berbagai bentuk virus a) virus nukleokapsid; b) virus bermembran;c) virus T4
(bakteriofage)
. Reproduksi virus bakteriofage a) siklus litik ; b) siklus lisogenik
virus berasal dari bahasa yunani venom yang artinya racun. virus merupakan suatu partikel ,virus dianggap benda hidup. sebab memperbanyak diri di tubuh inang , virus saat memasuki sel inang akan mengambil alih aktivitas inang untuk
menghasilkan komponen-komponen pembentuk virus. virus dianggap benda mati sebab dapat dikristalisasi , akhirnya viris dikelompokkan sebagai makhluk hidup dalam dunia tersendiri yaitu virus.virus merupakan organisme non-seluler, sebab tidak bisa membelah diri sendiri ,tidak mempunyai sitoplasma, organel sel,
partikel virus secara keseluruhan saat berada di luar inang yang terdiri dari
asam nukleat yang dikelilingi oleh protein virion. virion tidak melakukan
aktivitas biosinteis dan reproduksi. saat virion memasuki sel inang, baru kemudian akan terjadi proses reproduksi, berdasarkan sifat hidupnya maka virus dimasukan sebagai parasit obligat, sebab keberlangsungan hidupnya sangat bergantung pada materi genetik inang. virus sebagai partikel tersusun atas elemen genetik yang mengandung salah satu asam nukleat yaitu asam deoksiribonukleat (DNA) atau asam ribonukleat (RNA) yang dapat berada dalam dua kondisi yang berbeda, yaitu secara intraseluler dalam tubuh inang dan ekstrseluler diluar tubuh inang.virus dapat bertindak sebagai penyakit dan pewaris sifat,sebagai pewaris sifat, virus memasuki sel dan tinggal di dalam sel tersebut secara permanen. sebagai penyakit, virus memasuki sel dan memicu perubahan-perubahan yang membahayakan bagi sel, yang dapat merusak atau memicu kematian sel yang diinfeksinya.
ciri-ciri virus,antaralain:
1. ukuran virus
ukuran virus lebih kecil dibandingkan dengan sel bakteri. ukurannya berkisar dari 0,02 mikrometer sampai 0,3 mikrometer (1 µm = 1/1000 mm). unit pengukuran virus biasanya dinyatakan dalam nanometer (nm). 1 nm adalah 1/1000 mikrometer dan seperjuta milimeter. virus polio sebagai virus terkecil yang hanya berukuran 28 nm,virus cacar sebagai salah satu virus yang ukurannya terbesar yaitu berdiameter 200 nm,
2. struktur virus
partikel virus bervariasi dari segi ukuran, bentuk maupun komposisi kimiawinya. bentuk bentuk virus yaitu seperti huruf t, bola, berbentuk kotak atau berbentuk batang, beberapa virus mempunyai struktur yang lebih kompleks seperti adanya pembungkus khusus berupa membran. membran yang menyusun virus ini merupakan membran lipid bilayer dan protein biasanya glikoprotein,
virus yang strukturnya paling rumit yaitu virus bakteriofage, seperti bakteriofage T4 yang menyerang bakteri escherichia coli, memiliki ekor yang merupakan struktur kompleks. ekor T4 disusun oleh lebih dari 20 macam protein dan kepalanya disusun oleh beberapa protein lainnya. struktur utama virus yaitu asam nukleat yang dapat berupa DNA (Deoxyribonucleic acid) atau RNA (Ribonucleic acid) dan tidak pernah ada keduanya secara bersama sama . asam nukleat ini dikelilingi oleh subunit protein yang dinamakan kapsomer. susunan kapsomer-kapsomer membentuk mantel yang dinamakan kapsid. kapid dan asam nukleat virus dinamakan nukleokapsid.
