Selasa, 16 Februari 2021

virus









 


 berbagai bentuk virus a) virus nukleokapsid; b) virus bermembran;c) virus T4
 (bakteriofage)




. Reproduksi virus bakteriofage a) siklus litik ; b) siklus lisogenik

virus berasal dari bahasa yunani venom yang artinya  racun. virus merupakan suatu partikel ,virus  dianggap benda hidup. sebab memperbanyak diri di tubuh inang  ,  virus saat  memasuki sel inang akan mengambil alih aktivitas inang untuk
menghasilkan komponen-komponen pembentuk virus. virus dianggap benda mati sebab   dapat dikristalisasi ,  akhirnya viris   dikelompokkan sebagai makhluk hidup dalam dunia tersendiri yaitu virus.virus merupakan organisme non-seluler, sebab tidak bisa membelah diri sendiri ,tidak mempunyai   sitoplasma, organel sel,
 partikel virus secara keseluruhan saat  berada di luar inang yang terdiri dari
asam nukleat yang dikelilingi oleh protein virion. virion tidak melakukan
aktivitas biosinteis dan reproduksi.  saat virion memasuki sel inang, baru kemudian akan terjadi  proses reproduksi, berdasarkan sifat hidupnya maka virus dimasukan sebagai parasit obligat, sebab  keberlangsungan  hidupnya sangat bergantung  pada materi genetik inang. virus sebagai  partikel tersusun atas elemen genetik yang mengandung salah satu asam nukleat yaitu asam deoksiribonukleat (DNA) atau asam ribonukleat (RNA) yang dapat berada dalam dua kondisi yang berbeda, yaitu secara intraseluler dalam tubuh inang dan ekstrseluler diluar tubuh inang.virus dapat bertindak sebagai  penyakit dan  pewaris sifat,sebagai   pewaris sifat, virus memasuki sel dan tinggal di dalam sel tersebut secara permanen.  sebagai  penyakit,  virus memasuki sel dan memicu  perubahan-perubahan yang membahayakan bagi sel, yang  dapat merusak atau  memicu  kematian  sel yang diinfeksinya.
ciri-ciri virus,antaralain:
1. ukuran virus
ukuran virus lebih kecil dibandingkan dengan sel bakteri. ukurannya berkisar dari 0,02  mikrometer sampai 0,3 mikrometer (1 µm = 1/1000 mm). unit pengukuran virus biasanya dinyatakan  dalam nanometer (nm). 1 nm adalah 1/1000 mikrometer dan seperjuta milimeter. virus polio sebagai  virus terkecil yang hanya berukuran 28 nm,virus cacar sebagai  salah satu virus yang ukurannya terbesar yaitu berdiameter 200 nm,
2. struktur virus
partikel virus bervariasi dari segi ukuran, bentuk maupun komposisi kimiawinya. bentuk bentuk virus yaitu seperti huruf t, bola, berbentuk kotak atau berbentuk batang, beberapa virus mempunyai   struktur yang lebih kompleks seperti adanya pembungkus khusus berupa membran. membran yang  menyusun virus ini merupakan membran lipid bilayer dan protein biasanya glikoprotein,
virus yang strukturnya paling  rumit yaitu  virus bakteriofage, seperti  bakteriofage T4 yang menyerang bakteri escherichia coli, memiliki ekor yang merupakan struktur kompleks. ekor T4 disusun oleh lebih dari 20 macam  protein dan kepalanya disusun oleh beberapa protein lainnya. struktur utama virus yaitu  asam nukleat yang dapat berupa DNA (Deoxyribonucleic acid)   atau  RNA (Ribonucleic acid) dan tidak  pernah ada  keduanya secara bersama sama . asam nukleat ini dikelilingi oleh  subunit protein yang dinamakan  kapsomer. susunan kapsomer-kapsomer  membentuk mantel  yang dinamakan kapsid. kapid dan asam nukleat virus dinamakan nukleokapsid.
