LEUKEMIA
leukemia yaitu kanker dari sel-sel darah, penyebabnya tidak diketahui,
leukemia mengenai sel-sel darah putih,
Virus memicu beberapa jenis leukemia pada kucing,
Virus HTLV-I (human T-cell lymphotropic virus type I), yang mirip virus penyebab AIDS, merupakan penyebab leukemia sel-T dewasa,
pasien yang mengidap kelainan genetk sindroma Down dan sindroma Fanconi, maka akan peka leukemia,
bahan kimia benzena , pemakaian obat antikanker, penyinaran (radiasi) memicu resiko terjadinya leukemia,
Sel darah putih berasal dari sel stem di sumsum tulang
Leukemia muncul jika proses pematangan dari stem sel menjadi sel darah putih mengalami gangguan dan menghasilkan perubahan ke arah keganasan.
Perubahan ini melibatkan penyusunan kembali bagian dari kromosom (bahan genetik sel yang kompleks)
Penyusunan kembali kromosom (translokasi kromosom) mengganggu pengendalian normal dari pembelahan sel, sehingga sel membelah tidak terkendali dan menjadi ganas,
Pada akhirnya sel-sel ini menguasai sumsum tulang dan menggantikan tempat dari sel-sel yang menghasilkan sel-sel darah yang normal,
Kanker menyusup ke dalam organ ginjal ,otak, hati, limpa, kelenjar getah bening,
ada 4 jenis leukemia, yang diberi nama berdasarkan kecepatan perkembangan penyakit dan jenis sel darah putih yang terkena, antaralain:
jenis perkembangan penyakit sel darah putih yang terkena leukemia limfositik (limfoblastik) akut cepat limfosit leukemia mieloid (mielomonositik,mielositik, mielogenous, mieloblastik) akut cepat mielosit leukemia limfositik kronik
termasuk( sindroma sczary dan leukemia sel berambut) lambat limfosit leukemia mielositik (granulositik,mieloid, mielogenous, ) kronik lambat mielosit,
diagnosa:
adanya leukimia kronis dalam tes darah rutin, sebelum gejala dimulai. bila ini terjadi, maka pasien dapat menjalani ujian diagnosa antaralain:
tes cytogenetic analisis mikroskop fluorescence in situ hibridisasi yaitu mendeteksi perubahan dalam kromosom, termasuk keberadaan kromosom philadelphia,
tes sampel sumsum tulang ,bila ada leukemia, maka pasien dikirim ke onkologi atau hematologist yang menggunakan jarum untuk menghapus sampel sumsum tulang untuk mencari sel-sel leukemia,
tes tambahan untuk mengkonfirmasikan diagnosa dan untuk menentukan jenis leukemia dan luas dalam tubuh , staging membantu dokter menentukan pengobatan,
tes fisik yaitu mencari tanda-tanda fisik leukemia, seperti pembengkakan di kelenjar getah bening, hati dan limpa,kulit pucat karena anemia ,
tes darah yaitu melihat contoh darah untuk menentukan apakah pasien memiliki kenormalan sel-sel darah putih atau trombosit ,
tes imunofenotipe untuk menentukan apakah peningkatan jumlah limfosit dalam darah disebabkan oleh proses reaktif seperti sebagai reaksi terhadap infeksi , peradangan atau proses kanker. ini untuk membedakan sel leukemia limfositik kronis dari jenis leukemia dan limfoma,
pengobatan leukemia,antaralain:
Transplantasi sumsum tulang menggantikan sumsum tulang leukemia dengan sumsum bebas leukemia. maka pasien mendapat kemoterapi dosis tinggi atau terapi radiasi, yang menghancurkan sumsum tulang menghasilkan leukemia , Sumsum ini kemudian digantikan oleh sumsum tulang dari donor yang cocok . kadang menggunakan sumsum tulang Anda sendiri untuk transplantasi (autologous transplantasi). ini bisa terjadi jika pasien menyimpan sumsum tulang sehat , bila leukemia kambuh maka dilakukan
Transplantasi sel induk yang mirip dengan transplantasi sumsum tulang kecuali sel dikumpulkan dari sel-sel batang yang beredar dalam aliran darah (darah perifer). Sel yang dipakai untuk transplantasi dapat dari sel sehat pasien sendiri (autologous transplantasi), atau mereka dapat dikumpulkan dari donor yang cocok (allogeneic transplantasi). prosedur ini lebih dipilih dibandingkan transplantasi sumsum tulang karena memperpendek pemulihan dan kemungkinan penurunan risiko infeksi,
tidak seperti kanker lainnya, leukemia bukan tumor yang padat sehingga dokter bedah tidak dapat menghilangkannya sehingga perawatan leukemia kompleks. tergantung pada banyak faktor kondisi psikologi usia kesehatan ,
Kemoterapi disuntikkan langsung ke pembuluh darah melawan sel leukemia dengan menggunakan senyawa kimia untuk membunuh sel-sel leukemia,
Biological terapi immunotherapy dengan zat-zat untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh terhadap kanker,
