Selasa, 16 Februari 2021

penyakit 1







INFORMASI PENYAKIT

daftar isi


1.ABORTUS,
2.ABSES GIGI,
3.AIDS,
4.AMUBIASIS,
5.ANEMIA,
6.ANGINA PEKTORIS,
7.ANTRAKS,
8.ARTRITIS,
9.ASMA BRONKIALE,
10.BATU SALURAN KEMIH,
11.BRONKITIS AKUT,
12.CACINGAN,
13. ANKILOSTOMIASIS (INFEKSI CACING TAMBANG),
14.ASKARIASIS (INFEKSI CACING GELANG),
15.FILARIASIS,
16.OKSIURIASIS,
17 .SISTOSOMIASIS,
18.TAENIASIS / SISTISERKOSIS,
19. TRIKURIASIS,
20.DEMAM BERDARAH DENGUE,
21.DEMAM REMATIK,
22.DERMATITIS ATOPIK,
23.DERMATOMIKOSIS,
24.DIABETES MELITUS,
25.DIARE NON SPESIFIK,
26.DIFTERI,
27.EPILEPSI,
28.ERISIPELAS,
29.FARINGITIS AKUT,
30.FLU BURUNG,
31.FRAMBUSIA,
32.GAGAL JANTUNG (DEKOMPENSASIO KORDIS),
33.GANGGUAN NEUROTIK,
34.GANGREN PULPA,
35.GASTRITIS,
36.GIGITAN ULAR,
37.GINGGIVITIS,
38.GLOMERULONEFRITIS AKUT (GNA),
39.GOUT,
40.HEPATITIS VIRUS,
41.HIPEREMESIS GRAVIDARUM,
42.HIPERTENSI,
43.HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN,





1.ABORTUS

berhentinya proses kehamilan sebelum janin  berada di luar kandungan,
sebagai ukuran  digunakan  patokan masa   kehamilan kurang dari 22 minggu atau berat janin  kurang dari 500 gram,
penyebab abortus  yaitu   kelainan kromosom hasil konsepsi,  kelainan alat kandungan ,
gejalanya yaitu  terlambat   haid, mual, muntah ,
disertai perdarahan  bercak sampai bergumpal,
nyeri perut bagian bawah,
diagnosa  :
- rasa nyeri di daerah atas simpisis,
- pembukaan ostium serviks ,
- terlambat haid (amenorhea) kurang dari 22 minggu,
- perdarahan mungkin disertai jaringan hasil konsepsi,
- abortus kompletus  keguguran lengkap
perdarahan   berkurang  , tanpa nyeri perut, ostium
serviks sudah tertutup.  keluar jaringan hasil konsepsi utuh,
- missed abortion   keguguran yang tertahan
abortus dengan hasil konsepsi tetap tertahan intra uterin selama 2 minggu
atau lebih.  perdarahan pervaginam sedikit, tanpa nyeri perut, ostium
serviks  tertutup. pembesaran uterus lebih kecil  dari usia
gestasi yang seharusnya,
- abortus imminens  ancaman keguguran,
gejalanya yaitu  perdarahan  sedikit, tanpa  nyeri perut ,belum ada pembukaan serviks,
- abortus insipiens  keguguran sedang berlangsung ,
perdarahan  banyak  bergumpal-gumpal , nyeri perut
, terdapat pembukaan serviks.  tampak jaringan hasil
konsepsi di ostium serviks  ,
- abortus inkompletus   keguguran tidak lengkap,
perdarahan  banyak, nyeri perut sedang  sampai hebat,
keluar jaringan hasil konsepsi sebagian, ostium serviks  terbuka
atau  tertutup,
missed abortion:
 evaluasi hematologi rutin (hemoglobin, hematokrit, leukosit, trombosit)
dan uji hemostasis (fibrinogen, waktu perdarahan, waktu pembekuan).
jika   terjadi gangguan faal hemostasis dan hipofibrinogenemia, segera bawa
di rumah sakit yang mampu untuk transfusi trombosit / buffy-coat dan
komponen darah lainnya,
hasil konsepsi perlu dievakuasi dari kavum uteri. dilakukan   sesudah
dipastikan tidak ada  gangguan faal hemostasis,
abortus imminens:
-sebaiknya rawat inap
 evaluasi ulang diagnosa  bila masih abortus,
imminens istirahat   di lanjutkan,
 abortus tingkat selanjutnya:
 pemberian oksigenasi (O2 2 - 4 liter per menit), pemasangan cairan
intravena kristaloid (Ringer Laktat / Ringer Asetat / NaCl 0,9 %) sesuai
pedoman resusitasi ,
abortus kompletus:
 evaluasi adakah komplikasi abortus (anemia dan infeksi)
abortus insipiens:
diberikan  antibiotika profilaksis : ampisilin i.v sebelum tindakan kuretase.
 segera dilakukan pengeluaran hasil konsepsi dan pengosongan kavum
uteri.  dilakukan dengan abortus tang, sendok kuret, dan kuret hisap
uterotonika : oksitosin 10 IU i.m,
abortus inkompletus:
 segera dilakukan pengosongan kavum uteri. dapat dilakukan
dengan abortus tang, sendok kuret, dan kuret hisap
 kegawatdaruratan :
1. oksigenisasi 2 – 4 liter/menit
2. pemberian cairan i.v kristaloid (NaCl 0,9%, Ringer Laktat, Ringer
Asetat)
3. transfusi bila Hb kurang dari -'3d 8 g/dl





2.ABSES GIGI

abses gigi  yaitu  tumpukan  nanah yang sudah  menyebar dari satu  gigi ke jaringan di sekitarnya,   berasal dari satu infeksi,
abses ini terjadi dari infeksi gigi yang berisi cairan  nanah yang  dialirkan ke gusi
sehingga gusi yang berada di dekat gigi  membengkak
gejalanya:
 pembengkakan disekitar gigi yang sakit. jika  abses
ada   di gigi depan atas, pembengkakan bisa  sampai ke kelopak mata,
sedangkan abses gigi belakang atas memicu  bengkak sampai ke pipi.
Abses gigi bawah menyebabkan bengkak sampai ke dagu atau telinga dan
submaksilaris.
- Penderita kadang demam, kadang tidak dapat membuka mulut lebar.
- Gigi goyah ,gigi sakit
diberikan  Parasetamol ,
dosis  Dewasa : 500 mg 3 x sehari,
dosis anak-anak : 250 mg 3 x sehari.
bila    ada infeksi diberikan Amoksisilin selama 5 hari
dosis Dewasa : 500 mg 3 x sehari,
dosis anak-anak : 250 mg 3 x sehari.






3.AIDS

AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) yaitu
penyakit yang disebabkan Human Immunodeficiency Virus (HIV).
Virus HIV ditemukan dalam cairan tubuh , darah, cairan sperma,
 vagina dan air susu ibu. virus mematikan  sistem kekebalan tubuh
manusia memicu  lemahnya  daya tahan tubuh sehingga
mudah terjangkit penyakit ,
AIDS disebabkan  virus HIV, suatu jenis retrovirus yang termasuk golongan virus yang menggunakan RNA sebagai molekul pembawa informasi genetik,
tipe B gejala  gejala
terinfeksi HIV yang tidak termasuk dalam tipe C dan memenuhi syarat antaralain:
A   berkaitan  dengan adanya infeksi HIV atau adanya
kerusakan kekebalan yang diperantarakan sel (Cell mediated immunity)
atau
B  pasien terkena komplikasi infeksi HIVdan diberikan obat
misalnya :
Penyakit radang panggul; Neuropati periferAngiomatosis basilari; Kandidiasis orofaringeal; Kandidiasis vulvovaginal;
Displasia leher rahim; Demam 38,5 OC atau diare lebih dari 1 bulan;
Oral Hairy leukoplakia; Herpes zoster; Purpura idiopatik trombositopenik;
Listeriosis; tipe A meliputi infeksi HIV tanpa gejala (asimtomatik), limfa
denopati generalisata yang menetap dan infeksi akut primer dengan penyakit
penyerta,
 tipe  C  yaitu  gejala yang ada  pada pasien AIDS
seperti:
Micobacterium Avium
Complex atau M.lansii tersebar di luar paru; M.tuberculosis dimana saja
(paru atau luar paru); Pneumonia Pneumocystis carinii; Leukoensefalopati
multifokal progresif; Septikemia salmonella yang berulang;
Taksoplasmosis di otak.Kandisiasis bronki, trakea dan paru; Kandidiasis esofagus; Kanker leher rahim
invasif; Coccidiodomycosi menyebar atau di paru; Kriptokokosis di
luar paru; Retinistis virus sitomegalo; Ensefalopati yang berhubungan
dengan HIV; Herpes simpleks atau ulkus kronik lebih dari sebulan
lamanya; Bronkitis, esofagitis atau pneumonia; Histoplasmosis menyebar
atau di luar paru; Isosporiasis instestinal kronik lebih dari sebulan lamanya;
Sarkoma kaposi; Limfoma burkit (menunjukkan lesi yang
mirip); Limfoma imuno blastik, L.primer di otak;
Diagnosa   berdasarkan gejala  dan pemeriksan darah,
 tes langsung terhadap virus HIV  dengan menentukan anti bodi,
Pengobatan  ARV
Protease Inhibitor (PI): Obat ini  menghambat enzim protease
yang memotong rantai panjang asam animo menjadi protein yang lebih
kecil. termasuk lopinavir/ritonavir (LPV/r), amprenavir (APV),
indinavir (IDV), nelfinavir (NFV),
saquinavir (SQV), ritonavir (RTV),
 Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor (NsRTI):
sebagai analog nukleosida yang menghambat proses perubahan RNA virus
menjadi DNA.  ini dibutuhkan  agar virus dapat bereplikasi. seperti  stavudine (d4T) abacavir (ABC).zidovudine (ZDV atau AZT), lamivudine
(3TC), didanosine (ddI) zalcitabine (ddC),
Non-Nucleside Reserve Trancriptase Inhibitor (NNsRTI): obat ini
menghambat proses perubahan RNA
menjadi DNA. termasuk obat  delavirdine (DLV), nevirapine (NVP),
efavirenz (EFV),
Protease Inhibitor (PI): Obat ini  menghambat enzim protease
yang memotong rantai panjang asam animo menjadi protein yang lebih
kecil. termasuk lopinavir/ritonavir (LPV/r), amprenavir (APV),
indinavir (IDV), nelfinavir (NFV),
saquinavir (SQV), ritonavir (RTV),





4.AMUBIASIS

Amubiasis yaitu penyakit yang disebabkan oleh protozoa yang
hidup di kolon,Amubiasis disebabkan oleh  Entamoeba histolytica, yang menyebabkan radang akut  kronik (amubiasis
intestinal) jika  tidak diobati maka  menjalar ke luar usus dan
menyebabkan amubiasis ekstra-intestinal,
gejala  amubiasis hati yaitu berat
badan turun ,ikterus demam, hati membesar  nyeri tekan
abdomen  di  kanan atas, berkeringat, tidak nafsu makan,
amubiasis kutis dan perinealis menyebabkan ulkus yang tepinya bergaung,
 amubiasis vaginalis memicu leukore dengan bercak darah,
- masa inkubasi  2 - 4 minggu,
- amubiasis kolon akut atau disentri amuba memiliki gejala sindrom disentri
seperti demam, tinja berlendir dan berdarah,
tenesmus anus, nyeri perut ,
- gejala  amubiasis kronik yaitu   nyeri perut  diare ,
- pada amubiasis ekstraintestinalis  terdapat  amubiasis usus,
diagnosa pada  pemeriksaan serologi  menunjang diagnosa   amubiasis.
pada  amubiasis hati  jika   ada  bentuk histolitika e.histolytica dalam biopsi
dinding abses atau aspirasi nanah, namun  bila  tidak ditemukan ameba maka dilakukan  , pemeriksaan serologi untuk menunjang diagnosa  ,
 amubiasis kolon akut  jika ditemukan  e.histolytica bentuk histolitika dalam
tinja cair,
 amubiasis kolon menahun  jika ditemukan    e.histolytica bentuk kista dalam
tinja. bila  tidak ditemukan maka , pemeriksaan tinja harus  diulang  ulang 3 hari berturut-turut,
pengobatan
metronidazol  untuk amubiasis usus atau  amubiasis ekstraintestinalis, amubiasis ekstraintestinalis memerlukan pengobatan yang lebih lama.
 dosis dewasa : 500 – 750mg 3 x sehari selama 7 – 10 hari.
dosis anak 1 tahun : 50 mg/kg berat badan  3 x sehari, selama 7 – 10 hari,




5.ANEMIA

Anemia di bedakan  berdasarkan cara terjadinya yaitu anemia aplastik ,anemia
karena keganasan,Anemia pasca ,perdarahan, anemia hemolitik, anemia defisiensi,
anemia disebabkan  karena
produksi darah yang rendah  karena antaralain  defisiensi atau kegagalan kelainan  pada  sumsum tulang,
perusakan  atau kehilangan darah yang berlebihan,
kehilangan darah yang  kronik   ( ankilostomiasis)
memicu  anemia defisiensi fe, hemolisis antara lain terjadi
pada defisiensi G6PD dan talasemia,
 anemia akibat kehilangan darah yang sangat  banyak menyebabkan
homeostatis kompensasi tubuh.
kehilangan darah akut sebanyak 12 - 15 %,
gejalanya   pucat, takikardia dengan tekanan darah rendah  dan  normal atau
rendah.
kehilangan  darah akut sebanyak 15 - 20 % memicu  tekanan darah  turun sampai  syok,  kehilangan darah akut sebanyak  20% memicu  kematian,
Defisiensi  atau kekurangan vitamin B12 dan  asam folat memicu  anemia megaloblastik  dan  gejala neurologi,
gejala  anemia defisiensi yaitu  di darah tepi tampak gambaran anemia hipokrom dan mikrositer, kandungan besi serum rendah
,lemas,  berdebar,  lelah dan sakit kepala. papil lidah tampak atrofi. jantung kadang membesar dan terdengar murmur sistolik.
anemia aplastik tampak dari kadar Hb yang rendah dengan  gejala sistemik lain,tanpa pembesaran organ.
gejala anemia hemolitik yaitu peningkatan bilirubin darah (ikterus)
limpa  membesar.
diagnosa  dengan dilakukan pemeriksaan kadar hb dan darah tepi, umum hb < 12 gr/dl.
keberhasilan pengobatan  tergantung pada
diagnosa   awal,
anemia pasca  perdarahan diatasi dengan cairan intravena atau  transfusi darah sebanyak 10 – 20 ml/kg berat badan , atau plasma expander,
dampak lambat  diatasi dengan transfusi packed red cell,
- anemia defisiensi besi diatasi dengan sulfas ferosus
10 mg/kg berat badan  3 x sehari atau besi elementer 1mg/kg beratbdan /hari,
- hemolisis autoimun diatasi dengan prednison 2 – 5 mg/kg.beratbadan /hari peroral dan
testosteron 1 – 2 mg/kg beratbadan  / hari i.v,
- anemia megaloblastik diatasi  dengan  dibedakan
penyebabnya, defisiensi vitamin B12 atau defisiensi asam folat,
Dosis vitamin B12 100 mcg/hari im, selama 5 – 10 hari dilanjutkan  100-200 mcg/bulan sampai dicapai remisi,
Dosis asam folat 0,5 – 1mg/hari secara oral selama 10 hari, dilanjutkan
dengan 0,1 – 0,5 mg/hari
 vitamin B12 oral tidak berguna  pada anemia pernisiosa.




