www.gorengx.blogspot.com
.....
www.berasx.blogspot.com
......
Tampilkan postingan dengan label kuman 3. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kuman 3. Tampilkan semua postingan
Selasa, 12 April 2022
kuman 3
April 12, 2022
kuman 3
halaman 3
-Media semi solid dibuat dengan tujuan:
untuk mencegah atau menekan difusi oksigen, contoh pada media Nitrate Broth, kondisi anaerob atau sedikit oksigen meningkatkan metabolisme nitrat, namun bakteri ini juga diharuskan tumbuh merata di
seluruh media
agar pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke
seluruh media, namun tidak mengalami percampuran sempurna jika tergoyang. contoh , bakteri yang tumbuh pada media Nitrogen free Bromthymol Blue (NfB) semisolid akan membentuk cincin hijau kebiruan
di bawah permukaan media jika media ini cair maka cincin ini dapat dengan mudah hancur.
-Media cair: media yang tidak mengandung agar contohnya nutrient broth (NB), lactose broth (LB)
berdasar komposisinya medium pertumbuhan digolongkan dalam:
a.Medium semi sintesis yaitu; media yang sebagian komposisinya diketahui secara pasti contoh PDA yang terdiri dari agar, dekstrosa, dan ekstra kentang
(ekstra kentang tidak diketahui apa komposisi senyawanya).
b.Medium sintesis yaitu; media yang komposisi zat kimianya (glukosa, agar, dll) diketahui secara jelas dan pasti; contoh Glucose Agar, Mac Conkey Agar.
c.Medium non sintesis yaitu; medium yang dibuat langsung dari bahan dasarnya dengan komposisi yang tidak dapat diketahui secara pasti. Contoh:
tomato juice agar, Brain Heart Infusion Agar, Pancreatic Extract. berdasar tujuan pemakaian nya:
a.Medium untuk peremajaan kultur.
b.Medium untuk sifat isasi bakteri dipakai untuk mengetahui kemampuan khusus suatu mikroba. kadang indikator ditambahkan untuk menandakan adanya perubahan kimia. Contohnya, Nitrate Broth,
Lactose Broth, Arginine Agar.
c.Media untuk isolasi; biasanya media yang mengandung semua unsur essensial untuk pertumbuhan; contoh: NA Medium Selektif; medium yang selain mengandung nutrisi juga mengandung
senyawa tertentu yang berfungsi untuk menghambat atau menekan pertumbuhan mikroba bukan sasaran. Contoh: media Luria Bertani yang ditambah Amphisilin
untuk merangsang E. coli tahan antibiotik dan menghambat kontaminan yang peka Amphisilin. Salt broth
d. yang ditambah NaCl 4% untuk membasmi Streptococcus agalactiae yang toleran terhadap garam. e. Medium diperkaya : medium yang mengandung bahan dasar untuk pertumbuhan mikrobia namun ditambah komponen komplek lainnya seperti serum, kuning telur atau lainnya.
f.Media diferensial untuk mengidentifikasi mikroba dari campurannya berdasar sifat khusus yang ditunjukkan pada media diferensial, contoh Triple Sugar Iron Agar (TSIA) yang mampu memilih
Enterobacteria berdasar bentuk, warna, ukuran koloni, dan perubahan warna media di sekeliling koloni.
Syarat – syarat medium agar mikroba dapat tumbuh biak:
Medium harus mengandung semua nutrisi yang mudah dipakai oleh mikroba Medium harus memiliki tekanan osmosis, tegangan muka, pH, Medium tidak mengandung zat-zat penghambat
Medium harus steril
metode Isolasi Dan Pembenihan Mikroorganisme
Pada lingkungan alami mikroba tidak hidup sendiri melainkan bersama-sama baik itu dari spesies yang berbeda dan dari jenis makhluk hidup yang bukan
golongan mikroba. Jenis mikroba itu dapat diketahui, dengan melakukan pemisahan dari makhluk hidup lainnya, yang dikenal dengan istilah isolasi. mengenai
cara yang umum dipakai untuk isolasi yaitu cara suspensi. Cara suspensi maksudnya yaitu contoh mikroba yang sudah diambil,dibuat suspensi baru
lalu suspensi itu ditumbuhkan pada media agar tertentu. Cara ini bertujuan agar pertumbuhan mikroba dari contoh pada saat ditumbuhkan pada media agar,
tidak terlalu menumpuk , Isolat murni dapat diperoleh, bila dilakukan isolasi secara bertahap
memakai media yang tepat, contoh: : Nutrient Agar untuk bakteri dan Potato Dextrose Agar untuk mengisolasi khamir dan kapang. Setiap pertumbuhan koloni
yang menandakan kenampakan berbeda harus ditumbuhkan ulang pada media agar baru dan dilakukan isolasi kembali (reisolasi). Isolasi yaitu proses atau kegiatan memisahkan mikroba dari campurannya sehingga diperoleh kultur murni.
metode Pengambilan contoh Sebelum melakukan isolasi terlebih dahulu dilakukan pengambilan contoh .
Botol atau alat gelas lain yang dipakai untuk mengambil contoh hendaknya disterilkan lebih dahulu.
1. contoh Air
Pengambilan contoh air bergantung kepada keadaan air itu sendiri. Jika berasal dari air sungai yang mengalir maka botol dicelupkan miring dengan bibir botol melawan arus air. bila pengambilan contoh dilakukan pada air yang tenang, botol dapat dicelupkan dengan tali, jika ingin mengambil contoh dari air kran
maka sebelumnya kran dialirkan dulu beberapa saat dan mulut kran dibakar.
2. contoh tanah
Jika mikroba yang diinginkan kemungkinan berada di dalam tanah maka cara pengambilannya disesuaikan dengan tujuan dan kebutuhan. contoh , bila yang diinginkan mikroba rhizosfer maka contoh diambil dari sekitar perakaran dekat permukaan hingga ujung perakaran.Isolasi Dengan Cara Pengenceran
a. Preparasi Suspensi
contoh yang sudah diambil lalu disuspensikan dalam akuades steril. Tujuan dari metode ini pada metodenya yaitu melarutkan atau melepaskan mikroba dari substratnya ke dalam air sehingga lebih mudah penanganannya.
b. metode Pengenceran Bertingkat Tujuan dari pengenceran bertingkat, yaitu memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi dalam cairan. Penentuan besarnya atau banyaknya
tingkat pengenceran tergantung kepada perkiraan jumlah mikroba dalam contoh . dipakai perbandingan 1 : 9 untuk contoh dan pengenceran pertama,
lalu sehingga pengenceran berikutnya mengandung 1 atau 10 sel mikroba dari pengenceran sebelumnya.
# FOTO Pengenceran Bertingkat
c. metode Penanaman
1. metode penanaman dari suspensi metode penanaman ini yaitu lanjutan dari pengenceran bertingkat. Pengambilan suspensi dapat diambil dari pengenceran mana saja, namun biasanya untuk tujuan isolasi (memperoleh koloni tunggal) diambil beberapa
tabung pengenceran terakhir. Spread Plate (agar tabur ulas) Spread plate yaitu metode menanam dengan menyebarkan suspensi bakteri di permukaan agar diperoleh kultur murni.
Pour Plate (agar tuang)
metode ini memakai agar yang belum padat (> 45oC) untuk dituang bersama suspensi bakteri ke dalam cawan petri lalu dihomogenkan dan dibiarkan memadat. ini akan menyebarkan sel-sel bakteri tidak
hanya pada permukaan agar saja melainkan sel terendam agar (di dalam agar) sehingga ada sel yang tumbuh di permukaan agar yang mengandungbanyak O2 dan ada yang tumbuh di dalam agar yang tidak begitu banyak mengandung oksigen.
2. metode penanaman dengan goresan (streak)
untuk mengisolasi mikroba dari campurannya atau meremajakan kultur ke dalam media baru.
a) Goresan Sinambung
b) Goresan T.
c) Goresan Kuadran (streak quadrant).
Pewarnaan Mikroba
metode dasar dari pewarnaan ini yaitu ikatan ion antara komponen seluler dari bakteri dengan senyawa aktif dari pewarna yang dinamakan kromogen. Terjadi ikatan ion sebab adanya muatan listrik baik pada komponen seluler dan pada pewarna. berdasar adanya muatan ini maka dapat dibedakan pewarna asam dan pewarna basa.
Pewarna asam dapat terjadi bila senyawa pewarna bermuatan negatif. Dalam kondisi pH mendekati netral dinding sel bakteri cenderung bermuatan negatif,
sehingga pewarna asam yang bermuatan negatif akan ditolak oleh dinding sel, maka sel tidak berwarna. Pewarna asam ini dinamakan juga pewarna negatif. Contoh pewarna asam contoh : tinta cina, larutan nigrosin, asam pikrat, eosin dan lain-lain. Pewarna
basa bisa terjadi bila senyawa pewarna bermuatan positif. Sehingga akan diikat oleh dinding sel bakteri jadi terwarna dan terlihat. Contoh dari pewarna basa contoh : metilen blue, Kristal violet, safranin, dan lain-lain. metode pewarna asam basa ini hanya memakai satu jenis senyawa pewarna, metode ini dinamakan pewarna sederhana. Pewarna sederhana ini diperlukan untuk melihat morfologi, baik bentuk dan susuna sel. metode pewarna yang lain yaitu pewarna diferensial, yang memakai senyawa lebih dari satu jenis. Diperlukan untuk menggolongkan bakteri contoh , bakteri Gram positif atau bakteri tahan asam dan tidak tahan asam, juga diperlukan untuk melihat struktur bakteri seperti flagella, kapsula, spora dan nukleus. metode pewarnaan bukan pekerjaan yang sulit namun perlu ketelitian bekerja dan mengikuti aturan yang berlaku yakni sbb:
1. Mempersiapkan kaca obyek. Kaca obyek ini harus bersih dan bebas lemak untuk memicu apusan bakteri yang akan diwarnai.
2. Mempersiapkan apusan. Apusan yang baik yaitu yang tipis dan kering, terlihat seperti lapisan yang tipis. Apusan ini dapat berasal dari cairan atau padat.
Biakan cair. Suspensi sel sebanyak satu atau dua macam jarum inokulasi diletakkan pada kaca obyek, lalu diapuskan pada kaca obyek selebar 1-2 cm.
biarkan mongering di udara atau di atas api kecil dengan jarak 25 cm. Biakan padat, bakteri yang dikultur pada medium padat tidak dapat langsung dibuat apusan seperti dari biakan cair, tapi harus diencerkan dulu. Letakkan setetes air pada kaca obyek, lalu dengan jarum inokulasi ambil bakteri dari biakan padat, letakkan pada tetesan air dan apuskan. Biarkan mongering di udara. Fiksasi dengan pemanasan. Apusan bakteri pada kaca obyek bila tidak
diletakkan secara kuat, dapat terhapus pada waktu proses pewarnaan lebih lanjut. Proses peletakan apusan pada kaca obyek dapat dilakukan
diantaranya dengan cara memanaskan di atas api.
Pewarnaan Spora Spora pada bakteri yaitu struktur yang tahan terhadap panas dan bahan kimia. Spora dibentuk oleh bakteri tertentu untuk mengatasi lingkungan yang tidak menguntungkan bagi bakteri. Contoh bakteri yang membentuk spora yaitu
Bacillus, Clostridium, Thermactinomyces dan sporocasina. Spora terbentuk di dalam sel sehingga dinamakan sebagai endospore. Dalam sel bakteri hanya ada satu spora.
Unit fisik terkecil dari organisme hidup yaitu sel. Komposisi material sel pada semua organisme yaitu sama yaitu: DNA, RNA, protein, lemak dan fosfolipid, yang yaitu komponen dasar semua jenis sel. Namun demikian pengamatan lebih teliti menandakan adanya perbedaan sangat mendasar antara sel bakteri dan cyanobacteria di satu pihak dengan sel hewan dan tumbuhan di lain pihak.
Ada dua tipe sel yaitu: sel prokariotik dan sel eukariotik. Sel prokariotik yaitu tipe sel pada bakteri dan sianobakteria atau alga biru (dinamakan jasad
prokariot). Sel eukariotik yaitu tipe sel pada jasad yang tingkatnya lebih tinggi dari bakteri (dinamakan jasad eukariot) yaitu khamir, jamur (fungi), alga selain
alga biru, protozoa dan tumbuhan dan hewan.
Sel Prokariotik Tipe sel prokariotik memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan sel eukariotik. Beberapa sel bakteri Pseudomonas hanya berukuran 0,4-0,7µ diameternya dan panjangnya 2-3µ. Sel ini tidak memiliki organela seperti mitokondria, khloroplas dan aparat golgi Inti sel prokariotik tidak memiliki membran. Bahan genetis ada di
dalam sitoplasma, berupa untaian ganda (double helix) DNA berbentuk lingkaran yang tertutup. Kromosom bakteri biasanya hanya satu, namun juga
memiliki satu atau lebih molekul DNA yang melingkar (sirkuler) yang dinamakan plasmid. Sel prokariotik tidak mengandung organel yang dikelilingi oleh membran. Ribosom yang dimiliki sel prokariot lebih kecil yaitu berukuran 70 S. Ukuran genom sel prokariot berbeda dengan sel eukariot. Jumlah DNA
penyusun pada sel prokariot berkisar antara 0,8-8.106
pasangan basa (pb) DNA. DNA pada sel eukariot memiliki pasangan basa lebih tinggi, sebagai contoh:
Neurospora 19.106; Aspergillus niger 40.106
; Jagung 7.109 ; dan kita 29.109 . Sel prokariotik tidak seluruhnya perlu oksigen, contoh pada bakteri
anaerob.
