Tampilkan postingan dengan label struktur otak. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label struktur otak. Tampilkan semua postingan

Rabu, 13 April 2022

struktur otak

struktur otak manusia

 struktur otak manusia 

University of California, Irvine dan University of California Los Angeles dengan tim peneliti yang terdiri dari  Tsyganovskiy L,  Xu X,Xiangmin, Andrew S, Shi Y,  Nocholas O, Kris L, juga Taruna Ikrar, MD., PhD, sebagai peneliti dari University of California  dan Irvine sebagai staf dan dokter spesialis di School of Medicine, University of California, Amerika Serikat, menemukan struktur baru di otak tengah manusia, yang bernama  CA2 hippocampus, merupakan area di otak tengah hippocampus  diantara  Proximal system dan 
Caudal system di otak tengah itu,neurosaintist mengungkapkan bahwa keberadaan CA2-hippocampus ini sebelumnya  masih misterius, tiga teknik baru  penelitian  antaralain confocal imaging ,immunostunning  dan laser Photostimulation,  ini para peneliti  berhasil menemukan  struktur CA2-Hippocampus , hasil penelitian ini mengungkapkan  bahwa  Hippocampus yaitu otak tengah menjadi  pusat otak yang berfungsi  sebagai  keseimbangan ,emosi,proses mengingat, bila ada gangguan pada hippocampus  mampu menyebabkan  penyakit   alzheimer,parkinson dan epilepsi,penelitian ini menambah pemahaman tentang  cara kerja otak , 
- bagaimana  otak tengah  mengkoordinasi stimulasi electrical otak,
- bagaimana otak tengah ini  berperan untuk menyimpan dan mengatur ingatan, 
- bagaimana  sistem limbik dan otak tengah  mengaktifkan retikuler (RAS), untuk mengatur kesadaran baik sewaktu bangun  maupun pada saat tidur,
-bagaimana  otak  tengah mengingat ,
-bagaimana  otak  tengah melupakan , pembelaan psicologist,



Cerebral palsy

Cerebral palsy (CP) yaitu   kelainan perkembangan motorik 
dan kelainan  postur tubuh yang disebabkan oleh 
gangguan perkembangan otak sejak 
dalam kandungan , Kelainan ini   dibarengi 
dengan gangguan  epilepsi, gangguan masalah muskuloskeletal,gangguan sensasi, gangguan persepsi, gangguan kognisi, gangguan komunikasi, gangguan tingkah laku, 

Gejala Cerebral palsy  muncul  pada anak-anak di bawah umur 
3 tahun, yaitu  berupa hipotonia 
awal pada 6 bulan pertama hingga 1 tahun 
dan  diikuti spastisitas, Prevalensi CP secara global berkisar antara 
1-1,5 per 1.000 kelahiran hidup dengan 
 insidens meningkat pada kelahiran prematur.


 faktor yang dapat meningkatkan risiko 
Cerebral palsy   mulai dari periode pre-, peri-, dan postnatal, 
Faktor  pada masa  
perinatal  disebabkan oleh asfi ksia, kelahiran prematur,berat badan 
lahir rendah, kelahiran multipara, hipoksia, 

 Faktor  
pada masa  pascanatal yaitu  ensefalitis, meningitis,benturan 
fisik pada kepala, tingginya kandungan logam 
dalam tubuh, insiden yang memicu  
kondisi hipoksia-iskemia, kegagalan fungsi 
hati, 
Faktor  pada masa  prenatal yaitu  
infeksi dalam kandungan, seperti infeksi cytomegalovirus, 
herpes (TORCH), toksoplasmosis, rubella, 
 Cerebral palsy   tergantung pada bagian dan 
luasnya jaringan otak yang mengalami kerusakan. Berdasar  gejala Cerebral palsy    diklasifi kasikan ke dalam 4  kelompok, yaitu  atetoid/diskinetik, campuran,spastik, ataksid, 