6.ANGINA PEKTORIS

angina pektoris yaitu   rasa  nyeri di dada akibat iskemia jaringan otot jantung.
angina dibedakan atas dua bentuk, yaitu angina stabil dan tidak stabil. angina tidak stabil lebih parah  yang dapat berkembang menjadi  awal infark miokard sehingga pasien  perlu diperiksa  di rumah sakit, penyebab  iskemia yaitu  karena persediaan  oksigen yang dibawa oleh aliran darah koroner  tidak mampu memenuhi   kebutuhan oksigen miokardium.  ini terjadi jika  kebutuhan  oksigen miokardium tinggi  karena  tirotoksikosis,
hipertensi, atau jika  aliran darah koroner berkurang  spasme atau
trombus koroner,
gejalanya yaitu  rasa terhimpit,  terjepit  yang menyebar ke lengan kiri bagian dalam dan kadang sampai ke pundak, bahu dan leher kiri, menyebar ke pinggang, tenggorokan rahang gigi , pingsan (fainting) berkeringat dingin, mual dan muntah, rasa lemas, berdebar , angina yang muncul   saat melakukan olahraga  fisik (angina stabil),
angina  berlangsung hanya beberapa menit ,
 angina sifatnya konstanb, jika  angina datang saat bangun tidur, maka perlu
diwaspadai  mungkin merupakan tanda prainfark (angina tidakstabil)
 bentuk variasi  dinamakan  angina prinzmetal muncul
saat pasien   istirahat,
 angina berat jika  serangan berikutnya terjadi setelah  istirahat
sesudah makan (angina tidak stabil),
saat  serangan di area   prekordium pukulan jantung terasa keras,
denyut jantung bertambah, tekanan darah meningkat ,
pada auskultasi, suara jantung terdengar bising sistolik terdengar pada
pertengahan atau akhir sistol dan terdengar bunyi keempat,
dengan risiko:diabetes melitus, hipertensi, obesitas ,
diagnosa  pada   nyeri dada retrosternal dilakukan  pemeriksaan EKG,
nitrogliserin sublingual 0,15 - 0,6 mg  1 tablet belum sembuh  bisa  diulang, namun  jika  setelah diulang 3  kali gejala tidak  berkurang maka mungkin   terjadi infark,
Isosorbid dinitrat (ISDN) sublingual 2,5 – 5 mg  dapat diulang  atau tablet oral 5 – 30 mg,
 kelainan yang melatarbelakangi angina pektoris harus dicari, kemudian
 diobati,
tekanan darah tinggi diobati,
angina tidak stabil  ditangani di rumah sakit,
serangan akut diatasi dengan istirahat agar aktivitas jantung berkurang,
untuk  vasodilator menambah  oksigen dan mengurangi  konsumsi oksigen jantung,
angina tidak stabil : diberikan  perawatan khusus.
− angina varian : dilator kuat : nitrat, calcium antagonis, prazosin 0,5 – 1mg
3 x sehari dengan titrasi,
 propranolol  untuk mengatasi  angina pektoris  mengurangi kerja
otot jantung sehingga mengurangi kebutuhan oksigen jantung. efek
propranolol tercapai jika  denyut jantung dalam keadaan istirahat 60 – 70
kali/menit, Dosis pertama  : 20 mg 2 x sehari,
Dosis maksimal : 120 mg sehari,
Obat propranolol  ini tidak boleh digunakan untuk  angina Prinzmetal,
− Nitrat kerja lama : ISDN tablet oral 10 – 20 mg 2 x sehari.
− Nifedipin 10 – 20 mg 4 x sehari,
atau diltiazem 30 – 60mg 3 x sehari,
atau verapamil 40 – 80mg 3 x sehari.,






7.ANTRAKS

antraks yaitu  penyakit yang disebabkan Kuman antraks (Bacillus anthracis)  yang dialami  semua  binatang  sapi, kerbau, kambing, domba, babi  kuda, penyakit ini bisa  ditularkan kepada manusia   dengan melalui  masuknya spora atau  basil antraks spora  antraks, yang ada pada   tulang darah cairan daging, jeroan, kulit, wool,   ke dalam tubuh manusia  melalui kulit yang luka  lecet lecet
atau   makan bahan makanan yang tercemar, menyebabkan antraks intestinal (pencernaan), inhalasi  saluran pernafasan menyebabkan antraks pulmonal. Antrak peradangan otak  (meningitis) sebagai   kelanjutan  dari antraks kulit, intestinal atau  pulmonal , tanaman (sayur-sayuran) dan air juga dapat  tercemar oleh spora antraks,
 antraks intestinal  masa inkubasi  antara 2 – 5 hari, pada  pemeriksaan bakteriologis dari spesimen tinja ada   basil yang pada sediaan hapus dan kultur positif, gejala muntah awal mual, tidak nafsu makan , nyeri perut ,  suhu naik,
 terjadi gastro-enteritis akut yang kadang berdarah, hematemesis, kelemahan , demam ,
 antraks kulit  masa inkubasinya   7 hari , pembesaran kelenjar getah bening regional,  demam  sakit kepala, malaise jarang ,pada perabaan, udema  keras  dan tidak lekuk bila ditekan  tidak ada  pus kecuali bila diikuti infeksi sekunder,
gatal ditempat lesi,papel  vesikel , ulkus  tukak  di tengahnya ada  jaringan nekrotik berbentuk keropeng,  berwarna hitam   tanda patognomonik antraks dan terdapat  eritema dan udema di sekitar tukak.
predileksi antraks kulit ada  pada kaki ,  muka, leher, lengan, tangan,
 antraks kulit yang tidak diobati menyebar  ke kelenjar limfe dan  aliran darah, sehingga muncul  septikemia dan  kematian ,
-pemeriksaan bakteriologis dari eksudat di tempat lesi kulit jika ada
 basil yang pada sediaan hapus dan kultur positif.
diagnosa pada pengidap awal  yang tercemar oleh spora/basil antraks juga  ada  kelainan pada kulit yaitu  tukak dengan jaringan mati berbentuk keropeng berwarna hitam di tengahnya ,  di sekitar tukak kemerahan, saat  perabaan
 tidak lunak dan tidak lekuk dan biasanya tidak didapatkan pus kecuali
diikuti infeksi sekunder,bisa  dipastikan diagnosanya  dengan
pemeriksaan bakteriologis.
diagnosa pada pasien  antraks kulit ,
diagnosa pada   pengidap awal    antraks intestinal  ditemukan adanya panas
disertai sakit perut dan muntah,
 diagnosa pada   pengidap antraks intestinal  jika diagnosa pada pasien  antraks kulit  dengan pemeriksaan bakteriologis,
Sebelum pemberian  penisilin lakukan skin test
antraks intestinal diatasi dengan   penisilin G 18 – 24 juta unit perhari
secara intravena, bisa  ditambahkan tetrasiklin 1 gram per hari,
 bisa  ditambahkan Obat-obat simtomatis dan suportif ,
diberikan Procain penisilin dengan dosis 1.2 juta I.U i.m 2 x sehari selama 5 – 7 hari,
atau  diberikan   benzilpenisilin dengan dosis 250.000 I.U setiap 6 jam.
pasien  yang hipersensitif terhadap penisilin
 diberikan tetrasiklin atau kloramfenikol  dengan dosis 500 mg, 4 x sehari selama 5 – 7 hari,
obat ini  tidak diberikan pada anak dibawah umur 6 tahun.,
 tidak diperbolehkan menyembelih mengkonsumsi daging hewan sakit antraks,
tidak diperbolehkan membuat barang-barang yang berasal dari  bahan hewan sakit antraks,  seperti  kerajinan dari tanduk, kulit, bulu, tulang ,





8.ARTRITIS


Artritis yaitu  peradangan (inflamasi)  di  area  persendian,
Penyebab  Artritis yaitu   osteoartritis, osteoartritis (OA) atau artritis reumatoid (AR),
osteoartritis disebabkan  trauma atau pengausan sendi,
 artritis reumatoid  disebabkan  faktor imunologi ,
Gejala artritis  tergantung sendi mana yang terkena,
serangan osteoartritis  biasanya sesisi. gejala nya  nyeri sendi yang
berkaitan  dengan gerak,  kaku pada sendi yang terserang, pada pemeriksaaan radiologi tampak  pelebaran sendi  pada tahap awal, osteofit, sklerosis tulang dan penyempitan rongga antar sendi  pada tahap lanjut,
osteoartritis  menyerang sendi penyokong berat badan.
Sendi yang terserang artritis  akan  bengkak, merah , nyeri,
artritis reumatoid  menyerang sendi-sendi
kecil misalnya sendi pergelangan tangan atau kaki, namun
dapat menyerang juga sendi-sendi besar seperti sendi bahu dan pinggul,
Nyeri sendi pada  artritis reumatoid    bersifat kambuhan  terpengaruh cuaca, masa remisi, bersifat simetris, bilateral, Serangan  dimulai dengan gejala prodromal berupa  lemah,
 nafsu makan kurang , nyeri dan kaku  badan. Gejala pada sendi muncul  bertahap sesudah  beberapa minggu ,
gejala  mirip dengan artritis yaitu encok reumatism yang sebenarnya
berasal dari jaringan lunak di luar sendi,
 deformitas dapat terjadi pada osteoartritis  maupun  artritis reumatoid  setelah terjadi destruksi sendi,
 sendi atau jaringan lunak  di atasi dengan
 anti inflamasi nonsteroid  atau analgesik biasa seperti :
asetosal 1 gram 3 x sehari ,
fenilbutason 200 mg 3 x sehari,
 ibuprofen 400 mg 3 x sehari,





9.ASMA BRONKIALE

asma bronkiale  yaitu   saluran nafas mengalami penyempitan karena
hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang memicu  peradangan dan
penyempitan sementara, asma bronkiale mengakibatkan terganggunya saluran pernafasan dan mengakibatkan mengencang atau menyempitnya saluran pernafasan,
penyebab (inducer) yaitu sel mast di sepanjang bronki menghasilkan  bahan
seperti histamin dan leukotrien sebagai respon terhadap benda asing (alergen),
seperti serbuk sari, debu halus,  bulu binatang,  yang memicu  terjadinya: kontraksi otot polos, pembentukan lendir, perpindahan sel darah putih tertentu ke bronki,
penyebabnya yaitu :  perubahan  suhu udara,  asap rokok, serbuk sari, debu, bulu binatang, asap, udara dingin  insektisida, debu,  polusi udara ,  infeksi saluran pernafasan,
faktor faktor  itu   yang mengakibatkan peradangan (inflammation) pada saluran pernafasan dimana hal ini akan memperkecil diameter dari saluran udara (bronkokonstriksi) dan penyempitan ini menyebabkan penderita sulit bernafas
gejalanya yaitu :
pada auskultasi terdengar wheezing dan ekspirasi memanjang.
sesak napas pada asma , suara mengi akibat kesulitan ekspirasi,
sesak  pernapasan dan sianosis dikenal dengan status asmatikus yang dapat
berakibat fatal,
 dispnoe di pagi hari dan sepanjang malam, setelah  latihan fisik  cuaca dingin,  berkaitan  dengan paparan  pollen dan bulu binatang , infeksi saluran nafas atas,  batuk yang panjang di pagi hari dan larut malam  berkaitan  dengan
faktor iritatif, batuknya  kering, ada mukus bening yang
diekskresikan dari saluran nafas, diagnosa   asma berdasar anamnesis dan
auskultasi. wheezing di akhir ekspirasi jadi  tanda penyakit
paru obstruktif seperti asma. pada asma ringan, auskultasi  selalu normal,
pemicu  serangan dihindari,
pasien   asmatikus memerlukan oksigen, terapi parenteral dan
perawatan intensif yaitu :  diinfus glukosa 5%
Aminofilin 5 – 6 mg/kg beratbadan  disuntikkan i.v  bila pasien  belum
mendapat  teofilin oral. Prednison 10 – 20 mg 2 x sehari untuk beberapa hari, kemudian diturunkan dosisnya  atau diberikan  adrenalin.
gejala ringan diatasi dengan  suntikan adrenalin 1 : 1000 0,2 – 0,3
ml subkutan  diulangi beberapa kali dengan interval 10 – 15
menit. Dosis anak 0,01 mg/kg berat badan  yang  diulang dengan
memperhatikan fungsi respirasi, tekanan darah, nadi ,
Bronkodilator seperti  teofilin 100 – 150 mg 3 x sehari untuk dosis
dewasa dan 10 – 15 mg / kg beratbadan  sehari untuk anak.
Salbutamol 2 – 4 mg 3 x sehari dosis untuk  dewasa
 Efedrin 10 – 15 mg 3 x sehari tambahan untuk  theofilin,
jika obat lain gagal gunakan prednison  dan
diberikan beberapa hari saja untuk mencegah  asmatikus. namun
pemberiannya tidak boleh terlambat,