3. klasifikasi virus
virus   dikelompokan   berdasarkan aspek-aspek tertentu, yaitu:
1. berdasarkan jenis asam nukleat yang dikandung oleh virus,seperti :
a. Virus DNA, seperti adenovirus,poxvirus, herpesvirus,
b. virus RNA, contoh virus
H5N1 (penyebab flu burung),virus influenza, virus HIV, corona virus (virus SARS),
2. Berdasarkan jenis inang yang diinfeksi, seperti
a. virus manusia seperti SARS ,flu burung, polio, influenza, hepatitis, AIDS ,
b. virus bakteri: bakteriofage T4
c. virus tanaman contoh: Potato Yellow dwarf virus (virus kentang kuning)
atau Tobacco mozaic virus (TMV)  virus yang menyerang
 daun tembakau,
d. vurus hewan, contoh :  NCD
(New Castle Disease) yang memicu  penyakit tetelo pada unggas,Rhabdovirus yang memicu  rabies pada anjing
4. Mengembangbiakan virus
virus sebagai  makhluk hidup dapat dikembangbiakan di  laboratorium dengan teknik ,antaralain:
a.embrio ayam
virus dapat dikembangbiakan pada telur ayam yang sudah berisi embrio dengan cara  menyuntikkan biakan virus tersebut dengan alat khusus dan kemudian diinkubasikan, sehingga  terbentuklah virus-virus baru.
b.kultur sel atau jaringan
kultur sel didapat  dengan cara menumbuhkan sel yang diambil secara aseptik dari organ tubuh  hewan percobaan. sel dari organ itu  kemudian dipisah-pisahkan dengan menggunakan  enzim yang kemudian ditumbuhkan pada permukaan cawan petri. sel-sel itu  kemudian menghasilkan substrat glikoprotein yang berfungsi untuk menempelkan sel pada permukaan media  sesudah  diinkubasi pada temperatur ruangan. media yang digunakan untuk kultur sel terdiri dari buffer bikarbonat,asam amino, vitamin, garam dan gula  untuk mendapat  hasil yang  baik, maka  dalam medium ditambahkan  sedikit serum ,
5. Reproduksi Virus
virus dapat memperbanyak diri jika  partikel virus menginfeksi inang untuk mensintesa  semua komponen yang dibutuhkan  dan membentuk lebih banyak partikel virus, komponen itu  kemudian dirakit menjadi bentuk struktur virus dan partikel virus yang baru dibentuk itu  harus keluar dari sel inang untuk dapat menginfeksi kembali sel-sel lain,  tahap akhir sesudah  asam partikel virus berada dalam sel inang akan terjadi dua kemungkinan ada yang mengalami siklus litik (sel inang pecah dan partikel virus keluar) dan ada yang permanen tetap dalam
,DNA sel inang berupa siklus lisogenik, tahapan reproduksi virus secara umum dilakukan dalam
7 langkah, antaralain:
1. adsorpsi (penempelan) dari partikel virus (virion) pada sel inang yang sesuai.
2.penetrasi (injeksi)dari virion atau asam nukelat virus ke dalam sel inang.
3.tahap awal replikasi (eklipse) dari asam nukleat virus, dalam peristiwa ini mesin bioseintesa sel
 inang diambil alih untuk memulai sintesa asam nukleat virus, enzim-enzim spesifik virus mulai
dihasilkan dalam tahap ini.
4.replikasi dari asam nukleat virus
5.sintesa dari protein sub unit dari mantel virus
6.perakitan dari asam nukleat dan protein sub unit (dan komponen membran pada virus
 bermembran) kedalam partikel virus,
7.pelapasan partikel virus yang matang dari sel (lisis).

