Tampilkan postingan dengan label kelainan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kelainan. Tampilkan semua postingan

Kamis, 11 Februari 2021

kelainan

 


KELAINAN BAWAAN SEJAK JANIN




FOTO kelainan bawaan sejak janin 



 kelainan bawaan sejak janin  yaitu  pemicu   kematian bayi,  Pada bayi usia 0-6 hari, kematian bayi yang dipicu oleh kelainan bawaan sejak janin sebesar 

1%,  sedang pada usia 7-28 hari,  meningkat  menjadi 18%

kelainan bawaan sejak janin bisa diidentikasi pada sebelum kelahiran, saat lahir, maupun di kemudian hari  sesudah bayi lahir.

 kelainan bawaan sejak janin pada bayi bermacam ragam  dari tingkat ringan hingga berat.  kelainan bawaan sejak janin bisa mempengaruhi bentuk organ, fungsi organ,

 kelainan bawaan sejak janin adalah kelainan struktural  fungsional, termasuk gangguan metabolik, yang ada sejak dalam kandungan, 

kelainan bawaan sejak janin dicirikan menjadi 11 golongan, yaitu  adanya  kelainan bawaan sejak janin  pada:

Sistem otot dan rangka,kelainan bawaan sejak janin lainnya,Kelainan yang dipicu oleh kromosom yang tidak normal,Sistem pencernaan,Organ reproduksi, Saluran kemih, Sistem saraf otak ,Organ mata, telinga, wajah,  leher, Sistem peredaran darah,Sistem pernapasan,Celah bibir dan celah langit-langit, 

pemicu kelainan bawaan sejak janin bisa terjadi dalam setiap tahap kehamilan. biasanya kelainan terjadi pada tahap  trimester pertama kehamilan di saat proses pembentukan organ organ tubuh bayi , Kesehatan dan  kemampuan bertahan hidup bayi dengan kelainan bawaan sejak janin bergantung pada bagian  bagian  organ tubuh bayi  yang  mengalami kelainan,

ada  kelainan  yang terjadi di trimester selanjutnya karena pada masa itu jaringan dan organ masih terus tumbuh berkembang   ,  hampir  90% kelainan bawaan sejak janin tidak diketahui pemicunya, namun ada beberapa faktor risiko yang  kemungkinan mempengaruhi, antaralain:

Status gizi

Obesitas dan  Diabetes mellitus  mungkin bisa menaikkan risiko bayi  kelainan bawaan sejak janin,  konsumsi vitamin A yang berlebihan bisa mempengaruhi  perkembangan janin,kekurangan   iodium dan asam folat pada pasien ibu ibu hamil  mungkin bisa menaikkan risiko bayi dengan  neural tube defect  ,

Infeksi

Infeksi virus Zika   sebagai   salah satu  aktor   yang  memainkan peran utama dalam  memicu  kenaikkan bayi lahir dengan mikrosefali (ukuran kepala yang lebih kecil  sedikit  dibandingkan dengan  anak-anak seusianya ),

Infeksi Silis dan Rubella pada pasien ibu hamil sebagai   salah satu  aktor   yang  memainkan peran utama dalam   memicu kelainan bawaan sejak janin, 

Faktor genetik

90% kelainan bawaan sejak janin terjadi  dengan prevalensi malnutrisi yang  tinggi dan ada  paparan  alkohol. Usia ibu saat hamil yaitu Semakin bertambahnya usia ibu saat hamil  semakin bertambahnya   risiko  terjadinya kelainan pada kromosom seperti Sindrom Down,

Gen yaitu aktor   yang  memainkan peran utama dalam mempengaruhi kelainan bawaan sejak janin,  Bayi  Bayi  dalam kandungan  mungkin saja  sudah pernah  mewarisi gen yang memiliki kelainan  atau  sudah pernah  terjadi  peristiwa mutasi genetik pada saat  prosedur   perkembangan janin,

Orangtua yang  dicurigai  memiliki  saudara  akibat pernikahan sedarah. bisa 

memicu  terjadinya gangguan intelektual, disabilitas mental ,kelainan bawaan sejak janin dan dua kali lipat menaikkan risiko kematian  neonatal dan anak, 

