Tampilkan postingan dengan label THT 2. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label THT 2. Tampilkan semua postingan

Rabu, 06 April 2022

THT 2



kotoran telinga dan ras

musik mudah  teringat

peneliti di Dartmouth University mengungkapkan bahwa kecenderungan seseorang yang  saat mendengarkan musik, lalu  saat  musik ini  berhenti, namun suaranya masih  mengalun di telinga,ini disebabkan sebagai  earworm  yang merupakan tanda di mana otak  manusia aktif  untuk mengisi kekosongan getaran  suara yang masuk di otak,suara yang terdengar mengakibatkan neutron pada  organ bagian otak yang bernama auditory cortex atau  korteks pendengaran bergetar, suara getaran yang diterima gendang telinga , maka korteks pendengaran mereka secara otomatis ikut  menyerap memori suara seperti meniru kemampuan otak ,bagi otak manusia berkualitas maka korteks  akan secara otomatis menyerap getaran  suara  , sedang peneliti  lainnya mengungkapkan  bahwa earworms merupakan cara otak agar tetap sibuk saat otak tidak melakukan apapun, gejala ini dinamakan  melodimania atau repetunitis
 kotoran telinga dan ras

George Preti  sebagai peneliti  dari Monell Center  mengungkapkan bahwa Kotoran telinga  merupakan  lendir   alami dalam telinga  untuk mencegah  kotoran   dalam telinga, kotoran telinga setiap ras berbeda beda, zat organik  pada   kotoran telinga   kaukasia lebih banyak dibandingkan   dari  asia,zat organik  berhubungan dengan produksi bau  di  kotoran telinga,kotoran telinga  kaukasia  lebih berbau daripada  asia,bau  di  kotoran telinga,  mengindikasikan  ciri ciri pemiliknya,seperti orientasi seksualitasnya,kesehatanya, jenis kelaminya,peneliti meneliti kotoran telinga dari 8  orang asia  dan  8  orang kaukasia  yang kesemuanya normal sehat, orang kaukasia mempunyai kotoran telinga cokelat kekuningan dan sedikit  basah ,asia, sama dengan orang  asli amerika  yaitu Indian  dimana  mereka sama sama mempunyai  gen yang  membuat kotoran telinga mempunyai  bau  lebih sedikit  dan  kotoran telinga  agak kering, peneliti  selama 30 menit memanaskan kotoran telinga dengan suhu 35  derajat celsius   sebanyak 15 gram   lalu  meneliti zat organik yang ada ,hasilnya didapat  12 jenis zat organik dalam kotoran telinga  jumlah dan tingkat  zat organik   berbeda beda  antara masing masing ras,  Kaukasia mempunyai  tingkatan   lebih tinggi pada 11 zat organik yang  ada  dalam kotoran telinga,

PENDENGARAN


 pendengaran termasuk  salah satu penelitian biofisika tertua didunia,
mekanisme pendengaran  membentuk suatu sistem sensor yang dapat  dilihat  melalui seekor binatang ,vertebrata  dapat menganalisa gelombang bunyi sebab mengetahui kualitas,keras,tingkat  nada,  pendengaran adalah tanggapan terhadap rangsangan vibrasi mekanik,  bahwa getaran bunyi ini harus berada di dalam area   yang bisa didengar,  getaran bunyi diluar area   bisa dideteksi  dengan sistem sensor  selain pendengaran.  frekuensi yang terlampaui rendah  untuk didengar  hanya bisa dirasakan dengan  amplitudo yang  jauh lebih besar agar bisa diraba , getaran dengan frekuensi yang sangat  tinggi  tidak bisa  didengar  karena energinya terlalu  besar sehingga menyebabkan pemanasan  dan rasa sakit.  telinga  sebagai suatu transduser, yaitu suatu alat yang .bisa mengubah suatu bentuk energi ke dalam bentuk lain,  mengubah  energi mekanik menjadi lonjakan listrik pada serat saraf. 
teori waktu atau  teori frekuensi menerangkan pendengaran dengan cara analisa yang tergantung pada  waktu antara maksimum suatu gelombang akustik yang periodik,teori spasial atau teori tempat, menonjolkan peranan kesesuaian antara suatu titik  tertentu pada membran basilar dan satu frekuensi pendengaran tertentu. 
penelitian  anatomi mempelajari bagaimana gelombang bunyi bisa dihasilkan dan ditransmisikan,menyelidiki ambang kesensitifan sistem pendengaran dan proses   pembicaraan, menyelidiki susunan telinga  hingga ke tingkat 
mikroskopik, melihat  jejak impuls saraf pendengaran yang merambat dari 
telinga hingga ke otak,  bagaimana bunyi  bisa dianalisa  diubah menjadi impuls saraf yang kemudian terpisah-pisah menurut keras,tinggi, rendah, kualitas bunyi, termasuk  sifat transmisi bunyi melalui atmosfer, anatomi ,peranan dan histologi telinga, bagian luar dan tengah telinga sebagai penguat tekanan dan pengubah transmisi bunyi  mekanik,konversi energi akustik ke  lonjakan saraf yang ada  di telinga dalam dan analisa lonjakan saraf ini dalam sistem  saraf pusat,energi akustik ke lonjakan saraf juga analisanya dalam sistem saraf pusat, teori pendengaran yang  dikembangkan adalah teori helmholtz (1863),  helmholtz mengaitkan pendengaran dengan sifat hipotetik membran 
basilar yang serupa dengan dawai-dawai piano. Seutas dawai dengan massa jenis linier  P  dan panjang L dan diberi gaya tegang T , menghasilkan frekuensi resonansi pada dasar,  yang diberikan oleh persamaan 




foto  Resonansi Helmholtz

dawai yang ringan  pendek  dengan tegangan  tinggi beresonansi di   frekuensi yang  tinggi bila dibandingkan dengan dawai panjang dan pejal. membran basilar  berangsur-angsur menjadi makin lebar  dan makin pejal sejak dari jendelan lonjong (base) hingga helikotrema (apex),  pada  teori helmholtz, tiap serat yang ikut bergetar secara transversal  berhubungan  langsung dengan  saraf  yang menuju otak  maka  nyaring bunyi  bisa dideteksi oleh saraf   yang paling kuat teraktifkan, keras bunyi (tingkat  tekanan bunyi) oleh amplitudo gerak serat, dan kualitas bunyi oleh amplitudo relatif ,
analoginya  dengan pemukul genderang suatu orkes, yang dengan tangannya memegang  kepala genderang untuk mencegah reverberasi yang tidak diinginkan,  di dalam model  membran, seperti dawai yang digunakan helmholtz, perubahan tegangan atau panjangnya  sudah memadai, dalam pemeriksaan faal, telinga dalam secara luas tidak tampak   mekanisme seperti itu, kenyataannya pengambilan membran basilar tidak menunjukkan 
adanya serat-serat transversal seperti teori  helmholt, suatu resonansi tajam sangat sukar untuk ditimbulkan, masalah  kelangsungan getaran ini dihubungkan dengan kurangnya redaman, yang mengakibatkan  serat membran itu terus  berbunyi  hingga interval yang lebih luas sehingga sistem  pendengaran menjadi tidak efektif,  model itu bisa diubah untuk menghindari masalah  ini dengan  mekanisme redaman sesudah waktu tertentu  
 békésy  mengevaluasi  tegangan membran basilar  dengan menyisipkan tabung kaca tipis kedalam kohlea kadaver melalui dinding yang sudah  digosok,  pembengkokan kaca dan bentuk lubang yang masuk kedalam membran basilar 
merupakan pertanda akan besarnya gaya pemulih yang diberikan oleh struktur itu,hasilnya menunjukkan bahwa tidak ada tegangan transversal, sehingga membran itu  dianggap sebagai suatu benda lembek yang ujung-ujungnya terikat. jadi persamaan (2.1)  tidak bisa diterapkan pada telinga, tetapi,  setiap model tidak perlu sama dengan kebenaran ilmiahnya,. seharusnya  model ini menuntun  kearah penyelidikan eksperimental  untuk menguji penerapannya, bermacam-macam penelitian teori  resonansi helmhotz sudah merintis penelitian ,gerakan getar membran basilar dan fluida kohlea  jauh lebih rumit dibandingkan  teori helmhotz,

