Tampilkan postingan dengan label penyakit dalam T. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label penyakit dalam T. Tampilkan semua postingan

Selasa, 05 April 2022

penyakit dalam T


TROMBOSIS VENA DALAM


Trombosis Vena Dalam  atau   Deep Vein Thrombosis (DVT)  yaitu  adanya  bekuan darah di dalam pembuluh darah   vena dalam, dinamakan  trombus,
trombus  terjadi  di vena superfisial (vena permukaan) maupun di vena dalam, namun  yang berbahaya yaitu  yang terbentuk di vena dalam,
trombosis vena dalam  berbahaya sebab  sebagian atau semua  dari trombus dapat  pecah, mengikuti aliran darah dan tersangkut di dalam arteri yang sempit di paru-paru sehingga menyumbat aliran darah,
emboli yaitu trombus yang berpindah-pindah,
semakin sedikit peradangan di sekitar suatu trombus, semakin longgar trombus melekat ke dinding vena dan semakin mudah membentuk emboli,
penekanan pada otot betis akan  membebaskan trombus yang tersangkut, terutama saat  penderita kembali aktif,
emboli paru yaitu  darah di dalam vena tungkai akan mengalir ke jantung lalu ke paru-paru, oleh sebab  itu emboli yang berasal dari vena tungkai dapat  menyumbat satu atau lebih arteri di paru-paru.
emboli paru yang besar  menghalangi seluruh darah yang berasal dari jantung sebelah kanan dan memicu  kematian,
penyebab  terjadinya trombosis vena dalam,antaralain:
cedera pada lapisan vena,
 pembekuan darah  yang terjadi pada beberapa kanker ,
trombosis  bisa terjadi pada orang sehat yang duduk terlalu lama
cedera  pembedahan mayor memicu  terbentuknya bekuan darah,
melambatnya aliran darah di dalam vena : terjadi pada pasien yang menjalani tirah baring dalam waktu yang lama karena otot betis tidak berkontraksi dan memompa darah menuju jantung,
contoh  trombosis vena dalam  terjadi pada penderita serangan jantung yang sering  berbaring  dimana tungkai sangat sedikit digerakkan; atau pada penderita lumpuh yang duduk terus menerus dan ototnya tidak berfungsi,
 faktor yang memicu  resiko munculnya   trombosis vena dalam,antaralain:
riwayat trauma pada tubuh daerah bawah, seperti fraktur pinggul, tulang kaki dan  paha , pasien kanker,pada pasien dengan DIC (gangguan pembekuan intravaskuler)  disertai infeksi atau gagal organ,pasien usia lanjut,
pasien gagal jantung, pasien berada pada ketinggian sekitar diatas 14000 kaki,
kegemukan, konsumsi  estrogen, seperti pada obat – obatan kontrasepsi,
gejala:
 kebanyakan  penderita tidak mengalami  gejala sama sekali,
 trombosis memicu  peradangan  dan penyumbatan aliran darah  maka otot betis akan membengkak menimbulkan  rasa nyeri, nyeri tumpul jika disentuh ,
pergelangan kaki, kaki atau paha  membengkak, tergantung kepada vena mana yang terkena,  beberapa trombus mengalami penyembuhan dan berubah menjadi jaringan parut, yang bisa merusak katup dalam vena. sebagai akibatnya terjadi pengumpulan cairan (edema) yang mengakibatkan  pembengkakan pada pergelangan kaki,
bila  penyumbatan  tinggi, edema  menjalar ke tungkai  bahkan sampai ke paha.
pagi sampai sore hari edema akan memburuk karena efek dari gaya gravitasi saat  berdiri atau duduk , sepanjang malam edema akan menghilang karena jika kaki berada dalam posisi mendatar, maka pengosongan vena akan berlangsung dengan baik,  gejala parah  trombosis yaitu   coklat pada pergelangan kaki atas  ,  ini disebabkan  keluarnya sel darah merah dari vena yang teregang ke dalam kulit,
kulit yang berubah warnanya ini  peka,  garukan atau benturan  bisa merobek kulit dan menyebabkan  luka terbuka  borok ulkus,
diagnosa   sulit dilakukan  sebab  tidak ada  nyeri  pembengkakan atau pembengkakannya  ringan,
jika ditemukan gejala emboli paru, dilakukan skening dada dengan radioaktif untuk memperkuat diagnosa  dan skening dupleks untuk memeriksa tungkai,
bila  diduga  trombosis, maka untuk memperkuat diagnosa  dilakukan  USG dupleks pada vena tungkai,
pengobatan:
Pembengkakan tungkai  diatasi  dengan cara berbaring dan menaikkan tungkai ,
Jika timbul ulkus atau   luka terbuka, borok di kulit yang terasa nyeri, pakai perban kompresi 1-2 kali/minggu untuk  memperbaiki aliran darah dalam vena,
Ulkus infeksi  mengeluarkan nanah berbau,
Jika aliran darah di dalam vena sudah membaik, ulkus akan sembuh dengan sendirinya,
Untuk mencegah kekambuhan, sesudah  ulkus sembuh, gunakan stoking elastis setiap hari,
jika  ulkus  tidak kunjung sembuh,  perlu dilakukan pencangkokan kulit,
Warfarin untuk mengencerkan atau anti-darah mengental,  pembekuan darah harus dipantau secara rutin karena aktifitas  perubahan  penggunaan obat lain dapat mempengaruhi tingkat warfarin. Tes darah ( USD, atau rasio normalisasi internasional) dilakukan secara rutin untuk memantau efek pengenceran darah dan Idealnya, INR harus disimpan  antara 2,0 dan 3,0. Tes darah dilakukan seminggu sampai INR stabil dan kemudian dilakukan setiap 2 minggu untuk setiap bulan.
Enoxaparin adalah heparin dengan berat molekul rendah disuntikkan di bawah kulit untuk mengencerkan darah. Dosis ini  1milligram per kilogram berat disuntikkan 2 kali sehari atau 1,5 miligram per kilogram disuntikkan sekali sehari. Enoxaparin untuk mengencerkan darah sementara warfarin mulai berlaku, juga  dapat pada pasien kanker dalam waktu lama,
 resiko dari trombosis vena dalam tidak dapat dihilangkan namun  dapat dikurangi melalui beberapa cara, antaralain:
 pemberian obat antikoagulan sebelum, selama dan kadang setelah pembedahan.
pasien yang beresiko menderita trombosis vena dalam atau  baru saja menjalani pembedahan mayor disarankan  melakukan gerakan menekuk dan meregangkan pergelangan kakinya sebanyak 10 kali setiap 30 menit,
Terus menerus menggunakan stoking elastis akan membuat vena sedikit menyempit dan darah mengalir lebih cepat, sehingga bekuan darah tidak mudah terbentuk.