Tampilkan postingan dengan label psikologi2. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label psikologi2. Tampilkan semua postingan

Kamis, 11 Februari 2021

psikologi2

 


gambil tindakan untuk menghadapi ancaman, ansietas yaitu suatu perasaan tidak santai yang samar-samar  karena ketidaknyamanan atau rasa takut , cenderung sumber perasaan tidak santai itu tidak diketahui oleh pasien, ansietas memiliki nilai yang positif. karena  dengan ansisetas maka faktor positif pasien berkembang karena ada sikap  pertentangan, antisipasi yang tinggi,  mengatasi kecemasan. namun pada keadaan lanjut perasaan cemas  mengganggu kehidupan pasien.
 Gejala Ansietas ,antaralain:
ada keluhan somatik, pasien mengatakan takut bila sendiri, atau pada keramaian dan banyak orang,gangguan  berkemih atau sakit kepala, rasa sakit pada otot dan tulang belakang, pendengaran ,mengalami gangguan pencernaan,pasien merasa tegang, tidak tenang, gelisah , mudah terkejut,
yang berdenging atau berdebar-debar, sesak napas, mengalami gangguan pola tidur dan ditambah mimpi yang menegangkan gangguan konsensstrasi dan daya ingat, cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri dan mudah tersinggung,
 Tingkatan Ansietas  ,antaralain:
1.ansietas ringan. berhubungan dengan ketegangan dalam
kehidupan sehari-hari dan memicu pasien menjadi waspada , memiliki faktor positif  memotivasi pasien untuk belajar dan menghasilkan  kreativitas.
-tanggapan dari ansietas ringan yaitu ,antaralain:
tanggapan tingkahlaku dan emosi ,antaralain : suara kadang meninggi,tidak dapat duduk tenang, tremor halus pada lengan,
- tanggapan fisiologis ,antaralain : muka berkerut , bibir bergetar,ketegangan otot ringan ,sesekali nafas pendek, mampu menerima rangsang yang pendek,
-tanggapan kognitif ,antaralain : konsentrasi pada masalah, koping anggapan luas, mampu menerima rangsang ,
2.ansietas sedang: memungkinkan pasien untuk memusatkan pada hal yang penting  mengesampingkan yang lain, sehingga pasien mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah, yang muncul pada ansietas sedang ,antara lain:
-tanggapan tingkahlaku dan emosi : bicara banyak, lebih cepat, susah tidur ,
-tanggapan fisiologis : tidak nafsu makan, mual, dan berkeringat ,konstipasi,
 sering napas pendek, nadi dan tekanan darah naik, mulut kering, diare  
- tanggapan kognitif : tanggapan pandang menyempit, rangsangan luas mampu diterima, berfokus pada apa yang menjadi perhatian ,
3.ansietas berat:   lapangan anggapan pasien menyempit,
pasien cendrung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci,  tidak
dapat berfikir tentang hal lain,  semua tingkahlaku pasien hanya ditujukan untuk
mengurangi ketegangan, yang muncul pada ansietas berat ,antara lain:
-tanggapan tingkahlaku dan emosi :
 perasaan terancam meningkat, verbalisasi cepat,  menarik diri ,
- tanggapan fisiologis :  ketegangan,sakit kepala, penglihatan kabur,
 napas pendek, nadi dan tekanan darah naik, berkeringat ,
- tanggapan kognitif : lapang anggapan sangat sempit, dan tidak mampu menyelesaikan masalah,
4.tingkat panik. tingkahlaku yang tampak pada pasien dengan ansietas tingkat panik yaitu pasien  ketakutan dan mengatakan mengalami teror, tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan , terjadi  peningkatan kegiatan motorik, menurunnya kemampuan berhubungan dengan orang
lain, anggapan menyimpang, kehilangan pemikiran rasional,yang muncul pada  ,antara lain:
- tanggapan tingkahlaku dan emosi :anggapan kacau, mengamuk- amuk dan marah- marah, ketakutan, berteriak- teriak, menarik diri dari hubungan interpersonal, kehilangan kendali
-tanggapan fisiologis :pucat, hipotensi, koordinasi motorik rendah, napas pendek, rasa tercekik dan palpitasi, sakit dada,
-lapang kognitif :  lapang anggapan sangat sempit,  tidak dapat berfikir logis,
 teori yang  menerangkan  terjadinya ansietas, antara lain:
a. Faktor Biologis : Penghambat GABA juga berperan  dalam mekanisme biologis munculnya ansietas sebagaimana halnya dengan endorfin.
Otak mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepine, yang  membantu mengatur ansietas,
b. Faktor Psikologis
-keyakinan psikoanalitik :  ansietas yaitu konflik emosional yang terjadi antara antara 2 elemen kepribadian – id dan superego, superego mencerminkan hati nurani pasien yang dikendalikan oleh norma-norma budaya pasien,id mewakili dorongan insting dan impuls primitif,  
ego atau aku berfungsi  menengahi tuntutan dari dua elemen yang bertentangan dan fungsi ansietas yaitu mengingatkan ego  akan bahaya
-keyakinan tingkahlaku : pasien yang sejak kecil terbiasa menghadapi ketakutan yang berlebihan lebih sering menunjukkan ansietas dalam kehidupan kemudian dibandingkan dengan pasien yang jarang menghadapi ketakutan dalam kehidupannya,ansietas yaitu produk frustasi yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan pasien untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. ansietas sebagai dorongan belajar dari dalam diri untuk menghindari kepedihan,
- keyakinan interpersonal  : ansietas muncul dari perasaan takut pada
penerimaan dan penolakan interpersonal. ansietas berhubungan dengan
kejadian trauma, seperti perpisahan ,
c. Sosial budaya:  Ansietas yaitu hal yang biasa ditemui dalam keluarga.. Faktor ekonomi,  berpengaruh pada terjadinya ansietas,
1. sumber koping
dalam menghadapi ansietas, pasien akan memanfaatkan dan memakai berbagai sumber koping di lingkungan,
2. faktor presipitasi ansietas dibedakan menjadi 2 yaitu:
a.ancaman pada sistem diri pasien. ancaman ini akan memicu gangguan
pada identitas diiri, harga diri,
b. ancaman pada integritas pasien seperti ketidakmampuan atau penurunan
fungsi fisiologis akibat sakit sehingga menganggu pasien untuk melakukan kegiatan
3. mekanisme koping
pada pasien yang mengalami ansietas sedang dan berat mekanisme koping yang  dipakai terbagi atas dua jenis mekanisme koping yaitu ;
a. mekanisme pertahanan ego  untuk  mengatasi ansietas ringan
dan sedang. mekanisme ini berlangsung secara tidak sadar, melibatkan penipuan diri, distorsi realitas ,mekanisme pertahanan ego yang dipakai
yaitu:
-acting out, langsung mencetuskan perasaan bila keinginannya terhalang,
-sublimasi ,penerimaan suatu sasaran pengganti ,
-undoing,tindakan yang menghapuskan sebagian dari tindakan  sebelumnya yaitu mekanisme pertahanan primitif,
-supresi,suatu proses yang digolongkan sebagai mekanisme pertahanan namun  sebetulnya yaitu analog represi yang disadari;pengesampingan yang  disengaja tentang suatu bahan dari kesadaran pasien;kadang-kadang  mengarah pada represif berikutnya,
- kompensasi,.yaitu proses dimana pasien memperbaiki penurunan citra diri
dengan secara tegas menonjolkan keistimewaan,
- penyangkalan  ,menyatakan ketidaksetujuan pada realitas dengan
mengingkari realitas itu. mekanisme pertahanan ini paling primitif.
- pemindahan, pengalihan emosi yag semula ditujukan pada
pasien/benda tertentu yang biasanya netral atau kurang mengancam
pada dirinya
- disosiasi,pemisahan dari setiap proses mental atau tingkahlaku dari kesadaran atau identitasnya,
- identifikasi ,proses dimana pasien  menjadi orang yang ia kagumi dengan menirukan pikiran  tingkahlaku orang itu,
-intelektualisasi  ,pemakaian logika dan alasan yang berlebihan untuk menghindari pengalaman yang mengganggu perasaannya,
-introjeksi , mengikuti norma-norma dari luar sehingga ego tidak lagi
terganggu oleh ancaman dari luar ,pembentukan superego,
- represi,secara tidak sadar mengesampingkan pikiran  yang
menyakitkan atau bertentangan, yaitu pertahanan ego yang primer yang
cenderung diperkuat oleh mekanisme ego yang lainnya,
-proyeksi,pengalihan buah pikiran atau impuls pada diri sendiri kepada orang lain terutama keinginan,perasaan emosional dan motivasi tidak dapat ditoleransi,
-regressi, kembali ketingkat perkembangan terdahulu ( primitif),
contoh; bila keinginan terhambat menjadi marah, merusak, melempar barang,
-rasionalisasi ,memberi keterangan bahwa  tingkah lakunya menurut alasan
yang seolah-olah rasional,sehingga tidak menjatuhkan harga diri,
-reaksi formasi, bertingkah laku yang berlebihan yang langsung bertentangan dengan keinginan ,perasaan yang sebenarnya,
-fiksasi,berhenti pada tingkat perkembangan salah satu faktor tertentu emosi atau tingkah laku atau pikiran sehingga perkembangan kemudian terhalang,
b. reaksi yang berorientasi pada tugas yaitu usaha  pada tindakan realistik  untuk menurunkan situasi stres, contoh tingkahlaku kompromi untuk mengubah tujuan yang akan dilakukan atau  tingkahlaku menyerang (agresif) dipakai pasien untuk mengatasi rintangan atau  tingkahlaku menarik diri.  untuk menghilangkan sumber ancaman ,
agar  mampu mendiagnosa pasien  ansietas. maka  harus melakukan
penelitian, data  data yang harus diketahui  pada pasien ansietas,antaralain:
-afektif : ketakutan, khawatir, prihatin ,mencemaskan ,menyesal, iritabel,ketidakpastian, kekhawatiran meningkat,  kesedihan mendalam, takut, gugup, sukacita berlebihan, nyeri dan fokus pada diri sendiri, perasaan tidak kuat ,  ketidakberdayaan meningkat secara menetap,
-kognitif :
tanggapan kognitif pada pasien ansietas yaitu sukar berkonsentrasi, cenderung menyalahkan orang lain., takut pada sesuatu yang tidak ada , hambatan berfikir, bingung, pelupa,  konsentrasi menurun, lapang anggapan menurun,
-fisiologis :
 tingkahlaku pasien akibat tanggapan fisiologis pada sistem parasimpatis yaitu
mual, keseringan berkemih, pingsan ,tekanan darah meningkat,sering berkemih, nyeri abdomen dan gangguan tidur. tekanan darah menurun, perasaan geli pada ekstremitas, diarhea, keragu-raguan,kelelahan, bradicardia,
tanggapan fisiologis pada pasien kecemasan tampak dengan ada suara bergetar, gemetar, tremor tangan atau bergoyang-goyang,nadi meningkat , dilatasi pupil, kedutan meningkat, refleks-refleks meningkat, sukar bernafas vasokonstriksi ekstremitas, eksitasi  kardiovaskuler seperti peluh meningkat, wajah tegang, mual, jantung berdebar-debar, mulut kering, kelemahan,
-tingkahlaku:  ditandai dengan produktivitas menurun, perasaan gelisah,mengamati  waspada, insomnia ,kontak mata minim, gelisah, pergerakan berlebihan (seperti  foot shuffling, pergerakan lengan tangan),
4. faktor yang mempengaruhi ansietas :
ansietas dapat dipicu karena pasien terpapar zat kimia berbahaya ,
konflik tidak disadari tentang tujuan hidup, hambatan hubungan dengan kekeluargaan,ancaman kematian, ancaman , stress, penyalahgunaan zat, kesehatan,
 proses keperawatan ansietas
penelitian pasien ansietas dapat dilakukan melalui wawancara dan pengamatan kepada pasien dan keluarga. tanda dan gejala ansietas dapat ditemukan pada  wawancara, melalui  pertanyaan yaitu:
coba ibu/bapak ceritakan masalah yang menghantui fikiran ibu sesudah operasi ?coba ibu/bapak ceritakan apa yang dirasakan  sesudah operasi?
tanda dan gejala ansietas  yaitu ekspresi wajah terlihat tegang, rentang perhatian menyempit, perubahan nadi dan tekanan darah naik,  sering nafas pendek, gerakan tersentak sentak, meremas-remas tangan  ,
 teknik relaksasi nafas dalam yaitu suatu tindakan keperawatan dengan
cara menghembus hembuskan napas  secara perlahan lahan, untuk menurunkan  kecemasan , meningkatkan ventilasi paru ,menurunkan intensitas nyeri,   meningkatkan oksigenasi darah ,mengurangi stress ,
menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara
melalui hitungan 1,2,3 perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan  , bernafas dengan irama normal 3 kali ,menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut secara perlahan-lahan ,
 mata sambil terpejam ,pada saat konsentrasi pusatkan pada hal-hal yang nyaman ,



