gambil tindakan untuk menghadapi ancaman, ansietas yaitu suatu perasaan tidak santai yang samar-samar karena ketidaknyamanan atau rasa takut , cenderung sumber perasaan tidak santai itu tidak diketahui oleh pasien, ansietas memiliki nilai yang positif. karena dengan ansisetas maka faktor positif pasien berkembang karena ada sikap pertentangan, antisipasi yang tinggi, mengatasi kecemasan. namun pada keadaan lanjut perasaan cemas mengganggu kehidupan pasien.
Gejala Ansietas ,antaralain:
ada keluhan somatik, pasien mengatakan takut bila sendiri, atau pada keramaian dan banyak orang,gangguan berkemih atau sakit kepala, rasa sakit pada otot dan tulang belakang, pendengaran ,mengalami gangguan pencernaan,pasien merasa tegang, tidak tenang, gelisah , mudah terkejut,
yang berdenging atau berdebar-debar, sesak napas, mengalami gangguan pola tidur dan ditambah mimpi yang menegangkan gangguan konsensstrasi dan daya ingat, cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri dan mudah tersinggung,
Tingkatan Ansietas ,antaralain:
1.ansietas ringan. berhubungan dengan ketegangan dalam
kehidupan sehari-hari dan memicu pasien menjadi waspada , memiliki faktor positif memotivasi pasien untuk belajar dan menghasilkan kreativitas.
-tanggapan dari ansietas ringan yaitu ,antaralain:
tanggapan tingkahlaku dan emosi ,antaralain : suara kadang meninggi,tidak dapat duduk tenang, tremor halus pada lengan,
- tanggapan fisiologis ,antaralain : muka berkerut , bibir bergetar,ketegangan otot ringan ,sesekali nafas pendek, mampu menerima rangsang yang pendek,
-tanggapan kognitif ,antaralain : konsentrasi pada masalah, koping anggapan luas, mampu menerima rangsang ,
2.ansietas sedang: memungkinkan pasien untuk memusatkan pada hal yang penting mengesampingkan yang lain, sehingga pasien mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah, yang muncul pada ansietas sedang ,antara lain:
-tanggapan tingkahlaku dan emosi : bicara banyak, lebih cepat, susah tidur ,
-tanggapan fisiologis : tidak nafsu makan, mual, dan berkeringat ,konstipasi,
sering napas pendek, nadi dan tekanan darah naik, mulut kering, diare
- tanggapan kognitif : tanggapan pandang menyempit, rangsangan luas mampu diterima, berfokus pada apa yang menjadi perhatian ,
3.ansietas berat: lapangan anggapan pasien menyempit,
pasien cendrung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci, tidak
dapat berfikir tentang hal lain, semua tingkahlaku pasien hanya ditujukan untuk
mengurangi ketegangan, yang muncul pada ansietas berat ,antara lain:
-tanggapan tingkahlaku dan emosi :
perasaan terancam meningkat, verbalisasi cepat, menarik diri ,
- tanggapan fisiologis : ketegangan,sakit kepala, penglihatan kabur,
napas pendek, nadi dan tekanan darah naik, berkeringat ,
- tanggapan kognitif : lapang anggapan sangat sempit, dan tidak mampu menyelesaikan masalah,
4.tingkat panik. tingkahlaku yang tampak pada pasien dengan ansietas tingkat panik yaitu pasien ketakutan dan mengatakan mengalami teror, tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan , terjadi peningkatan kegiatan motorik, menurunnya kemampuan berhubungan dengan orang
lain, anggapan menyimpang, kehilangan pemikiran rasional,yang muncul pada ,antara lain:
- tanggapan tingkahlaku dan emosi :anggapan kacau, mengamuk- amuk dan marah- marah, ketakutan, berteriak- teriak, menarik diri dari hubungan interpersonal, kehilangan kendali
-tanggapan fisiologis :pucat, hipotensi, koordinasi motorik rendah, napas pendek, rasa tercekik dan palpitasi, sakit dada,
-lapang kognitif : lapang anggapan sangat sempit, tidak dapat berfikir logis,
teori yang menerangkan terjadinya ansietas, antara lain:
a. Faktor Biologis : Penghambat GABA juga berperan dalam mekanisme biologis munculnya ansietas sebagaimana halnya dengan endorfin.
Otak mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepine, yang membantu mengatur ansietas,
b. Faktor Psikologis
-keyakinan psikoanalitik : ansietas yaitu konflik emosional yang terjadi antara antara 2 elemen kepribadian – id dan superego, superego mencerminkan hati nurani pasien yang dikendalikan oleh norma-norma budaya pasien,id mewakili dorongan insting dan impuls primitif,
ego atau aku berfungsi menengahi tuntutan dari dua elemen yang bertentangan dan fungsi ansietas yaitu mengingatkan ego akan bahaya
-keyakinan tingkahlaku : pasien yang sejak kecil terbiasa menghadapi ketakutan yang berlebihan lebih sering menunjukkan ansietas dalam kehidupan kemudian dibandingkan dengan pasien yang jarang menghadapi ketakutan dalam kehidupannya,ansietas yaitu produk frustasi yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan pasien untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. ansietas sebagai dorongan belajar dari dalam diri untuk menghindari kepedihan,
- keyakinan interpersonal : ansietas muncul dari perasaan takut pada
penerimaan dan penolakan interpersonal. ansietas berhubungan dengan
kejadian trauma, seperti perpisahan ,
c. Sosial budaya: Ansietas yaitu hal yang biasa ditemui dalam keluarga.. Faktor ekonomi, berpengaruh pada terjadinya ansietas,
1. sumber koping
dalam menghadapi ansietas, pasien akan memanfaatkan dan memakai berbagai sumber koping di lingkungan,
2. faktor presipitasi ansietas dibedakan menjadi 2 yaitu:
a.ancaman pada sistem diri pasien. ancaman ini akan memicu gangguan
pada identitas diiri, harga diri,
b. ancaman pada integritas pasien seperti ketidakmampuan atau penurunan
fungsi fisiologis akibat sakit sehingga menganggu pasien untuk melakukan kegiatan
3. mekanisme koping
pada pasien yang mengalami ansietas sedang dan berat mekanisme koping yang dipakai terbagi atas dua jenis mekanisme koping yaitu ;
a. mekanisme pertahanan ego untuk mengatasi ansietas ringan
dan sedang. mekanisme ini berlangsung secara tidak sadar, melibatkan penipuan diri, distorsi realitas ,mekanisme pertahanan ego yang dipakai
yaitu:
-acting out, langsung mencetuskan perasaan bila keinginannya terhalang,
-sublimasi ,penerimaan suatu sasaran pengganti ,
-undoing,tindakan yang menghapuskan sebagian dari tindakan sebelumnya yaitu mekanisme pertahanan primitif,
-supresi,suatu proses yang digolongkan sebagai mekanisme pertahanan namun sebetulnya yaitu analog represi yang disadari;pengesampingan yang disengaja tentang suatu bahan dari kesadaran pasien;kadang-kadang mengarah pada represif berikutnya,
- kompensasi,.yaitu proses dimana pasien memperbaiki penurunan citra diri
dengan secara tegas menonjolkan keistimewaan,
- penyangkalan ,menyatakan ketidaksetujuan pada realitas dengan
mengingkari realitas itu. mekanisme pertahanan ini paling primitif.