3. Atetoid/diskinetik
Cerebral palsy  atetoid/diskinetik menimbulkan  fluktuasi tonus otot yang mengakibatkan  
gerakan lambat dan tidak terkendali , bila  
mengenai otot-otot wajah, pasien  akan 
tampak  selalu menyeringai dan mengeluarkan 
air liur. Intensitas gerakan yang tidak terkendali  
akan meningkat pada saat  stres emosional, 
menghilang ketika  tidur.,
a.Campuran
Cerebral palsy  campuran yaitu  kombinasi spastik dan atetoid, Gejala spastik  muncul pada usia  muda, dilanjutkan dengan gejala 
atetoid pada umur 9 bulan - 3 tahun. 
b.Spastik 
 80%  Cerebral palsy    adalah jenis spastik,  spastik gejalannya yaitu  kaku otot terutama tungkai dan bila  dibiarkan 
dalam waktu lama akan  muncul  kontraktur. Berdasarkan lokasi yang mengalami 
kaku otot,  spastik digolongkan    menjadi  
- Spastik triplegi yaitu Kaku pada 3  anggota 
gerak, kombinasi 2  lengan dan 1  tungkai 
-Spastik kuadriplegi yaitu Kaku pada keempat 
anggota gerak, yaitu  kedua lengan dan tungkai dengan tingkat keparahan yang sama
- Spastik hemiplegi yaitu  Kaku pada satu sisi tubuh, bagian terparah ada di lengan.
-Spastik monoplegi yaitu Kaku pada satu anggota gerak, yaitu  lengan 
- Spastik diplegi yaitu  Kaku pada keempat anggota gerak, yaitu  tungkai bawah lebih 
parah
,
c.Ataksid
Cerebral palsy   ataksid  mengganggu keseimbangan dan 
persepsi,  ditandai dengan gangguan koordinasi ketika  berjalan, ketika  melakukan 
gerakan yang cepat dan tepat, seperti mengalami tremor dan menggigil saat 
hendak meraih benda,menulis dan mengancingkan baju,

 




TERAPI CEREBRAL 
PALSY
Terapi standar Cerebral palsy   yaitu  melalui terapi fisik, terapi 
perilaku, terapi bicara, obat-obatan (oral, 
intratekal, sistemik), dan intervensi bedah, 
hippoterapi,  pemakaian alat ortotik, peregangan pasif, hidroterapi,
Pemberian obat-obatan dosis tinggi 
seperti  tizanidin ,baklofen, 
diazepam, dantrolen,  bertujuan 
mengurangi spasme otot  efek samping  obat yaitu penurunan 
ambang rangsang kejang,hilang keseimbangan, 
 sedasi, rasa lelah, mual, gangguan 
kognisi, 
Terapi fisik yaitu  bedah ortopedi ataupun bedah saraf,  
bedah ortopedi bertujuan untuk memperbaiki deformitas muskuloskeletal penderita 
, sehingga  postur tubuh menjadi  
lebih baik dan  kemudahan pergerakan. Tiga 
bagian tubuh yang  dikoreksi melalui bedah ortopedi yaitu tulang belakang, tungkai bawah, 
tulang pinggul,  bedah saraf  dilakukan melalui selective dorsal rhizotomy (SDR). Prosedur 
SDR yaitu  memotong saraf sensorik di ruas 
tulang belakang bagian bawah yang bertanggung jawab terhadap rigiditas otot tungkai, 
sehingga didapatkan penurunan spastisitas,

Cerebral palsy  bersifat nonprogresif , artinya penyakit  
yang dialami penderita tidak akan bertambah 
parah, namun juga tidak dapat dipulihkan  sempurna seperti  normal,  medis  bukan  untuk menyembuhkan, 
 melainkan untuk mengembangkan interaksi sosial, mengurangi gejala, meningkatkan kemampuan motorik, mengembangkan kognisi, 




 SEL PUNCA UNTUK 
TERAPI CEREBRAL PALSY

 pembuktian  bahwa regenerasi sel sistem saraf pusat dapat terjadi 
secara alamiah, menguatkan keyakinan 
 peneliti  untuk mengembangkan 
terapi  regenerasi sel punca dapat memperbarui diri (self-renewal) dan berdiferensiasi 
menjadi berbagai jenis jaringan dewasa yang 
fungsional (multipoten), sehingga  dapat untuk terapi regeneratif. ada 4  tipe 
sel punca yang potensinya sebagai agen terapi  yaitu sel punca mesenkimal,neural, 
embrionik dan hematopoietik, 
sel punca neural
 memperbaiki kerusakan otak, sel ini  terdapat di otak, 
pada proses neurogenesis, sel punca neural 
dapat berdiferensiasi menjadi neuron, astrosit  dan oligodendrosit. sel punca neural tersebar 
di seluruh area  sistem saraf pusat, namun 
diferensiasinya membentuk sel-sel saraf hanya 
terjadi pada area  terbatas, yaitu  zona sub granular pada girus hipokampus, dan zona sub ventrikular pada ventrikel lateral 
 kondisi 
hipoksia-iskemia pada masa perinatal memicu  hilangnya sel punca neural dan 
progenitor oligodendrosit pada zona subventrikular,  hilangnya sel punca pada bagian 
yang harusnya aktif melakukan neurogenesis mengakibatkan  kerusakan otak menjadi permanen, jika ingin melakukan 
usaha  regenerasi, dibutuhkan  sel punca neural 
dari sumber lain, misalnya dari saraf tulang belakang pasien atau jaringan otak fetus,   namun  
 penggunaan kedua sumber sel punca 
itu  terbentur oleh  etika, 

