Selasa, 16 Februari 2021

kanker payudara









mammogram


Mammogram  adalah  piranti medis yang  menggunakan sinar x berdosis rendah  sebagai  metode  pemeriksaan  dan mendeteksi adanya sel kanker payudara ,saat proses piranti medis mammogram  aktif  payudara   ditekan  dua  alat   yang  mendeteksi  dan memancarkan  sinar X wanita yang memiliki  riwayat keluarga pernah mengidap kanker payudara dan wanita   berumur  di atas 40 tahun   dianjurkan  menjalani pemeriksaan  Mammogram  secara teratur dan secara dini,prosedur  skrining mammogram selama  30 menit, yaitu   seseorang harus melepas   pakaian  sampai   pinggang,lalu berdiri  memposisikan diri di depan  mesin sinar X . payudara akan ditekan  beberapa menit ,tahanlah nafas   ,lalu mesin akan memancarkan sinar x nya ke payudara,,namun  hanya sedikit   tidak nyaman. Selama pemberian sinar X, setelah skrining mammogram  30 menit, selesai,  petugas medis menganalisa  hasil skrining tersebut,dimana hasil dari   mammogram  30 hari sesudah skrining,sebelum  dilakukan tes mammogram, bagi 

wanita  yang belum menopause, tunggu 1  minggu sesudah masa haid ,
jangan menggunakan  deodoran   sebelum  dilakukan tes mammogram,
beberapa risiko dari skrining  ,antaralain:
 -pada program tes mammogram ,wanita wajib menjalani   tes  tes lain,
- piranti medis  mammogram tidak  mampu  mendeteksi semua jenis kanker, 
- piranti medis  mammogram tidak  mampu  menyembuhkan semua jenis  tumor atau kanker,
- oleh sebab mammogram  kerap tidak akurat membuat seseorang  diwajibkan  rajin  rutin menjalani pemeriksaan  maka ada dampak  radiasi dari sinar X yang dikeluarkan  mammogram,
- piranti medis  mammogram  tidak mampu   mendeteksi  wanita usia muda, 

mammogram

hasil mammogram harus dianalisis oleh ahlinya, agar tidak terjadi overdiagnosis  bagi pasien,
-pasien kanker payudara mampu  mengetahui gejala penyakitnya dari pemeriksaan sendiri di rumah tanpa harus  mammogram 
-bila mammogram mendeteksi jaringan yang mencurigakan maka  dilanjutkan biopsi, kebanyakan  mammogram hanya untuk wanita  usia 40 tahun ke atas yang memiliki riwayat keluarga kanker payudara,wanita  usia 40 ke bawah harus ijin  dokter jika   ingin menjalani  mammogram,
banyak  pedoman pemeriksaan mammogram   yang bisa  dipilih,
sebaiknya  melakukan pemeriksaan sendiri di rumah sebelum menjalani pemeriksaan mammogram  sebab mammogram hanya mampu mengkonfirmasi saja, seberapa sering kapan seseorang  harus melakukan pemeriksaan pada payudara,jawabnya  kapan saja saat  di rumah setelah satu minggu siklus menstruasi berakhir,setiap satu bulan sekali,pemeriksaan dengan  mammogram dilakukan bila sudah berusia  diatas 40 tahun , mempunyai  riwayat keluarga penyakit kanker payudara,

skrinning mammogram


skrining mammogram merupakan metode penyembuhan total dengan mendeteksi kanker payudara, namun  mammogram mengakibatkan  overdiagnosis,overdiagnosis merupakan kesalahan diagnosa yang sebenarnya sesuatu yang terdeteksi tidak berbahaya, kecenderungan pasien setelah menjalani  mammogram , ditemukan  tumor kecil yang terdeteksi , padahal sebenarnya  tumor yang terdeteksi tidak berbahaya , 
kanker payudara