Kinase inhibitor dengan CML obat kanker imatinib mesylate (Gleevec) untuk menghambat protein BCR-ABL, pemicu leukimia myelogenous kronis. namun obat dasatinib (Sprycel) dan nilotinib (Tasigna), untuk pasien yang telah menjadi resisten terhadap obat imatinib,
obat Arsenik trioksida dan semua-trans retinoic acid (ATRA) sebagai obat anti kanker untuk mengobati subtipe tertentu dari AML dinamakan promyelocytic leukemia.menyebabkan sel-sel leukemia dengan mutasi gen mati,
Terapi radiasi sinar X berenergi tinggi untuk memusnahkan sel-sel leukemia ,
LEUKEMIA LIMFOSITIK AKUT
Leukemia Limfositik Akut (LLA) yaitu penyakit dimana sel-sel yang normalnya menjadi limfosit berubah menjadi ganas dan menggantikan sel-sel normal di dalam sumsum tulang,
Sel-sel yang belum matang, dimana jika normalnya menjadi limfosit, maka pada penyakit ini sel sel akan berubah menjadi ganas,
Sel leukemik ini tertimbun di sumsum tulang, kemudian menggantikan sel-sel yang menghasilkan sel darah yang normal,
Sel kanker ini kemudian dilepaskan ke dalam aliran darah dan berpindah ke ginjal , organ reproduksi , hati, limpa, kelenjar getah bening, otak,
untuk membelah diri dan berkembangbiak,
Sel kanker mengiritasi selaput otak, menyebabkan meningitis dan menyebabkan kerusakan organ lainnya, anemia, gagal hati, gagal ginjal ,
penyebab:
penyakit ini memiliki penyebab yang tidak pasti,
penyakit ini dipicu oleh radiasi, bahan racun ( benzena) , obat kemoterapi , kelainan kromosom,sindroma down, memiliki orang tua yang menderita leukemia,
dampak radiasi (penyinaran),
gejala:
perdarahan yang terjadi seperti: perdarahan hidung, perdarahan gusi, mudah memar ,
sel-sel leukemia dalam otak mengakibatkan gelisah, sakit kepala, muntah ,
sedangkan sel-sel leukemia di dalam sumsum tulang menyebabkan nyeri tulang,
.dan sendi
gejala pertama terjadi karena sumsum tulang gagal memproduksi sel darah merah ,
lemah dan sesak nafas, karena anemia (sel darah merah terlalu sedikit),
infeksi dan demam karena, berkurangnya jumlah sel darah putih,
perdarahan, karena jumlah trombosit yang terlalu sedikit,
infeksi yang berat tanda awal dari leukemia; sedangkan pada penderita lain gejalanya lebih ringan, seperti lemah, lelah dan pucat,
diagnosa:
sel darah putih yang belum matang (sel blast) tampak di dalam darah yang diperiksa dengan mikroskop, biopsi sumsum tulang hampir untuk memperkuat diagnosa juga menentukan jenis leukemia, pemeriksaan darah hitung jenis darah memberikan bukti adanya leukemia, jumlah total sel darah putih dapat berkurang, normal ataupun bertambah , namun jumlah sel darah merah dan trombosit selalu berkurang,
pengobatan:
tujuan pengobatan yaitu untuk menghancurkan sel-sel leukemik sehingga sel sehat bisa tumbuh kembali di dalam sumsum tulang,
penderita memerlukan:
antibiotik untuk mengatasi infeksi, transfusi sel darah merah untuk mengatasi anemia, transfusi trombosit untuk mengatasi perdarahan,
kombinasi obat kemoterapi yang diberikan berulang ulang terdiri dari obat prednison per-oral (ditelan) dan dosis mingguan dari vinkristin dengan antrasiklin atau asparaginase intravena,
Untuk mengatasi sel leukemik di otak, diberikan suntikan metotreksat langsung ke dalam cairan spinal dan terapi penyinaran ke otak,
beberapa bulan sesudah pengobatan untuk menghancurkan sel leukemik, diberikan pengobatan (kemoterapi konsolidasi) untuk menghancurkan sisa-sisa sel leukemik,
yang berlangsung selama 2-3 tahun,
sel-sel leukemik bisa kambuh di buah zakar., sumsum tulang, otak ,
sehingga penderita harus kembali menjalani kemoterapi,atau pencangkokan sumsum tulang ,
bila sel leukemik kambuh berada di otak, maka obat kemoterapi disuntikkan ke dalam cairan spinal sebanyak 1-2 kali/minggu,
jika sel leukemik kambuh di buah zakar, diatasi dengan kemoterapi dan terapi penyinaran,
penderita cenderung mengalami kekambuhan, namun 50% anak-anak tidak memperlihatkan tanda-tanda leukemia dalam 5 tahun sesudah pengobatan,
pasien dengan jumlah sel darah putih yang pada mulanya kurang dari 25.000 sel/mikroL darah cenderung mempunyai prognosis yang lebih baik dibandingkan penderita yang memiliki jumlah sel darah putih lebih banyak,
LEUKEMIA LIMFOSITIK KRONIS
leukemia limfositik kronik yaitu adanya banyak limfosit (salah satu jenis sel darah putih) matang yang bersifat ganas dan pembesaran kelenjar getah bening, Penyebabnya tidak diketahui.
