INFORMASI PENYAKIT
daftar isi
1.ABORTUS,
2.ABSES GIGI,
3.AIDS,
4.AMUBIASIS,
5.ANEMIA,
6.ANGINA PEKTORIS,
7.ANTRAKS,
8.ARTRITIS,
9.ASMA BRONKIALE,
10.BATU SALURAN KEMIH,
11.BRONKITIS AKUT,
12.CACINGAN,
13. ANKILOSTOMIASIS (INFEKSI CACING TAMBANG),
14.ASKARIASIS (INFEKSI CACING GELANG),
15.FILARIASIS,
16.OKSIURIASIS,
17 .SISTOSOMIASIS,
18.TAENIASIS / SISTISERKOSIS,
19. TRIKURIASIS,
20.DEMAM BERDARAH DENGUE,
21.DEMAM REMATIK,
22.DERMATITIS ATOPIK,
23.DERMATOMIKOSIS,
24.DIABETES MELITUS,
25.DIARE NON SPESIFIK,
26.DIFTERI,
27.EPILEPSI,
28.ERISIPELAS,
29.FARINGITIS AKUT,
30.FLU BURUNG,
31.FRAMBUSIA,
32.GAGAL JANTUNG (DEKOMPENSASIO KORDIS),
33.GANGGUAN NEUROTIK,
34.GANGREN PULPA,
35.GASTRITIS,
36.GIGITAN ULAR,
37.GINGGIVITIS,
38.GLOMERULONEFRITIS AKUT (GNA),
39.GOUT,
40.HEPATITIS VIRUS,
41.HIPEREMESIS GRAVIDARUM,
42.HIPERTENSI,
43.HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN,
1.ABORTUS
berhentinya proses kehamilan sebelum janin berada di luar kandungan,
sebagai ukuran digunakan patokan masa kehamilan kurang dari 22 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram,
penyebab abortus yaitu kelainan kromosom hasil konsepsi, kelainan alat kandungan ,
gejalanya yaitu terlambat haid, mual, muntah ,
disertai perdarahan bercak sampai bergumpal,
nyeri perut bagian bawah,
diagnosa :
- rasa nyeri di daerah atas simpisis,
- pembukaan ostium serviks ,
- terlambat haid (amenorhea) kurang dari 22 minggu,
- perdarahan mungkin disertai jaringan hasil konsepsi,
- abortus kompletus keguguran lengkap
perdarahan berkurang , tanpa nyeri perut, ostium
serviks sudah tertutup. keluar jaringan hasil konsepsi utuh,
- missed abortion keguguran yang tertahan
abortus dengan hasil konsepsi tetap tertahan intra uterin selama 2 minggu
atau lebih. perdarahan pervaginam sedikit, tanpa nyeri perut, ostium
serviks tertutup. pembesaran uterus lebih kecil dari usia
gestasi yang seharusnya,
- abortus imminens ancaman keguguran,
gejalanya yaitu perdarahan sedikit, tanpa nyeri perut ,belum ada pembukaan serviks,
- abortus insipiens keguguran sedang berlangsung ,
perdarahan banyak bergumpal-gumpal , nyeri perut
, terdapat pembukaan serviks. tampak jaringan hasil
konsepsi di ostium serviks ,
- abortus inkompletus keguguran tidak lengkap,
perdarahan banyak, nyeri perut sedang sampai hebat,
keluar jaringan hasil konsepsi sebagian, ostium serviks terbuka
atau tertutup,
missed abortion:
evaluasi hematologi rutin (hemoglobin, hematokrit, leukosit, trombosit)
dan uji hemostasis (fibrinogen, waktu perdarahan, waktu pembekuan).
jika terjadi gangguan faal hemostasis dan hipofibrinogenemia, segera bawa
di rumah sakit yang mampu untuk transfusi trombosit / buffy-coat dan
komponen darah lainnya,
hasil konsepsi perlu dievakuasi dari kavum uteri. dilakukan sesudah
dipastikan tidak ada gangguan faal hemostasis,
abortus imminens:
-sebaiknya rawat inap
evaluasi ulang diagnosa bila masih abortus,
imminens istirahat di lanjutkan,
abortus tingkat selanjutnya:
pemberian oksigenasi (O2 2 - 4 liter per menit), pemasangan cairan
intravena kristaloid (Ringer Laktat / Ringer Asetat / NaCl 0,9 %) sesuai
pedoman resusitasi ,
abortus kompletus:
evaluasi adakah komplikasi abortus (anemia dan infeksi)
abortus insipiens:
diberikan antibiotika profilaksis : ampisilin i.v sebelum tindakan kuretase.
segera dilakukan pengeluaran hasil konsepsi dan pengosongan kavum
uteri. dilakukan dengan abortus tang, sendok kuret, dan kuret hisap
uterotonika : oksitosin 10 IU i.m,
abortus inkompletus:
segera dilakukan pengosongan kavum uteri. dapat dilakukan
dengan abortus tang, sendok kuret, dan kuret hisap
kegawatdaruratan :
1. oksigenisasi 2 – 4 liter/menit
2. pemberian cairan i.v kristaloid (NaCl 0,9%, Ringer Laktat, Ringer
Asetat)
3. transfusi bila Hb kurang dari -'3d 8 g/dl
2.ABSES GIGI
abses gigi yaitu tumpukan nanah yang sudah menyebar dari satu gigi ke jaringan di sekitarnya, berasal dari satu infeksi,
abses ini terjadi dari infeksi gigi yang berisi cairan nanah yang dialirkan ke gusi
sehingga gusi yang berada di dekat gigi membengkak
gejalanya:
pembengkakan disekitar gigi yang sakit. jika abses
ada di gigi depan atas, pembengkakan bisa sampai ke kelopak mata,
sedangkan abses gigi belakang atas memicu bengkak sampai ke pipi.
Abses gigi bawah menyebabkan bengkak sampai ke dagu atau telinga dan
submaksilaris.
- Penderita kadang demam, kadang tidak dapat membuka mulut lebar.
- Gigi goyah ,gigi sakit
diberikan Parasetamol ,
dosis Dewasa : 500 mg 3 x sehari,
dosis anak-anak : 250 mg 3 x sehari.
bila ada infeksi diberikan Amoksisilin selama 5 hari
dosis Dewasa : 500 mg 3 x sehari,
dosis anak-anak : 250 mg 3 x sehari.
3.AIDS
AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) yaitu
penyakit yang disebabkan Human Immunodeficiency Virus (HIV).
Virus HIV ditemukan dalam cairan tubuh , darah, cairan sperma,
vagina dan air susu ibu. virus mematikan sistem kekebalan tubuh
manusia memicu lemahnya daya tahan tubuh sehingga
mudah terjangkit penyakit ,
AIDS disebabkan virus HIV, suatu jenis retrovirus yang termasuk golongan virus yang menggunakan RNA sebagai molekul pembawa informasi genetik,
tipe B gejala gejala
terinfeksi HIV yang tidak termasuk dalam tipe C dan memenuhi syarat antaralain:
A berkaitan dengan adanya infeksi HIV atau adanya
kerusakan kekebalan yang diperantarakan sel (Cell mediated immunity)
atau
B pasien terkena komplikasi infeksi HIVdan diberikan obat
misalnya :
Penyakit radang panggul; Neuropati periferAngiomatosis basilari; Kandidiasis orofaringeal; Kandidiasis vulvovaginal;
Displasia leher rahim; Demam 38,5 OC atau diare lebih dari 1 bulan;
Oral Hairy leukoplakia; Herpes zoster; Purpura idiopatik trombositopenik;
Listeriosis; tipe A meliputi infeksi HIV tanpa gejala (asimtomatik), limfa
denopati generalisata yang menetap dan infeksi akut primer dengan penyakit
penyerta,
tipe C yaitu gejala yang ada pada pasien AIDS
seperti:
Micobacterium Avium
Complex atau M.lansii tersebar di luar paru; M.tuberculosis dimana saja
(paru atau luar paru); Pneumonia Pneumocystis carinii; Leukoensefalopati
multifokal progresif; Septikemia salmonella yang berulang;
Taksoplasmosis di otak.Kandisiasis bronki, trakea dan paru; Kandidiasis esofagus; Kanker leher rahim
invasif; Coccidiodomycosi menyebar atau di paru; Kriptokokosis di
luar paru; Retinistis virus sitomegalo; Ensefalopati yang berhubungan
dengan HIV; Herpes simpleks atau ulkus kronik lebih dari sebulan
lamanya; Bronkitis, esofagitis atau pneumonia; Histoplasmosis menyebar
atau di luar paru; Isosporiasis instestinal kronik lebih dari sebulan lamanya;
Sarkoma kaposi; Limfoma burkit (menunjukkan lesi yang
mirip); Limfoma imuno blastik, L.primer di otak;
Diagnosa berdasarkan gejala dan pemeriksan darah,
tes langsung terhadap virus HIV dengan menentukan anti bodi,
Pengobatan ARV
Protease Inhibitor (PI): Obat ini menghambat enzim protease
yang memotong rantai panjang asam animo menjadi protein yang lebih
kecil. termasuk lopinavir/ritonavir (LPV/r), amprenavir (APV),
indinavir (IDV), nelfinavir (NFV),
saquinavir (SQV), ritonavir (RTV),
Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor (NsRTI):
sebagai analog nukleosida yang menghambat proses perubahan RNA virus
menjadi DNA. ini dibutuhkan agar virus dapat bereplikasi. seperti stavudine (d4T) abacavir (ABC).zidovudine (ZDV atau AZT), lamivudine
(3TC), didanosine (ddI) zalcitabine (ddC),
Non-Nucleside Reserve Trancriptase Inhibitor (NNsRTI): obat ini
menghambat proses perubahan RNA
menjadi DNA. termasuk obat delavirdine (DLV), nevirapine (NVP),
efavirenz (EFV),
Protease Inhibitor (PI): Obat ini menghambat enzim protease
yang memotong rantai panjang asam animo menjadi protein yang lebih
kecil. termasuk lopinavir/ritonavir (LPV/r), amprenavir (APV),
indinavir (IDV), nelfinavir (NFV),
saquinavir (SQV), ritonavir (RTV),
4.AMUBIASIS
Amubiasis yaitu penyakit yang disebabkan oleh protozoa yang
hidup di kolon,Amubiasis disebabkan oleh Entamoeba histolytica, yang menyebabkan radang akut kronik (amubiasis
intestinal) jika tidak diobati maka menjalar ke luar usus dan
menyebabkan amubiasis ekstra-intestinal,
gejala amubiasis hati yaitu berat
badan turun ,ikterus demam, hati membesar nyeri tekan
abdomen di kanan atas, berkeringat, tidak nafsu makan,
amubiasis kutis dan perinealis menyebabkan ulkus yang tepinya bergaung,
amubiasis vaginalis memicu leukore dengan bercak darah,
- masa inkubasi 2 - 4 minggu,
- amubiasis kolon akut atau disentri amuba memiliki gejala sindrom disentri
seperti demam, tinja berlendir dan berdarah,
tenesmus anus, nyeri perut ,
- gejala amubiasis kronik yaitu nyeri perut diare ,
- pada amubiasis ekstraintestinalis terdapat amubiasis usus,
diagnosa pada pemeriksaan serologi menunjang diagnosa amubiasis.
pada amubiasis hati jika ada bentuk histolitika e.histolytica dalam biopsi
dinding abses atau aspirasi nanah, namun bila tidak ditemukan ameba maka dilakukan , pemeriksaan serologi untuk menunjang diagnosa ,
amubiasis kolon akut jika ditemukan e.histolytica bentuk histolitika dalam
tinja cair,
amubiasis kolon menahun jika ditemukan e.histolytica bentuk kista dalam
tinja. bila tidak ditemukan maka , pemeriksaan tinja harus diulang ulang 3 hari berturut-turut,
pengobatan
metronidazol untuk amubiasis usus atau amubiasis ekstraintestinalis, amubiasis ekstraintestinalis memerlukan pengobatan yang lebih lama.
dosis dewasa : 500 – 750mg 3 x sehari selama 7 – 10 hari.
dosis anak 1 tahun : 50 mg/kg berat badan 3 x sehari, selama 7 – 10 hari,
5.ANEMIA
Anemia di bedakan berdasarkan cara terjadinya yaitu anemia aplastik ,anemia
karena keganasan,Anemia pasca ,perdarahan, anemia hemolitik, anemia defisiensi,
anemia disebabkan karena
produksi darah yang rendah karena antaralain defisiensi atau kegagalan kelainan pada sumsum tulang,
perusakan atau kehilangan darah yang berlebihan,
kehilangan darah yang kronik ( ankilostomiasis)
memicu anemia defisiensi fe, hemolisis antara lain terjadi
pada defisiensi G6PD dan talasemia,
anemia akibat kehilangan darah yang sangat banyak menyebabkan
homeostatis kompensasi tubuh.
kehilangan darah akut sebanyak 12 - 15 %,
gejalanya pucat, takikardia dengan tekanan darah rendah dan normal atau
rendah.
kehilangan darah akut sebanyak 15 - 20 % memicu tekanan darah turun sampai syok, kehilangan darah akut sebanyak 20% memicu kematian,
Defisiensi atau kekurangan vitamin B12 dan asam folat memicu anemia megaloblastik dan gejala neurologi,
gejala anemia defisiensi yaitu di darah tepi tampak gambaran anemia hipokrom dan mikrositer, kandungan besi serum rendah
,lemas, berdebar, lelah dan sakit kepala. papil lidah tampak atrofi. jantung kadang membesar dan terdengar murmur sistolik.
anemia aplastik tampak dari kadar Hb yang rendah dengan gejala sistemik lain,tanpa pembesaran organ.
gejala anemia hemolitik yaitu peningkatan bilirubin darah (ikterus)
limpa membesar.
diagnosa dengan dilakukan pemeriksaan kadar hb dan darah tepi, umum hb < 12 gr/dl.
keberhasilan pengobatan tergantung pada
diagnosa awal,
anemia pasca perdarahan diatasi dengan cairan intravena atau transfusi darah sebanyak 10 – 20 ml/kg berat badan , atau plasma expander,
dampak lambat diatasi dengan transfusi packed red cell,
- anemia defisiensi besi diatasi dengan sulfas ferosus
10 mg/kg berat badan 3 x sehari atau besi elementer 1mg/kg beratbdan /hari,
- hemolisis autoimun diatasi dengan prednison 2 – 5 mg/kg.beratbadan /hari peroral dan
testosteron 1 – 2 mg/kg beratbadan / hari i.v,
- anemia megaloblastik diatasi dengan dibedakan
penyebabnya, defisiensi vitamin B12 atau defisiensi asam folat,
Dosis vitamin B12 100 mcg/hari im, selama 5 – 10 hari dilanjutkan 100-200 mcg/bulan sampai dicapai remisi,
Dosis asam folat 0,5 – 1mg/hari secara oral selama 10 hari, dilanjutkan
dengan 0,1 – 0,5 mg/hari
vitamin B12 oral tidak berguna pada anemia pernisiosa.