faktor  yang memicu    kanker payudara antara lain faktor lingkungan polusi udara asao bahan kimia berbahaya , jenis kelamin wanita, konsumsi alkohol rokok berlebihan secara terus menerus, usia lebih dari 50 tahun, riwayat 
keluarga, riwayat penyakit sebelumnya,  riwayat menstruasi dini (<12 tahun) dan 
menarche lambat (>55 tahun), riwayat reproduksi (tidak mempunyai anak dan tidak menyusui), 
Pencegahan primer yang  dapat dilaksanakan yaitu  menghindari  faktor pemicunya ,  Pencegahan sekunder  yang dapat dilaksanakan dengan skrining kanker  payudara, seperti mamografi skrining,pemeriksaan payudara  sendiri (SADARI), pemeriksaan payudara klinis (SADANIS)  
pemeriksaan kanker payudara antara lain  biopsi payudara, anamnesis, CT scan,  CT scan,  pemeriksaan fisik,  pemeriksaan penunjang. Mamografi, USG, MRI ,
 DNA plasma pertama kali diteliti   oleh Mandel dan Metais pada 1948,  Leon menunjukkan  ada peningkatan DNA plasma pada pasien  kanker payudara. Analisa  contoh darah DNA  plasma merupakan pemeriksaan yang cepat, 
hemat,  pengganti biopsi non-invasif, yang  dapat memberikan  informasi  
mengenai target pengobatan pada pasien  kanker,
bahwa DNA  plasma pada pasien  kanker menunjukkan perubahan epigenetik dan genetik  yang menonjol  pada  tipe kankernya,  Perubahan menonjol pada DNA plasma terjadi pada kanker payudara, yang menandakan  bahwa DNA plasma dapat  menjadi biomarker  tumor yang  dapat  di deteksi awal  kanker,
kanker adalah  perkembangbiakan sel tidak normal  tidak  terkendali yang   menyebar ke bagian  tubuh lain,  penyebaran sel tidak normal yang  tidak terkendali secara terus-menerus dapat  mengakibatkan  kematian, sel kanker  
berubah membentuk massa  benjolan  tumor ,kanker payudara berasal dari jaringan  payudara yang tersusun dari   jaringan limfe  kelenjar susu, jaringan ikat, duktus yang menghubungkan lobus ke puting susu, lemak, 
Pada kanker payudara dengan tumor  ukuran kecil  tidak muncul  gejala apapun
. Maka dari itu, skrining  penting dilaksanakan , untuk menentukan pemeriksaan 
dan mengetahui stadium kanker. Stadium kanker ditentukan dengan melihat penyebaran  sel kanker saat pertama kali pasien  dipemeriksa, ada dua sistem klasifikasi stadium  kanker, yaitu klasifikasi TNM dan The Surveillance, Epidemiology, dan End Result (SEER) Summary Stage, 
Klasifikasi TNM  ditentukan dengan melihat  luas penyebaran  besar  tumor   pada payudara, klasifikasi ini M menggambarkan metastasis ,T menggambarkan tumor primer, N menggambarkan penyebaran ke nodus limfe, 
sesudah  menentukan penyebaran, penamaan klasifikasi  dilanjutkan dengan penentuan stadium kanker, yaitu:
- 0 : ada  sel tidak normal namun belum  menyebar ke  sekitar badan, 
- I, II, III : ada  kanker. Semakin tinggi  angkanya, maka semakin besar ukuran 
tumor dan semakin luas penyebaran kejaringan sekitar
- IV : kanker telah menyebar sampai ke area  badan  lain yang jauh dari area  
asal sel kanker, 
Kanker payudara terbagi menjadi  dua jenis  yaitu in situ dan invasif.
- Invasif : kanker payudara yang infiltratif  dan sudah menyebar dari tempat asalnya, Teknik gene expression  dapat  dipakai untuk menjelaskan subtipe 
molekuler kanker payudara, yaitu:
a. Luminal B : mempunyai prognosis lebih  buruk dari luminal A.d. HER2- enriched:  tumbuh dan  menyebar lebih agresif dibandingkan  subtipe lain dan mempunyai prognosis  jelek,
b. Luminal A : subtipe kanker ini  tumbuh lebih lambat dan .kurang agresif dibandingkan dengan .subtipe lain.
c. Triple negative: subtipe kanker ini .mempunyai prognosis jangka pendek yang 
lebih buruk dibandingkan dengan subtipe lain karena sampai sekarang 
belum ditemukan pengobatan yang tepat untuk tumor ini,
- In situ : terdiri atas 2  tipe, yaitu  :
a. Karsinoma lobus in situ: sel tidak normal  yang tumbuh di dalam dan menyebar  pada sebagian lobus payudara
b. Karsinoma duktus in situ: sel tidak normal  menggantikan sel epitel normal yang  menyusun duktus payudara 
pemeriksaan  biopsi  terbuka atau open  biopsy  adalah prosedur operasi  kecil
