Tampilkan postingan dengan label flu. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label flu. Tampilkan semua postingan

Rabu, 17 Februari 2021

flu




virus  influenza  H5N1 A-H1N1 

guna mengelabui  benteng sistem pertahanan sel inang,  Virus  subtipe influenza A, ( H5N1)  flu burung  berbahaya  yang berilmu   parasit , juga  bersiluman  menyamar menjadi dokter  gadungan  dengan trik  bermutasi  agar   virus bisa lolos  dari pantauan  sel inang,setelah lolos   virus berkembangbiak  di dalam sel inang  virus juga   kebal   obat anti virus,   adanya   virus influenza,  H5N1 atau  H1N1, yang kebal  obat  Tamiflu, Oseltamivir pada  obat antivirus influenza  Tamiflu,  menghambat neuraminidase, yaitu protein enzim yang ada  pada permukaan virus,prosesnya  oseltamivir menempel pada sisi aktif enzim neuraminidase  itu  sehingga enzim neuraminidase menjadi tidak aktif, neuraminidase di dalam sel  mengakui telah   melepaskan virus yang baru terbentuk sehingga virus baru ini  menyebar luas   hingga  menginfeksi sel yang lain,
virus baru  awalnya  menempel pada   permukaan sel melalui residu asam sialat ,guna  melahirkan  virus  baru  dari membran sel inang, neuraminidase memotong motong  residu asam sialat ,   Jika aktivitas neuraminidase dihadang   oleh oseltamivir Tamiflu   , maka  virus yang baru lahir  tidak mampu  menyebar , bila  oseltamivir gagal menghadang  aktivitas neuraminidase, virus  menyebar dari sel yang satu ke sel yang lain, meskipun    diberikan obat Tamiflu, pada penderita yang  terinfeksi H5N1  dan H1N1  namun  kebal  Tamiflu maka penderita akan meninggal, Virus influenza mampu   kebal  Tamiflu sebab telah  terjadi mutasi pada gen neuraminidase, yaitu gen penyandi protein neuraminidase,mutasi adalah perubahan basa nukleotida pada molekul DNA atau gen, seperti , perubahan basa sitosin (C) menjadi basa timin (T), perubahan basa ini menyebabkan   perubahan sandi genetik yang selanjutnya  mengubah residu asam amino dari protein yang disandi, Gen neuraminidase berukuran 1.362 pasang basa dan menyandi protein  neuraminidase, yang terdiri atas   454 residu asam amino,mutasi C menjadi T pada basa nukleotida yang ke-763 mengubah residu asam amino yang ke-454 pada protein neuraminidase dari histidin menjadi tirosin, selanjutnya tempat penempelan oseltamivir pada protein  neuraminidase berubah sehingga oseltamivir tidak lagi mampu  terikat pada neuraminidase , maka , aktivitas neuraminidase tidak dapat  dihentikan , mutasi yang mengubah residu ke-294 dari asparagin menjadi serin, Mutasi  yang mengubah residu asam amino ke-292 dari arginin menjadi lisin  untuk itu guna mencegah   timbulnya  mutasi  virus influenza, maka  sekuen atau urutan basa nukleotida DNA virus yang sedang berjangkit harus  dianalisa  , Perubahan gen neuraminidase perlu dimonitor  untuk mencegah   virus  resisten pada  Tamiflu,

dr Anne Schuchat dari Center dari Disease Control and Prevention mengatakan bahwa  untuk mencegah penyebaran virus A-H1N1, obat untuk  flu  Tamiflu dan Relenza,hanya  diberikan pasien  berisiko komplikasi  bukan sebagai pencegahan, juga diberikan pada  pasien asma ,pasien penyakit jantung,pasien yang  berisiko tinggi  tertular, yaitu  wanita hamil, anak berusia di bawah 5 tahun, agar virus tidak  menjadi kebal ,

seperti yang tertulis pada  Lancet Infectious Diseases, Jane Burch dari University of York dan
 organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan  bahwa  pasien sehat yang terserang flu A-H1N1 tanpa komplikasi tidak  perlu  diberikan  anti-virus,juga menganjurkan pasien kronis,anak-anak  berusia di bawah 5 tahun,wanita hamil ,penderita diabetes,asma ,untuk menggunakan:
Relenza Zanamivir  obat hirup  segala jenis virus influenza A  , buatan  GlaxoSmithKline,  lisensi dari  Biota Australia,  Tamiflu obat   segala jenis virus influenza A  buatan  Roche Swiss  lisensi dari Gilead Sciences Inc., obat ini  memotong  setengah hari durasi   sakit sebab  Influenza  selama  1 minggu, Relenza mengurangi rasa sakit  selama 1  hari ,

virus H1N1 yang resisten  obat antiviral oseltamivir (Tamiflu) berdasar tes laboratorium.
Meski begitu, virus-virus yang ditemukan di tiga pasien yang telah sembuh masih tetap sensitif dengan obat zanamivir ,ketika terjadi  pandemi virus H1N1 , virus  H1N1  ini sudah pernah  dievaluasi  Global Influenza Surveillance Network ,sedang virus lain sensitifitas  dengan oseltamivir dan zanamivir, namun  resistensi obat ini hanya terjadi di  daerah tertentu saja,

CSL Ltd  sebagai perusahaan pembuat vaksin dari Australia, mengatakan bahwa  1  dosis vaksin sudah  cukup kuat melindungi pasien  dewasa dari penularan virus flu  A-H1N1,  96 %  pasien  dewasa, yang  telah mendapat   vaksin sebanyak 1  dosis,  dari   CSL Ltd   sudah terlindungi dari  flu musiman, Hasil penelitian   peneliti  Australia  juga dibenarkan   ahli dari National Institute of Health (NIH),  NIH memberikan  1.000 pasien   dewasa 1  kali imunisasi  vaksin langsung  memberi   perlindungan selama  10 hari ,penderita akan mendapat  1  kali  vaksinasi flu musiman dan  vaksin kedua  untuk melawan flu A-H1N1, dilanjutkan 2  dosis setelah  sebulan sebab   jenis virus A-H1N1  baru ini  berbeda dengan virus flu yang populer secara genetik,

Thomas Abraham, juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di jenewa ,  menyelidiki  adanya  virus flu babi  H1N1 yang resisten  Oseltamivir nama dari obat  Tamiflu  buatan Roche dan Gilead Sciences Inc , pada pasien yang memiliki  sistem kekebalan tubuh rendah, pasien  yang menjalani kemoterapi ,  menderita HIV, strain virus yang kebal   obat ini   telah menyebar dari seseorang ke orang lain, U.S. Centers for Disease Control and Prevention membicarakan kasus H1N1 yang resisten terhadap Tamiflu di Duke University Hospital di North Carolina, Norwegian Institute of Public Health, mengatakan bahwa  mutasi  mempengaruhi kemampuan virus  untuk masuk lebih dalam lagi ke sistem pernafasan,

wakil Direktur CDC Divis Influenza Dr. Daniel Jernigan dan Dr. Jay Butler, pejabat Centers for Disease Control and Prevention mengatakan bahwa  vaksin penangkal flu A-H1N1  tersedia dalam bentuk semprotan hidung FluMist, yang digunakan hanya  bagi  anak anak  dan   orang dewasa  sehat usia 2 hingga 49 tahun, sedang yang menderita flu A-H1N1 parah dengan komplikasi, anak di bawah 2 tahun,penyakit pernapasan kronis ,  wanita hamil, penderita asma , Juan Lubroth, petugas veteriner dari Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO).walaupun  belum ada  penyebaran virus H1N1 pada unggas dan babi, jika hewan yang terjangkit H1N1  juga terinfeksi virus lain, maka akan  terjadi koalisi virus,  walau  telah  sembuh, namun  virus flu A-H1N1 masih tetap  berada di dalam tubuh pasien,virus H1N1 ditemukan pada kalkun pada  2  peternakan di dekat Pelabuhan Valparaiso, Cile, penularan terjadi dari pekerja peternakan ke unggas, menetapkan karantina  unggas  yang  terinfeksi  untuk  disembuhkan,setelah sembuh  maka  aman dikonsumsi ,
 produsen obat Sinovac  menjual vaksin flu A-H1N1 seharga 30 dollar AS, yang  berdosis rendah  namun  efektif melawan virus A-H1N1,

