Tampilkan postingan dengan label penyakit dalam L. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label penyakit dalam L. Tampilkan semua postingan

Selasa, 05 April 2022

penyakit dalam L



LEUKEMIA


leukemia yaitu  kanker dari sel-sel darah, penyebabnya   tidak diketahui,
leukemia  mengenai sel-sel darah putih,
Virus memicu  beberapa jenis  leukemia pada  kucing,
Virus HTLV-I (human T-cell lymphotropic virus type I), yang mirip  virus penyebab AIDS,  merupakan penyebab  leukemia sel-T dewasa,
pasien  yang  mengidap  kelainan genetk  sindroma Down dan sindroma Fanconi,  maka  akan peka  leukemia,
bahan kimia  benzena ,  pemakaian obat antikanker, penyinaran (radiasi) memicu  resiko terjadinya leukemia,
Sel darah putih berasal dari sel stem di sumsum tulang
Leukemia muncul   jika proses pematangan dari stem sel menjadi sel darah putih mengalami gangguan dan menghasilkan perubahan ke arah keganasan.
Perubahan ini   melibatkan penyusunan kembali bagian dari kromosom (bahan genetik sel yang kompleks) 
Penyusunan kembali kromosom (translokasi kromosom) mengganggu pengendalian normal dari pembelahan sel, sehingga sel membelah tidak  terkendali dan menjadi ganas,
Pada akhirnya sel-sel ini menguasai sumsum tulang dan menggantikan tempat dari sel-sel yang menghasilkan sel-sel darah yang normal,
Kanker menyusup ke dalam organ ginjal ,otak,  hati, limpa, kelenjar getah bening, 
ada  4 jenis  leukemia, yang diberi nama berdasarkan kecepatan perkembangan penyakit dan jenis sel darah putih yang terkena, antaralain:
jenis perkembangan penyakit sel darah putih yang terkena leukemia limfositik (limfoblastik) akut cepat limfosit leukemia mieloid (mielomonositik,mielositik, mielogenous, mieloblastik) akut cepat mielosit leukemia limfositik kronik
termasuk( sindroma sczary dan leukemia sel berambut) lambat limfosit leukemia mielositik (granulositik,mieloid, mielogenous, ) kronik lambat mielosit,
diagnosa:
adanya  leukimia kronis dalam tes darah rutin, sebelum gejala dimulai. bila  ini terjadi, maka pasien  dapat menjalani ujian diagnosa   antaralain:
tes  cytogenetic analisis  mikroskop  fluorescence in situ hibridisasi yaitu mendeteksi perubahan dalam kromosom, termasuk keberadaan kromosom philadelphia,
tes sampel sumsum tulang ,bila ada  leukemia, maka pasien dikirim ke  onkologi atau   hematologist yang  menggunakan jarum untuk menghapus sampel sumsum tulang  untuk mencari sel-sel leukemia,
tes tambahan untuk mengkonfirmasikan diagnosa   dan untuk menentukan jenis leukemia dan luas dalam tubuh ,  staging membantu dokter menentukan  pengobatan,
tes fisik yaitu   mencari tanda-tanda fisik leukemia, seperti pembengkakan di kelenjar getah bening, hati dan limpa,kulit pucat karena  anemia ,
tes darah yaitu  melihat contoh darah untuk  menentukan apakah pasien  memiliki kenormalan  sel-sel darah putih atau trombosit ,
tes  imunofenotipe  untuk   menentukan apakah peningkatan jumlah limfosit dalam darah  disebabkan oleh proses reaktif  seperti sebagai reaksi terhadap infeksi ,  peradangan  atau proses kanker.  ini  untuk   membedakan sel leukemia limfositik kronis dari jenis leukemia dan limfoma,
pengobatan leukemia,antaralain:
Transplantasi sumsum tulang  menggantikan sumsum tulang leukemia  dengan sumsum bebas leukemia. maka pasien mendapat kemoterapi dosis tinggi atau terapi radiasi, yang menghancurkan sumsum tulang menghasilkan leukemia ,  Sumsum ini kemudian digantikan oleh sumsum tulang dari donor yang cocok . kadang  menggunakan sumsum tulang Anda sendiri untuk transplantasi (autologous transplantasi).  ini bisa terjadi   jika pasien  menyimpan sumsum tulang sehat , bila    leukemia kambuh  maka  dilakukan
 Transplantasi sel induk yang mirip  dengan transplantasi sumsum tulang kecuali sel dikumpulkan dari sel-sel batang yang beredar dalam aliran darah (darah perifer). Sel yang dipakai  untuk transplantasi dapat dari sel sehat pasien  sendiri (autologous transplantasi), atau mereka dapat dikumpulkan dari donor yang cocok  (allogeneic transplantasi). prosedur ini lebih dipilih dibandingkan  transplantasi sumsum tulang karena memperpendek pemulihan dan kemungkinan penurunan risiko infeksi,
tidak seperti  kanker lainnya, leukemia bukan tumor yang padat sehingga  dokter bedah  tidak dapat menghilangkannya sehingga  perawatan leukemia kompleks. tergantung pada banyak faktor  kondisi psikologi  usia  kesehatan ,
Kemoterapi  disuntikkan langsung ke pembuluh darah melawan  sel  leukemia  dengan menggunakan senyawa kimia untuk membunuh sel-sel leukemia,
Biological terapi   immunotherapy  dengan  zat-zat untuk  meningkatkan sistem kekebalan tubuh terhadap kanker,
Kinase inhibitor  dengan CML  obat kanker imatinib mesylate (Gleevec)  untuk menghambat protein BCR-ABL, pemicu  leukimia myelogenous kronis. namun obat  dasatinib (Sprycel) dan nilotinib (Tasigna), untuk   pasien  yang  telah menjadi resisten terhadap obat  imatinib,
obat  Arsenik trioksida dan semua-trans retinoic acid (ATRA) sebagai  obat anti kanker  untuk mengobati subtipe tertentu dari AML dinamakan  promyelocytic leukemia.menyebabkan sel-sel leukemia dengan mutasi gen  mati,
Terapi radiasi  sinar X  berenergi tinggi untuk memusnahkan  sel-sel leukemia ,





