Tampilkan postingan dengan label kuman 3. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kuman 3. Tampilkan semua postingan

Selasa, 12 April 2022

kuman 3










halaman  3



-Media semi solid  dibuat dengan tujuan:  
untuk mencegah atau menekan difusi oksigen, contoh  pada media Nitrate Broth, kondisi anaerob atau sedikit oksigen meningkatkan  metabolisme nitrat, namun  bakteri ini juga diharuskan tumbuh merata di 
seluruh media
agar   pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke 
seluruh media, namun  tidak mengalami percampuran sempurna jika  tergoyang. contoh , bakteri yang tumbuh pada media Nitrogen free  Bromthymol Blue (NfB) semisolid akan membentuk cincin hijau kebiruan 
di bawah permukaan media jika media ini cair maka cincin ini dapat dengan mudah hancur. 
-Media cair: media yang tidak mengandung agar contohnya nutrient broth  (NB), lactose broth (LB)
berdasar  komposisinya medium pertumbuhan digolongkan  dalam:
a.Medium semi sintesis yaitu; media yang sebagian komposisinya diketahui  secara pasti contoh PDA yang terdiri dari agar, dekstrosa, dan ekstra kentang 
(ekstra kentang tidak diketahui apa komposisi senyawanya).
b.Medium sintesis yaitu; media yang komposisi zat kimianya (glukosa,  agar, dll) diketahui secara jelas dan pasti; contoh  Glucose Agar, Mac Conkey Agar.
c.Medium non sintesis yaitu; medium yang dibuat langsung dari bahan  dasarnya dengan komposisi yang tidak dapat diketahui secara pasti. Contoh: 
tomato juice agar, Brain Heart Infusion Agar, Pancreatic Extract. berdasar  tujuan pemakaian nya:

a.Medium untuk peremajaan kultur.
b.Medium untuk sifat isasi bakteri dipakai  untuk mengetahui  kemampuan khusus  suatu mikroba. kadang  indikator ditambahkan  untuk menandakan  adanya perubahan kimia. Contohnya, Nitrate Broth, 
Lactose Broth, Arginine Agar.
c.Media untuk isolasi; biasanya  media yang mengandung semua unsur  essensial untuk pertumbuhan; contoh: NA Medium Selektif; medium yang selain mengandung nutrisi juga mengandung 
senyawa tertentu yang berfungsi untuk menghambat atau menekan pertumbuhan  mikroba bukan sasaran. Contoh: media Luria Bertani yang ditambah Amphisilin 
untuk merangsang E. coli tahan  antibiotik dan menghambat kontaminan yang  peka Amphisilin. Salt broth
d. yang ditambah NaCl 4% untuk membasmi  Streptococcus agalactiae yang  toleran terhadap garam. e. Medium diperkaya  : medium yang mengandung bahan dasar untuk  pertumbuhan mikrobia namun  ditambah komponen komplek lainnya seperti  serum, kuning telur atau lainnya.
f.Media diferensial untuk  mengidentifikasi mikroba dari  campurannya berdasar  sifat  khusus  yang ditunjukkan pada media  diferensial, contoh  Triple Sugar Iron Agar (TSIA) yang mampu memilih 
Enterobacteria berdasar  bentuk, warna, ukuran koloni, dan perubahan  warna media di sekeliling koloni.
Syarat – syarat medium agar   mikroba dapat tumbuh biak:
 Medium harus mengandung semua nutrisi yang mudah dipakai  oleh  mikroba  Medium harus memiliki  tekanan osmosis, tegangan muka, pH, Medium tidak mengandung zat-zat penghambat
 Medium harus steril
metode  Isolasi Dan Pembenihan Mikroorganisme 
Pada lingkungan alami mikroba tidak hidup sendiri melainkan bersama-sama  baik itu dari spesies yang berbeda dan  dari jenis makhluk hidup yang bukan 
golongan  mikroba. Jenis mikroba itu  dapat diketahui, dengan melakukan  pemisahan dari makhluk hidup lainnya, yang dikenal dengan istilah isolasi. mengenai  
cara yang umum dipakai  untuk isolasi yaitu  cara suspensi. Cara suspensi  maksudnya yaitu  contoh  mikroba yang sudah  diambil,dibuat suspensi baru 
lalu  suspensi itu ditumbuhkan pada media agar tertentu. Cara ini bertujuan  agar pertumbuhan mikroba dari contoh  pada saat ditumbuhkan pada media agar, 
tidak terlalu menumpuk , Isolat murni dapat diperoleh, bila dilakukan isolasi secara bertahap 
memakai  media yang tepat, contoh: : Nutrient Agar untuk bakteri dan Potato  Dextrose Agar untuk mengisolasi khamir dan kapang. Setiap pertumbuhan koloni 
yang menandakan  kenampakan berbeda harus ditumbuhkan ulang pada media agar  baru dan dilakukan isolasi kembali (reisolasi). Isolasi yaitu  proses atau kegiatan memisahkan mikroba dari campurannya  sehingga diperoleh  kultur murni.
metode  Pengambilan contoh  Sebelum melakukan isolasi terlebih dahulu dilakukan pengambilan contoh . 
Botol atau alat gelas lain yang dipakai  untuk mengambil contoh  hendaknya  disterilkan lebih dahulu. 
1. contoh  Air
Pengambilan contoh  air bergantung kepada keadaan air itu sendiri. Jika berasal  dari air sungai yang mengalir maka botol dicelupkan miring dengan bibir botol  melawan arus air. bila  pengambilan contoh  dilakukan pada air yang tenang,  botol dapat dicelupkan dengan tali, jika ingin mengambil contoh  dari air kran 
maka sebelumnya kran dialirkan dulu beberapa saat dan mulut kran dibakar.
2. contoh  tanah
Jika mikroba yang diinginkan kemungkinan berada di dalam tanah maka cara  pengambilannya disesuaikan dengan tujuan dan kebutuhan. contoh , bila   yang diinginkan mikroba rhizosfer maka contoh  diambil dari sekitar perakaran  dekat permukaan hingga ujung perakaran.Isolasi Dengan Cara Pengenceran
a. Preparasi Suspensi
contoh  yang sudah  diambil lalu  disuspensikan dalam akuades steril.  Tujuan dari metode  ini pada metodenya yaitu  melarutkan atau melepaskan  mikroba dari substratnya ke dalam air sehingga lebih mudah penanganannya.
b. metode  Pengenceran Bertingkat Tujuan dari pengenceran bertingkat, yaitu memperkecil atau mengurangi jumlah  mikroba yang tersuspensi dalam cairan. Penentuan besarnya atau banyaknya 
tingkat pengenceran tergantung kepada perkiraan jumlah mikroba dalam contoh .  dipakai  perbandingan 1 : 9 untuk contoh  dan pengenceran pertama, 
lalu  sehingga pengenceran berikutnya mengandung 1 atau 10 sel mikroba dari  pengenceran sebelumnya.