pada mulanya penambahan jumlah limfosit matang yang ganas terjadi di kelenjar getah bening. kemudian menyebar ke hati dan limpa,
masuknya limfosit ini ke dalam sumsum tulang akan menggeser sel-sel yang normal, sehingga terjadi anemia dan penurunan jumlah sel darah putih dan trombosit di dalam darah.
kadar antibodi (protein untuk melawan infeksi) berkurang,
sistem kekebalan tubuh yang biasanya melindungi tubuh dari virus bakteri menjadi kacau dan menghancurkan sel normal,
keadaan kekacauan ini mengakibatkan:
peradangan sendi (artritis rematoid),
peradangan kelenjar tiroid (tiroiditis),
mematikan sel darah merah dan trombosit,
peradangan pembuluh darah,
leukemia limfositik kronik dibedakan berdasar jenis limfosit yang terkena,antaralain:
Sindroma S?zary (fase leukemik dari mikosis fungoides)
leukemia sel berambut yaitu jenis leukemia yang jarang, yang menghasilkan banyak sel darah putih yang memiliki tonjolan khas (jika dilihat dibawah mikroskop)
Leukemia sel T (leukemia limfosit T) jarang dialami pasien ,
Leukemia sel B (leukemia limfosit B) merupakan jenis yang paling banyak dialami pasien ,
gejala:
pada stadium awal, sebagian besar penderita tidak memiliki gejala hanya mengalami pembesaran kelenjar getah bening.
namun gejala timbul di kemudian hari ,antaralain:
lelah,pucat , hilang nafsu makan, berat badan turun,
sesak nafas pada saat melakukan aktivitas,
perut terasa penuh karena pembesaran limpa,
pada stadium awal, leukemia sel t bisa menyusup ke dalam kulit dan menyebabkan ruam kulit tidak normal, seperti pada sindroma s?zary, lama kelamaan mudah memar., infeksi bakteri, virus dan jamur baru terjadi pada stadium lanjut,
diagnosa : penyakit ini diketahui pada pemeriksaan hitung jenis darah ,
pemeriksaan darah bisa menunjukkan adanya:berkurangnya jumlah trombosit
anemia,berkurangnya kadar antibodi, jumlah limfosit meningkat sampai lebih dari 5.000 sel/mikrol, jika dilakukan biopsi sumsum tulang, maka hasilnya menunjukkan banyak limfosit di dalam sumsum tulang.
pengobatan:
Anemia dapat diobati dengan transfusi darah dan suntikan eritropoietin (obat yang merangsang pembentukan sel-sel darah merah).
Leukemia limfositik kronik berkembangbiak pelan pelan sehingga penderita tidak sadar dan merasa tidak memerlukan pengobatan selama bertahun-tahun sampai pada akhirnya diketahui jumlah limfosit sudah terlanjur sangat banyak, kelenjar getah bening membesar atau terjadi penurunan jumlah eritrosit atau trombosit.
Obat antikanker dapat ditambah kortikosteroid diberikan bila jumlah limfositnya sudah sangat banyak,
diberikan transfusi trombosit jika jumlah trombosit sangat menurun,
diberikan antibiotik jika terjadi Infeksi ,
Terapi penyinaran untuk memperkecil ukuran kelenjar getah bening, hati dan limpa.
obat Prednison dan kortikosteroid lainnya diberikan untuk penderita leukemia yang penyakitnya sudah menyebar. obat ini biasanya berlangsung singkat dan setelah pemakaian dalam waktu lama kortikosteroid menyebabkan efek samping,
obat alkylating agent mengatasi Leukemia sel B dengan cara membunuh sel kanker dengan mempengaruhi DNAnya.
obat interferon alfa dan pentostatin mengatasi Leukemia sel berambut
penyakit ini berkembang perlahan..