Sel Eukariotik
Sel eukariotik memiliki inti sejati yang diselimuti membran inti. Inti sel mengandung bahan genetis berupa genome atau DNA. Seluruh bahan genetis itu
tersusun dalam suatu kromosom. Di dalam kromosom ada DNA yang berasosiasi dengan suatu protein yang dinamakan histon. Kromosom dapat mengalami
pembelahan melalui proses yang dikenal sebagai mitosis. Sel eukariotik juga mengandung organel-organel seperti mitokondria dan khloroplas yang mengandung sedikit DNA. Bentuk DNA dalam ke dua organel itu yaitu sirkuler tertutup (seperti DNA prokariot). Ribosom pada sel eukariotik lebih besar dibandingkan prokariotik, berukuran 80S. Di dalam sel ini juga ditemui organel lain yang bermembran, yaitu aparatus golgi. Pada tumbuhan organela ini mirip dengan diktiosom. Kedua organel itu berperan dalam proses sekresi.
Bakteri
Bakteri yaitu mikrobia prokariotik uniselular, termasuk kelas Schizomycetes, berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan sel. Bakteri
tidak berklorofil kecuali beberapa yang bersifat fotosintetik. Cara hidup bakteri ada yang dapat hidup bebas, parasitik, saprofitik, patogen pada kita , hewan dan tumbuhan. Habitatnya tersebar luas di alam, dalam tanah, atmosfer (sampai ± 10 km diatas bumi), di dalam lumpur, dan di laut. Bakteri memiliki bentuk dasar bulat, batang, dan lengkung. Bentuk bakteri
juga dapat dipengaruhi oleh umur dan syarat pertumbuhan tertentu. Bakteri dapat mengalami involusi, yaitu perubahan bentuk yang dipicu faktor makanan, suhu, dan lingkungan yang kurang menguntungkan bagi bakteri. Selain itu dapat
mengalami pleomorfi, yaitu bentuk yang bermacam-macam dan teratur walaupun ditumbuhkan pada syarat pertumbuhan yang sesuai. biasanya bakteri berukuran 0,5-10µ. berdasar penggolongan artifisial yang dimuat dalam buku Bergey’s manual of determinative bacteriology tahun 1974, bakteri digolongkan berdasar deskripsisifat morfologi dan fisiologi. Dalam buku ini juga ada kunci determinasi untuk menggolongkan isolat bakteri yang baru berada . Menurut Bergey’s manual, bakteri dibagi menjadi 1 golongan (grup), dengan Cyanobacteria pada grup 20. Pembagian ini berdasar bentuk, sifat gram, kebutuhan oksigen, dan bila tidak dapat dibedakan menurut ketiganya maka dimasukkan ke dalam golongan khusus., penggolongan Bakteri
Bakteri berbentuk kokus (bulat)
a. Bakteri kokus gram positif
Aerobik: Micrococcus, Staphylococcus, Streptococcus, Leuconostoc Anaerobik: Methanosarcina, Thiosarcina, Sarcina, Ruminococcus
b. Bakteri kokus gram negatif
Aerobik: Neisseria, Moraxella, Acinetobacter, Paracoccus Anaerobik: Veillonella, Acidaminococcus, Megasphaera. Bakteri berbentuk batang
a. Bakteri gram positif
1. Bakteri gram positif tidak membentuk spora
Aerobik: Lactobacillus, Listeria, Erysipelothrix, Caryophanon.
2. Bakteri Coryneform dan actinomycetes
Aerobik Coryneform: Corynebacterium, Arthrobacter, Brevibacterium, Cellulomonas, Propionibacterium, Eubacterium, Bifidobacterium.
Aerobik Actinomycetes: Mycobacterium, Nocardia, Actinomyces, Frankia, Actinoplanes, Dermatophilus, Micromonospora, Microbispora, Streptomyces, Streptosporangium. Actinomycetes dapat membentuk miselium yang sangat halus dan bercabangcabang. Miselium vegetatif tumbuh di dalam medium, dan miselium udara ada di permukaan medium. Bakteri ini dapat berkembang biak dengan spora, secara fragmentasi dan segmentasi, dengan chlamydospora, dan dengan bertunas. Bakteri ini biasanya memiliki habitat pada lingkungan dengan pH yang tinggi. Cara hidupnya ada yang bersifat saprofit, simbiosis dan beberapa sebagai parasit. Frankia yaitu actinomycetes yang mampu menambat nitrogen dan dapat bersimbiosis dengan tumbuhan .
3. Bakteri pembentuk endospora
Aerobik: Bacillus, Sporolactobacillus, Sporosarcina, Thermoactinomyces Anaerobik: Clostridium, Desulfotomaculum, Oscillospira.
b. Bakteri gram negatif:
--Bakteri gram negatif fakultatif anaerobik
Fakultatif anaerobik: Escherichia coli, Klebsiella, Enterobacter, Salmonella, Shigella, Proteus, Serratia, Erwinia, Yersinia, Vibrio, Aeromonas, Photobacterium.
--Bakteri gram negatif anaerobik Sangat Anaerobik: Bacteroides, Fusobacterium, Leptotrichia.
--Bakteri Methanogens dan arkaebakteria Sangat Anaerobik: Methanobacterium, Methanothermus,
Methanosarcina,Methanothrix, Methanococcus. Bakteri ini yaitu pembentuk metan (CH4) dari hasil perombakan bahan organik secara anaerobik
Aerobik: Halobacterium, Halococcus, Thermoplasma. Bakteri ini ada yang tahan hidup pada kadar garam tinggi dan dan ada yang tahan pada suhu tinggi.
Anaerobik: Thermoproteus, Pyrodictium, Desulforococcus.
-- Bakteri gram negatif aerobik
Aerobik: Pseudomonas, Xanthomonas, Zoogloea, Gluconobacter, Acetobacter, Azotobacter, Azomonas, Beijerinckia, Derxia, Rhizobium, Agrobacterium, Alcaligenes, Brucella, Legionella, Thermus. Bakteri
Azotobacter, Beijerinckia, Derxia, Rhizobium termasuk diazotroph yang dapat menambat nitrogen dari udara. Azotobacter, Beijerinckia, dan Derxia cara hidupnya bebas tidak bersimbiosis, Rhizobium hidupnya dapat
bersimbiosis dengan akar tumbuhan leguminosa dengan membentuk bintil akar.
--Bakteri gram negatif aerobik khemolitotrofik
Aerobik: Nitrobacter, Nitrospira, Nitrococcus, Nitrosomonas, Nitrosospira, Nitrosococcus, Nitrosolobus. Bakteri bakteri itu biasanya berperan dalam proses nitrifikasi di dalam tanah. Thiobacillus,
Sulfolobus, Thiobacterium, Thiovolum, yang yaitu bakteri yang berperan dalam proses oksidasi sulfur di alam.
--Bakteri berselubung
Aerobik: Sphaerotilus, Leptothrix, Cladothrix, Crenothrix. Bakteri Sphaerotilus biasanya hidup di saluran-saluran air. Leptothrix,dan Cladothrix yaitu bakteri yang mampu mengoksidasi besi atau pemicu korosi.
Bakteri berbentuk lengkung
a. Bakteri gram negatif spiril dan lengkung
Aerobik: Spirillum, Aquaspirillum, Azospirillum, Oceanospirillum, Campylobacter, Bdellovibrio, Microcyclus, Pelosigma. Bakteri Azospirillum termasuk bakteri penambat nitrogen yang dapat berasosiasi
dengan tumbuhan gramineae termasuk tumbuhan padi. Bakteri Bdellovibrio yaitu bakteri yang dapat hidup sebagai parasit pada sel bakteri lain
(parasit bakteri).
b. Bakteri gram negatif lengkung anaerobik
Anaerobik: Desulfovibrio, Succinivibrio, Butyrivibrio, Selenomonas. bBakteri Desulfovibrio yaitu salah satu bakteri yang mampu mereduksi sulfat.
c. Spirochaeta ,Aerobik dan anaerobik: Spirochaeta, Cristispira, Treponema, Borrelia, Leptospira. Bakteri ini berbentuk benang tipis dan terulir. Dinding sel tipis
dan lentur. Bakteri ini dapat bergerak dengan cara kontraksi sel menurut garis sumb selnya. Selnya berukuran 0,1-3 µ x 4-8 µ.
Bakteri yang termasuk golongan khusus:
1. Mycoplasma (klas Mollicutes)
Mycoplasma dinamakan juga PPLO (Pleuropneumonia Like Organisms). Cirinya yaitu tidak memiliki dinding sel, atau yaitu bentuk L dari bakteri sejati (Eubakteria) atau bentuk speroplas sel eubakteria, sehingga sifatnya mirip bakteri sejati. Mycoplasma berukuran 0,001-7µ. biasanya lebih besar dari Rickettsiae dan dapat dicat dengan cat anilin. Ukuran koloni mencapai 10-600µ.
Selnya berbentuk kokus, filamen, roset, dan sangat pleomorfik. Selnya dapat memperbanyak diri dengan pembelahan biner, fragmentasi, dan perkecambahan.
Cara hidupnya sebagai saprofit atau patogen. Contoh: Mycoplasma mycoides, M. homonia, M. orale, Acholeplasma,Spiroplasma.
2.. Bakteri anaerobik anoksigenik fototrofik
Bakteri ini memiliki ciri berpigmen fotosintetik. Ada berbentuk kokus, batang, dan lengkung.
3. Bakteri yang merayap (meluncur)
Bakteri ini dapat merayap walaupun tidak berflagela. Bakteri ini selalu bersifat gram negatif. Dalam golongan ini termasuk beberapa ganggang biru, beberapa bakteri khemoorganotrof dan beberapa bakteri belerang (sulfur).
golongan bakteri yang menjadi anggota bakteri merayap (meluncur) sebagai berikut:
-. Bakteri uniselular, bentuk batang pendek. Contoh: Cytophaga, Flexibacter,Myxobacteria.
-. Bakteri fototrof yang bergerak merayap. Contoh: Chloroflexus
- Cyanobacteria yang bergerak merayap. Contoh: Oscillatoria.
-Bakteri yang mengandung sulfur intraselular, berbentuk benang. Contoh:Beggiatoa, Thiothrix, Achromatium.
- Bakteri bebas sulfur, membentuk trikoma (bulu). Contoh: Vitreoscilla, Leucothrix,Saprospira.
Myxobacteria.
Bakteri yang termasuk myxobacteria memiliki dinding sel sangat tipis dan lentur. Bakteri ini bersifat gram negatif, dan dapat bergerak meluncur. Bentuk sel biasanya memanjang (spoel) dengan ujung runcing. Dalam siklus hidupnya dapat membentuk badan buah, yang yaitu kumpulan sel yang berdifrensiasi.Ukuran badan buah kurang dari 1 mm. Contoh: Chondromyces,
Myxococcus.
4.. Bakteri bertangkai atau bertunas
Bakteri ini memiliki struktur mirip tangkai atau tunas yang yaitu tonjolan dari sel, atau hasil pengeluaran lendir. Contoh: Hypomicrobium, Caulobacter,Prosthecomicrobium, Ancalomicrobium, Gallionella, Nevskia.
5. Bakteri parasit obligat: Rickettsiae dan Chlamydiae
yaitu bakteri yang berukuran paling kecil, namun lebih besar dari virus, yaitu 0,3x2µ. Bentuk sel pleomorfik, dapat berupa batang, kokus, atau filamen. Bakteri ini cara hidupnya sebagai parasit sejati (parasit obligat) di dalam sel jasad lain dan bersifat patogen. Hidupnya intraselular di dalam sitoplasma dan inti sel binatang dan kita . Oleh sebab itu bakteri golongan ini yaitu
pemicu penyakit, yang biasanya ditularkan oleh vektor serangga. Contoh: Rickettsia prowazekii, Chlamydia trachomatis, Coxiella burnetii.
berdasar sifat fisiologinya dapat dibagi menjadi:
1. Familia Thiorhodaceae (bakteri sulfur ungu). Contoh: Thiospirillum sp.,
Chromatium sp.
2. Familia Athiorhodaceae atau Rhodospirillaceae (bakteri sulfur non-ungu).
Contoh:Rhodospirillum, Rhodopseudomonas.
3. Familia Chlorobiaceae (bakteri sulfur hijau). Contoh: Chlorobium,
Chloropseudomonas, Chlorochromatium.
f. Bakteri aerobik oksigenik fototrofik: Cyanobacteria
Bakteri ini termasuk Myxophyceae atau Cyanophyceae. Sifatnya yang
mirip bakteri yaitu dinding selnya terdiri mukokompleks, tidak berdinding inti, tidak ada mitokondria dan kloroplas. Sifatnya yang berbeda yaitu dapat berfotosintesa mirip tumbuhan tingkat tinggi, dan menghasilkan O2. Bakteri ini memiliki klorofil a dan fikobilin (fikosianin dan fikoeritrin). Bentuk
selnya tunggal (uniselular), koloni, dan benang-benang (filamen). Selnya dapat bergerak meluncur namun sangat lambat (250 µ per menit), walau tidak
berflagela. Cara hidupnya bebas, dan berasosiasi simbiosis. biasanya dapat menambat nitrogen dari udara, dan bersifat fotoautotrof obligat. Contoh:
Gloeobacter, Gloeocapsa, Dermocarpa, Spirulina, Nostoc, Anabaena, Oscillatoria, Calothrix, Cylindrospermum. Anabaena azollae dapat bersimbiosis dengan tumbuhan paku air Azolla sp. dan Nostoc bersimbiosis dengan jamur membentuk
Lichenes.
