Tampilkan postingan dengan label tunagrahita 3. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tunagrahita 3. Tampilkan semua postingan

Rabu, 13 April 2022

bodoh tolol idiot bagian 3

 

 









bagian 1
1.SLOW LEARNER
2. TUNA GRAHITA
3.PASIEN ANAK BERBAKAT
4. AUTISME
5.SINDROM ASPERGER
6. ADHD
7.ANXIETY   KECEMASAN
8.TUNALARAS
9.CONDUCT DISORDER


bagian2

 10.INDIGO
11.TUNANETRA
12.TUNARUNGU
13.TUNADAKSA
14. CEREBRAL PALSY
15.TUNAGANDA
16.HOME SCHOOLING
17. TERAPI  PASIEN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS


 10.INDIGO

pasien anak indigo yaitu pasien anak-pasien anak yang memperlihatkan seperangkat  psikologis  baru dan tidak  biasa  yang tidak pernah terdokumentasi sebelumnya. pola ini memiliki faktor-faktor unik ,
karakteristik   indigo , antara lain :
pasien anak yang lebih berkonsentrasi pada proyek dibandingkan orang. para pasien  menjadi  insinyur, arsitek, desainer, astronot, pilot,  tidak ceroboh dan seringkali  memiliki masalah dalam mengendalikan orang lain,  terutama ibu atau ayahnya, memiliki kecenderungan adiksi terutama terhadap obat-obatan
terlarang ,
indigo tipe artis lebih sensitif dan menyukai seni, kreatif, dan akan menjadi guru atau seniman,  usia 4 dan 10,  dapat  mempelajari 15 macam seni atau kreativitas yang berbeda-beda,
indigo humanis akan bekerja dengan warga dan melayani warga,  pasien anak tipe ini yaitu calon  calon dokter, pengacara, guru, para pasien sangat aktif bahkan terkadang  tampak terlalu ambisius. jika diminta untuk membersihkan kamar, harus diingatkan berkali-kali karena para pasien mudah  teralih, contoh   saat masuk ke kamar dan membersihkannya lalu menemukan sebuah buku, maka pasien anak indigo biasanya akan duduk dan membaca karena  sangat suka membaca,
indigo interdimensional , pada usia satu atau dua tahun,  tidak dapat diberitahu apapun,  menemukan filosofi dan  agama baru dan membawanya ke dunia.
 spiritualitas pasien anak indigo
setiap makhluk hidup memiliki energi vital (chi) yang mengalir masuk dan keluar dari tubuh melalui  nafas dan pori-pori, dan pintu-pintu khusus yang disebut cakra , ada tujuh cakra yang dimiliki manusia, masing-masing berputar dalam  kecepatan yang berbeda-beda, tergantung hal apa yang menjadi tugasnya. cakra-cakra yang ditugaskan  dalam hal materi berputar lebih lambat dibandingkan cakra-cakra yang berkonsentrasinya pada hal spiritual, saat
sinar bergerak lambat, akan dianggapan sebagai “warna-warna hangat”, seperti merah, jingga, dan kuning. semakin cepat sinar itu berputar, semakin “dingin” warna . ungu yaitu warna  dengan kecepatan tertinggi, dan diasosiasikan sebagai frekuensi yang paling berkarakter spiritual. setiap  masa diyakini memiliki warna dominannya masing-masing, minat  dalam fenomena spiritual atau supranatural ini diatur oleh cakra keenam, yang dinamakan  dengan ajna, atau  the third eye. cakra ini berputar pada tiga warna yang berbeda, yaitu putih, ungu, dan yang paling utama  yaitu indigo. pasien anak-pasien anak yang dilahirkan pada pertengahan tahun 1970-an sampai saat ini seringkali
dinamakan  pasien anak indigo, angat spiritualis, memiliki  visi spiritual dan pengetahuan tentang keberhargaan diri , cakra  ajna ini terletak diantara kedua alis dan membuat pasien anak indigo memiliki kemampuan indera keenam atau  extrasensory perception , hal-hal spiritual  yang biasanya dimiliki  oleh pasien anak-pasien anak indigo , antara lain :
kemampuan melihat masa depan merupakan salah satu kemampuan spiritual pasien anak indigo,
pasien anak indigo mampu melihat makhluk-makhluk yang tidak dapat dilihat oleh  manusia  seperti malaikat, teman ajaib, atau sosok-sosok yang menyeramkan. figur-figur  yang dilihat ini tidak seperti fantasi  anak, contohnya tokoh kartun televisi, melainkan model  berbeda yang di luar dunia ini contohnya  greg yang  bercerita bahwa ia melihat  malaikat-malaikat yang berwarna-warni,  dapat berubah wujud menjadi binatang dan  burung,
 pasien anak indigo baru pertama kali ada di dunia, sebagian lain sudah pernah ke dimensi ketiga, dan sebagian  lainnya datang dari planet lain, yaitu para pasien yang termasuk indigo interdimensional. para pasien   datang bersama karma. saat anda melihat pasien anak indigo baru dilahirkan sampai 2 tahun, para pasien
mungkin dapat mengingat masa kehidupan para pasien yang lain,
pasien anak indigo biasanya juga memiliki kemampuan  merasakan perasaan yang sebenarnya. pasien anak indigo dapat mengetahui perasaan pasien yang  disembunyikan atau bahkan tidak disadari oleh orang itu. hal ini terjadi pada pasien anak laki-laku berusia  2,5 tahun yang terus bertanya pada ibunya apakah ibunya marah,  memang  benar bahwa sang ibu memiliki perasaan kecewa dan kesal yang telah ia sembunyikan baik-baik. pasien anak pasien anak indigo juga dapat berbicara mengenai tuhan,
mengidentifikasi pasien anak Indigo, antara lain :  
 tingkahlaku : pasien anak indigo terkadang tidak berespon terhadap instruksi langsung bertingkah laku  destruktif,pasien anak indigo terkadang   sedang dalam pengembangan karakteristik  indigo-nya, atau pasien indigo yang
dijauhkan dari talenta spiritualnya melalui pengaruh otoritas atau ritalin. ketujuh belas karakteristik  itu ,antara lain :  
mudah bosan ,mungkin pernah didiagnosa ADD atau adhd ,
mudah insomnia/sulit tidur, mimpi buruk, atau tidur tidak enak ,
 depresi, atau bahkan percobaan  keinginan bunuh diri ,
 mencari persahabatan yang dalam, r menjalin hubungan dengan tanaman atau binatang ,isolasionis, melalui bertingkah laku agresif atau introversi yang rapuh , independen dan bangga, meskipun para pasien sering meminta uang kepada orang lain ,memiliki hasrat mendalam untuk membantu dunia dengan cara yang besar ,berada di antara harga diri yang rendah dan perasaan besar (grandiosity) ,
 berkemauan kuat , lahir pada tahun 1978 atau setelahnya ,keras kepala ,kreatif, dengan gaya artistic dalam bidang musik, membuat perhiasan, puisi, dan seni, mudah teradiksi ,para pasien berusia 13 tahun, seakan 40 tahun ,intuitif atau spiritualis, pernah melihat malaikat atau orang mati ,lapangan aura :foto aura dapat dipakai untuk melihat lapangan aura yang mengelilingi pasien anak, pasien anak memiliki warna  indigo (biru tua/nila) atau tidak. foto dapat dilakukan melalui aura video station,
kecerdasan :tes iq dengan skala wechsler dapat dipakai untuk mengetahui kecerdasan pasien anak sebagai salah satu ciri  pasien anak indigo, yaitu kecerdasan di atas rata-rata. tidak semua pasien anak indigo tergolong berbakat, namun hampir semua memiliki kecerdasan sangat superior.
prestasi belajar : hasil tes prestasi belajar pasien anak indigo melalui  tes prestasi belajar yang terstandardisasi minimal berada dalam kategori rata-rata,  ketidaksesuaian karakteristik sekolah dapat memicu pasien anak indigo tidak berprestasi optimal ,
 dampak perkembangan pasien anak indigo ,antara lain :  
pasien anak indigo seringkali merasa dikecewakan oleh teman-temannya yang tidak memahami fenomena  indigo. para pasien mengalami kesulitan menyesuaikan diri dengan pasien anak-pasien anak lain,
pasien anak indigo sering dicap sebagai pasien anak yang hiperaktivitas
pasien anak indigo menuntut perhatian lebih dan merasa bahwa hidup terlalu berharga untuk dilewati begitu saja, pasien anak akan mengikuti orang tuanya kemanapun seakan  tidak dapat dilepaskan, dengan kata lain akan terbentuk insecure attachment.
campurtangan terhadap pasien anak Indigo ,antara lain :  
 perlakukan pasien anak indigo dengan hormat. hargai keberadaan para pasien dalam keluarga, terkadang biarkan para pasien yang memiliki kendali, namun kita tidak memperlakukan  para pasien dengan hormat, para pasien tidak akan mempercayai kita,bantu pasien anak indigo untuk membuat solusi sendiri dalam  mendisiplinkan diri, kita harus kreatif dan melibatkan  pasien anak dalam membuat batas atau aturan-aturan. jangan pernah biarkan para pasien down,
 Selalu berikan penjelasan saat menginstruksikan sesuatu.
Jadikan pasien anak teman dalam membesarkan diri para pasien sendiri.