10.BATU SALURAN KEMIH

batu di dalam saluran kemih (kalkulus uriner) yaitu  batu
yang terbentuk di sepanjang saluran kemih memicu  nyeri, perdarahan,
penyumbatan aliran kemih ,penyebab munculnya  batu dalam saluran kemih  yaitu   kurang minum, gangguan metabolisme,
gejala nya  yaitu  sering buang  air kecil terutama saat  batu melewati ureter
mual dan muntah, perut menggelembung, demam,
menggigil dan darah di dalam urin,
batu ini  terbentuk   di dalam kandung  kemih (batu kandung kemih). atau  di dalam ginjal (batu ginjal) proses pembentukan batu ini dinamakan  urolitiasis  (litiasis renalis, nefrolitiasis)
batu yang menyumbat tubulus renalis ,ureter, pelvis renalis memicu
nyeri punggung atau kolik renalis (nyeri kolik yang hebat di
area  antara tulang rusuk dan tulang pinggang, yang menjalar ke perut juga
daerah kemaluan dan paha sebelah dalam),
batu  yang kecil    tidak menimbulkan gejala,
batu di saluran kemih sebelah atas memicu  kolik, sedangkan yang di bawah menghambat buang air kecil,
batu dapat  memicu  infeksi saluran kemih. bila  batu menyumbat aliran
kemih, bakteri akan terperangkap di dalam urin yang terkumpul diatas
penyumbatan, sehingga terjadilah infeksi,
 urin pada pemeriksaan mikroskopis menunjukan  ada  eritrosit dan kadang ada leukosit,
bila  penyumbatan  berlangsung lama, urin akan mengalir balik ke
saluran di dalam ginjal, memicu  penekanan yang akan
menggelembungkan ginjal (hidronefrosis) dan  terjadi
kerusakan ginjal,
diagnosa   pemeriksaan  urin mikroskopik dapat  menunjukkan adanya darah, nanah atau kristal  batu yang kecil,
batu yang memicu  nyeri  didiagnosa   berdasarkan gejala kolik
renalis, disertai dengan adanya nyeri tekan di punggung dan selangkangan
atau nyeri di daerah kemaluan tanpa penyebab yang jelas,
batu yang tidak memicu  gejala, mungkin bisa  didapat  secara tidak
sengaja pada pemeriksaan analisa urin ,
 tidak perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan  kecuali
bila  nyeri menetap lebih dari beberapa jam atau diagnosisnya belum pasti,
 pemeriksaan tambahan dengan
pengumpulan urin 24 jam dan pengambilan contoh darah untuk menilai
kadar asam urat,kalsium, sistin yang memicu  terbentuknya  batu,
batu di dalam pelvis renalis atau bagian ureter paling atas yang berukuran  dibawah 1 sentimeter  diatasi dengan oleh gelombang ultrasonik
(Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy, ESWL). Pecahan batu
 dibuang dalam urin,
batu kecil yang tidak memicu   penyumbatan
tidak perlu diobati,
kolik diobati  dengan injeksi spasmolitik  seperti atropin 0.5 - 1 mg i.m untuk dewasa,
jika ada    infeksi maka  diberikan antibiotik  seperti  kotrimoksazol 2 x 2 tablet
atau amoksisilin 500 mg peroral 3 x sehari untuk dewasa,
bawa pasien ke rumah sakit jika ada  indikasi ,antaralain:
infeksi kambuhan,
selama pengamatan batu tidak dapat turun, batu > 5 mm
 obstruksi sedang  dan berat
 batu di saluran kemih proksimal,




11.BRONKITIS AKUT


bronkitis yaitu   peradangan pada bronkus   saluran udara ke paru-paru
bronkitis akut  merupakan bronko pneumonia yang lebih ringan,
bronkitis akut  disebabkan oleh virus, mikoplasma  bakteri ,
gejala  bronkitis infeksiosa yaitu hidung berlendir, lelah, menggigil, sakit punggung, sakit otot, demam ringan dan nyeri tenggorokan,
 Batuk sebagai tanda dimulainya bronkitis.  awalnya batuk
tidak berdahak, namun  1 – 2 hari kemudian akan mengeluarkan dahak berwarna putih kemudian dahak akan bertambah banyak,
gejalanya yaitu
pipi tampak kemerahan, sakit kepala,  Batuk berdahak (kemerahan), sesak nafas saat  olah raga ,  infeksi pernafasan,  flu , bengek, lelah, pembengkakan pergelangan kaki, tungkai kiri dan kanan, wajah, telapak tangan atau selaput lendir yang berwarna kemerahan,
pada bronkitis berat, sesudah   gejala lainnya hilang , kadang
terjadi  sesak nafas terjadi bila  saluran udara tersumbatdemam tinggi selama 3 – 5 hari dan batuk  beberapa  minggu, bunyi nafas mengi,  setelah batuk,
 terjadi pneumonia,
diagnosia  berdasarkan gejala  adanya  lendir.
 pemeriksaan  yang  menggunakan stetoskop akan terdengar bunyi
ronki ,.
 diberikan  asetosal atau parasetamol untuk dewasa
diberikan  parasetamol untuk anak anak,
diberikan Antibiotik jika  penyebabnya adalah infeksi bakteri  dahaknya berwarna kuning , demamnya tinggi , memiliki penyakit paru-paru,
untuk dewasa   diberikan Kotrimoksazol seperti Tetrasiklin 250 – 500 mg
4 x sehari. Eritromisin 250 – 500 mg 4 x sehari diberikan selama 7 – 10 hari.
anak-anak diberikan amoxicillin   atau  diberikan   eritromisin 40 – 50 mg/kg beratbadan /hari. walaupun penyebabnya adalah mycoplasma pneumoniae,




12.CACINGAN

Manusia merupakan hospes defenitif beberapa nematoda usus (cacing perut),
yang memicu penyakit,
pada jenis jenis  cacing perut ada   spesies yang ditularkan melalui tanah,  Diantara cacing cacing   itu  yang berbahaya   adalah cacing cambuk (Trichuris Trichuria) cacing gelang  (Ascaris vermicularis), cacing tambang (Ankylostoma Duodenale, Necator americanus),
telur cacing bertahan pada tanah yang lembab, berkembangbiak  menjadi telur yang infektif dan siap untuk masuk ke tubuh manusia yang merupakan hospes
defenitifnya.,



13. ANKILOSTOMIASIS (INFEKSI CACING TAMBANG)

infeksi cacing tambang  disebabkan  adanya  cacing cacing  ancylostoma
duodenale dan cacing cacing   necator americanus. cacing tambang  berusaha  mengisap darah korban  korban nya  sehingga korbannya  mengalami  anemia sampai menyebabkan gagal jantung, gangguan pertumbuhan , mengalami   retardasi mental,masa inkubasi nya  antara beberapa minggu  tergantung
 beratnya infeksi , ketika   larva menembus kulit, korban akan  mengalami dermatitis, saat  larva lewat di paru  korban tiba tiba mendadak  batuk-batu,
Diagnosa  dengan cara   menemukan telur telur  dalam tinja ( Harada-Mori)
diberikan  Albendazol 400 mg dosis tunggal (sekali saja),  tidak boleh digunakan  selama hamil ,
diberikan Sulfas ferosus 3 x 1 tablet untuk orang dewasa atau 10 mg/kg  beratbadan /kali (untuk  anak) untuk mengatasi anemia,
diberikan   Pirantel pamoat 10 mg/kg  beratbadan  per hari selama 3 hari,
diberikan Mebendazol 500 mg dosis tunggal (sekali saja) atau 100 mg 2 x sehari selama  3 hari berturut-turut,



14.ASKARIASIS (INFEKSI CACING GELANG)

Askariasis atau infeksi cacing gelang yaitu  penyakit  yang disebabkan adanya
parasit  Ascaris lumbricoides,
gejala  infeksi cacing gelang di usus besar  tidak jelas. pada infeksi masif
 terjadi gangguan saluran cerna seperti  obstruksi total  saluran cerna,
cacing gelang dapat pindah  ke organ tubuh seperti
saluran empedu dan menyumbat lumen sehingga berbahaya,
telur telur cacing menetas di usus menjadi larva  kemudian menembus dinding dinding   usus, masuk ke aliran darah kemudian  berjalan jalan  ke paru paru dan mengakibatkan korban pneumonitis askaris , batuk batuk, bersin, demam, eosinofilia,
diagnosa   askariasis dengan  cara menemukan ascaris dewasa atau telur telur
ascaris pada pemeriksaan tinja,
 larva menjadi cacing cacing  dewasa di dalam  usus dalam waktu 2 bulan, cacing dewasa di dalam  usus memicu  gangguan saluran cerna , tidak napsu makan, mual, muntah,  jika   cacing  berhasil  masuk masuk ke saluran  maka dapat menyebabkan  infeksi berat, jika    anak infeksi berat maka   terjadi malabsorbsi sehingga  memperberat  malnutrisi. namun  infeksi ini baru diketahui sesudah   cacing cacing  keluar spontan bersama sama  tinja ,
jika   cacing cacing banyak  berkumpul   dalam usus dapat terjadi obstruksi
usus (ileus), maka  pasien  perlu dibawa  ke rumah sakit,
diberikan Pirantel pamoat 10 mg/kg beratbadan  dosis tunggal,
diberikan  Mebendazol 500 mg dosis tunggal (sekali saja) atau 100 mg 2 x sehari selama 3 hari berturut-turut,
diberikan  Albendazol 400 mg dosis tunggal (sekali saja),  tidak boleh dikonsumsi   selama hamil,
 tidak menggunakan tinja tinja  sebagai pupuk tanaman,
cuci tangan sebelum makan  menggunakan sabun,
 sayuran segar (mentah) yang akan dimakan harus dicuci
bersih karena telur telur   cacing ascaris mampu bersembunyi  dan
hidup dalam sayuran  selama bertahun-tahun,




15.FILARIASIS

filariasis  atau penyakit kaki gajah   yaitu  penyakit menular kronik yang disebabkan sumbatan cacing filaria di kelenjar  dan   saluran getah bening, memicu  gejala   demam berulang, radang kelenjar  atau  radang saluran getah bening, edema  dan gejala kronik  elefantiasis,
filariasis  disebabkan  oleh  3 spesies cacing filaria, yaitu wuchereria bancrofti, brugiamalayi dan brugia timori yang masing-masing sebagai penyebab filariasis bancrofti, filariasis malayi dan filariasis timori.
 nyamuk  bernama anopheles, culex, mansonia, aedes dan armigeres berperan  sebagai penular (vektor) penyakit filariasis, pasien yang  tertular filariasis bila digigit nyamuk yang mengandung larva   cacing filaria,
filariasis tanpa menyebabkan  gejala,
pada pemeriksaan fisik korban  selalu cuma   hanya ditemukan
pembesaran kelenjar limfe terutama di daerah inguinal. namun pada pemeriksaan  darah ditemukan mikrofilaria dalam jumlah besar dan eosinofilia,
gejala   filariasis dengan peradangan ,antaralain:
lemah, demam, menggigil, sakit kepala, muntah
beberapa  minggu. gejala menyerang alat kelamin, saluran
limfe tungkai ,
pada korban  laki-laki ditemukan   funikulitis
 penebalan ,nyeri, epididimitis, orkitis , pembengkakan
skrotum. jika  serangan nyamuk   berat
berat  nyamuk   menyebabkan otot ileopsoas,abses ginjal, pembengkakan epididimis, jaringan  retroperitoneal, kelenjar inguinal
gejala  filariasis dengan penyumbatan,antaralain:
pada stadium menahun muncul   jaringan granulasi yang proliferatif juga  pelebaran saluran limfe yang luas kemudian  tampam  elefantiasis,
infeksi kelenjar inguinal   mempengaruhi tungkai dan bagian luar alat kelamin
 penyumbatan penyumbatan  duktus torasikus atau saluran limfe perut bagian tengah mempengaruhi skrotum dan penis pada
korban laki-laki dan bagian luar alat kelamin pada korban  wanita .
 elefantiasis  ada pada tungkai juga   alat kelamin , namun  jika   saluran limfe peritoneum  sampai pecah maka tiba tiba mendadak muncul  asites yang mengandung banyak  kilus  kilus,
namun jika sampai   saluran limfe kandung kencing dan ginjal bisa bisanya  pecah maka tiba tiba mendadak muncul   kiluria kiluria (keluarnya cairan  cairan  limfe  dari dalam urin), namun  jika   tunika vaginalis sampai  bisa pecah maka tiba tiba mendadak muncul   hidrokel atau kilokel,
namun   yang sering tampil  pada kebanyakan pasien  ialah hidrokel dan limfangitis alat kelamin,  limfangitis dan elefantiasis sudah   bisa  diperparah  oleh infeksi sekunder streptococcus
satu satunya  diagnosa  filariasis  dengan  cara menemukan mikrofilaria  mikrofilaria dalam darah tepi yang diambil tiba tiba  ditengah malam hari (pukul 22.00– 02.00 dinihari) dan dipulas dengan pewarna  giemsa.
pada keadaan kronik  pemeriksaan ini selalu   sering negatif,
Pengobatan rekomendasi WHO  dengan  albendazol
400mg ( boleh sedikit ditambah  parasetamol) dosis tunggal, sekali setahun selama 5 tahun,
diberikan  sedikit   antibiotik untuk infeksi sekunder dan abses,
diberikan  perawatan perawatan  elefantiasis  khusus  mencuci kaki dan merawat luka  luka,
boleh  langsung diberikan diethyl carbamazine citrate (DEC)
6 mg/kg beratbadan   3 x sehari selama 12 hari,
Pengobatan rekomendasi WHO  dengan  DEC 6 mg/kg beratbadan  ,
Implementation unit (IU) adalah wilayah kota  dengan jumlah
penduduk 4.000 – 8.000 orang,
                      Dosis DEC untuk filariasis berdasarkan umur
usia                          DEC (100 mg)                  Albendazol (400 mg)
2 – 6 tahun                1   tablet                                 1   tablet
7 – 12 tahun              2   tablet                                  1   tablet
> 13 tahun                  3    tablet                                1 tablet





16.OKSIURIASIS

infeksi cacing kremi  atau  oksiuriasis atau enterobiasis  yaitu penyakit    yang disebabkan parasit  cacing  enterobius vermicularis  berkembang biak di dalam usus,
gejalanya yaitu :
gatal   gatal hebat di sekitar anus, kulit di sekitar anus  lecet  kasar,
napsu makan berkurang, berat badan menurun
 tiba tiba mendadak terbangun tepat jam 12 tengah malam  karena rasa gatal gatal hebat   akibat   cacing betina bergerak  gerak  ke dalam  anus dan meletakkan telur telurnya disana,
 iritasi vagina  jika  cacing masuk ke dalam vagina,
namun cacing kremi dapat dilihat dengan mata telanjang , setelah pasien  tertidur pada malam hari  cacing  cacing kremi aktif
bergerak gerak  , cacing  berwarna putih seperti  rambut. telur dan  cacingnya bisa diambil semua
dengan cara   menempel  nempelkan selotip kepada   sekitar anus,  Kemudian selotip tersebut  diperiksa dengan mikroskop,
dapat diberikan   mebendazol 100 mg dosis tunggal diulang 2 minggu kemudian
dapat diberikan  albendazol 400 mg dosis tunggal diulang 2 minggu kemudian
dapat diberikan pirantel pamoat 10 mg/kg beratbadan  dosis tunggal diulang 2 minggu kemudian,




17 . SISTOSOMIASIS

Sistomiasis yaitu  penyakit akibat   cacing trematoda Scistosoma japonicum ,penyakit ini  menahun yang hidup di dalam
pembuluh darah vena, sistem peredaran darah hati, yaitu pada sistem vena porta, mesenterika superior , cacing ini memerlukan hospes
perantara sejenis keong Oncomelania hupensis lindoensis yang bersifat amfibi,
Sistomiasis sudah dapat  ditular tularkan melalui bentuk infektif larvanya yang
bernama   sekaria yang sewaktu-waktu  muncul  keluar dari keong keong  tersebut ,  Larva Larva cacing  ini
akan masuk masuk  ke dalam tubuh manusia melalui pori-pori kulit manusia manusia  yang  berenang renang di
kolam renang  rawa genangan air   yang mengandung banyak   sekaria.
masa tunas 4 – 6 minggu,
gejala nya  sindrom disentri , demam, urtikaria, mual, muntah,
dan sakit perut.
dermatitis sistosoma  tiba tiba  dapat muncul  gara gara  serkaria  sudah menembus ke dalam kulit manusia,
namun pada tingkat lanjut telur telur   yang terjebak dalam organ-organ tubuh manusia   menyebabkan  mikroabses yang meninggalkan fibrosis sehingga
terjadi sirosis hepatitis, hepatosplenomegali, dan hipertensi portal  pada tubuh pasie  yang   fatal,
diagnosa   dilakukan  bila  berhasil  ditemukan telur dalam tinja  atau biopsi rektum  atau hati. memastikan  pemeriksaan dengan test test   serologi ,
 untuk sistosomiasis diatasi  dengan pemberian  prazikuantel, dosis tunggal,