- pemindahan, pengalihan emosi yag semula ditujukan pada
pasien/benda tertentu yang biasanya netral atau kurang mengancam
pada dirinya
- disosiasi,pemisahan dari setiap proses mental atau tingkahlaku dari kesadaran atau identitasnya,
- identifikasi ,proses dimana pasien menjadi orang yang ia kagumi dengan menirukan pikiran tingkahlaku orang itu,
-intelektualisasi ,pemakaian logika dan alasan yang berlebihan untuk menghindari pengalaman yang mengganggu perasaannya,
-introjeksi , mengikuti norma-norma dari luar sehingga ego tidak lagi
terganggu oleh ancaman dari luar ,pembentukan superego,
- represi,secara tidak sadar mengesampingkan pikiran yang
menyakitkan atau bertentangan, yaitu pertahanan ego yang primer yang
cenderung diperkuat oleh mekanisme ego yang lainnya,
-proyeksi,pengalihan buah pikiran atau impuls pada diri sendiri kepada orang lain terutama keinginan,perasaan emosional dan motivasi tidak dapat ditoleransi,
-regressi, kembali ketingkat perkembangan terdahulu ( primitif),
contoh; bila keinginan terhambat menjadi marah, merusak, melempar barang,
-rasionalisasi ,memberi keterangan bahwa tingkah lakunya menurut alasan
yang seolah-olah rasional,sehingga tidak menjatuhkan harga diri,
-reaksi formasi, bertingkah laku yang berlebihan yang langsung bertentangan dengan keinginan ,perasaan yang sebenarnya,
-fiksasi,berhenti pada tingkat perkembangan salah satu faktor tertentu emosi atau tingkah laku atau pikiran sehingga perkembangan kemudian terhalang,
b. reaksi yang berorientasi pada tugas yaitu usaha pada tindakan realistik untuk menurunkan situasi stres, contoh tingkahlaku kompromi untuk mengubah tujuan yang akan dilakukan atau tingkahlaku menyerang (agresif) dipakai pasien untuk mengatasi rintangan atau tingkahlaku menarik diri. untuk menghilangkan sumber ancaman ,
agar mampu mendiagnosa pasien ansietas. maka harus melakukan
penelitian, data data yang harus diketahui pada pasien ansietas,antaralain:
-afektif : ketakutan, khawatir, prihatin ,mencemaskan ,menyesal, iritabel,ketidakpastian, kekhawatiran meningkat, kesedihan mendalam, takut, gugup, sukacita berlebihan, nyeri dan fokus pada diri sendiri, perasaan tidak kuat , ketidakberdayaan meningkat secara menetap,
-kognitif :
tanggapan kognitif pada pasien ansietas yaitu sukar berkonsentrasi, cenderung menyalahkan orang lain., takut pada sesuatu yang tidak ada , hambatan berfikir, bingung, pelupa, konsentrasi menurun, lapang anggapan menurun,
-fisiologis :
tingkahlaku pasien akibat tanggapan fisiologis pada sistem parasimpatis yaitu
mual, keseringan berkemih, pingsan ,tekanan darah meningkat,sering berkemih, nyeri abdomen dan gangguan tidur. tekanan darah menurun, perasaan geli pada ekstremitas, diarhea, keragu-raguan,kelelahan, bradicardia,
tanggapan fisiologis pada pasien kecemasan tampak dengan ada suara bergetar, gemetar, tremor tangan atau bergoyang-goyang,nadi meningkat , dilatasi pupil, kedutan meningkat, refleks-refleks meningkat, sukar bernafas vasokonstriksi ekstremitas, eksitasi kardiovaskuler seperti peluh meningkat, wajah tegang, mual, jantung berdebar-debar, mulut kering, kelemahan,
-tingkahlaku: ditandai dengan produktivitas menurun, perasaan gelisah,mengamati waspada, insomnia ,kontak mata minim, gelisah, pergerakan berlebihan (seperti foot shuffling, pergerakan lengan tangan),
4. faktor yang mempengaruhi ansietas :
ansietas dapat dipicu karena pasien terpapar zat kimia berbahaya ,
konflik tidak disadari tentang tujuan hidup, hambatan hubungan dengan kekeluargaan,ancaman kematian, ancaman , stress, penyalahgunaan zat, kesehatan,
proses keperawatan ansietas
penelitian pasien ansietas dapat dilakukan melalui wawancara dan pengamatan kepada pasien dan keluarga. tanda dan gejala ansietas dapat ditemukan pada wawancara, melalui pertanyaan yaitu:
coba ibu/bapak ceritakan masalah yang menghantui fikiran ibu sesudah operasi ?coba ibu/bapak ceritakan apa yang dirasakan sesudah operasi?
tanda dan gejala ansietas yaitu ekspresi wajah terlihat tegang, rentang perhatian menyempit, perubahan nadi dan tekanan darah naik, sering nafas pendek, gerakan tersentak sentak, meremas-remas tangan ,
teknik relaksasi nafas dalam yaitu suatu tindakan keperawatan dengan
cara menghembus hembuskan napas secara perlahan lahan, untuk menurunkan kecemasan , meningkatkan ventilasi paru ,menurunkan intensitas nyeri, meningkatkan oksigenasi darah ,mengurangi stress ,
menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara
melalui hitungan 1,2,3 perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan , bernafas dengan irama normal 3 kali ,menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut secara perlahan-lahan ,
mata sambil terpejam ,pada saat konsentrasi pusatkan pada hal-hal yang nyaman ,
6. GANGGUAN CITRA TUBUH
citra tubuh yaitu kumpulan dari sikap pasien yang disadari dan tidak
disadari pada tubuhnya, termasuk anggapan tentang masa lalu dan
sekarang, perasaan perasaan tentang kondisi keadaan tubuh ukuran, fungsi tubuh penampilan , potensi diri.citra tubuh yaitu keyakinan dan kepercayaan yang membuat pasien mengetahui tentang dirinya dan mempengaruhi hubungan interaksi dengan orang lain,
pasien dengan gangguan citra tubuh dapat diketahui bila menunjukkan tanda dan gejala ,antaralain : preokupasi dengan bagian tubuh yang hilang , mengungkapkan keputusasaan dan ketakutan ,menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah ,tidak menerima perubahan tubuh yang sudah terjadi/akan terjadi menolak penjelasan perubahan tubuh , anggapan negatif pada tubuh ,
untuk mampu memberikan keperawatan pada pasien dengan gangguan citra
tubuh, langkah pertama yang harus dilakukan yaitu penelitian, penelitian pada pasien gangguan citra tubuh dilakukan dengan cara wawancara dan pengamatan, pengamatan pada saat penelitian yang harus di lakukan, ,antaralain :
data subyektif didapat dari hasil wawancara,pasien dengan gangguan citra tubuh mengungkapkan ,antaralain :
perubahan anggota tubuh saat ini, contoh tidak puas dengan hasil operasi ,
anggota tubuhnya yang tidak berfungsi ,sering mengulang-ulang mengatakan kehilangan yang terjadi , merasa asing pada bagian tubuh yang hilang ,
perasaan tidak berdaya, tidak berharga dan keputusasaan ,
keinginan yang terlalu tinggi pada bagian tubuh yang terganggu ,
data obyektif yang dapat dipengamatan ,antaralain :
menyembunyikan atau memamerkan bagian tubuh yang terganggu ,
menolak melihat bagian tubuh dan menyentuh bagian tubuh , aktifitas pergaulan menurun , perubahan dan hilangnya anggota tubuh, baik struktur, bentuk dan fungsi
diagnosa keperawatan yaitu melakukan tindakan keperawatan, tindakan keperawatan untuk pasien dengan gangguan citra tubuh bertujuan agar pasien mampu melakukan mengetahui cara-cara untuk meningkatkan citra tubuh ,berinteraksi dengan orang lain tanpa terganggu ,mengidentifikasi citra tubuhnya , meningkatkan penerimaan pada citra tubuhnya , mengidentifikasi faktor positif diri ,
agar tujuan pemberian tindakan keperawatan pasien gangguan citra tubuh berhasil, maka tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu ,antaralain :
rundingkan faktor positif diri , bantu pasien untuk meningkatkan fungsi bagian tubuh yang terganggu , rundingkan anggapan pasien tentang citra tubuhnya, dahulu dan saat ini, perasaan tentang citra tubuhnya ,motivasi pasien untuk melihat meminta bantuan keluarga dan perawat untuk melihat dan menyentuh bagian tubuh secara bertahap ,
ajarkan pasien meningkatkan citra tubuh dengan cara:
gunakan pakaian yang baru, motivasi pasien untuk melihat bagian yang hilang secara bertahap,bantu pasien menyentuh bagian itu, gunakan protese, wig (rambut palsu),kosmetik atau yang lainnya sesegera mungkin, motivasi pasien untuk melakukan kegiatan yang mengarah pada pembentukkan tubuh yang ideal ,
lakukan interaksi secara bertahap dengan cara:
motivasi untuk mengunjungi teman atau orang lain yang berarti atau memiliki
peran penting baginya ,motivasi untuk melakukan kegiatan sehari-hari dan terlibat dalam kegiatan keluarga dan pergaulan ,berikan pujian pada keberhasilan pasien melakukan interaksi ,susun jadual kegiatan sehari-hari ,
1. tindakan pada keluarga :
keluarga mampu mengevaluasi kemampuan pasien dan memberikan pujian
atas keberhasilannya,
keluarga dapat membantu dalam meningkatkan kepercayaan diri pasien
keluarga dapat mengenal masalah gangguan citra tubuh dan gangguan citra tubuhcitra tubuh,keluarga mengetahui cara mengatasi.masalah gangguan citra tubuh ,keluarga mampu merawat pasien gangguan citra tubuh ,
2. tindakan keperawatan
ajarkan kepada keluarga cara merawat pasien,menyediakan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan pasien dirumah,
menfasilitasi interaksi dirumah,melaksanakan kegiatan dirumah dan sosial,memberikan pujian atas keberhasilan pasien,
jelaskan dengan keluarga tentanggangguan citra tubuh yang terjadi pada pasien,. jelaskan kepada keluarga cara mengatasi gangguan citra tubuh.