LEUKEMIA LIMFOSITIK AKUT


Leukemia Limfositik Akut (LLA) yaitu   penyakit dimana sel-sel yang  normalnya   menjadi limfosit berubah menjadi ganas dan  menggantikan sel-sel normal di dalam sumsum tulang,
Sel-sel yang belum matang, dimana  jika normalnya   menjadi limfosit, maka pada  penyakit ini  sel sel  akan berubah menjadi ganas,
Sel leukemik ini tertimbun di sumsum tulang, kemudian   menggantikan sel-sel yang menghasilkan sel darah yang normal,
Sel kanker ini kemudian dilepaskan ke dalam aliran darah dan berpindah ke ginjal ,  organ reproduksi ,  hati, limpa, kelenjar getah bening, otak,
untuk   membelah diri dan berkembangbiak,
Sel kanker  mengiritasi selaput otak, menyebabkan meningitis dan  menyebabkan kerusakan organ lainnya,  anemia, gagal hati, gagal ginjal ,
penyebab:
penyakit ini memiliki penyebab yang tidak pasti,
penyakit ini dipicu oleh radiasi, bahan racun ( benzena) , obat kemoterapi , kelainan kromosom,sindroma down, memiliki orang tua  yang menderita leukemia,
dampak  radiasi (penyinaran),
gejala:
perdarahan yang terjadi seperti:    perdarahan hidung, perdarahan gusi, mudah memar ,
sel-sel leukemia dalam otak  mengakibatkan  gelisah, sakit kepala, muntah ,
 sedangkan sel-sel leukemia  di dalam sumsum tulang menyebabkan nyeri tulang,
.dan sendi
gejala pertama  terjadi karena sumsum tulang gagal memproduksi  sel darah merah ,
lemah dan sesak nafas, karena anemia (sel darah merah terlalu sedikit),
infeksi dan demam karena, berkurangnya jumlah sel darah putih,
perdarahan, karena jumlah trombosit yang terlalu sedikit,
 infeksi yang berat  tanda awal dari leukemia; sedangkan pada penderita lain gejalanya lebih ringan, seperti  lemah, lelah dan  pucat,
diagnosa:
sel darah putih yang belum matang (sel blast) tampak  di dalam  darah yang diperiksa dengan  mikroskop, biopsi sumsum tulang hampir  untuk memperkuat diagnosa   juga  menentukan jenis leukemia,  pemeriksaan darah hitung jenis darah   memberikan bukti adanya  leukemia, jumlah total sel darah putih dapat   berkurang, normal ataupun bertambah , namun  jumlah sel darah merah dan trombosit  selalu berkurang,
pengobatan:
tujuan pengobatan yaitu untuk   menghancurkan sel-sel leukemik sehingga sel sehat  bisa tumbuh kembali di dalam sumsum tulang,
 penderita  memerlukan:
antibiotik untuk mengatasi infeksi, transfusi sel darah merah untuk mengatasi anemia, transfusi trombosit untuk mengatasi perdarahan,
 kombinasi obat kemoterapi  yang diberikan berulang ulang  terdiri dari obat prednison per-oral (ditelan) dan dosis mingguan dari vinkristin dengan antrasiklin atau asparaginase intravena,
Untuk mengatasi sel leukemik di otak,  diberikan suntikan metotreksat langsung ke dalam cairan spinal dan terapi penyinaran ke otak,
beberapa bulan sesudah  pengobatan untuk menghancurkan sel leukemik, diberikan pengobatan  (kemoterapi konsolidasi) untuk menghancurkan sisa-sisa sel leukemik,
yang berlangsung selama 2-3 tahun,
sel-sel leukemik bisa kambuh  di buah zakar., sumsum tulang, otak ,
sehingga penderita harus kembali menjalani kemoterapi,atau pencangkokan sumsum tulang ,
bila  sel leukemik kambuh berada  di otak, maka obat kemoterapi disuntikkan ke dalam cairan spinal sebanyak 1-2 kali/minggu,
jika  sel leukemik kambuh  di buah zakar,  diatasi dengan kemoterapi dan terapi penyinaran,
 penderita cenderung mengalami kekambuhan, namun  50% anak-anak tidak memperlihatkan tanda-tanda leukemia dalam 5 tahun sesudah  pengobatan,
pasien dengan jumlah sel darah putih yang pada mulanya  kurang dari 25.000 sel/mikroL darah cenderung mempunyai  prognosis yang lebih baik dibandingkan  penderita yang memiliki jumlah sel darah putih lebih banyak,




