Jumat, 12 Februari 2021

dermatologi kulit 4




  bab 4



DERMATOLOGI KOSMETIK

Deposit lemak dan selulit

Akne

 Hiperhidrosis

Melasma

 Penuaan kulit

Pruritus senilis

Vitiligo

Xerosis kutis 

 Alopesia androgenik 

Bromhidrosis dan Osmidrosis 

 Freckles






DEPOSIT LEMAK DAN SELULIT 

Peningkatan jaringan lemak subkutan non inflamasi akibat kelainan jaringan 

penyangga, jaringan lemak dan sirkulasi mikro darah vena dan limfatik,

Kulit membulat dan mengencang, muncul edema ringan, kemudian menjadi mirip 

kulit jeruk  hingga berbenjol mirip matras ,

Gejala : 

Kulit mirip kulit jeruk  akibat kulit dan pori-pori folikuler berdilatasi,

 Kulit flaccid, dengan tampilan seperti matras,  mengalami elevasi dibandingkan kulit  yang tidak mengalami selulit, dipicu retraksi yang regular pada kulit, 

sehingga terjadi pencitraan berwujud tonjolan dan depresi yang selang-seling 

pada kulit. Bentuk lesi  bulat, oval atau linier, dengan aksis terpanjang paralel, 

Faktor predisposisi:

Hormonal: estrogen, prolaktin, insulin,Genetik: keluarga,Gender: wanita > pasien laki laki,Ras: Kaukasian > Negroid, Diet: karbohidrat dan lemak >Olahraga: minim 

 Stadium 0 : permukaan kulit rata, tes cubit ,

 Stadium I : permukaan kulit masih rata ketika berdiri atau berbaring, tes cubit +

 Stadium II : permukaan kulit rata waktu berbaring namun tampak berbenjol 

waktu berdiri, tes cubit ++ 

Stadium III : permukaan kulit tampak berbenjol ketika tidur maupun berdiri, tes 

cubit +++

analisa Banding:  Lipodistrofi,Obesitas

Pemeriksaan Penunjang Biopsi

pengobatan: 

 Body wrapping Krim topikal: Olahraga ,Diet rendah karbohidrat, lemak dan kalori

Visnadin, ruskogenin, escin, troxerutin,Retinoid topikal: retinol selama 6 bulan,

Kafein: kadar kafein 5% selama 3 minggu  menurunkan lemak  sebanyak 15%

AHA (Alpha Hidroxy Acids) ,

Subsisi,Liposuction, Infrared, diode laser, radiofrekuensi, mesotherapy,




AKNE

Akne adalah penyakit peradangan kronis pada folikel pilosebasea,  dengan 

adanya lesi polimorfik berwujud  pustul, nodus,  kista komedo, papul, di lokasi 

predileksi,  rasa   gatal gatal ringan. Akne yang sembuh bisa  meninggalkan sekuele berwujud jaringan parut hiper/hipotrof makula hiper/hipopigmentasi 

Predileksi akne adalah punggung wajah, leher, bahu, lengan atas, dada ,Efloresensi: komedo (hitam dan putih), papul, pustul, nodus , kista. 

 akne bisa muncul di area kulit lain yang mengandung kelenjar  sebasea contohnya paha dan bokong,Jenis: akne vulgaris, akne venenata, akne fisik. Gradasi keparahan (ringan, sedang dan berat) 

 Akne gradasi ringan: komedo <20 atau lesi inflamasi <15, total lesi <30.

Akne gradasi sedang: komedo 20-100, atau lesi inflamasi 15-50 atau total 

lesi 30-125

 Akne gradasi berat: kista >5 atau komedo >100 atau lesi inflamasi >50 atau 

total lesi >125.

analisa Banding:

Rosasea,Dermatitis perioral,Erupsi akneiformis,Folikulitis Gram negatif,

Pemeriksaan disesuaikan dengan analisa banding

pengobatan   

 ringan

Hanya obat topikal tanpa obat oral.

Lini 1: asam retinoat 0,01-0,1%  atau benzoil peroksida7,8,10   , atau 

campuran.7,8 pasien ibu hamil atau menyusui: benzoil peroksida,

Lini 2: asam azelaik 20%,

Lini 3: asam retinoat + benzoil peroksida  atau asam retinoat + antibiotik topikal,

diagnosa akhir: setiap 6-8 minggu 

 sedang

Obat topikal dan oral.

Lini 1:  Topikal: asam retinoat + benzoil peroksida7,14 atau bila perlu antibiotik.

pasien ibu hamil/menyusui tetap benzoil peroksida,

 Oral: doksisiklin 50-100 mg,

pasien ibu hamil atau menyusui eritromisin 500-1000 mg/hari

Lini 2/3: 

Topikal: asam azelaik7,12,13   , asam salisilat atau  kortikosteroid intralesi dapson gel, Oral: antibiotik lainnya,

pasien ibu hamil/menyusui eritromisin 500-1000 mg/hari,

diagnosa akhir setiap 6-8 minggu,Tambah campuran oral kontrasepsi   atau spironolakton(untuk pasien wanita) atau oral isotretinoin,

 berat

Lini 1: 

Topikal: antibiotik,pasien ibu hamil/menyusui tetap benzoil peroksida

Oral : azitromisin pulse dose (hari pertama 500 mg dilanjutkan hari ke 2-4 250

mg),pasien ibu hamil: eritromisin 500-1000 mg/hari,

Lini 2: 

Topikal: asam azelaik, asam salisilat,kortikosteroid intralesi,

pasien ibu hamil/menyusui tetap benzoil peroksida,

 Oral

Wanita: anti androgen,

pasien laki laki: isotretinoin oral (Isotret O) 0,5-1 mg/kg beratbadan /hari,

pasien ibu hamil: eritromisin 500-1000 mg/hari

Lini 3: 

Topikal: asam azelaik ,asam salisilat,kortikosteroid intralesi.

pasien ibu hamil/menyusui tetap benzoil peroksida.

 Oral

Wanita: isotretinoin oral

pasien ibu hamil/menyusui: eritromisin 500-1000 mg/hari 

Terapi rumatan (maintenance) Terapi rumatan adalah terapi yang diberi sesudah sembuh dengan terapi    ,  untuk mencegah kekambuhan,

Komunikasi, Informasi, Perawatan kulit termasuk pemakaian kosmetik

Asam retinoat konsentrasi rendah (0,01%-0,025%) yang dinilai setiap 6 bulan

Terapi ajuvan (tambahan) Adalah terapi tambahan yang bisa dilaksanakan bersamaan dengan terapi    diatas  untuk mempercepat penyembuhan atau memperbaiki kondisi  kulit ketika terapi  ,Jenis terapi ajuvan:

Diet rendah glukosa,Kosmeseutikal,Injeksi kortikosteroid intralesi untuk untuk nodus/kista,Perawatan kulit termasuk ekstraksi komedo dan pemakaian kosmetik 

Skin peeling,Kortikosteroid oral jangka pendek (<2minggu), Light dan laser therapy,

Kosmeseutikal

Terapi jaringan parut pasca akne yang terjadi sesudah sembuh 

Skar paska akne atrofik:

Minimally invasive: chemical peeling  , mikrodermabrasi , laser dan 

IPLaser non ablatif

campuran dengan asam retinoat, Invasif: eksisi elips (rolling scar)

punch excision ,punch elevation , dermal graft parut luas, subcision(rolling)

Skar paska akne hipertofik atau keloid: 

Kortikosteroid topikal,Injeksi kortikosteroid intralesi ,Cryosurgery

Injeksi 5FU intralesi, Laser pulse dye,Eksisi + kortikosteroid intralesi

pasien wanita pre-pubertas dengan akne komedonal dan wanita dengan kadar 

DHEAS yang tinggi adalah prediktor akne nodulokistik berat atau jangka 

panjang.




 HIPERHIDROSIS 

Produksi keringat dari kelenjar ekrin yang berlebihan selama minimal 6 bulan,

Jenis: 

Hiperhidrosis primer: tanpa sebab yang jelas dan tidak dihubungkan dengan 

penyakit sistemik.