6.ANGINA PEKTORIS
angina pektoris yaitu rasa nyeri di dada akibat iskemia jaringan otot jantung.
angina dibedakan atas dua bentuk, yaitu angina stabil dan tidak stabil. angina tidak stabil lebih parah yang dapat berkembang menjadi awal infark miokard sehingga pasien perlu diperiksa di rumah sakit, penyebab iskemia yaitu karena persediaan oksigen yang dibawa oleh aliran darah koroner tidak mampu memenuhi kebutuhan oksigen miokardium. ini terjadi jika kebutuhan oksigen miokardium tinggi karena tirotoksikosis,
hipertensi, atau jika aliran darah koroner berkurang spasme atau
trombus koroner,
gejalanya yaitu rasa terhimpit, terjepit yang menyebar ke lengan kiri bagian dalam dan kadang sampai ke pundak, bahu dan leher kiri, menyebar ke pinggang, tenggorokan rahang gigi , pingsan (fainting) berkeringat dingin, mual dan muntah, rasa lemas, berdebar , angina yang muncul saat melakukan olahraga fisik (angina stabil),
angina berlangsung hanya beberapa menit ,
angina sifatnya konstanb, jika angina datang saat bangun tidur, maka perlu
diwaspadai mungkin merupakan tanda prainfark (angina tidakstabil)
bentuk variasi dinamakan angina prinzmetal muncul
saat pasien istirahat,
angina berat jika serangan berikutnya terjadi setelah istirahat
sesudah makan (angina tidak stabil),
saat serangan di area prekordium pukulan jantung terasa keras,
denyut jantung bertambah, tekanan darah meningkat ,
pada auskultasi, suara jantung terdengar bising sistolik terdengar pada
pertengahan atau akhir sistol dan terdengar bunyi keempat,
dengan risiko:diabetes melitus, hipertensi, obesitas ,
diagnosa pada nyeri dada retrosternal dilakukan pemeriksaan EKG,
nitrogliserin sublingual 0,15 - 0,6 mg 1 tablet belum sembuh bisa diulang, namun jika setelah diulang 3 kali gejala tidak berkurang maka mungkin terjadi infark,
Isosorbid dinitrat (ISDN) sublingual 2,5 – 5 mg dapat diulang atau tablet oral 5 – 30 mg,
kelainan yang melatarbelakangi angina pektoris harus dicari, kemudian
diobati,
tekanan darah tinggi diobati,
angina tidak stabil ditangani di rumah sakit,
serangan akut diatasi dengan istirahat agar aktivitas jantung berkurang,
untuk vasodilator menambah oksigen dan mengurangi konsumsi oksigen jantung,
angina tidak stabil : diberikan perawatan khusus.
− angina varian : dilator kuat : nitrat, calcium antagonis, prazosin 0,5 – 1mg
3 x sehari dengan titrasi,
propranolol untuk mengatasi angina pektoris mengurangi kerja
otot jantung sehingga mengurangi kebutuhan oksigen jantung. efek
propranolol tercapai jika denyut jantung dalam keadaan istirahat 60 – 70
kali/menit, Dosis pertama : 20 mg 2 x sehari,
Dosis maksimal : 120 mg sehari,
Obat propranolol ini tidak boleh digunakan untuk angina Prinzmetal,
− Nitrat kerja lama : ISDN tablet oral 10 – 20 mg 2 x sehari.
− Nifedipin 10 – 20 mg 4 x sehari,
atau diltiazem 30 – 60mg 3 x sehari,
atau verapamil 40 – 80mg 3 x sehari.,
7.ANTRAKS
antraks yaitu penyakit yang disebabkan Kuman antraks (Bacillus anthracis) yang dialami semua binatang sapi, kerbau, kambing, domba, babi kuda, penyakit ini bisa ditularkan kepada manusia dengan melalui masuknya spora atau basil antraks spora antraks, yang ada pada tulang darah cairan daging, jeroan, kulit, wool, ke dalam tubuh manusia melalui kulit yang luka lecet lecet
atau makan bahan makanan yang tercemar, menyebabkan antraks intestinal (pencernaan), inhalasi saluran pernafasan menyebabkan antraks pulmonal. Antrak peradangan otak (meningitis) sebagai kelanjutan dari antraks kulit, intestinal atau pulmonal , tanaman (sayur-sayuran) dan air juga dapat tercemar oleh spora antraks,
antraks intestinal masa inkubasi antara 2 – 5 hari, pada pemeriksaan bakteriologis dari spesimen tinja ada basil yang pada sediaan hapus dan kultur positif, gejala muntah awal mual, tidak nafsu makan , nyeri perut , suhu naik,
terjadi gastro-enteritis akut yang kadang berdarah, hematemesis, kelemahan , demam ,
antraks kulit masa inkubasinya 7 hari , pembesaran kelenjar getah bening regional, demam sakit kepala, malaise jarang ,pada perabaan, udema keras dan tidak lekuk bila ditekan tidak ada pus kecuali bila diikuti infeksi sekunder,
gatal ditempat lesi,papel vesikel , ulkus tukak di tengahnya ada jaringan nekrotik berbentuk keropeng, berwarna hitam tanda patognomonik antraks dan terdapat eritema dan udema di sekitar tukak.
predileksi antraks kulit ada pada kaki , muka, leher, lengan, tangan,
antraks kulit yang tidak diobati menyebar ke kelenjar limfe dan aliran darah, sehingga muncul septikemia dan kematian ,
-pemeriksaan bakteriologis dari eksudat di tempat lesi kulit jika ada
basil yang pada sediaan hapus dan kultur positif.
diagnosa pada pengidap awal yang tercemar oleh spora/basil antraks juga ada kelainan pada kulit yaitu tukak dengan jaringan mati berbentuk keropeng berwarna hitam di tengahnya , di sekitar tukak kemerahan, saat perabaan
tidak lunak dan tidak lekuk dan biasanya tidak didapatkan pus kecuali
diikuti infeksi sekunder,bisa dipastikan diagnosanya dengan
pemeriksaan bakteriologis.
diagnosa pada pasien antraks kulit ,
diagnosa pada pengidap awal antraks intestinal ditemukan adanya panas
disertai sakit perut dan muntah,
diagnosa pada pengidap antraks intestinal jika diagnosa pada pasien antraks kulit dengan pemeriksaan bakteriologis,
Sebelum pemberian penisilin lakukan skin test
antraks intestinal diatasi dengan penisilin G 18 – 24 juta unit perhari
secara intravena, bisa ditambahkan tetrasiklin 1 gram per hari,
bisa ditambahkan Obat-obat simtomatis dan suportif ,
diberikan Procain penisilin dengan dosis 1.2 juta I.U i.m 2 x sehari selama 5 – 7 hari,
atau diberikan benzilpenisilin dengan dosis 250.000 I.U setiap 6 jam.
pasien yang hipersensitif terhadap penisilin
diberikan tetrasiklin atau kloramfenikol dengan dosis 500 mg, 4 x sehari selama 5 – 7 hari,
obat ini tidak diberikan pada anak dibawah umur 6 tahun.,
tidak diperbolehkan menyembelih mengkonsumsi daging hewan sakit antraks,
tidak diperbolehkan membuat barang-barang yang berasal dari bahan hewan sakit antraks, seperti kerajinan dari tanduk, kulit, bulu, tulang ,
8.ARTRITIS
Artritis yaitu peradangan (inflamasi) di area persendian,
Penyebab Artritis yaitu osteoartritis, osteoartritis (OA) atau artritis reumatoid (AR),
osteoartritis disebabkan trauma atau pengausan sendi,
artritis reumatoid disebabkan faktor imunologi ,
Gejala artritis tergantung sendi mana yang terkena,
serangan osteoartritis biasanya sesisi. gejala nya nyeri sendi yang
berkaitan dengan gerak, kaku pada sendi yang terserang, pada pemeriksaaan radiologi tampak pelebaran sendi pada tahap awal, osteofit, sklerosis tulang dan penyempitan rongga antar sendi pada tahap lanjut,
osteoartritis menyerang sendi penyokong berat badan.
Sendi yang terserang artritis akan bengkak, merah , nyeri,
artritis reumatoid menyerang sendi-sendi
kecil misalnya sendi pergelangan tangan atau kaki, namun
dapat menyerang juga sendi-sendi besar seperti sendi bahu dan pinggul,
Nyeri sendi pada artritis reumatoid bersifat kambuhan terpengaruh cuaca, masa remisi, bersifat simetris, bilateral, Serangan dimulai dengan gejala prodromal berupa lemah,
nafsu makan kurang , nyeri dan kaku badan. Gejala pada sendi muncul bertahap sesudah beberapa minggu ,
gejala mirip dengan artritis yaitu encok reumatism yang sebenarnya
berasal dari jaringan lunak di luar sendi,
deformitas dapat terjadi pada osteoartritis maupun artritis reumatoid setelah terjadi destruksi sendi,
sendi atau jaringan lunak di atasi dengan
anti inflamasi nonsteroid atau analgesik biasa seperti :
asetosal 1 gram 3 x sehari ,
fenilbutason 200 mg 3 x sehari,
ibuprofen 400 mg 3 x sehari,
9.ASMA BRONKIALE
asma bronkiale yaitu saluran nafas mengalami penyempitan karena
hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang memicu peradangan dan
penyempitan sementara, asma bronkiale mengakibatkan terganggunya saluran pernafasan dan mengakibatkan mengencang atau menyempitnya saluran pernafasan,
penyebab (inducer) yaitu sel mast di sepanjang bronki menghasilkan bahan
seperti histamin dan leukotrien sebagai respon terhadap benda asing (alergen),
seperti serbuk sari, debu halus, bulu binatang, yang memicu terjadinya: kontraksi otot polos, pembentukan lendir, perpindahan sel darah putih tertentu ke bronki,
penyebabnya yaitu : perubahan suhu udara, asap rokok, serbuk sari, debu, bulu binatang, asap, udara dingin insektisida, debu, polusi udara , infeksi saluran pernafasan,
faktor faktor itu yang mengakibatkan peradangan (inflammation) pada saluran pernafasan dimana hal ini akan memperkecil diameter dari saluran udara (bronkokonstriksi) dan penyempitan ini menyebabkan penderita sulit bernafas
gejalanya yaitu :
pada auskultasi terdengar wheezing dan ekspirasi memanjang.
sesak napas pada asma , suara mengi akibat kesulitan ekspirasi,
sesak pernapasan dan sianosis dikenal dengan status asmatikus yang dapat
berakibat fatal,
dispnoe di pagi hari dan sepanjang malam, setelah latihan fisik cuaca dingin, berkaitan dengan paparan pollen dan bulu binatang , infeksi saluran nafas atas, batuk yang panjang di pagi hari dan larut malam berkaitan dengan
faktor iritatif, batuknya kering, ada mukus bening yang
diekskresikan dari saluran nafas, diagnosa asma berdasar anamnesis dan
auskultasi. wheezing di akhir ekspirasi jadi tanda penyakit
paru obstruktif seperti asma. pada asma ringan, auskultasi selalu normal,
pemicu serangan dihindari,
pasien asmatikus memerlukan oksigen, terapi parenteral dan
perawatan intensif yaitu : diinfus glukosa 5%
Aminofilin 5 – 6 mg/kg beratbadan disuntikkan i.v bila pasien belum
mendapat teofilin oral. Prednison 10 – 20 mg 2 x sehari untuk beberapa hari, kemudian diturunkan dosisnya atau diberikan adrenalin.
gejala ringan diatasi dengan suntikan adrenalin 1 : 1000 0,2 – 0,3
ml subkutan diulangi beberapa kali dengan interval 10 – 15
menit. Dosis anak 0,01 mg/kg berat badan yang diulang dengan
memperhatikan fungsi respirasi, tekanan darah, nadi ,
Bronkodilator seperti teofilin 100 – 150 mg 3 x sehari untuk dosis
dewasa dan 10 – 15 mg / kg beratbadan sehari untuk anak.
