senam kegel khusus untuk ibu hamil
Senam kegel merupakan gerakan gerakan yang berfungsi mencegah impotensi ,ejakulasi dini,inkontinensia urin, bagi laki laki, memperkuat otot panggul ,bagi wanita dan ibu hamil guna melancarkan persalinan dan mengencangkan alat vital,
inkontinensia urin, merupakan ketidakmampuan seseorang dalam mengendalikan kandung kemihnya, sehingga muncul beser,
Selain itu, senam kegel pria juga dapat membantu proses pemulihan setelah melakukan operasi prostat. Hal ini dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan
pada pasien laki laki setelah menjalani operasi prostat ,setelah melakukan senam kegel maka kandung kemih setelah operasi dapat dipulihkan,
setelah melakukan secara rutin senam kegel selama 6 bulan , 40% dari laki laki akan mempunyai ereksi yang pulih kembali,
trik senam kegel khusus laki laki yaitu antara lain:
sebelum melakukan senam kegel, sebaiknya menemukan letak otot panggul, biasanya otot panggul berada di dasar rongga panggul yang posisinya memanjang dimulai dari tulang kemaluan hingga tulang belakang bagian bawah, lakukan cara ini posisikan seakan akan seperti sedang buang air kecil, uapayakan untuk berusaha menghentikan urin dengan kontraksi otot , otot yang berkontraksi adalah otot panggul sesudah mengetahui letak otot panggul lakukanlah senam kegel secara rutin, pertama tama lakukan gerakan seperti menahan kencing, selama 5 hingga 20 detik, lalu lepaskan,3 atau 4 kali dalam sehari,
lakukan juga gerakan senam kegel yang bervariasi dengan cara menahan otot sangat lambat atau cepat ,bila merasa sakit di punggung atau perut sesudah senam kegel, maka menunjukan bahwa itu tidak melakukan senam yang sebenarnya,
senam kegel hanya mengikut sertakan otot panggul saja sedang otot-otot lain tidak boleh ikut berkontraksi,
remaja mempunyai otot panggul yang masih kuat dan kencang kemudian melemah seiring usia yang semakin menua,
kehamilan pengaruhi daya ingat
Henry sebagai psikologi dari University of New South Wales , Peter Rendell sebagai profesor Universitas Katolik Australia dan tim nya mengungkapkan hasil risetnya, bahwa daya ingat wanita dapat menurun hingga 1 tahun sesudah proses melahirkan,namun fenomena ini bersifat minor artinya hanya sebatas pada pekerjaan pekerjaan mengingat hal hal yang tak lazim.fenomena penurunan daya ingat yang dialami wanita selama dan pasca kehamilan merupakan penurunan yang dapat dibandingkan seperti pada dayaingat orang yang berusia 60 tahun dengan orang berusia 18 tahun, berdasarkan hasil riset survey penelitian ilmuan Australia yang melibatkan 15 riset di seluruh dunia,pada Riset-riset ini di antaranya yaitu mengadakan serangkaian tes ujian kemampuan daya ingat dari 1.100 partisipan ibu ibu tidak hamil ,wanita hamil dan wanita setelah hamil, maka hasil analisa mengindikasikan bahwa perempuan hamil mengalami gangguan daya ingat ,
tes uji yang sangat sulit bagi wanita yaitu saat berkaitan dengan menghafal hal hal baru namun mengingat nomor telepon tidak terpengaruh,
pada tes uji coba dimana mereka harus mengingat nomor telepon baru maka mereka akan mengalami kesulitan. hasil riset ini tidak mengindikasikan bahwa fenomena ini bersifat sementara atau permanen juga mengapa daya ingat wanita seperti itu belum ada penjelasan secara ilmiah sebab perlu dibutuhkan riset lanjutan ,namun ilmuwan memprediksi bahwa ini termasuk dalam gaya hidup .