penentuan stadium berdasarkan antaralain :
ukuran hati dan limpa,ada atau tidak adanya anemia,
jumlah trombosit, jumlah limfosit di dalam darah dan sumsum tulang,
penderita leukemia sel b mampu bertahan sampai 10-20 tahun setelah penyakitnya terdiagnosa dan pada stadium awal tidak melakukan pengobatan,
penderita yang anemis memiliki trombosit kurang dari 100.000/mikrol darah, akan meninggal dalam beberapa tahun,
kematian terjadi karena sumsum tulang tidak mampu lagi menghasilkan sel normal dalam jumlah tertentu untuk mencegah perdarahan.,mengangkut oksigen, melawan infeksi
LEUKEMIA MIELOID AKUT
Leukemia Mieloid (mielomonositik, LMA, mielositik, mielogenous, mieloblastik) akut yaitu mielosit normalnya berkembang menjadi granulosit namun tiba tiba mendadak berubah menjadi ganas membunuh sel-sel normal di sumsum tulang,
sel-sel leukemik berkumpul di dalam sumsum tulang menghancurkan sel-sel yang menghasilkan sel darah yang normal,
sel kanker ini kemudian tersebar ke dalam aliran darah dan ke organ lainnya dan membelah diri,
sel kanker ini membentuk tumor kecil (kloroma) di dalam atau tepat dibawah kulit dan memicu kerusakan organ,meningitis, anemia, gagal hati, gagal ginjal
penyebab leukemia mieloid yaitu radiasi (penyinaran) dosis tinggi dan obat kemoterapi antikanker ,
gejala pertama terjadi karena sumsum tulang gagal memproduksi sel darah yang normal , gejala selanjutnya yaitu :
lemah,sesak nafas,infeksi,perdarahan,demam, sakit kepala, muntah, gelisah , nyeri tulang dan sendi,
diagnosa dapat dilakukan dengan pemeriksaan
hitung jenis darah sebagai bukti pertama bahwa pasien menderita leukemia.
sel darah putih muda (sel blast) akan tampak dalam sediaan darah yang diperiksa dengan mikroskop, biopsi sumsum tulang untuk memperkuat hasil diagnosa sekaligus menentukan jenis leukemia,
tujuan pengobatan untuk menghancurkan semua sel leukemik ,
tidak diperlukan pengobatan untuk otak
pencangkokan tulang dilakukan pada pasien yang gagal dalam pengobatan ,
LMA me respon obat dan pengobatan membuat penderita lebih sakit karena pengobatan menekan aktivitias sumsum tulang, sehingga jumlah sel darah putih semakin sedikit (terutama granulosit) dan hal ini mengakibatkan penderita mengalami infeksi,
dilakukan transfusi sel darah merah dan trombosit,
diberikan obat sitarabin selama 7 hari dan daunorubisin selama 3 hari sebagai kemoterapi awal ,
obat tioguanin atau vinkristin dan prednison,
setelah remisi, diberikan kemoterapi tambahan (kemoterapi konsolidasi) beberapa bulan setelah pengobatan awal,
LEUKEMIA MIELOSITIK KRONIS
Leukemia Mielositik (granulositik, LMK,mieloid, mielogenous) dimana sebuah sel di dalam sumsum tulang mendadak tiba tiba berubah menjadi ganas ditengah malam setelah berhasil memproduksi granulosit salah satu jenis sel darah putih tidak normal,
granulosit leukemik berasal di dalam sumsum tulang, namun beberapa berasal di limpa dan hati,
pada Leukemia Mielositik , sel-selnya terdiri atas sel yang sangat muda sampai sel yang matang; sedangkan pada LMA hanya ada sel muda,
granulosit leukemik cenderung menggeser sel-sel normal di dalam sumsum tulang dan mengakibatkan terbentuknya jaringan fibrosa yang menggantikan sumsum tulang yang normal, saat pasien mengalami penyakit ini semakin banyak granulosit muda yang masuk ke dalam aliran darah dan sumsum tulang (fase akselerasi),
dan terjadi anemia juga terjadi trombositopenia (penurunan jumlah trombosit) dan proporsi sel darah putih muda (sel blast) meningkat secara dramatis,
kadang granulosit leukemik mengalami banyak perubahan dan penyakit menjadi krisis blast, saat terjadi krisis blast, sel stem yang ganas hanya memproduksi granulosit muda saja, tanda penyakit ini ganas , pada saat ini kloroma (tumor yang berisi granulosit) dapat tumbuh di kelenjar getah bening, kulit, tulang, otak ,
leukemia mielositik berkaitan dengan kelainan kromosom bernama kromosom filadelfia,
diagnosa:
leukemia mielositik dapat diketahui pada pemeriksaan darah rutin,
jumlah sel darah putih sangat tinggi, mencapai 50.000-1.000.000 sel/mikroliter darah (mornal kurang dari 11.000),
saat pada pemeriksaan mikroskopik darah, terlihat sel darah putih muda yang dalam keadaan normal hanya ada di dalam sumsum tulang,
Jumlah sel darah putih (eosinofil dan basofil) meningkat ditemukan bentuk sel darah merah yang belum matang,
untuk memperkuat diagnosa dilakukan pemeriksaan yang menganalisa kromosom atau bagian dari kromosom, analisa kromosom memperlihatkan adanya penyusunan ulang kromosom. sel leukemik selalu mempunyai kromosom filadelfia dan kelainan penyusunan kromosom lainnya.
pengobatan:
pengobatan tidak menyembuhkan penyakit, hanya memperlambat perkembangan penyakit, pengobatan terbaik sekalipun tidak menghancurkan semua sel leukemik.