Di dalam dunia mikrobia, jamur termasuk divisio Mycota (fungi). Mycota berasal dari kata mykes (bahasa Yunani), dinamakan juga fungi (bahasa Latin).
beberapa istilah menyebut jamur, -mushroom yaitu jamur yang dapat menghasilkan badan buah besar, termasuk jamur yang dapat dimakan,
-mold yaitu jamur berbentuk seperti benang-benang, -khamir yaitu jamur bersel satu. Jamur yaitu jasad eukariot, berbentuk benang atau sel tunggal,
multiseluler atau uniseluler. Sel-sel jamur tidak berklorofil, dinding sel tersusun dari khitin, dan belum ada diferensiasi jaringan. Jamur bersifat
khemoorganoheterotrof sebab memperoleh energi dari oksidasi senyawa organik. Jamur perlu oksigen untuk hidupnya (bersifat aerobik). Habitat (tempat hidup) jamur ada pada air dan tanah. Cara hidupnya
bebas atau bersimbiosis, tumbuh sebagai saprofit atau parasit pada tumbuhan , hewan dan kita .
Morfologi Jamur
Jamur benang terdiri atas massa benang yang bercabang-cabang yang dinamakan miselium. Miselium tersusun dari hifa (filamen) yang yaitu benang-benang tunggal. Badan vegetatif jamur yang tersusun dari filamen-filamen dinamakan thallus.
berdasar fungsinya dibedakan dua macam hifa, yaitu hifa fertil dan hifa vegetatif. Hifa fertil yaitu hifa yang dapat membentuk sel-sel reproduksi atau
spora-spora. bila hifa itu arah pertumbuhan keluar dari media dinamakan hifa udara. Hifa vegetatif yaitu hifa yang berfungsi untuk menyerap makanan dari
substrat. berdasar bentuknya dibedakan pula menjadi dua macam hifa, yaitu hifa tidak bersepta dan hifa bersepta. Hifa yang tidak bersepta yaitu ciri jamur
yang termasuk Phycomycetes (Jamur tingkat rendah). Hifa ini yaitu sel yang memanjang, bercabang-cabang, terdiri atas sitoplasma dengan banyak inti
(soenositik). Hifa yang bersepta yaitu ciri dari jamur tingkat tinggi, atau yang termasuk Eumycetes.
Perkembangbiakan jamur
Jamur dapat berkembang biak secara vegetatif (aseksual) dan generatif (seksual). Perkembang biakan aseksual dapat dilakukan dengan fragmentasi
miselium (thalus) dan pembentukan spora aseksual. Ada 4 cara perkembang biakan dengan fragmentasi thalus yaitu:
1. dengan pembentukan tunas, contoh pada
khamir, 2. dengan blastospora, yaitu tunas yang tumbuh menjadi spora, contoh pada Candida sp., 3. dengan arthrospora (oidium), yaitu terjadinya segmentasi pada ujung-ujung hifa, lalu sel-sel membulat dan akhirnya lepas menjadi spora, contoh pada Geotrichum sp., dan (d) dengan chlamydospora, yaitu pembulatan dan penebalandinding sel pada hifa vegetatif, contoh pada Geotrichum sp.
Spora aseksual terbentuk melalui 2 cara. Pada jamur tingkat rendah, spora aseksual terbentuk sebagai hasil pembelahan inti berulang-ulang. contoh spora
yang terbentuk di dalam sporangium. Spora ini dinamakan sporangiospora. Pada jamur tingkat tinggi, terbentuk spora yang dinamakan konidia. Konidi terbentuk pada ujung konidiofor, terbentuk dari ujung hifa atau dari konidi yang sudah terbentuk
sebelumnya.Perkembangbiakan secara seksual, dilakukan dengan pembentukan spora seksual dan peleburan gamet (sel seksual). Ada dua tipe kelamin (mating type) dari sel seksual, yaitu tipe kelamin + (jantan) dan tipe kelamin – (betina). Peleburan
gamet terjadi antara 2 tipe kelamin yang berbeda. Proses reproduksi secara seksual dibagi menjadi 3 tingkatan, yaitu: 1.plasmogami yaitu meleburnya 2 plasma sel, 2.kariogami yaitu meleburnya 2 inti haploid yang menghasilkan satu inti diploid,
dan 3..meiosis yaitu pembelahan reduksi yang menghasilkan inti haploid. Bentuk dan cara reproduksi jamur sangat beraneka ragam, dan dapat dipakai sebagai dasar untuk menggolongkan jamur itu .
penggolongan jamur Ada beberapa kelas jamur, yaitu Acrasiomycetes (Jamur lendir selular),
Myxomycetes (Jamur lendir sejati), Phycomycetes (Jamur tingkat rendah), dan Eumycetes (Jamur tingkat tinggi). Eumycetes terdiri atas 3 kelas yaitu
Ascomycetes, Basidiomycetes, dan Deuteromycetes (Fungi imperfecti). Sistem tata nama jamur memakai nama binomial, yang terdiri nama
genus dan nama khusus atau spesies. Nama famili dengan akhiran –aceae, nama order
dengan akhiran –ales, dan nama kelas dengan akhiran –mycetes.
1. ACRASIOMYCETES
Jamur ini yaitu golongan jamur lendir selular, yang hidup bebas di dalam tanah, biasanya diisolasi dari tanah humus. Bentuk vegetatifnya berupa sel
berinti satu yang amoeboid, seperti protozoa uniselular atau yaitu amoeba haploid, dan dinamakan juga pseudoplasmodium. Ciri-ciri sel jamur ini yaitu dapat bergerak diatas media padat (pseudopodia), makan dengan cara fagositosis, contoh dengan memakan bakteri. Sifatnya yang mirip fungi yaitu adanya stadium badan buah, dan terbentuknya spora. Struktur spora seperti bentuk kista dari amoeba.
Perkembang biakan jamur ini dimulai dari berkecambahnya spora, lalu sel memperbanyak diri membentuk pseudoplasmodium, lalu sel-sel
beragregasi dan akan membentuk badan buah, akhirnya terbentuk sporokarp yang menghasilkan spora kembali. Contoh jamur ini yaitu Dictyostelium mucoroides dan D. discoideum.
2. MYXOMYCETES
Jamur ini yaitu jamur lendir sejati. Jamur ini dapat berada pada kayu terombak, guguran daun, kulit kayu, dan kayu. Bentuk vegetatifnya dinamakan
plasmodium. Plasmodium yaitu masa sitoplasma berinti banyak dan tidak dibatasi oleh dinding sel yang kuat. Sel-selnya memiliki gerakan amoeboid
diatas substrat. Cara makan dengan fagositosis. bila plasmodium merayap ke tempat yang kering, akan terbentuk badan buah. Badan buah menghasilkan spora
berinti satu yang diselubungi dinding sel. Spora berasal dari inti-inti plasmodium. Struktur pada semua stadium sama, yaitu seperti sel soenositik dengan adanya aliran sitoplasma. Perkembang biakan jamur ini dimulai dari sel vegetatif haploid hasil
perkecambahan spora. Sel itu sesudah menggandakan diri akan mengadakan plasmogami dan kariogami yang menghasilkan sel diploid. Sel diploid yang
berkembang menjadi plasmodium yang selnya multinukleat namun uniselular, lalu membentuk badan buah berbentuk sporangium. Sporangium
itu menghasilkan spora haploid. Contoh jamur ini yaitu Lycogala epidendron, Cribraria rufa , dan Fuligo septica.
3. PHYCOMYCETES
Jamur ini termasuk jamur benang yang memiliki hifa tidak bersepta, sel vegetatif multinukleat, atau dinamakan thalus soenositik. Secara vegetatif dapat
memperbanyak diri dengan potongan-potongan hifa, dan menghasilkan spora aseksual dalam sporangium (sporangiospora). Perkembang biakan secara generatif
denganmembentuk spora seksual. berdasar cara terbentuknya spora dibagi menjadi 2 macam, 1. Oospora, hasil peleburan antara gamet-gamet yang tidak sama besarnya, 2. Zyang ospora, hasil peleburan gamet-gamet yang sama besarnya. berdasar tipe sporanya maka jamur ini juga dapat digolongkan
dalam Oomycetes dan Zyang omycetes. Contoh jamur yang termasuk klas Oomycetes yaitu Saprolegnia sp. (jamur air). dan jamur patogen seperti Phytophthora infestans (pemicu penyakit potato blight), Plasmopora viticola (pemicu penyakit embun tepung pada tumbuhan ). Jamur yang termasuk Zyang omycetes ada 3 order, yaitu Mucorales, Entomophthorales, dan Zoopagales. Jamur yang penting dari golongan Mucorales yaitu Mucor sp. Dan Rhizopus sp. Rhizopus nigricans yaitu jamur roti, R. oryzae, R. olyang osporus, dan R. stolonifer yaitu jamur yang biasa dipakai pada
fermentasi tempe.
4. ASCOMYCETES
Ciri jamur ini memiliki hifa bersepta, dan dapat membentuk konidiofor. Secara vegetatif dapat berkembang biak dengan potongan hifa, dan pada beberapa jenis dapat menghasilkan konidia secara aseksual. tahap konidi jamur ini dinamakan
juga tahap imperfect. Fungi yang hanya dalam bentuk tahap imperfect dinamakan fungi imperfecti (Deuteromycetes). Secara generatif dapat membentuk badan buah yang dinamakan askokarp, yang di dalamnya ada askus (kantong) yang menghasilkan
askospora.Askospora yaitu hasil kariogami dan meiosis.
Pembentukan askospora ada 4 cara, yaitu:
-. Peleburan sel-sel kelamin lalu oogonium menjadi askus.
- Dari hife askogen muncul organ-organ tertentu yang mengandung inti rangkap
-. Konyugasi langsung seperti pada khamir.
-. Pembelahan sel miselium.
berdasar bentuknya dapat dibedakan 3 macam askus, yaitu
1.Cleistothecium, bentuknya bulat, kasar dan tidak memiliki lubang khusus untuk jalan keluarnya spora.
2. Perithecium, bentuk bulat seperti labu, memiliki osteol untuk jalan keluarnya spora.
3.Apothecium, bentuk seperti cawan atau mangkuk, bagian permukaan terdiri atas himenium yang mengandung askus-askus dalam lapisan
palisade, dari lapisan itu dapat dilepaskan askospora.
Contoh jamur ini yang penting yaitu genus Aspergillus dan Penicillium. Jamur ini biasanya dapat menghasilkan pigmen hitam, coklat, merah, dan hijau.
Pigmen itu dapat dipakai untuk mengidentifikasi jenis-jenis jamur itu . Jamur ini biasanya dapat merombak bahan organik seperti kayu, buah, kulit, dan sisa-sisa tumbuhan . Spesies seperti P. roqueforti dan P. camemberti dapat dipakai untuk flavour (aroma). Penicillium notatum dan Penicillium chrysogenum untuk produksi antibiotik penisilin. Jamur Aspergillus niger untuk fermentasi asam sitrat, Aspergillusoryzae dan Aspergillus wentii untuk fermentasi kecap.
5. BASIODIOMYCETES
Ciri khusus jamur ini yaitu memiliki basidium berbentuk seperti gada, tidak bersekat, dan mengandung 4 basidiospora di ujungnya. Pada jamur
tertentu memiliki hymenium atau lapisan-lapisan dalam badan buah. Hymenium ada pada mushroom, maka dinamakan juga Hymenomycetes.
Hymenium terdiri dari basidia, hifa steril, parafisa, dan cysts. Basidia berasal dari hifa dikariotik, sel ujungnya membesar, inti ikut membesar, 2 inti melebur
menghasilkan 1 inti diploid, lalu membelah reduksi menjadi 4 inti haploid yang menjadi inti basidiospora. Tipe kelamin basidiospora terdiri atas 2 negatif dan
2 positif. Akumulasi basidiospora dapat dilihat dari warnanya, yaitu seperti tepung halus berwarna coklat, hitam, ungu, kuning, dan sebagainya. Contoh jamur ini
yaitu Pleurotus sp (Jamur Tiram), Cyantus sp., dan khamir Sporobolomyces sp.
6. DEUTEROMYCETES (FUNGI IMPERFECTI)
Semua jamur yang tidak memiliki bentuk (tahap ) seksual dimasukkan ke dalam kelas Deuteromycetes. Jamur ini yaitu bentuk konidial dari klas
Ascomycetes, dengan askus tidak bertutup atau hilang sebab evolusi. Jamur ini juga tidak lengkap secara seksual, atau dinamakan paraseksual. Proses plasmogami, kariogami dan meiosis ada namun tidak terjadi pada lokasi tertentu dari badan vegetatif, atau tidak terjadi pada tahap perkembangan tertentu. Miseliumnya bersifat homokariotik. Contoh jamur ini yaitu beberapa spesies Aspergillus, Penicillium,
dan Monilia.
Identifikasi Jamur Benang
Untuk mengidentifikasi jamur benang lebih diutamakan pengujian sifat morfologinya, namun perlu juga pengujian sifat fisiologi. Hal-hal yang perlu
diperhatikan pada pengamatan morfologi jamur benang yaitu :
-. Tipe badan buah, bentuk, ukuran, warna, letak spora atau konidi. Bentuk sporangiofor atau konidiofor, kolumela atau vesikula.