Hiperhidrosis sekunder: kelainan produksi keringat dipicu penyakit 

sistemik, bisa bersifat bisa lokal atau umum,

Tidak ada pemicu sistemik (primer)  Fokal, tampak keringat berlebih,Berlangsung lebih dari 6 bulan,ada pemicu sistemik (sekunder), ada Bilateral dan simetris

Berkeringat mengganggu kegiatan sehari-hari,Paling sedikit satu episode per pekan, Berhenti berkeringat selama tidurAwitan usia <25 tahun,ada riwayat keluarga,. Predileksi: telapak tangan, telapak kaki, tumit, aksila, sedikit pada area 

kraniofasial dan paha, sering terjadi akibat suhu, stres, atau gembira

Pemeriksaan Penunjang: 

Biopsi/histopatologi,Kolorimetri dan gravimetri,Starch Iodine test,Termografi,Pemeriksaan laboratorium: darah rutin, ureum, kreatinin, fungsi tiroid, Pemeriksaan radiologi,

analisa Banding: 

Blue Ru beratbadan er Bleb Nevus Syndrome,Eccrine nevus,Hipoglikemia,

Burning feet syndrome,Demam (febrile illnesses),Diabetes melitus,Hodgkin disease, Eccrine angiomatous hamartoma,Gout,Menopause,

pengobatan    

Lini Pertama

Topikal:  Aluminium klorida 12% diterapkan sebelum tidur dan dibersihkan sesudah 6-8  jam pemakaian. Aplikasi diulang setiap 24-48 jam. Perbaikan terlihat sesudah 3  minggu.Aluminium klorida hexahydrate 6,25%, 15%, 20% untuk hiperhidrosis sedang,Aldehid,Garam zirconium 

Obat topikal ini dipakai setiap malam selama 3-5 malam, kemudian setiap 

beberapa hari sesuai keperluan,

Lini Kedua

 Iontophoresis 2-3 kali , Injeksi toksin botulinum A setiap 4-6 bulan, pada palmar sebanyak 2 unit  diinjeksikan intradermal, axilla sebanyak 50-200 unit,

Terapi oral:

Oxybutynin 7,5-10 mg/hari, Glycopyrrolate (antikolinergik) 1-2 mg 2-3 kali sehari , 

Clonazepam 0,25-0,5 mg,Clonidine 0,1-0,3 mg,Propranolol 10-40 mg,

Lini Ketiga

Simpatektomi,Terapi laser ,Liposuction dengan kuretase,Eksisi lokal,

Diet lemak dan pedas,



MELASMA 

Hipermelanosis diperoleh    terutama di wajah dan leher berwarna coklat muda sampai   coklat tua, dipengaruhi oleh obat-obatan , pemakaian kontrasepsi oral, kosmetikfaktor hormonal, paparan sinar matahari, kehamilan, genetik, 

ireguler, batas tegas, Bercak numular/plakat kecoklatan, hiperpigmentasi, simetris, 

Pola penyebaran lesi:

Pola malar: termasuk pipi dan hidung 

 Pola sentro fasial: termasuk pipi, dahi, bibir atas, hidung , dagu,

 Pola mandpasien ibular: termasuk ramus mandpasien ibula ,

Tipe letak pigmen (dengan memakai lampu Wood):

Melasma tipe campuran: lesi ada yang bertambah kontras ada yang tidak

Melasma tipe dermal: warna lesi tidak bertambah kontras.

 Melasma tipe epidermal: warna lesi tampak lebih kontras dan jelas 

dibandingkan dengan kulit sekitarnya,

Predisposisi : Genetik ,Wanita,

analisa Banding: 

Lichen planus pigmentosus,Dermatitis kontak,Hiperpigmentasi pasca inflamasi,Freckles,Lentigo senilis,Okronosis eksogen,Drug-induced hyperpigmentation,

pemicu: 

Obat: klorpromazin, hidantoin, minosiklin ,Terapi sulih hormon pada pasien wanita postmenopouse,Kontrasepsi (estradiol dietilstilbestrol), Hormon seks pasien wanita (estrogen dan progesteron) ,paparan sinar ultraviolet ,Kehamilan,Disfungsi tiroid dan ovarium ,

 Pemeriksaan Penunjang:

Pemeriksaan Biopsi untuk DD/ okronosis eksogen, di kolagen dermis diperoleh deposit mirip bentuk pisang berwarna kuning kecoklatan akibat akumulasi 

homogentisic acid (HGA),

Pemeriksaan dengan lampu Wood bisa membedakan hiperpigmentasi 

epidermal dengan dermal. 

pengobatan   

Asam retinoat 0,05%-0,1% (krim dan gel) ,Asam glikolat 8-15% (krim, gel, losion),

tabir surya SPF ≥30,Hidroquinon 2-5% (krim, gel, losion)

Asam azelaik 20% (krim),Asam kojik 4%,

 bila pigmentasi termasuk area yang lebih luas dan sampai ke dermis:

Pycnogenol, Asam askorbat, Glutation,Proanthocyanidin-rich

Bedah kimia:

Larutan Jessner,Larutan asam trikloroasetat 10-30%,Larutan asam glikolat 20-70%,Dermabrasi,Kamuflase kosmetik,

 Bedah laser: Q switched Nd: Yag dengan panjang gelombang 532 nm 

(epidermal)  dan low-dose 1064 nm (dermal)

HF, LED, mesoterapi, skin needling. Hindari paparan langsung sinar matahari    terutama antara pukul 09.00 s/d 14.00 WIB.


  


    

  PENUAAN KULIT

Proses penurunan kemampuan mengembalikan fungsi normal kulit, 

adalah   proses biologis  lapisan kulit, sehingga  mempengaruhi fungsi , penampilan kulit,elastisitas kulit ,Kekeringan kulit, kerut, kelonggaran kulit, berbagai neoplasma jinak, 

analisa Banding: 

Lentigo senilis: hiperpigmentasi ,lentigo simpleks, efelid/freckles, junctional nevi, 

Freckles: lentiginosis,xeroderma pigmentosum, pasca inflamasi,  pigmented actinic keratoses,Keratosis seboroik: berpigmen, nevus pigmentosus,keratosis senilis, melanoma, epitelioma sel basal ,

Pemeriksaan histopatologi dan Dermoskopi,

pengobatan   :

Sistemik:

Antioksidan: bioflavonoid,vitamin A (retinol), vitamin C, vitamin E, beta karoten,

Topikal:

lnjeksi bahan pengisi (filler), Bedah kimia,Bedah listrik, 

Asam retinoat,Asam alfa hidroksi (AHA),Foto proteksi/tabir surya,

Terapi sulih hormon (HRT),Laser/IPL, lnjeksi toksin botulinum,

Kurangi paparan terhadap UV dan polusi,memakai sunblock/tabir surya

Mengurangi makanan cepat saji dan mengandung pengawet,





 PRURITUS SENILIS 

Pruritus  gatal gatal adalah sensasi  keinginan untuk menggaruk , Faktor yang 

memicu  pruritus tidak diketahui  namun mungkin pada lansia antara lain kulit kering (xerosis cutis), penyakit kulit lain seperti dermatitis dan skabies, penyakit sistemik,  pemakaian obat,

Pruritus senilis yaitu pruritus idiopatik pada lansia, 

Pemeriksaan fisik: 

Tidak ada xerotic skin, Tidak ada penyakit kulit primer, ada bekas garukan/scratch mark dan lesi kulit sekunder lain,Tidak ada  penyakit sistemik,

analisa Banding:

Pruritus akibat penyakit sistemik, seperti hipertiroid, kelainan hematologik,  keparahan,gagal ginjal kronik, kolestasis, Pruritus akibat xerotic skin,

Pruritus akibat penyakit kulit lain,Neuropathic itch,

 pengobatan   

abaikan  adanya penyakit sistemik, 

Topikal: Keratolitik topikal, contoh: asam salisilat,Emolien untuk  sawar kulit,

melembutkan stratum korneum dengan menurunkan pH kulit,meningkatkan hidrasi ,Imunomodulator: takrolimus,pimekrolimus  mempengaruhi serabut saraf C yang berperan pada patofisiologi pruritus, 

 Bahan pendingin: mentol,Capsaicin, Antihistamin, Bila penyakit luas: fototerapi narrow band UVB15 ,



    


 VITILIGO 

Vitiligo adalah penyakit depigmentasi diperoleh pada kulit, membran mukosa,  

rambut yang memiliki sifat lesi khas berwujud makula berwarna putih susu 

(depigmentasi) dengan batas jelas dan bertambah besar akibat hilangnya  melanosit ,Progresivitas lesi: bisa bertambah luas/menyebar, atau lambat/menetap,  kadang muncul bercak sewarna putih pada lesi tanpa diberi pengobatan  (repigmentasi spontan),Tidak ada gejala subjektif, kadang sedikit terasa   gatal gatal muncul bercak putih seperti susu/kapur onset tidak sejak lahir,

 diperoleh riwayat vitiligo pada keluarga ,penyakit autoimun lain pada pasien atau keluarga ,Vitiligo adalah penyakit kulit kronis, progresif, sulit ditebak perjalanan 

penyakitnya, namun bisa diobati dan tidak menular,  Lesi baru bisa muncul akibat gesekan, garukan, atau trauma tajam dan trauma tumpul repetiti ,

Vitiligo bisa pula ditambah kelainan autoimun lain sehingga bergantung pada      pemeriksaan  laboratorium tambahan,Kelainan vitiligo bisa diturunkan 

Vitiligo tidak membahayakan  nyawa, namun mengganggu secara estetika dan 

menimbulkan beban psikososial.

Pemeriksaan 

ada makula depigmentasi berbatas tegas dengan penyebaran sesuai 

klasifikasi ,antaralain:

VNS terdiri dari vitiligo akrofasial, vitiligo mukosal, vitiligo universalis, 

dan vitiligo tipe campuran yang berhubungan dengan vitiligo  segmental,

 Vitiligo nonsegmental (VNS)/generalisata/vulgaris adalah bentuk vitiligo  umum. Lesi sifat berwujud  makula berwarna putih susu yang berbatas jelas, asimtomatik, melibatkan beberapa regio tubuh,   simetris,

Vitiligo segmental,

Pada tipe ini lesi   muncul pada pasien  anak, berkembang dengan  cepat kemudian hilang ,  Vitiligo tipe ini sering  dihubungkan dengan hipotesis neurokimia, 

Undetermined/unclassified

Vitiligo fokal adalah lesi patch yang tidak memenuhi syarat  segmental, 

dan tidak meluas/berkembang dalam waktu 2 tahun. Vitiligo tipe ini 

 berkembang menjadi tipe VS maupun VNS,

 Mukosal: hanya lesi di mukosa tanpa lesi di kulit, vitiligo stabil, yaitu bila memenuhi syarat:

Tidak ada riwayat fenomena Koebner ,Tidak ada repigmentasi spontan atau repigmentasi sesudah terapi,

Tidak ada lesi baru yang muncul pada periode yang sama,

 Lesi lama tidak berkembang atau bertambah luas selama 2 tahun terakhir.