6. beberapa penyakit yang disebabkan oleh virus
berdasarkan  penularannya, penyakit yang disebabkan oleh virus  dikelompokan  
kedalam 4  macam, yaitu :  penyakit yang ditularkan melalui hubungan kelamin,penyakit yang ditularkan melalui hewan, penyakit yang ditularkan melalui udara, dan penyakit yang ditularkan  melalui air,
a. penyakit yang ditularkan melalui hewan ,antaralain:
1.rabies
rabies disebabkan oleh virus dari kelompok rhabdovirus (Virus RNA). virus ini  
ditularkan pada manusia melalui gigitan hewan  yang menderita rabies ,virus rabies menyerang sistem syaraf pusat hewan berdarah panas ,
2.demam berdarah
penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegepty. yang memiliki  virus dengue. gejalanya demam tinggi dan  bercak-bercak merah pada permukaan kulit ,
b. penyakit yang ditularkan melalui makanan ,antaralain:
 Hepatitis
hepatitis disebabkan oleh hepatitis virus,hepatitis virus memicu  penyakit hepatitits A, B, C, D, dan E. Infeksi yang disebabkan oleh Hepatitis A dapat memicu  gangguan hati jika  kronis. Hepatitis A menyebar dari usus melalui aliran darah menuju hati dan memicu  kulit dan mata berwarna kekuning-kuningan, air senin berwarna coklat akibat  produksi getah empedu yang dihasilkan oleh hati yang terinfeksi virus ini tidak normal,  virus ini akan mati  dengan pemanasan,
Hepatitis B disebabkan oleh virus hepatitis yang ditularkan melalui darah yang terinfeksi,  Hepatitis B dapat mengakibatkan gangguan hati ,  kematian  dibanding hepatitis A,  Hepatitis A jarang menjadi penyebab kematian. Infeksi oleh Hepatitis
B memicu  kanker hati.
c.Penyakit yang ditularkan melalui hubungan kelamin,antaralain:
1.AIDS (Acquired Immuno-Deficiency Syndrome)
disebabkan oleh virus HIV (human immunodeficiency virus) yang merupakan kelompok retrovirus, Virus ini memiliki enzim reverse transkriptase yang menggunakan RNA sebagai cetakan yang  kemudian diubah menjadi DNA. sehingga  virus ini dapat berintegrasi dengan DNA inang, Jenis sel inang yang diserang oleh HIV yaitu  sel T limposit, sehingga fungsi normal T limposit
 sebagai sistem imun menjadi terganggu. Akibat terserang system imun maka akan menimbulkan infeksi  kompleks  ,
2. Herpes
virus Herpes pemicu Herpes simpleks virus dapat menyebabkan infeksi
saluran kelamin dan  luka di sekitar mulut   , Penularan virus ini  melalui kontak
langsung dengan luka penderita ,Penularan virus herpes tipe 2 adalah melalui kontak seksual,
 c.Penyakit yang ditularkan melalui udara
,antaralain:
1. SARS (Severe acute respiratory syndrome)
SARS merupakan penyakit yang ditularkan melalui udara , penyakit ini menyerang saluran pernafasan, paru paru ,  virus keluarga paramyxoviridae yaitu corona virus, virus ini berkerabat dengan penyebab influenza,campak,gondongan ,
2.flu burung
Flu burung merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus H5N1 (H= Hemaglutinin, N = Neuramidase). virus ini  menyerang hewan unggas yang kemudian  menginfeksi manusia. gejala-gejalanya mirip dengan influenza disertai  gejala sesak pernafasan,
3.pilek
 pilek  ini disebabkan  oleh Rhinovirus (virus RNA rantai tunggal), bahwa terdapat 100  macam rhinovirus dengan serotipe yang berbeda,  Virus-virus lain seperti
 orthomyxovirus dan adenovirus  juga penyebab  pilek,
4.Gondongan
gondongan disebabkan oleh paramyxovirus dengan tipe yang berbeda dari paramyxovirus penyebab penyakit campak.penyakit gondogan ditandai dengan membengkaknya kelenjar ludah yang memicu  pembekakan pada rahang dan leher. virus yang menyebar melalui aliran darah ini dapat memasuki organ lain seperti pankreas,otak, testes  penyakit ini  ditularkan melalui udara yang
kemudian mengalir dalam aliran darah.
5.Influenza
influenza  ini disebabkan oleh orthomyxovirus (virus RNA). virus ini ditularkan
melalui udara,  virus ini  menginfeksi membran mukosa saluran pernafasan atas dan kadang-kadang masuk ke dalam paru-paru. gejala sakit kepala,demam ringan dari 3-7 hari, dingin, lesu, pegal linu ,gejala yang lebih berat  bukan disebabkan oleh virus influenza, namun infeksi sekunder yang  disebabkan oleh bakteri yang masuk kedalam penderita saat  kekebalan  tubuhnya  melemah akibat influenza ,
6. campak
campak  memiliki  gejala-gejala panas , pilek, mata merah, batuk ,  campak disebabkan oleh  paramxovirus yang .masuk melalui hidung dan tenggorokan dari udara ,masa  inkubasi  7 – 10 hari. komplikasi dari campak ,antaralain:
campak enchephalomielitis ,infeksi telinga, pneumonia namun jika enchepalomielitis terjadi maka dapat menggangu    sistem syaraf salah satu bentuk  dari epilepsi., 