pengambilan jaringan , di rumah sakit yang tidak  mempunyai fasilitas sitologi aspirasi atau  mamografi, maka dilaksanakan biopsi terbuka, kekurangan pemeriksaan  biopsi terbuka  yaitu  prosedur  ini  mengakibatkan  terjadinya diskontinuitas  pada kulit  mempermudah patogen mikroorganisme  bakteri, virus,  jamur untuk masuk kedalam  kulit akibatnya .payudara menjadi bengkak  merah hingga  abses payudara.
Fungsi   mamografi  adalah sebagai skrining kanker  payudara,  
Mamografi  adalah pencitraan menggunakan sinar X pada  jaringan payudara yang dikompresi, yang  dilaksanakan  pada hari ke 7 hingga 10 yang dihitung dari hari  pertama masa menstruasi dimana pada masa  ini akan mengurangi rasa tidak nyaman pada  wanita pada saat di kompresi dan akan  memberi hasil yang optimal,
kekurangan pemeriksaan  mamografi  yaitu  bahwa sinar X dan radiasi 
ionisasi   dapat mengakibatkan   mutasi biologis. Pada mulanya  mutasi biologis  tidak  mematikan, namun mutasi ini   lambat laun berakumulasi seiring  paparan sinar X atau radiasi  ionisasi lainnya yang  mengakibatkan  
 ketidakstabilan genom, 
Pemeriksaan DNA plasma adalah  pemeriksaan penunjang non-invasif  yang  memberikan informasi target  pengobatan dan  resistensi obat  pada pasien kanker. Sel tumor yang nekrosis  dan apoptosis akan mengeluarkan fragmen 
DNA ke dalam sirkulasi darah yang dinamakan  cellfree circulating tumor DNA (ctDNA), dimana   kadar  ctDNA yang meningkat terdapat  di plasma darah dan serum pasien kanker  dibandingkan dengan pasien yang sehat,
walaupun   konsentrasi DNA plasma pada pasien  sehat dan pasien kanker 
tetap tidak diketahui, bahwa terlepas dari metode  isolasi, ada perbedaan yang menonjol antara   konsentrasi  DNA plasma dan pasien  kanker. Sifat non-invasif pengumpulan contoh dan metode isolasi yang   memungkinkan penggunaan konsentrasi  DNA plasma sebagai biomarker potensial untuk 
kanker payudara. Biomarker ini dapat  untuk tujuan pemeriksaan dini, 
Pada mekanisme fisiologis, sel nekrosis  dan apoptosis  dibersihkan oleh fagosit  sehingga mengakibatkan kadar cell-free ctDNA rendah. namun  metode  ini tidak   efektif pada pasien dengan massa  tumor, sehingga kadar cell free ctDNA semakin meningkat pada pasien kanker dibandingkan  pada pasien  sehat. Kadar ctDNA bergantung pada  faktor seperti respon pengobatan, tingkat  keparahan, stadium, 
Tidak seperti apoptosis, nekrosis  menghasilkan fragmen DNA yang lebih besar 
karena digesti genomik yang tidak lengkap dan  secara acak, Meskipun demikian, tidak semua  ctDNA berasal dari apoptosis sel. Sel yang  sehat  spontan melepaskan DNA yang  baru yang disintesis sebagai bagian dari sistem  yang diatur secara homeostatis, 
Stimulasi  limfosit  mengakibatkan  pelepasan banyak  ctDNA tanpa adanya kematian sel,  Pada  pasien kanker, ada penambahan jumlah  ctDNA yang berasal dari massa tumor ini  sendiri sehingga pada pasien kanker  mempunyai tingkat ctDNA yang jauh lebih tinggi  dibandingkan  individu sehat, namun tingkatnya  sangat bermacam ragam , dari 0,01% sampai lebih dari  90%, 
Isolasi plasma DNA dilaksanakan dengan  cara mengambil contoh darah sebanyak 10 ml  yang dimasukkan kedalam vacutainer dengan .EDTA. contoh kemudian disentrifugasi pada 1200 g  selama 10 menit. Untuk ekstraksi DNA dapat  menggunakan 2  metode, yaitu metode dengan alat QiaAmp DNA dan metode NaI . 
Metode NaI dikembangkan Ishizawa pada  tahun 1991
Metode  NaI dilaksanakan dengan menambahkan reagen  chaotropic berisi protein dengan konsentrasi  NaI yang tinggi, N-lauryl-sarcosinat, dan  
isopropanol untuk presipitasi asam nukleat.  
Hasil isolasi di kuantifikasi dengan  quantspektofotometer dan residunya disimpan  pada suhu 4oC. Variabilitas tingkat ctDNA pada pasien kanker mungkin berhubungan dengan perputaran seluler, respons terhadap pengobatan,beban  tumor, stadium, vaskularitas, 
Perkembangan metode  ini  juga  dilakukan   pada beberapa jenis kanker seperti kanker payudara,kanker  prostat , kanker kerongkongan, kanker kepala 
dan leher, kanker ginjal, melanoma, 
bahwa  plasma DNA yaitu ctDNA dapat dijadikan biomark untuk  menunjang  pemeriksaan pada pasien kanker payudara dimana akan didapatkan  jumlah ctDNA yang lebih tinggi dibandingkan  pada pasien  yang sehat.