Virus H1N1 tidak berhubungan dengan cuaca,sebab virus ini muncul  di berbagai negara yang ber temperatur panas dan dingin, penyebaran penyakit  Swine influenza atau flu babi  yang disebabkan virus influenza H1 N1  ini bermula di Meksiko, gejala flu babi yaitu diare,  mual , muntah,demam 39 derajat Celsius, batuk, pilek, lesu, letih, nyeri tenggorokan, sesak napas, cara penularan penyakit  Swine influenza atau flu babi  melalui  kontak langsung atau melalui  udara dengan masa inkubasi 3 hingga 5 hari,  sebelumnya  Virus H1 N1  hanya menginfeksi hewan babi,tetapi virus ini  mengalami mutasi  strain genetiknya berubah, yang kemudian menular kepada manusia,
 ramuan Cina yang berasal dari kitab kuno Fang Gan Tang ,  mampu melenyapkan  kelembaban dalam tubuh yang  menyebabkan  mual dan diare ,menurunkan panas, membuka pori-pori  kulit  ,
meningkatkan chi pada permukaan kulit (Wei Qi) mampu  memperbaiki kondisi dalam tubuh pasien yang lembab, juga  mencegah  badan dari  patogen dari luar, dalam  kitab kuno Fang dan Tang, ada 2  resep guna  mengatasi   flu babi ini  yaitu  tanaman Ge Gen, Huo Xiang,   Huang Qin,  Huang Qin untuk  pencegahan  sedang   Ge Gen, Huo Xiang, mengobati pasien  yang positif menderita virus H1 N1, Tanaman Huang Qin atau  Astralagus membranaceus , yang dipakai adalah  batangnya,
untuk meredakan  panas dan  lembab, tanaman  ini berpengaruh pada meridian organ usus besar, paru-paru, lambung, empedu, Ge Gen, atau  Pueraria spp, yang dipakai pada  bagian batangnya  ini  untuk  meredakan diare,membuka pori-pori,meningkatkan cairan , mengeluarkan patogen dari dalam tubuh, bunganya menjadi  alkohol tanaman ini berpengaruh pada meridian organ  lambung  dan limpa untuk  nyeri pada tengkuk, Huo Xiang atau Agastache rugosa ,  memakai  bagian batang yang ada  di atas tanah,  berbau tajam ,hangat ,  mampu  mengatasi  rasa mual, menghilangkan lembab, menetralkan dehidrasi, tanaman ini berpengaruh pada meridian organ paru-paru, pencernaan, lambung,  tidak disarankan bila perut terasa panas, pasien dilarang mengonumsi  makanan gorengan, es,  santan,

 REAKTIVITAS  ANTIBODI MONOKLONAL TERHADAP VIRUS FLU BURUNG SUBTIPE H5N1

Virus Highly pathogenic avian  influenza (HPAI) strain H5N1  menjadi pemicu  morbiditas dan mortilitas  populasi hewan ternak unggas di  negara Asia, Eropa dan Amerika  pada  tahun 2003,
virus ini terus menerus ber-evolusi nsehingga mengubah antigenisitasnya dan 
mempengaruhi daya proteksi silang vaksin yang sedang dipakai,
Saat ini virus H5N1 masih bersirkulasi  tanpa memicu mortalitas yang tinggi 
pada unggas domestik, ini  disebabkan   vaksinasi npada hewan ternak unggas secara besar besaran,
Virus H5N1 yang diisolasi dari masalah pasien di negara asia tenggara 
memiliki karakter molekuler yang berasal dari ayam (avian origin), 
metode pemantauan yang  dipakai adalah tes penapisan (rapid test). 
Antibodi monoklonal pada penapisan (rapid test) influenza ini  adalah 
antibodi monoklonal yang khusus terhadap  protein M dan NP yang conserved diantara  virus influenza. Antibodi monoklonal ini hanya mampu membedakan tipe virus  influenza saja, Untuk membedakan subtipe  dipakai metode RT PCR terhadap gen HA  dan NA sekaligus  untuk analisa pasti infeksi H5N1 bersama dengan kultur dan  isolasi virus pada sel Madine Darby Canine Kidney (MDCK) ataupun pada telur ayam berembrio,Kedua metode ini memerlukan 
waktu yang relatif lama maka  perlu   metode diagnostik  virus flu  burung subtipe H5N1 yang lebih cepat , Penelitian  bertujuan untuk menguji suatu panel antibodi 
monoklonal yang sudah dikonstruksi dan  dihasilkan pada penelitian sebelumnya 
terhadap virus H5N1 yang bersirkulasi di  negara asia tenggara. sehingga bisa 
memantau  sirkulasi virus flu burung subtipe H5N1 di negara asia tenggara,
Virus yang dipakai untuk menguji  panel antibodi monoklonal adalah virus flu 
burung subtipe H5N1 yang diisolasi dari  spesies unggas ayam di negara asia tenggara  (C1787T). Virus ini di propagasi terlebih  dahulu dalam telur ayam berembrio (TAB)  usia 9 hari dengan volume 100 µl virus / TAB  pada amnion dan diinkubasikan pada suhu  37ºC. Embrrio yang mengalami kematian,  TAB diletakkan pada suhu 4ºC semalam kemudian  dipanen dan diambil cairan amnion dan di  sentrifugasi 3000 RPM 5 menit dan  kemudian  diinaktivasi dengan 0,1-0,2 %  formalin v/v.  prosedur ini  dilakukan di dalam fasilitas ABSL-3 Avian 
Influenza Research center (AIRC) Untuk mengetahui titer virus  dilakukan uji Hemaglutinasi (HA),
Produksi protein Hemaglutinin HA rekombinan vrius  H5N1 C1787T mengikuti prosedur kloning  dan transformasi standar untuk bakteria, seperti pada penelitian sebelumnya. pemurnian plasmid memakai  protokol midi preps kits sesuai dengan  protokol perusahaan penyedia reagen (Marligen Biosciences, Rockfille, USA),  transfeksi dengan TransIT-LT1 transfection reagent (Mirus, USA) dan ekstraksi dengan Mem-PER Eukaryotic membrane protein extraction reagent kit (Pierce, Rockford, USA).

ELISA
Protein rekombinan hemaglutinin virus H5N1 isolat ayam C1787T dipakai sebagai 
antigen. Plate ELISA Nunc Maxisorb® microtitre plates (VWR International, 
Darmstadt, Germany) dilapisi dengan antigen  itu dengan pengenceran 2000x dalam  PBS dan diinkubasi pada 4 ° C selama  semalam. Sesudah membuang kelebihan  antigen, plate kemudian dicuci dengan 0.05 %  PBST. Plate selanjutnya di blok memakai  3% skim milk dalam PBS. Antbodi  monoklonal terhadap hemaglutinin H5N1  yang sudah diencerkan 2000x dalam 1 % skim milk-PBST, selanjutnya ditambahkan pada  tiap well plate ELISA dan diinkubasikan pada 
suhu ruang selama 1 jam dan kemudian   dicuci 3x dengan 0,05 % PBST. Antibodi 
sekunder teridiri dari HRP-goat anti mouse IgA (α) -(KPL,goat anti Mar mouse IgM (µ) (KPL, Maryland, USA)   HRP-goat anti mouse IgG (H+L) (Jackson Immuno Research,  Baltimore, USA),  kemudian ditambahkan pada  tiap well dan diinkubasikan pada suhu ruang  selama 1 jam dan dicuci dengan 0,05 % PBST 
3 kali. Larutan 3.3’,-tetramethylbenzidine5.5’  (TMB) (Sigma, Missouri, USA) kemudian ditambahkan dan diinkubasikan pada suhu  ruang selama 15-30 menit. Optical density kemudian dibaca memakai ELISA readerdengan panjang gelombang 450 nm7,

HASIL Uji ELISA memberikan data yaitu : 

Tabel  Hasil uji ELISA panel antibodi  monoklonal terhadap virus H5N1 isolat ayam (C1787T) di negara asia tenggara tahun 
Antibodi 
Monoklonal         rHA C1787T         rHA WZ83
26-1             0,068             0,572 
36-4             0,082             0,89 
42-2             0,067             1,05 
59-6             0,062             0,298 
82-4             2,64             0,881 
85-1             0,069             0,465 
95-8             0,066             3,024 
99-10             0,313             2,47 
102-1             0,892             0,277 
103-4             0,9             0,462 
104-7             0,414             2,938 
105-11             0,072             0,569 
108-1             0,255             0,803 
119-12             0,121             0,609 
148-11             0,068             1.012 
162-5             1,452             2,66 
164-13             0,062             2,881 
173-11             0,157             1,569 
176-4             2,715             1,626 
177-3             0,065             0,047 
182-3             0,352             0,04 
209-1             0,069             0,039 
211-3             0,576             0,042 
218-1             2,767             0,055 
228-3             1,819             0,057 
229-10             1,915             0,051

Keterangan: 
rHA WZ83: protein rekombinan hemaglutinin 
virus H5N1 yang dipakai untuk menghasilkan 
antibodi monoklonal pada penelitian ini. l
rHA C1787T: protein rekombinan hemaglutinin 
virus H5N1 isolat ayam yang diisolasi di negara asia tenggara ,

Tabel  Hasil diagnosa Statistik Univariate (Anova) Hasil Uji ELISA

                       Type III  
                       Sum of    
             Squares
Source                     df       Mean Square             F Sig