Faktor lingkungan

 pasien ibu hamil   yang  sudah pernah terkena  sinar gamma , beta ,  radiasi radioaktif  , pestisida dosis tinggi, obat kimia berbahaya , alkohol , tembakau, timbal, merkuri ,radiasi  sinar kosmik   secara  terus menerus  bisa .juga menaikkan risiko bayi mengalami  kelainan bawaan sejak janin. 

pasien ibu ibu  hamil yang memiliki satu atau lebih risiko di atas belum tentu akan melahirkan bayi dengan kelainan  bawaan, sebab  ternyata Ada  ibu ibu yang melahirkan bayi dengan kelainan bawaan sejak janin tanpa memiliki syarat faktor pemicu  seperti  yang sudah disebutkan di atas,Deteksi dini terhadap kelainan bawaan sejak janin bisa dilakukan saat sebelum kehamilan, saat masa kehamilan 

dan ketika bayi lahir,

Deteksi

- Deteksi pada masa sebelum kehamilan

Pada masa ini dilakukan deteksi  riwayat kesehatan keluarga, apakah keluarga ada risiko penyakit   atau apakah salah satu  dari  keluarga  ada yang membawa bawa 

 penyakit tertentu  itu ,  Deteksi  seperti ini   dilakukan di daerah yang  banyak kejadian  peristiwa  bayi muncul dengan banyak  kelainan bawaan sejak janin  terutama  peristiwa    perkawinan antar-keluarga,

- Deteksi pada masa kehamilan

Kondisi kesehatan pasien ibu hamil menjadi salah satu risiko yang bisa memainkan peran dalam rangka  menaik turunkan  fenomena terjadinya kelainan 

bawaan, seperti usia ibu hamil yang sudah terlalu tua ,  pola gaya hidup sering  konsumsi alkohol  anggur , kebiasaan  merokok para wanita sejak masih muda usia  , USG  sudah  bisa  membantu pasien dalam usaha mendeteksi kelainan struktur organ dan Sindrom Down pada trimester pertama dan kelainan 

organ yang lebih berat tingkat keparahannya pada trimester trimester selanjutnya,

.Deteksi pada saat kelahiran

 kelainan bawaan sejak janin seperti Talipes/Club foot,Anensefali, Celah bibir,   bisa  saja dideteksi  secara langsung.  sedang kelainan bawaan sejak janin lain seperti gangguan pendengaran dan kelainan  kelainan bawaan sejak janin dan kelahiran prematur yaitu pemicu   kematian, penyakit kronis dan  disabilitas pada anak.

 Pada tahun 2010, World Health Assembly membuat  solusi ,yaitu : 

Penyusunan  registrasi , sistem surveilans, 

  usaha  meningkatkan keahlian dan kapasitas,  Pemantapan penelitian dan uji tentang pemicu, analisa dan usaha usaha  pencegahan,  usaha kerjasama internasional,

tujuan  dari surveilans kelainan bawaan sejak janin adalah mencegah   kejadian kelainan bawaan sejak janin ,

tujuan khusus surveilans , adalah:

menentukan program  untuk mengatasi  kelainan bawaan sejak janin ,

memberikan dasar untuk penelitian epidemiologi dan program pencegahan,

mencari  data    kebutuhan pelayanan terhadap kelainan bawaan sejak janin,

 mencari  data dasar mengenai kejadian kelainan bawaan sejak janin, 

mengidentikasi populasi yang at increased risk terhadap kelainan bawaan sejak janin,monitor tren prevalensi kelainan bawaan sejak janin, mengidentikasi adanya kluster kelainan bawaan sejak janin di populasi,mengetahui faktor risiko ,

 kelainan bawaan sejak janin yang dilakukan surveilans dipilih dengan berdasarkan kriteria yaitu 

terapi dininya  berpengaruh pada tingkat kesehatan penderitanya,

memiliki dampak besar terhadap kesehatan para pasien, Mudah dikenali pada saat segera sesudah lahir, bisa dicegah dengan usaha pencegahan primer,  

Dalam surveilans ini didapat  16 jenis kelainan bawaan sejak janin yang memiliki potensi yang bisa  dicegah, bisa dideteksi dalam 7  hari pertama kelahiran, 

Kriteria  sasaran surveilans ini  yaitu

Luaran dari kehamilan bisa berupa lahir hidup maupun lahir mati;