6. GANGGUAN CITRA TUBUH

 citra tubuh  yaitu kumpulan dari sikap pasien yang disadari dan tidak
disadari pada tubuhnya, termasuk anggapan tentang masa lalu dan
sekarang,  perasaan  perasaan  tentang kondisi keadaan tubuh  ukuran, fungsi tubuh  penampilan , potensi diri.citra tubuh  yaitu  keyakinan dan kepercayaan yang membuat pasien mengetahui tentang dirinya dan  mempengaruhi hubungan  interaksi dengan orang lain,
pasien dengan gangguan citra tubuh dapat diketahui bila menunjukkan tanda dan gejala ,antaralain : preokupasi dengan bagian tubuh yang hilang , mengungkapkan keputusasaan  dan  ketakutan ,menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah ,tidak menerima perubahan tubuh yang sudah terjadi/akan terjadi menolak penjelasan perubahan tubuh , anggapan negatif pada tubuh ,  
untuk mampu memberikan  keperawatan pada pasien dengan gangguan citra
tubuh, langkah pertama yang harus dilakukan yaitu penelitian, penelitian pada pasien gangguan citra tubuh dilakukan dengan cara wawancara  dan pengamatan, pengamatan pada saat penelitian yang harus di lakukan, ,antaralain :
data subyektif didapat dari hasil wawancara,pasien dengan gangguan citra tubuh  mengungkapkan  ,antaralain :
perubahan anggota tubuh saat ini, contoh tidak puas dengan hasil operasi ,
anggota tubuhnya yang tidak berfungsi ,sering mengulang-ulang mengatakan kehilangan yang terjadi , merasa asing pada bagian tubuh yang hilang ,
 perasaan tidak berdaya, tidak berharga dan keputusasaan ,
keinginan yang terlalu tinggi pada bagian tubuh yang terganggu ,
 data obyektif yang dapat dipengamatan  ,antaralain :
menyembunyikan atau memamerkan bagian tubuh yang terganggu ,
menolak melihat bagian tubuh dan  menyentuh bagian tubuh , aktifitas pergaulan menurun , perubahan dan hilangnya anggota tubuh, baik struktur, bentuk dan fungsi
diagnosa keperawatan yaitu melakukan tindakan keperawatan, tindakan keperawatan untuk pasien dengan gangguan citra tubuh bertujuan agar pasien mampu  melakukan mengetahui cara-cara untuk meningkatkan citra tubuh ,berinteraksi dengan orang lain tanpa terganggu ,mengidentifikasi citra tubuhnya , meningkatkan penerimaan pada citra tubuhnya , mengidentifikasi faktor positif diri ,
agar tujuan pemberian tindakan keperawatan pasien gangguan citra tubuh berhasil, maka tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu   ,antaralain :
rundingkan faktor positif diri , bantu pasien untuk meningkatkan fungsi bagian tubuh yang terganggu , rundingkan anggapan pasien tentang citra tubuhnya, dahulu dan saat ini, perasaan tentang  citra tubuhnya ,motivasi pasien untuk melihat meminta bantuan keluarga dan perawat untuk melihat  dan menyentuh bagian tubuh secara bertahap ,
ajarkan pasien meningkatkan citra tubuh dengan cara:
gunakan pakaian yang baru, motivasi pasien untuk melihat bagian yang hilang secara bertahap,bantu pasien menyentuh bagian itu, gunakan protese, wig (rambut palsu),kosmetik atau yang lainnya sesegera mungkin, motivasi pasien untuk melakukan kegiatan yang mengarah pada pembentukkan tubuh yang ideal ,
lakukan interaksi secara bertahap dengan cara:
motivasi untuk mengunjungi teman atau orang lain yang berarti atau memiliki
peran penting baginya ,motivasi untuk melakukan kegiatan sehari-hari dan terlibat dalam kegiatan keluarga dan pergaulan ,berikan pujian pada keberhasilan pasien melakukan interaksi ,susun jadual kegiatan sehari-hari ,
1. tindakan pada keluarga :
keluarga mampu mengevaluasi kemampuan pasien dan memberikan pujian
atas keberhasilannya,
keluarga dapat membantu dalam meningkatkan kepercayaan diri pasien
 keluarga dapat mengenal masalah gangguan citra tubuh dan gangguan citra tubuhcitra tubuh,keluarga mengetahui cara mengatasi.masalah gangguan citra tubuh ,keluarga mampu merawat pasien gangguan citra tubuh ,
2. tindakan keperawatan
ajarkan kepada keluarga cara merawat pasien,menyediakan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan pasien dirumah,
 menfasilitasi interaksi dirumah,melaksanakan kegiatan dirumah dan sosial,memberikan pujian atas keberhasilan pasien,
 jelaskan dengan keluarga tentanggangguan citra tubuh yang terjadi pada pasien,. jelaskan kepada keluarga cara mengatasi gangguan citra tubuh.