# FOTO  Pengenceran Bertingkat

c. metode  Penanaman

1. metode  penanaman dari suspensi  metode  penanaman ini yaitu  lanjutan dari pengenceran bertingkat.  Pengambilan suspensi dapat diambil dari pengenceran mana saja, namun   biasanya untuk tujuan isolasi (memperoleh  koloni tunggal) diambil beberapa 
tabung pengenceran terakhir.  Spread Plate (agar tabur ulas)  Spread plate yaitu  metode  menanam dengan menyebarkan suspensi  bakteri di permukaan agar diperoleh kultur murni. 
 Pour Plate (agar tuang) 
metode  ini memakai  agar yang belum padat (> 45oC) untuk dituang  bersama suspensi bakteri ke dalam cawan petri lalu  dihomogenkan  dan dibiarkan memadat. ini akan menyebarkan sel-sel bakteri tidak 
hanya pada permukaan agar saja melainkan sel terendam agar (di dalam agar) sehingga ada  sel yang tumbuh di permukaan agar yang mengandungbanyak  O2 dan ada yang tumbuh di dalam agar yang tidak begitu banyak mengandung  oksigen. 
2. metode  penanaman dengan goresan (streak)
untuk  mengisolasi mikroba dari campurannya atau meremajakan  kultur ke dalam media baru. 
a) Goresan Sinambung 
b) Goresan T. 
c) Goresan Kuadran (streak quadrant).
 Pewarnaan Mikroba
metode dasar dari pewarnaan ini yaitu  ikatan ion antara komponen seluler dari  bakteri dengan senyawa aktif dari pewarna yang dinamakan  kromogen. Terjadi ikatan  ion sebab  adanya muatan listrik baik pada komponen seluler dan  pada pewarna.  berdasar  adanya muatan ini maka dapat dibedakan pewarna asam dan pewarna  basa.
Pewarna asam dapat terjadi bila senyawa pewarna bermuatan negatif. Dalam  kondisi pH mendekati netral dinding sel bakteri cenderung bermuatan negatif, 
sehingga pewarna asam yang bermuatan negatif akan ditolak oleh dinding sel, maka  sel tidak berwarna. Pewarna asam ini dinamakan  juga pewarna negatif. Contoh pewarna  asam contoh : tinta cina, larutan nigrosin, asam pikrat, eosin dan lain-lain. Pewarna 
basa bisa terjadi bila senyawa pewarna bermuatan positif. Sehingga akan diikat oleh  dinding sel bakteri jadi terwarna dan terlihat. Contoh dari pewarna basa contoh  :  metilen blue, Kristal violet, safranin, dan lain-lain. metode  pewarna asam basa ini hanya memakai  satu jenis senyawa pewarna,  metode  ini dinamakan  pewarna sederhana. Pewarna sederhana ini diperlukan untuk  melihat  morfologi, baik bentuk dan  susuna sel. metode  pewarna yang lain  yaitu  pewarna diferensial, yang memakai  senyawa lebih dari satu jenis.  Diperlukan untuk menggolongkan  bakteri contoh , bakteri Gram positif atau  bakteri tahan asam dan tidak tahan asam, juga diperlukan untuk melihat  struktur  bakteri seperti flagella, kapsula, spora dan nukleus. metode  pewarnaan bukan pekerjaan yang sulit namun  perlu ketelitian bekerja dan  mengikuti aturan yang berlaku yakni sbb: 
1. Mempersiapkan kaca obyek. Kaca obyek ini harus bersih dan bebas lemak untuk  memicu  apusan bakteri yang akan diwarnai.
2. Mempersiapkan apusan. Apusan yang baik yaitu  yang tipis dan kering, terlihat  seperti lapisan yang tipis. Apusan ini dapat berasal dari cairan atau padat.
 Biakan cair. Suspensi sel sebanyak satu atau dua macam jarum inokulasi  diletakkan pada kaca obyek, lalu diapuskan pada kaca obyek selebar 1-2 cm. 
biarkan mongering di udara atau di atas api kecil dengan jarak 25 cm.  Biakan padat, bakteri yang dikultur pada medium padat tidak dapat  langsung dibuat apusan seperti dari biakan cair, tapi harus diencerkan dulu.  Letakkan setetes air pada kaca obyek, lalu dengan jarum inokulasi ambil  bakteri dari biakan padat, letakkan pada tetesan air dan apuskan. Biarkan  mongering di udara. Fiksasi dengan pemanasan. Apusan bakteri pada kaca obyek bila tidak 
diletakkan secara kuat, dapat terhapus pada waktu proses pewarnaan lebih  lanjut. Proses peletakan apusan pada kaca obyek dapat dilakukan 
diantaranya dengan cara memanaskan di atas api.
Pewarnaan Spora Spora pada bakteri yaitu  struktur yang tahan terhadap panas dan bahan  kimia. Spora dibentuk oleh bakteri tertentu untuk mengatasi lingkungan yang tidak  menguntungkan bagi bakteri. Contoh bakteri yang membentuk spora yaitu  
Bacillus, Clostridium, Thermactinomyces dan sporocasina. Spora terbentuk di  dalam sel sehingga dinamakan  sebagai endospore. Dalam sel bakteri hanya ada   satu spora.
Unit fisik terkecil dari organisme hidup yaitu  sel. Komposisi material sel  pada semua organisme yaitu  sama yaitu: DNA, RNA, protein, lemak dan  fosfolipid, yang yaitu  komponen dasar semua jenis sel. Namun demikian  pengamatan lebih teliti menandakan  adanya perbedaan sangat mendasar antara sel  bakteri dan cyanobacteria di satu pihak dengan sel hewan dan tumbuhan di lain  pihak.
Ada dua tipe sel yaitu: sel prokariotik dan sel eukariotik. Sel prokariotik  yaitu  tipe sel pada bakteri dan sianobakteria  atau  alga biru (dinamakan  jasad 
prokariot). Sel eukariotik yaitu  tipe sel pada jasad yang tingkatnya lebih  tinggi dari bakteri (dinamakan  jasad eukariot) yaitu khamir, jamur (fungi), alga selain 
alga biru, protozoa dan tumbuhan  dan  hewan.
Sel Prokariotik Tipe sel prokariotik memiliki  ukuran yang lebih kecil dibandingkan  dengan sel eukariotik. Beberapa sel bakteri Pseudomonas hanya berukuran 0,4-0,7µ  diameternya dan panjangnya 2-3µ. Sel ini tidak memiliki  organela seperti  mitokondria, khloroplas dan aparat golgi Inti sel prokariotik tidak memiliki  membran. Bahan genetis ada  di 
dalam sitoplasma, berupa untaian ganda (double helix) DNA berbentuk lingkaran  yang tertutup. Kromosom  bakteri biasanya  hanya satu, namun  juga 
memiliki  satu atau lebih molekul DNA yang melingkar (sirkuler) yang dinamakan   plasmid. Sel prokariotik tidak mengandung organel yang dikelilingi oleh membran.  Ribosom yang dimiliki sel prokariot lebih kecil yaitu berukuran 70 S. Ukuran genom sel prokariot berbeda dengan sel eukariot. Jumlah DNA 
penyusun pada sel prokariot berkisar antara 0,8-8.106
pasangan basa (pb) DNA.  DNA pada sel eukariot memiliki  pasangan basa lebih tinggi, sebagai contoh: 
Neurospora 19.106; Aspergillus niger 40.106
; Jagung 7.109 ; dan kita  29.109 . Sel prokariotik tidak seluruhnya perlu  oksigen, contoh  pada bakteri 
anaerob. 
Sel Eukariotik
Sel eukariotik memiliki  inti sejati yang diselimuti membran inti. Inti sel mengandung bahan genetis berupa genome atau  DNA. Seluruh bahan genetis itu 
tersusun dalam suatu kromosom. Di dalam kromosom ada  DNA yang  berasosiasi dengan suatu protein yang dinamakan  histon. Kromosom dapat mengalami 
pembelahan melalui proses yang dikenal sebagai mitosis. Sel eukariotik juga mengandung organel-organel seperti mitokondria dan khloroplas yang mengandung sedikit DNA. Bentuk DNA dalam ke dua organel  itu  yaitu  sirkuler tertutup (seperti DNA prokariot). Ribosom pada sel  eukariotik lebih besar dibandingkan prokariotik, berukuran 80S. Di dalam sel ini  juga ditemui  organel lain yang bermembran, yaitu aparatus golgi. Pada tumbuhan   organela ini mirip dengan diktiosom. Kedua organel itu  berperan dalam proses  sekresi.
Bakteri
Bakteri yaitu  mikrobia prokariotik uniselular, termasuk kelas  Schizomycetes, berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan sel. Bakteri 
tidak berklorofil kecuali beberapa yang bersifat fotosintetik. Cara hidup bakteri ada yang dapat hidup bebas, parasitik, saprofitik, patogen pada kita , hewan dan tumbuhan. Habitatnya tersebar luas di alam, dalam tanah, atmosfer (sampai ± 10 km diatas bumi), di dalam lumpur, dan di laut. Bakteri memiliki  bentuk dasar bulat, batang, dan lengkung. Bentuk bakteri
juga dapat dipengaruhi oleh umur dan syarat pertumbuhan tertentu. Bakteri dapat mengalami involusi, yaitu perubahan bentuk yang dipicu  faktor makanan,  suhu, dan lingkungan yang kurang menguntungkan bagi bakteri. Selain itu dapat 
mengalami pleomorfi, yaitu bentuk yang bermacam-macam dan teratur walaupun  ditumbuhkan pada syarat pertumbuhan yang sesuai. biasanya  bakteri berukuran  0,5-10µ. berdasar  penggolongan  artifisial yang dimuat dalam buku  Bergey’s  manual of determinative bacteriology  tahun 1974, bakteri digolongkan   berdasar  deskripsisifat morfologi dan fisiologi. Dalam buku ini juga ada   kunci determinasi untuk menggolongkan  isolat bakteri yang baru berada .  Menurut Bergey’s manual, bakteri dibagi menjadi 1 golongan  (grup), dengan  Cyanobacteria pada grup 20. Pembagian ini berdasar  bentuk, sifat gram,  kebutuhan oksigen, dan bila  tidak dapat dibedakan menurut ketiganya maka  dimasukkan ke dalam golongan  khusus., penggolongan  Bakteri
Bakteri berbentuk kokus (bulat)
a. Bakteri kokus gram positif 
Aerobik: Micrococcus, Staphylococcus, Streptococcus, Leuconostoc Anaerobik: Methanosarcina, Thiosarcina, Sarcina, Ruminococcus
b. Bakteri kokus gram negatif
Aerobik: Neisseria, Moraxella, Acinetobacter, Paracoccus  Anaerobik: Veillonella, Acidaminococcus, Megasphaera. Bakteri berbentuk batang
a. Bakteri gram positif
1. Bakteri gram positif tidak membentuk spora 
Aerobik: Lactobacillus, Listeria, Erysipelothrix, Caryophanon.
2. Bakteri Coryneform dan actinomycetes 
Aerobik Coryneform: Corynebacterium, Arthrobacter, Brevibacterium, Cellulomonas, Propionibacterium, Eubacterium, Bifidobacterium.
Aerobik Actinomycetes: Mycobacterium, Nocardia, Actinomyces,  Frankia, Actinoplanes, Dermatophilus, Micromonospora, Microbispora, Streptomyces, Streptosporangium. Actinomycetes dapat membentuk miselium yang sangat halus dan bercabangcabang. Miselium vegetatif tumbuh di dalam  medium, dan miselium udara ada di permukaan medium. Bakteri ini dapat  berkembang biak dengan spora, secara fragmentasi dan segmentasi, dengan  chlamydospora, dan  dengan bertunas. Bakteri ini biasanya  memiliki  habitat  pada lingkungan dengan pH yang tinggi. Cara hidupnya ada yang bersifat saprofit,  simbiosis dan beberapa sebagai parasit. Frankia yaitu  actinomycetes yang mampu  menambat nitrogen dan dapat bersimbiosis dengan tumbuhan .
3. Bakteri pembentuk endospora 
Aerobik: Bacillus, Sporolactobacillus, Sporosarcina, Thermoactinomyces Anaerobik: Clostridium, Desulfotomaculum, Oscillospira.
b. Bakteri gram negatif: 
--Bakteri gram negatif fakultatif anaerobik 
Fakultatif anaerobik: Escherichia coli, Klebsiella, Enterobacter,  Salmonella, Shigella, Proteus, Serratia, Erwinia, Yersinia, Vibrio, Aeromonas, Photobacterium.
--Bakteri gram negatif anaerobik  Sangat Anaerobik: Bacteroides, Fusobacterium, Leptotrichia.
--Bakteri Methanogens dan arkaebakteria Sangat Anaerobik: Methanobacterium, Methanothermus, 
Methanosarcina,Methanothrix, Methanococcus. Bakteri ini yaitu  pembentuk metan (CH4) dari hasil perombakan bahan organik secara anaerobik
Aerobik: Halobacterium, Halococcus, Thermoplasma. Bakteri ini ada  yang tahan hidup pada kadar garam tinggi dan dan ada yang tahan pada  suhu tinggi.
Anaerobik: Thermoproteus, Pyrodictium, Desulforococcus.
-- Bakteri gram negatif aerobik 
Aerobik: Pseudomonas, Xanthomonas, Zoogloea, Gluconobacter,  Acetobacter, Azotobacter, Azomonas, Beijerinckia, Derxia, Rhizobium,  Agrobacterium, Alcaligenes, Brucella, Legionella, Thermus. Bakteri 
Azotobacter, Beijerinckia, Derxia, Rhizobium termasuk diazotroph yang  dapat menambat nitrogen dari udara. Azotobacter, Beijerinckia, dan  Derxia cara hidupnya bebas tidak bersimbiosis, Rhizobium hidupnya dapat 
bersimbiosis dengan akar tumbuhan  leguminosa dengan membentuk bintil  akar.
--Bakteri gram negatif aerobik khemolitotrofik 
Aerobik: Nitrobacter, Nitrospira, Nitrococcus, Nitrosomonas,  Nitrosospira, Nitrosococcus, Nitrosolobus. Bakteri bakteri itu   biasanya  berperan dalam proses nitrifikasi di dalam tanah. Thiobacillus, 
Sulfolobus, Thiobacterium, Thiovolum, yang yaitu  bakteri yang  berperan dalam proses oksidasi sulfur di alam.
--Bakteri berselubung 
Aerobik: Sphaerotilus, Leptothrix, Cladothrix, Crenothrix. Bakteri  Sphaerotilus biasanya hidup di saluran-saluran air. Leptothrix,dan  Cladothrix yaitu  bakteri yang mampu mengoksidasi besi atau  pemicu  korosi.


Bakteri berbentuk lengkung
a. Bakteri gram negatif spiril dan lengkung 
Aerobik: Spirillum, Aquaspirillum, Azospirillum, Oceanospirillum,  Campylobacter, Bdellovibrio, Microcyclus, Pelosigma. Bakteri  Azospirillum termasuk bakteri penambat nitrogen yang dapat berasosiasi
dengan tumbuhan  gramineae termasuk tumbuhan  padi. Bakteri Bdellovibrio  yaitu  bakteri yang dapat hidup sebagai parasit pada sel bakteri lain 
(parasit bakteri).
b. Bakteri gram negatif lengkung anaerobik 
Anaerobik: Desulfovibrio, Succinivibrio, Butyrivibrio, Selenomonas. bBakteri Desulfovibrio yaitu  salah satu bakteri yang mampu  mereduksi sulfat.
c. Spirochaeta  ,Aerobik dan anaerobik: Spirochaeta, Cristispira, Treponema, Borrelia, Leptospira. Bakteri ini berbentuk benang tipis dan terulir. Dinding sel tipis 
dan lentur. Bakteri ini dapat bergerak dengan cara kontraksi sel menurut  garis sumb selnya. Selnya berukuran 0,1-3 µ x 4-8 µ.

 Bakteri yang termasuk golongan  khusus:
1. Mycoplasma (klas Mollicutes)
Mycoplasma dinamakan  juga PPLO (Pleuropneumonia Like Organisms).  Cirinya yaitu tidak memiliki  dinding sel, atau yaitu  bentuk L dari bakteri  sejati (Eubakteria) atau bentuk speroplas sel eubakteria, sehingga sifatnya mirip  bakteri sejati. Mycoplasma berukuran 0,001-7µ. biasanya  lebih besar dari  Rickettsiae dan dapat dicat dengan cat anilin. Ukuran koloni mencapai 10-600µ. 
Selnya berbentuk kokus, filamen, roset, dan sangat pleomorfik. Selnya dapat  memperbanyak diri dengan pembelahan biner, fragmentasi, dan perkecambahan. 
Cara hidupnya sebagai saprofit atau patogen. Contoh: Mycoplasma mycoides, M.  homonia, M. orale, Acholeplasma,Spiroplasma.
2.. Bakteri anaerobik anoksigenik fototrofik
Bakteri ini memiliki  ciri berpigmen fotosintetik. Ada berbentuk  kokus, batang, dan lengkung. 
3. Bakteri yang merayap (meluncur)
Bakteri ini dapat merayap walaupun tidak berflagela. Bakteri ini selalu bersifat gram negatif. Dalam golongan  ini termasuk beberapa ganggang biru,  beberapa bakteri khemoorganotrof dan beberapa bakteri belerang (sulfur).
golongan  bakteri yang menjadi anggota bakteri merayap (meluncur)  sebagai berikut:
-. Bakteri uniselular, bentuk batang pendek. Contoh: Cytophaga,  Flexibacter,Myxobacteria.
-. Bakteri fototrof yang bergerak merayap. Contoh: Chloroflexus
- Cyanobacteria yang bergerak merayap. Contoh: Oscillatoria.
-Bakteri yang mengandung sulfur intraselular, berbentuk benang.  Contoh:Beggiatoa, Thiothrix, Achromatium.
- Bakteri bebas sulfur, membentuk trikoma (bulu). Contoh: Vitreoscilla,  Leucothrix,Saprospira.



Myxobacteria.
Bakteri yang termasuk myxobacteria memiliki  dinding sel sangat tipis dan lentur. Bakteri ini bersifat gram negatif, dan dapat bergerak  meluncur. Bentuk sel biasanya  memanjang (spoel) dengan ujung runcing. Dalam  siklus hidupnya dapat membentuk badan buah, yang yaitu  kumpulan sel yang  berdifrensiasi.Ukuran badan buah kurang dari 1 mm. Contoh: Chondromyces, 
Myxococcus.


4.. Bakteri bertangkai atau bertunas 
Bakteri ini memiliki  struktur mirip tangkai atau tunas yang yaitu  tonjolan dari sel, atau hasil pengeluaran lendir. Contoh: Hypomicrobium,  Caulobacter,Prosthecomicrobium, Ancalomicrobium, Gallionella, Nevskia.
5. Bakteri parasit obligat: Rickettsiae dan Chlamydiae 
yaitu  bakteri yang berukuran paling kecil, namun  lebih besar dari  virus, yaitu 0,3x2µ. Bentuk sel pleomorfik, dapat berupa batang, kokus, atau  filamen. Bakteri ini cara hidupnya sebagai parasit sejati (parasit obligat) di dalam  sel jasad lain dan bersifat patogen. Hidupnya intraselular di dalam sitoplasma dan  inti sel binatang dan kita . Oleh sebab  itu bakteri golongan  ini yaitu  
pemicu  penyakit, yang biasanya ditularkan oleh vektor serangga. Contoh:  Rickettsia prowazekii, Chlamydia trachomatis, Coxiella burnetii.