7.KEHILANGAN
kehilangan yaitu suatu keadaan pasien berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada, kemungkinan menjadi tidak ada, sebagian atau keseluruhan,
faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi kehilangan, ,antaralain :
status pergaulan ekonomi ,kondisi fisik dan psikologi pasien,
arti dari kehilangan , sosial budaya ,kepercayaan spiritual , peran jenis kelamin
kehilangan dibagi dalam 2 tipe yaitu, ,antaralain :
a. kehilangan anggapan. kehilangan jenis ini hanya dialami oleh pasien dan sulit untuk dapat dibuktikan, contoh; pasien yang berhenti bekerja ,
b. kehilangan nyata atau nyata, seperti hilangnya anggota tubuh sebahagian, amputasi, kematian orang yang sangat berarti di cintai,
ada 5 jenis kehilangan yaitu ,antaralain:
a. Kehilangan objek luar contoh kehilangan benda milik
sendiri atau bersama-sama, perhiasan, uang atau pekerjaan.
b. Kehilangan kehidupan atau meninggal pasien dapat mengalami mati baik secara perasaan, pikiran dan tanggapan pada kegiatan dan orang disekitarnya, sampai pada kematian yang sesungguhnya.
c. Kehilangan lingkungan yang sangat dikenal , terpisahnya
pasien dari lingkungan yang sangat dikenal termasuk dari kehidupan latar belakang keluarga contoh pindah kekota lain, maka akan memiliki tetangga yang baru dan proses penyesuaian baru,
d. Kehilangan pasien yang dicintai, yaitu salah satu jenis kehilangan yang paling mengganggu dari tipe-tipe kehilangan. Kematian akan berdampak memicu kehilangan bagi orang yang dicintai,
e. Kehilangan yang ada pada diri sendiri ,kehilangan perasaan pada keatraktifan, diri sendiri, kehilangan kemampuan fisik dan mental, dan kehilngan akan peran dalam kehidupan, kehilangan pendengaran, ingatan, usia muda, fungsi tubuh,
Rentang tanggapan Kehilangan
Denial —–> Anger —–> Bergaining ——> Depresi —— > Acceptance
a. tahap denial
yaitu reaksi pertama pada tahap ini yaitu syok, tidak mempercayai
kenyataan ,perubahan fisik; gangguan pernafasan, detak jantung cepat, menangis, gelisah,letih, lemah, pucat, mual, diare, ungkapan verbal pada tahap ini biasanya pasien mengatakan itu tidak mungkin, terjadi .
b. tahap anger / marah :
pasien mulai menyadari akan kenyataan yang terjadi, tanggapan marah diproyeksikan pada orang lain, tangan mengepal, gelisah, susah tidur, tingkahlaku agresif Reaksi fisik yang muncul yaitu; muka merah, nadi cepat,
c. tahap bergaining / tawar- menawar.
ungkapan secara verbal pada tahap ini yaitu; kenapa harus terjadi pada saya ? , kalau saja yang sakit bukan saya,seandainya saya hati-hati .
d. tahap depresi
menunjukan sikap menarik diri, tidak mau bicara , putus asa.
gejala pada tahap ini pasien dorongan libido menurunmengeluh suslit tidur, letih, menolak makan,
e. tahap acceptance
pikiran pada objek yang hilang mulai berkurang,ungkapan verbal pada tahap ini yaitu apa yang dapat saya lakukan agar saya
cepat sembuh, akhirnya saya harus operasi,
gejala yang muncul pada pasien dengan kehilangan ,antara lain:
tidak mampu menerima pola kehidupan yang normal,reaksi emosional yang lambat, adaptasi pada kehilangan yang tidak berhasil ,depresi, menyangkal yang berkepanjangan ,
tanda pada pasien kehilangan ,antara lain:
gagal untuk menyusun kembali kehidupan sesudah kehilangan,
pengasingan atau menarik diri,gagal untuk mengembangkan minat ,
8. BERDUKA
berduka yaitu tanggapan normal pada semua kejadian kehilangan yang diwujudkan dengan perasaan susah tidur, sedih, gelisah, cemas, sesak nafas,
berduka menjadi dua tipe berduka yaitu berduka diantisipasi dan berduka tidakberfungsi, berduka tidakberfungsi yaitu pasien yang dalam menanggapi suatu kehilangan dimana tanggapan kehilangan dibesar-besarkan saat pasien
kehilangan secara nyata maupun potensial, tipe ini menjurus ke tipikal, tidak normal, atau kesalahan, berduka diantisipasi yaitu suatu status pengalaman pasien dalam menanggapi kehilangan yang nyata ataupun yang dirasakan pasien, hubungan kedekatan, objek atau ketidakmampuan fungsional sebelum terjadinya kehilangan, tipe ini masih normal,
teori berduka hanyalah salah satu cara yang dapat dipakai untuk mengantisipasi kebutuhan emosional pasien dan untuk membantu pasien dalam memahami mengatasi kesedihan mereka , peran
perawat pada proses ini yaitu memperoleh gambaran tentang tingkahlaku dan mengenali pengaruh berduka pada tingkahlaku ,
Proses berduka memiliki beberapa tahap ,antara lain:
a. tahap I
pasien yang berada pada tahap ini cenderung menolak menerima kenyataan akan kehilangan yang dialami, pasien menarik diri dari lingkungan sekitar, atau pergi tanpa tujuan. Reaksi fisik yang muncul pada tahap ini yaitu pingsan, kelelahan,tidak bisa istirahat, insomnia ,diaporesis, mual, diare, detak jantung cepat,
b. tahap II
pasien mulai merasakan ada kehilangan secara nyata dan mungkin
mengalami frustasi, depresi, putus asa,marahan, perasaan bersalah,
c. tahap III
pasien berusaha mencoba untuk damai dengan perasaan yang
hampa, pada tahap ini pasien masih tetap tidak dapat menerima ,
perhatian pasien bertujuan untuk mengalihkan kehilangan ,
d. tahap IV pasien mulai menekan seluruh perasaan yang negatif dan bermusuhan pada almarhum. merasa bersalah dan sangat menyesal tentang kurang perhatiannya di masa lalu pada almarhum,
e. tahap V Kehilangan yang tidak dapat dihindari, pasien mulai
menyadari arti kehilangan,
tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien ,yaitu:
berdiskusi tentang kondisi pasien saat ini yaitu kondisi pikiran, perasaan, sebelum atau sesudah mengalami peristiwa kehilangan termasuk hubungan antara kondisi saat ini dengan peristiwa kehilangan yang terjadi,
tindakan tindakan keperawatan yang dilakukan agar tujuan keperawatan berhasil yaitu: berdiskusi dengan keluarga cara-cara mengatasi berduka yang dialami oleh pasien ,melatih keluarga mempraktikkan cara merawat pasien ,
berdiskusi dengan keluarga tentang masalah kehilangan dan dampaknya pada pasien,
tindakan keperawatan pada keluarga pada keluarga bertujuan agar keluarga