-. Bentukan khusus, contoh adanya stolon, rhizoid, sel kaki, apofisa, klamidospora, sklerosia, dan lain-lain
-. Tipe hifa, bersepta atau tidak, jernih atau keruh, dan berwarna atau tidak.
-. Tipe spora, seksual (oospora, zyang ospora, askospora, atau basidiospora) aseksual (sporangiospora, konidia, atau oidia)
KHAMIR
Khamir atau dinamakan yeast, yaitu jamur bersel satu yang mikroskopik, tidak berflagela. Beberapa genera membentuk filamen (pseudomiselium). Cara hidupnya sebagai saprofit dan parasit. Hidup di dalam
tanah atau debu di udara, tanah, daun-daun, nektar bunga, permukaan buah-buahan, di tubuh serangga, dan cairan yang mengandung gula seperti sirup, madu dan lain lain. Khamir berbentuk bulat (speroid), elips, batang atau silindris, seperti buah jeruk, sosis, dan lain-lain. Bentuknya yang tetap dapat dipakai untuk identifikasi. Khamir dapat dimasukkan ke dalam klas Ascomycetes, Basidiomycetes dan Deuteromycetes.
1. Perkembang biakan sel khamir
Perkembang biakan sel khamir dapat terjadi secara vegetatif dan secara generatif (seksual). Secara vegetatif (aseksual), (a) dengan cara bertunas
(Candida sp., dan khamir biasanya ), (b) pembelahan sel (Schizosaccharomyces sp.), dan (c) membentuk spora aseksual (klas Ascomycetes). Secara generatif dengan carakonyugasi (reproduksi seksual). Konyugasi khamir ada
3 macam, yaitu (a) konyugasi isogami (Schizosaccharomyces octosporus), (b)
konyugasi heterogami (Zygosaccharomyces priorianus), dan konyugasi askospora
pada Zygosaccharomyces sp. dan Schizosaccharomyces sp. (sel vegetatif haploid),
dan pada Saccharomyces sp., dan Saccharomycodes sp. (sel vegetatif diploid).
2. Identifikasi khamir
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengidentifikasi khamir yaitu :
1. Ada tidaknya askospora, kalau ada bagaimana pembentukannya (konyugasi isogami, heterogami, atau konyugasi askospora), bentuk, warna, ukuran, dan
jumlah spora.
2. Bentuk, warna, dan ukuran sel vegetatifnya.
3. Cara reproduksi aseksual (bertunas, membelah, dsb)
4. Ada tidaknya filamen atau pseudomiselium.
5. Pertumbuhan dalam medium dan warna koloninya.
6. sifat fisiologi, contoh sumber karbon (C) dan nitrogen (N), kebutuhan vitamin, bersifat oksidatif atau fermentatif, atau keduanya, lipolitik, uji pembentukan asam, pemakaian pati, dan lain-lain.
Seperti algae, protozoa yaitu golongan lain yang termasuk protista eukariotik. Walaupun kadang antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Beberapa organisme bersifat antara algae dan protozoa.
contoh algae hijau Euglenophyta, selnya berflagela dan yaitu sel tunggal yang berklorofil, namun dapat mengalami kehilangan klorofil dan kemampuan untuk berfotosintesa. Semua spesies Euglenophyta yang mampu hidup pada nutrien komplek tanpa adanya cahaya, beberapa ilmuwan memasukkannya ke
dalam filum protozoa. contoh strain mutan algae genus Chlamydomonas yang tidak berklorofil, dapat dikelaskan sebagai protozoa genus Polytoma. ini
contoh bagaimana sulitnya membedakan dengan tegas antara algae dan protozoa. Protozoa dibedakan dari prokariot sebab ukurannya yang lebih besar, dan
selnya eukariotik. Protozoa dibedakan dari algae sebab tidak berklorofil, dibedakan dari jamur sebab dapat bergerak aktif dan tidak berdinding sel, dan
dibedakan dari jamur lendir sebab tidak dapat membentuk badan buah.
1. Habitat Protozoa
Protozoa biasanya hidup bebas dan ada di lautan, lingkungan air tawar, atau daratan. Beberapa spesies bersifat parasitik, hidup pada organisme
inang. Inang protozoa yang bersifat parasit dapat berupa organisme sederhana seperti algae, sampai vertebrata yang kompleks, termasuk kita . Beberapa
spesies dapat tumbuh di dalam tanah atau pada permukaan tumbuh-tumbuhan. Semua protozoa perlu kelembaban yang tinggi pada habitat apapun.
Beberapa jenis protozoa laut yaitu bagian dari zooplankton. Protozoa laut yang lain hidup di dasar laut. Spesies yang hidup di air tawar dapat berada di danau, sungai, kolam, atau genangan air. Ada pula protozoa yang tidak bersifat parasit yang hidup di dalam usus termit atau di dalam rumen hewan ruminansia.
2. Morfologi Protozoa
Protozoa tidak memiliki dinding sel, dan tidak mengandung selulosa atau khitin seperti pada jamur dan algae. Kebanyakan protozoa memiliki bentuk
khusus , yang ditandai dengan fleksibilitas ektoplasma yang ada dalam membran .sel. Beberapa jenis protozoa seperti Foraminifera memiliki kerangka luar sangat
keras yang tersusun dari Si dan Ca. Beberapa protozoa seperti Difflugia, dapat mengikat partikel mineral untuk membentuk kerangka luar yang keras. Radiolarian
dan Heliozoan dapat menghasilkan skeleton. Kerangka luar yang keras ini sering berada dalam bentuk fosil. Kerangka luar Foraminifera tersusun dari CaO2
sehingga koloninya dalam waktu jutaan tahun dapat membentuk batuan kapur. Semua protozoa memiliki vakuola kontraktil. Vakuola dapat berperan
sebagai pompa untuk mengeluarkan kelebihan air dari sel, atau untuk mengatur tekanan osmosa. Jumlah dan letak vakuola kontraktil berbeda pada setiap spesies.
Protozoa dapat berada dalam bentuk vegetatif (trophozoite), atau bentuk istirahat yang dinamakan kista. Protozoa pada keadaan yang tidak menguntungkan Dapat membentuk kista untuk mempertahankan hidupnya. Saat kista berada pada keadaan yang menguntungkan, maka akan berkecambah menjadi sel vegetatifnya. Protozoa yaitu sel tunggal, yang dapat bergerak secara khas memakai pseudopodia (kaki palsu), flagela atau silia, namun ada yang tidak dapat bergerak aktif. berdasar alat gerak yang dipunyai dan mekanisme gerakan inilah protozoa digolongkan ke dalam 4 kelas. Protozoa yang bergerak secara amoeboid digolongkan ke dalam Sarcodina, yang bergerak dengan flagela dimasukkan ke dalam Mastigophora, yang bergerak dengan silia digolongkan ke dalam Ciliophora, dan yang tidak dapat bergerak serat yaitu parasit hewan dan kita digolongkan ke dalam Sporozoa. tahun 1980, Commitee on Systematics and Evolution of the Society of Protozoologist, menggolongkan protozoa menjadi 7 kelas baru, yaitu Sarcomastigophora, Ciliophora, Acetospora, Apicomplexa, Microspora,
Myxospora, dan Labyrinthomorpha. Pada penggolongan yang baru ini, Sarcodina dan
Mastigophora digabung menjadi satu golongan Sarcomastigophora, dan Sporozoa sebab anggotanya sangat beragam, maka dipecah menjadi lima kelas.
Contoh protozoa yang termasuk Sarcomastigophora yaitu genera Monosiga, Bodo, Leishmania, Trypanosoma, Giardia, Opalina, Amoeba, Entamoeba, dan Difflugia. Anggota golongan Ciliophora antara lain genera Didinium, Tetrahymena, Paramaecium, dan Stentor. Contoh protozoa golongan Acetospora
yaitu genera Paramyxa. Apicomplexa beranggotakan genera Eimeria, Toxoplasma, Babesia, Theileria. Genera Metchnikovella termasuk golongan
Microspora. Genera Myxidium dan Kudoa yaitu contoh anggota golongan Myxospora.
3. Fisiologi Protozoa
Protozoa biasanya bersifat aerobik nonfotosintetik, namun beberapa protozoa dapat hidup pada lingkung ananaerobik (contoh: pada saluran pencernaan
kita atau ruminansia). Protozoa aerobik memiliki mitokondria yang mengandung enzim untuk etabolisme aerobik, dan untuk menghasilkan ATP
melalui proses transfer elektron dan atom hidrogen ke oksigen. Protozoa biasanya memperoleh makanan dengan memangsa organisme lain (bakteri) atau partikel organik, baik secara fagositosis dan pinositosis. Protozoa yang hidup di lingkungan air, maka oksideng dan air dan molekul-molekul
kecil dapat berdifusi melalui membran sel. Senyawa makromolekul yang tidak dapat berdifusi melalui membran, dapat masuk sel secara pinositosis. Tetesan
cairan masuk melaluisaluran pada membran sel, saat saluran penuh lalu masuk ke dalam membran yang berikatan denga vakuola. Vakuola kecil terbentuk,
lalu dibawa ke bagian dalam sel, lalu molekul dalam vakuola dipindahkan ke sitoplasma.
Partikel makanan yang lebih besar dimakan secara fagositosis oleh sel yang bersifat amoeboid dan anggota lain dari golongan Sarcodina. Partikel
dikelilingi oleh bagian membran sel yang fleksibel untuk ditangkap lalu dimasukkan ke dalam sel oleh vakuola besar (vakuola makanan). Ukuran vakuola
mengecil lalu mengalami pengasaman. Lisosom memberi enzim ke dalam vakuola makanan itu untuk mencernakan makanan, lalu vakuola membesar kembali. Hasil pencernaan makanan didispersikan ke dalam sitoplasma secara pinositosis, dan sisa yang tidak tercerna dikeluarkan dari sel. Cara inilah
yang dipakai protozoa untuk memangsa bakteri.
Pada golongan Ciliata, ada organ mirip mulut di permukaan sel yang dinamakan sitosom. Sitosom dapat dipakai menangkap makanan dengan dibantu silia. Sesudah makanan masuk ke dalam vakuola makanan lalu dicernakan, sisanya dikeluarkan dari sel melalui sitopig yang terletak disamping sitosom.
4. Perkembangbiakan Protozoa
Protozoa dapat berkembang biak secara seksual dan aseksual. Secara aseksual protozoa dapatmengadakan pembelahan diri menjadi 2 anak sel (biner),
namun pada Flagelata pembelahan terjadi secara longitudinal dan pada Ciliata secara transversal. Beberapa jenis protozoa membelah diri menjadi banyak sel (schizogony). Pada pembelahan schizogony, inti membelah beberapa kali lalu diikuti pembelahan sel menjadi banyak sel anakan. Perkembangbiakan
secara seksual dapat melalui cara konjugasi, autogami, dan sitogami. Protozoa yang memiliki habitat atau inang lebih dari satu dapat memiliki beberapa cara perkembangbiakan. contoh spesies Plasmodium
dapat melakukan schizogony secara aseksual di dalam sel inang kita , namun dalam sel inang nyamuk dapat terjadi perkembangbiakan secara seksual. Protozoa
biasanya berada dalam bentuk diploid. Protozoa biasanya mampu untuk memperbaiki selnya
yang rusak atau terpotong. Beberapa Ciliata dapat memperbaiki selnya yang tinggal 10 % dari volume sel asli asalkan inti selnya tetap ada.
virus
Virus yaitu suatu partikel yang masih diperdebatkan statusnya apakah ia termasuk makhluk hidup atau benda mati. Virus dianggap benda mati sebab ia
dapat dikristalkan, sedang virus dikatakan benda hidup, sebab virus dapat memperbanyak diri (replikasi) dalam tubuh inang. Para ahli biologi terus mengungkap hakikat virus ini sehingga akhirnya partikel itu digolongkan sebagai makhluk hidup dalam dunia tersendiri yaitu virus.Virus yaitu organisme non-seluler, sebab ia tidak memilki kelengkapan seperti sitoplasma,
organel sel, dan tidak bisa membelah diri sendiri.
Penyelidikan tentang objek-objek berukuran sangat kecil di mulai sejak berada nya mikroskop oleh Antony Van Leeuwenhoek (1632-1723) perkembangan mikroskop ini mendorong berbagai penemuan dibidang biologi salah satunya partikel mikroskopik yaitu virus.
Beberapa tokoh dalam penemuan virus pertama yaitu:
-. Martinus W. Beijerinck (1896, Belanda)
Ia menemukan bahwa partikel itu dapat bereproduksi pada tumbuhan , tapi tidak pada medium pertumbuhan bakteri. Ia menganggap bahwa partikel itu
hanya dapat hidup pada makhluk hidup yang diserangnya.
- Wendel M. Stanley (1935, Amerika)
Ia berhasil mengkristalkan partikel itu . Partikel mikroskopis itu lalu dinamai TMV (Tobacco Mosaic Virus).
- Adoft Mayer (1883, Jerman)
ujicoba diawali dari munculnya penyakit bintik kuning pada daun tembakau. Ia mencoba menyemprotkan getah tumbuhan sakit ke tumbuhan sehat,
hasilnya tumbuhan .
-. Dmitri Ivanovski (1892, Rusia)
Ia mencoba menyaring getah tumbuhan yang sakit dengan filter bakteri sebelum disemprotkan ke tumbuhan sehat. Hasilnya, tumbuhan sehat tetap tertular. Ia menganggap bahwa ada partikel yang lebih kecil lagi dari bakteri yang lolos saringan yang menularkan penyakit.