berdasar  sifat fisiologinya dapat dibagi menjadi:
1. Familia Thiorhodaceae (bakteri sulfur ungu). Contoh: Thiospirillum sp.,
Chromatium sp.
2. Familia Athiorhodaceae atau Rhodospirillaceae (bakteri sulfur non-ungu). 
Contoh:Rhodospirillum, Rhodopseudomonas.
3. Familia Chlorobiaceae (bakteri sulfur hijau). Contoh: Chlorobium,
Chloropseudomonas, Chlorochromatium.
f. Bakteri aerobik oksigenik fototrofik: Cyanobacteria
Bakteri ini termasuk Myxophyceae atau Cyanophyceae. Sifatnya yang 
mirip bakteri yaitu  dinding selnya terdiri mukokompleks, tidak berdinding inti,  tidak ada mitokondria dan kloroplas. Sifatnya yang berbeda yaitu  dapat  berfotosintesa mirip tumbuhan tingkat tinggi, dan menghasilkan O2. Bakteri ini memiliki  klorofil a dan fikobilin (fikosianin dan fikoeritrin). Bentuk
selnya tunggal (uniselular), koloni, dan benang-benang (filamen). Selnya dapat  bergerak meluncur namun  sangat lambat (250 µ per menit), walau  tidak 
berflagela. Cara hidupnya bebas, dan berasosiasi simbiosis. biasanya  dapat  menambat nitrogen dari udara, dan bersifat fotoautotrof obligat. Contoh: 
Gloeobacter, Gloeocapsa, Dermocarpa, Spirulina, Nostoc, Anabaena, Oscillatoria,  Calothrix, Cylindrospermum. Anabaena azollae dapat bersimbiosis dengan  tumbuhan  paku air Azolla sp. dan Nostoc bersimbiosis dengan jamur membentuk 
Lichenes.
Di dalam dunia mikrobia, jamur termasuk divisio Mycota (fungi). Mycota  berasal dari kata mykes (bahasa Yunani), dinamakan  juga fungi (bahasa Latin). 
beberapa istilah  menyebut jamur, -mushroom yaitu jamur  yang dapat menghasilkan badan buah besar, termasuk jamur yang dapat dimakan, 
-mold yaitu jamur berbentuk seperti benang-benang, -khamir yaitu  jamur bersel satu. Jamur yaitu  jasad eukariot, berbentuk benang atau sel tunggal,
multiseluler atau uniseluler. Sel-sel jamur tidak berklorofil, dinding sel tersusun  dari khitin, dan belum ada diferensiasi jaringan. Jamur bersifat 
khemoorganoheterotrof sebab  memperoleh energi dari oksidasi senyawa organik.  Jamur perlu  oksigen untuk hidupnya (bersifat aerobik). Habitat (tempat hidup) jamur ada  pada air dan tanah. Cara hidupnya 
bebas atau bersimbiosis, tumbuh sebagai saprofit atau parasit pada tumbuhan , hewan  dan kita .
Morfologi Jamur 
Jamur benang terdiri atas massa benang yang bercabang-cabang yang dinamakan  miselium. Miselium tersusun dari hifa (filamen) yang yaitu  benang-benang tunggal. Badan vegetatif jamur yang tersusun dari filamen-filamen dinamakan  thallus.
berdasar  fungsinya dibedakan dua macam hifa, yaitu hifa fertil dan hifa vegetatif. Hifa fertil yaitu  hifa yang dapat membentuk sel-sel reproduksi atau 
spora-spora. bila  hifa itu  arah pertumbuhan   keluar dari media dinamakan   hifa udara. Hifa vegetatif yaitu  hifa yang berfungsi untuk menyerap makanan dari 
substrat. berdasar  bentuknya dibedakan pula menjadi dua macam hifa, yaitu hifa  tidak bersepta dan hifa bersepta. Hifa yang tidak bersepta yaitu  ciri jamur 
yang termasuk Phycomycetes (Jamur tingkat rendah). Hifa ini yaitu  sel yang memanjang, bercabang-cabang, terdiri atas sitoplasma dengan banyak inti 
(soenositik). Hifa yang bersepta yaitu  ciri dari jamur tingkat tinggi, atau yang  termasuk Eumycetes.
Perkembangbiakan jamur
Jamur dapat berkembang biak secara vegetatif (aseksual) dan generatif (seksual). Perkembang biakan aseksual dapat dilakukan dengan fragmentasi 
miselium (thalus) dan pembentukan spora aseksual. Ada 4 cara perkembang biakan  dengan fragmentasi thalus yaitu: 
1. dengan pembentukan tunas, contoh  pada 
khamir, 2. dengan blastospora, yaitu tunas yang tumbuh menjadi spora, contoh   pada Candida sp., 3. dengan arthrospora (oidium), yaitu terjadinya segmentasi pada ujung-ujung hifa, lalu  sel-sel membulat dan akhirnya lepas menjadi spora, contoh  pada Geotrichum sp., dan (d) dengan chlamydospora, yaitu  pembulatan dan penebalandinding sel pada hifa vegetatif, contoh  pada  Geotrichum sp.
Spora aseksual terbentuk melalui 2 cara. Pada jamur tingkat rendah, spora aseksual terbentuk sebagai hasil pembelahan inti berulang-ulang. contoh  spora 
yang terbentuk di dalam sporangium. Spora ini dinamakan  sporangiospora. Pada jamur  tingkat tinggi, terbentuk spora yang dinamakan  konidia. Konidi terbentuk pada ujung  konidiofor, terbentuk dari ujung hifa atau dari konidi yang sudah  terbentuk 
sebelumnya.Perkembangbiakan secara seksual, dilakukan dengan pembentukan spora seksual dan peleburan gamet (sel seksual). Ada dua tipe kelamin (mating type) dari  sel seksual, yaitu tipe kelamin + (jantan) dan tipe kelamin – (betina). Peleburan 
gamet terjadi antara 2 tipe kelamin yang berbeda. Proses reproduksi secara seksual  dibagi menjadi 3 tingkatan, yaitu: 1.plasmogami yaitu meleburnya 2 plasma sel,  2.kariogami yaitu meleburnya 2 inti haploid yang menghasilkan satu inti diploid, 
dan  3..meiosis yaitu pembelahan reduksi yang menghasilkan inti haploid. Bentuk  dan cara reproduksi jamur sangat beraneka ragam, dan dapat dipakai  sebagai  dasar untuk menggolongkan  jamur itu .
penggolongan  jamur Ada beberapa kelas  jamur, yaitu Acrasiomycetes (Jamur lendir selular),
Myxomycetes (Jamur lendir sejati), Phycomycetes (Jamur tingkat rendah), dan Eumycetes (Jamur tingkat tinggi). Eumycetes terdiri atas 3 kelas  yaitu 
Ascomycetes, Basidiomycetes, dan Deuteromycetes (Fungi imperfecti). Sistem tata nama jamur memakai  nama binomial, yang terdiri nama
genus dan nama khusus   atau  spesies. Nama famili dengan akhiran –aceae, nama order
dengan akhiran –ales, dan nama kelas  dengan akhiran –mycetes.
1. ACRASIOMYCETES
Jamur ini yaitu  golongan  jamur lendir selular, yang hidup bebas di  dalam tanah, biasanya diisolasi dari tanah humus. Bentuk vegetatifnya berupa sel 
berinti satu yang amoeboid, seperti protozoa uniselular atau yaitu  amoeba  haploid, dan dinamakan  juga pseudoplasmodium. Ciri-ciri sel jamur ini yaitu  dapat bergerak diatas media padat  (pseudopodia), makan dengan cara fagositosis, contoh  dengan memakan bakteri.  Sifatnya yang mirip fungi yaitu  adanya stadium badan buah, dan terbentuknya  spora. Struktur spora seperti bentuk kista dari amoeba.
Perkembang biakan jamur ini dimulai dari berkecambahnya spora, lalu   sel memperbanyak diri membentuk pseudoplasmodium, lalu  sel-sel 
beragregasi dan akan membentuk badan buah, akhirnya terbentuk sporokarp yang  menghasilkan spora kembali. Contoh jamur ini yaitu  Dictyostelium mucoroides  dan D. discoideum.
2. MYXOMYCETES
Jamur ini yaitu  jamur lendir sejati. Jamur ini dapat berada  pada  kayu terombak, guguran daun, kulit kayu, dan kayu. Bentuk vegetatifnya dinamakan  
plasmodium. Plasmodium yaitu  masa sitoplasma berinti banyak dan tidak  dibatasi oleh dinding sel yang kuat. Sel-selnya memiliki  gerakan amoeboid 
diatas substrat. Cara makan dengan fagositosis. bila  plasmodium merayap ke  tempat yang kering, akan terbentuk badan buah. Badan buah menghasilkan spora
berinti satu yang diselubungi dinding sel. Spora berasal dari inti-inti plasmodium.  Struktur pada semua stadium sama, yaitu seperti sel soenositik dengan adanya  aliran sitoplasma. Perkembang biakan jamur ini dimulai dari sel vegetatif haploid hasil
perkecambahan spora. Sel itu  sesudah  menggandakan diri akan mengadakan plasmogami dan kariogami yang menghasilkan sel diploid. Sel diploid yang 
berkembang menjadi plasmodium yang selnya multinukleat namun  uniselular,  lalu  membentuk badan buah berbentuk sporangium. Sporangium 
itu  menghasilkan spora haploid. Contoh jamur ini yaitu  Lycogala  epidendron, Cribraria rufa , dan Fuligo septica.
3. PHYCOMYCETES
Jamur ini termasuk jamur benang yang memiliki  hifa tidak bersepta, sel vegetatif multinukleat, atau dinamakan  thalus soenositik. Secara vegetatif dapat
memperbanyak diri dengan potongan-potongan hifa, dan menghasilkan spora  aseksual dalam sporangium (sporangiospora). Perkembang biakan secara generatif 
denganmembentuk spora seksual. berdasar  cara terbentuknya spora dibagi  menjadi 2 macam, 1. Oospora, hasil peleburan antara gamet-gamet yang tidak sama besarnya, 2. Zyang ospora, hasil peleburan gamet-gamet yang sama  besarnya. berdasar  tipe sporanya maka jamur ini juga dapat digolongkan  
dalam Oomycetes dan Zyang omycetes. Contoh jamur yang termasuk klas Oomycetes yaitu  Saprolegnia sp. (jamur air). dan jamur patogen seperti Phytophthora infestans (pemicu  penyakit potato blight), Plasmopora viticola (pemicu  penyakit embun tepung pada tumbuhan ).  Jamur yang termasuk Zyang omycetes ada 3 order, yaitu Mucorales,  Entomophthorales, dan Zoopagales. Jamur yang penting dari golongan  Mucorales  yaitu  Mucor sp. Dan Rhizopus sp. Rhizopus nigricans yaitu  jamur roti, R.  oryzae, R. olyang osporus, dan R. stolonifer yaitu  jamur yang biasa dipakai  pada 
fermentasi tempe.
4. ASCOMYCETES 
Ciri jamur ini memiliki  hifa bersepta, dan dapat membentuk konidiofor. Secara vegetatif dapat berkembang biak dengan potongan hifa, dan pada beberapa  jenis dapat menghasilkan konidia secara aseksual. tahap  konidi jamur ini dinamakan  
juga tahap  imperfect. Fungi yang hanya dalam bentuk tahap  imperfect dinamakan  fungi  imperfecti (Deuteromycetes). Secara generatif dapat membentuk badan buah yang  dinamakan  askokarp, yang di dalamnya ada  askus (kantong) yang menghasilkan 
askospora.Askospora yaitu  hasil kariogami dan meiosis.
Pembentukan askospora ada 4 cara, yaitu:
-. Peleburan sel-sel kelamin lalu  oogonium menjadi askus.
- Dari hife askogen muncul  organ-organ tertentu yang mengandung inti rangkap
-. Konyugasi langsung seperti pada khamir.
-. Pembelahan sel miselium.


berdasar  bentuknya dapat dibedakan 3 macam askus, yaitu
1.Cleistothecium, bentuknya bulat, kasar dan tidak memiliki   lubang khusus untuk jalan keluarnya spora.
2. Perithecium, bentuk bulat seperti labu, memiliki  osteol untuk  jalan keluarnya spora.
3.Apothecium, bentuk seperti cawan atau mangkuk, bagian permukaan  terdiri atas himenium yang mengandung askus-askus dalam lapisan 
palisade, dari lapisan itu  dapat dilepaskan askospora.
Contoh jamur ini yang penting yaitu  genus Aspergillus dan Penicillium.  Jamur ini biasanya  dapat menghasilkan pigmen hitam, coklat, merah, dan hijau. 
Pigmen itu  dapat dipakai  untuk mengidentifikasi jenis-jenis jamur itu .  Jamur ini biasanya  dapat merombak bahan organik seperti kayu, buah, kulit, dan  sisa-sisa tumbuhan . Spesies seperti P. roqueforti dan P. camemberti dapat dipakai   untuk flavour (aroma). Penicillium notatum dan Penicillium chrysogenum untuk  produksi antibiotik penisilin. Jamur Aspergillus niger untuk fermentasi asam sitrat,  Aspergillusoryzae dan Aspergillus wentii untuk fermentasi kecap.
5. BASIODIOMYCETES
Ciri khusus jamur ini yaitu memiliki  basidium berbentuk seperti  gada, tidak bersekat, dan mengandung 4 basidiospora di ujungnya. Pada jamur 
tertentu memiliki  hymenium atau lapisan-lapisan dalam badan buah. Hymenium  ada  pada mushroom, maka dinamakan  juga Hymenomycetes.
Hymenium terdiri dari basidia, hifa steril, parafisa, dan cysts. Basidia berasal dari hifa dikariotik, sel ujungnya membesar, inti ikut membesar, 2 inti melebur 
menghasilkan 1 inti diploid, lalu  membelah reduksi menjadi 4 inti haploid  yang menjadi inti basidiospora. Tipe kelamin basidiospora terdiri atas 2 negatif dan 
2 positif. Akumulasi basidiospora dapat dilihat dari warnanya, yaitu seperti tepung halus berwarna coklat, hitam, ungu, kuning, dan sebagainya. Contoh jamur ini 
yaitu  Pleurotus sp (Jamur Tiram), Cyantus sp., dan khamir Sporobolomyces sp.
6. DEUTEROMYCETES (FUNGI IMPERFECTI) 
Semua jamur yang tidak memiliki  bentuk (tahap ) seksual dimasukkan ke dalam kelas Deuteromycetes. Jamur ini yaitu  bentuk konidial dari klas 
Ascomycetes, dengan askus tidak bertutup atau hilang sebab  evolusi. Jamur ini  juga tidak lengkap secara seksual, atau dinamakan  paraseksual. Proses plasmogami,  kariogami dan meiosis ada namun  tidak terjadi pada lokasi tertentu dari badan  vegetatif, atau tidak terjadi pada tahap  perkembangan tertentu. Miseliumnya bersifat  homokariotik. Contoh jamur ini yaitu  beberapa spesies Aspergillus, Penicillium, 
dan Monilia. 
Identifikasi Jamur Benang
Untuk mengidentifikasi jamur benang lebih diutamakan pengujian sifat   morfologinya, namun  perlu juga pengujian sifat  fisiologi. Hal-hal yang perlu 
diperhatikan pada pengamatan morfologi jamur benang yaitu :
-. Tipe badan buah, bentuk, ukuran, warna, letak spora atau konidi. Bentuk sporangiofor  atau  konidiofor, kolumela  atau  vesikula.
-. Bentukan khusus, contoh  adanya stolon, rhizoid, sel kaki, apofisa, klamidospora, sklerosia, dan lain-lain
-. Tipe hifa, bersepta atau tidak, jernih atau keruh, dan berwarna atau tidak.
-. Tipe spora, seksual (oospora, zyang ospora, askospora, atau basidiospora) aseksual (sporangiospora, konidia, atau oidia)


KHAMIR
Khamir atau dinamakan  yeast, yaitu  jamur bersel satu yang  mikroskopik, tidak berflagela. Beberapa genera membentuk filamen  (pseudomiselium). Cara hidupnya sebagai saprofit dan parasit. Hidup di dalam 
tanah atau debu di udara, tanah, daun-daun, nektar bunga, permukaan buah-buahan,  di tubuh serangga, dan cairan yang mengandung gula seperti sirup, madu dan lain lain. Khamir berbentuk bulat (speroid), elips, batang atau silindris, seperti buah  jeruk, sosis, dan lain-lain. Bentuknya yang tetap dapat dipakai  untuk identifikasi.  Khamir dapat dimasukkan ke dalam klas Ascomycetes, Basidiomycetes dan  Deuteromycetes.