11.TUNANETRA

 buta atau tunanetra yaitu  pasien anak yang  tidak dapat memakai
penglihatannya lagi untuk tujuan belajar huruf cetak. program pembelajaran yang diberikan pada  pasien anak untuk belajar yaitu melalui visual senses rangsangan lain di luar penglihatan ,penglihatan yang normal merupakan hasil dari proses koordinasi otot-otot, reaksi photochemical, dan gerakan elektrik. aspek perkembangan dari penglihatan berdasarkan proses pertumbuhan fungsi optik, yaitu:  dimulai dari usia dini  1-3 bulan,  pada usia ini gerakan bola mata berusaha untuk menyadari adanya cahaya yang datang, bereaksi terhadap sinar , mata bergerak menuju sumber cahaya pantul (fiksasi) dan mengikuti jejak dan bergerak menuju objek, usia 1 tahun dapat membedakan warna dan bentuk dan melihat benda yang lebih jauh letaknya,selain fungsi optik, fungsi  pengamatan)m  juga mulai dikembangkan, sehingga benda yang
diamati dapat dikenal sebagai kesatuan, berbeda bentuk geometri maupun manfaatnya,usia 2-5 tahun, perkembangan anggapan visual berkaitan dengan dapat memahami hubungan ukuran dan jarak,kemampuan menyusun gambar,,mengenal bagian dan gerak dalam  gambar,  mengerti rangkaian bersambung, mengenali  gambar abstrak lambang ,usia 5-7 tahun, unsur yang hilang dalam gambar dapat dikenali, mengingat kembali simbol-simbol abstrak,menghubungkan kata dengan gambar,dapat memasangkan kata, mengenal
huruf tunggal dalam beberapa tipe tulisan,
karakteristik pasien anak tunanetra ,antara lain :  
medan penglihatan yang terbatas. contohnya: hanya jelas melihat tepi/perifer atau sentral. dapat  terjadi pada satu ataupun kedua bola mata.
 penglihatan samar-samar untuk jarak dekat atau jauh, ini  pada kasus astigmatismus,myopia, hyperopia,  semua ini masih dapat diatasi dengan memakai kacamata ,tidak mampu membedakan warna, adaptasi terhadap terang dan gelap terhambat,pada proses penuaan,
sangat peka atau sensitif terhadap cahaya atau ruang terang atau photophobic, ini  banyak  pada orang albino,  kurang nyaman berada dalam ruangan yang terang,
 pemicu tunanetra yang bisa terjadi sejak masa pre-natal, antara lain :  
sebelum pasien anak dilahirkan, pada proses kelahiran maupun pasca-kelahiran. kerusakan penglihatan sejak  lahir dinamakan  congenital blindness, yang dapat disebabkan oleh: keturunan, infeksi seperti  campak jerman, yang bisa ditularkan oleh ibu saat janin masih dalam proses pembentukan di saat kehamilan.
proses identifikasi tunanetra , antara lain :  
 untuk mengenali pasien anak yang mengalami kerusakan pada penglihatannya
bergantung pada tingkat parah atau tidaknya kerusakan yang dialaminya. pasien anak yang tampak tidak  bereaksi pada mainan yang berwarna cerah, bola mata yang terlalu besar atau kecil,  katarak, harus diperiksa lebih lanjut,
 cara untuk melakukan proses identifikasi, antara lain :   
skrining dengan memakai alat bantuan medis.
tanda-tanda dari gangguan mata ,antara lain :   
memajukan kepala saat membaca/berkomunikasi , sulit dalam membaca atau melakukan sesuatu ,memegang buku dekat dengan mata ,tidak dapat dengan jelas melihat sesuatu pada jarak tertentu (walaupun dekat dengan mata) ,sering mengedipkan mata ,penglihatannya juling , penampilan ,mata merah, bengkak seperti radang ,mata berair ,mata terasa panas dan gatal ,tidak dapat melihat dengan normal , pusing kepala , penglihatan kabur ,
 penanganan ,antara lain :   
guru khusus untuk  penderita tunanetra akan mendampingi penderita dan orangtua untuk membantu menjelaskan tingkat  dari fungsi visualnya pada tenaga ahli,
perkembangan pasien anak tunanetra  ,antara lain :   
tanpa penglihatan, perkembangan motorik pasien anak tunanetra cenderung lambat. sebelum melakukan  gerakan yang sesuai dengan lingkungannya, ia harus mengetahui terlebih dahulu bagian tubuhnya, mengetahui arah, posisi dalam ruang dan ketrampilan seperti duduk, berdiri, atau berjalan,
beberapa cara yang dipakai pada orang-orang tunanetra agar dapat lebih baik dalam mobilisasi  yaitu dengan memakai cara cognitive mapping yang disukai, misal pasien bisa bergerak dari A  menuju C tapi harus melalui B dulu.
jika pasien mengalami kerusakan pada penglihatannya, maka ia mengalami banyak keterbatasan, pasien anak tunanetra  lebih bergantung pada informasi   auditif untuk belajar tentang dunia dibandingkan pasien anak normal,  hal-hal yang menghambat   teratasi melalui kemampuan pendengaran dan perabaan ,pasien anak tunanetra memiliki tingkat kecerdasan yang biasanya berada pada  taraf di bawah rata-rata, tes untuk mengukur inteligensi pasien anak  tunanetra sukar diterapkan terutama tidak terukurnya tes performance sehingga hanya melalui tes verbal,
dalam kontak sosial dengan teman sebaya diperlukan usaha yang
maksimal mengingat komunikasi non-verbal tidak dapat berfungsi secara efektif. agar dapat berfungsi  secara baik dalam kegiatan belajar maka diperlukan adanya asisten khusus untuk mendampingi guru yang  mengajar di kelas, tingkahlaku stereotipik; gerakan yang sama dan diulang-ulang seperti menggoyang-goyangkan tubuh, menggaruk mata, gerakan jari atau tangan yang diulang-ulang dinamakan  blindism,
program pendidikan bagi siswa tunanetra dan low vision ,antara lain :   
kelas  regular, yaitu: guru kelas dibantu oleh guru khusus  untuk menyiapkan materi dan pengajaran bagi siswa tunanetra ,
program ruang sumber, yaitu: siswa tunanetra bersama teman sekelasnya menerima suatu pelajaran,  menerima program tertentu ,
program guru kunjung, yaitu: siswa tunanetra berada dalam kelas biasa, namun juga mendapatkan .latihan untuk pelajaran khusus seperti keterampilan mendengar atau memakai optacon,
braille merupakan suatu sarana sistem membaca dan menulis yang  dipakai pada pasien anak tunanetra  dalam bentuk perlambangan huruf, kata atau simbol-simbol lain yang ada pada tulisan grafis. tulisan  braille disusun dari sekumpulan titik-titik timbul  yang membentuk suatu formasi tertentu. ada dua buah alat pokok yang dipakai untuk  penulisan braille, yaitu: mesin tik braille dan alat tulis tangan braille yaitu reglet-stilus,
 pasien anak yang mengalami gangguan penglihatan masih memiliki
sisa penglihatan, guru-guru kelas harus mendorong pasien anak tunanetra untuk  memakai sisa penglihatan sebanyak mungkin, strategi  untuk membantu pasien anak tunanetra dalam membaca tulisan cetak yaitu:
 penggunaan buku-buku yang memuat tulisan cetak besar, penggunaan alat atau kaca pembesar ,
program orientasi dan mobilitas memberi kemampuan kepada pasien anak tunanetra ,yaitu : mengenali posisi atau keberadaan dirinya dalam suatu lingkungan dan hubungannya dengan objek lain yang ada di lingkungannya itu,
pelaksanaan program orientasi dan mobilitas berhubungan  dengan latihan kemampuan rangsangan (penginderaan) karena keberhasilan dalam melakukan hal itu sangat ditentukan oleh kemampuannya  dalam memakai indera-indera yang masih ada,
 program pendidikan bagi pasien anak tunanetra, seperti:
 Sekolah Luar Biasa Tunanetra (SLB/A)  yang secara khusus melayani pendidikan pasien anak tunanetra. Murid yang terdaftar di sekolah ini terbagi dua kelompok yaitu kelompok blind/buta dan  kelompok low vision. Namun tidak ada perbedaan pelayanan pendidikan untuk dua kelompok berbeda itu,
Pendidikan Inklusif/Sekolah Terpadu  yaitu suatu bentuk program pendidikan  pasien anak tunanetra belajar bersama sama dalam kelas biasa dengan pasien anak-pasien anak yang normal. Jenjang pendidikan terpadu sepertiSD,
SMP, dan SMA. Sedang pendidikan sekolah Inklusif ada yang sudah melakukan modifikasi metode atau kurikulum, di samping fasilitas guru kunjung, guru pusat
 Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) Pendidikan luar biasa setingkat sekolah dasar yang menampung dan melayani pendidikan pasien anak dari
beberapa macam kebutuhan seperti: tunarungu, tunanetra, tunadaksa, dan tunagrahita,
berkomunikasi dengan dilengkapi alat bantu, seperti:
tape recorder, berguna untuk membantu para pasienm, menyimpan, dan mengungkap kembali informasi yang diperoleh ,alat bantu optikal, untuk memperbesar objek; lensa, bagi low vision
mesin tik braille, sejenis mesin tik yang dipakai untuk menghasilkan tulisan braille ,reglet dan stilus, yaitu alat tulis tangan yang dipakai tunanetra untuk menghasilkan tulisan braille ,tongkat yang dipakai sebagai perpanjangan tangan untuk mendeteksi lingkungan terutama saat berjalan ,
 optacon, alat ini mampu mentransfer tulisan ke dalam bentuk tulisan yang dapat dikenali oleh tunanetra melalui perabaan ,
reading machine, yaitu alat yang dapat menterjemahkan tulisan cetak ke dalam bentuk bunyi atau suara ,





12.TUNARUNGU
 
 tunarungu yaitu  pendengarannya yang   tidak berfungsi sehingga memerlukan pelayanan  pendidikan khusus,gangguan pendengaran  diklasifikasikan sesuai dengan frekuensi dan intensitasnya. frekuensi
 dalam bentuk cps (cycles per sound) atau hertz (Hz). orang normal dapat mendengar dalam  frekuensi 18-18.000 hertz,  intensitas diukur dalam desibel (db). kesemuanya itu diukur dengan audiometer yang dicatat dalam audiogram,
yaitu orang tuli yaitu para pasien yang  memiliki  ketidakmampuan mendengar,  
gangguan pendengaran yaitu gangguan pendengaran  permanen maupun berfluktuasi namun  tidak tuli. berdasarkan waktu mulainya terjadi ketulian dibagi menjadi 2, yaitu:
1. prelingual deafness, yaitu suatu kondisi pasien dimana ketulian sudah ada sejak lahir atau  sebelum dimulainya perkembangan bicara dan bahasa
2. postlingual deafness, yaitu kondisi dimana pasien mengalami ketulian setelah ia menguasai  bahasa ,
batasan lain berkarakter kuantitatif yang menunjuk pada gangguan pendengaran sesuai dengan  hilangnya pendengaran dan diukur dengan alat audiometric,yang  mengukur seberapa jauh pasien bisa mendengar
kelompok   :ringan (20-30 db)
keterangan   : mampu berkomunikasi dengan memakai
pendengarannya,ambang batas   pendengaran,
kelompok   :marginal (30-40 db)
keterangan   :   mengalami kesulitan mengikuti suatu  pembicaraan pada jarak beberapa meter ,
kelompok   : sedang (40-60 db)
keterangan   :  dengan alat bantu dengar atau bantuan mata,
kelompok   : berat (60-75 db)
keterangan   :  tidak bisa belajar berbicara tanpa  memakai teknik khusus.
kelompok   : parah (>75 db)
keterangan   :    tidak dapat belajar bahasa dengan mengandalkan telinga meskipun telah didukung dengan alat bantu dengar ,
pasien anak dengan kehilangan pendengaran memiliki kemampuan intelektual yang normal, namun memiliki karakteristik ,seperti :
bahasa lisan tidak berkembang dengan baik; kualitas bicara agak monoton atau kaku ,pengetahuan terbatas karena kurangnya exposure terhadap bahasa lisan , keterlambatan dalam perkembangan bahasa lisan, khususnya bila gangguan dialami saat lahir atau terjadi pada awal kahidupan,
memiliki kemampuan untuk membaca gerak bibir ,
 pemicu Tunarungu ,antaralain:
 ketidaknormalan genetik,  genetik memicu kondisi ketunarunguan sebagai  ketidaknormalan primer; dan sekitar 30% kasus tunarungu yaitu bagian dari ketidaknormalan fisik dan menjadi  sindrom  Waardenburg syndrome atau Usher syndrome, pemicu lain dari tunarungu yaitu  lahir prematur , infeksi  cytomegalovirus (CMV), toxoplasma, dan  syphilis,
tes Tunarungu  ,antaralain:
1. Tes Behavioral
Pada tes ini, umur yang diberikan yaitu perkiraan dan tergantung pada tingkat perkembangan pasien anak,Bentuk-bentuk tesnya, yaitu:
-Visual Response/ Reinforcement Audiometry (VRA) untuk pasien anak antara 7 bulan hingga 3 tahun, pasien anak merespon suara dengan mengarahkan kepalanya dekat loudspeaker, kemudian diarahkan ke arah kanan dan kiri para pasien, dan diberi  tampilan visual, seperti lampu berkelip,
- Play Audiometry untuk pasien anak umur 2-3 tahun ke atas. saat suara terdengar, pasien anak diminta  bergerak atau melakukan sesuatu ,
-Behavioural Observation Audiometry (BOA) untuk pasien anak  umur 7 bulan, atau lebih bila  para pasien tidak bisa merespon suara , Observasi dimulai dengan respon terhadap suara, dikejutkan dengan suara keras atau digerak-gerakkan dari tidurnya,
2. Electrophysiological Test
Tes ini dapat dipakai untuk mendeteksi seberapa gangguan pendengaran atau tunarungu yang ada pada  pasien. Bentuk tes ,ini yaitu :
a. Electrocochleography (EcoG); alat ini  dilakukan di bawah pengaruh bius, karena mengukur  sinyal elektro yang ada di koklea dan saraf pendengaran.
b. Tymanometry   penelitian fungsi telinga bagian tengah dan menyediakan informasi mengenai  gangguan pendengaran konduktif,
c. Oto-Acoustic Emission (OAEs) (cochlear echoes), yaitu untuk mengidentifikasi fungsi sel rambut pada koklea
d. Auditory Brainstem-evoked Response Audiometry (ABR); yaitu untuk menggali informasi pada  aktivitas elektikal sepanjang batang otak ke otak dengan memakai electrodes yang ditempatkan  di kepala. Tes ini dilakukan saat pasien anak tidur,
 dampak gangguan pendengaran  ,antaralain:
saat pasien anak telah terdiagnosa menderita kehilangan pendengaran, pasien anak pada awalnya akan kesulitan  memunculkan  tingkahlaku cemas, takut, marah atau depresi. self-esteem para pasien  akan rendah karena berkurangnya komunikasi dan kemampuan bahasa para pasien, dan tingkat kepercayaan
diri para pasien juga ikut terpengaruh,
 campurtangan pendidikan bagi pasien anak tunarungu ,antaralain:
kurikulum sekolah reguler cukup cocok untuk siswa tunarungu ,dengan penyesuaian ,diantaranya:
lengkapi presentasi auditori dengan informasi visual ,
mengurangi kebisingan yang tidak perlu; karena bila pasien anak tunarungu belajar memakai  alat bantu dengar, suara-suara tertentu akan mengganggu konsentrasi ,  bisa diantisipasi  dengan memakai bahan kedap suara ,
siswa lain bisa diajarkan bahasa isyarat;  ini bertujuan agar siswa lain  dapat berkomunikasi dengan siswa tunarungu ,
penggunaan  pembacaan gerakan bibir, pembacaan cara bicara ,