Corrected Model        21.797a           26      .838       .806             .706 
Intercept               36.565              1       36.565   35.163        .000 
antibodimonoklonal  20.758            25      .830        .798             .711 
Rekombinan        1.039             1      1.039       .999            .327 
Error             25.997         25       1.040
Total             84.359            52
Corrected Total        47.794         51
a. R Squared = .456 (Adjusted R Squared = -.110)
Propagasi atau inokulasi virus influenza  adalah  tehnik  analisa infeksi virus bila 
memakai spesimen klinis dengan kualitas  baik. Inokulasi virus influenza pada telur ayam berembrio (TAB) atau dengan kultur sel bersamaan dengan tehnik identifikasi virus melalui metode imunologi atau metode genetik (contoh dengan metode PCR)  adalah metode analisa virus influenza,
Untuk masalah infeksi virus H5N1, walaupun gejala awal infeksi H5N1 
pada pasien memiliki spektrum luas dan dapat bersifat tidak khas yakni dari 
asimtomatis atau gejala seperti influenza ringan hingga ke pneumonia berat 
sampai pada kegagalan  organ,  gejalanya  pada kelainan darah,saluran cerna ,
 tujuan inokulasi virus untuk menghasilkan virus dengan jumlah banyak yang dapat dipakai untuk pengujian  , seperti karakterisasi genoma dan suatu antigen serta untuk penyiapan suatu vaksin atau uji kepekaan obat ,
Virus influenza dari inang burung (avian) dapat tumbuh   pada telur ayam berembrio. Virus influenza yang berasal dari inang mamalia tidak dapat tumbuh 
dengan baik pada telur ayam berembrio, tetapi dapat tumbuh baik pada kultur sel, 
Virus  H5N1 isolat avian dapat juga ditumbuhkan pada bagian amnion dari TAB karena bagian ini memiliki reseptor asam sialat α2,6,  pada  propagasi virus H5N1 isolat mamalia,  kultur  sel MDCK berperan,
virus H5N1 yang dipakai untuk melakukan pengujian panel antibodi monoklonal berasal dari virus  H5N1 yang diisolasi dari ayam di daerah endemik virus H5N1. Oleh karena itu metode inokulasi yang dipakai pada penelitian ini  tetap dengan memakai telur ayam berembrio (TAB),
Virus influenza subtipe H5N1 adalah virus influenza ada  pada spesies burung (avian origin).  virus H5N1 yang diisolasi  dari inang mamalia dan dari pasien 
masih memiliki karakter molekuler yang homolog dengan virus H5N1 yang diisolasi dari ayam, 
Cina  adalah negara yang memiliki  jumlah subtipe virus Influenza yang lebih 
banyak dari negara lain, sehingga pemantauan virus yang berkembang  di negara 
itu, bisa menjadi awal penyebaran baik melalui burung migrasi , menjadikan virus 
Influenza yang baru dari dari negara itu ,Salah satu di antaranya virus WZ83 
(A/duck/Hokkaido/2010 (H5N1) yang tergolong dalam clade 2.2.
Panel antibodi monoklonal yang sudah  dihasilkan adalah panel antibodi 
monoklonal yang khusus terhadap protein  HA virus influenza A subtipe H5N1 itu. 
Antibodi monoklonal yang khusus terhadap  HA yang berasal dari virus H5N1 dengan  clade yang bebeda sudah banyak dilakukan dalam penelitian untuk memantau sirkulasi  virus H5N1 yang ada di Asia Tenggara,
Salah satu tolok ukur keberhasilan inokulasi virus H5N1 pada TAB bila terjadi 
kematian pada embrio.Telur yang  mengalami kematian embrio itu, 
kemudian  dilakukan pemanenan virus  melalui pengambilan cairan alantoisnya 
sesudah sebelumnya disimpan pada suhu 4° C, 
Virus H5N1 adalah virus yang memiliki patogenisitas tinggi sehingga akan terjadi 
kematian embrio kurang dari tiga hari atau 32  jam, rata-rata dua hari. Semakin patogen virusnya, maka akan diperoleh kematian yang lebih cepat dan dapat menghalangi  proses replikasi virus selanjutnya. maka  propagasi virus H5N1 memerlukan jumlah TAB yang besar agar diperoleh titer virus yang tinggi. walaupun inokulasi pada  TAB dapat tidak berhasil disebabkan adanya 
kontaminasi bakteri namun dengan  pemakaian TAB yang specific pathogen free 
(SPF) dapat mengurangi resiko ini. ,  propagsi atau inokulasi virus H5N1 pada 
TAB, akan diperoleh titer virus yang lebih  tinggi dibandingkan dengan kultur sel Madine  Darby Canine Kidney (MDCK),
Pengambilan cairan alantois ini  unuk memperoleh virus H5N1 yang 
kemudian  dipakai sebagai antigen pada  ELISA dan uji HI pada penelitian ini,
ELISA adalah uji serologis yang .mendeteksi antigen /antibodi.terhadap virus 
influenza A. Kit ELISA komersial untuk  pengujian penyakit influenza yang sudah 
tersedia adalah kit ELISA untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap protein 
nukleoprotein (NP). Demikian pula kit ELISA  yang dipakai mendeteksi keberadaan 
antigen virus ini,  memakai  panel antibodi monoklonal, terhadap protein 
matriks (M) atau nukleoprotein (NP). Kedua jenis protein ini adalah protein yang 
memiliki urutan asam amino yang conserved di antara semua subtipe virus influenza A. maka mengalami kesulitan dalam  interpretasi hasil, karena tidak dapat  membedakan subtipenya. sehingga  hasil yang positif pada uji ini, harus 
dilanjutkan dengan uji HI untuk menetapkan subtipe HA nya, seperti untuk membedakan  H5 atau H7.,
Uji ELISA yang dipakai pada penelitian ini adalah uji ELISA dengan metode indirect (tidak langsung). Uji ELISA  pada penelitian dilakukan untuk mengetahui reaktivitasnya terhadap virus H5N1 yang bersirkulasi di negara asia tenggara. 
Pada penelitian ini, panel antibodi  monoklonal diuji terhadap virus H5N1 isolat 
ayam negara asia tenggara C1787T (clade 2.1.3.) dan dibandingkan dengan virus homolog (WZ 83). walaupun clade virus yang dipakai untuk  menghasilkan antibodi monoklonal berbeda, namun dari hasil ELISA panel Mab masih 
dapat mengenali virus yang diuji. Ini diketahui  dengan hasil diagnosa 
memakai Anova yang mengatakan  bahwa panel antibodi monoklonal dapat 
bereaksi baik terhadap virus homolog maupun terhadap virus yang  beredar di negara asia tenggara. Hasil diagnosa menunjukkan tidak ada  perbedaan yang menonjol oleh karena  p>0.05.  ini menandakan  antibodi monoklonal ini mengenali epitope yang  conserved dari protein HA sehingga mampu
mengenali virus influenza A subtipe H5 dari  berbagai clade yang berbeda dan dapat  dipakai sebagai alat diagnostik maupun monitoring sirkulasi virus H5N1 di negara asia tenggara,

