GAS GANGREN
gas gangren yaitu kematian jaringan berkaitan dengan berhentinya aliran darah ke area yang terkena,
Gas gangren muncul akibat adanya infeksi bakteri klostridium, merupakan bakteri an-aerob golongan bakteri bakteri yang mampu berkembangbiak hanya bila tidak ada oksigen di lingkungannya,
saat masa masa hidupnya ,bakteri klostridium memproduksi gas, sehingga pasien yang mengidap penyakit ini dinamakan gas gangren,
gas gangren ada di bagian tubuh yang mengalami cedera atau luka setelah operasi,
namun bakteri klostridium juga mampu memproduksi berbagai jenis racun, 4 diantaranya yaitu racun iota, racun alfa, racun beta, racun epsilon,
racun racun ini mengakibatkan fatal bagi manusia seperti memicu kebocoran pembuluh darah,memicu kematian jaringan (nekrosis), memicu penghancuran sel darah (hemolisis), memicu vasokonstriksi ,memicu penghancuran jaringan lokal
gejala pertama saat terjadinya infeksi, antaralain : kecemasan, demam, berkeringat ,
peradangan di area yang terinfeksi tampak seperti pembengkakan jaringan berwarna merah kecoklatan yang terasa nyeri, gas terasa di dalam jaringan jika jari tangan menekan pembengkakan itu, infeksi klostridium mengakibatkan kulit teraba hangat , menyebar luas di bawah kulit, membentuk lepuhan besar berisi cairan coklat dan berbau busuk,
bila penyakit ini tidak diobati, maka terjadi sindroma syok, yaitu penurunan tekanan darah (hipotensi), gagal ginjal hingga koma ,
diagnosa berdasarakan gejala-gejala adanya udara di dalam jaringan yang bisa dirasakan juga hasil pemeriksaan fisik,
cairan dari luka dikembangbiakkan di laboratorium untuk membuktikan adanya klostridium,
pemeriksaan dengan MRI dan Skening CT untuk menentukan jumlah gas dan luasnya kerusakan jaringan,
pemeriksaan dengan Foto rontgen akan menunjukkan adanya gas di bawah kulit,
pengobatan:
antibiotik spektrum luas untuk mengatasi gangren , untuk menghancurkan klostridia hanya diperlukan penisilin ,
sebagian atau seluruh anggota tubuh harus diamputasi untuk mencegah penyebaran infeksi,
terapi oksigen bertekanan tinggi ditempatkan dalam ruangan yang mengandung oksigen bertekanan tinggi (oksigen hiperbarik) untuk mengatasi gangren kulit membunuh klostridia,
GERD
penyakit gastroesophageal reflux (GERD) yaitu asam perut dan enzim yang mengalir kembali dari perut menuju kerongkongan ,penyakit ini mengakibatkan peradangan dan nyeri pada kerongkongan,
gastroesophageal Reflux terjadi saat otot berbentuk cincin yang biasanya mencegah isi perut pada perut dari mengalir kembali menuju kerongkongan (esophageal sphincter bagian bawah) tidak berfungsi ,
gejala gastroesophageal reflux yaitu rasa panas dalam perut ,
pengobatannya adalah pasien mengonsumsi obat-obatan yang berfungsi untuk mengurangi asam perut,segera menghindari alkohol dan makanan asam,
lapisan perut melindungi perut dari efek asam gastroesophageal reflux
secara alami kerongkongan menghasilkan lapisan pelindung asam , asam perut dan enzim yang mengalir ke belakang (reflux) menuju kerongkongan ,
gangguan ini muncul saat
Asam dan enzim mengalir kembali ketika esophageal sphincter bagian bawah, otot berbentuk cincin yang secara normal mencegah isi perut mengalir kembali menuju kerongkongan, tidak berfungsi seperti biasanya,
saat pasien berdiri gaya gravitasi bumi mencegah isi perut mengalir kembali menuju kerongkongan,
gastroesophageal Reflux bisa terjadi sesudah makan, saat jumlah dan keasaman isi di dalam perut lebih tinggi sehingga otot sphincter tidak aktif seperti saat normal,
faktor faktor yang memicu terjadinya reflux antaralain : minuman berkarbonat, minuman alkohol, obat-obatan tertentu, pertambahan berat badan, makanan berasam, coklat, minuman berkafein, obat opioid,