13.TUNADAKSA

pasien anak tunadaksa yaitu pasien anak yang memiliki kelainan ortopedik atau  gangguan  pada tulang, otot, dan persendian yang bisa karena bawaan sejak lahir, penyakit atau  kecelakaan, sehingga bila mau bergerak  memerlukan alat bantu,gangguan gerak yang disebabkan oleh kelainan neuromuskular dan struktur tulang yang berkarakter bawaan, sakit , akibat kecelakaan, termasuk lumpuh,celebral palsy, amputasi, polio,
tingkat gangguan pada tunadaksa yaitu  ringan yaitu memiliki keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik bisa diatasi dengan  terapi,
sedang yaitu memilki keterbatasan motorik dan mengalami gangguan koordinasi rangsangank,  berat yaitu  memiliki keterbatasan total dalam gerakan fisik , tidak mampu mengendalikan gerakan fisik,

 karakteristik  pasien anak tunadaksa ,antaralain:
Tidak ada hubungan antara tingkat kecerdasan dan kecacatan, namun ada beberapa kecenderungan adanya .penurunan sedemikian rupa kecerdasan pasien bila kecacatannya meningkat. Dari beberapa hasil  penelitian ditemukan bahwa ternyata IQ pasien anak tunadaksa rata-rata normal,
ada kecenderungan mengalami gangguan-gangguan lain, seperti sakit
gigi, berkurangnya daya pendengaran, penglihatan, dan gangguan bicara,  Kemampuan motorik pasien anak  tunadaksa terbatas dan ini dapat dikembangkan sampai pada batas-batas tertentu,
Pada pasien anak tunadaksa terjadi kelainan pada otak, sehingga pada fungsi fikirnya terganggu khususnya  anggapan. Apalagi bagi pasien anak tunadaksa yang ditambah dengan cacat-cacat lainnya sehingga dapat  menimbulkan komplikasi yang secara otomatis dapat berpengaruh terhadap kemampuan menyerap  materi yang diberikan,pasien anak tunadaksa mengalami berbagai kesulitan dan hambatan dalam menyesuaikan diri dengan  lingkungannya,  karena kelainan jasmani, sehingga para pasien tidak diterima oleh teman-temannya, diisolasi, dihina,  dibenci, kurangnya ketahanan diri, tidak adanya kepercayaan diri, mudah tersinggung , pasien anak tunadaksa memiliki kemampuan fisik yang terbatas,  pasien tunadaksa perlu diberikan kesempatan yang sebanyak-banyaknya untuk dapat  mengembangkan diri melalui latihan ketrampilan dan kerja yang sesuai dengan potensinya, Kondisi pasien anak tunadaksa sebagian besar mengalami gangguan dalam gerak, perlu adanya latihan yang   berlanjut, seperti terapi-fisik ,  terapi-tari , terapi-bermain  dan terapi-okupasional ,

 kelainan pada pasien anak tunadaksa   digolongkan menjadi 2  bagian  yaitu
- kelainan pada sistem otot dan rangka (Musculus Skeletal System) ,
- kelainan pada sistem serebral (Cerebral System),

1. Kelainan pada Sistem Serebral ( Cerebral System Disorders)
Penggolongan ini  didasarkan pada letak pemicu kelahiran yang terletak di dalam sistem syaraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang). Kerusakan pada  sistem syaraf pusat mengakibatkan bentuk kelainan  karena otak dan sumsum tulang belakang  merupakan pusat dari aktivitas hidup manusia. Di dalamnya ada pusat rangsangan,pusat  koordinasi tubuh,pusat kesadaran, pusat ide, pusat  kecerdasan, pusat motorik, Kelompok kerusakan bagian otak ini  dinamakan  Cerebral Palsy (CP). Cerebral Palsy  diklasifikasikan menurut  derajat kecacatan,yaitu :
a. triplegia, yaitu tiga anggota gerak mengalami kelumpuhan, contohnya tangan kanan dan kedua kakinya lumpuh, atau tangan kiri dan kedua kakinya lumpuh,
b. quadriplegia, pasien anak jenis ini mengalami kelumpuhan seluruhnya anggota geraknya. para pasien cacat  pada kedua tangan dan kedua kakinya. quadriplegia atau tetraplegia,
c. Golongan ringan yaitu pasien tunadaksa yang dapat berjalan tanpa memakai alat, berbicara  tegas, dapat menolong dirinya sendiri dalam kehidupan sehari-hari, Kelainan yang dimiliki  oleh kelompok ini tidak mengganggu kehidupannya  
d. paraplegia, yaitu lumpuh pada kedua tungkai kakinya,
e.diplegia, yaitu lumpuh kedua tangan kanan dan kiri atau kedua kaki kanan dan kiri (paraplegia),
f.Golongan sedang yaitu pasien tunadaksa yang memerlukan treatment atau latihan khusus untuk  bicara, berjalan, dan mengurus dirinya sendiri,  memerlukan alat-alat khusus untuk membantu gerakannya, seperti brace untuk membantu penyangga kaki, kruk atau tongkat sebagai  penopang dalam berjalan,
g. Golongan berat yaitu pasien tunadaksa yang memiliki cerebral palsy.
memerlukan perawatan , para pasien tidak dapat hidup mandiri di tengah-tengah warga.
h. Monoplegia, yaitu hanya satu anggota gerak yang lumpuh, contohnya kaki kiri. Sedangkan kaki kanan  dan kedua tangannya normal.
i. Hemiplegia, yaitu lumpuh anggota gerak atas dan bawah pada sisi yang sama. contohnya tangan kanan  dan kaki kanan, atau tangan kiri dan kaki kiri.

 menurut fisiologi  yaitu segi gerak, letak kelainan ada di otak dan fungsi geraknya (motorik), maka pasien anak cerebral palsy terdiri dari  ,yaitu :
a. tremor. gejala yang tampak jelas pada tipe tremor yaitu gerakan-gerakan kecil dan terus menerus  berlangsung sehingga tampak seperti bentuk getaran-getaran. gerakan itu  terjadi pada kepala, mata, tungkai, dan bibir,
b. rigid. pada tipe ini dapat dijumpai kekakuan otot  tidak seperti pada tipe spastik yaitu gerakannya  tampak tidak ada keluwesan.,
c. tipe campuran. pasien anak pada tipe ini memperlihatkan dua ataupun lebih jenis gejala CP sehingga  lebih berat bila dibandingkan dengan pasien anak yang hanya memiliki satu tipe CP.
d. spastik. tipe spastik ini ditandai dengan adanya gejala kekejangan atau kekakuan pada sebagian  ataupun seluruh otot. kekakuan itu timbul saat akan bergerak sesuai  kehendak. dalam  keadaan  emosional, kekakuan  makin bertambah, sebaliknya  dalam keadaan tenang, gejala itu menjadi berkurang.  tingkat kecerdasan yang tidak terlalu rendah.
e. ataxia. ciri khas tipe ini yaitu seperti kehilangan keseimbangan. kekakuan hanya dapat terlihat  dengan jelas saat berdiri atau berjalan. gangguan  pada tipe ini terletak pada sistem koordinasi  dan pusat keseimbangan pada otak. akibatnya, pasien anak tipe ini mengalami gangguan .koordinasi ruang dan ukuran.  contoh saat makan  mulut terkatup terlebih dahulu sebelum sendok berisi makanan sampai ujung mulut.
f. athetoid. pada tipe ini tidak ada kekejangan atau kekakuan. otot-ototnya dapat digerakkan .dengan mudah. ciri khas tipe ini ada pada sistem gerakan.hampir semua gerakan terjadi di luar  kendali dan koordinasi gerak,

penggolongan pasien anak tunadaksa ke dalam kelompok sistem otot dan rangka didasarkan pada letak pemicu  kelainan anggota tubuh yang mengalami kelainan, yaitu: tulang belakangkaki, tangan, sendi , jenis jenis kelainan sistem otak dan rangka antara lain,
a. muscle dystrophy. pasien anak mengalami kelumpuhan pada fungsi otot. kelumpuhan , sifatnya progresif, semakin hari semakin parah. kondisi kelumpuhannya berkarakter  simetris, yaitu pada kedua tangan saja atau kedua kaki saja, atau pada kedua tangan dan kaki.
pemicu terjadinya muscle distrophy belum diketahui secara pasti. gejala pasien anak menderita muscle  dystrophy baru kelihatan setelah pasien anak berusia tiga tahun, yaitu gerakan-gerakan yang lambat, di mana
semakin hari keadaannya semakin mundur.  jika berjalan sering terjatuh,  ini  mengakibatkan pasien anak tidak mampu berdiri dengan kedua kakinya dan harus duduk di atas kursi roda ,
b. poliomylitis. penderita polio ini mengalami kelumpuhan otot sehingga otot akan mengecil dan tenaganya melemah. peradangan akibat virus polio ini menyerang sumsum tulang belakang pada  pasien anak usia dua tahun sampai enam tahun.