18.TAENIASIS / SISTISERKOSIS

Taeniasis yaitu  penyakit zoonosis parasitik yang disebabkan cacing dewasa Taenia  seperti cacing Taenia asiatica, cacing  Taenia saginata, cacing Taenia solium ,
 infeksi larva   cacing taenia solium ,
dinamakan  sistiserkosis dengan gejala munculnya benjolan benjolan  (nodul) di bawah kulit (subcutaneous cysticercosis)
 jika pasien memiliki   infeksi larva taenia solium di susunan saraf pusatnya  maka dinamakan neurosistiserkosis dengan gejala gejala  epilepsi
penularan taeniasis adalah  berasal  dari  babi  babi, sapi  sapi yang sudah pernah   memiliki  larva cacing pita (cysticercus).
 penularan sistiserkosis  dari  penderita taeniasis solium sendiri yang tinjanya ternyata banyak   mengandung telur telur  atau  proglotid cacing pita yang tersebar luas  di tanah kebun sungai kolam rawa genangan air danau  mencemari lingkungan. korban yang sehat  dapat  sakit  dan terinfeksi cacing
pita (taeniasis) jika banyak  makan daging  merah mentah murah  yang sudah banyak  mengandung larva ,
dengan sempurna,
 larva   taeniasis  saginata yang ada  pada daging sapi  dinamakan cysticercus
bovis)
 larva  taeniasis  solium yang ada  pada daging  babi dinamakan   cysticercus cellulose  Sistiserkosis bisa mendadak   terjadi jika  saja
telur T.solium dimakan  oleh pasien  namun   Telur T. saginata dan T.asiatica tidak mengakibatkan   sistiserkosis pada pasien masa inkubasi 8 – 14 minggu,
kebanyakan  taeniasis tidak menampakan  gejala (asimtomatik) pada korban korbannya,  gejala baru akan muncul  sebagai akibat iritasi mukosa usus atau toksin yang  diproduksi cacing  cacing. gejala nya pusing, diare  ,pruritus ani, tidak nyaman di lambung , mual, badan lemah, berat badan menurun, napsu makan menurun, sakit kepala, konstipasi,
namun  pada sistiserkosis, maka  larva cacing pita  sudah bersarang di  otak korban  sehingga  korban  mendapat   epilepsi namun  larva juga bisa  bersarang di mata, otot, jantung ,  diagnosa   taeniasis dilakukan dengan anamnesis dan pemeriksaan tinja  mikroskopis,   didiagnosa jika pasien tiba tiba  mengeluarkan proglotid (segmen) cacing pita ,
didiagnosa jika pasien tiba tiba  pada pemeriksaan tinja ternyata  ditemukan satu telur cacing taenia ,  pasien  pasien taeniasis diatasi   dengan prazikuantel berdosis 5 – 10 mg/kg beratbadan  dosis tunggal
cara cara khusus   pemberian prazikuantel yaitu :
satu hari sebelum pemberian prazikuantel, pasien  diberikan  makan
makanan yang lunak tanpa minyak dan serat,malam harinya sesudah  makan malam pasien  menjalani puasa, keesokan paginya  dalam keadaan perut kosong pasien segera  diberi prazikuantel, namun tiba tiba
dua sampai dua setengah jam kemudian  pasien pasien diberikan garam inggris (MgSO4),
30 gram untuk dewasa dan 15 gram atau 7,5 gram untuk anak anak,  yang dilarutkan dalam minuman jus durian,
namun pasien  tidak boleh makan  makan sampai buang air besar yang pertama. setelah buang air besar pasien  diberi makanan  bubur durian ,
tinja dari buang air besar pertama dikelompok kelompokan  dalam botol botol
yang  sudah berisi formalin 5 – 10% untuk pemeriksaan telur taenia sp. tinja dari  buang air besar pertama dan berikutnya selama 24 jam ditampung dalam
baskom lalu disiram dengan air panas , kemudian diayak dan
disaring untuk mendapatkan proglotid dan skoleks taenia sp. bila  ada
cacing dewasa, cacing menjadi relaks dengan pemberian air panas.
skoleks  dan  proglotid disimpan dalam botol yang berisi
alkohol 70% untuk pemeriksaan morfologi untuk
identifikasi spesies cacing pita ,



19. TRIKURIASIS

Trikuriasis atau Infeksi cacing cambuk  disebabkan oleh
cacing Trichuris trichiura
Infeksi ringan  tidak mengakibatkan  gejala ,  Infeksi berat gejalanya  prolapsus rekti, diare  dengan sindrom disentri,  anemia, berat badan turun ,
diagnosa   dengan cara   menemukan telur cacing di dalam tinja,
pasien diberikan mebendazol 100 mg 2 x sehari selama 3  hari berturut-turut atau dosis tunggal 500 mg,
pasien diberikan   albendazol 400 mg 3 hari berturut-turut. tidak diberikan   selama  kehamilan,





20.DEMAM BERDARAH DENGUE

Demam Berdarah Dengue (DBD) yaitu  penyakit ,
gejalanya  :  Trombositopeni (jumlah trombosit 100.000/•l),
 Hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit • 20%),
 dengan atau tanpa pembesaran hati (hepatomegali),demam tinggi  terus-menerus  selama 2 – 7 hari,  perdarahan perdarahan hematemesis, melena,    hematuri,petekie, purpura, perdarahan konjungtiva, epistaksis, ekimosis, perdarahan mukosa, epistaksis, perdarahan gusi, yang diketahui  pada  pemeriksaan  uji Tourniquet (Rumple Leede) positif  ,
Virus dengue  diketahui   4 serotipe (Dengue-1, Dengue-2,
Dengue-3 dan Dengue-4), termasuk dalam group B Arthropod Borne Virus
(Arbovirus). Dengue-3   berkaitan dengan  DBD berat ,
cara penularan  penularan DBD yaitu  melalui gigitan nyamuk aedes aegypti atau  aedes albopictus yang  hidup di kebun-kebun hutan  rumah kosong,
nyamuk penular dbd  tidak  mampu hidup
di tempat-tempat dengan ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut,
Masa inkubasi 4 – 7 hari,
didahului  demam tinggi terus menerus  2 – 7 hari. Panas dapat turun pada hari ke-3 yang kemudian naik, pada hari ke-6 atau ke-7 panas  turun,
Perdarahan ini terjadi di semua organ. Bentuk perdarahan  berupa
uji Tourniquet (Rumple Leede) positif atau dalam bentuk satu atau lebih
manifestasi perdarahan seperti Hematemesis, Melena ,Hematuri,Petekie, Purpura, Ekimosis, Perdarahan  konjungtiva, Epistaksis, Pendarahan gusi,
pembesaran hati (hepatomegali)
nyeri tekan ada  tanpa disertai ikterus,
pembesaran hati  ditemukan pada permulaan  penyakit,
 pembesaran hati tidak sejajar dengan beratnya penyakit,
Petekie  sulit dibedakan dengan bekas gigitan nyamuk. Untuk
membedakannya regangkan kulit, namun  bila  hilang maka bukan petekie. test  Tourniquet positif sebagai tanda perdarahan ringan, dapat dinilai sebagai presumptif test  (dugaan ) oleh karena  test  Tourniquet positif pada hari-hari pertama demam  terdapat pada  pasien  DBD. Namun   test Tourniquet positif
dapat juga ditemukan  pada penyakit  akibat virus lain  seperti  infeksi bakteri (Typhus abdominalis) ,campak, demam chikungunya, dan lain-lain.
test  Tourniquet dinyatakan  positif, bila  ada  10 atau lebih petekie pada seluas 1 inci persegi (2,5 x 2,5 cm) di lengan bawah bagian depan (volar) dekat lipat siku (fossa cubiti),
Tanda-tanda renjatan syok  ,antaralain
gelisah, Sianosis di sekitar mulut
 Nadi cepat, lemah, kecil sampai tidak  teraba, Kulit  dingin dan lembab terutama pada ujung hidung, jari tangan
dan kaki,
tekanan nadi menurun, sistolik menurun sampai 80 mmHg atau kurang,
 renjatan disebabkan   Karena perdarahan, atau karena kebocoran plasma ke daerah,  ekstra vaskuler melalui kapiler yang terganggu.
Pemeriksaan  Hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit),
Peningkatnya nilai hematokrit (Ht) menandakan  hemokonsentrasi
ada  pada DBD, sebagai  tanda  yang peka terjadinya perembesan
plasma, sehingga dilakukan pemeriksaan hematokrit ,   penurunan trombosit mendahului peningkatan hematokrit,
Hemokonsentrasi dengan peningkatan hematokrit • 20% (seperti  35%
menjadi 42%: 35/100 x 42 = 7, 35+7=42), menunjukan  peningkatan
permeabilitas kapiler dan perembesan plasma,
bahwa nilai hematokrit dipengaruhi oleh penggantian cairan atau perdarahan.
Penurunan nilai hematokrit  20% setelah pemberian cairan ,
nilai Ht dianggap  sesuai nilai setelah pemberian cairan,
Pemeriksaan  Trombositopeni:
Pemeriksaan dilakukan ketika  pasien  menderita DBD, jika
normal maka diulang tiap`hari sampai suhu turun,
Jumlah trombosit 100.000/•l  ditemukan diantara hari ke 3 – 7  saat pasien sakit, Pemeriksaan trombosit  diulang sampai terbukti bahwa jumlah
trombosit dalam batas normal atau menurun,
Gejala  DBD ialah nyeri otot,kejang,anoreksia, lemah, mual, muntah, sakit perut, diare atau konstipasi, penurunan kesadaran sehingga  di diagnosa   sebagai ensefalitis,hiperpireksia , kejang , sakit perut , perdarahan gastrointestinal dan renjatan,
Diagnosa   Dinyatakan memiliki   Demam Berdarah Dengue jika  demam tinggi
 2-7 hari, disertai  perdarahan (sekurang-kurangnya test  Tourniquet
positif) dan/atau trombositopenia (jumlah trombosit 100.000/•l)
 Demam Berdarah Dengue derajat 1 dan 2, hasil pemeriksaan serologis
menunjukkan hasil positif pada pemeriksaan HI test atau terjadi peninggian
(positif) IgG saja atau IgM dan IgG pada pemeriksaan dengue rapid test,
cara pengobatan demam berdarah dengue  pada dewasa,yaitu
Pasien yang  menderita DBD dengan hasil Hb, Ht dan trombosit
dalam batas nomal dapat dipulangkan dengan saran  pemeriksaan besoknya , jika hasil pemeriksaan   meragukan indikasi rawatnya, maka  pasien
diobservasi  diberikan infus ringer  laktat sebanyak 500cc dalam 4 jam. sesudah  itu dilakukan pemeriksaan ulang,  Hb, Ht dan trombosit,
Pasien dibawa  ke rumah sakit jika   hasil nya yaitu
Hb, Ht dalam kondisi   normal dengan jumlah trombosit < 100.000/•l atau
Hb, Ht  meningkat dengan jumlah trombosit < 150.000/•l,
cara pengobatan demam berdarah dengue   dengan syok
(DSS) yaitu
pasien  Segera diberi infus ringer laktat, atau NaCl 0,9%, 10 – 20 ml/kg beratbadan    ( 30 menit) dan oksigen 2 – 4
liter/menit. Untuk DSS berat (DBD derajat IV, nadi tidak teraba dan tensi
tidak terukur)  maka pasien diberikan ringer laktat 20 ml/kg beratbadan bersama koloid,jika
syok reda   jumlah cairan dikurangi menjadi 10 ml/kg beratbadan /jam.
 untuk pemantauan maka pasien dibawa  ke rumah sakit ,
cara pengobatan demam berdarah dengue  pada anak
Pertama-tama ditentukan terlebih dahulu:
apa ada  tanda  syok  muntah darah,   tinja darah, gelisah, nafas cepat, bibir
biru, tangan dan kaki dingin, kulit lembab), muntah terus-menerus, kejang,
kesadaran menurun, maka pasien dibawa kerumah sakit ,
jika  tidak ada   tanda syok , periksa test  Tourniquet dan
hitung trombosit.
jika test   Tourniquet positif dan jumlah trombosit 100.000/•l,maka pasien dibawa kerumah sakit ,
  jiak test  Tourniquet negatif dengan trombosit > 100.000/•l atau
normal, pasien boleh pulang , Berikan obat
antipiretik  parasetamol jangan  salisilat. bila
selama di rumah demam  pasien tidak turun pada hari sakit ketiga, evaluasi
 adakah tanda-tanda syok, yaitu anak menjadi gelisah,
ujung kaki   tangan dingin, sakit perut, tinja hitam, kencing berkurang;
 perlu periksa Hb, Ht dan trombosit. jika ada   tanda syok
atau terdapat peningkatan Ht dan / atau penurunan trombosit, maka pasien dibawa kerumah sakit ,




