Tampilkan postingan dengan label kuman 2. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kuman 2. Tampilkan semua postingan

Selasa, 12 April 2022

kuman 2


























































halaman  2




FOTO  pembelahan biner melintang pada sel bakteri.
Pada proses pembelahan selnya, memicu  terbentuknya 2 organisme baru. Pada tumbuhan dan hewan tingkat tinggi (multiseluler), pembagian sel hanya akan memicu  pertumbuhan personal nya.
FOTO Pembelahan biner melintang pada sel bakteri

2. Proses lain
Ada beberapa spesies bakteri yang dapat bereproduksi dengan cara lain yaitu: produksi spora vegetatif, fragmentasi pertumbuhan berfilamen dengan masing-masing fragmen menghasilkan
pertumbuhan dan penguncupan. Proses pembelahan sel sudah  menampakkan perubahan struktur
sebagai berikut:
a. ada  kenaikan jumlah bahan inti, yang terpisah menjadi 2 unit. Masing-masing sel anak memperoleh  1 unit.
b. Dinding sel dan membran sel tumbuh meluas ke dalam sitoplasma pada suatu titik di tengah-tengah sumbuh panjang sel. Pada perbatasan itu , 2 lapisan bahan diding sel.
c. Pembentukan mesosom menjadi lebih jelas. Mesosom memiliki  kaitan dengan pembentukan septum dan juga memungkinkan perpautan dengan area  inti. walau  kuman tidak memiliki  kumparan mitotik, selaput melintang yang terbentuk
dapat memisahkan 2 kromosom seasal yang terbentuk, sebab  replikasi kromosomal. ini terjadi sebab  melekatnya kromosom pada selaput sel.
Waktu generasi yaitu  banyaknya waktu yang diperlukan  bagi sel untuk membelah diri untuk populasi menjadi 2 kali lipat. Semua spesies tidak memiliki  waktu generasi yang sama. Escherichia coli memiliki  waktu generasi 15 - 20 menit. Waktu generasi tergantung pada: cukup tidaknya nutrisi, pH,
intensitas cahaya, oksigen, air, genetiknya, dan faktor pertumbuhan sel lainnya. maka  jika nutrisi, dan faktor pertumbuhan lain berada dalam kondisi yang ideal  bagi suatu sel bakteri untuk membelah selnya, maka dalam waktu tertentu akan dipeoleh populasi bakteri yang cukup banyak.

-- Pengertian Pertumbuhan Sel Bakteri
Pertumbuhan sel diartikan sebagai pertambahan secara teratur semua komponen di dalam sel hidup. Pada organisme multiseluler,  , pertumbuhan yaitu 
peningkatan jumlah sel per organisme, di mana ukuran sel juga menjadi lebih besar. Pada organisme multiseluler, pertambahan jumlah sel, tidak diikuti dengan pertambahan jumlah organismenya.
sedang  pada organisme uniseluler seperti bakteri, pertumbuhan yaitu  pertambahan jumlah sel yang berarti juga terjadi pertambahan jumlah organisme atau personal .
Jika suatu sel bakteri memiliki  waktu generasi 20 menit, berarti sel bakteri itu  akan memperbanyak diri menjadi 2 sel anak dalam waktu 20 menit. Jika sel itu  diinokulasi pada suatu media pada kondisi yang ideal  untuk pertumbuhan  , maka dalam waktu 48 jam, sel itu  akan mengalami pembelahan
sebanyak 48(60) atau 20 kali, atau sebanyak 144 generasi. Jumlah sel diperoleh dengan rumus: 2n (2n yaitu  jumlah akhir sel, n yaitu  banyaknya generasi atau berapa kali pembelahan terjadi).
Proses pertambahan jumlah sel bakteri dalam suatu medium pertumbuhan dalam berbagai interval waktu dapat dijelaskan  dalam suatu kurva pertumbuhan untuk suatu sel bakteri.

FOTO ada  beberapa tahap  pertumbuhan, yaitu:
a. tahap  adaptasi (A) Pada tahap  ini sel bakteri mulai mengadakan adaptasi. Sel belum mengadakan pembelahan. ini dipicu  beberapa enzim
mungkin belum disintesis. Jumlah sel tetap, atau berkurang. Lamanya tahap  ini dipengaruhi oleh beberapa faktor.
1.Medium dan lingkungan pertumbuhan
Jika medium dan lingkungan pertumbuhan sel itu 
seperti sebelumnya, maka tidak perlu adaptasi. namun  jika kondisi nutrien dan lingkungan baru sangat berbeda dengan sebelumnya, maka diperlukan waktu penyesuaian untuk mensintesis enzim  yang diperlukan  untuk metabolisme.
2.Jumlah inokulum
Jumlah awal sel yang semakin tinggi, akan mempercepat tahap  adapatasi,
a. tahap  adaptasi mungkin berjalan lambat, sebab :
(a) kultur dipindahkan dari medium yang mengandungbanyak  nutrien ke medium yang kandungan nutriennya terbatas, (b) mutan yang
baru terbentuk, (c) kultur yang dipindahkan dari tahap  statis ke medium baru dengan komposisi sama seperti sebelumnya.
b. tahap  pertumbuhan awal (B) Sesudah  melalui tahap  adaptasi, sel mulai mengadakan pembelahan
dengan kecepatan yang masih rendah. ini dipicu  sel
baru selesai melakukan penyesuaian atau adaptasi.
c. tahap  eksponensial (C) tahap  ini dinamakan  juga tahap  log (logaritmik). Pada tahap  ini,
terjadi pembelahan sel dengan cepat dan konstan (stabil). Pertambahan jumlahnya mengikuti kurva logaritmik. Sel perlu   energi lebih banyak jika dibandingkan dengan tahap -tahap  lain. Kecepatan pertumbuhan sel sangat dipengaruhi oleh: pH, nutrien, kelembaban udara.
d. tahap  pertumbuhan diperlambat (D)
Pada tahap  ini, terjadi pertambahan populasi sel bakteri diperlambat. ini terjadi sebab :
1.Nutrien sudah berkurang (termasuk ketersediaan oksigen)
2.Adanya hasil metabolisme yang mungkin bersifat racun bagi pertumbuhan sel Pada tahap  ini, terjadi pertumbuhan sel yang tidak stabil, dan  sel
yang tumbuh jumlahnya lebih besar dari sel yang mati (grafik masih naik).
e. tahap  pertumbuhan stasioner maksimum (E)
Pada tahap  ini jumlah sel tetap (jumlah sel yang tumbuh sama dengan jumlah sel yang mati). Ukuran sel lebih kecil, sebab  sel tetap membelah walau  nutrisi berkurang. Zat makanan mulai berkurang dan akan habis. Sel menjadi lebih tahan terhadap keadaan ekstrim (contoh  panas, dingin, radiasi, dan bahan kimia). Pada tahap  ini juga terjadi penumpukan metabolit beracun. Keadaan ini memicu 
pertumbuhan sel terhenti sama sekali.
f. tahap  menuju kematian (F)
Pada tahap  ini sel bakteri mulai mengalami kematian. ini dipicu :
1. Nutrien sudah habis
2.Energi cadangan di dalam sel habis
3.Zat-zat racun  semakin banyak
g. tahap  kematian (G)
Pada tahap  ini, sel-sel akan mengalami kematian dipercepat. ini dipicu : nutrien sudah habis, energi cadangan di dalam sel sudah habis, peningkatan zat-zat racun  yang akan meracuni sel-sel bakteri.
3. faktor  yang Berpengaruh terhadap Pertumbuhan
Sel Bakteri Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan sel bakteri, yaitu.
a. Nutrisi Semua organisme, termasuk sel bakteri, perlu   nutrisi. Beberapa hal yang mendasari bakteri untuk memenuhi kebutuhan  nutrisi, yaitu.
Semua organisme perlu   energi, karbon  ,nitrogen,  belerang (sulfur), unsur logam
(Na, Ca, Mg, Zn, Pb, dan Co),  vitamin dan   air.
 ,nutrisi ini dapat masuk ke dalam sel bakteri melalui
beberapa cara, yaitu.
1.Difusi pasif,Nutrisi dapat masuk dari konsentrasi yang lebih tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah. Pada proses ini, tidak ada interaksi antara molekul dengan bahan apapun pada membran sel. Pergerakan molekul yang terjadi yaitu  secara acak. 

FOTO menandakan  mekanisme-mekanisme
angkut  nutrisi ke dalam sel.
2. Difusi dipercepat  Nutrien dapat masuk dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah, yang mana kecepatan pergerakan molekul lebih tinggi dibandingkan dengan proses difusi pasif. Kecepatan
pergerakan molekul ini dipicu  proses pergerakannya
dibantu oleh protein pada membran sel yang dinamakan  permease. Sifat enzim permease yaitu: bekerja   , bersifat terinduksi, dan kecepatannya maksimum pada konsentrasi substrat tertentu. Molekul solut bergabung secara
reversibel dengan molekul penghantar (porter).

3.Transport aktif,Nutrien bergerak dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi. Dalam proses ini, diperlukan  enzim permease dan energi untuk membantu kerja enzim itu .  contoh yaitu  masuknya laktosa ke dalam sel, sehingga afinitas permease terhadap laktosa di luar sel lebih tinggi dibandingkan 
di dalam sel. Pada proses ini, ada  3 langkah yaitu.
Pengikatan solut di situs penerima pada protein
pengantar (enzim permease) yang terikat pada membran.Translokasi kompleks solut-penghantar melintasi membran. penyatuan  translokasi pada suatu reaksi penghasil energi untuk mengurangi afinitas penghantar protein terhadap solut pada permukaan dalam membran. maka  protein penghantar akan melepaskan solut itu  ke dalam sel. Proses ini perlu   energi.

4.Translokasi,Proses translokasi perlu   energi. Langkah-langkah dalam proses ini yaitu .
Mula-mula suatu protein tahan panas (Heat protein atau Hpr) di dalam sel diaktivasi dengan jalan memindahkan sebuah gugus fosfat dari senyawa berenergi tinggi fosfoenolpiruvat (PEP) pada Hpr. Proses pemindahan gugus ini diaktivasi oleh enzim-1.
Pada saat yang bersamaan, gula bergabung dengan
enzim-2 pada permukaan luar membran, dan diangkut
ke permukaan dalam membran. Gula lalu  bergabung dengan gugus fosfat yang dibawa oleh Hpr teraktivasi. lalu , kompleks gula fosfat dilepaskan oleh enzim-2, dan kompleks gula-fosfat memasuki sel.

FOTO prosedur pengankutan nutrisi ke dalam sel  (A) difusi pasif, (B) difusi dipercepat, (C) translokasi, (D) angkut  aktif.

b. Air- Air diperlukan  untuk perkembangbiakan sel. Kegunaan air untuk sel bakteri yaitu  untuk: (a) mengisi sitoplasma sel, yang yaitu  komponen terbesar di dalam sel, (b) sebagai bahan reaksi  dalam berbagai reaksi biokimiawi sel bakteri.
c. Kondisi keasaman (pH),Kondisi keasaman (pH) pertumbuhan untuk golongan  bakteri berkisar antara 6,5 - 7,5. Beberapa spesies bakteri dapat tumbuh pada kondisi  sangat asam dan sangat basa (alkalin).
Bahan penyangga untuk  mempertahankan
kondisi pH di dalam suatu media yaitu  larutan penyangga (contoh: KH2PO4). Selain itu, bahan-bahan seperti pepton yang ada di dalam bahan nutrisi itu  dapat berfungsi sebagai larutan penyangga.
d. Suhu,Pertumbuhan sel bakteri, dapat dipengaruhi oleh suhu. Suhu berpengaruh nyata terhadap kerja enzim dan ketahanan struktur sel bakteri. berdasar  suhu pertumbuhan  , bakteri  digolongkan 
sebagai berikut:
Bakteri psikrofilik, suhu pertumbuhan  : -5 - 30oC; suhu ideal : 10 - 20oC.,Bakteri mesofilik, suhu pertumbuhan  : 10 - 45oC; suhuideal : 20 - 40oC.,Bakteri termofilik, suhu pertumbuhan  : 25 - 80oC; suhu ideal : 50 - 60oC
Sel bakteri yang berspora, dapat tahan terhadap perlakuan suhu tinggi.
e. Tersedianya oksigen (O2),berdasar  kebutuhan akan oksigen, maka bakteri  digolongkan  menjadi 5 golongan , yaitu.
Anaerob obligat, hanya tumbuh di bawah kondisi
tanpa oksigen. Oksigen bersifat racun  bagi sel bakteri
golongan  ini.Anaerob aerotoleran, bakeri yang tidak dapat terbunuh dengan oksigen. Bakteri ini dapat hidup secara ideal  pada kondisi tanpa oksigen.
Anaerob fakultatif, bakteri yang mampu tumbuh baik pada kondisi ada oksigen dan  tanpa oksigen.
Aerob obligat, bakteri yang selalu perlu   oksigen untuk pertumbuhan  . Organisme mikroaerofilik, tumbuh baik di bawah tekanan
oksigen yang rendah; pada kondisi  yang bertekanan oksigen tinggi akan menghambat pertumbuhan  .
f. Komponen Antimikroba,Medium pembiakan sel bakteri yang mengandung antimikroba,
dapat menghambat pertumbuhan sel bakteri. Komponen antimikroba yang ada  dalam suatu makanan (medium), dapat melalui salah satu dari cara-cara berikut: (a) ada secara alami di dalam suatu bahan makanan, (b) terbentuk selama pengolahan, oleh jazad renik tumbuh selama fermentasi makanan.
g. Kondisi Lain,Beberapa bakteri perlu   konsetrasi garam yang cukup tinggi di dalam suatu medium pertumbuhan  . Bakteri jenis ini, dinamakan   halofilik. Halofilik obligat, yaitu  golongan  bakteri yang mensyaratkan adanya konsentrasi garam NaCl yang
tinggi untuk pertumbuhan  . Halofilik fakultatif, yaitu 
golongan  bakteri yang dapat tumbuh dalam larutan garam NaCl, namun  tidak mensyaratkannya.
golongan  bakteri tertentu, perlu   cahaya untuk untuk pertumbuhan   (khusus bakteri fotosintetik seperti bakteri sulfur hijau, bakteri sulfur ungu, dan bakteri nonsulfur ungu). bakteri itu  memiliki klorofil yang mampu menyerap  energi matahari untuk proses fermentasinya.