Tes minigrafting positif dan tidak tampak fenomena Koebnerisasi pada 

area donor,

Vitiligo stabil ini tidak efektif diterapi dengan berbagai modalitas terapi, 

sehingga adalah indikasi     pembedahan (melanocyte grafting),

analisa Banding: 

Hipomelanosis makular progresif,Tinea versikolor, Nevus anemikus,Nevus depigmentosus, Piebaldisme,Hipomelanosis gutata idiopatik,

Pemeriksaan : 

Pemeriksaan laboratorium untuk penapisan penyakit autoimun lain sesuai 

 pemeriksaan fisik, seperti glukosa darah,  hemoglobin, anti-nuclear antibody (ANA), thyroid stimulating hormone (TSH), free T4 (FT4), 

Pemeriksaan memakai lampu Wood untuk memperoleh pencitraan 

depigmentasi ,Perhitungan Vitiligo Area Scoring Index (VASI) atau Vitiligo European Task  Force (VETF) untuk menentukan derajat keparahan,  pemilihan  didiagnosa  ulang secara berkala setiap 3 bulan,

pengobatan   

topikal, fototerapi, fotokemoterapi, pembedahan

Menghindari trauma fisik baik luka tajam, tumpul, ataupun tekanan repetitif yang 

memicu  Koebner, yaitu lesi depigmentasi baru pada area  trauma. Trauma ini terjadi    contohnya  menggosok handuk di punggung,pemakaian jam tangan, celana yang terlalu ketat, menyisir rambut terlalu keras, 

Lini pertama

Topikal : Kortikosteroid topikal,

 Calcineurin inhibitor (takrolimus, pimekrolimus), 

Fototerapi:  Narrowband ultraviolet B (NBUVB, 311 nm),

Excimer lamp atau laser 308 nm,

Fotokemoterapi:  campuran psoralen dengan phototherapy ultraviolet A (PUVA),

Lini kedua

campuran kortikosteroid topikal dengan analog vitamin D3 topikal, 

Sistemik (untuk menahan penyebaran lesi aktif dan progresif pada VNS yang 

akut/aktif) berwujud pemberian betametason 5 mg dosis tunggal, dua hari 

berturut-turut per minggu selama 16 minggu,Excimer lamp atau laser 308 nm,

 Fotokemoterapi 

campuran psoralen dengan phototherapy ultraviolet A (PUVA)   

campuran NBUVB dengan kortikosteroid sistemik,

campuran NBUVB dengan calcineurin inhibitor topikal,

Lini Ketiga

Terapi intervensi/pembedahan: untuk segmental, rekalsitran,  vitiligo stabil, 

yang memberi tanggapan parsial terhadap terapi non-bedah. Terapi pembedahan 

 berwujud:

Minipunch grafting,Suction blister epidermal grafts (SBEG),Split-skin graft,

Teknik graft melanosit atau epidermis baik dalam suspensi epidermis atau khusus dan khas  kultur sel primer dari melanosit ,

Respon terapi setiap pasien berbeda-beda,  memerlukan waktu dan 

tenaga yang tidak sedikit untuk mengetahui terapi yang paling efektif untuk 

setiap pasien,



  


 XEROSIS KUTIS PADA GERIATRI 

yaitu  kekeringan kulit ditambah gangguan fungsi sawar kulit akibat  berkurangnya kandugan air di dalam stratum korneum yang ditandai 

dengan garis halus, skuama halus dan kadang ditambah rasa   gatal gatal,

 Tanda, gejala  bergantung pada usia , status kesehatan pasien,  kelembaban udara sekitar,faktor penuaan intrinsik, genetik , lingkungan,

 faktor eksternal yang mempengaruhi kondisi kulit kering, contohnya:

Kulit terasa seperti kering tertarik  gatal gatal atau nyeri   terutama sesudah mandi

Gangguan metabolik dan nutrisi: defisiensi zinc, asam lemak esensial,

Obat-obatan: anti androgen,  cimetidin,anti hiperkolesterol, diuretik, 

Penyakit sistemik: keparahan , riwayat radioterapi, , penyakit obstruksi empedu,neuropati diabetik, gangguan ginjal terminal, infeksi HIV, 

Pemeriksaan :

 Kulit teraba kasar dan kering. ada  skuama halus dan bila lebih berat 

bisa ada  kelainan klinis iktiotik atau pencitraan skuama mirip sisik 

ikan, keretakan kulit (erythema craquele/crazy paving appearance), eritema 

dan inflamasi, dan fisura.,pencitraan klinis xerosis kutis adalah spektrum,   menjadi  lebih berat jika kondisi berlangsung semakin lama,

Predileksi xerosis kutis: sisi lateral abdomen,area lengan, tungkai bawah,  

Tabel  Klasifikasi xerosis kutis Guenther


Kasar/skuama      gatal     Nyeri      Eritema          Fisura

 

Ringan +      -/+        -           + -

Sedang ++ + /++        +/+      + +    -/+

Berat +++ ++/+++    ++/+++      ++/+++   +/++


analisa Banding: 

Ichtyosis vulgaris

Pemeriksaan : 

,Pengukuran derajat kekeringan  dilaksanakan secara objektif dengan alat 

pengukuran trans epidermal water loss ,Tidak diperlukan pemeriksaan penunjang khusus,Emolien/moisturizer dengan atau tanpa keratolitik,

Klasifikasi xerosis ringan-sedang: pakailah humektan kekuatan ringan,

contohnya urea 5-10%, asam glikolat (AG) (4-8%) ,asam laktat 

 5% keratolitik asam salisilat 4%

 Klasifikasi xerosis sedang: pakailah humektan kekuatan sedang contohnya urea 

020%,khusus pemakaian asam salisilat jika lesi terlokalisir, karena risiko 

salisilisme,

Wajah:

Klasifikasi xerosis ringan: pakailah barrier cream/unguentum

bisa ditambahkan urea, AG, AL, AS kekuatan rendah,

 Emolien atau moisturizer non komedogenik dan non aknegenik

 Humektan: urea 5 % ,Tangan/ kaki : Emolien/moisturizer dengan atau tanpa keratolitik,

Klasifikasi xerosis sedang-berat: pakailah humektan kekuatan tinggi contohnya 

urea 20-40% ,




 ALOPESIA ANDROGENIK 

 Alopesia terpola akibat faktor hormon androgen dan genetik. Sifat fisik yang 

diwariskan secara herediter, tergantung androgen, memicu konversi rambut 

terminal menjadi rambut velus dalam pola sifat,Kebotakan rambut kepala terpola:

Pada wanita penipisan rambut difus    terutama di area frontal/parietal

Pada pasien laki laki penipisan rambut di temporal, frontal/parietal, verteks, oksipital,

Derajat keparahan

Ludwig:

Kerontokan difus pada puncak kepala dan menetapnya garis frontal, namun 

pada wanita ada juga kerontokan yang meningkat pada bagian depan, 

dinamakan dengan Christmast tree pattern.

Norwood-Hamilton:

Tipe I muncul pada skalp prepubertas dengan rambut terminal tumbuh pada 

dahi dan pada seluruh scalp. Tipe II dan III memperlihatkan kemunduran garis 

rambut frontal kebanyakan bentuk M. Tipe IV V, VI memperlihatkan semakin 

menipis pada vertex. Tipe VII dan VIII tampak kebotakan bergabung dan 

rambut yang tinggal hanya pada belakang dan samping kepala

Pemeriksaan Penunjang:

Feritin,Thyrotrophin-stimulating hormone (TSH), Biopsi skalp

analisa Banding: 

Alopesia areata difus,Trikotilomania, Sifilis sekunder,Telogen efluvium,

pengobatan  

 Sistemik:

ethinyl estradiol 50 µg/hari (hari 25) atau 50 mg (hari 1-10 siklus 

menstruasi) dan ethinyl estradiol 35 µg/hari (hari 1-21)

Finasteride 1 mg/hari,Dutasteride 0,5 mg/hari,Spironolakton 200 mg/hari,

Cyproteron acetat (CPA) 100 mg/hari (hari 5-15 siklus menstruasi)

 Topikal:

 Minoksidil 2-5%, 2 kali sehari (1 ml atau 25 tetes)

17α-dan 17β-estradiol,





 BROMHIDROSIS DAN OSMIDROSIS 

Bromhidrosis atau osmidrosis adalah  bau badan pasien  berlebihan dari yang lain akibat sekresi kelenjar keringat    terutama apokrin,  ini  salah satu jenis dari hiperhidrosis akibat sekresi berlebihan kelenjar keringat    terutama ekrin, 

 Anamnesa penyakit sudah berlangsung lama, ada  hipersekresi kelenjar apokrin yang terletak di sela-sela jari, genital ketiak, kulit kepala, telapak kaki,  Akibat dari hipersekresi itu maka kulit basah dan lengket oleh  hasil degradasi produk kelenjar apokrin oleh mikroba kulit, 

analisa Banding:

Bau badan  dipicu oleh :

Gangguan dismorfik tubuh,

 Ekrin bromhidrosis: 

Isovaleric acidemia,Hypermethioninemia,Fish odor syndrome (trimethylaminuria),Phenylketonuria, Sweaty feet syndrome, Odor of cat syndrome,

 Proses pencernaan makanan, obat-obatan, toksin:

Hygiene yang buruk,Halusinasi olfaktori,Gagal hati (fetor hepaticus),Gagal ginjal,Benda asing di nasal pada pasien pasien anak,

Pemeriksaan Penunjang

Tes bau oleh ahli bau,Starch Iodine test, Pemeriksaan lab untuk pemicu sistemik,

  pengobatan   

Simpatektomi untuk kelenjar apokrin aksila,Injeksi toksin botulinum A, Laser Q-switched Nd: YAG10,   Apokrinektomi/bedah eksisi apokrin,Diet rendah lemak dan pedas dan alkohol,memakai deodoran/anti-perspirant,hindari  parfum,

 Higiene kulit dengan skin care,



FRECKLES

Hipermelanosis superfisial berwujud bercak miliar sampai lentikular, tersebar di 

wajah,Bercak kecoklatan miliar sampai lentikular batas tegas, ireguler, tersebar, predileksi di wajah, pemicu  tidak diketahui, kemungkinan memiliki predisposisi genetik dan pemicu paparan sinar matahari,

  analisa Banding:

 Hiperpigmentasi pasca inflamasi , Melasma,Lentigo senilis,

Pemeriksaan Penunjang:

Biopsi, Lampu Wood,

pengobatan   

Terapi perlu waktu lama,Tidak direkomendasikan pada pasien ibu hamil dan menyusui,

Asam azelaik 20%,Tretinoin 0,025-0,1%,Hidroquinon 2-5 %Asam kojik 4%,

Tabir surya: SPF minimal 152, Bedah listrik, Bedah kimia (peeling): alpha hydroxy acid, Jessner, trichloroacetic acid ,Bedah Laser:  Q switched Alexandrite,

 Q switched Nd:Yag dengan panjang gelombang 532 nm2

pakailah tabir surya berspektrum luas dengan SPF minimal 30 bila keluar rumah

 Hindari paparan langsung sinar matahari    terutama antara pukul 09.00 s/d 13.00 

WIB.








TUMOR DAN BEDAH KULIT

PRA KANKER

Keratosis aktinik 

Leukoplakia

Penyakit Bowen

TUMOR JINAK 

Trikoepitelioma

Siringoma

  Kista epidermoid

Keratosis seboroik 

 Dermatofibroma

Fibroma mole

Nevus verukosus

 Keloid

Granuloma piogenikum

Angiokeratoma

 Hemangioma

 Limfangioma

 Nevus flameus

Nevus melanositik

TUMOR GANAS

 Karsinoma sel basal 

 Karsinoma sel skuamosa

Melanoma maligna


 



KERATOSIS AKTINIK

Adalah neoplasia dari sel keratinosit epidermal akibat paparan ultraviolet dalam waktu lama ,  Lesi terletak di area tubuh yang terpapar  sinar matahari, dan memiliki berbagai tipe klinis, yaitu: aktinik keilitis,eritematosa, hiperkeratotik, pigmented, pada populasi geriatri, sindrom genetik tertentu,pasien laki laki, keparahan kulit ,kulit putih, rambut pirang, mata biru, imunosupresi, riwayat pra-kanker sebelumnya,  bentuk prakanker dari karsinoma sel skuamosa, dengan risiko progresivitas 1-20%, namun  memiliki kemungkinan regresi spontan  84-85% 

analisa Banding: 

Oral liken planus ,Keratosis seboroik,Veruka vulgaris,Karsinoma sel skuamosa,

Pemeriksaan Penunjang

Histopatologi

Pada lesi keratosis aktinik yang tidak sifat, tipe aktinik keilitis,  bila  analisa banding adalah karsinoma sel skuamosa. Pada pencitraan histopatologi  tampak keratinosit yang atipik dengan peningkatan mitosis, tampak sel diskeratosis,  nekrotik pada lapisan epidermis,

Dermoskopi

pigmented folicular opening, rhomboidal structure,eritema difus dan sumbatan keratin, surface scale, eritema difus, dan rosette sign,Pada penyakit Bowen tipe pigmented bisa ada pencitraan annular granular pigmentation, asymmetric  

pengobatan   

 topikal: Ingenol mebutate,Imiquimod ,Fluorourasil (FU),Natrium diklofenak gel,Interferon,Tindakan,Ingenol mebutate Photodynamic therapy campuran dengan aminolevulinic acid/methyl ,aminolevulinate,Radioterapi,Bedah beku, Laser resurfacing,Medium-deep peeling, Bedah pisau tangensial,Dermabrasi,

Tabir surya dan pencegahan terhadap sinar matahari lainnya    ditambah 

suplementasi vitamin,Topikal retinoid, contoh: adapalen, tretinoin, isotretinoin,

Namun penyakit  ini mungkin pra-kanker dari karsinoma sel skuamosa ,



LEUKOPLAKIA

adalah lesi prakanker yang ditandai dengan bercak putih pada mulut yang 

tidak bisa dikerok dan tidak bisa dihubungkan dengan proses penyakit lainnya.

 Etiopatogenesis leukoplakia multofaktorial:

 defisiensi vitamin A, B12, C, beta karoten, asam folat, zat besi, dan infeksi human papilloma virus,infeksi Candida, kebiasaan merokok, kebiasaan konsumsi alkohol, 

Lesi Leukoplakia bisa tunggal atau multipel, dan berarea diarea mukosa oral, 

penyebaran area di mukosa oral berbeda tergantung usia dan kebiasaan merokok,

Dibagi menjadi 2 tipe: homogenus dan nonhomogenus,

Nonhomogenus: lesi putih atau merah dan putih (eritroleukoplakia) yang 

ireguler dan datar, noduler, ulseratif, atau verukosa.

Homogenus: lesi putih, datar, seragam yang bisa ditambah dengan fisura yang 

dangkal dan halus, dan berkerut yang konsisten. 

keanekaragaman Leukoplakia:

-Keratosis sublingual adalah plak putih lembut di sublingual dengan permukaan 

keriput, tidak beraturan namun batas tegas dan terkadang bentuk kupu-kupu.

-Oral eritroleukoplakia (OEL) adalah lesi non-homogen. Campuran komponen 

putih dan merah,sebagai tambalan merah yang berapi-api yang tidak bisa dicirikan secara klinis atau secara patologis seperti penyakit lainnya. OEL memperlihatkan potensi transformasi ganas yang lebih  tinggi dibanding leukoplakia homogen,

- Leukoplakia verilus proliferatif (PVL): pertama kali  menjelaskan PVL adalah bentuk klinis OL yang berbeda. PVL memiliki tingkat  transformasi ganas yang tinggi. Menurut WHO, PVL adalah lesi progresif  multifokal,  pada wanita, , gingiva bagian bawah, lidah, mukosa bukal, dan alveola. 

-Candida leukoplakia (CL) adalah kronis, diskrit meningkat. Lesi yang palpable, 

translusen, keras , kasar bila disentuh,area keputihan hingga besar, plak opak, keras , Leukoplakia berisiko mengarah ke keparahan jika ada faktor faktor: jenis 

kelamin pasien wanita, lama leukoplakia, leukoplakia pada non-perokok (leukoplakia idiopatik), area di lidah dan/atau lantai mulut, ukuran >200 mm, tipe tidak  homogen, kehadiran dari C. albicans, adanya displasia epitel,

- Leukoplakia berbulu oral (OHL) lesi Greenspan, ini dipicu oleh pengaktifan kembali Infeksi virus Epstein-Barr ,sebelumnya.dengan bercak putih 

bergelombang atau permukaan berbulu dan  ada di lateral batas lidah,

Pemeriksaan Penunjang:

Histopatologi ,

analisa Banding:

 Liken planus,Lupus eritematosus,Karsinoma verukosa,

  pengobatan  

Adanya displasia sedang atau berat: eksisi bedah atau terapi laser ,

Lidah, lantai mulut, langit-langit lunak, dan orofaring,Tidak adanya displasia atau adanya displasia ringan-bedah,Hilangkan semua faktor pemicunya.,Eksisi/operasi laser pada lesi pada ventral/lateral,Observasi ketat dan tindak lanjut untuk semua area anatomis lainnya,Lesi merah (eritroplakia atau leukoeritroplakia): dengan pembedahan ,Leukoplakia verilus proliferatif: pembedahan secara keseluruhan.dengan eksisi/tindakan laser CO2 ,

Vitamin C, retinoid, beta-karoten, asam retinoat ,

Terapi fotodinamik,

Bedah pisau: eksisi lokal luas jika lesi kecil,Bedah laser CO2:  untuk lesi yang luas,

 Suplementasi vitamin A, B12, C, besi dan asam folat,



    



PENYAKIT BOWEN 

yaitu  KSS in situ pada kulit adalah penyakit neoplasia sel  keratinosit terbatas pada epidermis yang dihubungkan dengan radiasi pengion,  infeksi HPV.,paparan sinar  ultraviolet, arsenik, 