Sel punca hematopoietik
Sel punca hematopoietik yaitu  sel multipoten 
yang berperan dalam pembentukan darah 
(hematopoiesis). Sel punca hematopoietik 
terdapat di sumsum tulang, darah tali pusat dan ditemukan sedikit pada darah tepi. Secara 
molekuler, sel punca hematopoietik ditandai 
dengan ekspresi positif CD34 dan CD133.dengan  menggunakan sel punca 
hematopoietik dari sel-sel hati fetus dan 
berhasil mengembangkan sel tersebut ke arah 
sel punca neural, kemudian  membentuk astrosit. 
Penanda yang digunakan dalam studi ini 
adalah glial fi brillary acidic protein (GFAP) 
dan S100, yang diekspresikan oleh astrosit, 
penelitian  pada tikus dengan cedera tulang 
belakang menunjukkan bahwa transplantasi 
sel hematopoietik sumsum tulang dapat 
memicu perbaikan,  
deteksi imunohistokimia mengidentifi kasi 
bahwa sel yang diberikan mengekspresikan 
penanda  prekursor neural,astrosit dan oligodendrosit, 
terapi sel punca 
hematopoietik telah diterapkan  pada pasien 
amyotrophic lateral 
sclerosis dan  multiple sclerosis   dengan hasil  memuaskan, 

Sel punca mesenkimal
Sel punca mesenkimal didapat  dari 
 jaringan lemak,sumsum tulang,darah 
tali pusat, plasenta, sel punca 
mesenkimal yang berasal dari sumsum tulang 
mampu  berdiferensiasi menjadi sel saraf dengan 
mengikutsertakan  sebuah faktor transkripsi yang 
dinamakan  Hes1. Diferensiasi sel itu  ke arah 
neural dideteksi dengan ekspresi penanda 
nestin, otx1 neuroD1, Neurog2 dan  Msl1, Sel 
punca mesenkimal dari Wharton’s jelly dapat 
mengekspresikan fenotipe neural, seperti 
tirosin hidroksilase, β-tubulin, neurofi lamen M, axonal growthcone-associated protein, sel Schwann  dapat  dibuatdari sel mesenkimal lemak yang 
 dapat memicu pertumbuhan neurit 
secara in vitro.
 sel punca mesenkimal 
dari jaringan lemak dapat mengekspresikan 
 reseptor,nestin, tirosin hidroksilase,  terhadap 
neurotransmiter gamma-aminobutyric acid 
 (GABA), jika  diinduksi oleh basic fi broblast growth 
factor (bFGF), butylated hydroxyanisole, and 
dimethylsulfoxide (DMSO) pada medium rendah 
serum. membuktikan bahwa 
sel punca mesenkimal dari darah tali pusat dapat 
diinduksi agar mengekspresikan neurofi lamen 
dan neuro-spesifi c enolase.
 juga dengan 
sumber plasenta, mendiferensiasikan sel punca mesenkimal 
menjadi neuron dan oligodendrosit  sudah diuji  pada tikus model stroke dan multiple 
sclerosis.
banyak Jenis sel 
 punca yang digunakan untuk  Cerebral palsy
seperti  sel punca hematopoietik (CD34+/CD133+), sel mononuklear,,sel progenitor saraf dan  sel punca mesenkimal,  Sumsum 
tulang dahulu banyak digunakan  untuk terapi 
penyakit keganasan darah sebab  dikenal sebagai deposit sel hematopoietik, sumber sel punca yaitu  sumsum tulang dan darah tali pusat, sedang  metode yang digunakan yaitu  transplantasi autologus, 
sumsum tulang dan darah tali pusat  mengandung sel punca mesenkimal, 
Darah tali pusat mengandung  limfosit 
T yang belum matang dengan  jumlah sel CD4+/
CD8+ yang lebih rendah dibandingkan darah 
perifer dewasa,  mempunyai  imunogenisitas yang rendah. Imunogenisitas yang rendah memicu  tingkat 
toleransi perbedaan human leukocyte antigen 
(HLA) antara donor-resipien lebih besar, Minimal 4/6 kecocokan HLA antara donor-resipien 
 masih dapat diterima tanpa memicu  
risiko graft versus host diseases (GvHD). pencarian donor alogenik darah tali 
pusat lebih mudah dibandingkan  sumsum tulang, 
sehingga cocok diterapkan pada pasien  
yang butuh  penanganan segera, 
Terapi sel punca secara autologus  lebih 
diutamakan dibandingkan  alogenik karena lebih 
aman, tidak ada risiko penolakan transplan oleh 
tubuh pasien, namun  metode autologus 
mengharuskan pasien untuk mendonorkan 
jaringan miliknya, seperti sumsum tulang 
atau darah tali pusat, untuk keperluan isolasi 
atau perbanyakan sel punca,darah tali pusat (107
/kg berat badan) yang 
diberikan secara intravena pada pasien  
 Cerebral palsy berusia 1-12 tahun. 
 uji klinik terhadap sel punca hematopoietik CD133+/CD34+ yang telah 
diseleksi menggunakan teknologi magnetic 
assisted cell sorting (MACS). Sebanyak 1,5x106
 sel CD133+/CD34+ disuntikkan secara intramuskular di area  abdomen. Pemberian dosis yang  rendah itu  
mampu memperbaiki kemampuan motorik 
, penggunaan fraksi sel yang heterogen dalam 
terapi sel  berimplikasi pada dosis pemberian yang lebih tinggi dibandingkan  jika 
menggunakan fraksi sel yang sudah  diseleksi, 
Fraksi mononuklear darah tali pusat berisi 
populasi sel yang heterogen, termasuk di dalamnya yaitu  sel punca hematopoietik  dan 
mesenkimal, pemberian sel yang heterogen lebih 
baik dibandingkan  homogen sebab  meskipun 
mengandung jumlah sel punca yang lebih 
sedikit, populasi mononuklear memiliki  lebih banyak faktor pertumbuhan yang penting 
 dalam regenerasi sel, namu  pemberian sel yang 
telah terseleksi, misalnya sel CD34+ murni, 
lebih aman karena mereduksi reaksi transfusi yang terkait dengan perbedaan golongan 
darah. populasi sel yang terseleksi 
memungkinkan sekresi faktor pertumbuhan 
yang lebih seragam,
sel punca embrionik 
sel punca embrionik yaitu  sel pluripoten 
yang menyusun inner cell mass pada tahap 
perkembangan embrio,  karena sifat 
pluripotensinya, sel punca embrionik dapat 
berdiferensiasi menjadi seluruh jaringan 
tubuh termasuk semua jenis sel saraf,  sel punca embrionik dapat 
diinduksi secara in vitro agar mengekspresikan 
penanda permukaan sel saraf, yaitu nestin 
dan microtubule associated protein (MAP-2). 
jika  disuntikkan pada tikus model 
ensefalopati hipoksik-iskemik, sel yang 
telah terinduksi mampu bermigrasi ke area 
otak yang rusak dan membentuk kembali 
neuron yang hilang,  walaupun  potensi sel 
punca embrionik sangat besar dalam terapi 
regenerasi saraf, risiko reaksi penolakan dan terbentuknya tumor 
 menjadi kelemahan  tehnik ini ,

