNG
No. ICD 10 : B00.2 Herpesviral gingivostomatitis and pharyngotonsilitis
-- arti : Lesi mencapai pulpa akibat karies, pulpa terbuka diameter lebih dari 1 mm perdarahan terkendali , vital, sehat.
-- patofisiologi :
Invasi toksin bakteri dalam pulpa sampai saluran akar dan jaringan periapeks ,
-- tanda gejala:
- Perkusi negative ,- Derajat kegoyangan gigi ,
- Sakit spontan - Sondase positif - Perdarahan positif - Tekanan negative
-- diagnosa :
- Dentinogenesis imperfekta ,- Rampant caries ,
- Nursing bottle caries, - Fraktur mahkota, pulpa terbuka vital ,- Amelogenesis imperfekta ,
--penggolongan terapi ICD9CM:
89.31 Dental Examination
23.70 root canal NOS
23.2 restoration of tooth by filling
23.42Application of crown
-- prosedur tindaklanjut :
- Pulpotomi dan restorasi
Pembuatan foto rontgent gigi; Sterilisasi area kerja; Anestesi lokal atau blok injeksi; Pembersihan jaringan karies; Pembukaan atap pulpa; Pembuangan jaringan pulpa vital dalam kamar pulpa dengan eksavator sendok; Irigasi, keringkan kavitas, isolasi; Penghentian perdarahan; Peletakan formokresol pellet 1-3 menit; Pengisian kamar pulpa dengan semen ZOE sampai penuh dan berfungsi sebagai tumpatan sementara; Restorasi mahkota tiruan logam/ resin komposit,Terapi alternatif , Pulpektomi vital atau devitalisasi pulpektomi ,Ekstraksi jika foto x ray menandakan sudah waktunya gigi itu tanggal
-- pemeriksaan :
Foto X-ray gigi periapikal ,
-- peralatanmedis :
- Bahan tumpat tergantung letak dan macam giginya resin komposit, GIC, - Alat pembuatan mahkota logam/ KR, KR. Dental unit lengkap, - Dental unit lengkap, - Alat pemeriksaan standar, - Bor untuk preparasi, - Alat endodontik,
-- lama perawatan : 2-3 kali kunjungan
-- faktor penyulit :
masalah memerlukan space maintainer sesudah ekstraksi dirujuk ke SpKGA ,Sikap kooperatif anak ,
Sosial ekonomi ,
--prognosis : Baik pengendalian periodik 6 bulan
--perawatan :
Keluhan hilang, gigi bisa berfungsi ,
-- tindakan :
Wajib, minimal lisan dan dicatat dalam rekam medik ,
-- faktor lain :
Sikap kooperatif dalam ketaatan untuk kunjungan beberapa kali ke dokter gigi,
-- tingkat : Grade C
- ATRISI, ABRASI, EROSI
No. ICD 10 : K03.0 Excessive attrition of teeth
K03.1 Abrasion of teeth ,K03.2 Erosion of teeth
-- arti :
Ausnya jaringan keras gigi yang dipicu oleh sebab
fungsinya, sebab kebiasaan buruk, cara menyikat gigi yang salah atau sebab asam dan sebab trauma oklusi. Hilangnya permukaan jaringan keras gigi yang bukan dipicu oleh karies atau trauma dan merupakan akibat alamiah dari proses penuaan.
- Atrisi :
Hilangnya permukaan jaringan keras gigi yang dipicu oleh proses mekanis yang terjadi pada gigi yang saling berantagonis sebab fisiologis pengunyahan.
- Abrasi :
Hilangnya permukaan jaringan keras gigi dipicu oleh faktor mekanis dan kebiasaan buruk
- Erosi :
Hilangnya permukaan jaringan keras gigi yang dipicu oleh proses kimia dan tidak melibatkan bakteri.