pemicu tunadaksa ,antaralain :
 beberapa  sebab yang  menimbulkan  tunadaksa,yaitu kerusakan yang terletak di jaringan otak, jaringan sumsum tulang belakang, dan pada sistem musculus-skeletal. ada keragaman jenis tunadaksa, dan masing-masing timbul dari kerusakan  yang berbeda-beda. dilihat dari waktu terjadinya, kerusakan otak dapat terjadi pada masa sebelum lahir,  saat lahir, dan sesudah lahir,
1. sebelum lahir (tahap prenatal)
kerusakan terjadi pada saat bayi masih dalam kandungan, yaitu disebabkan oleh:
a. bayi dalam kandungan terkena radiasi yang langsung mempengaruhi sistem syarat pusat sehingga struktur maupun fungsinya terganggu.
b. ibu yang sedang mengandung mengalami trauma yang dapat mengakibatkan terganggunya  pembentukan sistem syaraf pusat. contohnya, ibu jatuh dan perutnya terbentur dengan cukup keras dan tepat terkena kepala bayi, maka dapat merusak sistem syaraf pusat.
c. infeksi atau penyakit yang menyerang saat ibu mengandung sehingga menyerang otak bayi yang sedang dikandungnya.
d. kelainan kandungan yang memicu peredaran terganggu, tali pusar tertekan, sehingga merusak pembentukan syaraf-syaraf di dalam otak.
2. saat kelahiran (tahap natal/perinatal)
hal-hal yang dapat menimbulkan kerusakan otak bayi pada saat bayi dilahirkan, antara lain:
a. pemakaian anastesi yang melebihi ketentuan. ibu yang melahirkan karena operasi dan memakai  anastesi yang melebihi dosis dapat mempengaruhi sistem persyarafan otak bayi sehingga otak  mengalami kelainan struktur ,
b. proses kelahiran yang terlalu lama karena tulang pinggang yang kecil pada ibu sehingga bayi  mengalami kekurangan oksigen.  ini  memicu terganggunya sistem metabolisme  dalam otak bayi sehingga jaringan syaraf pusat mengalami kerusakan.
c. pemakaian alat bantu berbentuk tang saat proses kelahiran yang mengalami kesulitan sehingga  merusak jaringan syaraf otak pada bayi,
3. setelah proses kelahiran (tahap post natal)
tahap setelah kelahiran yaitu masa saat bayi mulai dilahirkan sampai masa perkembangan otak dianggap selesai, yaitu pada usia kurang lebih lima tahun. hal-hal yang dapat memicu kecacatan setelah bayi lahir, yaitu:
kecelakaan/trauma kepala ,amputasi ,infeksi penyakit yang menyerang otak,

 Perkembangan pasien anak Tunadaksa
1. perkembangan kemampuan dasar
proses perkembangan kemampuan dasar  ditentukan dari hasil belajar. proses perkembangan kemampuan dasar  berjalan dengan baik bila ada dukungan  dari lingkungan, kemampuan dasar    dinamakan  schema (contohnya kemampuan untuk melakukan gerakan refleks, seperti menggenggam,menghisap, merangkak). schema ini akan berkembang melalui belajar, dan terjadi proses adaptasi yang didahului oleh anggapan, pasien anak tunadaksa dengan kerusakan alat tubuh, tidak ada masalah secara fisiologis dalam struktur .kemampuan dasarnya. masalah terjadi saat pasien anak tunadaksa mengalami hambatan dan mobilitas. pasien anak mengalami  hambatan dalam  mengembangkan gerakan-gerakan, sehingga dapat mengakibatkan hambatan  keseluruhan pada perkembangannya ,  intelegensi pasien anak tunadaksa, sering ditemukan angka intelegensi yang cukup tinggi,

2. Perkembangan Sosial, Emosi, dan Kepribadian
a. Perkembangan Kepribadian pasien anak Tunadaksa
Perkembangan kepribadian pasien anak banyak dimatangkan melalui pengalaman usia dini, terkait dengan keadaan fisik dan  kesehatan, pemberian cap/labelling dari orang  lain, sebagian besar pasien anak tunadaksa memiliki perasaan  rendah diri (minder), kurang percaya diri, kematangan sosialnya kurang, memiliki kondisi emosional negatif, menentang lingkungan, tertutup, mengalami kekecewaan hidup,
b. perkembangan sosial pasien anak tunadaksa
faktor  terjadinya hambatan sosial ini bersumber pada sikap keluarga, teman-teman dan  warga.
 c. perkembangan emosi pasien anak tunadaksa
ketunaan yang ada pada pasien anak tunadaksa  tidak akan menghambat dalam perkembangan  emosi pada pasien anak tunadaksa. hambatan ini dialami setelah pasien anak mengadakan interaksi dengan  lingkungannya,






14. CEREBRAL PALSY


cerebral palsy  berasal dari dua kata, yaitu cerebral atau cerebrum yang berarti otak, dan palsy yang berarti kekakuan, cerebral palsy berarti kekakuan yang disebabkan oleh adanya kerusakan yang terletak di dalam otak,
 cerebral palsy merupakan kelainan sikap,  gangguan  rangsangan,  gangguan koordinasi  gangguan psikologis  yang disebabkan oleh adanya kerusakan  perkembangan otak,
cerebral palsy terjadi karena kerusakan pada sistem rangka yang
tepatnya berada di tulang tengkorak yang tersusun atas 8 buah tulang yang menyusun kepala dan 14 buah  tulang yang menyusun wajah, karena tulang tengkorak bagian kepala merupakan bingkai pelindung dari  otak. cerebral palsy ini dapat terjadi karena adanya kerusakan pada pyramidal track dan extrapyramidal yang merupakan pengatur sistem motorik manusia.
karakteristik cerebral palsy
pasien anak cerebral palsy mengalami kerusakan pada  extrapyramidal dan  pyramidal tract yang  berfungsi  untuk mengatur sistem motorik tubuh, sehingga pasien anak mengalami gangguan fungsi  motoriknya. gangguan itu berbentuk gangguan pada fungsi rangsangan,gangguan keseimbangan,kekakuan, kelumpuhan, gerakan-gerakan yang tidak dapat dikendalikan, gerakan ritmis, gangguan  penglihatan, pendengaran, perabaan, gangguan bicara ,tingkat kecerdasan pasien anak cerebral palsy  mulai dari tingkat yang paling dasar, yaitu  idiocy sampai gifted,