1. Perkembang biakan sel khamir 
Perkembang biakan sel khamir dapat terjadi secara vegetatif dan   secara generatif (seksual). Secara vegetatif (aseksual), (a) dengan cara bertunas 
(Candida sp., dan khamir biasanya ), (b) pembelahan sel  (Schizosaccharomyces sp.), dan (c) membentuk spora aseksual (klas Ascomycetes).  Secara generatif dengan carakonyugasi (reproduksi seksual). Konyugasi khamir ada 
3 macam, yaitu (a) konyugasi isogami (Schizosaccharomyces octosporus), (b) 
konyugasi heterogami (Zygosaccharomyces  priorianus), dan konyugasi askospora 
pada Zygosaccharomyces  sp. dan Schizosaccharomyces sp. (sel vegetatif haploid), 
dan  pada Saccharomyces sp., dan Saccharomycodes sp. (sel vegetatif diploid).
2. Identifikasi khamir
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengidentifikasi khamir yaitu :
1. Ada tidaknya askospora, kalau ada bagaimana pembentukannya (konyugasi  isogami, heterogami, atau konyugasi askospora), bentuk, warna, ukuran, dan 
jumlah spora.
2. Bentuk, warna, dan ukuran sel vegetatifnya.
3. Cara reproduksi aseksual (bertunas, membelah, dsb)
4. Ada tidaknya filamen atau pseudomiselium.
5. Pertumbuhan dalam medium dan warna koloninya.
6. sifat  fisiologi, contoh  sumber karbon (C) dan nitrogen (N), kebutuhan  vitamin, bersifat oksidatif atau fermentatif, atau keduanya, lipolitik, uji  pembentukan asam, pemakaian  pati, dan lain-lain.
Seperti algae, protozoa yaitu  golongan  lain yang termasuk protista  eukariotik. Walaupun kadang  antara algae dan protozoa kurang jelas  perbedaannya. Beberapa organisme bersifat antara algae dan protozoa.
contoh algae hijau Euglenophyta, selnya berflagela dan yaitu  sel  tunggal yang berklorofil, namun  dapat mengalami kehilangan klorofil dan  kemampuan untuk berfotosintesa. Semua spesies Euglenophyta yang mampu hidup  pada nutrien komplek tanpa adanya cahaya, beberapa ilmuwan memasukkannya ke 
dalam filum protozoa. contoh  strain mutan algae genus Chlamydomonas yang  tidak berklorofil, dapat dikelaskan sebagai protozoa genus Polytoma. ini 
contoh bagaimana sulitnya membedakan dengan tegas antara algae dan  protozoa. Protozoa dibedakan dari prokariot sebab  ukurannya yang lebih besar, dan 
selnya eukariotik. Protozoa dibedakan dari algae sebab  tidak berklorofil,  dibedakan dari jamur sebab  dapat bergerak aktif dan tidak berdinding sel, dan  
dibedakan dari jamur lendir sebab  tidak dapat membentuk badan buah.
1. Habitat Protozoa
 Protozoa biasanya  hidup bebas dan ada  di lautan, lingkungan air  tawar, atau daratan. Beberapa spesies bersifat parasitik, hidup pada organisme 
inang. Inang protozoa yang bersifat parasit dapat berupa organisme sederhana  seperti algae, sampai vertebrata yang kompleks, termasuk kita . Beberapa 
spesies dapat tumbuh di dalam tanah atau pada permukaan tumbuh-tumbuhan.  Semua protozoa perlu  kelembaban yang tinggi pada habitat apapun. 
Beberapa jenis protozoa laut yaitu  bagian dari zooplankton. Protozoa laut  yang lain hidup di dasar laut. Spesies yang hidup di air tawar dapat berada di danau,  sungai, kolam, atau genangan air. Ada pula protozoa yang tidak bersifat parasit  yang hidup di dalam usus termit atau di dalam rumen hewan ruminansia.
2. Morfologi Protozoa
Protozoa tidak memiliki  dinding sel, dan tidak mengandung selulosa  atau khitin seperti pada jamur dan algae. Kebanyakan protozoa memiliki  bentuk 
khusus , yang ditandai dengan fleksibilitas ektoplasma yang ada dalam membran .sel. Beberapa jenis protozoa seperti Foraminifera memiliki  kerangka luar sangat 
keras yang tersusun dari Si dan Ca. Beberapa protozoa seperti Difflugia, dapat  mengikat partikel mineral untuk membentuk kerangka luar yang keras. Radiolarian 
dan Heliozoan dapat menghasilkan skeleton. Kerangka luar yang keras ini sering  berada  dalam bentuk fosil. Kerangka luar Foraminifera tersusun dari CaO2 
sehingga koloninya dalam waktu jutaan tahun dapat membentuk batuan kapur. Semua protozoa memiliki  vakuola kontraktil. Vakuola dapat berperan 
sebagai pompa untuk mengeluarkan kelebihan air dari sel, atau untuk mengatur  tekanan osmosa. Jumlah dan letak vakuola kontraktil berbeda pada setiap spesies.
Protozoa dapat berada dalam bentuk vegetatif (trophozoite), atau bentuk  istirahat yang dinamakan  kista. Protozoa pada keadaan yang tidak menguntungkan  Dapat membentuk kista untuk mempertahankan hidupnya. Saat kista berada pada  keadaan yang menguntungkan, maka akan berkecambah menjadi sel vegetatifnya.  Protozoa yaitu  sel tunggal, yang dapat bergerak secara khas memakai   pseudopodia (kaki palsu), flagela atau silia, namun ada yang tidak dapat bergerak  aktif. berdasar  alat gerak yang dipunyai dan mekanisme gerakan inilah protozoa  digolongkan  ke dalam 4 kelas. Protozoa yang bergerak secara amoeboid  digolongkan  ke dalam Sarcodina, yang bergerak dengan flagela dimasukkan ke  dalam Mastigophora, yang bergerak dengan silia digolongkan  ke dalam  Ciliophora, dan yang tidak dapat bergerak serat yaitu  parasit hewan dan   kita  digolongkan  ke dalam Sporozoa.  tahun 1980,  Commitee on Systematics and Evolution of the  Society of Protozoologist, menggolongkan  protozoa menjadi 7 kelas baru, yaitu  Sarcomastigophora, Ciliophora, Acetospora, Apicomplexa, Microspora, 
Myxospora, dan Labyrinthomorpha. Pada penggolongan  yang baru ini, Sarcodina dan 
Mastigophora digabung menjadi satu golongan  Sarcomastigophora, dan Sporozoa  sebab  anggotanya sangat beragam, maka dipecah menjadi lima kelas.
Contoh protozoa yang termasuk Sarcomastigophora yaitu  genera Monosiga,  Bodo, Leishmania, Trypanosoma, Giardia, Opalina, Amoeba, Entamoeba, dan  Difflugia. Anggota golongan  Ciliophora antara lain genera Didinium,  Tetrahymena, Paramaecium, dan Stentor. Contoh protozoa golongan  Acetospora 
yaitu  genera Paramyxa. Apicomplexa beranggotakan genera Eimeria,  Toxoplasma, Babesia, Theileria. Genera Metchnikovella termasuk golongan  
Microspora. Genera Myxidium dan Kudoa yaitu  contoh anggota golongan   Myxospora.
3. Fisiologi Protozoa
Protozoa biasanya  bersifat aerobik nonfotosintetik, namun  beberapa  protozoa dapat hidup pada lingkung ananaerobik (contoh:  pada saluran pencernaan 
kita  atau ruminansia). Protozoa aerobik memiliki  mitokondria yang  mengandung enzim untuk etabolisme aerobik, dan untuk menghasilkan ATP 
melalui proses transfer elektron dan atom hidrogen ke oksigen. Protozoa biasanya  memperoleh  makanan dengan memangsa organisme lain (bakteri) atau partikel organik, baik secara fagositosis dan  pinositosis. Protozoa  yang hidup di lingkungan air, maka oksideng dan air dan  molekul-molekul 
kecil dapat berdifusi melalui membran sel. Senyawa makromolekul yang tidak  dapat berdifusi melalui membran, dapat masuk sel secara pinositosis. Tetesan 
cairan masuk melaluisaluran pada membran sel, saat saluran penuh lalu   masuk ke dalam membran yang berikatan denga vakuola. Vakuola kecil terbentuk, 
lalu  dibawa ke bagian dalam sel, lalu  molekul dalam vakuola  dipindahkan ke sitoplasma.
Partikel makanan yang lebih besar dimakan secara fagositosis oleh sel  yang bersifat amoeboid dan anggota lain dari golongan  Sarcodina. Partikel 
dikelilingi oleh bagian membran sel yang fleksibel untuk ditangkap lalu   dimasukkan ke dalam sel oleh vakuola besar (vakuola makanan). Ukuran vakuola 
mengecil lalu  mengalami pengasaman. Lisosom memberi  enzim ke dalam  vakuola makanan itu  untuk mencernakan makanan, lalu  vakuola  membesar kembali. Hasil pencernaan makanan didispersikan ke dalam sitoplasma  secara pinositosis, dan sisa yang tidak tercerna dikeluarkan dari sel. Cara inilah 
yang dipakai  protozoa untuk memangsa bakteri.
Pada golongan  Ciliata, ada organ mirip mulut di permukaan sel yang dinamakan   sitosom. Sitosom dapat dipakai  menangkap makanan dengan dibantu silia. Sesudah  makanan masuk ke dalam vakuola makanan lalu  dicernakan, sisanya  dikeluarkan dari sel melalui sitopig yang terletak disamping sitosom.
4. Perkembangbiakan Protozoa
Protozoa dapat berkembang biak secara seksual dan aseksual. Secara aseksual protozoa dapatmengadakan pembelahan diri menjadi 2 anak sel (biner), 
namun  pada Flagelata pembelahan terjadi secara longitudinal dan pada Ciliata secara  transversal. Beberapa jenis protozoa membelah diri menjadi banyak sel  (schizogony). Pada pembelahan schizogony, inti membelah beberapa kali  lalu  diikuti pembelahan sel menjadi banyak sel anakan. Perkembangbiakan 
secara seksual dapat melalui cara konjugasi, autogami, dan sitogami. Protozoa yang memiliki  habitat atau inang lebih dari satu dapat  memiliki  beberapa cara perkembangbiakan. contoh spesies Plasmodium 
dapat melakukan schizogony secara aseksual di dalam sel inang kita , namun   dalam sel inang nyamuk dapat terjadi perkembangbiakan secara seksual. Protozoa 
biasanya  berada dalam bentuk diploid. Protozoa biasanya  mampu  untuk memperbaiki selnya 
yang rusak atau terpotong. Beberapa Ciliata dapat memperbaiki selnya yang tinggal  10 % dari volume sel asli asalkan inti selnya tetap ada.
 virus
Virus yaitu  suatu partikel yang masih diperdebatkan statusnya apakah  ia termasuk makhluk hidup atau benda mati. Virus dianggap benda mati sebab  ia 
dapat dikristalkan, sedang  virus dikatakan benda hidup, sebab  virus dapat memperbanyak diri (replikasi) dalam tubuh inang. Para ahli biologi terus  mengungkap hakikat virus ini sehingga akhirnya partikel itu  digolongkan   sebagai makhluk hidup dalam dunia tersendiri yaitu virus.Virus yaitu   organisme non-seluler, sebab  ia tidak memilki kelengkapan seperti sitoplasma,
organel sel, dan tidak bisa membelah diri sendiri.
Penyelidikan tentang objek-objek berukuran sangat kecil di mulai sejak  berada nya mikroskop oleh Antony Van Leeuwenhoek (1632-1723)  perkembangan mikroskop ini mendorong berbagai penemuan dibidang biologi  salah satunya partikel mikroskopik yaitu virus.
Beberapa tokoh dalam penemuan virus pertama yaitu:
-. Martinus W. Beijerinck (1896, Belanda)
Ia menemukan bahwa partikel itu dapat bereproduksi pada tumbuhan , tapi  tidak pada medium pertumbuhan bakteri. Ia menganggap  bahwa partikel itu 
hanya dapat hidup pada makhluk hidup yang diserangnya.
- Wendel M. Stanley (1935, Amerika)
Ia berhasil mengkristalkan partikel itu . Partikel mikroskopis itu lalu  dinamai TMV (Tobacco Mosaic Virus).
- Adoft Mayer (1883, Jerman)
ujicoba  diawali dari munculnya penyakit bintik kuning pada daun  tembakau. Ia mencoba menyemprotkan getah tumbuhan  sakit ke tumbuhan  sehat, 
hasilnya tumbuhan .
-. Dmitri Ivanovski (1892, Rusia)
Ia mencoba menyaring getah tumbuhan  yang sakit dengan filter bakteri  sebelum disemprotkan ke tumbuhan  sehat. Hasilnya, tumbuhan  sehat tetap tertular. Ia menganggap  bahwa ada partikel yang lebih kecil lagi dari bakteri yang lolos saringan yang menularkan penyakit.
 Virus
Virus berasal dari bahasa yunani  Venom  yang berarti racun. Virus yaitu   parasit mikroskopik yang menginfeksi se  lorganisme biologis. biasanya  virus 
yaitu  partikel tersusun atas elemen genetik (genom) yang mengandung salah  satu asam nukleat yaitu asam deoksiribonukleat (DNA) atau asam ribonukleat 
(RNA) yang dapat berada dalam dua kondisi yang berbeda, yaitu secara intraseluler  dalam tubuh inang dan ekstrseluler diluar tubuh inang. Virus memiliki sifat hidup  dan mati. Sifat hidup (seluler) yaitu memiliki asam nukleat namun tidak keduanya  (hanya DNA atau RNA), dapat bereproduksi dengan replikasi dan hanya dapat dilakukan didalam sel inang (parasit obligat intraseluler). Sifat mati (aseluler) yaitu  dapat di kristalkan dan dicairkan. Struktur berbeda dengan sel dan tidak melakukan  metabolisme sel. Partikel virus secara keseluruhan saat  berada di luar inang yang terdiri dari  asam nukleat yang dikelilingi oleh protein dikenal dengan nama virion. Virion  tidak melakukan aktivitas biosinteis dan reproduksi. Pada saat virion memasuki sel  inang, baru lalu  akan terjadi proses reproduksi. Virus saat  memasuki sel  inang akan mengambil alih aktivitas inang untuk menghasilkan komponen komponen pembentuk virus.
Bentuk dan Ukuran virus
Bentuk virus bervariasi dari segi ukuran, bentuk dan komposisi kimiawinya.  Bentuk virus ada berbentuk bulat, oval, memanjang, silindariis, dan ada juga 
berbentuk T. Ukuran Virus sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan  memakai  mikroskop elektron, ukuran virus lebih kecil dibandingkan  bakteri.  Ukurannya berkisar dari 0,02 mikrometer sampai 0,3 mikrometer (1 μm = 1 atau 1000 .mm). Unit pengukuran virus biasanya dinyatakan dalam nanometer (nm). 1 nm 
yaitu  1 atau 1000 mikrometer dan seperjuta milimeter. Virus cacar yaitu  salah  satu virus yang ukurannya terbesar yaitu berdiameter 200 nm, dan virus polio 
yaitu  virus terkecil yang hanya berukuran 28 nm.
 Kabsid
Kapsid yaitu  lapisan pembungkus tubuh virus yang tersusun atas protein.  Kapsid terdiri dari beberapa  kapsomer yang terikar satu sama lain. Fungsi: Mempermudah penempelan pada proses penembusan ke dalam sel.  Memberi bentuk virus, Pelindung dari kondisi lingkungan  yang merugikan, 
isi ada  di sebelah dalam kapsid berupa materi genetik atau  molekul  pembawa sifat keturunan yaitu DNA atau RNA. Virus hanya memiliki satu asam  nukleat saja yaitu satu DNA atau  satu RNA saja, tidak kedua-duanya. Asam nukleat  sering bergabung dengan protein dinamakan  nukleoprotein. Virus tumbuhan  atau  hewan  berisi RNA atau  DNA, virus fage berisi DNA. Kepala virus berisi DNA, RNA dan diselubungi oleh kapsid. Kapsid  tersusun oleh satu unit protein yang dinamakan  kapsomer. Serabut ekor yaitu  bagian yang berupa jarum dan berfungsi untuk menempelkan tubuh virus pada sel inang. Ekor ini melekat pada kepala kapsid.  Struktur virus ada 2 macam yaitu virus telanjang dan virus terselubung (bila  ada  selubung luar (envelope) yang terdiri dari protein dan lipid). Ekor virus 
terdiri atas tabung bersumbat yang dilengkapi benang atau serabut. Khusus untuk  virus yang menginfeksi sel eukariotik tidak memiliki ekor.
 Pengembangbiakan Virus
Virus memanfaatkan metabolisme sel penjamu untuk membantu sintesis  protein virus dan virion baru; jenis sel yang dapat diinfeksi oleh virus dapat sedikit 
dapat banyak. Untuk tujuan diagnosti, sebagian besar virus ditumbuhkan dalam  biakan sel, baik turunan sel sekunder atau kontinu; pemakaian telur embrionik dan 
hewan ujicoba  untuk membiakan virus hanya dilakukan untuk investigasi  khusus. Jenis biakan sel untuk mengembangbiakan virus sering berasal dari 
jaringan tumor, yang dapat dipakai  secara terus menerus. Replikasi virus dalam biakan sel dapat di deteksi dengan tahap-tahap  replikasi :
1. Peletakan atau  Adsorpsi yaitu  tahap penempelan virus pada dinding sel  inang. Virus menempelkan sisi tempel atau  reseptor site ke dinding sel bakteri.
2. Penetrasi sel inang yaitu enzim dikeluarkan untuk membuka dinding sel  bakteri. Molekul asam.nukleat (DNA atau RNA) virus bergerak melalui pipa 
ekor dan masuk ke dalam sitoplasma sel melalui dinding sel yang terbuka.  Pada virus telanjang, proses penyusupan ini dengan cara fagositosis virion 
(viropexis), pada virus terselubung dengan cara fusi yang diikuti  masuknya nukleokapsid ke sitoplasma.
3. Eklipase : asam nukleat virus memakai  asam nukleat bakteri untuk membentuk bagian  tubuh virus
4. Pembentukan virus (bakteriofage) baru : bagian  tubuh virus yang  terbentuk digabungkan untuk menjadi virus baru. 1 sel bakteri dihasilkan  100 – 300 virus baru
5. Pemecahan sel inang : pecahnya sel bakteri. Dengan terbentuknya enzim  lisoenzim yang melarutkan dinding sel bakteri sehingga pecah dan  keluarlah virus-virus baru yang mencari sel bakteri lain.