 békésy tertarik pada peran  mebran basilar dan fluida kohlea disekitarnya,  békésy menunjukkan bahwa selain gelombang tekanan yang biasanya 
terjadi pada akustik, didalam suatu struktur seperti kohlea ada  juga gelombang  hidrodinamik lambat,  gelombang ini  mirip  tegangan pada bidang batas antara minyak dan air. semua gelombang  hidrodinamik seperti ini terjadi didalam media dispersif, artinya kecepatan gelombang  merupakan fungsi frekuensi. didalam media  seperti ini, gelombang-gelombang itu bisa  menumpuk sehingga membentuk   gelombang tinggi  pada area-area tertentu.  ini   bisa dilihat  pada tinggi rendah gelombang permukaan air laut, 
  gelombang hidrodinamik tidak hanya terjadi  didalam kohlea mamalia, tetapi juga didalam model-model lain . untuk model yang paling  sederhana, digunakan dua buah dinding kaku (kaca slide mikroskop) yang diletakkan 
pada suatu permukaan padat dan menutupnya dengan suatu bahan pembendung (lembaran karet)
 digunakan dua buah alur (channel) dan dua buah jendela. pada frekuensi 
rendah, gerakan pembendung bisa terlihat , untuk tiap frekuensi terdapat  suatu area simpangan maksimum ,  ini kurang lebih tidak  tergantung pada bentuk alur dan hanya sedikit berubah terhadap perubahan ketebalan atau  tegangan lentur membran atau terhadap dimensi alur, bila sebuah jendela digetarkan, maka yang lain dibiarkan bebas,
memakai amplitudo akustik besar untuk menunjukkan bahwa nada-nada murni pada  frekuensi yang lebih tinggi menghasilkan maksimum membran lebih mendekati jendela  lonjong. variasi amplitudo dan posisi membran untuk beberapa gambaran sinyal sinusoidal 
 untuk tingkat tekanan bunyi tertentu, simpangan akan  berkurang bila frekuensi naik. bila pengukuran ini diekstrapolasi terhadap batas  pendengaran pada frekuensi 103 hz, maka bisa dihasilkan simpangan maksimum  membran basilar yang lebih kecil dibandingkan  10 sampai 14 m, suatu dimensi yang mendekati ukuran  inti atom. karena tingkat bunyi tinggi yang digunakan békésy dalam pengamatan optik,
maka tidak mungkin mengekstrapolasi hasil-hasilnya hingga pada intensitas yang lebih  rendah secara linier. bermacam-macam analisa teoritis dan eksperimen model memberikan hasil yang sesuai, yaitu bahwa hal yang penting bagi gelombang maksimum  hidrodinamik agar terpisah dalam ruang frekuensi yaitu dinding-dinding tegar, dua buah  tabung paralel yang terpisah oleh suatu membran elastik, dan dua buah jendela salah satu  digetarkan dan yang lain terbuka ke udara didalam telinga tengah. maksimum gelombang ini untuk nada-nada yang berbeda hanya memberikan suatu tempat secara  kasar. namun hal ini bisa terjadi di tempat-tempat yang sangat mirip dalam model fisis dan dalam kohlea yang sudah dihilangkan. 
adanya luka-luka pada kohlea akibat kecelakaan bisa dijelaskan dengan suatu 
gelombang hidrodinamik beramplitudo  besar, sehingga menyebabkan kerusakan lokal membran basilar ,
sebuah pengeras suara diatur pada bermacam-macam frekuensi sinusoidal.
pemisahan nyaring bunyi dengan gelombang seperti yang sudah diperlihatkan bekesy  masih tetap merupakan suatu masalah, karena gelombang maksimum terlalu lebar bagi  resolusi spektrum pasien, yang mendekati 1 hz pada 103 hz. diperlukan masukan  akustik yang besar untuk perekaman visual osilasi membran sehingga menyebabkan  perubahan bentuk (distorsi) gerakan yang sebenarnya terjadi. salah satu cara untuk mengukur gerakan pada tingkat bunyi fisiologis adalah dengan memakai  spektroskopi mössbaeur. untuk mempelajari hal ini pemancar sinar gamma dihubungkan  dengan membrane basilar, dengan demikian kecepatan pemancar ini bisa diukur. derajat 
hubungan pemancar dengan membran ini masih merupakan pertanyaan, tetapi analisa  spektral mössbaeur sudah menunjukkan gelombang berjalan yang jauh lebih tajam , gerak gelombang osilasi hidrodinamik ini mungkin lebih mudah dipahami bila tiap  partikel medium bisa diikuti gerakannya. memakai model kohlea dua alur jenis békésy ini, tonndorf menempatkan prtikel-partikel kecil aluminium dalam model kanal  vestibular dan mengamatinya sesudah diperbesar dengan memakai iluminasi stroboskopik. ternyata bahwa benda-benda uji ini terlihat bergerak dalam orbit eliptik,  dengan menempuh suatu edaran selama periode gaya penggerak. umumnya gerakan  seperti ini dinamakan  trokhoida,bentuk orbit ini sangat tergantung jaraknya terhadap jendela lonjong dan juga pada  simpangan relatif terhadap penyekat kohlea. di luar tempat amplitudo membran terbesar, sangat sedikit gerak fluida yang bisa diamati,  untuk suatu nada sinusoidal dengan frekuensi 50 hz. di tempat yang dekat  dengan dinding luar model kohlea ini, gerak gelombang itu berbentuk longitudinal  yaitu disepanjang kanal vestibular,   ini  menunjukkan adanya gelombang  tekanan  dalam  fluida. suatu komponen kecepatan orthogonal terhadap penyekat muncul didekat membran  basilar. bagian gerakan ini relatif menonjol diarea amplitudo maksimum membran dan  merupakan gelombang permukaan yang disebabkan oleh adanya permukaan batas antara  fluida dan membran itu. gelombang basilar tampak  pecah  dan hingga pada suatu jarak .tertentu dari tulang sanggurdi, itu berubah menjadi titik-titik pada simpangan 
yang jauh di luar jarak 30 cm dari jendela.  bila  frekuensi makin besar, posisi pecahan gelombang itu bergerak makin dekat dengan tulang  sanggurdi. bila amplitudo sinyal cukup besar, maka arus eddy diimbaskan didalam fluida  kohlea, yang kemudian mendistorsi orbit,  analogi gelombang laut dengan arus eddy adalah peristiwa terjadinya gelombang laut di pantai. arus seperti ini pertama kali ditemukan oleh wilkinson dan gray dalam tahun 1920, yang  membuat model-model kohlea berdasarkan analisa dimensional beberapa tahun sebelumnya, pengukuran langsung  dengan model tonndorf sudah menunjukkan bahwa pada setiap titik pada pola eddy, laju partikel berbanding lurus dengan kuadrat rangsangan yang diberikan. tanggapan  nonlinier yang nyata terhadap getaran akustik ini adalah suatu hubungan yang sudah 
diramalkan sebelumnya oleh perhitungan teoritis. distorsi harmonik dan pemotongan  puncak gerakan trokhoidal merupakan 2 buah konsekuensi timbulnya arus eddy. berbeda dengan gelombang jenis bekesy yang bergerak, gerak arus eddy mempunyai sebuah pusat osilasi yang tetap pada suatu posisi tertentu pada penyekat kohlea. titik ini sangat sesuai dengan tempat maksimum gelombang trokhoidal. bermacam-macam  distorsi yang dihasilkan oleh arus eddy ini selanjutnya merupakan bukti teori spasial  pendengaran. 
gerakan partikulat yang diamati oleh tonndorf didalam model kohlea. 
perilaku temporal gelombang bekesy diselidiki dengan memakai model-model 
dan kohlea mamalia. bahasan sebelumnya menekankan pada selubung gangguan dan korelasi antara jarak dari jendela lonjong dan frekuensi rangsangan audio sinusoidal. sebaliknya  menunjukan variasi waktu bentuk gelombang sebagai fungsi jarak  untuk masukan berbentuk fungsi tangga. 
 sebuah gelombang berjalan bekesy, seperti tampak pada model kohlea.
fungsi masukan yang tumbuh cepat ditunjukkan sebagai suatu sisipan di pojok kanan atas, pengamatan gerakan membran basilar pertama kali dilakukan oleh bekesy dengan  memakai suatu deposisi perak untuk memantulkan cahaya dari permukaan membran. pada suatu posisi tertentu, gangguan itu membutuhkan waktu dalam orde puluhan  milidetik untuk tiba dan waktu tertentu untuk menyusut, fase gangguan membran basilar  tampak membelakangi rangsangan tulang sanggurdi. harganya mendekati 5 radian atau  lebih rendah  data-data ini memberikan bukti tambahan dalam  menyanggah teori helmholtz, karena pada teori yang terakhir ini fase membran harus  mendekati 0 radian ketika frekuensi rangsangan itu menyebar diseluruh harga resonansi. 
Pada setiap peristiwa, membran Helmholtz itu selalu dalam fase ±
n/2
radian terhadap gerak tulang sanggurdi yang tidak bergantung pada frekuensi. hal ini sangat bertentangan .dengan pengukuran bekesy.  bekesy menentukan bahwa gelombang-gelombang berjalan itu bergerak ke arah 
helikotrema tanpa memperhatikan posisi rangsangannya. eksperimentator bisa membuat   lubang-lubang dalam kohlea dan merangsang membran dengan sebuah tulang sanggurdi  semu yang disisipkan ke dalamnya atau lebih sederhana lagi, membiarkan konduksi oleh  tulang tempurung kepala dan dinding luar kohlea dan mengimbaskan rangsangan dari luar. 
penjelasan tentang sifat-sifat kesearahan ini bergantung pada pertambahan kekenyalan  basilar secara eksponensial dengan jarak dari jendela lonjong. dalam terminologi listrik,  membran bertindak sebagai suatu filter pita bawah bila jarak terhadap helikotrema makin  kecil. 
membran basilar bisa dinyatakan dengan suatu analogi listrik ,tiap induktansi dan resistenansi yang ditunjukkan dalam model itu  identik, tetapi kapasitornya menjadi makin besar sepanjang jarak dari jendela lonjong 
(dasar) hingga helikotrema (puncak). dalam analogi itu, dalam bermacam-macam model  hidrodinamika, dan dalam telinga secara utuh, laju kelompok gangguan akustik itu tidak  hanya bergantung pada frekuensi pusatnya, tetapi juga berkurang dari dasar hingga  puncaknya. harga-harga di dasar adalah sekitar 45 m/s, sedangkan di puncaknya laju 
kelompok itu berkurang menjadi sekitar 2 m/s.  analogi saluran transmisi membran basilar. 