3. klasifikasi virus
virus dikelompokan berdasarkan aspek-aspek tertentu, yaitu:
1. berdasarkan jenis asam nukleat yang dikandung oleh virus,seperti :
a. Virus DNA, seperti adenovirus,poxvirus, herpesvirus,
b. virus RNA, contoh virus
H5N1 (penyebab flu burung),virus influenza, virus HIV, corona virus (virus SARS),
2. Berdasarkan jenis inang yang diinfeksi, seperti
a. virus manusia seperti SARS ,flu burung, polio, influenza, hepatitis, AIDS ,
b. virus bakteri: bakteriofage T4
c. virus tanaman contoh: Potato Yellow dwarf virus (virus kentang kuning)
atau Tobacco mozaic virus (TMV) virus yang menyerang
daun tembakau,
d. vurus hewan, contoh : NCD
(New Castle Disease) yang memicu penyakit tetelo pada unggas,Rhabdovirus yang memicu rabies pada anjing
4. Mengembangbiakan virus
virus sebagai makhluk hidup dapat dikembangbiakan di laboratorium dengan teknik ,antaralain:
a.embrio ayam
virus dapat dikembangbiakan pada telur ayam yang sudah berisi embrio dengan cara menyuntikkan biakan virus tersebut dengan alat khusus dan kemudian diinkubasikan, sehingga terbentuklah virus-virus baru.
b.kultur sel atau jaringan
kultur sel didapat dengan cara menumbuhkan sel yang diambil secara aseptik dari organ tubuh hewan percobaan. sel dari organ itu kemudian dipisah-pisahkan dengan menggunakan enzim yang kemudian ditumbuhkan pada permukaan cawan petri. sel-sel itu kemudian menghasilkan substrat glikoprotein yang berfungsi untuk menempelkan sel pada permukaan media sesudah diinkubasi pada temperatur ruangan. media yang digunakan untuk kultur sel terdiri dari buffer bikarbonat,asam amino, vitamin, garam dan gula untuk mendapat hasil yang baik, maka dalam medium ditambahkan sedikit serum ,
5. Reproduksi Virus
virus dapat memperbanyak diri jika partikel virus menginfeksi inang untuk mensintesa semua komponen yang dibutuhkan dan membentuk lebih banyak partikel virus, komponen itu kemudian dirakit menjadi bentuk struktur virus dan partikel virus yang baru dibentuk itu harus keluar dari sel inang untuk dapat menginfeksi kembali sel-sel lain, tahap akhir sesudah asam partikel virus berada dalam sel inang akan terjadi dua kemungkinan ada yang mengalami siklus litik (sel inang pecah dan partikel virus keluar) dan ada yang permanen tetap dalam
,DNA sel inang berupa siklus lisogenik, tahapan reproduksi virus secara umum dilakukan dalam
7 langkah, antaralain:
1. adsorpsi (penempelan) dari partikel virus (virion) pada sel inang yang sesuai.
2.penetrasi (injeksi)dari virion atau asam nukelat virus ke dalam sel inang.
3.tahap awal replikasi (eklipse) dari asam nukleat virus, dalam peristiwa ini mesin bioseintesa sel
inang diambil alih untuk memulai sintesa asam nukleat virus, enzim-enzim spesifik virus mulai
dihasilkan dalam tahap ini.
4.replikasi dari asam nukleat virus
5.sintesa dari protein sub unit dari mantel virus
6.perakitan dari asam nukleat dan protein sub unit (dan komponen membran pada virus
bermembran) kedalam partikel virus,
7.pelapasan partikel virus yang matang dari sel (lisis).
6. beberapa penyakit yang disebabkan oleh virus
berdasarkan penularannya, penyakit yang disebabkan oleh virus dikelompokan
kedalam 4 macam, yaitu : penyakit yang ditularkan melalui hubungan kelamin,penyakit yang ditularkan melalui hewan, penyakit yang ditularkan melalui udara, dan penyakit yang ditularkan melalui air,
a. penyakit yang ditularkan melalui hewan ,antaralain:
1.rabies
rabies disebabkan oleh virus dari kelompok rhabdovirus (Virus RNA). virus ini
ditularkan pada manusia melalui gigitan hewan yang menderita rabies ,virus rabies menyerang sistem syaraf pusat hewan berdarah panas ,
2.demam berdarah
penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegepty. yang memiliki virus dengue. gejalanya demam tinggi dan bercak-bercak merah pada permukaan kulit ,
b. penyakit yang ditularkan melalui makanan ,antaralain:
Hepatitis
hepatitis disebabkan oleh hepatitis virus,hepatitis virus memicu penyakit hepatitits A, B, C, D, dan E. Infeksi yang disebabkan oleh Hepatitis A dapat memicu gangguan hati jika kronis. Hepatitis A menyebar dari usus melalui aliran darah menuju hati dan memicu kulit dan mata berwarna kekuning-kuningan, air senin berwarna coklat akibat produksi getah empedu yang dihasilkan oleh hati yang terinfeksi virus ini tidak normal, virus ini akan mati dengan pemanasan,
Hepatitis B disebabkan oleh virus hepatitis yang ditularkan melalui darah yang terinfeksi, Hepatitis B dapat mengakibatkan gangguan hati , kematian dibanding hepatitis A, Hepatitis A jarang menjadi penyebab kematian. Infeksi oleh Hepatitis
B memicu kanker hati.