21.DEMAM REMATIK

demam rematik yaitu  sindrom  akibat infeksi akut tenggorokan  akibat
 penyakit sistemik yang dapat bersifat akut, subakut, kronik atau fulminan
dan  terjadi sesudah  infeksi streptococcus beta hemolyticus grup A yang terjadi 1 – 5 minggu sebelumnya pada saluran pernafasan bagian atas,
 penyakit ini sebagai   respon dari sistem kekebalan tubuh  manusia  yang memicu penyakit  kelainan berpulih (reversibel)  di sendi, kulit  kelainan
menetap di jantung (penyakit jantung reumatik)  dan organ lainnya,
demam rematik  disebabkan oleh
interaksi antigen-antibodi 10 – 14 hari sesudah adanya  infeksi streptococcus pyogenes,
gejalanya
1. Kriteria Mayor:
Eritema marginatum (tanda mayor demam rematik ini hanya ada  pada penyakit parah ,Nodulus subkutan ( tidak  ditemukan bila  tidak ada  karditis), Karditis,
Poliartritis migrans (berpindah-pindah), Chorea dengan gejalanya ada  gerakan tidak di sadari yang berlangsung sangat  cepat dan cenderung   bersifat bilateral, 2. Kriteria Minor
Interval P-R yang memanjang pada EKG, demam rematik,Artralgia   nyeri sendi, LED naik, Peningkatan CRP serum atau lekositosis,
 ekokardiografi berguna dalam diagnosa  perikarditis dan penyakit katup (tidak  perlu  untuk diagnosa  primer).
diagnosa  jika ada bukti terdapat  infeksi streptococcus sebelumnya(peningkatan titer AST, kultur streptococcus tenggorokan positif, baru saja  menderita skarlatina) jika  ada  2 kriteria mayor atau 1 kriteria mayor dan  2 kriteria minor.
eradikasi kuman  dilakukan segera sesudah  diagnosa   demam
rematik dilakukan ,
diberikan  eritromisin 2 gram/hari selama 10 hari bila pasien  tidak tahan
terhadap penisilin,
diberikan  penisilin prokain 600.000 – 1,2 juta IU i.m atau penisilin V 500 mg
3 x sehari selama 10 hari,  Pada anak dosis penisilin prokain yaitu  50.000 IU/kg beratbadan /hari, dan
eritromisin 125 – 250 mg 4 x sehari,
pasien yang  pernah menderita demam rematik, dengan atau tanpa adanya
penyakit jantung rematik, diberikan antibiotik profilaksi
(secondary prophylaxis) untuk mencegah infeksi ulang saluran pernafasan
akibat   steptococcus group A,
 Pasien tanpa karditis dalam serangan pertama maka  diberikan profilaksi
minimum 5 tahun sesudah  serangan hingga minimum usia 18 tahun, Pasien dengan karditis pada serangan pertama,  diberikan profilaksi
hingga usia 25 tahun,
 Pasien yang menderita penyakit katup jantung rematik kronik, diberikan
profilaksi   seumur hidup ,
 Profilaksis tetap diteruskan bila  pasien hamil. sebab  sulfonamides
mempengaruhi   janin ,
bila  alergi  penisilin  maka pasien  diberikan:
Eritromisin  Kapsul atau tablet 250 mg (stearat atau etil suksinat),
Eritromisin  Suspensi oral 125 mg (stearat atau etil suksinat)
pasien demam rematik dibawa  ke rumah sakit,
Fenoksimetilpenisilin,
Tablet 250 mg  bentuk garam ,
Suspensi oral 250 mg  bentuk garam, dalam setiap 5 ml,
dosis   Anak < 2 tahun : 125 mg per oral setiap 12 jam,
dosis  Dewasa : 250 mg per oral setiap 12 jam,
Antibiotik profilaksis
Benzatin benzilpenisilin,
 Injeksi 1,44 g (=2,4 juta IU) (dalam 5 ml vial),
anak dan dewasa > 30 kg : 1,2 juta IU i.m setiap 3 – 4minggu
anak kurang dari 30 kg : 600.000 IU i.m setiap 3 – 4 minggu

 Pemberian obat antiradang pada demam rematik yaitu:

Manifestasi Pengobatan :                                    Dosis Obat


artritis, dan                                       Salisilat 100 mg/kg/hari  selama 2 minggu,
karditis tanpa                                  diturunkan menjadi 75 mg/kg/hari
kardiomegali                                    selama 4 – 6 minggu.

karditis dengan                           Prednison 2 mg/kg/hari selama 2 minggu,
kardiomegali atau                      kemudian diturunkan 1 mg/kg/hari sampai habis
gagal jantung                                selama
                                                        2 minggu, ditambah  salisilat 75 mg/kg/hari
                                                          mulai minggu ke 3 selama 6 minggu,





22.DERMATITIS ATOPIK

Dermatitis Atopik yaitu   peradangan kulit kronik dan residif
pada bayi dan anak,
Atopi yaitu   penyakit pada pasien  yang mempunyai  kepekaan misalnya : asma bronkiale, rinitis alergi, dermatitis atopik dan konjungtivitis alergi,
Penyebab tidak diketahui,
gejalanya
 tungkai bayi terbentuk ruam berkeropeng yang berwarna merah  berair pada wajah, kulit kepala, daerah yang tertutup popok, tangan, lengan, kaki,
 dermatitis  menghilang pada usia 3 – 4 tahun, namun  kambuh,
 ruam  gatal  muncul dan kambuh kembali
hanya pada  lengan atas, sikut bagian depan atau di belakang lutut. warna, intensitas dan lokasi  ruam bervariasi,
 pada  dermatitis atopik, herpes simpleks yang sebelumnya cuma  hanya sekedar   menyerang area  yang sempit  namun  tiba tiba   menyebabkan
 eksim dan demam tinggi (eksim herpetikum),
diagnosa   berdasarkan gejala-gejala, hasil pemeriksaan fisik dan
 penyakit alergi pada keluarga penderita.
oleh sebab penyakit bersifat kronik berulang   sehingga pengobatan ditujukan untuk mengurangi  kelainan kulit,
sistemik yaitu diberikan  antihistamin classic  sedatif seperti  klorfeniramin maleat untuk  mengurang ngurangj gatal  gatal,
infeksi sekunder  ditambahkan antibiotik sistemik atau topikal,
topikal yaitu  diberikan
diberikan  krim kortikosteroid potensi sedang/rendah, 1 – 2 kali sehari sesudah
mandi,
diberikan kortikosteroid potensi rendah : krim hidrokortison 1%, 2,5%
diberikan  kortikosteroid potensi sedang : krim betametason 0,1%
 diberikan emolien / pelembab  sesudah  mandi pada kulit kering
jika  lesi akut/eksudatif: kompres 2 – 3 x sehari, 1 – 2 jam dengan
larutan dengan rivanol 0,1% atau NaCl 0,9%,





23.DERMATOMIKOSIS

dermatomikosis atau  mikosis superfisialis yaitu  penyakit jamur pada permukaan kulit ,
 dari  berbagai jenis dermatomikosis ,  dikenal  kurap kadas. sedangkan
panu masuk dalam kategori dermatomikosis yang nondermatofitosis,
dermatomikosis  disebabkan   jamur ,  faktor genetik ,
mikosis pada sapi, marmut, kucing kambing  anjing menyebar
pada manusia memicu  tinea pada ekstremitas, badan dan wajah,
pada panu, muncul bercak bersisik halus  berwarna putih ,
bisa pada daerah mana saja di badan termasuk leher dan lengan,
ada pada  ketiak, lipat paha, lengan, tungkai atas, leher, muka dan kulit kepala
yang berambut,tinea kutaneus berciri ciri gatal,  tepi berskuama, eritematus dan meninggi,
berbentuk lingkaran (cincin) ,
infeksi jamur kulit dialami   wanita yaitu pada  kulit dan vagina ,
jamur  ditandai dengan adanya penebalan, putih, dadih seperti kotoran, peradangan,gatal sewaktu hubungan seksual,buang air kecil , buang air  besar,
diagnosa   yaitu  dengan  pemeriksaan mikroskopis dari bahan kerokan kulit yang terserang,Dermatofitosis,
obat mikonazol topikal dan ketokonazol sistemik efektif untuk  mengatasi candida dan  dermatofit ,
 obat topikal untuk  mengatasi  tinea,
obat   griseofulvin tablet  untuk  mengatasi    dermatofit,
obat nistatin untuk  mengatasi      candida,
obat  derivat azol    1 bulan ,
diberikan bila lesi luas dengan  obat
griseofulvin micronized 500 – 1000mg sehari selama 2 – 6 minggu
kombinasi asam salisilat 3% dengan asam benzoat 6%.



24.DIABETES MELITUS

Diabetes Melitus (DM) yaitu  penyakit metabolisme akibat  tingginya
kadar plasma glukosa (hiperglikemia) karena   gangguan sekresi
insulin, aksi insulin , Diabetes Melitus  disebabkan  Kekurangan hormon insulin, yang berfungsi memanfaatkan glukosa sebagai sumber  energi dan mensintesa lemak,
Diabetes Melitus menjadi   2 jenis atas dasar waktu dimulainya penyakit, yaitu :
1. Tipe-1, Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM) atau jenis remaja
Pada tipe ini terdapat destruksi dari sel-sel beta pancreas, sehingga tidak
menghasilkan  insulin dan menyebabkan  sel tidak  menyerap glukosa dari darah,
Kadar glukosa darah naik  sehingga kelebihan  glukosa  dikeluarkan lewat
urin. Insulin Dependent Diabetes Melitus  penyebabnya belum  jelas kadang  disebabkan oleh infeksi virus yang
menimbulkan reaksi auto-imun berlebih untuk menanggulangi virus, selain itu
ada faktor keturunan ,
2. Tipe-2, Non Insulin Dependent Diabetes Melitus (NIDDM) atau jenis dewasa
Tipe ini tidak tergantung dari insulin, disebabkan oleh menurunnya fungsi sel-sel beta serta penumpukan amiloid ,Non Insulin Dependent Diabetes Melitus   disekitar sel beta. , Insufisiensi fungsi insulin yang disebabkan oleh gangguan atau defisiensi produksi  insulin oleh sel-sel beta langerhans kelenjar pankreas, atau disebabkan oleh kurang
responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin.
gejalanya yaitu :
mengalami poliuria (banyak berkemih) polidipsia
(banyak minum) dan polifagia (banyak makan)
 lemah,  kesemutan atau rasa
baal  gatal yang kronik,
  berat badan turun,
merasa sangat haus, kehilangan energi, rasa lemas, cepat lelah,
 penurunan  penglihatan,
diagnosa   berdasarkan gejala diabetes dengan 3P (polifagia, poliuria, polidipsia)
 diagnosa   dipastikan dengan penentuan kadar gula darah.
jika  kadar glukosa darah  200 mg/dl
 glukosa darah puasa 126 mg/dl,
 pada tes  pemeriksaan toleransi glukosa oral (TTGO) didapatkan hasil pemeriksaan kadar  gula darah 2 jam 200 mg/dl sesudah pemberian glukosa 75 gram
pengobatan  pada pasien
pada pasien  diabetes tipe-1 yang diberikan insulin seumur hidup, tidak
boleh  minum antidiabetik oral,
pada pasien diabetes tipe-2  diberikan antidiabetik oral ,yaitu:
- metformin mulai dengan 0,5 gr/hari dalam 2 – 3 kali pemberian, maksimal
2 g/hari.
- klorpropamid mulai dengan 0,1 gr/hari dalam sekali pemberian, maksimal
0,5 mg/hari
- glibenklamid mulai dengan 5 mg/hari dalam sekali pemberian, maksimal
10 mg/hari
obat ini  dimulai dengan dosis terkecil. sesudah  2 minggu pengobatan,
dosis dinaik naikkan ,




25.DIARE NON SPESIFIK

diare yaitu  membuang  buang-buang air  besar  kadang  merupakan gejala
dari penyakit-penyakit tertentu dengan frekuensi sering, diare nonspesifik yaitu  diare yang bukan disebabkan oleh kuman khusus maupun  parasit.dengan frekuensi sering  diare akut yaitu  buang air besar lembek/cair konsistensinya encer,  disertai berlendir, bau amis,  bahkan  berupa air saja,dengan frekuensi sering
penyebab diare yaitu   virus, makanan yang  tercemar toksin,
gejalanya yaitu :
demam ,dehidrasi, dehidrasi tidak tampak  sampai kehilangan cairan ,
gejala dan tanda dehidrasi ,antara lain :
 menurunnya turgor kulit rasa haus, mulut dan bibir kering
menurunnya turgor kulit,
 berat badan turun , hipotensi, lemah otot,
sesak napas, gelisah, mata cekung, air mata tidak ada,
 pemberian cairan,  untuk mencegah
maupun mengobati dehidrasi,
tidak menggunakan antidiare,  antibiotik dan  antimikroba,
sebab  obat ini hanya untuk  kolera, disentri,  giardiasis atau
amubiasis,
pada penderita diare tanpa dehidrasi:
berikan cairan (air tajin, larutan gula garam, oralit) sebanyak yang diinginkan
hingga diare hilang,
meneruskan pemberian makanan atau ASI bagi bayi,
 penderita diare dengan dehidrasi ringan – sedang
maka oralit diberikan 75 ml/kg  berat badan  dalam 3 jam, jangan dengan botol.
bila   anak muntah  karena pemberian cairan terlalu cepat   tunggu  lalu ulangi lagi, dengan pemberian lebih lambat,
pada penderita diare dengan dehidrasi berat
diberikan ringer laktat 100 ml yang terbagi dalam beberapa waktu
 setiap 1-2 jam pasien diperiksa ulang, bila  hidrasi tidak membaik
tetesan dipercepat. setelah 6 jam  pada pasien bayi  atau tiga jam pada pasien lebih tua ,pasien kembali di periksa,





26.DIFTERI

difteri yaitu   infeksi akut pada saluran pernapasan bagian atas ,
penyebab difteri yaitu  bakteri corynebacterium diphtheriae.
bakteri ini juga   menyerang saluran pernapasan, terutama laring, amandel ,  tenggorokan,  kulit dan memicu  kerusakan saraf dan jantung.,
masa tunas 2 – 7 hari,
gejalanya  sakit menelan , demam, mual, muntah, menggigil  sakit kepala.
 sesak napas dengan atau tanpa tanda obstruksi napas  ,demam tidak tinggi,
 pada pemeriksaan tenggorokan  ada  selaput putih  mudah
berdarah jika  disentuh,
 pembesaran kelenjar limfe di leher (bullneck),
 inflamasi lokal dengan banyak  eksudat faring, eksudat yang lekat di
mukosa berwarna kelabu atau gelap dan edema jaringan lunak. pada anak,
 penyakit ini memicu obstruksi jalan nafas,
penyakit  yang disebabkan oleh toksin bakteri dimulai 1 – 2
minggu sesudah gejala lokal. toksin mempengaruhi jantung (miokarditis,
aritmia terutama selama minggu kedua penyakit) dan sistem syaraf
(paralisis, neuritis 2 – 7 minggu sesudah onset penyakit). jika  pasien
sembuh dari fase akut penyakit, maka  sembuh tanpa kelainan lainnya,
diagnosa   dengan kultur bakteri yang diambil dari eksudat ke dalam
tabung untuk sampel bakteri. sampel harus dikultur pada media khusus,  sediaan apus diambil 3 hari berturut-turut,
pasien simtomatik dibawa  ke rumah sakit
pasien asimtomatik diberikan profilaktik antibiotik eritromisin.