 Umur saat dianalisa ≤7 hari ,Lahir dengan salah satu atau lebih kelainan bawaan sejak janin yang disurveilans, Umur Gestasi ≥ 20 minggu atau berat lahir ≥500 gram.,

sistem pelaporan melalui negara asia tenggara Registry Web Portal, Registri Penyakit negara asia tenggara ,

Pencatatan surveilans dilakukan dengan memakai  formulir khusus pencatatan surveilans bawaan,  

Tidak semua kelainan bawaan dapat dicegah,  pencegahan dapat dilakukan sejak masa remaja, 

 pranikah dan prakonsepsi, antenatal (masa kehamilan), dan setelah  persalinan atau masa neonatal 

(bayi usia 0-28 hari). 

Tidak semua kelainan bawaan sejak janin bisa dicegah. usaha pencegahan bisa dilakukan sejak masa remaja,  pranikah dan prakonsepsi, antenatal (masa kehamilan), dan sesudah persalinan atau masa neonatal  (bayi usia 0-28 hari). usaha pencegahan kelainan bawaan sejak janin melibatkan   sosial, komunikasi 

 informasi, agama, pendidikan  dan budaya,


pencegahan  meliputi :

Wanita yang merencanakan kehamilan harus menjaga berat badan agar tetap ideal. Wanita 

 dengan berat badan berlebih  berisiko lebih besar mengalami komplikasi saat 

 kehamilan,

Diet gizi seimbang, olahraga  lari  teratur, dan  pengendalian   gula darah khususnya pada penderita 

 diabetes   ibu hamil dan  mengurangi risiko terjadinya 

kelainan pada janin,pengendalian  Diabetes Mellitus , pengendalian berat badan, pengendalian diet dan pemberian 

 insulin,Pencegahan paparan bagi ibu hamil terhadap zat-zat berbahaya, seperti  logam berat, pestisida, 

.obat-obat kimia berbahaya,

hindari  konsumsi  berbahaya, khususnya alkohol, 

rokok/tembakau ,Ibu hamil  menghindari mengkonsumsi alkohol, rokok, dan obat-obatan terlarang. 

bahkan asap rokok dapat meningkatkan risiko kesehatan selama kehamilan. 

Peningkatan gizi pada para   wanita sepanjang usia reproduksi terutama  vitamin dan mineral (khususnya asam folat dan iodium).

 Bagi wanita yang berencana untuk hamil, sebaiknya rutin mengkonsumsi Tablet Tambah Darah 

(TTD) yang mengandung 400 mikrogram asam folat setiap harinya, maksimal sebulan sebelum 

 kehamilan dan diteruskan  selama masa kehamilan. Asam folat  diperoleh dari  kacang tanah ,  alpukat , suplemen asam folat,

Wanita yang merencanakan kehamilan  

 sebaiknya mempertimbangkan vaksinasi untuk mencegah infeksi dari beberapa penyakit seperti 

Rubella

sebaiknya ibu hamil menerapkan hal-hal yaitu : jangan  mengunjungi 

daerah berisiko infeksi virus Zika, Cacar air, dan Rubella,  tidak 

 mengkonsumsi makanan mentah, dan menghindari memelihara hewan yang berisiko seperti 

kucing (toxoplasma).

 Peningkatan cakupan vaksinasi, terutama untuk Virus Rubella untuk anak dan perempuan dewasa 

 (paling lambat 3 bulan sebelum hamil).

Beberapa penyakit dapat dicegah dengan vaksinasi,

Beberapa tes dilakukan sebagai deteksi dini kemungkinan adanya infeksi pada tubuh seperti 

 Rubella, Cacar air, Silis, 


KELAINAN KONGENITAL 



 