Salbutamol 2 – 4 mg 3 x sehari dosis untuk dewasa
Efedrin 10 – 15 mg 3 x sehari tambahan untuk theofilin,
jika obat lain gagal gunakan prednison dan
diberikan beberapa hari saja untuk mencegah asmatikus. namun
pemberiannya tidak boleh terlambat,
10.BATU SALURAN KEMIH
batu di dalam saluran kemih (kalkulus uriner) yaitu batu
yang terbentuk di sepanjang saluran kemih memicu nyeri, perdarahan,
penyumbatan aliran kemih ,penyebab munculnya batu dalam saluran kemih yaitu kurang minum, gangguan metabolisme,
gejala nya yaitu sering buang air kecil terutama saat batu melewati ureter
mual dan muntah, perut menggelembung, demam,
menggigil dan darah di dalam urin,
batu ini terbentuk di dalam kandung kemih (batu kandung kemih). atau di dalam ginjal (batu ginjal) proses pembentukan batu ini dinamakan urolitiasis (litiasis renalis, nefrolitiasis)
batu yang menyumbat tubulus renalis ,ureter, pelvis renalis memicu
nyeri punggung atau kolik renalis (nyeri kolik yang hebat di
area antara tulang rusuk dan tulang pinggang, yang menjalar ke perut juga
daerah kemaluan dan paha sebelah dalam),
batu yang kecil tidak menimbulkan gejala,
batu di saluran kemih sebelah atas memicu kolik, sedangkan yang di bawah menghambat buang air kecil,
batu dapat memicu infeksi saluran kemih. bila batu menyumbat aliran
kemih, bakteri akan terperangkap di dalam urin yang terkumpul diatas
penyumbatan, sehingga terjadilah infeksi,
urin pada pemeriksaan mikroskopis menunjukan ada eritrosit dan kadang ada leukosit,
bila penyumbatan berlangsung lama, urin akan mengalir balik ke
saluran di dalam ginjal, memicu penekanan yang akan
menggelembungkan ginjal (hidronefrosis) dan terjadi
kerusakan ginjal,
diagnosa pemeriksaan urin mikroskopik dapat menunjukkan adanya darah, nanah atau kristal batu yang kecil,
batu yang memicu nyeri didiagnosa berdasarkan gejala kolik
renalis, disertai dengan adanya nyeri tekan di punggung dan selangkangan
atau nyeri di daerah kemaluan tanpa penyebab yang jelas,
batu yang tidak memicu gejala, mungkin bisa didapat secara tidak
sengaja pada pemeriksaan analisa urin ,
tidak perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan kecuali
bila nyeri menetap lebih dari beberapa jam atau diagnosisnya belum pasti,
pemeriksaan tambahan dengan
pengumpulan urin 24 jam dan pengambilan contoh darah untuk menilai
kadar asam urat,kalsium, sistin yang memicu terbentuknya batu,
batu di dalam pelvis renalis atau bagian ureter paling atas yang berukuran dibawah 1 sentimeter diatasi dengan oleh gelombang ultrasonik
(Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy, ESWL). Pecahan batu
dibuang dalam urin,
batu kecil yang tidak memicu penyumbatan
tidak perlu diobati,
kolik diobati dengan injeksi spasmolitik seperti atropin 0.5 - 1 mg i.m untuk dewasa,
jika ada infeksi maka diberikan antibiotik seperti kotrimoksazol 2 x 2 tablet
atau amoksisilin 500 mg peroral 3 x sehari untuk dewasa,
bawa pasien ke rumah sakit jika ada indikasi ,antaralain:
infeksi kambuhan,
selama pengamatan batu tidak dapat turun, batu > 5 mm
obstruksi sedang dan berat
batu di saluran kemih proksimal,
11.BRONKITIS AKUT
bronkitis yaitu peradangan pada bronkus saluran udara ke paru-paru
bronkitis akut merupakan bronko pneumonia yang lebih ringan,
bronkitis akut disebabkan oleh virus, mikoplasma bakteri ,
gejala bronkitis infeksiosa yaitu hidung berlendir, lelah, menggigil, sakit punggung, sakit otot, demam ringan dan nyeri tenggorokan,
Batuk sebagai tanda dimulainya bronkitis. awalnya batuk
tidak berdahak, namun 1 – 2 hari kemudian akan mengeluarkan dahak berwarna putih kemudian dahak akan bertambah banyak,
gejalanya yaitu
pipi tampak kemerahan, sakit kepala, Batuk berdahak (kemerahan), sesak nafas saat olah raga , infeksi pernafasan, flu , bengek, lelah, pembengkakan pergelangan kaki, tungkai kiri dan kanan, wajah, telapak tangan atau selaput lendir yang berwarna kemerahan,
pada bronkitis berat, sesudah gejala lainnya hilang , kadang
terjadi sesak nafas terjadi bila saluran udara tersumbatdemam tinggi selama 3 – 5 hari dan batuk beberapa minggu, bunyi nafas mengi, setelah batuk,
terjadi pneumonia,
diagnosia berdasarkan gejala adanya lendir.
pemeriksaan yang menggunakan stetoskop akan terdengar bunyi
ronki ,.
diberikan asetosal atau parasetamol untuk dewasa
diberikan parasetamol untuk anak anak,
diberikan Antibiotik jika penyebabnya adalah infeksi bakteri dahaknya berwarna kuning , demamnya tinggi , memiliki penyakit paru-paru,
untuk dewasa diberikan Kotrimoksazol seperti Tetrasiklin 250 – 500 mg
4 x sehari. Eritromisin 250 – 500 mg 4 x sehari diberikan selama 7 – 10 hari.
anak-anak diberikan amoxicillin atau diberikan eritromisin 40 – 50 mg/kg beratbadan /hari. walaupun penyebabnya adalah mycoplasma pneumoniae,
12.CACINGAN
Manusia merupakan hospes defenitif beberapa nematoda usus (cacing perut),
yang memicu penyakit,
pada jenis jenis cacing perut ada spesies yang ditularkan melalui tanah, Diantara cacing cacing itu yang berbahaya adalah cacing cambuk (Trichuris Trichuria) cacing gelang (Ascaris vermicularis), cacing tambang (Ankylostoma Duodenale, Necator americanus),
telur cacing bertahan pada tanah yang lembab, berkembangbiak menjadi telur yang infektif dan siap untuk masuk ke tubuh manusia yang merupakan hospes
defenitifnya.,
13. ANKILOSTOMIASIS (INFEKSI CACING TAMBANG)
infeksi cacing tambang disebabkan adanya cacing cacing ancylostoma
duodenale dan cacing cacing necator americanus. cacing tambang berusaha mengisap darah korban korban nya sehingga korbannya mengalami anemia sampai menyebabkan gagal jantung, gangguan pertumbuhan , mengalami retardasi mental,masa inkubasi nya antara beberapa minggu tergantung
beratnya infeksi , ketika larva menembus kulit, korban akan mengalami dermatitis, saat larva lewat di paru korban tiba tiba mendadak batuk-batu,
Diagnosa dengan cara menemukan telur telur dalam tinja ( Harada-Mori)
diberikan Albendazol 400 mg dosis tunggal (sekali saja), tidak boleh digunakan selama hamil ,
diberikan Sulfas ferosus 3 x 1 tablet untuk orang dewasa atau 10 mg/kg beratbadan /kali (untuk anak) untuk mengatasi anemia,
diberikan Pirantel pamoat 10 mg/kg beratbadan per hari selama 3 hari,
diberikan Mebendazol 500 mg dosis tunggal (sekali saja) atau 100 mg 2 x sehari selama 3 hari berturut-turut,
14.ASKARIASIS (INFEKSI CACING GELANG)
Askariasis atau infeksi cacing gelang yaitu penyakit yang disebabkan adanya
parasit Ascaris lumbricoides,
gejala infeksi cacing gelang di usus besar tidak jelas. pada infeksi masif
terjadi gangguan saluran cerna seperti obstruksi total saluran cerna,
cacing gelang dapat pindah ke organ tubuh seperti
saluran empedu dan menyumbat lumen sehingga berbahaya,
telur telur cacing menetas di usus menjadi larva kemudian menembus dinding dinding usus, masuk ke aliran darah kemudian berjalan jalan ke paru paru dan mengakibatkan korban pneumonitis askaris , batuk batuk, bersin, demam, eosinofilia,
diagnosa askariasis dengan cara menemukan ascaris dewasa atau telur telur
ascaris pada pemeriksaan tinja,
larva menjadi cacing cacing dewasa di dalam usus dalam waktu 2 bulan, cacing dewasa di dalam usus memicu gangguan saluran cerna , tidak napsu makan, mual, muntah, jika cacing berhasil masuk masuk ke saluran maka dapat menyebabkan infeksi berat, jika anak infeksi berat maka terjadi malabsorbsi sehingga memperberat malnutrisi. namun infeksi ini baru diketahui sesudah cacing cacing keluar spontan bersama sama tinja ,
jika cacing cacing banyak berkumpul dalam usus dapat terjadi obstruksi
usus (ileus), maka pasien perlu dibawa ke rumah sakit,
diberikan Pirantel pamoat 10 mg/kg beratbadan dosis tunggal,
diberikan Mebendazol 500 mg dosis tunggal (sekali saja) atau 100 mg 2 x sehari selama 3 hari berturut-turut,
diberikan Albendazol 400 mg dosis tunggal (sekali saja), tidak boleh dikonsumsi selama hamil,
tidak menggunakan tinja tinja sebagai pupuk tanaman,
cuci tangan sebelum makan menggunakan sabun,
sayuran segar (mentah) yang akan dimakan harus dicuci
bersih karena telur telur cacing ascaris mampu bersembunyi dan
hidup dalam sayuran selama bertahun-tahun,
15.FILARIASIS
filariasis atau penyakit kaki gajah yaitu penyakit menular kronik yang disebabkan sumbatan cacing filaria di kelenjar dan saluran getah bening, memicu gejala demam berulang, radang kelenjar atau radang saluran getah bening, edema dan gejala kronik elefantiasis,
filariasis disebabkan oleh 3 spesies cacing filaria, yaitu wuchereria bancrofti, brugiamalayi dan brugia timori yang masing-masing sebagai penyebab filariasis bancrofti, filariasis malayi dan filariasis timori.
nyamuk bernama anopheles, culex, mansonia, aedes dan armigeres berperan sebagai penular (vektor) penyakit filariasis, pasien yang tertular filariasis bila digigit nyamuk yang mengandung larva cacing filaria,
filariasis tanpa menyebabkan gejala,
pada pemeriksaan fisik korban selalu cuma hanya ditemukan
pembesaran kelenjar limfe terutama di daerah inguinal. namun pada pemeriksaan darah ditemukan mikrofilaria dalam jumlah besar dan eosinofilia,
gejala filariasis dengan peradangan ,antaralain:
lemah, demam, menggigil, sakit kepala, muntah
beberapa minggu. gejala menyerang alat kelamin, saluran
limfe tungkai ,
pada korban laki-laki ditemukan funikulitis
penebalan ,nyeri, epididimitis, orkitis , pembengkakan
skrotum. jika serangan nyamuk berat
berat nyamuk menyebabkan otot ileopsoas,abses ginjal, pembengkakan epididimis, jaringan retroperitoneal, kelenjar inguinal
gejala filariasis dengan penyumbatan,antaralain:
pada stadium menahun muncul jaringan granulasi yang proliferatif juga pelebaran saluran limfe yang luas kemudian tampam elefantiasis,
infeksi kelenjar inguinal mempengaruhi tungkai dan bagian luar alat kelamin
penyumbatan penyumbatan duktus torasikus atau saluran limfe perut bagian tengah mempengaruhi skrotum dan penis pada
korban laki-laki dan bagian luar alat kelamin pada korban wanita .
elefantiasis ada pada tungkai juga alat kelamin , namun jika saluran limfe peritoneum sampai pecah maka tiba tiba mendadak muncul asites yang mengandung banyak kilus kilus,
namun jika sampai saluran limfe kandung kencing dan ginjal bisa bisanya pecah maka tiba tiba mendadak muncul kiluria kiluria (keluarnya cairan cairan limfe dari dalam urin), namun jika tunika vaginalis sampai bisa pecah maka tiba tiba mendadak muncul hidrokel atau kilokel,
namun yang sering tampil pada kebanyakan pasien ialah hidrokel dan limfangitis alat kelamin, limfangitis dan elefantiasis sudah bisa diperparah oleh infeksi sekunder streptococcus
satu satunya diagnosa filariasis dengan cara menemukan mikrofilaria mikrofilaria dalam darah tepi yang diambil tiba tiba ditengah malam hari (pukul 22.00– 02.00 dinihari) dan dipulas dengan pewarna giemsa.
pada keadaan kronik pemeriksaan ini selalu sering negatif,
Pengobatan rekomendasi WHO dengan albendazol
400mg ( boleh sedikit ditambah parasetamol) dosis tunggal, sekali setahun selama 5 tahun,
diberikan sedikit antibiotik untuk infeksi sekunder dan abses,
diberikan perawatan perawatan elefantiasis khusus mencuci kaki dan merawat luka luka,
boleh langsung diberikan diethyl carbamazine citrate (DEC)
6 mg/kg beratbadan 3 x sehari selama 12 hari,
Pengobatan rekomendasi WHO dengan DEC 6 mg/kg beratbadan ,
Implementation unit (IU) adalah wilayah kota dengan jumlah
penduduk 4.000 – 8.000 orang,
Dosis DEC untuk filariasis berdasarkan umur
usia DEC (100 mg) Albendazol (400 mg)
2 – 6 tahun 1 tablet 1 tablet
7 – 12 tahun 2 tablet 1 tablet
> 13 tahun 3 tablet 1 tablet
16.OKSIURIASIS
infeksi cacing kremi atau oksiuriasis atau enterobiasis yaitu penyakit yang disebabkan parasit cacing enterobius vermicularis berkembang biak di dalam usus,
gejalanya yaitu :
gatal gatal hebat di sekitar anus, kulit di sekitar anus lecet kasar,
napsu makan berkurang, berat badan menurun
tiba tiba mendadak terbangun tepat jam 12 tengah malam karena rasa gatal gatal hebat akibat cacing betina bergerak gerak ke dalam anus dan meletakkan telur telurnya disana,
iritasi vagina jika cacing masuk ke dalam vagina,
namun cacing kremi dapat dilihat dengan mata telanjang , setelah pasien tertidur pada malam hari cacing cacing kremi aktif
bergerak gerak , cacing berwarna putih seperti rambut. telur dan cacingnya bisa diambil semua
dengan cara menempel nempelkan selotip kepada sekitar anus, Kemudian selotip tersebut diperiksa dengan mikroskop,
dapat diberikan mebendazol 100 mg dosis tunggal diulang 2 minggu kemudian
dapat diberikan albendazol 400 mg dosis tunggal diulang 2 minggu kemudian
dapat diberikan pirantel pamoat 10 mg/kg beratbadan dosis tunggal diulang 2 minggu kemudian,
17 . SISTOSOMIASIS
Sistomiasis yaitu penyakit akibat cacing trematoda Scistosoma japonicum ,penyakit ini menahun yang hidup di dalam
pembuluh darah vena, sistem peredaran darah hati, yaitu pada sistem vena porta, mesenterika superior , cacing ini memerlukan hospes
perantara sejenis keong Oncomelania hupensis lindoensis yang bersifat amfibi,
Sistomiasis sudah dapat ditular tularkan melalui bentuk infektif larvanya yang
bernama sekaria yang sewaktu-waktu muncul keluar dari keong keong tersebut , Larva Larva cacing ini
akan masuk masuk ke dalam tubuh manusia melalui pori-pori kulit manusia manusia yang berenang renang di
kolam renang rawa genangan air yang mengandung banyak sekaria.
masa tunas 4 – 6 minggu,
gejala nya sindrom disentri , demam, urtikaria, mual, muntah,
dan sakit perut.