orgasme ketika melahirkan
Dr Christiane Northrup dan Dr Barry Komisaruk sebagai psikolog dan peneliti dari
Rutgers University di New Jersey mengungkapkan bahwa walaupun umumnya merasakan sakit luarbiasa saat proses melahirkan namun ketika sedang dalam proses persalinan berjalan, wanita melahirkan masih mampu merasakan orgasm hingga meraih klimaks,dimana orgasme ketika persalinan dirasakan oleh 0,3 persen ibu,oleh sebab ada rangsangan pada serviks, organ vital,saluran kelahiran, kontraksi rahim dan klitoris,
keluarnya bayi seperti keluarnya organ vital sehingga mampu merasakan orgasme saat proses melahirkan sedang berlangsung,keberadaan hormon oxytocin dan endorfin
merupakan hormon cinta yang diciptakan secara alami oleh wanita saat orgasme
juga timbul saat proses melahirkan,bahkan pada sekali persalinan, cenderung merasakan orgasme beberapa kali kemudian merasakan 10 detik klimaks,fenomena ini adalah wajar dan normal bukan merupakan faktor ketidakstabilan hormon,
pemeriksaan karyotyping pada cairan amnion trimester ii-iii kehamilan untuk deteksi kelainan kromosom
kelainan kromosom memicu terjadinya abortus spontan lebih dari 50% sedang pada masa neonatus memicu kematian perinatal 11% dan 9% tetap hidup sampai dewasa dengan morbiditas, sekitar 2% dari janin itu akan mengalami gangguan atau mem punyai efek pada sistem reproduksi,
analisa prenatal Pemeriksaan tentang kelainan kongenital selama janin masih dalam kandungan ibu membantu persalinan dan pengobatan pada bayi sesudah persalinan, membantu dalam pengobatan selama kehamilan, membantu menjelaskan sebab-sebab terjadinya kelainan kongenital dan mempersiapkan hal hal yang dibutuhkan sesudah bayi lahir, 8% dari hasil konsepsi memiliki kelainan kromosom, ini merupakan indikasi untuk melakukan tes analisa prenatal invasif yang saat ini masih merupakan standar,
Sindroma Down merupakan masalah kelainan kromosom yang paling banyak terjadi dengan angka morbiditas dan mortalitas tinggi,
Penyakit kromosom adalah kelainan genetik dimana sebagian besar kode genetik mengalami perubahan , masalah yang paling sering adalah ini dipicu kegagalan pada proses meiosis (meiotic non disjunctions) , simple aneuploidy (monosomy atau trisomy),
Sindroma yang lain adalah trisomi 13, 18, Turner, Cri du Chat, Tes skrining pada trimester I (nuchal translucency, free ß-hCG dan PAPP-A) dan triple test pada trimester II (aFeto Protein, Unconjugated Estradiol 3 dan ß-hCG)
merupakan metode yang dipakai untuk skrining kelainan kromosom, Prosedur standar untuk analisa prenatal adalah dengan fetal karyotyping pada wanita hamil. analisa definitif ini memerlukan pemeriksaan invasif yaitu CVS (Chorion Villus Sampling) atau amniosentesis,
Amniosentesis pada trimester II (minggu ke 14-20 kehamilan) merupakan teknik yang digunakan, ini karena lebih aman dan lebih mudah dibandingkan dengan amniosentesis pada trimester I dan CVS, terpercaya dan akurat dari segi sitogenetik dan biaya yang relatif murah dibandingkan metode skrining yang
lain, Komplikasi amniosentesis 2,2% ,
Data dari ruang USG pada divisi Feto Maternal bagian obstetri dan ginekologi
menandakan peningkatan kejadian janin dengan cacat kongenital dimana sebagian besar pasien datang untuk melakukan pemeriksaan pada trimester II-III , sayangnya hanya 1 yang dilakukan pemeriksaan karyotyping pada darah tali
pusat dengan hasil sindroma Patau (trisomi 13). banyak masalah ibu hamil dengan kelainan kongenital yang telah dilakukan amniosentesis-karyotyping
pada kehamilan trimester II-III (sesuai dengan kondisi dimana hampir seluruh ibu hamil dengan kelainan janin kongenital melakukan pemeriksaan pada kehamilan yang sudah lanjut) ,
Pada masalah kelainan kongenital terdeteksi pada usia kehamilan 30 atau 31 minggu dengan kecurigaan trisomi 13. Pemeriksaan kehamilan sebelumnya di spesialis obstetri ginekologi diperoleh polihidramnion, Penderita dilakukan induksi persalinan dan pada bayi diperoleh kelainan kongenital multipel, tidak diperoleh tulang hidung dan hanya ada satu mata di tengah, bayi
langsung meninggal setelah persalinan. Saat usia kehamilan 30 atau 31 minggu telah dilakukan amniosentesis dan pemeriksaan kromosom di laboratorium genetika klinik dengan hasil pertumbuhan kultur sel kurang baik sehingga tidak dimungkinkan untuk penegakan analisa karyotyping,
Pada masalah kelainan kongenital terdeteksi pada usia kehamilan 20 atau 21 minggu dengan kecurigaan trisomi 21. Pemeriksaan kehamilan sebelumnya di spesialis obstetri ginekologi diperoleh ventrikulomegale.