pengobatan berhasil jika jumlah sel darah putih turun sampai kurang dari 50.000/mikroliter darah,
pengobatan terbaik yaitu dengan pencangkokan sumsum tulang,pada stadium awar dan kurang efektif jika dilakukan pada fase akselerasi atau krisis blast.
terapi penyinaran pada limpa kadang mengurangi jumlah sel leukemik,
limpa diangkat melalui pembedahan (splenektomi) untuk:
mengurangi kemungkinan dilakukannya transfusi dan rasa tidak nyaman di perut,
meningkatkan jumlah trombosit,
obat interferon alfa menormalkan sumsum tulang dan memicu remisi,
obat hidroksiurea per-oral (ditelan) sebagai kemoterapi ,
obat busulfan efektif, namun tidak boleh terlalu lama,
penderita meninggal dalam waktu 2 tahun sesudah penyakitnya diketahui dokter sesudah itu pasien meninggal ,
Banyak pasien yang mampu hidup selama 4 tahun atau lebih setelah penyakitnya diobati namun pada akhirnya meninggal pada fase akselerasi atau krisis blast.
mampu hidup setelah krisis blast hanya 2 bulan, namun kemoterapi bisa memperpanjang harapan hidup sampai 2 tahun,
gejala:
pada stadium awal leukemia mielositik tidak ada gejala,
namun beberapa penderita mengalami:
nafsu makan turun, berat badan turun, kelelahan , kelemahan,demam , berkeringat di tengah malam , perasaan penuh di perut (karena pembesaran limpa),
lama-lama pasien merasa sakit sebab jumlah sel darah merah dan trombosit semakin berkurang mengakibatkan mudah mengalami perdarahan, pucat, mudah memar , pembesaran kelenjar getah bening , pembentukan benjolan kulit yang terisi granulosit leukemik (kloroma) demam,
LIMFOMA BURKITT
Limfoma Burkitt yaitu limfoma non-Hodgkin tingkat tinggi yang berasal dari limfosit B menyebar ke area di luar sistem getah bening seperti cairan spinalis , sumsum tulang, darah, susunan saraf pusat ,
kebanyakan sel limfoma berada di kelenjar getah bening dan organ perut kemudian menyebabkan pembengkakan, Sel limfoma yang masuk ke dalam usus kecil, menyebabkan penyumbatan dan perdarahan,
tidak seperti limfoma lain, limfoma burkitt penyebarannya khas
limfoma burkitt disebabkan virus epstein-barr ,
virus epstein-barr menyebabkan mononukleosis infeksiosa namun penderita limfoma burkitt tidak mampu menularkan penyakitnya kepada orang lain.
virus yang sama menyebabkan limfoma di afrika tengah, namun menyebabkan mononukleosis infeksiosa di amerika,
diagnosa dengan dilakukan biopsi dari jaringan yang tidaknormal , menentukan luasnya penyebaran penyakit (menentukan stadium),
pada saat terdiagnosa limfoma sudah menyebar ke sumsum tulang, darah atau sistem saraf pusat, maka fatal akibatnya ,
jika tidak ada pengobatan maka limfoma Burkitt berakibat fatal,
diperlukan pembedahan untuk mengangkat daerah usus yang terkena, supaya tidak terjadi perdarahan, penyumbatan ,
diberikan Kemoterapi yaitu kombinasi dari doksorubisin,sitarabin,siklofosfamid, metotreksat, vinkristin, Kemoterapi mampu mengatasi limfoma yang masih terlokalisir dan . Untuk penyakit yang telah menyebar luas, angka kesembuhannya mencapai 60%, turun sampai 40% jika limfoma telah menyerang sistem saraf pusat atau sumsum tulang.
LIMFOMA HODGKIN
Limfoma yaitu suatu keganasan kanker dari sistem limfatik getah bening,
Sistem limfatik dengan tipe khusus dari sel darah putih bernama limfosit melalui suatu jaringan dari saluran tubuler (pembuluh getah bening) ke seluruh jaringan tubuh, termasuk sumsum tulang,
Tersebarnya jaringan ini merupakan suatu kumpulan limfosit dalam nodus limfatikus yang bernama kelenjar getah bening,
Limfosit yang ganas (sel limfoma) bersatu menjadi kelenjar getah bening tunggal atau menyebar ke seluruh tubuh,
2 tipe limfoma adalah Limfoma Hodgkin ( Hodgkin) dan Limfoma Non Hodgkin.
Limfoma Burkitt dan mikosis fungoides termasuk jenis Limfoma Non Hodgkin,
Penyakit Hodgkin (Limfoma Hodgkin) yaitu suatu jenis limfoma yang dibedakan berdasarkan jenis sel kanker tertentu yang dinamakan sel Reed-Stenberg,
Sel Reed-Sternberg mempunyai limfositosis besar yang ganas yang lebih besar dari satu inti sel. Sel-sel ini dapat dilihat pada biopsi yang diambil dari jaringan kelenjar getah bening, yang kemudian diperiksa dibawah mikroskop.