dermatitis sistosoma tiba tiba dapat muncul gara gara serkaria sudah menembus ke dalam kulit manusia,
namun pada tingkat lanjut telur telur yang terjebak dalam organ-organ tubuh manusia menyebabkan mikroabses yang meninggalkan fibrosis sehingga
terjadi sirosis hepatitis, hepatosplenomegali, dan hipertensi portal pada tubuh pasie yang fatal,
diagnosa dilakukan bila berhasil ditemukan telur dalam tinja atau biopsi rektum atau hati. memastikan pemeriksaan dengan test test serologi ,
untuk sistosomiasis diatasi dengan pemberian prazikuantel, dosis tunggal,
18.TAENIASIS / SISTISERKOSIS
Taeniasis yaitu penyakit zoonosis parasitik yang disebabkan cacing dewasa Taenia seperti cacing Taenia asiatica, cacing Taenia saginata, cacing Taenia solium ,
infeksi larva cacing taenia solium ,
dinamakan sistiserkosis dengan gejala munculnya benjolan benjolan (nodul) di bawah kulit (subcutaneous cysticercosis)
jika pasien memiliki infeksi larva taenia solium di susunan saraf pusatnya maka dinamakan neurosistiserkosis dengan gejala gejala epilepsi
penularan taeniasis adalah berasal dari babi babi, sapi sapi yang sudah pernah memiliki larva cacing pita (cysticercus).
penularan sistiserkosis dari penderita taeniasis solium sendiri yang tinjanya ternyata banyak mengandung telur telur atau proglotid cacing pita yang tersebar luas di tanah kebun sungai kolam rawa genangan air danau mencemari lingkungan. korban yang sehat dapat sakit dan terinfeksi cacing
pita (taeniasis) jika banyak makan daging merah mentah murah yang sudah banyak mengandung larva ,
dengan sempurna,
larva taeniasis saginata yang ada pada daging sapi dinamakan cysticercus
bovis)
larva taeniasis solium yang ada pada daging babi dinamakan cysticercus cellulose Sistiserkosis bisa mendadak terjadi jika saja
telur T.solium dimakan oleh pasien namun Telur T. saginata dan T.asiatica tidak mengakibatkan sistiserkosis pada pasien masa inkubasi 8 – 14 minggu,
kebanyakan taeniasis tidak menampakan gejala (asimtomatik) pada korban korbannya, gejala baru akan muncul sebagai akibat iritasi mukosa usus atau toksin yang diproduksi cacing cacing. gejala nya pusing, diare ,pruritus ani, tidak nyaman di lambung , mual, badan lemah, berat badan menurun, napsu makan menurun, sakit kepala, konstipasi,
namun pada sistiserkosis, maka larva cacing pita sudah bersarang di otak korban sehingga korban mendapat epilepsi namun larva juga bisa bersarang di mata, otot, jantung , diagnosa taeniasis dilakukan dengan anamnesis dan pemeriksaan tinja mikroskopis, didiagnosa jika pasien tiba tiba mengeluarkan proglotid (segmen) cacing pita ,
didiagnosa jika pasien tiba tiba pada pemeriksaan tinja ternyata ditemukan satu telur cacing taenia , pasien pasien taeniasis diatasi dengan prazikuantel berdosis 5 – 10 mg/kg beratbadan dosis tunggal
cara cara khusus pemberian prazikuantel yaitu :
satu hari sebelum pemberian prazikuantel, pasien diberikan makan
makanan yang lunak tanpa minyak dan serat,malam harinya sesudah makan malam pasien menjalani puasa, keesokan paginya dalam keadaan perut kosong pasien segera diberi prazikuantel, namun tiba tiba
dua sampai dua setengah jam kemudian pasien pasien diberikan garam inggris (MgSO4),
30 gram untuk dewasa dan 15 gram atau 7,5 gram untuk anak anak, yang dilarutkan dalam minuman jus durian,
namun pasien tidak boleh makan makan sampai buang air besar yang pertama. setelah buang air besar pasien diberi makanan bubur durian ,
tinja dari buang air besar pertama dikelompok kelompokan dalam botol botol
yang sudah berisi formalin 5 – 10% untuk pemeriksaan telur taenia sp. tinja dari buang air besar pertama dan berikutnya selama 24 jam ditampung dalam
baskom lalu disiram dengan air panas , kemudian diayak dan
disaring untuk mendapatkan proglotid dan skoleks taenia sp. bila ada
cacing dewasa, cacing menjadi relaks dengan pemberian air panas.
skoleks dan proglotid disimpan dalam botol yang berisi
alkohol 70% untuk pemeriksaan morfologi untuk
identifikasi spesies cacing pita ,
19. TRIKURIASIS
Trikuriasis atau Infeksi cacing cambuk disebabkan oleh
cacing Trichuris trichiura
Infeksi ringan tidak mengakibatkan gejala , Infeksi berat gejalanya prolapsus rekti, diare dengan sindrom disentri, anemia, berat badan turun ,
diagnosa dengan cara menemukan telur cacing di dalam tinja,
pasien diberikan mebendazol 100 mg 2 x sehari selama 3 hari berturut-turut atau dosis tunggal 500 mg,
pasien diberikan albendazol 400 mg 3 hari berturut-turut. tidak diberikan selama kehamilan,
20.DEMAM BERDARAH DENGUE
Demam Berdarah Dengue (DBD) yaitu penyakit ,
gejalanya : Trombositopeni (jumlah trombosit 100.000/•l),
Hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit • 20%),
dengan atau tanpa pembesaran hati (hepatomegali),demam tinggi terus-menerus selama 2 – 7 hari, perdarahan perdarahan hematemesis, melena, hematuri,petekie, purpura, perdarahan konjungtiva, epistaksis, ekimosis, perdarahan mukosa, epistaksis, perdarahan gusi, yang diketahui pada pemeriksaan uji Tourniquet (Rumple Leede) positif ,
Virus dengue diketahui 4 serotipe (Dengue-1, Dengue-2,
Dengue-3 dan Dengue-4), termasuk dalam group B Arthropod Borne Virus
(Arbovirus). Dengue-3 berkaitan dengan DBD berat ,
cara penularan penularan DBD yaitu melalui gigitan nyamuk aedes aegypti atau aedes albopictus yang hidup di kebun-kebun hutan rumah kosong,
nyamuk penular dbd tidak mampu hidup
di tempat-tempat dengan ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut,
Masa inkubasi 4 – 7 hari,
didahului demam tinggi terus menerus 2 – 7 hari. Panas dapat turun pada hari ke-3 yang kemudian naik, pada hari ke-6 atau ke-7 panas turun,
Perdarahan ini terjadi di semua organ. Bentuk perdarahan berupa
uji Tourniquet (Rumple Leede) positif atau dalam bentuk satu atau lebih
manifestasi perdarahan seperti Hematemesis, Melena ,Hematuri,Petekie, Purpura, Ekimosis, Perdarahan konjungtiva, Epistaksis, Pendarahan gusi,
pembesaran hati (hepatomegali)
nyeri tekan ada tanpa disertai ikterus,
pembesaran hati ditemukan pada permulaan penyakit,
pembesaran hati tidak sejajar dengan beratnya penyakit,
Petekie sulit dibedakan dengan bekas gigitan nyamuk. Untuk
membedakannya regangkan kulit, namun bila hilang maka bukan petekie. test Tourniquet positif sebagai tanda perdarahan ringan, dapat dinilai sebagai presumptif test (dugaan ) oleh karena test Tourniquet positif pada hari-hari pertama demam terdapat pada pasien DBD. Namun test Tourniquet positif
dapat juga ditemukan pada penyakit akibat virus lain seperti infeksi bakteri (Typhus abdominalis) ,campak, demam chikungunya, dan lain-lain.
test Tourniquet dinyatakan positif, bila ada 10 atau lebih petekie pada seluas 1 inci persegi (2,5 x 2,5 cm) di lengan bawah bagian depan (volar) dekat lipat siku (fossa cubiti),
Tanda-tanda renjatan syok ,antaralain
gelisah, Sianosis di sekitar mulut
Nadi cepat, lemah, kecil sampai tidak teraba, Kulit dingin dan lembab terutama pada ujung hidung, jari tangan
dan kaki,
tekanan nadi menurun, sistolik menurun sampai 80 mmHg atau kurang,
renjatan disebabkan Karena perdarahan, atau karena kebocoran plasma ke daerah, ekstra vaskuler melalui kapiler yang terganggu.
Pemeriksaan Hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit),
Peningkatnya nilai hematokrit (Ht) menandakan hemokonsentrasi
ada pada DBD, sebagai tanda yang peka terjadinya perembesan
plasma, sehingga dilakukan pemeriksaan hematokrit , penurunan trombosit mendahului peningkatan hematokrit,
Hemokonsentrasi dengan peningkatan hematokrit • 20% (seperti 35%
menjadi 42%: 35/100 x 42 = 7, 35+7=42), menunjukan peningkatan
permeabilitas kapiler dan perembesan plasma,
bahwa nilai hematokrit dipengaruhi oleh penggantian cairan atau perdarahan.
Penurunan nilai hematokrit 20% setelah pemberian cairan ,
nilai Ht dianggap sesuai nilai setelah pemberian cairan,
Pemeriksaan Trombositopeni:
Pemeriksaan dilakukan ketika pasien menderita DBD, jika
normal maka diulang tiap`hari sampai suhu turun,
Jumlah trombosit 100.000/•l ditemukan diantara hari ke 3 – 7 saat pasien sakit, Pemeriksaan trombosit diulang sampai terbukti bahwa jumlah
trombosit dalam batas normal atau menurun,
Gejala DBD ialah nyeri otot,kejang,anoreksia, lemah, mual, muntah, sakit perut, diare atau konstipasi, penurunan kesadaran sehingga di diagnosa sebagai ensefalitis,hiperpireksia , kejang , sakit perut , perdarahan gastrointestinal dan renjatan,
Diagnosa Dinyatakan memiliki Demam Berdarah Dengue jika demam tinggi
2-7 hari, disertai perdarahan (sekurang-kurangnya test Tourniquet
positif) dan/atau trombositopenia (jumlah trombosit 100.000/•l)
Demam Berdarah Dengue derajat 1 dan 2, hasil pemeriksaan serologis
menunjukkan hasil positif pada pemeriksaan HI test atau terjadi peninggian
(positif) IgG saja atau IgM dan IgG pada pemeriksaan dengue rapid test,
cara pengobatan demam berdarah dengue pada dewasa,yaitu
Pasien yang menderita DBD dengan hasil Hb, Ht dan trombosit
dalam batas nomal dapat dipulangkan dengan saran pemeriksaan besoknya , jika hasil pemeriksaan meragukan indikasi rawatnya, maka pasien
diobservasi diberikan infus ringer laktat sebanyak 500cc dalam 4 jam. sesudah itu dilakukan pemeriksaan ulang, Hb, Ht dan trombosit,
Pasien dibawa ke rumah sakit jika hasil nya yaitu
Hb, Ht dalam kondisi normal dengan jumlah trombosit < 100.000/•l atau
Hb, Ht meningkat dengan jumlah trombosit < 150.000/•l,
cara pengobatan demam berdarah dengue dengan syok
(DSS) yaitu
pasien Segera diberi infus ringer laktat, atau NaCl 0,9%, 10 – 20 ml/kg beratbadan ( 30 menit) dan oksigen 2 – 4
liter/menit. Untuk DSS berat (DBD derajat IV, nadi tidak teraba dan tensi
tidak terukur) maka pasien diberikan ringer laktat 20 ml/kg beratbadan bersama koloid,jika
syok reda jumlah cairan dikurangi menjadi 10 ml/kg beratbadan /jam.
untuk pemantauan maka pasien dibawa ke rumah sakit ,
cara pengobatan demam berdarah dengue pada anak
Pertama-tama ditentukan terlebih dahulu:
apa ada tanda syok muntah darah, tinja darah, gelisah, nafas cepat, bibir
biru, tangan dan kaki dingin, kulit lembab), muntah terus-menerus, kejang,
kesadaran menurun, maka pasien dibawa kerumah sakit ,
jika tidak ada tanda syok , periksa test Tourniquet dan
hitung trombosit.
jika test Tourniquet positif dan jumlah trombosit 100.000/•l,maka pasien dibawa kerumah sakit ,
jiak test Tourniquet negatif dengan trombosit > 100.000/•l atau
normal, pasien boleh pulang , Berikan obat
antipiretik parasetamol jangan salisilat. bila
selama di rumah demam pasien tidak turun pada hari sakit ketiga, evaluasi
adakah tanda-tanda syok, yaitu anak menjadi gelisah,
ujung kaki tangan dingin, sakit perut, tinja hitam, kencing berkurang;
perlu periksa Hb, Ht dan trombosit. jika ada tanda syok
atau terdapat peningkatan Ht dan / atau penurunan trombosit, maka pasien dibawa kerumah sakit ,
21.DEMAM REMATIK
demam rematik yaitu sindrom akibat infeksi akut tenggorokan akibat
penyakit sistemik yang dapat bersifat akut, subakut, kronik atau fulminan
dan terjadi sesudah infeksi streptococcus beta hemolyticus grup A yang terjadi 1 – 5 minggu sebelumnya pada saluran pernafasan bagian atas,
penyakit ini sebagai respon dari sistem kekebalan tubuh manusia yang memicu penyakit kelainan berpulih (reversibel) di sendi, kulit kelainan
menetap di jantung (penyakit jantung reumatik) dan organ lainnya,
demam rematik disebabkan oleh
interaksi antigen-antibodi 10 – 14 hari sesudah adanya infeksi streptococcus pyogenes,
gejalanya
1. Kriteria Mayor:
Eritema marginatum (tanda mayor demam rematik ini hanya ada pada penyakit parah ,Nodulus subkutan ( tidak ditemukan bila tidak ada karditis), Karditis,
Poliartritis migrans (berpindah-pindah), Chorea dengan gejalanya ada gerakan tidak di sadari yang berlangsung sangat cepat dan cenderung bersifat bilateral, 2. Kriteria Minor
Interval P-R yang memanjang pada EKG, demam rematik,Artralgia nyeri sendi, LED naik, Peningkatan CRP serum atau lekositosis,
ekokardiografi berguna dalam diagnosa perikarditis dan penyakit katup (tidak perlu untuk diagnosa primer).
diagnosa jika ada bukti terdapat infeksi streptococcus sebelumnya(peningkatan titer AST, kultur streptococcus tenggorokan positif, baru saja menderita skarlatina) jika ada 2 kriteria mayor atau 1 kriteria mayor dan 2 kriteria minor.