bakteri yaitu makhluk berukuran kecil  mikrorganisme, Organisme ini bersel tunggal (uniseluler). Organisme lain yang termasuk dalam mikroorganisme yaitu  fungi uniseluler, alga uniseluler, protozoa.perlu menghindari kontaminasi pertumbuhan sel bakteri
oleh mikroorganisme lain. Dengan selalu memperhatikan kondisi steril dalam setiap analisa  bakteriologis di laboratorium, agar  diperoleh kondisi  terbebas dari kesalahan ,agar  berjalan dengan baik,
 tidak terkontaminasi ,mikroorganisme lain.
Jika terjadi kontaminasi pada alat atau bahan yang
dipakai  dalam analisa  bakteriologis di laboratorium, maka akan mengacaukan proses dan hasil analisa  bakteriologis, contoh  dalam hal perhitungan angka kuman (bakteri) yang dikehendaki, 
Sterilisasi yaitu  proses untuk membebaskan suatu benda dari semua mikroorganisme, baik bentuk vegetatif dan  bentuk sporanya. Kita hanya menjumpai di alam adanya benda yang steril
dan tidak steril. Tidak ada benda yang setengah steril. Benda steril berarti benda itu  bebas dari mikroorganisme. Sterilisasi dapat dikatakan juga bahwa sebuah proses untuk mematikan semua
bentuk kehidupan. Disinfeksi yaitu  proses mematikan semua mikroorgnisme patogen yang dapat memicu  infeksi. Proses ini diusahakan  untuk dapat mematikan semua sel-sel vegetatif pemicu  infeksi,
namun  belum tentu selalu mematikan spora kumannya. Disinfektan yaitu   zat kimia yang mematikan sel vegetatif, namun  belum tentu mematikan spora mikroorganisme pemicu  penyakit. Disinfektan dan antiseptik berbeda dari antijasad renik yang aktif secara sistemik, sebab  zat zat ini tidak memiliki toksisitas selektif. Zat itu  tidak hanya
toksis terhadap jasad renik parasit, namun  juga terhadap sel-sel tuan rumah. maka  zat-zat ini hanya dipakai  untuk melumpuhkan jasad-jasad renik di luar tubuh atau secara terbatas pada permukaan kulit, namun  tidak dapat dipakai secara sistemik
dan tidak aktif di dalam jaringan-jaringan.
Antiseptik yaitu  suatu substansi yang melawan infeksi(sepsis) atau mencegah pertumbuhan atau kerja mikroorganisme  dengan cara menghambat pertumbuhan ,Bahan sanitasi yaitu  suatu bahan yang mengurangi populasi mikroba sampai batas yang dianggap aman menurut persyaratan kesehatan warga . Biasanya bahan kimia yang mematikan 99,9% bakteri yang sedang tumbuh.  bahan sanitasi dipakaikan  pada benda mati. Bakteriosida yaitu  suatu bahan yang mematikan wujud  vegetatif bakteri (bakterisidal).  fungisidal (mematikan fungi), viriosidal (mematikan partikel virus), sporisidal (mematikan spora). Bakteriostatis yaitu  suatu bahan yang menghambat pertumbuhan bakteri (bakteriostatik). Pertumbuhan sel bakteri dapat terjadi kembali jika unsur atau bahan itu  sudah tidak ada lagi. Bahan antibakterial yaitu  mengganggu pertumbuhan dan metabolisme bakteri. Septik yaitu  suatu keadaan yang ditandai dengan adanya kuman patogen dalam jaringan hidup.
dua cara sterilisasi, yaitu:
1. Sterilisasi Secara Fisik zSterilisasi secara fisik, terdiri atas beberapa macam, yaitu:
a. Sterilisasi yang memakai  cahaya matahari
Sinar ultraviolet Sterilisasi cara ini dipakai  untuk sterilisasi air sungai, danau.
b. Sterilisasi dengan cara pengeringan
Pengeringan dipakai  untuk membasmi  kuman,   bentuk vegetatifnya. Sterilisasi dengan cara pengeringan ini tidak efektif terhadap spora kuman.
c. Sterilisasi dengan cara pemanasan,  yaitu . Jenis pemanasan: pemanasan basa atau  kering
* Pemanasan kering yaitu : 
- Denaturasi protein- Kerusakan akibat oksidasi
- Efek racun  akibat kadar elektrolit
Ada beberapa macam pemanasan kering, yaitu:
- Pemanasan langsung sampai merah
Pemanasan cara ini, dipakai  untuk sterilisasi logam
(contoh: pemanasan sengkelit). Cara pemanasannya
yaitu  memanggang bahan yang akan disterilkan
itu  di atas nyala api sampai bahan itu  berwarna merah. - Melayangkan di atas nyalah api
Cara pemanasan ini yaitu  dilayangkan bahan yang akan disterilkan itu  di atas nyalah api, tanpa harus
menjadi merah sekali. Contohnya, sterilisasi pada mulut tabung biakan, perbenihan.
- Pembakaran ,Cara pembakaran ini yaitu  cara terbaik untuk sterilisasi secara cepat. Contohnya, membakar bangkai hewan, bahan-bahan patologis.
- Sterilisasi dengan udara panas suhu 160oC, selama
satu jam. untuk sterilisasi lempeng petri, tabung reaksi.
* Pemanasan basah
Pada pemanasan basah, efeknya yaitu  denaturasi protein. Ada beberapa cara sterilisasi dengan pemanasan basah, yaitu. - Pemanasan dengan memakai  suhu di bawah 100oC Pemanasan dengan memakai  suhu 63oC selama 30 menit (cara Holder). Pemanasan dengan suhu 72o C selama 15 - 20 menit (cara Flash). Sasaran utamanya yaitu  bakteri Mycobakterium, Salmonella, Brucella.
Penangas vaksin:  Cara sterilisasi ini dipakai  untuk membasmi  kuman yang tidak berspora yang ada di dalam vaksin. Cara pemanasannya yaitu  dengan cara pemanasan basa selama satu jam. Alat penangas vaksin, 
FOTO  Penangas vaksin 
Inspisasi:  Cara sterilisasi ini dipakai  untuk memadatkan serum atau telur secara perlahan-lahan, dengan memanaskannya pada suhu 80oC di dalam
inspisator. Contohnya, untuk pemanasan serum
miring di dalam tabung.
- Pemanasan dengan memakai  suhu 100oC
Tindalisasi
Sterilisasi dengan cara tindalisasi, dilakukan dengan
cara memanaskan perbenihan pada suhu 100oC pada
aliran uap selama 30 menit selama 3 hari secara
berturut-turut. Sterilisasi cara ini  dilakukan
untuk mensterilkan perbenihan yang mengandung
telur atau serum.
Mendidihkan :  Sterilisasi dengan cara mendidihkan dilakukan dengan cara mensterilkan alat dalam air mendidih selama 10 - 30 menit.
Pemanasan di atas uap air panas (100oC) dalam
tekanan atmosfer. Cara sterilisasi yaitu  uap air
bebas dipakai untuk mensterilkan bahan-bahan
yang akan rusak pada suhu tinggi. Alat yang dipakai
dalam proses sterilisasi ini yaitu  memakai 
Dandang Arnold. Pemanasan dengan uap air dengan tekanan Proses pendidihan tidak cukup untuk memperoleh keadaan steril, sebab  spora kuman masih hidup. maka  diperlukan alat sterilisasi dengan
tekanan, yaitu Otoklaf.
* Otoklaf : Pada alat ini, bahan-bahan yang akan disterilkan, dipanaskan sampai suhu 121oC selama 15 - 20 menit pada tekanan uap 15 pound per inci (kira-kira 1,5 atmosfir). Uap air jenuh memanaskan bahan itu , sehingga dengan cepat disterilkan dengan melepaskan panas yang laten. 

FOTO    sebuah otoklaf.

Udara yaitu  penghantar panas yang buruk. Oleh
sebab itu, harus dikeluarkan dari otoklaf. Rongga di dalam otoklaf tidak boleh diisi terlalu penuh dengan benda benda yang akan disterilkan agar   terjadi aliran uap yang cukup baik. Otoklaf dipakai  untuk mensterilkan perbenihan, bahan-bahan dari karet, pakaian, pembalut dan lain sebagainya.
-Sterilisasi dengan cara radiasi
Sterisilasi cara radiasi terdiri atas beberapa cara, yaitu:
Sterilisasi dengan sinar Ultraviolet (UV)
Sterilisasi dengan sinar ini, memicu  terjadinya:
denaturasi protein, kerusakan DNA, hambatan replikasi DNA. Sterilisasi dengan radiasi sinar X dan pengion lain Cara sterilisasi ini  memicu   kematian DNA sel. Sterilisasi seperti ini  dipakai  untuk mensterilkan benang-benang bedah, semperit sekali pakai, pembalut lekat.
-Sterilisasi dengan ultrasonik dan geratan sonik
Proses ini bersifat bakteriosidal,memicu  guncangan
mekanis dan pecahnya kuman,
-Sterilisasi dengan cara penyaringan
Sterilisasi cara ini  untuk larutan antibiotika, serum,
larutan karbohidrat, dan lain-lain. Cara ini juga 
untuk memisahkan kuman dari racun  dan dari fage. Sterilisasi cara ini juga dipakai  dalam menyaring kuman yang jumlahnya sedikit di dalam suatu cairan.
Virus dan mikoplasma dapat lewat saringan kuman. ini yaitu  kekurangan dari cara sterilisasi dengan penyaringan ini. Ada beberapa jenis saringan kuman yaitu: filter dari gelas berlubang, filter membran atau kolodion, tabung porselen (contoh  Berkefeld atau Camberland), filter piringan abses (contoh  Seitz).