# FOTO  . Replikasi Virus
 penggolongan  Virus
Nama famili ditandai dengan akhiran viridae. Nama subfamili diberi akhiran  virinae. Nama akhiran genus diberi akhiran virus. berdasar  kriteria:
1. Jenis asam nukleat (DNA atau  RNA) berantai ganda atau  tunggal
2. Ukuran  dan morfologi termasuk  tipe simetri kapsid
3. Adanya enzim khusus ,   polimerase RNA dan  DNA yang penting  bagib replikasi genom
4. Kepekaan terhadap  zat kimia dan  keadaan fisik
5. Cara penyebaran alamiah
6. Gejala  yang muncul 
7. Ada tidaknya selubung
8. banyaknya  kapsomer untuk virus ikosohedarial atau  diameter nukleokapsid untuk  virus helikoidal.
Saat ini sudah  lebih dari 61 famili virus diidentifikasi, 21 diantaranya  memiliki  anggota yang mampu menyerang kita  dan binatang. Menurut RNA, famili virus dibagi menjadi  : , Flaviviridae,,Orthomyxoviridae
,Bunyaviridae ,Reoviridae ,Arenaviridae ,Retroviridae
, Contohronaviridae ,Picontohrnaviridae, Rhabdoviridae
,Caliciviridae , Filoviridae  ,Togaviridae , Paramyxoviridae,
Menurut DNA, famili virus dibagi menjadi  :
Herpesviridae ,Parvoviridae,Hepadnaviridae, Poxviridae
, Adenoviridae ,Papovaviridae
Selain itu ada golongan  virus yang belum bisa  digolongkan   sebab  sifat nya  belum diketahui.
Peran Virus
Didalam kehidupan, virus memiliki 2 peran, yaitu peran virus sebagai  mikroorganisme yang menguntungkan, dan  yang merugikan. Virus yang menguntungkan: Virus berperan penting dalam bidang rekayasa  
genetika sebab  dapat dipakai  untuk cloning gen(reproduksi DNA yang secara  genetis identik). contoh yaitu  virus yang membawa gen untuk 
mengendalikan pertumbuhan serangga. Virus juga dipakai  untuk terapi gen  kita  sehingga diharapkan penyakit genetis, seperti diabetes dan kanker dapat 
disembuhkan. Virus yang merugikan :Virus yang dapat merugikan sebab  memicu   berbagai jenis penyakit pada kita , hewan dan tumbuhan.
Penyakit – Penyakit Akibat Virus
Proses infeksi virus dapat  melalui berbagai jaringan.
 Melalui saluran pernafasan; contoh : virus influenza pemicu  influensa,  virus rubeola pemicu  campak, ronavirus pemicu  SARS, virus variola  pemicu  penyakit cacar, virus varicella pemicu  penyakit cacar air.
 Melalui saluran pencernaan; contoh : virus hepatitis A,B, poliomielitis pemicu  polio, rotavirus pemicu  diare.
 Melalui kulit dan  mukosa genitalia; contoh : virus herpes simplex ,pemicu  stomatitis, flavivirus pemicu  DBD, rabies pemicu  rabies,  cytomegalovirus pemicu  hepatitis Melalui plasenta; contoh : virus rubella, cytomegalovirus.
Beberapa virus yang merugikan
1. Virus Hepatitis
Hepatitits yaitu  istilah  yang berarti radang hati dan dapat  dipicu  oleh berbagai virus yang berbeda seperti virus hepatitis A, B, C, D, E.  sebab  perkembangan penyakit kuning yaitu  fitur sifat  penyakit hati.
a) virus Hepatitis A (HAV)
Anggota virus famili picornaviridae, genus hepatovirus, virus RNA tidak berselubung berukuran 28-32 nm, hanya terdiri dari satu serotipe. Epidemiologi : Sumber ledakan kasus biasanya air minum dan makanan yang
tercemar. Sebagian besar infeksi diarea  endemis (negara berkembang, golongan  sosial ekonomi rendah). Kebanyakan bersifat asimtomatis. Pernah terjadi ledakan kasus akibat pengelolaan makanan yang terinfeksi dan ingesti kerang yang tercemar.
Patogenesis : Transmisi terjadi secara fekal-oral. Dengan masa tunas 3-5 minggu  (rata-rata 30 hari). Virus ada  dalam darah sejak 2 minggu sebelum hingga 1  minggu sesudah muncul  ikterus dan sedikit lama di tinja. Semua golongan  usia  rentan terjangkit infeksi hepatitis A dan keparahan penyakit meningkat seiring
peningkatan usia. Kadang kadang HAV juga ditularkan melalui kontak seksual  (anal-oral) dan transfusi darah.
Sebagian besar kasus terjadi pemulihan sempurna, dengan respons antibodi khusus  yang menetap seumur hidup. Tidak ada  carrier atau penyakit kronis.
Diagnosis : diagnosis ditegakan denga melalui pemerikasaan serologi (EIA)  terhadap IgM khusus  HAV (Infeksi Akut) atau IgG (status imun)
Terapi : pengobatan simtomatik dan suportif.
Pencegahan : Sanitasi yang adekuat dan higiene perorangan yang baik akan  menurunkan tranksmisi HAV. Vaksin inaktif sudah  tersedia untuk perlindungan
secara aktif. personal  dapat secara pasif terlindungi dengan memakai  imunoglobolin.
b) Virus Hepatitis B (HBV) 
Dari beberapa penyakit akibat virus hepatitis, virus hepatitis B memperoleh perhatian lebih besar secara global. Hepatitis B yaitu  penyakit menular
yang serius dan umum dari hati. yaitu  anggota dari famili hepadnaviridae,  virus DNA berukuran kecil beruntai ganda parsial 3,2 kb yang mengkode tiga 
protein permukaan, yaitu antigen permukaan (HbsAg), Antigen inti (HbcAG),  protein pra inti (HbeAg), protein polimerase aktif yang besar, dan protein 
transaktivator.
Epidemiologi : Virus hepatitis B tersebar ke seluruh dunia, dengan lebih dari 200  carrier. Sekitar 10 % pasien hepatitis B akut akan menjadi kronis. Inseden 
bervariasi berbanding terbalik dengan usia sekitar 90 % pada neunatus dan < 10 %  pada orang dewasa akan mengalami hepatitis B kronis.Patogenesis : HBV ditransmisikan melalui rute parenteral (melalui darah dan  produk darah), kongenital, dan seksual. Secara vertikal melalui pasase di jalan lahir  (ini yaitu  cara penularan di afrika dan asia). Masa tunas 50-180 hari. Replikasi  virus hepar memicu  lisis hepatosit oleh sel T sitoracun . Kerusakan hepar  pulih dalam 8-12 minggu pada ≥ 90% kasus ; menjadi carrier kronis (HBsAg 
menetap > 6 bulan). 95% bayi baru lahir dari ibu carrier ini akan menjadi carrier  jika tidak di obati. Penyakit yang di sebabkan oleh HBV yaitu  Hepatitis akut, 
kronis, dan fulminan; sirosis hepatis; dan karsinoma hepatoseluler.
Diagnosis : tes serologis dilakukandengan immunoassay untuk mendeteksi HBcAg, HBeAg, dan antibodi terhadap HBcAg (IgM dan IgG), anti HBsAg;
deteksi asam nukleat.
Terapi : interferon-α, lamivudin, atau adefovir.
Pencegahan; vaksin HBV. Imunoglobulin HBV untuk profilaksi pascapajanan dan  neonatus dari ibu carrier. Tidak ada terapi khusus  antiviral untuk hepatitis B akut.
Pencegahan dengan melakukan pemeriksaan penyaring terhadap donor darah  produk darah, pemakaian alat dan jarum sekali pakai, dan  sterilisasi yang efisien 
terhadap instrumen medis. Tersedia vaksin HbsAg rekombinan dan perlu diberikan  kepada golongan  berisik,   petugas kesehatan. Imunoglobulin khusus  
(imunisasi pasif) dapat diberikan kepada orang yang belum memiliki kekebalan 
namun terpajan HBV (contoh: : pada luka tertusuk jarum suntik) dan kepala bayi yang 
lahir dari ibu dengan HbeAg positif (carrier).
c) Virus Hepatitis C (HCV)
HCV yaitu  virus RNA yang masih berkaitan  dengan genus pestivirus  dari famili flaviviridae dengan diameter 4-50 nm. ada  variabilitas genom yang
tertinggi dengan sedikitnya enam genotip berbeda (paling tidak ada  enam 1-6)  dan beberapa subtipe.
Epidemiologi :HCV ada  diseluruh dunia. Prevalensi antibodi bervariasi antara  < 1 % di AS dan Eropa barat dan 2% di italia bagian selatan, Spanyol, dan Eropa 
Tengah. Angka prevalen yang lebih tinggi, hingga 20%, terdeteksi di Mesir. Angka  prevalensi yang tinggi juga di jumpai pada para pemakai narkoba intravena.
Patogenesis :HCV memiliki patogenesis seperti  dengan HBV; namun , berbeda  dengan HBV infeksi meningkat menjadi hepatitis kronis pada 60-80% kasus. Masa 
tunas 2-6 bulan. Sebagian besar inveksi tidak memicu  gejala (80%) dan kasus  simtomatis hepatitis yang terjadi biasanya ringan
Diagnosis : ditegakkan dengan pemeriksaan serologi yaitu EIA untuk mendeteksi  antibodi HCV dan dengan metode deteksi asam nukleat.
Terapi : interferon-α dan ribavirin.
Pencegahan : metodenya sama dengan pencegahan HBV.
d) Virus Hepatitis D (HDV)
Virus hepatitis D yaitu  sebuah virus RNA cacat yang dapat bereplikasi  hanya pada sel yang terinveksi HBV.
Epidemiologi : tersebar di seluruh dunia. Prevalensi tinggi di area  mediterania,  Afrika, Amerika Selatan, Jepang, dan Timur Tengah. Virus ini juga memiliki cara 
penularan dan golongan  resiko yang sama dengan yang ditemui  pada HBV.
Patogenesis : infeksi berupa ko-infeksi bersama HBV.
Diagnosis : serologi (EIA) dapat dipakai  untuk mendeteksi antibodi dan antigen HDV.
Pencegahan :Vaksin HBV
e) Virus Hepatitis E (HEV)
Morfologi, ukuran dan susunan genom mirip calicivirus namun  virus ini belum digolongkan  tersendiri. Serotipe tunggal. Epidemiologi :endemis di sub komtinen India, Asia Tenggara, Timur Tengah,  Afrika Utara, Dan Amerika Tengah. Sumber ledakan kasus yaitu  air dan makanan  yang tercemar. Di negara maju kasus sporadis berada  pada pelancong yang baru 
kembali dari area  endemis.
Patogenesis : penularan melalui fecal-oral dan melalui transfusi darah di negara  endemis (jarang). Masa tunas 6 minggu. Infeksi memicu pembentukan antibodi 
IgM dan IgM khusus . Penyakit yang dipicu  oleh HEV yaitu hepatitis akut  swasirna tanpa tanda-tanda infeksi kronis. Angka kematian tinggi (10-20%) pada 
wanita hamil.
Diagnosis : serologi; deteksi asam nukleat.
2. Human Immunodeficiency Virus (HIV)
yaitu  anggota subfamili lentivirinae dari famili retroviridae. Virus  RNA berselubung. Dengan diameter 100-150 nm. HIV yaitu  retrovirus yang  biasanya menyerang organ vital sistem kekebalan kita  seperti sel 
TCD4+(sejenis sel T), makrofaf, dan sel dendritik. Bereplikasi melalui DNA  perantana memakai  DNA polimer yang dikendalikan oleh RNA (reverse 
transcriptase). ada  2 tipe yaitu: HIV-1 dan HIV-2. HIV-1 dibagi menjadi 3  golongan : golongan  M, O, N.
Epidemiologi: sejak tahun 1981 sudah  terjadi penyebaran HIV ke seluruh dunia.  Perkiraan prevalensi diseluruh dunia sangat bervariasi. golongan  utama yang  berisiko terinfeksi HIV yaitu : Homoseksual, Pemakai narkoba intravena,
Penderita Hemofilia dan penerima transfusi darah. Orang yang sering berganti  pasangan seksual, anak yang lahir dengan ibu yang terinveksi HIV, kontak 
heteroseksual dengan orang yang terinfeksi. 
Patogenesis: HIV secara langsung dan tidak langsung merusak sel T CD4+, padahal sel T CD4+ diperlukan  agar sistem kekebalan tubuh berfungsi baik. Jika
HIV membasmi  sel T CD4+ sampai ada  kurang dari 200 sel T CD4+
permikroliter(μL) darah, kekebalan selular hilang, dan akibatnya yaitu  kondisi yang  dinamakan  AIDS. Infeksi akut HIV diteruskan  dengan infeksi HIV laten klinis sampai  terjadinya gejala infeksi HIV awal dan lalu  AIDS, yang diidentifikasi  berdasar  jumlah sel T CD4+ di dalam darah dan adanya infeksi tertentu. AIDS 
yaitu  bentuk terparah akibat infeksi HIV. Sesudah  infeksi primer, berlangsung  tahap  infeksi asimtomatik selama 2-15 tahun. Selama periode ini terjadi produksi 
HIV dalam jumlah besar dan menurun jumlah limfosit. Penyakit yang diakibatkan  oleh HIV, AIDS ditandai oleh penyakit berat akibat infeksi generalisasi oleh 
bakteri, virus, jamur, protosoa bahkan tumor.
Diagnosis : deteksi antigen dan antibodi HIV-khusus  melalui tes aglutinasi  partikel pasif (PPAT), EIA, dan western blot (WB). metode  molekular untuk 
mendeteksi HIV, perhitungan jumlah virus (viral load), dan penemuan resistensi   obat sudah  menjadi bagian yang penting dalam diagnosis dan penganan klinis pasier.
Terapi : ada  beberapa kelas obat antiretroviral untuk mengobati untuk  mengobati yaitu: nucleoside reverse transscriptase inhibitor (contoh:  : zidovudin, 
lamivudin), non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor (contoh: : nevarapin dan  delavirdin), inhibitor protease (contoh:  indinavir, retonavir), dan inhibitor fusi (T-20  enfuvirtide). Kombinasi tiga jenis obat (highly active antiretroviral therapy atau  HAART) yaitu  terapi baku yang sudah  di terima. Pencegahan dan pengendalian: belum ada obat antivirus HIV. Belum ada vaksin,  pemeriksaan untuk semua donor darah dan donor organ, kampanye informasi,  program gantian jarum dan pemakaian kondom.