penajaman saraf 
 gelombang bekesy itu cukup lebar, tetapi perbedaan frekuensi sedikit yang menghasilkan selubung gelombang yang .sangat mirip masih bisa dibedakan. teori helmhotz yang terdahulu juga mengalami kesulitan dalam menerangkan persepsi sebuah frekuensi apabila banyak serat saraf yang  berdekatan dirangsang secara serempak. untuk menerangkan pembedaan frekuensi 
seperti ini bisa dipostulatkan suatu mekanisme interpretasi atau penajaman pada telinga  dalam, atau pada suatu tingkatan atau lebih sistem saraf pendengaran , proses  ini dinamakan  penajaman saraf,
 sistem saraf benar-benar bisa mempertajam berjenis-jenis  rangsangan. jadi apabila sebuah bintik terang difokuskan pada retina, maka kesensitifan  mata terhadap area sekelilingnya berkurang. cincin-cincin gelap disekelilingnya dalam  contoh ini dinamakan  pita mach. di dalam penyinaran terang hal ini mempunyai keuntungan untuk mengeleminasi efek-efek sinar yang terpancar. sama halnya dengan bila dua buah .ujung kompas ditekankan pada kulit lengan bawah pada jarak yang lebih besar daripada  2,5 cm satu sama lain, dua indera perasa diterima. pada jarak sekitar 2,5 cm kedua indera 
perasa itu saling memperlemah, dan pada jarak yang lebih dekat lagi kedua indera perasa  itu saling menambahkan. pada keadaan terakhir itu orang merasa ada sebuah rangsangan  tunggal yang terletak ditengah-tengah antara kedua buah ujung kompas yang sebenarnya. 
penajaman saraf dan pencorongan didalam suatu konteks spasial 
seperti yang diamati dengan lengan pasien sebagai organ sensor.
contoh penajaman saraf lain terjadi pada waktu menentukan posisi dua buah 
rangsangan ketukan pada jari tangan dengan arah berlawanan. bila waktu antara kedua  rangsangan lama, maka bisa dirasakan adanya rangsangan yang berbeda. bila waktu  antara kedua rangsangan dikurangi, maka rangsangan kedua tidak terasa. dan bila selang  waktu itu mendekati nol, maka akan dirasakan satu indera perasaan tunggal dekat dengan  titik tengah antara kedua rangsangan itu dan seolah-olah mencakup area yang lebih luas. 
 jenis gejala yang sama terjadi  apabila letak bunyi ditentukan dengan perbedaan waktu hingganya bunyi itu di kedua telinga. penjumlahan lebih dari satu rangsangan menjadi sebuah indera perasa tunggal .yang lebih kuat, oleh bekesy dan kawan-kawan disebut pencorongan (funneling).
penajaman saraf dan pencorongan saraf didalam suatu .konteks temporal seperti yang diamati dengan jari tangan pasien. efek penajaman dan lokalisasi yang terjadi pada indera peraba, penglihatan, dan 
pendengaran sangat menarik. efek-efek itu menunjukkan bahwa sistem saraf berperan  sebagai computer dengan umpan balik yang banyak sekali. ditunjukkan juga bahwa  banyak jenis kegiatan saraf diperlukan bagi suatu teori yang berdasarkan atas puncak lebar  gelombang berjalan yang terjadi pada indera-indera lain. memang hal ini memungkinkan .bekesy untuk memperbesar model fisis kohlea dengan memakai kilit lengan bawah .sebagai organ pemroses.  model itu terdiri dari sederetan vibrator resonansi dengan frekuensi yang berubah�ubah dan dikenakan sepanjang lengan. apabila vibrator itu digerakkan dengan sumber  listrik, beberapa vibrator didekatnya memberi tanggapan paling kuat. orang merasakan  frekuensi resonansi terletak pada suatu tempat yang tegas daripada tempat yang  ditunjukkan oleh getaran-getaran vibrator-vibrator itu. perbedaan frekuensi dan amplitudo 
yang sangat tajam itu mungkin bisa dilakukan dengan memakai model analogi 
kohlea ini. pencorongan ditunjukkan dengan membuat sebuah nada menjadi tak terdengar  oleh pengaruh sinyal kedua yang bisa didengar (masking). macam saraf ini belum diketahui, tetapi model ini sudah sedikit membantu untuk penentuan macam proses saraf.  jadi perbedaan tinggi bunyi dalam teori-teori spasial ini sebagian lebih bergantung pada  kegiatan neurologis daripada resonansi atau gelombang hidrodinamik maksimum. 
model lengan ini secara langsung menyokong gagasan bahwa perbedaan nyaring  bunyi itu merupakan sifat asli (intrinsik) sistem saraf, baik tingkat lokal maupun tingkat  yang lebih tinggi. banyak eksperimen dengan memakai vertebrata dan invertebrata,  sudah menunjukkan bahwa sistem saraf bisa melakukan pemrosesan data yang rumit  (contoh penajaman dan pencorongan saraf). meskipun dimungkinkan untuk  merepresentasikan hubungan antara posisi membran basilar dan nada yang terdengar,  namun proses deteksi nyaring bunyi yang sebenarnya dalam teori spasial mungkin  disebabkan oleh proses saraf. 
 untuk masukan sinusoidal, distribusi spasial  maksimum gelombang bekesy berkorelasi  dengan frekuensinya. untuk sinyal-sinyal yang lebih rumit tercatat masih adanya efek-efek yang membaurkan.  masalah nyaring bunyi berkala, yang mengakibatkan pendengar menerima  frekuensi tertentu yang tidak terbisa dalam analisa fourier rangsangan.  ini  tampak  pada penerimaan masukan yang rumit seperti bunyi biola atau bunyi-bunyi huruf hidup. 
sebuah sinyal secara berkala bisa diganggu dengan beberapa cara. seorang yang  melakukan eksperimen misalnya, bisa membangkitkan pulsa-pulsa akustik yang terpisah .dalam selang waktu ∆. kemudian pendengar menerima sebuah nada berfrekuensi 1/∆, bila pembentukan pulsa dilakukan dengan hati-hati, maka tidak akan ada amplitudo yang  berarti pada frekuensi itu. salah satu caranya adalah dengan membangkitkan kebisingan  murni memakai sebuah pengeras suara dan mengendalikan keluarannya dengan 
pemutus arus sederhana. nada yang layak bisa didengar bila pemutus arus itu digunakan .secara berkala. modulasi amplitudo juga sudah digunakan. dalam hal ini, amplitudo masukan sinusoidal dengan frekuensi 𝜈, diubah-ubah pada frekuensi lain 𝜈′. frekuensi 
kedua nada ini bisa diidentifikasi oleh pendengar. 
bermacam-macam eksperimen dan model evaluasi sudah dilakukan untuk 
menentukan asal usul fisis dan neurologis nyaring bunyi periodik. misalnya usaha untuk  menyembunyikan sinyal periodik dengan kebisingan yang  berfrekuensi tepat tidak berhasil. biasanya penyembunyian itu cukup efektif untuk penghapusan sinusoidal murni dengan  cara menggetarkan membran basilar pada jarak spasial yang luas. implikasinya adalah  bahwa nyaring bunyi periodik itu tidak disebabkan oleh gelombang bekesy.  ini sudah 
ditunjukkan dengan memakai elektroda-elektroda yang ditempelkan pada neuron.neuron frekuensi tertentu di dalam otak kucing. impuls-impuls pada neuron frekuensi lebih  tinggi termodulasi pada nyaring bunyi periodik yang relatif rendah. neuron-neuron 
frekuensi lebih rendah menunjukkan tidak adanya potensial lonjakan. dengan cara  ekstrapolasi terhadap pasien ternyata bahwa nyaring bunyi periodik dibangkitkan di  dalam sistem saraf pusat tanpa ada gelombang fisis pada frekuensi itu. 
bekesy dan selajutnya tonndorf memakai model kohlea seperti analogi 
dengan lengan yang diberikan diatas untuk menyelidiki nyaring bunyi yang dirasakan  apabila suatu amplitudo yang dimodulasi atau sinyal yang diganggu disabilan kepada  pengamat. kedua macam frekuensi yang cocok itu dirasakan dan bisa diamati sebagai  getaran bekesy pada posisi spasial yang diharapkan. dengan demikian bisa dikatakan  bahwa beberapa elsperimen nyaring bunyi periodik sesuai dengan kedua jenis teori. salah satu alternate pertama bagi gambaran resonansi helmhotz adalah pernyataan ,
w.  rutherford pada tahun 1886,bahwa semua analisa nyaring bunyi adalah tugas otak dinamakan teori telepon,  
eksperimen awal yang dilakukan oleh wewer dan bray pada tahun 1930 tentang  deteksi tegangan di dalam dan di sekitar kohlea sedikit dikacaukan oleh adanya lonjakan  sinyal-sinyal saraf yang terjadi bersamaan, sebuah sinyal kecil  beberapa ratus mikrovolt  yang ketergantungannya terhadap waktu sangat mirip dengan  gangguan akustik, gejala ini dinamakan  mikrofonik  untuk menyatakan bahwa   ini  hasil aktifitas gerakan mekanik kohlea, meskipun istilah  mikrofonik kohlea  sudah ada ,   tetapi, mikrofonik ini  sebagai  suatu masukan  bagi otak untuk memproses getaran akustik,  ini disebabkan oleh gerakan sel-sel rambut pada organ corti dan tidak seperti  sebuah lonjakan saraf, mikrofonik ini tidak mempunyai tingkat ambang. jadi, suatu .getaran udara pada batas rangsangan yang bisa dideteksi menghasilkan suatu mikrofonik ,
kohlea yang tepat bisa dideteksi juga  amplitudo mikrofonik ini  berbanding lurus dengan tingkat bunyi rangsangan. mikrofonik kohlea ini mempunyai .maksimum di suatu titik tempat gelombang bekesy mencapai amplitudo terbesar. 
jadi tidak mungkin mengabaikan mikrofonik kohlea ini sebagai bagian penting 
proses pendengaran. dengan pemrosesan sistem saraf pusat yang cukup, maka tidaklah  sulit membayangkan cara mengenal nada dan amplitudo oleh otak,gelombang bekesy hanya berperan sedikit tetapi penting sebagai perantara dalam menuju  proses penginderaan,