piranti medis ultrasound deteksi kanker payudara

piranti medis ultrasound deteksi kanker payudara

Dr. Wendie Berg sebagai peneliti dari Magee-Womens Hospital di Pittsburgh mengungkapkan bahwa pemeriksaan  dengan piranti medis ultrasound  bagi para wanita yang mempunyai  risiko tinggi kanker payudara,piranti  ini lebih terpercaya keampuhanya daripada hanya menjalani terapi  mammogram saja, para wanita yang mengidap risiko kanker  akan  melalui pemeriksaan ultrasound,sebab dengan piranti ini maka akan memiliki peluang untuk terdeteksi kanker  secara lebih akurat tepat dan cepat,metode pemeriksaan ultrasound yang dinamakan dengan ultrasonografi (USG) ini merupakan proses pemeriksaan gejala tanda tanda kanker payudara dengan memanfaatkan gelombang suara,
Selain ultrasound,ada piranti medis lain guna mendeteksi kanker payudara yaitu MRI (Magnetic Resonance Imaging) , tetapi kekurangan dari pemeriksaan MRI ini  adalah jauh lebih mahal biaya pembuatanya  dibandingkan dengan ultrasound dan mammogram.
jadwal pemeriksaan pada payudara

peneliti dari American Cancer Society mengungkapkan bahwa pemeriksaan payudara penting dilakukan guna mampu mendeteksi kemungkinan resiko terkena kanker payudara,agar wanita memperoleh peluang kesembuhan yang lebih baik dan mencegah pengeluaran biaya pengobatan yang lebih banyak,seberapa sering wanita  diwajibakan melakukan pemeriksaan pada payudara :
 dianjurkan   memeriksa  payudara  tiap satu bulan sekali sesudah satu minggu siklus menstruasi berakhir, saat berada dirumah bagi wanita  berusia di bawah 40 tahun
dianjurkan melakukan pemeriksaan  dengan mammogram,bagi wanita yang  berusia di atas 40 tahun  risiko terserang kanker payudara pun semakin tinggi, dan disarankan melakukan pemeriksaan mammogram tiap satu tahun sekali.
DNA PLASMA SEBAGAI BIOMARKER POTENSIAL KANKER PAYUDARA
Leon meneliti   ada peningkatan DNA plasma pada pasien  kanker payudara, 
 Mandel dan Metais pada 1948 pertama kali meneliti DNA plasma ,
Kanker payudara adalah keganasan pada  jaringan payudara yang berasal dari lobulusnya atau  epitel  duktus ,  Pencegahan   dapat dilakukan dengan skrining kanker  payudara, seperti pemeriksaan payudara  sendiri   dan mamografi skrining, 
Kanker payudara dapat didiagnosa  melalui anamnesis, pemeriksaan fisik Mamografi, USG, MRI , CT scan,  biopsi payudara , pemeriksaan  penunjang,  
bahwa DNA  plasma pada penderita kanker menunjukkan adanya  perubahan genetik dan epigenetik  terhadap tipe kankernya, 
Analisa   contoh darah DNA  plasma merupakan pemeriksaan yang cepat, 
hemat,  pengganti biopsi non-invasif, Analisa   contoh darah DNA  plasma  dapat menyediakan informasi tambahan  tentang  target terapi pada penderita 
kanker,   Perubahan  pada DNA plasma  telah diobservasi terjadi pada kanker payudara,  ini memperlihatkan  bahwa DNA plasma dapat  menjadi biomarker  tumor yang  potensial untuk diagnosa, prognosis ,untuk  deteksi awal  kanker,
Kanker adalah penyakit akibat  pertumbuhan sel tidak normal yang tidak 
terkendali dan  menyebar ke bagian  tubuh lain,  Penyebaran sel tidak normal yang 
tidak terkendali secara terus-menerus dapat  memicu kematian, Sel kanker  
berubah membentuk  benjolan  tumor , 
 Kanker payudara berasal dari jaringan  payudara yang tersusun atas kelenjar susu, duktus yang menghubungkan lobus ke puting  susu, lemak, jaringan ikat,  jaringan limfe, 
Pada kanker payudara dengan tumor  ukuran kecil  tidak ditemui gejala  tertentu, sehingga skrining  perlu   dilakukan ,  Skrining  menentukan analisa dan mengetahui stadium kanker. Stadium kanker ditentukan dengan melihat penyebaran  sel kanker saat pertama kali pasien  didiagnosa,  ada 2  sistem klasifikasi stadium  kanker, yaitu klasifikasi  The  Surveillance, Epidemiology, dan End Result (SEER) Summary Stage  dan  TNM 
Pada kanker payudara, dapat dilakukan  beberapa pemeriksaan penunjang untuk 
membantu melakukan analisa   penyakit  itu diantaranya yaitu  pemeriksaan biopsi,mamografi  payudara , 
 Mamografi adalah pencitraan yang memakai  sinar X pada jaringan payudara yang dikompresi. Fungsi dari mamografi  adalah sebagai skrining kanker payudara, analisa  kanker payudara,   