eradikasi kuman dilakukan segera sesudah diagnosa demam
rematik dilakukan ,
diberikan eritromisin 2 gram/hari selama 10 hari bila pasien tidak tahan
terhadap penisilin,
diberikan penisilin prokain 600.000 – 1,2 juta IU i.m atau penisilin V 500 mg
3 x sehari selama 10 hari, Pada anak dosis penisilin prokain yaitu 50.000 IU/kg beratbadan /hari, dan
eritromisin 125 – 250 mg 4 x sehari,
pasien yang pernah menderita demam rematik, dengan atau tanpa adanya
penyakit jantung rematik, diberikan antibiotik profilaksi
(secondary prophylaxis) untuk mencegah infeksi ulang saluran pernafasan
akibat steptococcus group A,
Pasien tanpa karditis dalam serangan pertama maka diberikan profilaksi
minimum 5 tahun sesudah serangan hingga minimum usia 18 tahun, Pasien dengan karditis pada serangan pertama, diberikan profilaksi
hingga usia 25 tahun,
Pasien yang menderita penyakit katup jantung rematik kronik, diberikan
profilaksi seumur hidup ,
Profilaksis tetap diteruskan bila pasien hamil. sebab sulfonamides
mempengaruhi janin ,
bila alergi penisilin maka pasien diberikan:
Eritromisin Kapsul atau tablet 250 mg (stearat atau etil suksinat),
Eritromisin Suspensi oral 125 mg (stearat atau etil suksinat)
pasien demam rematik dibawa ke rumah sakit,
Fenoksimetilpenisilin,
Tablet 250 mg bentuk garam ,
Suspensi oral 250 mg bentuk garam, dalam setiap 5 ml,
dosis Anak < 2 tahun : 125 mg per oral setiap 12 jam,
dosis Dewasa : 250 mg per oral setiap 12 jam,
Antibiotik profilaksis
Benzatin benzilpenisilin,
Injeksi 1,44 g (=2,4 juta IU) (dalam 5 ml vial),
anak dan dewasa > 30 kg : 1,2 juta IU i.m setiap 3 – 4minggu
anak kurang dari 30 kg : 600.000 IU i.m setiap 3 – 4 minggu
Pemberian obat antiradang pada demam rematik yaitu:
Manifestasi Pengobatan : Dosis Obat
artritis, dan Salisilat 100 mg/kg/hari selama 2 minggu,
karditis tanpa diturunkan menjadi 75 mg/kg/hari
kardiomegali selama 4 – 6 minggu.
karditis dengan Prednison 2 mg/kg/hari selama 2 minggu,
kardiomegali atau kemudian diturunkan 1 mg/kg/hari sampai habis
gagal jantung selama
2 minggu, ditambah salisilat 75 mg/kg/hari
mulai minggu ke 3 selama 6 minggu,
22.DERMATITIS ATOPIK
Dermatitis Atopik yaitu peradangan kulit kronik dan residif
pada bayi dan anak,
Atopi yaitu penyakit pada pasien yang mempunyai kepekaan misalnya : asma bronkiale, rinitis alergi, dermatitis atopik dan konjungtivitis alergi,
Penyebab tidak diketahui,
gejalanya
tungkai bayi terbentuk ruam berkeropeng yang berwarna merah berair pada wajah, kulit kepala, daerah yang tertutup popok, tangan, lengan, kaki,
dermatitis menghilang pada usia 3 – 4 tahun, namun kambuh,
ruam gatal muncul dan kambuh kembali
hanya pada lengan atas, sikut bagian depan atau di belakang lutut. warna, intensitas dan lokasi ruam bervariasi,
pada dermatitis atopik, herpes simpleks yang sebelumnya cuma hanya sekedar menyerang area yang sempit namun tiba tiba menyebabkan
eksim dan demam tinggi (eksim herpetikum),
diagnosa berdasarkan gejala-gejala, hasil pemeriksaan fisik dan
penyakit alergi pada keluarga penderita.
oleh sebab penyakit bersifat kronik berulang sehingga pengobatan ditujukan untuk mengurangi kelainan kulit,
sistemik yaitu diberikan antihistamin classic sedatif seperti klorfeniramin maleat untuk mengurang ngurangj gatal gatal,
infeksi sekunder ditambahkan antibiotik sistemik atau topikal,
topikal yaitu diberikan
diberikan krim kortikosteroid potensi sedang/rendah, 1 – 2 kali sehari sesudah
mandi,
diberikan kortikosteroid potensi rendah : krim hidrokortison 1%, 2,5%
diberikan kortikosteroid potensi sedang : krim betametason 0,1%
diberikan emolien / pelembab sesudah mandi pada kulit kering
jika lesi akut/eksudatif: kompres 2 – 3 x sehari, 1 – 2 jam dengan
larutan dengan rivanol 0,1% atau NaCl 0,9%,
23.DERMATOMIKOSIS
dermatomikosis atau mikosis superfisialis yaitu penyakit jamur pada permukaan kulit ,
dari berbagai jenis dermatomikosis , dikenal kurap kadas. sedangkan
panu masuk dalam kategori dermatomikosis yang nondermatofitosis,
dermatomikosis disebabkan jamur , faktor genetik ,
mikosis pada sapi, marmut, kucing kambing anjing menyebar
pada manusia memicu tinea pada ekstremitas, badan dan wajah,
pada panu, muncul bercak bersisik halus berwarna putih ,
bisa pada daerah mana saja di badan termasuk leher dan lengan,
ada pada ketiak, lipat paha, lengan, tungkai atas, leher, muka dan kulit kepala
yang berambut,tinea kutaneus berciri ciri gatal, tepi berskuama, eritematus dan meninggi,
berbentuk lingkaran (cincin) ,
infeksi jamur kulit dialami wanita yaitu pada kulit dan vagina ,
jamur ditandai dengan adanya penebalan, putih, dadih seperti kotoran, peradangan,gatal sewaktu hubungan seksual,buang air kecil , buang air besar,
diagnosa yaitu dengan pemeriksaan mikroskopis dari bahan kerokan kulit yang terserang,Dermatofitosis,
obat mikonazol topikal dan ketokonazol sistemik efektif untuk mengatasi candida dan dermatofit ,
obat topikal untuk mengatasi tinea,
obat griseofulvin tablet untuk mengatasi dermatofit,
obat nistatin untuk mengatasi candida,
obat derivat azol 1 bulan ,
diberikan bila lesi luas dengan obat
griseofulvin micronized 500 – 1000mg sehari selama 2 – 6 minggu
kombinasi asam salisilat 3% dengan asam benzoat 6%.
24.DIABETES MELITUS
Diabetes Melitus (DM) yaitu penyakit metabolisme akibat tingginya
kadar plasma glukosa (hiperglikemia) karena gangguan sekresi
insulin, aksi insulin , Diabetes Melitus disebabkan Kekurangan hormon insulin, yang berfungsi memanfaatkan glukosa sebagai sumber energi dan mensintesa lemak,
Diabetes Melitus menjadi 2 jenis atas dasar waktu dimulainya penyakit, yaitu :
1. Tipe-1, Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM) atau jenis remaja
Pada tipe ini terdapat destruksi dari sel-sel beta pancreas, sehingga tidak
menghasilkan insulin dan menyebabkan sel tidak menyerap glukosa dari darah,
Kadar glukosa darah naik sehingga kelebihan glukosa dikeluarkan lewat
urin. Insulin Dependent Diabetes Melitus penyebabnya belum jelas kadang disebabkan oleh infeksi virus yang
menimbulkan reaksi auto-imun berlebih untuk menanggulangi virus, selain itu
ada faktor keturunan ,
2. Tipe-2, Non Insulin Dependent Diabetes Melitus (NIDDM) atau jenis dewasa
Tipe ini tidak tergantung dari insulin, disebabkan oleh menurunnya fungsi sel-sel beta serta penumpukan amiloid ,Non Insulin Dependent Diabetes Melitus disekitar sel beta. , Insufisiensi fungsi insulin yang disebabkan oleh gangguan atau defisiensi produksi insulin oleh sel-sel beta langerhans kelenjar pankreas, atau disebabkan oleh kurang
responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin.
gejalanya yaitu :
mengalami poliuria (banyak berkemih) polidipsia
(banyak minum) dan polifagia (banyak makan)
lemah, kesemutan atau rasa
baal gatal yang kronik,
berat badan turun,
merasa sangat haus, kehilangan energi, rasa lemas, cepat lelah,
penurunan penglihatan,
diagnosa berdasarkan gejala diabetes dengan 3P (polifagia, poliuria, polidipsia)
diagnosa dipastikan dengan penentuan kadar gula darah.
jika kadar glukosa darah 200 mg/dl
glukosa darah puasa 126 mg/dl,
pada tes pemeriksaan toleransi glukosa oral (TTGO) didapatkan hasil pemeriksaan kadar gula darah 2 jam 200 mg/dl sesudah pemberian glukosa 75 gram
pengobatan pada pasien
pada pasien diabetes tipe-1 yang diberikan insulin seumur hidup, tidak
boleh minum antidiabetik oral,
pada pasien diabetes tipe-2 diberikan antidiabetik oral ,yaitu:
- metformin mulai dengan 0,5 gr/hari dalam 2 – 3 kali pemberian, maksimal
2 g/hari.
- klorpropamid mulai dengan 0,1 gr/hari dalam sekali pemberian, maksimal
0,5 mg/hari
- glibenklamid mulai dengan 5 mg/hari dalam sekali pemberian, maksimal
10 mg/hari
obat ini dimulai dengan dosis terkecil. sesudah 2 minggu pengobatan,
dosis dinaik naikkan ,
25.DIARE NON SPESIFIK
diare yaitu membuang buang-buang air besar kadang merupakan gejala
dari penyakit-penyakit tertentu dengan frekuensi sering, diare nonspesifik yaitu diare yang bukan disebabkan oleh kuman khusus maupun parasit.dengan frekuensi sering diare akut yaitu buang air besar lembek/cair konsistensinya encer, disertai berlendir, bau amis, bahkan berupa air saja,dengan frekuensi sering
penyebab diare yaitu virus, makanan yang tercemar toksin,
gejalanya yaitu :
demam ,dehidrasi, dehidrasi tidak tampak sampai kehilangan cairan ,
gejala dan tanda dehidrasi ,antara lain :
menurunnya turgor kulit rasa haus, mulut dan bibir kering
menurunnya turgor kulit,
berat badan turun , hipotensi, lemah otot,
sesak napas, gelisah, mata cekung, air mata tidak ada,
pemberian cairan, untuk mencegah
maupun mengobati dehidrasi,
tidak menggunakan antidiare, antibiotik dan antimikroba,
sebab obat ini hanya untuk kolera, disentri, giardiasis atau
amubiasis,
pada penderita diare tanpa dehidrasi:
berikan cairan (air tajin, larutan gula garam, oralit) sebanyak yang diinginkan
hingga diare hilang,
meneruskan pemberian makanan atau ASI bagi bayi,
penderita diare dengan dehidrasi ringan – sedang
maka oralit diberikan 75 ml/kg berat badan dalam 3 jam, jangan dengan botol.
bila anak muntah karena pemberian cairan terlalu cepat tunggu lalu ulangi lagi, dengan pemberian lebih lambat,
pada penderita diare dengan dehidrasi berat
diberikan ringer laktat 100 ml yang terbagi dalam beberapa waktu
setiap 1-2 jam pasien diperiksa ulang, bila hidrasi tidak membaik
tetesan dipercepat. setelah 6 jam pada pasien bayi atau tiga jam pada pasien lebih tua ,pasien kembali di periksa,
26.DIFTERI
difteri yaitu infeksi akut pada saluran pernapasan bagian atas ,
penyebab difteri yaitu bakteri corynebacterium diphtheriae.
bakteri ini juga menyerang saluran pernapasan, terutama laring, amandel , tenggorokan, kulit dan memicu kerusakan saraf dan jantung.,
masa tunas 2 – 7 hari,
gejalanya sakit menelan , demam, mual, muntah, menggigil sakit kepala.
sesak napas dengan atau tanpa tanda obstruksi napas ,demam tidak tinggi,
pada pemeriksaan tenggorokan ada selaput putih mudah
berdarah jika disentuh,
pembesaran kelenjar limfe di leher (bullneck),
inflamasi lokal dengan banyak eksudat faring, eksudat yang lekat di
mukosa berwarna kelabu atau gelap dan edema jaringan lunak. pada anak,
penyakit ini memicu obstruksi jalan nafas,
penyakit yang disebabkan oleh toksin bakteri dimulai 1 – 2
minggu sesudah gejala lokal. toksin mempengaruhi jantung (miokarditis,
aritmia terutama selama minggu kedua penyakit) dan sistem syaraf
(paralisis, neuritis 2 – 7 minggu sesudah onset penyakit). jika pasien
sembuh dari fase akut penyakit, maka sembuh tanpa kelainan lainnya,
diagnosa dengan kultur bakteri yang diambil dari eksudat ke dalam
tabung untuk sampel bakteri. sampel harus dikultur pada media khusus, sediaan apus diambil 3 hari berturut-turut,
pasien simtomatik dibawa ke rumah sakit
pasien asimtomatik diberikan profilaktik antibiotik eritromisin.