--Virus parainfluenza
Virus parainfluenza yaitu  pemicu  terbesar dari sindroma batuk rejan,  bronkiolitis dan penyakit demam saluran nafas bagian atas. Untuk virusinfluenza  bukan pemicu  terbesar terjadinya sidroma saluran pernafasan
kecuali hanyaepidemi-epidemi saja. Pada bayi dan anak-anak, virus influenza yaitu  pemicu  terjadinya lebih banyak penyakit saluran nafas bagian
atas dari pada saluran nafas bagian bawah.
-- Virus campak
Campak yang dinamakan measlesatau rubeolayaitu  suatu penyakit infeksi akut yang sangat menular, dipicu  oleh paramixovirus yang biasanya  menyerang anak-anak. Penyakit ini ditularkan dari orang ke orang melalui percikan liur (droplet) yang terhirup . Virus campak sangat peka  terhadap temperatur sehingga virus ini menjadi tidak aktif pada suhu 37 derajat Celcius atau bila dimasukkan ke dalam lemari es selama beberapa jam. bDengan pembekuan lambat maka infektivitasnya akan hilang. Gejala-gejala 
eksantem akut, demam, kadang kataral selaput lendir dan saluran pernapasan,  gejala-gejala mata, lalu  diikuti erupsi makulopapula yang berwarna merah 
dan diakhiri dengan deskuamasi dari kulit. Campak yaitu  penyakit yang menular yang dapat menginfeksi anak-anak pada usia dibawah 15 bulan, anak usia 
sekolah atau remaja dan kadang kala orang dewasa. Campak endemis di warga   metropolitan dan mencapai proporsi untuk menjadi epidemi setiap 2-4 tahun saat  
ada  30-40% anak yang rentan atau belum memperoleh  vaksinasi. Pada  warga  , epidemi cenderung terjadi lebih luas dan lebih  berat. Setiap orang yang sudah  terkena campak akan memiliki imunitas seumur 
hidup.
--Virus mumps
Mumps virus yaitu  RNA virus yang termasuk dalam genus  Rubulavirus.  Virus ini yaitu  virus yang memiliki amplop dan pada sepanjang  permukaannya ada  tonjolan-tonjolan yang terlihat mirip  paku-paku yang 
besar. Penyakit akibat infeksi dari mumps virus yaitu  penyakit beguk,  bahasa Inggrisnya   mumps.Virus ini  menyerang kelenjar air liur  (kelenjar parotid). Gejala bila  seseorang terinfeksi mumps  virus yaitu  pembengkakan pada kelenjar parotid, panas tinggi,dan sakit pada saat  menelan. pengobatan  dapat dilakukan dengan cara memberi Paracetamol atau 
Acetaminophen pada anak yang menderita gejala demam. Penyakit   mumps dapat dicegah dengan cara imunisasi. Nama imunisasi untuk mencegah 
infeksi mumps virus yaitu  MMR (untuk pertahanan terhadap Measles, Mumps,  dan Rubella). Penyakit  mumps dapat menular dari satu orang ke orang 
lainnya melalui droplet ludah atau kontak langsung dengan bahan yang terkontaminasi oleh ludah yang terinfeksi. Orang yang sudah pernah terinfeksi
mumps virus tidak akan terinfeksi untuk kedua kalinya. ini sebab  mumps virus hanya memilliki satu jenis antigen virus yang dapat menyerang korbannya.
--Virus Rabies
Virus rabies yaitu  single stranded RNA, berbentuk seperti peluru  berukuran 180 x 75 μm. Sampai saat inisudah dikenal 7 genotip Lyssavirus dimana 
genotip 1yaitu  pemicu  rabies yang paling banyak di dunia.Virus ini bersifat  labil dan tidak viable bila berada diluar inang. Virus menjadi tidak aktif bila 
terpapar sinar matahari,sinar ultraviolet, pemanasan 1 jam selama 50menit,  pengeringan, dan sangat peka terhadap pelarut alkalis seperti sabun, desinfektan, 
dan  alkohol 70%.Reservoir utama rabies yaitu  anjing domestik. Rabies yaitu penyakit zoonosis yang dipicu  oleh virus RNA dari genus Lyssavirus, famili Rhabdoviridae,virus berbentuk seperti peluru yang bersifat neurotropis,menular dan sangat ganas. Reservoir utama rabies yaitu anjing domestik. Sebagian besar kasus (98%) dipicu  oleh gigitan anjing, sedang 
sisanya oleh hewan lain seperti monyet dan kucing. Rabies yaitu  infeksi virus akut  yang menyerang sistem saraf pusat kita  danmamalia. Penyakit ini sangat
ditakuti sebab  prognosisnya sangat buruk. Pada pasien yang tidak divaksinasi, kematian mencapai 100%. 

-- Virus Herpes Simpleks (HSV)
Virus Herpes Simpleks yaitu  virus DNA yang dapat memicu   infeksi akut pada kulit yang ditandai dengan adanya vesikel yang bergolongan  di .atas kulit yang sembab. Ada 2 tipe virus herpes simpleks yang sering menginfeksi yaitu : a) HSV-Tipe I (Herpes Simplex virus Type I), b) HSV-Tipe II (Herpes  Simplex Virus Type II). HSV-Tipe I biasanya menginfeksi area mulut dan wajah 
(Oral Herpes), sedang  HSV-Tipe II biasanya menginfeksi area  genital dan  sekitar anus (Genital Herpes). HSV-1 memicu  munculnya gelembung berisi 
cairan yang terasa nyeri pada mukosa mulut, wajah, dan sekitar mata. HSV-2 atau .herpes genital ditularkan melalui hubungan seksual dan menyebakan gelembung 
berisi cairan yang terasa nyeri pada membranmukosa alat kelamin. Infeksi pada  vagina terlihat seperti bercak dengan luka. Pada pasien mungkin muncul iritasi, 
penurunan kesadaran yang ditambah  pusing, dan kekuningan pada kulit (jaundice)  dan kesulitan bernapas atau kejang. Penyebaran terjadi melalui kontak langsung  (rute utama penularan (HSV-2) yaitu  melalui aktivitas seksual). Masa tunas  bervariasi (2-12 hari).
-- Virus Varisela-Zoster (VZV)
yaitu  virus DNA terselubung, berdiameter 150-200 nm. 
memicu  penyakit cacar air. Virus ini tersebar di seluruh dunia. Infeksi di  peroleh secara dini pada masa kanan-kanak. Penyebaran melalui droplet atau  kontak langsung dengan cairan vesikel. Masa tunas 2 minggu dengan rentang 7-23  hari. Virus masuk melalui traktus respiratorius diikuti oleh viremia dan ruam 
generalisata (cacar air). Pencegahan pasif dengan imunoglobolin zoster (ZIG) untuk  melindungi golongan  seronegatif yang berisiko mengalami infeksi VZV, yaitu 
wanita hamil dan pasien dengan gangguan imunitas. Pencegahan pasif dengan virus  yang dilemahkan.