Kelainan kongenital yaitu kelainan  pertumbuhan struktur bayi yang 

ada  sejak kehidupan hasiI konsepsi  sel telur  memicu  abortus  kematian segera 

sesudah lahir, Kematian bayi dalam  bulan-bulan pertama kehidupannya 

sering diakibatkan oleh kelainan  kongenital , seakan-akan  suatu seleksi 

alam terhadap kelangsungan hidup bayi  yang dilahirkan, Bayi yang dilahirkan 

dengan kelainan kongenital besar,  akan dilahirkan dengan  berat lahir rendah,

Bayi berat lahir rendah dengan kelainan kongenital berat, kira kira 20% meninggal dalam minggu  pertama kehidupannya,

untuk diagnosa kelainan kongenital sesudah bayi lahir,  perlu dilakukan  pemeriksaan ultrasonografi, pemeriksaan air ketuban ,  pemeriksaan darah janin, 

pemeriksaan fisik, pemeriksaan radiologik , pemeriksaan  laboratorik ,

Kelainan kongenital pada bayi  baru lahir bisa berupa satu jenis  kelainan saja atau bisa  berupa  beberapa kelainan kongenital secara  bersamaan sebagai kelainan kongenital  multipel,  Kadang-kadang suatu kelainan  kongenital belum  terlihat pada waktu bayi lahir, tetapi terlihat  beberapa waktu sesudah  kelahiran bayi,

kadang-kadang suatu kelainan  kongenital telah diketahui selama  kehidupan fetus,  Bila ditemukan satu  kelainan kongenital besar pada bayi baru  lahir, perlu kewaspadaan kemungkian adanya kelainan kongenital area   lain.   bila ditemukan 

dua atau lebih kelainan kongenital kecil,  kemungkinan ditemukannya kelainan 

kongenital besar di area  lain   15% sedang bila ditemukan tiga atau  lebih kelainan kongenital kecil,  kemungkinan bisa  ditemukan kelainan  kongenital besar  90%, 

Angka kejadian kelainan  kongenital yang besar antara  15 per  1000 kelahiran angka kejadian ini akan  menjadi  5% biIa bayi diikuti terus  sampai berumur 1 (satu) tahun,   Angka kejadian dan jenis kelainan  kongenital bisa berbeda-beda untuk  berbagai ras etnik  suku bangsa, 

Macam kelainan kongenital yang terbanyak adalah dari golongan  sistim susunan syaraf pusat (SSP) yaitu   3  per 1000 persalinan,  dimana anensefali 1  per 

1000 persalinan. Paritas penderita rata rata  Umur  30 tahun. hanya sebagian kecil 

yang bisa didiagnosa   pranatal, yaitu  20  % dengan pemeriksaan  ultrasonografi atau BNO photo, 

 frekuensi malformasi  kongenital akan menjadi  5% untuk  bayi-bayi yang bisa hidup sampai usia  satu tahun,  kejadian kelainan  kongenital  0,2% sampai 0,4% 

dari seluruh persalinan. Pada setiap  rumah sakit kejadiannya bervariasi 

tergantung dari berbagai sebab,   bahwa kelainan  bawaan yaitu   4% penyebab 

kematian anak,  peranannya  dalam kematian perinatal adalah 22% ,

 kelainan bayi  dengan kelainan bawaan ini  memicu  permasalahan  dalam keluarga meliputi  pembiayaan , perasaan  tertekan, malu, rasa bersalah, 

 penyebab kematian  perinatal akibat kelainan congenital ,yaitu : 

Faktor medis kematian neonatus tahun  adalah asfiksia ,BBLR , kelainan 

congenital ,asfiksia , gangguan pencernaan , infeksi , kelainan kongenital 

, tetanus neonatorun ,

 bayi yang  dirawat di Ruang Perinatologi , dengan contoh   120  (55

masalah dan 58 pengendali). Variabel yaitu hormonal, gizi, kelainan kongenital  pada bayi baru lahir,  faktor genetik, infeksi, obat, umur, 

 Untuk mengetahui  perbedaan proporsi dipakai uji chi  square, dengan derajat kepercayaan  95%.  uji multivariat  memakai regresi logistik dengan 

tahapan: seleksi bivariat (p < 0,25),  dilanjutkan pemodelan regresi logistik,

bahwa  jenis kelainan kongenital yang terjadi  terbanyak adalah 

kelainan pada bibir dan langit-langit  sejumlah 30%, urutan kedua terbanyak 

adalah kelainan pada kepala berupa  kelainan anencephalus, hidrocphalus. 