c.Penyakit yang ditularkan melalui hubungan kelamin,antaralain:
1.AIDS (Acquired Immuno-Deficiency Syndrome)
disebabkan oleh virus HIV (human immunodeficiency virus) yang merupakan kelompok retrovirus, Virus ini memiliki enzim reverse transkriptase yang menggunakan RNA sebagai cetakan yang kemudian diubah menjadi DNA. sehingga virus ini dapat berintegrasi dengan DNA inang, Jenis sel inang yang diserang oleh HIV yaitu sel T limposit, sehingga fungsi normal T limposit
sebagai sistem imun menjadi terganggu. Akibat terserang system imun maka akan menimbulkan infeksi kompleks ,
2. Herpes
virus Herpes pemicu Herpes simpleks virus dapat menyebabkan infeksi
saluran kelamin dan luka di sekitar mulut , Penularan virus ini melalui kontak
langsung dengan luka penderita ,Penularan virus herpes tipe 2 adalah melalui kontak seksual,
c.Penyakit yang ditularkan melalui udara
,antaralain:
1. SARS (Severe acute respiratory syndrome)
SARS merupakan penyakit yang ditularkan melalui udara , penyakit ini menyerang saluran pernafasan, paru paru , virus keluarga paramyxoviridae yaitu corona virus, virus ini berkerabat dengan penyebab influenza,campak,gondongan ,
2.flu burung
Flu burung merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus H5N1 (H= Hemaglutinin, N = Neuramidase). virus ini menyerang hewan unggas yang kemudian menginfeksi manusia. gejala-gejalanya mirip dengan influenza disertai gejala sesak pernafasan,
3.pilek
pilek ini disebabkan oleh Rhinovirus (virus RNA rantai tunggal), bahwa terdapat 100 macam rhinovirus dengan serotipe yang berbeda, Virus-virus lain seperti
orthomyxovirus dan adenovirus juga penyebab pilek,
4.Gondongan
gondongan disebabkan oleh paramyxovirus dengan tipe yang berbeda dari paramyxovirus penyebab penyakit campak.penyakit gondogan ditandai dengan membengkaknya kelenjar ludah yang memicu pembekakan pada rahang dan leher. virus yang menyebar melalui aliran darah ini dapat memasuki organ lain seperti pankreas,otak, testes penyakit ini ditularkan melalui udara yang
kemudian mengalir dalam aliran darah.
5.Influenza
influenza ini disebabkan oleh orthomyxovirus (virus RNA). virus ini ditularkan
melalui udara, virus ini menginfeksi membran mukosa saluran pernafasan atas dan kadang-kadang masuk ke dalam paru-paru. gejala sakit kepala,demam ringan dari 3-7 hari, dingin, lesu, pegal linu ,gejala yang lebih berat bukan disebabkan oleh virus influenza, namun infeksi sekunder yang disebabkan oleh bakteri yang masuk kedalam penderita saat kekebalan tubuhnya melemah akibat influenza ,
6. campak
campak memiliki gejala-gejala panas , pilek, mata merah, batuk , campak disebabkan oleh paramxovirus yang .masuk melalui hidung dan tenggorokan dari udara ,masa inkubasi 7 – 10 hari. komplikasi dari campak ,antaralain:
campak enchephalomielitis ,infeksi telinga, pneumonia namun jika enchepalomielitis terjadi maka dapat menggangu sistem syaraf salah satu bentuk dari epilepsi.,
VIRUS CORONA COVID 19
berawal dari laporan tiongkok kepada World Health Organization (WHO)
di hari terakhir tahun 2019 ,adanya 40 pasien pneumonia yang berat di Kota Wuhan, Provinsi Hubei,tiongkok, terkait dengan pasar yang
menjual penyu,gurita,cumi cumi , ikan lele, ikan salmon,ubur ubur, ikan hiu ,ikan paus , pemicunya dan diperoleh kode genetiknya yaitu virus corona ,
adanya hubungan dekat dengan virus corona pemicu Severe Acute Respitatory Syndrome (SARS) yang mewabah di Hongkong pada tahun 2003, WHO
menamakannya sebagai novel corona virus (nCoV-19).