27.EPILEPSI

Epilepsi yaitu  suatu penyakit dengan kecenderungan
mengalami kejang kambuhan ,  kejang  dimulai dengan
hilangnya kesadaran, terjadinya kejang tonik atau klonik tubuh,
epilepsi disebabkan
kelainan organis  otak ,
epilepsi dibedakan atas epilepsi parsial misalnya serangan fokal
motorik, fokal sensorik  dan  epilepsi umum misalnya epilepsi
grand mal, petit mal, atau mioklonik ,
gejalanya :
grand mal  diawali dengan aura berupa rasa terbenam atau
melayang. mulut berbusa dan dapat terjadi inkontinesia,hilangnya pengendalian kandung kemih, nafas  mendengkur, Penurunan kesadaran sementara, kepala berpaling ke satu sisi, gigi  dikatupkan kuat-kuat , Kemudian terjadi
kejang tonik seluruh tubuh selama 20 – 30 detik diikuti kejang klonik pada
otot anggota, otot punggung, dan otot leher yang berlangsung 2 – 3 menit.
sesudah  kejang hilang penderita terbaring lemas atau tertidur ,x
kemudian kesadaran berangsur  sembuh sendiri,
serangan  epilepsi primer generalisata, pasien  mengalami kejang sebagai reaksi  tubuh terhadap muatan tidak normal,  setelahnya
sakit kepala, linglung , lelah kemudian kesadaran berangsur  sembuh sendiri,
serangan  epileptikus yaitu  kejang yang paling berbahaya , dimana kejang terjadi terus menerus, tidak berhenti. kontraksi otot sangat kuat, tidak mampu bernafas, muatan listrik di dalam otaknya menyebar luas.
bila  tidak segera ditangani, bisa terjadi kerusakan jantung dan otak hingga meninggal.,
serangan petit mal atau lena, diawali dengan hilang kesadaran
selama 10 – 30 detik. selama fase lena (absence) kegiatan motorik terhenti
dan pasien diam tidak  beraksi. kadang tampak gerakan klonik pada mulut atau kelopak mata, kemudian kesadaran berangsur  sembuh sendiri,
 serangan mioklonik merupakan kontraksi singkat suatu otot kemudian kesadaran berangsur  sembuh sendiri ,
serangan parsial sederhana motorik dapat bersifat kejang yang mulai di salah
satu tangan dan menjalar sesisi,  serangan parsial sensorik
berupa serangan rasa baal atau kesemutan unilateral, kemudian kesadaran berangsur  sembuh sendiri,
serangan parsial sederhana (psikomotor) kompleks, pasien  tidak sadar selama 1 – 2 menit, menggerakkan lengan dan
tungkainya dengan  tanpa tujuan, mengeluarkan suara  suara yang tidak  berarti,  selama beberapa menit kemudian kesadaran berangsur  sembuh sendiri,
terapi epilepsi organik bertujuan  mengatasi  penyebabnya ,
 terapi epilepsi idiopatik bertujuan untuk   mengurangi  dan mencegah serangan,
pemicu  serangan, yaitu  kelelahan,   putusnya makan  obat ,
usahakan agar pasien  tidak terjatuh,
melonggarkan pakaiannya,
pasien  tidak boleh ditinggalkan sendirian sampai benar-benar
sadar ,
epileptikus  berbahaya  karena itu obat anti-kejang diberikan dalam dosis
tinggi secara intravena,  gunakan obat tunggal  mulai dengan dosis rendah,
jika  obat tunggal dosis maksimal tidak efektif gunakan 2  jenis obat dengan
dosis terendah,
jika   selama 2 – 3 tahun tidak ada  lagi serangan, obat dapat dihentikan
bertahap,

obat  antiepilepsi,antaralain:

      Jenis Kejang                                  Jenis Obat
      Fokal/Parsial                                Fenobarbital atau fenitoin
      Umum                                             Fenobarbital atau fenitoin
      Tonik-klonik                                   Fenobarbital atau fenitoin
       Mioklonik                                      Diazepam
       Serangan lena                             Diazepam

untuk perawatan lanjutan :
fenobarbital 1 – 5 mg/kg berat badan /hari 1 x sehari
fenitoin 4 – 20 mg/kg beratbadan  2 – 3 x sehari
 Bayi dan anak :
o i.v 0,2 – 0,3 mg/kg beratbadan /dosis ( 1 mg/tahun umur) diberikan dalam 3 – 5  menit, setiap 15 – 30 menit hingga dosis total maksimal 5 mg, diulangi
dalam 2 – 4 jam ,
o rektal : bayi < 6 bulan, tidak disarankan ; < 2 tahun : keamanan dan
efektivitas belum diuji; 2- 5 tahun : 0,5 mg/kg beratbadan ; 6 – 11 tahun : 0,3
mg/kg berat badan
 untuk  usia  12 tahun : 0,2 mg/kg beratbadan,







28.ERISIPELAS

erisipelas adalah infeksi kulit
yang disebabkan oleh   streptococcus beta-haemolyticus.
gejalanya :
pada kulit yang udematus   muncul  vesikel dan bula,
pasien   demam sampai menggigil, disertai malaise,
kelenjar getah bening regional  membesar dengan nyeri tekan,
area   kulit yang terinfeksi terlihat   merah, udematus dan berkilat dengan
batas yang tegas juga  nyeri tekan,
diagnosa berdasarkan   tanda-tanda peradangan kulit,
diberikan  penisilin prokain 1,2 juta IU yang disuntikkan 3 hari
berturut-turut,jika pasien  penderita tidak tahan penisilin maka  diberikan eritromisin selama 5 –6 hari,




29.FARINGITIS AKUT

faringitis yaitu  inflamasi atau infeksi dari membran mukosa faring (
tonsilo palatina),
faringitis akut  bagian dari infeksi akut orofaring yaitu tonsilo
faringitis akut, atau bagian dari influenza (rinofaringitis),
Faringitis  disebabkan oleh :
Bakteri   seperti  Bakteri Neisseria gonorrhoeae,
,Bakteri grup A ß-hemolytic Streptococcus ,  Bakteri Chlamydia,
Bakteri Corynebacterium diphtheriae, Bakteri Hemophilus influenzae,
 Virus  seperti   Epstein –Barr virus,  herpes virus,  rhinovirus, adenovirus, parainfluenza, coxsackievirus,
 Jamur  Candida yang   jarang kecuali pada pengidap  imunokompromis  yaitu
yang mengidap   HIV dan AIDS,
perkembangbiakan  penyakit bergantung pada  daya tahan tubuh ,infeksi sekunder dan virulensi kumannya namun    faringitis sembuh
sendiri setelah  3 – 5 hari,
gejala tanda  pada pasien  jika   faringitis yang disebabkan virus ,antaralain:
onset radang tenggorokannya lambat, progresif,
demam nyeri menelan,faring posterior merah dan bengkak,
,malaise ringan, kongesti nasal,
gejala tanda  pada pasien  jika  faringitis yang disebabkan bakteri ,antaralain:
onset mendadak dari nyeri tenggorokan,malaise,demam , menggigil
 nyeri menelan,faring posterior merah  bengkak,ada  folikel bereksudat ada  purulen di dinding faring, batuk, pembesaran kelenjar getah bening leher bagian anterior,
- Perawatan khusus  mirip  influenza,namun
-pasien  anak tidak ada  obat khusus yang bisa diberikan ,
obat  Untuk demam dan nyeri,yaitu :
khusus  Anak akan diberikan
Parasetamol  yang diberikan 3 kali sehari jika anak  demam,
- di bawah 1 tahun : 60 mg/kali (1/8 tablet)
- 1 - 3 tahun : 60 - 120 mg/kali (1/4 tablet)
- 3 - 6 tahun : 120 - 170 mg/kali (1/3 tablet)
- 6 - 12 tahun : 170 - 300 mg/kali (1/2 tablet)
obat  Untuk demam dan nyeri,yaitu :
untk pasien Dewasa diberikan  Ibuprofen, 200 mg 1 – 2 tablet 4 x sehari ,atau  Parasetamol 250 atau 500 mg, 1 – 2 tablet per oral 4 x sehari ,
diberikan antibiotik bila   ada infeksi ,yaitu
dosis pasien  Anak:
diberikan  Eritromisin 20 – 40 mg/kg berat badan  perhari selama 5 hari,
diberikan  Kotrimoksazol 2 tablet anak 2 x sehari selama 5 hari,
diberikan  Amoksisilin 30 - 50mg/kg beratbadan  perhari selama 5 hari,
diberikan antibiotik bila   ada infeksi ,yaitu
dosis pasien  Dewasa ;
diberikan Eritromisin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari,
 diberikan  Kotrimoksazol 2 tablet dewasa 2 x sehari selama 5 hari,
 diberikan Amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari,




30.FLU BURUNG

Flu burung   atau Avian influenza  yaitu   penyakit menular akut yang disebabkan oleh  virus influenza tipe A sub-tipe H5N1 yang sebelumnya   berhasil  menyerang unggas ,
cara penularan
hewan melakukan hubungan : kontak langsung  bersentuhan dengan unggas yang sakit atau  makan daging  unggas yang  terinfeksi virus flu burung (AI),
lingkungan benda benda  yang tercemar virus virus flu burung (AI),
gejala mirip  flu biasa, yaitu
diare ,nyeri otot, demam ,batuk, pilek, sakit tenggorokan, sesak,
sakit kepala, malaise, muntah,
masa inkubasi  1 – 7 hari  . masa penularan pada manusia adalah 1 hari
sebelum dan 3 – 5 hari sesudah  gejala muncul ,  penularan pada anak
 mencapai 21 hari,
diagnosa  yaitu pada   pengidap  flu burung
jika  demam (suhu • 38oc) ditambah pilek, sakit tenggorokan, batuk
sesak nafas,ditambah   satu atau lebih syarat  di bawah ini dalam 7 hari sebelum   timbulnya gejala ,antaralain ;
 kontak bersentuhan  dengan binatang lain   selain ternak unggas atau unggas lain, yang telah dikonfirmasi terinfeksi H5N1,
 memegang   sampel  hewan atau manusia  yang  mengandung virus H5N1,
ditemukan leukopenia (dibawah  normal: 5000 – 10.000)
ditemukan titer antibodi terhadap H5 dengan pemeriksaan tes HI,
 kontak  dalam jarak 1 meter    dengan pasien suspek , probabel  H5N1
yang sudah konfirmasi,
 mengkonsumsi  daging  unggas merah murah  mentah  yang tidak dimasak  di area  yang dicurigai ada  hewan atau
manusia yang terinfeksi H5N1 dalam satu bulan terakhir,
 memegang, menyembelih, mencabuti bulu, memotong,
 ayam, unggas liar, bangkai unggas  dalam area  dimana infeksi dengan H5N1 pada hewan atau manusia telah dikonfirmasi dalam satu bulan terakhir,
memakai  eritrosit kuda atau uji ELISA untuk influenza A tanpa sub-tipe.
 Foto toraks menunjukkan pneumonia yang cepat memburuk pada serial
foto,
 konfirmasi pengidap   flu burung:
jika   pada pengidap  disertai satu dari hasil positif berikut ini yang
dilakukan  di laboratorium influenza  yang hasil pemeriksaan H5N1nya diakui oleh WHO sebagai konfirmasi:
Hasil PCR influenza A/H5N1 positif,
Isolasi virus influenza A/H5N1 positif,
Peningkatan  4 kali lipat titer antibodi netralisasi untuk H5N1 dari spesimen
konvalesen dibandingkan dengan spesimen akut   yang diambil 7 hari sesudah
onset penyakit  dan titer antibodi netralisasi harus pula  1/80 , Titer antibodi mikronetralisasi H5N1 ,  1/80 pada spesimen serum yang
diambil pada hari ke   14 sesudah  onset penyakit ditambah  hasil postif hasil
test  serologis lain, seperti   titer HI sel darah merah kuda •  1/160 atau
western blot specific H5 positif,
pengidap   flu burung diberikan oseltamivir 75 mg 2 x sehari selama 5 hari.
pengidap   flu burung   anak diberikan oseltamivir   sesuai dengan berat badan (usia > 1 tahun : 2mg/kg berat badan ),
pemberian oseltamivir    harus mengikuti sistem skoring yang telah disepakati
 pemberian oseltamivir harus berdasarkan resep dokter ,
pemberian  oseltamivir tidak direkomendasikan untuk profilaksis



31.FRAMBUSIA

frambusia atau patek atau puru menyerang kulit ,
di tungkai bawah, bentuk destruktif menyerang juga tulang dan periosteum
frambusia  disebabkan oleh treponema pertenue,
 pada stadium awal ada tanda   kelainan pada tungkai bawah berupa gerombolan papula dengan dasar eritem yang kemudian berkembang menjadi borok dengan  dasar bergranulasi adanya serum bercampur darah
yang  mengandung kuman. stadium ini sembuh dalam beberapa bulan
dengan parut atrofi , bersamaan dengan ini muncul   papula bentuk butiran
sampai bentuk kumparan yang tersusun menggerombol, berbentuk
korimbiformis, atau melingkar di daerah lubang-lubang tubuh  seperti area  lipatan  anus, telinga, mulut, hidung  ,muka  ,papula  kemudian  basah, mengeropeng , papula yang  membesar membentuk papiloma  atau  ulceropapilloma pada telapak kaki terdapaf  keratodermin yang   berlangsung 3
sampai  12 bulan,jika  penyakit berlanjut  penyakit ini menyerang  periosteum, tulang, dan persendian , juga   terjadi destruksi tulang yang terlihat dari luar sebagai  gumma atau nodus. destruksi tulang hidung memicu  pembengkakan
akibat eksostosis dinamakan goundou,
obat pilihan lain diberikan  eritromisin 1 – 2 gram/hari atau tetrasiklin 1 – 2
gram/hari selama 2 minggu,
pasien diberikan  penisilin prokain 2,4 juta IU dosis tunggal untuk dewasa.
 obat alternatif nya  frambusia, antaralain :
diberikan  aureomisin
dosis   anak-anak : 0,75 – 1,5 gr selama 4 hari,
dosis  dewasa : 2 gr selama 5 hari,
diberikan  teramisin  dalam setiap   dosis dibagi 3 hari berturut-turut,
 3 gr pada hari i
 2 gr pada hari ii
 2 gr pada hari iii
diberikan  tetrasiklin
dosis   anak-anak : 25 mg/kg berat badan selama 5 hari,
dosis   dewasa : 2 gr /hari selama 5 hari,




32.GAGAL JANTUNG (DEKOMPENSASIO KORDIS)

Gagal jantung yaitu  sindrom  karena menurunnya daya
pompa jantung,   yang disebabkan oleh  kelainan katup jantung, anemia, hipertensi, tirotoksikosis  atau penyakit jantung koroner ,
gejala gagal jantung yaitu
tanda gagal jantung kiri atau kanan yang
 muncul bertahap atau mendadak dengan tanda udem paru
akut,
gagal jantung akut yaitu  suatu gagal jantung kiri dengan tanda udem paru
akut: sianosis,sesak napas berat dan napas cepat, batuk saat berbaring,
gagal jantung kiri gejalanya    sesak napas sesudah
 paroxysmal nocturnal dyspnea atau bekerja,
 tampak pulsasi karotis yang melemah, dan terdengar bunyi jantung
iii dan i.v,
tanda  gagal jantung kanan yaitu  pembesaran hati  atau udem di pergelangan kaki yang  bersifat pitting ,   merasa lemah dan nyeri di perut  kanan atas perut  dapat terjadi asites,
Diagnosa   Sesak nafas, takikardia ,
 diberikan Diuretik furosemid tablet 40 mg 1 – 2 x sehari ,
  untuk  mengatasi  gagal jantung yang tanda bendungannya menonjol. Diuretik
ini  diberikan tanpa digitalis bila tidak  ada takikardia,
jika  diuretik digunakan bersama digitalis perlu diberikan KCI 500 mg 1 – 3
 x sehari secara oral, dengan monitoring kadar Na+  dan K+  plasma.
 Pada gagal jantung parah diperlukan digitalis. Digitalisasi
 dilakukan secara lambat dengan digoksin 0,25 mg/hari,juga
di berikan oksigen,di berikan  furosemid, KCI dan digoksin sebelum  pasien dibawa kerumah sakit ,Penderita harus menghindari  garam,