LEUKEMIA LIMFOSITIK KRONIS

leukemia limfositik kronik yaitu  adanya banyak   limfosit (salah satu jenis sel darah putih) matang yang bersifat ganas dan pembesaran kelenjar getah bening, Penyebabnya tidak diketahui.
pada mulanya  penambahan jumlah limfosit matang yang ganas terjadi di kelenjar getah bening. kemudian menyebar ke hati dan limpa,
masuknya limfosit ini ke dalam sumsum tulang akan menggeser sel-sel yang normal, sehingga terjadi anemia dan penurunan jumlah sel darah putih dan trombosit di dalam darah.
kadar  antibodi (protein untuk melawan infeksi)  berkurang,
sistem kekebalan tubuh   yang biasanya melindungi tubuh dari  virus bakteri   menjadi kacau  dan menghancurkan sel   normal,
keadaan kekacauan  ini mengakibatkan:
peradangan sendi (artritis rematoid),
peradangan kelenjar tiroid (tiroiditis),
mematikan  sel darah merah dan trombosit,
peradangan pembuluh darah,
 leukemia limfositik kronik dibedakan  berdasar  jenis limfosit yang terkena,antaralain:
Sindroma S?zary (fase leukemik dari mikosis fungoides)
 leukemia sel berambut yaitu  jenis leukemia yang jarang, yang menghasilkan banyak sel darah putih yang memiliki tonjolan khas (jika  dilihat dibawah mikroskop)
Leukemia sel T (leukemia limfosit T)  jarang dialami pasien ,
Leukemia sel B (leukemia limfosit B) merupakan jenis yang paling banyak  dialami pasien ,
gejala:
pada stadium awal, sebagian besar penderita tidak memiliki gejala hanya  mengalami pembesaran kelenjar getah bening.
namun gejala  timbul di kemudian  hari ,antaralain:
lelah,pucat , hilang nafsu makan, berat badan turun,
sesak nafas pada saat melakukan aktivitas,
perut terasa penuh karena pembesaran limpa,
pada stadium awal, leukemia sel t bisa menyusup ke dalam kulit dan menyebabkan ruam kulit tidak normal,  seperti pada sindroma s?zary, lama kelamaan mudah memar., infeksi bakteri, virus dan jamur  baru  terjadi pada stadium lanjut,
diagnosa : penyakit ini diketahui pada pemeriksaan hitung jenis darah ,
pemeriksaan darah  bisa menunjukkan adanya:berkurangnya jumlah trombosit
anemia,berkurangnya kadar antibodi, jumlah limfosit meningkat sampai lebih dari 5.000 sel/mikrol, jika  dilakukan biopsi sumsum tulang,  maka  hasilnya  menunjukkan banyak limfosit di dalam sumsum tulang.
pengobatan:
Anemia dapat diobati  dengan transfusi darah dan suntikan eritropoietin (obat yang merangsang pembentukan sel-sel darah merah).
Leukemia limfositik kronik berkembangbiak   pelan pelan  sehingga  penderita  tidak sadar  dan merasa   tidak memerlukan pengobatan selama bertahun-tahun sampai pada akhirnya diketahui  jumlah limfosit sudah terlanjur  sangat banyak, kelenjar getah bening membesar atau terjadi penurunan jumlah eritrosit atau trombosit.
Obat antikanker dapat  ditambah kortikosteroid diberikan bila  jumlah limfositnya sudah sangat banyak,
 diberikan transfusi trombosit jika jumlah trombosit sangat menurun,
diberikan antibiotik jika terjadi Infeksi ,
Terapi penyinaran  untuk memperkecil ukuran kelenjar getah bening, hati dan  limpa.
obat  Prednison dan kortikosteroid lainnya  diberikan untuk   penderita leukemia yang penyakitnya  sudah menyebar.  obat  ini biasanya berlangsung singkat dan setelah pemakaian dalam waktu  lama kortikosteroid menyebabkan  efek samping,
obat  alkylating agent mengatasi Leukemia sel B dengan cara   membunuh sel kanker dengan mempengaruhi DNAnya.
obat  interferon alfa dan pentostatin mengatasi Leukemia sel berambut
penyakit ini berkembang  perlahan..
penentuan stadium berdasarkan antaralain :
ukuran hati dan limpa,ada atau tidak adanya anemia,
jumlah trombosit, jumlah limfosit di dalam darah dan sumsum tulang,
penderita leukemia sel b mampu   bertahan sampai 10-20 tahun setelah penyakitnya terdiagnosa  dan  pada stadium awal tidak melakukan  pengobatan,
penderita yang  anemis  memiliki trombosit kurang dari 100.000/mikrol darah, akan meninggal dalam beberapa tahun,
 kematian terjadi karena sumsum tulang tidak mampu  lagi menghasilkan sel normal dalam jumlah tertentu  untuk mencegah perdarahan.,mengangkut oksigen, melawan infeksi