Cerebral palsy  digolongkan menjadi beberapa bagian, yaitu:
1. menurut fisiologi fungsi letaknya (motorik)
a. tremor
pasien anak yang mengalami tremor sering melakukan gerakan-gerakan kecil yang berulang-ulang.
b. rigid.
gerakan-gerakannya golongan ini tampak sangat lambat dan kasar.
c. ataxia
kelainannya terletak di otak kecil (cerebellum) sehingga penderita mengalami gangguan  keseimbangan.
d. spastik
pasien anak yang mengalami sistem ini memperlihatkan kekejangan pada otot-ototnya, yang disebabkan oleh  gerakan-gerakan kaku dan akan hilang dalam keadaan diam  tidur  , kekejangan ini  akan menjadi hebat jika pasien anak dalam keadaan marah atau sebaliknya dalam keadaan tenang.
 e. athetoid
pasien anak yang mengalami athetoid, tidak mengalami kekejangan atau kekakuan. otot-ototnya dapat  bergerak dengan mudah, malah sering terjadi gerakan-gerakan  tangan, kaki, lidah, bibir dan mata yang timbul di luar kendalinya.
2. menurut derajat kecacatan
a. golongan berat (severe)
meskipun cacat, pasien anak-pasien anak  memerlukan  perawatan tetap
dalam ambulasi, peluang kesembuhan  jelek,  para pasien tidak dapat hidup sendiri di tengah-tengah warga,
b. golongan ringan (mild)
meskipun cacat, pasien anak-pasien anak dapat berjalan tanpa  memakai alat, dapat berbicara , dapat menolong dirinya sendiri dalam kehidupan sehari-hari,
c. golongan sedang (moderate)
meskipun cacat, pasien anak-pasien anak  memerlukan latihan khusus untuk berbicara, berjalan, dan mengurus dirinya sendiri,
3. menurut topografi
a. diplegia, yaitu lumpuh kedua tangan kanan dan kiri atau kedua kaki kanan dan kiri   paraplegia
b. triplegia, yaitu tiga anggota gerak mengalami kelumpuhan. contohnya, tangan kanan dan kedua  kakinya lumpuh, atau tangan kiri dan kedua kakinya lumpuh.
c. quadriplegia, yaitu menderita kelumpuhan pada seluruh anggota geraknya, tetraplegia,
d. monoplegia, yaitu hanya satu anggota gerak yang lumpuh. contohnya kaki kiri, kaki kanan , kedua tangan normal.
e. hemiplegia, yaitu lumpuh anggota gerak atas dan bawah pada sisi yang sama. contohnya tangan kanan  dan kaki kanan, tangan kiri dan kaki kiri.
f. paraplegia, yaitu lumpuh pada kedua buah tungkai atau kakinya.
 berdasarkan letak kerusakannya:
- Spina Bifida
merupakan kelainan bawaan yaitu saluran sumsum tulang belakang tidak tertutup sehingga sumsum   keluar melalui tulang belakang. jenis  jenis spina bifida, antara lain:
a. Spina Bifida Occulta
kelainan ringan yaitu satu atau dua columna vertebralis tidak menutup dengan baik, namun jaringan  syaraf tidak keluar dari tulang.kelainan ini dapat dilihat dari foto rontgen.
 b. Spina Bifida Myelomeningocele
ada benjolan yang berbentuk tumor, dan berisi benjolan syaraf. dapat menimbulkan kelumpuhan, gangguan pada alat pembuangan. pasien  ini tidak dapat mengendalikan b.a.k. dan b.a.b. sehingga  diperlukan terapi pembedahan sesuai dengan keadaan pasien anak. pada penderita spina bifida
myelomeningocele  ditambah keterbelakangan mental,
c. Spina Bifida Meningocele
terlihat ada benjolan seperti tumor yang berbentuk  cairan (bukan jaringan syaraf) yang ada pada  punggung pasien anak.
- kerusakan kulit otak (cortex otak)
fungsi korteks berhubungan dengan  perasaan , pikiran fungsi pergerakan otot, pasien anak  cerabral  palsy tipe ini mengalami  kelumpuhan atau kelemahan otot  ditambah gangguan  perkembangan,  kelumpuhan berkarakter spastik atau berbentuk kaku pada  satu atau dua tungkai, separuh tubuh kiri/kanan, atau mengenai keempat anggota tubuh,
- kerusakan  ganglia basalis yang ada  di tengah-tengah otak
bersama dengan otak kecil, ganglia basalis berfungsi agar setiap gerakan otot anggota tubuh berlangsung  dengan sempurna. kerusakan ganglia basalis memicu  gerakan yang kaku  terputus-putus,  tidak terkendali,
-Kerusakan pada Otak Kecil
otak kecil (cerebellum) pada dasar otak berfungsi sebagai koordinator gerakan,  dan keseimbangan tubuh. kerusakan pada otak kecil memicu keadaan  ataxia,tandanya  cara jalan tidak  seimbang, sempoyongan, mungkin jatuh ke kiri atau ke kanan,  
. Convulsive (Kejang-kejang)/Epilepsy
 terjadi perubahan fungsi otak yang terjadi secara  mendadak  tiba-tiba ,  serangan   terjadi berulang-ulang, ditambah dengan kehilangan kesadaran,  kejang-kejang  terjadi  karena gangguan fungsi otak seperti cerebral palsy contohnya encepalitis,  panas tinggi,anoxia, pendarahan otak, infeksi akut, meningitis,
tahap-tahap kejang yang berat yaitu :
pada mulanya  pasien anak sadar akan mendapat serangan dengan tanda-tanda merasa mencium  bau sesuatu yang  enak,
 otot-otot berkontraksi (kejang),mukanya tiba-tiba pucat, pupil mata melebar, pasien anak kehilangan  kesadaran (pingsan) dan jatuh. kadang kehilangan kendali b.a.b. dan b.a.k.  ini berjalan  selama   40 detik. dinamakan tahap tonic/stiff.  tahap clonic terjadi  5 menit. pasien anak menjadi kaku, terutama pada kaki dan tangan, bila kejang berakhir, pasien anak menjadi sadar lalu merasa pusing, lelah lalu tertidur lelap, ini berlangsung beberapa menit sampai beberapa  jam. kadang serangan cuma  hanya sekedar  ringan  dan singkat saja, di mana pasien anak  nampak  seperti melamun, kehilangan kesadaran sebentar, namun  tidak sampai pingsan,
-cacat anggota tubuh
cacat anggota tubuh dapat terjadi karena bawaan sejak lahir,  berbentuk
anggota tidak lengkap contohnya jari-jari  yang tumbuh lebih (polidactili),tangan atau kaki yang buntung, jari-jari yang tidak lengkap, cacat bawaan  ini dapat terjadi akibat  pengaruh  bahan kimia obat-obatan yang diminum  selama ibu hamil,
- skoliosis
 gangguan dari posisi lekukan susunan tulang belakang yang membengkok ke arah  lateral, sehingga bentuk badan nampak membengkok ke samping,  pemicunya yaitu  cedera pada tulang belakang, karena  neuromusculer yang disebabkan oleh cerebral palsy, kelemahan otot ,
lengkungan ringan  pada seorang pasien anak berusia 14 tahun dan agak berat saat di usia 10  tahun. lengkungan skoliosis antara 20- 40 derajat pada pasien anak-pasien anak yang belum dewasa  tanda  perlunya pengobatan dengan alat penopang, bila kurang dari 20 derajat, maka  belum  memerlukan pengobatan khusus. lengkungan di area  dada yang besarnya lebih dari 60 derajat lambat
sembuhnya , akibat  fungsi  paru-paru dan  jantung  terganggu. maka  pada lengkungan besar  diperlukan tindakan  operasi  ,operasi pada skoliosis  memakai kombinasi   pemasangan internal rod  batang  yang dipasang di dalam tulang belakang untuk  penyatuan  mmeluruskan tulang belakang,
- poliomyelitis (polio)
sebelum tahun 1950 polio merupakan penyakit yang mengerikan dan  menyeramkan, sebab tidak ada yang mampu mengatasiya  , akibat  virus menyerang otak pasien  memicu perubahan bentuk kaki dan kelumpuhan, sehingga pasien anak menderita cacat fisik, timpang,  susah berjalan, namum sekarang  penyakit ini dapat dicegah melalui  imunisasi. sehingga tidak mengerikan,
-muscular distrophy
 kelemahan otot-otot secara progresif dengan gejala  pergantian sel-sel otot dengan  jaringan lemak. pemicunya belum diketahui, mungkin  karena akibat penyakit genetik  keturunan yang dibawa oleh ayah   ibu lalu ditransmisikan kepada pasien anak laki-laki,namun  ini jarang terjadi pada pasien anak perempuan, penyakit ini terdiagnosa saat pasien anak berumur 3 tahun dengan gejala adanya gangguan pada  otot-otot yang nampak lemah,  pasien anak  ini kadang-kadang mengalami keterbelakangan mental ringan  kerusakan otak,  susah berjalan, dan mulai dapat  berjalan umur 12 tahun,  nampak skoliosis,  siklus hidupnya hanya sampai belasan tahun saja,  ini disebabkan karena infeksi paru-paru dan   kegagalan jantung ,
-cacat anggota tubuh
cacat anggota tubuh dapat terjadi karena bawaan sejak lahir,  berbentuk
anggota tidak lengkap contohnya jari-jari  yang tumbuh lebih (polidactili),tangan atau kaki yang buntung, jari-jari yang tidak lengkap, cacat bawaan  ini dapat terjadi akibat  pengaruh  bahan kimia obat-obatan yang diminum  selama ibu hamil,
lamanya tunadaksa  dibagi atas:
 Cacat permanen.
-temporary yaitu  kecacatan yang bisa  hilang sebelum 15 tahun,
pasien anak cerebral palsy akan mengalami kesulitan , di antaranya kesulitan aktifitas motorik. kesulitan aktifitas motorik ini dibagi atas 3, yaitu:
a.gangguan koordinasi motorik,
b.hiperaktif, pasien anak tertarik oleh setiap rangsangan yang ia terima dan perhatiannya sangat mudah  beralih dari satu objek ke objek yang lain.
c. hipoaktif, gerakan lamban dan sangat kurang, tidak dapat menanggapi rangsang yang diterima.
-Indefinite yaitu kondisi kecacatan yang muncul pada usia 15 tahun contohnya,  mungkin akan hilang pada waktu tertentu,
kesulitan rangsangan  pada pasien anak cerebral palsy  dibagi menjadi:
a .gangguan bahasa dan bicara, bahwa  40% dari pasien anak cerebral palsy memiliki keterbelakangan mental, 30% memiliki kemampuan kecerdasan
rata-rata, 10 % memiliki kemampuan di bawah rata-rata,
 hambatan ini berhubungan dengan gangguan anggapan kinestetik,gangguan anggapan, gangguan penglihatan, pendengaran, perabaan,
b.gangguan anggapan yang memicu kesulitan  dalam   bentuk ruang, warna,  bunyi,sulit mengolah rangsangan visual, auditorium,
c.gungguan emosi, yaitu  keras kepala ,rasa acuh tak acuh,rendah diri, pemalu, mudah tersinggung, pemarah,
masalah  biologis (fisiologis tubuh), masalah psikologis, dan masalah sosial. yang berkaitan dengan pasien anak tunadaksa ,yaitu  
-masalah sosial :  pasien anak yang tidak mampu mengatasi krisis yang
terjadi pada dirinya akan mengakibatkan pasien anak lebih tertekan, menyesali diri terus menerus, dan marah pada pasien anak yang sehat. pasien anak tidak mau berinteraksi dengan lingkungan, mengurung diri,  mengkarantina diri, curiga
-masalah biologis :akibat adanya  kerusakan sistem syaraf, baik susunan syaraf pusat di otak maupun sumsum tulang  belakang ,maka akan  menimbulkan  gangguan fungsi fisiologis tubuh, seperti:
gangguan fungsi gastrointestinal, yaitu gangguan fungsi pencernaan dari rongga mulut sampai  ke colon dan anus yang memicu pasien anak tidak dapat mengendalikan keluarnya feses secara menadak tiba tiba ,
gangguan fungsi metabolism dan sistem endokrin,
gangguan fungsi rangsangan tubuh , gangguan  sistem refleks yang  diperlukan untuk  melindungi menjaga tubuh dari sesuatu membahayakan tubuhnya ,gangguan  kepekaan  rabaan perasaan kulit,gangguan pengaturan sikap dan gerak,gangguan fungsi sirkulasi darah ,gangguan fungsi pernafasan
gangguan pembentukan ekresi urine yang memicu kesulitan dalam mengendalikan saat buang air kecil ,
-masalah psikologis : pasien anak cacat fisik akan merasa beban  psikologis yang berat dan sulit  menyesuaikan diri  dengan keadaannya yang  cacat,  
pasien anak  melihat keadaan tubuhnya tidak normal maka  reaksi
yang ditunjukkan yaitu  berdiam diri karena depresi, menyalahkan diri sendiri. pasien anak  menjadi malu, murung, sedih, melamun, menyendiri dan berputus asa,menjadi takut kalau diajak berobat atau menghadapi pemeriksaan,
 perbedaan tunadaksa dan cerebral palsy
 tunadaksa yaitu suatu keadaan rusak atau terganggunya tubuh sebagai akibat dari gangguan  bentuk   tulang, otot, dan sendi,  sedangkan cerebral
palsy yaitu salah satu bentuk brain injury  yang memengaruhi  pengendalian sistem motorik , penyakit neuromuscular  syaraf otot  yang disebabkan oleh gangguan perkembangan atau kerusakan sebagian dari otak yang berhubungan dengan pengendalian fungsi motorik,
cerebral palsy yaitu para pasien yang masih dapat menggerakkan anggota tubuhnya meskipun gerakannya terganggu karena kelainan tonus otot
sedangkan
 tunadaksa yaitu para pasien yang sama sekali tidak dapat menggerakkan atau
memfungsikan bagian tubuh yang mengalami gangguan atau kerusakan,
 dengan terganggunya fungsi motorik sebagai akibat dari bawaan sejak lahir, penyakit, kecelakaan ,mampu  berpengaruh terhadap  indra yang lain dan memicu  rasa malu, rendah diri , sensitif,  memisahkan diri dari lingkungan.
gangguan tambahan  pada  tunadaksa antara lain:
 kekurangan daya  penglihatan pada pasien anak tunadaksa dan  cerebral
palsy memperlihatkan bahwa  para pasien juga mengalami  gangguan penglihatan,
 gangguan pendengaran sebab  pendengaran tidak memiliki fungsi-fungsi motor, yang berbeda dengan penglihatan yang dibantu otot-otot mata.
kelainan bicara yang dialami pasien anak cerebral palsy antara lain  voice disorder gangguan pita suara, stuttering
gagap , aphasia  gangguan bahasa verbal, dysarthria gangguan bicara pada  bagian artikulasinya akibat lemahnya pengontrolan gerak, delayed speech  gangguan bicara karena  keterbelakangan mental dan disfungsinya otak, voice recoorganize,
 pasien anak cerebral palsy juga kadang mengalami  gangguan anggapan. mencakup pendengaran , penglihatan ,sentuhan  dan kepekaan modalitas yang lain,  pasien anak tunadaksa ortopedi tidak memperlihatkan perbedaan dengan yang lain, sebab dalam beberapa studi memang tidak terbukti  dan gangguan penyesuaian diri lebih banyak terjadi pada pasien anak tunadaksa ortopedi, sehingga harus  dilihat lagi dari sisi lain, yaitu :
reaksi penderita  terhadap  lingkungan dan  kecacatannya,
sikap lingkungan  terhadap pasien anak. sikap  keluarga terhadap  pasien anak,
teknik  rehabilitasi medis , antara lain :
pemberian alat-alat ortopedi, operasi ortopedi, fisioterapi, actives in daily living (ADL), occupational therapy atau terapi tugas, pemberian protease,
fisioterapi yaitu melatih otot-otot bagian badan yang mengalami kelainan. fisioterapi ini dilakukan  sebelum dan sesudah dilakukan tindakan medis, dalam latihan fisioterapi  ini melibatkan otot atau gerak secara  aktif melalui berbagai kegiatan fisik, latihan berjalan, latihan keseimbangan,  dengan bantuan  alat, metode yang dipakai ,seperti melalui pemijatan (massage),penggunaan gerak-gerak (kinesiotherapy), pengunaan air (bydrotherapy), penggunaan panas sinar (thermotherapy), penggunaan listrik (electric therapy),
operasi ortopedi dilakukan sebagai usaha  untuk memperbaiki salah bentuk dan salah gerak dengan mengurangi atau menghilangkan bagian  yang memicu terjadinya kesalahan bentuk atau gerak,
activities daily living yaitu latihan berbagai kegiatan sehari-hari, dengan maksud untuk melatih  penderita agar mampu melakukan gerakan ,
pemberian protease yaitu pemberian perangkat tiruan untuk mengganti bagian-bagian dari tubuh  yang hilang atau cacat, contohnya kaki tiruan, tangan tiruan, mata tiruan, gigi tiruan,protease bagi pengidap tunadaksa dapat  menggantikan fungsi tubuh lain  dan berkarakter  sebagai pelengkap untuk menambah kepantasan atau  keindahan,
occupational therapy yaitu bentuk usaha dengan tujuan  membantu penderita tunadaksa agar menjadi lebih baik dan kuat dari kondisi sebelumnya melalui
sejumlah  pekerjaan tl melukis, memahat, membuat kerajinan tangan, menyulam, merajut,
perangkat ortopedi yaitu perangkat yang berfungsi untuk menguatkan bagian-bagian  tubuh yang lemah atau layu,
 rehabilitasi vokasional  , antara lain :
 yaitu rehabilitasi penderita tunadaksa yang bertujuan untuk .memberi kesempatan para pasien untuk bekerja,
vocasional guide, yaitu pemberian bimbingan kepada penderita tunadaksa dalam kaitannya  pemilihan jabatan  sesuai  kondisinya,
 revalidasi, yaitu  usaha mempersiapkan fisik, mental dan sosial untuk  memperoleh bimbingan jabatan dan latihan kerja,
counseling, yaitu penyuluhan yang bertujuan untuk menumbuhkan keberanian   penderita tunadaksa yang diperoleh setelah lahir,
vocasional assessment, yaitu penilaian terhadap kemampuan pengidap kelainan melalui  sebuah bengkel kerja dalam melakukan  keterampilan,
 team work, yaitu kerjasama antar berbagai ahli  kedokteran, ahli terapi fisik, pekerja sosial, konselor, psikolog, ortopedagog,
vocasional training, yaitu pemberian kesempatan latihan kerja agar pengidap tunadaksa  mandiri dan produktif,
selective placement, yaitu penempatan para pengidap tunadaksa pada jabatan setelah selesai .menjalani pendidikan dan latihan selama rehabilitasi,
follow up, yaitu tindak lanjut  setelah pengidap tunadaksa menempati
jabatan pekerjaan,
rehabilitasi psikososial  , antara lain :
 yaitu rehabilitasi untuk mengurangi dampak psikologi  yang tidak  
menguntungkan bagi perkembangan pasien anak tunadaksa. ini berhubungan  dengan program rehabilitasi yang lain ,untuk mempersiapkan mental pengidap kelainan kelak setelah terjun di warga sehingga dapat berperan aktif ,meningkatkan kemampuan dan kepercayaan diri, memupuk semangat juang dalam meraih  kehidupan dan penghidupan yang lebih baik, mengurangi dampak psikososial sebagai akibat kelainan yang dideritanya, seperti rendah diri,  putus asa, mudah tersinggung, cemas,  depresi,