VIRUS CORONA  COVID  19

berawal dari laporan  tiongkok kepada World Health Organization (WHO)

di hari terakhir tahun 2019 ,adanya 40  pasien pneumonia yang berat di   Kota Wuhan, Provinsi Hubei,tiongkok,  terkait dengan pasar  yang 

menjual  penyu,gurita,cumi cumi , ikan lele, ikan salmon,ubur ubur, ikan hiu ,ikan paus , pemicunya  dan diperoleh kode genetiknya yaitu  virus corona , 

adanya hubungan   dekat dengan virus corona pemicu Severe  Acute Respitatory Syndrome (SARS) yang mewabah  di Hongkong pada tahun 2003,  WHO 

menamakannya sebagai novel corona virus (nCoV-19).

memperlihatkan adanya  penularan pada  pendamping wisatawan tiongkok yang berkunjung ke  luarnegeri ,  Pada akhir Januari 2020  WHO menetapkan status Global Emergency pada  masalah virus Corona ini dan pada 11 Februari 2020 

WHO menamakannya sebagai COVID-19,

Hingga  Maret 2020, jumlah masalah infeksi  COVID-19  mencapai 300.000 masalah,  Awalnya masalah terbanyak ada di tiongkok, namun 

saat ini masalah terbanyak berurutan mulai  dari  di Italia ,Amerika , tiongkok 

menyebar hingga ke 50   negara. 

berdasar data yang ada umur pasien yang  terinfeksi COVID-19 mulai dari usia 30 hari hingga 80  tahun, diperoleh rentang usia 30 sampai  70 tahun dengan rata rata   55   tahun (40-70tahun) namun pasien rawat ICU lebih  tua (55-79 tahun) dibandingkan  rawat non-ICU (30 -65  tahun) dan 50  % laki-laki,

pasien  COVID-19 di luar  tiongkok memperlihatkan umur lebih muda (30-50 tahun) dan 70 % laki laki,

berdasar Panduan Surveilans Global  WHO untuk novel Corona-virus 2019 (COVID-19)  definisi infeksi COVID-19 ,yaitu ,antaralain : 

masalah pasien penular  yaitu Pasien pengidap  pernapasan berat  (demam  , setidaknya satu  gejala  penyakit pernapasan, seperti  sesak  napas batuk  yang  memerlukan rawat inap) dengan   tidak adanya   analisa   yang  dapat menjelaskan penyebab penyakit itu, Pasien dengan gangguan napas akut   mempunyai  probable COVID-19 dalam  14 hari terakhir sebelum onset;  Pasien pengidap  gangguan napas akut (demam  dan setidaknya satu .gejala penyakit  pernapasan, seperti  sesak napas  batuk ), dengan memiliki  riwayat perjalanan jauh keluar  negeri  keluar kota  tinggal di zona  yang terdapat  penyakit COVID-19 selama 14 hari sebelum  onset gejala; 

Kontak adalah para pasien  yang mengalami hal hal  selama 2 hari sebelum dan 

14 hari setelah onset gejala dari masalah probable  ,antaralain  : 

sudah pernah melakukan perawatan khusus  kepada pada  pasien probable penyakit Covid-19 tanpa  memakai peralatan  pelindung diri ,

sudah pernah melakukan  Kontak tatap muka dengan masalah probable dalam radius 1 meter dan lebih dari  30 menit;

sudah pernah melakukan  Kontak fisik langsung dengan masalah probable,

masalah probable  yaitu masalah pasien penular yang hasil tesnya tidak dapat  dikerjakan karena alasan apapun atau masalah pasien penular yang hasil tes dari COVID-19  inkonklusif 

masalah terkonfirmasi yaitu pasien dengan hasil  pemeriksaan laboratorium infeksi COVID-19  positif, terlepas dari ada atau tidaknya gejala ,

yang harus diperhatikan pada cara  pengobatan adalah pengendalian komorbid. Dari  tanda gejala pasien COVID-19 diketahui  komorbid berhubungan dengan morbiditas dan  mortalitas. Komorbid yang diketahui berhubungan 

dengan luaran pasien adalah penyakit serebrovaskular, usia lanjut, hipertensi, 

diabetes, penyakit kardiovaskular ,

 pengobatan  menurut  WHO yaitu: Triase : identifikasi  para pasien segera dan segera para  pasien  dipisah dengan severe  acute respiratory infection (SARI) dan dilakukan  dengan memperhatikan pola  pencegahan dan  pengendalian infeksi ,pengobatan   dan pengawasan  pasien, pengobatan  secepatnya pasien dengan hipoksemia atau gagal  nafas dan acute respiratory distress syndrome (ARDS), pengambilan contoh uji untuk analisa laboratorium,  syok sepsis dan kondisi kritis lainnya, tidak ada  pengobatan  khusus  anti  virus nCoV 2019 dan anti virus corona ,

pengobatan Bila ada  keparahan penyakit dan  penurunan kesadaran  maka pasien segera   dirawat di ruang  isolasi intensif (ICU) di rumah sakit rujukan ,

pengobatan dengan  terapi oksigen yang sesuai derajat penyakit mulai dari 

pemakaian  masker  kanul oksigen,  Bila  dicurigai terjadi infeksi ganda diberikan antibiotika  spektrum luas. 