 


7.KEHILANGAN
 
kehilangan yaitu suatu keadaan pasien berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada, kemungkinan menjadi tidak ada, sebagian atau keseluruhan,
faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi kehilangan,   ,antaralain :
status pergaulan ekonomi ,kondisi fisik dan psikologi pasien,
 arti dari kehilangan , sosial budaya ,kepercayaan  spiritual , peran jenis kelamin
kehilangan dibagi dalam 2 tipe yaitu,  ,antaralain :
a. kehilangan anggapan. kehilangan jenis ini hanya dialami oleh pasien dan sulit untuk dapat dibuktikan, contoh; pasien yang berhenti bekerja ,
b. kehilangan nyata atau nyata, seperti hilangnya anggota tubuh sebahagian, amputasi, kematian orang yang sangat berarti  di cintai,
ada 5 jenis kehilangan  yaitu   ,antaralain:
a. Kehilangan objek luar  contoh kehilangan benda milik
sendiri atau bersama-sama, perhiasan, uang atau pekerjaan.
b. Kehilangan kehidupan atau meninggal pasien dapat mengalami mati baik secara  perasaan, pikiran dan tanggapan pada kegiatan dan orang disekitarnya, sampai pada  kematian yang sesungguhnya.
c. Kehilangan lingkungan yang sangat dikenal , terpisahnya
pasien dari lingkungan yang sangat dikenal termasuk dari kehidupan latar belakang keluarga  contoh pindah kekota lain, maka akan memiliki tetangga yang baru dan proses penyesuaian baru,
d. Kehilangan pasien  yang dicintai, yaitu salah satu jenis kehilangan yang paling mengganggu dari tipe-tipe kehilangan. Kematian akan berdampak memicu kehilangan bagi orang yang dicintai,
e. Kehilangan yang ada pada diri sendiri ,kehilangan perasaan pada keatraktifan, diri sendiri, kehilangan kemampuan fisik dan mental, dan kehilngan akan peran dalam kehidupan,  kehilangan pendengaran, ingatan, usia muda, fungsi tubuh,
 Rentang tanggapan Kehilangan
 Denial —–> Anger —–> Bergaining ——> Depresi —— > Acceptance
a. tahap denial
 yaitu reaksi pertama pada tahap ini yaitu syok, tidak mempercayai
kenyataan ,perubahan fisik; gangguan pernafasan, detak jantung cepat, menangis, gelisah,letih, lemah, pucat, mual, diare, ungkapan verbal pada tahap ini biasanya pasien mengatakan itu tidak mungkin, terjadi .
b. tahap anger / marah :
pasien mulai  menyadari akan kenyataan yang terjadi, tanggapan marah diproyeksikan pada orang lain, tangan mengepal,  gelisah, susah tidur, tingkahlaku agresif Reaksi fisik yang muncul yaitu; muka merah, nadi cepat,
c. tahap bergaining / tawar- menawar.
ungkapan secara verbal pada tahap ini yaitu; kenapa harus terjadi pada saya ? , kalau saja yang sakit bukan saya,seandainya saya hati-hati .
d. tahap depresi
menunjukan sikap menarik diri, tidak mau bicara , putus asa.
gejala pada tahap ini pasien dorongan libido menurunmengeluh suslit tidur, letih, menolak makan,
e. tahap acceptance
pikiran pada objek yang hilang mulai berkurang,ungkapan verbal pada tahap ini yaitu apa yang dapat saya lakukan agar saya
cepat sembuh, akhirnya saya harus operasi,
gejala yang muncul pada pasien dengan kehilangan ,antara lain:
tidak mampu menerima pola kehidupan yang normal,reaksi emosional yang lambat, adaptasi pada kehilangan yang tidak berhasil ,depresi, menyangkal yang berkepanjangan ,
tanda pada pasien kehilangan ,antara lain:
gagal untuk menyusun kembali kehidupan sesudah kehilangan,
 pengasingan atau menarik diri,gagal untuk mengembangkan  minat ,


8. BERDUKA
 
berduka yaitu tanggapan  normal pada semua kejadian kehilangan yang  diwujudkan  dengan perasaan  susah tidur,  sedih, gelisah, cemas, sesak nafas,
berduka menjadi dua tipe berduka yaitu berduka diantisipasi dan berduka tidakberfungsi, berduka tidakberfungsi yaitu pasien  yang  dalam menanggapi  suatu kehilangan dimana tanggapan kehilangan dibesar-besarkan  saat pasien
kehilangan secara nyata maupun potensial, tipe ini  menjurus ke tipikal, tidak normal, atau kesalahan, berduka  diantisipasi yaitu suatu status pengalaman pasien dalam menanggapi kehilangan yang  nyata ataupun yang dirasakan pasien, hubungan  kedekatan, objek atau ketidakmampuan fungsional sebelum terjadinya kehilangan, tipe ini masih  normal,
 teori berduka hanyalah salah satu cara yang dapat dipakai untuk mengantisipasi  kebutuhan emosional pasien dan untuk membantu pasien dalam memahami mengatasi  kesedihan mereka , peran
perawat pada proses ini yaitu memperoleh gambaran tentang tingkahlaku dan  mengenali pengaruh berduka pada tingkahlaku ,
Proses berduka memiliki beberapa tahap  ,antara lain:
a. tahap I
pasien yang berada pada tahap ini cenderung menolak menerima kenyataan akan kehilangan yang dialami,  pasien  menarik diri dari lingkungan sekitar, atau pergi tanpa tujuan. Reaksi fisik yang muncul pada tahap ini yaitu pingsan, kelelahan,tidak bisa istirahat, insomnia ,diaporesis, mual, diare, detak jantung cepat,
b. tahap II
pasien mulai merasakan ada kehilangan secara nyata  dan mungkin
mengalami frustasi, depresi,  putus asa,marahan, perasaan bersalah,
c. tahap III
pasien berusaha mencoba untuk  damai dengan perasaan yang
hampa, pada tahap ini pasien  masih tetap tidak dapat menerima ,
perhatian pasien  bertujuan untuk mengalihkan kehilangan ,
d. tahap IV pasien mulai menekan seluruh perasaan yang negatif dan bermusuhan pada almarhum.  merasa bersalah dan sangat menyesal tentang kurang  perhatiannya di masa lalu pada almarhum,
e. tahap V Kehilangan yang tidak  dapat dihindari, pasien  mulai
menyadari arti kehilangan,
 tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien ,yaitu:
berdiskusi tentang kondisi pasien saat ini  yaitu  kondisi pikiran, perasaan, sebelum  atau sesudah mengalami peristiwa kehilangan termasuk  hubungan antara  kondisi saat ini dengan peristiwa kehilangan yang terjadi,
 tindakan tindakan  keperawatan yang dilakukan agar tujuan keperawatan berhasil   yaitu:   berdiskusi dengan keluarga cara-cara mengatasi berduka yang dialami oleh pasien ,melatih keluarga mempraktikkan cara merawat pasien ,
berdiskusi dengan keluarga tentang masalah kehilangan  dan dampaknya pada pasien,
tindakan keperawatan pada keluarga pada keluarga bertujuan agar keluarga
dapat :  mengenal masalah kehilangan dan berduka,memahami cara merawat pasien berduka berkepanjangan,mempraktikkan cara merawat pasien berduka ,
tindakan keperawatan pada pasien kehilangan bertujuan agar pasien
dapat : memanfaatkan faktor pendukung,mengidentifikasi cara-cara mengatasi berduka yang dialaminya,membina hubungan saling percaya dengan perawat,mengenali peristiwa kehilangan yang dialami pasien,memahami hubungan antara kehilangan yang dialami dengan keadaan dirinya,
keberhasilan tindakan keperawatan tampak dari kemampuan pasien
dalam  memahami dan menerima hubungan antara kehilangan yang dialami dengan keadaan dirinya,memahami   cara-cara mengatasi berduka yang dialaminya,membina hubungan saling percaya dengan perawat,
 mengenali peristiwa kehilangan yang dialami pasien,