2. Sterilisasi Secara Kimia,Bahan kimia bersifat bakteriostatik. ini dipicu :
Bahan kimia itu  dapat menggumpalkan protoplasma kuman., memicu  kerusakan selaput sitoplasma,
 mempengaruhi oksidasi atau pembakaran protoplasma kuman., mempengaruhi enzim atau
koenzim kuman,
C. Mekanisme Aktivitas Antimikrobial
Ada  mekanisme aktivitas antimikrobial, yaitu:
1. Agen-Agen yang Merusak Membran Sel
Integritas struktural membran tergantung pada pengaturan susunan protein-protein dan lipid-lipid di mana membran disusun. Sehingga  terajadi pelepasan metabolit kecil dari sel yang mempengaruhi transport aktif dan metabolisme energi. Agen-agen perusak membran sel, terdiri atas beberapa macam:
a. Disinfektan aktif permukaan
Agen aktif permukaan ini yaitu  senyawa  yang mampu hidrofilik (kemampuan mengikat air) dan
hidrofibik (kemampuan menolak air).Bagian hidrofilik dari agen bersifat larut dalam lemak (fat soluble)
yang berupa rantai panjang hidrokarbon. sedang  bagian hidrofiliknya dapat berupa grup ionik atau nonionik, namun  memiliki struktur yang polar.
Agen yang termasuk ke dalam agen yang aktif permukaan yaitu  kationik, anionik, nonionik, dan bahan amphoterik. Senyawa senyawa kationik dan anionik  banyak dipakai  sebagai bahan antimikrobial.
Agen kationik
- Senyawa ammonium quarteneri
Bila sel bakteri terpapar dengan agen-agen tipe ini,
muatan positif berikatan dengan grup phospat
phospolipid membran, sambil bagian nonpolar
mengadakan penetrasi ke dalam interior hidrofobik
membran. Akibatnya yaitu  hilangnya sifat semiper meabilitas membran dan kebocoran sel; dan senyawa senyawa nitrogen dari dalam sel akan keluar.
Aktivitas agen ini paling baik pada pH basa. Namun
demikian, senyawa ini bersifat bakteriosidal terhadap
bakteri Gram positif.
Agen anionik
Di antara detergen-detergen anionik, sabun-sabun dan
asam-asam lemak yang dapat terurai dan membentuk ion muatan negatif. Agen ini aktif pada pH asam, dan efektifmembasmi  kuman Gram positif dan tidak efektif terhadap kuman Gram negatif, sebab  bakteri Gram negatif memiliki membran luar (outer selaput ) yang terdiri dari lipopolisakarida. Detergen anionik memicu  pengoyakan pada kerangka lipoprotein dari membran sel kuman.
- senyawa  phenol
Pada konsentrasi rendah, senyawa ini bersifat
bakteriosidal, memicu  kebocoran sel dan inaktivasi yang irrevesibel dari enzim  oksidase
dehidrogenase pada membran sel. Aktivitas bakteriosidal phenol dapat ditingkatkan dengan substitusi yang bervariasi dalam inti phenol. senyawa  yang  penting yaitu  alkyl-dan derivate-derivat chloro
dan diphenil. Oleh sebab  disinfektan phenol memiliki sifat solubilitas(daya larut) yang rendah di dalam air, maka disinfektan ini diformulasikan dengan agen-agen emulsi, seperti sabun. Sabun  meningkatkan antivitas bakteriosidal dari senyawa  phenol.
Fenol   untuk mensterilkan alat-alat bedah yang tercecer di laboratorium. Larutan yang dipakai biasanya memiliki  kadar 3%. Cresol
Bentuk yang paling sederhana dari phenol yaitu 
cresol. Orthocresol, metacresol, dan paracresol,  lebih aktif dibandingkan  phenol, dan dipakai  dalam bentuk campuran yaitu tricresol. Cresol diperoleh dengan cara distilasi dari coal tar, yang diemulsikan dengan sabun-sabun hijau, dan  dijual dengan nama pasar yaitu L Lysol dan creolin. senyawa  diphenol senyawa  ini yang terpenting yaitu  derivate chlorin, hexachlorophene, yang mana lebih efektif membasmi  kuman Gram positif khususnya Staphylococcus dan Streptococcus.
Hexachlorophene bersifat bakteriosidal, jika dipakai  dalam konsentrasi tinggi, dan akan tetap berpotensi sebagai antimikrobial bila dicampur dengan sabun atau ditambahkan ke dalam obat-obat kosmetik. Proses penyerapan  melalui kulit, namun  dapat memicu  neurotoksin  , khususnya pada bayi dan sekarang pemakaiannya   dibatasi, Alkohol pembasmian  struktur lipid dengan mengadakan penetrasi ke dalam bagian  hidrokarbon. Alkohol dan pelarut-pelarut organik
lainnya juga mengoyak protein seluler. Alkohol alifatik, khususnya etanol,   dipakai   sebagai disinfektan kulit. Daya kerjanya sebagai disinfektan sangat dibatasi pada kondisi suhu kamar. ini berarti pada suhu kamar, alkohol tidak efektif terhadap kuman yang membentuk spora, dan untuk alasan ini, dapat dipakai  pada sterilisasi alat-alat.
Etanol dipakai   sebagai disinfektan kulit sebelum injeksi kutaneous.   untuk disinfektan thermometer klinik. Etanol aktif dalam melawan organisme  Gram positif dan negatif, dan kuman Acid-fast (Batang Tahan Asam atau BTA), dan paling efektif dipakai  pada konsentrasi 50 - 70%.
2. Agen yang Merusak Protein
Agen yang merusak protein, akan merubah konformasi protein, dan memicu  terjadinya pembentangan pada rantai polipeptida. sehingga susunan rantai polipeptida menjadi acak dan
irregular atau lingkaran yang tidak teratur.
Agen-agen kimia yang merusak protein seluler yaitu : asam,basa, alkohol, dan pelarut organik lainnya.
a. Asam dan basa
Agen ini memakai  aktivitas bakterisidalnya melalui ion ion bebas H+ dan OH- , melalui pemisahan molekul atau dengan perubahan pH lingkungan organisme. Molekul utuh asam-asam organik bertanggungjawab pada aktivitas antibakteri. Asam benzoad dipakai    sebagai pengawet makanan. Asam-asam organik lain yang sudah  dipakai   sebagai pengawet yaitu: asam laktat, asam asetat, asam sitrat, dan asam propionik.
3. Agen yang Memodifiksi Grup Fungsional Protein
dan Asam Nukleat Sisi katalisis dari sebuah enzim mengandung grup fungsional khusus  yang mengikat substrat dan memulai proses katalisis.
Penghambatan hasil-hasil aktivitas enzim jika satu atau lebih grup fungsional ini digantikan atau dirusak. Grup-grup fungsional penting dari dinding sel, asam nukleat juga rentan terhadap inaktivasi.
--- Zat warna
Zat warna ungu gentian, hijau malakit dan lain-lain bekerja terhadap bakteri Gram positif. Penetrasinya rendah, sehingga zat warna ini hanya bersifat bakteriostatis. Akriflavin bekerja terhadap
Stafilokokus dalam kadar 1 : 3.000.000
---Formaldehida
Formaldehid berguna untuk mensterilkan vaksin kuman dan untuk menginaktifkan racun  kuman tanpa mempengaruhi sifat antigenitasnya. Larutan formaldehida dengan konsentrasi 5 sampai 10% di dalam air akan membasmi  sebagian besar
kuman-kuman. Formaldehid bersifat bakteriosidal, sporisidal, dan juga membasmi  virus. Formalin secara komersial tersedia dalam bentuk larutan encer
dengan kadar 37% formaldehyde (formalin) atau sebagai paraformaldehyde, sebuah polimer solid yang mengandung 91 sampai 99% formaldehyde.
Formalin dipakai  untuk mengawetan jaringan segar. Jika dipakai  dalam konsentrasi yang cukup, formalin akan merusak semua organisme, termasuk sporanya.
--- Disinfektan dalam bentuk aerosol dan gas
Uap SO2, klor, dan formalin, dipakai  sebagai disinfektan berupa gas,  juga propilen glikol yang yaitu 
disinfektan yang kuat.
---- Logam berat
Air raksa Mercuri chlorit, popular sebagai disinfetan, sangat racun  dan pemakaian nya sangat dibatasi. Mercurial organik seperti metaphen, merthiolate, dan mercurochrome, yaitu  kurang racun , walaupun tidak dapat dipercaya sebagai disinfektan kulit, berguna sebagai agen antiseptik. Senyawa perak
Senyawa perak  dipakai  sebagai antiseptik,
baik sebagai garam-garam perak yang dapat larut dan  sebagai persiapan koloidal.  paling banyak
memakai  garam-garam perak yaitu  perak nitrat, yang
bersifat sangat bakteriosidal untuk gonokokus dan secara rutin untuk profilaksis neonatorum opthalmia pada bayi yang baru lahir. Pemakaian senyawa perak sudah  dilakukan terhadap penangangan pasien yang terbakar. Pemakaian perak nitrat atau perak sulfadiasin dalam minyak secara topikal (setempat), mengurangi kematian pasien.
--- Agen-agen pengosidasi
HalogenzChlorin dan yodium banyak dipakai  sebagai disinfektan. Yodium sebagai disinfektan kulit dan chlorin sebagai disinfektan air; keduanya tidak sama. Yodium dipakai    untuk kulit, klor bersenyawa dengan air dan membentuk asam hipoklorit yang bersifat bakteriosidal. Keduanya khas di antara disinfektan-disinfektan dalam hal aktivitasnya sebagai bakterisiodal dan bahwa keduanya efektif
melawan spora organisme. Hidrogen peroksida
Hidrogen peroksida bersifat antiseptik ringan. Bila disinfektan ini dipakai  terhadap jaringan, oksigen secara cepat dilepaskan oleh katalase jaringan, dan aksi germisidal berjalan singkat.
Nutrisi  diperlukan  oleh makhluk hidup, baik makhluk
bersel satu (seperti bakteri), dan  makhluk bersel banyak seperti kita , hewan, dan tumbuhan tingkat tinggi untuk pertumbuhan ,maka  dalam memelihara kehidupan makhluk hidup termasuk bakteri, perlu diperhatikan nutrisi yang dihendaki oleh makhluk hidup termasuk bakteri itu , sehingga pertumbuhan  
maksimal. Proses kultivasi (penanaman) bakteri di laboratorium, perlu diperhatikan nutrisi dan faktor  lain yang dikehendaki oleh bakteri tertentu. Nutrisi dan faktor  pertumbuhan yang mendukung pertumbuhan bakteri, memungkinkan sel bakteri tumbuh dengan maksimal. Selain nutrisi yang harus tersedia di dalam
media pertumbuhan bakteri, perlu juga diperhatikan faktor  pertumbuhan lain.    aktifitas kultivasi sel
bakteri di laboratorium, perlu diperhatikan aspek nutrisi dan faktor faktor pertumbuhan yang khusus  untuk golongan  bakteri tertentu.
- Nutrisi untuk Pertumbuhan Sel Bakteri
Untuk dapat bertahan hidup di alam, bakteri harus dapat tumbuh dengan baik. Kondisi yang memungkinkan sel bakteri dapat tumbuh yaitu  keberadaan nutrisi yang diperlukan nya. Nutrisi yang diperlukan  sel bakteri harus ada dalam jumlah yang
cukup dalam media pertumbuhan,Beberapa bakteri memiliki  persyaratan nutrisi yang sederhana,
sedang  bakteri yang lain memiliki  persyaratan nutrisi yang rumit. maka  perlu diperhatikan macam dan jumlah nutrisi yang ada dalam suatu media pertumbuhan bakteri tertentu,Bakteri perlu  nutrisi sebagai sumber materi dan energi untuk penyusun komponen sel bakteri seperti genom, membran plasma dan dinding sel. maka  jika nutrisi yang diperlukan bagi bakteri tertentu tersedia dalam jumlah yang cukup, maka akan mempercepat pertumbuhan sel bakteri, yang didahului dengan
peningkatan ukuran elemen penyusun sel bakteri.
Nutrisi yang diperlukan oleh bakteri untuk meningkatkan elemen penyusun selnya, yaitu  kebutuhan yang harus terpenuhi dan tersedia dalam media pertumbuhan   di laboratorium. ini didasarkan pada kebutuhan sel bakteri akan karbon (C), hidrogen (H), nitrogen (N), sulfur (S), air, Na, Ca, Mg, Zn, Pb, Co; vitamin. Semua unsur unsur kimia ini ada  dalam nutrisi, dan diperlukan  oleh bakteri untuk menyusun  aktivitas selnya.
-- Media Pertumbuhan Bakteri
Untuk  mengembangbiakkan bakteri diperlukan  substrat yang dinamakan  media. Agar bakteri dapat
hidup dan berkembang dengan baik di dalam media, diperlukan persyaratan media tertentu yaitu.
Media mengandung semua unsur hara yang diperlukan untuk  perkembangbiakan bakteri.
Media memiliki  tekanan osmosa dan pH yang sesuai untuk bakteri ,Media harus dalam keadaan steril,
Media pertumbuhan bakteri, mengandung berbagai nutrisi dan faktor  yang yang memungkinkan sel bakteri dapat tumbuh dengan baik. Media  ini dirancang untuk tidak memungkinkan mikroba lain seperti fungi untuk tumbuh di dalam media itu . sehingga  diperoleh sel bakteri campuran atau spesies bakteri tertentu saja yang dapat
tumbuh pada media ini. Penyiapan media alamiah, contoh  susu skim, tidak memicu  masalah di dalam penyiapannya sebagai media,  dituang kedalam wadah-wadah yang sesuai seperti tabung reaksi atau labu dan disterilkan sebelum dipakai . Media
dalam bentuk kaldu nutrien atau yang mengandung Agar disiapkan dengan cara melarutkan masing-masing bahan yang diperlukan  atau lebih mudah lagi dengan cara menambahkan air pada suatu
produk komersial berbentuk medium bubuk yang sudah mengandung semua nutrien yang diperlukan .  dalam bentuk bubuk dan juga dalam bentuk siap pakai didalam cawan-cawan petri, tabung,
atau botol. Penyiapan media bakteriologis selain media alamiah, dengan tahap tahap ,antaralain : 
1. Setiap komponen atau medium terdehidrasi yang lengkap, dilarutkan dalam air suling dengan volume yang sesuai.
2. pH (dalam derajat keasaman dan kebasaan) medium fluida ditentukan dan disesuaikan (dengan menambahkan larutan basa atau asam) dengan nilai yang ideal  bagi pertumbuhan bakteri yang akan di kultivasi. pH ditentukan dengan memakai  indikator pH atau pH meter.
3. Medium itu  dituang ke dalam wadah yang sesuai seperti tabung labu atau botol dan ditutup dengan sumbat kapas atau tutup plastik atau logam sebelum disterilisasi.
4.Medium itu disterilisasi, biasanya dengan memakai  otoklaf, proses ini memakai  panas di bawah tekanan uap.
-- Bentuk media
Bentuk media ditentukan oleh ada atau tidak adanya zatpemadat seperti Agar, gelatin. berdasar  bentuk, dikenal tiga jenis media, yaitu: media padat, media cair, media semi-padat. Media padat (media solid); yaitu  media yang berbentuk padat, yang terdiri atas nutrisi yang ditambah dengan Agar-Agar
sebagai pemadat, yang dibuat padat dalam cawan (plate) atau dalam bentuk Agar miring dalam tabung. Media padat, dibuat dengan menambahkan komponen pemadat seperti Agar ke dalam
medium kaldu. Contoh media padat yaitu  Nutrien Agar (NA). Media padat biasanya  dipakai  untuk mempelajari penampilan atau koloni bakteri. Selain itu, media padat dipakai  juga untuk mengasingkan kuman untuk memperoleh  koloni terpisah
(untuk memperoleh biakan murni). Media cair (media broth); yaitu  media yang terdiri dari nutrisi-nutrisi berbentuk cair. Media ini tidak ditambahkan
dengan komponen pemadat seperti Agar. maka  dalam suhu kamar, wujud media ini selalu cair. Contoh media cair yaitu  kaldu nutrien (nutrient broth). Media cair dipakai  untuk: membiakkan mikroorganisme dalam jumlah besar, penelaan fermentasi, perlakuan berbagai macam uji. Media ini tidak cocok untuk pengasingan bakteri untuk memperoleh biakan murni, juga tidak dapat dipakai untuk mempelajari koloni bakteri. Media setengah padat (media semi-solid); yaitu  media yang dibuat dengan menambahkan komponen pemadat, contoh  Agar, yang hanya setengah atau kurang dari seharusnya ke dalam
nutrisi. sehingga   tingkat konsistensi media ini lebih rendah jika dibandingkan dengan media padat (media solid). Media setengah padat dipakai  untuk: menguji ada tidaknya motilitas (pergerakan) sel bakteri, menguji ada tidaknya kemampuan fermentasi bakteri.
berdasar  sifatnya atau kegunaannya, media pertumbuhan bakteri digolongkan  menjadi: media umum, media sederhana, media pengaya, media pemupuk, media diferensiasi, media selektif,
media khusus, dan media serbaguna. Media umum; yaitu  media yang dipakai  untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan satu atau lebih golongan 
mikroba (bakteri) biasanya . Contoh media ini yaitu  agar kaldu nutrisi.
Media pengaya; yaitu  media dimana suatu jenis bakteri diberi kesempatan untuk tumbuh lebih cepat dari jenis bakteri yang lain yang sama-sama berada di dalam satu media. contoh  kaldu selenit atau kaldu tertrationat untuk memisahkan Salmonella typhi dari
mikroba lain yang ada dalam feces. Media pemupuk (enrichment); yaitu  media yang ditambah
dengan suatu bahan, untuk mempersubur bakteri tertentu saja, dan bahan yang ditambahkan itu  dapat menghambat pertumbuhan bakteri lain.
Media pembanding (differensial); yaitu  media yang
dipakai  untuk penumbuhan bakteri tertentu, dan  penentuan sifat nya. Media pembanding dipakai  untuk membedakan dua golongan  bakteri tertentu, berdasar  sifat metabolisme kedua golongan  bakteri itu . contoh  pemakaian  media untuk menentukan kemampuan memfermentasi laktosa dari bakteri.
Media selektif; yaitu  media yang hanya dapat ditumbuhi oleh satu atau jenis bakteri tertentu, namun   mematikan jenis-jenis bakteri lainnya. Media ini mengandung zat zat kimia tertentu yang dapat menghambat pertumbuhan satu golongan  bakteri atau lebih, tanpa menghambat pertumbuhan
organisme yang diinginkan. contoh  media SS (Salmonella Shigella) Agar, untuk menumbuhkan Salmonella dan Shigella, namun  media ini dapat menghambat atau mematikan bakteri lain yang
tidak dikehendaki. Media khusus; yaitu  media yang ditambahkan dengan suatu bahan untuk pertumbuhan suatu bakteri tertentu. contoh ,
media yang ditambah dengan darah domba, kelinci, atau kuda; untuk mengetahui kemampuan bakteri dalam melakukan hemolisa. Media serbaguna; yaitu  media yang dapat menunjang pertumbuhan sebagian besar bakteri. contoh  kaldu nutrien.
--Metode Kultivasi Bakteri
Populasi bakteri di alam sangat banyak. Keberadaan bakteri di alam, dapat ditemui  di udara, tanah, dan air. bakteri yang hidup di alam terdiri atas banyak jenis. maka  jika ditumbuhkan dalam media yang memungkinkan seluruh jenis bakteri tumbuh, maka akan diperoleh kultur campuran (bakteri yang terdiri
atas berbagai spesies). Untuk memperoleh kultur murni, maka dalam kultivasi (penanaman) bakteri di laboratorium, dilakukan metode penanaman
tertentu. metode  kultivasi yang dapat diterapkan dalam usaha  memperoleh kultur murni, yaitu : metode goresan (streaking method), metode tuang (pour plate). Metode goresan, dilakukan dengan menggoreskan sel-sel bakteri dengan memakai  ose pada media padat di dalam cawan petri, atau media padat miring di dalam tabung. Metode tuang, dilakukan dengan didahului mengencerkan contoh  yang mengandung bakteri. Dalam metode tuang, sesudah  dilakukan pengenceran, lalu  contoh  itu  disedot dengan jumlah tertentu dengan memakai  pipet, dan dimasukkan ke dalam cawan petri.
lalu , ditambahkan dengan media padat, digoyang-goyang agar media dan contoh  dapat bercampur dengan merata. 
Selain metode goresan dan metode tuang yang dipakai untuk penanaman bakteri dalam rangka memperoleh koloni terpisah, ada metode penanaman bakteri lain di laboratorium. metode  lain yang dipakai dalam menanam bakteri, yaitu.
---. Biakan cair di dalam tabung, botol, atau erlenmeyer, dapat ditanami dengan mencelupkan sengkelit yang sudah dioleskan kuman. Biakan cair diperlukan jika kita perlu   biakan yang banyak dan cepat.
Dalam menumbuhkan bakteri pada media pertumbuhan, perlu diperhatikan sifat bakteri berdasar  kebutuhan akan oksigen dalam pertumbuhan  . Terkait dengan bakteri anaerob,  bakteri anaerob tidak dapat tumbuh pada permukaan atau sedikit di bawah permukaan medium padat
atau semi-padat di dalam udara pada tekanan atmosfer. Bakteri anaerobik yang aerotoleran dapat tumbuh dengan baik pada permukaan Agar dengan tekanan oksigen yang rendah di atmosfer.
namun  bakteri anaerobik obligat dapat segera mati jika terkena oksigen. Ada juga bakteri yang bersifat anaerobik fakultatif, yaitu dapat tumbuh tanpa atau dengan adanya oksigen. maka  dalam menumbuhkan bakteri pada media-media pertumbuhan, perlu diperhatikan ciri-ciri bakteri yang akan ditumbuhkan, sehingga teknis penanaman bakteri itu  pada media pertumbuhan  , disesuaikan dengan ciri-ciri nya.
---  Pembiakan lapangan; dikerjakan dengan membasahi seluruh permukaan lempeng Agar dengan suspensi kuman. Cara ini akan memicu  pertumbuhan kuman secara merata. Biakan seperti  ini  untuk penentuan jenis kuman dengan bakteriofaga
dan uji kepekaan terhadap antibiotika.
--- Biakan tusukan; dikerjakan dengan menusukkan perbenihan dengan sengkelit jarum yang panjangnya 11 cm. Biakan tusukan ini dipakai untuk menandakan  adanya pencairan gelatin dan mempertahankan biakan kaldu.
 Koloni Kuman
Koloni yaitu  kumpulan sel-sel tunggal, hasil pembelahan sel kuman, pada media padat atau semi-padat. Macam-macam bentuk koloni yaitu : bulat, tidak teratur, berjari-jari atau berambut. Permukaan koloni juga bermacam-macam, yaitu: licin, kasar, berbutir halus atau kasar, berbintil-bintil, berkilap dan lain-lain. Ukuran koloni berkisar antara: 2 sampai 3 mm. Koloni yang sangat kecil berukuran 0,5 - 1 mm. Penonjolan koloni bakteri bermacam-macam, antara lain: agak cembung, cembung, menyebar, menonjol dengan permukaan yang rata, menonjol di tengah, cembung berbintik bintik.