pengobatan dengan  membuat hipotesis pemakaian  baricitinib, suatu inhibitor janus kinase dan regulator  endositosis sehingga masuknya virus ke dalam sel  terutama sel epitel alveolar. 

pengobatan dengan   Vaksinasi  juga belum ada sehingga pengobatan    utama pada  pasien adalah terapi yang  disesuaikan kondisi  pasien, terapi cairan  sesuai kebutuhan,  

pengobatan dengan  kombinasi klorokuin dan  pemakaian rendesivir yang   memiliki efek antivirus RNA  namun keduanya belum memperoleh hasil. 

saat ini belum  ada vaksinasi untuk  pencegahan . Pencegahan  adalah 

 menghentikan proses penularan  virus,  sehingga pasien tidak lagi bisa  menjadi sumber penular,  mencegah kelainan parenkim paru,

Pencegahan  adalah  cuci tangan,  memakai masker bila berada di  daerah  padat penduduk ,  membatasi  mobilisasi para pasien penular   yang berisiko hingga masa inkubasi,  meningkatkan daya tahan  tubuh melalui  makanan sehat, 

berdasar data filogenetik Virus corona merupakan zoonosis, yaitu  virus berasal dari hewan binatang liar  ditularkan ke manusia. Pada COVID-19 belum  diketahui  proses prosedur  penularan dari hewan binatang liar  ke manusia, 

  penularan antar manusia melalui droplet dan kontak dengan virus yang dikeluarkan dalam droplet,  distribusi  penularan  dari para  pasien  tiongkok luar negeri ,   Penularan ini terjadi  melalui droplet  dan kontak dengan virus kemudian virus dapat  masuk ke dalam mukosa yang terbuka. 

berdasar  analisa   dengan  mengukur laju penularan yang   berdasar masa inkubasi, gejala dan durasi antara  gejala dengan pasien yang diisolasi. bahwa  penularan dari 1 pasien sakit  ke   13 para pasien  sehat  sekitarnya, namun kemungkinan penularan  di masa inkubasi memicu masa kontak pasien 

ke para pasien sehat   sekitar lebih lama sehingga risiko jumlah  kontak tertular dari 1 pasien mungkin dapat lebih  besar. 

Patogenesis infeksi COVID-19 belum diketahui ,  virus ini  mungkin memiliki kesamaan dengan  MERS CoV, dan  SARS , namun dari hasil evaluasi genomik isolasi  dari para  pasien, diperoleh kesamaan mencapai 98%  yang memperlihatkan suatu virus baru, ada    kesamaan ( 80%) dengan bat-SL CoVZXC21 , batderived severe acute respiratory syndrome (SARS)-like coronaviruses, bat-SL-CoVZC45  yang diambil pada tahun 2018 di  Zhoushan, tiongkok bagian Timur, kedekatan dengan  SARS-CoV adalah 80 % dan lebih jauh lagi dengan  MERS-CoV (55%). 

Analisis filogenetik memperlihatkan COVID-19 merupakan bagian dari subgenus Sarbecovirus dan genus Betacoronavirus,  memperlihatkan protein (S) memfasilitasi masuknya  virus corona ke dalam sel target. Proses ini 

bergantung pada pengikatan protein S ke reseptor  selular dan priming protein S ke protease selular,

Selain sitokin itu , COVID-19 juga  meningkatkan sitokin T-helper-2 (Th2) (contohnya, IL4  dan  IL10) yang mensupresi inflamasi berbeda dari  SARS-CoV. pada  pasien COVID-19 di ICU terdapat  kadar  IP10,  MCP1,  macrophage inflammatory proteins 1A (MIP1A) ,  TNFα , granulocyte-colony stimulating factor (GCSF),  yang lebih tinggi dibandingkan pasien yang tidak memerlukan perawatan ICU.  ini menandakan  adanya   badai sitokin akibat infeksi  COVID-19 berhubungan  dengan derajat keparahan penyakit,

ada  kemungkinan  proses masuknya COVID-19 ke dalam sel mirip  dengan SARS. ini didasarkan pada kesamaan  struktur 70 % antara COVID-19 dan  SARS , virus ini kemungkinan menarget Angiotensin  Converting Enzyme 2 (ACE2) sebagai reseptor  masuk dan memakai serine protease  TMPRSS2 untuk priming S protein, 

