bab 4
DERMATOLOGI KOSMETIK
Deposit lemak dan selulit
Akne
Hiperhidrosis
Melasma
Penuaan kulit
Pruritus senilis
Vitiligo
Xerosis kutis
Alopesia androgenik
Bromhidrosis dan Osmidrosis
Freckles
DEPOSIT LEMAK DAN SELULIT
Peningkatan jaringan lemak subkutan non inflamasi akibat kelainan jaringan
penyangga, jaringan lemak dan sirkulasi mikro darah vena dan limfatik,
Kulit membulat dan mengencang, muncul edema ringan, kemudian menjadi mirip
kulit jeruk hingga berbenjol mirip matras ,
Gejala :
Kulit mirip kulit jeruk akibat kulit dan pori-pori folikuler berdilatasi,
Kulit flaccid, dengan tampilan seperti matras, mengalami elevasi dibandingkan kulit yang tidak mengalami selulit, dipicu retraksi yang regular pada kulit,
sehingga terjadi pencitraan berwujud tonjolan dan depresi yang selang-seling
pada kulit. Bentuk lesi bulat, oval atau linier, dengan aksis terpanjang paralel,
Faktor predisposisi:
Hormonal: estrogen, prolaktin, insulin,Genetik: keluarga,Gender: wanita > pasien laki laki,Ras: Kaukasian > Negroid, Diet: karbohidrat dan lemak >Olahraga: minim
Stadium 0 : permukaan kulit rata, tes cubit ,
Stadium I : permukaan kulit masih rata ketika berdiri atau berbaring, tes cubit +
Stadium II : permukaan kulit rata waktu berbaring namun tampak berbenjol
waktu berdiri, tes cubit ++
Stadium III : permukaan kulit tampak berbenjol ketika tidur maupun berdiri, tes
cubit +++
analisa Banding: Lipodistrofi,Obesitas
Pemeriksaan Penunjang Biopsi
pengobatan:
Body wrapping Krim topikal: Olahraga ,Diet rendah karbohidrat, lemak dan kalori
Visnadin, ruskogenin, escin, troxerutin,Retinoid topikal: retinol selama 6 bulan,
Kafein: kadar kafein 5% selama 3 minggu menurunkan lemak sebanyak 15%
AHA (Alpha Hidroxy Acids) ,
Subsisi,Liposuction, Infrared, diode laser, radiofrekuensi, mesotherapy,
AKNE
Akne adalah penyakit peradangan kronis pada folikel pilosebasea, dengan
adanya lesi polimorfik berwujud pustul, nodus, kista komedo, papul, di lokasi
predileksi, rasa gatal gatal ringan. Akne yang sembuh bisa meninggalkan sekuele berwujud jaringan parut hiper/hipotrof makula hiper/hipopigmentasi
Predileksi akne adalah punggung wajah, leher, bahu, lengan atas, dada ,Efloresensi: komedo (hitam dan putih), papul, pustul, nodus , kista.
akne bisa muncul di area kulit lain yang mengandung kelenjar sebasea contohnya paha dan bokong,Jenis: akne vulgaris, akne venenata, akne fisik. Gradasi keparahan (ringan, sedang dan berat)
Akne gradasi ringan: komedo <20 atau lesi inflamasi <15, total lesi <30.
Akne gradasi sedang: komedo 20-100, atau lesi inflamasi 15-50 atau total
lesi 30-125
Akne gradasi berat: kista >5 atau komedo >100 atau lesi inflamasi >50 atau
total lesi >125.
analisa Banding:
Rosasea,Dermatitis perioral,Erupsi akneiformis,Folikulitis Gram negatif,
Pemeriksaan disesuaikan dengan analisa banding
pengobatan
ringan
Hanya obat topikal tanpa obat oral.
Lini 1: asam retinoat 0,01-0,1% atau benzoil peroksida7,8,10 , atau
campuran.7,8 pasien ibu hamil atau menyusui: benzoil peroksida,
Lini 2: asam azelaik 20%,
Lini 3: asam retinoat + benzoil peroksida atau asam retinoat + antibiotik topikal,
diagnosa akhir: setiap 6-8 minggu
sedang
Obat topikal dan oral.
Lini 1: Topikal: asam retinoat + benzoil peroksida7,14 atau bila perlu antibiotik.
pasien ibu hamil/menyusui tetap benzoil peroksida,
Oral: doksisiklin 50-100 mg,
pasien ibu hamil atau menyusui eritromisin 500-1000 mg/hari
Lini 2/3:
Topikal: asam azelaik7,12,13 , asam salisilat atau kortikosteroid intralesi dapson gel, Oral: antibiotik lainnya,
pasien ibu hamil/menyusui eritromisin 500-1000 mg/hari,
diagnosa akhir setiap 6-8 minggu,Tambah campuran oral kontrasepsi atau spironolakton(untuk pasien wanita) atau oral isotretinoin,
berat
Lini 1:
Topikal: antibiotik,pasien ibu hamil/menyusui tetap benzoil peroksida
Oral : azitromisin pulse dose (hari pertama 500 mg dilanjutkan hari ke 2-4 250
mg),pasien ibu hamil: eritromisin 500-1000 mg/hari,
Lini 2:
Topikal: asam azelaik, asam salisilat,kortikosteroid intralesi,
pasien ibu hamil/menyusui tetap benzoil peroksida,
Oral
Wanita: anti androgen,
pasien laki laki: isotretinoin oral (Isotret O) 0,5-1 mg/kg beratbadan /hari,
pasien ibu hamil: eritromisin 500-1000 mg/hari
Lini 3:
Topikal: asam azelaik ,asam salisilat,kortikosteroid intralesi.
pasien ibu hamil/menyusui tetap benzoil peroksida.
Oral
Wanita: isotretinoin oral
pasien ibu hamil/menyusui: eritromisin 500-1000 mg/hari
Terapi rumatan (maintenance) Terapi rumatan adalah terapi yang diberi sesudah sembuh dengan terapi , untuk mencegah kekambuhan,
Komunikasi, Informasi, Perawatan kulit termasuk pemakaian kosmetik
Asam retinoat konsentrasi rendah (0,01%-0,025%) yang dinilai setiap 6 bulan
Terapi ajuvan (tambahan) Adalah terapi tambahan yang bisa dilaksanakan bersamaan dengan terapi diatas untuk mempercepat penyembuhan atau memperbaiki kondisi kulit ketika terapi ,Jenis terapi ajuvan:
Diet rendah glukosa,Kosmeseutikal,Injeksi kortikosteroid intralesi untuk untuk nodus/kista,Perawatan kulit termasuk ekstraksi komedo dan pemakaian kosmetik
Skin peeling,Kortikosteroid oral jangka pendek (<2minggu), Light dan laser therapy,
Kosmeseutikal
Terapi jaringan parut pasca akne yang terjadi sesudah sembuh
Skar paska akne atrofik:
Minimally invasive: chemical peeling , mikrodermabrasi , laser dan
IPLaser non ablatif
campuran dengan asam retinoat, Invasif: eksisi elips (rolling scar)
punch excision ,punch elevation , dermal graft parut luas, subcision(rolling)
Skar paska akne hipertofik atau keloid:
Kortikosteroid topikal,Injeksi kortikosteroid intralesi ,Cryosurgery
Injeksi 5FU intralesi, Laser pulse dye,Eksisi + kortikosteroid intralesi
pasien wanita pre-pubertas dengan akne komedonal dan wanita dengan kadar
DHEAS yang tinggi adalah prediktor akne nodulokistik berat atau jangka
panjang.
HIPERHIDROSIS
Produksi keringat dari kelenjar ekrin yang berlebihan selama minimal 6 bulan,
Jenis:
Hiperhidrosis primer: tanpa sebab yang jelas dan tidak dihubungkan dengan
penyakit sistemik.
Hiperhidrosis sekunder: kelainan produksi keringat dipicu penyakit
sistemik, bisa bersifat bisa lokal atau umum,
Tidak ada pemicu sistemik (primer) Fokal, tampak keringat berlebih,Berlangsung lebih dari 6 bulan,ada pemicu sistemik (sekunder), ada Bilateral dan simetris
Berkeringat mengganggu kegiatan sehari-hari,Paling sedikit satu episode per pekan, Berhenti berkeringat selama tidurAwitan usia <25 tahun,ada riwayat keluarga,. Predileksi: telapak tangan, telapak kaki, tumit, aksila, sedikit pada area
kraniofasial dan paha, sering terjadi akibat suhu, stres, atau gembira
Pemeriksaan Penunjang:
Biopsi/histopatologi,Kolorimetri dan gravimetri,Starch Iodine test,Termografi,Pemeriksaan laboratorium: darah rutin, ureum, kreatinin, fungsi tiroid, Pemeriksaan radiologi,
analisa Banding:
Blue Ru beratbadan er Bleb Nevus Syndrome,Eccrine nevus,Hipoglikemia,
Burning feet syndrome,Demam (febrile illnesses),Diabetes melitus,Hodgkin disease, Eccrine angiomatous hamartoma,Gout,Menopause,
pengobatan
Lini Pertama
Topikal: Aluminium klorida 12% diterapkan sebelum tidur dan dibersihkan sesudah 6-8 jam pemakaian. Aplikasi diulang setiap 24-48 jam. Perbaikan terlihat sesudah 3 minggu.Aluminium klorida hexahydrate 6,25%, 15%, 20% untuk hiperhidrosis sedang,Aldehid,Garam zirconium
Obat topikal ini dipakai setiap malam selama 3-5 malam, kemudian setiap
beberapa hari sesuai keperluan,
Lini Kedua
Iontophoresis 2-3 kali , Injeksi toksin botulinum A setiap 4-6 bulan, pada palmar sebanyak 2 unit diinjeksikan intradermal, axilla sebanyak 50-200 unit,
Terapi oral:
Oxybutynin 7,5-10 mg/hari, Glycopyrrolate (antikolinergik) 1-2 mg 2-3 kali sehari ,
Clonazepam 0,25-0,5 mg,Clonidine 0,1-0,3 mg,Propranolol 10-40 mg,
Lini Ketiga
Simpatektomi,Terapi laser ,Liposuction dengan kuretase,Eksisi lokal,
Diet lemak dan pedas,
MELASMA
Hipermelanosis diperoleh terutama di wajah dan leher berwarna coklat muda sampai coklat tua, dipengaruhi oleh obat-obatan , pemakaian kontrasepsi oral, kosmetikfaktor hormonal, paparan sinar matahari, kehamilan, genetik,
ireguler, batas tegas, Bercak numular/plakat kecoklatan, hiperpigmentasi, simetris,
Pola penyebaran lesi:
Pola malar: termasuk pipi dan hidung
Pola sentro fasial: termasuk pipi, dahi, bibir atas, hidung , dagu,
Pola mandpasien ibular: termasuk ramus mandpasien ibula ,
Tipe letak pigmen (dengan memakai lampu Wood):
Melasma tipe campuran: lesi ada yang bertambah kontras ada yang tidak
Melasma tipe dermal: warna lesi tidak bertambah kontras.
Melasma tipe epidermal: warna lesi tampak lebih kontras dan jelas
dibandingkan dengan kulit sekitarnya,
Predisposisi : Genetik ,Wanita,
analisa Banding:
Lichen planus pigmentosus,Dermatitis kontak,Hiperpigmentasi pasca inflamasi,Freckles,Lentigo senilis,Okronosis eksogen,Drug-induced hyperpigmentation,
pemicu:
Obat: klorpromazin, hidantoin, minosiklin ,Terapi sulih hormon pada pasien wanita postmenopouse,Kontrasepsi (estradiol dietilstilbestrol), Hormon seks pasien wanita (estrogen dan progesteron) ,paparan sinar ultraviolet ,Kehamilan,Disfungsi tiroid dan ovarium ,
Pemeriksaan Penunjang:
Pemeriksaan Biopsi untuk DD/ okronosis eksogen, di kolagen dermis diperoleh deposit mirip bentuk pisang berwarna kuning kecoklatan akibat akumulasi
homogentisic acid (HGA),
Pemeriksaan dengan lampu Wood bisa membedakan hiperpigmentasi
epidermal dengan dermal.
pengobatan
Asam retinoat 0,05%-0,1% (krim dan gel) ,Asam glikolat 8-15% (krim, gel, losion),
tabir surya SPF ≥30,Hidroquinon 2-5% (krim, gel, losion)
Asam azelaik 20% (krim),Asam kojik 4%,
bila pigmentasi termasuk area yang lebih luas dan sampai ke dermis:
Pycnogenol, Asam askorbat, Glutation,Proanthocyanidin-rich
Bedah kimia:
Larutan Jessner,Larutan asam trikloroasetat 10-30%,Larutan asam glikolat 20-70%,Dermabrasi,Kamuflase kosmetik,
Bedah laser: Q switched Nd: Yag dengan panjang gelombang 532 nm
(epidermal) dan low-dose 1064 nm (dermal)
HF, LED, mesoterapi, skin needling. Hindari paparan langsung sinar matahari terutama antara pukul 09.00 s/d 14.00 WIB.