dapat : mengenal masalah kehilangan dan berduka,memahami cara merawat pasien berduka berkepanjangan,mempraktikkan cara merawat pasien berduka ,
tindakan keperawatan pada pasien kehilangan bertujuan agar pasien
dapat : memanfaatkan faktor pendukung,mengidentifikasi cara-cara mengatasi berduka yang dialaminya,membina hubungan saling percaya dengan perawat,mengenali peristiwa kehilangan yang dialami pasien,memahami hubungan antara kehilangan yang dialami dengan keadaan dirinya,
keberhasilan tindakan keperawatan tampak dari kemampuan pasien
dalam memahami dan menerima hubungan antara kehilangan yang dialami dengan keadaan dirinya,memahami cara-cara mengatasi berduka yang dialaminya,membina hubungan saling percaya dengan perawat,
mengenali peristiwa kehilangan yang dialami pasien,
9. HARGA DIRI RENDAH
harga diri rendah yaitu suatu kondisi dimana pasien menilai dirinya secara benar benar ditambah dukungan lingkungan sekitar yang dianggapnya menambah keyakinannya akan adanya suatu perasaan yang menganggap
dirinya sebagai pasien yang tidak berharga tidak berguna dan tidak dapat mengatasi kehidupannya sendiri,harga diri rendah yaitu berkembangnya anggapan diri yang negatif dalam menilai diri sendiri ,
harga diri rendah yaitu adanya kepercayaan perasaan anggapan yang nyata bahwa diri sendiri sangat tidak berharga, tidak berarti ,perasaan rendah diri yang berkepanjangan secara terus menerus ,
harga diri rendah yang berkepanjangan termasuk kondisi tidak sehat mental karena dapat memicu berbagai masalah kesehatan lain, terutama kesehatan jiwa,
proses terjadinya harga diri rendah dalam arti stress adapatasi yang teridiri dari faktor predisposisi dan presipitasi,
faktor predisposisi yang memicu munculnya harga diri rendah ,antaralain :
-pengaruh sosial budaya yang dapat memicu harga diri rendah yaitu
ada penilaian negatif dari lingkungan pada pasien, ekonomi rendah,
pendidikan rendah ,
- faktor presipitasi yang memicu harga diri rendah yaitu
sudah pernah menjadi pelaku, sudah pernah menjadi korban maupun sudah pernah menjadi saksi kekerasan,memiliki riwayat trauma seperti mengalami penganiayaan seksual pengalaman psikologis yang tidak menyenangkan, sudah pernah menyaksikan peristiwa yang mengancam kehidupan,
-pengaruh biologis heriditer keturunan yang dapat memicu harga diri rendah yaitu seperti ada riwayat anggota keluarga yang mengalami trauma kepala ,gangguan jiwa , riwayat penyakit kronis
- masalah psikologis yang dapat memicu munculnya harga diri rendah yaitu
kurang memiliki tanggungjawab dan memiliki ketergantungan yang tinggi pada orang lain ,mengalami krisis identitas, peran yang terganggu, pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan, harapan yang tidak realistis. kegagalan berulang,
proses keperawatan harga diri rendah
dengan cara wawancara dan pengamatan pada pasien dan keluarga, tanda dan gejala harga diri rendah dapat ditemukan melalui wawancara dengan pertanyaan ,antara lain:
apa yang menjadi harapan anda,apa saja harapan yang belum berhasil anda capai, apa usaha yang anda lakukan untuk mencapai harapan yang belum tercapai,bagaimana penilaian tentang diri sendiri,coba ceritakan apakah penilaian anda pada diri sendiri mempengaruhi hubungan anda dengan orang lain,
ungkapan negatif tentang diri sendiri ,tanda dan gejala harga diri rendah diperoleh dari data subyektif dan obyektif, ,antara lain:
data subjektif,
pasien mengungkapkan tentang: keyakinan perasaan bahwa diri tidak mampu , keyakinan hidup yang pesimis ,penolakan akan kemampuan diri ,mengevaluasi bahwa diri memang tidak mampu mengatasi situasi ,
data objektif:
tanda dan gejala harga diri yang rendah, ,antara lain:
penurunan produktivitas , penurunan kegiatan aktifitas lemah gemulai ,lemas, pusing,tidak berani menatap lawan bicara banyak diam tidak pernah berinteraksi berbicara dengan orang lain walau sedikitpun ,lebih banyak menundukkan kepala saat berinteraksi tidak pernah tersenyum dan tertawa ,
bicara lambat dengan nada suara sangat lemah, lesu tidak ada semangat ,
bimbang, ragu ragu tingkahlaku yang non asertif , mengekspresikan diri bahwa memang tidak berdaya dan tidak berguna sebagai sampah masyarakat ,
selalu menyalahkan dan mengkritik diri sendiri , selalu menganggap perasaan diri tidak mampu , keyakinan hidup yang pesimis , tidak memperhatikan penampilan perawatan diri, berpakaian tidak rapih, selera makan kurang atau kadang berlebihan , lebih banyak menunduk, ekspresi wajah pucat ,
tindakan keperawatan kepada pasien pengidap harga diri rendah dilakukan pada pasien dan keluarga , saat melakukan pelayanan di poli kesehatan jiwa,
atau kunjungan ke rumah pasien dan keluarga , perawat menemui keluarga terlebih dahulu sebelum menemui pasien,bersama keluarga, perawat mengidentifikasi masalah yang dialami pasien dan keluarga,
sesudah itu, perawat menemui pasien untuk melatih cara
untuk mengatasi harga diri rendah yang dialami pasien. sesudah perawat selesai melatih pasien maka perawat kembali menemui dan melatih keluarga untuk merawat pasien, dilakukan minimal empat kali pertemuan dan dilanjutkan sampai pasien dan keluarga mampu .mengatasi harga diri rendah,
keberhasilan pemberian tindakan keperawatan jika keluarga dapat:
menciptakan suasana keluarga dan lingkungan yang mendukung pasien untuk meningkatkan harga dirinya ,mengambil keputusan merawat harga diri rendah ,merawat harga diri rendah , mengenal harga diri rendah yang dialami pasien(pengertian, tanda dan gejala, dan proses terjadinya harga diri rendah) ,memantau kemampuan pasien dalam mengatasi harga diri rendah ,
10.PENGASINGAN
pengasingan yaitu keadaan di mana seorang pasien mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya, pasien ditolak, tidak diterima, kesepian, tidak mampu membina
hubungan yang berarti dengan orang lain
proses terjadinya pengasingan pada pasien ,antaralain : stressor dari faktor predisposisi dan presipitasi.
