dianjurkan melakukan pemeriksaan dengan mammogram,bagi wanita yang berusia di atas 40 tahun risiko terserang kanker payudara pun semakin tinggi, dan disarankan melakukan pemeriksaan mammogram tiap satu tahun sekali.
DNA PLASMA SEBAGAI BIOMARKER POTENSIAL KANKER PAYUDARA
Leon meneliti ada peningkatan DNA plasma pada pasien kanker payudara,
Mandel dan Metais pada 1948 pertama kali meneliti DNA plasma ,
Kanker payudara adalah keganasan pada jaringan payudara yang berasal dari lobulusnya atau epitel duktus , Pencegahan dapat dilakukan dengan skrining kanker payudara, seperti pemeriksaan payudara sendiri dan mamografi skrining,
Kanker payudara dapat didiagnosa melalui anamnesis, pemeriksaan fisik Mamografi, USG, MRI , CT scan, biopsi payudara , pemeriksaan penunjang,
bahwa DNA plasma pada penderita kanker menunjukkan adanya perubahan genetik dan epigenetik terhadap tipe kankernya,
Analisa contoh darah DNA plasma merupakan pemeriksaan yang cepat,
hemat, pengganti biopsi non-invasif, Analisa contoh darah DNA plasma dapat menyediakan informasi tambahan tentang target terapi pada penderita
kanker, Perubahan pada DNA plasma telah diobservasi terjadi pada kanker payudara, ini memperlihatkan bahwa DNA plasma dapat menjadi biomarker tumor yang potensial untuk diagnosa, prognosis ,untuk deteksi awal kanker,
Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan sel tidak normal yang tidak
terkendali dan menyebar ke bagian tubuh lain, Penyebaran sel tidak normal yang
tidak terkendali secara terus-menerus dapat memicu kematian, Sel kanker
berubah membentuk benjolan tumor ,
Kanker payudara berasal dari jaringan payudara yang tersusun atas kelenjar susu, duktus yang menghubungkan lobus ke puting susu, lemak, jaringan ikat, jaringan limfe,
Pada kanker payudara dengan tumor ukuran kecil tidak ditemui gejala tertentu, sehingga skrining perlu dilakukan , Skrining menentukan analisa dan mengetahui stadium kanker. Stadium kanker ditentukan dengan melihat penyebaran sel kanker saat pertama kali pasien didiagnosa, ada 2 sistem klasifikasi stadium kanker, yaitu klasifikasi The Surveillance, Epidemiology, dan End Result (SEER) Summary Stage dan TNM
Pada kanker payudara, dapat dilakukan beberapa pemeriksaan penunjang untuk
membantu melakukan analisa penyakit itu diantaranya yaitu pemeriksaan biopsi,mamografi payudara ,
Mamografi adalah pencitraan yang memakai sinar X pada jaringan payudara yang dikompresi. Fungsi dari mamografi adalah sebagai skrining kanker payudara, analisa kanker payudara,
Pemeriksaan mamografi disarankan dilakukan pada hari ke 7-10 yang dihitung dari hari pertama masa menstruasi dimana pada masa ini akan mengurangi rasa tidak nyaman pada wanita pada saat di kompresi , Namun, pemeriksaan pemakaian mamografi memiliki kekurangan, dimana telah terbukti bahwa sinar X dan radiasi ionisasi sekelas lainnya , dapat memicu mutasi biologis, Pada awalnya mutasi biologis tidak mematikan, namun mutasi itu lambat laun berakumulasi dengan bertambhanya paparan sinar X atau radiasi ionisasi lainnya yang memicu adanya ketidakstabilan genom, salah satu sifat dari kanker yang paling agresif, Pemeriksaan selanjutnya yaitu biopsi, Biopsi yang banyak
dilakukan yaitu biopsi terbuka ,Biopsi terbuka adalah prosedur
pengambilan jaringan dengan jalan operasi kecil, eksisi ataupun insisi yang dilakukan sebagai analisa preoperatif ataupun durante operationam, Di rumah sakit yang tidak mempunyai fasilitas sitologi aspirasi atau mamografi, dilakukan biopsi terbuka.