33.GANGGUAN NEUROTIK

gangguan neurotik suatu gejala fisik   yang dirasakan berlebihan disertai  gejala
kejiwaan tanpa gangguan afek,
gangguan neurotik  disebabkan   kepribadian ,
jenis-jenis gangguan neurotik,antaralain:
gangguan campuran ansietas dan depresi,
gangguan obsesif kompulsif,
gangguan penyesuaian,
gangguan somatoform,
gangguan fobik,
gangguan panik,
gangguan ansietas menyeluruh,
gejalanya  sesuai dengan gejala dari masing-masing jenis neurotik,
diagnosa
tergantung gejala yang menonjol ,
diberikan  anti ansietas : diazepam 2-5 mg 2 – 3 x sehari.
diberikan  anti depresan : amitriptilin 25 mg 2 – 3 x sehari




34.GANGREN PULPA

gangren pulpa  yaitu kematian jaringan pulpa sebagian atau seluruhnya sebagai kelanjutan terjadinya  karies,
penyebabnya yaitu   matinya  jaringan pulpa ,
gejalanya  gigi yang rusak berubah warna menjadi abu-abu kehitaman, tidak ada simtom sakit,  jaringan pulpa mati, lisis dan berbau busuk,
Diagnosa    Degenerasi pulpa,
gigi dibersihkan dengan semprit air, kemudian  dikeringkan dengan kapas,
jika terjadi alergi amoksisilin diberikan  antibiotika  eritromisin atau kotrimoksazol.
jika telah  ada radang periapikal diberikan antibiotik Amoksisilin 500 mg 3 x
sehari selama 5 hari,
jika parah  maka diberikan penisilin prokain
600.000 IU/hari selama 3 hari,
jika parah  maka diberikan  parasetamol 500 mg 3 x
sehari.setelah  radang   reda gigi dicabut



35.GASTRITIS

gastritis  yaitu  nyeri epigastrium kambuhan,
gastritis  disebabkan   iritasi lambung akibat  penyakit sistemik , infeksi kuman helicobacter pilori , makanan yang  merangsang asam lambung maka muncul
gangguan keseimbangan antara produksi asam lambung dan daya tahan mukosa,
gejalanya yaitu  muntah tidak selalu ada,perut  perih , tidak enak di ulu hati,
gastritis erosif akibat obat ,  nyeri epigastrium, perut kembung, mual,
diagnosa   nyeri ulu hati, mual   muntah, kembung ,
diberikan tablet metoklopramid 10
mg, 1 jam sebelum makan jika pasien muntah,
diberikan  metoklopramid dan  simetidin 200 mg 2 x sehari
atau ranitidin 150 mg 2 x sehari jika nyeri hebat,
diberikan  antasida (Al. Hidroksida, Mg Hidroksida) saat menjelang tidur, pagi hari, dan saat makan,
 tanda pendarahan seperti hematemesis atau melena maka pasien
segera dibawa  ke rumah sakit sebab  akan  terjadi pendarahan pada
tukak lambung yang dapat menjadi perforasi,



36.GIGITAN ULAR

 keadaan  sakit  akibat  gigitan ular berbisa,
 ular berbisa  dikelompokkan dalam 3 kelompok,antaralain;
viperidae   seperti  sumatran pit viper,   borneo green pit viper, sumatran pit viper,
colubridae  seperti  boiga dendrophilia, mangroce cat snake,
elapidae   seperti  sumatran spitting cobra, king cobra, blue coral snake,
pencegahan dengan serum anti bisa ular polivalen.
gejalanya yaitu: tampak kebiruan,pingsan,lumpuh,sesak nafas,
efek   akibat gigitan ular ,antaralain:
1. efek lokal.
 coral snakes, krait  memberikan efek yang
sulit di deteksi dan hanya bersifat minor  seperti: bengkak, melepuh,
perdarahan, memar nekrosis. yang berbahaya yaitu  syok hipovolemik sekunder yang disebabkan   berpindahnya cairan vaskuler ke jaringan ,
2. efek sistemik
yang  menghasilkan efek yang non-spesifik seperti: kolaps,nyeri kepala,
mual  muntah, nyeri perut, diare ,
 efek sistemik spesifik  dibagi berdasarkan:
miotoksisitas
miotoksisitas hanya  bila pasien  diserang
oleh ular laut.  gejala yaitu : kardiotoksisitas,hiperkalemia,
nyeri otot, tenderness, mioglobinuria dan berpotensi  terjadi gagal
ginjal,
koagulopati
yang  menyebabkan terjadinya koagulopati. dengan gejala pasien  mengeluarkan  darah terus menerus
dari tempat gigitan, venipuncture dari gusi jika parah
menimbulkan batuk darah, hematuria, haematomesis, melena ,
neurotoksik
yang  menyebabkan  flaccid paralysis,
berbahaya jika  terjadi paralisis pada pernafasan. gejala awalnya  pada saraf kranial pasien  seperti ptosis,
oftalmoplegia progresif jika pasien  tidak mendapat anti venom akan terjadi
kelemahan anggota tubuh dan paralisis pernafasan.  full paralysis
akan terjadi  dalam  waktu + 12 jam,
diagnosa  jika  ada  gigitan   ular berbisa baik berupa  efek sistemik spesifik, efek lokal (tempat gigitan) maupun efek sistemik ,
pertolongan  pada gigitan ular ,yaitu
jika  tersedia, suntikkan serum Anti Bisa Ular (ABU) polivalen i.v dan
disekitar luka ATS dan penisilin procain 900.000 IU  sebagai
profilaksis.
jika  timbul gejala  syok, lumpuh dan sesak nafas,  harus
segera dibawa  ke rumah sakit,
jika  yang digigit anggota badan, gunakan tali putar silang disebelah atas luka.
Putar tali sedemikian kencang sampai denyut nadi di ujung anggota hampir
tidak teraba. Ikatan dikendorkan setiap  15 menit selama 1 menit,
bila  gigitan terjadi dalam waktu kurang dari setengah jam, buatlah sayatan
silang ditempat gigitan sampai darah keluar dan sedotlah dengan alat penyedot,
jangan sekali-kali dengan mulut,




37.GINGGIVITIS

Ginggivitis yaitu  Inflamasi ginggiva marginal atau radang gusi,
Ginggivitis  bisa  disebabkan oleh faktor lokal maupun faktor sistemik,
Faktor lokal seperti  sikat gigi yang salah, tambalan yang kurang baik,karang gigi, bakteri, sisa makanan (plak),
 Faktor sistemik  seperti:
ketidakseimbangan hormon  saat pemakaian kontrasepsi,menstruasi, kehamilan, menopause, keracunan logam, Diabetes Melitus (DM),
gejalanya yaitu :  mulut bau, gusi bengkak mudah berdarah,
di  pemeriksaan gusi tampak bengkak, mudah
berdarah pada sondasi. lebih
berat , ginggivitis herpes  disertai gejala herpes simpleks. tanda di gusi
tidak disertai bau mulut
karang  gigi dibersihkan dengan  fisioterapi oral.
 berkumur dengan obat kumur iodium povidon atau H2O2 3% 3 x sehari selama 3 hari,  diberikan amoksisilin 500 mg 3 x  sehari selama 5 hari,
perikoronitis diatasi dengan  antibiotik sistemik selama 5 hari  seperti amoksisilin atau  eritromisin 500 mg 3 x sehari, atau
pengangkatan operculum,



38.GLOMERULONEFRITIS AKUT (GNA)

Glomerulonefritis akut  atau  Glomerulonefritis pasca infeksi yaitu
peradangan pada glomeruli yang memicu   hematuria  darah dalam urin,
dengan gumpalan sel darah merah dan proteinuria  protein dalam urin   ,
Glomerulonefritis akut    disebabkan oleh  Infeksi bakteri  Streptococcus beta-haemolyticus grup A  pada ginjal,
kebanyakan pasien  tidak memiliki  gejala ,kadang  tandanya  ada   penimbunan cairan ,urin  mengandung darah,juga  pembengkakan jaringan (udem), berkurangnya  urin ,mulanya  udem hanya  sebagai pembengkakan di wajah dan kelopak mata, namun selanjutnya berada  banyak di tungkai ,
 pembengkakan otak  dan tekanan darah tinggi  memicu gangguan fungsi hati ,sakit  kepala, gangguan penglihatan ,
Diagnosa  yaitu dengan Kadar antibodi untuk streptococcus di dalam darah dapat  lebih tinggi, tes pemeriksaan  Urinalisis mampu memperlihatkan   jumlah protein   urea dan kreatinin di dalam darah yang  tinggi,
tanda-tanda gejala  GNA  antaralain :  hematuria, udem, gangguan fungsi ginjal
sindroma nefritik akut yang terjadi sesudah  infeksi selain streptococcus
 dapat  terdiagnosa  karena gejalanya muncul, saat  infeksinya masih berlangsung,
 pembentukan urin terhenti  setelah terjadinya  glomerulonefritis pasca streptococcus, volume darah meningkat , kadar kalium darah meningkat,  maka pasien  akan meninggal, disarankan  diet rendah protein dan garam hingga   fungsi  ginjal kembali membaik,  diberikan diuretik untuk membantu ginjal  membuang kelebihan  garam dan air   diberikan obat anti hipertensi Untuk mengatasi tekanan darah tinggi , bila  penyebabnya adalah   infeksi pada bagian tubuh buatan ( katup jantung buatan), maka prognosisnya tetap baik, asalkan infeksinya dapat  diatasi, pemberian obat penekan sistem kekebalan dan kortikosteroid  memperburuk penyakit,  diberikan antibiotik bila   masih ada  sindroma nefritik akut infeksi bakteri masih ada,



39.GOUT

gout yaitu  penyakit radang sendi  akibat deposisi kristal mono
sodium urat pada persendian dan jaringan lunak,
gejalanya  yaitu  cedera pada ginjal,  peradangan sendi  arthritis  kambuhan  yang   akut,  disertai  pembentukan kristal sodium urat yang besar
( tophus), deformitas (kerusakan) sendi secara kronik,
gout terjadi saat  cairan  tubuh sangat jenuh akan asam urat karena kadarnya yang tinggi,  gout  disebabkan oleh   penumpukan asam urat didalam tubuh secara berlebihan,  akibat produksi  asam urat yang tinggi,  akibat
 makanan yang banyak  mengandung  purin,
gout  menyerang lebih dari 1 sendi, sendi
yang  tampak bengkak, hangat, kemerahan, dengan kulit di atasnya
yang teregang,
gejala nya yaitu   nyeri dan kemerahan pada sendi metatarsofalangeal
pertama, biasanya melibatkan satu sendi. gejala bisa dieksaserbasi oleh paparan  terhadap dingin ,
selama serangan akut, pasien mungkin  demam dan ada peningkatan
LED dan CRP serum,
hiperuricemia  kadar asam urat dalam darah lebih dari 7,5 mg/dl
pembengkakan sendi secara asimetris  satu sisi tubuh saja,
 lebih dari sekali mengalami serangan arthritis akut
terjadi peradangan  maksimal ,
 oligoarthritis,
kemerahan di sekitar sendi yang meradang,
diagnosa  pada  nyeri akut di  persendian kecil  ibu jari, terutama malam hari,
kadar urat serum biasanya > 7,5 mg/dl,
pada  arthritis akut, pasien   diberikan terapi untuk
mengurangi peradangan yaitu   obat analgesik atau kortikosteroid.
sesudah   serangan akut berakhir, terapi  menurunkan kadar asam
urat didalam tubuh,
 kondisi yang berhubungan  dengan hiperurisemia yaitu  diet kaya purin, obesitas,  konsumsi   purin merupakan senyawa yang akan dirombak menjadi asam  urat didalam tubuh ,  alkohol merupakan salah satu sumber purin dan   menghambat pembuangan purin melalui ginjal ,    beberapa jenis makanan yang  mengandung banyak  purin, seperti kacang-kacangan, bayam, jamur , kembang kol, daging (daging sapi, babi, kambing), makanan dari laut (seafood),
 obat untuk terapi prevensi ,antaralain:
natrium bikarbonat 2 tablet 3 x sehari, untuk  kelarutan asam
urat,  probenesid, derivat asam benzoat ini berdaya urikosuris dengan cara
merintangi penyerapan kembali di tubuli proksimal. dosis 2 x 250 mg
selama 1 minggu, kemudian  2 x 500 mg, dinaikkan
sampai maksimum 2 g sehari.,
 allopurinol jika   kebanyakan produksi asam urat ,  allopurinol   menghambat
sintesa dan menurunkan kadar asam urat darah. dosis  hiperurikemia yaitu
100 mg 3 x sehari setelah  makan, dapat  dinaikkan setiap minggu
 100 mg s/d 10 mg/kg beratbadan /hari,




40.HEPATITIS VIRUS

Hepatitis Virus Akut yaitu  peradangan hati akibat adanya   infeksi dari salah satu dari
kelima  jenis  virus hepatitis (virus A, B, C, D atau E),
 gejala  muncul secara tiba-tiba, antaralain:
muntah,demam, nafsu makan turun, tidak enak badan,mual,
 peradangan muncul secara tiba�tiba dan berlangsung hanya selama beberapa minggu,
 nyeri sendi dan  biduran  gatal-gatal kulit , terutama bila
penyebabnya yaitu  infeksi oleh virus hepatitis B,
kemudian  urin  berubah menjadi lebih gelap dan
timbul kuning  namun  gejala lainnya menghilang dan pasien
merasa lebih sehat , walaupun  sakit kuning semakin parah,
muncul   gejala dari kolestasis (terhentinya atau berkurangnya aliran empedu)
yaitu tinja  berwarna pucat dan gatal di seluruh tubuh,
 jaundice kuning   mencapai puncaknya pada minggu ke 1 – 2, kemudian
menghilang pada minggu ke 2 – 4,
bila   hepatitis akut yang parah , maka pasien  dirawat di rumah
sakit,  pasien  membaik  setelah jaundice menghilang,
walau  hasil pemeriksaan fungsi hati belum  normal,
diagnosa    berdasarkan gejala  hasil pemeriksaan darah dan
fungsi hati,  diagnosa   didapat bila  pada pemeriksaan darah ditemukan protein virus  atau antibodi terhadap virus hepatitis  pada pemeriksaan fisik, hati teraba lunak dan kadang agak membesar,
hepatitis C, D dan E belum ditemukan vaksin,
untuk   yang belum diberikan  vaksinasi namun  telah terlanjur   terpapar oleh hepatitis,
maka akan  mendapatkan  antibodi  globulin serum,
Kemungkinan terjadi  penularan infeksi melalui transfusi darah dapat  dikurangi
dengan menggunakan darah yang telah melalui penyaringan untuk hepatitis
B dan C,
 bayi yang lahir dari ibu yang menderita hepatitis B diberikan imun
globulin hepatitis B dan vaksinasi hepatitis B. Kombinasi ini  mencegah
terjadinya hepatitis B kronik ,
 Vaksinasi hepatitis B merangsang pembentukan kekebalan tubuh ,
Vaksinasi hepatitis A diberikan kepada pasien yang memiliki resiko
tinggi,