Penyakit Hodgkin dibagi 4 kelompok berdasarkan karakteristik dasar jaringan ,
Limfoma mungkin Penyebabnya virus Epstein Barr.
Penyakit Limfoma ini tidak menular,
Penyakit Hodgkin muncul jika pasien mengalami pembesaran kelenjar getah bening di leher di ketiak dan pangkal paha,
Walaupun penyakit ini tidak menyebabkan nyeri, namun pembesaran ini menimbulkan nyeri jika penderita meminum alkohol ,
Kadang pembesaran kelenjar getah bening berada jauh di dalam dada atau perut, yang ditemukan secara tidak sengaja saat pemeriksaan rontgen dada atau CT scan untuk pemeriksaan penyakit lain,
Gejala lainnya yaitu berat badan turun , demam, berkeringat di malam hari ,
demam Pel-Ebstein yaitu suhu tubuh naik selama beberapa hari lalu turun beberapa minggu,
Berkurangnya jumlah sel darah merah menyebabkan anemia, sel darah putih dan trombosit,
kemungkinan nyeri tulang Limfoma sedang menyebar ke sumsum tulang ,
0pada penyakit hodgkin, kelenjar getah bening membesar perlahan dan tidak menimbulkan nyeri, tanpa adanya infeksi,
jika pembesaran ini berlangsung selama lebih dari 1 minggu, maka dicurigai sebagai penyakit hodgkin, terutama bila disertai penurunan berat badan, demam, berkeringat di malam hari kelainan dalam hitung jenis sel darah dan pemeriksan darah lainnya bisa memberikan bukti ,
dilakukan biopsi dari kelenjar getah bening yang terkena, untuk menemukan adanya sel reed-sternberg,
Penyakit ini dikelompokkan menjadi 4 stadium berdasarkan penyebaran dan gejalanya.
pengobatan tergantung stadium penyakit ini,
Keempat stadium dikelompokkan lagi menjadi A (tidak adanya) atau B (adanya) satu atau lebih dari gejala berikut:
demam ,keringat malam, penurunan berat badan ,
prosedur yng digunakan untuk menentukan stadium dan menilai penyakit Hodgkin:
CT scan lebih akurat dalam menemukan pembesaran kelenjar getah bening atau penyebaran limfoma ke hati dan organ lainnya,
Skening gallium untuk menentukan stadium dan menilai efek dari pengobatan
Laparatomi (pembedahan memeriksa perut) untuk melihat penyebaran limfoma ke perut.
Pemeriksaan rontgen dada menemukan adanya pembesaran kelenjar di dekat jantung
Limfangiogram menggambarkan kelenjar getah bening yang jauh di dalam perut dan panggul,
pengobatan:
2 jenis pengobatan untuk penyakit Hodgkin yaitu terapi penyinaran dan kemoterapi,
terapi penyinaran menyembuhkan 90% penderita stadium i atau ii.
selama 4-5 minggu, penderita tidak perlu dirawat,
penyinaran ditujukan kepada area yang terkena dan kelenjar getah bening ,
kelenjar getah bening di dada yang sangat membesar diobati dengan terapi penyinaran yang biasanya mendahului atau mengikuti kemoterapi.
pengobatan untuk stadium iii , tergantung kepada keadaan.
jika tanpa gejala maka terapi penyinaran sudah bagus ,
jika pembesaran kelenjar getah bening disertai dengan gejala lainnya, maka digunakan kemoterapi dengan atau tanpa terapi penyinaran,
pada stadium iv digunakan kombinasi dari obat-obat kemoterapi,
2 kombinasi tradisional adalah:
MOPP (mekloretamin, vinkristin/onkovin, prokarbazin dan prednison)
ABVD (doksorubisin/adriamisin, bleomisin, vinblastin dan dakarbazin).
Setiap siklus kemoterapi berlangsung selama 1 bulan, dengan waktu pengobatan total adalah 6 bulan atau lebih.
Kemoterapi bisa menyebabkan:
Kemandulan sementara ,
infeksi,
Kerontokan rambut ,
Leukemia dan kanker lainnya terjadi pada beberapa penderita dalam 5-10 tahun atau lebih setelah pemberian kemoterapi atau terapi penyinaran atau keduanya,
Penderita yang tidak sembuh setelah terapi penyinaran atau kemoterapi atau membaik namun kemudian kambuh kembali maka memiliki harapan hidup yang lebih kecil dibandingkan dengan penderita yang mengalami kekambuhan dalam 1 tahun atau lebih setelah terapi awal,
Kemoterapi lebih lanjut yang dikombinasikan dengan terapi penyinaran dosis tinggi dan pencangkokan sumsum tulang atau sel stem darah, bisa menolong penderita ,
Kemoterapi dosis tinggi yang dikombinasikan dengan pencangkokan sumsum tulang memiliki resiko tinggi terhadap infeksi, bisa berakibat fatal.
penderita yang menjalani pencangkokan sumsum tulang terbebas dari penyakit Hodgkin selama 3 tahun atau lebih dan bisa sembuh.