LEUKEMIA MIELOID AKUT

Leukemia Mieloid (mielomonositik, LMA, mielositik, mielogenous, mieloblastik) akut yaitu  mielosit  normalnya  berkembang menjadi granulosit namun tiba tiba mendadak  berubah menjadi ganas membunuh  sel-sel normal di sumsum tulang,
sel-sel leukemik berkumpul  di dalam sumsum tulang  menghancurkan sel-sel yang menghasilkan sel darah yang normal,
sel kanker ini kemudian tersebar  ke dalam aliran darah dan  ke organ lainnya  dan membelah diri,
sel kanker ini   membentuk tumor kecil (kloroma) di dalam atau tepat dibawah kulit dan  memicu  kerusakan organ,meningitis, anemia, gagal hati, gagal ginjal
penyebab leukemia mieloid yaitu   radiasi (penyinaran) dosis tinggi dan  obat kemoterapi antikanker ,
gejala pertama  terjadi karena sumsum tulang gagal memproduksi  sel darah yang normal , gejala selanjutnya yaitu :
lemah,sesak nafas,infeksi,perdarahan,demam, sakit kepala, muntah, gelisah , nyeri tulang dan sendi,
diagnosa dapat dilakukan dengan  pemeriksaan
hitung jenis darah sebagai  bukti pertama bahwa pasien  menderita leukemia.
sel darah putih muda (sel blast) akan tampak  dalam sediaan darah yang diperiksa dengan  mikroskop, biopsi sumsum tulang  untuk memperkuat  hasil  diagnosa  sekaligus  menentukan jenis leukemia,
tujuan pengobatan untuk  menghancurkan semua sel leukemik ,
 tidak diperlukan pengobatan untuk otak 
pencangkokan tulang  dilakukan pada pasien  yang  gagal dalam  pengobatan ,
LMA me respon  obat  dan pengobatan  membuat penderita lebih sakit karena pengobatan menekan aktivitias sumsum tulang, sehingga jumlah sel darah putih semakin sedikit (terutama granulosit) dan hal ini mengakibatkan  penderita  mengalami infeksi,
dilakukan  transfusi sel darah merah dan trombosit,
 diberikan obat   sitarabin selama 7 hari  dan daunorubisin  selama 3 hari  sebagai  kemoterapi awal ,
obat tioguanin atau vinkristin dan prednison,
setelah  remisi, diberikan kemoterapi tambahan (kemoterapi konsolidasi) beberapa  bulan setelah pengobatan awal,




LEUKEMIA MIELOSITIK KRONIS

Leukemia Mielositik (granulositik, LMK,mieloid, mielogenous)  dimana sebuah sel di dalam sumsum tulang mendadak tiba tiba  berubah menjadi ganas ditengah malam  setelah  berhasil memproduksi    granulosit  salah satu jenis sel darah putih tidak normal,
 granulosit leukemik berasal   di dalam sumsum tulang, namun  beberapa  berasal  di limpa dan hati,
pada  Leukemia Mielositik  , sel-selnya terdiri atas  sel yang sangat muda sampai sel yang matang; sedangkan pada LMA hanya ada  sel muda,
granulosit leukemik cenderung menggeser sel-sel normal di dalam sumsum tulang dan  mengakibatkan  terbentuknya jaringan  fibrosa yang menggantikan  sumsum tulang yang normal, saat pasien mengalami penyakit ini semakin banyak granulosit muda yang masuk ke dalam aliran darah dan sumsum tulang (fase akselerasi),
dan terjadi anemia juga  terjadi  trombositopenia (penurunan jumlah trombosit) dan proporsi sel darah putih muda (sel blast) meningkat secara dramatis,
kadang granulosit leukemik mengalami  banyak perubahan dan penyakit  menjadi krisis blast, saat terjadi   krisis blast, sel stem yang ganas hanya memproduksi  granulosit muda saja, tanda penyakit ini ganas , pada saat ini kloroma (tumor yang berisi granulosit) dapat  tumbuh di kelenjar getah bening, kulit, tulang, otak ,
leukemia mielositik  berkaitan dengan  kelainan kromosom bernama  kromosom filadelfia,
diagnosa:
leukemia mielositik  dapat diketahui  pada pemeriksaan darah rutin,
jumlah sel darah putih sangat tinggi, mencapai 50.000-1.000.000 sel/mikroliter darah (mornal kurang dari 11.000),
saat pada pemeriksaan mikroskopik darah, terlihat  sel darah putih muda yang dalam keadaan normal hanya ada  di dalam sumsum tulang,
Jumlah sel darah putih  (eosinofil dan basofil)  meningkat  ditemukan bentuk sel darah merah yang belum matang,
untuk memperkuat diagnosa  dilakukan pemeriksaan yang  menganalisa kromosom atau bagian dari kromosom, analisa kromosom memperlihatkan  adanya penyusunan ulang kromosom. sel leukemik selalu mempunyai  kromosom filadelfia dan kelainan penyusunan kromosom lainnya.
pengobatan:
 pengobatan tidak menyembuhkan penyakit,  hanya memperlambat perkembangan penyakit, pengobatan  terbaik sekalipun tidak  menghancurkan semua sel leukemik.
pengobatan  berhasil jika  jumlah sel darah putih turun  sampai kurang dari 50.000/mikroliter darah,
pengobatan terbaik yaitu  dengan pencangkokan sumsum tulang,pada stadium awar dan kurang efektif jika dilakukan pada fase akselerasi atau krisis blast.
terapi penyinaran pada  limpa kadang  mengurangi jumlah sel leukemik,
 limpa  diangkat melalui pembedahan (splenektomi) untuk:
mengurangi kemungkinan dilakukannya transfusi dan  rasa tidak nyaman di perut,
meningkatkan jumlah trombosit,
obat interferon alfa  menormalkan  sumsum tulang dan memicu  remisi,
obat hidroksiurea per-oral (ditelan) sebagai  kemoterapi ,
obat busulfan  efektif, namun  tidak boleh terlalu lama,
 penderita meninggal dalam waktu 2 tahun sesudah  penyakitnya diketahui dokter  sesudah itu  pasien meninggal ,
Banyak pasien  yang mampu   hidup selama 4 tahun atau lebih setelah penyakitnya diobati  namun  pada akhirnya meninggal pada fase akselerasi atau krisis blast.
mampu  hidup setelah krisis blast hanya 2 bulan, namun  kemoterapi  bisa memperpanjang harapan hidup sampai 2 tahun,
gejala:
pada stadium awal  leukemia mielositik  tidak ada  gejala,
namun  beberapa penderita  mengalami:
 nafsu makan turun,  berat badan turun,  kelelahan , kelemahan,demam , berkeringat di  tengah malam , perasaan penuh di perut (karena pembesaran limpa),
lama-lama pasien  merasa sakit sebab  jumlah sel darah merah dan trombosit semakin berkurang mengakibatkan mudah mengalami perdarahan, pucat, mudah memar ,  pembesaran kelenjar getah bening ,  pembentukan benjolan kulit yang terisi  granulosit leukemik (kloroma) demam,