Proses imunologik dari host selanjutnya belum   diketahui,  pemeriksaan sitokin yang berperan pada ARDS  memperlihatkan hasil terjadinya badai sitokin (cytokine 

storms) seperti pada keadaan  ARDS lainnya.  ada beberapa sitokin  dalam jumlah banyak , yaitu: inducible protein/CXCL10  (IP10) , monocyte chemoattractant protein 1 (MCP1) , interleukin-1 beta (IL-1β), interferon-gamma (IFN-γ)  dan kemungkinan mengaktifkan T-helper-1  (Th1),

masalah Konfirmasi yaitu 

Pasien yang terinfeksi COVID-19 dengan  hasil pemeriksaan tes positif melalui pemeriksaan  polymerase chain reaction (PCR).

analisa dilakukan dengan anamnesis,  pemeriksaan fisis , Anamnesis yaitu  penampakan  riwayat perjalanan   kontak  dengan virus,  Gejala klinis beranekaragam tergantung derajat penyakit  namun gejala yang utama adalah mual mulas perih kembung  , nyeri abdomen, demam, batuk,  mialgia, sesak, pusing , diare, 

namun Gejala yang paling sering muncul  adalah mialgia, demam  99%, batuk ,  

para pasien  Tanpa Gejala (OTG) yaitu 

   pasien  yang tidak  mengalami  bergejala namun   memiliki risiko tertular dari para pasien    COVID-19. para pasien  tanpa gejala  ini  ternyata    pasien  yang  memiliki   kontak   dengan  COVID-19,seperti   pasien  sudah pernah 

melakukan kontak fisik dengan orang sehat   berada dalam  ruangan dalam radius 1 meter  dengan  pasien dalam pengawasan  dalam 2 hari sebelum masalah muncul  gejala dan hingga 14 hari sesudah  masalah muncul 

Pasien dalam Pengawasan (PdP) yaitu 

 -para pasien  pengidap  ISPA berat pneumonia berat  yang memerlukan perawatan perawatan khusus di rumah sakit  namun  tidak ada pemicu lain berdasar  tanda gejala yang dimiliki,

-para pasien  pengidap  Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yaitu gejalanya  demam (≥38ºC) demam; ditambah salah satu gejala   penyakit pernapasan seperti: batuk sesak  nafas sakit tenggorokan  pilek  pneumonia  ringan hingga berat dengan  tidak ada pemicu  lain berdasar tanda gejala yang  benar  ditambah  pada 15  hari terakhir  sebelum muncul gejala sudah pernah melakukan  perjalanan, 

-para pasien  pengidap  demam (≥38ºC) atau  pengidap demam atau ISPA dengan   15  hari terakhir  sebelum muncul gejala memiliki  masalah  COVID-19.

para pasien  dalam Pemantauan (OdP) yaitu

-para pasien  yang mengidap  gangguan  sistem pernapasan seperti tenggorokan sakit  batuk ditambah   15  hari terakhir  sebelum muncul gejala memiliki  COVID-19,

- para pasien  yang mengalami demam (≥38ºC) atau 

mengidap  gangguan sistem  pernapasan seperti demam sakit  tenggorokan pilek sakit  batuk  tidak ada pemicu  lain berdasar tanda gejala yang 

meyakinkan  pada 15  hari terakhir  sebelum muncul gejala sudah pernah melakukan perjalanan keluar negeri,

Identifikasi COVID-19 yang dilakukan pertama  adalah pemeriksaan pan corona, yaitu termasuk  HCoV-HKU1 ,HCoV- OC43, HCoV-229E, HCoV-NL63,  kemudian dilakukan pemeriksaan khusus   SARS-CoV-2, Pemeriksaan ulang  untuk  menentukan tanggapan  pengobatan  seiring proses perbaikan kesembuhan  tanda gejala . Bila diperoleh perbaikan klinis dan hasil RT PCR negatif 2 kali berturut turut dalam 2-4 hari  negatif pasien dinyatakan sembuh,

Pemeriksaan prokalsitonin (PCT) memperlihatkan hasil normal kecuali bila dicurigai  terjadinya infeksi bakteri maka PCT akan meningkat. 