-- Virus Dengue
Virus Dengue hanya dapat hidup dalam sel hidup, yaitu  salah satu virus  yang termasuk dalam famili Flavividae. Virion Dengue yaitu  partikelsferis  dengan diameter nukleokapsid 30nm dan ketebalan selubung 10 mm, sehingga  diameter virion kira-kira 50 nm. Genon virus Dengue terdiri dari asam ribonuleat  berserat tunggal , panjangnya kira-kira 11 kilibasa. Genon terdiri dari protein  structural dan protein non structural, yaitugen C mengkode sintesa nukleokapsid  (Capsid), gen M mengkode sintesa protein M (Membran) dangan E mengkode  sentesa glikoprotein selubung (Envelope).
Virus dengue memiliki  4 jenis serotipe yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan  DEN-4. Masing-masing tipe memiliki  subtipe (strain) yang jumlahnya ratusan, 
sesuai area  atau asal virus itu. Serotipe DEN-2 dan DEN-3 yaitu  pemicu   wabah demam berdarah di Asia Tenggara. Infeksi DD atau DBD dapat ditularkan padakita  melalui gigitan vector  nyamuk Aedes aegyptidan Aedes albopictus betina. Virus dengue mampu  berkembang biak didalam tubuh hospes (kita , monyet, simpanse, kelinci,  mencit, marmut, tikus, hamster dan  serangga khususnya nyamuk). pengendali  dan  pencegahan virus dengue dilakukan PSN (pemberantasan sarang nyamuk dengan  menguras atau larvasida dan penyemprotan nyamuk dewasa dengan insektisida. pengendali  epidemi yang terpenting yaitu  dengan membasmi  nyamuk vektor betina  dewasa. Menghambat perkemabangan nyamuk.
-- Virus Polio
Virus polio yaitu  pemicu  penyakit polio. Penyakit polio  
menyerang pada anak-anak kecil. Polio dapat memicu  demam, sakit kepala, muntah,sakit perut,nyeri otot,kekakuan pada leherdan punggung,dan  kelumpuhan.Kebanyakanpasien akan pulih,namun dalam kasus yang parah, penyakit ini dapat memicu  cacat permanen dan kematian. Penyakit ini sangat  menular. Polio menyebar dari orang ke orang,  melalui rute dari tinja ke 
mulut.Virus memasuki tubuh melalui rute mulut dan akhirnya menyerang sistem  saraf pusat. Masa inkubasi 7-14 hari, dengan kurun waktu antara 3-35 hari.
Orang yang diduga terinfeksi harus dirujuk ke rumah sakit untuk penanganan lebih  lanjut dan isolasi. Dewasa ini,tidak ada pengobatan  penyembuhan untuk penyakit  itu . Pencegahan  dilakukan dengan Vaksinasi.ada  dua  jenis vaksin polio: Vaksin Polio Oral(OPV) yang diberikan melalui mulutdan  Vaksin Polio Inaktivasi(IPV) yang diberikan melalui suntikan.
--Paramyxovirus
Virus RNA berselubunga berbentuk bulat atau pleomorfik, berdiameter  150-300 nm, genom tidak bersegmen. Memiliki 4 genus yaitu: pneumovirus , 
paramyxovirus (parainfluenzavirus tipe 1-4), rubulavirus (virus mumps),  mobillivirus (virus campak).
--Pneumovirus (Respiratory syncytial virus (RSV)
Penyakit yang dipicu  oleh virus ini yaitu  : bronkiolitis. Tersebar diseluruh dunia; aktivitas meningkat selama musim dingin di bagian duniabberiklim dingin dan di sepanjang tahun di area  yang lebih panas.
Menginfeksi > 50% bayi berusia < 1 tahun. Penularan terjadi melalui aerosol partikel besar atau benda bergerak; masa tunas 2-8 hari, menginfeksi epitel
traktus respiratorius atas dan lalu  menyebar ke seluruh traktus respiratori bawah.
--Virus Influenza tipe A
yaitu  pemicu kan penyakit flu burung, salah satu virus yang harus  di waspadai yaitu dengan tipe H5N1 (H = Haemagglutinin, N= neuramidase). Virus  ini selain dapat menular dari burung ke burung, ternyata dapat pula menular dari  burung ke kita . Virus ini termasuk dalam famili Orthomyxoviridae. Virus ini  dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari pada suhu 22oC. Virus akan mati pada  pemanasan 60o C selama 30 menit atau 56oC selama 3 jam, dengan detergent, 
desinfektan contoh:  formalin, dan  cairan yang mengandung iodine. Medium pertumbuhan (disingkat medium) yaitu  tempat untuk  menumbuhkan mikroba. Mikroba perlu  nutrisi untuk memenuhi kebutuhan 
energi dan untuk bahan pembangun sel, untuk sintesa protoplasma dan bagian bagian sel lain. Setiap mikroba bersifat fisiologi tertentu, sehingga 
perlu  nutrisi tertentu pula.  Susunan kimia sel mikroba relatif tetap, baik unsur kimia dan  senyawa 
yang terkandung di dalam sel. Dari hasil analisa  kimia diketahui bahwa penyusun  utama sel yaitu  unsur kimia C, H, O, N, dan P, yang jumlahnya + 95 % dari berat  kering sel, sedang  sisanya tersusun dari unsur-unsur lain   bila   dilihat susunan senyawanya, maka air yaitu  bagian terbesar dari sel, sebanyak 
80-90 %, dan bagian lain sebanyak 10-20 % terdiri dari protoplasma, dinding sel,  lipida untuk cadangan makanan, polisakarida, polifosfat, dan senyawa lain.
.  Susunan unsur-unsur penyusun sel bakteri E. coli
Fungsi Nutrisi Untuk Mikroba Setiap unsur nutrisi memiliki  peran tersendiri dalam fisiologi sel. Unsur
itu  diberikan ke dalam medium sebagai kation garam anorganik yang  jumlahnya berbeda-beda tergantung pada keperluannya. Beberapa golongan
mikroba contoh  diatomae dan alga tertentu perlu  silika (Si) yang biasanya  diberikan dalam bentuk silikat untuk menyusun dinding sel. Fungsi dan kebutuhan 
natrium (Na) untuk beberapa jasad belum diketahui jumlahnya. Natrium dalam  kadar yang agak tinggi diperlukan oleh bakteri tertentu yang hidup di laut, algae  hijau biru, dan bakteri fotosintetik. Natrium itu  tidak dapat digantikan oleh  kation monovalen yang lain. Jasad hidup dapat memakai  makanannya dalam bentuk padat dan  cair (larutan). Jasad yang dapat memakai  makanan dalam bentuk padat  tergolong tipe holozoik, sedang  yang memakai  makanan dalam bentuk cair  tergolong tipe holofitik. Jasad holofitik dapat pula memakai  makanan dalam  bentuk padat, namun  makanan itu  harus dicernakan lebih dulu di luar sel dengan  pertolongan enzim ekstraseluler. Pencernaan di luar sel ini dikenal sebagai extracorporeal digestion. Bahan makanan yang dipakai  oleh jasad hidup  berfungsi sebagai sumber energi, bahan pembangun sel, dan sebagai aseptor atau donor elektron.  Dalam garis besarnya bahan makanan dibagi menjadi tujuh golongan yaitu air,  sumber energi, sumber karbon, sumber aseptor elektron, sumber mineral, faktor  tumbuh, dan sumber nitrogen.
1..Sumber mineral; mineral yaitu  bagian dari sel. Unsur penyusun  utama sel yaitu  C, O, N, H, dan P. unsur mineral lainnya yang diperlukan sel yaitu   K, Ca, Mg, Na, S, Cl. Unsur mineral yang dipakai  dalam jumlah sangat sedikit  yaitu  Fe, Mn, Co, Cu, Bo, Zn, Mo, Al, Ni, Va, Sc, Si, Tu, dan sebagainya yang tidak  diperlukan jasad. Unsur yang dipakai  dalam jumlah besar dinamakan  unsur makro, .dalam jumlah sedang unsur oligo,dan dalam jumlah sangat sedikit unsur mikro. .Unsur mikro sering ada  sebagai ikutan (impurities) pada garam unsur makro,  dan dapat masuk ke dalam medium lewat kontaminasi gelas tempatnya atau lewat  partikel debu. Selain berfungsi sebagai penyusun sel, unsur mineral juga berfungsi  untuk mengatur tekanan osmose, kadar ion H+ (kemasaman, pH), dan potensial 
oksidasi reduksi (redox potential) medium.
2..Faktor tumbuh; faktor tumbuh yaitu  senyawa organik yang   diperlukan untuk pertumbuhan (sebagai prekursor, atau penyusun bahan sel) dan nsenyawa ini tidak dapat disintesis dari sumber karbon yang sederhana. Faktor  tumbuh sering juga dinamakan  zat tumbuh dan hanya diperlukan dalam jumlah sangat 
sedikit. berdasar  struktur dan fungsinya dalam metabolisme, faktor tumbuh digolongkan menjadi asam amino, sebagai penyusun protein; base purin dan 
pirimidin, sebagai penyusun asam nukleat; dan vitamin sebagai gugus prostetis atau  bagian aktifdari enzim.
 Sumber nitrogen; mikroba dapat memakai  nitrogen dalam bentuk  amonium, nitrat, asam amino, protein, dan sebagainya. Jenis senyawa nitrogen yang 
dipakai  tergantung pada jenis jasadnya. Beberapa mikroba dapat memakai   nitrogen dalam bentuk gas N2 (zat lemas) udara. Mikroba ini dinamakan  mikrobia 
penambat nitrogen.
3.. Air; air yaitu  komponen utama sel mikroba dan medium. Fungsi air  yaitu  sebagai sumber oksigen untuk bahan organik sel pada respirasi. Selain itu 
air berfungsi sebagai pelarut dan alat pengangkut dalam metabolisme.

4... Sumber energi; ada beberapa sumber energi untuk mikroba yaitu  senyawa organik atauanorganik yang dapat dioksidasi dan cahaya   cahaya  matahari.

5.. Sumber karbon; sumber karbon untuk mikroba dapat berbentuk senyawa  organik dan  anorganik. Senyawa organik mencakup  karbohidrat, lemak, protein,  asam amino, asam organik, garam asam organik, polialkohol, dan sebagainya.  Senyawa anorganik contoh  karbonat dan gas CO2 yang yaitu  sumber  karbon utama   untuk tumbuhan tingkat tinggi.

6.. Sumber aseptor elektron; proses oksidasi biologi yaitu  proses  pengambilan dan pemindahan elektron dari substrat. sebab  elektron dalam sel  tidak berada dalam bentuk bebas, maka harus ada suatu zat yang dapat menangkap  elektron itu . Penangkap elektron ini dinamakan  aseptor elektron. Aseptor elektron 
yaitu  agensia pengoksidasi. Pada mikrobia yang dapat berfungsi sebagai aseptor  elektron yaitu  O2, senyawa organik, NO3-, NO2-, N2O, SO4=, CO2, dan Fe3+.

Penggolongan Mikroba berdasar  Nutrisi Dan Oksigen
--berdasar  sumber energi dan donor elektron
berdasar sumber energi dan sumber donor elektron jasad dapat digolongkan menjadi jasad fotolitotrof, fotoorganotrof, khemolitotrof, dan khemoorganotrof.
--berdasar  kebutuhan oksigen
berdasar  akan kebutuhan oksigen, jasad dapat digolongkan dalam jasad  aerob, anaerob, mikroaerob, anaerob fakultatif, dan kapnofil. 
-- berdasar  sumber karbon
berdasar kebutuhan karbon jasad dibedakan menjadi jasad ototrof  dan heterotrof. Jasad ototrof yaitu  jasad yang perlu  sumber karbon dalam  bentuk anorganik, contoh  CO2 dan senyawa karbonat. Jasad heterotrof yaitu   jasad yang perlu  sumber karbon dalam bentuk senyawa organik. Jasad  heterotrof dibedakan lagi menjadi jasad saprofit dan parasit. Jasad saprofit yaitu  
jasad yang dapat memakai  bahan organik yang berasal dari sisa jasad hidup  atau sisa jasad yang sudah  mati. Jasad parasit yaitu  jasad yang hidup di dalam jasad 
hidup lain dan memakai  bahan dari jasad inang (hospes)nya. Jasad parasit yang  dapat memicu  penyakit pada inangnya dinamakan  jasad patogen.
-- berdasar  sumber energi
berdasar sumber energi jasad dibedakan menjadi jasad fototrof,  jika memakai  energi cahaya; dan khemotrof, jika memakai  energi dari  reaksi kimia. Jika didasarkan atas sumber energi dan karbonnya, maka dikenal jasad 
fotoototrof, fotoheterotrof, khemoototrof dan khemoheterotrof. Perbedaan dari  keempat jasad itu  :
--. berdasar  sumber donor elektron
berdasar sumber donor elektron jasad digolongkan manjadi jasad litotrof dan organotrof. Jasad litotrof yaitu  jasad yang dapat memakai  donor elektron dalam bentuk senyawa anorganik seperti H2, NH3, H2S, dan S. jasad organotrof yaitu  jasad yang memakai  donor elektron dalam bentuk senyawa organik.
Pertumbuhan 
mikroba didalam media cair dapat menandakan  sifat berdasar  kebutuhan  oksigen : 
Jasad aerob yaitu  jasad yang memakai  oksigen bebas (O2) sebagai  satu  satunya aseptor hidrogen yang terakhir dalam proses respirasinya. Jasa anaerob, 
sering dinamakan  anaerob obligat atau anaerob 100% yaitu  jasad yang tidak dapat  memakai  oksigen bebas sebagai aseptor hidrogen terakhir dalam proses
respirasinya. Jasad mikroaerob yaitu  jasad yang hanya perlu  oksigen dalam jumlah yang sangat sedikit. Jasad aerob fakultatif yaitu  jasad yang dapat hidup  dalam keadaan anaerob dan  aerob. Jasad ini juga bersifat anaerob toleran. Jasad  kapnofil yaitu  jasad yang perlu  kadar oksigen rendah dan kadar CO2 tinggi.