 MUTASI VIRUS FLU BURUNG H5N1 BERDASARKAN  MOLEKULAR 


Flu Burung atau Avian Influenza atau  fowl  plaque pertama kali dikenal sebagai penyakit infeksius pada burung yang menyerang ayam di Italia pada tahun 1878. Schafer Sejak tahun 1955 meneliti bahwa  penyakit yang menyerang unggas dengan derajat keparahan yang  sangat bermacam ragam, mulai dari infeksi yang 
bersifat asimptomatik sampai penyakit fatal dan bersifat multisistemik ini dipicu oleh virus Influenza A,  sejak terjadinya wabah  Flu Burung di Hongkong pada tahun 1997 maka wabah itu mulai menyebar hampir  ke seluruh negara di dunia. Bahkan akhir tahun 2003, virus Avian Influenza subtipe  H5N1 sudah menyebar di peternakan unggas beberapa negara negara di Eropa , Afrika,Asia seperti   China, Kamboja, Korea, Jepang ,Vietnam, Thailand  dan negara negara asia tenggara, 
virus Avian Influenza bisa  menyerang  manusia yang dipicu karena terjadi penularan virus  Avian Influenza dari unggas ke manusia,antaranya meninggal dunia,Virus Influenza A mudah bermutasi,  terutama pada fragmen   Neuraminidase (NA)   dan  Hemaglutinin (HA) ,  ada 16 subtipe HA, H1 – H16 dan 9 subtipe NA, N1 –N9 yang  dipicu karena virus ini mampu mengubah  diri melalui proses antigenic shift, dan  antigenic drift ,
Mutasi yang meliputi  insersi,substitusi, delesi adalah  mekanisme yang memicu
 variasi virus influenza, ini dipicu karena enzim polimerase virus influenza (virus RNA) tidak mampu  proofreading sehingga  berperan dalam kesalahan 
replikasi sekitar satu basa dalam setiap 104  basa,   ini  memicu perubahan komposisi  genetik virus saat bereplikasi pada manusia  maupun hewan sehingga bisa memicu strain virus baru,
Virus Avian Influenza memiliki delapan gen yang terdiri dari gen Hemaglutinin (HA)  dan Neuraminidase (NA) yang adalah  gen Nonstruktural (NS) ,Polimerase B2 (PB2) , gen  eksternal; gen Matriks (M); Nukleoprotein  (NP); Polimerase A (PA); Polimerase B1 (PB1), yang adalah gen internal, Ke delapan gen ini masing-masing memiliki  Open Reading Frame (ORF), sehingga  ekspresi proteinnya tidak tergantung satu sama lainnya, 
 Glikoprotein HA berperan  terhadap inang/induk atau induk restriction 
perpindahan virus AI H5N1dan  patogenisitasnya, Pengikatan dan infeksi sel 
epitel saluran pernafasan manusia   penting untuk perpindahan virus influenza unggas ke manusia,  Glikoprotein HA memperantarai perlekatan virus ke reseptor yang mengandung  asam sialat pada permukaan sel inang/induk dan fusi envelop virus dengan membran sel,
 bahwa  pertukaran spesifisitas reseptor dari  SAα2,3Gal (unggas) ke SAα2,6Gal (manusia)  adalah faktor utama penentu virus  influenza A melewati barrier spesies,  Mutasi  satu atau dua asam amino dalam glikoprotein  HA ternyata cukup untuk mengubah  spesifisitas reseptor virus AI dari unggas ke  manusia,  Virus avian influenza akan   beradaptasi pada inang/induk manusia jika pada
posisi 193 glikoprotein HA diisi oleh Arginin  di tempat pengikatan reseptornya ,  bahwa mutasi asam amino glikoprotein HA pada area pengikatan  reseptor bisa mengubah pengenalan reseptor  sel oleh virus dari SA-2,3Gal menjadi SA-
2,6Gal.  Protein HA berperan penting  dalam menentukan patogenisitas virus AI 
H5N1 karena pada regio cleavage site gen HA  jika diisi asam amino basa tunggal akan dipecah oleh protease inang/induk secara terbatas  sehingga infeksinya tidak parah atau  asimptomatik, sebaliknya gen HA dengan  beberapa asam amino basa pada regio  cleavage site akan dipecah oleh ubiquitous protease sel inang/induk bisa pemicu infeksi  parah atau sistemik, 
Hewan percobaan kera (Macaca fascicularis)  dipakai untuk menampakkan  infeksi virus influenza pada  manusia  , karena adanya kemiripan  fisiologis dengan manusia dan kesamaan  letak reseptornya,   ayam (Gallus sp.) sebagai hewan percobaan penelitian  virus avian influenza juga dipakai, inang/induk alaminya  dipakai sebagai  hewan percobaan pada penelitian infeksi , hewan percobaan  ferret (Mustela putorius) adalah gold  animal untuk penelitian infeksi virus influenza  yang berasal dari manusia karena bisa memicu gejala yang mirip seperti kejadian pada manusia dan kesamaan  reseptor dengan manusia,
potensi virus H5N1 yang bisa beradaptasi  pada manusia baik melalui reassortment atau  mutasi ,   penelitian tentang  perubahan virus Avian Influenza H5N1 pada  ayam untuk mewakili unggas , kera  dan ferret untuk mewakili mamalia, terutama pada pola mutasi gen Hemagglutinin,  model perpindahan virus 
Avian Influenza subtipe H5N1 asal penderita  manusia dari unggas ke mamalia, dan dari  mamalia ke unggas sehingga bisa dipakai  sebagai dasar   penelitian   yang berkaitan dengan perpindahan virus AI,  tentang  cara pencegahan terbaik penularan virus  Avian Influenza subtipe H5N1 antar spesies, 0
Penelitian  dilakukan melalui dua  tahap, Tahap pertama  infeksi virus  H5N1 asal manusia kode D4 pada hewan percobaan  kera, feret dan ayam,  T tahap kedua 
dilakukan infeksi virus isolat asal hewan percobaan  kera pada hewan percobaan ayam,  dipakai 3  jenis  hewan percobaan yaitu empat ekor kera (Macaca Fascicularis) SPF , yaitu 2 ekor  diinfeksi virus dan 2 ekor diberi PBS steril 
sebagai control; 15 ekor ayam (Gallus sp.), 6 ekor diinfeksi virus H5N1 kode D4, 6 ekor  diinfeksi isolat virus asal hewan percobaan ayam, 3 ekor diberi PBS steril sebagai kendali  dan 4 ekor ferret (Mustela putorius) yaitu  2 ekor feret diinfeksi virus H5N1 kode D4 dan  2 ekor diberi PBS steril sebagai kendali, 
Untuk menginfeksi hewan percobaan kera dan  feret diperlukan bahan-bahan berupa isolat virus AI subtipe H5N1 asal manusia (kode D4), Ketamine dan PBS steril. Bahan untuk  menginfeksi ayam diperlukan bahan berupa  isolat virus AI subtipe H5N1 asal manusia, virus AI subtipe H5N1 yang diisolasi dari 
hewan percobaan kera dan PBS steril,  Bahan  yang diperlukan untuk menginfeksi hewan  percobaan feret yaitu virus AI subtipe H5N1 asal  manusia, Ketamine, Xylazine dan PBS steril.  Infeksi virus H5N1 pada hewan percobaan  kera dilakukan secara intranasal, tonsil dan  intraokular dengan dosis sebesar 2,5 x 104   TCID50 yang diencerkan dalam PBS steril 5  ml. Infeksi pada feret dilakukan secara  intranasal dengan dosis 107 PFU yang  dilarutkan dalam 500 μl PBS steril. Hewan  percobaan ayam diinfeksi melalui intratrakhea  dengan dosis 106 TCID50 yang dilarutkan  dalam 500 μl PBS. Isolat sheding virus  diperoleh dengan cara mengambil swab nasal  dari hewan percobaan kera, swab trachea dari  hewan percobaan ayam dan nasal wash dari hewan  percobaan feret. Isolat yang diperoleh kemudian  disentrifus dengan kecepatan 3000 rpm selama 5 menit dan diambil bagian supernatant, Isolat yang diperoleh dari hewan percobaan 
ayam kemudian diinokulasikan pada TAB  umur 9-11 hari, sedang isolat dari hewan  percobaan kera dan feret diinokulasikan pada sel  MDCK yang sudah konfluen,  Hasil panen  cairan alantois TAB dan media sel MDCK sesudah disentrifus dengan kecepatan 3000 rpm  selama 5 menit, kemudian dilakukan uji HA  untuk mengetahui titer hemaglutinin isolat  virus sebagai langkah awal deteksi virus  H5N1,  Hasil uji HA positif kemudian  diteruskan dengan RT-PCR gen 
Hemaglutinin virus H5N1 memakai  primer spesifik untuk gen Hemaglutinin (HA) 
dan jika positif diperoleh pita sekitar 1780bp  melalui proses elektroforesis. Untuk 
mengetahui urutan nukleotida gen HA hasil  RT-PCR kemudian dilakukan sekuensing  melalui tahapan purifikasi produk PCR,  presipitasi dan aplikasi produk PCR ke mesin  sekuensing. Hasil sekuensing kemudian  dianalisa memakai program Genetic Win  untuk memperoleh urutan nukleotida gen HA 