obat kemoterapi untuk penyakit hodgkin,antaralain:
sediaan obat keterangan MOPP Mekloretamin (nitrogen mustard) ,
Vinkristin (onkovin) ,
Prokarbazin ,Prednison ditemukan pada tahun 1969,kadang masih digunakan ABVD Doksorubisin (adriamisin) ,
Bleomisin ,Vinblastin ,Dakarbazin untuk mengurangi efek samping dari MOPP ( kemandulan & leukemia)
Menyebabkan efek samping berupa keracunan jantung dan paruparu
Vinblastin ,Prokarbazin ,Doksorubisin (adriamisin) ,Bleomisin ,Vinblastin ,
LIMFOMA NON HODGKIN
Limfoma Non-Hodgkin yaitu keganasan kanker yang berasal dari sistem kelenjar getah bening menyebar ke seluruh tubuh, penyakit ini berkembang sangat lambat ,
Penyebab penyakit ini tidak diketahui, namun ada kaitan dengan virus pemicu infeksi yaitu HTLV-I (human T-cell lymphotropic virus type I) suatu retrovirus yang fungsinya menyerupai HIV penyebab AIDS,penyakit ini merupakan komplikasi dari AIDS,
gejala pertama yaitu pembesaran kelenjar getah bening di leher , selangkangan atau di seluruh tubuh, kelenjar membesar secara perlahan dan tidak menyebabkan nyeri, pembesaran kelenjar getah bening di tonsil (amandel) memicu gangguan menelan,
bila limfoma menyebar ke dalam darah dapar terjadi leukemia,
leukemia mirip dengan Limfoma ,
Limfoma non-Hodgkin lebih mungkin menyebar ke kulit, sumsum tulang, saluran pencernaan ,
pembesaran kelenjar getah bening di dalam dada atau perut menekan berbagai organ dan mengakibatkan :
pembengkakan tungkai,gangguan pernafasan, nafsu makan turun,
sembelit ,nyeri perut,
gejala awal pada pasien anak yaitu masuknya sel-sel limfoma ke dalam tulang belakang, sumsum tulang, darah, kulit, usus, otak bukan pembesaran kelenjar getah bening,
akibat masulknya sel limfoma ini menyebabkan gejala neurologis, anmeia, ruam kulit , jika kelenjar getah bening di dalam membesar maka akan menyebabkan:
penekanan usus sehingga terjadi penurunan nafsu makan ,
penyumbatan kelenjar getah bening sehingga terjadi penumpukan cairan.
pengumpulan cairan di sekitar paru-paru sehingga timbul sesak nafas,
gejala limfoma non-hodgkin,antaralain:
pembengkakan wajah pembesaran kelenjar getah bening di dada ,
hilang nafsu makan,
sembelit ,
nyeri perut atau perut kembung ,
pembesaran kelenjar getah bening di perut ,
pembengkakan tungkai,
penyumbatan pembuluh getah bening di selangkangan atau perut ,
penurunan berat badan,
diare,
malabsorbsi penyebaran limfoma ke usus halus ,
pengumpulan cairan di sekitar paru-paru,
(efusi pleura) penyumbatan pembuluh getah bening di dalam dada ,
daerah kehitaman dan menebal di kulit yang terasa gatal ,
penyebaran limfoma ke kulit ,
demam,
keringat di malam hari,
penyebaran limfoma ke seluruh tubuh ,anemia
ketidakmampuan sumsum tulang untuk menghasilkan sejumlah sel darah merah, mudah terinfeksi oleh bakteri ,penyebaran ke sumsum tulang dan kelenjar getah beningmenyebabkan berkurangnya pembentukan antibodi ,
gangguan pernafasan,
perdarahan ke dalam saluran pencernaan,
penghancuran sel darah merah oleh limpa yang membesar dan terlalu aktif,
penghancuran sel darah merah oleh antibodi abnormal (anemia hemolitik),
penghancuran sumsum tulang karena penyebaran limfoma,
diagnosa:
tes biopsi dari kelenjar getah bening limfoma non-hodgkin untuk menentukan stadium limfoma non-hodgkin,
tes biopsi dari kelenjar getah bening limfoma non-Hodgkin untuk membandingkan dengan penyakit Hodgkin atau penyakit lainnya yang memicu pembesaran kelenjar getah bening,
ketika diketahui limfoma non-Hodgkin ternyata sudah menyebar luas; hanya sekitar 10% yang masih terlokalisir (hanya ada di salah satu area tubuh).
Untuk menentukan luasnya penyakit dan banyaknya jaringan limfoma, bisa dilakukan skening gallium dan CT scan perut dan panggul ,
Limfoma non-Hodgkin dibagi berdasarkan tampilan mikroskopik dari jenis limfositnya (limfosit T atau limfosit B) dan kelenjar getah bening,
Limfoma tingkat rendah, mempunyai prognosis yang baik,
Limfoma tingkat menengah, mempunyai prognosis yang sedang,
Limfoma tingkat tinggi, mempunyai prognosis yang buruk.