9. HARGA DIRI RENDAH

 harga diri rendah yaitu suatu kondisi dimana  pasien menilai dirinya  secara benar benar  ditambah  dukungan lingkungan sekitar yang  dianggapnya menambah  keyakinannya  akan adanya  suatu perasaan  yang  menganggap
dirinya sebagai pasien yang tidak berharga  tidak berguna  dan tidak dapat mengatasi  kehidupannya sendiri,harga diri rendah  yaitu berkembangnya anggapan diri yang negatif dalam menilai  diri sendiri ,
harga diri rendah yaitu adanya kepercayaan  perasaan anggapan yang nyata bahwa diri sendiri sangat   tidak berharga, tidak berarti ,perasaan  rendah diri yang berkepanjangan  secara terus menerus ,
 harga diri rendah yang berkepanjangan termasuk kondisi tidak sehat mental karena dapat  memicu berbagai masalah kesehatan lain, terutama kesehatan jiwa,
proses terjadinya harga diri rendah  dalam  arti stress adapatasi yang teridiri dari faktor predisposisi dan presipitasi,
faktor predisposisi yang memicu munculnya harga diri rendah ,antaralain :
-pengaruh sosial budaya yang dapat memicu harga diri rendah yaitu
ada penilaian negatif dari lingkungan pada pasien,  ekonomi rendah,
pendidikan  rendah ,
- faktor presipitasi yang memicu harga diri rendah yaitu
sudah pernah menjadi pelaku, sudah pernah menjadi  korban maupun sudah pernah menjadi  saksi  kekerasan,memiliki  riwayat trauma seperti  mengalami  penganiayaan seksual  pengalaman psikologis yang tidak menyenangkan, sudah pernah menyaksikan peristiwa yang mengancam kehidupan,
-pengaruh biologis  heriditer keturunan yang dapat memicu harga diri rendah yaitu  seperti ada  riwayat anggota keluarga yang  mengalami trauma kepala ,gangguan jiwa ,  riwayat penyakit kronis
- masalah psikologis yang dapat memicu munculnya harga diri rendah yaitu
kurang memiliki tanggungjawab  dan memiliki ketergantungan yang tinggi pada orang lain ,mengalami krisis identitas, peran yang terganggu, pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan,  harapan yang tidak realistis. kegagalan berulang,
proses keperawatan harga diri rendah
dengan cara wawancara dan pengamatan pada pasien dan keluarga,  tanda dan gejala harga diri rendah dapat ditemukan melalui  wawancara dengan pertanyaan  ,antara lain:
apa yang menjadi harapan anda,apa saja harapan yang belum berhasil anda capai, apa usaha  yang anda lakukan untuk mencapai harapan yang belum tercapai,bagaimana penilaian  tentang diri sendiri,coba ceritakan apakah penilaian anda pada diri sendiri mempengaruhi hubungan anda dengan orang lain,
ungkapan negatif tentang diri sendiri ,tanda dan gejala harga diri rendah diperoleh dari data subyektif dan  obyektif,   ,antara lain:
data subjektif,
pasien mengungkapkan tentang: keyakinan perasaan bahwa diri  tidak mampu , keyakinan hidup yang pesimis ,penolakan akan  kemampuan diri ,mengevaluasi bahwa diri memang  tidak mampu mengatasi situasi ,
data objektif:
tanda dan gejala harga diri yang rendah, ,antara lain:
 penurunan produktivitas  , penurunan kegiatan aktifitas  lemah gemulai  ,lemas, pusing,tidak berani menatap lawan bicara  banyak diam tidak pernah berinteraksi berbicara dengan orang lain walau sedikitpun  ,lebih banyak menundukkan kepala saat berinteraksi tidak pernah tersenyum dan tertawa ,
bicara lambat dengan nada suara sangat  lemah, lesu tidak ada semangat ,
bimbang, ragu ragu  tingkahlaku yang non asertif , mengekspresikan  diri bahwa memang  tidak berdaya dan tidak berguna sebagai sampah masyarakat ,
 selalu menyalahkan dan mengkritik diri sendiri , selalu menganggap perasaan diri  tidak mampu , keyakinan hidup yang pesimis , tidak memperhatikan penampilan  perawatan diri, berpakaian tidak rapih, selera makan kurang atau kadang berlebihan , lebih banyak menunduk,  ekspresi  wajah  pucat  ,
tindakan keperawatan kepada pasien pengidap  harga diri rendah dilakukan pada pasien  dan keluarga ,  saat melakukan pelayanan di poli kesehatan jiwa,  
atau kunjungan ke  rumah  pasien  dan keluarga , perawat menemui keluarga terlebih dahulu sebelum menemui pasien,bersama keluarga, perawat mengidentifikasi masalah yang dialami pasien  dan keluarga,
sesudah itu, perawat menemui pasien  untuk  melatih cara
untuk mengatasi harga diri rendah yang dialami pasien. sesudah perawat selesai melatih pasien  maka perawat kembali menemui dan melatih keluarga untuk merawat pasien,  dilakukan minimal empat kali pertemuan dan dilanjutkan sampai pasien  dan keluarga mampu .mengatasi harga diri rendah,
 keberhasilan pemberian tindakan keperawatan jika keluarga dapat:
menciptakan suasana keluarga dan lingkungan yang mendukung pasien untuk meningkatkan harga dirinya ,mengambil keputusan merawat harga diri rendah ,merawat harga diri rendah , mengenal harga diri rendah yang dialami pasien(pengertian, tanda dan gejala,  dan proses terjadinya harga diri rendah) ,memantau  kemampuan pasien dalam mengatasi harga diri rendah ,