27.EPILEPSI
Epilepsi yaitu suatu penyakit dengan kecenderungan
mengalami kejang kambuhan , kejang dimulai dengan
hilangnya kesadaran, terjadinya kejang tonik atau klonik tubuh,
epilepsi disebabkan
kelainan organis otak ,
epilepsi dibedakan atas epilepsi parsial misalnya serangan fokal
motorik, fokal sensorik dan epilepsi umum misalnya epilepsi
grand mal, petit mal, atau mioklonik ,
gejalanya :
grand mal diawali dengan aura berupa rasa terbenam atau
melayang. mulut berbusa dan dapat terjadi inkontinesia,hilangnya pengendalian kandung kemih, nafas mendengkur, Penurunan kesadaran sementara, kepala berpaling ke satu sisi, gigi dikatupkan kuat-kuat , Kemudian terjadi
kejang tonik seluruh tubuh selama 20 – 30 detik diikuti kejang klonik pada
otot anggota, otot punggung, dan otot leher yang berlangsung 2 – 3 menit.
sesudah kejang hilang penderita terbaring lemas atau tertidur ,x
kemudian kesadaran berangsur sembuh sendiri,
serangan epilepsi primer generalisata, pasien mengalami kejang sebagai reaksi tubuh terhadap muatan tidak normal, setelahnya
sakit kepala, linglung , lelah kemudian kesadaran berangsur sembuh sendiri,
serangan epileptikus yaitu kejang yang paling berbahaya , dimana kejang terjadi terus menerus, tidak berhenti. kontraksi otot sangat kuat, tidak mampu bernafas, muatan listrik di dalam otaknya menyebar luas.
bila tidak segera ditangani, bisa terjadi kerusakan jantung dan otak hingga meninggal.,
serangan petit mal atau lena, diawali dengan hilang kesadaran
selama 10 – 30 detik. selama fase lena (absence) kegiatan motorik terhenti
dan pasien diam tidak beraksi. kadang tampak gerakan klonik pada mulut atau kelopak mata, kemudian kesadaran berangsur sembuh sendiri,
serangan mioklonik merupakan kontraksi singkat suatu otot kemudian kesadaran berangsur sembuh sendiri ,
serangan parsial sederhana motorik dapat bersifat kejang yang mulai di salah
satu tangan dan menjalar sesisi, serangan parsial sensorik
berupa serangan rasa baal atau kesemutan unilateral, kemudian kesadaran berangsur sembuh sendiri,
serangan parsial sederhana (psikomotor) kompleks, pasien tidak sadar selama 1 – 2 menit, menggerakkan lengan dan
tungkainya dengan tanpa tujuan, mengeluarkan suara suara yang tidak berarti, selama beberapa menit kemudian kesadaran berangsur sembuh sendiri,
terapi epilepsi organik bertujuan mengatasi penyebabnya ,
terapi epilepsi idiopatik bertujuan untuk mengurangi dan mencegah serangan,
pemicu serangan, yaitu kelelahan, putusnya makan obat ,
usahakan agar pasien tidak terjatuh,
melonggarkan pakaiannya,
pasien tidak boleh ditinggalkan sendirian sampai benar-benar
sadar ,
epileptikus berbahaya karena itu obat anti-kejang diberikan dalam dosis
tinggi secara intravena, gunakan obat tunggal mulai dengan dosis rendah,
jika obat tunggal dosis maksimal tidak efektif gunakan 2 jenis obat dengan
dosis terendah,
jika selama 2 – 3 tahun tidak ada lagi serangan, obat dapat dihentikan
bertahap,
obat antiepilepsi,antaralain:
Jenis Kejang Jenis Obat
Fokal/Parsial Fenobarbital atau fenitoin
Umum Fenobarbital atau fenitoin
Tonik-klonik Fenobarbital atau fenitoin
Mioklonik Diazepam
Serangan lena Diazepam
untuk perawatan lanjutan :
fenobarbital 1 – 5 mg/kg berat badan /hari 1 x sehari
fenitoin 4 – 20 mg/kg beratbadan 2 – 3 x sehari
Bayi dan anak :
o i.v 0,2 – 0,3 mg/kg beratbadan /dosis ( 1 mg/tahun umur) diberikan dalam 3 – 5 menit, setiap 15 – 30 menit hingga dosis total maksimal 5 mg, diulangi
dalam 2 – 4 jam ,
o rektal : bayi < 6 bulan, tidak disarankan ; < 2 tahun : keamanan dan
efektivitas belum diuji; 2- 5 tahun : 0,5 mg/kg beratbadan ; 6 – 11 tahun : 0,3
mg/kg berat badan
untuk usia 12 tahun : 0,2 mg/kg beratbadan,
28.ERISIPELAS
erisipelas adalah infeksi kulit
yang disebabkan oleh streptococcus beta-haemolyticus.
gejalanya :
pada kulit yang udematus muncul vesikel dan bula,
pasien demam sampai menggigil, disertai malaise,
kelenjar getah bening regional membesar dengan nyeri tekan,
area kulit yang terinfeksi terlihat merah, udematus dan berkilat dengan
batas yang tegas juga nyeri tekan,
diagnosa berdasarkan tanda-tanda peradangan kulit,
diberikan penisilin prokain 1,2 juta IU yang disuntikkan 3 hari
berturut-turut,jika pasien penderita tidak tahan penisilin maka diberikan eritromisin selama 5 –6 hari,
29.FARINGITIS AKUT
faringitis yaitu inflamasi atau infeksi dari membran mukosa faring (
tonsilo palatina),
faringitis akut bagian dari infeksi akut orofaring yaitu tonsilo
faringitis akut, atau bagian dari influenza (rinofaringitis),
Faringitis disebabkan oleh :
Bakteri seperti Bakteri Neisseria gonorrhoeae,
,Bakteri grup A ß-hemolytic Streptococcus , Bakteri Chlamydia,
Bakteri Corynebacterium diphtheriae, Bakteri Hemophilus influenzae,
Virus seperti Epstein –Barr virus, herpes virus, rhinovirus, adenovirus, parainfluenza, coxsackievirus,
Jamur Candida yang jarang kecuali pada pengidap imunokompromis yaitu
yang mengidap HIV dan AIDS,
perkembangbiakan penyakit bergantung pada daya tahan tubuh ,infeksi sekunder dan virulensi kumannya namun faringitis sembuh
sendiri setelah 3 – 5 hari,
gejala tanda pada pasien jika faringitis yang disebabkan virus ,antaralain:
onset radang tenggorokannya lambat, progresif,
demam nyeri menelan,faring posterior merah dan bengkak,
,malaise ringan, kongesti nasal,
gejala tanda pada pasien jika faringitis yang disebabkan bakteri ,antaralain:
onset mendadak dari nyeri tenggorokan,malaise,demam , menggigil
nyeri menelan,faring posterior merah bengkak,ada folikel bereksudat ada purulen di dinding faring, batuk, pembesaran kelenjar getah bening leher bagian anterior,
- Perawatan khusus mirip influenza,namun
-pasien anak tidak ada obat khusus yang bisa diberikan ,
obat Untuk demam dan nyeri,yaitu :
khusus Anak akan diberikan
Parasetamol yang diberikan 3 kali sehari jika anak demam,
- di bawah 1 tahun : 60 mg/kali (1/8 tablet)
- 1 - 3 tahun : 60 - 120 mg/kali (1/4 tablet)
- 3 - 6 tahun : 120 - 170 mg/kali (1/3 tablet)
- 6 - 12 tahun : 170 - 300 mg/kali (1/2 tablet)
obat Untuk demam dan nyeri,yaitu :
untk pasien Dewasa diberikan Ibuprofen, 200 mg 1 – 2 tablet 4 x sehari ,atau Parasetamol 250 atau 500 mg, 1 – 2 tablet per oral 4 x sehari ,
diberikan antibiotik bila ada infeksi ,yaitu
dosis pasien Anak:
diberikan Eritromisin 20 – 40 mg/kg berat badan perhari selama 5 hari,
diberikan Kotrimoksazol 2 tablet anak 2 x sehari selama 5 hari,
diberikan Amoksisilin 30 - 50mg/kg beratbadan perhari selama 5 hari,
diberikan antibiotik bila ada infeksi ,yaitu
dosis pasien Dewasa ;
diberikan Eritromisin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari,
diberikan Kotrimoksazol 2 tablet dewasa 2 x sehari selama 5 hari,
diberikan Amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari,
30.FLU BURUNG
Flu burung atau Avian influenza yaitu penyakit menular akut yang disebabkan oleh virus influenza tipe A sub-tipe H5N1 yang sebelumnya berhasil menyerang unggas ,
cara penularan
hewan melakukan hubungan : kontak langsung bersentuhan dengan unggas yang sakit atau makan daging unggas yang terinfeksi virus flu burung (AI),
lingkungan benda benda yang tercemar virus virus flu burung (AI),
gejala mirip flu biasa, yaitu
diare ,nyeri otot, demam ,batuk, pilek, sakit tenggorokan, sesak,
sakit kepala, malaise, muntah,
masa inkubasi 1 – 7 hari . masa penularan pada manusia adalah 1 hari
sebelum dan 3 – 5 hari sesudah gejala muncul , penularan pada anak
mencapai 21 hari,
diagnosa yaitu pada pengidap flu burung
jika demam (suhu • 38oc) ditambah pilek, sakit tenggorokan, batuk
sesak nafas,ditambah satu atau lebih syarat di bawah ini dalam 7 hari sebelum timbulnya gejala ,antaralain ;
kontak bersentuhan dengan binatang lain selain ternak unggas atau unggas lain, yang telah dikonfirmasi terinfeksi H5N1,
memegang sampel hewan atau manusia yang mengandung virus H5N1,
ditemukan leukopenia (dibawah normal: 5000 – 10.000)
ditemukan titer antibodi terhadap H5 dengan pemeriksaan tes HI,
kontak dalam jarak 1 meter dengan pasien suspek , probabel H5N1
yang sudah konfirmasi,
mengkonsumsi daging unggas merah murah mentah yang tidak dimasak di area yang dicurigai ada hewan atau
manusia yang terinfeksi H5N1 dalam satu bulan terakhir,
memegang, menyembelih, mencabuti bulu, memotong,
ayam, unggas liar, bangkai unggas dalam area dimana infeksi dengan H5N1 pada hewan atau manusia telah dikonfirmasi dalam satu bulan terakhir,
memakai eritrosit kuda atau uji ELISA untuk influenza A tanpa sub-tipe.
Foto toraks menunjukkan pneumonia yang cepat memburuk pada serial
foto,
konfirmasi pengidap flu burung:
jika pada pengidap disertai satu dari hasil positif berikut ini yang
dilakukan di laboratorium influenza yang hasil pemeriksaan H5N1nya diakui oleh WHO sebagai konfirmasi:
Hasil PCR influenza A/H5N1 positif,
Isolasi virus influenza A/H5N1 positif,
Peningkatan 4 kali lipat titer antibodi netralisasi untuk H5N1 dari spesimen
konvalesen dibandingkan dengan spesimen akut yang diambil 7 hari sesudah
onset penyakit dan titer antibodi netralisasi harus pula 1/80 , Titer antibodi mikronetralisasi H5N1 , 1/80 pada spesimen serum yang
diambil pada hari ke 14 sesudah onset penyakit ditambah hasil postif hasil
test serologis lain, seperti titer HI sel darah merah kuda • 1/160 atau
western blot specific H5 positif,
pengidap flu burung diberikan oseltamivir 75 mg 2 x sehari selama 5 hari.
pengidap flu burung anak diberikan oseltamivir sesuai dengan berat badan (usia > 1 tahun : 2mg/kg berat badan ),
pemberian oseltamivir harus mengikuti sistem skoring yang telah disepakati
pemberian oseltamivir harus berdasarkan resep dokter ,
pemberian oseltamivir tidak direkomendasikan untuk profilaksis
31.FRAMBUSIA
frambusia atau patek atau puru menyerang kulit ,
di tungkai bawah, bentuk destruktif menyerang juga tulang dan periosteum
frambusia disebabkan oleh treponema pertenue,
pada stadium awal ada tanda kelainan pada tungkai bawah berupa gerombolan papula dengan dasar eritem yang kemudian berkembang menjadi borok dengan dasar bergranulasi adanya serum bercampur darah
yang mengandung kuman. stadium ini sembuh dalam beberapa bulan
dengan parut atrofi , bersamaan dengan ini muncul papula bentuk butiran
sampai bentuk kumparan yang tersusun menggerombol, berbentuk
korimbiformis, atau melingkar di daerah lubang-lubang tubuh seperti area lipatan anus, telinga, mulut, hidung ,muka ,papula kemudian basah, mengeropeng , papula yang membesar membentuk papiloma atau ulceropapilloma pada telapak kaki terdapaf keratodermin yang berlangsung 3
sampai 12 bulan,jika penyakit berlanjut penyakit ini menyerang periosteum, tulang, dan persendian , juga terjadi destruksi tulang yang terlihat dari luar sebagai gumma atau nodus. destruksi tulang hidung memicu pembengkakan
akibat eksostosis dinamakan goundou,
obat pilihan lain diberikan eritromisin 1 – 2 gram/hari atau tetrasiklin 1 – 2
gram/hari selama 2 minggu,
pasien diberikan penisilin prokain 2,4 juta IU dosis tunggal untuk dewasa.
obat alternatif nya frambusia, antaralain :
diberikan aureomisin
dosis anak-anak : 0,75 – 1,5 gr selama 4 hari,
dosis dewasa : 2 gr selama 5 hari,
diberikan teramisin dalam setiap dosis dibagi 3 hari berturut-turut,
3 gr pada hari i
2 gr pada hari ii
2 gr pada hari iii
diberikan tetrasiklin
dosis anak-anak : 25 mg/kg berat badan selama 5 hari,
dosis dewasa : 2 gr /hari selama 5 hari,
32.GAGAL JANTUNG (DEKOMPENSASIO KORDIS)
Gagal jantung yaitu sindrom karena menurunnya daya
pompa jantung, yang disebabkan oleh kelainan katup jantung, anemia, hipertensi, tirotoksikosis atau penyakit jantung koroner ,
gejala gagal jantung yaitu
tanda gagal jantung kiri atau kanan yang
muncul bertahap atau mendadak dengan tanda udem paru
akut,
gagal jantung akut yaitu suatu gagal jantung kiri dengan tanda udem paru
akut: sianosis,sesak napas berat dan napas cepat, batuk saat berbaring,
gagal jantung kiri gejalanya sesak napas sesudah
paroxysmal nocturnal dyspnea atau bekerja,
tampak pulsasi karotis yang melemah, dan terdengar bunyi jantung
iii dan i.v,
tanda gagal jantung kanan yaitu pembesaran hati atau udem di pergelangan kaki yang bersifat pitting , merasa lemah dan nyeri di perut kanan atas perut dapat terjadi asites,
Diagnosa Sesak nafas, takikardia ,
diberikan Diuretik furosemid tablet 40 mg 1 – 2 x sehari ,
untuk mengatasi gagal jantung yang tanda bendungannya menonjol. Diuretik
ini diberikan tanpa digitalis bila tidak ada takikardia,
jika diuretik digunakan bersama digitalis perlu diberikan KCI 500 mg 1 – 3
x sehari secara oral, dengan monitoring kadar Na+ dan K+ plasma.