FOTO Penonjolan koloni

Sifat-sifat bakteri, dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu: (1)faktor genetika yang dipengaruhi oleh sifat  gennya, (2) faktor lingkungan di sekitar tempat hidupnya. sifat  bakteri yang dipicu  oleh sifat  gen yang ada  di dalam kromosom, dinamakan  genotif. sedang  sifat bakteri yang terlihat, yang dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor lingkungan, dinamakan  dengan fenotif. faktor  genetik, ikut mempengaruhi sifat  bakteri, selain faktor lingkungan. Kode-kode genetik dibawa oleh gen. Gen ada  di dalam kromosom semua makhluk hidup, termasuk pada sel bakteri. Kromosom ada  di dalam inti (nukleus) pada setiap sel makhluk hidup, termasuk sel bakteri. Sel bakteri tidak memiliki inti sel yang diskrit (tersendiri), sebab  inti sel bakteri tidak memiliki membran inti. Materi inti belum membentuk inti sel bakteri ,  dinamakan  dengan nukleoid.
Kromosom
 kromosom terbagi atas segmen-segmen. Setiap
segmen menentukan sekuen asam amino, yang lalu  akan membentuk struktur polipeptida. Protein ini yaitu  enzim, unsur selaput sitoplasma; struktur lain, yang mana semuanya ini akan berfungsi sebagai penentu sifat suatu organisme. Suatu segmen Deoxyribonucleic Acid (DNA) kromosom yang menentukan struktur protein tertentu, dinamakan  gen. Gen yang berada di dalam setiap kromosom, bertanggungjawab dalam pewarisan sifat  dari sel induk kepada sel-sel anak, baik pada organisme uniseluler (termasuk bakteri), dan  organisme multiseluler. Gen membawa segmen segmen DNA, yang mana mengandung urutan pasangan basa nitrogen tertentu dan akan menentukan pola sintesis asam-asam amino, yang lalu  membentuk protein di ribosom. Protein protein yang terbentuk, lalu  dipakai  untuk mensintesis enzim tertentu yang mempengaruhi proses metabolisme sel bakteri.
ukuran kromosom bakteri berkisar antara 580 kb untuk Mycoplasma genitalium sampai 9105 kb untuk Bradyrhizobium japonicum. 90% sekuens genom bakteri kurang dari 5,5 Mb. Variasi ukuran genom bakteri diharapkan, sebab sangat banyak keragaman di antara bakteri dalam hal:
morfologi, kemampuan metabolisme,  kemampuan untuk bertahan dan tumbuh dalam inang dan lingkungan yang bervariasi. Unsur genetik di luar kromosom antara lain: plasmid dan episom. Plasmid terdiri dari DNA di dalam sitoplasma (bebas), dan
bereproduksi (bereplikasi tanpa tergantung pada kromosom). Plasmid bukan yaitu  struktur yang harus ada dalam sel, dan kadang  dapat hilang selama pertumbuhan. Plasmid dapat dipindahkan dari satu sel ke sel lain dengan cara konyugasi. Episom
yaitu  unsur genetik yang muncul  dalam keadaan terikat pada kromosom kuman. Plasmid dan episom tidak vital untuk kehidupam dan sifat kuman. Plasmid dapat merubah sifat toksigenitas dan kekebalan kuman terhadap obat. Plasmid dan phaga menyediakan sebuah ukuran ekstra penting
untuk fleksibilitas dari respon organisme untuk perubahan dalam lingkungannya, apakah perubahan  itu yaitu  sifatnya mengancam (contoh  adanya antibiotik) menguntungkan (ketersediaan sebuah substrat baru). beberapa sifat  bakteri
yang ditentukan oleh plasmid yaitu :
- Plasmid dalam tumbuhan yang berasosiasi dengan bakteri Sebuah tipe berbeda dari patogenitas terlihat dengan patogen tumbuhan  Agrobacterium tumefaciens, yang memicu  pertumbuhan mirip tumor dikenal sebagai sebuah crown gall pada bebetapa tumbuhan. Itu hanya strain yang membawa tipe khusus dari plasmid (dikenal sebagai plasmid Ti, untuk Tumour Inducing), yang yaitu  patogenik; dalam kasus ini patogenitas dihubungkan dengan transfer sebuah bagian khusus  dari DNA plasmidnya sendiri ke dalam sel tumbuhan.
-  Aktivitas metabolisme
Plasmid mampu memperluas rentang sel-sel inang dari aktivitas metabolik dalam variasi dari jalur yang lain.  contoh, sebuah plasmid yang membawa gen-gen untuk fermentasi laktosa, jika diperkenalkan ke dalam strain yang tidak memfermentasi laktosa, akan merubah kemampuan untuk memakai  laktosa.
- Kekebalan terhadap antibiotik
 ditentukan oleh plasmid yaitu  bahwa resistensi  obat. Banyak bakteri dapat menjadi tahan  terhadap antibiotik dari sebuah plasmid, walau  tahan  yang ditentukan oleh plasmid terhadap beberapa obat seperti asam nalidixic dan rimfampisin tidak kelihatan terjadi.
- Colisin dan bakteriosin
yaitu  kemampuan untuk menghasilkan sebuah protein yang memiliki aksi antimikroba, biasanya melawan hanya organisme  berkaitan (segolongan ). Satu golongan  protein seperti , dihasilkan oleh strain E. coli, yaitu  mampu membasmi  strain E. coli lain,  dikenal sebagai colisin, dan strain yang menghasilkan nya dikenal sebagai colisinogenik.
-Menentukan virulensi kuman
Pada  beberapa gen untuk racun  spesies bakteri, dibawa dalam plasmid dibandingkan  phaga. Sebagai contoh, beberapa strain E. coli, mampu memicu  penyakit yang mirip kolera. Strain ini menghasilkan sebuah racun  dikenal sebagai LT (labile toxin),
untuk membedakannya dengan heat-stable, racun  yang dikenal sebagai ST. racun  LT yaitu  terkait secara tertutup dengan racun  kolera, namun  mengingat gen dalam V. cholera dibawa oleh propage, gen LT dalam E. coli ditemui  dalam sebuah plasmid.
Struktur Asam Amino
Deoxyribonucleic Acid (DNA) yaitu  pusat atau gudang
semua informasi protein. 

FOTO  menandakan  struktur elemen

dasar DNA dan RNA. Satu unit kode terdiri dari sekuens berisi tiga basa.  bahwa pada bakteri, material genetik yaitu  DNA, walaupun bakteriofage (virus yang menginfeksi sel bakteri),  memiliki untai ganda (double stranded) atau DNA untai tunggal (single stranded), atau Ribonucleic acid (RNA). lalu  dijelaskan bahwa elemen DNA yaitu 
2'deoxyribose (membentuk tulang punggung yang mana dihubungkan oleh phosphat), dan empat basa heterosiklik: dua purin (Adenin dan Guanin), dan dua pirimidin (Timin dan Sitosin). Gula diikat oleh ikatan phophat antara posisi 5' dari satu deoksiribosa
dan posisi 3' dari gula berikutnya, sambil satu dari 4 basa diikatkan ke posisi 1' dari setiap deoksiribosa. Keadaan itu yaitu  sekuens dari 4 basa ini yang membawa informasi genetik.

FOTO  Struktur dari elemen dasar DNA dan RNA
Struktur Ribonucleic Acid (RNA) berbeda dengan DNA, bahwa RNA mengandung gula ribose, bukan deoksiribose, dan Urasil menggantikan Timin. RNA dijelaskan  sebagai utas tunggal. Sebuah utas RNA berpasangan dengan sebuah utas komplementer DNA. Setiap kodon khas untuk satu jenis asam amino. Satu asam amino yang sama, dapat dikode oleh lebih dari satu kodon. 3 kodon (UAA, UAG, UGA), dinamakan  kodon kosong, yaitu kodon yang tidak mengkode asam amino apapun. Munculnya kodon ini menandakan  bahwa akhir sintesis suatu polipeptida. Pemindahan informasi genetik dari DNA ke RNA, dinamakan  transkripsi. sedang  proses penterjemahan kodon dari DNA yang dibawa oleh RNA dinamakan  translasi. Gen-gen terdiri dari segmen-segmen DNA. Molekul DNA yaitu  rantai nukleotida. Empat basa nitrogen yang ada 
dalam struktur DNA yaitu purin (Adenine dan Guanine), dan pirimidin (Sitosin dan timin). Tulang pungungnya yaitu  deoksi ribose dan fosfat. Purin dan pirimidin terikat pada gugus gula itu . 2 serat DNA bergabung membentuk helix ganda. Dalam struktur DNA, Adenin (A) berpasangan dengan Timin (T), Guanin (G) berpasangan dengan Sitosin (C). Rasio pasangan A+T atau  G+C sangat bervariasi pada setiap kuman. Rasio ini tetap pada suatu spesies tertentu. Pada tahap replikasi DNA, terjadi penggandaan DNA. Struktur RNA mirip dengan DNA, kecuali ada 2 perbedaan, yaitu:
1. RNA mengandung gula ribose (gula deoaksi ribose ada  pada DNA)
2. RNA mengandung basa pirimidin berupa Adenin dan Urasil (pirimidin pada DNA terdiri dari Adenin dan Timin). Ada 3 jenis RNA berbeda, berdasar  struktur dan fungsinya, yaitu:
- RNA ribosom (rRNA); yaitu  komponen unit ribosom.
-RNA pengangkut atau transfer RNA (tRNA); berfungsi mengidentifikasi asam amino sesuai dengan informasi genetik yang dibawa oleh mRNA, dan lalu  mengankut ke ribosom. DNA berperan sebagai cetakan (template), dalam mensintesis mRNA. Adenin, Guanine, Sitosin, Urasil, pada RNA, berpasangan dengan Timin, Sitosin, Guanine, dan Adenine pada DNA.
-RNA pesuruh atau messenger RNA (mRNA); membawa informasi genetik ke ribosom dalam bentuk kodon untuk memerinci asam amino dalam rantai polipeptida (protein) yang akan dibentuk.
C. Variasi Genotif dan Fenotif
Fenotif, cara suatu organisme menandakan  sifat 
keturunannya di dalam kondisi lingkungannya. Perubahan fenotif bersifat antaralain : 
1. Perubahan yang terjadi bersifat sementara akibat kondisi lingkungannya.
2. Perubahan yang terjadi itu , dapat kembali ke asalnya jika kondisi  lingkungannya kembali seperti semula. Bakteri membawa banyak informasi genetik. Pengekspresian informasi genetik ini dipengaruhi oleh lingkungannya. ini dapat terjadi contoh  pada proses metabolisme bakteri anaerob selalu dipengaruhi adanya keberadaan oksigen (keberadaan oksigen akan menentukan tipe-tipe enzim mana yang berperan dalam metabolisme). Perubahan fenotif dapat dilihat pada berbagai perubahan morfologi sel bakteri pada berbagai kondisi lingkungan yang
berbeda. Genotif, jumlah keseluruhan determinan yang dipindahkan dari suatu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan genotif (variasi genotif) terjadi sebab  mutasi dan pemindahan materi genetik dari satu kuman ke kuman lain. Sifat genotif ditentukan oleh informasi genetik yang ada  di dalam kromosom. Kromosom mengandung gen-gen suatu bakteri.
Gen yaitu  suatu satuan fungsional yang menurun, menentukan pembentukan suatu polipeptida tertentu dan berbagai tipe RNA.
D. Mutasi
Mutasi yaitu  suatu perubahan sekuens nukleotida dari gen sehingga dapat memicu  perubahan morfologi dan biokimiawiBdi dalam sel. Sel yang bermutasi dinamakan  sel mutan. Perubahan sekuens nukleotida pada DNA, dapat terjadi melalui
dua cara atau tipe, yaitu.
1. Mutasi titik (point mutatin)
Tersubtitusi suatu nukleotida oleh yang lain. Tersubtitusi satu purin dengan purin lain, satu pirimidin dengan pirimidin lain.  ini dipicu  oleh kesalahan replikasi DNA. Jadi, contoh  A-T
diganti oleh G-C, atau T-A diganti oleh C-G. Tipe mutasi seperti ini dinamakan  transisi. sedang  pergantian satu purin oleh pirimidin, dinamakan  transversi. Mutasi tipe transversi jarang
terjadi. Mutasi tipe substitusi ini dapat kembali ke sifat semula (reversion mutation).
2. Mutasi pergeseran kerangka (breakage)
Pada tipe mutasi ini, terjadi kerusakan kerangka dasar DNA. Di sini terjadi pemecahan rangka gula-fosfat dengan pemotongan atau penyisipan suatu segmen DNA. Dalam tipe mutasi ini dapat terjadi: delesi yaitu hilangnya pasangan basa pada suatu kerangka
DNA; inversion, yaitu tertukarnya pasangan basa dengan pasangan basa yang lain; insertion, yaitu terjadi pengisian atau penambahan pasangan basa yang baru pada suatu segmen DNA.