LIMFOMA BURKITT


Limfoma Burkitt yaitu limfoma non-Hodgkin tingkat tinggi yang berasal dari limfosit B   menyebar ke area  di luar sistem getah bening seperti cairan spinalis , sumsum tulang, darah, susunan saraf pusat ,
kebanyakan sel limfoma  berada  di kelenjar getah bening dan organ perut kemudian  menyebabkan pembengkakan, Sel limfoma yang  masuk ke dalam usus kecil, menyebabkan penyumbatan dan perdarahan,
tidak seperti limfoma  lain, limfoma burkitt penyebarannya   khas
limfoma burkitt  disebabkan  virus epstein-barr ,
virus epstein-barr   menyebabkan mononukleosis infeksiosa namun penderita limfoma burkitt tidak mampu  menularkan penyakitnya kepada orang lain.
 virus yang sama menyebabkan limfoma di afrika tengah, namun  menyebabkan mononukleosis infeksiosa di amerika,
diagnosa  dengan  dilakukan biopsi dari jaringan yang tidaknormal  ,  menentukan luasnya penyebaran penyakit (menentukan stadium),
 pada saat terdiagnosa limfoma sudah menyebar ke sumsum tulang, darah atau sistem saraf pusat, maka fatal akibatnya ,
jika tidak ada  pengobatan maka  limfoma Burkitt  berakibat fatal,
 diperlukan pembedahan untuk mengangkat daerah usus yang terkena, supaya  tidak terjadi perdarahan, penyumbatan ,
diberikan Kemoterapi yaitu  kombinasi dari doksorubisin,sitarabin,siklofosfamid, metotreksat, vinkristin,  Kemoterapi mampu mengatasi   limfoma yang masih terlokalisir dan . Untuk penyakit yang telah menyebar luas, angka kesembuhannya mencapai 60%,  turun sampai  40% jika limfoma telah menyerang sistem saraf pusat atau sumsum tulang.