baik dalam teori spasial maupun temporal tentang pendengaran, masalah 
utamanya adalah transmisi data akustik ke dalam pusat-pusat otak yang lebih tinggi. .sebenarnya potensial aksi itu dibangkitkan melalui osilasi membran basilar kohlea yang  merambat sepanjang serat-serat saraf akustik,  sebagian sensor sel saraf terletak dalam  kelompok-kelompok mampat yang dinamakan  ganglia,  tetapi saraf akustik mempunyai  seperangkat sel yang tersebar di seluruh jalur melalui penyekat tulang spiral yang  menopang kohlea. sel-sel saraf ini dinamakan  ganglion spiral. pulsa-pulsa pada perangkat akson kedua dalam saraf akustik memasuki otak. saraf akustik ini adalah saraf 
kedelapan (dihitung dari ujung depan) memasuki otak,  saraf ini dinamakan  saraf  kranial kedelapan,  beberapa sinaps lagi terjadi di dalam batang otak. beberapa diantara pulsa ini ada yang melintasi belahan lain batang  otak sehingga pulsa yang berawal di salah satu telinga diterima oleh kedua belahan otak , pulsa-pulsa itu dikonduksikan ke area khusus pada 
permukaan  keping temporal disetengah bulatan otak. cara ini berlaku juga bagi  pendengaran sadar, bagi pasien dan primata, area pendengaran ini terdapat  pada keping temporal  ,selaput otak yang tertanam di salah satu lipatan selaput otak sehingga sulit dipelajari pada  mamalia yang lain, proyeksi selebral terletak pada atau dekat bagian-bagian selaput yang  terbuka dalam hal yang terakhir ini selalu ada dua, dan dalam beberapa hal lain, tiga 
area tempat tanggapan muncul , apabila telinga  dirangsang. di dalam tiap area proyeksi selebral ini, ada area-area kecil-kecil yang  khusus berhubungan dengan bintik-bintik khusus pada membran basilar,
penyelidikan jalur pendengaran secara terinci menunjukkan bahwa beberapa buah  neutron terlibat didalamnya. pertama terletak didalam ganglion spiral di dalam telinga  dalam. saraf-saraf yang meninggalkan ganglion itu bergantung dengan serat-serat dari  bagian vestibular telinga dan membentuk saraf kranial kedelapan. di dalam otak, serat serat vestibular dan serat-serat pendengaran terpisah. serat-serat dari kohlea menuju ke  salah satu dari dua inti di dalam batang otak bawah yang dikenal sebagai inti kohlea dorsal
dan ventral. beberapa serat yang meninggalkan tempat ini mempunyai sinaps dengan  neuron lain yang berhubungan dengan kegiatan refleks dan keseimbangan. serat-serat  yang lain menuju sinaps di dalam inti lain yang terbisa didalam batang otak bawah yang  dinamakan kompleks olivari superior. beberapa serat sinaps di dalam kompleks olivari  superior berada pada sisi yang sama, sedangkan yang lain pada sisi berlawanan di dalam otak, dan yang lainnya lagi menembus tanpa gangguan bergabung dengan serat-serat dari 
kompleks olivari superior dan muncul lagi dalam batang otak. di dalam inti lemniskus  lateral jauh disepanjang batang otak, beberapa ujung saraf pendengaran berakhir, dan  yang lain menembus tanpa gangguan  pada  otak tengah, beberapa ujung serat  pendengaran berakhir pada sinaps dalam kolikulus inferior , dari sini, beberapa serat  melintas ke sinaps dalam kolikulus inferior yang berlawanan , semua serat jalur  pendengaran mempunyai sinaps di dalam inti lain yang terdapat  dalam otak tengah,  dinamakan  medial geniculate body. akhirnya serat-serat neuron ini mencapai area pendengaran selaput otak.