 FOTO  menandakan  tipe mutasi breakage.

Bakteri yang mengalami mutasi tipe breakage ini, tidak dapat kembali ke sifat asal (irreversible mutation).
FOTO Tipe mutasi pergeseran kerangka (Breakage)
Proses mutasi (baik secara substitusi dan  secara breakage), memicu  terjadi perubahan pembentukan pasangan yang komplementer dengan mRNA pada saat terjadi transkripsi. macam atau jenis asam amino yang terbentuk pada saat translasi, akan mengalami perubahan. Mutasi dapat memicu  berbagai perubahan sifat  pada bakteri. perubahan sifat  bakteri yang sering
terjadi akibat mutasi, yaitu :
Perubahan kepekaan kuman terhadap obat-obatan. Kehilangan kemampuan memicu  simpai, sehingga sifat virulensinya berubah.Perubahan kemampuan sel memicu  flagel.,Hilangnya kepekaan kuman terhadap kolisin dan fage. Mutasi paling umum terjadi selama proses replikasi DNA. Mutasi dapat dipicu  oleh.
-Mutasi spontan (spontaneous mutation)
Mutasi ini terjadi secara spontan. ini terjadi sebagai akibat kesalahan replikasi kuman. Mekanisme cetakan pada replikasi mungkin tidak bekerja dengan sempurna. Mutasi spontan terjadi rate yang kira-kira konstan, biasanya terjadi dalam rentang 1 setiap
104 - 1010 kali pembelahan sel.
- Mutasi terinduksi (induced mutation)
Mutasi ini terjadi sebab  adanya induksi oleh suatu bahan mutagenik. Contoh bahan mutagenik yaitu : bahan kimia (proflavin, ethyl methane sulfonate), radiasi (sinar X, sinar UV).
 Pemindahan Materi Genetik
Akibat pemindahan materi genetik yaitu  terjadinya rekombinasi genetis pada bakteri. Rekombinasi genetis yaitu  suatu tipe genotipe baru melalui pemilikan kembali gen-gen sesudah  terjadinya pertukaran bahan genetis antara dua kromosom yang berbeda, yang memiliki  gen-gen seperti  pada sistem-sistem itu . Bakteri mampu  untuk memberi DNA
(sebagai donor DNA), dan sebagai penerima DNA (resipien DNA). Proses pemindahan materi genetik (pemindahan DNA) pada sel bakteri dapat dilakukan dengan cara:
-- Transformasi
Pemindahan informasi genetik melalui pemindahan DNA bebas dari satu sel (donor) ke sel bakteri lain (resipien). Proses ini mula mula ada  pada Pneumokokus. Pneumukokus yaitu  kuman
bersimpai dan terbagi dalam banyak  tipe-tipe menurut
susunan simpainya. Pneumokokus tipe 1 selalu memiliki  simpai tipe 1 kecuali jika kehilangan kemampuan untuk memicu  kapsul. Kemungkinan perubahan tipe, berada  oleh Griffith, dan
mekanismenya diterangkan oleh Avery, McLeod dan McCarty, bahwa dasar perubahan ini terletak pada DNA. Griffith sudah  menyuntikan kuman tipe II (R) bercampur dengan banyak  tipe III (S) mati ke dalam mencit. Banyak tikus yang mati dan dari darah yang diambil, ia menemukan kuman hidup tipe II secara murni. sudah  terjadi pemindahan materi genetik dari
kuman mati tipe III dan mengubah tipe II menjadi tipe III (S) yang virulen yang sudah  membasmi  tikus itu .
Proses transformasi ini biasanya terjadi pada kuman yang berkemampuan menangkap DNA dari sel donor yang ada dalam medium. Proses ini tidak perlu adanya penempelan (matting) sel kuman yang berperan sebagai donor dan  sebagai penerima
bahan genetik (DNA).
--Transduksi
Sebagian kromosom dari sel donor dibawa oleh bakteriophage (virus penginfeksi bakteri), dan masuk ke dalam sel bakteri. Episom dan plasmid (menentukan resistensi  terhadap obat) dapat
dipindahkan.  sifat yang dapat ditransduksikan yaitu :
antigenik, kebutuhan zat gizi, kekebalan terhadap obat
(Salmonella, Shigella, Escherichia coli, Staphylococcus aureus). Bakteriophage dapat mengadakan penyatuan  DNA virus dengan
DNA bakteri, dinamakan  profas. Bakteri lisogenik, bakteri yang membawa DNA profas. Bila bakteri inangnya lalu  bersifat baru, akibat penyatuan  profas pada DNA kromosomnya, dinamakan  konversi
lisogenik. Faga ini memberi sifat baru kepada kuman pejamu. Sifat ini akan bertahan lama selama kuman itu  masih terinfeksi oleh faga itu . contoh  Corynebacterium diptheriae avirulen dapat
memperoleh toksigenitasnya oleh infeksi dan lisogenisasi oleh faga yang berasal dari jenis yang virulen. Proses DNA profaga (DNA virus yang berpadu dengan kromosom bakteri) mengubah informasi
genetik pada kuman; keadaan ini seperti yang dinamakan di atas, dikenal sebagai konversi lisogenik. Proses transduksi tidak perlu matting antara kuman donor dan kuman resipien DNA. Sifat resistensi 
terhadap obat dapat dipindahkan melalui cara transduksi.
-- Konyugasi
Proses di mana kuman jantan (kuman donor) mengadakan kontak (matting) dengan kuman betina (kuman resipien) dan memindahkan materi genetik kepadanya. Kemampuan suatu jenis kuman bekerja sebagai donor ditentukan oleh faktor seks atau
fertilitas pada sitoplasma. Sel ini dinamakan  (F+) atau kuman jantan. Jenis sel bakteri yang tidak memiliki  faktor ini bertindak sebagai penerima, dan dinamakan  kuman berina (F-).Sebelum terjadi konyugasi, faktor F, berupa plasmid, berpindah
dari sitoplasma ke kromosom dan menyatu dengannya.  ini memicu  sel bakteri itu  menjadi High frequency of recombination (Hfr). Plasmid yang bergabung itu  dapat melepaskan diri dari kromosom dengan membawa sebagian kromosom yang terdekat letaknya dengan plasmid itu . Komponen ekstrakromosom yang membawa potongan gen
kromosom ini dinamakan  plasmid F'. Bila plasmid F' mengadakan kontak dengan sel F-
, maka materi genetik berpindah kepada sel F melalui tabung konyugasi dan sel F-  berubah menjadi sel F+ akibat terjadinya pemindahan faktor F+.
Banyak E. coli menghasilkan  komponen antibakteri yang dinamakan  kolisin. Kemampuan bakteri menghasilkan  kolisin dapat dipindahkan
melalui plasmid selama konyugasi. Plasmid yang mampu memindahkan kemampuan menghasilkan  kolisin itu  dinamakan  plasmid kolisinogenik.
Plasmid bakteri juga membawa gen yang memicu  sel
bakteri tahan  terhadap antibakteri. Plasmid ini dinamakan  plasmid R
(R = resistensi ). Plasmid R dapat dipindahkan dengan cara konyugasi
dan transduksi. Plasmid R terdiri dari dua bagian, yaitu RTF (resisten  Transfer Factor), yang mengatur replikasi dan pemindahan plasmid;
dan determinan r, yang membawa sifat ketahanan terhadap
antibiotik. Galur yang peka  terhadap antibiotik, memiliki RTFnamun  tidak memiliki determinan r. sedang  galur lainnya mungkin memiliki  determinan r tanpa RTF, sehingga sifat resistensi  itu  tidak dapat dipindahkan ke yang lainnya.
Dalam bidang bakteriologi, penggolongan  banyak macam bakteri ke dalam suatu pola, atau suatu sistem teratur, didasarkan dengan mengenali persamaan  di dalam suatu golongan  dan perbedaan di antara golongan   bakteri itu . Penelaan mengenai organisme untuk memantapkan suatu sistem penggolongan  yang mencerminkan sebaik-baiknya semua kesamaan dan kelainannya, dinamakan taksonomi. Dalam penggolongan  bakteri, bakteri yang memiliki ciri-ciri yang sama digolongkan  dalam golongan  tertentu. sedang  bakteri yang memiliki ciri-ciri lain,
digolongkan  dalam golongan  bakteri lain.
penggolongan  bakteri yang sudah dilakukan, menjadi pegangan dalam proses identifikasi (penamaan bakteri). Proses identifikasi yaitu  proses mencari informasi dalam rangka pemberian nama terhadap suatu bakteri. Proses ini, dilakukan terhadap suatu biakan murni yang diasingkan dari biakan campuran yang diperoleh dalam penanaman bakteri di laboratorium. Pemahaman yang benar tentang ciri-ciri bakteri tertentu, yaitu  syarat yang harus dikuasai oleh seseorang yang melakukan identifikasi bakteri. Ciri-ciri bakteri itu  menyangkut morfologi sel bakteri, dan  hasil yang diperoleh dari suatu uji kimiawi. Ciri-ciri bakteri, menjadi penuntun dalam setiap langkah pengidentifikasian bakteri, sehingga memungkinkan penemuan atau pemberian nama yang benar terhadap suatu spesies bakteri.
penggolongan  Bakteri
penggolongan  yaitu  suatu  yang  dapat dipertukarkan dengan taksonomi. Taksonomi yaitu  ilmu mengenai penggolongan  atau penataan sistematik organisme ke dalam golongan  atau kategori yang dinamakan  taksa
(tunggal: takson). Sistem penggolongan  biologis didasarkan pada hierarki taksonomi atau penataan golongan  atau kategori yang menempatkan spesies
pada satu ujung dan dunia di ujung lainnya dalam urutan tertentu.Urutan nya  yaitu :
Spesies : segolongan  organisme berkerabat dekat
(untuk tujuan spesies bakteri) yang personal  personal nya di dalam golongan  itu seperti  dalam
sebagian besar ciri-cirinya.
Genus : segolongan  spesies yang seperti 
Famili : segolongan  genus yang seperti 
Ordo : segolongan  famili yang sejenis
Kelas : segolongan  ordo yang seperti 
Filum atau divisi : segolongan  kelas yang berkerabat
Dunia : seluruh organisme di dalam hierarki ini.
Nama bakteri terdiri dari nama jenis (genus), spesies dan galur (strain). Nama genus selalu ditulis dengan huruf besar untuk huruf pertamanya; nama epitet spesies selalu ditulis dengan huruf kecil.
Kedua komponen itu  (genus dan epitet spesies) selalu dicetak miring. Nama spesies kadang  menandakan  sifat, warna, atau penemunya. Sebagai contoh, Mycobacterium tuberculosis (pemicu  tuberculosis), Streptococcus albus (berwarna putih).
penggolongan  bakteri, mengikuti beberapa kriteria sebagai berikut:
-Suhu pertumbuhan: psikrofilik, mesofilik, dan termofilik.
-Kebutuhan oksigen: aerob atau anaerob.
-Sumber energi: fototropik, kemotropik, autotropik, dan
heterotrofrik.
- Kebutuhan gizi: sederhana, atau rumit.
- Kemampuan untuk tumbuh dalam jaringan hidup: saprofit atau parasit.
ada beberapa cara penggolongan  bakteri, yaitu:
1. penggolongan  biologis penggolongan  ini, didasarkan pada sifat  yang dilihat , contoh 
sifat  fisiologis, imunologis, dan ekologis.
2. penggolongan  morfologis Dalam penggolongan  ini, bakteri dapat dibagi dalam dua golongan .
a. Kuman golongan tinggi, berupa filamen dan tumbuh
dengan memicu  cabang membentuk miselium; contoh 
Actinomyeces. Organisme berbentuk miselium sejati di
antara Actinomycetales, dibagi dalam dua golongan , yaitu.:
-Miselium vegetatif tidak terpotong-potong menjadi
bentuk basil atau kokus.
-Miselium vegetatif terpotong-potong menjadi
fragmen-fragmen berbentuk basil atau kokus yang
bersifat Gram negatif.
b. Bakteri lebih rendah atau bakteri sejati, terdiri dari satu sel dan tidak pernah memicu  miselium. golongan  ini dibagi bagi lagi berdasar  bentuknya.
-Spirilum = berbentuk ulir tidak dapat membengkok
-Siproketa = berbentuk ulir langsing dapat membengkok,-Kokus = berbentuk bulat
- Basil = berbentuk batang,-Vibrio = berbentuk koma
Kokus dapat terlihat susunannya sebagai berikut:
Diplokokus : bidang pembelahannya hanya satu,
contoh  Pneumokokus.,Streptokokus : kokus yang tersusun dalam bentuk rantai, contohnya Streptococcus
hemolyticus, S. viridians. Staphylokokus : kokus tersusun bergerombol, contohnya   Staphylococcus aureus, S. albus. Tetrakokus : kokus tersusun empat-empat, contohnya  Micrococcus tetragena.
Kokus-kokus lalu  dibagi lagi menjadi kokus Gram
positif atau Gram negatif. Kokus Gram positif dibagi-bagi lagi berdasar  susunan sel-selnya.
 bakteri digolongkan  berdasar  grup menurut bentuk, sifat pewarnaan Gram, dan kebutuhan akan oksigen.  
bahwa minimal ada  19 grup bakteri. 
-- Bakteri Anaerobik yang Tidak Membentuk Spora