10.PENGASINGAN
 
pengasingan yaitu keadaan di mana seorang pasien mengalami penurunan atau  bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya, pasien  ditolak, tidak diterima, kesepian,  tidak mampu membina
hubungan yang berarti dengan orang lain
proses terjadinya pengasingan pada pasien   ,antaralain : stressor dari faktor predisposisi dan presipitasi.
a. faktor predisposisi
 yang dapat mempengaruhi terjadinya pengasingan, ,antaralain :
1. faktor presipitasi
ada pengalaman negatif pasien yang tidak menyenangkan pada gambaran dirinya,ketidakjelasan atau berlebihnya peran yang dimiliki , mengalami krisis  identitas, pengalaman kegagalan yang berulang dalam mencapai harapan atau cita-cita,  kurangnya penghargaan baik dari diri sendiri maupun lingkungan,
 ada  riwayat penyakit infeksi, penyakit kronis , kelainan struktur otak.penerapan aturan atau tuntutan .dikeluarga atau warga yang sering tidak sesuai dengan pasien dan konflik antar  warga, itu semua yang memicu  adanya gangguan dalam berinteraksi sosial dengan orang lain, yang pada akhirnya
terjadi  pengasingan pada pasien pasien,
tanda dan gejala pengasingan dapat dinilai dari ungkapan pasien yang menunjukkan  adanya  penilaian negatif  yang  didukung dengan data hasil pengamatan,antaralain :
a. Data subjektif:
 pasien  merasakan,antaralain :
perasan ketidakmampun berkonsentrasi ,perasaan ditolak , perasaan sepi , perasaan tidak aman , perasan bosan dan waktu terasa lambat ,
b. Data Objektif:
selalu  Banyak diam ,tatapan mata kosong,pikiran kosong, selalu Tidak mau bicara ,senang di ruangan gelap gulita,selalu Menyendiri ,mematung,tidak memiliki kesenangan apapun,Tidak mau berinteraksi , tidak ada gairah cita cita hobi,sering Tampak sedih ,tidak ada semangat maju,  Ekspresi datar dan dangkal , tidak bersedia melakukan Kontak mata  ,
2.Faktor Psikologis
 pasien  pengasingan, cenderung mengalami kegagalan dalam mencapai keinginan , hal ini memicu terganggunya arti diri, yang pada akhirnya akan berdampak dalam membina hubungan dengan orang lain.koping pasienal yang dipakai pada pasien   pengasingan dalam mengatasi masalahnya, biasanya maladaptif. koping yang  dipakai ,antaralain :
dipicu karena pola asuh yang keluarga yang kurang memberikan kesempatan pada pasien untuk menyampaikan  perasaan ,
tingkahlaku pengasingan muncul akibat adaperasaan bersalah atau menyalahkan lingkungan, represi, supresi, sublimasi dan proyeksi  sehingga pasien  merasa tidak pantas berada diantara orang lain dilingkungannya,
kepribadian introvert  yaitu tipe kepribadian yang sering dimiliki pasien  pengasingan. ciri-ciri pasien dengan .kepribadian ini yaitu menutup diri dari orang sekitarnya,  pembelajaran  moral yang tidak kuat  dari keluarga yaitu faktor lain yang dapat  memicu pasien tidak mampu menyesuaikan tingkahlakunya di warga, akibatnya pasien merasa tersisih ataupun disisihkan dari lingkungannya, faktor psikologis lain yang  memicu pengasingan yaitu kegagalan dalam melaksanakan tugas  perkembangan  memicu pasien menghindar dari orang lain, tidak mampu merumuskan keinginan, putus asa pada hubungan dengan orang lain,  merasa tertekan,tidak percaya diri,  pada orang lain, ragu, takut salah, pesimis,
3.Faktor Biologis
 adafaktor herediter dimana ada riwayat  anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. ada  kondisi patologis otak, yang dapat diketahui dari hasil pemeriksaan  struktur otak melalui pemeriksaan CT Scan dan hasil pemeriksaan MRI untuk melihat gangguan struktur dan fungsi otak ada risiko bunuh diri, riwayat penyakit  trauma kepala,  riwayat pemakaian NAPZA,
4. Faktor Sosial Budaya
 faktor predisposisi sosial budaya pada pasien  pengasingan, disebabkan karena pasien  memiliki riwayat penolakan  lingkungan pada usia perkembangan anak, sehingga tidak mampu  berhubungan dengan orang lain, ini memicu rasa kurang percaya diri dalam memulai hubungan, akibat rasa  takut pada penolakan dari lingkungan.  pasien berasal dari golongan sosial ekonomi rendah , ini  memicu  munculnya stres yang terus menerus, sehingga fokus pasien hanya pada pemenuhan kebutuhannya  mengabaikan hubungan  dengan lingkungan sekitarnya,.
tindakan keperawatan pada pasien pengasingan
penelitian pada  pasien pengasingan dapat dilakukan dengan cara  wawancara dan pengamatan  kepada pasien  dan keluarganya saja,
bentuk bentuk  wawancara, yaitu  pertanyaan ,seperti :
bagaimana perasaan anda ketika berhubungan dengan orang lain?
apa yang anda rasakan? apakah anda merasa nyaman ?
bagaimana penilaian anda pada orang-orang di sekeliling anda ?
apakah anda memiliki anggota keluarga atau teman terdekat?
adakah anggota keluarga atau teman yang tidak dekat dengan anda?
apa yang membuat anda tidak dekat dengan orang itu?
bagaimana perasaan anda saat berinteraksi dengan orang lain?
tanda  pengasingan yang  ditemukan melalui pengamatan yaitu :
 pasien cuma hanya sekedar  banyak diam  mematung dan tidak mampu  berbicara sedikitpun ,karena alasan fisik , pasien cuma hanya sekedar  banyak memandang satu arah tidak memiliki kemampuan memandang kepada orang yang diajaknya berbicara karena alasan fisik ,
pasien  menyendiri  karena pasien sendiri dirumah dan tidak mau berinteraksi bergaul  mengadakan interaksi  dengan orang lain yang jauh,
pasien tampak  menangis  sedih dengan ekspresi datar dan dangkal  saat memandang sesuatu ,
pemeriksaan pemeriksaan keperawatan  dipertimbangkan dirumuskan berdasar tanda dan gejala pengasingan yang  berhasil sudah pernah   ditemukan ,jika hasil hasil penelitian ternyata   menunjukkan tanda dan gejala pengasingan, maka pemeriksaan selanjutnya   yaitu:berdasar
 penyebab pasien mengalami pengasingan  yang  disebabkan pasien memiliki harga  diri  sudah terlalu rendah dikuatkan dengan fakta kenyataan yang ada ,    jika pasien pengasingan tidak diberikan  tindakan keperawatan akan memicu gangguan kepekaan anggapan , halusinasi,delusi, ilusi,ketakutan akan masa lalu,
tindakan keperawatan dilakukan pada pasien dan keluarga,
saat melakukan pelayanan di poli kesehatan jiwa  atau kunjungan rumah, namun  perawat menemui keluarga terlebih dahulu sebelum menemui pasien,
bersama sama  sekeluarga atau warga , perawat  menemui pasien kemudian   perawat  berusaha  mengidentifikasi masalah yang dialami pasien dan keluarga. sesudah itu, perawat menemui pasien dan warga    untuk melakukan penelitian penelitian ulang selama sebulan ,  perawat  berusaha  melatih cara cara  untuk
mengatasi pasien  pengasingan , sesudah perawat selesai melatih pasien, maka perawat kembali menemui keluarga dan  melatih warga    untuk merawat pasien, dan  terakhir  perawat  menyampaikan hasil laporan  tindakan  apa saja yang sudah  dilakukan  perawat  kepada pasien  dan tugas tugas apa saja  yang perlu keluarga lakukan  untuk  mendorong dorong membimbing mendukung penuh  pasien   yang sedang melatih kemampuan untuk mengatasi pengasingan yang sudah diajarkan oleh perawat keluarga dan warga,
tindakan  tindakan yang sudah pernah dilakukan   untuk pasien pengasingan  yaitu agar  pasien  benar benar  mampu  membina hubungan saling percaya ,
 menyadari bahwa pengasingan yang dialaminya adalah akibat penyakit kejiwaan , berinteraksi melalui banyak   tahap  dimulai dengan anggota warga masyarakat setempat dan  keluarga di  lingkungan sekitarnya ,
berkomunikasi  memulai mengikuti  kegiatan sosial agar pasien pengasingan  dapat berinteraksi dengan keluarga ,
ciri ciri  tanda  dari tindakan  tindakan yang sudah pernah dilakukan  perawat
pada  pasien pengasingan ,yaitu :
 membina hubungan saling percaya  saling akrab persahabatan  persaudaraan dengan cara yaitu  perkenalkan nama yang perawat  sukai, dan tanyakan nama dan alamat  yang disukai pasien ,mengucapkan salam setiap kali  akan berinteraksi  atau melakukan hubungan komunikasi akrab dengan pasien ,
menanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini  sejujurnya agar pasien bersedia mengungkap rahasia rahasia khusus yang selama bertahun tahun di sembunyikan oleh pasien  dalam pengasingannya, menanyakan secara lengkap apa yang  dirasakan oleh pasien  dalam pengasingannya,
buat kontrak kerjasama melakukan proyek  tindakan tentang apa yang akan perawat  lakukan bersama sama dengan   pasien  dalam  ruang pengasingannya,    berapa jam   interaksi antara pasien perawat dalam  ruang pengasingannya,  
jelaskan  kepada pasien  dalam  ruang pengasingannya,   bahwa perawat benar benar cuma hanya sekedar bertanya saja dan   akan berusaha  merahasiakan informasi yang diperoleh hanya  untuk  kepentingan terapi saja ,
namun  setiap saat sswaktu waktu  tunjukkan sikap empati pada pasien dalam  ruang pengasingannya,  namun sebelumnya  pasien harus   memenuhi semua  kebutuhan dasar pasien  dalam  ruang pengasingannya  bila memungkinkan ,
perawat benar benar  membantu pasien agar bisa  menyadari tingkahlaku pengasingannya,
 tanyakan pada  pasien apa   pendapat pasien tentang kebiasaan berinteraksi dengan orang lain ,tanyakan  juga apa yang memicu pasien sehingga  pasien pasien tidak ingin berinteraksi dengan orang luar,
 rundingkan  dengan pasien apa  saja  keuntungan  keuntungan  yang bisa didapat  bila pasien memiliki banyak teman ,
 rundingkan juga  dengan pasien  apa  saja   kerugian yang bisa didapat bila pasien  cuma hanya sekedar  mengurung diri dan tidak siap bergaul dengan
orang luar sana ,
jelaskan  secara lengkap  apa saja  pengaruh   pengaruh  manfaat manfaat   faedah kegunaan  pengasingan terhadap   kesehatan fisik pasien ,
jelaskan cara cara    berinteraksi dengan orang lain  pada  para pasien pengasingan,
juga  berikan contohnya  cara berbicara dengan orang luar,  
berikan sedikit. kesempatan pasien pasien  dalam pengasingan,  untuk berusaha  mempraktekkan cara berinteraksi dengan orang luar,
berikan   sedikit bantuan  agar pasien  mempunyai kesempatan dapat berinteraksi sehingga pasien pasien  dapat keluar dari  dalam pengasingan,
 bila pasien terlihat ada sedikit tanda tanda gejala mulai    menunjukkan  kemajuan,  tingkatkan  jumlah  interaksinya  dengan  satu dua,
tiga, empat  lima enam tujuh orang dan seterusnya ,sehingga pasien benar benar mahir ahli ,
 berikan minimal sedikit    pujian  untuk  setiap  kemajuan   interaksi yang sudah  dilakukan  oleh   pasien pasien  dalam pengasingan,  
 latih secara bertahap agar    pasien  mampu  bercakapcakap  menguasai.bahasa bahasa  dengan  anggota  perawat lain  dan mempraktekkan kemampuan pasien  saat melakukan kegiatan harian  ,
latih secara bertahap agar    pasien  mampu  berbelanja ke toko toko , kekantor kantor  , mendengarkan  semua  ekspresi perasaan  yang selama itu dipendam oleh  pasien sesudah berinteraksi dengan orang  lain. berikan banyak dukungan hadiah  dorongan secara  terus menerus agar pasien tetap semangat meningkatkan interaksinya,
 evaluasi kemampuan pasien  pengasingan berhasil jika pasien  sudah   dapat:
pasien sudah memilih  acara  jadwal   bercakap-cakap dengan orang luar,
pasien sudah  pernah  merasakan manfaat  berinteraksi dengan orang luar,
menerangkan kebiasaan keluarga berinteraksi dengan pasien,menerangkan apa saja   keuntungan bergaul dengan orang lain dan  kerugian tidak bergaul dengan orang lain,memperagakan cara berkenalan dengan orang lain,dengan perawat, keluarga, tetangga ,teaman,orangtua,menerangkan apa saja faktor  penyebab pasien tidak mau berinteraksi dengan orang luar, pasien dapat berkomunikasi dengan orangluar  saat melakukan kegiatan sehari-hari ,pasien dapat   berkomunikasi saat melakukan kegiatan sosial , pasien dapat  menyampaikan perasaan sesudah banyak berlatih berinteraksi dengan orang luar,
disebut   keluarga mampu  mengatasi  pasien pengasingan  jika keluarga  mampu : menciptakan suasana keluarga dan lingkungan yang mendukung pasien untuk  meningkatkan interaksi sosial ,mengenal pengasingan (pengertian, tanda dan gejala, dan proses terjadinya  pengasingan) dan mengambil keputusan untuk merawat pasien ,melibatkan pasien dalam melakukan kegiatan harian di rumah dan kegiatan sosialisasi di  lingkungan , membantu pasien berinteraksi dengan orang luar,  mendampingi pasien saat melakukan kegiatan rumah tangga dan kegiatan sosial  sambil  saling berkomunikasi ,memantau peningkatan kemampuan pasien dalam mengatasi pengasingan ,