langkah pertama dalam transformasi informasi ke dalam potensial aksi saraf 
mungkin terjadi di dalam organ corti, yang terletak di atas membran basilar. sel-sel  rambut di bagian luar dan dalam dianggap sebagai detektor. potensial aksi pemicu  ditembakkan oleh silia yang bergerak terhadap tubuh sel. sudah diketahui bahwa  mikrofonik kohlea itu sebagian besar disebabkan oleh sel-sel rambut luar, yang silianya  langsung bisa menyentuh selaput tektorial. sel-sel rambut bagian dalam mungkin agak  kurang langsung dipengaruhi oleh gangguan-gangguan gelombang (yaitu dianggap sensitif 
terhadap turunan pertama gerak dalam fluida dan mungkin turunan lebih tinggi). ketergantungan terhadap turunan gelombang bekesy bisa membantu mengingat adanya  penajaman mekanik kesensitifan frekuensi dalam model yang digunakan itu. ketergantungan ini bisa dihasilkan dari rangsangan dengan cara pembengkokan yang  disebabkan oleh gerakan selaput tektorial yang bersentuhan erat dengan sel-sel rambut.  gerakan selaput tektorial itu serupa dengan batang mekanik yang diberi beban. dalam  mekanika metode, gerakan yang terakhir ini bisa dijelaskan dengan suatu persamaan  diferensial orde keempat. penyelesaian persamaan semacam ini bisa menghasilkan 
maksimum tajam yang berkaitan dengan perbedaan nyaring bunyi. 
 adanya sel-sel saraf pendengaran frekuensi khusus yang terikat pada ganglion 
spiral terbisa pada telinga kucing. penyelarasan itu cukup tajam, lebih sempit dibandingkan   hasil yang ditunjukkan oleh selubung gelombang bekesy. bahwa setiap komponen fourier yang terdeteksi seharusnya berhubungan  dengan satu kelompok neuron khusus yang menuju ke otak.  ini bisa dianggap  sebagai hasil akhir suatu gelombang berjalan hidrodinamik dengan penajaman lateral.  penyandian intensitas dalam model seperti itu dinyatakan oleh frekuensi potensial lonjakan sesungguhnya dan atau jumlah neuron terlaras yang aktif pada suatu waktu  tertentu.  waktu bias yang diperlukan oleh sebuah neuron adalah dalam orde 2 milidetik. hal ini  mengandung arti suatu batas laju 500 hz untuk satu sel tunggal diduga bahwa sistem  saraf pusat melalui latihan bisa menentukan korelasi antara tingkat bunyi dan laju. 
 setiap neuron  membawa bermacam macam frekuensi, maka waktu bias   mengakibatkan pembatasan 500 hz menarik, karena sel  saraf yang dirangsang itu harus aktif paling sedikit satu kali setiap amplitudo maksimum.  beberapa neuron bisa dianggap berfungsi paralel sehingga  bisa menampung potensial aksi yang lebih banyak untuk setiap satuan waktu. cara 15 akson bekerja sama aktif tidak lebih dari sekali setiap daur  akustik dan menghasilkan bentuk temporal sinyal masukan. dimana sinkronisasi ini  dimulai masih belum diketahui,  ini terjadi di dalam  kohlea, yaitu bahwa dengan cara tertentu, keaktifan serat-serat saraf ini berbentuk volley,  sehingga dihasilkan bentuk umum gelombang tekanan yang dating. namun  sinkronisasi ini bisa juga dimulai dari sinaps pertama atau kedua.  gambaran asas volley yang menyebabkan akson-akson aktif .sekali tiap daur akustik dan dihasilkan juga bentuk gelombang bunyi.
kegiatan mensinkronisasi ini dinamakan  asas volley. dalam bentuknya yang paling  sederhana,  bahwa di bawah suatu frekuensi  100 hz, jumlah serat saraf yang terangsang berubah terhadap tekanan sesaat. dari 100 hingga  sekitar 3000 hz efek jenis volley ini menghasilkan tiruan frekuensi gelombang bunyi yang  datang, sedang diatas 3000 hz dihasilkan frekuensi kelipatan rangsangan.  bagaimanapun otak melakukan analisa frekuensi sinyal listrik keseluruhan. telinga melakukan analisa frekuensi secara kasar, sebagai  rangsangan  terpilih pada serat-serat saraf tertentu. kemudian sistem saraf pusat melaksanakan analisa  yang lebih teliti. intensitas bisa diberi sandi melalui derajat sinkronisasi atau jumlah  neuron yang terlibat dalam kelompok itu. 
tidak ada kekurangan data yang mendukung asas volley ini. serat-serat yang 
sinkron sudah dideteksi pada frekuensi hingga 4 khz. kemampuannya untuk 
menghasilkan potensial aksi yang terkoordinasi rupanya tidak berhubungan dengan  frekuensi khusus untuk neuron seperti  pada penelitian pada  kucing. sinkronisasi  bisa dijumpai pada frekuensi rangsangan akustik yang jauh di bawah frekuensi yang  cocok untuk sebuah sel. salah satu masalah dalam banyak eksperimen di bidang ini adalah  potensial aksi spontan yang tampak pada semua neuron pendengaran. .karena data yang mendukung frekuensi khusus dan teori-teori volley sudah .tersedia, maka mekanisme yang tepat untuk penyandian saraf bisa dianggap sebagai  kombinasi kedua strategi ini. dua jenis teori pendengaran yang berbeda. teori yang  pertama mengalihkan perbedaan frekuensi ke efek spasial, sedangkan yang kedua  mengarahkan kegiatan sistem saraf pusat.  bentuk sebenarnya dan maksimal  gelombang hidrodinamik, yang dinamakan   gelombang bekesy, yang merambat sepanjang kohlea sudah diteliti  dengan berbagai  macam cara. walaupun bisa melengkapi beberapa derajat selektivitas  frekuensi, namun  maksimal  gelombang-gelombang ini ternyata terlalu lebar untuk pembedaan nyaring .bunyi. sinyal yang dekat hubungannya dengan gelombang hidrodinamik adalah sinyal  listrik yang dinamakan  mikrofonik kohlea. mekanisme seperti penajaman saraf sudah diusulkan untuk .menjelaskan perbedaan nyaring bunyi. termasuk dalam mekanisme ini adalah kegiatan  umum banyak sinaps sepanjang jalur pendengaran dalam sistem saraf pusat. neuron.neuron dengan frekuensi selaras dan asas volley bisa membantu perbedaan nyaring .bunyi  ada sedikit penajaman membran basilar dan membran tektorial untuk mengawali  impuls saraf. 