a. faktor predisposisi
yang dapat mempengaruhi terjadinya pengasingan, ,antaralain :
1. faktor presipitasi
ada pengalaman negatif pasien yang tidak menyenangkan pada gambaran dirinya,ketidakjelasan atau berlebihnya peran yang dimiliki , mengalami krisis identitas, pengalaman kegagalan yang berulang dalam mencapai harapan atau cita-cita, kurangnya penghargaan baik dari diri sendiri maupun lingkungan,
ada riwayat penyakit infeksi, penyakit kronis , kelainan struktur otak.penerapan aturan atau tuntutan .dikeluarga atau warga yang sering tidak sesuai dengan pasien dan konflik antar warga, itu semua yang memicu adanya gangguan dalam berinteraksi sosial dengan orang lain, yang pada akhirnya
terjadi pengasingan pada pasien pasien,
tanda dan gejala pengasingan dapat dinilai dari ungkapan pasien yang menunjukkan adanya penilaian negatif yang didukung dengan data hasil pengamatan,antaralain :
a. Data subjektif:
pasien merasakan,antaralain :
perasan ketidakmampun berkonsentrasi ,perasaan ditolak , perasaan sepi , perasaan tidak aman , perasan bosan dan waktu terasa lambat ,
b. Data Objektif:
selalu Banyak diam ,tatapan mata kosong,pikiran kosong, selalu Tidak mau bicara ,senang di ruangan gelap gulita,selalu Menyendiri ,mematung,tidak memiliki kesenangan apapun,Tidak mau berinteraksi , tidak ada gairah cita cita hobi,sering Tampak sedih ,tidak ada semangat maju, Ekspresi datar dan dangkal , tidak bersedia melakukan Kontak mata ,
2.Faktor Psikologis
pasien pengasingan, cenderung mengalami kegagalan dalam mencapai keinginan , hal ini memicu terganggunya arti diri, yang pada akhirnya akan berdampak dalam membina hubungan dengan orang lain.koping pasienal yang dipakai pada pasien pengasingan dalam mengatasi masalahnya, biasanya maladaptif. koping yang dipakai ,antaralain :
dipicu karena pola asuh yang keluarga yang kurang memberikan kesempatan pada pasien untuk menyampaikan perasaan ,
tingkahlaku pengasingan muncul akibat adaperasaan bersalah atau menyalahkan lingkungan, represi, supresi, sublimasi dan proyeksi sehingga pasien merasa tidak pantas berada diantara orang lain dilingkungannya,
kepribadian introvert yaitu tipe kepribadian yang sering dimiliki pasien pengasingan. ciri-ciri pasien dengan .kepribadian ini yaitu menutup diri dari orang sekitarnya, pembelajaran moral yang tidak kuat dari keluarga yaitu faktor lain yang dapat memicu pasien tidak mampu menyesuaikan tingkahlakunya di warga, akibatnya pasien merasa tersisih ataupun disisihkan dari lingkungannya, faktor psikologis lain yang memicu pengasingan yaitu kegagalan dalam melaksanakan tugas perkembangan memicu pasien menghindar dari orang lain, tidak mampu merumuskan keinginan, putus asa pada hubungan dengan orang lain, merasa tertekan,tidak percaya diri, pada orang lain, ragu, takut salah, pesimis,
3.Faktor Biologis
adafaktor herediter dimana ada riwayat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. ada kondisi patologis otak, yang dapat diketahui dari hasil pemeriksaan struktur otak melalui pemeriksaan CT Scan dan hasil pemeriksaan MRI untuk melihat gangguan struktur dan fungsi otak ada risiko bunuh diri, riwayat penyakit trauma kepala, riwayat pemakaian NAPZA,
4. Faktor Sosial Budaya
faktor predisposisi sosial budaya pada pasien pengasingan, disebabkan karena pasien memiliki riwayat penolakan lingkungan pada usia perkembangan anak, sehingga tidak mampu berhubungan dengan orang lain, ini memicu rasa kurang percaya diri dalam memulai hubungan, akibat rasa takut pada penolakan dari lingkungan. pasien berasal dari golongan sosial ekonomi rendah , ini memicu munculnya stres yang terus menerus, sehingga fokus pasien hanya pada pemenuhan kebutuhannya mengabaikan hubungan dengan lingkungan sekitarnya,.
tindakan keperawatan pada pasien pengasingan
penelitian pada pasien pengasingan dapat dilakukan dengan cara wawancara dan pengamatan kepada pasien dan keluarganya saja,
bentuk bentuk wawancara, yaitu pertanyaan ,seperti :
bagaimana perasaan anda ketika berhubungan dengan orang lain?
apa yang anda rasakan? apakah anda merasa nyaman ?
bagaimana penilaian anda pada orang-orang di sekeliling anda ?
apakah anda memiliki anggota keluarga atau teman terdekat?
adakah anggota keluarga atau teman yang tidak dekat dengan anda?
apa yang membuat anda tidak dekat dengan orang itu?
bagaimana perasaan anda saat berinteraksi dengan orang lain?
tanda pengasingan yang ditemukan melalui pengamatan yaitu :
pasien cuma hanya sekedar banyak diam mematung dan tidak mampu berbicara sedikitpun ,karena alasan fisik , pasien cuma hanya sekedar banyak memandang satu arah tidak memiliki kemampuan memandang kepada orang yang diajaknya berbicara karena alasan fisik ,
pasien menyendiri karena pasien sendiri dirumah dan tidak mau berinteraksi bergaul mengadakan interaksi dengan orang lain yang jauh,
pasien tampak menangis sedih dengan ekspresi datar dan dangkal saat memandang sesuatu ,
pemeriksaan pemeriksaan keperawatan dipertimbangkan dirumuskan berdasar tanda dan gejala pengasingan yang berhasil sudah pernah ditemukan ,jika hasil hasil penelitian ternyata menunjukkan tanda dan gejala pengasingan, maka pemeriksaan selanjutnya yaitu:berdasar
penyebab pasien mengalami pengasingan yang disebabkan pasien memiliki harga diri sudah terlalu rendah dikuatkan dengan fakta kenyataan yang ada , jika pasien pengasingan tidak diberikan tindakan keperawatan akan memicu gangguan kepekaan anggapan , halusinasi,delusi, ilusi,ketakutan akan masa lalu,
tindakan keperawatan dilakukan pada pasien dan keluarga,
saat melakukan pelayanan di poli kesehatan jiwa atau kunjungan rumah, namun perawat menemui keluarga terlebih dahulu sebelum menemui pasien,
bersama sama sekeluarga atau warga , perawat menemui pasien kemudian perawat berusaha mengidentifikasi masalah yang dialami pasien dan keluarga. sesudah itu, perawat menemui pasien dan warga untuk melakukan penelitian penelitian ulang selama sebulan , perawat berusaha melatih cara cara untuk
mengatasi pasien pengasingan , sesudah perawat selesai melatih pasien, maka perawat kembali menemui keluarga dan melatih warga untuk merawat pasien, dan terakhir perawat menyampaikan hasil laporan tindakan apa saja yang sudah dilakukan perawat kepada pasien dan tugas tugas apa saja yang perlu keluarga lakukan untuk mendorong dorong membimbing mendukung penuh pasien yang sedang melatih kemampuan untuk mengatasi pengasingan yang sudah diajarkan oleh perawat keluarga dan warga,
tindakan tindakan yang sudah pernah dilakukan untuk pasien pengasingan yaitu agar pasien benar benar mampu membina hubungan saling percaya ,
menyadari bahwa pengasingan yang dialaminya adalah akibat penyakit kejiwaan , berinteraksi melalui banyak tahap dimulai dengan anggota warga masyarakat setempat dan keluarga di lingkungan sekitarnya ,
berkomunikasi memulai mengikuti kegiatan sosial agar pasien pengasingan dapat berinteraksi dengan keluarga ,
ciri ciri tanda dari tindakan tindakan yang sudah pernah dilakukan perawat
pada pasien pengasingan ,yaitu :
membina hubungan saling percaya saling akrab persahabatan persaudaraan dengan cara yaitu perkenalkan nama yang perawat sukai, dan tanyakan nama dan alamat yang disukai pasien ,mengucapkan salam setiap kali akan berinteraksi atau melakukan hubungan komunikasi akrab dengan pasien ,
menanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini sejujurnya agar pasien bersedia mengungkap rahasia rahasia khusus yang selama bertahun tahun di sembunyikan oleh pasien dalam pengasingannya, menanyakan secara lengkap apa yang dirasakan oleh pasien dalam pengasingannya,
buat kontrak kerjasama melakukan proyek tindakan tentang apa yang akan perawat lakukan bersama sama dengan pasien dalam ruang pengasingannya, berapa jam interaksi antara pasien perawat dalam ruang pengasingannya,
jelaskan kepada pasien dalam ruang pengasingannya, bahwa perawat benar benar cuma hanya sekedar bertanya saja dan akan berusaha merahasiakan informasi yang diperoleh hanya untuk kepentingan terapi saja ,
namun setiap saat sswaktu waktu tunjukkan sikap empati pada pasien dalam ruang pengasingannya, namun sebelumnya pasien harus memenuhi semua kebutuhan dasar pasien dalam ruang pengasingannya bila memungkinkan ,
perawat benar benar membantu pasien agar bisa menyadari tingkahlaku pengasingannya,
tanyakan pada pasien apa pendapat pasien tentang kebiasaan berinteraksi dengan orang lain ,tanyakan juga apa yang memicu pasien sehingga pasien pasien tidak ingin berinteraksi dengan orang luar,
rundingkan dengan pasien apa saja keuntungan keuntungan yang bisa didapat bila pasien memiliki banyak teman ,
rundingkan juga dengan pasien apa saja kerugian yang bisa didapat bila pasien cuma hanya sekedar mengurung diri dan tidak siap bergaul dengan
orang luar sana ,
jelaskan secara lengkap apa saja pengaruh pengaruh manfaat manfaat faedah kegunaan pengasingan terhadap kesehatan fisik pasien ,
jelaskan cara cara berinteraksi dengan orang lain pada para pasien pengasingan,
juga berikan contohnya cara berbicara dengan orang luar,
berikan sedikit. kesempatan pasien pasien dalam pengasingan, untuk berusaha mempraktekkan cara berinteraksi dengan orang luar,
berikan sedikit bantuan agar pasien mempunyai kesempatan dapat berinteraksi sehingga pasien pasien dapat keluar dari dalam pengasingan,
bila pasien terlihat ada sedikit tanda tanda gejala mulai menunjukkan kemajuan, tingkatkan jumlah interaksinya dengan satu dua,
tiga, empat lima enam tujuh orang dan seterusnya ,sehingga pasien benar benar mahir ahli ,
berikan minimal sedikit pujian untuk setiap kemajuan interaksi yang sudah dilakukan oleh pasien pasien dalam pengasingan,
latih secara bertahap agar pasien mampu bercakapcakap menguasai.bahasa bahasa dengan anggota perawat lain dan mempraktekkan kemampuan pasien saat melakukan kegiatan harian ,
latih secara bertahap agar pasien mampu berbelanja ke toko toko , kekantor kantor , mendengarkan semua ekspresi perasaan yang selama itu dipendam oleh pasien sesudah berinteraksi dengan orang lain. berikan banyak dukungan hadiah dorongan secara terus menerus agar pasien tetap semangat meningkatkan interaksinya,
evaluasi kemampuan pasien pengasingan berhasil jika pasien sudah dapat:
pasien sudah memilih acara jadwal bercakap-cakap dengan orang luar,
pasien sudah pernah merasakan manfaat berinteraksi dengan orang luar,
menerangkan kebiasaan keluarga berinteraksi dengan pasien,menerangkan apa saja keuntungan bergaul dengan orang lain dan kerugian tidak bergaul dengan orang lain,memperagakan cara berkenalan dengan orang lain,dengan perawat, keluarga, tetangga ,teaman,orangtua,menerangkan apa saja faktor penyebab pasien tidak mau berinteraksi dengan orang luar, pasien dapat berkomunikasi dengan orangluar saat melakukan kegiatan sehari-hari ,pasien dapat berkomunikasi saat melakukan kegiatan sosial , pasien dapat menyampaikan perasaan sesudah banyak berlatih berinteraksi dengan orang luar,
disebut keluarga mampu mengatasi pasien pengasingan jika keluarga mampu : menciptakan suasana keluarga dan lingkungan yang mendukung pasien untuk meningkatkan interaksi sosial ,mengenal pengasingan (pengertian, tanda dan gejala, dan proses terjadinya pengasingan) dan mengambil keputusan untuk merawat pasien ,melibatkan pasien dalam melakukan kegiatan harian di rumah dan kegiatan sosialisasi di lingkungan , membantu pasien berinteraksi dengan orang luar, mendampingi pasien saat melakukan kegiatan rumah tangga dan kegiatan sosial sambil saling berkomunikasi ,memantau peningkatan kemampuan pasien dalam mengatasi pengasingan ,
11. HALUSINASI
halusinasi yaitu gangguan anggapan dimana pasien menganggap sesuatu ada padahal yang sebenarnya sesuatu.itu tidak terjadi,halusinasi suatu tanggapan dari panca indera tanpa ada rangsangan stimulus luar yang nyata ,
lima jenis halusinasi yaitu perabaan, pendengaran, penglihatan, penghidu, dan pengecapan ,
halusinasi pendengaran yaitu jenis halusinasi yang paling banyak terjadi
80% pasien,kemudian halusinasi penglihatan 16%, pasien , sisanya 5% yaitu halusinasi perabaan,penghidu, pengecapan ,
pasien halusinasi pendengaran ,pasien merasakan ada stimulus yang sebetulnya tidak ada, tingkahlaku yang terlihat pada pasien yang sedang mengalami halusinasi pendengaran yaitu pasien merasa mendengarkan suara suara padahal sebenarnya tidak ada suara,
pasien halusinasi penglihatan , pasein melihat bayangan orang atau sesuatu
padahal tidak ada bayangan itu,
pasien halusinasi penghidu pasien membaui bau-bauan tertentu padahal padahal itu tidak ada ,
pasien halusinasi pengecapan, pasien merasakan seperti makan atau minum sesuatu yang menjijikkan padahal itu tidak ada
pasien halusinasi perabaan ,
pasien merasakan seperti serasa ada binatang atau sesuatu
yang merayap ditubuhnya atau di permukaan kulit padahal itu tidak ada ,
Proses Terjadinya Halusinasi
dijelaskan dengan memakai arti stress adaptasi Stuart yang ,antaralain : stressor dari faktor predisposisi dan presipitasi,
Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi halusinasi terdiri dari
Faktor Biologis :
ada riwayat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa (herediter), riwayat penyakit atau trauma kepala, dan riwayat pemakaian narkotika, psikotropika adiktif lain (napza) dan zat bahan kimia ,terparar terkontaminasi zat bahan kimia,
Faktor Psikologis
ada riwayat kegagalan yang berulang. Menjadi korban, pelaku maupun saksi dari kekerasan dan kurangnya kasih sayang ,
Faktor Sosiobudaya dan lingkungan
pasien halusinasi cenderung memiliki tingkat pendidikan yang rendah dan mengalami kegagalan dalam hubungan sosial (perceraian, hidup sendiri),
kebanyakan pasien halusinasi berasal dari keluarga dengan ekonomi
rendah, pasien memiliki riwayat penolakan dari lingkungan pada usia
perkembangan anak,
b. Faktor Presipitasi
stressor presipitasi pasien gangguan anggapan kepekaan halusinasi ditemukan adanya konflik antar warga,ada aturan atau tuntutan dikeluarga atau warga yang sering tidak sesuai dengan pasien , ada riwayat penyakit infeksi, penyakit kronis , kelainan struktur otak, ada riwayat kekerasan dalam keluarga, atau ada kegagalan-kegagalan dalam hidup, kemiskinan,
Rentang tanggapan Neurobiologis pada pasien dengan
gangguan senssori anggapan halusinasi ,yaitu:
emosi konsisiten ,emosi berlebihan atau kurang kerusakan proses emosi
tingkahlaku sesuai ,tingkahlaku tidak terorganisir ,tingkahlaku tidak sesuai
hubungan sosial harmonis ,pengasingan ,pikiran logis ,proses pikir kadang terganggu, gangguan proses pikir waham anggapan akurat ilusi halusinasi ,