Interaksi Antar Jasad Dalam memakai  Nutrien
Jika dua atau lebih jasad yang berbeda ditumbuhkan bersama-sama dalam suatu medium, maka aktivitas metabolismenya secara kualitatif dan  kuantitatif 
akan berbeda jika dibandingkan dengan jumlah aktivitas masing-masing jasad yang  ditumbuhkan dalam medium yang sama namun  terpisah. Fenomena ini yaitu   hasil interaksi metabolisme atau interaksi dalam pemakaian  nutrisi dinamakan  sintropik atau sintropisme atau sinergitik. contoh yaitu  bakteri 
penghasil metan yang anaerob obligat tidak dapat memakai  glukosa sebagai  substrat, namun  bakteri itu  akan segera tumbuh oleh adanya hasil metabolisme 
bakteri anaerob lain yang dapat memakai  glukosa.
Contoh lain yaitu  biakan campuran yang terdiri atas dua jenis mikroba atau  lebih sering tidak perlu  faktor tumbuh untuk pertumbuhan  . Mikroba  yang dapat mensintesis bahan selnya dari senyawa organik sederhana dalam  medium, akan mengekskresikan berbagai vitamin atau asam amino yang sangat 
penting untuk mikroba lainnya. Adanya ekskresi itu  memungkinkan  tumbuhnya mikroba lain. fakta  ini dapat memicu  koloni satelit yang  dapat dilihat pada medium padat. Koloni satelit hanya dapat tumbuh kalau ada  ekskresi dari mikroba lain yang menghasilkan faktor tumbuh esensial bagi mikroba 
itu . Bentuk interaksi lain yaitu  cross feeding yang yaitu  bentuk sederhana  dari simbiose mutualistik. Dalam interaksi ini pertumbuhan jasad yang satu 
tergantung pada pertumbuhan jasad lainnya, sebab  kedua jasad itu  saling  perlu  faktor tumbuh esensiil yang diekskresikan oleh masing-masing jasad.

 Medium Pertumbuhan Mikroba
Susunan dan kadar nutrisi suatu medium untuk pertumbuhan mikroba harus seimbang agar mikroba dapat tumbuh optimal. ini perlu dikemukakan 
mengingat banyak senyawa yang menjadi zat penghambat atau racun bagi mikroba  jika kadarnya terlalu tinggi (contoh  garam dari asam lemak, gula, dan 
sebagainya). Banyak alga yang sangat peka terhadap fosfat anorganik. Disamping  itu dalam medium yang terlalu pekat aktivitas metabolisme dan pertumbuhan 
mikroba dapat berubah. Perubahan faktor lingkungan memicu  aktivitas  fisiologi mikroba dapat terganggu, bahkan mikroba dapat mati. Medium perlu  kemasaman (pH) tertentu tergantung pada jenis jasad
yang ditumbuhkan. Aktivitas metabolisme mikroba dapat mengubah pH, sehingga  untuk mempertahankan pH medium ditambahkan bahan buffer. Beberapa 
komponen penyusun medium dapat juga berfungsi sebagai buffer.

 Macam Medium Pertumbuhan : 

a. Medium diperkaya 
Medium-medium diperkaya   yaitu  medium yang ditambah zat tertentu  yaitu  nutrisi khusus  untuk jenis mikroba tertentu. Medium ini  dipakai  untuk memicu  kultur diperkaya   (enrichment culture) dan untuk 
mengisolasi mikroba khusus , dengan cara mengatur faktor lingkungan (suhu, pH,  cahaya), kebutuhan nutrisi khusus  dan sifat fisiologinya. sehingga dapat 
disusun medium diperkaya   untuk bakteri yang bersifat khemoheterotrof,  khemoototrof, fotosintetik, dan untuk mikroba lain yang bersifat khusus .

b. Medium dasar atau  basal mineral
Medium dasar yaitu  medium yang mengandung campuran senyawa anorganik. Medium dasar ini lalu  ditambah zat lain bila  diperlukan,  contoh  sumber karbon, sumber energi, sumber nitrogen, faktor tumbuh, dan  faktor lingkungan yang penting seperti pH dan oksigen dan  tekanan osmosis.

c. Medium sintetik
Medium sintetik yaitu  medium yang seluruh susunan kimia dan kadarnya  sudah  diketahui dengan pasti. contoh yaitu  medium dasar yang ditambah 
NH4Cl (medium 1) dengan sumber karbon berupa gas CO2, bila  diinkubasikan  dalam keadaan gelap dapat dipakai  untuk menumbuhkan bakteri nitrifikasi 
khemoototrof, contoh  bakteri Nitrosomonas. Bakteri ini memperoleh energi dari  oksidasi amonium, selain itu amonium juga berfungsi sebagai sumber nitrogen. 
Contoh lain yaitu  medium dengan susunan sama dengan medium 1 namun   ditambah glukosa (medium 2). Dalam keadaan aerob yaitu  medium untuk 
perbanyakan jamur dan bakteri yang bersifat heterotrof. Glukosa berfungsi sebagai  sumber karbon dan sumber energi. Dalam keadaan anaerob, medium ini dapat 
dipakai  untuk menumbuhkan bakteri fakultatif anaerob dan  anaerob obligat.  Energi diperoleh dari hasil fermentasi glukosa. Untuk menumbuhkan mikroba yang  perlu  faktor tumbuh dapat memakai  medium yang komposisinya sama  dengan medium 2 namun  ditambah asam nikotinat (vitamin) sebagai faktor tumbuh  (medium 3).

d.. Medium kompleks
Medium kompleks yaitu  medium yang susunan kimianya belum  diketahui dengan pasti. contoh medium ini yaitu  medium dasar yang  ditambah glukosa dan ekstrak khamir (medium 4). Susunan kimia ekstrak khamir  tidak diketahui secara pasti, namun  mengandung berbagai faktor tumbuh yang sering 
diperlukan oleh mikroba. Medium ini dapat untuk menumbuhkan mikroba  khemoheterotrof aerob dan  anaerob baik yang perlu  dan  yang tidak 
perlu  faktor tumbuh.

e.. Medium diperkaya 
Medium-medium diperkaya   yaitu  medium yang ditambah zat tertentu  yaitu  nutrisi khusus  untuk jenis mikroba tertentu. Medium ini  dipakai  untuk memicu  kultur diperkaya   (enrichment culture) dan untuk 
mengisolasi mikroba khusus , dengan cara mengatur faktor lingkungan (suhu, pH,  cahaya), kebutuhan nutrisi khusus  dan sifat fisiologinya. sehingga dapat 
disusun medium diperkaya   untuk bakteri yang bersifat khemoheterotrof,  khemoototrof, fotosintetik, dan untuk mikroba lain yang bersifat khusus .


 tahap -tahap  Pertumbuhan Mikroorganisme
4 tahap  kurva pertumbuhan mikroorganisme, yaitu :
1. tahap  lag , 2. tahap  log   3. tahap  stationer, 
4. tahap  kematian,

1. tahap  Lag atau Adaptasi.
Jika mikroba dipindahkan ke dalam suatu medium, mula-mula akan  mengalami tahap  adaptasi untuk menyesuaikan dengan kondisi lingkungan
di sekitarnya. Lamanya tahap  adaptasi ini dipengaruhi oleh beberapa factor, diantaranya:
-Jumlah inokulum ,Jumlah awal sel yang semakin tinggi akan mempercepat tahap  adaptasi.
tahap  adaptasi mungkin berjalan lambat sebab  beberapa sebab, contoh : -mutan yang baru dipindahkan dari tahap  statis ke medium  baru dengan komposisi sama seperti sebelumnya. -kultur dipindahkan dari medium yang mengandungbanyak  nutrien ke medium yang kandungan  nutriennya terbatas, 
- Medium dan lingkungan pertumbuhan  Jika medium dan lingkungan pertumbuhan sama seperti medium dan  lingkungan sebelumnya, mungkin tidak diperlukan waktu adaptasi. namun  jika  nutrient yang tersedia dan kondisi lingkungan yang baru berbeda dengan 
sebelumnya, diperlukan waktu penyesuaian untuk mensintesa enzim .
2. tahap  Log atau Pertumbuhan Eksponensial. 
Pada tahap  ini mikrobamembelah dengan cepat dan konstan mengikuti  kurva logaritmik. Pada tahap  ini kecepatan pertumbuhan sangat dipengaruhi oleh 
medium tempat tumbuhnya seperti pH dan kandungan nutrient, juga kondisi  lingkungan termasuk suhu dan kelembaban udara. Pada tahap  ini mikroba 
perlu   energi lebih banyak dari pada tahap  lainnya. Pada tahap  ini kultur  paling peka  terhadap keadaan lingkungan. Akhir tahap  log, kecepatan 
pertumbuhan populasi menurun disebab kan : 
Adanya hasil metabolisme yang mungkin beracun atau dapat menghambat  pertumbuhan mikroba.. Nutrien di dalam medium sudah berkurang.
3. tahap  Stationer
Pada tahap  ini jumlah populasi sel tetap sebab  jumlah sel yang tumbuh sama dengan jumlah sel yang mati. Ukuran sel pada tahap  ini menjadi lebih kecil sebab  sel tetap membelah walau  zat-zat nutrisi sudah habis. sebab  kekurangan zat nutrisi, sel kemungkinan memiliki  komposisi yang berbeda dengan sel yang tumbuh pada tahap  logaritmik. Pada tahap  ini sel-sel lebih tahan terhadap keadaan ekstrim seperti panas, dingin, radiasi, dan bahan-bahan kimia.

4. tahap  Kematian
Pada tahap  ini sebagian populasi mikroba mulai mengalami kematian sebab  beberapa sebab yaitu:
1. Nutrien di dalam medium sudah habis.
2. Energi cadangan di dalam sel habis.
Kecepatan kematian bergantung pada kondisi nutrien, lingkungan, dan  jenis mikroba.

Kecepatan Pertumbuhan Mikroorganisme Dan Waktu Lipat Dua Pengetahuan mengenai kecepatan pertumbuhan bersifat penting dalam  menentukan keadaan atau status kultur sebagai kesatuan.
Waktu generasi (tg)  Waktu yang diperlukan  oleh suatu kultur untuk memperbanyak jumlah  atau  
massa  atau komponen sel sebanyak 2x lipat, dinamakan  juga waktu lipat dua.
Macam-Macam Metode Pengukuran Pertumbuhan Mikroorganisme Metode pengukuran pertumbuhan mikroorganisme dapat dibedakan menjadi metode langsung dan tidak langsung. Contoh metode langsung hitungan mikroskopik (memakai  hemositometer), dipakai  untuk mengukur pertumbuhan bakteri pada susu  atau  vaksin dan hitungan cawan dipakai  untuk
mengukur pertumbuhan bakteri susu, air, makanan, tanah, dan lain-lain. Contoh metode tidak langsung yaitu  :
- berdasar  kadar nitrogen, bila suspensi biakan kental dan  tidak homogen
- berdasar  aktivitas biokimia, memakai  uji mikrobiologis
-. berdasar  kekeruhan, bila suspensi biakan cair dan  homogen
- berdasar  berat kering sel, bila suspensi biakan kental dan  tidak homogen
Hitungan mikroskopik memakai  ruang penghitung hemositometer  memiliki  kelebihan cepat dalam pengerjaannya, namun  memiliki  beberapa 
kekurangannya, yaitu : tingkat kesalahan tinggi, sel mati bisa terhitung, sel ukuran kecil sulit terlihat . Metode ini tidak sesuai untuk sel yang densitasnya rendah. Hitungan cawan dapat dilakukan dengan metode : -Cawan tuang (pour plate method)
- Cawan sebar (spread plate method)
Penerapan metode cawan tuang, terlebih dahulu dilakukan :
1. Satu seri pengenceran terhadap contoh 
2. Ambil pengenceran tertentu
Metode tidak langsung melalui kekeruhan atau turbiditasdengan melihat massa  sel. Metode ini memakai  alat : spektrofotometer. Dengan alat ini dapat 
ditentukan nilai absorbansi (a) atau kerapatan optik (od=optikal density).  Sebelumnya perlu dibuat kurva baku untuk mengetahui jumlah sel. Kelebihan: 
cepat, mudah, tidak merusak sample Kekurangan : sel hidup dan sel mati tidak  terukur.
Metode tidak langsung melalui berat kering sel, dilakukan dengan tahapan ,antaralain : 
1. Menyaring atau sentrifugasi massa sel
2. Mencuci dengan aquadest atau buffer
3. Dikeringkan dalam oven, bila suhu 800 C perlu  waktu 24 jam 
atau1100 C selama 8 jam
4. lalu  ditimbang sehingga diperoleh berat kering sel
8.9 faktor  Lingkungan Pertumbuhan Mikroorganisme
Setiap mikroorganisme memiliki  respons yang berbeda terhadap faktor lingkungan (suhu, pH, O, salinitas, dsb.)
Suhu, tinggi rendahnya suhu mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme. Bakteri dapat tumbuh dalam rentang suhu minus 50 C sampai 800 C, namun 
bagaimanapun juga setiap species memiliki  rentang suhu yang pendek yang ditentukan oleh peka itas sistem enzimnya terhadap panas. Bakteri dapat
digolongkan  berdasar  pada kisaran suhu pertumbuhan  , yaitu :
1. Psikrofil yaitu  bakteri yang dapat tumbuh pada suhu 00 C sampai 200 C.  Suhu ideal nya sekitar 150C. sifat  istimewa dari semua bakteri  psikrofil yaitu  akan tumbuh pada suhu 0 – 5 0 C.
2. Mesofil yaitu  bakteri yang dapat tumbuh pada suhu 200 C sampai 450 C. sifat  istimewa dari semua bakteri mesofil yaitu  kemampuannya  untuk tumbuh pada suhu tubuh (37 0C) dan tidak dapat tumbuh pada suhu  di atas 450 C. Bakteri mesofil dapat dibedakan menjadi dua golongan ,  yaitu:
-Yang memiliki  suhu pertumbuhan ideal  35 – 400C, termasuk  organisme yang tumbuh baik pada tubuh inang berdarah panas.
-Yang memiliki  suhu pertumbuhan ideal  20 – 300C, termasuk tumbuhan saprofit.

3. Termofil yaitu  bakteri yang dapat tumbuh pada suhu 35 0C atau lebih. .Bakteri termofil dapat dibedakan menjadi dua golongan  :
- Obligat termofil yaitu  organisme yang dapat tumbuh pada suhu di atas  suhu 500 C, dengan suhu pertumbuhan ideal  di atas 60 0C.
-Fakultatif termofil yaitu  organisme yang dapat tumbuh pada suhu  370C, dengan suhu pertumbuhan ideal  45 – 60 0C.