15.TUNAGANDA

pasien anak tunaganda atau  tuna majemuk yaitu  pasien anak yang menderita dua atau lebih kelainan .fisik , keindraan, mental, sosial, dan emosi,
yang termasuk pasien anak tunaganda, antara lain:  tunarungu-tunadaksa , tunarungu-tunagrahita , tunadaksa-tunagrahita , tunanetra-tunarungu ,tunanetra-tunadaksa , tunanetra-tunagrahita , tunanetra-tunalaras , tunanetra-kesulitan belajar khusus ,
karakteristik tunaganda ,yaitu
pasien  yang digolongkan ke dalam kelainan ganda antara   autism ,tunagrahita, cerebral palsy, epilepsi,  yang memerlukan penyembuhan ,. dimulai sebelum berumur 18 tahun,kelainan terjadi secara terus menerus atau bertendensi ke arah yang berkelanjutan, bahwa kelainan ganda  mencakup kelainan perkembangan dalam fungsi  tubuh,fisik,
ciri-ciri   gangguan  fisik, antara lain:
gangguan fungsi sirkulasi udara gangguan fungsi pernapasan ,gangguan pembentukan ekresi urine ,gangguan refleks ,gangguan perasaan kulit ,gangguan rangsangan,gangguan pengaturan sikap dan gerak (motorik),gangguan sistem metabolism dan sistem endokrin , gangguan fungsi gastrointestinal ,
 ciri-ciri gangguan  sosial  , antara lain:
hambatan dalam melakukan kegiatan sosial.,hambatan fisik dalam melakukan kegiatan sehari-hari ,rasa rendah diri ,isolatif , kurang percaya diri ,hambatan dalam ketrampilan kerja ,
 ciri-ciri  gangguan   mental , antara lain:
 gangguan dalam kemampuan intelektual, emotional disorder, hiperaktif, gangguan pemusatan perhatian, toleransi terhadap ,kekecewaan rendah, berpusat pada diri sendiri, depresi, dan cemas,
 Klasifikasi Tunaganda , antara lain:
1. Traumatic Brain Injury (TBI)
TBI yaitu kerusakan otak yang disebabkan oleh trauma oleh kejadian tertentu, setelah pasien  mengalami perkembangan otak yang normal.  
 ciri ciri  TBI  ,yaitu:
adanya kegagalan dari fungsi neurological dan neurobehavior yang disebabkan oleh kecelakaan ,berkurangnya atau berubahnya keadaan kesadaran,
 adanya kerusakan pada otak yang disebabkan oleh tekanan/benturan dari luar,kerusakan tidak disebabkan oleh degenerative atau congenital,
 pemicu Tunaganda  , antara lain:
Faktor etiologi
1. luka otak (brain injury), sebab-sebabnya yaitu:
celebral anoxia, yaitu kurangnya oksigen pada otak, penyakit infeksi, misalkan: encephalitis,TBC, cacar, meningitis ,luka waktu lahir,  karena proses kelahiran , hydrocephalus, yaitu penyakit berbentuk pembesaran kepala/lapisan tempurung otak akibat  banyaknya produksi cairan otak, yang bisa menimbulkan tekanan pada dahi dan mata,
2. faktor keturunan, yaitu:  
kerusakan pada benih plasma ,hasil perkawinan ayah dan ibu yang rendah inteligensi dapat diturunkan pada pasien anak
3. gangguan fisiologis, sebab-sebabnya yaitu:  
 mongolism, yaitu cacat mental akibat kelainan kromosom.,
cretinism, yaitu pertumbuhan fisik menjadi kerdil akibat kelainan genetik,
rubelle german measles, yaitu sejenis campak jerman,
actor rh, yaitu kelainan rhesus darah,
pemicu Buta-Tuli , antara lain:
1. Sindrom genetika / kromosonal
a. Sindrom usher, memicu gagal berfungsinya kemampuan mendengar , retinitis  pigmentosa  yaitu kondisi bawaan yang disebabkan oleh tidak berkembangnya kemampuan retina yang memicu berkurangnya kemampuan melihat ,
b. Sindrom down, disebabkan oleh  kegagalan transfer genetika  memicu buta-tuli,
c. Sindrom CHANGE (Coloboma (cranial serve), Heart defect, Atresia of the cheane, Ratardation in growth and mental development, Genital tidaknormalitation, Ear malformation of hearing less),pasien anak-pasien anak dengan sindrom CHANGE biasanya lahir normal namun karena masalah pernapasan , hormonal, jantung,  memicu terhambatnya proses penyerapan nutrisi ke dalam tubuh  yang pada akhirnya menghambat perkembangan ,
2. Kondisi sebelum lahir
Rabella/german measles dan cytomegalovirus (CMV) yang  memicu kecacatan mental   buta tuli ,
3. Kondisi setelah lahir
Meningitis dan TBI juga  memicu cacat mental  buta-tuli ,
Identifikasi Tunaganda  , antara lain:
melakukan pemeriksaan psikologis terhadap pasien anak dengan cara:
 mengukur pengetahuan pasien anak dengan  tes psikologis  tes inteligensi dari  weschler dan stanford binet  mengadakan observasi yang cermat,seperti : cara bicara,penampilan fisik, tingkah laku pasien anak, mengadakan anamnesa dengan orangtua  yang banyak mengetahui keadaan perkembangan pasien anak  sejak masih di kandungan lahir hingga saat ini.
 dampak  tunaganda , antara lain:
kesulitan dalam memproses informasi,
masalah dalam mengingat sesuatu, mempelajari informasi yang baru,
 berbicara atau kemampuan berbahasa, kesulitan dalam membuat urutan-urutan,mudah merasa lelah, frustrasi atau marah,memiliki kecemasan dan ketakutan yang tidak beralasan, mudah tersinggung.,
komunikasi verbal berbahasa indonesia pasien anak tunaganda kelas  VII SMP SLBB ,Hasil penelitian:
kendala-kendala  pasien anak tunaganda  yaitu keterbatasan  ingatan jangka pendek ,, kurang berkonsentrasinya  dalam belajar, kurang  paham dalam memakai konjungi, tidak  memakai morfem berafiks yang  tepat,
 pasien anak tunaganda memerlukan perbaikan  saat adanya kesalahan dalam
pengucapan bahasa maupun bila  dibiarkan akan  mempengaruhi  kemampuan berbahasanya,Bunyi bahasa yang dihasilkan  mengalami kekeliruan. Kekeliruan ini diakibatkan  kelainan artikulasi pada pasien anak tunaganda,
 kelainan artikulasi yang paling sering muncul saat berkomunikasi ,antara lain perubahan bunyi getar alveolar /r/ menjadi lateral alveolar /l/ pada akhir kata
atau di antara dua vokal,perubahan bunyi getar alveolar /r/ menjadi semi vokal /y/ di  antara dua vokal,  konsonan rangkap /st/ dan /nd/ menjadi ø di antara dua vokal,  bunyi alveolar (/r/, /t/, /d/,/s/), velar /k/, palatal /j/, dan  tidak   bersuara
pada awal kata menjadi ø,  bunyi frikatif /h/, getar /r/, dan nasal /n/ pada akhir
kata (apokope) menjadi ø, pelesapan dan perubahan konsonan rangkap /nt/ menjadi ø di  antara dua vokal dalam satu kata, penambahan bunyi vokal /e/ pada akhir kata  (paragoge), dan perubahan bunyi palatal bersuara /j/ menjadi alveolar bersuara /d/ di  antara dua vokal dalam satu kata,
sistem pendidikan pasien anak  berkebutuhan khusus
sejarah  pendidikan inklusif  pada mulanya diawali dari negara  scandinavia denmark, norwegia, swedia,  selanjutnya di inggris dalam Ed.Act 1991 mulai
diperkenalkan konsep pendidikan inklusif dengan ditandai adanya pergeseran model pendidikan untuk  pasien anak berkebutuhan khusus dari segregatif ke integratif, penyelenggaraan pendidikan inklusif di dunia semakin nyata  sejak diadakannya konferensi dunia tentang hak pasien anak pada tahun 1989 dan tentang pendidikan tahun 1991 di Bangkok yang  menghasilkan deklarasi “Education For All”.   agar semua pasien anak tanpa kecuali  mendapatkan layanan  pendidikan secara memadai, pada tahun 1994 diadakan  
konferensi pendidikan di Salamanca Spanyol yang mencetuskan perlunya pendidikan inklusif dengan “The Salamanca Statement On Inclusive education”.
konsep pendidian inklusif sangat berbeda dengan  pendidikan khusus ,
 pendidikan inklusif sama  dengan  pendidikan untuk semua  ,pada
seminar agra tahun 1998  dirumuskan  pendidikan inklusi  yaitu:
mencakup pendidikan di rumah, warga, sistem nonformal dan informal,
memungkinkan struktur,  metodologi pendidikan memenuhi kebutuhan semua pasien anak,
 konsep  pasien anak
semua pasien anak dapat belajar , hak semua pasien anak untuk memperoleh pendidikan di dalam warganya sendiri ,semua pasien anak memerlukan dukungan dalam belajar ,
pendidikan lebih luas dibandingkan pendidikan formal di sekolah ,
 fleksibel, sistem pendidikan berkarakter responsif , lingkungan pendidikan ramah terhadap pasien anak ,perbaikan mutu sekolah dan sekolah yang efektif ,
pendekatan yang menyeluruh dan kolaborasi dengan mitra kerja ,  
menghilangkan diskriminasi ,pendidikan inklusif menyiapkan siswa yang dapat menghargai perbedaan, meningkatkan partisipasi nyata dari semua pihak ,
kolaborasi dan kemitraan ,metodologi partisipatori, penelitian tindakan dan kolaboratif inkuairi,memandang manusia  pasien anak, orang tua, guru, kelompok orang yang termarginalkan  sebagai  sumberdaya