Pemeriksaan mamografi disarankan  dilakukan  pada hari ke 7-10 yang dihitung dari hari  pertama masa menstruasi dimana pada masa  ini akan mengurangi rasa tidak nyaman pada  wanita pada saat di kompresi  ,  Namun, pemeriksaan pemakaian  mamografi memiliki  kekurangan, dimana  telah terbukti bahwa sinar X dan radiasi ionisasi sekelas lainnya ,   dapat memicu  mutasi biologis,  Pada awalnya mutasi biologis  tidak  mematikan, namun mutasi itu lambat laun berakumulasi dengan bertambhanya paparan sinar X atau radiasi  ionisasi lainnya yang  memicu  adanya ketidakstabilan genom, salah satu  sifat dari kanker yang paling agresif,  Pemeriksaan selanjutnya yaitu  biopsi, Biopsi yang banyak  
 dilakukan yaitu  biopsi terbuka ,Biopsi terbuka adalah prosedur 
pengambilan jaringan dengan jalan operasi  kecil, eksisi ataupun insisi yang dilakukan  sebagai analisa  preoperatif ataupun durante  operationam, Di rumah sakit yang tidak  mempunyai fasilitas sitologi aspirasi atau  mamografi, dilakukan biopsi  terbuka.
Kelemahan dibandingkan biopsi terbuka   ialah dimana prosedur medis 
yang memicu terjadinya diskontinuitas  pada kulit dapat mempermudah bakteri, virus,  dan jamur untuk masuk melalui kulit dan  menginvasi jaringan. Infeksi yang terjadi  sesudah dilakukan biopsi,  memicu  payudara menjadi  bengkak, 
Oleh karena itu, analit  yang bersirkulasi dalam tubuh dapat dipakai  untuk  diagnostik, prognostik, dan  pemantauan non-invasif atau minimal invasif, 
Pemeriksaan DNA plasma adalah  pemeriksaan penunjang non-invasif memberikan informasi target  pengobatan dan mekanisme resistensi obat 
pada pasien kanker. Sel tumor yang nekrosis  dan apoptosis  mengeluarkan fragmen  DNA ke dalam sirkulasi darah yang dinamakan cellfree circulating tumor DNA (ctDNA),  ditemukan di  plasma darah dan serum pasien kanker ,
Meskipun kisaran konsentrasi DNA  plasma pada pasien sehat dan pasien kanker 
tetap tidak diketahui, penelitian sebelumnya  menunjukkan bahwa terlepas dari metode  isolasi, ada perbedaan yang khusus   konsentrasi pengendalian DNA plasma dan pasien kanker, Sifat non-invasif pengumpulan contoh 
dan metode isolasi yang efisien dan hemat  biaya memungkinkan pemakaian konsentrasi  DNA plasma sebagai biomarker potensial untuk kanker payudara. Biomarker ini dapat  dipakai untuk  analisa  dini, 
Pada mekanisme fisiologis, sel nekrosis  dan apoptosis  dibersihkan oleh fagosit 
sehingga memicu kadar cell-free ctDNA  rendah. namun  mekanisme ini tidak 
berjalan efektif pada pasien dengan   tumor, sehingga kadar cell free ctDNA semakin  meningkat pada pasien kanker dibandingkan  pada orang sehat. Kadar ctDNA bergantung  pada  keparahan, stadium, dan respon terapi, 
Tidak seperti apoptosis, nekrosis  menghasilkan fragmen DNA yang lebih besar 
karena digesti genomik yang tidak lengkap , tidak semua  ctDNA berasal dari apoptosis sel,  Sel yang  sehat secara spontan melepaskan DNA yang  baru yang disintesis ,
limfosit  memicu pelepasan banyak  ctDNA tanpa adanya kematian sel, Pada 
pasien kanker, ada penambahan jumlah  ctDNA yang berasal dari massa tumor ini 
sendiri sehingga pada pasien kanker   memiliki tingkat ctDNA yang  lebih tinggi 
dibandingkan pasien sehat,  tingkatnya  bervariasi, dari 0,01% sampai lebih dari 
90%, Isolasi plasma DNA dilakukan dengan  cara mengambil contoh darah sebanyak 10 ml  yang dimasukkan kedalam vacutainer dengan  EDTA. contoh kemudian  disentrifugasi pada 1200 g  selama 10 menit. Untuk ekstraksi DNA memakai  dua metode, yaitu metode NaI  dan metode dengan alat QiaAmp DNA. 
Metode  NaI  tahun 1991 karya  Ishizawa  dilakukan dengan menambahkan reagen chaotropic berisi protein dengan konsentrasi  NaI yang tinggi, N-lauryl-sarcosinat, dan   isopropanol untuk presipitasi asam nukleat, 
Hasil isolasi di kuantifikasi dengan  quantspektofotometer dan residunya disimpan  pada suhu 4 ° C,  Variabilitas tingkat ctDNA pada pasien kanker mungkin berhubungan dengan beban  tumor, respons terhadap terapi,stadium, vaskularitas, perputaran seluler, 
plasma DNA yaitu ctDNA dapat dijadikan  biomarka untuk  menunjang 
analisa pada pasien kanker  payudara dimana akan didapatkan  jumlah ctDNA yang lebih tinggi dibandingkan pada pasien yang sehat,