LIMFOMA HODGKIN


Limfoma yaitu  suatu keganasan  kanker  dari sistem limfatik  getah bening,
Sistem limfatik dengan  tipe khusus dari sel darah putih bernama  limfosit melalui suatu jaringan dari saluran tubuler (pembuluh getah bening) ke seluruh jaringan tubuh, termasuk sumsum tulang,
Tersebarnya jaringan ini merupakan suatu kumpulan limfosit dalam nodus limfatikus yang bernama  kelenjar getah bening,
Limfosit yang ganas (sel limfoma)  bersatu menjadi kelenjar getah bening tunggal atau  menyebar ke seluruh tubuh,
2 tipe  limfoma adalah Limfoma Hodgkin ( Hodgkin) dan Limfoma Non Hodgkin.
Limfoma Burkitt dan mikosis fungoides termasuk  jenis Limfoma Non Hodgkin,
Penyakit Hodgkin (Limfoma Hodgkin) yaitu  suatu jenis limfoma yang dibedakan berdasarkan jenis sel kanker tertentu yang dinamakan  sel Reed-Stenberg,
Sel Reed-Sternberg mempunyai  limfositosis besar yang ganas yang lebih besar dari satu inti sel. Sel-sel ini  dapat dilihat pada biopsi yang diambil dari jaringan kelenjar getah bening, yang kemudian diperiksa dibawah mikroskop.
Penyakit Hodgkin dibagi  4 kelompok berdasarkan karakteristik dasar jaringan ,
Limfoma mungkin Penyebabnya  virus Epstein Barr.
Penyakit Limfoma ini  tidak menular,
Penyakit Hodgkin muncul  jika pasien  mengalami pembesaran kelenjar getah bening  di leher  di ketiak dan pangkal paha,
Walaupun penyakit ini  tidak  menyebabkan  nyeri, namun  pembesaran ini   menimbulkan nyeri jika penderita meminum alkohol ,
Kadang pembesaran kelenjar getah bening berada jauh di dalam dada atau perut, yang ditemukan secara tidak sengaja  saat  pemeriksaan rontgen dada atau CT scan untuk pemeriksaan penyakit  lain,
Gejala lainnya yaitu  berat badan turun , demam, berkeringat di malam hari ,
demam Pel-Ebstein yaitu  suhu tubuh naik  selama beberapa hari lalu turun  beberapa minggu,
 Berkurangnya jumlah sel darah merah  menyebabkan anemia, sel darah putih dan  trombosit,
kemungkinan nyeri tulang Limfoma sedang menyebar ke sumsum tulang ,
0pada penyakit hodgkin, kelenjar getah bening  membesar  perlahan dan tidak menimbulkan nyeri, tanpa adanya infeksi,
jika pembesaran ini berlangsung selama lebih dari 1 minggu, maka  dicurigai sebagai penyakit hodgkin, terutama bila  disertai penurunan berat badan, demam, berkeringat di malam hari kelainan dalam hitung jenis sel darah dan pemeriksan darah lainnya bisa memberikan bukti ,
 dilakukan biopsi dari kelenjar getah bening yang terkena, untuk menemukan adanya sel reed-sternberg,
Penyakit ini dikelompokkan menjadi 4 stadium berdasarkan penyebaran dan gejalanya.
 pengobatan  tergantung  stadium penyakit ini,
Keempat stadium dikelompokkan lagi menjadi A (tidak adanya) atau B (adanya) satu atau lebih dari gejala berikut:
demam ,keringat malam, penurunan berat badan ,
 prosedur yng  digunakan untuk menentukan stadium dan menilai penyakit Hodgkin:
CT scan lebih akurat dalam menemukan pembesaran kelenjar getah bening atau penyebaran limfoma ke hati dan organ lainnya,
Skening gallium untuk menentukan stadium dan menilai efek dari pengobatan
Laparatomi (pembedahan  memeriksa perut)  untuk melihat penyebaran limfoma ke perut.
Pemeriksaan rontgen dada  menemukan adanya pembesaran kelenjar di dekat jantung
Limfangiogram  menggambarkan kelenjar getah bening yang jauh di dalam perut dan panggul,
pengobatan:
2 jenis pengobatan  untuk penyakit Hodgkin yaitu  terapi penyinaran dan kemoterapi,
terapi penyinaran  menyembuhkan  90% penderita stadium i atau ii.
 selama 4-5 minggu, penderita tidak perlu dirawat,
penyinaran ditujukan kepada area  yang terkena dan kelenjar getah bening ,
kelenjar getah bening di dada yang sangat membesar diobati dengan terapi penyinaran yang biasanya mendahului atau mengikuti kemoterapi.
pengobatan untuk stadium iii , tergantung kepada keadaan.
jika tanpa gejala maka  terapi penyinaran  sudah bagus ,
jika pembesaran kelenjar getah bening disertai dengan gejala lainnya, maka digunakan kemoterapi dengan atau tanpa terapi penyinaran,
pada stadium iv digunakan kombinasi dari obat-obat kemoterapi,
2 kombinasi tradisional adalah:
MOPP (mekloretamin, vinkristin/onkovin, prokarbazin dan prednison)
ABVD (doksorubisin/adriamisin, bleomisin, vinblastin dan dakarbazin).
Setiap siklus kemoterapi berlangsung selama 1 bulan, dengan waktu pengobatan total adalah 6 bulan atau lebih.
Kemoterapi  bisa menyebabkan:
Kemandulan sementara ,
infeksi,
Kerontokan rambut ,
Leukemia dan kanker lainnya terjadi pada beberapa penderita dalam 5-10 tahun atau lebih setelah pemberian kemoterapi atau terapi penyinaran atau keduanya,
Penderita yang tidak sembuh  setelah  terapi penyinaran atau kemoterapi atau  membaik namun  kemudian kambuh kembali maka memiliki harapan hidup yang lebih kecil dibandingkan dengan penderita yang mengalami kekambuhan dalam 1 tahun atau lebih setelah terapi awal,
Kemoterapi lebih lanjut yang dikombinasikan dengan terapi penyinaran dosis tinggi dan pencangkokan sumsum tulang atau sel stem darah, bisa menolong penderita ,
Kemoterapi dosis tinggi yang dikombinasikan dengan pencangkokan sumsum tulang memiliki resiko tinggi terhadap infeksi,  bisa berakibat fatal.
penderita yang menjalani pencangkokan sumsum tulang terbebas dari penyakit Hodgkin selama 3 tahun atau lebih dan bisa sembuh.
obat  kemoterapi untuk penyakit hodgkin,antaralain:
sediaan obat keterangan MOPP Mekloretamin (nitrogen mustard) ,
Vinkristin (onkovin) ,
Prokarbazin ,Prednison  ditemukan pada tahun 1969,kadang masih digunakan ABVD Doksorubisin (adriamisin) ,
Bleomisin ,Vinblastin ,Dakarbazin  untuk mengurangi efek samping dari MOPP ( kemandulan  & leukemia)
Menyebabkan efek samping berupa keracunan jantung  dan  paruparu 
Vinblastin ,Prokarbazin ,Doksorubisin (adriamisin) ,Bleomisin ,Vinblastin ,