Pemeriksaan laboratorium  dilakukan  untuk membantu pasien dalam usaha membeda  bedakan infeksi virus,   masalah pertama memperlihatkan penampakan  anemia, leukopenia ,limfopenia, peningkatan c-reactive protein (CRP)

meningkat,   seperti pada infeksi virus,

Pada pneumonia dilakukan foto  toraks,  dilanjutkan dengan computed 

tomography scan (CT scan) toraks dengan kontras.penampakan  foto toraks pneumonia yang dipicu  oleh infeksi COVID-19 mulai dari normal hingga

ground glass opacity, konsolidasi. CT scan toraks   dilakukan untuk melihat lihat lebih dekat  kelainan,  seperti penampakan   konsolidasi,   ground glass opacity, 

efusi pleura dan penampakan  pneumonia lain,

Pemeriksaan lain  untuk melihat lihat  komorbid  dan  berusaha mengevaluasi kemungkinan kemungkinan  munculnya penampakan  komplikasi pneumonia 

yaitu  uji kepekaan untuk melihat kemungkinan  adanya  pemicu bakteri atau bila dicurigai terjadi infeksi  ganda dengan infeksi bakteri, gangguan  fungsi ginjal, fungsi hati, albumin ,  analisis  gas darah (AGD), elektrolit, gula darah ,  biakan  kuman , 

analisa pasti  ditentukan berdasar hasil pemeriksaan ekstraksi  RNA virus severe acute respiratory syndrome  coronavirus 2 (SARS-CoV-2). COVID-19

memakai reverse transcription polymerase  chain reaction (RT-PCR) untuk mengekstraksi 2 gen  SARS-CoV-2. Contoh uji yang dapat dipakai  

 dari sampel berupa swab tenggorok. Swab  nasofaring baik untuk evaluasi influenza namun untuk  virus corona lain swab nasofaring yang diambil 

memakai swab dari dacron atau rayon bukan  kapas,

Contoh uji dari saluran napas bawah lebih baik  dibandingkan  yang diambil dari saluran napas atas  terutama pada pasien pengidap  pneumonia, berbentuk 

 bronchoalveolar lavage(BAL) ,sputum, aspirat trakea, dengan memperhatikan pengendalian infeksi  dan APD. Bila pasien memakai ventilasi  mekanis disarankan  untuk memprioritaskan contoh uji  dari saluran napas bawah. Kelebihan contoh uji dari  saluran napas bawah dapat dipakai   untuk 

memeriksa perkembangbiakan  mikroorganisme  yang  menyertai atau analisa banding,


Tabel  Derajat Penyakit Infeksi Covid-19.


Derajat Penyakit  :        pneumonia berat.

Keterangan :  Pneumonia berat Pasien remaja atau  Pasien  dewasa dengan demam atau dalam  masa masa  pengawasan  ketat infeksi saluran napas, ditambah  saturasi oksigen (SpO2)  <90% pada udara kamar, frekuensi napas >30 x/menit, distress pernapasan berat,  

Pasien anak dengan batuk atau kesulitan bernapas, ditambah 

Tanda lain dari pneumonia yaitu: tarikan dinding dada, takipnea (pada usia <2 bulan ≥60x/menit; 2–11 bulan ≥50x/menit; 1–5 tahun ≥40x/menit; dan >5 tahun, ≥30x/menit). analisa ini berdasar  pencitraan dada yang  mengabaikan  komplikasi.

Distress pernapasan berat (seperti tarikan dinding dada yang berat,mendengkur);

Tanda pneumonia berat: kejang , pingsan, tidak siap  menyusui atau minum, letargi ,Sianosis sentral atau SpO2 <90%;

Derajat Penyakit  :        Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)

Keterangan :  

Kriteria ARDS pada pasien  anak berdasar Oxygenation Index dan Oxygenatin Index memakai  SpO2:

PaO2 / FiO2 ≤ 300 mmHg atau SpO2 / FiO2 ≤264: Bilevel noninvasive ventilation (NIV) atau CPAP ≥5  cmH2O dengan memakai full face mask

ARDS ringan (ventilasi invasif): 4 ≤ Oxygenation Index (OI) <8 atau 5 ≤ OSI <7,5

ARDS sedang (ventilasi invasif): 8 ≤ OI <16 atau 7,5 ≤ OSI<12,3

ARDS berat (ventilasi invasif): OI ≥ 16 atau OSI ≥ 12,3

Kriteria ARDS pada dewasa,antaralain : 

ARDS ringan: 200 mmHg <PaO2/FiO2 ≤ 300 mmHg (dengan PEEP atau continuous positive airway  pressure (CPAP) ≥5 cmH2O, atau yang tidak diventilasi),

ARDS sedang: 100 mmHg <PaO2 / FiO2 ≤200 mmHg denganPEEP ≥5 cmH2O, atau yang tidak  diventilasi),