dan dilakukan penjajaran urutan  asam amino gen HA antara isolat dari hewan 
percobaan kera, feret dan ayam dengan virus  H5N1 asal manusia kode D4. penjajaran juga  dilakukan antara urutan asam amino gen HA  isolat asal hewan percobaan ayam yang diinfeksi  virus isolat asal hewan percobaan kera dengan 
isolat asal hewan percobaan kera,
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pola mutasi virus Flu Burung 
H5N1 pada berbagai inang/induk berdasar penelitian  molekular fragmen Hemaglutinin,  perpindahan atau infeksi  virus dilakukan melalui dua tahap penelitian,  Tahap pertama dilakukan infeksi virus Avian Influenza subtipe H5N1 dengan kode  D4 pada hewan percobaan kera, ferret dan ayam,   sesudah masa inkubasi masing-masing  hewan percobaan diisolasi virus “shedding”. Virus
shedding dilakukan pengujian dan identifikasi  untuk mengetahui perubahan atau mutasi pada  fragmen Hemaglutinin (gen HA) melaui  penjajaran urutan asam amino virus shedding dengan virus asal. Pada tahap kedua dilakukan 
infeksi isolat virus asal hewan percobaan kera  pada hewan percobaan ayam, virus shedding yang  diperoleh dilakukan pengujian yang sama dengan tahap pertama.
kondisi hewan percobaan kera sesudah diinfeksi virus H5N1 asal manusia, sampai  dengan analisa berakhir tidak  menampakkan gejala sakit dan tidak terjadi 
kematian hewan percobaan kera. Pengambilan  swab dari hewan percobaan kera dilakukan setiap hari selama sepuluh hari analisa, .dan contoh swab yang menampakkan hasil .positif diperoleh dari pengambilan hari pertama sesudah infeksi dari kedua hewan percobaan  kera. Hasil uji HA swab kera menampakkan titer HA sebesar 210 untuk  kedua hewan percobaan kera, kemudian kedua 
contoh itu dilakukan RT-PCR dan dari .hasil PCR diperoleh pita DNA sepanjang 1776 pasang nukleotida (bp).  M 1 2 3
Elektroforesis DNA gen Hemaglutinin.  DNA yang dihasilkan sebanyak 1776 pb. M = marker (1 kb ladder),1= kontrol negatif, 2 dan 3 
contoh kera FA dan FB Hasil PCR ini kemudian diteruskan  dengan sekuensing untuk menentukan urutan  nukleotida gen hemaglutinin virus shedding
D4 pada kera.
 Hasil penjajaran  urutan nukleotida gen HA dari isolat virus  shedding dengan urutan nukleotida gen HA  virus D4 menampakkan homologi sebesar 97,8 % atau terjadi mutasi 2,2% untuk hewan percobaan  kera kode FA, dan homologi sebesar 
97,1% atau 2,87% untuk hewan percobaan kera  kode FB.
kemudian urutan nukleotida yang  diperoleh dilakukan prediksi susunan asam 
amino dari kodon awal yang mengkode asam  amino metionin. Jumlah asam amino yang  menyusun protein hemaglutinin sebanyak 560  asam amino. kemudian dari hasil urutan  asam amino yang diperoleh dilakukan 
penjajaran urutan asam amino gen  HA virus asal manusia (kode D4) dengan 
urutan asam amino gen HA isolat virus hewan  percobaan kera untuk mengetahui mutasi yang  terjadi saat virus diinfeksikan pada hewan  percobaan kera. Jumlah mutasi asam amino yang  terjadi pada hewan percobaan kera kode FA sebesar 1,93%, sedang mutasi pada hewan  percobaan kera kode FB 3,51%. penjajaran asam  amino gen HA virus D4 dengan virus shedding kera FA dan FB .
Protein hemaglutinin memiliki regio  khusus yang dinamakan regio cleavage site yaitu  regio tempat dimana terjadi pembelahan  (cleavage) gen HA0 menjadi HA1 dan HA2  sehingga virus influenza menjadi infektif  saat terjadi infeksi virus. Berdasar análisis penjajaran protein hemaglutinin, virus kode D4 yang dipakai dalam penelitian ini  menampakkan multiple base amino acid (asam 
amino basa berulang) pada cleavage site gen  HA yang sesuai dengan gambaran virus HPAI.  Urutan asam amino regio cleavage site virus  kode D4 yaitu Pro (prolin), Gln (glutamin), Arg (arginin), Glu (glutamat), Ser (serin), Arg 
(arginin), Arg (arginin), Lys (lisin), Lys (lisin), Arg (arginin), Gly (glisin) dan Leu 
(leusin) atau PQRESRRKKRGL. Analisa penjajaran antara protein HA virus D4 dengan  virus yang diperoleh dari hewan percobaan kera (kera FA dan FB), nampak terjadi mutasi  asam amino pada regio cleavage site yaitu 
asam amino nomor 341 yang semula   menjadi Glisin (mutasi S341G) pada isolat 
yang berasal dari kera kode FB. Sementara  isolat dari hewan percobaan kera kode FA tidak ,
Protein hemaglutinin memiliki area khusus untuk pengikatan reseptor sel yang 
dinamakan receptor binding domain (RBD), yaitu bagian RBD itu memiliki urutan asam  amino khusus yang tidak mudah bermutasi  dan jika mengalami mutasi akan memicu  perubahan pengenalan reseptor sel inang/induk dinamakan asam amino conserved,  asam amino conserved di bagian  RBD  menampakkan mutasi yaitu pada  posisi 216 dari Isoleusin menjadi Valin  (I216V), asam amino nomor 225 dari Leusin  menjadi Serin (L225S) dan asam amino  nomor 228 dari Lisin menjadi Arginin (K228R) diperoleh dari isolat hewan percobaan  kera kode FA.  isolat dari hewan  percobaan kera kode FB menampakkan dua  mutasi yaitu K228R dan  I216V , Posisi asam amino tertentu pada gen HA  dikenal sebagai penanda pengenalan reseptor  sel inang/induk yaitu asam amino nomor 226 dan 224   berdasarkan penomoran H5  ,  Jika residu  224 diisi Glutamat dan 226 diisi Gisin maka  virus itu lebih mengenali reseptor tipe  unggas (α-2,3).
 Virus kode D4 yang  dipakai dalam penelitian ini memiliki residu  Valin pada posisi 226 dan  residu Arginin pada posisi 224 , Kedua residu asam  amino pada posisi itu tidak mengalami  mutasi pada hewan percobaan kera,  Infeksi virus H5N1 asal manusia pada  hewan percobaan feret tidak menampakkan gejala  sakit kecuali saat pengambilan nasal wash ke-3 dan ke-4 hewan percobaan feret mengalami 
sedikit penuruan nafsu makan ,bersin, suhu tubuh tidak mengalami  peningkatan, berat badan tidak turun , Nasal wash  dari hewan percobaan feret diambil setiap 12 jam  selama 10 hari, dan shedding virus diperoleh  dari pengambilan nasal wash ke-2 sampai  pengambilan ke-8 dengan titer HA sebesar 27,  Shedding virus kemudian dilakukan RT-PCR  gen HA dan diperoleh pita DNA sebesar 1776 
bp ,
 M 1 2 3 4 5 6 7
 Elektroforesis DNA gen HA virus AI  H5N1 kode D4 pada hewan percobaan ferret. DNA  yang dihasilkan sebesar 1776 pb. M = marker,  1,2,3,4,5,6 dan 7 contoh positif dari nasal wash  ferret pada pengambilan ke 2,3,4,5,6,7 dan 8.
Hasil PCR kemudian diteruskan dengan sekuensing untuk mengetahui urutan 
nukleotida gen HA virus yang diisolasi dari  hewan percobaan ferret. contoh nasal wash yang  diteruskan dengan sekuensing adalah nasal  wash ke-4 (kode NW IV). Hasil sekuensing  gen HA sesudah dianalisa  dan diperoleh urutan  nukleotidanya, kemudian dilakukan penjajaran  dengan urutan nukleotida gen HA dari virus
kode D4 untuk mengetahui jumlah mutasi  tingkat nukleotida yang terjadi. Jumlah mutasi  tingkat nukleotida yang terjadi sebesar 2,80%  atau homologi sebesar 97,17%.  Urutan nukleotida yang diperoleh   kemudian dilakukan prediksi urutan asam  amino,  sesudah dilakukan penjajaran dengan  urutan asam amino gen HA dari virus D4  maka diperoleh hasil adanya mutasi tingkat  asam amino sebesar 2,63% atau homologi sebesar 97,37%. 
adanya  mutasi di regio cleavage site pada asam amino  nomor 341 dari asam amino Serin/S menjadi  Glisin/G atau S341G. area RBD dari  protein hemaglutinin virus yang diisolasi dari  hewan percobaan ferret yang diinfeksi virus kode 
D4 menampakkan adanya mutasi pada asam  amino nomor 216 dari asam amino Isoleusin/I  menjadi Valin/V (I216V), asam amino nomor  225 dari asam amino Leusin/L menjadi  Serin/S (L225S) dan asam amino nomor 228  dari asam amino Lisin/K menjadi Arginin/R  (K228R).
Infeksi virus H5N1 asal manusia pada 6  ekor hewan percobaan ayam menampakkan  kondisi seperti pada Tabel 