Pada gagal jantung parah diperlukan digitalis. Digitalisasi
dilakukan secara lambat dengan digoksin 0,25 mg/hari,juga
di berikan oksigen,di berikan furosemid, KCI dan digoksin sebelum pasien dibawa kerumah sakit ,Penderita harus menghindari garam,
33.GANGGUAN NEUROTIK
gangguan neurotik suatu gejala fisik yang dirasakan berlebihan disertai gejala
kejiwaan tanpa gangguan afek,
gangguan neurotik disebabkan kepribadian ,
jenis-jenis gangguan neurotik,antaralain:
gangguan campuran ansietas dan depresi,
gangguan obsesif kompulsif,
gangguan penyesuaian,
gangguan somatoform,
gangguan fobik,
gangguan panik,
gangguan ansietas menyeluruh,
gejalanya sesuai dengan gejala dari masing-masing jenis neurotik,
diagnosa
tergantung gejala yang menonjol ,
diberikan anti ansietas : diazepam 2-5 mg 2 – 3 x sehari.
diberikan anti depresan : amitriptilin 25 mg 2 – 3 x sehari
34.GANGREN PULPA
gangren pulpa yaitu kematian jaringan pulpa sebagian atau seluruhnya sebagai kelanjutan terjadinya karies,
penyebabnya yaitu matinya jaringan pulpa ,
gejalanya gigi yang rusak berubah warna menjadi abu-abu kehitaman, tidak ada simtom sakit, jaringan pulpa mati, lisis dan berbau busuk,
Diagnosa Degenerasi pulpa,
gigi dibersihkan dengan semprit air, kemudian dikeringkan dengan kapas,
jika terjadi alergi amoksisilin diberikan antibiotika eritromisin atau kotrimoksazol.
jika telah ada radang periapikal diberikan antibiotik Amoksisilin 500 mg 3 x
sehari selama 5 hari,
jika parah maka diberikan penisilin prokain
600.000 IU/hari selama 3 hari,
jika parah maka diberikan parasetamol 500 mg 3 x
sehari.setelah radang reda gigi dicabut
35.GASTRITIS
gastritis yaitu nyeri epigastrium kambuhan,
gastritis disebabkan iritasi lambung akibat penyakit sistemik , infeksi kuman helicobacter pilori , makanan yang merangsang asam lambung maka muncul
gangguan keseimbangan antara produksi asam lambung dan daya tahan mukosa,
gejalanya yaitu muntah tidak selalu ada,perut perih , tidak enak di ulu hati,
gastritis erosif akibat obat , nyeri epigastrium, perut kembung, mual,
diagnosa nyeri ulu hati, mual muntah, kembung ,
diberikan tablet metoklopramid 10
mg, 1 jam sebelum makan jika pasien muntah,
diberikan metoklopramid dan simetidin 200 mg 2 x sehari
atau ranitidin 150 mg 2 x sehari jika nyeri hebat,
diberikan antasida (Al. Hidroksida, Mg Hidroksida) saat menjelang tidur, pagi hari, dan saat makan,
tanda pendarahan seperti hematemesis atau melena maka pasien
segera dibawa ke rumah sakit sebab akan terjadi pendarahan pada
tukak lambung yang dapat menjadi perforasi,
36.GIGITAN ULAR
keadaan sakit akibat gigitan ular berbisa,
ular berbisa dikelompokkan dalam 3 kelompok,antaralain;
viperidae seperti sumatran pit viper, borneo green pit viper, sumatran pit viper,
colubridae seperti boiga dendrophilia, mangroce cat snake,
elapidae seperti sumatran spitting cobra, king cobra, blue coral snake,
pencegahan dengan serum anti bisa ular polivalen.
gejalanya yaitu: tampak kebiruan,pingsan,lumpuh,sesak nafas,
efek akibat gigitan ular ,antaralain:
1. efek lokal.
coral snakes, krait memberikan efek yang
sulit di deteksi dan hanya bersifat minor seperti: bengkak, melepuh,
perdarahan, memar nekrosis. yang berbahaya yaitu syok hipovolemik sekunder yang disebabkan berpindahnya cairan vaskuler ke jaringan ,
2. efek sistemik
yang menghasilkan efek yang non-spesifik seperti: kolaps,nyeri kepala,
mual muntah, nyeri perut, diare ,
efek sistemik spesifik dibagi berdasarkan:
miotoksisitas
miotoksisitas hanya bila pasien diserang
oleh ular laut. gejala yaitu : kardiotoksisitas,hiperkalemia,
nyeri otot, tenderness, mioglobinuria dan berpotensi terjadi gagal
ginjal,
koagulopati
yang menyebabkan terjadinya koagulopati. dengan gejala pasien mengeluarkan darah terus menerus
dari tempat gigitan, venipuncture dari gusi jika parah
menimbulkan batuk darah, hematuria, haematomesis, melena ,
neurotoksik
yang menyebabkan flaccid paralysis,
berbahaya jika terjadi paralisis pada pernafasan. gejala awalnya pada saraf kranial pasien seperti ptosis,
oftalmoplegia progresif jika pasien tidak mendapat anti venom akan terjadi
kelemahan anggota tubuh dan paralisis pernafasan. full paralysis
akan terjadi dalam waktu + 12 jam,
diagnosa jika ada gigitan ular berbisa baik berupa efek sistemik spesifik, efek lokal (tempat gigitan) maupun efek sistemik ,
pertolongan pada gigitan ular ,yaitu
jika tersedia, suntikkan serum Anti Bisa Ular (ABU) polivalen i.v dan
disekitar luka ATS dan penisilin procain 900.000 IU sebagai
profilaksis.
jika timbul gejala syok, lumpuh dan sesak nafas, harus
segera dibawa ke rumah sakit,
jika yang digigit anggota badan, gunakan tali putar silang disebelah atas luka.
Putar tali sedemikian kencang sampai denyut nadi di ujung anggota hampir
tidak teraba. Ikatan dikendorkan setiap 15 menit selama 1 menit,
bila gigitan terjadi dalam waktu kurang dari setengah jam, buatlah sayatan
silang ditempat gigitan sampai darah keluar dan sedotlah dengan alat penyedot,
jangan sekali-kali dengan mulut,
37.GINGGIVITIS
Ginggivitis yaitu Inflamasi ginggiva marginal atau radang gusi,
Ginggivitis bisa disebabkan oleh faktor lokal maupun faktor sistemik,
Faktor lokal seperti sikat gigi yang salah, tambalan yang kurang baik,karang gigi, bakteri, sisa makanan (plak),
Faktor sistemik seperti:
ketidakseimbangan hormon saat pemakaian kontrasepsi,menstruasi, kehamilan, menopause, keracunan logam, Diabetes Melitus (DM),
gejalanya yaitu : mulut bau, gusi bengkak mudah berdarah,
di pemeriksaan gusi tampak bengkak, mudah
berdarah pada sondasi. lebih
berat , ginggivitis herpes disertai gejala herpes simpleks. tanda di gusi
tidak disertai bau mulut
karang gigi dibersihkan dengan fisioterapi oral.
berkumur dengan obat kumur iodium povidon atau H2O2 3% 3 x sehari selama 3 hari, diberikan amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari,
perikoronitis diatasi dengan antibiotik sistemik selama 5 hari seperti amoksisilin atau eritromisin 500 mg 3 x sehari, atau
pengangkatan operculum,
38.GLOMERULONEFRITIS AKUT (GNA)
Glomerulonefritis akut atau Glomerulonefritis pasca infeksi yaitu
peradangan pada glomeruli yang memicu hematuria darah dalam urin,
dengan gumpalan sel darah merah dan proteinuria protein dalam urin ,
Glomerulonefritis akut disebabkan oleh Infeksi bakteri Streptococcus beta-haemolyticus grup A pada ginjal,
kebanyakan pasien tidak memiliki gejala ,kadang tandanya ada penimbunan cairan ,urin mengandung darah,juga pembengkakan jaringan (udem), berkurangnya urin ,mulanya udem hanya sebagai pembengkakan di wajah dan kelopak mata, namun selanjutnya berada banyak di tungkai ,
pembengkakan otak dan tekanan darah tinggi memicu gangguan fungsi hati ,sakit kepala, gangguan penglihatan ,
Diagnosa yaitu dengan Kadar antibodi untuk streptococcus di dalam darah dapat lebih tinggi, tes pemeriksaan Urinalisis mampu memperlihatkan jumlah protein urea dan kreatinin di dalam darah yang tinggi,
tanda-tanda gejala GNA antaralain : hematuria, udem, gangguan fungsi ginjal
sindroma nefritik akut yang terjadi sesudah infeksi selain streptococcus
dapat terdiagnosa karena gejalanya muncul, saat infeksinya masih berlangsung,
pembentukan urin terhenti setelah terjadinya glomerulonefritis pasca streptococcus, volume darah meningkat , kadar kalium darah meningkat, maka pasien akan meninggal, disarankan diet rendah protein dan garam hingga fungsi ginjal kembali membaik, diberikan diuretik untuk membantu ginjal membuang kelebihan garam dan air diberikan obat anti hipertensi Untuk mengatasi tekanan darah tinggi , bila penyebabnya adalah infeksi pada bagian tubuh buatan ( katup jantung buatan), maka prognosisnya tetap baik, asalkan infeksinya dapat diatasi, pemberian obat penekan sistem kekebalan dan kortikosteroid memperburuk penyakit, diberikan antibiotik bila masih ada sindroma nefritik akut infeksi bakteri masih ada,
39.GOUT
gout yaitu penyakit radang sendi akibat deposisi kristal mono
sodium urat pada persendian dan jaringan lunak,
gejalanya yaitu cedera pada ginjal, peradangan sendi arthritis kambuhan yang akut, disertai pembentukan kristal sodium urat yang besar
( tophus), deformitas (kerusakan) sendi secara kronik,
gout terjadi saat cairan tubuh sangat jenuh akan asam urat karena kadarnya yang tinggi, gout disebabkan oleh penumpukan asam urat didalam tubuh secara berlebihan, akibat produksi asam urat yang tinggi, akibat
makanan yang banyak mengandung purin,
gout menyerang lebih dari 1 sendi, sendi
yang tampak bengkak, hangat, kemerahan, dengan kulit di atasnya
yang teregang,
gejala nya yaitu nyeri dan kemerahan pada sendi metatarsofalangeal
pertama, biasanya melibatkan satu sendi. gejala bisa dieksaserbasi oleh paparan terhadap dingin ,
selama serangan akut, pasien mungkin demam dan ada peningkatan
LED dan CRP serum,
hiperuricemia kadar asam urat dalam darah lebih dari 7,5 mg/dl
pembengkakan sendi secara asimetris satu sisi tubuh saja,
lebih dari sekali mengalami serangan arthritis akut
terjadi peradangan maksimal ,
oligoarthritis,
kemerahan di sekitar sendi yang meradang,
diagnosa pada nyeri akut di persendian kecil ibu jari, terutama malam hari,
kadar urat serum biasanya > 7,5 mg/dl,
pada arthritis akut, pasien diberikan terapi untuk
mengurangi peradangan yaitu obat analgesik atau kortikosteroid.
sesudah serangan akut berakhir, terapi menurunkan kadar asam
urat didalam tubuh,
kondisi yang berhubungan dengan hiperurisemia yaitu diet kaya purin, obesitas, konsumsi purin merupakan senyawa yang akan dirombak menjadi asam urat didalam tubuh , alkohol merupakan salah satu sumber purin dan menghambat pembuangan purin melalui ginjal , beberapa jenis makanan yang mengandung banyak purin, seperti kacang-kacangan, bayam, jamur , kembang kol, daging (daging sapi, babi, kambing), makanan dari laut (seafood),
obat untuk terapi prevensi ,antaralain:
natrium bikarbonat 2 tablet 3 x sehari, untuk kelarutan asam
urat, probenesid, derivat asam benzoat ini berdaya urikosuris dengan cara
merintangi penyerapan kembali di tubuli proksimal. dosis 2 x 250 mg
selama 1 minggu, kemudian 2 x 500 mg, dinaikkan
sampai maksimum 2 g sehari.,
allopurinol jika kebanyakan produksi asam urat , allopurinol menghambat
sintesa dan menurunkan kadar asam urat darah. dosis hiperurikemia yaitu
100 mg 3 x sehari setelah makan, dapat dinaikkan setiap minggu
100 mg s/d 10 mg/kg beratbadan /hari,
40.HEPATITIS VIRUS
Hepatitis Virus Akut yaitu peradangan hati akibat adanya infeksi dari salah satu dari
kelima jenis virus hepatitis (virus A, B, C, D atau E),
gejala muncul secara tiba-tiba, antaralain:
muntah,demam, nafsu makan turun, tidak enak badan,mual,
peradangan muncul secara tiba�tiba dan berlangsung hanya selama beberapa minggu,
nyeri sendi dan biduran gatal-gatal kulit , terutama bila
penyebabnya yaitu infeksi oleh virus hepatitis B,
kemudian urin berubah menjadi lebih gelap dan
timbul kuning namun gejala lainnya menghilang dan pasien
merasa lebih sehat , walaupun sakit kuning semakin parah,
muncul gejala dari kolestasis (terhentinya atau berkurangnya aliran empedu)
yaitu tinja berwarna pucat dan gatal di seluruh tubuh,
jaundice kuning mencapai puncaknya pada minggu ke 1 – 2, kemudian
menghilang pada minggu ke 2 – 4,
bila hepatitis akut yang parah , maka pasien dirawat di rumah
sakit, pasien membaik setelah jaundice menghilang,
walau hasil pemeriksaan fungsi hati belum normal,
diagnosa berdasarkan gejala hasil pemeriksaan darah dan
fungsi hati, diagnosa didapat bila pada pemeriksaan darah ditemukan protein virus atau antibodi terhadap virus hepatitis pada pemeriksaan fisik, hati teraba lunak dan kadang agak membesar,
hepatitis C, D dan E belum ditemukan vaksin,
untuk yang belum diberikan vaksinasi namun telah terlanjur terpapar oleh hepatitis,
maka akan mendapatkan antibodi globulin serum,
Kemungkinan terjadi penularan infeksi melalui transfusi darah dapat dikurangi
dengan menggunakan darah yang telah melalui penyaringan untuk hepatitis
B dan C,
bayi yang lahir dari ibu yang menderita hepatitis B diberikan imun
globulin hepatitis B dan vaksinasi hepatitis B. Kombinasi ini mencegah
terjadinya hepatitis B kronik ,
Vaksinasi hepatitis B merangsang pembentukan kekebalan tubuh ,
Vaksinasi hepatitis A diberikan kepada pasien yang memiliki resiko
tinggi,
41.HIPEREMESIS GRAVIDARUM
hiperemesis gravidarum yaitu muntah berlebihan yang terjadi sampai umur kehamilan 22 minggu,
penyebabnya yaitu:
peningkatan hormon human chorionic gonadotropin (HCG),
disfungsi psikis, peningkatan estrogen,
hiperemesis gravidarum dikelompokan menjadi 3 tingkatan, antaralain:
1. tingkat i,
nadi meningkat hingga 100 kali per menit dan tekanan darah sistole
menurun,mata cekung dan lidah kering, turgor kulit berkurang dan urin masih
normal,
muntah pertama keluar makanan, lendir dan sedikit empedu kemudian hanya lendir, cairan empedu dan terakhir keluar darah,muntah yang terus-menerus, intoleransi terhadap makanan dan minuman, nyeri epigastrium,
2. tingkat ii,
subfebril, nadi cepat dan lebih 100 – 140 kali per menit, tekanan darah
sistole kurang 80 mmhg,kulit pucat, lidah kotor, kadang ikterus ada, aseton ada, bilirubin ada , gejala parah segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, haus
3. tingkat iii,
nistagmus, gangguan jantung, bilirubin ada ,
proteinuria, gangguan kesadaran (delirium-koma), muntah berkurang atau berhenti, ikterus, sianosis,
diagnosa dengan
pemeriksaan fisik : dehidrasi, kulit pucat, ikterus, sianosis,
porsio lunak pada vaginal touche, uterus besar sesuai usia gestasi,
pemeriksaan laboratorium :benda keton dan proteinuria, kenaikan relatif hemoglobin dan hematokrit, shift to the left,
pemeriksaan amenore yang disertai muntah hebat ,
pemeriksaan fungsi vital : nadi meningkat 100 kali per menit, tekanan darah menurun subfebril pingsan ,
diberikan
penenang minor : fenobarbital 30 mg i.m 2 – 3 kali per hari atau
klorpromazin 25 – 50 mg perhari atau diazepam 5 mg 2 – 3 kali perhari
i.m.,
antiemetik : prometazin 2 – 3 kali 25 mg per hari atau klorpromazin,
3 kali 3 mg perhari,
antasida 3 x 1 tab perhari per oral,
vitamin b i.v : vitamin b1, b2 dan b6 masing-masing 50 – 100
mg/hari/infus, dan vitamin b12 200 mcg/hr/infus,
diet hiperemesis i diberikan pada hiperemesis tingkat iii. cairan tidak diberikan ,makanan buah buahan diberikan ,
diet hiperemesis ii diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang.