11. HALUSINASI
 
halusinasi yaitu gangguan  anggapan dimana pasien menganggap sesuatu ada padahal  yang sebenarnya  sesuatu.itu  tidak terjadi,halusinasi  suatu tanggapan dari panca  indera tanpa ada  rangsangan stimulus  luar  yang nyata ,
 lima  jenis halusinasi yaitu perabaan, pendengaran, penglihatan, penghidu, dan pengecapan ,
halusinasi pendengaran yaitu jenis halusinasi yang paling banyak  terjadi
 80% pasien,kemudian halusinasi penglihatan 16%, pasien , sisanya 5% yaitu halusinasi  perabaan,penghidu, pengecapan ,
pasien halusinasi   pendengaran ,pasien merasakan ada  stimulus yang sebetulnya tidak ada, tingkahlaku yang  terlihat pada pasien yang sedang mengalami halusinasi pendengaran yaitu pasien  merasa mendengarkan suara suara  padahal  sebenarnya tidak ada  suara,
pasien  halusinasi  penglihatan , pasein  melihat bayangan orang atau sesuatu
padahal tidak ada bayangan itu,
pasien  halusinasi  penghidu pasien  membaui bau-bauan tertentu padahal padahal itu  tidak ada  ,
pasien  halusinasi  pengecapan, pasien merasakan seperti  makan atau minum sesuatu yang  menjijikkan padahal itu  tidak ada  
pasien halusinasi perabaan ,
pasien merasakan seperti   serasa ada binatang atau sesuatu
yang merayap ditubuhnya atau di permukaan kulit  padahal itu  tidak ada ,
Proses Terjadinya Halusinasi
 dijelaskan dengan  memakai arti stress adaptasi Stuart yang ,antaralain : stressor dari faktor predisposisi dan presipitasi,
 Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi halusinasi terdiri dari
 Faktor Biologis :
 ada  riwayat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa (herediter), riwayat  penyakit atau trauma kepala, dan riwayat pemakaian narkotika, psikotropika adiktif lain (napza) dan zat bahan kimia ,terparar terkontaminasi zat bahan kimia,
 Faktor Psikologis
 ada  riwayat kegagalan yang berulang. Menjadi korban, pelaku maupun saksi dari   kekerasan dan kurangnya kasih sayang ,
Faktor Sosiobudaya dan lingkungan
pasien halusinasi cenderung memiliki tingkat pendidikan yang  rendah dan  mengalami kegagalan dalam hubungan sosial (perceraian, hidup sendiri),
 kebanyakan pasien halusinasi berasal dari keluarga dengan  ekonomi
rendah, pasien memiliki riwayat penolakan dari lingkungan pada usia
perkembangan anak,
b. Faktor Presipitasi
stressor presipitasi pasien gangguan anggapan kepekaan halusinasi ditemukan  adanya   konflik antar warga,ada aturan atau tuntutan dikeluarga atau warga yang sering tidak sesuai dengan pasien , ada riwayat penyakit infeksi, penyakit kronis , kelainan struktur otak, ada  riwayat kekerasan dalam keluarga, atau ada  kegagalan-kegagalan dalam hidup, kemiskinan,
Rentang tanggapan Neurobiologis pada pasien dengan
gangguan senssori anggapan halusinasi ,yaitu:
emosi konsisiten ,emosi berlebihan atau kurang kerusakan proses emosi
 tingkahlaku sesuai ,tingkahlaku tidak terorganisir ,tingkahlaku tidak sesuai
 hubungan sosial harmonis ,pengasingan ,pikiran logis ,proses pikir kadang terganggu, gangguan proses pikir waham  anggapan akurat ilusi halusinasi ,
tanggapan adaptif tanggapan maladaptif ,
tahapan halusinasi,antaralain:
a. tahap i : halusinasi bersifat menyenangkan ,menenangkan, tingkat ansietas pasien sedang,
 sifat : sifat tahap ini ditandai dengan ada perasaan takut atau  bersalah dalam
diri pasien , pasien mencoba menenangkan pikiran untuk mengurangi ansietas,  pasien mengetahui bahwa pikiran dan kepekaan  yang dialaminya dapat dikendalikan dan bisa diatasi , tingkahlaku yang terlihat,antaralain:
tanggapan verbal yang lambat ,tertawa  tidak sesuai pada tempatnya, menggerakkan bibirnya tanpa memicu suara ,
b. tahap ii : halusinasi bersifat menyalahkan, pasien mengalami ansietas tingkat berat  halusinasi bersifat menjijikkan ,
 sifat : pengalaman kepekaan yang dialami  pasien bersifat
menakutkan, pasien yang mengalami halusinasi  merasa kehilangan kendali,
pasien  menjauhkan dirinya dari sumber yang memicunya,
tingkahlaku yang terlihat :
kemampuan kosentrasi turun, kehilangan kemampuan untuk
membedakan antara halusinasi dan nyata, peningkatan kerja susunan sarafotonom yang menunjukkan munculnya ansietas  seperti peningkatan pernafasan, nadi, TD ,
c. tahap iii : pada tahap ini halusinasi sudah  mengendalikan tingkahlaku pasien, pasien  berada pada tingkat ansietas berat.  kepekaan  menguasai pasien,
 sifat : pasien yang berhalusinasi  menyerah untuk melawan ,
 halusinasi , membiarkan halusinasi menguasai dirinya. isi halusinasi
dapat berupa permohonan, pasien  akan  kesepian jika halusinasi
 berakhir ( psikotik )
tingkahlaku yang terlihat:
 mengikuti petunjuk yang diberikan oleh halusinasinya ,acuh pada orang lain,
 perhatian pada orang lain  hanya beberapa menit , gejala fisik dari ansietas
berat seperti : berkeringat, tremor,
d. tahap iv : halusinasi pada saat ini, sudah sangat menakutkan  , tingkat ansietas  berada pada tingkat panik, halusinasi menjadi  rumit ,terkait dengan delusi,  sifat : pengalaman  menakutkan jika pasien tidak mengikuti perintah
halusinasinya, halusinasi  berlangsung dalam beberapa jam atau hari jika tidak
diobati,
tingkahlaku yang terlihat :
tingkahlaku bingung hilang ingatan , menyerang  dokter, orangtua,teman,  teror seperti orang  panik,  potensial melakukan bunuh diri atau membunuh orang lain, amuk, agitasi dan menarik diri,tidak mampu menanggapi  nasihat dokter, orangtua,teman,memandang  dokter, orangtua,teman, sebagai orang asing yang tidak dikenal,