Teknik gene expression  dapat  dipakai untuk menjelaskan subtipe 
molekuler kanker payudara, yaitu:
a. Luminal A : subtipe kanker ini  tumbuh lebih lambat dan 
kurang agresif dibandingkan dengan  subtipe lain.
b. Triple negative: subtipe kanker ini  memiliki prognosis jangka pendek yang 
lebih buruk dibandingkan dengan  subtipe lain karena sampai sekarang 
belum ditemukan terapi yang tepat  untuk tumor ini,
c. Luminal B : memiliki prognosis lebih  buruk dibanding  luminal A.d. HER2- enriched: umumnya tumbuh dan menyebar lebih agresif dibandingkan 
subtipe lain dan memiliki prognosis  yang buruk,
Kanker payudara terbagi atas dua jenis  yaitu in situ dan invasif: 
- In situ : terdiri atas dua tipe, yaitu  :
a. Karsinoma duktus in situ: sel tidak normal  menggantikan sel epitel normal yang  menyusun duktus payudara 
b. Karsinoma lobus in situ: sel tidak normal  yang tumbuh di dalam dan menyebar 
pada sebagian lobus payudara
- Invasif : kanker payudara yang infiltratif  dan sudah menyebar dari tempat asalnya. 

 Klasifikasi TNM  ditentukan dengan melihat  luas penyebaran  dan  besar tumor  pada payudara. Pada  klasifikasi ini T memperlihatkan  tumor primer, 
N  memperlihatkan  penyebaran ke nodus limfe,  dan M  memperlihatkan   metastasis. sesudah  menentukan penyebaran, penamaan klasifikasi 
ini dilanjutkan dengan penentuan stadium  kanker, yaitu:
- 0 : ditemukan sel tidak normal namun belum  menyebar ke jaringan sekitar
- I, II, III : ditemukan kanker. Semakin tinggi  angkanya, maka semakin besar ukuran  tumor dan semakin luas penyebaran ke jaringan sekitar
- IV : kanker telah menyebar sampai ke  bagian tubuh lain yang jauh dari tempat 
asal sel kanker,