PENUAAN KULIT
Proses penurunan kemampuan mengembalikan fungsi normal kulit,
adalah proses biologis lapisan kulit, sehingga mempengaruhi fungsi , penampilan kulit,elastisitas kulit ,Kekeringan kulit, kerut, kelonggaran kulit, berbagai neoplasma jinak,
analisa Banding:
Lentigo senilis: hiperpigmentasi ,lentigo simpleks, efelid/freckles, junctional nevi,
Freckles: lentiginosis,xeroderma pigmentosum, pasca inflamasi, pigmented actinic keratoses,Keratosis seboroik: berpigmen, nevus pigmentosus,keratosis senilis, melanoma, epitelioma sel basal ,
Pemeriksaan histopatologi dan Dermoskopi,
pengobatan :
Sistemik:
Antioksidan: bioflavonoid,vitamin A (retinol), vitamin C, vitamin E, beta karoten,
Topikal:
lnjeksi bahan pengisi (filler), Bedah kimia,Bedah listrik,
Asam retinoat,Asam alfa hidroksi (AHA),Foto proteksi/tabir surya,
Terapi sulih hormon (HRT),Laser/IPL, lnjeksi toksin botulinum,
Kurangi paparan terhadap UV dan polusi,memakai sunblock/tabir surya
Mengurangi makanan cepat saji dan mengandung pengawet,
PRURITUS SENILIS
Pruritus gatal gatal adalah sensasi keinginan untuk menggaruk , Faktor yang
memicu pruritus tidak diketahui namun mungkin pada lansia antara lain kulit kering (xerosis cutis), penyakit kulit lain seperti dermatitis dan skabies, penyakit sistemik, pemakaian obat,
Pruritus senilis yaitu pruritus idiopatik pada lansia,
Pemeriksaan fisik:
Tidak ada xerotic skin, Tidak ada penyakit kulit primer, ada bekas garukan/scratch mark dan lesi kulit sekunder lain,Tidak ada penyakit sistemik,
analisa Banding:
Pruritus akibat penyakit sistemik, seperti hipertiroid, kelainan hematologik, keparahan,gagal ginjal kronik, kolestasis, Pruritus akibat xerotic skin,
Pruritus akibat penyakit kulit lain,Neuropathic itch,
pengobatan
abaikan adanya penyakit sistemik,
Topikal: Keratolitik topikal, contoh: asam salisilat,Emolien untuk sawar kulit,
melembutkan stratum korneum dengan menurunkan pH kulit,meningkatkan hidrasi ,Imunomodulator: takrolimus,pimekrolimus mempengaruhi serabut saraf C yang berperan pada patofisiologi pruritus,
Bahan pendingin: mentol,Capsaicin, Antihistamin, Bila penyakit luas: fototerapi narrow band UVB15 ,
VITILIGO
Vitiligo adalah penyakit depigmentasi diperoleh pada kulit, membran mukosa,
rambut yang memiliki sifat lesi khas berwujud makula berwarna putih susu
(depigmentasi) dengan batas jelas dan bertambah besar akibat hilangnya melanosit ,Progresivitas lesi: bisa bertambah luas/menyebar, atau lambat/menetap, kadang muncul bercak sewarna putih pada lesi tanpa diberi pengobatan (repigmentasi spontan),Tidak ada gejala subjektif, kadang sedikit terasa gatal gatal muncul bercak putih seperti susu/kapur onset tidak sejak lahir,
diperoleh riwayat vitiligo pada keluarga ,penyakit autoimun lain pada pasien atau keluarga ,Vitiligo adalah penyakit kulit kronis, progresif, sulit ditebak perjalanan
penyakitnya, namun bisa diobati dan tidak menular, Lesi baru bisa muncul akibat gesekan, garukan, atau trauma tajam dan trauma tumpul repetiti ,
Vitiligo bisa pula ditambah kelainan autoimun lain sehingga bergantung pada pemeriksaan laboratorium tambahan,Kelainan vitiligo bisa diturunkan
Vitiligo tidak membahayakan nyawa, namun mengganggu secara estetika dan
menimbulkan beban psikososial.
Pemeriksaan
ada makula depigmentasi berbatas tegas dengan penyebaran sesuai
klasifikasi ,antaralain:
VNS terdiri dari vitiligo akrofasial, vitiligo mukosal, vitiligo universalis,
dan vitiligo tipe campuran yang berhubungan dengan vitiligo segmental,
Vitiligo nonsegmental (VNS)/generalisata/vulgaris adalah bentuk vitiligo umum. Lesi sifat berwujud makula berwarna putih susu yang berbatas jelas, asimtomatik, melibatkan beberapa regio tubuh, simetris,
Vitiligo segmental,
Pada tipe ini lesi muncul pada pasien anak, berkembang dengan cepat kemudian hilang , Vitiligo tipe ini sering dihubungkan dengan hipotesis neurokimia,
Undetermined/unclassified
Vitiligo fokal adalah lesi patch yang tidak memenuhi syarat segmental,
dan tidak meluas/berkembang dalam waktu 2 tahun. Vitiligo tipe ini
berkembang menjadi tipe VS maupun VNS,
Mukosal: hanya lesi di mukosa tanpa lesi di kulit, vitiligo stabil, yaitu bila memenuhi syarat:
Tidak ada riwayat fenomena Koebner ,Tidak ada repigmentasi spontan atau repigmentasi sesudah terapi,
Tidak ada lesi baru yang muncul pada periode yang sama,
Lesi lama tidak berkembang atau bertambah luas selama 2 tahun terakhir.
Tes minigrafting positif dan tidak tampak fenomena Koebnerisasi pada
area donor,
Vitiligo stabil ini tidak efektif diterapi dengan berbagai modalitas terapi,
sehingga adalah indikasi pembedahan (melanocyte grafting),
analisa Banding:
Hipomelanosis makular progresif,Tinea versikolor, Nevus anemikus,Nevus depigmentosus, Piebaldisme,Hipomelanosis gutata idiopatik,
Pemeriksaan :
Pemeriksaan laboratorium untuk penapisan penyakit autoimun lain sesuai
pemeriksaan fisik, seperti glukosa darah, hemoglobin, anti-nuclear antibody (ANA), thyroid stimulating hormone (TSH), free T4 (FT4),
Pemeriksaan memakai lampu Wood untuk memperoleh pencitraan
depigmentasi ,Perhitungan Vitiligo Area Scoring Index (VASI) atau Vitiligo European Task Force (VETF) untuk menentukan derajat keparahan, pemilihan didiagnosa ulang secara berkala setiap 3 bulan,
pengobatan
topikal, fototerapi, fotokemoterapi, pembedahan
Menghindari trauma fisik baik luka tajam, tumpul, ataupun tekanan repetitif yang
memicu Koebner, yaitu lesi depigmentasi baru pada area trauma. Trauma ini terjadi contohnya menggosok handuk di punggung,pemakaian jam tangan, celana yang terlalu ketat, menyisir rambut terlalu keras,
Lini pertama
Topikal : Kortikosteroid topikal,
Calcineurin inhibitor (takrolimus, pimekrolimus),
Fototerapi: Narrowband ultraviolet B (NBUVB, 311 nm),
Excimer lamp atau laser 308 nm,
Fotokemoterapi: campuran psoralen dengan phototherapy ultraviolet A (PUVA),
Lini kedua
campuran kortikosteroid topikal dengan analog vitamin D3 topikal,
Sistemik (untuk menahan penyebaran lesi aktif dan progresif pada VNS yang
akut/aktif) berwujud pemberian betametason 5 mg dosis tunggal, dua hari
berturut-turut per minggu selama 16 minggu,Excimer lamp atau laser 308 nm,
Fotokemoterapi
campuran psoralen dengan phototherapy ultraviolet A (PUVA)
campuran NBUVB dengan kortikosteroid sistemik,
campuran NBUVB dengan calcineurin inhibitor topikal,
Lini Ketiga
Terapi intervensi/pembedahan: untuk segmental, rekalsitran, vitiligo stabil,
yang memberi tanggapan parsial terhadap terapi non-bedah. Terapi pembedahan
berwujud:
Minipunch grafting,Suction blister epidermal grafts (SBEG),Split-skin graft,
Teknik graft melanosit atau epidermis baik dalam suspensi epidermis atau khusus dan khas kultur sel primer dari melanosit ,
Respon terapi setiap pasien berbeda-beda, memerlukan waktu dan
tenaga yang tidak sedikit untuk mengetahui terapi yang paling efektif untuk
setiap pasien,
XEROSIS KUTIS PADA GERIATRI
yaitu kekeringan kulit ditambah gangguan fungsi sawar kulit akibat berkurangnya kandugan air di dalam stratum korneum yang ditandai
dengan garis halus, skuama halus dan kadang ditambah rasa gatal gatal,
Tanda, gejala bergantung pada usia , status kesehatan pasien, kelembaban udara sekitar,faktor penuaan intrinsik, genetik , lingkungan,
faktor eksternal yang mempengaruhi kondisi kulit kering, contohnya:
Kulit terasa seperti kering tertarik gatal gatal atau nyeri terutama sesudah mandi
Gangguan metabolik dan nutrisi: defisiensi zinc, asam lemak esensial,
Obat-obatan: anti androgen, cimetidin,anti hiperkolesterol, diuretik,
Penyakit sistemik: keparahan , riwayat radioterapi, , penyakit obstruksi empedu,neuropati diabetik, gangguan ginjal terminal, infeksi HIV,
Pemeriksaan :
Kulit teraba kasar dan kering. ada skuama halus dan bila lebih berat
bisa ada kelainan klinis iktiotik atau pencitraan skuama mirip sisik
ikan, keretakan kulit (erythema craquele/crazy paving appearance), eritema
dan inflamasi, dan fisura.,pencitraan klinis xerosis kutis adalah spektrum, menjadi lebih berat jika kondisi berlangsung semakin lama,
Predileksi xerosis kutis: sisi lateral abdomen,area lengan, tungkai bawah,
Tabel Klasifikasi xerosis kutis Guenther
Kasar/skuama gatal Nyeri Eritema Fisura
Ringan + -/+ - + -
Sedang ++ + /++ +/+ + + -/+
Berat +++ ++/+++ ++/+++ ++/+++ +/++
analisa Banding:
Ichtyosis vulgaris
Pemeriksaan :
,Pengukuran derajat kekeringan dilaksanakan secara objektif dengan alat
pengukuran trans epidermal water loss ,Tidak diperlukan pemeriksaan penunjang khusus,Emolien/moisturizer dengan atau tanpa keratolitik,
Klasifikasi xerosis ringan-sedang: pakailah humektan kekuatan ringan,
contohnya urea 5-10%, asam glikolat (AG) (4-8%) ,asam laktat
5% keratolitik asam salisilat 4%
Klasifikasi xerosis sedang: pakailah humektan kekuatan sedang contohnya urea
020%,khusus pemakaian asam salisilat jika lesi terlokalisir, karena risiko
salisilisme,
Wajah:
Klasifikasi xerosis ringan: pakailah barrier cream/unguentum
bisa ditambahkan urea, AG, AL, AS kekuatan rendah,
Emolien atau moisturizer non komedogenik dan non aknegenik
Humektan: urea 5 % ,Tangan/ kaki : Emolien/moisturizer dengan atau tanpa keratolitik,
Klasifikasi xerosis sedang-berat: pakailah humektan kekuatan tinggi contohnya
urea 20-40% ,
ALOPESIA ANDROGENIK
Alopesia terpola akibat faktor hormon androgen dan genetik. Sifat fisik yang
diwariskan secara herediter, tergantung androgen, memicu konversi rambut
terminal menjadi rambut velus dalam pola sifat,Kebotakan rambut kepala terpola:
Pada wanita penipisan rambut difus terutama di area frontal/parietal
Pada pasien laki laki penipisan rambut di temporal, frontal/parietal, verteks, oksipital,
Derajat keparahan
Ludwig:
Kerontokan difus pada puncak kepala dan menetapnya garis frontal, namun
pada wanita ada juga kerontokan yang meningkat pada bagian depan,
dinamakan dengan Christmast tree pattern.
Norwood-Hamilton:
Tipe I muncul pada skalp prepubertas dengan rambut terminal tumbuh pada
dahi dan pada seluruh scalp. Tipe II dan III memperlihatkan kemunduran garis
rambut frontal kebanyakan bentuk M. Tipe IV V, VI memperlihatkan semakin
menipis pada vertex. Tipe VII dan VIII tampak kebotakan bergabung dan
rambut yang tinggal hanya pada belakang dan samping kepala
Pemeriksaan Penunjang:
Feritin,Thyrotrophin-stimulating hormone (TSH), Biopsi skalp
analisa Banding:
Alopesia areata difus,Trikotilomania, Sifilis sekunder,Telogen efluvium,
pengobatan
Sistemik:
ethinyl estradiol 50 µg/hari (hari 25) atau 50 mg (hari 1-10 siklus
menstruasi) dan ethinyl estradiol 35 µg/hari (hari 1-21)
Finasteride 1 mg/hari,Dutasteride 0,5 mg/hari,Spironolakton 200 mg/hari,
Cyproteron acetat (CPA) 100 mg/hari (hari 5-15 siklus menstruasi)
Topikal:
Minoksidil 2-5%, 2 kali sehari (1 ml atau 25 tetes)
17α-dan 17β-estradiol,
BROMHIDROSIS DAN OSMIDROSIS
Bromhidrosis atau osmidrosis adalah bau badan pasien berlebihan dari yang lain akibat sekresi kelenjar keringat terutama apokrin, ini salah satu jenis dari hiperhidrosis akibat sekresi berlebihan kelenjar keringat terutama ekrin,
Anamnesa penyakit sudah berlangsung lama, ada hipersekresi kelenjar apokrin yang terletak di sela-sela jari, genital ketiak, kulit kepala, telapak kaki, Akibat dari hipersekresi itu maka kulit basah dan lengket oleh hasil degradasi produk kelenjar apokrin oleh mikroba kulit,
analisa Banding:
Bau badan dipicu oleh :
Gangguan dismorfik tubuh,
Ekrin bromhidrosis:
Isovaleric acidemia,Hypermethioninemia,Fish odor syndrome (trimethylaminuria),Phenylketonuria, Sweaty feet syndrome, Odor of cat syndrome,
Proses pencernaan makanan, obat-obatan, toksin:
Hygiene yang buruk,Halusinasi olfaktori,Gagal hati (fetor hepaticus),Gagal ginjal,Benda asing di nasal pada pasien pasien anak,
Pemeriksaan Penunjang
Tes bau oleh ahli bau,Starch Iodine test, Pemeriksaan lab untuk pemicu sistemik,
pengobatan
Simpatektomi untuk kelenjar apokrin aksila,Injeksi toksin botulinum A, Laser Q-switched Nd: YAG10, Apokrinektomi/bedah eksisi apokrin,Diet rendah lemak dan pedas dan alkohol,memakai deodoran/anti-perspirant,hindari parfum,
Higiene kulit dengan skin care,
FRECKLES
Hipermelanosis superfisial berwujud bercak miliar sampai lentikular, tersebar di
wajah,Bercak kecoklatan miliar sampai lentikular batas tegas, ireguler, tersebar, predileksi di wajah, pemicu tidak diketahui, kemungkinan memiliki predisposisi genetik dan pemicu paparan sinar matahari,
analisa Banding:
Hiperpigmentasi pasca inflamasi , Melasma,Lentigo senilis,
Pemeriksaan Penunjang:
Biopsi, Lampu Wood,
pengobatan
Terapi perlu waktu lama,Tidak direkomendasikan pada pasien ibu hamil dan menyusui,
Asam azelaik 20%,Tretinoin 0,025-0,1%,Hidroquinon 2-5 %Asam kojik 4%,
Tabir surya: SPF minimal 152, Bedah listrik, Bedah kimia (peeling): alpha hydroxy acid, Jessner, trichloroacetic acid ,Bedah Laser: Q switched Alexandrite,
Q switched Nd:Yag dengan panjang gelombang 532 nm2
pakailah tabir surya berspektrum luas dengan SPF minimal 30 bila keluar rumah
Hindari paparan langsung sinar matahari terutama antara pukul 09.00 s/d 13.00
WIB.