memperlihatkan adanya penularan pada pendamping wisatawan tiongkok yang berkunjung ke luarnegeri , Pada akhir Januari 2020 WHO menetapkan status Global Emergency pada masalah virus Corona ini dan pada 11 Februari 2020
WHO menamakannya sebagai COVID-19,
Hingga Maret 2020, jumlah masalah infeksi COVID-19 mencapai 300.000 masalah, Awalnya masalah terbanyak ada di tiongkok, namun
saat ini masalah terbanyak berurutan mulai dari di Italia ,Amerika , tiongkok
menyebar hingga ke 50 negara.
berdasar data yang ada umur pasien yang terinfeksi COVID-19 mulai dari usia 30 hari hingga 80 tahun, diperoleh rentang usia 30 sampai 70 tahun dengan rata rata 55 tahun (40-70tahun) namun pasien rawat ICU lebih tua (55-79 tahun) dibandingkan rawat non-ICU (30 -65 tahun) dan 50 % laki-laki,
pasien COVID-19 di luar tiongkok memperlihatkan umur lebih muda (30-50 tahun) dan 70 % laki laki,
berdasar Panduan Surveilans Global WHO untuk novel Corona-virus 2019 (COVID-19) definisi infeksi COVID-19 ,yaitu ,antaralain :
masalah pasien penular yaitu Pasien pengidap pernapasan berat (demam , setidaknya satu gejala penyakit pernapasan, seperti sesak napas batuk yang memerlukan rawat inap) dengan tidak adanya analisa yang dapat menjelaskan penyebab penyakit itu, Pasien dengan gangguan napas akut mempunyai probable COVID-19 dalam 14 hari terakhir sebelum onset; Pasien pengidap gangguan napas akut (demam dan setidaknya satu .gejala penyakit pernapasan, seperti sesak napas batuk ), dengan memiliki riwayat perjalanan jauh keluar negeri keluar kota tinggal di zona yang terdapat penyakit COVID-19 selama 14 hari sebelum onset gejala;
Kontak adalah para pasien yang mengalami hal hal selama 2 hari sebelum dan
14 hari setelah onset gejala dari masalah probable ,antaralain :
sudah pernah melakukan perawatan khusus kepada pada pasien probable penyakit Covid-19 tanpa memakai peralatan pelindung diri ,
sudah pernah melakukan Kontak tatap muka dengan masalah probable dalam radius 1 meter dan lebih dari 30 menit;
sudah pernah melakukan Kontak fisik langsung dengan masalah probable,
masalah probable yaitu masalah pasien penular yang hasil tesnya tidak dapat dikerjakan karena alasan apapun atau masalah pasien penular yang hasil tes dari COVID-19 inkonklusif
masalah terkonfirmasi yaitu pasien dengan hasil pemeriksaan laboratorium infeksi COVID-19 positif, terlepas dari ada atau tidaknya gejala ,
yang harus diperhatikan pada cara pengobatan adalah pengendalian komorbid. Dari tanda gejala pasien COVID-19 diketahui komorbid berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas. Komorbid yang diketahui berhubungan
dengan luaran pasien adalah penyakit serebrovaskular, usia lanjut, hipertensi,
diabetes, penyakit kardiovaskular ,
pengobatan menurut WHO yaitu: Triase : identifikasi para pasien segera dan segera para pasien dipisah dengan severe acute respiratory infection (SARI) dan dilakukan dengan memperhatikan pola pencegahan dan pengendalian infeksi ,pengobatan dan pengawasan pasien, pengobatan secepatnya pasien dengan hipoksemia atau gagal nafas dan acute respiratory distress syndrome (ARDS), pengambilan contoh uji untuk analisa laboratorium, syok sepsis dan kondisi kritis lainnya, tidak ada pengobatan khusus anti virus nCoV 2019 dan anti virus corona ,
pengobatan Bila ada keparahan penyakit dan penurunan kesadaran maka pasien segera dirawat di ruang isolasi intensif (ICU) di rumah sakit rujukan ,
pengobatan dengan terapi oksigen yang sesuai derajat penyakit mulai dari
pemakaian masker kanul oksigen, Bila dicurigai terjadi infeksi ganda diberikan antibiotika spektrum luas.