minuman tidak diberikan bersama makanan. makanan diberikan tetapi bukan makanan yang mengandung vitamin A dan D,
diet hiperemesis iii diberikan dengan hiperemesis ringan,
minuman boleh diberikan bersama
makanan. hindari konsumsi kalsium,
saat parah maka
hentikan makan / minum per oral sementara ( 24 – 48 jam),
infus dekstrosa 10% atau 5% : RL = 2 : 1, 40 tetes per menit,
42.HIPERTENSI
Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) yaitu keadaan tanpa gejala terjadi peningkatan tekanan darah di dalam arteri yang memicu kerusakan
ginjal, stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung ,
penyebab hipertensi sekunder yaitu
ada perubahan perubahan pada jantung dan pembuluh darah yang secara
bersama-sama berusaha meningkatnya tekanan darah,
adanya penyakit ginjal,
adanya kelainan hormonal ,
adanya feokromositoma, yaitu tumor pada kelenjar adrenal yang menghasilkan
hormon epinefrin (adrenalin) atau norepinefrin (noradrenalin),
penyebab hipertensi primer tidak diketahui ,
tekanan darah yang bila pada pengukuran pertama menunjukan hasil yang
tinggi, maka tekanan darah diukur kembali dan kemudian diukur sebanyak 2
kali pada 2 hari berikutnya untuk meyakinkan ada tidaknya hipertensi. hasil
pengukuran menentukan adanya tekanan darah tinggi, juga
untuk menggolongkan kelas hipertensi,
klasifikasi tekanan darah pada dewasa:
Tekanan Darah Tekanan Darah
Sistolik Diastolik
Stadium 1 140 - 159 mmHg 90 - 99 mmHg
(Hipertensi ringan)
Stadium 2 160 - 179 mmHg 100 - 109 mmHg
(Hipertensi sedang)
Stadium 3 > 180 mmHg > 110 mmHg
(Hipertensi berat)
Diagnosa :
Tekanan darah diukur sesudah pasien duduk berbaring 5 menit. jika pertama
kali diukur tinggi ( 140/90 mmHg) maka pengukuran diulang 2 x pada 2 hari
berikutnya untuk meyakinkan ada tidaknya hipertensi,
hindari garam ,
obat hipertensi dimulai dengan salah satu obat ,antaralain:
diberikan Hidroklorotiazid (HCT) 12,5 – 25 mg perhari dosis tunggal pada pagi hari , Pada hipertensi dalam kehamilan, digunakan jika disertai
hemokonsentrasi / udem paru,
diberikan Reserpin 0,1 – 0,25 mg sehari sebagai dosis tunggal
diberikan Propanolol mulai dari 10 mg 2 x sehari dapat dinaikkan 20 mg 2 x sehari,
diberikan Kaptopril 12,5 – 25 mg 2 – 3 x sehari.
diberikan Nifedipin mulai dari 5mg 2 x sehari, bisa dinaikkan 10 mg 2 x sehari.
43.HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
hipertensi yang terjadi selama kehamilan,
penyebabnya belum diketahui ,
tekanan darah diastolik sebagai pengukur dalam penanganan hipertensi
dalam kehamilan, maka tekanan diastolik mengukur tahanan perifer
dan tidak tergantung apapun,
diagnosa hipertensi dibuat bila tekanan darah diastolik 90 mmhg pada
2 pengukuran berjarak 1 jam atau lebih,
hipertensi dalam kehamilan dibagi dalam:
hipertensi karena kehamilan, bila hipertensi terjadi pertama kali sesudah
kehamilan 20 minggu, selama persalinan dan/atau dalam 48 jam post
partum,
-hipertensi kronik, bila hipertensi terjadi sebelum kehamilan 20 minggu,
Diagnosa
hipertensi karena kehamilan
risiko meningkat jika ,antaralain:
autoimun: sle hipertensi karena kehamilan:
hipertensi tanpa proteinuria atau edema,
preeklampsia ringan,
preeklampsia berat,
eklampsia,
masa plasenta besar (gemelli, penyakit trofoblast),
hidramnion,
diabetes melitus,
isoimunisasi rhesus,
faktor herediter,
hipertensi karena kehamilan sering terjadi pada primigravida. patologisnya telah terjadi sejak implantasi, sehingga muncul iskemia plasenta yang kemudian diikuti dengansindroma inflamasi.,
Hipertensi dalam kehamilan dan preeklampsia ringan ditemukan tanpa
gejala, kecuali peningkatan tekanan darah. Prognosis menjadi lebih buruk
dengan adanya proteinuria. Edema tidak lagi menjadi tanda
sah untuk preeklampsia,
preeklampsia berat didiagnosa dengan salah satu gejala ,antaralain:
nyeri daerah epigastrium atau kuadran atas kanan perut,
gangguan penglihatan: skotoma atau penglihatan yang berkabut,
tekanan darah diastolik > 110 mmhg,
proteinuria 2+,
oliguria < 400 ml per 24 jam,
edema paru: nafas pendek, sianosis dan adanya ronkhi,
eklampsia ditandai oleh gejala preeklampsia berat dan kejang
kejang dapat terjadi dengan tidak tergantung pada beratnya hipertensi
kejang bersifat tonik-klonik, menyerupai kejang pada epilepsy grand mal
koma terjadi setelah kejang dan dapat berlangsung lama (beberapa jam)
pusing hebat yang tidak berkurang dengan pemberian analgetika
biasa,
hiperrefleksia,
mata: spasme arteriolar, edema, ablasio retina,
koagulasi: koagulasi intravaskuler disseminata, sindrom hellp,
pertumbuhan janin terhambat,
otak: edema serebri,
jantung: gagal jantung,
penanganan pada hipertensi kronik
Superimposed preeclampsia yaitu hipertensi kronik dan preeklampsia,
Hipertensi kronik dideteksi sebelum usia kehamilan 20 minggu,
penanganan pada hipertensi dalam kehamilan tanpa proteinuria:
bila kehamilan < 35 minggu, dilakukan rawat jalan:
pemantauan tekanan darah, proteinuria dan kesehatan janin setiap
minggu.
bila tekanan darah meningkat, rawat sebagai preeklampsia,
bila kesehatan janin turun atau terjadi pertumbuhan janin yang terhambat,
rawat dengan terminasi kehamilan,
penanganan pada preeklampsia ringan:
bila kehamilan < 35 minggu dan tidak ada tanda perbaikan selama ANC
A1. lakukan penilaian 2 kali seminggu dengan rawat jalan:
mengawasi tekanan darah, proteinuria, refleks dan kesehatan janin,
mengawasi tekanan darah 2 kali sehari, proteinuria 1 kali sehari
tidak memerlukan diuretik, kecuali bila ada edema paru,
penanganan pada dekompensasi jantung atau gagal ginjal akut:
bila tekanan diastolik turun sampai normal, pasien dapat dipulangkan:
periksa ulang 2 kali seminggu,
bila tekanan diastolik naik lagi rawat kembali,
bila tidak ada tanda kesembuhan tetap dirawat,
bila pertumbuhan janin terhambat, lakukan terminasi
kehamilan,
bila proteinuria meningkat, lakukan sebagai preeklampsia berat
bila kehamilan > 35 minggu, lakukan terminasi kehamilan
bila serviks matang, lakukan induksi dengan oksitosin 5 iu dalam 500 ml
ringer laktat/ dekstrose 5% i.v 10 tetes/menit atau dengan prostaglandin
bila serviks belum matang,lakukan terminasi dengan seksio sesarea atau berikan prostaglandin, misoprostol atau kateter foley ,
penanganan pada preeklampsia berat dan eklampsia:
penanganan diberikan pada preeklampsia berat dan eklampsia sama, kecuali bahwa persalinan
harus berlangsung dalam 6 jam sesudah muncul kejang pada eklampsia,
jika kejang:
baringkan pasien pada sisi kiri, posisi trendelenburg untuk mengurangi
risiko aspirasi,
aspirasi mulut dan tenggorokan,
diberikan obat anti kejang anti konvulsan,
perlengkapan untuk penanganan kejang yaitu jalan nafas, penghisap lendir, masker oksigen, oksigen, berikan O2 4 – 6 liter/menit,
penanganan biasa pada ibu dan janin ,antaralain :
jangan tinggalkan pasien sendirian. kejang dengan aspirasi dapat mengakibatkan kematian ibu dan janin,
observasi tanda vital, refleks dan denyut jantung janin setiap 1 jam,
bila tekanan diastolik > 110 mmhg, berikan antihipertensi sampai tekanan
diastolik antara 90 – 100 mmhg,
pasang infus ringer laktat dengan jarum besar no.16 atau lebih,
ukur keseimbangan cairan, jangan sampai terjadi overload,
kateterisasi urin untuk pengukuran volume dan pemeriksaan proteinuria,
infus cairan dipertahankan 1.5 – 2 liter/24 jam,
auskultasi paru untuk mencari tanda edema paru,
adanya krepitasi merupakan tanda adanya edema paru. bila ada edema paru, hentikan pemberian cairan dan berikan diuretik (furosemide 40 mg i.v)
nilai pembekuan darah dengan test pembekuan. bila pembekuan tidak terjadi sesudah 7 menit, kemungkinan terdapat koagulopati
"anti konvulsan" : magnesium sulfat (MGSO4) mencegah dan mengatasi kejang pada preeklampsia dan eklampsia. atau
diazepam, namun efeknya depresi neonatal.
" hipertensi kronik"
bila pasien sebelum hamil sudah memperoleh pengobatan dengan obat anti
hipertensi dan terpantau dengan baik, lanjutkan pengobatan
bila tekanan darah diastolik > 110 mmhg atau tekanan sistolik • 160 mmhg,
berikan anti hipertensi,
bika ada proteinuria, pikirkan superimposed preeklampsia,
pemantauan pertumbuhan dan kondisi janin,
bila tidak terdapat komplikasi, tunggu persalinan sampai aterm,
bila ada preeklampsia, pertumbuhan janin terhambat atau gawat janin,
lakukan:
bila serviks matang, lakukan induksi dengan oksitosin 2 – 5 iu dalam
500 ml dekstrose melalui infus 10 tetes/menit atau dengan prostaglandin.
bila serviks belum matang, berikan prostaglandin, misoprostol atau
kateter foley,
observasi komplikasi seperti solusio plasenta atau superimposed
preeklampsia,
"Persalinan";
bila terjadi gawat janin atau persalinan tidak terjadi dalam 12 jam (pada
eklampsia), lakukan seksio sesarea,
bila seksio sesarea akan dilakukan, perhatikan bahwa :
anestesia yang aman adalah anestesia umum untuk eklampsia
dan spinal untuk PEB. dilakukan anestesia lokal, jika risiko anestesi terlalu
tinggi,
tidak terdapat koagulopati (koagulopati merupakan kontra indikasi anestesi
spinal),
pada preeklampsia berat, persalinan harus terjadi dalam 24 jam, sedangkan
pada eklampsia dalam 6 jam sejak gejala eklampsia muncul,
bila serviks telah mengalami pematangan, lakukan induksi dengan Oksitosin
2 –5 IU dalam 500 ml Dekstrose 10 tetes / menit atau dengan cara pemberian
prostaglandin / misoprostol,
"anti hipertensi":
diberikan nifedipin 5 – 10 mg oral
diulang sampai 8 kali / 24 jam
bila tidak membaik sesudah 10 menit, berikan tambahan 5 mg nifedipin
sublingual,
diberikan labetolol 10 mg oral bila tidak membaik sesudah 10 menit, berikan
lagi labetolol 20 mg oral,
bawa pasien ke fasilitas yang lebih lengkap, bila :
ada oliguria (< 400 ml/24 jam)
ada sindroma HELLP (haemolysis, elevated liver enzymes, low
platellets count) koma berlanjut lebih dari 24 jam setelah kejang
"Perawatan post partum":
diberikan Anti konvulsan sampai 24 jam postpartum atau kejang yang terakhir
diberikan terapi hipertensi bila tekanan diastolik masih > 90 mmHg
pemantauan jumlah urin,