Jenis Halusinasi :
jenis halusinasi    :  halusinasi perabaan
data obyektif        :   menggaruk-garuk permukaan kulit ,
data subyektif     :  merasa seperti tersengat  listrik , mengatakan ada serangga di  permukaan kulit ,
jenis halusinasi    : halusinasi pengecapan
data obyektif        :   sering muntah meludah
data subyektif     :    merasakan rasa seperti darah, urin atau feses
jenis halusinasi    :halusinasi  pendengaran
data obyektif        :   bicara atau tertawa sendiri , marah-marah tanpa sebab , menyedengkan telinga ke arah tertentu ,menutup telinga ,
data subyektif     :   mendengar suara-suara atau  kegaduhan,mendengar suara menyuruh  melakukan sesuatu ,mendengar suara yang mengajak bercakap-cakap ,
jenis halusinasi    : halusinasi penghidu
data obyektif        :   menutup hidung, mengisap-isap seperti sedang membaui bau-bauan tertentu.,
data subyektif     :   membaui bau-bauan seperti bau darah, urin, feses,
kadang-kadang bau itu menyenangkan.
jenis halusinasi    : halusinasi  penglihatan
data obyektif        :  ketakutan pada sesuatu yang  tidak jelas, menunjuk-nunjuk ke arah tertentu ,
 data subyektif     :   melihat hantu atau monster,melihat bayangan, sinar, bentuk geometris,
tanda  gejala halusinasi  dari hasil pengamatan pada pasien ,antaralain:
 data subyektif  ,
mendengar suara-suara ,suara  kegaduhan,suara orang yang memanggilnya,
 mendengar suara yang tidak pernah ada ,
 mendengar suara arwah ruh yang  menyuruh melakukan sesuatu ,
 melihat bayangan, sekilas   hantu atau orang yang meninggal  yang menakutkan , mencium bau-bauan aneh  seperti bau bunga mawar melati kenanga kemenyan  darah, urin, feses, kadang-kadang bau itu  amis  bangkai mayat ,
data obyektif :
bicara atau tertawa sendiri ,marah-marah tanpa sebab ,mengarahkan telinga ke arah tertentu ,menutup telinga ,menunjuk-nunjuk ke arah tertentu ,ketakutan pada sesuatu yang tidak jelas.,menutup hidung,
tindakan keperawatan.
sesudah menetapkan diagnosa  keperawatan  dilakukan tindakan keperawatan pada  pasien dengan gangguan kepekaan anggapan  halusinasi. tindakan keperawatan  ditujukan  juga pada  keluarga karena keluarga memegang peranan penting didalam merawat pasien  dirumah sesudah pasien pulang dari rumah sakit , ketika  melakukan tindakan keperawatan dinrumah sakit
 dan kunjungan rumah, perawat menemui keluarga terlebih dahulu sebelum
menemui pasien,  bersama keluarga, perawat  mengidentifikasi masalah yang dialami pasien , sesudah itu, perawat menemui  pasien untuk melakukan penelitian, mengevaluasi  mengatasi masalah yang dialami pasien,  jika pasien sudah memperoleh terapi psikofarmaka  maka  melatih  kepatuhan minum
obat pada pasien ,  sesudah perawat selesai melatih pasien, perawat menemui keluarga untuk melatih  cara merawat pasien, kemudian perawat menyampaikan hasil tindakan yang sudah  dilakukan pada pasien ,
tujuan  keperawatan agar pasien mampu:
mengenali  apa sebenarnya itu halusinasi , mampu mengendalikan halusinasi ,mengendalikan halusinasi dengan  minum obat obatan  ,
melenyapkan  halusinasi dengan  cara  melakukan aktifitas sehari-hari ,
tindakan perawat :
 mengucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan pasien dan
 berkenalan dengan pasien agar lebih akrab ,menanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini,  bahwa perawat akan merahasiakan informasi yang diperoleh untuk kepentingan terapi , membantu pasien menyadari gangguan kepekaan anggapan halusinasi ,tanyakan pendapat  keluarga dan pasien tentang halusinasi yang dialaminya: tanpa   menyangkal halusinasinya,
mengidentifikasi  waktu terjadinya,  pencetus, perasaan, tanggapan apapun  usaha gagasan diskusi  yang sudah dilakukan pasien dan perawat  untuk menghilangkan  halusinasi,  melatih pasien cara cara  mengendalikan melenyapkan  halusinasi, berikan kesempatan  pada pasien untuk  mempraktekkan cara  melenyapkan  halusinasi, minum obat,
 beri pujian untuk setiap kemajuan  yang sudah dilakukan oleh pasien,
 mendengarkan  perasaan pasien sesudah melakukan tindakan
keperawatan untuk mengendalikan halusinasi. mungkin pasien akan
mengungkapkan keberhasilan atau kegagalannya. berikan  dukungan  dorongan terus  menerus agar pasien  semangat  agar  pasien mampu:
menerangkan situasi yang mencetuskan halusinasi ,
menerangkan perasaannya ketika mengalami halusinasi,
 mengungkapkan isi halusinasi yang dialaminya ,
 menerangkan waktu dan frekuensi halusinasi yang dialami,
agar  keluarga mampu:
menerangkan fasilitas kesehatan yang dapat dipakai untuk mengatasi masalah
pasien , menilai dan melaporkan keberhasilannnya merawat pasien ,
mengendalikan  halusinasi ,mendemonstrasikan cara merawat pasien halusinasi , menerangkan halusinasi yang dialami oleh pasien ,
menerangkan cara merawat pasien halusinasi melalui  cara  cara tertentu,




12. KEKERASAN
 
kekerasan yaitu tanggapan  emosi yang muncul sebagai reaksi pada kecemasan yang meningkat dan  dirasakan sebagai ancaman  akibat diejek/dihina, ungkapan perasaan pada keadaan yang tidak menyenangkan .kecewa, keinginan  tidak tercapai, tidak puas,  kekerasan  bertujuan  melukai pasien secara fisik maupun psikologis. kekerasan yaitu tanggapan tingkahlaku manusia untuk merusak sebagai bentuk  agresif fisik yang dilakukan oleh pasien pada orang lain , kekerasan  yaitu hasil dari amarah yang ekstrim atau ketakutan sebagai tanggapan pada perasaan  terancam,  berupa ancaman serangan fisik , perasaan terancam ini   berasal dari lingkungan luar  ,penyerangan fisik, kehilangan orang yang  berarti  dan lingkungan dalam  perasaan gagal  tidak memperoleh kasih sayang  ketakutan penyakit fisik,