TUMOR DAN BEDAH KULIT
PRA KANKER
Keratosis aktinik
Leukoplakia
Penyakit Bowen
TUMOR JINAK
Trikoepitelioma
Siringoma
Kista epidermoid
Keratosis seboroik
Dermatofibroma
Fibroma mole
Nevus verukosus
Keloid
Granuloma piogenikum
Angiokeratoma
Hemangioma
Limfangioma
Nevus flameus
Nevus melanositik
TUMOR GANAS
Karsinoma sel basal
Karsinoma sel skuamosa
Melanoma maligna
KERATOSIS AKTINIK
Adalah neoplasia dari sel keratinosit epidermal akibat paparan ultraviolet dalam waktu lama , Lesi terletak di area tubuh yang terpapar sinar matahari, dan memiliki berbagai tipe klinis, yaitu: aktinik keilitis,eritematosa, hiperkeratotik, pigmented, pada populasi geriatri, sindrom genetik tertentu,pasien laki laki, keparahan kulit ,kulit putih, rambut pirang, mata biru, imunosupresi, riwayat pra-kanker sebelumnya, bentuk prakanker dari karsinoma sel skuamosa, dengan risiko progresivitas 1-20%, namun memiliki kemungkinan regresi spontan 84-85%
analisa Banding:
Oral liken planus ,Keratosis seboroik,Veruka vulgaris,Karsinoma sel skuamosa,
Pemeriksaan Penunjang
Histopatologi
Pada lesi keratosis aktinik yang tidak sifat, tipe aktinik keilitis, bila analisa banding adalah karsinoma sel skuamosa. Pada pencitraan histopatologi tampak keratinosit yang atipik dengan peningkatan mitosis, tampak sel diskeratosis, nekrotik pada lapisan epidermis,
Dermoskopi
pigmented folicular opening, rhomboidal structure,eritema difus dan sumbatan keratin, surface scale, eritema difus, dan rosette sign,Pada penyakit Bowen tipe pigmented bisa ada pencitraan annular granular pigmentation, asymmetric
pengobatan
topikal: Ingenol mebutate,Imiquimod ,Fluorourasil (FU),Natrium diklofenak gel,Interferon,Tindakan,Ingenol mebutate Photodynamic therapy campuran dengan aminolevulinic acid/methyl ,aminolevulinate,Radioterapi,Bedah beku, Laser resurfacing,Medium-deep peeling, Bedah pisau tangensial,Dermabrasi,
Tabir surya dan pencegahan terhadap sinar matahari lainnya ditambah
suplementasi vitamin,Topikal retinoid, contoh: adapalen, tretinoin, isotretinoin,
Namun penyakit ini mungkin pra-kanker dari karsinoma sel skuamosa ,
LEUKOPLAKIA
adalah lesi prakanker yang ditandai dengan bercak putih pada mulut yang
tidak bisa dikerok dan tidak bisa dihubungkan dengan proses penyakit lainnya.
Etiopatogenesis leukoplakia multofaktorial:
defisiensi vitamin A, B12, C, beta karoten, asam folat, zat besi, dan infeksi human papilloma virus,infeksi Candida, kebiasaan merokok, kebiasaan konsumsi alkohol,
Lesi Leukoplakia bisa tunggal atau multipel, dan berarea diarea mukosa oral,
penyebaran area di mukosa oral berbeda tergantung usia dan kebiasaan merokok,
Dibagi menjadi 2 tipe: homogenus dan nonhomogenus,
Nonhomogenus: lesi putih atau merah dan putih (eritroleukoplakia) yang
ireguler dan datar, noduler, ulseratif, atau verukosa.
Homogenus: lesi putih, datar, seragam yang bisa ditambah dengan fisura yang
dangkal dan halus, dan berkerut yang konsisten.
keanekaragaman Leukoplakia:
-Keratosis sublingual adalah plak putih lembut di sublingual dengan permukaan
keriput, tidak beraturan namun batas tegas dan terkadang bentuk kupu-kupu.
-Oral eritroleukoplakia (OEL) adalah lesi non-homogen. Campuran komponen
putih dan merah,sebagai tambalan merah yang berapi-api yang tidak bisa dicirikan secara klinis atau secara patologis seperti penyakit lainnya. OEL memperlihatkan potensi transformasi ganas yang lebih tinggi dibanding leukoplakia homogen,
- Leukoplakia verilus proliferatif (PVL): pertama kali menjelaskan PVL adalah bentuk klinis OL yang berbeda. PVL memiliki tingkat transformasi ganas yang tinggi. Menurut WHO, PVL adalah lesi progresif multifokal, pada wanita, , gingiva bagian bawah, lidah, mukosa bukal, dan alveola.
-Candida leukoplakia (CL) adalah kronis, diskrit meningkat. Lesi yang palpable,
translusen, keras , kasar bila disentuh,area keputihan hingga besar, plak opak, keras , Leukoplakia berisiko mengarah ke keparahan jika ada faktor faktor: jenis
kelamin pasien wanita, lama leukoplakia, leukoplakia pada non-perokok (leukoplakia idiopatik), area di lidah dan/atau lantai mulut, ukuran >200 mm, tipe tidak homogen, kehadiran dari C. albicans, adanya displasia epitel,
- Leukoplakia berbulu oral (OHL) lesi Greenspan, ini dipicu oleh pengaktifan kembali Infeksi virus Epstein-Barr ,sebelumnya.dengan bercak putih
bergelombang atau permukaan berbulu dan ada di lateral batas lidah,
Pemeriksaan Penunjang:
Histopatologi ,
analisa Banding:
Liken planus,Lupus eritematosus,Karsinoma verukosa,
pengobatan
Adanya displasia sedang atau berat: eksisi bedah atau terapi laser ,
Lidah, lantai mulut, langit-langit lunak, dan orofaring,Tidak adanya displasia atau adanya displasia ringan-bedah,Hilangkan semua faktor pemicunya.,Eksisi/operasi laser pada lesi pada ventral/lateral,Observasi ketat dan tindak lanjut untuk semua area anatomis lainnya,Lesi merah (eritroplakia atau leukoeritroplakia): dengan pembedahan ,Leukoplakia verilus proliferatif: pembedahan secara keseluruhan.dengan eksisi/tindakan laser CO2 ,
Vitamin C, retinoid, beta-karoten, asam retinoat ,
Terapi fotodinamik,
Bedah pisau: eksisi lokal luas jika lesi kecil,Bedah laser CO2: untuk lesi yang luas,
Suplementasi vitamin A, B12, C, besi dan asam folat,
PENYAKIT BOWEN
yaitu KSS in situ pada kulit adalah penyakit neoplasia sel keratinosit terbatas pada epidermis yang dihubungkan dengan radiasi pengion, infeksi HPV.,paparan sinar ultraviolet, arsenik,
Subungual/periungual
Kuku bisa terlibat dan mengalami perubahan berwujud longitudinal melanonikia,
nail bed hyperkeratosis, destruksi kuku, onikolisis,pencitraan plak tipis eritematosa di sekitar margin kutikula kuku, ditambah skuama, bisa ada erosi dan krusta kekuningan,
Eritematosa
mirip plak psoriasis atau dermatitis, namun pada bowen akan refrakter
terhadap terapi kortikosteroid,Tipe tersering, berbentuk plak eritematosa sirkumskrip hingga iregular, ditambah skuama kasar, krusta kekuningan, yang membesar perlahan,
Pigmented
pigmented akan tampak berwujud plak eritematosa ditambah hiperpigmentasi
kecoklatan difus pada sebagian atau seluruh permukaan lesi, bisa ditambah
hiperkeratosis fokal atau skuama ,
Intertriginosa
pencitraan plak eritematosa madidans mirip dermatitis,
Hiperkeratotik/verukosa
Tipe ini tampak berwujud plak eritematosa tertutup hiperkeratosis atau
permukaannya verukosa,
analisa Banding:
Tipe intertriginosa: penyakit Paget, penyakit Hailey-Hailey,dermatitis seboroik, psoriasis inversa, kandidosis intertriginosa,
Tipe subungual/periungual: HPV, karsinoma sel skuamosa,nail matrix nevus, melanoma maligna, infeksi jamur ,
Tipe eritematosa: KSS invasif,KSB superfisial, keratosis seboroik teriritasi,
Tipe hiperkeratotik/verukosa: liken planus hipertrofik, KSS invasif,veruka vulgaris, keratosis seboroik, diskoid lupus eritematosus,
Tipe pigmented: bowenoid papulosis,pigmented KA, liken planus-like keratosis, melanoma,
Pemeriksaan Penunjang
Histopatologi: ada sel keratinosit atipik ditambah diskeratosis ,mitosis tidak normal pada seluruh lapisan epidermis. Sel itu memenuhi/prominen di area
intraepidermal kelenjar pilosebasea (kelenjar sebasea,akrotrikia, infundpasien ibulum folikel),
Dermoskopi: Dotted glomerular vessels yang berkelompok dan fokal, ditambah surface scales
putih atau kekuningan, pada red-yellowish background,
Pada bowen pigmentedbisa ada brown-gray dots dengan penyebaran linear atau fokal.3 Bila ada multiple atypical (polymorphous) vessel dan struktur white circle maka dicurigai adanya perubahan menjadi KSS ,
pengobatan
Fluorourasil, Imiquimod,PDT dengan ALA/MAL,Bedah beku,Bedah eksisi,
Bedah listrik dengan kuretase,Laser ablasi,Bedah mikrografik Mohs,
Radioterapi,hindari sinar matahari,bowen muncul pada lokasi yang terpajan sinar matahari, Pemakaian tabir surya,Suplementasi vitamin,
TRIKOEPITELIOMA
Tumor jinak folikel rambut, adalah keanekaragaman dari trikoblastoma.
Terdiri dari 3 bentuk, yaitu:
1.Desmoplastik
pada wanita muda, berwujud plak anular sklerotik, Berukuran 1 cm dan asimtomatiksoliter padat, sewarna kulit sampai putih keabuan dengan depresi sentral terletak di pipi atas atau sudut bibir.
2.Soliter
terutama papul, kecil (diameter 5-8 mm), sewarna kulit. area pada wajah
terutama sekitar hidung, bibir atas , pipi. lesi muncul pada badan, leher, skalp. membesar terutama pada paha dan regio perianal,
3.Multipel
muncul pada pasien remaja, pada sindrom Brooke-Spiegler, berwujud papul padat,
mengkilat dalam jumlah banyak pada wajah dengan predileksi di bibir atas,
lipatan nasolabial dan kelopak mata, myasthenia gravis,sindrom Rombo,
lupus eritematosus sistemik ,
analisa Banding:
Steatosistoma multipleks,Trikoepitelioma, Hiperplasia sebasea,
Pemeriksaan histopatologi, terutama pada tipe desmoplastik yang mirip dengan
karsinoma sel basal. ada pulau basaloid,kista tanduk (horn cyst) dalam berbagai ukuran
pengobatan
Tretinoin,Imiquimod topikal,Bedah listrik,Bedah eksisi,Bedah beku,
Bedah laser,
SIRINGOMA
Tumor jinak adneksa yang terbentuk dari elemen duktus berdiferensiasi ke arah
eccrine acrosyringium,
pemeriksaan
Papul multipel, padat, sewarna kulit agak kekuningan,pada wanita pasien dewasa,Pada wajah terutama kelopak mata bawah,Siringoma eruptif, ditandai dengan papul multipel, diseminata, kadang berkonfluens pada tubuh bagian setengah atas mengenai gadis pubertas Pemeriksaan histopatologi: pada dermis ada pencitraan duktus ekrin multipel
mirip tanda koma (comma-like) atau tadpoles,
analisa Banding:
Steatosistoma multiplex,Trikoepitelioma,Hiperplasia sebasea,
pengobatan
Elektrokauter (bedah listrik), Bedah laser ,Bedah eksisi ,Dermabrasi ,
Isotretinoin oral, terutama untuk tipe eruptif
KISTA EPIDERMOID
Kista dengan dinding berasal dari epidermis atau epitel folikel rambut, Nama lain yaitu follicular cyst-infundpasien ibular type, keratin cyst, epidermal inclusion cyst, epithelial cyst, Lesi berkembang dari folikel pilosebasea dan berisikan keratin ada
pada wanita atau pasien laki laki pasien dewasa, Milia secara histopatologi
adalah kista epidermoid yang berukuran kecil , Nodul dermis atau subkutan yang bisa digerakkan (mobile) dengan jaringan bawah kulit dan memiliki pungtum pada tengah lesi. Lesi yang tidak berhubungan dengan trauma berarea pada dada bagian atas, punggung bagian atas, leher, kepala sedangkan lesi yang berhubungan dengan trauma berada pada telapak tangan, telapak kaki, dan bokong. Lesi sewarna kulit dan ada bau yang tidak sedap seperti keju. Kista tumbuh secara lambat, asimtomatik, sering pecah, kista yang pecah bisa nyeri meradang
analisa Banding:
Kista pilar, Lipoma,Bisul (furunkel, karbunkel) atau acne cyst,Furunkulosis,Steatocystoma multiplex,
Pemeriksaan Penunjang
Ultrasonografi: ada massa hyphoechoic pada bidang subkutan dengan muara punctum di epidermis,
Histopatologi: ada epitel skuamosa berlapis dengan lapisan granular yang intak dengan kista yang berisi debris keratin eosinofilik,
pengobatan
Antibiotik golongan sefalosporin untuk Staphylococcus pada kista epidermal yang mengalami inflamasi
Laser: Laser karbon dioksida Untuk melakukan eksisi minimal bisa menghilangkan secara total kista epidermoid ,Laser erbium: yttrium aluminum garnet (Er:YAG)mengecilkan kista epidermoid tanpa bekas luka ,
Surgical excision: Insisi, pengeluaran isi keratin, dan eksisi dari dinding kista , Rekurensi sebanyak 3%.3 Minimal insisi dengan besar 3 mm bisa dipakai pada kista epidermoid pada wajah dengan diameter kurang dari 1 cm.