sedang yang paling sedikit Cerebral  palsy,

bahwa penyebaran pasien relawan pada  golongan masalah yang memiliki faktor 

genetik sebesar  20 %, sedang  pada golongan pengendali yang memiliki 

faktor genetik sejumlah 3 pasien relawan , kelainan genetik dan  kromosom, adalah kelainan yang bersifat  keturunan dan ada  pada keluarga  yang berdekatan,  Contoh kelainan  kongenital akibat faktor kromosom  diantaranya adalah Kelainan  talasemia ,aneuploidi, poliploidi ,meningomielokel,palatoskisis,  labioskisis, mongolisme, anensefalus, 

infeksi   diderita ibu dalam proses organogenesis  (triwulan pertama kehamilan) bisa  memicu kelainan congenital.  bahwa penyebaran frekuensi pasien relawan  pada golongan masalah yang  menderita  infeksi saat hamil  pasien relawan   40 %   dan pada golongan  pengendali  18%,  

Infeksi rubella  bisa memicu  kelainan jantung, mata  dan susunan  syaraf pusat janin. 

Infeksi virus  yang  memicu  kelainan bawaan yaitu  virus   sitomegalovirus bisa 

memicu  mikroftalmia, hidrosefalus dan  mikrosefalus  ,  Adanya  infeksi tertentu dalam periode  organogenesis  bisa memicu  gangguan dalam pertumbuhan suatu  organ tubuh,   Infeksi pada trimester  pertama  bisa memicu 

kelainan kongenital , meningkatkan kemungkinan terjadinya  abortus,  contoh infeksi virus  pada trimester pertama ialah infeksi oleh  virus Rubella, Bayi yang dilahirkan oleh  ibu yang menderita infeksi Rubella pada  trimester pertama bisa menderita  kelainan kongenital pada mata sebagai  kelainan jantung  bawaan ,katarak, tuli ,

Beberapa jenis obat tertentu  yang diminum wanita  hamil pada trimester pertama kehamilan  diduga berkaitan  dengan  terjadinya kelainan kongenital pada 

bayinya,  obat yang  dagat memicu kelainan  kongenital yaitu  thalidomide yang bisa  memicu terjadinya  mikromelia , fokomelia ,

 bahwa usia ibu di atas 30 tahun  dan akan lebih tinggi lagi pada usia 40 

tahun ke atas,  usia berisiko  mengalami sindrom down adalah usia di 

atas 35 tahun.  bayi baru lahir  ditemukan angka kejadian mongolisme 

ditemukan resiko relatif  untuk golongan ibu berumur 35 tahun 

atau lebih;  golongan  ibu berumur < 35 tahun, golongan ibu berumur 35-39 tahun,  golongan ibu berumur 40-44  tahun dan   golongan ibu  berumur 45 tahun atau lebih,

Angka penyebab kelainan congenital  karena factor hormonal belum diketahui 

wanita yang  menderita gangguan hipertiroid bisa  memicu  pertumbuhan janin 

terganggu, termasuk  diabetes  mellitus ,

Ibu dengan  kekurangan gizi bisa memicu  kelainan organ terutama  saat pembentukan organ tubuh , 

Kekurangan beberapa  zat penting selama hamil bisa  memicu kelainan pada janin.

 kelainan kongenital lebih  tinggi  terjadi  pada ibu-ibu dengan gizi yang 

kurang selama kehamilan ,

Pembentukan organ tubuh janin  pada  Ibu dengan kekurangan gizi 

memicu  kemungkinan  kelainan organ terutama saat pembentukan organ tubuh ,  Kekurangan beberapa zat penting  selama hamil bisa memicu  kelainan pada janin. Frekuensi kelainan kongenital lebih tinggi pada ibu-ibu  dengan gizi yang kurang selama kehamilan ,

bahwa uji perbedaan proporsi  kejadian congenital pada faktor genetik, 

dari   ibu yang  memiliki genetik, melahirkan  bayinya mengalami kelainan congenital  ,sedang dari  ibu ibu yang tidak  memiliki faktor genetik, melahirkan 

banyinya mengalami kelainan congenital ,

 Hasil uji chi square diperoleh  p=0,008, artinya ada perbedaan  proporsi kejadian congenital antara ibu  memiliki faktor genetik dengan yang  tidak. Hasil uji OR 5,90 yang berarti ibu  yang mengalami faktor genetik berisiko  melahirkan bayi dengan kelainan  congenital sebesar 5 kali dibandingkan  ibu yang tidak ada faktor genetik,

pertumbuhan embryonal  dipengaruhi oleh faktor genetik, Kelainan  genetik pada ayah atau ibu bisa  memicu kelainan kongenital pada  bayinya. 