Subungual/periungual 

Kuku bisa terlibat dan mengalami perubahan berwujud longitudinal melanonikia, 

nail bed hyperkeratosis, destruksi kuku,  onikolisis,pencitraan plak tipis eritematosa di sekitar margin kutikula kuku, ditambah  skuama, bisa ada erosi dan krusta kekuningan,    

Eritematosa 

mirip plak psoriasis atau dermatitis, namun pada bowen akan refrakter 

terhadap terapi kortikosteroid,Tipe tersering, berbentuk plak eritematosa sirkumskrip hingga iregular, ditambah  skuama kasar, krusta kekuningan, yang membesar perlahan,

Pigmented 

pigmented akan tampak berwujud plak eritematosa ditambah hiperpigmentasi 

kecoklatan difus pada sebagian atau seluruh permukaan lesi, bisa ditambah 

 hiperkeratosis fokal  atau  skuama ,

Intertriginosa 

pencitraan plak eritematosa madidans mirip dermatitis,

Hiperkeratotik/verukosa 

Tipe ini tampak berwujud plak eritematosa tertutup hiperkeratosis atau 

permukaannya verukosa,

analisa Banding: 

Tipe intertriginosa: penyakit Paget,  penyakit Hailey-Hailey,dermatitis seboroik, psoriasis inversa, kandidosis intertriginosa, 

Tipe subungual/periungual: HPV,  karsinoma sel skuamosa,nail matrix nevus, melanoma maligna, infeksi jamur ,

Tipe eritematosa: KSS invasif,KSB superfisial, keratosis seboroik teriritasi,  

Tipe hiperkeratotik/verukosa: liken planus hipertrofik,  KSS invasif,veruka vulgaris, keratosis seboroik, diskoid lupus eritematosus, 

Tipe pigmented: bowenoid papulosis,pigmented KA, liken planus-like keratosis, melanoma,  

Pemeriksaan Penunjang

Histopatologi: ada sel keratinosit atipik ditambah diskeratosis ,mitosis tidak normal  pada  seluruh lapisan epidermis. Sel itu memenuhi/prominen di area 

intraepidermal kelenjar pilosebasea (kelenjar sebasea,akrotrikia, infundpasien ibulum folikel),

Dermoskopi: Dotted glomerular vessels yang berkelompok dan fokal, ditambah surface scales 

putih atau kekuningan, pada red-yellowish background,

Pada  bowen  pigmentedbisa ada brown-gray dots dengan penyebaran linear atau fokal.3 Bila  ada multiple atypical (polymorphous) vessel dan struktur white circle maka  dicurigai adanya  perubahan menjadi KSS ,

pengobatan   

Fluorourasil, Imiquimod,PDT dengan ALA/MAL,Bedah beku,Bedah eksisi,

Bedah listrik dengan kuretase,Laser ablasi,Bedah mikrografik Mohs,

Radioterapi,hindari  sinar matahari,bowen  muncul pada lokasi yang terpajan sinar matahari, Pemakaian tabir surya,Suplementasi vitamin,




  TRIKOEPITELIOMA   

Tumor jinak folikel rambut, adalah keanekaragaman dari trikoblastoma.

   Terdiri dari 3 bentuk, yaitu:

1.Desmoplastik 

 pada wanita muda, berwujud plak anular sklerotik, Berukuran 1 cm dan asimtomatiksoliter padat, sewarna kulit sampai putih keabuan dengan depresi sentral terletak di pipi atas atau sudut bibir. 

2.Soliter

  terutama papul, kecil (diameter 5-8 mm), sewarna kulit. area pada wajah 

   terutama sekitar hidung, bibir atas , pipi. lesi  muncul pada badan, leher,  skalp.  membesar    terutama pada paha dan regio perianal,

3.Multipel

 muncul pada pasien remaja, pada sindrom Brooke-Spiegler, berwujud papul padat, 

mengkilat dalam jumlah banyak pada wajah dengan predileksi di bibir atas, 

lipatan nasolabial dan kelopak mata, myasthenia gravis,sindrom Rombo, 

lupus eritematosus sistemik , 

analisa Banding: 

Steatosistoma multipleks,Trikoepitelioma, Hiperplasia sebasea,

Pemeriksaan histopatologi,  terutama pada tipe desmoplastik yang mirip dengan 

karsinoma sel basal. ada pulau basaloid,kista tanduk (horn cyst) dalam berbagai ukuran 

pengobatan   

Tretinoin,Imiquimod topikal,Bedah listrik,Bedah eksisi,Bedah beku,

Bedah laser,



 SIRINGOMA   

Tumor jinak adneksa yang terbentuk dari elemen duktus berdiferensiasi ke arah 

eccrine acrosyringium,

pemeriksaan 

Papul multipel, padat, sewarna kulit  agak kekuningan,pada wanita pasien dewasa,Pada wajah  terutama kelopak mata bawah,Siringoma eruptif, ditandai dengan papul multipel, diseminata, kadang  berkonfluens   pada tubuh bagian setengah atas   mengenai  gadis pubertas Pemeriksaan histopatologi: pada dermis ada pencitraan duktus ekrin multipel 

mirip tanda koma (comma-like) atau tadpoles,

analisa Banding:

 Steatosistoma multiplex,Trikoepitelioma,Hiperplasia sebasea,

pengobatan   

Elektrokauter (bedah listrik),   Bedah laser ,Bedah eksisi ,Dermabrasi ,

Isotretinoin oral,    terutama untuk tipe eruptif




KISTA EPIDERMOID

Kista dengan dinding berasal dari epidermis atau epitel folikel rambut, Nama lain yaitu follicular cyst-infundpasien ibular type, keratin cyst, epidermal inclusion cyst,  epithelial cyst, Lesi berkembang dari folikel pilosebasea dan berisikan keratin   ada 

pada wanita atau pasien laki laki pasien dewasa,  Milia secara histopatologi 

adalah kista epidermoid yang berukuran kecil , Nodul dermis atau subkutan yang bisa digerakkan (mobile) dengan jaringan  bawah kulit dan memiliki pungtum pada tengah lesi. Lesi yang tidak berhubungan  dengan trauma   berarea pada dada bagian atas, punggung bagian atas, leher,  kepala sedangkan lesi yang berhubungan dengan trauma berada pada  telapak tangan, telapak kaki, dan bokong. Lesi   sewarna kulit dan ada bau yang tidak sedap seperti keju. Kista   tumbuh secara lambat, asimtomatik,  sering pecah, kista yang pecah bisa nyeri meradang 

analisa Banding:

Kista pilar, Lipoma,Bisul (furunkel, karbunkel) atau acne cyst,Furunkulosis,Steatocystoma multiplex,

Pemeriksaan Penunjang

Ultrasonografi:  ada massa hyphoechoic pada bidang subkutan dengan muara punctum di epidermis,

Histopatologi: ada epitel skuamosa berlapis dengan lapisan granular yang intak dengan kista yang berisi debris keratin eosinofilik,

pengobatan   

Antibiotik golongan sefalosporin untuk Staphylococcus pada kista epidermal yang mengalami inflamasi  

Laser:  Laser karbon dioksida Untuk melakukan eksisi minimal  bisa menghilangkan secara total kista epidermoid ,Laser erbium: yttrium aluminum garnet (Er:YAG)mengecilkan kista epidermoid tanpa bekas luka ,

 Surgical excision: Insisi, pengeluaran isi keratin, dan eksisi dari dinding kista , Rekurensi sebanyak 3%.3 Minimal insisi dengan  besar 3 mm bisa dipakai pada kista epidermoid pada wajah dengan diameter kurang dari 1 cm. 

Menghilangkan semua dinding kista diperlukan untuk mencegah berulangnya 

penyakit.




   KERATOSIS SEBOROIK 

adalah tumor jinak epidermal yang paling sering terjadi. Lesi   terjadi 

pada usia pertengahan, namun bisa muncul pada pertama masa pasien remaja,

  banyak keanekaragaman klinis. Pada lesi pertama ada batas yang tegas, 

berwarna kecoklatan,permukaan rata, kusam,  Seiring perkembangan lesi 

menjadi berbentuk kista pseudohorn,papul, permukaannya verukosa, stuck-on, mengkilat, 

Jenis keanekaragaman:

Large cell acanthoma,Flat seborrheic keratosis, Stucco keratosis,Dermatosis papulosa nigra,Inverted follicular keratosis,Lichenoid keratosis,

analisa Banding:

Karsinoma sel basal,Lentigo senilis/solaris,Nevus melanositik, Melanoma maligna, 

Pemeriksaan 

Histopatologi:Tampak kista pseudohorn,  hiperkeratosis, akantosis, papillomatosis, 

Dermoskopi: light-brown fingerprint-like structures, cerebriform pattern(gyrus & sulci).Milia-like cysts, comedo-like openings,

  pengobatan   

QS Nd: YAG 1064 mm (long pulsed) pemakaiannya  untuk keratosis seboroik mencapai resolusi sebesar 70-90% ,

Potassium-titanyl-phosphate (KTP) laser memperlihatkan perbaikan yang 

sejenis dalam pengobatan dermatosis papulosa nigra pada 14 subjek,

, Bedah listrik (elektrodesikasi) memiliki efektivitas yang sama dibanding laser 

CO2 dengan biaya yang lebih murah,Kuretase, krioterapi,

Laser CO2 ablatif  hampir sama seperti tindakan bedah listrik (elektrodesikasi) dan memiliki outcome baik,



 

 

DERMATOFIBROMA   

Dermatofibroma adalah tumor jinak. Meskipun ada yang mengalami percepatan 

pertumbuhan, namun sebagian besar akan statis bertahun-tahun. Sebagian tumor 

ada pula yang mengalami regresi spontan meninggalkan makula hipopigmentasi. 