ABSES RETROFARINGEAL

Abses Retrofaringeal yaitu   penimbunan nanah nanah di dalam jaringan tenggorokan bagian belakang,
ini  disebabkan oleh infeksi streptokokus yang berasal dari hidung,telinga tengah,amandel, tenggorokan, sinus, adenoid,
tuberkulosis, tenggorokan bagian belakang yang  tertusuk oleh duri  duri ikan  juga bisa mengakibatkan  abses retrofaringeal, meskipun jarang,
jaringan pada tenggorokan bagian belakang anak-anak memungkinkan terbentuknya rongga rongga  berisi nanah,
gejalanya yaitu:
gangguan pernafasan,
retraksi interkostal (penarikan otot sela iga saat pasien berusaha  untuk bernafas), stridor  suara pernafasan yang kasar,  nyeri tenggorokan, infeksi hidung , abses gigi,  demam ,  pembengkakan kelenjar getah bening leher,
kesulitan menelan,ngiler,
komplikasi, antaralain :
pneumonia, penyebaran infeksi ke dada  perdarahan di sekitar abses,
pecahnya abses ke dalam saluran udara ( penyumbatan saluran udara),
diagnosa berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan
rontgen , pemeriksaan darah menunjukkan adanya peningkatan jumlah sel darah putih.
pembiakan lendir tenggorokan  menunjukkan adanya organisme penyebab.  pemeriksaan CT scan leher yang  menunjukkan adanya rongga berisi nanah diantara tenggorokan dan tulang belakang leher,
pengobatan yaitu  dilakukan pembedahan drainase  untuk membuang nanah  kemudian  diberikan antibiotik dosis tinggi melalui infus,





OTITIS MEDIA AKUT

otitis media akut atau  radang akut telinga tengah yang terjadi  pada bayi didahului oleh infeksi saluran nafas bagian atas,
penyebab radang akut telinga tengah
yaitu  adalah bakteri pirogenik seperti : hemofilus influenza,streptokokus hemolitikus, pneumokokus ,
gejala yang muncul tergantung dari stadium  radang akut telinga tengah yaitu :
stadium oklusi tuba,
stadium hiperemis,
stadium supurasi,
stadium perforasi,
stadium resolusi,
gejala radang akut telinga tengah yaitu :
 gelisah , tepat  jam 12  tengah malam saat  sedang tidur tiba-tiba terbangun, demam ,  suhu tubuh naik,
tanda radang akut telinga tengah yaitu :
 radang akut telinga tengah stadium oklusi tuba,
pemeriksaan otoskopik terlihat  membran timpani suram, refleks cahaya memendek dan menghilang
 radang akut telinga tengah stadium hiperemis
pemeriksaan otoskopik menunjukan  membran timpani hiperemis dan udem serta refleks cahaya menghilang.
 radang akut telinga tengah stadium supurasi menunjukan
 gejala semakin parah,  pemeriksaan otoskopik menunjukan  membran timpani menonjol keluar (bulging)dan ada area yang berwarna pucat ,
 radang akut telinga tengah stadium perforasi menunjukan
anak yang sebelumnya gelisah menjadi tiba tiba  tenang, demam berkurang. pada pemeriksaan otoskopik  menunjukan  cairan di liang telinga yang berasal dari telinga tengah. membran timpani perforasi,
radang akut telinga tengah stadium resolusi menunjukan
pemeriksaan otoskopik, tidak ada sekret  kering dan membran timpani berangsur menutup,
pengobatan  disesuaikan  hasil pemeriksaan dan stadiumnya.
stadium oklusi tuba
diberikan  obat tetes hidung nasal dekongestan,
antihistamin bila ada  alergi   antipiretik,
diberikan antibiotik selama 7 hari:
ampisilin : dosis  dewasa 500 mg 4 x sehari; dosis anak 25 mg/kg berat badan 4 x sehari atau
eritromisin : dosis dewasa 500 mg 4 x sehari; dosis anak 10 mg/kg  berat badan 4 x sehari atau
amoksisilin: dosis dewasa 500 mg 3 x sehari; dosis anak 10 mg/kg berat badan  3 x sehari ,
stadium hiperemis
obat tetes hidung nasal dekongestan maksimal 5 hari  antihistamin bila ada  alergi
antipiretik, analgetik dan pengobatan simtomatis lainnya
diberikan  antibiotik selama 10 – 14 hari :eritromisin : dosis dewasa 500 mg 4 x sehari; dosis anak 10 mg/kg beratbadan 4 x sehari atau
ampisilin : dosis  dewasa 500 mg 4 x sehari;  dosis anak 25 mg/kg beratbadan  4 x sehari atau
amoksisilin:  dosis dewasa 500 mg 3 x sehari; dosis anak 10 mg/kg  beratbadan 3 x sehari ,
stadium supurasi
pasien dirawat di rumahsakit
diberikan  antibiotika ampisilin atau amoksisilin dosis tinggi parenteral selama 3 hari. jika membaik diberikan  antibiotik peroral selama 14 hari,
stadium perforasi
berikan antibiotik selama 14 hari
cairan telinga dibersihkan dengan obat cuci telinga solutio H2O2 3% dengan frekuensi 2 – 3 kali
jika tidak ada fasilitas perawatan bawa ke dokter spesialis THT
untuk dilakukan miringotomi.