Virus
Virus berasal dari bahasa yunani Venom yang berarti racun. Virus yaitu parasit mikroskopik yang menginfeksi se lorganisme biologis. biasanya virus
yaitu partikel tersusun atas elemen genetik (genom) yang mengandung salah satu asam nukleat yaitu asam deoksiribonukleat (DNA) atau asam ribonukleat
(RNA) yang dapat berada dalam dua kondisi yang berbeda, yaitu secara intraseluler dalam tubuh inang dan ekstrseluler diluar tubuh inang. Virus memiliki sifat hidup dan mati. Sifat hidup (seluler) yaitu memiliki asam nukleat namun tidak keduanya (hanya DNA atau RNA), dapat bereproduksi dengan replikasi dan hanya dapat dilakukan didalam sel inang (parasit obligat intraseluler). Sifat mati (aseluler) yaitu dapat di kristalkan dan dicairkan. Struktur berbeda dengan sel dan tidak melakukan metabolisme sel. Partikel virus secara keseluruhan saat berada di luar inang yang terdiri dari asam nukleat yang dikelilingi oleh protein dikenal dengan nama virion. Virion tidak melakukan aktivitas biosinteis dan reproduksi. Pada saat virion memasuki sel inang, baru lalu akan terjadi proses reproduksi. Virus saat memasuki sel inang akan mengambil alih aktivitas inang untuk menghasilkan komponen komponen pembentuk virus.
Bentuk dan Ukuran virus
Bentuk virus bervariasi dari segi ukuran, bentuk dan komposisi kimiawinya. Bentuk virus ada berbentuk bulat, oval, memanjang, silindariis, dan ada juga
berbentuk T. Ukuran Virus sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan memakai mikroskop elektron, ukuran virus lebih kecil dibandingkan bakteri. Ukurannya berkisar dari 0,02 mikrometer sampai 0,3 mikrometer (1 μm = 1 atau 1000 .mm). Unit pengukuran virus biasanya dinyatakan dalam nanometer (nm). 1 nm
yaitu 1 atau 1000 mikrometer dan seperjuta milimeter. Virus cacar yaitu salah satu virus yang ukurannya terbesar yaitu berdiameter 200 nm, dan virus polio
yaitu virus terkecil yang hanya berukuran 28 nm.
Kabsid
Kapsid yaitu lapisan pembungkus tubuh virus yang tersusun atas protein. Kapsid terdiri dari beberapa kapsomer yang terikar satu sama lain. Fungsi: Mempermudah penempelan pada proses penembusan ke dalam sel. Memberi bentuk virus, Pelindung dari kondisi lingkungan yang merugikan,
isi ada di sebelah dalam kapsid berupa materi genetik atau molekul pembawa sifat keturunan yaitu DNA atau RNA. Virus hanya memiliki satu asam nukleat saja yaitu satu DNA atau satu RNA saja, tidak kedua-duanya. Asam nukleat sering bergabung dengan protein dinamakan nukleoprotein. Virus tumbuhan atau hewan berisi RNA atau DNA, virus fage berisi DNA. Kepala virus berisi DNA, RNA dan diselubungi oleh kapsid. Kapsid tersusun oleh satu unit protein yang dinamakan kapsomer. Serabut ekor yaitu bagian yang berupa jarum dan berfungsi untuk menempelkan tubuh virus pada sel inang. Ekor ini melekat pada kepala kapsid. Struktur virus ada 2 macam yaitu virus telanjang dan virus terselubung (bila ada selubung luar (envelope) yang terdiri dari protein dan lipid). Ekor virus
terdiri atas tabung bersumbat yang dilengkapi benang atau serabut. Khusus untuk virus yang menginfeksi sel eukariotik tidak memiliki ekor.
Pengembangbiakan Virus
Virus memanfaatkan metabolisme sel penjamu untuk membantu sintesis protein virus dan virion baru; jenis sel yang dapat diinfeksi oleh virus dapat sedikit
dapat banyak. Untuk tujuan diagnosti, sebagian besar virus ditumbuhkan dalam biakan sel, baik turunan sel sekunder atau kontinu; pemakaian telur embrionik dan
hewan ujicoba untuk membiakan virus hanya dilakukan untuk investigasi khusus. Jenis biakan sel untuk mengembangbiakan virus sering berasal dari
jaringan tumor, yang dapat dipakai secara terus menerus. Replikasi virus dalam biakan sel dapat di deteksi dengan tahap-tahap replikasi :
1. Peletakan atau Adsorpsi yaitu tahap penempelan virus pada dinding sel inang. Virus menempelkan sisi tempel atau reseptor site ke dinding sel bakteri.
2. Penetrasi sel inang yaitu enzim dikeluarkan untuk membuka dinding sel bakteri. Molekul asam.nukleat (DNA atau RNA) virus bergerak melalui pipa
ekor dan masuk ke dalam sitoplasma sel melalui dinding sel yang terbuka. Pada virus telanjang, proses penyusupan ini dengan cara fagositosis virion
(viropexis), pada virus terselubung dengan cara fusi yang diikuti masuknya nukleokapsid ke sitoplasma.
3. Eklipase : asam nukleat virus memakai asam nukleat bakteri untuk membentuk bagian tubuh virus
4. Pembentukan virus (bakteriofage) baru : bagian tubuh virus yang terbentuk digabungkan untuk menjadi virus baru. 1 sel bakteri dihasilkan 100 – 300 virus baru
5. Pemecahan sel inang : pecahnya sel bakteri. Dengan terbentuknya enzim lisoenzim yang melarutkan dinding sel bakteri sehingga pecah dan keluarlah virus-virus baru yang mencari sel bakteri lain.
# FOTO . Replikasi Virus
penggolongan Virus
Nama famili ditandai dengan akhiran viridae. Nama subfamili diberi akhiran virinae. Nama akhiran genus diberi akhiran virus. berdasar kriteria:
1. Jenis asam nukleat (DNA atau RNA) berantai ganda atau tunggal
2. Ukuran dan morfologi termasuk tipe simetri kapsid
3. Adanya enzim khusus , polimerase RNA dan DNA yang penting bagib replikasi genom
4. Kepekaan terhadap zat kimia dan keadaan fisik
5. Cara penyebaran alamiah
6. Gejala yang muncul
7. Ada tidaknya selubung
8. banyaknya kapsomer untuk virus ikosohedarial atau diameter nukleokapsid untuk virus helikoidal.
Saat ini sudah lebih dari 61 famili virus diidentifikasi, 21 diantaranya memiliki anggota yang mampu menyerang kita dan binatang. Menurut RNA, famili virus dibagi menjadi : , Flaviviridae,,Orthomyxoviridae
,Bunyaviridae ,Reoviridae ,Arenaviridae ,Retroviridae
, Contohronaviridae ,Picontohrnaviridae, Rhabdoviridae
,Caliciviridae , Filoviridae ,Togaviridae , Paramyxoviridae,
Menurut DNA, famili virus dibagi menjadi :
Herpesviridae ,Parvoviridae,Hepadnaviridae, Poxviridae
, Adenoviridae ,Papovaviridae
Selain itu ada golongan virus yang belum bisa digolongkan sebab sifat nya belum diketahui.
Peran Virus
Didalam kehidupan, virus memiliki 2 peran, yaitu peran virus sebagai mikroorganisme yang menguntungkan, dan yang merugikan. Virus yang menguntungkan: Virus berperan penting dalam bidang rekayasa
genetika sebab dapat dipakai untuk cloning gen(reproduksi DNA yang secara genetis identik). contoh yaitu virus yang membawa gen untuk
mengendalikan pertumbuhan serangga. Virus juga dipakai untuk terapi gen kita sehingga diharapkan penyakit genetis, seperti diabetes dan kanker dapat
disembuhkan. Virus yang merugikan :Virus yang dapat merugikan sebab memicu berbagai jenis penyakit pada kita , hewan dan tumbuhan.
Penyakit – Penyakit Akibat Virus
Proses infeksi virus dapat melalui berbagai jaringan.
Melalui saluran pernafasan; contoh : virus influenza pemicu influensa, virus rubeola pemicu campak, ronavirus pemicu SARS, virus variola pemicu penyakit cacar, virus varicella pemicu penyakit cacar air.
Melalui saluran pencernaan; contoh : virus hepatitis A,B, poliomielitis pemicu polio, rotavirus pemicu diare.
Melalui kulit dan mukosa genitalia; contoh : virus herpes simplex ,pemicu stomatitis, flavivirus pemicu DBD, rabies pemicu rabies, cytomegalovirus pemicu hepatitis Melalui plasenta; contoh : virus rubella, cytomegalovirus.
Beberapa virus yang merugikan
1. Virus Hepatitis
Hepatitits yaitu istilah yang berarti radang hati dan dapat dipicu oleh berbagai virus yang berbeda seperti virus hepatitis A, B, C, D, E. sebab perkembangan penyakit kuning yaitu fitur sifat penyakit hati.
a) virus Hepatitis A (HAV)
Anggota virus famili picornaviridae, genus hepatovirus, virus RNA tidak berselubung berukuran 28-32 nm, hanya terdiri dari satu serotipe. Epidemiologi : Sumber ledakan kasus biasanya air minum dan makanan yang
tercemar. Sebagian besar infeksi diarea endemis (negara berkembang, golongan sosial ekonomi rendah). Kebanyakan bersifat asimtomatis. Pernah terjadi ledakan kasus akibat pengelolaan makanan yang terinfeksi dan ingesti kerang yang tercemar.
Patogenesis : Transmisi terjadi secara fekal-oral. Dengan masa tunas 3-5 minggu (rata-rata 30 hari). Virus ada dalam darah sejak 2 minggu sebelum hingga 1 minggu sesudah muncul ikterus dan sedikit lama di tinja. Semua golongan usia rentan terjangkit infeksi hepatitis A dan keparahan penyakit meningkat seiring
peningkatan usia. Kadang kadang HAV juga ditularkan melalui kontak seksual (anal-oral) dan transfusi darah.
Sebagian besar kasus terjadi pemulihan sempurna, dengan respons antibodi khusus yang menetap seumur hidup. Tidak ada carrier atau penyakit kronis.
Diagnosis : diagnosis ditegakan denga melalui pemerikasaan serologi (EIA) terhadap IgM khusus HAV (Infeksi Akut) atau IgG (status imun)
Terapi : pengobatan simtomatik dan suportif.
Pencegahan : Sanitasi yang adekuat dan higiene perorangan yang baik akan menurunkan tranksmisi HAV. Vaksin inaktif sudah tersedia untuk perlindungan
secara aktif. personal dapat secara pasif terlindungi dengan memakai imunoglobolin.
b) Virus Hepatitis B (HBV)
Dari beberapa penyakit akibat virus hepatitis, virus hepatitis B memperoleh perhatian lebih besar secara global. Hepatitis B yaitu penyakit menular
yang serius dan umum dari hati. yaitu anggota dari famili hepadnaviridae, virus DNA berukuran kecil beruntai ganda parsial 3,2 kb yang mengkode tiga
protein permukaan, yaitu antigen permukaan (HbsAg), Antigen inti (HbcAG), protein pra inti (HbeAg), protein polimerase aktif yang besar, dan protein
transaktivator.
Epidemiologi : Virus hepatitis B tersebar ke seluruh dunia, dengan lebih dari 200 carrier. Sekitar 10 % pasien hepatitis B akut akan menjadi kronis. Inseden
bervariasi berbanding terbalik dengan usia sekitar 90 % pada neunatus dan < 10 % pada orang dewasa akan mengalami hepatitis B kronis.Patogenesis : HBV ditransmisikan melalui rute parenteral (melalui darah dan produk darah), kongenital, dan seksual. Secara vertikal melalui pasase di jalan lahir (ini yaitu cara penularan di afrika dan asia). Masa tunas 50-180 hari. Replikasi virus hepar memicu lisis hepatosit oleh sel T sitoracun . Kerusakan hepar pulih dalam 8-12 minggu pada ≥ 90% kasus ; menjadi carrier kronis (HBsAg
menetap > 6 bulan). 95% bayi baru lahir dari ibu carrier ini akan menjadi carrier jika tidak di obati. Penyakit yang di sebabkan oleh HBV yaitu Hepatitis akut,
kronis, dan fulminan; sirosis hepatis; dan karsinoma hepatoseluler.
Diagnosis : tes serologis dilakukandengan immunoassay untuk mendeteksi HBcAg, HBeAg, dan antibodi terhadap HBcAg (IgM dan IgG), anti HBsAg;
deteksi asam nukleat.
Terapi : interferon-α, lamivudin, atau adefovir.
Pencegahan; vaksin HBV. Imunoglobulin HBV untuk profilaksi pascapajanan dan neonatus dari ibu carrier. Tidak ada terapi khusus antiviral untuk hepatitis B akut.
Pencegahan dengan melakukan pemeriksaan penyaring terhadap donor darah produk darah, pemakaian alat dan jarum sekali pakai, dan sterilisasi yang efisien
terhadap instrumen medis. Tersedia vaksin HbsAg rekombinan dan perlu diberikan kepada golongan berisik, petugas kesehatan. Imunoglobulin khusus
(imunisasi pasif) dapat diberikan kepada orang yang belum memiliki kekebalan
namun terpajan HBV (contoh: : pada luka tertusuk jarum suntik) dan kepala bayi yang
lahir dari ibu dengan HbeAg positif (carrier).
c) Virus Hepatitis C (HCV)
HCV yaitu virus RNA yang masih berkaitan dengan genus pestivirus dari famili flaviviridae dengan diameter 4-50 nm. ada variabilitas genom yang
tertinggi dengan sedikitnya enam genotip berbeda (paling tidak ada enam 1-6) dan beberapa subtipe.