Tabel 1 kondisi Ayam yang diinfeksi virus H5N1 kode D4
Penga
matan
Ke
             Ck-D4   Ck-D4  Ck-D4      Ck-D4      Ck-D4         Ck-D4         Kontrol
    1    2    3     4          5                  6
1     Sehat    Sehat   Sehat    Sehat      Sehat            Sehat             Sehat
2     Sehat     Sehat   Sehat    Sehat     Sehat            Sehat            Sehat
3     Sehat     Mati     Lemah   Sehat     Sehat           Lemah           Sehat
                       mati               mati
4     Lemah                 Mati      Sehat   Perdarahan    Perdarahan      sehat
                                  jengger         jengger
                        diare              diare

5            Mati,            Mati,                    Sehat
    perdarahan         perdarahan 
     kaki                       kaki

6                                     Sehat


Shedding virus dari hewan percobaan ayam  kemudian dilakukan PCR gen Hemaglutinin dan diperoleh pita DNA sebesar 1776 bp ,
Hasil PCR kemudian diteruskan dengan sekuensing untuk mengetahui urutan 
nukleotida gen HA. contoh virus dari hewan percobaan ayam yang dianalisis penjajaran dengan virus kode D4 berasal dari isolat ayam no 6.  Dari urutan nukleotida gen HA yang diperoleh kemudian dilakukan penjajaran dengan urutan 
nukleotida gen HA dari virus kode D4, maka diperoleh perbedaan nukleotida yang terjadi  sebesar 4,16%.
kemudian urutan nukleotida gen HA  yang diperoleh dilakukan prediksi asam amino  dan dilakukan penjajaran dengan urutan asam  amino gen HA virus D4, maka diperoleh perbedaan asam amino antara gen HA virus  kode D4 dengan isolat dari hewan percobaan ayam  sebesar 5,09%. Data penjajaran asam amino 
virus D4 dengan virus shedding ayam  , Elektroforesis DNA gen HA virus AI 
H5N1 kode D4 pada hewan percobaan ayam. DNA  yang dihasilkan sebesar 1776 pb. M = marker,  1,2,3,5 dan 6 contoh positif dari ayam nomor 
1,2,3,5 dan 6, 4 = contoh negatif dari ayam nomor 
Hasil penjajaran asam amino antara virus AI kode D4 dengan isolat virus dari 
hewan percobaan ayam yang diinfeksi virus D4,   menampakkan adanya mutasi di regio  cleavage site pada asam amino nomor 341 atau -6HA1 dari asam amino Serin/S menjadi  Glisin/G (S341G). Bagian RBD protein hemaglutinin isolat 
virus dari ayam yang diinfeksi virus kode D4  menampakkan adanya mutasi pada asam amino  nomor 216 dari Isoleusin/I menjadi Valin/V (I216V), asam amino nomor 225 dari  Leusin/L menjadi Serin/S (L225S) dan asam 
amino nomor 228 dari Lisin/K menjadi  Arginin/R (K228R).
Penelitian  untuk  mengetahui peranan inang/induk  dalam  mekanisme penularan virus Flu Burung antar spesies pada hewan percobaan melalui proses  infeksi virus Flu Burung H5N1 pada spesies  hewan mamalia (kera dan ferret) dan 
unggas (ayam). Infeksi virus influenza pada  inang/induk bertujuan agar virus bisa bereplikasi dengan memakai perangkat genetik yang  dimiliki oleh sel inang/induk. Di lain pihak, karena  virus Flu Burung adalah virus bergenoma  RNA yang bersegmen, sehingga mudah mengalami mutasi saat terjadi replikasi virus di dalam sel inang/induk atau induk. saat terjadi infeksi  virus Flu Burung pada inang/induk,  terjadi shedding virus. Isolat ini bisa diisolasi dari trakea dan kloaka pada golongan unggas, melalui nasal pada golongan mamalia atau saat terjadi refleks bersin dan batuk. Virus shedding yang dikeluarkan  itu adalah virus yang sudah mengalami adaptasi dan replikasi pada inang/induk.  Virus ini jika terjadi mutasi pada waktu  replikasi di dalam sel inang/induk maka mutasi  itu bisa dianalisis melalui analisis genoma dari virus shedding yang diperoleh. 
Mutasi yang terjadi pada genoma virus shedding itu akan bisa memicu virus 
shedding mengalami perubahan sifat dari virus  asal yang diinfeksikan sehingga 
memungkinkan virus yang semula tidak bisa  menular antar manusia berubah menjadi virus  yang bisa menular antar manusia. Dasar  molekuler sifat inang/induk atau induk range restriction virus  avian influenza masih belum diketahui dengan  jelas, tetapi glikoprotein HA adalah  penentu utama pertukaran inang/induk karena .peranannya pada pengenalan reseptor sel inang/induk.
Gen HA adalah gen eksternal yang  memiliki fungsi untuk mengenali reseptor 
yang mengandung asam sialat pada  permukaan sel sehingga akan berpengaruh 
terhadap kemampuan perpindahan virus antar  spesies, dan memperantarai fusi dari  envelope virus dengan membran endosomal  dari sel inang/induk sehingga pemicu .dikeluarkannya nukleokapsid ke dalam .sitoplasma,  Di samping itu, gen HA juga banyak dihubungkan dengan patogenisitas  virus terutama jika dilihat sekuen pada area  cleavage site gen HA. Jika cleavage site diisi  oleh residu Arginin tunggal, maka virus akan  dipecah oleh protease inang/induk atau induk secara terbatas  sehingga infeksinya ringan. Cleavage site jika diisi oleh multiple basic amino acid maka virus itu akan dipecah oleh  protease yang jangkauannya lebih luas sehingga menghasilkan infeksi sistemik dan parah.Dalam penelitian ini, diperoleh mutasi  berupa substitusi asam amino pada protein hemaglutinin/HA dengan variasi sekitar 1,5% - 3% dari virus shedding tiap spesies hewan 
percobaan. Namun, untuk diagnosanya hanya  difokuskan pada area kritis yang nantinya  bisa menentukan kemampuan perpindahan virus .maupun patogenisitas virus. Bagian protein  HA yang berperan pada patogenisitas virus 
yaitu regio cleavage site, sedang area  yang berpengaruh terhadap perpindahan antar  spesies ada di bagian globular head protein hemaglutinin terutama pada receptor  binding domain/RBD. Berdasarkan penelitian Nidom, virus AI 
H5N1 yang berasal dari ayam di negara negara asia tenggara  memiliki urutan asam amino pada regio  cleavage site yaitu PQRERRRKKRGL sehingga digolongkan sebagai virus HPAI .karena memiliki multiple base amino acid.
bahwa isolat virus unggas dari tahun 2003-2005 sebagian besar menampakkan motif  PQRERRRKKRGL pada cleavage site. Pada  2005 ditemukan isolat virus  unggas dengan motif PQRESRRKKRGL yang  memperlihatkan sudah terjadi mutasi R→S  pada area HA1. Tiga bulan sesudah itu, pada  2005, negara negara asia tenggara mempunyai masalah  manusia yang terinfeksi virus AI H5N1 untuk 
pertama kalinya, dan urutan asam amino pada  cleavage site dari virus Flu Burung ini  memiliki motif PQRESRRKKRGL. Virus AI H5N1 kode D4 yang dipakai 
dalam penelitian ini memiliki motif sekuen  cleavage site PQRESRRKKRGL, sesudah  diinfeksikan ke kera maka pada virus  shedding kera ada adanya mutasi 
S→G di cleavage site pada residu asam amino  nomor 341 sehingga urutan asam amino  cleavage site menjadi PQREGRRKKRG. Dalam initerjadi mutasi S341G, dari serin  diganti glisin pada HA1. Mutasi yang sama .juga ada saat virus AI H5N1 
diinfeksikan ke ferret dan ayam. bahwa residu asam amino  nomor 341 atau HA1 yang berada di cleavage  site bisa mengalami mutasi pada inang/induk atau induk 
mamalia maupun unggas,  saat virus  shedding dari kera diinfeksikan ke ayam, 
tampaknya residu nomor 341 gen HA juga  mengalami mutasi dengan motif G→S 
sehingga sekuen cleavage site menjadi  kembali ke motif awal PQRESRRKKRGL. 
Hasil ini menampakkan bahwa regio cleavage  site di bagian residu nomor 341 sangat rentan  mengalami mutasi saat terjadi replikasi virus pada inang/induk atau induk, bahkan saat mengalami dua  kali pasase pada inang/induk atau induk yang berbeda yaitu dari  mamalia ke unggas mutasi yang terjadi seperti 
menata kembali motif cleavage site virus kebentuk awal. Hasil ini adalah suatu 
temuan baru, bahwa adanya perubahan atau  mutasi yang  menari  bersifat tidak  permanen pada regio cleavage site gen HA  virus AI subtipe H5N1 sesudah dipasasekan  pada inang/induk atau induk yang berbeda. ini bisa  memicu pertanyaan baru, urutan asam amino yang ditemukan pada cleavage site gen 
HA virus AI H5N1 asal manusia yang  ditemukan selama ini, menampakkan suatu 
mutasi yang bersifat permanen atau  adalah hasil mutasi yang berubah-ubah 
sebagaimana yang ditemukan pada penelitian  ini. Jika dibandingkan dengan  ada satu isolat ayam yang  ditemukan dari tahun 2007 memiliki asam  amino G pada residu nomor 341/HA1 di  cleavage site gen HA sehingga memiliki motif 
cleavage site PQREGRRKKRGL, Berarti  asam amino G pada residu 341/HA1 cleavage  site gen HA virus itu bukan berasal dari  mutasi R menjadi G, tetapi dari R menjadi S  kemudian S bermutasi menjadi G. Jadi asam  amino G pada residu 341 ada sesudah  virus mengalami pasase pada 2 inang/induk atau induk berbeda, dan ada kemungkinan pasase pertama terjadi  pada mamalia yang tanpa menampakkan gejala klinis.
Protein hemaglutinin adalah suatu  trimer yang memiliki bagian yang dinamakan 
globular head, di bagian ini terbisa tempat  untuk mengikat reseptor dari sel inang/induk (receptor binding domain/RBD). Semua  struktur HA memiliki konfigurasi RBD yang mirip. Tempat pengikatan-heliks pada bagian  HA1 disusun oleh asam amino nomor 188-190  atau dinamakan 190-helix dan dua loop yang  disusun oleh asam amino nomor  221-228 (220-loop) dan  134-138  (130-loop) , Residu
asam amino conserved di bagian RBD dari  virus subtipe H1 dan H5 yang nantinya 
berimplikasi terhadap spesifitas reseptor  terdiri atas asam amino nomor 216, 221, 222, 225, 226, 227 , 228,98, 136, 153,  183, 190, 193 dan  194, 
, jika virus D4  diinfeksikan ke kera, ferret dan ayam,  maka residu asam amino di sekitar receptor  binding domain yang mengalami mutasi  ada pada residu nomor 228,216, 225 , kecuali kera kode FB hanya mengalami  mutasi asam amino nomor 228 dan  216 ,Namun saat virus shedding kera FB  diinfeksikan ke ayam maka mutasi asam  amino nomor 225 muncul.  ini  menampakkan bahwa satu kali pasase virus  pada inang/induk atau induk sudah bisa pemicu gen HA .di bagian receptor binding domain mengalami .mutasi dan mutasinya bisa lebih dari satu 
asam amino. Mutasi di receptor binding .domain dengan motif  Q226L atau G228S  dan G228S akan pemicu virus AI H5N1  bisa mengenal reseptor tipe manusia (α-
2,6).Mutasi motif N158D, N224K dan  Q226L pemicu virus AI H5N1 bisa 
mengenali reseptor tipe manusia (α-2,6) dan .bisa dipindahkan antar ferret secara 
aerosol.16 Ini menunjukkan bahwa mutasi di .bagian receptor binding domain sangat .berperan dalam menentukan kemampuan .virus AI H5N1 untuk bisa mengenal reseptor  tipe manusia dan menular antar mamalia. 
 bahwa pergeseran  spesifitas pengikatan ke respetor dari Siaα-2,3 
menjadi Siaα-2,6 adalah tahap  adaptasi virus avian influenza pada inang/induk atau induk  manusia.
 jika  terjadi wabah virus AI H5N1 pada unggas .berulangkali, maka ada kemungkinan bisa .mendorong virus AI H5N1 bisa mengenal  reseptor tipe manusia dan bisa menular  antar manusia,  sesudah virus avian influenza asal 
bebek dipasasekan sebanyak 19 kali pada .burung puyuh ternyata terjadi mutasi 8 asam  amino di area pengikatan reseptor dan virus  itu bisa tumbuh pada sel epitel bronkus  manusia (mengenal reseptor α-2,6),  ini  memperlihatkan bahwa burung puyuh bisa .berperan sebagai intermediate inang/induk atau induk .potensial untuk adaptasi virus avian influenza .sehingga virus itu bisa dipindahkan 
ke manusia..Dibandingkan dengan penelitian  terdahulu yang membuat mutasi buatan pada beberapa asam amino melalui metoda reverse .genetic, ini pemicu virus itu .mengenal reseptor tipe manusia (α-2,6) .bahkan memicu terjadinya perpindahan virus  antar ferret. Dalam penelitian ini, tidak  dilakukan perubahan asam amino secara  buatan melainkan dilakukan infeksi virus Flu .Burung dari alam yaitu melalui proses infeksi  virus D4 pada inang/induk atau induk mamalia dan unggas, dan  ternyata asam amino dengan nomor yang sama tidak mengalami mutasi dari virus asalnya,