pengobatan dengan membuat hipotesis pemakaian baricitinib, suatu inhibitor janus kinase dan regulator endositosis sehingga masuknya virus ke dalam sel terutama sel epitel alveolar.
pengobatan dengan Vaksinasi juga belum ada sehingga pengobatan utama pada pasien adalah terapi yang disesuaikan kondisi pasien, terapi cairan sesuai kebutuhan,
pengobatan dengan kombinasi klorokuin dan pemakaian rendesivir yang memiliki efek antivirus RNA namun keduanya belum memperoleh hasil.
saat ini belum ada vaksinasi untuk pencegahan . Pencegahan adalah
menghentikan proses penularan virus, sehingga pasien tidak lagi bisa menjadi sumber penular, mencegah kelainan parenkim paru,
Pencegahan adalah cuci tangan, memakai masker bila berada di daerah padat penduduk , membatasi mobilisasi para pasien penular yang berisiko hingga masa inkubasi, meningkatkan daya tahan tubuh melalui makanan sehat,
berdasar data filogenetik Virus corona merupakan zoonosis, yaitu virus berasal dari hewan binatang liar ditularkan ke manusia. Pada COVID-19 belum diketahui proses prosedur penularan dari hewan binatang liar ke manusia,
penularan antar manusia melalui droplet dan kontak dengan virus yang dikeluarkan dalam droplet, distribusi penularan dari para pasien tiongkok luar negeri , Penularan ini terjadi melalui droplet dan kontak dengan virus kemudian virus dapat masuk ke dalam mukosa yang terbuka.
berdasar analisa dengan mengukur laju penularan yang berdasar masa inkubasi, gejala dan durasi antara gejala dengan pasien yang diisolasi. bahwa penularan dari 1 pasien sakit ke 13 para pasien sehat sekitarnya, namun kemungkinan penularan di masa inkubasi memicu masa kontak pasien
ke para pasien sehat sekitar lebih lama sehingga risiko jumlah kontak tertular dari 1 pasien mungkin dapat lebih besar.
Patogenesis infeksi COVID-19 belum diketahui , virus ini mungkin memiliki kesamaan dengan MERS CoV, dan SARS , namun dari hasil evaluasi genomik isolasi dari para pasien, diperoleh kesamaan mencapai 98% yang memperlihatkan suatu virus baru, ada kesamaan ( 80%) dengan bat-SL CoVZXC21 , batderived severe acute respiratory syndrome (SARS)-like coronaviruses, bat-SL-CoVZC45 yang diambil pada tahun 2018 di Zhoushan, tiongkok bagian Timur, kedekatan dengan SARS-CoV adalah 80 % dan lebih jauh lagi dengan MERS-CoV (55%).
Analisis filogenetik memperlihatkan COVID-19 merupakan bagian dari subgenus Sarbecovirus dan genus Betacoronavirus, memperlihatkan protein (S) memfasilitasi masuknya virus corona ke dalam sel target. Proses ini
bergantung pada pengikatan protein S ke reseptor selular dan priming protein S ke protease selular,
Selain sitokin itu , COVID-19 juga meningkatkan sitokin T-helper-2 (Th2) (contohnya, IL4 dan IL10) yang mensupresi inflamasi berbeda dari SARS-CoV. pada pasien COVID-19 di ICU terdapat kadar IP10, MCP1, macrophage inflammatory proteins 1A (MIP1A) , TNFα , granulocyte-colony stimulating factor (GCSF), yang lebih tinggi dibandingkan pasien yang tidak memerlukan perawatan ICU. ini menandakan adanya badai sitokin akibat infeksi COVID-19 berhubungan dengan derajat keparahan penyakit,
ada kemungkinan proses masuknya COVID-19 ke dalam sel mirip dengan SARS. ini didasarkan pada kesamaan struktur 70 % antara COVID-19 dan SARS , virus ini kemungkinan menarget Angiotensin Converting Enzyme 2 (ACE2) sebagai reseptor masuk dan memakai serine protease TMPRSS2 untuk priming S protein,
Proses imunologik dari host selanjutnya belum diketahui, pemeriksaan sitokin yang berperan pada ARDS memperlihatkan hasil terjadinya badai sitokin (cytokine
storms) seperti pada keadaan ARDS lainnya. ada beberapa sitokin dalam jumlah banyak , yaitu: inducible protein/CXCL10 (IP10) , monocyte chemoattractant protein 1 (MCP1) , interleukin-1 beta (IL-1β), interferon-gamma (IFN-γ) dan kemungkinan mengaktifkan T-helper-1 (Th1),
masalah Konfirmasi yaitu
Pasien yang terinfeksi COVID-19 dengan hasil pemeriksaan tes positif melalui pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR).