16.HOME SCHOOLING

jenis pendidikan terbagi menjadi tiga jalur, yaitu:  jalur pendidikan non formal, jalur pendidikan formal dan  jalur pendidikan informal,
pendidikan formal yaitu jalur pendidikan yang berstruktur  berjenjang yang terdiri atas  pendidikan pasien anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi atau SD, SMP, SMA. perguruan tinggi
dalam pendidikan formal  siswa belajar dan dididik menurut kurikulum tertentu diadakan di sekolah, dan belajar menurut materi  ajar dan jadwal yang ditetapkan sebelumnya,  pendidikan non formal berfungsi  mengembangkan potensi  didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan ketrampilan  fungsional  pengembangan sikap dan kepribadian profesional, pendidikan non formal seperti pendidikan keseteraan,pelatihan kerja, pendidikan kecakapan hidup, pendidikan pasien anak usia dini, pendidikan kemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan ketrampilan ,
 Home Schooling atau model pendidikan sebuah  sekolah rumah  mandiri
dengan memakai  rumah sebagai basis pendidikannya, orangtua berbuat
langsung menentukan proses penyelenggaraan pendidikan, tujuan pendidikan, yang hendak dikembangkan, kecerdasan dan keterampilan, kurikulum dan materi, dan metode dan  praktek belajar , memungkinkan pasien anak berkembang sesuai dengan potensi diri  para pasien masing masing,
pasien anak di rumah, mengundang guru privat ,  orang tua menjadi guru untuk proses belajar pasien anak–pasien anak karena  kemampuan orang tua pasti terbatas. Peran utama orang tua dalam home schooling yaitu menjadi mentor dan fasilitator. Proses utama dan pembelajaran home schooling yaitu menumbuhkan dan menggerakkan
spirit belajar pasien anak sehingga pasien anak  dapat menjadi pembelajar mandiri dengan model sekolah, model standar home  schooling  bebas merancang sesuai tujuan–tujuan pendidikan keluarga yang khas,,
yang ada yaitu entitas otonom yang saling berinteraksi dalam proses penyelenggaraan pendidikan,Jika siswa tidak dapat mengikuti
pendidikan formal di sekolah karena alasan tertentu, siswa itu berhak memilih pendidikan pilihan lain   yang dapat memenuhi haknya sebagai warga negara untuk belajar karena setiap pasien anak berhak  mendapatkan pendidikan, dalam bentuk apapun,
Kemunculan home schooling atau home education yang ditulis oleh mary griffith dalam buku berjudul  “The Unschooling handbook, howe to use the whole world as your child’s clasroom”. Sekolah rumah tidak menjadi sebuah gerakan sampai tahun 1970  saat pendidik bernama Jont Holt, mulai
mengenalkan konsep sekolah rumah pada publik,
pada tahun 1997, holt  mempublikasikan buletin berita yang dinamai “growing without  schooling”  untuk keluarga  keluarga yang memiliki ide-ide untuk membantu  pasien anak  para pasien belajar di luar sekolah, ide–ide holt mempengaruhi banyak orang tua , konsep sekolah rumah sudah diterapkan lama oleh sebagian kecil warga,di homeschooling, pelajar bisa memiliki materi  pelajaran apa yang mau dikaji tiap harinya sesuai dengan minatnya. sederhananya sekolah rumah menampatkan wewenang di tangan si pembelajar, kurikulum dan materi pembelajaran home schooling
 yaitu kurikulum yang di desain sendiri namun tetap mengacu  pada kurikulum nasional,  bahwa mayoritas home  schoolers  memilih sendiri materi pembelajaran dan dari kurikulum yang tersedia, kemudian  melakukan penyesuaian dengan kebutuhan pasien anak-pasien anak dan keadaan keluarga,  memakai paket lengkap yang dibeli dari lembaga penyediaan kurikulum dan materi ajar, memakai materi dari sekolah satelit (portner home scholing) atau program khusus yang dijalankan  oleh sekolah swasta setempat.proses belajar yang dilakukan home schooling, mengacu pada kurikulum sekolah. pilihannya  terserah pada setiap keluarga. keluarga dapat memilih home schooling yang mengacu pada kurikulum  nasional atau kurikulum lain, semisal kurikulum Cambridge IGCSE yang dipakai oleh sekolah  sekolah internasioanal di Indonesia. Selain Cambridge IGCSE, banyak jenis kurikulum lain yang dibuat  oleh pembuat kurikulum (curriculum provider) yang diakui negara pembuatnya,Jika kurikulum nasional yang diacu maka hanya ada
satu jenis kurikulum yang dibuat  yaitu kurikulum yang dipakai di sekolah–sekolah,  kurikulum sekolah ini dapat diperoleh di situs pusat kurikulum ,ada juga materi  kurikulum yang dijual di toko buku. cara paling gampang dan praktis untuk mengetahui kurikulum  nasional yaitu dengan melihat buku–buku pelajaran yang dipakai pasien anak sekolah,
walaupun memakai kurikulum nasional seperti sekolah, kreatifitas dari keluarga  homeschooling tetap terbuka melalui banyak aspek di dalam proses belajar home schooling, yaitu dengan  memodifikasi sesuai gaya belajar pasien anak agar memperoleh hasil yang maksimal, keluarga homeschooling  menentukan sendiri buku referensi apa yang paling disukai, waktu  belajar dan juga cara mempelajari suatu mata pelajaran. di luar mata pelajaran yang diujikan dalam ujian  persamaan, pasien anak–pasien anak homeschooling tetap dapat mempelajari berbagai hal yang menjadi minat,
langkah-langkah melakukan home scholing, yaitu:
mendaftarkan  orangtua untuk menyelenggarakan pembelajaran di rumah/lingkungan kepada komunitas belajar,mendaftarkan komunitas belajar pada bidang yang menangani kesetaraan pada dasar pendidikan  kabupaten/kota setempat,mengadministrasikan sesuai dengan program paket belajar yang diikutinya, menyusun program belajar ,sesuai dengan program paket belajar yang diikuti, mengembangkan perangkat pendukung pembelajaran, melakukan penilaian terhadap hasil belajar yang dicapai  secara berkala per-semester.
mengikutsertakan siswa yang sudah memenuhi persyaratan dalam ujian nasional.
home schooling   dibedakan menjadi 2, yaitu:
1.Sekolah rumah majemuk yaitu layanan pendidikan oleh para orangtua/wali terhadap pasien anak–pasien anak dari  suatu lingkungan yang tidak selalu bertalian darah dalam keluarga, yang diselenggarakan di beberapa
rumah pendidikan yang ditentukan oleh suatu komunitas,
2. Sekolah rumah tunggal. Yaitu layanan pendidikan yang dilakukan orang tua/wali terhadap seorang  pasien anak atau lebih terutama di rumahnya sendiri
1. kelebihan home schooling , yaitu:
menjadikan pendidikan moral  keagamaan, lingkungan  suasana belajar yang lebih  baik,
 memberi  keleluasan bagi pasien anak untuk menikmati pembelajaran tanpa harus merasa tertekan  dengan beban–beban  target kurikulum,
memiliki waktu belajar yang lebih fleksibel,
memberikan  proteksi dalam pembelajaran terutama bagi pasien anak yang sakit atau cacat,
menghindari penyakit sosial  seperti tawuran,kenakalan remaja (bullying), narkoba,memberikan keterampilan khusus  seperti pertanian, seni, olahraga, boga, biaya pendidikan dapat disesuaikan dengan kondisi keuangan keluarga.
2. kekurangan home schooling , yaitu:
pasien anak belum tentu merasa cocok diajar guru  sendiri, apalagi jika pihak orangtua tidak punya guru pilihan lain  sebelumnya  
tidak ada suasana kompetitif sehinggga pasien anak tidak bisa membandingkan sampai dimana  kemampuannya dibandingkan pasien anak  seusianya,