Kelemahan dibandingkan biopsi terbuka ialah dimana prosedur medis
yang memicu terjadinya diskontinuitas pada kulit dapat mempermudah bakteri, virus, dan jamur untuk masuk melalui kulit dan menginvasi jaringan. Infeksi yang terjadi sesudah dilakukan biopsi, memicu payudara menjadi bengkak,
Oleh karena itu, analit yang bersirkulasi dalam tubuh dapat dipakai untuk diagnostik, prognostik, dan pemantauan non-invasif atau minimal invasif,
Pemeriksaan DNA plasma adalah pemeriksaan penunjang non-invasif memberikan informasi target pengobatan dan mekanisme resistensi obat
pada pasien kanker. Sel tumor yang nekrosis dan apoptosis mengeluarkan fragmen DNA ke dalam sirkulasi darah yang dinamakan cellfree circulating tumor DNA (ctDNA), ditemukan di plasma darah dan serum pasien kanker ,
Meskipun kisaran konsentrasi DNA plasma pada pasien sehat dan pasien kanker
tetap tidak diketahui, penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa terlepas dari metode isolasi, ada perbedaan yang khusus konsentrasi pengendalian DNA plasma dan pasien kanker, Sifat non-invasif pengumpulan contoh
dan metode isolasi yang efisien dan hemat biaya memungkinkan pemakaian konsentrasi DNA plasma sebagai biomarker potensial untuk kanker payudara. Biomarker ini dapat dipakai untuk analisa dini,
Pada mekanisme fisiologis, sel nekrosis dan apoptosis dibersihkan oleh fagosit
sehingga memicu kadar cell-free ctDNA rendah. namun mekanisme ini tidak
berjalan efektif pada pasien dengan tumor, sehingga kadar cell free ctDNA semakin meningkat pada pasien kanker dibandingkan pada orang sehat. Kadar ctDNA bergantung pada keparahan, stadium, dan respon terapi,
Tidak seperti apoptosis, nekrosis menghasilkan fragmen DNA yang lebih besar
karena digesti genomik yang tidak lengkap , tidak semua ctDNA berasal dari apoptosis sel, Sel yang sehat secara spontan melepaskan DNA yang baru yang disintesis ,
limfosit memicu pelepasan banyak ctDNA tanpa adanya kematian sel, Pada
pasien kanker, ada penambahan jumlah ctDNA yang berasal dari massa tumor ini
sendiri sehingga pada pasien kanker memiliki tingkat ctDNA yang lebih tinggi
dibandingkan pasien sehat, tingkatnya bervariasi, dari 0,01% sampai lebih dari
90%, Isolasi plasma DNA dilakukan dengan cara mengambil contoh darah sebanyak 10 ml yang dimasukkan kedalam vacutainer dengan EDTA. contoh kemudian disentrifugasi pada 1200 g selama 10 menit. Untuk ekstraksi DNA memakai dua metode, yaitu metode NaI dan metode dengan alat QiaAmp DNA.
Metode NaI tahun 1991 karya Ishizawa dilakukan dengan menambahkan reagen chaotropic berisi protein dengan konsentrasi NaI yang tinggi, N-lauryl-sarcosinat, dan isopropanol untuk presipitasi asam nukleat,
Hasil isolasi di kuantifikasi dengan quantspektofotometer dan residunya disimpan pada suhu 4 ° C, Variabilitas tingkat ctDNA pada pasien kanker mungkin berhubungan dengan beban tumor, respons terhadap terapi,stadium, vaskularitas, perputaran seluler,
plasma DNA yaitu ctDNA dapat dijadikan biomarka untuk menunjang
analisa pada pasien kanker payudara dimana akan didapatkan jumlah ctDNA yang lebih tinggi dibandingkan pada pasien yang sehat,
Teknik gene expression dapat dipakai untuk menjelaskan subtipe
molekuler kanker payudara, yaitu:
a. Luminal A : subtipe kanker ini tumbuh lebih lambat dan
kurang agresif dibandingkan dengan subtipe lain.
b. Triple negative: subtipe kanker ini memiliki prognosis jangka pendek yang
lebih buruk dibandingkan dengan subtipe lain karena sampai sekarang
belum ditemukan terapi yang tepat untuk tumor ini,
c. Luminal B : memiliki prognosis lebih buruk dibanding luminal A.d. HER2- enriched: umumnya tumbuh dan menyebar lebih agresif dibandingkan
subtipe lain dan memiliki prognosis yang buruk,
Kanker payudara terbagi atas dua jenis yaitu in situ dan invasif:
- In situ : terdiri atas dua tipe, yaitu :
a. Karsinoma duktus in situ: sel tidak normal menggantikan sel epitel normal yang menyusun duktus payudara
b. Karsinoma lobus in situ: sel tidak normal yang tumbuh di dalam dan menyebar
pada sebagian lobus payudara
- Invasif : kanker payudara yang infiltratif dan sudah menyebar dari tempat asalnya.
Klasifikasi TNM ditentukan dengan melihat luas penyebaran dan besar tumor pada payudara. Pada klasifikasi ini T memperlihatkan tumor primer,
N memperlihatkan penyebaran ke nodus limfe, dan M memperlihatkan metastasis. sesudah menentukan penyebaran, penamaan klasifikasi
ini dilanjutkan dengan penentuan stadium kanker, yaitu:
- 0 : ditemukan sel tidak normal namun belum menyebar ke jaringan sekitar
- I, II, III : ditemukan kanker. Semakin tinggi angkanya, maka semakin besar ukuran tumor dan semakin luas penyebaran ke jaringan sekitar
- IV : kanker telah menyebar sampai ke bagian tubuh lain yang jauh dari tempat
asal sel kanker,