Menghilangkan semua dinding kista diperlukan untuk mencegah berulangnya
penyakit.
KERATOSIS SEBOROIK
adalah tumor jinak epidermal yang paling sering terjadi. Lesi terjadi
pada usia pertengahan, namun bisa muncul pada pertama masa pasien remaja,
banyak keanekaragaman klinis. Pada lesi pertama ada batas yang tegas,
berwarna kecoklatan,permukaan rata, kusam, Seiring perkembangan lesi
menjadi berbentuk kista pseudohorn,papul, permukaannya verukosa, stuck-on, mengkilat,
Jenis keanekaragaman:
Large cell acanthoma,Flat seborrheic keratosis, Stucco keratosis,Dermatosis papulosa nigra,Inverted follicular keratosis,Lichenoid keratosis,
analisa Banding:
Karsinoma sel basal,Lentigo senilis/solaris,Nevus melanositik, Melanoma maligna,
Pemeriksaan
Histopatologi:Tampak kista pseudohorn, hiperkeratosis, akantosis, papillomatosis,
Dermoskopi: light-brown fingerprint-like structures, cerebriform pattern(gyrus & sulci).Milia-like cysts, comedo-like openings,
pengobatan
QS Nd: YAG 1064 mm (long pulsed) pemakaiannya untuk keratosis seboroik mencapai resolusi sebesar 70-90% ,
Potassium-titanyl-phosphate (KTP) laser memperlihatkan perbaikan yang
sejenis dalam pengobatan dermatosis papulosa nigra pada 14 subjek,
, Bedah listrik (elektrodesikasi) memiliki efektivitas yang sama dibanding laser
CO2 dengan biaya yang lebih murah,Kuretase, krioterapi,
Laser CO2 ablatif hampir sama seperti tindakan bedah listrik (elektrodesikasi) dan memiliki outcome baik,
DERMATOFIBROMA
Dermatofibroma adalah tumor jinak. Meskipun ada yang mengalami percepatan
pertumbuhan, namun sebagian besar akan statis bertahun-tahun. Sebagian tumor
ada pula yang mengalami regresi spontan meninggalkan makula hipopigmentasi.
Pertumbuhan lesi menjadi ganas terjadi pada 20% masalah penyakit namun jarang bermetastasis,
Nama lain: histiositoma fibrosa, sklerosing hemangioma,fibroma simpleks, nodular subepidermal fibrosis, histiositoma, dermal dendrositoma, Tumor jinak fibrohistiositik kulit yang sering ada, Tumor ini banyak ada pada orang pasien dewasa, dengan predileksi tersering pada tungkai bawah. Tumor padat,berwujud papul/nodulus/nodul, asimptomatik, berukuran beberapa mm hingga 10 mm, bisa mencapai 2 cm ,Tumor bisa muncul soliter, multipel maupun eruptif. Pada warna tumor hiperpigmentasi, kecoklatan , pink, eritema , sewarna kulit, diperkirakan trauma, pasca-insect bite.Pada palpasi, tumor teraba melekat pada kulit hingga lapisan subkutan; jika dilaksanakan“pinching”/cubitan dari tepi, lesi akan melekuk ke dalam kulit, dinamakan dimple sign,
analisa Banding:
Nevus melanositik ,Kista fibrosis atau neoplasia mesenkimal lain
Dermatofibrosarkoma protuberans (jika lesi besar, multilobular dan tidak
berbatas tegas)
Pemeriksaan Penunjang
Histopatologi ,Dermoskopi ,
pengobatan
Tidak diperlukan terapi khusus karena asimtomatik ,
pengobatan bedah pisau untuk biopsi dan eksisi keseluruhan jaringan tumor,
jika: memicu keluhan subjektif ( gatal gatal/nyeri),Bila ada di area yang rentan trauma berulang, Lesi ganas. lesi dengan pertumbuhan cepat dan besar. Margin dari lesi mencapai 3 mm dan hingga terangkat lapisan subkutan. Kemudian dilanjutkan: pemeriksaan imunohistokimia.Pulsed dye laser 600 nm , Injeksi triamsinolon asetonid , Laser CO2 untuk lesi multipel di wajah ,Shave excision,Bedah beku untuk mendatarkan lesi,
bahwa dermatofibroma adalah tumor jinak sehingga tidak perlu apapun,
tidak direkomendasikan menghilangkan lesi dermatofibroma yang secara klinis jinak, dengan tujuan estetik, jika ada kecurigaan keparahan, pertumbuhan yang cepat, bentuk aneh diperlukan tindakan pembedahan.
FIBROMA MOLE
Tumor lunak jaringan ikat bertangkai, permukaan licin atau tidak teratur, letak di kelopak mata,leher, aksila,
analisa Banding:Neurofibroma
Pemeriksaan Histopatologi ,
pengobatan :Bedah listrik, Bedah pisau,Bedah laser,
NEVUS VERUKOSUS
Tumor epidermal yang ditandai dengan hiperkeratosis dari keratinosit dan
permukaan verukosa,
- Inflammatory linear verrocous epidermal nevus adalah keanekaragaman nevus
verukosus yang ditandai sisik,pruritus, eritema terutama ada di bokong dan ekstremitas bawah,
- Systemized epydermal nevus adalah nevus verukosus dengan penyebaran luas
termasuk didalamnya nevus unius lateris yaitu nevus epidermal dengan penyebaran setengan badan dan histriks ikhtiosis, nevus epidermal dengan penyebaran bilateral. konfigurasi transversal di tubuh dan linear di ekstremitas,
- Nevus verukosus ditandai dengan papul verukosus terlokalisasi atau difus,
rapat, sewarna kulit, menyatu membentuk plak papilomatosa yang berbatas tegas. Konfigurasi linear ada di ekstremitas dengan penyebaran pada garis Blaschko’s atau relaxed,
analisa Banding:
Psoriasis,Inkontinensia pigmenti,Liken striatus,Linear Darier disease,Linear porokeratosis,Liken planus linear,
Pemeriksaan histopatologi: ada pencitraan akantosis, papilomatosis ,
hiperkeratosis, elongasi dari rete ridges.
pada ilven memperlihatkan infiltrat peradangan kronik di dermis, hiperplasia epidermal psoriasiform , parakeratosis
pengobatan
Bedah eksisi,Bedah laser,FU topikal,Podofilin,Tretinoin topikal,Calcitriol, Bedah beku,
KELOID
Awitan terjadinya keloid tidak langsung ,terjadi sesudah perlukaan, melebihi batas pertama luka, jarang terjadi regresi spontan, bisa rekurens, kadang memiliki bentuk yang terdistorsi,
Nodul plak keras, merah muda, hiperpigmentasi, memiliki permukaan yang halus dan mengkilat, terjadi ulkus, pinggir yang tidak rata, bisa ditambah telangiektasia, dan menimbulkan nyeri gatal gatal,
Salah satu manifestasi penyembuhan luka tidak normal berwujud jaringan parut muncul melebihi batas luka. Pada keloid terjadi ketidakseimbangan antara
sintesis dan degradasi kolagen. Faktor risiko, antara lain: umur di bawah 30 tahun, tingginya kadar hormon pada puberitas maupun kehamilankulit yang gelap, faktor
genetik (ras kulit hitam, Hispanik, Asia), riwayat keluarga, golongan darah A, hyper-immunoglobulin (IgE) syndrome, luka bakar, luka yang memerlukan waktu untuk sembuh lebih dari tiga minggu, dan luka yang ada pada kulit di area sternum, pundak, lengan atas, daun telinga, dan pipi,
analisa Banding:
Apocrine cystadenoma, Adult-onset juvenile xanthogranuloma,Follikulitis kronik,
Karsinoma sel basal tipe morfeaformis, Dermatofibrosarcoma protuberans,Foreign body granuloma,Trichilemmal carcinoma,
Pemeriksaan Histopatologi: pencitraan histopatologi diperoleh kumpulan kolagen I dan kolagen III hiposeluler yang tebal, disorganisasi,eosinophilic, berukuran besar, ada juga matriks mukoid yang banyak dan fibroblas pada dermis,
pengobatan
Triamcinolone acetonide injeksi,Silikon gel, Pressure garment therapy,Calcipotriol topikal,
Krim imiquimod 5%,Interferon, Lima-fluorourasil (5-FU),Bleomycin,Botulinum toxin ,
Bedah pisau dengan graft dicampuran dengan injeksi triamcinolone acetonide.
Terapi laser,Pulse dye laser, adalah terapi campuran dengan Laser CO220
Bedah beku,
GRANULOMA PIOGENIKUM
Tumor vaskular yang sering ada, bisa muncul spontan atau sesudah trauma.
Papul/nodus eritema bertangkai, mudah berdarah. Nodul, berbentuk
pedunculated merah, permukaan lembut mudah berdarah, krusta atau ulserasi. area sering pada intraoral: marginal gingiva, palatum, mukosa bukal, lidah, dan bibir. area di kulit di wajah, leher, ekstremitas atas bawah, mukosa membran di hidung, kelopak mata,
analisa Banding:
Jaringan granulasi, hemangioma, metastatic carcinoma , amelanotic melanomaperipheral giant cell granuloma, peripheral ossifying fibroma,
Pemeriksaan Histopatologi
pengobatan
Bedah pisau,Bedah listrik,Bedah laser CO2,Er: YAG5,Diode, Nd:YAG, Krioterapi,
rekurensi granuloma piogenikum, kebersihan dari luka, karena infeksi berperan terhadap tumor vaskular (infeksi Streptococcus, Staphylococcus, Bartonella henselae, B. Quintana, dan HHV ,
ANGIOKERATOMA
Dilatasi kapiler ditambah hiperkeratosis dengan etiologi malformasi limfatik-vaskular kapiler.Papul verukosus, eritema keunguan/hiperpigmentasi, bisa muncul zosteriform, unilateral mirip garis Blaschko,
analisa Banding:
Melanoma maligna, Limfangioma,
Pemeriksaan Histopatologi ,
pengobatan
Krioterapi (bedah beku) ,Laser CO2 (bedah laser) ,Elektrokauter (bedah listrik) , Eksisi (bedah pisau)
HEMANGIOMA INFANTIL
Tumor jinak pembuluh darah, berwujud proliferasi endotelial. Terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap proliferasi, stabil, dan involusi. usia pasien ibu di atas 30 tahunras kaukasia, kehamilan yang multipel, Nama lain lesi ini
antara lain strawberry birthmark, strawberry hemangioma , juvenile hemangioma,vascular tumor, vascular birthmark,
Lesi dalam: berwarna ungu, biru, sewarna kulit muncul pada usia
2-3 bulan,Lesi superfisial: makula eritematosa yang terang, papul, maupun plak
muncul pada usia 1-4 minggu,
Lesi muncul pada usia 1-8 minggu, pertumbuhan yang cepat selama 6-12 bulan, dilanjutkan dengan tahap involusi selama 5-9 tahun,
Jenis dari hemangioma dibedakan menjadi:
Bentuk (indeterminatefokal, multifokal, segmental)
Tipe ( retikular/abortif/perkembangan minimal,superfisial, dalam, campuran,)
analisa Banding:
Lesi vaskular: Tumor vaskular
Papillary intralymphatic angioendothelioma,Composite hemangioendothelioma,
Angiosarkoma ,Epithelioid hemangioendothelioma,Malformasi vaskular,Malformasi kapiler, Malformasi limfatik, Malformasi vena,Malformasi arterio-vena,
Tufted angioma,Spindle-cell hemangioma,Hemangioma epiteloid, Kaposiform hemangioendothelioma,Sarkoma kaposi,Retiform hemangioendothelioma,
Lesi nonvaskular:
Histiositosis sel Langerhans,Neuroblastoma , Leukemia kutis kongenital,
Miofibroma,Spitz nevus, Juvenile xanthogranuloma, Kista dermoid5. Encephalocele, Rhabdomiosarkoma , Fibrosarkoma infantil,
Pemeriksaan Penunjang:
Histopatologi: pencitraan berwujud lobular architecture dengan sel endotel yang tampak bulat dan pencitraan proliferasi endotel pada tahap proliferasi.