17. TERAPI  PASIEN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Terapi bagi Slow Learner
slow learner yaitu pasien anak dengan  kecerdasan yang terbatas. pasien anak slow  learner  digolongkan Borderline Intelligence dengan skor IQ (69-89) (dalam skor WISC) Di dalam DSM IV ,  pasien anak yang mengalami slow learner tidak dapat dimasukkan ke dalam  pendidikan berkebutuhan khusus (sekolah luar biasa), namun masuk dalam pendidikan formal dengan
kebutuhan sekolah inklusif, pasien anak dengan slow learner dianggap selalu mengalami siklus kegagalan di  dalam menyelesaikan  pendidikannya , Di saat dewasa pun pasien anak-pasien anak slow  learner tetap mengalami kelemahan dalam kemampuan  belajar para pasien ,sehingga mengalami  putus sekolah  namun,  bila kondisi ini cepat diatasi dengan campurtangan khusus, banyak pasien anak yang memiliki kecerdasan terbatas  mampu membangun ketrampilan untuk mengatasi permasalahan,
 karakteristik dari pasien anak slow learner ,yaitu:
Kesulitan mengadaptasi konsep  belajar baru pada situasi  belajar  yang baru.
Kesulitan dalam mengubah atau mengeneralisasi strategi belajar, keterampilan, pengetahuan, Kesulitan untuk memahami teknik pembelajaran dengan konsep yang abstrak. Kesulitan  untuk mengorganisasikan materi baru, termasuk asimilasi informasi baru ,Kesulitan  tata kelola waktu dan penentuan tujuan jangka panjang, Kesulitan dalam membangun motivasi cara hitung menulis membaca atau motivasi berprestasi.  karena itu, pasien anak slow learner memerlukan dorongan ,
 campurtangan untuk pasien anak Slow Learner
Metode pembelajaran yang dipakai untuk pasien anak Slow Learner jelas berbeda dengan pasien anak normal,  strategi  yang dipakai untuk campurtangan pasien anak yang mengalami slow  learner antara lain increased instructional  efficiency,   motivational strategies,instruksi aktif dan konkret, advanced organizational strategy,
-  Increasing Instructional Efficiency. : pasien anak slow learner  belajar lebih lambat dibandingkan dengan teman-teman seusianya yang berkecerdasan rata-rata. pasien anak slow learner  lebih mudah belajar setiap fakta-fakta yang terbatas dibandingkan  temannya , Untuk memudahkannya dibuatlah instruksi yang terorganisasi dengan baik, seperti  instruksi dengan bantuan komputer Tipe lingkungan ini memungkinkan slow  learner untuk belajar fakta-fakta  dalam mempelajari pelajaran  sehingga mampu mengatasi  keterbatasan yang para pasien alami,
-  Academic Motivation  : pasien anak slow learner  di motivasi akademik  penting untuk membangun resiliensi  cara hitung menulis membaca dari slow learner. Menghubungkan pembelajaran dengan pengalaman di dunia nyata
membantu para pasien melihat keuntungan dari pembelajaran
-  Social and Economic Needs :  pasien anak  slow learner seringkali mengalami kegagalan,  memisahkan diri dari lingkungan sekolah.  ini penting untuk  mengidentifikasi dan mendorong siswa dengan slow learner dalam kegiatan lain yang memerlukan  keterampilan,
-  Concrete Instruction : pasien anak slow learner mengalami kesulitan untuk instruksi  berkonsep abstrak, akan lebih efektif  dengan instruksi berpendekatan: “lakukanlah,lihatlah, rasakanlah, sentuhlah”,
-  Generalization : pasien anak slow learner    dapat belajar dan berlatih
strategi belajar atau peraturan seperti yang telah diajarkan kepadanya,  namun para pasien sangat sulit  untuk mengetahui kapan, dimana, dan bagaimana peraturan itu diaplikasikan,
-  Organizing Instruction : pasien anak slow learner    dapat  Membandingkan informasi-informasi yang dipelajari dengan keanekaragaman situasi situasi baru , pasien anak yang mengalami slow learner  menjelaskan materi yang sudah para pasien kuasai  sebelumnya untuk mempermudah penjelasan materi baru,memakai intruksi yang konkret, memberikan kesempatan untuk pengulangan dan latihan yang lebih sering, membangun dasar tata kelola waktu (basic time management),membuat aktivitas yang disukai pasien anak,
Terapi  Penderita Autisme
 pasien anak autis memiliki IQ di bawah 70  yang bisa digolongkan  
sebagai retardasi mental,  namun autisme berbeda dengan retardasi mental, penderita retardasi mental  memperlihatkan hasil yang memprihatinkan pada semua bagian dari sebuah tes inteligensi. berbeda dengan penderita autis, penderita autis mampu   memperlihatkan hasil yang buruk pada hal yang berhubungan dengan  bahasa dan logika namun penderita autis mampu       memperlihatkan hasil yang baik pada kemampuan visual-spatial, perkalian empat digit,  memiliki long term memori yang baik,
gangguan spectrum autisme yaitu suatu gangguan perkembangan, sehingga terapi yang  diperlukan perlu dilakukan dalam jangka waktu yang lama, terapi harus dilakukan secara  terpadu dan setiap pasien anak memerlukan jenis terapi yang berbeda,
Terapi ABA
Applied Behavioral Analysis   ABA yaitu jenis terapi yang  telah dilakukan dengan sukses ,  berdasar  hasil  pengembangan penelitian dan didesain khusus untuk pasien anak dengan autisme, Sistem yang dipakai yaitu memberi pelatihan khusus pada pasien anak dengan memberikan hadiah  hadiah pujian  berkonsentrasi penanganan yang   terletak pada pemberian hadiah  hadiah pujian , setiap kali pasien anak berespons benar sesuai instruksi yang diberikan. Tidak ada   hukuman  dalam terapi ini,  namun bila pasien anak berespons salah/tidak tepat    maka ia tidak mendapatkan hadiah  hadiah pujian ,
Secara lebih teoritis, prinsip dasar terapi ini  dijabarkan sebagai A-B-C; yaitu A (antecedent)  yang diikuti dengan B (behavior) dan diikuti dengan C (consequence). Jenis terapi ini bisa diukur  kemajuannya,
Terapi Wicara
hampir semua pasien anak dengan autisme memiliki kesulitan dalam bicara  berbahasa,non-verbal , kemampuan bicaranya  sangat kurang, tidak mampu memakainya untuk  berkomunikasi  berinteraksi dengan orang lain,maka terapi wicara dan berbahasa  sangat membantu, awalnya yaitu terapi oral motorik, termasuk pemijatan wajah  dan berbagai terapi  penggerakan lidah, bibir, dan rahang untuk memperkuat otot-otot mulut,  dalam terapi makan dan mengunyah, dipakai beberapa macam makanan dengan  tingkatan tekstur dan temperatur yang berbeda, sehingga dapat melatih kepekaan oral motorik pasien anak saat makan , terapis  memberikan contoh  pembentukan bunyi dan suku kata yang tepat kepada pasien anak, harus dilakukan  selama  aktivitas berlansung. tingkat kesulitan aktivitas bermain harus disesuaikan dengan usia dan intensitas  autisme. terapis akan memberikan contoh bagaimana ber suara dengan tepat dengan cara  memeragakan secara gamblang pergerakan lidah dan alat ucapan lainnya sehingga sebuah bunyi dapat dihasilkan ,
Terapi Okupasi
pasien anak autistik memiliki keterlambatan dalam perkembangan motorik halus. Gerak geriknya kaku  kasar, sulit   menyuap makanan ke mulutnya,memegang pinsil , sendok ,maka  terapi okupasi  melatih mempergunakan otot -otot halusnya , Terapi okupasi sebagai  salah satu bentuk psikoterapi suportif untuk  meningkatkan aktivitas motorik , Terapi okupasi   bermaksud untuk memperbaiki, memperkuat, meningkatkan kemampuan , mempermudah ,
terapi okupasi dibimbing oleh terapis melalui tuntunan gerakan ,
Terapi Fisik
Fisioterapi dan terapi integrasi rangsangan sebagai  salah satu bentuk  terapi untuk memperbaiki, memperkuat, meningkatkan kemampuan , mempermudah ,
 pasien autistik yang  memiliki  tonus otot yang  lembek sehingga  jalannya kurang kuat. Keseimbangan tubuhnya lemah,
Terapi Bermain
 seorang pasien anak autistik memerlukan bantuan dalam belajar bermain,
bermain  berguna untuk belajar bicara, belajar berkomunikasi dan  belajar  betinteraksi sosial. seorang  terapis  membantu pasien anak   dalam  bermain dengan teknik-teknik tertentu,  contoh penerapan terapi bermain bagi pasien anak-pasien anak pengidap autisme, yaitu :
 terapi yang dilakukan oleh bromfield dengan berkonsentrasi terapinya memasuki ke dunia pasien anak,  ini dilakukan agar terapis  dapat memahami pembicaraan dan tingkahlaku pasien anak yang membingungkan dan
kadang tidak diketahui maknanya. bromfield mencoba menirukan tingkahlaku  pasien anak untuk  mencium membaui semua objek yang ditemui memakai suatu boneka yang juga membaui  benda. apa yang dilakukan bromfield  ternyata  menarik perhatian pasien anak  itu. bromfield berhasil menjalin komunikasi lanjutan dengan pasien anak itu memakai alat alat bermain lain ,
Terapi bagi Asperger's Syndrome
sindrom asperger   merupakan suatu gejala kelainan perkembangan syaraf
otak yang namanya diambil dari seorang dokter berkebangsaan austria, hans asperger, yang pada tahun  1944 , hans asperger,  menerbitkan  makalah yang menjelaskan mengenai pola tingkahlaku dari  pasien anak laki-laki yang
memiliki tingkat intelegensi tinggi , namun  memperlihatkan  tingkahlaku  mirip autisme,  makalahnya itu telah dipublikasikan sejak tahun 1940 , namun sindrom  asperger baru dimasukkan ke dalam katergori dsm iv pada tahun 1994 dan  dikenal akhir akhir ini,
pasien terlalu sensitif yang berlebihan terhadap suara, rasa, penciuman dan
penglihatan, para pasien lebih menyukai pakaian yang lembut, makanan tertentu dan merasa terganggu oleh  suatu keributan atau penerangan lampu,
 yang mana orang normal tidak  mendengar atau melihatnya,
pasien  memperlihatkan bermacam-macam karakter dan gangguan
itu. pasien pengidap  sindrom asperger   melakukan hal-hal yang sama berulang ulang,
para pasien  mengalami kesulitan dalam membaca aba-aba  bahasa tubuh  dan  kesulitan  menentukan  posisi badan dalam ruang  orientasi ruang dan bentuk,
 pengidap  sindrom asperger   memandang dunia dengan cara yang berbeda,  beberapa  pengidap  sindrom asperger   memiliki IQ tinggi ,
pengidap  sindrom asperger dapat memotong pembicaraan orang lain atau membicarakan ulang pembicaraan orang  lain,  pengidap  sindrom asperger    memiliki kemampuan intelegensi normal sampai di atas rata-rata,  terlihat berkemampuan tinggi,  para pasien lemah dalam hal  pengertian dan pemikiran abstrak, juga dalam pengenalan sosial,  pemikiran  pasien cenderung lebih
kaku, kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan, atau menerima
kegagalan yang dialaminya,  tidak  belajar dari kesalahan-kesalahanya,
 pengidap  sindrom asperger memiliki kesamaan sifat dengan pengidap autisme yaitu dalam  menanggapi rangsangan rangsangan,  pasien bisa menjadi hiper sensitif terhadap  rangsangan   tertentu dan akan terikat pada suatu tingkahlaku yang tidak biasa dalam memperoleh suatu rangsangan ,
pengidap SA Sindrom Asperger   kelihatan seperti tidak memperhatikan lawan bicara, mudah  terganggu konsentrasinya dan dapat  digolongkan sebagai pengidap ADHD (Attention Deficit  Hyperactivity Disorder) ,
pasien anak  sindrom asperger    menghindari kontak mata dan memperlihatkan sedikit ekspresi wajah, bahkan saat  mendiskusikan suatu topik yang penuh emosi,  pasien anak-pasien anak dengan asperger’s syndrome akan mendapatkan manfaat dari terapi wicara.  
jenis-jenis terapi  untuk pasien anak tunagrahita ,antaralain :
terapi fisioterapi
suatu terapi awal yang diperlukan oleh pasien anak tuna grahita dikarenakan tuna grahita terlahir  dengan tonus yang lemah, dengan terapi awal ini berguna untuk menguatkan otot-otot ,di atasi dengan latihan-latihan penguatan otot,
terapi wicara
 terapi yang diperlukan untuk pasien anak tuna grahita  dengan keterlambatan bicara,
terapi okupasi
terapi ini di berikan untuk  pasien anak dalam hal kemandirian, kemampuan dasar  pemahaman, dan kemampuan  rangsangan dan motoriknya.,terapi ini membantu pasien anak mengembangkan kekuatan dan koordinasi, dengan atau tanpa  memakai alat,
terapi remedial
terapi ini diberikan bagi pasien anak yang mengalami gangguan cara hitung menulis membaca kemampuan,
terapi kemampuan dasar
terapi ini diberikan bagi pasien anak yang mengalami gangguan kemampuan dasar pasien anak yang tidak   dapatn berkonsentrasi,
terapi rangsangan integrasi
terapi ini diberikan bagi pasien anak yang mengalami  gangguan pengintegrasian antara otak kanan dan  otak kiri, gangguan pengintegrasian rangsangan, rangsangan visual, rangsangan taktil, rangsangan pendengaran, rangsangan keseimbangan,
terapi snoezelen
pada pasien anak yang mengalami  gangguan perkembangan motorik, keterlambatan berjalan diberikan terapi  snoezelen yaitu suatu aktifitas terapi yang dilakukan untuk memengaruhi CNS melalui pemberian  stimulasi pada sistem rangsangan primer seperti visual, auditori, taktil. taste, dan smell dan sistem rangsangan  internal seperti vestibular dan proprioceptif ,
terapi musik bagi untuk tuna rungu
seperti: pelatihan auditory, produksi suara (berbicara) dan perkembangan
bahasa,  terapi musik menjadi suatu efek kedua  untuk memperbaiki rasa sosial dan kepercayaan diri.