 kelainan genetik dan kromosom,  adalah kelainan yang bersifat keturunan 

dan dimiliki  pada keluarga yang  berdekatan,  Kelainan kongenital akibat 

faktor kromosom antaralain meningomielokel,anensefalus, 

palatoskisis, labioskisis, mongolisme, 

Genetik berperan   dalam beberapa kelainan bawaan, Beberapa kelainan bawaan yaitu  penyakit keturunan yang diwariskan  melalui gen tidak normal dari salah  satu  atau kedua orang tua. Gen adalah  pembawa sifat masing masing pasien yang memiliki di  dalam kromosom setiap sel di dalam  tubuh manusia. Jika 1 gen hilang atau  cacat, bisa terjadi kelainan bawaan,

Pola pewarisan kelainan genetik: 

1. Xlinked. Jika seorang  pasien anak laki-laki  memiliki  kelainan dari gen yang 

berasal dari ibunya, maka dinamakqn  X-linked, karena gen itu   dibawa oleh kromosom X. Laki-laki  hanya memiliki 1 kromosom X yang  diterima dari ibunya (wanita   memiliki 2 kromosom X, 1 berasal dari  ibu dan 1 berasal dari ayah), karena itu  gen cacat yang dibawa oleh kromosom X  dapat  memicu kelainan karena lakilaki tidak memiliki salinan yang normal  dari gen itu. Contohnya  

buta warna, hemofilia .

2.Autosom dominan  Jika suatu  kelainan atau penyakit muncul  meskipun 

hanya memiliki 1 gen yang cacat dari  salah satu orang tuanya, maka dinamakan autosom dominan.  Contohnya adalah sindroma Marfan,akondroplasia 

3. Autosom resesif Jika untuk terjadinya suatu kelainan  bawaan diperlukan 2 gen yang masing masing berasal dari kedua orang tua,  maka dinamakan  autosom 

resesif. Contohnya  penyakit TaySachs atau kistik fibrosis.  

Tidak semua kelainan kromosom  ini berhubungan dengan suatu penyakit, 

tetapi  kelainan autosom  memperlihatkan gejala yang lebih berat  bila dibandingkan dengan kelainan  kromosom seks, delesi lebih berat  dibandingkan duplikasi. Pada  gagal tumbuh (pre atau pascanatal),  kelainan  autosom  memiliki retardasi  mental, malformasi kongenital multiple,  dismorfik, 

Semakin tua usia seorang wanita saat  hamil  maka  semakin besar kemungkinan terjadinya  kelainan kromosom pada janin yang  dikandungnya. Kelainan bawaan yang  lainnya dipicu oleh mutasi genetik  perubahan pada gen yang bersifat 

spontan , Meskipun bisa dilakukan berbagai  tindakan untuk mencegah terjadinya 

kelainan bawaan,  bahwa suatu kelainan bawaan bisa saja terjadi meskipun tidak 

ditemukan riwayat kelainan bawaan baik  dalam keluarga ayah ataupun ibu, atau 

 orang tua sebelumnya telah  melahirkan anak-anak yang sehat, 

Dari  99 ibu terinfeksi, akan melahirkan  bayi  mengalami kelainan congenital 

40  %, sedang dari 99 ibu tidak terinfeksi, banyinya mengalami kelainan  congenital 49%. Hasil uji chi square  diperoleh p=0,013, artinya ada  perbedaan proporsi kejadian congenital  antara ibu yang terinfeksi dengan yang  tidak. Hasil uji OR 3,21 yang berarti ibu yang terinfeksi beresiko melahirkan bayi  dengan kelainan congenital sebesar 3  kali dibandingkan ibu yang tidak  terinfeksi, 

Infeksi terutama diderita ibu  dalam proses organogenesis (triwulan pertama kehamilan) bisa memicu  kelainan kongenital, Infeksi rubella yang  bisa memicu kelainan susunan syaraf pusat janin ,jantung,  mata, 