Hasil pewarnaan imunohistokimia pada glucose transporter 1 protein (GLUT-1)
positif,
-Dermoskopi,Red lacunas, reddish homogenous areas.
-Radiologi: modalitas yang bisa dipakai antara lain ultrasonography dengan
computed tomography (CT) scan.doppler, magnetic resonance imaging (MRI),
(dicurigai terkait pembuluh darah besar) atau bila direncpasien anakan terapi reseksi operasi pada tahap proliferasi,Pemeriksaan MRI dan CT-scan dilaksanakan pada lesi yang ekstensif ,
- Tes darah: Bila hemangioma terkait sindrom PHACE, atau ada kecurigaan
hemangioma hepar maka pemeriksaan darah yang berhubungan dengan
penyakit endokrin contoh pemeriksaan hormon pertumbuhan dan tiroid ,
Pemeriksaan darah terkait pemberian terapi sistemik,
pengobatan
-Imiquimod 5% topikal,
-Interferon-α Terapi yang efektif untuk hemangioma yang resisten terhadap steroid, yang gamggu fungsi organ tubuh seperti mata, dan bisa membahayakan
hidup.
- Kemoterapi Siklofosfamid,Vincristine,
-Sebagian besar hemangioma bisa sembuh tanpa terjadi sekuele ,Observasi tanpa pemberian terapi di penyakit yang berukuran kecil, area jauh dari organ vital, dan tanpa penyulit. Indikasi diperlukannya obat antara lain: bila terjadi ulkus, lesi bisa mengganggu organ vital seperti mata, mulut, hidung, genitalia, dan perianal, yang berpotensi menimbulkan perdarahan kecacatan,
-Topikal ß blockers
Timolol maleat topikal 0,5% mengurangi warna kemerahan pada hemangioma infantil tipe superfisial, Timolol maleat topikal 0,5% mengurangi ukuran hemangioma infantil tipe superfisial maupun campuran.Kortikosteroid
Prednison oral mengurangi pertumbuhan hemangioma infantil.
-Propanolol
Pengobatan hemangioma infantil pada tahap proliferasi dengan memakai
propanolol dosis 3 mg/kg beratbadan /hari selama 6 bulan
Pengobatan hemangioma infantil dengan propanolol dosis 2 mg/kg beratbadan /hari dibagi 3 dosis selama 6 bulan mengurangi warna kemerahan,ukuran, ketebalan, pada lesi.
Operasi
Reseksi satu tahap menghilangkan lesi hemangioma infantil pada telinga,
Eksisi sirkular dengan penutupan purse-string mengurangi ukuran luka pasca operasi hemangioma infantil,
Pulse dye laser tidak efektif dalam mengobati lesi pertama hemangioma dan
dihubungkan dengan hipopigmentasi, dan atrofi kulit
Konsultasi
Spesialis pasien anak divisi onkologi kardiologi,Skrining gangguan kardiologi sebelum pemberian propranolol,
Terapi interferon-α, kemoterapi (vincristine15 dan siklofosfamid16 (B,5)) pada hemangioma yang membahayakan jiwa,
LIMFANGIOMA
atau lymphangioma circumscriptum ,Hiperplasia dan dilatasi pembuluh limfe akibat kelainan kongenital malformasi sistem limfatik, Kelainan bisa merbentuk vesikel yang berisikan cairan limfe, ada pada area wajah dan ada pada usia kurang dari 2 tahun,
pemeriksaan :
Lesi berwujud kumpulan vesikel yang berisikan cairan bening maupun cairan
serohemoragik. Lesi dengan batas difus dan bisa menyerang struktur
disekitarnya,
analisa Banding:
Malformasi vena,Limfangiektasia/limfangioma akuisita,Angiokeratomag,Hemangioma,
Pemeriksaan Histopatologi
Magnetic Resonance Imaging (MRI) Bila ada kecurigaan kelainan melibatkan pembuluh besar dan memerlukan tindakan bedah,.
Ultrasonography (USG) mengabaikan malformasi arteriovenosa (highflow). Pada limfangioma diperoleh jenis slow-no flow dan bisa dinilai ekstensi dan luas malformasi,
Pada sediaan terlihat dilatasi dari pembuluh limfe dengan endotelium yang
datar dan tidak ada sel darah,
Dermoskopi :Red-blue lacunas, red-bluish to red black homogenous areas.
pengobatan
Skleroterapi,Bedah pisau,Dengan memakai OK-4327
Dengan memakai bleomisin A58,
Prosedur destruktif :Radiofrequency ablation,Bedah laser CO2,
NEVUS FLAMEUS
port wine stain atau nevus flameus yaitu malformasi kutaneus vaskular, yang melibatkan postcapillary venule, Seiring bertambahnya usia, warna lesi akan bertambah gelap dan bisa ditambah munculnya papul dan nodus vaskular diatasnya,Lesi berwujud makula eritematosa ,tepi aneh , muncul sejak lahir dan tidak pernah hilang spontan. ada pada wajah di area persarafan nervus trigeminus. Nevus flameus dengan kelainan nevus epidermal, makrosomia lokal, cerebriform palmar hiperplasia palmar, limb gigantism, hipoplasia dermal,
choristomas pada mata, visceral hamartomas, dan deposisi lemak tidak normal
Bila hanya malformasi kapiler saja
Nevus flammeus bisa berdiri sendiri atau adalah tanda dari beberapa
sindrom, yakni Proteus syndrome ,Sturge-Weber syndrome (SWS; encephalotrigeminal angiomatosis), Klippel-Trenaunay syndrome, Co beratbadan syndrome, nevus flammeus tidak bisa berinvolusi seperti hemangioma, progesivitas dari nevus flammeus, bisa terjadi: perubahan warna, lebih gelap atau keunguan, dan terbentuk papul atau nodul vaskular , Terapi bisa memuaskan.
Pasien dengan nevus flammeus area yang luas di area wajah, patut dicari
adanya gangguan pada mata, dan nervus trigeminal, bisa dilaksanakanMRI pada
kepala untuk mencari lesi intrakranial (Sturge-Weber syndrome SWS;
encephalotrigeminal angiomatosis).
Nevus flameus dengan area di ekstremitas, diperlukan pemerikaan lengkap
seperti ultrasonography, ultrasonografi Doppler, MRI, lymphoscintigraphy untuk
mencari adanya trombus di ekstremitas,
Pemeriksaan Histopatologi: telangiektasia bisa ada secara histologis sesudah usia 10 tahun. Dilatasi kapiler pada lapisan dermis superfisial yang seiring dengan bertambahnya usia akan merambah ke pembuluh kapiler di lapisan dermis yang lebih dalam hingga subkutan,
analisa Banding:
Sarkoma Kaposi,Nevus Unna,
pengobatan
Bedah laser pulse dye,
NEVUS MELANOSITIK
Spektrum neoplasia nevomelanositik yang berkembang pada waktu pasien dewasa muda,Warna: sewarna kulit, merah jambu, kecoklatan ,Bentuk: bertangkai/pedunculated, atas datar/flat-topped,makula/papul papilomatosa, papul berbentuk kubah/dome shape,
Nevus intradermal: Kumpulan sel nevus ada di dermis,
Nevus junctional : Kumpulan sel nevus setinggi dermo-epidermal junction
Nevus compound: Kumpulan sel nevus ada di dermis dan epidermis,
analisa Banding:
Karsinoma sel basal,Melanoma maligna,Lentigo solaris,Keratosis seboroik,Fibroma mole,Neurofibroma,
Pemeriksaan Histopatologi ,Dermoskopi: pola retikular, pigment network regular, globular dan homogen,
pengobatan
Bedah pisau, Bedah listrik, Bedah laser,
hindari paparan sinar UV, dengan memakai tabir surya,
Pasien dengan lesi nevus melanositik yang besar berisiko lebih besar terhadap
keparahan, risiko keparahan yaitu jika ada bentuk tidak simetris, permukaan kasar, mudah berdarah, warna tidak lagi homogen,
KARSINOMA SEL BASAL
Tumor ganas yang berasal dari lapisan epidermis, Penyakit ini berhubungan dengan paparan sinar matahari , jarang terjadi metastasis,tumbuh secara lambat, lokal invasif. adalah kanker kulit tipe non-melanoma ,
- Ulseratif: Termasuk ulkus rodens dan ulkus terebrans, berhubungan dengan destruksi lokal,
- basoskuamosa, keratotik, dan fibroepitelioma pinkus,
-Nodular: sering muncul di area yang sering terkena sinar matahari,
-Berpigmen: kemiripan dengan tipe nodular namun berwarna (biru, hitam, dan
kecoklatan) karena mengandung melanin,
-Superfisial : Tipe lesi yang tidak agresif, namun sering multifokal, dan
muncul di badan maupun ekstremitas,
-Morfeaformis : Lesi yang jarang terjadi dan sering ada pada wajah. mirip
skar atau keloid berbatas difus, adalah tipe risiko tinggi,
analisa Banding:
Karsinoma sebasea,Morphea/skleroderma lokalisata,Keratosis aktinik, Karsinoma sel skuamosa, Penyakit Bowen,Keratoacanthoma,Melanoma,Dermatitis,Psoriasis,Tinea korporis,Keratosis seboroik,Moluskum kontagiosum,Angiokeratoma,
Pemeriksaan Penunjang
-Computed tomography (CT) scan atau magnetic resonance imaging (MRI)
Bila ada tanda dan gejala memperlihatkan keikutsertaan tulang, saraf yang
besar, mata, dan kelenjar parotis,
-Dermoskopi: pencitraan blue-black globules, leaf like structures, spoke wheels, ulcers, dan arborizing vessel.
-Histopatologi: dilaksanakan jika ada analisa banding, lesi kulit berada
pada area risiko tinggi seperti area tengah wajah (sekitar mulut, mata,
telinga, dan hidung), dan pada masalah penyakit yang memerlukan pencitraan histopatologi ,lesi untuk menentukan pilihan terapi
pengobatan
Imiquimod : Dihubungkan dengan perbaikan pada pencitraan histopatologi,
pemakaian krim imiquimod memiliki keberhasilan rendah dibandingkan dengan operasi,
Topical tazarotene 0.1%, Zycure** (0.005% mixture of solasodine glycosides),
Sonidegib,Vismodegib,5-fluorouracil (5-FU) ,
Mohs micrographic surgery Pilihan pada karsinoma sel basal yang primer maupun sekunder,Sebesar 3% lesi primer yang diterapi dengan bedah eksisi berbanding 2%
lesi primer yang diterapi bedah mikrografik Mohs mengalami rekurensi
dalam pemantauan 30 bulan,
Bedah eksisi,Baik dilaksanakan pada karsinoma sel basal primer,
Lebih efektif dibandingkan radiasi, photodynamic therapy (PDT) dengan 5-
aminolevullinic acid (5ALA) (-PDT 5-ALA) untuk penanganan karsinoma sel
basal tipe nodular., efektif dalam menghilangkan karsinoma sel basal tipe nodular namun penampakan kosmetik bisa lebih buruk dibandingkan dengan pemakaian
PDT dengan methyl-aminolevulinate (MAL),
Biaya bedah mikrografik Mohs lebih tinggi dibandingkan bedah eksisi,
Destructive surgical techniques,Kauter dan kuret,
Pilihan yang baik untuk low-risk karsinoma sel basal.
Cryosurgery: Aman dan efektif pada kanker kulit non-melanoma.
Carbon dioxide laser ablation: bisa dipakai pada low-risk karsinoma sel basal.
Photodynamic therapy : Terapi campuran dengan ALA atau MAL
Konsultasi
Pasien kanker non-melanoma mempunyai potensj
memperoleh lesi yang kedua dalam waktu 5 tahun,
Hematologi dan onkologi medik: terkait pengobatan kemoterapi,
Radioterapi: terkait pengobatan radioterapi,
hindari sinar matahari, Dengan pemakaian tabir surya SPF 15 memperlihatkan pengurangan insidens karsinoma sel skuamosa namun tidak tidak ada
proteksi pada karsinoma sel basal,
pemakaian nikotinamid oral aman dan efektif dalam mengurangi
kemunculan kanker kulit non-melanoma dan keratosis aktinik pada
pasien dengan risiko tinggi,
Celecoxib mengurangi karsinoma sel basal.