Epidemiologi :HCV ada diseluruh dunia. Prevalensi antibodi bervariasi antara < 1 % di AS dan Eropa barat dan 2% di italia bagian selatan, Spanyol, dan Eropa
Tengah. Angka prevalen yang lebih tinggi, hingga 20%, terdeteksi di Mesir. Angka prevalensi yang tinggi juga di jumpai pada para pemakai narkoba intravena.
Patogenesis :HCV memiliki patogenesis seperti dengan HBV; namun , berbeda dengan HBV infeksi meningkat menjadi hepatitis kronis pada 60-80% kasus. Masa
tunas 2-6 bulan. Sebagian besar inveksi tidak memicu gejala (80%) dan kasus simtomatis hepatitis yang terjadi biasanya ringan
Diagnosis : ditegakkan dengan pemeriksaan serologi yaitu EIA untuk mendeteksi antibodi HCV dan dengan metode deteksi asam nukleat.
Terapi : interferon-α dan ribavirin.
Pencegahan : metodenya sama dengan pencegahan HBV.
d) Virus Hepatitis D (HDV)
Virus hepatitis D yaitu sebuah virus RNA cacat yang dapat bereplikasi hanya pada sel yang terinveksi HBV.
Epidemiologi : tersebar di seluruh dunia. Prevalensi tinggi di area mediterania, Afrika, Amerika Selatan, Jepang, dan Timur Tengah. Virus ini juga memiliki cara
penularan dan golongan resiko yang sama dengan yang ditemui pada HBV.
Patogenesis : infeksi berupa ko-infeksi bersama HBV.
Diagnosis : serologi (EIA) dapat dipakai untuk mendeteksi antibodi dan antigen HDV.
Pencegahan :Vaksin HBV
e) Virus Hepatitis E (HEV)
Morfologi, ukuran dan susunan genom mirip calicivirus namun virus ini belum digolongkan tersendiri. Serotipe tunggal. Epidemiologi :endemis di sub komtinen India, Asia Tenggara, Timur Tengah, Afrika Utara, Dan Amerika Tengah. Sumber ledakan kasus yaitu air dan makanan yang tercemar. Di negara maju kasus sporadis berada pada pelancong yang baru
kembali dari area endemis.
Patogenesis : penularan melalui fecal-oral dan melalui transfusi darah di negara endemis (jarang). Masa tunas 6 minggu. Infeksi memicu pembentukan antibodi
IgM dan IgM khusus . Penyakit yang dipicu oleh HEV yaitu hepatitis akut swasirna tanpa tanda-tanda infeksi kronis. Angka kematian tinggi (10-20%) pada
wanita hamil.
Diagnosis : serologi; deteksi asam nukleat.
2. Human Immunodeficiency Virus (HIV)
yaitu anggota subfamili lentivirinae dari famili retroviridae. Virus RNA berselubung. Dengan diameter 100-150 nm. HIV yaitu retrovirus yang biasanya menyerang organ vital sistem kekebalan kita seperti sel
TCD4+(sejenis sel T), makrofaf, dan sel dendritik. Bereplikasi melalui DNA perantana memakai DNA polimer yang dikendalikan oleh RNA (reverse
transcriptase). ada 2 tipe yaitu: HIV-1 dan HIV-2. HIV-1 dibagi menjadi 3 golongan : golongan M, O, N.
Epidemiologi: sejak tahun 1981 sudah terjadi penyebaran HIV ke seluruh dunia. Perkiraan prevalensi diseluruh dunia sangat bervariasi. golongan utama yang berisiko terinfeksi HIV yaitu : Homoseksual, Pemakai narkoba intravena,
Penderita Hemofilia dan penerima transfusi darah. Orang yang sering berganti pasangan seksual, anak yang lahir dengan ibu yang terinveksi HIV, kontak
heteroseksual dengan orang yang terinfeksi.
Patogenesis: HIV secara langsung dan tidak langsung merusak sel T CD4+, padahal sel T CD4+ diperlukan agar sistem kekebalan tubuh berfungsi baik. Jika
HIV membasmi sel T CD4+ sampai ada kurang dari 200 sel T CD4+
permikroliter(μL) darah, kekebalan selular hilang, dan akibatnya yaitu kondisi yang dinamakan AIDS. Infeksi akut HIV diteruskan dengan infeksi HIV laten klinis sampai terjadinya gejala infeksi HIV awal dan lalu AIDS, yang diidentifikasi berdasar jumlah sel T CD4+ di dalam darah dan adanya infeksi tertentu. AIDS
yaitu bentuk terparah akibat infeksi HIV. Sesudah infeksi primer, berlangsung tahap infeksi asimtomatik selama 2-15 tahun. Selama periode ini terjadi produksi
HIV dalam jumlah besar dan menurun jumlah limfosit. Penyakit yang diakibatkan oleh HIV, AIDS ditandai oleh penyakit berat akibat infeksi generalisasi oleh
bakteri, virus, jamur, protosoa bahkan tumor.
Diagnosis : deteksi antigen dan antibodi HIV-khusus melalui tes aglutinasi partikel pasif (PPAT), EIA, dan western blot (WB). metode molekular untuk
mendeteksi HIV, perhitungan jumlah virus (viral load), dan penemuan resistensi obat sudah menjadi bagian yang penting dalam diagnosis dan penganan klinis pasier.
Terapi : ada beberapa kelas obat antiretroviral untuk mengobati untuk mengobati yaitu: nucleoside reverse transscriptase inhibitor (contoh: : zidovudin,
lamivudin), non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor (contoh: : nevarapin dan delavirdin), inhibitor protease (contoh: indinavir, retonavir), dan inhibitor fusi (T-20 enfuvirtide). Kombinasi tiga jenis obat (highly active antiretroviral therapy atau HAART) yaitu terapi baku yang sudah di terima. Pencegahan dan pengendalian: belum ada obat antivirus HIV. Belum ada vaksin, pemeriksaan untuk semua donor darah dan donor organ, kampanye informasi, program gantian jarum dan pemakaian kondom.
--Virus parainfluenza
Virus parainfluenza yaitu pemicu terbesar dari sindroma batuk rejan, bronkiolitis dan penyakit demam saluran nafas bagian atas. Untuk virusinfluenza bukan pemicu terbesar terjadinya sidroma saluran pernafasan
kecuali hanyaepidemi-epidemi saja. Pada bayi dan anak-anak, virus influenza yaitu pemicu terjadinya lebih banyak penyakit saluran nafas bagian
atas dari pada saluran nafas bagian bawah.
-- Virus campak
Campak yang dinamakan measlesatau rubeolayaitu suatu penyakit infeksi akut yang sangat menular, dipicu oleh paramixovirus yang biasanya menyerang anak-anak. Penyakit ini ditularkan dari orang ke orang melalui percikan liur (droplet) yang terhirup . Virus campak sangat peka terhadap temperatur sehingga virus ini menjadi tidak aktif pada suhu 37 derajat Celcius atau bila dimasukkan ke dalam lemari es selama beberapa jam. bDengan pembekuan lambat maka infektivitasnya akan hilang. Gejala-gejala
eksantem akut, demam, kadang kataral selaput lendir dan saluran pernapasan, gejala-gejala mata, lalu diikuti erupsi makulopapula yang berwarna merah
dan diakhiri dengan deskuamasi dari kulit. Campak yaitu penyakit yang menular yang dapat menginfeksi anak-anak pada usia dibawah 15 bulan, anak usia
sekolah atau remaja dan kadang kala orang dewasa. Campak endemis di warga metropolitan dan mencapai proporsi untuk menjadi epidemi setiap 2-4 tahun saat
ada 30-40% anak yang rentan atau belum memperoleh vaksinasi. Pada warga , epidemi cenderung terjadi lebih luas dan lebih berat. Setiap orang yang sudah terkena campak akan memiliki imunitas seumur
hidup.
--Virus mumps
Mumps virus yaitu RNA virus yang termasuk dalam genus Rubulavirus. Virus ini yaitu virus yang memiliki amplop dan pada sepanjang permukaannya ada tonjolan-tonjolan yang terlihat mirip paku-paku yang
besar. Penyakit akibat infeksi dari mumps virus yaitu penyakit beguk, bahasa Inggrisnya mumps.Virus ini menyerang kelenjar air liur (kelenjar parotid). Gejala bila seseorang terinfeksi mumps virus yaitu pembengkakan pada kelenjar parotid, panas tinggi,dan sakit pada saat menelan. pengobatan dapat dilakukan dengan cara memberi Paracetamol atau
Acetaminophen pada anak yang menderita gejala demam. Penyakit mumps dapat dicegah dengan cara imunisasi. Nama imunisasi untuk mencegah
infeksi mumps virus yaitu MMR (untuk pertahanan terhadap Measles, Mumps, dan Rubella). Penyakit mumps dapat menular dari satu orang ke orang
lainnya melalui droplet ludah atau kontak langsung dengan bahan yang terkontaminasi oleh ludah yang terinfeksi. Orang yang sudah pernah terinfeksi
mumps virus tidak akan terinfeksi untuk kedua kalinya. ini sebab mumps virus hanya memilliki satu jenis antigen virus yang dapat menyerang korbannya.
--Virus Rabies
Virus rabies yaitu single stranded RNA, berbentuk seperti peluru berukuran 180 x 75 μm. Sampai saat inisudah dikenal 7 genotip Lyssavirus dimana
genotip 1yaitu pemicu rabies yang paling banyak di dunia.Virus ini bersifat labil dan tidak viable bila berada diluar inang. Virus menjadi tidak aktif bila
terpapar sinar matahari,sinar ultraviolet, pemanasan 1 jam selama 50menit, pengeringan, dan sangat peka terhadap pelarut alkalis seperti sabun, desinfektan,
dan alkohol 70%.Reservoir utama rabies yaitu anjing domestik. Rabies yaitu penyakit zoonosis yang dipicu oleh virus RNA dari genus Lyssavirus, famili Rhabdoviridae,virus berbentuk seperti peluru yang bersifat neurotropis,menular dan sangat ganas. Reservoir utama rabies yaitu anjing domestik. Sebagian besar kasus (98%) dipicu oleh gigitan anjing, sedang
sisanya oleh hewan lain seperti monyet dan kucing. Rabies yaitu infeksi virus akut yang menyerang sistem saraf pusat kita danmamalia. Penyakit ini sangat
ditakuti sebab prognosisnya sangat buruk. Pada pasien yang tidak divaksinasi, kematian mencapai 100%.
-- Virus Herpes Simpleks (HSV)
Virus Herpes Simpleks yaitu virus DNA yang dapat memicu infeksi akut pada kulit yang ditandai dengan adanya vesikel yang bergolongan di .atas kulit yang sembab. Ada 2 tipe virus herpes simpleks yang sering menginfeksi yaitu : a) HSV-Tipe I (Herpes Simplex virus Type I), b) HSV-Tipe II (Herpes Simplex Virus Type II). HSV-Tipe I biasanya menginfeksi area mulut dan wajah
(Oral Herpes), sedang HSV-Tipe II biasanya menginfeksi area genital dan sekitar anus (Genital Herpes). HSV-1 memicu munculnya gelembung berisi
cairan yang terasa nyeri pada mukosa mulut, wajah, dan sekitar mata. HSV-2 atau .herpes genital ditularkan melalui hubungan seksual dan menyebakan gelembung
berisi cairan yang terasa nyeri pada membranmukosa alat kelamin. Infeksi pada vagina terlihat seperti bercak dengan luka. Pada pasien mungkin muncul iritasi,
penurunan kesadaran yang ditambah pusing, dan kekuningan pada kulit (jaundice) dan kesulitan bernapas atau kejang. Penyebaran terjadi melalui kontak langsung (rute utama penularan (HSV-2) yaitu melalui aktivitas seksual). Masa tunas bervariasi (2-12 hari).
-- Virus Varisela-Zoster (VZV)
yaitu virus DNA terselubung, berdiameter 150-200 nm.
memicu penyakit cacar air. Virus ini tersebar di seluruh dunia. Infeksi di peroleh secara dini pada masa kanan-kanak. Penyebaran melalui droplet atau kontak langsung dengan cairan vesikel. Masa tunas 2 minggu dengan rentang 7-23 hari. Virus masuk melalui traktus respiratorius diikuti oleh viremia dan ruam
generalisata (cacar air). Pencegahan pasif dengan imunoglobolin zoster (ZIG) untuk melindungi golongan seronegatif yang berisiko mengalami infeksi VZV, yaitu
wanita hamil dan pasien dengan gangguan imunitas. Pencegahan pasif dengan virus yang dilemahkan.
-- Virus Dengue
Virus Dengue hanya dapat hidup dalam sel hidup, yaitu salah satu virus yang termasuk dalam famili Flavividae. Virion Dengue yaitu partikelsferis dengan diameter nukleokapsid 30nm dan ketebalan selubung 10 mm, sehingga diameter virion kira-kira 50 nm. Genon virus Dengue terdiri dari asam ribonuleat berserat tunggal , panjangnya kira-kira 11 kilibasa. Genon terdiri dari protein structural dan protein non structural, yaitugen C mengkode sintesa nukleokapsid (Capsid), gen M mengkode sintesa protein M (Membran) dangan E mengkode sentesa glikoprotein selubung (Envelope).