Beberapa pasien dapat sembuh total, sedangkan lainnya harus menjalani pengobatan seumur hidupnya,
angka harapan hidup tergantung jenis limfoma dan stadium penyakit saat pengobatan dimulai,
jenis yang berasal dari limfosit T tidak memberikan respon sebaik limfosit B,
kesembuhan berkurang jika penyakit ini dialami
penderita yang mempunyai tumor (pengumpulan sel-sel limfoma) yang besar,
penderita yang tidakmampu bergerak,
penderita yang berusia diatas 60 tahun,
penderita yang limfomanya yang sudah menyebar ke seluruh tubuh,
saat stadium awal (stadium i dan ii) diatasi dengan terapi penyinaran yang terbatas pada sisi limfoma dan di sekitarnya,
terapi penyinaran tidak menyembuhkan limfoma tingkat rendah, namun hanya sekedar memperpanjang harapan hidup penderita sampai 5-8 tahun,
terapi penyinaran pada limfoma tingkat menengah dapat memperpanjang harapan hidup penderita sampai 2-5 tahun, sedangkan pada limfoma tingkat tinggi hanya 6 bulan sampai 1 tahun,
jika terapi penyinaran pada limfoma dimulai lebih awal maka , pemberian kemoterapi dengan atau tanpa terapi penyinaran pada limfoma tingkat menengah dan tingkat tinggi, bisa menyembuhkan penderitanya,
pada saat operasi pencangkokan sumsum tulang, sumsum tulang diangkat dan sel limfomanya dibuang kemudian dari donor yang sesuai dicangkokkan ke penderita,
ini memungkinkan dilakukannya hitung jenis darah, yang berkurang karena kemoterapi dosis tinggi, agar sembuh cepat,
pencangkokan sumsum tulang efektif dilakukan pada penderita yang berusia dibawah 55 tahun bisa menyembuhkan 30-50% dan untuk penderita yang tidak berhasil dengan pemberian kemoterapi,
tetapi pencangkokan sumsum tulang beresiko, 5% memicu pasien meninggal sebab infeksi pada minggu pertama, sebelum sumsum tulang membaik dan bisa menghasilkan sel darah putih yang cukup untuk melawan infeksi,
pengidap limfoma tingkat rendah tidak memerlukan pengobatan komplit , hanya harus menjalani pemeriksaan untuk melihat bahwa penyakitnya tidak menyebabkan komplikasi ,
kemoterapi khusus untuk penderita limfoma tingkat menengah,
penderita limfoma tingkat tinggi membutuhkan kemoterapi intensif sebab penyakit ini cepat menyebar,
obat kemoterapi diberikan tunggal untuk limfoma tingkat rendah atau campuran gabungan kombinasi untuk limfoma tingkat menengah dan tingkat tinggi,
kadang pemberian obat kemoterapi dilakukan bersamaan dengan operasi pencangkokan sumsum tulang ,
antibodi monoklonal yang digabungkan dengan racun senyawa radioaktif atau protein tanaman risin yang mampu menempel di antibodi ,
Antibodi ini menempel pada sel-sel limfoma dan melepaskan bahan racun, selanjutnya melenyapkan sel-sel limfoma ,
kemoterapi pada Limfoma Non-Hodgkin:
-Obat Klorambusil
-obat Siklofosfamid untuk limfoma tingkat rendah dengan cara mengurangi ukuran kelenjar getah bening dan untuk mengurangi gejala CVP (COP) Siklofosfamid ,
-obat Vinkristin (onkovin) ,
obat Prednison untuk limfoma tingkat rendah, limfoma tingkat menengah yaitu mengurangi gejala dan ukuran kelenjar getah bening ,
Prednison untuk limfoma tingkat menengah dan limfoma tingkat tinggi bersama obat C-MOPP Siklofosfamid ,Prednison lebih cepat dibandingkan dengan obat tunggal CHOP Siklofosfamid ,
Prednison digunakan pada penderita yang memiliki kelainan jantung dan tidak dapat mentoleransi Doksorubisin M-BACOD Metotreksat ,
-obat Prokarbazin
-obat Doksorubisin (adriamisin)
-obat Siklofosfamid
-obat Deksametason Memiliki efek racun yg lebih besar dari CHOP & memerlukan pemantauan ketat terhadap fungsi paru-paru & ginjal
Kelebihan lainnya menyerupai CHOP ProMACE/CytaBOM Prokarbazin
-obat Metotreksat
-obat Etoposid bergantian dengan Sitarabin Bleomisin dan Vinkristin (onkovin) ,
-obat Metotreksat Sediaan ProMACE bergantian dengan CytaBOM
Kelebihan lainnya menyerupai CHOP MACOP-B Metotreksat
-obat Bleomisin Kelebihan utama adalah waktu pengobatan (hanya 12 minggu)
Kelebihan lainnya mirip CHOP