Obat anti inflamasi non-steroid dihubungkan dengan berkurangnya
risiko karsinoma sel basal pada pasien dengan risiko tinggi,
KARSINOMA SEL SKUAMOSA
Tumor ganas non-melanoma yang berasal dari keratosit epidermis supra-basal.
muncul pada bagian tubuh yang terpapar matahari dan sebagian besar
muncul dari lesi prekursor seperti keratosis aktinik, penyakit Bowen, luka bakar
Faktor Predisposisi:
Infeksi human papilloma virus,Genodermatosis (epidermolisis bulosa,albinism, xeroderma pigmentosum, porokeratosis)Mutasi P53, Bcl2, Imunosupresi,Skar,Luka bakar atau paparan panas yang lama,Ulkus kronik atau dermatosis inflamasi,
Lesi prekursor (penyakit Bowen,keratosis aktinik) paparan ultraviolet,paparan radiasi ionisasi,paparan terhadap karsinogen lingkungan,
pencitraan : Tumor soliter, adalah kelanjutan dari lesi prekursor.Pada populasi kulit putih lesi kulit ada pada area yang terpajan sinar matahari seperti punggung tangan,kepala, leher, Pada populasi kulit berwarna ada penyebaran yang sama baik dilokasi yang sering terpapar matahari maupun tidak,
pencitraan Tumor Risiko Tinggi (NCCN 2012):
Tumor berkembang dengan cepat, Gejala neurologi,Patologi , Area M ≥10 mm,Area H ≥6 mm,Poorly defined, Rekurensi,Imunosupresi,Site of prior RT atau proses inflamasi kronis,Subtipe akantolitik, adenoskuamosa , desmoplastik
.Kedalaman: ≥2 mm atau Clark levels IV,V,.keikutsertaan perineural atau vaskular Dikatakan tumor risiko tinggi jika ada salah satu tanda diatas
H: “High” risk wajah bagian tengah, telinga, periaurikular, kelopak mata,
periorbital, hidung, pelipis, dan bibir,
M: “medium” risk area kening, kulit kepala, pipi, leher
analisa Banding:
Karsinoma sebasea,Pioderma gangrenosum atipikal, Keratosis aktinik, Penyakit Bowen, Karsinoma sel basal ,Melanoma tipe amelanotik nodular,Keratoakantoma,
Pemeriksaan Penunjang
-Computed tomography (CT) dan magnetic resonance imaging (MRI)
dilaksanakan bila ada kecurigaan perluasan jaringan lunak lain (NCCN kategori 2A),penyakit pada tulang, saraf ,Pemeriksaan kelenjar getah bening (NCCN kategori2A),
-Dermoskopi : Struktur vaskular polimorfik berwujud glomerular/coiled dan dotted linear ireguler/serpentine, hairpin/looped, Sedang struktur keratin berwujud central keratin with blood spot white circle, white pearl/clod central keratin,
- Histopatologi : Pada pemeriksaan mencantumkan pemeriksaan keikutsertaan saraf, vaskular, kelenjar getah bening,(NCCN kategori 2A),subtipe perubahan morfologi pada sel, derajat diferensiasi, dalamnya tumor dalam millimeter, kedalaman invasi
- Biopsi :Spesimen diambil pada bagian lesi yang dicurigai infiltrasi lebih dari superfisial (NCCN kategori 2A)
pengobatan
Tretinoin topikal Tidak bisa mencegah karsinoma sel skuamosa ,
Nikotinamid oral, Obat anti-inflamasi non steroid (OAINS),
Celexocib,Cyclic photodynamic therapy dengan ALA,
hindari paparan sinar ultraviolet,pemakaian tabir surya dengan SPF 15 mengurangi karsinoma sel skuamosa dalam 4 tahun
Asitretin oral: Mengurangi risiko kanker kulit non-melanoma pada pasien transplantasi ginjal,
Adjuvant radiation therapy: pasien mengalami rekurensi lokal pada pasien
dengan karsinoma sel skuamosa dengan perineural invasion
Konsultasi hematologi onkologi medik Bila ada metastasis
Konsultasi spesialis bedah onkologi Bila ada penyebaran regional.
untuk resiko ringan : Obat anti-inflamasi non steroid (OAINS), Beta carotene ,
beta carotene tidak efektif namun tidak menimbulkan efek samping,
Krim imiquimod 5%,
Bedah pisau adalah terapi pilihan pada sebagian besar masalah penyakit karsinoma sel skuamosa,
Bedah beku, pasien mengalami rekurensi sesudah dilaksanakan
cryotherapy pada karsinoma sel skuamosa risiko rendah,
Mohs micrographic surgery (MMS),Superficial ablative techniques
Kuret dan bedah listrik (BL)pasien mengalami rekurensi sesudah dilaksanakan kuret dan BL ,pada karsinoma sel skuamosa tipe risiko rendah.
pasien mengalami rekurensi sesudah dilaksanakan terapi radiasi pada karsinoma sel skuamosa yang tidak metastasis,
Pasien karsinoma sel skuamosa mempunyai risiko tinggi untuk mengalami
karsinoma sel basal, melanoma, dan rekurensi karsinoma sel skuamosa.
MELANOMA MALIGNA
Tumor ganas melanosit yaitu sel yang menghasilkan melanin dan berasal dari
neural crest. Sebagian besar melanoma maligna (MM) muncul pada kulit
juga muncul di permukaan mukosa, contohnya uvea,
risiko: paparan sinar ultraviolet,UV high levels intermiten atau sporadik paparan kronik berlebihan ,
Karakteritik fenotip:
Nodular melanoma kongenital besar ,Mata biru atau hijau, Kulit terang, ketidakmampuan menjadi kecoklatan (tan), kecenderungan terbakar surya atau efelid (skin phototype I dan II),Rambut merah atau pirang , Mempunyai nevus melanositik yang banyak, dan atau lebih dari satu nevus melanositik atipik
Riwayat melanoma sebelumnya, melanoma dalam keluarga,
Mutasi p16, BRAF atau MC1R, Xeroderma pigmentosum,Supresi imun (kontroversi), pencitraan klinis: Lentigo malignant melanoma (LLM),Nodular melanoma (NM),Superficial spreading melanoma (SSM),Acral lentigo melanoma (ALM),pencitraan MM dini/ABCD (Tidak berlaku untuk NM)
A = asimetris,B = border/tepi yang tidak teratur,C = color/warna yang bermacam-macam,D = diameter sama atau lebih dari 6 mm, atau ada perbedaan penampilan,
E = elevasi ,
analisa Banding:
ALM termasuk ALM subungual:
Veruka plantaris,Hematoma,Nevus palmoplantar,Melanokhia longitudinal,Onikomikosis,Granuloma piogenik,
SSM: Nevus atipik,Nevus melanositik,Keratosis seboroik Karsinoma sel basal,
LLM:Keratosis aktinik berpigmen,Keratosis seboroik datar,KSB superfisialis berpigmen,Lentigo solaris,
NM: Berpigmen
Nevus Spitz berpigmen, Karsinoma sel basal berpigmen,Amelanotik,
KSB,Hemangioma,Granuloma piogenik,Karsinoma sel Merkel,
Nevus melanositik,Nevus biru,
Pemeriksaan Penunjang
-Pemeriksaan radio :
CT scan kepala (bila ada indikasi),CT scan lesi6. Sentinel lymph node biopsy (bergantung pada adanya indikasi/fasilitas),Foto thoraks,USG/CT scan abdomen,
Bone scan,
-Pulasan (pewarnaan) khusus untuk prognostik jika fasilitas tersedia:
BRAF ,P16,
-Dermoskopi: pola asimetris dengan warna yang bermacam-macam.
Dicurigai melanoma bila diperoleh paling sedikit satu pencitraan sebagai
berikut: peripheral black dots and globules, multiple brown dots, multiple blue gray dots dan atypical vessels,blue white veil, broadened network, irregular streaks/radial streaming, pseudopods, scar like depigmentation/regression structures,
-Histopatologi:Radial (horizontal) growth phase,Vertical growth phase,
- Pulasan (pewarnaan) khusus untuk pemeriksaan :
S 100,HMB 45 , Melan-A (jika fasilitas tersedia),
Tabel Klasifikasi Tumor Nodes Metastasize (TNM) melanoma
T Ketebalan (mm) : Ulserasi:
T1 <1,0 a. Tanpa ulserasi & mitosis <1/ mm2
b. Dengan ulserasi atau mitosis >1/mm2
T2 1,01-2,0 a. Tanpa ulserasi b. Dengan ulserasi
T3 2,01-4,0 a. Tanpa ulserasi b. Dengan ulserasi
T4 >4,0 a. Tanpa ulserasi b. Dengan ulserasi
N Jumlah KGB metastasis
N1 1 a. Mikrometastasis b. Makrometastasis
N2 2-3 a. Mikrometastasis b. Makrometastasis
c. In-transite metastasis atau satelit tanpa KGB metastasis
N3 4 atau lebih KGB, atau KGB
kusut (matted nodes) atau
in-transite/ KGB satelit
M area Serum lactate dehydrogenase
M1a Kulit jauh, subkutan / Normal
metastasis KGB Normal
Metastasis paru
M1a Metastasis viseral yang lain Normal
M1c Metastasis jauh lainnya Meningkat
pengobatan
Sesuai dengan stadium
Tindakan bedah: Eksisi dengan diagnosa akhir tepi lesi ,Mohs micrographic surgery (stadium I dan II) ,
Terapi sistemik
Stadium I dan II:
Interferon-alpha dosis rendah: 3 mU s.c 3x seminggu selama 18-24 bulan
Interferon-alpha dosis tinggi: 15-20 mU/m2,i.v (atau i.m) 5 hari/minggu
selama 4 minggu atau 10 mU/m2 s.c 3x/minggu
Injeksi BCG subkutan 0,375mg, diulang setiap 1-3 bulan
Stadium III dan IV sesuai dengan performance status (ECOG 0-4)
Hasil kurang baik cukup diberi kemoterapi single: dacarbazine dosis
1000 mg/m2 (hari 1, intravena) atau dacarbazine dosis 250 mg/m2 (hari 1-5,
intravena)
Hasil baik diberi campuran kemoterapi (CVD)
Dacarbazine dosis 20 mg/m2(hari 1, intravena)
Cisplatin dosis 20 mg/m2(hari 1-4, intravena)
Vinblastin dosis 1,2-4 mg/m2 (hari 1-4, intravena)
Bila ada metastasis ke otak, diberi temozolamide dosis 200 mg/m2
(hari 1-5, oral)
3. Terapi radiasi
Tindak lanjut:Setiap 3 bulan dalam 1 tahun pertama. Selanjutnya setiap 6 bulan seumur hidup,
pemantauaning respon pengobatan:
Ultrasonografi KGB basin bukan penganti SLNB.Jadwal tindak-lanjut dipengaruhi oleh risiko rekurensi, melanoma primer sebelumnya, dan riwayat keluarga melanoma, dan termasuk faktor seperti moles atipik/nevi displastik, dan kepentingan pasien/tenaga medis
Pencitraan radiologis diindikasikan untuk menginvestigasi tanda atau gejala
khusus dan khas USG KGB regional bisa dipertimbangkan pada pasien dengan
pemeriksaan fisik KGB tidak jelas, pasien yang ditawarkan namun tidak
menjalani SLNB, atau pasien dengan SLNB positif yang tidak menjalani
diseksi KGB lengkap,
Setidaknya pemeriksaan kulit tahunan seumur hidup
pemeriksaan KGB untuk stadium IA-IV NED
tidak direkomendasikan Pemeriksaan darah rutin
INFEKSI MENULAR SEKSUAL
Trikomoniasis
Vaginosis bakterial
Herpes simpleks genital (HG)
Infeksi genital non khusus dan khas (IGNS)
Infeksi gonore
Kandidosis vulvoalat vital wanitalis (KVV)
Kutil anogenital (KA)
Sifilis
Ulkus mole
TRIKOMONIASIS
Penyakit infeksi menular seksual yang dipicu oleh parasit berflagel Trichomonas
vaginais.
pasien wanita:
10-50% asimtomatik,
kadang-kadang berbusa,Keputihan berbau busuk, warna putih , mengiritasi kulit sekitar vulva menimbulkan keluhan gatal gatal dan perih pada vulva dan kulit sekitarnya,
pasien laki laki:
15–50% asimtomatik,
Duh tubuh uretra sedikit atau sedang, dan atau nyeri ketika kencing, bisa
juga iritasi uretra dan sering miksi,
Pemeriksaan pasien wanita:
Pada area forniks posterior, tampak duh tubuh alat vital wanita seropurulen, berbau busuk, jumlahnya sedikit sampai banyak, gatal gatal pada vulva ,Vulvitis dan vaginitis ,Kadang ada rasa tidak enak di perut bagian bawah ,pencitraan strawberry cervix
Pemeriksaan pasien laki laki:
Jarang: duh tubuh uretra purulen,Duh tubuh uretra sedikit atau sedang, dan atau disuria, bisa juga iritasi uretra dan miksi ,
analisa Banding:
Vaginosis bakterial,Infeksi genital nonkhusus dan khas,
Servisitis gonokokus,Kandidosis vulvoalat vital wanitalis,
Pemeriksaan Penunjang pasien wanita:
Bahan duh tubuh yang berasal dari forniks posterior dilaksanakan pemeriksaan
sediaan basah dengan larutan NaCl fisiologis, ada parasit Trichomonas
dengan pergerakan flagelanya yang khas,
Pemeriksaan Penunjang pasien laki laki:
Bahan sedimen urin sewaktu, bisa ada parasit Trichomonas ,
pengobatan
Metronidazol 2x500 mg/hari per oral selama 7 hari atau
Metronidazol 2 gram per oral dosis tunggal,
tidak mengkonsumsi alkohol selama pengobatan hingga 48 jam sesudahnya untuk menghindari disulfiram-like reaction,
VAGINOSIS BAKTERIAL
Sindrom klinis yang dipicu oleh pergantian Lactobaccillus sp penghasil H2O2
yang normal di dalam alat vital wanita dengan sekelompok bakteri anaerob batang gram negatif (Prevotella sp, Mobiluncus sp), Mycoplasma dan Gardnerella vaginilis ,horminis. menginfeksi pasien wanita, ditandai oleh adanya duh tubuh alat vital wanita berbau amis, 50% pasien wanita asimtomatik, Keputihan berbau amis, terutama sesudah selesai senggama,
Pemeriksaan :
Duh tubuh alat vital wanita warna putih homogen, rasa gatal gatal,melekat, berbau amis pada dinding alat vital wanita dan vestpasien ibulum, serviks tidak ada kelainan
analisa Banding:
Trikomoniasis,Kandidosis vulvo-alat vital wanitalis,Infeksi genital nonkhusus dan khas,Servisitis gonokokus,
Pemeriksaan Penunjang
Sediaan basah dengan larutan NaCI fisiologis atau sediaan apus dengan
pewarnaan Gram ada clue cells,
pH cairan alat vital wanita >4,5 ,Tes amin/Whiff test, hasil positif bau amis seperti ikan pada duh tubuh alat vital wanita yang ditetesi dengan larutan KOH 10%.