OMSK CONGEK

 penyakit congek ini dapat berasal dari otitis media akut atau  radang akut telinga tengah oma stadium perforasi yang berlanjut, sekret tetap keluar dari telinga tengah dalam bentuk mukopurulen,encer  atau   bening  ,penyakit hilang muncul  atau terus menerus lebih dari 2 minggu , terjadi perforasi pada membran timpani,
  pasien mengalami  infeksi telinga ini sesudah  mengidap  infeksi saluran
napas atas seperti  influenza atau sakit tenggorokan. melalui saluran yang menghubungkan antara hidung dan telinga (tuba auditorius), infeksi di saluran
napas atas yang tidak diobati bisa menjalar sampai mengenai telinga
 penyebab congek  yaitu   antara lain kuman Streptococcus epidermidis (10,3%), gram positif lain (18,1%), Staphylococcus aureus (26%), Pseudomonas aeruginosa (19,3%),  kuman gram negatif lain (7,8%)
beberapa faktor yang menyebabkan radang akut telinga tengah   menjadi  congek adalah :
daya pertahanan  tubuh  berkurang,
gizi  berkurang,,
pengobatan terlambat diberikan , virulensi kuman tinggi,
congek  dibagi menjadi 2 tipe :
congek  tipe benigna/ mukosa/ aman ,
congek   tipe maligna/ tulang/ bahaya,
jika  kambuh  sesudah  sebelumnya sembuh maka dinamakan   eksaserbasi akut (acute exacerbation),
pada pemeriksaan telinga didapatkan adanya gendang telinga yang keruh atau robek.  ini  terjadi pada 1 telinga atau   2 telinga,
otitis media sendiri yaitu   infeksi yang mengenai telinga bagian tengah , infeksi ini disertai dengan keluarnya   cairan dari liang telinga ( supuratif)
Diagnosa  OMSK tipe maligna / bahaya
 peradangan mengenai tulang, perforasi membran timpani berada  di attic atau marginal dan tampak kolesteatoma. Tanda nya ada  sekret purulen berbau busuk yang khas. congek  tipe bahaya memicu  komplikasi intrakranial, tampak  adanya abses / fistula retroaurikuler, polip atau jaringan granulasi di liang telinga yang berasal dari telinga tengah.
Diagnosa  OMSK tipe benigna / aman
 peradangan hanya terbatas pada mukosa. Perforasi membran timpani berada  di sentral, jarang memicu komplikasi ,
pengobatan OMSK tipe benigna / aman;
Bila aktif,  cuci telinga dengan  solutio H2O2 3 %, 2-3 kali
obat  Antibiotika selama 7 hari :
obat  Ampisilin : dosis Dewasa 500 mg 4 x sehari; Anak 25 mg/ Kg beratbadan  4 x sehari atau
obat  Amoksilin : dosis Dewasa 500 mg 3 x sehari; Anak 10 mg/ Kg beratbadan  3 x sehari atau
obat  Eritromisin : dosis Dewasa 500 mg 4 x sehari,
obat Antihistamin jika  ada tanda-tanda alergi,
Berikan cuci telinga berupa Solutio H2O2 3%, 2-3 kali
Antibiotik selama 14 hari :
obat  Amoksilin :
dosis Dewasa 500 mg 3 x sehari;
dosis  Anak 10 mg/Kg beratbadan  3 x sehari atau
obat  Eritromisin : Dewasa 500 mg 4 x sehari; Anak 10 mg/Kg berat badan  4 x sehari  atau
obat Ampisilin :
dosis Dewasa 500 mg 4 x sehari;
dosis Anak 25 mg/Kg beratbadan  4 x sehari







PAROTITIS EPIDEMIKA  GONDONGAN


gondongan  atau  mumps, parotitis epidemika  yaitu   infeksi virus menular yang memicu  pembengkakan pada kelenjar liur ,gondongan  disebabkan oleh Virus  paramyxovirus,
pada orang dewasa, infeksi ini bisa menyerang prostat,payudara testis (buah zakar), sistem saraf pusat, pankreas, dan organ lainnya
masa inkubasi virus ini  adalah 12-24 hari,
virus ini ditularkan dari   penderita yang   bersentuhan  dengan benda-benda yang terkontaminasi ,namun gondongan tidak terlalu menular,
virus ini   jarang ditemukan pada anak yang berumur kurang dari 2 tahun,
bila  pasien  pernah menderita gondongan, maka pasien  akan memiliki kekebalan seumur hidupnya,
virus ini  menyerang  kelenjar parotis, yaitu kelenjar ludah yang terletak diantara telinga dan rahang,
gejala kadang kadang  muncul  dalam waktu 12-24 hari sesudah  terinfeksi, yaitu:
nafsu makan berkurang,merasa tidak enak badan,
demam ringan , kelanjar liur membengkak,menggigil,sakit kepla,
gejala pertama dari infeksi kelenjar ludah yaitu nyeri saat   menelan,
pembengkakan skrotum (kantung zakar).nyeri testis,benjolan di testis,
hampir semua  pasien anak anak yang mengidap  gondongan akan sembuh  total namun  kadang gejalanya kembali memburuk setelah  2 minggu,
komplikasi  terjadi pada organ selain kelenjar liur, terutama bila  infeksi terjadi sesudah  masa pubertas,
komplikasi bisa terjadi sebelum, selama maupun sesudah kelenjar liur membengkak  atau penyakit ini  terjadi tanpa disertai pembengkakan kelenjar liur,
ensefalitis atau meningitis  yaitu  peradangan otak atau selaput otak. gejalanya yaitu  kejang ,sakit kepala, kaku kuduk, mengantuk, koma ,
 penderita  dapat  mengalami meningitis dan kebanyakan akan sembuh total,  penderita yang mengalami enserfalitis akan  mengalami kerusakan otak atau saraf yang permanen, seperti kelumpuhan otot wajah atau  ketulian ,
pankreatitis  yaitu  peradangan pankreas, bisa terjadi pada akhir minggu pertama. gejalanya  mual  muntah  nyeri perut. gejala menghilang dalam waktu 1 minggu dan pasien  akan sembuh total,
peradangan ginjal bisa mengakibatkan  pasien  mengeluarkan  banyak air kemih yang kental ,peradangan sendi memicu  nyeri pada satu atau beberapa sendi,
orkitis  yaitu peradangan pada salah satu atau kedua testis. sesudah  sembuh, testis yang terkena mungkin akan menciut. jarang terjadi kerusakan testis yang permanen sehingga terjadi kemandulan,
ovoritis yaitu : peradangan pada salah satu atau kedua indung telur namun  jarang menyebabkan kemandulan,
diagnosa berdasarkan   hasil pemeriksaan  yang menunjukkan adanya pembengkakan di area temporomandibuler (antara telinga dan rahang).
vaksinasi gondongan sebagai  bagian dari imunisasi rutin pada masa kanak-kanak.dalam bentuk kombinasi dengan campak dan rubella (mmr), yang disuntikkan melalui otot paha atau lengan
jika ada  gangguan menelan/mengunyah, maka diberikan makanan lunak ,
daerah pipi/leher dikompres air  es,
obat pereda nyeri  acetaminophen dan ibuprofen   untuk mengatasi sakit kepala dan tidak enak badan. aspirin tidak boleh diberikan kepada anak-anak sebab memicu   sindroma reye,






RINITIS


Rinitis  atau  Hay fever, Polinosis   yaitu   alergi  serbuk sari yang terbang  di  udara.
penyebab rinitis  yaitu  serbuk sari di  udara yang memicu  rinitis alergika , tergantung kepada area  tumbuhan  yang  memicu  rinitis alergika yaitu  rumput liar. pohon-pohonan, rumput,  jumlah serbuk yang terkandung di  udara.  panas, kering dan berangin namun jika  dingin, lembab dan hujan maka  serbuk jatuh  ke tanah,
gejalanya yaitu   hidung, langit-langit mulut, tenggorokan terasa gatal,  diikuti dengan mata berair, bersin-bersin dan hidung meler.
obat semprot hidung natrium kromolin; efeknya hanya  pada hidung dan tenggorokan bagian belakang.
diagnosa  untuk menentukan serbuk penyebabnya maka  dilakukan tes kulit.
dapat diatasi dengan  antihistamin.  antihistamin kadang disertai  dekongestan ( pseudoefedrin atau fenilpropanolamin)  pemakaian dekongestan pada pasien  tekanan darah tinggi harus dalam pengawasan ,