tanggapan adaptif tanggapan maladaptif ,
tahapan halusinasi,antaralain:
a. tahap i : halusinasi bersifat menyenangkan ,menenangkan, tingkat ansietas pasien sedang,
sifat : sifat tahap ini ditandai dengan ada perasaan takut atau bersalah dalam
diri pasien , pasien mencoba menenangkan pikiran untuk mengurangi ansietas, pasien mengetahui bahwa pikiran dan kepekaan yang dialaminya dapat dikendalikan dan bisa diatasi , tingkahlaku yang terlihat,antaralain:
tanggapan verbal yang lambat ,tertawa tidak sesuai pada tempatnya, menggerakkan bibirnya tanpa memicu suara ,
b. tahap ii : halusinasi bersifat menyalahkan, pasien mengalami ansietas tingkat berat halusinasi bersifat menjijikkan ,
sifat : pengalaman kepekaan yang dialami pasien bersifat
menakutkan, pasien yang mengalami halusinasi merasa kehilangan kendali,
pasien menjauhkan dirinya dari sumber yang memicunya,
tingkahlaku yang terlihat :
kemampuan kosentrasi turun, kehilangan kemampuan untuk
membedakan antara halusinasi dan nyata, peningkatan kerja susunan sarafotonom yang menunjukkan munculnya ansietas seperti peningkatan pernafasan, nadi, TD ,
c. tahap iii : pada tahap ini halusinasi sudah mengendalikan tingkahlaku pasien, pasien berada pada tingkat ansietas berat. kepekaan menguasai pasien,
sifat : pasien yang berhalusinasi menyerah untuk melawan ,
halusinasi , membiarkan halusinasi menguasai dirinya. isi halusinasi
dapat berupa permohonan, pasien akan kesepian jika halusinasi
berakhir ( psikotik )
tingkahlaku yang terlihat:
mengikuti petunjuk yang diberikan oleh halusinasinya ,acuh pada orang lain,
perhatian pada orang lain hanya beberapa menit , gejala fisik dari ansietas
berat seperti : berkeringat, tremor,
d. tahap iv : halusinasi pada saat ini, sudah sangat menakutkan , tingkat ansietas berada pada tingkat panik, halusinasi menjadi rumit ,terkait dengan delusi, sifat : pengalaman menakutkan jika pasien tidak mengikuti perintah
halusinasinya, halusinasi berlangsung dalam beberapa jam atau hari jika tidak
diobati,
tingkahlaku yang terlihat :
tingkahlaku bingung hilang ingatan , menyerang dokter, orangtua,teman, teror seperti orang panik, potensial melakukan bunuh diri atau membunuh orang lain, amuk, agitasi dan menarik diri,tidak mampu menanggapi nasihat dokter, orangtua,teman,memandang dokter, orangtua,teman, sebagai orang asing yang tidak dikenal,
Jenis Halusinasi :
jenis halusinasi : halusinasi perabaan
data obyektif : menggaruk-garuk permukaan kulit ,
data subyektif : merasa seperti tersengat listrik , mengatakan ada serangga di permukaan kulit ,
jenis halusinasi : halusinasi pengecapan
data obyektif : sering muntah meludah
data subyektif : merasakan rasa seperti darah, urin atau feses
jenis halusinasi :halusinasi pendengaran
data obyektif : bicara atau tertawa sendiri , marah-marah tanpa sebab , menyedengkan telinga ke arah tertentu ,menutup telinga ,
data subyektif : mendengar suara-suara atau kegaduhan,mendengar suara menyuruh melakukan sesuatu ,mendengar suara yang mengajak bercakap-cakap ,
jenis halusinasi : halusinasi penghidu
data obyektif : menutup hidung, mengisap-isap seperti sedang membaui bau-bauan tertentu.,
data subyektif : membaui bau-bauan seperti bau darah, urin, feses,
kadang-kadang bau itu menyenangkan.
jenis halusinasi : halusinasi penglihatan
data obyektif : ketakutan pada sesuatu yang tidak jelas, menunjuk-nunjuk ke arah tertentu ,
data subyektif : melihat hantu atau monster,melihat bayangan, sinar, bentuk geometris,
tanda gejala halusinasi dari hasil pengamatan pada pasien ,antaralain:
data subyektif ,
mendengar suara-suara ,suara kegaduhan,suara orang yang memanggilnya,
mendengar suara yang tidak pernah ada ,
mendengar suara arwah ruh yang menyuruh melakukan sesuatu ,
melihat bayangan, sekilas hantu atau orang yang meninggal yang menakutkan , mencium bau-bauan aneh seperti bau bunga mawar melati kenanga kemenyan darah, urin, feses, kadang-kadang bau itu amis bangkai mayat ,
data obyektif :
bicara atau tertawa sendiri ,marah-marah tanpa sebab ,mengarahkan telinga ke arah tertentu ,menutup telinga ,menunjuk-nunjuk ke arah tertentu ,ketakutan pada sesuatu yang tidak jelas.,menutup hidung,
tindakan keperawatan.
sesudah menetapkan diagnosa keperawatan dilakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan gangguan kepekaan anggapan halusinasi. tindakan keperawatan ditujukan juga pada keluarga karena keluarga memegang peranan penting didalam merawat pasien dirumah sesudah pasien pulang dari rumah sakit , ketika melakukan tindakan keperawatan dinrumah sakit
dan kunjungan rumah, perawat menemui keluarga terlebih dahulu sebelum
menemui pasien, bersama keluarga, perawat mengidentifikasi masalah yang dialami pasien , sesudah itu, perawat menemui pasien untuk melakukan penelitian, mengevaluasi mengatasi masalah yang dialami pasien, jika pasien sudah memperoleh terapi psikofarmaka maka melatih kepatuhan minum
obat pada pasien , sesudah perawat selesai melatih pasien, perawat menemui keluarga untuk melatih cara merawat pasien, kemudian perawat menyampaikan hasil tindakan yang sudah dilakukan pada pasien ,
tujuan keperawatan agar pasien mampu:
mengenali apa sebenarnya itu halusinasi , mampu mengendalikan halusinasi ,mengendalikan halusinasi dengan minum obat obatan ,
melenyapkan halusinasi dengan cara melakukan aktifitas sehari-hari ,
tindakan perawat :
mengucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan pasien dan
berkenalan dengan pasien agar lebih akrab ,menanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini, bahwa perawat akan merahasiakan informasi yang diperoleh untuk kepentingan terapi , membantu pasien menyadari gangguan kepekaan anggapan halusinasi ,tanyakan pendapat keluarga dan pasien tentang halusinasi yang dialaminya: tanpa menyangkal halusinasinya,
mengidentifikasi waktu terjadinya, pencetus, perasaan, tanggapan apapun usaha gagasan diskusi yang sudah dilakukan pasien dan perawat untuk menghilangkan halusinasi, melatih pasien cara cara mengendalikan melenyapkan halusinasi, berikan kesempatan pada pasien untuk mempraktekkan cara melenyapkan halusinasi, minum obat,
beri pujian untuk setiap kemajuan yang sudah dilakukan oleh pasien,
mendengarkan perasaan pasien sesudah melakukan tindakan
keperawatan untuk mengendalikan halusinasi. mungkin pasien akan
mengungkapkan keberhasilan atau kegagalannya. berikan dukungan dorongan terus menerus agar pasien semangat agar pasien mampu:
menerangkan situasi yang mencetuskan halusinasi ,
menerangkan perasaannya ketika mengalami halusinasi,
mengungkapkan isi halusinasi yang dialaminya ,
menerangkan waktu dan frekuensi halusinasi yang dialami,
agar keluarga mampu:
menerangkan fasilitas kesehatan yang dapat dipakai untuk mengatasi masalah
pasien , menilai dan melaporkan keberhasilannnya merawat pasien ,
mengendalikan halusinasi ,mendemonstrasikan cara merawat pasien halusinasi , menerangkan halusinasi yang dialami oleh pasien ,
menerangkan cara merawat pasien halusinasi melalui cara cara tertentu,
12. KEKERASAN