flu babi atau flu A(H1N1) 

U.S. Centers for Disease Control and Prevention  Dr Margaret Chan Dirjen WHO ,Thomas Abraham, juru bicara WHO di Jenewa ,mengungkapkan  bahwa wabah H1N1 belum lenyap sebab  virus influenza ini  tidak dapat  diramalkan dan masih bisa bermutasi  ke bentuk yang lebih berbahaya, meskipun seseorang menderita  virus ini  mengalami gejala ringan seperti nyeri atau demam, lalu sembuh tanpa pengobatan,
Ma Jin-yeul, kepala Pusat Riset Pengembangan Obat Herbal KIOM,
peneliti  Lembaga Perobatan Oriental Korea (KIOM)  Korea Selatan meneliti  obat herbal guna  mengatasi  flu babi atau flu A(H1N1) atau swine flu ini merupakan hasil penelitian setelah peneliti  berhasil menyuntikan
ekstrak    bahan baku jamu  tradisional kepada tikus yang memiliki flu A(H1N1), setelah berhasil diuji cobakan pada tikus ,herbal ini dinamakan  KIOM-C, kemudian herbal obat ini diuji oleh perusahaan lokal BioLeaders Corp, hasil penelitian ini  diharapkan seperti obat anti-viral Tamiflu yang telah beredar , virus influenza A-H1N1  telah mengakibatkan  infeksi di lebih dari 208 negara, termasuk beberapa negara Eropa Barat,Amerika Serikat, Kanada, Afrika Utara,  Asia Selatan,
berdasarkan data  Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)   korban tewas akibat  serangan wabah influenza A-H1N1  meningkat  diseluruh dunia, Virus flu A-H1N1 pertama kali terjadi  di Meksiko pada April 2008 ,
Lembaga Perlindungan Kesehatan Inggris (HPA) menyatakan,  beberapa pasien  di Wales  yang terinfeksi virus H1N1  resisten terhadap Oseltamivir  ( obat antivirus Tamiflu) buatan  Roche dan Gilead Sciences Inc,virus flu babi yang resisten terhadap obat Tamiflu pada pasien yang memiliki   sistem kekebalan tubuh kurang,  strain virus yang tahan obat mungkin telah menyebar ,
virus  H1N1 yang resisten terhadap Tamiflu  terjadi  di Duke University Hospital di North Carolina, menyerang   pasien yang memiliki  sistem kekebalan tubuh lemah,virus ini menular kepada
pasien dengan  sistem kekebalan tubuh lemah  seperti pasien  yang menderita HIV dan menjalani kemoterapi ,  namun  kasus virus yang resisten terhadap Oseltamivir, ini jarang terjadi,
Secara terpisah, WHO menyatakan pihaknya sedang menyelidiki apakah mutasi pada rangkaian influenza H1N1, yang dideteksi belum lama ini di Norwegia pekan lalu, mengakibatkan gejala paling parah di kalangan mereka yang terinfeksi, Norwegian Institute of Public Health,menyatakan mutasi mampu  mempengaruhi kemampuan virus  guna  masuk  ke sistem pernafasan,vaksin dan  obat antivirus mampu mengatasi   mutasi,  virus telah  bermutasi pada pasien di Ukraina, Amerika Serikat,Norwegia ,Brazil, China, Jepang, Meksiko,

Vaksin Pandemrix produksi GlaxoSmithKline memiliki  kandungan  adjuvant ,yaitu  senyawa kimia yang menguatkan bahan aktif vaksin dan meningkatkan  sistem imun tubuh,
produsen vaksin GlaxoSmithKline PLC London, Inggris mengatakan, 1  dosis vaksin mampu meningkatkan kekebalan tubuh anak dan mengatasi  anak-anak dari penularan virus H1N1,
ini merupakan hasil penelitian setelah peneliti   Spanyol meneliti  200 anak yang  berusia 6  bulan hingga 3 tahun, Adjuvant telah lama dipakai  oleh GlaxoSmithKline  pada  produk  produk vaksin flu telah  dipakai lebiha dari ribuan  pasien  guna mengatasi  influenza biasa, penularan flu burung, swine flu,
vaksin influenza A-H1N1 yang ada sekarang   adalah cara yang terbaik dalam  menghadapi pandemi, namun dampak sakit kepala , otot yang kram adalah wajar,
virus A-H1N1 mengakibatkan  pandemi influenza sehingga  beberapa  perusahaan   CSL, AstraZeneca,  Sanofi-Aventis, Novartis, Baxter, membuat vaksin,  GlaxoSmithKline menghasilkan  vaksin bagi   22 negara ,
Dr.Matthew Moore, ahli epidemiologi dari CDC mengungkapkan bahwa
penelitian ini  mengungkapkan pentingnya vaksin untuk mencegah infeksi pnemokokus,
Pnemokokus adalah  penyakit yang disebabkan bakteri Streptococcus pneumoniae (pneumokukus),  Bakteri ini dapat  menginfeksi bayi , anak-anak hingga  dewasa,
di Amerika Serikat,pasien pengidap virus A-H1N1 tewas akibat Infeksi bakteri,
ini merupakan hasil penelitian setelah peneliti    dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS meneliti   jaringan paru  77 korban tewas yang mengidap   H1N1 , hasilnya peneliti menemukan  22 korban ,7  korban mengidap  infeksi  Staphylococcus aureus,10  korban  mengidap infeksi tambahan  yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae atau pnemokokus,2 korban mengidap     Streptoccoccus mitis , 6 korban mengidap   Streptococcus pyogenes,1  korban  terinfeksi Haemophilus influenzae ,  faktor utama kematian  adalah karena adanya  Infeksi ganda bakteri patogen , 41 korban pengidap  virus H1N1 baru dapat diketahui  penyebabnya sebelum kematianya , 36  korban pengidap  virus H1N1 baru dapat diketahui  penyebabnya setelah  kematianya ,seseorang yang mengidap  komplikasi influenza disarankan  memperoleh  vaksin pnemokukus saat divaksin influenza,