golongan  bakteri anaerobik yang tidak membentuk spora, terdiri atas 4 golongan , yaitu:
1. golongan  basil Gram negatif; salah satu contohnya yaitu  jenis Bacteroides, bahwa genus Bacteroides yaitu  Gram negatif, tidak membentuk spora, tidak bergerak (nonmotil), dan bersifat anaerobik. Bacteroides
fragilis, dibagi menjadi 4 subspesies, yaitu: fragilis,
thetaiotamicron, distasonis, vulgates dan ovatus. Bacteriodes fragilis, berbentuk basil yang pleomorfik. Koloninya berbentuk conveks, berwarna putih sampai abu-abu. Bakteri ini tumbuh cepat jika dibandingkan dengan bakteri anaerobik yang tidak membentuk spota lainnya, bersifat aerotoleran, dan dapat tumbuh
pada pO2  kurang dari 3%, namun  lebih tahan hidup lebih lama pada pemaparan O2
 jika ditanam pada media yang mengandung
darah. Bakteri ini menghasilkan  superoxide dismutase dan katalase. Bacteriodes yang dapat membentuk pigmen yaitu :
Bacteriodes melaninogenicus, B. denticola, B. loesheli, B. endodontalis, B. gingivalis; mampu membentuk pigmen coklat sampai hitam pada Agar darah. Bakteri B. fragilis, menandakan  faktor virulensi dari pemurnian lipopolisakarida dari abses pada hewan ujicoba .
2. golongan  basil Gram positif; bakteri yang termasuk dalam golongan  ini tidak membentuk spora, berupa basil Gram positif. Contohnya yaitu : Eubacterium, Propionibacterium, Lactobacillus, Actinomyces, Arachnia, Mobiluncus, dan Bifidobacterium. Spesies spesies ini biasanya  diisolasi dari infeksi paru-paru, kepala dan leher.
3. golongan  kokus Gram positif; bakteri yang termasuk dalam golongan  ini berupa bakteri yang menandakan  Gram negatif, berbentuk kokus. Contoh bakteri dari golongan  ini yaitu  Peptostreptococcus dan Streptococcus, yang yaitu  bakteri obligat anaerobik. Beberapa spesies bakteri yang termasuk dalam
golongan  ini yaitu : Peptostreptococcus yaitu : P. anaerobius, P. tetradius, P. magnum, P. asacharolyticus, dan P. prevotii. sedang  beberapa spesies bakteri dari jenis Streptococcus yaitu : S. intermedius, S. constellatus.
4. golongan  kokus Gram negatif; bakteri yang termasuk dalam golongan  ini menandakan  Gram negatif, betbentuk kokus. Contoh jenis bakteri dari golongan  ini yaitu  Veillonella. V. parvula, dapat diisolasi dari spesimen klinik, namun  sedikit diketahui perannya sebagai pemicu  infeksi. Veillonella yaitu  kokus kecil, berpasangan, membentuk rantai pendek, dan yaitu  flora normal di mulut, saluran gastrointestinal,
dan genital.
C. Bakteri Pembentuk Spora
Bakteri pembentuk spora tergolong dalam famili Bacillaceae,  yang sering berada  pada makanan   terdiri dari tiga jenis, yaitu: Bacillus, Clostridium, Desulfatomaculum.
1. Bacillus
Bakteri ini bersifat aerobik sampai anaerobik fakultatif, katalase positif, dan kebanyakan bersifat Gram positif. Bentuk spora yang diproduksi oleh Bacillus bermacam-macam. B. subtilis dan B. cereus menghasilkan  spora berbentuk silinder yang tidak membengkak; B.
polymyxa dan B. sphaericus menghasilkan  spora yang membengkak. B. subtilis membentuk spora yang langsing, diameter sporanya tidak melebihi 0,9 µm. Beberapa spesies Bacillus bersifat mesofilik, contoh  B. subtilis. Spesies lainnya bersifat termofilik fakultatif contoh  B. coagulans dan B. steathermophilus.
Spesies Bacillus ada yang bersifat proteolitik kuat,
sedang, atau tidak bersifat proteoitik. Salah satu bakteri yang golongan  Bacillus yang bersifat proteolitik yaitu B. cereus, menghasilkan  enzim proteolitik yang sifatnya mirip  rennin sehingga dapat menggumpalkan susu. Beberapa spesies Bacillus juga bersifat lipolitik (memecah lipid), sedang  yang lainnya tidak bersifat lipolitik.
2. Clostridium
Bakteri jenis Clostridium bersifat anaerobik sampai mikroaerofilik, dan kalatase positif. Beberapa spesises membentuk spora dengan sporangium yang membengkak pada bagian tengah atau ujung sel.
Beberapa spesies Clostridium bersifat patogen dan dapat memicu  keracunan makanan. C. perfringens menghasilkan  enteroracun  yang dapat menyerang saluran pencernaan dan memicu  gejala gastrointestinal. C. botulinum menghasilkan 
neurotoksin   yang menyerang saraf dan memicu  kelumpuhan. Botulisme yaitu  penyakit yang dipicu  oleh peracunan makanan atau mabuk makanan oleh C. botulinum. C. tetani yaitu  agen pemicu  penyakit tetanus. Penyakit tetanus neonates (pada bayi) sering terjadi jika dalam proses kelahiran (persalinan) mengabaikan pemeliharaan tali pusat atau umbilicus (alat pemotong yang dipakai  untuk memotong umbilicus tidak steril). Pada orang dewasa, penyakit tetanus ini mengikuti luka dalam dengan lubang yang kecil (luka tusuk) dan ditandai oleh kejang kejang otot yang parah, kejang pada rahang. C. tetani bersifat
anaerobik, dan mampu menghasilkan  toxin tetanus.
3. Desulfotomaculum
Bakteri ini bersifat anaerobik dan membentuk spora. Bakteri ini juga mampu mereduksi sulfat menjadi H2
S. Jenis bakteri ini  
ada  di dalam air buangan yang mengandung sulfat.
D. Bakteri Basil dan Koki Gram Negatif
Jenis bakteri yang termasuk dalam golongan  ini yaitu : famili Pseudomonadaceae (Pseudomonas, Xanthomonas, Gluconobacter), famili Halobacteriaceae (Halobacterium, Halococcus), famili tidak
menentu (Alcaligenes, Acetobacter, Brucella). Semua bakteri yang termasuk dalam golongan  ini bersifat aerobik, dan sering berada  pada makanan. Brucella, yaitu  patogen pada hewan. Bakteri dalam golongan  ini dapat mengoksidasi asam amino secara lengkap menjadi CO2, dan H2O, dengan membebaskan
ammonia, atau kadang  melepaskan H2
S jika asam aminonya mengandung grup sulfhidril. Suhu ideal , kecuali bakteri yang bersifat patogen, yaitu  20 - 30oC.
1. Pseudomonas
Bakteri ini bersifat motil (bergerak), dengan flagella polar, dan sering berada  pada makanan. sifat  bakteri ini yaitu : memperoleh  sumber karbon dari senyawa yang bukan karbohidrat; memakai  senyawa  sumber nitrogen sederhana; kebanyakan spesies tumbuh baik pada suhu rendah, menghasilkan  senyawa  yang memicu  bau busuk; mensintesis faktor faktor pertumbuhan dan vitamin, beberapa spesies bersifat proteolitik (pemecah protein), dan lipolitik (pemecah lemak), atau pektinolitik (pemecah pektin); pertumbuhan pada kondisi aerobik berjalan cepat
dan membentuk lendir, beberapa spesies membentuk pigmen (contoh  P. fluorescens); kebanyakan Pseudomonas, kecuali P. syringe, bersifat oksidase positif; tidak tahan terhadap panas dan keadaan kering.
2. Glokonobacter dan Acetobacter
Jenis Gluconobacter (dulu dinamakan  Acetomonas), dan Acetobacter,bersifat motil (polar) atau nonmotil, dan menghasilkan  asam asetat dan etanol. Spesies yang sering dipakai  dalam industri asam
asetat (cuka) yaitu  G. suboxydans dan A. aceti.
3. Halobacterium dan Halococcus
Halobacterium dan Halococcus termasuk dalam golongan  bakteri yang bersifat halofilik, yaitu bakteri yang dapat tumbuh pada konsentrasi NaCl dengan kisaran 3,5% sampai jenuh. Bakteri ini berada  dalam air laut dan garam.
4. Alcaligenes
Alcaligenes yaitu  bakteri yang sering memicu 
masalah dalam pendinginan makanan, sebab  bakteri ini bersifatpsikrotropik. Kebanyakan spesies bakteri ini bersifat proteolitik,yaitu memecah protein menjadi asam amino, pepton, lalu  amonia; sehingga menghasilkan alkali.
E. Bakteri Basil Gram Negatif, Anaerobik Fakultatif
Jenis bakteri yang termasuk dalam golongan  ini yaitu  famili: Enterobacteriaceae, Vibrionaceae. Masing-masing bakteri dari famili ini memiliki beberapa genus.
1. Enterobacteriaceae
Kebanyakan anggota dari famili Enterobacteriaceae memiliki flagella monotrik, kecuali Shigella yang tidak memiliki flagella. Jenis Escherichia, Enterbacter (dahulu dinamakan  Aerobacter) dan Klebsiella, dinamakan  golongan  bakteri koli (koliform). Jenis
Escherichia, hanya memiliki satu spesies yaitu E. coli, dan dinamakan  koliform fekal, sebab  berada  di dalam saluran usus hewan dan kita , sehingga sering berada  dalam feces. Bakteri E. coli, sering dipakai  sebagai indikator kontaminasi kotoran. Spesies Enterobacter, contoh  E. aerogenes, dinamakan  koliform nonfekal, sebab  bukan yaitu  flora normal di dalam saluran pencernaan, melainkan berada  pada tumbuhan  atau hewan yang sudah  mati. Jenis Klebsiella, memiliki kapsul dan sering berada  dalam saluran pernafasan dan usus. Salmonella, Shigella, dan Yersinia, yaitu  bakteri patogen. Salmonella selain dapat memicu  gejala gastrointestinal, juga memicu  demam tifus (S. typhi), dan paratifus (S. paratyphi). Shigella dysentriae dapat memicu  disentri basiler. Yersinia
(dahulu Pasteurella), contoh  Y. enterocolitica, dapat memicu  gejala gastrointestinal. Shigella tidak memiliki flagella, sedang  Salmonella dan Yersinia memiliki flagella peritrikat. Proteus yaitu  bakteri proteolitik yang sering memicu  kebusukan pada daging, telur, dan makanan laut.  contoh spesies dari bakteri jenis ini yaitu  P. vulgaris, P. mirabilis. Seratia, jika tumbuh dalam makanan, memicu  munculnya  warna merah. Beberapa galur, koloninya berwarna putih. Bakteri ini
bersifat proteolitik, membentuk kapsul. Salah satu spesies yang sering berada  pada makanan yaitu  S. marcescens.
2. Vibrionaceae
Bakteri yang masuk dalam Vibrionaceae ini biasanya  memiliki flagella polar, bersifat oksidase positif dan fermentatif. Dua spesies dari famili ini, yaitu V. cholerae dan V. parahamolyticus, yaitu  bakteri patogen pada kita . V. cholerae dapat memicu  penyakit kolera dan kolera eltor (penyakit kolera eltor dipicu  oleh V. cholerae El Tor). V. parahamolyticus sering berada  pada
makanan-makanan laut, dan pertumbuhan   dirangsang dengan adanya garam.

F. Bakteri Basil Gram Negatif, Anaerobik
Jenis bakteri yang termasuk dalam golongan  ini contoh : Bacteroides, Fusobacterium, Desulfovibrio. Bacteroides banyak ada  pada saluran usus kita , dan sudah  berada  pada daging, susu,  Fusobacterium memicu  infeksi mulut, dan dapat ditularkan melalui alat-alat makan dan ciuman. Desulfovibrio mereduksi sulfat menjadi sulfide.
G. Bakteri Basil dan Kokobasil, Gram Negatif
Bakteri dalam golongan  ini berbentuk batang, namun  beberapa bentuknya sangat pendek sehingga hampir berbentuk bola (kokobasil). Dua dari empat jenis yang termasuk dalam grup ini berada  pada makanan, namun  tidak memicu  perubahan cita-rasa, tekstur atau basa, contoh  Moraxella dan Acinebacter.
H. Bakteri Koki Gram Positif
Jenis bakteri yang termasuk dalam golongan  ini yaitu  famili: Micrococaceae, Streptococaceae. Famili Micrococaceae bersifat aerobik dan katalase positif, sedang  famili Streptocaccaceae bersifat fermentatif dan tidak perlu   oksigen, walau  tidak akan mati dengan adanya oksigen. Anggota dari famili Streptocaccaceae bersifat katalase negatif,
berbentuk kokus dalam rangkaian membentuk rantai atau tetrad.
1. Micrococcus
Micrococcus yaitu  bakteri berbentuk bulat yang hidup
secara bergerombol tidak teratur, atau membentuk paket atau tetrad. Bakteri ini bersifat Gram positif, aerobik, dan katalase positif. Kebanyakan spesies Micrococcus membentuk pigmen berwarna kuning (contohnya M. flavus), orange, merah, atau merah
muda (contonya M. roseus). Bakteri ini memiliki  suhu ideal  pertumbuhan 25 - 30oC, masih dapat tumbuh pada suhu 10oC, namun  tidak dapat tumbuh pada suhu 46oC.