pengobatan
Klindamisin 2x300 mg/hari per oral selama 7 hari atau
Metronidazol 2 gram per oral dosis tunggal atau
Metronidazol 2x500 mg/hari selama 7 hari
hondari mengkonsumsi alkohol selama pengobatan dengan metronidazol berlangsung sampai 48 jam sesudahnya untuk menghindari disulfiram-like reaction,
menghindari pemakaian bilas alat vital wanita atau antiseptik
Kemungkinan komplikasi obstetrik dan ginekologik tertentu, contohnya
pasien bayi berat badan lahir rendah, penyakit radang panggul,korioamnionitis, infeksi masa nifas, kelahiran prematur,
HERPES SIMPLEKS GENITAL (HG)
Infeksi menular seksual dipicu oleh virus Herpes simplex (VHS) tipe 2
atau tipe 1, bersifat rekuren. Infeksi akibat kedua tipe VHS bersifat seumur
hidup; virus berdiam di jaringan saraf ganglia dorsalis , Perjalanan infeksi:
HG episode pertama lesi primer,HG atipikal,HG asimtomatik,HG episode pertama lesi non-primer,HG rekuren,
HG episode pertama lesi primer1-3
Pasien lebih sering datang dengan lesi berwujud ulkus dangkal multipel atau
berkrusta, Vesikel/erosi/ulkus dangkal berkelompok, dengan dasar eritematosa,
ditambah rasa nyeri,ditambah Keluhan neuropati (retensi urin, konstipasi, parestesi), pembengkakan kelenjar getah bening inguinal,disuria, duh tubuh alat vital wanita atau uretra, keluhan sistemik, demam, pusing, nyeri otot, nyeri ,Pembentukan lesi baru masih berlangsung selama 10 hari,Lesi bisa berlangsung selama 12-21 hari,
HG episode pertama lesi non primer1-3
pencitraan lesi sama seperti HG episode pertama primer, Lesi yang tidak diobati bisa berlangsung 10-14 hari,lesi lebih sedikit dan lebih ringan dibandingkan infeksi primer,Jarang ditambah duh tubuh genital ,neuropati, disuria, keluhan sistemik,
HG rekuren1-3
Kelainan berlangsung lebih singkat dan bisa menghilang dalam waktu 5
hari,Bersifat lokal, unilateral, Lesi lebih sedikit dan lebih ringan,bisa didahului oleh keluhan parestesi 1-2 hari sebelum muncul lesi, mengenai area yang sama bisa di alat vital pasien laki laki, vulva, anus, atau bokong
Riwayat pernah berulang ada faktor pemicu:
HG subklinis hanya berwujud lesi kemerahan atau erosi yang ringan kadang-kadangtampak vesikel. Keluhan nyeri radikulopati.
HG atipikal menyerang kulit seperti Herpes Whitlow di area area jari, puting susu,
bokong, Stres fisik/psikis, Senggama berlebihan,Minuman beralkohol, Menstruasi, Kadang-kadang sulit ditentukan,
Pada HG asimtomatik tidak ada gejala klinis, hanya reaksi serologis (antibodi
herpes) reaktif. Pada pasien imunokompromais manifestasi lesi bisa bermacammacam yaitu berwujud manifestasi ulkus yang atipikal hingga ulkus yang besar dan dalam,
analisa Banding
Sifilis stadium,Chancroid,Limfogranuloma venereum, Granuloma inguinal,
Pemeriksaan Penunjang
Serologi IgM dan IgG anti-HSV ,Deteksi antigen (dengan enzyme immunoassay atau fluorescent antibody), atau
PCR DNA HSV
Kultur virus. Sensitivitas kultur sebesar 67-70% bila sediaan diambil dari vesikel,
32% bila sediaan pustul, dan hanya positif sebesar 17% bila sediaan diambil dari
krusta,
pengobatan
Proteksi masing masing pasien, anjurkan pemakaian kondom dan busa spermisidal,
tentang perjalanan penyakit yang mudah menular terutama bila ada lesi, dan infeksi ini bisa berulang; karena itu indikasi abstinens; lakukan penapisan untuk IMS lain dan HIV, notifikasi pasangan tetapnya.
Wanita hamil yang menderita herpes genitalis primer dalam 6 minggu menjelang
persalinan direkomendasikan untuk dilaksanakan seksio sesarea sebelum atau dalam 4 jam sesudah pecahnya ketuban Asiklovir dosis supresi 3x400 mg/hari mulai dari usia 36 minggu bisa mencegah lesi HSV pada aterm, Asiklovir bisa diberi secara oral pada herpes genital pertama , rekuren dan diberi jika berat,
Seksio sesarea tidak dilaksanakan secara rutin pada wanita yang menderita herpes genitalis rekurens. Hanya wanita dengan viral shedding atau memiliki lesi genital ketika mendekati persalinan yang memerlukan seksio sesarea,
Obat-obat simtomatik:
analgetika, antipiretik dan antipruritus,
antiseptik sebagai bahan kompres lesi atau dilanjutkan dalam air dan dipakai sebagai sit bath contohnya povidon jodium yang mengeringkan lesi, mencegah infeksi sekunder ,
HG lesi episode pertama lesi primer
masalah penyakit berat perlu rawat inap: asiklovir intravena 5 mg/kg beratbadan tiap 8 jam selama 7-10 hari,
Famsiklovir 3x250 mg/hari selama 7-10 hari,Valasiklovir: 2x500-1000 mg/hari selama 7-10 hari,Asiklovir: 5x200 mg/hari selama 7-10 hari atau asiklovir: 3x400 mg/hari selama 7-10 hari,
HG rekuren :
Lesi ringan: terapi simtomatik ,
Valasiklovir 2x500 mg selama 5 hari,Famsiklovir 2x125 mg/hari selama 5 hari,
Lesi berat:Asiklovir 5x200 mg/hari, per oral selama 5 hari atau asiklovir:
3x400 mg/hari selama 5 hari , atau asiklovir 3x800 mg/hari selama 2 hari,
Rekurensi 6 kali/tahun atau lebih: diberi terapi supresif:
Famsiklovir 2x250 mg/hari, Asiklovir 2x400 mg/hari, Valasiklovir 1x500 mg/hari,
HG pasien imunokompromais:
Famsiklovir 2x500 mg/hari,Valasiklovir 2x1000 mg/hari,
Asiklovir oral bisa diberi dengan dosis 5x400 mg/hari selama 5-10 hari
atau hingga tidak muncul lesi baru,
Pada pasien yang berisiko tinggi untuk menjadi diseminata, atau yang tidak bisa
dengan pengobatan oral, maka asiklovir diberi secara intravena 5
mg/kg beratbadan /hari tiap 8 jam selama 7-14 hari atau lebih lama. Bila ada bukti
terjadinya infeksi sistemik, direkomendasikan terapi asiklovir intravena 3x10 mg/kg beratbadan /hari selama paling sedikit 10 hari,
Pada pasien imunokompromais, kelainan akan mudah terjadi rekurensi,
sehingga pengobatan supresif lebih direkomendasikan, dengan dosis asiklovir 2x400 mg/hari8,16 atau valasiklovir 2x500 mg/hari,
Untuk pasien dengan infeksi HIV simtomatik atau AIDS, dipakai asiklovir oral
5x400 mg/hari hingga lesi sembuh, sesudah itu bisa dilanjutkan terapi supresif,
Memberi pengobatan antivirus supresif akan menurunkan rekurensi dan
menurunkan ansietas dan memperbaiki kualitas hidup,
INFEKSI GENITAL NONKHUSUS DAN KHAS
Infeksi saluran genital yang dipicu oleh pemicu nonkhusus dan khas, termasuk
berbagai kondisi, yaitu infeksi genital nonkhusus dan khas (IGNS)uretritis nonkhusus dan khas (UNS), uretritis nongonokokus (UNG), proktitis nonkhusus dan khas, pada pasien wanita,bisa terjadi komplikasi pada pasien laki laki yaitu infertilitas,epididimitis, orkitis, dan komplikasi pada pasien wanita yaitu perihepatitis,penyakit radang panggul, bartolinitis, infertilitas,
pasien laki laki:
Bisa asimtomatik,Nyeri ketika buang air kecil,Keluar duh tubuh uretra,
pasien wanita:
Keputihan,70-95% asimtomatik,
Pemeriksaan klinis pasien wanita:
Disuria, bila mengenai uretra,70-95% asimtomatik, Duh tubuh alat vital wanita ,Duh tubuh endoserviks mukopurulen, Ektopia serviks ditambah edema, serviks rapuh, mudah berdarah,
Pemeriksaan klinis pasien laki laki:
bisa asimtomatik,Duh tubuh uretra spontan, atau diperoleh dengan pengurutan/massage uretra,Disuria,
analisa Banding
pasien wanita: Trikomoniasis,Vaginosis bakterial,Kandidosis vulvoalat vital wanitalis,Servisitis gonokokus,
pasien laki laki:Uretritis gonokokus,Infeksi saluran kencing,
Pemeriksaan Penunjang
Spesimen dari duh tubuh genital:
Sediaan basah:
Tidak ada Trichomonas alat vital wanitalis
Sediaan apus Gram:
Tidak ada etiologi khusus dan khas,Jumlah leukosit PMN >5/LPB (pasien laki laki) atau >30/LPB (pasien wanita) ,
Untuk menentukan infeksi Chlamydia trachomatis, bila memungkinkan, dilaksanakan pemeriksaan cara: Nucleic Acid Amplification Test (NAAT) mikrobiologi dan parasitologi,
pengobatan
Doksisiklin‖ 2x100 mg/hari, peroral selama 7 hari atau Azitromisin 1 gram per oral dosis tunggal atau Eritromisin 4x500 mg/hari per oral selama 7 hari,
Doksisiklin tidak boleh diberi pada pasien ibu hamil, menyusui, atau pasien anak dibawah 12 tahun,
INFEKSI GONORE
Gonore adalah infeksi menular seksual yang dipicu oleh Neisseria
gonorrhoeae suatu kuman Gram negatif, berbentuk biji kopi, terletak intrasel.
Keluar duh tubuh berwarna putih atau kuning kehijauan kental dari uretra
pasien wanita: gatal gatal pada ujung kemaluan, Nyeri ketika kencing,
Keputihan , asimtomatik, diperoleh adanya riwayat kontak seksual sebelumnya
bisa terjadi komplikasi pada pasien laki laki yaitu infertilitas,epididimitis, orkitis,
komplikasi pada pasien wanita yaitu infertilitas,penyakit radang panggul, bartolinitis,
Pemeriksaan pasien laki laki:
Duh tubuh uretra mukopurulen,Infeksi pada faring asimtomatik,
Orifisium uretra hiperemis, edema, ektropion , disuria,
Infeksi rektum pada pasien laki laki homoseksual bisa menimbulkan duh tubuh anal atau nyeri/rasa tidak enak di anus/perianal ,
Pemeriksaan pasien wanita:
Duh tubuh endoserviks mukopurulen ,Serviks hiperemis, edema, kadang ektropion, asimtomatik,nyeri pelvis/perut bagian bawah,Infeksi pada uretra memicu disuria,
analisa Banding pasien laki laki:
Uretritis nongonokokus,Infeksi saluran kencing,
analisa Banding pasien wanita:
Bakterial vaginosis, Kandidosis vulvovaginalis, Infeksi genital nonkhusus dan khas, Trikomoniasis,
Pemeriksaan
Pemeriksaan Kultur memakai media selektif Thayer-Martin atau modifikasi Thayer Martin dan agar coklat McLeod ,
Pemeriksaan Gram dari sediaan apus duh tubuh uretra atau serviks ada
diplokokus Gram negatif intraselular. Sensitivitas >95% dan spesifisitas >99%
(pada pasien laki laki).
Tes resistensi/sensitivitas: kerja sama dengan bagian Mikrobiologi,
Tes definitif ( pada hasil kultur yang positif) ,
Tes oksidasi, Tes fermentasi,Tes beta-laktamase,
Untuk kecurigaan infeksi pada faring dan anus bisa dilaksanakan pemeriksaan
dari bahan duh dengan kultur Thayer Martin atau polymerase chain reaction
(PCR) dan nucleic acid amplification tests (NAATs) terhadap C. Trachomatis dan N. gonorrhoeae
pengobatan
Kanamisin 2 gram injeksi IM, dosis tunggal,Seftriakson 250 mg injeksi IM dosis tunggal , sefiksim 400 mg per oral, dosis tunggal , Siprofloksasin dan ofloksasin sudah memperlihatkan angka resistensi yang tinggi ,
Bila sudah terjadi komplikasi seperti bartolinitis, prostatitis :
Levofloksasin 500 mg per oral 5 hari, sefiksim 400 mg peroral selama 5 hari,
atau Seftriakson 250 mg injeksi intramuskular 3 hari, atau
Kanamisin 2 gram injeksi intramuskular 3 hari ,
Bila infeksi gonokokus terjadi bersamaan dengan trikomoniasis maka pengobatan
harus dilaksanakanbersama-sama untuk kedua infeksi ini,
Karena infeksi gonokokus dan infeksi Chlamydia trachomatis hampir selalu
bersamaan maka dalam pengobatan infeksi gonokokus sebaiknya diberi
pengobatan untuk infeksi Chlamydia,
abstinensia sampai terbukti sembuh secara klinis dan laboratoris, dan
bila tidak bisa menahan diri supaya memakai kondom,Kunjungan ulang pada hari ke-7,
KANDIDOSIS VULVOALAT VITAL WANITALIS (KVV)
Infeksi pada vulva dan alat vital wanita yang dipicu oleh ragi ,Candida albicans , Candida sp, Torulopsis sp .