Penderita dilakukan sectio sesaria (Palembang) atas indikasi perdarahan dan pada bayi diperoleh kelopak mata yang besar, tidak diperoleh tulang hidung,
polidactily dan sianosis, diduga suatu kelainan jantung. Bayi meninggal 3 jam setelah persalinan. Saat usia kehamilan 20 atau 21 minggu telah dilakukan amniosentesis dan pemeriksaan kromosom di laboratorium genetika klinik dengan hasil pertumbuhan kultur sel kurang baik sehingga tidak dimungkinkan analisa karyotyping,
Pada masalah kelainan kongenital terdeteksi pada usia kehamilan 28 atau 29 minggu dengan dandy walker malformation. Pemeriksaan kehamilan sebelumnya di bidan tidak ada kelainan. Penderita ini dilakukan induksi persalinan oleh karena bayi meninggal dalam kandungan (IUFD). Pada usia kehamilan 28 atau 29 minggu telah dilakukan amniosentesis dan pemeriksaan kromosom di laboratorium genetika klinik tetapi tidak diperoleh perkembangan sel sehingga tidak dapat dilakukan karyotyping,
Pada masalah kelainan kongenital terdeteksi pada usia kehamilan 32 atau 33 minggu dengan polihidramnion, Pemeriksaan kehamilan sebelumnya di bidan tidak ada kelainan. Penderita ini sempat dilakukan amnioreduksi sebanyak 2 kali di ruang bersalin I dan dilakukan terminasi atas indikasi ketuban pecah prematur
sesudah pematangan paru. Pada bayi diperoleh kelainan kongenital multipel (cardiomegale, ascites, mesoblastic tumor dd tumor Wilm’s), bayi meninggal 2 jam setelah persalinan. Pada usia kehamilan 32 atau 33 minggu telah dilakukan amniosentesis dan pemeriksaan kromosom di laboratorium genetika klinik dengan hasil 46 XX.
masalah masalah yang terjadi ,antaralain : masalah kehamilan dengan kelainan kongenital multipel dan mesoblastic nephroma dd Wilm’s tumor, masalah kehamilan dengan kelainan kongenital kecurigaan trisomi 13 , masalah kehamilan dengan kelainan kongenital trisomi 21,masalah kehamilan dengan kelainan kongenital lissencephaly, masalah kehamilan dengan kelainan kongenital amniotic band syndrome dd eviscerated brain, masalah kehamilan dengan kelainan kongenital hydranencephaly, masalah kehamilan dengan kelainan kongenital dandy walker malformation,
Pada masalah kelainan kongenital terdeteksi pada usia kehamilan 36 atau 37 minggu diperoleh hydrocephalus, Pemeriksaan kehamilan sebelumnya di bidan tidak ada kelainan. Pada penderita ini dilakukan terminasi kehamilan dengan sectio sesaria pada usia kehamilan 41 atau 42 minggu diperoleh kelainan
macrocephaly dan massa pada pipi kanan bayi. Pada bayi kemudian dilakukan shunt di ventrikel kanan tetapi bayi masih sering kejang dan pada usia 1 tahun 8 bulan bayi meninggal, Pada usia kehamilan 38 atau 39 minggu telah dilakukan amniosentesis dan pemeriksaan kromosom di laboratorium genetika ,
sayangnya tidak diperoleh perkembangan sel sehingga tidak dapat dilakukan karyotyping. Pada masalah kedua, kelainan kongenital terdeteksi pada usia kehamilan 31 atau 32 minggu dengan anencephaly. Pemeriksaan kehamilan sebelumnya di bidan tidak ada kelainan, Penderita ini mengalami inpartu
spontan dan pada bayi diperoleh eviscerated brain dan bibir sumbing sampai palatum, bayi meninggal 2 hari setelah persalinan, Pada usia kehamilan 31 atau 32 minggu telah dilakukan amniosentesis dan pemeriksaan kromosom di laboratorium genetika klinik tetapi tidak diperoleh perkembangan sel sehingga tidak dapat dilakukan karyotyping,
Pada kelainan kongenital terdeteksi pada usia kehamilan 29 atau 30 minggu dengan hydrocephalus, Pemeriksaan kehamilan sebelumnya di bidan tidak
ada kelainan. Penderita ini dilakukan sectio sesaria di rumah sakit atas indikasi fetal distress dan diperoleh hydrocephalus berat dan polidactily, bayi meninggal 9 jam setelah persalinan. Pada usia kehamilan 31 atau 32 minggu telah dilakukan amniosentesis dan pemeriksaan kromosom di laboratorium genetika klinik dengan hasil 46 XX.