LIMFOMA NON HODGKIN

Limfoma Non-Hodgkin yaitu   keganasan  kanker  yang berasal dari sistem kelenjar getah bening  menyebar ke seluruh tubuh, penyakit ini  berkembang sangat lambat ,
Penyebab  penyakit ini  tidak diketahui, namun   ada kaitan   dengan virus  pemicu infeksi yaitu  HTLV-I (human T-cell lymphotropic virus type I)  suatu retrovirus yang fungsinya menyerupai HIV penyebab AIDS,penyakit ini merupakan komplikasi dari AIDS,
gejala pertama  yaitu  pembesaran kelenjar getah bening di  leher ,  selangkangan  atau di seluruh tubuh, kelenjar membesar secara perlahan dan  tidak menyebabkan nyeri,  pembesaran kelenjar getah bening di tonsil (amandel) memicu  gangguan menelan,
bila  limfoma menyebar ke dalam darah dapar terjadi leukemia,
 leukemia mirip dengan Limfoma  ,
Limfoma non-Hodgkin lebih mungkin menyebar ke kulit, sumsum tulang, saluran pencernaan ,
pembesaran kelenjar getah bening  di dalam dada atau perut  menekan berbagai organ dan mengakibatkan :
pembengkakan tungkai,gangguan pernafasan, nafsu makan turun,
sembelit ,nyeri perut,
gejala awal pada pasien anak  yaitu  masuknya sel-sel limfoma ke dalam tulang belakang, sumsum tulang, darah, kulit, usus, otak bukan pembesaran kelenjar getah bening,
akibat masulknya sel limfoma ini menyebabkan gejala neurologis,  anmeia, ruam kulit , jika kelenjar getah bening di dalam membesar maka akan  menyebabkan:
penekanan usus sehingga terjadi penurunan nafsu makan ,
penyumbatan kelenjar getah bening sehingga terjadi penumpukan cairan.
pengumpulan cairan di sekitar paru-paru sehingga timbul sesak nafas,
gejala limfoma non-hodgkin,antaralain:
pembengkakan wajah pembesaran kelenjar getah bening di dada ,
hilang nafsu makan,
sembelit ,
nyeri perut atau perut kembung ,
pembesaran kelenjar getah bening di perut ,
 pembengkakan tungkai,
 penyumbatan pembuluh getah bening di selangkangan atau perut ,
penurunan berat badan,
diare,
malabsorbsi penyebaran limfoma ke usus halus ,
pengumpulan cairan di sekitar paru-paru,
(efusi pleura) penyumbatan pembuluh getah bening di dalam dada ,
 daerah kehitaman dan menebal di kulit yang terasa gatal ,
penyebaran limfoma ke kulit ,
demam,
keringat di malam hari,
 penyebaran limfoma ke seluruh tubuh ,anemia
ketidakmampuan sumsum tulang untuk menghasilkan sejumlah sel darah merah,  mudah terinfeksi oleh bakteri ,penyebaran ke sumsum tulang dan kelenjar getah beningmenyebabkan berkurangnya pembentukan antibodi ,
 gangguan pernafasan,
 perdarahan ke dalam saluran pencernaan,
penghancuran sel darah merah oleh limpa yang membesar dan  terlalu aktif,
penghancuran sel darah merah oleh antibodi abnormal (anemia hemolitik),
penghancuran sumsum tulang karena penyebaran limfoma,
diagnosa:
tes  biopsi dari kelenjar getah bening  limfoma non-hodgkin untuk menentukan stadium limfoma non-hodgkin,
tes  biopsi dari kelenjar getah bening  limfoma non-Hodgkin untuk  membandingkan  dengan  penyakit Hodgkin atau penyakit lainnya yang memicu  pembesaran kelenjar getah bening,
ketika diketahui   limfoma non-Hodgkin ternyata  sudah menyebar luas; hanya sekitar 10%  yang masih terlokalisir (hanya ada di  salah satu area tubuh).
Untuk menentukan luasnya penyakit dan banyaknya jaringan limfoma, bisa  dilakukan skening gallium dan CT scan perut dan panggul ,
Limfoma non-Hodgkin dibagi  berdasarkan tampilan mikroskopik dari  jenis limfositnya (limfosit T atau limfosit B) dan kelenjar getah bening,
Limfoma tingkat rendah, mempunyai  prognosis yang baik,
Limfoma tingkat menengah, mempunyai  prognosis yang sedang,
Limfoma tingkat tinggi, mempunyai  prognosis yang buruk.
Beberapa pasien  dapat sembuh  total, sedangkan  lainnya harus menjalani pengobatan seumur hidupnya,
angka harapan hidup  tergantung  jenis limfoma dan stadium penyakit  saat pengobatan dimulai,