Faktor Predisposisi pemicu  kekerasan, yaitu :
-Faktor Sosiokultural :
norma budaya,  lingkungan sosial  mempengaruhi sikap pasien dalam mengekspresikan marah ,kekerasan dapat dipelajari secara  tidak langsung melalui proses sosialisasi  pergaulan ,
-Faktor Biologis :
ada  faktor herediter yaitu ada anggota keluarga yang sering memperlihatkan tingkahlaku kekerasan  atau  mengalami gangguan jiwa, ada  riwayat penyakit
 trauma kepala,  riwayat pemakaian NAPZA (narkoti, psikotropika dan zat
aditif lainnya)
-Faktor Psikologis :
 pengalaman marah yaitu tanggapan psikologis pada stimulus luar, internal
maupun lingkungan, tingkahlaku kekerasan terjadi sebagai hasil dari akumulasi
frustrasi, frustrasi terjadi jika  keinginan pasien untuk mencapai sesuatu menemui kegagalan , jika kebutuhan itu tidak dapat dipenuhi melalui bertingkahlaku konstruktif, maka yang  akan muncul yaitu pasien itu bertingkahlaku destruktif,
- Faktor Presipitasi
 tingkahlaku kekerasan pada setiap pasien bersifat unik, berbeda satu
orang dengan yang lain.stresor itu   yaitu penyebab yang berasal dari dari
dalam maupun luar pasien,
faktor luar pasien ,antaralain : serangan pada fisik, lingkungan yang terlalu ribut, kritikan yang mengarah pada penghinaan,
faktor dari dalam pasien ,antaralain : kehilangan  hubungan dengan orang  yang dicintai ,kekhawatiran pada penyakit fisik,
rentang tanggapan marah ,marah yang dialami setiap pasien memiliki rentang dimulai dari tanggapan adaptif  sampai maladaftif,




FOTO RENTANG TANGGAPAN MARAH


tanda dan gejala tingkahlaku kekerasan
perbandingan tingkahlaku pasif, agresif dan asertif :

gerakan
pasif :     minimal ,lemah ,resah
asertif :  memperlihatkan gerakan yang sesuai
agresif:  mengancam, ekspansi gerakan

kontak mata
pasif :    sedikit atau tidak
asertif : sekali-sekali ,sesuai dengan kebutuhan interaksi ,
agresif:  melotot,
                
isi bicara
pasif :  dapatkah saya lakukan ,dapatkah ia lakukan ,negatif , menghina ,
asertif :  menghargai diri sendiri ,saya dapat/akan lakukan ,positif ,
agresif:  menghina orang lain,anda selalu/ tidak pernah , berlebihan

nada suara
pasif :  merengek,   diam ,lemah
 asertif :    diatur
agresif:  tinggi ,menuntut

personal space
pasif :     orang lain dapat masuk pada teritorial pribadinya ,
asertif :   mempertahankan hak territorial , menjaga jarak yang menyenangkan ,
agresif:  memasuki teritorial orang lain ,

sikap tubuh
 pasif :     melotot ,menundukkan kepala ,
asertif :  tegak , rileks ,
agresif: tenang ,bersandar ke depan

tanda dan gejala tingkahlaku kekerasan  dinilai dari ungkapan pasien dan didukung   hasil pengamatan,
a. data subjektif:
ungkapan berupa kata-kata kasar ,ancaman ,ingin memukul/ melukai ,
b. data objektif:
melempar atau memukul benda/orang lain ,mengepalkan tangan ,bicara kasar ,suara tinggi, menjerit atau berteriak , mondar mandir , wajah memerah dan tegang ,keyakinan tajam , mengatupkan rahang dengan kuat ,
penelitian dilakukan dengan cara wawancara pada pasien dan keluarga.
tanda dan gejala risiko tingkahlaku kekerasan dapat ditemukan dengan wawancara melalui pertanyaan ,yaitu :
apakah dengan cara yang dipakai penyebab marah  hilang, menurut anda apakah ada cara lain untuk mengungkapkan kemarahan  , sikap atau tingkahlaku atau tindakan apa yang dilakukan saat anda marah?
apa akibat dari cara marah yang anda lakukan?  ceritakan  kejadian apa atau apa yang memicu anda marah,coba  ceritakan apa yang di rasakan ketika marah?  perasaan apa yang di rasakan ketika marah?
tindakan keperawatan untuk mengatasi risiko tingkahlaku kekerasan, dilakukan pada  pasien dan keluarga. saat melakukan pelayanan  dan kunjungan rumah,, perawat menemui keluarga terlebih dahulu sebelum menemui pasien. bersama keluarga, perawat mengidentifikasi masalah yang dialami pasien , perawat  menemui pasien untuk melakukan penelitian,   melatih  cara untuk mengatasi masalah yang dialami pasien, jika pasien sudah memperoleh terapi psikofarmaka , maka  penting. kepatuhan minum obat bagi pasien,  sesudah perawat selesai melatih pasien,  melatih keluarga  cara merawat pasien.  perawat menyampaikan hasil tindakan yang sudah dilakukan agar   pasien mampu: memakan obat secara teratur ,
 berbicara yang baik saat marah ,melakukan kegiatan ibadah untuk mengendalikan rasa marah ,mengendalikan rasa marah/tingkahlaku kekerasan ,
 melakukan kegiatan fisik dalam menyalurkan kemarahan ,
 menerangkan penyebab marah , menerangkan perasaan saat penyebab marah/tingkahlaku kekerasan , menerangkan tingkahlaku yang dilakukan saat marah  ,
tindakan keperawatan
tindakan yang  dilakukan dalam  membina hubungan yaitu:  ucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan pasien , perkenalkan diri  nama, nama panggilan
nama dan nama panggilan pasien yang disukai ,tanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini , buat kontrak tindakan apa yang perawat akan lakukan bersama pasien, jelaskan bahwa perawat akan merahasiakan informasi yang diperoleh untuk kepentingan terapi ,latih pasien cara mengendalikan tingkahlaku kekerasan ,sosial/verbal: bicara yang baik: mengungkapkan, menolak dan meminta  rasa marahnya , patuh minum obat , fisik:tarik nafas dalam, pukul kasur dan batal. , rundingkan bersama pasien akibat tingkahlakunya ,
 rundingkan bersama pasien penyebab rasa marah/tingkahlaku kekerasan saat ini dan yang lalu, rundingkan tanda-tanda pada pasien jika terjadi tingkahlaku kekerasan , rundingkan tanda dan gejala tingkahlaku kekerasan secara fisik , secara psikologis , secara sosial  secara spiritual  secara intelektual
rundingkan bersama pasien tingkahlaku kekerasan yang biasa dilakukan pada saat marah secara: verbal , pada orang lain  pada diri sendiri  pada lingkungan
 tindakan keperawatan pada pasien dapat dilakukan minimal 5 kali pertemuan dan dilanjutkan sampai pasien  dapat mengendalikan  tingkahlaku kekerasan,
tindakan yang  dilakukan  agar  keluarga mampu: merawat pasien dengan mengajarkan dan mendampingi pasien dalam  berinteraksi secara bertahap, berbicara pada  pasien saat melakukan kegiatan rumah tangga dan kegiatan sosial, memutuskan untuk melakukan perawatan pada pasien ,mengenal  risiko  kekerasan ,  mengenal tanda kekambuhan pasien , dan  keluarga mencari pelayanan kesehatan ,keluarga dapat melanjutkan  melatih pasien , mendukung agar  pasien dapat  mengatasi masalahnya , evaluasi  pasien dalam  mengatasi  tingkahlaku kekerasan,  berhasil jika  pasien dapat:  menerangkan penyebab, tanda dan gejalatingkahlaku kekerasan, tingkahlaku kekerasan yang biasa dilakukan,  akibat dari tingkahlaku kekerasan,
pasien mampu melakukan secara spiritual terapi psikofarmaka , secara fisik: tarik nafas dalam dan pukul bantal/kasur  secara sosial/verbal: meminta, menolak, dan mengungkapkan perasaan dengan cara baik ,
pasien mampu mengidentifikasi manfaat latihan yang dilakukan dalam mencegah tingkahlaku  kekerasan ,