Virus dengue memiliki 4 jenis serotipe yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Masing-masing tipe memiliki subtipe (strain) yang jumlahnya ratusan,
sesuai area atau asal virus itu. Serotipe DEN-2 dan DEN-3 yaitu pemicu wabah demam berdarah di Asia Tenggara. Infeksi DD atau DBD dapat ditularkan padakita melalui gigitan vector nyamuk Aedes aegyptidan Aedes albopictus betina. Virus dengue mampu berkembang biak didalam tubuh hospes (kita , monyet, simpanse, kelinci, mencit, marmut, tikus, hamster dan serangga khususnya nyamuk). pengendali dan pencegahan virus dengue dilakukan PSN (pemberantasan sarang nyamuk dengan menguras atau larvasida dan penyemprotan nyamuk dewasa dengan insektisida. pengendali epidemi yang terpenting yaitu dengan membasmi nyamuk vektor betina dewasa. Menghambat perkemabangan nyamuk.
-- Virus Polio
Virus polio yaitu pemicu penyakit polio. Penyakit polio
menyerang pada anak-anak kecil. Polio dapat memicu demam, sakit kepala, muntah,sakit perut,nyeri otot,kekakuan pada leherdan punggung,dan kelumpuhan.Kebanyakanpasien akan pulih,namun dalam kasus yang parah, penyakit ini dapat memicu cacat permanen dan kematian. Penyakit ini sangat menular. Polio menyebar dari orang ke orang, melalui rute dari tinja ke
mulut.Virus memasuki tubuh melalui rute mulut dan akhirnya menyerang sistem saraf pusat. Masa inkubasi 7-14 hari, dengan kurun waktu antara 3-35 hari.
Orang yang diduga terinfeksi harus dirujuk ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut dan isolasi. Dewasa ini,tidak ada pengobatan penyembuhan untuk penyakit itu . Pencegahan dilakukan dengan Vaksinasi.ada dua jenis vaksin polio: Vaksin Polio Oral(OPV) yang diberikan melalui mulutdan Vaksin Polio Inaktivasi(IPV) yang diberikan melalui suntikan.
--Paramyxovirus
Virus RNA berselubunga berbentuk bulat atau pleomorfik, berdiameter 150-300 nm, genom tidak bersegmen. Memiliki 4 genus yaitu: pneumovirus ,
paramyxovirus (parainfluenzavirus tipe 1-4), rubulavirus (virus mumps), mobillivirus (virus campak).
--Pneumovirus (Respiratory syncytial virus (RSV)
Penyakit yang dipicu oleh virus ini yaitu : bronkiolitis. Tersebar diseluruh dunia; aktivitas meningkat selama musim dingin di bagian duniabberiklim dingin dan di sepanjang tahun di area yang lebih panas.
Menginfeksi > 50% bayi berusia < 1 tahun. Penularan terjadi melalui aerosol partikel besar atau benda bergerak; masa tunas 2-8 hari, menginfeksi epitel
traktus respiratorius atas dan lalu menyebar ke seluruh traktus respiratori bawah.
--Virus Influenza tipe A
yaitu pemicu kan penyakit flu burung, salah satu virus yang harus di waspadai yaitu dengan tipe H5N1 (H = Haemagglutinin, N= neuramidase). Virus ini selain dapat menular dari burung ke burung, ternyata dapat pula menular dari burung ke kita . Virus ini termasuk dalam famili Orthomyxoviridae. Virus ini dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari pada suhu 22oC. Virus akan mati pada pemanasan 60o C selama 30 menit atau 56oC selama 3 jam, dengan detergent,
desinfektan contoh: formalin, dan cairan yang mengandung iodine. Medium pertumbuhan (disingkat medium) yaitu tempat untuk menumbuhkan mikroba. Mikroba perlu nutrisi untuk memenuhi kebutuhan
energi dan untuk bahan pembangun sel, untuk sintesa protoplasma dan bagian bagian sel lain. Setiap mikroba bersifat fisiologi tertentu, sehingga
perlu nutrisi tertentu pula. Susunan kimia sel mikroba relatif tetap, baik unsur kimia dan senyawa
yang terkandung di dalam sel. Dari hasil analisa kimia diketahui bahwa penyusun utama sel yaitu unsur kimia C, H, O, N, dan P, yang jumlahnya + 95 % dari berat kering sel, sedang sisanya tersusun dari unsur-unsur lain bila dilihat susunan senyawanya, maka air yaitu bagian terbesar dari sel, sebanyak
80-90 %, dan bagian lain sebanyak 10-20 % terdiri dari protoplasma, dinding sel, lipida untuk cadangan makanan, polisakarida, polifosfat, dan senyawa lain.
. Susunan unsur-unsur penyusun sel bakteri E. coli
Fungsi Nutrisi Untuk Mikroba Setiap unsur nutrisi memiliki peran tersendiri dalam fisiologi sel. Unsur
itu diberikan ke dalam medium sebagai kation garam anorganik yang jumlahnya berbeda-beda tergantung pada keperluannya. Beberapa golongan
mikroba contoh diatomae dan alga tertentu perlu silika (Si) yang biasanya diberikan dalam bentuk silikat untuk menyusun dinding sel. Fungsi dan kebutuhan
natrium (Na) untuk beberapa jasad belum diketahui jumlahnya. Natrium dalam kadar yang agak tinggi diperlukan oleh bakteri tertentu yang hidup di laut, algae hijau biru, dan bakteri fotosintetik. Natrium itu tidak dapat digantikan oleh kation monovalen yang lain. Jasad hidup dapat memakai makanannya dalam bentuk padat dan cair (larutan). Jasad yang dapat memakai makanan dalam bentuk padat tergolong tipe holozoik, sedang yang memakai makanan dalam bentuk cair tergolong tipe holofitik. Jasad holofitik dapat pula memakai makanan dalam bentuk padat, namun makanan itu harus dicernakan lebih dulu di luar sel dengan pertolongan enzim ekstraseluler. Pencernaan di luar sel ini dikenal sebagai extracorporeal digestion. Bahan makanan yang dipakai oleh jasad hidup berfungsi sebagai sumber energi, bahan pembangun sel, dan sebagai aseptor atau donor elektron. Dalam garis besarnya bahan makanan dibagi menjadi tujuh golongan yaitu air, sumber energi, sumber karbon, sumber aseptor elektron, sumber mineral, faktor tumbuh, dan sumber nitrogen.
1..Sumber mineral; mineral yaitu bagian dari sel. Unsur penyusun utama sel yaitu C, O, N, H, dan P. unsur mineral lainnya yang diperlukan sel yaitu K, Ca, Mg, Na, S, Cl. Unsur mineral yang dipakai dalam jumlah sangat sedikit yaitu Fe, Mn, Co, Cu, Bo, Zn, Mo, Al, Ni, Va, Sc, Si, Tu, dan sebagainya yang tidak diperlukan jasad. Unsur yang dipakai dalam jumlah besar dinamakan unsur makro, .dalam jumlah sedang unsur oligo,dan dalam jumlah sangat sedikit unsur mikro. .Unsur mikro sering ada sebagai ikutan (impurities) pada garam unsur makro, dan dapat masuk ke dalam medium lewat kontaminasi gelas tempatnya atau lewat partikel debu. Selain berfungsi sebagai penyusun sel, unsur mineral juga berfungsi untuk mengatur tekanan osmose, kadar ion H+ (kemasaman, pH), dan potensial
oksidasi reduksi (redox potential) medium.
2..Faktor tumbuh; faktor tumbuh yaitu senyawa organik yang diperlukan untuk pertumbuhan (sebagai prekursor, atau penyusun bahan sel) dan nsenyawa ini tidak dapat disintesis dari sumber karbon yang sederhana. Faktor tumbuh sering juga dinamakan zat tumbuh dan hanya diperlukan dalam jumlah sangat
sedikit. berdasar struktur dan fungsinya dalam metabolisme, faktor tumbuh digolongkan menjadi asam amino, sebagai penyusun protein; base purin dan
pirimidin, sebagai penyusun asam nukleat; dan vitamin sebagai gugus prostetis atau bagian aktifdari enzim.
Sumber nitrogen; mikroba dapat memakai nitrogen dalam bentuk amonium, nitrat, asam amino, protein, dan sebagainya. Jenis senyawa nitrogen yang
dipakai tergantung pada jenis jasadnya. Beberapa mikroba dapat memakai nitrogen dalam bentuk gas N2 (zat lemas) udara. Mikroba ini dinamakan mikrobia
penambat nitrogen.
3.. Air; air yaitu komponen utama sel mikroba dan medium. Fungsi air yaitu sebagai sumber oksigen untuk bahan organik sel pada respirasi. Selain itu
air berfungsi sebagai pelarut dan alat pengangkut dalam metabolisme.
4... Sumber energi; ada beberapa sumber energi untuk mikroba yaitu senyawa organik atauanorganik yang dapat dioksidasi dan cahaya cahaya matahari.
5.. Sumber karbon; sumber karbon untuk mikroba dapat berbentuk senyawa organik dan anorganik. Senyawa organik mencakup karbohidrat, lemak, protein, asam amino, asam organik, garam asam organik, polialkohol, dan sebagainya. Senyawa anorganik contoh karbonat dan gas CO2 yang yaitu sumber karbon utama untuk tumbuhan tingkat tinggi.
6.. Sumber aseptor elektron; proses oksidasi biologi yaitu proses pengambilan dan pemindahan elektron dari substrat. sebab elektron dalam sel tidak berada dalam bentuk bebas, maka harus ada suatu zat yang dapat menangkap elektron itu . Penangkap elektron ini dinamakan aseptor elektron. Aseptor elektron
yaitu agensia pengoksidasi. Pada mikrobia yang dapat berfungsi sebagai aseptor elektron yaitu O2, senyawa organik, NO3-, NO2-, N2O, SO4=, CO2, dan Fe3+.
Penggolongan Mikroba berdasar Nutrisi Dan Oksigen
--berdasar sumber energi dan donor elektron
berdasar sumber energi dan sumber donor elektron jasad dapat digolongkan menjadi jasad fotolitotrof, fotoorganotrof, khemolitotrof, dan khemoorganotrof.
--berdasar kebutuhan oksigen
berdasar akan kebutuhan oksigen, jasad dapat digolongkan dalam jasad aerob, anaerob, mikroaerob, anaerob fakultatif, dan kapnofil.
-- berdasar sumber karbon
berdasar kebutuhan karbon jasad dibedakan menjadi jasad ototrof dan heterotrof. Jasad ototrof yaitu jasad yang perlu sumber karbon dalam bentuk anorganik, contoh CO2 dan senyawa karbonat. Jasad heterotrof yaitu jasad yang perlu sumber karbon dalam bentuk senyawa organik. Jasad heterotrof dibedakan lagi menjadi jasad saprofit dan parasit. Jasad saprofit yaitu
jasad yang dapat memakai bahan organik yang berasal dari sisa jasad hidup atau sisa jasad yang sudah mati. Jasad parasit yaitu jasad yang hidup di dalam jasad
hidup lain dan memakai bahan dari jasad inang (hospes)nya. Jasad parasit yang dapat memicu penyakit pada inangnya dinamakan jasad patogen.
-- berdasar sumber energi
berdasar sumber energi jasad dibedakan menjadi jasad fototrof, jika memakai energi cahaya; dan khemotrof, jika memakai energi dari reaksi kimia. Jika didasarkan atas sumber energi dan karbonnya, maka dikenal jasad
fotoototrof, fotoheterotrof, khemoototrof dan khemoheterotrof. Perbedaan dari keempat jasad itu :
--. berdasar sumber donor elektron
berdasar sumber donor elektron jasad digolongkan manjadi jasad litotrof dan organotrof. Jasad litotrof yaitu jasad yang dapat memakai donor elektron dalam bentuk senyawa anorganik seperti H2, NH3, H2S, dan S. jasad organotrof yaitu jasad yang memakai donor elektron dalam bentuk senyawa organik.
Pertumbuhan
mikroba didalam media cair dapat menandakan sifat berdasar kebutuhan oksigen :
Jasad aerob yaitu jasad yang memakai oksigen bebas (O2) sebagai satu satunya aseptor hidrogen yang terakhir dalam proses respirasinya. Jasa anaerob,
sering dinamakan anaerob obligat atau anaerob 100% yaitu jasad yang tidak dapat memakai oksigen bebas sebagai aseptor hidrogen terakhir dalam proses
respirasinya. Jasad mikroaerob yaitu jasad yang hanya perlu oksigen dalam jumlah yang sangat sedikit. Jasad aerob fakultatif yaitu jasad yang dapat hidup dalam keadaan anaerob dan aerob. Jasad ini juga bersifat anaerob toleran. Jasad kapnofil yaitu jasad yang perlu kadar oksigen rendah dan kadar CO2 tinggi.
Interaksi Antar Jasad Dalam memakai Nutrien
Jika dua atau lebih jasad yang berbeda ditumbuhkan bersama-sama dalam suatu medium, maka aktivitas metabolismenya secara kualitatif dan kuantitatif
akan berbeda jika dibandingkan dengan jumlah aktivitas masing-masing jasad yang ditumbuhkan dalam medium yang sama namun terpisah. Fenomena ini yaitu hasil interaksi metabolisme atau interaksi dalam pemakaian nutrisi dinamakan sintropik atau sintropisme atau sinergitik. contoh yaitu bakteri
penghasil metan yang anaerob obligat tidak dapat memakai glukosa sebagai substrat, namun bakteri itu akan segera tumbuh oleh adanya hasil metabolisme
bakteri anaerob lain yang dapat memakai glukosa.