ARDS berat: PaO2 / FiO2 ≤ 100 mmHg dengan PEEP ≥5 cmH2O, atau yang tidak diventilasi),

saat  PaO2 tidak tersedia, SpO2/FiO2 ≤315 menunjukkan  ARDS (termasuk pasien yang tidak diventilasi)

pemicu edema: gagal napas yang bukan akibat gagal jantung atau kelebihan cairan, Perlu  pemeriksaan  (seperti ekokardiografi) untuk mengabaikan  bahwa pemicu edema bukan akibat  hidrostatik jika tidak ada  faktor risiko,

efusi pluera yang tidak dapat diketahui  pemicunya, kolaps paru, 

kolaps lobus atau nodul,Pencitraan dada (ultrasonografi paru ,CT scan toraks ) , opasitas bilateral, Onset: baru terjadi atau penyakit bertambah parah hanya  dalam waktu satu minggu, 

Derajat Penyakit  :        Syok septik 

Keterangan :  

Pasien anak:  hipertermia , hipotermia, ruam petekie atau purpura; peningkatan laktat; oliguria;   hipotensi (TDS <persentil 5 atau >2 SD di bawah normal usia) atau ada 2-3 gejala dan  tanda yaitu :  kesadaran berubah secara halus,  takikardia atau bradikardia (frekuensi nadi <90 x/menit atau >160 x/menit pada bayi dan HR <70x/menit atau >150 x/menit pada anak); waktu pengisian kembali  kapiler yang memanjang (>2 detik) atau vasodilatasi hangat dengan bounding pulse; takipnea; mottled skin ,Pasien dewasa: hipotensi yang tidak sembuh  meskipun sudah pernah dilakukan resusitasi cairan dan memerlukan  vasopresor untuk mempertahankan mean arterial pressure (MAP) ≥65 mmHg dan kadar laktat serum >2 mmol/L, 

Derajat Penyakit  :         Sepsis 

Keterangan : 

Pasien anak: terhadap dugaan atau terbukti infeksi dan kriteria systemic inflammatory response syndrome (SIRS) ≥2, dan ditambah salah satu dari suhu tubuh tidak normal atau jumlah sel darah putih tidak normal.

 Pasien dewasa: Disfungsi organ yang mengancam nyawa dipicu oleh disregulasi respon tubuh  terhadap dugaan atau terbukti infeksi*. Tanda disfungsi organ yaitu :  kesadaran berubah ubah secara halus , sesak napas, saturasi oksigen rendah, urin output menurun, denyut jantung cepat, nadi

lemah, ekstremitas dingin atau tekanan darah rendah, Ptekie/purpura/mottled skin,  hasil laboratorium  memperlihatkan asidosis,  laktat yang tinggi , hiperbilirubinemia, koagulopati, trombositopenia, 

Derajat Penyakit  :         Uncomplicated illness

Keterangan :  Pasien pengidap  gejala non-spesifik seperti hidung tersumbat, malaise,  pusing  , nyeri otot demam, batuk, nyeri tenggorokan,  waspada pada usia lanjut dan imunocompromised karena gejala dan tanda ,

Derajat Penyakit  :         Pneumonia ringan 

Keterangan :   Pasien Anak dengan pneumonia ringan mengalami batuk atau kesulitan bernapas ditambah napas cepat (frekuensi  napas pada usia <2 bulan ≥60x/menit; 2–11 bulan ≥50x/menit; 1–5 tahun ≥40x/menit) dan tidak ada tanda gejala penyakit , Pasien pengidap  pneumonia dan tidak ada tanda pneumonia berat.

keterangan tambahan :

* Skor Sequential Organ Failure Assessment (SOFA) nilainya  dari 0 - 24 dengan menilai 6 sistem organ yaitu  sistem saraf pusat (penurunan tingkat kesadaran dengan Glasgow Coma Scale),  ginjal (urin output rendah atau kreatinin tinggi), pernapasan  (hipoksemia didefinisikan oleh PaO2/FiO2 rendah), kardiovaskular (hipotensi), koagulasi (trombosit rendah), hati (bilirubin tinggi), ditandai  sebagai sepsis jika terjadi peningkatan skor Sequential SOFA ≥2 angka. dianggap  skor awal adalah nol jika data .tidak tersedia* Jika ketinggian lebih tinggi dari 1000 meter, maka faktor koreksi harus dihitung : PaO2/FiO2 x Tekanan barometrik/760 ,