di Inggris diperoleh bahwa cairan amnion pada trimester II-III dapat dilakukan
pemeriksaan karyotyping, telah melakukan amniosentesis pada 97 penderita dengan usia kehamilan antara 28-42 minggu, Pada tujuh masalah
amniosentesis yang telah disajikan, 6 masalah dilakukan amniosentesis pada trimester III dan 1 masalah pada trimester II, Pada 3 masalah yang dilakukan pemeriksaan karyotyping di Laboratorium Genetika Klinik, tidak diperoleh perkembangan sel sehingga tidak dapat dilakukan pemeriksaan karyotyping sedangkan pada 4 masalah yang dilakukan pemeriksaan karyotyping di Laboratorium Genetika Klinik- diperoleh 2 masalah yang berhasil dan sisanya tidak dapat dilakukan pemeriksaan karyotyping karena meskipun sel tumbuh tetapi hasilnya kurang sempurna.
bahwa cairan amnion pada trimester II-III kehamilan dapat dimanfaatkan untuk pemeriksaan karyotyping. , Angka kegagalan kultur cairan amnion trimester I sekitar 1,8%, trimester II sekitar 6,7% dan trimester III sekitar 1,3%. Kegagalan kultur diminimalkan dengan pemakaian 2 medium yang berbeda pada tiap
contoh dan kultur juga ditumbuhkan pada inkubator yang terpisah,
bahwa amnio sentesis pada kehamilan trimester II-III lebih menguntungkan dibandingkan trimester I dilihat dari aspek pengambilan contoh (volume cairan amnion), risiko atau komplikasi , kondisi di negara negara asia tenggara (sebagian besar kelainan janin terdeteksi pada usia kehamilan trimester II ,III), teknik pelaksanaan, waktu kultur, kegagalan kultur, untuk tindak lanjut setelah karyotyping jelas bahwa sebenarnya sudah agak terlambat melakukan
deteksi kelainan janin pada trimester II-III,
Angka kegagalan kultur cairan amnion pada trimester II sekitar 0,5%.6,7 dan pada trimester III sekitar 1,3%.8,9 sedang pada 7 masalah kultur sel cairan
amnion yang dilakukan di laboratorium genetika klinik hanya 2 masalah yang berhasil tumbuh dengan sempurna sehingga dapat dilakukan diagnosa
karyotyping,
pada evaluasi kultur yang tumbuh tidak sempurna kemungkinan dapat dipicu oleh faktor seperti waktu kultur sel yang singkat sekitar 6 hari, faktor inkubator yang hanya 1 buah dengan 1 pintu sehingga proses kultur darah dan amnion
yang seharusnya terpisah ditempatkan pada ruangan yang sama dan tidak bisa dihindarkan untuk membuka pintu inkubator saat memasukkan kultur sel yang lain, faktor media kultur yang hanya satu macam sehingga jika media kurang baik tidak diperoleh pertumbuhan yang sempurna dan faktor non teknis sering mati
listrik. pada kegagalan kultur di laboratorium genetika klinik, tidak dapat
dilakukan evaluasi oleh karena kendala perizinan. di negara-negara seperti bulgaria, china, vietnam ,hongaria, perancis, inggris, singapura, india, eslandia, scandinavia, polandia, yugoslavia diperbolehkan melakukan aborsi atas indikasi eugenistis (janin menderita cacat serius) dengan persetujuan dari orang
tua dan konseling sebelumnya mengenai resiko janin dan resiko terhadap tindakan aborsi,
Anemia dan kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil menjadi pemicu utama terjadinya pendarahan dan infeksi yang merupakan faktor kematian utama ibu, tingkahlaku kebiasaan makan remaja putri terbentuk dikarenakan beberapa faktor yaitu: pengetahuan zat gizi pada makanan,praktek terhadap makanan, alasan makan, jenis makanan yang dimakan,
yang paling berpengaruh terhadap tingkahlaku kebiasaan makan pada remaja putri adalah kurangnya pengetahuan gizi ,yang beRisiko kekurangan zat gizi tertentu pada ibu hamil , Pada saat usia remaja, seorang wanita sudah
memasuki masa reproduksi, dimana diperlukan asupan makanan yang cukup
gizi sejak anak anak, diperlukan berbagai jenis makanan yang mengandung zat gizi yang cukup sebagai sumber tenaga, zat pembangun, dan zat