 jenis yang berasal dari limfosit T tidak memberikan respon sebaik limfosit B,
 kesembuhan berkurang jika penyakit ini dialami
penderita yang mempunyai  tumor (pengumpulan sel-sel limfoma) yang besar,
penderita yang tidakmampu  bergerak,
penderita yang berusia diatas 60 tahun,
penderita yang limfomanya   yang sudah menyebar ke seluruh tubuh,
saat  stadium awal (stadium i dan ii) diatasi dengan terapi penyinaran yang terbatas pada sisi limfoma dan  di sekitarnya,
terapi penyinaran  tidak menyembuhkan limfoma tingkat rendah, namun  hanya sekedar  memperpanjang harapan hidup penderita sampai 5-8 tahun,
terapi penyinaran pada limfoma tingkat menengah  dapat  memperpanjang harapan hidup penderita sampai 2-5 tahun, sedangkan pada limfoma tingkat tinggi hanya 6 bulan sampai 1 tahun,
jika terapi penyinaran pada limfoma   dimulai lebih awal maka , pemberian kemoterapi dengan atau tanpa terapi penyinaran pada limfoma tingkat menengah dan tingkat tinggi, bisa menyembuhkan  penderitanya,
pada saat  operasi pencangkokan sumsum tulang, sumsum tulang diangkat dan sel limfomanya dibuang kemudian   dari donor yang sesuai  dicangkokkan ke penderita,
 ini memungkinkan dilakukannya hitung jenis darah, yang berkurang karena kemoterapi dosis tinggi, agar sembuh  cepat,
pencangkokan sumsum tulang  efektif dilakukan pada penderita yang berusia dibawah 55 tahun  bisa menyembuhkan  30-50%  dan untuk penderita yang tidak berhasil dengan pemberian  kemoterapi,
tetapi pencangkokan sumsum tulang beresiko,  5% memicu pasien  meninggal sebab  infeksi pada minggu pertama, sebelum sumsum tulang membaik dan bisa menghasilkan sel darah putih yang cukup untuk melawan infeksi,
pengidap limfoma tingkat rendah  tidak memerlukan pengobatan komplit , hanya  harus menjalani pemeriksaan  untuk melihat  bahwa penyakitnya tidak menyebabkan komplikasi ,
kemoterapi khusus untuk   penderita limfoma tingkat menengah,
penderita limfoma tingkat tinggi membutuhkan  kemoterapi intensif  sebab  penyakit ini  cepat menyebar,
obat kemoterapi  diberikan tunggal  untuk limfoma tingkat rendah  atau campuran gabungan  kombinasi  untuk limfoma tingkat menengah dan tingkat tinggi,
kadang  pemberian obat  kemoterapi dilakukan bersamaan dengan  operasi  pencangkokan sumsum tulang ,
 antibodi monoklonal yang  digabungkan dengan racun  senyawa radioaktif atau protein tanaman  risin  yang mampu  menempel di antibodi ,
Antibodi ini  menempel pada sel-sel limfoma dan melepaskan bahan racun,  selanjutnya melenyapkan sel-sel limfoma ,
 kemoterapi pada Limfoma Non-Hodgkin:
 -Obat  Klorambusil
-obat  Siklofosfamid untuk  limfoma tingkat rendah dengan  cara  mengurangi ukuran kelenjar getah bening dan  untuk mengurangi gejala CVP (COP) Siklofosfamid ,
-obat Vinkristin (onkovin) ,
obat Prednison untuk  limfoma tingkat rendah,  limfoma tingkat menengah yaitu  mengurangi gejala dan ukuran kelenjar getah bening ,
Prednison untuk  limfoma tingkat menengah dan  limfoma tingkat tinggi bersama obat  C-MOPP Siklofosfamid ,Prednison lebih cepat dibandingkan dengan obat tunggal CHOP Siklofosfamid ,
Prednison  digunakan pada penderita yang memiliki kelainan jantung  dan  tidak dapat mentoleransi Doksorubisin M-BACOD Metotreksat ,
-obat Prokarbazin
-obat Doksorubisin (adriamisin)
-obat Siklofosfamid
-obat Deksametason Memiliki efek racun yg lebih besar dari CHOP & memerlukan pemantauan ketat terhadap fungsi paru-paru & ginjal
Kelebihan lainnya menyerupai CHOP ProMACE/CytaBOM Prokarbazin
-obat Metotreksat
-obat Etoposid bergantian dengan Sitarabin  Bleomisin  dan Vinkristin (onkovin) ,
-obat Metotreksat Sediaan ProMACE bergantian dengan CytaBOM
Kelebihan lainnya menyerupai CHOP MACOP-B Metotreksat
-obat Bleomisin Kelebihan utama adalah waktu pengobatan (hanya 12 minggu)
Kelebihan lainnya mirip CHOP