analisa dilakukan dengan anamnesis, pemeriksaan fisis , Anamnesis yaitu penampakan riwayat perjalanan kontak dengan virus, Gejala klinis beranekaragam tergantung derajat penyakit namun gejala yang utama adalah mual mulas perih kembung , nyeri abdomen, demam, batuk, mialgia, sesak, pusing , diare,
namun Gejala yang paling sering muncul adalah mialgia, demam 99%, batuk ,
para pasien Tanpa Gejala (OTG) yaitu
pasien yang tidak mengalami bergejala namun memiliki risiko tertular dari para pasien COVID-19. para pasien tanpa gejala ini ternyata pasien yang memiliki kontak dengan COVID-19,seperti pasien sudah pernah
melakukan kontak fisik dengan orang sehat berada dalam ruangan dalam radius 1 meter dengan pasien dalam pengawasan dalam 2 hari sebelum masalah muncul gejala dan hingga 14 hari sesudah masalah muncul
Pasien dalam Pengawasan (PdP) yaitu
-para pasien pengidap ISPA berat pneumonia berat yang memerlukan perawatan perawatan khusus di rumah sakit namun tidak ada pemicu lain berdasar tanda gejala yang dimiliki,
-para pasien pengidap Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yaitu gejalanya demam (≥38ºC) demam; ditambah salah satu gejala penyakit pernapasan seperti: batuk sesak nafas sakit tenggorokan pilek pneumonia ringan hingga berat dengan tidak ada pemicu lain berdasar tanda gejala yang benar ditambah pada 15 hari terakhir sebelum muncul gejala sudah pernah melakukan perjalanan,
-para pasien pengidap demam (≥38ºC) atau pengidap demam atau ISPA dengan 15 hari terakhir sebelum muncul gejala memiliki masalah COVID-19.
para pasien dalam Pemantauan (OdP) yaitu
-para pasien yang mengidap gangguan sistem pernapasan seperti tenggorokan sakit batuk ditambah 15 hari terakhir sebelum muncul gejala memiliki COVID-19,
- para pasien yang mengalami demam (≥38ºC) atau
mengidap gangguan sistem pernapasan seperti demam sakit tenggorokan pilek sakit batuk tidak ada pemicu lain berdasar tanda gejala yang
meyakinkan pada 15 hari terakhir sebelum muncul gejala sudah pernah melakukan perjalanan keluar negeri,
Identifikasi COVID-19 yang dilakukan pertama adalah pemeriksaan pan corona, yaitu termasuk HCoV-HKU1 ,HCoV- OC43, HCoV-229E, HCoV-NL63, kemudian dilakukan pemeriksaan khusus SARS-CoV-2, Pemeriksaan ulang untuk menentukan tanggapan pengobatan seiring proses perbaikan kesembuhan tanda gejala . Bila diperoleh perbaikan klinis dan hasil RT PCR negatif 2 kali berturut turut dalam 2-4 hari negatif pasien dinyatakan sembuh,
Pemeriksaan prokalsitonin (PCT) memperlihatkan hasil normal kecuali bila dicurigai terjadinya infeksi bakteri maka PCT akan meningkat.
Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk membantu pasien dalam usaha membeda bedakan infeksi virus, masalah pertama memperlihatkan penampakan anemia, leukopenia ,limfopenia, peningkatan c-reactive protein (CRP)
meningkat, seperti pada infeksi virus,
Pada pneumonia dilakukan foto toraks, dilanjutkan dengan computed
tomography scan (CT scan) toraks dengan kontras.penampakan foto toraks pneumonia yang dipicu oleh infeksi COVID-19 mulai dari normal hingga
ground glass opacity, konsolidasi. CT scan toraks dilakukan untuk melihat lihat lebih dekat kelainan, seperti penampakan konsolidasi, ground glass opacity,
efusi pleura dan penampakan pneumonia lain,
Pemeriksaan lain untuk melihat lihat komorbid dan berusaha mengevaluasi kemungkinan kemungkinan munculnya penampakan komplikasi pneumonia
yaitu uji kepekaan untuk melihat kemungkinan adanya pemicu bakteri atau bila dicurigai terjadi infeksi ganda dengan infeksi bakteri, gangguan fungsi ginjal, fungsi hati, albumin , analisis gas darah (AGD), elektrolit, gula darah , biakan kuman ,
analisa pasti ditentukan berdasar hasil pemeriksaan ekstraksi RNA virus severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2). COVID-19
memakai reverse transcription polymerase chain reaction (RT-PCR) untuk mengekstraksi 2 gen SARS-CoV-2. Contoh uji yang dapat dipakai
dari sampel berupa swab tenggorok. Swab nasofaring baik untuk evaluasi influenza namun untuk virus corona lain swab nasofaring yang diambil
memakai swab dari dacron atau rayon bukan kapas,
Contoh uji dari saluran napas bawah lebih baik dibandingkan yang diambil dari saluran napas atas terutama pada pasien pengidap pneumonia, berbentuk
bronchoalveolar lavage(BAL) ,sputum, aspirat trakea, dengan memperhatikan pengendalian infeksi dan APD. Bila pasien memakai ventilasi mekanis disarankan untuk memprioritaskan contoh uji dari saluran napas bawah. Kelebihan contoh uji dari saluran napas bawah dapat dipakai untuk
memeriksa perkembangbiakan mikroorganisme yang menyertai atau analisa banding,
Tabel Derajat Penyakit Infeksi Covid-19.
Derajat Penyakit : pneumonia berat.
Keterangan : Pneumonia berat Pasien remaja atau Pasien dewasa dengan demam atau dalam masa masa pengawasan ketat infeksi saluran napas, ditambah saturasi oksigen (SpO2) <90% pada udara kamar, frekuensi napas >30 x/menit, distress pernapasan berat,
Pasien anak dengan batuk atau kesulitan bernapas, ditambah
Tanda lain dari pneumonia yaitu: tarikan dinding dada, takipnea (pada usia <2 bulan ≥60x/menit; 2–11 bulan ≥50x/menit; 1–5 tahun ≥40x/menit; dan >5 tahun, ≥30x/menit). analisa ini berdasar pencitraan dada yang mengabaikan komplikasi.
Distress pernapasan berat (seperti tarikan dinding dada yang berat,mendengkur);
Tanda pneumonia berat: kejang , pingsan, tidak siap menyusui atau minum, letargi ,Sianosis sentral atau SpO2 <90%;
Derajat Penyakit : Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)
Keterangan :
Kriteria ARDS pada pasien anak berdasar Oxygenation Index dan Oxygenatin Index memakai SpO2:
PaO2 / FiO2 ≤ 300 mmHg atau SpO2 / FiO2 ≤264: Bilevel noninvasive ventilation (NIV) atau CPAP ≥5 cmH2O dengan memakai full face mask
ARDS ringan (ventilasi invasif): 4 ≤ Oxygenation Index (OI) <8 atau 5 ≤ OSI <7,5
ARDS sedang (ventilasi invasif): 8 ≤ OI <16 atau 7,5 ≤ OSI<12,3
ARDS berat (ventilasi invasif): OI ≥ 16 atau OSI ≥ 12,3
Kriteria ARDS pada dewasa,antaralain :
ARDS ringan: 200 mmHg <PaO2/FiO2 ≤ 300 mmHg (dengan PEEP atau continuous positive airway pressure (CPAP) ≥5 cmH2O, atau yang tidak diventilasi),