2. Staphylococcus
Staphylococcus yaitu  bakteri berbentuk bola, yang ada 
dalam bentuk tunggal, berpasangan, tetrad, atau bergolongan  seperti buah anggur. Nama bakteri ini berasal dari bahasa Latin staphele yang berarti anggur. Beberapa spesies menghasilkan  pigmen berwarna kuning sampai orange, contoh  S. aureus. Bakteri ini
perlu   nitrogen organik (asam amino) untuk pertumbuhan  , dan bersifat anaerobik fakultatif.
Kebanyakan galur S. aureus bersifat patogen dan menghasilkan  enteroracun  yang tahan panas. Beberapa galur,   yang bersifat patogenik, menghasilkan  koagulase (menggumpalkan plasma), bersifat proteolitik, lipolitik, dan betahemolitik. Spesies
lainnya yaitu S. epidermidis, biasanya tidak bersifat patogen dan yaitu  flora normal yang ada  pada kulit tangan dan hidung.
3. Streptococcus
Streptococcus yaitu  bakteri berbentuk bola yang hidup
secara berpasanngan, atau membentuk rantai pendek dan panjang, yang tergantung dari spesies dan kondisi pertumbuhan  . Bakteri ini bersifat homofermentatif, dan beberapa spesies menghasilkan  asam laktat secara cepat pada kondisi anaerobik. Streptococcus dapat dibedakan dikaitkan dengan bidang makanan, dan berdasar  reaksi serologi menjadi empat grup
berdasar  sifat fisiologi dan hemolitikmya, yaitu: grup piogenik, grup viridan, grup laktat, dan grup enterokukus.  , kalfisifikasi Streptococcus yang dikaitkan dengan bidang kedokteran, maka dibedakan menjadi: golongan A = Streptococcus pyogenes (golongan  besar patogen pada kita  yang berkaitan  dengan invasi lokal atau sistemik dan kelainan pascastreptokok dipicu  reaksi imunologi), golongan B = Streptococcus algalctie (anggota flora normal dari saluran kelamin wanita dan yaitu  pemicu  penting pada sepsis dan meningitis neonatal), golongan C dan G = kadang  ada  pada farings (dapat memicu 
sinusitis, bakteremia, dan endokarditis), Golongan D = termasuk enterokokus, contoh  Streptococcus faecalis, Streptococcus faecium; dan non-enterokokus, contoh  Streptococcus bovis, Streptococcus equines (yaitu  flora normal usus dan berada  pada saluran air kemih atau infeksi kardiovaskuler atau pada meningitis), golongan E,F,H, dan K-U (jarang memicu  penyakit pada kita ).
4. Leuconostoc
Leuconostoc yaitu  Jenis bakteri yang bersifat
heterofermentatif, yaitu memfermentasi gula menjadi asam laktat dan CO2, dan etanol atau asam asetat.
I. Identifikasi Bakteri
 Pencirian bakteri yang diisolasi dari pasien, makanan
dan minuman, harus dilaksanakan dengan cepat dan tepat sehingga dapat diketahui nama bakteri, dan menentukan pilihan pengobatan dengan tepat.
Bakteri yang akan diisolasi, dapat berupa biakan murni atau populasi campuran. Bila biakan bakteri yang akan diidentifikasi ini tercemar, maka perlu dilakukan pemurnian terlebih dahulu. Lazimnya, pemurnian dilakukan dengan cara menggores suspensi
bakteri yang akan diisolasi pada Agar lempengan. Sesudah  diperoleh koloni terpisah, memudian dibuat pewarnaan Gram dari beberapa koloni untuk melihat kemurnian biakan. Sesudah  diperoleh biakan murni dapat dilakukan prosedur  pemeriksaan dan uji untuk memperoleh ciri morfologi dan biokimia
dari isolat. Pemeriksaan yang dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data tentang morfologi bakteri. Setiap uji yang dilakukan pada sel atau produksi sel bakteri, harus memakai  pengendali  untuk mengetahui apakah media dan  reagens yang dipakai  memenuhi persyaratan. Selain itu, pengendali  dipakai  untuk melihat bahwa metode  yang dipakai  benar dan tepat.Uji yang dipakai  dalam identifikasi bakteri, tidaklah sama untuk semua golongan . contoh untuk proses identifikasi  bakteri golongan  Enterbacteriaceae, salah satu langkah pengujiannya yaitu  dipakai  kemampuan bakteri itu  memfermentasi laktosa.  , tahap mengujian sifat fermentasi laktosa ini tidak dapat dipakai untuk proses identifikasi bakteri golongan  Staphylococcus dan Streptococcus. Untuk kedua golongan  bakteri kokus itu , dipakai  uji katalase.
Rujukan yang dipakai dalam identifikasi bakteri, yaitu  Bergey's Manual of Systematic Bacteriology. Bergey's manual berdasar  pada morfologi, sifat faali, dan sifat biokimiawi bakteri. Tahap awal dalam identifikasi bakteri yaitu  dilakukan pewarnaan Gram. Hasil yang diperoleh dalam pewarnaan Gram yaitu : bakteri Gram positif, dan bakteri Gram negatif. Selain informasi tentang bakteri Gram positif atau bakteri Gram negatif, bentuk sel bakteri juga dapat diketahui dari hasil pewarnaan Gram. Skema kerja dalam proses identifikasi bakteri, 

MIKROORGANISME


Mikrobiologi yaitu  ilmu tentang mikroba, jasad renik.  Mikrobiologi salah satu cabang ilmu dari biologi,  perlu  ilmu  pendukung kimia, fisika dan biokimia.  Awal perkembangan ilmu mikrobiologi dimulai sejak   mikroskop.  Dunia jasad renik baru berada  300 tahun yang lalu. Penemu mikroskop pertama  yaitu  Antony Van Leeuwenhoek (1632-1732), dia   seorang mahasiswa  ilmu pengetahuan alam  Belanda yang memiliki hobi mengasah  lensa. Mikroskop Leewenhoek memiliki  pembesaran hingga 300 kali. Dia  menyebutkan adanya  animalculus  sebuah makhluk asing dari air yang dilihat  dengan mikroskop buatannya. lalu  penemuan Leeuwenhoek disampaikan  kepada   royal society  di Inggris antara tahun (1674-1683)  Robert Hooke (1635-1703)  salah 
seorang anggota   Royal Society , mengatakan  bahwa penemuan Leeuwehoek  dalam mikroskop buatannya yaitu  protozoa, spora, jamur, dan sel tumbuhan.
 Aristoteles beride , bahwa  mahluk  kecil itu muncul tenggelam  begitu saja dari benda yang mati. ini  sependapat   dengan Needham (1745-1750) mengadakan ujicoba  dengan  rebusan padi-padian, daging, ,Hasil ujicoba  bahwa walau  air rebusan 
disimpan rapat-rapat dalam botol tertutup namun tetap muncul  mikroorganisme.  berdasar  ujicoba  itu  muncullah teori  abiogenesis  (a: tidak, bios: 
hidup, genesis: kejadian); artinya kehidupan baru muncul  dari benda mati atau  mikroba itu  muncul  dengan sendirinya dari benda-benda mati. Teori
 abiogenesis  dinamakan teori generatio spontania (mahluk   baru terjadi begitu saja). Beberapa ahli yang menolak teori abiogenesis diantaranya  Spallanzani (1729-1799), melakukan ujicoba  dengan merebus air daging  itu  ditutupnya rapat-rapat dalam botol, hasilnya tidak diperoleh  mikroorganisme baru. ujicoba  Spallanzani diteruskan  oleh Schulze pada tahun 
1836 melalui ujicoba  dengan mengalirkan udara lewat pipa yang dipanasi,  lalu  hasilnya tidak diperoleh mikroorganisme. Muncul imuwan baru dari 
Francis Louis Pasteur (1822-1895),  ahli kimia yang menaruh perhatian pada mikroorganisme. Pasteur melakukan prosedur  ujicoba  dengan  memakai  bejana leher angsa. Bejana ini diisi dengan kaldu lalu  
dipanaskan. Udara dapat dengan bebas melewati pipa leher angsa itu  namun   tidak berada  adanya mikroorganisme di kaldu. Dalam ini mikroba bedan  
debu atau asap akan mengendap pada bagian tabung berbentuk U sehingga tidak  dapat mencapai kaldu Pasteur menemukan bahwa mikroorganisme terbawa debu  oleh udara dan ia menganggap  bahwa semakin bersih atau murni udara yang masuk  ke dalam bejana, semakin sedikit kontaminasi yang terjadi. Pasteur dapat  meyakinkan bahwa kehidupan baru tidak muncul  dqari benda mati, maka  disimpulkan dengan Omne vivum ex ovo, omne ex vivo; yang berarti  semua 
kehidupan berasal dari telur dan semua telur berasal dari sesuatu yang hidup .  ide ini  dikenal dengan teori biogenesis artinya makhluk hidup  berasal dari makhluk hidup. berdasar  penemuannya maka Louis Pasteur dikenal sebagai   pelopor mikrobiologi. Penemuan Louis Pasteuryaitu :  udara mengandung  mikroba yang pembagiannya tidak merata,  cara pembebasan cairan dan  bahan dari mikroba dikenal sebagai sterilisasi.
Pendukung teori abiogenesis diantara Fransisco Redi (1665), memperoleh  hasil dari ujicoba nya bahwa ulat yang berkembang biak di dalam daging busuk, 
tidak akan terjadi bila  daging itu  disimpan di dalam suatu tempat tertutup  yang tidak dapat disentuh oleh lalat.  bahwa ulat tidak secara  spontan berkembang dari daging. ujicoba  lain yang dilakukan oleh Lazzaro 
Spalanzani memberi bukti kuat bahwa mikroba tidak muncul dengan sendirinya,  pada ujicoba  memakai  kaldu ternyata pemanasan dapat memicu   animalculus tidak tumbuh.ujicoba  ini juga dapat menandakan  bahwa  perkembangan mikroba di dalam suatu bahan, dalam arti terbatas memicu   terjadinya perubahan kimiawi pada bahan itu . Pada pertengahan abad 19 sampai abad 20 perkembangan mikrobiologi 
dengan dimulai riset  oleh Pasteur, Robert koch, dan Serge Winogradsky.  Pasteur (1822-1895), yang mengawali pemisahan kristal asam bertarat kedalam 
isomer bayangan lensa. Isomer bayangan lensa yaitu  senyawa yang mirip   rumus kimia yang pasti, namun  tidak memiliki konfigurasi. lalu  Pasteur  tertarik pada industri minuman anggur dan perubahan yang terjadi selama  fermentasi. Salah satu prosesnya melalui pasteurisasi,  pasteurisasi  yaitu   proses pemanasan bertahap cairan dengan yang dipakai  dalam 
mikrobiologi untuk membantu dalam proses pembuatan anggur. Pasteurisasi yaitu   cara untuk mematikan beberapa jenis mikroba tertentu dengan memakai  uap  air panas, suhunya kurang lebih 620 C.
Fermentasi yaitu  proses yang menghasilkan alkohol atau asam  organik, contoh  terjadi pada bahan yang mengandung karbohidrat. Secara  fisiologis adanya fermentasi dapat dipakai  untuk mngetahui beberapa hal. Di  dalam proses fermentasi, kapasitas mikroba untuk mengoksidasi tergantung dari  jumlah acceptor elektron terakhir yang dapat dipakai. Sel-sel melakukan fermentasi  memakai  enzim  yang akan mengubah hasil dari reaksi oksidasi, dalam ini asam menjadi senyawa yang memiliki muatan positif, sehingga dapat 
menangkap elektron terakhir dan menghasilkan energi.
Oksigen biasanya  diperlukan mikroba sebagai agensia untuk mengoksidasi  senyawa organik menjadi CO2. Reaksi oksidasi dikenal sebagai   respirasi aerob , 
yang menghasilkan tenaga untuk kehidupan jasad dan pertumbuhan  . Mikroba  lain dapat memperoleh tenaga dengan jalan memecahkan senyawa organik secara 
fermentasi anaerob, tanpa perlu  oksigen. Beberapa jenis mikroba bersifat obligat anaerob atau anaerob sempurna. Jenis lain bersifat fakultatif anaerob, yaitu 
memiliki  dua mekanisme untuk memperoleh  energi. bila  ada oksigen,  energi diperoleh secara respirasi aerob, bila  tidak ada oksigen energi diperoleh 
secara fermentasi anaerob. Pasteur memperoleh  bahwa respirasi aerob yaitu   proses yang efisien untuk menghasilkan energi. ide  itu  ditantang oleh Bernard (1875), bahwa khamir dapat  memecahkan gula menjadi alkohol dan CO2 sebab  mengandung katalisator  biologis dalam selnya. Katalisator biologis itu  dapat diekstrak sebagai larutan  yang tetap dapat menandakan  kemampuan fermentasi, sehingga fermentasi dapat  dibuat sebagai proses yang tidak vital lagi (tanpa sel). Tahun 1897, Buchner   membuktikan ide  Bernard, yaitu pada saat mengerus sel khamir dengan pasir  dan ditambahkan banyak  gula, dari campuran itu  terlihat dibebaskan  CO2 dan sedikit alkohol. Penemuan ini membuka jalan ke perkembangan biokimia  modern. Akhirnya  diketahui bahwa pembentukan alkohol dari gula oleh  khamir, yaitu  hasil urutan beberapa reaksi kimia, yang masing-masing  dikatalisir oleh biokatalisator yang khusus  atau yang dikenal sebagai enzim. Kata  enzim  berasal dari Yunani yang artinya didalam sel . Enzim diartikan  sebagai fermen yang bentuknya tidak tertentu dan tidak teratur, yang dapat bekerja tanpa adanya mikroba, dan dapat bekerja di luar mikroba. Definisi itu  diambil 
dari sebuah kesimpulann ujicoba  dimana bila ragi atau khamir ditambahkan  atau dimasukkan ke dalam larutan glukosa atau gula anggur, ternyata gula yang 
diubah menjadi alkohol dan karbondioksida, daya kerja katalitik enzim tidak masuk  ke dalam reaksi kimia dengan senyawa yang terlibat. Pasteur juga mengmbangkan vaksin untuk kolera ayam, rabies dan antraks,  yang dipicu  oleh bakteri Bacillus anthractis. Vaksin berasal dari bahasa Latin  yaitu vacca yang artinya sapi, dan imunisasi dengan biakan bakteri yang diatenuasi  dinamakan  vaksinasi. pakar mikrobiologi  Robert Koch (1843-1910),   perintis microbial metode  kultur atau biakan murni. Koch  membuktikan bahwa mikroba memicu  penyakit tertentu. Proses ini lalu  
dikembangkan lebih lanjut sebagai hubungan pemicu  dan pengaruh yang  dinamakan Postulat Koch.Postulat Koch sebagai berikut:
 Biakan murni dapat memicu  penyakit jika diinokulasi pada inang.Mikroorganisme dapat kembali menginfeksi inang dan tumbuh lagi pada biakan murni, Mikroorganisme tertentu selalu dapat ditemui  sebagai pemicu  penyakit, Mikroorganisme dapat diisolasi dan ditumbuhkan menjadi biakan murni  dilaboratorium.
walau  ada kelemahannya, namun  postulat-postulat ini tetap dipakai   sebagai prosedur rutin pada bakteriologi modern, sebab  itulah Robert Koch dikenal  sebagai bapak bakteriologi modern. Beberapa mikroorganisme tidak dapat diisolasi dan ditumbuhkan pada biakan murni, contoh  basil tipus (Salmonela typhosa)
dapat dipiara murni, namun  hasil yang diambil dari piaraan murni itu tidak mampu  memicu  patogenitas pada hewan yang sehat. Pada tahun 1872-1912 Joseph Lister, seorang ahli bedah Inggris mencari cara 
menjauhkan mikroba dari luka dan torehan dengan cara memakai  asam  karbolat (fenol) untuk meredam perlengkapan bedah dan menyemprot ruang bedah. 
Luka yang dilindungi denga cara ini jarang terkena infeksi dan cepat sembuh.  Dengan berhasilnya metode  itu  sampai saat ini yang mendasari metode metode  
aseptik masa kini yang dipakai  untuk mencegah masuknya mikroba ke dalam  luka. Mengenai perkembangan mikrobiologi  disimpulkan, bahwa 
mikrobiologi maju dengan pesatnya, sesudah :
Orang yakin bahwa pembusukan dipicu  oleh mikroorganisme,sudah  dibuktikan bahwa penyakit dipicu  oleh bibit penyakit,  Penemuan dan  penyempurnaan mikroskop, Jatuhnya teori abiogenesis
Penggolongan mikroba diantara jasad hidup
Secara klasik jasad hidup digolongkan menjadi dunia tumbuhan (plantae) dan  hewan (animalia). Jasad hidup yang ukuran besar dengan mudah dapat digolongkan  ke dalam plantae atau animalia, namun  mikroba yang ukurannya sangat kecil ini sulit 
untuk digolongkan ke dalam plantae atau animalia. Selain, sebab  ukurannya, sulit  penggolongan juga dipicu  adanya mikroba yang bersifat plantae dan 
animalia. Menurut teori evolusi, setiap jasad akan berkembang menuju ke sifat plantae  atau animalia. ini dijelaskan  sebagai penggolongan  jasad berturut-turut 
oleh Haeckel, Whittaker, dan Woese. berdasar  perbedaan organisasi selnya,  Haeckel membedakan dunia tumbuhan (plantae) dan dunia binatang (animalia),  dengan protista. Protista untuk menampung jasad yang tidak dapat dimasukkan pada golongan  plantae dan animalia. Protista terdiri dari algae atau  ganggang, protozoa, jamur atau 
fungi, dan bakteri yang bersifat uniseluler, sonositik atau multiseluler  tanpa berdiferensiasi jaringan.
Whittaker membagi jasad hidup menjadi tiga tingkat perkembangan, yaitu:
-Jasad prokariotik yaitu bakteri dan ganggang biru (divisio Monera)
- Jasad eukariotik uniseluler yaitu algae sel tunggal, khamir dan protozoa (Divisio Protista)
- Jasad eukariotik multiseluler dan multinukleat yaitu Divisio Fungi, Divisio  Plantae, dan Divisio Animalia.
sedang  Woose menggolongkan jasad hidup   berdasar  
susunan kimia makromolekul yang ada  di dalam sel. Pembagiannya yaitu  terdiri archaebacteria, eukaryota (protozoa, fungi, tumbuhan, dan hewan) dan 
eubacteria. 
Ciri  Mikroba
Mikroba di adlam biasanya  berperan sebagai produsen, konsumen,  dan  redusen. Jasad produsen menghasilkan bahan organik dari bahan anorganik 
dengan energi sinar matahari. Mikroba yang berperan sebagai produsen yaitu   algae dan bakteri fotosintetik. Jasad konsumen memakai  bahan organik yang 
dihasilkan oleh produsen. Contoh mikroba konsumen yaitu  protozoa. Jasad  redusen menguraikan bahan organik dan sisa-sisa jasad hidup yang mati menjadi 
unsur-unsur kimia (mineralisasi bahan organik), sehingga di alam terjadi siklus  unsur-unsur kimia. Contoh mikroba redusen yaitu  bakteri dan jamur (fungi).
Sel mikroba yang ukurannya sangat kecil ini yaitu  satuan struktur  biologi. Banyak mikroba yang terdiri dari satu sel saja (uniseluler), sehingga semua 
tugas kehidupannya dibebankan pada sel itu. Mikroba ada yang memiliki  banyak  sel (multiseluler). Pada jasad multiseluler biasanya  sudah ada  pembagian 
tugas diantara sel atau golongan  selnya, walaupun organisasi selnya belum  sempurna. Sesudah  berada  mikroskop elektron, dapat dilihat struktur halus di dalam  sel hidup, sehingga diketahui menurut perkembangan selnya ada  dua tipe jasad,  yaitu:
1. Prokariota (jasad prokariotik atau  primitif), yaitu jasad yang perkembangan  selnya belum sempurna.
2. Eukariota (jasad eukariotik), yaitu jasad yang perkembangan selnya sudah  sempurna.
Selain yang bersifat seluler, ada mikroba yang bersifat nonseluler, yaitu virus. Virus yaitu  jasad hidup yang bersifat parasit obligat, berukuran super kecil atau
submikroskopik. Virus hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron. Struktur  virus   terdiri dari bahan genetik. Virus bukan berbentuk sel dan tidak dapat
membentuk energi sendiri dan  tidak dapat berbiak tanpa memakai  jasad hidup lain.