Pertumbuhan lesi menjadi ganas terjadi pada 20% masalah penyakit namun jarang  bermetastasis,

Nama lain: histiositoma fibrosa, sklerosing hemangioma,fibroma simpleks, nodular subepidermal fibrosis, histiositoma, dermal dendrositoma, Tumor jinak fibrohistiositik kulit yang sering ada, Tumor ini banyak ada pada orang pasien dewasa, dengan predileksi tersering pada tungkai bawah. Tumor padat,berwujud papul/nodulus/nodul, asimptomatik, berukuran  beberapa mm hingga 10 mm, bisa mencapai 2 cm ,Tumor bisa muncul soliter, multipel maupun eruptif. Pada   warna tumor hiperpigmentasi, kecoklatan , pink, eritema , sewarna kulit,  diperkirakan trauma, pasca-insect bite.Pada palpasi, tumor teraba melekat pada kulit hingga lapisan subkutan; jika  dilaksanakan“pinching”/cubitan dari tepi, lesi akan melekuk ke dalam kulit, dinamakan  dimple sign,

analisa Banding:

Nevus melanositik ,Kista fibrosis atau neoplasia mesenkimal lain

Dermatofibrosarkoma protuberans (jika lesi besar, multilobular dan tidak 

berbatas tegas)

Pemeriksaan Penunjang

Histopatologi   ,Dermoskopi   ,

  pengobatan   

Tidak diperlukan terapi khusus karena asimtomatik   ,

pengobatan bedah pisau untuk biopsi dan eksisi keseluruhan jaringan tumor, 

jika:    memicu keluhan subjektif (  gatal gatal/nyeri),Bila ada di area yang rentan trauma berulang, Lesi  ganas.   lesi dengan pertumbuhan cepat dan besar. Margin dari lesi  mencapai 3 mm dan hingga terangkat lapisan subkutan. Kemudian dilanjutkan: pemeriksaan imunohistokimia.Pulsed dye laser 600 nm  , Injeksi triamsinolon asetonid  , Laser CO2  untuk lesi multipel di wajah ,Shave excision,Bedah beku  untuk mendatarkan lesi,

 bahwa dermatofibroma adalah tumor jinak sehingga tidak perlu  apapun,

tidak direkomendasikan menghilangkan lesi dermatofibroma yang secara klinis jinak, dengan tujuan estetik,  jika ada  kecurigaan keparahan, pertumbuhan yang cepat, bentuk aneh diperlukan tindakan pembedahan. 




 FIBROMA MOLE 

Tumor lunak jaringan ikat bertangkai, permukaan licin atau tidak teratur, letak di kelopak mata,leher, aksila,

analisa Banding:Neurofibroma

Pemeriksaan Histopatologi ,

pengobatan   :Bedah listrik, Bedah pisau,Bedah laser,



NEVUS VERUKOSUS

Tumor epidermal yang ditandai dengan hiperkeratosis dari keratinosit dan 

permukaan verukosa,

  - Inflammatory linear verrocous epidermal nevus adalah keanekaragaman nevus 

verukosus yang ditandai sisik,pruritus, eritema  terutama ada di bokong dan ekstremitas bawah,

- Systemized epydermal nevus adalah nevus verukosus dengan penyebaran luas 

termasuk didalamnya nevus unius lateris yaitu nevus epidermal dengan penyebaran setengan badan dan histriks ikhtiosis, nevus epidermal  dengan penyebaran bilateral.   konfigurasi transversal di tubuh dan linear di ekstremitas,

- Nevus verukosus ditandai dengan papul verukosus terlokalisasi atau difus, 

rapat, sewarna kulit, menyatu  membentuk plak papilomatosa yang berbatas tegas. Konfigurasi linear  ada di ekstremitas dengan penyebaran pada garis Blaschko’s atau relaxed,

analisa Banding: 

Psoriasis,Inkontinensia pigmenti,Liken striatus,Linear Darier disease,Linear porokeratosis,Liken planus linear,

Pemeriksaan histopatologi: ada pencitraan akantosis, papilomatosis , 

hiperkeratosis,  elongasi dari rete ridges.

 pada ilven memperlihatkan infiltrat peradangan kronik di dermis, hiperplasia epidermal psoriasiform , parakeratosis

pengobatan   

Bedah eksisi,Bedah laser,FU topikal,Podofilin,Tretinoin topikal,Calcitriol, Bedah beku,


 

KELOID

Awitan terjadinya keloid   tidak langsung ,terjadi sesudah perlukaan, melebihi batas pertama luka, jarang terjadi regresi spontan, bisa rekurens,  kadang memiliki bentuk yang terdistorsi,

Nodul  plak  keras,  merah muda, hiperpigmentasi, memiliki permukaan yang   halus dan mengkilat,  terjadi ulkus, pinggir yang tidak rata, bisa ditambah telangiektasia, dan menimbulkan nyeri    gatal gatal,

Salah satu manifestasi penyembuhan luka tidak normal berwujud jaringan parut muncul  melebihi batas luka. Pada keloid terjadi ketidakseimbangan antara 

sintesis dan degradasi kolagen. Faktor risiko, antara lain: umur di bawah 30 tahun, tingginya kadar hormon pada puberitas maupun kehamilankulit yang gelap, faktor 

genetik (ras kulit hitam, Hispanik, Asia), riwayat keluarga, golongan darah A, hyper-immunoglobulin (IgE) syndrome, luka bakar, luka yang memerlukan waktu untuk sembuh lebih dari tiga minggu, dan luka yang ada  pada kulit di area sternum, pundak, lengan atas, daun telinga, dan pipi,

analisa Banding: 

Apocrine cystadenoma, Adult-onset juvenile xanthogranuloma,Follikulitis kronik,

 Karsinoma sel basal tipe morfeaformis, Dermatofibrosarcoma protuberans,Foreign body granuloma,Trichilemmal carcinoma,

Pemeriksaan Histopatologi: pencitraan histopatologi diperoleh kumpulan kolagen I dan kolagen  III hiposeluler yang tebal, disorganisasi,eosinophilic, berukuran besar, ada juga matriks mukoid yang banyak dan fibroblas pada dermis,

pengobatan   

Triamcinolone acetonide injeksi,Silikon gel, Pressure garment therapy,Calcipotriol topikal,

Krim imiquimod 5%,Interferon, Lima-fluorourasil (5-FU),Bleomycin,Botulinum toxin ,

Bedah pisau dengan graft dicampuran dengan injeksi triamcinolone acetonide.

 Terapi laser,Pulse dye laser, adalah terapi campuran dengan  Laser CO220   

Bedah beku,



   GRANULOMA PIOGENIKUM 

Tumor vaskular yang sering ada, bisa muncul spontan atau sesudah trauma.

Papul/nodus eritema bertangkai, mudah berdarah. Nodul,  berbentuk 

pedunculated  merah, permukaan lembut mudah berdarah, krusta atau ulserasi. area sering pada intraoral: marginal gingiva, palatum, mukosa bukal, lidah, dan bibir. area di kulit di wajah, leher, ekstremitas atas  bawah, mukosa membran di hidung,  kelopak mata,

analisa Banding: 

Jaringan granulasi, hemangioma, metastatic carcinoma , amelanotic melanomaperipheral giant cell granuloma, peripheral ossifying fibroma, 

Pemeriksaan  Histopatologi   

pengobatan   

Bedah pisau,Bedah listrik,Bedah laser CO2,Er: YAG5,Diode, Nd:YAG, Krioterapi,  

rekurensi granuloma piogenikum, kebersihan dari luka, karena infeksi berperan terhadap tumor vaskular (infeksi Streptococcus, Staphylococcus, Bartonella henselae, B.  Quintana, dan HHV ,




ANGIOKERATOMA   

 Dilatasi kapiler ditambah hiperkeratosis dengan etiologi malformasi limfatik-vaskular kapiler.Papul verukosus, eritema keunguan/hiperpigmentasi, bisa muncul zosteriform, unilateral mirip garis Blaschko,

analisa Banding: 

Melanoma maligna, Limfangioma,

Pemeriksaan Histopatologi ,

pengobatan   

Krioterapi (bedah beku) ,Laser CO2 (bedah laser) ,Elektrokauter (bedah listrik) , Eksisi (bedah pisau)   




 HEMANGIOMA INFANTIL 

Tumor jinak pembuluh darah, berwujud proliferasi endotelial. Terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap proliferasi, stabil, dan involusi. usia pasien ibu di atas 30 tahunras kaukasia, kehamilan yang multipel,  Nama lain lesi ini 

antara lain strawberry birthmark, strawberry  hemangioma , juvenile hemangioma,vascular tumor, vascular birthmark, 

Lesi dalam: berwarna ungu, biru,  sewarna kulit muncul pada usia 

2-3 bulan,Lesi superfisial: makula eritematosa yang terang, papul, maupun plak 

muncul pada usia 1-4 minggu,

Lesi   muncul pada usia 1-8 minggu, pertumbuhan yang cepat selama 6-12 bulan, dilanjutkan dengan tahap involusi selama 5-9 tahun,