pengatur, Untuk memenuhi gizi , pasien itu diperlukan kebiasaan makan yang baik. seperti pola jenis makanan yang dimakan, frekuensi dan porsi makanan,
dan cara pemilihan bahan makanan yang hendak dimakan. Apabila tidak terpenuhinya makanan yang cukup gizi pada ibu hamil ,maka ibu hamil cenderung akan kekurangan zat gizi tertentu seperti Kurang Energi Kronis (KEK), Kurang Energi Kronis (KEK) merupakan salah satu masalah kurang gizi yang sering terjadi pada wanita hamil, yang disebabkan salah makan ,
jangka waktu yang lama, Keadaan gizi ibu hamil dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi, ketidakseimbangan asupan zat gizi dan pernah tidaknya menderita penyakit infeksi , Ibu hamil yang menderita KEK memiliki risiko kematian ibu mendadak pada masa perinatal atau risiko melahirkan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR), kehamilan yang terlalu sering, kehamilan yang terlalu tua (diatas usia 35 tahun),kehamilan pada ibu berusia muda (dibawah usia 20 tahun), kehamilan selanjutnya dengan jarak pendek dengan
kehamilan sebelumnya (kurang dari 2 tahun),
Ibu hamil memerlukan tambahan zat gizi dan energi rata-rata 200 kkal per
hari untuk pertumbuhan janin, plasenta dan organ atau jaringan lainnya,
penentuan KEK pada ibu hamil dapat dilakukan dengan pemeriksaan
fisik yaitu salah satunya dengan mengukur Lingkar Lengan Atas (LILA). LILA tidak dapat digunakan untuk monitoring, namun hanya digunakan untuk skrinning, yaitu menyaring ibu hamil yang akan mendapatkan terapi,
pasien dalam penelitian ini terdiri dari 2 jenis pasien yaitu pasien utama dan
pasien pendukung. pasien utama dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang
melakukan pemeriksaan kehamilan di poli kebidanan . Kriteria dalam penentuan pasien adalah ibu hamil yang memiliki ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) < 23,5 cm yang melakukan serangkaian pelayanan ANC di poli kebidanan RSI&A Lestari, Jumlah pasien utama dalam penelitian ini adalah 3 orang ibu hamil, pasien pendukung dalam penelitian ini adalah keluarga dari ibu hamil yaitu sebanyak 3 orang dan bidan yang menangani pasien ibu hamil sebanyak 5 orang, Instrumen dalam penelitian ini adalah pedoman interogasi yang disusun berdasar tujuan , mengacu pada teori-teori pendukung yang berhubungan pada fokus penelitian,
pasien utama dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang menderita
KEK (Kekurangan Energi Kronis) atau memiliki ukuran LILA (Lingkar Lengan Atas) < 23,5 cm dan ibu hamil yang melakukan serangkaian pelayanan ANC
(Antenatal Care) di rumahsakit yaitu sebanyak 3 orang,
dari hasil pengamatan didapatkan bahwa ibu hamil tidak memiliki waktu untuk makan bersama keluarga, dikarenakan suami pasien sibuk bekerja. namun dari hasil interogasi ibu hamil menjawab bahwa ibu hamil memiliki waktu untuk melakukan kebiasaan itu,
berdasar hasil pengamatan didapatkan hasil mengenai jenis-jenis makanan yang dikonsumsi ibu hamil cukup baik,
berdasar hasil pengamatan frekuensi dan porsi makanan ibu hamil cukup
baik , namun porsi makanan utamanya kurang baik,
berdasar hasil pengamatan kepercayaan dan pantangan terhadap makanan
bahwa seluruh pasien memiliki pantangan atau larangan terhadap makanan
tertentu. makanan yang dipantang bagi pasien ada makanan yang tidak baik
dimakan oleh ibu hamil. selain itu pasien juga mengenal makanan yang baik dimakan oleh ibu hamil, makanan npantangan bagi ibu itun yaitu seperti
minuman bersoda, kopi,fastfood, makanan berkaleng, telur, bakso,
makanan pedas, di satu sisi, ada pasien yang memilih nmakanan tertentu untuk dipantang padahal makanan itu baik untuk dikonsumsi bagi ibu hamil.