terjadi dispareunia,gatal gatal pada vulva ,Vulva lecet, bisa muncul fisura,
Pemeriksaan :
Pada vulva dan alat vital wanita tampak:
Duh tubuh alat vital wanita, putih seperti susu, bergumpal, tidak berbau,
Jika mengenai genitalia luar bisa diperoleh bercak/plak eritema dengan lesi
satelit,Hiperemis, bisa muncul fisura,Edema jika berat,
analisa Banding
Vaginosis bakterial,Infeksi gonore, Infeksi genital nonkhusus dan khas,
Trikomoniasis,
Pemeriksaan
Bahan dari duh tubuh alat vital wanita yang berasal dari dinding lateral alat vital wanita, Sediaan apus dengan pewarnaan Gram ada blastospora dan atau
pseudohifa, Sediaan basah dengan larutan KOH 10% ada blastospora dan atau
pseudohifa,Kultur jamur dengan media Saboraud,
pengobatan
Untuk kandidiasis vulvoalat vital wanital rekuren (kambuh ≥4x/tahun):
Agen topikal atau flukonazol oral selama 10-14 hari dilanjutkan dengan flukonazol
150 mg/minggu selama 6 bulan,
Nistatin 100.000 IU intraalat vital wanita selama 7 hari atau
Klotrimazol 500 mg, intraalat vital wanita dosis tunggal atau
Klotrimazol 200 mg, intraalat vital wanita selama 3 hari atau
Flukonazol 150 mg, per oral, dosis tunggal atau
Itrakonazol 2x200 mg per oral selama 1 hari atau
Itrakonazol 1x200 mg/hari per oral selama 3 hari atau
Ketokonazol# kapsul 2x200 mg/hari per oral selama 5 hari ,
Pada penderita dengan imunokompeten jarang terjadi komplikasi, sedang
penderita dengan status imun rendah infeksi jamur bisa bersifat sistemik
Wanita hamil tidak diberi obat sistemik,Tidak boleh diberi pada pasien ibu hamil, menyusui, atau pasien anak di bawah 12 tahun
#Ketokonazol tidak direkomendasikan untuk pemakaian jangka lama,
Hindari bahan iritan lokal, contohnya produk berparfum,bilas alat vital wanita
pakaian ketat atau dari bahan sintesis,Hilangkan faktor predisposisi: hormonal, pemakaian kortikosteroid dan antibiotik yang terlalu lama, kegemukan
KUTIL ANOGENITAL
Infeksi menular seksual yang dipicu oleh virus papilloma humanus (VPH) tipe
tertentu dengan kelainan pada kulit dan mukosa anogenital,Benjolan di area genital yang tidak nyeri,Adanya riwayat kontak seksual sebelumnya
90% dipicu HPV tipe 6 dan tipe 11, masa inkubasi 3 minggu sampai dengan 8
bulan, bahkan sampai dengan 18 bulan,
Pemeriksaan : Vegetasi atau papul soliter bisa juga multipel,
ada empat morfologi:
Akuminata,Papul datar,Papul keratotik dengan permukaan kasar, Papul dengan permukaan mirip kubah,
Bentuk lain:
Lesi di perianal bisa ada pada pasien laki laki dan pasien wanita namun lebih
umum ada pada pasien laki laki yang berhubungan seks dengan pasien laki lak
Giant condyloma atau Buscke-Lowenstein tumor yaitu lesi yang
berukuran lebih besar, bersifat invasif dan destruktif secara lokal,
namun tidak bermetastasis, dan ada HPV tipe 6 dan tipe 11,
Bowenoid papullosis yang adalah keanekaragaman lesi papula berbentuk
kubah atau datar, berwarna hitam, dan ada tipe HPV risiko tinggi yaitu tipe 16.
Lesi di anus berhubungan dengan hubungan seks anogenital penetratif.
analisa Banding
Pearly penile papules (pasien laki laki) dan vestpasien ibular papillae (pasien wanita):
Moluskum kontagiosum,Karsinoma sel skuamosa, Fordyce spot, Kondiloma lata,Keratosis seboroik, Nevus melanositik,Skin tag,
Pemeriksaan histopatologi :
bila lesi meragukan, atau tidak menanggapi pengobatan.
Pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR) untuk mengetahui tipe HPV, namun bukan untuk analisa,
Tes asam asetat 5% untuk mendeteksi lesi yang meragukan/subklinis, tipe papul
datar. Asam asetat 5% ke esi yang dicurigai selama 5 menit.
Hasil: lesi akan berubah warna menjadi putih ,
pengobatan
pengobatan tergantung dari ukuran, jumlah, dan area lesi,
-Tinktura podofilin 25%, untuk lesi dengan permukaan verukosa
-Bedah kauterisasi untuk lesi di anogenital, terutama lesi berukuran besar,
-Laser CO2 untuk lesi di anogenital, alat vital wanita dan serviks, terutama lesi
berukuran besar.
-Bedah eksisi untuk lesi yang besar sehingga menimbulkan obstruksi
atau tidak bisa dilaksanakan terapi dengan cara lainnya,
Tidak boleh pada pasien ibu hamil dan menyusui, dan lesi yang luas
: lindungi kulit sekitar lesi dengan vaselin agar tidak terjadi iritasi, biarkan
selama 4 jam, kemudian cuci, seminggu dua kali, sampai lesi hilang.
-Podofilotoksin 0,5% diberi 2 kali sehari selama 3 hari, selanjutnya istirahat 4 hari, diulang selama 4-5 sesi,Tidak boleh dipakai pada pasien ibu hamil
-Krioterapi untuk lesi di genital eksterna, alat vital wanita, serviks, meatus
uretra, dan di dalam anus.
Cara: cairan nitrogen bisa diterapkan dengan semprotan, lidi kapas, atau
cryoprobe (tidak boleh untuk lesi di alat vital wanita). Cairan harus diterapkan sampai muncul halo yang berwarna putih, 2 mm di tepi lesi. Teknik bisa
dengan single freeze atau double freezethaw. Freezing bisa selama 30
detik. Pengobatan diulang seminggu sekali sampai lesi hilang,
-Larutan asam trikloroasetat 80-90%
untuk lesi di genital eksterna, serviks dan di dalam anus, bisa dipakai pada pasien ibu hamil, Cara: larutan diterapkan pada lesi sampai berwarna putih, biarkan sampai kering sebelum pasien duduk atau berdiri. bila pasien mengeluh kesakitan dan pengolesan yang berlebihan sehingga mengenai tepi lesi, maka bisa dicuci dengan air sabun atau larutan natrium bikarbonat diulang seminggu sekali sampai lesi hilang,
jika 6x pengobatan dengan 1 metode aplikasi, tidak sembuh bisa diganti dengan metode aplikasi lain,
Pemeriksaan Pap smear direkomendasikan setiap 3 tahun bagi pasien wanita usia ≥21 tahun,
Vaksin: Kuadrivalen,Bivalen.
SIFILIS
Penyakit infeksi menular seksual yang dipicu oleh Treponema pallidum,
bersifat kronis, bisa disembuhkan, pertama adalah infeksi sistemik, dalam perjalanan penyakitnya bisa mengenai hampir seluruh struktur tubuh, dengan manifestasi klinis yang jelas namun ada masa laten yang asimtomatik, bisa ditularkan kepada janin dalam kandungan,
Sifilis bisa diklasifikasikan menjadi sifilis diperoleh dan sifilis kongenital.
Sifilis .diperoleh terdiri atas stadium primer, sekunder, dan tersier, dan periode laten di antara stadium sekunder dan tersier,
Stadium I (Sifilis primer)
pembesaran kelenjar getah bening regional,Ulkus tunggal, tepi teratur, dasar bersih, ada indurasi, tidak nyeri; area: di lokasi kontak dengan lesi infeksius pasangan seksual. Pada pasien laki laki di alat vital pasien laki laki ( terutama di glans alat vital pasien laki laki atau sekitar sulkus koronarius) dan skrotum; pada pasien wanita diperoleh di vulva, serviks, fourchette, atau perineum. Namun bisa pula ulkus tidak tampak dan tidak disadari oleh pasien,
Stadium II (Sifilis sekunder)
pembesaran kelenjar getah bening generalisata yang tidak nyeri (limfadenopati).
ada lesi kulit yang polimorfik, tidak gatal gatal dan lesi di mukosa,
Stadium laten
Tidak ada gejala pada pasien, namun tes serologi sifilis (TSS)
reaktif, baik serologi treponema dan nontreponema.
Stadium III (Sifilis tersier)
ada gumma, yaitu infiltrat sirkumskrip kronis yang mengalami perlunakan dan bersifat destruktif. mengenai kulit, mukosa tulang,
analisa Banding
Sifilis primer: balanitis, LGV, karsinoma sel skuamosa, penyakit Behcet, ulkus moleherpes simpleks, ulkus piogenik, skabies,
Sifilis sekunder: psoriasis, dermatitis seboroik, kondilomata akuminata, alopesia areataerupsi obat alergik, morbili, pitiriasis rosea,
Sifilis tersier: tuberkulosis kutis gumosa, keparahan,sporotrikosis, aktinomikosis,
Pemeriksaan Penunjang
Tabel Pemeriksaan penunjang sifilis
Sifilis primer Sifilis sekunder Sifilis laten
RPR atau bisa reaktif atau Reaktif, titer tinggi Reaktif
VDRL non reaktif
TPHA Reaktif Reaktif Reaktif
pengobatan
Benzil benzatin penoiilin G ( beratbadan PG), dengan dosis:
Stadium primer dan sekunder: 2,4 juta Unit, injeksi intramuskular, dosis tunggal
Cara: satu injeksi 2,4 juta Unit IM pada 1 bokong, atau 1,2 juta Unit pada setiap
bokong.
Stadium laten: 2,4 juta Unit injeksi intramuskular, setiap minggu, pada hari ke-
1, 8 dan 15
Sesudah diinjeksi, pasien diminta menunggu selama 30 menit.
bila alergi terhadap alat vital pasien laki lakiilin atau pasien menolak injeksi atau tidak tersedia beratbadan PG:
Eritromisin 4x500 mg oral selama 30 hari untuk pasien ibu hamil dengan sifilis stadium primer dan sekunder, atau lebih dari 30 hari untuk sifilis laten
Doksisiklin 2x100 mg oral selama 14 hari untuk stadium primer dan sekunder
selama 28 hari untuk sifilis laten.
Eritromisin 4x500 mg oral selama 14 hari untuk pasien ibu hamil dengan sifilis stadium primer dan sekunder, atau 30 hari untuk sifilis laten
Doksisiklin 2x100 mg oral selama 30 hari untuk stadium primer dan sekunder
atau lebih dari 30 hari untuk sifilis laten.
diagnosa akhir terapi: diagnosa akhir secara klinis dan serologi dilaksanakan pada bulan ke-1, 3, 6 dan 12.
syarat sembuh: titer VDRL atau RPR menurun 4 kali lipat dalam 6 bulan sesudah
pengobatan.
TRIKOMONIASIS
Penyakit infeksi menular seksual yang dipicu oleh parasit berflagel Trichomonas
vaginais.
pasien wanita:
10-50% asimtomatik,
kadang-kadang berbusa,Keputihan berbau busuk, warna putih , mengiritasi kulit sekitar vulva menimbulkan keluhan gatal gatal dan perih pada vulva dan kulit sekitarnya,
pasien laki laki:
15–50% asimtomatik,
Duh tubuh uretra sedikit atau sedang, dan atau nyeri ketika kencing, bisa
juga iritasi uretra dan sering miksi,
Pemeriksaan pasien wanita:
Pada area forniks posterior, tampak duh tubuh alat vital wanita seropurulen, berbau busuk, jumlahnya sedikit sampai banyak, gatal gatal pada vulva ,Vulvitis dan vaginitis ,Kadang ada rasa tidak enak di perut bagian bawah ,pencitraan strawberry cervix
Pemeriksaan pasien laki laki:
Jarang: duh tubuh uretra purulen,Duh tubuh uretra sedikit atau sedang, dan atau disuria, bisa juga iritasi uretra dan miksi ,
analisa Banding:
Vaginosis bakterial,Infeksi genital nonkhusus dan khas,
Servisitis gonokokus,Kandidosis vulvoalat vital wanitalis,
Pemeriksaan Penunjang pasien wanita:
Bahan duh tubuh yang berasal dari forniks posterior dilaksanakan pemeriksaan
sediaan basah dengan larutan NaCl fisiologis, ada parasit Trichomonas
dengan pergerakan flagelanya yang khas,
Pemeriksaan Penunjang pasien laki laki:
Bahan sedimen urin sewaktu, bisa ada parasit Trichomonas ,
pengobatan
Metronidazol 2x500 mg/hari per oral selama 7 hari atau
Metronidazol 2 gram per oral dosis tunggal,
tidak mengkonsumsi alkohol selama pengobatan hingga 48 jam sesudahnya untuk menghindari disulfiram-like reaction,
ULKUS MOLE
Penyakit ulkus genital yang dipicu oleh Haemophyllus ducreyi,
Luka pada kelamin yang nyeri,ada riwayat kontak seksual sebelumnya
Ulkus multipel, perabaan lunak dan nyeri, tepi tidak teratur, dinding bergaung, dasar kotor,lesi pada pasien wanita sebagian besar pada alat vital wanita atau introitus alat vital wanita,Lesi pada pasien laki laki terbatas pada frenulum, sulkus koronarius, preputium,
analisa Banding:
Sifilis stadium I,Limfogranuloma venereum,Granuloma inguinale,Herpes genitalis,
Pemeriksaan Penunjang:
Sediaan apus dari dasar ulkus dan diwarnai dengan pewarnaan Gram atau Unna
Pappenheim, ada coccobacillus negatif Gram yang berderet seperti rantai,
pemeriksaan laboratorium ini bisa mendukung analisa, namun bila klinis
jelas, dan laboratorium tidak ada kuman pemicu, dianggap sebagai ulkus mole.
pengobatan
Seftriakson 250 mg injeksi intramuskular dosis tunggal atau
Eritromisin 4x500 mg per oral selama 7 hari atau
Azitromisin 1 gram per oral dosis tunggal atau
Siprofloksasin‖ 2x500 mg per oral selama 3 hari,
tidak boleh diberi kepada pasien ibu hamil/menyusui atau pasien anak berumur kurang dari 12 tahun,
Anjurkan abstinensia sampai terbukti sembuh secara klinis dan laboratoris,