Jenis dari hemangioma dibedakan menjadi:

Bentuk (indeterminatefokal, multifokal, segmental)

Tipe ( retikular/abortif/perkembangan minimal,superfisial, dalam, campuran,)

analisa Banding:

Lesi vaskular: Tumor vaskular

Papillary intralymphatic angioendothelioma,Composite hemangioendothelioma,

Angiosarkoma ,Epithelioid hemangioendothelioma,Malformasi vaskular,Malformasi kapiler, Malformasi limfatik, Malformasi vena,Malformasi arterio-vena,

Tufted angioma,Spindle-cell hemangioma,Hemangioma epiteloid, Kaposiform hemangioendothelioma,Sarkoma kaposi,Retiform hemangioendothelioma,

Lesi nonvaskular:

Histiositosis sel Langerhans,Neuroblastoma , Leukemia kutis kongenital,

Miofibroma,Spitz nevus, Juvenile xanthogranuloma, Kista dermoid5. Encephalocele, Rhabdomiosarkoma , Fibrosarkoma infantil,

Pemeriksaan Penunjang:

Histopatologi: pencitraan berwujud lobular architecture dengan sel endotel yang tampak bulat  dan pencitraan proliferasi endotel  pada tahap proliferasi.

Hasil pewarnaan imunohistokimia pada glucose transporter 1 protein (GLUT-1) 

positif,

-Dermoskopi,Red lacunas, reddish homogenous areas.

-Radiologi:  modalitas yang bisa dipakai antara lain ultrasonography dengan 

computed tomography (CT) scan.doppler, magnetic resonance imaging (MRI), 

(dicurigai terkait pembuluh darah besar) atau bila direncpasien anakan terapi reseksi  operasi pada tahap proliferasi,Pemeriksaan MRI dan CT-scan dilaksanakan  pada lesi yang ekstensif ,

- Tes darah: Bila hemangioma terkait sindrom PHACE, atau ada kecurigaan 

hemangioma hepar maka pemeriksaan darah yang berhubungan dengan 

penyakit endokrin  contoh pemeriksaan hormon pertumbuhan dan tiroid , 

 Pemeriksaan darah terkait pemberian terapi sistemik,

pengobatan   

-Imiquimod 5% topikal,

-Interferon-α Terapi yang efektif untuk hemangioma yang resisten terhadap steroid, yang  gamggu  fungsi organ tubuh seperti mata, dan bisa membahayakan

hidup.

- Kemoterapi Siklofosfamid,Vincristine,

-Sebagian besar hemangioma bisa sembuh tanpa terjadi sekuele ,Observasi tanpa pemberian terapi di penyakit  yang berukuran kecil, area jauh dari organ vital, dan tanpa penyulit. Indikasi  diperlukannya obat  antara lain: bila terjadi ulkus, lesi bisa mengganggu  organ vital seperti mata, mulut, hidung, genitalia, dan perianal, yang berpotensi  menimbulkan perdarahan kecacatan, 

-Topikal ß blockers

Timolol maleat topikal 0,5%  mengurangi warna kemerahan pada hemangioma infantil tipe superfisial, Timolol maleat topikal 0,5%  mengurangi ukuran hemangioma infantil tipe  superfisial maupun campuran.Kortikosteroid

Prednison oral mengurangi pertumbuhan hemangioma  infantil.

-Propanolol

Pengobatan hemangioma infantil pada tahap proliferasi dengan memakai 

propanolol dosis 3 mg/kg beratbadan /hari selama 6 bulan 

Pengobatan hemangioma infantil dengan propanolol dosis 2 mg/kg beratbadan /hari  dibagi 3 dosis selama 6 bulan  mengurangi warna kemerahan,ukuran, ketebalan,  pada lesi.

Operasi

Reseksi satu tahap menghilangkan lesi hemangioma infantil pada telinga,

Eksisi sirkular dengan penutupan purse-string mengurangi ukuran luka pasca operasi hemangioma infantil,

Pulse dye laser tidak efektif dalam mengobati lesi pertama hemangioma dan 

dihubungkan dengan hipopigmentasi, dan atrofi kulit 

Konsultasi 

Spesialis pasien anak divisi onkologi kardiologi,Skrining gangguan kardiologi sebelum pemberian propranolol,

Terapi interferon-α, kemoterapi (vincristine15    dan siklofosfamid16 (B,5)) pada hemangioma yang membahayakan jiwa,





 

LIMFANGIOMA

atau lymphangioma circumscriptum ,Hiperplasia dan dilatasi pembuluh limfe akibat kelainan kongenital malformasi  sistem limfatik, Kelainan bisa merbentuk vesikel yang berisikan cairan limfe,   ada pada area wajah dan ada pada usia  kurang dari 2 tahun,

 pemeriksaan :

Lesi berwujud kumpulan vesikel yang berisikan cairan bening maupun cairan 

serohemoragik. Lesi dengan  batas difus dan bisa menyerang struktur 

disekitarnya,

analisa Banding:

Malformasi vena,Limfangiektasia/limfangioma akuisita,Angiokeratomag,Hemangioma,

Pemeriksaan Histopatologi

Magnetic Resonance Imaging (MRI) Bila ada kecurigaan kelainan melibatkan pembuluh besar dan memerlukan tindakan bedah,.

Ultrasonography (USG) mengabaikan malformasi arteriovenosa (highflow). Pada limfangioma diperoleh jenis slow-no flow dan bisa dinilai ekstensi dan luas malformasi,

Pada sediaan terlihat dilatasi dari pembuluh limfe dengan endotelium yang 

datar dan tidak ada sel darah,

Dermoskopi :Red-blue lacunas, red-bluish to red black homogenous areas.

pengobatan   

Skleroterapi,Bedah pisau,Dengan memakai OK-4327

Dengan memakai bleomisin A58,

Prosedur destruktif :Radiofrequency ablation,Bedah laser CO2,


  

   


 

NEVUS FLAMEUS

port wine stain atau nevus flameus yaitu  malformasi kutaneus vaskular, yang melibatkan postcapillary venule, Seiring bertambahnya usia, warna lesi akan bertambah gelap  dan bisa ditambah munculnya papul dan nodus vaskular diatasnya,Lesi berwujud makula eritematosa ,tepi aneh , muncul sejak lahir dan tidak pernah hilang spontan.   ada pada wajah di area persarafan  nervus trigeminus. Nevus flameus dengan kelainan nevus epidermal, makrosomia lokal, cerebriform palmar  hiperplasia palmar, limb gigantism, hipoplasia dermal, 

choristomas pada mata, visceral hamartomas, dan deposisi lemak tidak normal   

Bila hanya malformasi kapiler saja

  Nevus flammeus bisa berdiri sendiri atau adalah tanda dari beberapa 

sindrom, yakni Proteus syndrome ,Sturge-Weber syndrome (SWS; encephalotrigeminal angiomatosis), Klippel-Trenaunay syndrome, Co beratbadan  syndrome,   nevus flammeus tidak bisa berinvolusi seperti  hemangioma, progesivitas dari nevus flammeus, bisa terjadi: perubahan warna,  lebih gelap atau keunguan, dan terbentuk papul atau nodul vaskular , Terapi bisa memuaskan.

Pasien dengan nevus flammeus area yang luas di area wajah, patut dicari 

adanya gangguan pada mata, dan nervus trigeminal, bisa dilaksanakanMRI pada 

kepala untuk mencari lesi intrakranial (Sturge-Weber syndrome SWS; 

encephalotrigeminal angiomatosis).

 Nevus flameus dengan area di ekstremitas, diperlukan pemerikaan lengkap 

seperti ultrasonography, ultrasonografi Doppler, MRI, lymphoscintigraphy untuk 

mencari adanya trombus di ekstremitas,

Pemeriksaan  Histopatologi: telangiektasia bisa ada secara histologis sesudah usia 10  tahun. Dilatasi kapiler pada lapisan dermis superfisial yang seiring dengan  bertambahnya usia akan merambah ke pembuluh kapiler di lapisan dermis yang  lebih dalam hingga subkutan,

analisa Banding: 

Sarkoma Kaposi,Nevus Unna,

 pengobatan   

Bedah laser pulse dye,




  NEVUS MELANOSITIK 

Spektrum neoplasia nevomelanositik yang berkembang pada waktu pasien dewasa muda,Warna: sewarna kulit, merah jambu, kecoklatan ,Bentuk: bertangkai/pedunculated, atas datar/flat-topped,makula/papul papilomatosa, papul berbentuk kubah/dome shape, 

Nevus intradermal: Kumpulan sel nevus ada  di dermis,

Nevus junctional : Kumpulan sel nevus setinggi dermo-epidermal junction

 Nevus compound: Kumpulan sel nevus ada di dermis dan epidermis,

analisa Banding:

Karsinoma sel basal,Melanoma maligna,Lentigo solaris,Keratosis seboroik,Fibroma mole,Neurofibroma,