Infeksi virus lain juga bisa  memicu kelainan bawaan,  Seperti virus sitomegalovirus bisa memicu mikroftalmia ,hidrosefalus,  mikrosefalus , Adanya infeksi tertentu dalam periode organogenesis ini bisa  memicu gangguan dalam 

pertumbuhan suatu organ tubuh. Infeksi  pada trimester pertama  memicu kelainan kongenital  dan  meningkatkan kemungkinan  terjadinya abortus,   contoh  infeksi virus pada trimester pertama  yaitu  infeksi oleh virus Rubella. Bayi 

yang dilahirkan oleh ibu yang menderita  infeksi Rubella pada trimester pertama 

bisa menderita kelainan kongenital  pada mata sebagai kelainan jantung bawaan, katarak, tuli ,

Kelainan pada jumlah ataupun  susunan kromosom  bisa memicu kelainan bawaan. Suatu  kesalahan yang terjadi selama  pembentukan sel telur atau sperma bisa  memicu bayi terlahir dengan  kromosom yang terlalu banyak atau 

terlalu sedikit, atau bayi terlahir dengan  kromosom yang telah mengalami 

kerusakan. Contoh dari kelainan bawaan akibat kelainan pada kromosom adalah 

sindroma Down, 

 infeksi selama kehamilan yang bisa  memicu  kelainan bawaan,antaralain : 

-Penyakit ke-5 bisa memicu kematian janin, sejenis anemia yang berbahaya, 

gagal jantung ,

-Sindroma varicella kongenital  dipicu oleh cacar air  bisa memicu kebutaan, kejang , keterbelakangan mental, terbentuknya jaringan  parut pada otot dan tulang, kelainan bentuk dan kelumpuhan pada  anggota gerak, kepala yang  berukuran lebih kecil dari normal, 

-Sindroma rubella kongenital dengan  gejala tanda  keterbelakangan mental , cerebral palsy, gangguan penglihatan ,  pendengaran, kelainan jantung, 

- Infeksi virus herpes genitalis pada  ibu hamil, jika ditularkan kepada 

bayinya sebelum atau selama proses persalinan berlangsung, bisa 

memicu gangguan penglihatan gangguan pendengaran , kematian 

bayi,kerusakan otak, cerebral palsy, gangguan penglihatan 

-Infeksi toksoplasmosis pada ibu  hamil  memicu pembesaran hati dan  limpa,  keterbelakangan mental , cerebral palsy, infeksi mata  yang bisa berakibat fatal, gangguan  pendengaran, ketidakmampuan belajar, 

 Dari  35  ibu yang  terpapar  obat, akan melahirkan bayinya  mengalami kelainan congenital  12%,  sedang dari  35  ibu tidak terpapar  obat, banyinya mengalami kelainan  congenital 69%. Hasil uji chi square  diperoleh p=0,023, artinya ada 

perbedaan proporsi kejadian congenital  antara ibu terpapar obat dengan yang 

tidak. Hasil uji OR 3,32 yang berarti ibu yang terpapar obat berisiko melahirkan 

bayi dengan kelainan congenital sebesar3 kali dibandingkan ibu yang tidak 

terpapar obat, 

 beberapa jenis obat tertentu  yang diminum wanita hamil pada trimester pertama kehamilan akan   berdampak  pada terjadinya kelainan  kongenital pada bayinya. Salah satu  jenis obat yang dagat memicu kelainan kongenital yaitu  

thalidomide yang bisa memicu  terjadinya fokomelia atau mikromelia ,

 jamu-jamuan  yang diminum wanita hamil muda   yang kurang baik diduga 

berhubungan dengan  terjadinya kelainan kongenital, walaupun  hal ini belum 

pasti. Sebaiknya selama  kehamilan, khususnya trimester  pertama, dihindari pemakaian obat obatan yang tidak perlu sama sekali, contohnya pada pemakaian trankuilaiser  untuk penyakit tertentu, pemakaian sitostatik atau prepaat hormon yang  tidak bisa dihindarkan; 

risiko  mongolisme   meningkat pada ibu usia di atas 30  tahun dan akan lebih tinggi lagi pada  usia 40 tahun ke atas ,  usia berisiko mengalami sindrom down adalah usia di atas 35  tahun.  angka kejadian  mongolisme 1  per 100 kelahiran 

hidup, resiko relatif  untuk golongan ibu  berumur 35 tahun keatas,   faktor usia  

berhubungan dengan kelainan multifaktorial  yaitu kelainan yang terjadi akibat faktor  lingkungan (nongenetik) yang bisa memicu kelainan kongenital,