41.HIPEREMESIS GRAVIDARUM

hiperemesis gravidarum yaitu muntah  berlebihan yang terjadi sampai umur kehamilan 22 minggu,
penyebabnya yaitu:
peningkatan hormon human chorionic gonadotropin (HCG),
disfungsi psikis, peningkatan estrogen,
 hiperemesis gravidarum dikelompokan menjadi  3 tingkatan, antaralain:
1. tingkat i,
nadi meningkat hingga  100 kali per menit dan tekanan darah sistole
menurun,mata cekung dan lidah kering, turgor kulit berkurang dan urin masih
normal,
 muntah pertama keluar  makanan, lendir dan sedikit empedu kemudian hanya lendir, cairan empedu  dan terakhir keluar darah,muntah yang terus-menerus,  intoleransi terhadap makanan dan  minuman, nyeri epigastrium,
2. tingkat ii,
subfebril, nadi cepat dan lebih 100 – 140 kali per menit, tekanan darah
sistole kurang 80 mmhg,kulit pucat, lidah kotor, kadang ikterus ada, aseton ada, bilirubin  ada , gejala parah  segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, haus
 3. tingkat iii,
nistagmus, gangguan jantung, bilirubin ada ,
proteinuria,  gangguan kesadaran (delirium-koma), muntah berkurang atau berhenti, ikterus, sianosis,
diagnosa  dengan
pemeriksaan fisik : dehidrasi, kulit pucat, ikterus, sianosis,
 porsio lunak pada vaginal touche, uterus besar sesuai usia gestasi,
pemeriksaan laboratorium :benda keton dan proteinuria, kenaikan relatif hemoglobin dan hematokrit, shift to the left,
 pemeriksaan   amenore yang disertai muntah hebat ,
pemeriksaan  fungsi vital : nadi meningkat 100 kali per menit, tekanan darah menurun subfebril pingsan ,
diberikan
penenang minor : fenobarbital 30 mg i.m 2 – 3 kali per hari atau
klorpromazin 25 – 50 mg perhari atau diazepam 5 mg 2 – 3 kali perhari
i.m.,
antiemetik : prometazin 2 – 3 kali 25 mg per hari atau klorpromazin,
3 kali 3 mg perhari,
antasida 3 x 1 tab perhari per oral,
vitamin b i.v : vitamin b1, b2 dan b6 masing-masing 50 – 100
mg/hari/infus, dan vitamin b12 200 mcg/hr/infus,
diet hiperemesis i diberikan pada hiperemesis tingkat iii. cairan tidak diberikan ,makanan buah buahan  diberikan ,
diet hiperemesis ii diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang.
minuman tidak diberikan bersama makanan. makanan diberikan tetapi bukan makanan yang mengandung vitamin A dan D,
diet hiperemesis iii diberikan dengan hiperemesis ringan,
minuman boleh diberikan bersama
makanan. hindari konsumsi  kalsium,
saat parah  maka
hentikan makan / minum per oral sementara ( 24 – 48 jam),
infus dekstrosa 10% atau 5% : RL = 2 : 1, 40 tetes per menit,





42.HIPERTENSI

Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) yaitu  keadaan tanpa gejala terjadi peningkatan tekanan darah di  dalam arteri yang memicu  kerusakan
ginjal, stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung ,
penyebab  hipertensi sekunder  yaitu
ada  perubahan perubahan  pada jantung dan pembuluh darah yang  secara
bersama-sama berusaha  meningkatnya tekanan darah,
adanya   penyakit ginjal,
adanya   kelainan hormonal ,
adanya   feokromositoma, yaitu tumor pada kelenjar adrenal yang menghasilkan
hormon epinefrin (adrenalin) atau norepinefrin (noradrenalin),
penyebab  hipertensi primer   tidak diketahui ,
 tekanan darah yang  bila  pada pengukuran pertama menunjukan  hasil yang
tinggi, maka tekanan darah diukur kembali dan kemudian diukur sebanyak 2
kali pada 2 hari berikutnya untuk meyakinkan ada tidaknya  hipertensi. hasil
pengukuran  menentukan adanya tekanan darah tinggi,  juga
untuk menggolongkan kelas  hipertensi,

 klasifikasi tekanan darah pada dewasa:

                                                  Tekanan Darah             Tekanan Darah
                                                   
Sistolik                              Diastolik

  Stadium 1                         140 - 159 mmHg              90 - 99 mmHg
(Hipertensi ringan)
Stadium 2                           160 - 179 mmHg              100 - 109 mmHg
(Hipertensi sedang)
Stadium 3                            > 180 mmHg                    > 110 mmHg
(Hipertensi berat)
Diagnosa  :
Tekanan darah diukur sesudah  pasien   duduk  berbaring 5 menit. jika  pertama
kali diukur tinggi (  140/90 mmHg) maka pengukuran diulang 2 x pada 2 hari
berikutnya untuk meyakinkan ada tidaknya  hipertensi,
hindari  garam ,
 obat  hipertensi dimulai dengan salah satu obat ,antaralain:
diberikan  Hidroklorotiazid (HCT) 12,5 – 25 mg perhari dosis tunggal pada pagi hari , Pada hipertensi dalam kehamilan,  digunakan jika  disertai
hemokonsentrasi / udem paru,
diberikan  Reserpin 0,1 – 0,25 mg sehari sebagai dosis tunggal
diberikan  Propanolol mulai dari 10 mg 2 x sehari dapat dinaikkan 20 mg 2 x sehari,
 diberikan  Kaptopril 12,5 – 25 mg 2 – 3 x sehari.
 diberikan  Nifedipin mulai dari 5mg 2 x sehari, bisa dinaikkan 10 mg 2 x sehari.




43.HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

hipertensi yang terjadi selama kehamilan,
penyebabnya  belum diketahui ,
 tekanan darah diastolik sebagai  pengukur  dalam penanganan hipertensi
dalam kehamilan, maka  tekanan diastolik mengukur tahanan perifer
dan tidak tergantung apapun,
diagnosa  hipertensi dibuat bila  tekanan darah diastolik   90 mmhg pada
2 pengukuran berjarak 1 jam atau lebih,
hipertensi dalam kehamilan  dibagi dalam:
 hipertensi karena kehamilan, bila  hipertensi terjadi pertama kali sesudah
kehamilan 20 minggu, selama persalinan dan/atau dalam 48 jam post
partum,
-hipertensi kronik, bila  hipertensi terjadi sebelum kehamilan 20 minggu,
Diagnosa





hipertensi karena kehamilan
 risiko meningkat jika ,antaralain:
autoimun: sle hipertensi karena kehamilan:
hipertensi tanpa proteinuria atau edema,
preeklampsia ringan,
preeklampsia berat,
 eklampsia,
masa plasenta besar (gemelli, penyakit trofoblast),
 hidramnion,
diabetes melitus,
 isoimunisasi rhesus,
 faktor herediter,
hipertensi karena kehamilan  sering terjadi pada primigravida.  patologisnya  telah terjadi sejak implantasi, sehingga muncul  iskemia plasenta yang kemudian diikuti dengansindroma inflamasi.,
 Hipertensi dalam kehamilan dan preeklampsia ringan ditemukan tanpa
gejala, kecuali peningkatan tekanan darah. Prognosis menjadi lebih buruk
dengan adanya  proteinuria. Edema tidak lagi menjadi  tanda
sah  untuk preeklampsia,
preeklampsia berat didiagnosa    dengan salah satu gejala ,antaralain:
nyeri daerah epigastrium atau kuadran atas kanan perut,
gangguan penglihatan: skotoma atau penglihatan yang berkabut,
tekanan darah diastolik > 110 mmhg,
 proteinuria   2+,
oliguria < 400 ml per 24 jam,
edema paru: nafas pendek, sianosis dan adanya ronkhi,
eklampsia ditandai oleh gejala preeklampsia berat dan kejang
kejang dapat terjadi dengan tidak tergantung pada beratnya hipertensi
 kejang bersifat tonik-klonik, menyerupai kejang pada epilepsy grand mal
 koma terjadi setelah kejang dan dapat berlangsung lama (beberapa jam)
pusing  hebat yang tidak berkurang dengan pemberian analgetika
biasa,
hiperrefleksia,
mata: spasme arteriolar, edema, ablasio retina,
koagulasi: koagulasi intravaskuler disseminata, sindrom hellp,
pertumbuhan janin terhambat,
otak: edema serebri,
jantung: gagal jantung,
penanganan  pada  hipertensi kronik
 Superimposed preeclampsia yaitu hipertensi kronik dan preeklampsia,
Hipertensi kronik dideteksi sebelum usia kehamilan 20 minggu,
penanganan  pada hipertensi dalam kehamilan tanpa proteinuria:
bila  kehamilan < 35 minggu, dilakukan  rawat jalan:
 pemantauan tekanan darah, proteinuria dan kesehatan  janin setiap
minggu.
bila  tekanan darah meningkat, rawat  sebagai preeklampsia,
bila   kesehatan  janin turun  atau terjadi pertumbuhan janin yang terhambat,
rawat dengan  terminasi kehamilan,
penanganan  pada  preeklampsia ringan:
bila  kehamilan < 35 minggu dan tidak ada  tanda perbaikan selama ANC
A1. lakukan penilaian 2 kali seminggu dengan  rawat jalan:
mengawasi  tekanan darah, proteinuria, refleks dan kesehatan  janin,
mengawasi  tekanan darah 2 kali sehari, proteinuria 1 kali sehari
tidak memerlukan diuretik, kecuali bila  ada  edema paru,
penanganan  pada dekompensasi jantung atau gagal ginjal akut:
bila  tekanan diastolik turun sampai normal, pasien dapat dipulangkan:
periksa ulang 2 kali seminggu,
bila  tekanan diastolik naik lagi rawat kembali,
bila  tidak ada  tanda kesembuhan  tetap dirawat,
bila pertumbuhan janin terhambat, lakukan  terminasi
kehamilan,
bila  proteinuria meningkat, lakukan  sebagai preeklampsia berat
bila  kehamilan > 35 minggu, lakukan  terminasi kehamilan
bila  serviks matang, lakukan induksi dengan oksitosin 5 iu dalam 500 ml
ringer laktat/ dekstrose 5% i.v 10 tetes/menit atau dengan prostaglandin
bila  serviks belum matang,lakukan terminasi dengan seksio sesarea atau berikan prostaglandin, misoprostol atau kateter  foley  ,
penanganan  pada  preeklampsia berat dan eklampsia:
penanganan diberikan pada  preeklampsia berat dan eklampsia sama, kecuali bahwa persalinan
harus berlangsung dalam 6 jam sesudah  muncul  kejang pada eklampsia,
jika  kejang:
baringkan pasien pada sisi kiri, posisi trendelenburg untuk mengurangi
risiko aspirasi,
aspirasi mulut dan tenggorokan,
diberikan  obat anti kejang anti konvulsan,
 perlengkapan untuk penanganan kejang  yaitu jalan nafas, penghisap lendir, masker oksigen, oksigen, berikan O2 4 – 6 liter/menit,



penanganan biasa pada  ibu dan janin ,antaralain :
jangan tinggalkan pasien sendirian. kejang dengan  aspirasi dapat mengakibatkan  kematian ibu dan janin,
observasi tanda vital, refleks dan denyut jantung janin setiap 1 jam,
bila  tekanan diastolik > 110 mmhg, berikan antihipertensi sampai tekanan
diastolik antara 90 – 100 mmhg,
 pasang infus ringer laktat dengan jarum besar no.16 atau lebih,
 ukur keseimbangan cairan, jangan sampai terjadi overload,
 kateterisasi urin untuk pengukuran volume dan pemeriksaan proteinuria,
 infus cairan dipertahankan 1.5 – 2 liter/24 jam,
auskultasi paru untuk mencari tanda edema paru,
 adanya krepitasi merupakan tanda adanya edema paru. bila  ada edema paru, hentikan pemberian cairan  dan berikan diuretik (furosemide 40 mg i.v)
nilai pembekuan darah dengan test   pembekuan. bila  pembekuan tidak terjadi sesudah  7 menit, kemungkinan terdapat koagulopati
"anti konvulsan"  : magnesium sulfat (MGSO4)  mencegah dan mengatasi kejang pada preeklampsia dan eklampsia. atau
diazepam, namun efeknya  depresi neonatal.
" hipertensi kronik"
bila  pasien sebelum hamil sudah memperoleh  pengobatan dengan obat anti
hipertensi dan terpantau dengan baik, lanjutkan pengobatan
bila  tekanan darah diastolik > 110 mmhg atau tekanan sistolik • 160 mmhg,
berikan anti hipertensi,
bika  ada  proteinuria, pikirkan superimposed preeklampsia,
 pemantauan pertumbuhan dan kondisi janin,
bila  tidak terdapat komplikasi, tunggu persalinan sampai aterm,
bila  ada  preeklampsia, pertumbuhan janin terhambat atau gawat janin,
lakukan:
bila   serviks matang, lakukan induksi dengan oksitosin 2 – 5 iu dalam
500 ml dekstrose melalui infus 10 tetes/menit atau dengan prostaglandin.
bila  serviks belum matang, berikan prostaglandin, misoprostol atau
kateter foley,
observasi komplikasi seperti solusio plasenta atau superimposed
preeklampsia,
"Persalinan";
bila  terjadi gawat janin atau persalinan tidak  terjadi dalam 12 jam (pada
eklampsia), lakukan seksio sesarea,
bila  seksio sesarea akan dilakukan, perhatikan bahwa :
anestesia yang aman  adalah anestesia umum untuk eklampsia
dan spinal untuk PEB. dilakukan anestesia lokal, jika  risiko anestesi terlalu
tinggi,
 tidak terdapat koagulopati (koagulopati merupakan kontra indikasi anestesi
spinal),
 pada preeklampsia berat, persalinan harus terjadi dalam 24 jam, sedangkan
pada eklampsia dalam 6 jam sejak gejala eklampsia muncul,
bila  serviks telah mengalami pematangan, lakukan induksi dengan Oksitosin
2 –5 IU dalam 500 ml Dekstrose 10 tetes / menit atau dengan cara pemberian
prostaglandin / misoprostol,
"anti hipertensi":
diberikan  nifedipin  5 – 10 mg oral
diulang sampai 8 kali / 24 jam
bila tidak membaik  sesudah  10 menit, berikan tambahan 5 mg nifedipin
sublingual,
diberikan  labetolol 10 mg oral bila tidak membaik  sesudah    10 menit, berikan
lagi labetolol 20 mg oral,
bawa pasien ke fasilitas yang lebih lengkap, bila :
ada  oliguria (< 400 ml/24 jam)
ada   sindroma HELLP (haemolysis, elevated liver enzymes, low
platellets count) koma berlanjut lebih dari 24 jam setelah kejang
"Perawatan post partum":
diberikan Anti konvulsan  sampai 24 jam postpartum atau kejang yang terakhir
diberikan  terapi hipertensi bila  tekanan diastolik masih > 90 mmHg
 pemantauan jumlah urin,