ARDS sedang: 100 mmHg <PaO2 / FiO2 ≤200 mmHg denganPEEP ≥5 cmH2O, atau yang tidak diventilasi),
ARDS berat: PaO2 / FiO2 ≤ 100 mmHg dengan PEEP ≥5 cmH2O, atau yang tidak diventilasi),
saat PaO2 tidak tersedia, SpO2/FiO2 ≤315 menunjukkan ARDS (termasuk pasien yang tidak diventilasi)
pemicu edema: gagal napas yang bukan akibat gagal jantung atau kelebihan cairan, Perlu pemeriksaan (seperti ekokardiografi) untuk mengabaikan bahwa pemicu edema bukan akibat hidrostatik jika tidak ada faktor risiko,
efusi pluera yang tidak dapat diketahui pemicunya, kolaps paru,
kolaps lobus atau nodul,Pencitraan dada (ultrasonografi paru ,CT scan toraks ) , opasitas bilateral, Onset: baru terjadi atau penyakit bertambah parah hanya dalam waktu satu minggu,
Derajat Penyakit : Syok septik
Keterangan :
Pasien anak: hipertermia , hipotermia, ruam petekie atau purpura; peningkatan laktat; oliguria; hipotensi (TDS <persentil 5 atau >2 SD di bawah normal usia) atau ada 2-3 gejala dan tanda yaitu : kesadaran berubah secara halus, takikardia atau bradikardia (frekuensi nadi <90 x/menit atau >160 x/menit pada bayi dan HR <70x/menit atau >150 x/menit pada anak); waktu pengisian kembali kapiler yang memanjang (>2 detik) atau vasodilatasi hangat dengan bounding pulse; takipnea; mottled skin ,Pasien dewasa: hipotensi yang tidak sembuh meskipun sudah pernah dilakukan resusitasi cairan dan memerlukan vasopresor untuk mempertahankan mean arterial pressure (MAP) ≥65 mmHg dan kadar laktat serum >2 mmol/L,
Derajat Penyakit : Sepsis
Keterangan :
Pasien anak: terhadap dugaan atau terbukti infeksi dan kriteria systemic inflammatory response syndrome (SIRS) ≥2, dan ditambah salah satu dari suhu tubuh tidak normal atau jumlah sel darah putih tidak normal.
Pasien dewasa: Disfungsi organ yang mengancam nyawa dipicu oleh disregulasi respon tubuh terhadap dugaan atau terbukti infeksi*. Tanda disfungsi organ yaitu : kesadaran berubah ubah secara halus , sesak napas, saturasi oksigen rendah, urin output menurun, denyut jantung cepat, nadi
lemah, ekstremitas dingin atau tekanan darah rendah, Ptekie/purpura/mottled skin, hasil laboratorium memperlihatkan asidosis, laktat yang tinggi , hiperbilirubinemia, koagulopati, trombositopenia,
Derajat Penyakit : Uncomplicated illness
Keterangan : Pasien pengidap gejala non-spesifik seperti hidung tersumbat, malaise, pusing , nyeri otot demam, batuk, nyeri tenggorokan, waspada pada usia lanjut dan imunocompromised karena gejala dan tanda ,
Derajat Penyakit : Pneumonia ringan
Keterangan : Pasien Anak dengan pneumonia ringan mengalami batuk atau kesulitan bernapas ditambah napas cepat (frekuensi napas pada usia <2 bulan ≥60x/menit; 2–11 bulan ≥50x/menit; 1–5 tahun ≥40x/menit) dan tidak ada tanda gejala penyakit , Pasien pengidap pneumonia dan tidak ada tanda pneumonia berat.
keterangan tambahan :
* Skor Sequential Organ Failure Assessment (SOFA) nilainya dari 0 - 24 dengan menilai 6 sistem organ yaitu sistem saraf pusat (penurunan tingkat kesadaran dengan Glasgow Coma Scale), ginjal (urin output rendah atau kreatinin tinggi), pernapasan (hipoksemia didefinisikan oleh PaO2/FiO2 rendah), kardiovaskular (hipotensi), koagulasi (trombosit rendah), hati (bilirubin tinggi), ditandai sebagai sepsis jika terjadi peningkatan skor Sequential SOFA ≥2 angka. dianggap skor awal adalah nol jika data .tidak tersedia* Jika ketinggian lebih tinggi dari 1000 meter, maka faktor koreksi harus dihitung : PaO2/FiO2 x Tekanan barometrik/760 ,