kekerasan yaitu tanggapan emosi yang muncul sebagai reaksi pada kecemasan yang meningkat dan dirasakan sebagai ancaman akibat diejek/dihina, ungkapan perasaan pada keadaan yang tidak menyenangkan .kecewa, keinginan tidak tercapai, tidak puas, kekerasan bertujuan melukai pasien secara fisik maupun psikologis. kekerasan yaitu tanggapan tingkahlaku manusia untuk merusak sebagai bentuk agresif fisik yang dilakukan oleh pasien pada orang lain , kekerasan yaitu hasil dari amarah yang ekstrim atau ketakutan sebagai tanggapan pada perasaan terancam, berupa ancaman serangan fisik , perasaan terancam ini berasal dari lingkungan luar ,penyerangan fisik, kehilangan orang yang berarti dan lingkungan dalam perasaan gagal tidak memperoleh kasih sayang ketakutan penyakit fisik,
Faktor Predisposisi pemicu kekerasan, yaitu :
-Faktor Sosiokultural :
norma budaya, lingkungan sosial mempengaruhi sikap pasien dalam mengekspresikan marah ,kekerasan dapat dipelajari secara tidak langsung melalui proses sosialisasi pergaulan ,
-Faktor Biologis :
ada faktor herediter yaitu ada anggota keluarga yang sering memperlihatkan tingkahlaku kekerasan atau mengalami gangguan jiwa, ada riwayat penyakit
trauma kepala, riwayat pemakaian NAPZA (narkoti, psikotropika dan zat
aditif lainnya)
-Faktor Psikologis :
pengalaman marah yaitu tanggapan psikologis pada stimulus luar, internal
maupun lingkungan, tingkahlaku kekerasan terjadi sebagai hasil dari akumulasi
frustrasi, frustrasi terjadi jika keinginan pasien untuk mencapai sesuatu menemui kegagalan , jika kebutuhan itu tidak dapat dipenuhi melalui bertingkahlaku konstruktif, maka yang akan muncul yaitu pasien itu bertingkahlaku destruktif,
- Faktor Presipitasi
tingkahlaku kekerasan pada setiap pasien bersifat unik, berbeda satu
orang dengan yang lain.stresor itu yaitu penyebab yang berasal dari dari
dalam maupun luar pasien,
faktor luar pasien ,antaralain : serangan pada fisik, lingkungan yang terlalu ribut, kritikan yang mengarah pada penghinaan,
faktor dari dalam pasien ,antaralain : kehilangan hubungan dengan orang yang dicintai ,kekhawatiran pada penyakit fisik,
rentang tanggapan marah ,marah yang dialami setiap pasien memiliki rentang dimulai dari tanggapan adaptif sampai maladaftif,
FOTO RENTANG TANGGAPAN MARAH
tanda dan gejala tingkahlaku kekerasan
perbandingan tingkahlaku pasif, agresif dan asertif :
gerakan
pasif : minimal ,lemah ,resah
asertif : memperlihatkan gerakan yang sesuai
agresif: mengancam, ekspansi gerakan
kontak mata
pasif : sedikit atau tidak
asertif : sekali-sekali ,sesuai dengan kebutuhan interaksi ,
agresif: melotot,
isi bicara
pasif : dapatkah saya lakukan ,dapatkah ia lakukan ,negatif , menghina ,
asertif : menghargai diri sendiri ,saya dapat/akan lakukan ,positif ,
agresif: menghina orang lain,anda selalu/ tidak pernah , berlebihan
nada suara
pasif : merengek, diam ,lemah
asertif : diatur
agresif: tinggi ,menuntut
personal space
pasif : orang lain dapat masuk pada teritorial pribadinya ,
asertif : mempertahankan hak territorial , menjaga jarak yang menyenangkan ,
agresif: memasuki teritorial orang lain ,
sikap tubuh
pasif : melotot ,menundukkan kepala ,
asertif : tegak , rileks ,
agresif: tenang ,bersandar ke depan
tanda dan gejala tingkahlaku kekerasan dinilai dari ungkapan pasien dan didukung hasil pengamatan,
a. data subjektif:
ungkapan berupa kata-kata kasar ,ancaman ,ingin memukul/ melukai ,
b. data objektif:
melempar atau memukul benda/orang lain ,mengepalkan tangan ,bicara kasar ,suara tinggi, menjerit atau berteriak , mondar mandir , wajah memerah dan tegang ,keyakinan tajam , mengatupkan rahang dengan kuat ,
penelitian dilakukan dengan cara wawancara pada pasien dan keluarga.
tanda dan gejala risiko tingkahlaku kekerasan dapat ditemukan dengan wawancara melalui pertanyaan ,yaitu :
apakah dengan cara yang dipakai penyebab marah hilang, menurut anda apakah ada cara lain untuk mengungkapkan kemarahan , sikap atau tingkahlaku atau tindakan apa yang dilakukan saat anda marah?
apa akibat dari cara marah yang anda lakukan? ceritakan kejadian apa atau apa yang memicu anda marah,coba ceritakan apa yang di rasakan ketika marah? perasaan apa yang di rasakan ketika marah?
tindakan keperawatan untuk mengatasi risiko tingkahlaku kekerasan, dilakukan pada pasien dan keluarga. saat melakukan pelayanan dan kunjungan rumah,, perawat menemui keluarga terlebih dahulu sebelum menemui pasien. bersama keluarga, perawat mengidentifikasi masalah yang dialami pasien , perawat menemui pasien untuk melakukan penelitian, melatih cara untuk mengatasi masalah yang dialami pasien, jika pasien sudah memperoleh terapi psikofarmaka , maka penting. kepatuhan minum obat bagi pasien, sesudah perawat selesai melatih pasien, melatih keluarga cara merawat pasien. perawat menyampaikan hasil tindakan yang sudah dilakukan agar pasien mampu: memakan obat secara teratur ,
berbicara yang baik saat marah ,melakukan kegiatan ibadah untuk mengendalikan rasa marah ,mengendalikan rasa marah/tingkahlaku kekerasan ,
melakukan kegiatan fisik dalam menyalurkan kemarahan ,
menerangkan penyebab marah , menerangkan perasaan saat penyebab marah/tingkahlaku kekerasan , menerangkan tingkahlaku yang dilakukan saat marah ,
tindakan keperawatan
tindakan yang dilakukan dalam membina hubungan yaitu: ucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan pasien , perkenalkan diri nama, nama panggilan
nama dan nama panggilan pasien yang disukai ,tanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini , buat kontrak tindakan apa yang perawat akan lakukan bersama pasien, jelaskan bahwa perawat akan merahasiakan informasi yang diperoleh untuk kepentingan terapi ,latih pasien cara mengendalikan tingkahlaku kekerasan ,sosial/verbal: bicara yang baik: mengungkapkan, menolak dan meminta rasa marahnya , patuh minum obat , fisik:tarik nafas dalam, pukul kasur dan batal. , rundingkan bersama pasien akibat tingkahlakunya ,
rundingkan bersama pasien penyebab rasa marah/tingkahlaku kekerasan saat ini dan yang lalu, rundingkan tanda-tanda pada pasien jika terjadi tingkahlaku kekerasan , rundingkan tanda dan gejala tingkahlaku kekerasan secara fisik , secara psikologis , secara sosial secara spiritual secara intelektual
rundingkan bersama pasien tingkahlaku kekerasan yang biasa dilakukan pada saat marah secara: verbal , pada orang lain pada diri sendiri pada lingkungan
tindakan keperawatan pada pasien dapat dilakukan minimal 5 kali pertemuan dan dilanjutkan sampai pasien dapat mengendalikan tingkahlaku kekerasan,
tindakan yang dilakukan agar keluarga mampu: merawat pasien dengan mengajarkan dan mendampingi pasien dalam berinteraksi secara bertahap, berbicara pada pasien saat melakukan kegiatan rumah tangga dan kegiatan sosial, memutuskan untuk melakukan perawatan pada pasien ,mengenal risiko kekerasan , mengenal tanda kekambuhan pasien , dan keluarga mencari pelayanan kesehatan ,keluarga dapat melanjutkan melatih pasien , mendukung agar pasien dapat mengatasi masalahnya , evaluasi pasien dalam mengatasi tingkahlaku kekerasan, berhasil jika pasien dapat: menerangkan penyebab, tanda dan gejalatingkahlaku kekerasan, tingkahlaku kekerasan yang biasa dilakukan, akibat dari tingkahlaku kekerasan,
pasien mampu melakukan secara spiritual terapi psikofarmaka , secara fisik: tarik nafas dalam dan pukul bantal/kasur secara sosial/verbal: meminta, menolak, dan mengungkapkan perasaan dengan cara baik ,
pasien mampu mengidentifikasi manfaat latihan yang dilakukan dalam mencegah tingkahlaku kekerasan ,