pemakaian  obat antivirus untuk influenza A-H1N1 sejak dini mampu mengatasi  penyakit ini,namun  disarankan berhati hati  adanya resistensi obat, setelah pemakaian obat, sebab
Resistensi terhadap antivirus H1N1 terjadi secara sporadis,  virus menjadi resistan pada obat seperti oseltamivir yang diproduksi sebagai Tamiflu oleh Gilead Sciences  dan Roche Holding  , namun  tidak pada  zanamivir  obat hirup produksi Relenza dari  GlaxoSmithKline,
obat antivirus untuk influenza A-H1N1  seringkali diberikan kepada pasien yang sehat ,juga
diberikan kepada pasien yang  memiliki  gejala ringan  influenza A-H1N1, padahal, pasien dengan gejala ringan  dapat sembuh  tanpa pengobatan,penyakit  influenza A-H1N1 akan  semakin parah dan  mengakibatkan  kematian, jika menyerang    golongan pasien lemah kekebalan tubuhnya,  anak-anak, wanita hamil, dan pasien  asma, diabetes, namun  akan muncul  risiko resistensi obat pada pasien yang  berkekebalan tubuh lemah, yang sebelumnya sudah pernah   diatasi  dengan  obat   oseltamivir atau pasien  yang memakai  antivirus sebagai  terapi pencegahan  (prophylactic )

flu burung

di tahun 1997 hongkong dilanda flu burung ,pemicunya yaitu  virus flu tipe H5N1 , dalam waktu singkat 10 orang wafat, untuk mencegah penularan anak-anak disarankan menjauhi unggas dan burung peliharaan , 1,5 juta ekor ayam ,bebek  dan angsa itu dimusnahkan, sebagai ganti ruginya pemerintah mengeluarkan dana 5,18 juta dolar ,tahun 1994 india mengalami wabah penyakit pes berupa radang paru-paru /pneumonic  plague ,akibat nya 40 orang di india barat tewas dari 1500 orang yang tertular di seluruh india, penyakit ini disebabkan basil yersinia pestis dengan perantaraan pinjal berinduk semang tikus  memicu pemerintah india berusaha mengatasinya, indonesia 1992  dilanda wabah rabies anjing gila yang mewabah di 20 propinsi ,110 kabupaten, terjadi 1000 kasus , kunjungan para wisatawan mancanegara menurun,sehingga anjing liar dimusnahkan,hewan punya peran besar terhadap wabah penyakit yang diderita manu, banyak jenis hewan yang bisa menularkan penyakit pada manusia, sapi memicu manusia tbc ,demam akibat bruselosis, wafat akibat antrak, mulut dan kuku membusuk akibat penyakit mulut dan kuku, kuda memicu manusia mengidap tetanus yang ditularkan lewat kotorannya, ayam memicu manusia mengidap tipus paratipus akibat kuman salmonela typhii s. paratyphii atau demam dengan pusing hebat akibat penyakit psittacosis,anjing menyebarkan penyakit rabies juga berpotensi memicu manusia berperut buncit akibat perut terserang cacing hidatid , penyakit bruselosis dan radang paru-paru akibat pes, kucing memicu ibu hamil keguguran akibat toksoplasmosis  ,virus flu burung hidup di dalam saluran pemcernaan unggas ,kuman ini lalu dikeluarkan bersama kotoran ,dan infeksi akan muncul bila orang mendekatinya ,penularan terjadi dari kotoran secara oral atau melalui saluran pernafasan , manusia yang terserang flu burung mengindikasikan gejala terkena flu biasa, dengan kondisi cepat menurun drastis , jika tidak cepat ditolong pasien dapat wafat, obatnya belum ada, virus flu mudah mengalami perubahan genetik sehingga mampu menembus perbedaan jenis dan bisa menular ke manusia, mengawali berjangkitnya flu spanyol 1918-1919 yang menewaskan 10-20 juta orang diseluruh dunia, flu asia 1957 yang menewaskan 1000 orang dan flu burung yang menewaskan 900 orang  , peneliti amerika pada 1998 mengungkap struktur molekul virus flu burung,protein  virus yang diisolasi ini memberikan  aifat virus flu, mematikan seperti yang memicu epidemi flu spanyol, saat menyuntikan pada ayam kebanyakan ayam tadi mati  virus lain yang diambil dari korban flu burung mirip dengan virus yang diisolasi di atlania, burung juga sumber penyakit psittacosis , yang menular ke manusia, pemicunya yaitu bakteri chlamydiapsittacosi ,semula psittacosis ada pada burung berparuh bengkok  lalu menular ke burung biasa,ayam ,kalkun , burung dara, kucing, penyebaran melalui feces burung yang mengidap penyakit ini, bakteri ini masuk ke tubuh manusia melalui pernafasan ,saat berdekatan dengan ayam yang mati dirumah potong hewan / akibat kepakan sayap burung,burung pengidap psittacosis menunjukan gejala diare dan peradangan kelopak mata , namun 80% burung tidak menunjukan gejala klinis,untuk mencegah wabah psittacosis  burung dan unggas piaraan diberikan tetrasiklin pada pakan, kalau sampai adu gigit dengan anjing liar berpenyakit rabies maka rabies bisa menular, rabies juga ditularkan lewat udara yang mengandung virus dan air liur, anjing menjadi induk semang echinococcus granulosus atau cacing hidatid pemicu hidatidosis, penyakit ini dikenal sejak abad xvi pernah mewabah di selandia baru , saat itu cacing hidatid dikira tumor ganas, dalam usus anjing,cacing pipih ini bertelur dan telurnya bisa menyebar melalui kotoran, telur ini dapat diterbangkan oleh angin, penyakit ini cuma bisa diatasi dengan pembedahan untuk mengambil kista, namun tindakan ini memicu komplikasi , tiap tahun para ahli mencoba mengembangkan vaksin baru dari virus influenza yang dibuat pingsan, pembuatan vaksin ini didasarkan pada banyak strain yang telah ditemukan, baik virus influenza tipe a yang menyerang manusia babi burung maupun b yang hanya menyerang manusia, flu burung hongkong yang strain nya baru, memicu vaksin influenza yang telah dibuat industri farmasi di  amerika dan didistribusikan ke negara lain , menjadi kurang efektif melawan virus  flu burung, obat untuk melawan virus influenza ini yaitu amantadin hcl atau generasi terbaru nya yaitu  rimantadin hcl, sayangnya hanya efektif untuk influenza tipe a dan tidak ada untuk tipe b,amantadin memberi efek samping pada susunan saraf  pusat berupa insomnia , gugup, sukar konsentrasi, sedang rimantadin memberi efek samping pada susunan saraf pusat lebih ringan  , pada orang tua dapat memicu gangguan ginjal sehingga dosis perlu diturunkan ,untuk melawan virus influenza tipe A dan B  tersedia obat antivirus  ribavirin,  obat baru juga dikembangkan oleh peneliti gilead sciences in foster city australian national university di canberra  dan university of california di berkeley dan diberi nama gs 4104, kerja obat ini menghambat kerja neuraminidase sehingga virus ini tidak mampu menyebar ke organ tubuh lain  ,obat lain dengan  fungsi samadengan gs 4104 ditemukan peneliti dari biota of australia bekerjasama dengan glaxa research institute ,nama obat itu zanamivir ,obat ini diberikan dengan cara dihirup / ditelan, kerja obat dalam bentuk hirup lebih cepat bila flu sudah menyerang paru-paru, pengembangan vaksin influenza cukup sulit sebab permukaan antigen virus influenza mudah mengalami mutasi /perubahan susunan antigen hemaglutinin h dan neuraminidase n ,kalau seorang telah divaksin dengan vaksin influenza dan terserang virus influenza strain baru ia akan terkena flu lagi,ini terbukti dari wabah flu asia strain h2n2 ,flu hongkong strain h3n2 dan muncul lagi di hongkong pada 1977 strain h1n1 ,perbedaan strain flu ini memicu antibodi yang terbentuk oleh strain virus flu sebelumnya menjadi tidak efektif lagi, juga saat flu burung strain h5n1 mewabah antibodi yang terbentuk oleh virus flu sebelumnys tidak mampu lagi menghadapinya,