setiap pasien memiliki pengetahuan yang berbeda dalam penyebaran makanan keluarga yang baik.
berdasar hasil pengamatan cara pemilihan makanan masing-masing pasien
memilki pengetahuan yang berbeda mengenai cara memilih bahan makanan,
ada pasien yang sudah mengerti dan paham namun ada juga pasien yang belum paham bagaimana memilih bahan makanan yang baik,
bahwa takaran konsumsi makanan sehari pada orang dewasa umur 20-59 tahun, yaitu: nasi/pengganti 3-5 piring (1 porsi 200 garm), lauk-pauk hewani 3-4 potong ayam/daging/ikan (1 porsi 25 gram/100 gram sehari), lauk nabati 2-3 potong tempe/tahu/kacang-kacangan (1 porsi 50 gram/100-150 gram sehari), sayuran 1 ½ - 2 mangkok (1 porsi 100 gram/150-200 gram .sehari) dan buah-buahan 2-3 potong (1 porsi 100 gram). Dengan catatan dalam keadaan berat badan ideal, Sedangkan pasien itu tidak memiliki gambaran porsi makanan utama yang baik. untuk menambah asupan energi, ibu hamil mengonsumsi makanan selingan pada pagi dan sore seperti kolak pisang, dan bubur
kacang hijau, bahwa proporsi KEK didapatkan pada ibu yang memiliki pengeluaran bahan makanan rumah tangga < 80% atau kurang dari total pengeluaran rumah tangga, sedangkan tidak ditemukan risiko KEK pada ibu yang memiliki pengeluaran rumah tangga di atas 80% , berdasar hasil penelitian melalui hasil interogasi mendalam dengan pasien didapat informasi bahwa pengetahuan pasien mengenai frekuensi dan porsi makanan ibu hamil yang kurang baik.
bahwa takaran konsumsi makanan sehari pada orang dewasa umur
20-59 tahun, yaitu: nasi/pengganti 3-5 piring (1 porsi 200 garm), lauk-pauk
hewani 3-4 potong ayam/daging/ikan (1 porsi 25 gram/100 gram sehari), lauk
nabati 2-3 potong tempe/tahu/kacang�kacangan (1 porsi 50 gram/100-150 gram sehari), sayuran 1 ½ - 2 mangkok (1 porsi 100 gram/150-200 gram sehari) dan buah�buahan 2-3 potong (1 porsi 100 gram).
sebagian besar pasien memiliki pantangan makanan tertentu yang memang baik untuk tidak dikonsumsi seperti junk food, makanan pengawet, makanan pedas, kopi dan minuman soda, makanan yang tidak baik dikonsumsi oleh ibu hamil adalah makanan kaleng, makanan manis yang berlebihan, makanan pedas yang berlebihan, susu berlemak, margarin yang berlebihan, dan makanan yang sudah tidak segar,
Kandungan energi dalam 1 butir telur adalah 155 kkal, dan baso 370 kkal. Sedangkan kandungan protein dalam sebutir telur adalah 12,6 gram dan baso 23,5 gram. (angka kalori didapat berdasar perhitungan software nutrisurvey)
Kandungan energi pada ikan cukup tinggi yaitu sekitar 84-450 kkal.,
hidangan makanan sebaiknya langsung disajikan setelah masakan matang
agar tidak berkurang nilai gizinya,
Ibu ibu masih banyak yang tidak menerapkan kebiasaan makan bersama
keluarga, pola makanan ibu yang kurang beragam, porsi makanan utama ibu
masih kurang adekuat. Masih ada pantangan terhadap makanan bersumber
energi dan protein tinggi seperti ikan dan telur, penyebaran makanan keluarga yang kurang tepat. Cara pemilihan makanan yang kurang baik menjadi salah satu pemicu terjadinya kekurangan energi kronis pada ibu hamil di poli kebidanan , Petugas kesehatan diharapkan dapat memberikan Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) tentang kebiasaan makan yang baik kepada wanita agar wanita memiliki bekal pengetahuan gizi yang baik sehingga terhindar dari kekurangan zat gizi terutama KEK. Selain itu, penyuluhan khusus terkait masalah kebiasaan makan yang baik untuk ibu hamil perlu diadakan di
rumah sakit itu. Rumah sakit juga dapat mengadakan pelatihan keterampilan
khusus seperti memasak makanan yang .bergizi dimulai dari cara pemilihan bahan makanan, penyiapan, pengolahan, penyajian, dan penyebaran makanan