SERUMEN


serumen  atau kotoran pada liang telinga
disebabkan tumpukan   kotoran pada liang telinga,
gejala nya  tersumbat di telinga, pendengaran berkurang ,
pada pemeriksaan liang telinga ada ditemukan  serumen  lunak,  keras atau padat menutupi  liang telinga,
diagnosa  dengan  anamnesis dan pemeriksaan telinga,
jika serumen liat maka  dikait dengan pengait  serumen, jika  tidak berhasil lakukan irigasi dengan syarat tidak ada perforasi membrana timpani,
jika serumen keras dan padat lunakkan terlebih dahulu dengan meneteskan karboliserin 10% selama 3 hari, kemudian keluarkan ,
jika  serumen  cair  sedikit, bersihkan dengan kapas yang dililitkan ,
jika  serumen lunak banyak dan tidak ada  perforasi membran timpani, lakukan irigasi liang telinga dengan larutan permanganat 1/1000 jika   ada  perforasi membran timpani, maka tidak boleh  dilakukan irigasi. bersihkan serumen dengan kapas ,




SINUSITIS


sinusitis yaitu   peradangan pada sinus yang terjadi karena alergi atau infeksi virus, bakteri, kuman  , jamur  , sinusitis dapat  terjadi pada salah satu dari keempat sinus,
sinusitis disebabkan   ostium sinus tersumbat, atau rambut-rambut pembersih (ciliary) rusak sehingga sekresi mucus tertahan dalam rongga sinus yang memicu  peradangan,
gejala yaitu   sakit kepala saat bangun pada pagi hari. sinusitis akut dan kronik mempunyai   gejala  sama, yaitu nyeri tekan dan pembengkakan pada sinus yang terkena, namun  ada gejala tertentu ,antaralain:
sinusitis maksilaris memicu  nyeri pipi tepat di bawah mata, pusing ,sakit  gigi ,
sinusitis frontalis memicu   pusing  di dahi,
sinusitis etmoidalis memicu  pusing  di dahi,  nyeri di belakang dan diantara mata  .
peradangan sinus etmoidalis memicu  hidung tersumbat,nyeri bila pinggiran hidung ditekan, berkurangnya indera  penciuman ,
sinusitis sfenoidalis memicu  sakit telinga dan sakit leher,nyeri yang areanya  tidak  dipastikan  bisa dirasakan di puncak kepala bagian depan ataupun belakang,
tidak enak badan,
demam, menandakan bahwa infeksi sudah  menyebar ke luar sinus,
letih, lesu,
batuk,  semakin memburuk pada malam hari,
hidung meler atau hidung tersumbat,
selaput lendir hidung tampak merah dan membengkak,
diagnosa berdasarkan  pemeriksaan  gejala-gejala, pemeriksaan foto rontgen sinus , dilakukan pemeriksaan CT scan untuk menentukan luas dan beratnya sinusitis,
pemeriksaan rontgen gigi untuk mengetahui adanya abses gigi ,pada sinusitis maksilaris,
untuk sinusitis kronik diberikan :
obat  antibiotik dan dekongestan  untuk mengurangi peradangan , obat semprot hidung yang mengandung steroid untuk mengatasi penyumbatan,
 diberikan steroid per-oral (melalui mulut) jika parah,
untuk sinusitis akut  diberikan:
obat  dekongestan  semprot hidung hanya boleh dipakai  terbatas  karena pemakaian waktu lama  menyebabkan penyumbatan dan pembengkakan pada saluran hidung ,obat semprot hidung yang mengandung steroid untuk mengatasi penyumbatan,
obat  dekongestan untuk mengurangi penyumbatan,
obat  antibiotik untuk mengendalikan infeksi bakteri  pada  awal diberikan   amoksisilin atau kotrimoksazol,





TONSILITIS

tonsil yaitu  kelenjar getah bening di mulut bagian belakang   di puncak tenggorokan  yang normalnya mampu  membantu  pasien menyaring   mikroorganisme yang masuk ke dalam  hidung,
tonsilitis yaitu   peradangan pada tonsil (amandel) yang  menyerang segala   umur,penyebab tonsilitis  yaitu  infeksi bakteri streptokokus atau infeksi virus,
faktor-faktor yang  memicu  kambuhnya  tonsilitis  antaralain:
 rangsangan  rokok, makanan ,cuaca, pengobatan tonsilitis kurang ,
tonsilitis kronik dapat  dalam bentuk hipertrofi hiperplasia atau bentuk atrofi. pada anak, tonsilitas kronik  disertai otitis media,pembengkakan kelenjar submandibularis adenoiditis, rinitis ,
pada pasien  anak, tonsilitis akut memicu  komplikasi. jika  tonsilitis akut  kambuh walaupun  telah menjalani  pengobatan maka  kemungkinan terjadi tonsilitis kronik.
gejala  pada tonsilitis kronik hipertrofi  yaitu  kripta lebar isi detritus tonsil membesar dengan permukaan tidak rata, tonsil melekat ke jaringan sekitarnya,  pada bentuk atrofi, gejalanya  tonsil kecil seperti terpendam dalam fosa tonsilaris.  demam, tidak enak badan,  muntah,
gejala tonsilitis yaitu   sakit menelan, lesu  tubuh, nyeri sendi,   atalgia ,
suhu naik,tonsil  bengkak, merah, dengan detritus berupa folikel atau membran. membran  tonsil mungkin juga disebabkan oleh tonsilitis difteri,
pada saat menjalani pemeriksaan darah ditemukan  leukositosis
diagnosa berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan ,  dilakukan pembiakan apus tenggorokan di laboratorium untuk mengetahui bakteri penyebabnya,tonsil membengkak  dengan  selaput putih tipis yang menempel di tonsil ,bercak-bercak perdarahan ada  nanah  maka   membran ini dapat  diangkat tanpa memicu  perdarahan.
segera bawa kerumah sakit jika  pasien memiliki
tonsilitis tidak sembuh setelah pemberian antibiotik,
tonsilitis bakteri rekuren (> 4x/tahun) apa pun tipe bakterinya,
komplikasi tonsilitis akut: abses peritonsiler, septikemia yang berasal dari tonsil
obstruksi saluran nafas yang disebabkan oleh tonsil  yang  bersentuhan satu sama lain , apneu saat tidur, gangguan oklusi  gigi,
diberikan antibiotik per oral selama 10 hari bila  penyebabnya adalah bakteri,
penundaan  pemberian obat  1 – 3 hari tidak memicu  komplikasi ,
antibiotik  sedikit memperpendek durasi gejala dan mengurangi risiko demam rematik,
spray lidokain  mengatasi nyeri faring,
pasien tidak  menularkan penyakit setelah  pemberian 1 hari antibiotik. jika  dicurigai ada  tonsilitis difteri, maka pasien  harus  diberi serum anti difteri (ADS), namun  bila ada gejala sumbatan nafas, segera bawa ke rumah sakit.
obat  Analgetik seperti    parasetamol dan ibuprofen lebih efektif dibandingkan  antibiotik dalam menghilangkan gejala,
bila anak  kesulitan menelan bisa diberikan antibiotik dalam bentuk suntikan.
diberikan  Penisilin V 1,5 juta IU 2 x sehari selama 5 hari atau 500 mg 3 x sehari.
atau   diberikan  obat  eritromisin 500 mg 3 x sehari atau diberikan  obat   amoksisilin 500 mg
3 x sehari yang diberikan selama 5 hari. Dosis pada anak : eritromisin 40 mg/kg beratbadan / hari, amoksisilin 30 – 50 mg/kg beratbadan /hari.