Dari 30   ibu berumur beresiko, bayinya  mengalami kelainan congenital 30%, 

sedang dari 90 ibu berumur tidak  beresiko, banyinya mengalami kelainan 

congenital 60 %. Hasil uji chi square  diperoleh p=0,021, artinya ada  perbedaan proporsi kejadian congenital  antara umur ibu beresiko dengan yang tidak. Hasil uji OR 2,98 yang berarti ibu  berumur beresiko  melahirkan bayi dengan 

kelainan congenital sebesar 2 kali  dibandingkan ibu yang umurnya tidak beresiko.

kelainan oleh faktor nongenetik adalah  kelainan yang dipicu oleh teratogen,  radiasi,   obat obatan,  Teratogen adalah obat, zat kimia,  infeksi, penyakit ibu yang berpengaruh  pada janin sehingga memicu  kelainan bentuk pada bayi ,

Beberapa teratogen  yang  memicu  kelainan kongenital., Obat-obatan seperti 

aminoglikosida,aspirin, parasetamol, sefalosporin dinyatakan tidak  teratogen, keamanannya pada  kehamilan belum diketahui dan bila mungkin sebaiknya dihindari, 

 Dari 20  ibu berhormonal, akan melahirkan bayinya mengalami kelainan congenital 30 %, sedang dari  80  ibu tidak mengalami gangguan hormonal, banyinya mengalami kelainan  congenital 60  %. Hasil uji chi square  diperoleh p=0,014, artinya ada  perbedaan proporsi kejadian congenital antara ibu yang memiliki gangguan  hormonal dengan yang tidak. Hasil uji  OR 3,59  berarti ibu dengan  gangguan hormonal memiliki  risiko  melahirkan bayi dengan kelainan 

congenital  3  kali  dibandingkan ibu yang tidak mengalami  gangguan hormonal,  Faktor hormonal berkaitan  dengan  kelainan kongenital,  Bayi yang dilahirkan oleh ibu  hipotiroidisme atau ibu penderita  diabetes mellitus lebih besar dari ukuran 

normal dengan angka kematian perinatal  tinggi ,

Kekurangan  zat penting selama hamil  bisa memicu kelainan pada janin. 

Frekuensi kelainan kongenital lebih  tinggi pada ibu-ibu dengan gizi yang 

kurang selama kehamilan ,kekurangan gizi berat dalam  masa kehamilan bisa memicu  kelainan kongenital. defisiensi protein,  vitamin A ribofIavin, folic acid, thiamin  menaikkan kejadian   kelainan congenital. 

Menjaga kesehatan janin  dilakukan dengan menghindari  teratogen,  juga dengan 

mengkonsumsi gizi yang baik seperti   asam folat, Kekurangan  asam folat bisa meningkatkan resiko  terjadinya spina bifida atau kelainan  tabung saraf lainnya,  Karena spina bifida  bisa terjadi sebelum seorang wanita  menyadari bahwa dia hamil, maka setiap  wanita usia subur sebaiknya  mengkonsumsi asam folat minimal  sebanyak 400 mikrogram/hari,

Dari 90  ibu dengan gizi kurang baik  , akan melahirkan bayinya mengalami 

kelainan congenital  60 %, sedang dari  90  ibu tidak mengalami gangguan gizi, 

bayinya mengalami kelainan congenital  60 %. Hasil uji chi square diperoleh 

p=0,008, artinya ada perbedaan  proporsi kejadian congenital antara ibu 

yang memiliki gangguan gizi dengan  yang tidak. Hasil uji OR 5,67 yang 

berarti ibu dengan gangguan gizi  memiliki berisiko melahirkan bayi dengan kelainan congenital sebesar 5,67  kali dibandingkan ibu yang tidak  mengalami gangguan gizi,  Ibu dengan kekurangan gizi   meningkatkan kemungkinan kelainan  organ  saat pembentukan organ  tubuh ,