obat-obatan yang melawan fungsi esophageal sphincter bagian bawah termasuk obat berefek antikolinergik (obat antihistamin ), obat penghambat saluran kalsium, obat progesteron, dan obat nitrat,
gejala gastroesophageal reflux yaitu
nyeri rasa panas dalam perut , nyeri bahkan menjalar ke leher, tenggorokan, dan wajah. disertai dengan muntah, dimana isi perut mencapai mulut,
diagnosa gastroesophageal reflux yaitu
jika gejala tampak pada diagnosa maka pengobatan bisa dimulai tanpa tes diagnosa , Tes dilakukan jika diagnosa tidak jelas atau pengobatan tidak berhasil ,
untuk memastikan diagnosa dan untuk memeriksa ada tidaknya komplikasi, maka dilakukan pemeriksaan tes pH kerongkongan (keasaman)
pemeriksaan pada kerongkongan menggunakan endoskop (pipa elastis), penelitian dengan menggunakan sinar X dan alat-alat penekan (manometry) pada esophageal sphincter bagian bawah,
Endoskopi bermanfaat untuk mengeluarkan kanker esophageal dan memastikan diagnosa jika dokter menemukan bahwa pasien mengalami esophagitis atau kerongkongan barrett ,
Sinar-X digunakan sesudah pasien minum carian barium ( bahan yang dapat menguraikan saluran pencernaan) kemudian pasien berbaring mencondongkan kepala lebih rendah dari kaki bisa mengeluarkan reflux barium dari perut menuju kerongkongan. Sinar X digunakan setelah barium ditelan oleh pasien , barium ini juga bisa menampakkan ada tidaknya borok esophageal atau penyempitan kerongkongan,
untuk memeriksa gastroesophageal reflux adalah dengan tes pH esophageal. Pada tes ini, pipa tipis, elastis dengan sensor pemeriksa pada ujung dipasang melalui hidung dan menuju kerongkongan bagian bawah. Ujung lainnya pada pipa ini ditempelkan pada sebuah monitor , monitor akan merekam kadar asam pada kerongkongan, pemeriksaan tes ini mampu menunjukan hubungan antara gejala-gejala dan reflux , Tes pH kerongkongan dilakukan sebelum operasi , Sebuah alat baru (menggunakan sebuah pH elektroda kecil yang ditanamkan yang mengirimkan sebuah sinyal) untuk pasien yang tidak dapat menggunakan pipa di hidung ,
pengobatan:
untuk mengobati gastritis , peptic ulcer dan gastroesophageal reflux antaralain:
obat Antacid digunakan untuk meringankan nyeri pada borok kerongkongan juga mengurangi jumlah asam yang sampai ke kekerongkongan,
obat-obatan untuk mengurangi produksi asam proton pump inhibitor,
obat-obatan yang mengurangi asam perut diberikan melebihi 12 minggu maka Borok akan sembuh dengan lambat, ketika parah meninggalkan bekas penyempitan kerongkongan ,
Penyempitan kerongkongan diobati dengan obat-obatan
Kerongkongan barrett tidak terdeteksi ketika pengobatan maka pasien yang memiliki kerongkongan barrett harus menjalani pemeriksaan endoskopi setiap 2 sampai 3 tahun untuk memastikan itu tidak menjadi kanker,
operasi sebagai salah satu cara bagi pasien yang tidak bereaksi pada obat-obatan juga untuk pasien yang mengalami esophagitis yang berlangsung lama prosedur invasive secara minimal dilakukan melalui laparoscope . beberapa pasien yang menjalani prosedur ini mengalami efek samping kesulitan menelan , merasa kembung , perut tidak nyaman sesudah makan,
obat obatan antisekresi seperti rabeprazole, pantoprazole, omeprazole, esomeprazole, lansoprazole yang memblokir produksi enzim yang biasanya memproduksi asam lambung,
obat antisekresi mampu menghentikan produksi asam lebih baik dibandingkan H2-blocker,
coating agen sukralfat menjadi mantel membran selaput lendir sebagai pelindung tambahan terhadap asam lambung,
obat obatan agen promotility seperti bethanechol, metoclopramide, cisapride
membantu mengencangkan sfingter esofagus bagian bawah dan pengosongan lambung lebih cepat, namun agen promotility tidak efektif bila diminum bersamaan dengan antisekresi ,
pasien disarankan menghindari Kopi,alkohol, minuman yang mengandung asam seperti jus jeruk, minuman cola, makanan yang berbahan dasar cuka,