-- patofisiologi :
Hilangnya permukaan jaringan keras email, dentin sementum tergantung pada lokasi, kebiasaan bisa ditambah dentin HIPERSENSITIVE
Hilangnya permukaan jaringan keras email, dentin sementum pada setiap permukaan gigi yang dipicu asam , bahan kimia , mekanis
-- tanda gejala:
Kadang ditambah rasa ngilu oleh sebab HIPERSENSITIVE dentin
-- diagnosa :
HIPERSENSITIVE dentin
--penggolongan terapi ICD9CM:
89.31 Dental examination;
23.2 Restoration of tooth by filling
23.3 Restoration of tooth by inlay
24.99 Other other dental operation
-- prosedur tindaklanjut :
DHE: pengarahan pasien tentang cara menggosok gigi, pemilihan sikat gigi dan pastanya. pengarahan pasien konsul diet, konsultasi psikologis pada pasien Bulimia. Perlu diingat bahwa rehabilitasi tidak akan berhasil jika kebiasaan buruk tidak dihilangkan
- Rehabilitasi gigi tergantung lokasi dan keparahan jika perlu pada atrisi didahului dengan peninggian gigitan. lalu direstorasi dengan tumpatan direk/indirek.
- Tindakan pencegahan : : bila masih mengenai email dengan penerapan fluor topikal/CPPACP untuk meningkatkan remineralisasi
- Tindakan kuratif:
Bergantung lokasi dan keparahan jika perlu pada atrisi didahului dengan peninggian gigit ,Pada masalah abfraksi perlu dilakukan Oclusal
Adjusment ,Bergantung pada keparahan hilangnya permukaan jaringan keras dan lokasi, bila di servikal dilakukan ART dengan bahan GIC, Bila di oklusal direstorasi mahkota
-- pemeriksaan : Tidak diperlukan
-- peralatanmedis :
Bahan tumpat tergantung letak dan macam giginya resin komposit, GIC, atau inlay resin komposit,Dental unit lengkap, Alat pemeriksaan standar, Bor untuk preparasi, Cotton roll, Cotton pellet, Alat fluor, Larutan fluor/CPPACP,
-- lama perawatan :
Bergantung keparahan 2-3 kali kunjungan
-- faktor penyulit :
- Pasien tidak kooperatif
- Pasien dengan kebiasaan bruxism sebab kondisi psikologis
--prognosis :
Baik jika pasien kooperatif dan dapat menghilangkan kebiasaan buruk
--perawatan :
Atrisi, abrasi, erosi berhenti tidak berlanjut, Kebiasaan buruk hilang
-- tindakan :
Wajib, minimal lisan dan dicatat dalam rekam medik
-- faktor lain :
Pasien menyadari bahwa ada kebiasaan buruk yang dilakukannya dan bersedia bekerja sama untuk berusaha menghilangkan kebiasaan itu.
-- tingkat :Grade C
- ORAL HYGIENE BURUK
No. ICD 10 : K03.6 Deposit [accretion] of teeth
-- arti :
Endapan atau pewarnaan yang terjadi pada dataran luar gigi dipicu oleh berbagai faktor.
--tanda gejala :
Klinis tidak ada keluhan namun secara visual gigi berubah warna.
--diagnosa : Tidak ada
-- Klasifikasi Terapi ICD 9 CM :
96.54 Dental scalling and polishing, plaque removal, prophylaxis
-- tindaklanjut :
Bergantung pemicu endapan lunak plak dengan DHE. Jika ada karang gigi dilakukan skeling;
Dilakukan pewarnaan pada gigi dengan bahan disclosing; Melakukan pembersihan kotoran , kalkulus, semua elemen gigi dimulai dari yang supra gingiva, diteruskan pada subgingival jika ada; Sesudah semua elemen selesai dibersihkan, lakukan finishing; Polishing dilakukan memakai bahan polish yang dicampur dengan pasta gigi untuk skeling; Perawatan diakhiri dengan memberi povidone iodine atau chlorhexidine untuk mencegah infeksi.
-- pemeriksaan : Tidak diperlukan
-- peralatan medis :
- Kapas butir, - Disclosing pewarna plak,
- Larutan povidone iodine, - Chlorhexidine digluconate, - Bahan polish, - Pasta gigi,
- Alat skeling. - Dental unit lengkap, - Alat pemeriksaan lengkap, - Kapas gulung,
-- lama perawatan : 1 kali kunjungan
-- faktor penyulit :Bergantung pada tingkat keparahan
-- prognosis : Baik
-- perawatan :
Warna dan bentuk gusi sehat dan warna gigi sesuai dengan gigi lain yang normal.
-- tindakan lanjutan :Lisan/ Dinyatakan
-- faktor lain:
Pasien yang masih sulit untuk menghilangkan kebiasaan buruknya, sehingga sulit untuk kooperatif.
-- tingkat : Grade B