Terapi sel punca untuk perbaikan saraf menunjukan  3 mekanisme regenerasi yang 
berasosiasi dengan jenis sel punca yang diberikan. Mekanisme dengan berinteraksi 
langsung dengan sel saraf resipien, di mana sel 
punca dengan bantuan scaff old membentuk 
jembatan dengan sel saraf yang rusak dan sel sel lain di dekatnya. Interaksi ini  memicu rekonstruksi jaringan baru, sekalipun volume lesi cukup besar, Mekanisme lain   yaitu  dengan 
menggantikan sel-sel saraf yang rusak melalui 
diferensiasi,  mekanisme di atas  sering ditemukan pada 
 penggunaan sel punca neural yang  
diberikan secara intraserebral atau intratekal. 
Mekanisme ketiga yaitu  dengan cara menginduksi produksi faktor pertumbuhan yang 
mendukung regenerasi saraf, seperti nerve 
growth factor (NGF) dan brain-derived neurotrophic factor (BDNF). Mekanisme ini  
  terjadi pada penggunaan 
sel punca non-neural, seperti pada sel punca 
progenitor,hematopoietik dan  mesenkimal, darah tali pusat.  Pada mekanisme 
 ketiga, migrasi dan homing sel punca di daerah lesi  tidak menjadi keharusan, 
sehingga dapat diterapkan jalur pemberian 
secara intravena ataupun intramuskular. 
bahwa terapi darah tali pusat meningkatkan 
faktor neurotrofi k BDNF dan vascular endot helial growth factor (VEGF)
hasil  uji  sel punca hematopoietik 
 CD133+/34+ yaitu  bahwa sel punca itu  memicu sekresi tumor 
 necrosis factor (TNF)-α yang  meningkatkan sekresi NGF.  menunjukkan bahwa sel punca mesenkimal 
meningkatkan ekspresi gen yang mengatur 
proliferasi dan kelangsungan hidup sel saraf di 
daerah yang rusak.