peran Mikrobiologi
Di dalam mikrobiologi pertanian,  Schlosing dan 
Muntz (Perancis, 1873), Hellrieger dan Wilfarth (Jerman, 1887), Winogradsky(Rusia, 1889), Beyerinck (Belanda, 1890) menemukan bakteri yang dapat  menyusun nitrat dari amonia dari persenyawaan yang organik.  Streptomyces, suatu mikroorganisme tanah 
yang menghasilkan streptomisin. Di dalam bakteriologi kedokteran seorang ahli bernama Varro bangsa 
Romawi, memiliki  ide  bahwa penyakit tertentu itu dipicu  oleh sesuatu  yang dibawa oleh udara yang masuk ke dalam tubuh kita  melali mulut atau 
hidung.  bahwa tangan atau alat  yang dipakai  oleh dokter yang menolong bayi lahir atau oleh dokter mengadakan  pembedahan itu perlu sekali didesinfeksikan terlebih dulu agar agar   tidak 
membawakan bibit penyakit kepada pasien.
 adanya mikroorganisme  di dalam darah ternak yang menderita anthrax, sedang darah yang mengandung
mikroorganisme itu  dapat menjangkiti ternak yang sehat.  berhasil pula menularkan penyakit anthrax kepada ternak yang sehat dengan jalan  inokulasi. Pesatnya kemajuan bakteriologi kedokteran dari hasil riset  dalam mengadakan piaraan murni. Pencegahan penyakit dengan  memakai  vaksin (bibit penyakit yang sudah dilemahkan) dan  pengobatan  dengan berbagai macam serum (serum yaitu  plasma darah yang dalam ini  mengandung zat penolak).
   manfaat mikroorganisme diantaranya sebagai berikut:
--pemakaian  mikroba di bidang pertanian, contoh  untuk pupuk hayati  (biofertilizer), biopeptisida, pengomposan dan sebagainya.
-- pemakaian  mikroba di bidang pertambangan seperti untuk proses  leaching di tambang emas, desulfurisasi batubara dan  untuk prose  penambangan minyak bumi.
-- pemakaian  mikroba di bidang lingkungan, contoh  untuk mengatasi  pencemaran limbah organik dan  anorganik termasuk logam berat dan  senyawa xenobiotik. 
--pemakaian  mikroba dibidang pembuatan makanan seperti khamir untuk  memicu  anggur dan roti, bakteri asam laktat untuk yogurt dan kefir,  bakteri asam asetat untuk vinegar, jamur Aspergillus sp. Untuk kecap dan 
jamur Rhizopus sp. untuk tempe.
--pemakaian  mikroba dibidang kedokteran untuk produksi Penicillium sp. streptomisin oleh actinomycetes Streptomyces sp.
--pemakaian  mikroba untuk proses-proses baru contoh  karotenoid, dan  steroid oleh jamur, asam glutamat oleh mutan Corynebacterium  glutamicum pembuatan enzim amilase, proteinase, pektinase, 
--pemakaian  mikroba dalam metode  genetika modern seperti untuk  pemindahan gen dari kita , binatang, atau tumbuhan ke dalam sel  mikroba, penghasilan hormon, antigen, antibodi dan senyawa lain  contoh  insulin, interferon,
metode  Dasar Mikrobiologi
 beberapa metode  dasar  analisa mikrobiologi yang harus  diketahui  : metode  transfer aseptis, metode  agar slants (agar miring),  turbiditas media broth (pengeruhan kaldu), metode  dilusi (pengenceran), metode   pour-plate (lempeng tuang), metode  spread plate (lempeng sebar), metode  streak plate (lempeng gores).
a. metode  Transper Aseptis
Salah satu metode dalam mikrobiologi yaitu  kerja secara steril. Kerja  secara steril dan aseptis sangat penting diperhatikan dalam melakukan praktikum 
atau riset  di laboratorium mikrobiologi. Kerja secara steril bekerja pada  kondisi terbebas dari sema bentuk hidup mikroorganisme, termasuk endospora 
bakteri. Kerja secara aseptis juga bekerja pada kondisi tercegah dari serangan agen  infeksi yang dapat menginfeksi jaringan atau material yang steril.
metode  aseptik ini bermanfaat untuk mencegah terjadinya kontaminasi  mikroorganisme yang tidak diinginkan pada kultur biakan murni. Sebelum 
melakukan proses pembuatan kultur biakan murni, seluruh peralatan yang  dipakai  harus dalam keadaan steril. lalu  alat-alat yang sudah  steril  itu  dipakai  dan ditangani berdasar  metode  aseptik untuk mengurangi   peluang masuknya mikroorganisme jenis lain ke dalam kultur biakan murni. Dari dalam metode  transfer aseptis ada beberapa metode  yang harus dipahami yaitu: Inoculating (inokulasi) dengan jarum ose.
 Pipetting (mentransfer dengan pipet) Alkohol flamming (mentranfer dengan folsep yang dibakar dengan  alkohol).
Sterilisasi Dan Pembuatan Media
Satu tahapan penting yang harus dilakukan dan yaitu  aturan standar  selama melakukan  praktikum atau kerja mikrobiologi yaitu  sterilisasi. Sterilisasi yaitu  suatu proses pembebasan suatu bahan atau alat dari semua bentuk  organisme hidup. Sterilisasi dapat dilakukan tergantung dari bahan atau alat yang 
akan disteril. Sterilisasi dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu:
Macam-macam Sterilisasi
Sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu cara mekanik, cara fisik, dan  cara kimiawi.
1. Sterilisasi cara mekanik (filtrasi) memakai  suatu saringan yang berpori sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan itu . Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, contoh  larutan enzim dan antibiotik.Sterilisasi  secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan dan penyinaran.
-Penyinaran dengan Ultra Violet (UV)
Sinar UV juga dapat dipakai  untuk proses sterilisasi, contoh  untuk membasmi  mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet dengan disinari lampu UV,
-Pemanasan
 Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara langsung, contoh alat: jarum inokulum (jarum ose), pinset, batang L. Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 60-180oC. Sterilisasi panas kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca,
contoh  erlenmeyer, tabung reaksi, cawan. Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang
mengandung air lebih tepat memakai  metode ini agar  
tidak terjadi dehidrasi. Uap air panas bertekanan: memakai  autoklaf.
2. Sterilisasi secara kimiawi biasanya memakai  senyawa desinfektan, antara lain alkohol.  Media Pertumbuhan Mikroba Medium yaitu  suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang dipakai  untuk menumbuhkan mikroba. Selain untuk pembuatan mikroba, medium dapat  pula dipakai  untuk melakukan isolasi, memperbanyak, pengujian sifat- sifat 
fisiologi dan perhitungan mikroba. Dalam proses pembuatan media harus  disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk menghindari kontaminasi pada 
media. Media yaitu  suatu suubstrat untuk menumbuhkan bakteri yang menjadi padat 
dan tetap tembus pandang pada suhu inkubasi. sedang  medium yaitu  suatu  bahan nutrisi tempat menumbuhkan bakteri di laboratorium.
Macam-macam Media Pertumbuhan
Media pertumbuhan mikroba dapat dibedakan berdasar  sifat fisiknya,  komposisi media dan tujuan kegunaannya. berdasar  sifat fisiknya media pertumbuhan dapat dibedakan atas 3 yaitu:
- Media setengah padat : media yang komposisi agarnya 0,3-0,4% sehingga  menjadi sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu cair. 
- Media padat: media yang komposisinya agar 15 % sehingga sesudah  dingin  media menjadi padat.