Contoh lain yaitu biakan campuran yang terdiri atas dua jenis mikroba atau lebih sering tidak perlu faktor tumbuh untuk pertumbuhan . Mikroba yang dapat mensintesis bahan selnya dari senyawa organik sederhana dalam medium, akan mengekskresikan berbagai vitamin atau asam amino yang sangat
penting untuk mikroba lainnya. Adanya ekskresi itu memungkinkan tumbuhnya mikroba lain. fakta ini dapat memicu koloni satelit yang dapat dilihat pada medium padat. Koloni satelit hanya dapat tumbuh kalau ada ekskresi dari mikroba lain yang menghasilkan faktor tumbuh esensial bagi mikroba
itu . Bentuk interaksi lain yaitu cross feeding yang yaitu bentuk sederhana dari simbiose mutualistik. Dalam interaksi ini pertumbuhan jasad yang satu
tergantung pada pertumbuhan jasad lainnya, sebab kedua jasad itu saling perlu faktor tumbuh esensiil yang diekskresikan oleh masing-masing jasad.
Medium Pertumbuhan Mikroba
Susunan dan kadar nutrisi suatu medium untuk pertumbuhan mikroba harus seimbang agar mikroba dapat tumbuh optimal. ini perlu dikemukakan
mengingat banyak senyawa yang menjadi zat penghambat atau racun bagi mikroba jika kadarnya terlalu tinggi (contoh garam dari asam lemak, gula, dan
sebagainya). Banyak alga yang sangat peka terhadap fosfat anorganik. Disamping itu dalam medium yang terlalu pekat aktivitas metabolisme dan pertumbuhan
mikroba dapat berubah. Perubahan faktor lingkungan memicu aktivitas fisiologi mikroba dapat terganggu, bahkan mikroba dapat mati. Medium perlu kemasaman (pH) tertentu tergantung pada jenis jasad
yang ditumbuhkan. Aktivitas metabolisme mikroba dapat mengubah pH, sehingga untuk mempertahankan pH medium ditambahkan bahan buffer. Beberapa
komponen penyusun medium dapat juga berfungsi sebagai buffer.
Macam Medium Pertumbuhan :
a. Medium diperkaya
Medium-medium diperkaya yaitu medium yang ditambah zat tertentu yaitu nutrisi khusus untuk jenis mikroba tertentu. Medium ini dipakai untuk memicu kultur diperkaya (enrichment culture) dan untuk
mengisolasi mikroba khusus , dengan cara mengatur faktor lingkungan (suhu, pH, cahaya), kebutuhan nutrisi khusus dan sifat fisiologinya. sehingga dapat
disusun medium diperkaya untuk bakteri yang bersifat khemoheterotrof, khemoototrof, fotosintetik, dan untuk mikroba lain yang bersifat khusus .
b. Medium dasar atau basal mineral
Medium dasar yaitu medium yang mengandung campuran senyawa anorganik. Medium dasar ini lalu ditambah zat lain bila diperlukan, contoh sumber karbon, sumber energi, sumber nitrogen, faktor tumbuh, dan faktor lingkungan yang penting seperti pH dan oksigen dan tekanan osmosis.
c. Medium sintetik
Medium sintetik yaitu medium yang seluruh susunan kimia dan kadarnya sudah diketahui dengan pasti. contoh yaitu medium dasar yang ditambah
NH4Cl (medium 1) dengan sumber karbon berupa gas CO2, bila diinkubasikan dalam keadaan gelap dapat dipakai untuk menumbuhkan bakteri nitrifikasi
khemoototrof, contoh bakteri Nitrosomonas. Bakteri ini memperoleh energi dari oksidasi amonium, selain itu amonium juga berfungsi sebagai sumber nitrogen.
Contoh lain yaitu medium dengan susunan sama dengan medium 1 namun ditambah glukosa (medium 2). Dalam keadaan aerob yaitu medium untuk
perbanyakan jamur dan bakteri yang bersifat heterotrof. Glukosa berfungsi sebagai sumber karbon dan sumber energi. Dalam keadaan anaerob, medium ini dapat
dipakai untuk menumbuhkan bakteri fakultatif anaerob dan anaerob obligat. Energi diperoleh dari hasil fermentasi glukosa. Untuk menumbuhkan mikroba yang perlu faktor tumbuh dapat memakai medium yang komposisinya sama dengan medium 2 namun ditambah asam nikotinat (vitamin) sebagai faktor tumbuh (medium 3).
d.. Medium kompleks
Medium kompleks yaitu medium yang susunan kimianya belum diketahui dengan pasti. contoh medium ini yaitu medium dasar yang ditambah glukosa dan ekstrak khamir (medium 4). Susunan kimia ekstrak khamir tidak diketahui secara pasti, namun mengandung berbagai faktor tumbuh yang sering
diperlukan oleh mikroba. Medium ini dapat untuk menumbuhkan mikroba khemoheterotrof aerob dan anaerob baik yang perlu dan yang tidak
perlu faktor tumbuh.
e.. Medium diperkaya
Medium-medium diperkaya yaitu medium yang ditambah zat tertentu yaitu nutrisi khusus untuk jenis mikroba tertentu. Medium ini dipakai untuk memicu kultur diperkaya (enrichment culture) dan untuk
mengisolasi mikroba khusus , dengan cara mengatur faktor lingkungan (suhu, pH, cahaya), kebutuhan nutrisi khusus dan sifat fisiologinya. sehingga dapat
disusun medium diperkaya untuk bakteri yang bersifat khemoheterotrof, khemoototrof, fotosintetik, dan untuk mikroba lain yang bersifat khusus .
tahap -tahap Pertumbuhan Mikroorganisme
4 tahap kurva pertumbuhan mikroorganisme, yaitu :
1. tahap lag , 2. tahap log 3. tahap stationer,
4. tahap kematian,
1. tahap Lag atau Adaptasi.
Jika mikroba dipindahkan ke dalam suatu medium, mula-mula akan mengalami tahap adaptasi untuk menyesuaikan dengan kondisi lingkungan
di sekitarnya. Lamanya tahap adaptasi ini dipengaruhi oleh beberapa factor, diantaranya:
-Jumlah inokulum ,Jumlah awal sel yang semakin tinggi akan mempercepat tahap adaptasi.
tahap adaptasi mungkin berjalan lambat sebab beberapa sebab, contoh : -mutan yang baru dipindahkan dari tahap statis ke medium baru dengan komposisi sama seperti sebelumnya. -kultur dipindahkan dari medium yang mengandungbanyak nutrien ke medium yang kandungan nutriennya terbatas,
- Medium dan lingkungan pertumbuhan Jika medium dan lingkungan pertumbuhan sama seperti medium dan lingkungan sebelumnya, mungkin tidak diperlukan waktu adaptasi. namun jika nutrient yang tersedia dan kondisi lingkungan yang baru berbeda dengan
sebelumnya, diperlukan waktu penyesuaian untuk mensintesa enzim .
2. tahap Log atau Pertumbuhan Eksponensial.
Pada tahap ini mikrobamembelah dengan cepat dan konstan mengikuti kurva logaritmik. Pada tahap ini kecepatan pertumbuhan sangat dipengaruhi oleh
medium tempat tumbuhnya seperti pH dan kandungan nutrient, juga kondisi lingkungan termasuk suhu dan kelembaban udara. Pada tahap ini mikroba
perlu energi lebih banyak dari pada tahap lainnya. Pada tahap ini kultur paling peka terhadap keadaan lingkungan. Akhir tahap log, kecepatan
pertumbuhan populasi menurun disebab kan :
Adanya hasil metabolisme yang mungkin beracun atau dapat menghambat pertumbuhan mikroba.. Nutrien di dalam medium sudah berkurang.
3. tahap Stationer
Pada tahap ini jumlah populasi sel tetap sebab jumlah sel yang tumbuh sama dengan jumlah sel yang mati. Ukuran sel pada tahap ini menjadi lebih kecil sebab sel tetap membelah walau zat-zat nutrisi sudah habis. sebab kekurangan zat nutrisi, sel kemungkinan memiliki komposisi yang berbeda dengan sel yang tumbuh pada tahap logaritmik. Pada tahap ini sel-sel lebih tahan terhadap keadaan ekstrim seperti panas, dingin, radiasi, dan bahan-bahan kimia.
4. tahap Kematian
Pada tahap ini sebagian populasi mikroba mulai mengalami kematian sebab beberapa sebab yaitu:
1. Nutrien di dalam medium sudah habis.
2. Energi cadangan di dalam sel habis.
Kecepatan kematian bergantung pada kondisi nutrien, lingkungan, dan jenis mikroba.
Kecepatan Pertumbuhan Mikroorganisme Dan Waktu Lipat Dua Pengetahuan mengenai kecepatan pertumbuhan bersifat penting dalam menentukan keadaan atau status kultur sebagai kesatuan.
Waktu generasi (tg) Waktu yang diperlukan oleh suatu kultur untuk memperbanyak jumlah atau
massa atau komponen sel sebanyak 2x lipat, dinamakan juga waktu lipat dua.
Macam-Macam Metode Pengukuran Pertumbuhan Mikroorganisme Metode pengukuran pertumbuhan mikroorganisme dapat dibedakan menjadi metode langsung dan tidak langsung. Contoh metode langsung hitungan mikroskopik (memakai hemositometer), dipakai untuk mengukur pertumbuhan bakteri pada susu atau vaksin dan hitungan cawan dipakai untuk
mengukur pertumbuhan bakteri susu, air, makanan, tanah, dan lain-lain. Contoh metode tidak langsung yaitu :
- berdasar kadar nitrogen, bila suspensi biakan kental dan tidak homogen
- berdasar aktivitas biokimia, memakai uji mikrobiologis
-. berdasar kekeruhan, bila suspensi biakan cair dan homogen
- berdasar berat kering sel, bila suspensi biakan kental dan tidak homogen
Hitungan mikroskopik memakai ruang penghitung hemositometer memiliki kelebihan cepat dalam pengerjaannya, namun memiliki beberapa
kekurangannya, yaitu : tingkat kesalahan tinggi, sel mati bisa terhitung, sel ukuran kecil sulit terlihat . Metode ini tidak sesuai untuk sel yang densitasnya rendah. Hitungan cawan dapat dilakukan dengan metode : -Cawan tuang (pour plate method)
- Cawan sebar (spread plate method)
Penerapan metode cawan tuang, terlebih dahulu dilakukan :
1. Satu seri pengenceran terhadap contoh
2. Ambil pengenceran tertentu
Metode tidak langsung melalui kekeruhan atau turbiditasdengan melihat massa sel. Metode ini memakai alat : spektrofotometer. Dengan alat ini dapat
ditentukan nilai absorbansi (a) atau kerapatan optik (od=optikal density). Sebelumnya perlu dibuat kurva baku untuk mengetahui jumlah sel. Kelebihan:
cepat, mudah, tidak merusak sample Kekurangan : sel hidup dan sel mati tidak terukur.
Metode tidak langsung melalui berat kering sel, dilakukan dengan tahapan ,antaralain :
1. Menyaring atau sentrifugasi massa sel
2. Mencuci dengan aquadest atau buffer
3. Dikeringkan dalam oven, bila suhu 800 C perlu waktu 24 jam
atau1100 C selama 8 jam
4. lalu ditimbang sehingga diperoleh berat kering sel
8.9 faktor Lingkungan Pertumbuhan Mikroorganisme
Setiap mikroorganisme memiliki respons yang berbeda terhadap faktor lingkungan (suhu, pH, O, salinitas, dsb.)
Suhu, tinggi rendahnya suhu mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme. Bakteri dapat tumbuh dalam rentang suhu minus 50 C sampai 800 C, namun
bagaimanapun juga setiap species memiliki rentang suhu yang pendek yang ditentukan oleh peka itas sistem enzimnya terhadap panas. Bakteri dapat
digolongkan berdasar pada kisaran suhu pertumbuhan , yaitu :
1. Psikrofil yaitu bakteri yang dapat tumbuh pada suhu 00 C sampai 200 C. Suhu ideal nya sekitar 150C. sifat istimewa dari semua bakteri psikrofil yaitu akan tumbuh pada suhu 0 – 5 0 C.
2. Mesofil yaitu bakteri yang dapat tumbuh pada suhu 200 C sampai 450 C. sifat istimewa dari semua bakteri mesofil yaitu kemampuannya untuk tumbuh pada suhu tubuh (37 0C) dan tidak dapat tumbuh pada suhu di atas 450 C. Bakteri mesofil dapat dibedakan menjadi dua golongan , yaitu:
-Yang memiliki suhu pertumbuhan ideal 35 – 400C, termasuk organisme yang tumbuh baik pada tubuh inang berdarah panas.
-Yang memiliki suhu pertumbuhan ideal 20 – 300C, termasuk tumbuhan saprofit.
3. Termofil yaitu bakteri yang dapat tumbuh pada suhu 35 0C atau lebih. .Bakteri termofil dapat dibedakan menjadi dua golongan :
- Obligat termofil yaitu organisme yang dapat tumbuh pada suhu di atas suhu 500 C, dengan suhu pertumbuhan ideal di atas 60 0C.
-Fakultatif termofil yaitu organisme yang dapat tumbuh pada suhu 370C, dengan suhu pertumbuhan ideal 45 – 60 0C.