Pemeriksaan  Histopatologi ,Dermoskopi:   pola retikular, pigment network regular, globular dan homogen,

 pengobatan 

Bedah pisau,   Bedah listrik,   Bedah laser,   

hindari  paparan sinar UV, dengan memakai tabir surya,

Pasien dengan lesi nevus melanositik yang besar berisiko lebih besar terhadap 

keparahan, risiko keparahan yaitu jika  ada bentuk tidak simetris,  permukaan kasar, mudah berdarah, warna tidak lagi homogen,



  


  KARSINOMA SEL BASAL 

Tumor ganas yang berasal dari lapisan epidermis, Penyakit ini berhubungan dengan paparan sinar matahari , jarang terjadi metastasis,tumbuh secara lambat, lokal  invasif. adalah kanker kulit tipe non-melanoma , 

- Ulseratif:  Termasuk ulkus rodens dan ulkus terebrans, berhubungan dengan destruksi  lokal,

- basoskuamosa, keratotik, dan fibroepitelioma pinkus,

-Nodular:  sering muncul di area yang sering terkena sinar matahari,

-Berpigmen:  kemiripan dengan tipe nodular namun berwarna (biru, hitam, dan 

kecoklatan) karena mengandung melanin,

-Superfisial : Tipe lesi yang  tidak agresif, namun sering multifokal, dan   

muncul di badan maupun ekstremitas,

-Morfeaformis : Lesi yang  jarang terjadi dan sering ada pada wajah. mirip 

skar atau keloid berbatas difus, adalah tipe risiko tinggi,

analisa Banding: 

Karsinoma sebasea,Morphea/skleroderma lokalisata,Keratosis aktinik, Karsinoma sel skuamosa, Penyakit Bowen,Keratoacanthoma,Melanoma,Dermatitis,Psoriasis,Tinea korporis,Keratosis seboroik,Moluskum kontagiosum,Angiokeratoma,

Pemeriksaan Penunjang

-Computed tomography (CT) scan atau magnetic resonance imaging (MRI)

Bila ada tanda dan gejala memperlihatkan keikutsertaan tulang, saraf yang 

besar, mata, dan kelenjar parotis,

-Dermoskopi: pencitraan blue-black globules, leaf like structures, spoke wheels, ulcers, dan arborizing vessel.

-Histopatologi:  dilaksanakan jika ada analisa banding, lesi kulit berada 

pada area risiko tinggi seperti area tengah wajah (sekitar mulut, mata, 

telinga, dan hidung), dan pada masalah penyakit yang memerlukan pencitraan histopatologi ,lesi untuk menentukan pilihan terapi 

  pengobatan   

Imiquimod : Dihubungkan dengan perbaikan pada pencitraan histopatologi,

pemakaian krim imiquimod memiliki   keberhasilan  rendah dibandingkan dengan operasi,

Topical tazarotene 0.1%, Zycure** (0.005% mixture of solasodine glycosides),

Sonidegib,Vismodegib,5-fluorouracil (5-FU) ,

Mohs micrographic surgery  Pilihan pada karsinoma sel basal yang primer maupun sekunder,Sebesar 3% lesi primer yang diterapi dengan bedah eksisi berbanding 2% 

lesi primer yang diterapi bedah mikrografik Mohs mengalami rekurensi 

dalam pemantauan 30 bulan,

Bedah eksisi,Baik dilaksanakan pada karsinoma sel basal primer,

Lebih efektif dibandingkan radiasi, photodynamic therapy (PDT) dengan 5-

aminolevullinic acid (5ALA) (-PDT 5-ALA) untuk penanganan karsinoma sel 

basal tipe nodular.,  efektif dalam menghilangkan karsinoma sel basal tipe nodular namun  penampakan kosmetik bisa lebih buruk dibandingkan dengan pemakaian 

PDT dengan methyl-aminolevulinate (MAL),

Biaya  bedah mikrografik Mohs  lebih  tinggi dibandingkan bedah eksisi,

Destructive surgical techniques,Kauter dan kuret,

Pilihan yang baik untuk low-risk karsinoma sel basal.

Cryosurgery: Aman dan efektif pada kanker kulit non-melanoma.

Carbon dioxide laser ablation: bisa dipakai pada low-risk karsinoma sel basal.

Photodynamic therapy : Terapi campuran dengan ALA  atau MAL

Konsultasi

Pasien  kanker non-melanoma mempunyai potensj

memperoleh lesi yang kedua dalam waktu 5 tahun,

Hematologi dan onkologi medik: terkait pengobatan kemoterapi,

Radioterapi: terkait pengobatan radioterapi,

hindari sinar matahari, Dengan pemakaian tabir surya SPF 15 memperlihatkan pengurangan  insidens karsinoma sel skuamosa  namun tidak tidak ada 

proteksi  pada karsinoma sel basal,

pemakaian nikotinamid oral aman dan efektif dalam mengurangi 

kemunculan kanker kulit non-melanoma dan keratosis aktinik pada 

pasien dengan risiko tinggi,

Celecoxib  mengurangi  karsinoma sel basal.

Obat anti inflamasi non-steroid dihubungkan dengan berkurangnya 

risiko karsinoma sel basal pada pasien dengan risiko tinggi,






KARSINOMA SEL SKUAMOSA 

Tumor ganas non-melanoma yang berasal dari keratosit epidermis supra-basal. 

muncul pada bagian tubuh yang terpapar matahari dan sebagian besar 

muncul dari lesi prekursor seperti keratosis aktinik, penyakit Bowen, luka bakar 

Faktor Predisposisi: 

Infeksi human papilloma virus,Genodermatosis (epidermolisis bulosa,albinism, xeroderma pigmentosum, porokeratosis)Mutasi P53, Bcl2, Imunosupresi,Skar,Luka bakar atau paparan panas yang lama,Ulkus kronik atau dermatosis inflamasi,

 Lesi prekursor (penyakit Bowen,keratosis aktinik) paparan ultraviolet,paparan radiasi ionisasi,paparan terhadap karsinogen lingkungan,

pencitraan :  Tumor   soliter, adalah kelanjutan dari lesi  prekursor.Pada populasi kulit putih lesi kulit   ada pada area yang terpajan sinar matahari seperti punggung tangan,kepala, leher,  Pada populasi kulit  berwarna ada penyebaran yang sama baik dilokasi yang sering terpapar  matahari maupun tidak,

pencitraan Tumor Risiko Tinggi (NCCN 2012): 

Tumor  berkembang dengan cepat, Gejala neurologi,Patologi , Area M ≥10 mm,Area H ≥6 mm,Poorly defined, Rekurensi,Imunosupresi,Site of prior RT atau proses inflamasi kronis,Subtipe akantolitik, adenoskuamosa , desmoplastik

.Kedalaman: ≥2 mm atau Clark levels IV,V,.keikutsertaan perineural atau vaskular Dikatakan tumor risiko tinggi jika ada salah satu tanda diatas

H: “High” risk  wajah bagian tengah, telinga, periaurikular, kelopak mata, 

periorbital, hidung, pelipis, dan bibir,

M: “medium” risk  area kening, kulit kepala, pipi,  leher

analisa Banding: 

Karsinoma sebasea,Pioderma gangrenosum atipikal, Keratosis aktinik, Penyakit Bowen, Karsinoma sel basal ,Melanoma tipe amelanotik nodular,Keratoakantoma, 

Pemeriksaan Penunjang

-Computed tomography (CT) dan magnetic resonance imaging (MRI)

dilaksanakan bila ada kecurigaan perluasan jaringan lunak lain (NCCN kategori 2A),penyakit pada tulang, saraf ,Pemeriksaan kelenjar getah bening (NCCN kategori2A),

-Dermoskopi : Struktur vaskular polimorfik berwujud  glomerular/coiled dan dotted linear ireguler/serpentine, hairpin/looped,  Sedang struktur keratin berwujud central keratin with blood spot white circle, white pearl/clod central keratin, 

- Histopatologi : Pada pemeriksaan  mencantumkan pemeriksaan keikutsertaan saraf, vaskular,  kelenjar getah bening,(NCCN kategori 2A),subtipe perubahan morfologi pada  sel, derajat diferensiasi, dalamnya tumor dalam millimeter, kedalaman invasi 

- Biopsi :Spesimen diambil pada bagian lesi yang dicurigai infiltrasi lebih dari superfisial (NCCN kategori 2A)

pengobatan   

Tretinoin topikal Tidak bisa mencegah karsinoma sel skuamosa ,

Nikotinamid oral, Obat anti-inflamasi non steroid (OAINS),

 Celexocib,Cyclic photodynamic therapy dengan ALA,

hindari  paparan sinar ultraviolet,pemakaian tabir surya dengan SPF 15  mengurangi  karsinoma sel skuamosa dalam  4 tahun

Asitretin oral: Mengurangi risiko kanker kulit non-melanoma pada pasien transplantasi ginjal,

Adjuvant radiation therapy: pasien  mengalami rekurensi lokal pada pasien 

dengan karsinoma sel skuamosa dengan perineural invasion

Konsultasi hematologi onkologi medik Bila ada metastasis

Konsultasi spesialis bedah onkologi Bila ada penyebaran regional.

untuk resiko ringan : Obat anti-inflamasi non steroid (OAINS), Beta carotene ,

 beta carotene tidak efektif namun tidak  menimbulkan efek samping,

Krim imiquimod 5%,

 Bedah pisau adalah terapi pilihan pada sebagian besar masalah penyakit karsinoma sel skuamosa,

Bedah beku, pasien  mengalami rekurensi sesudah dilaksanakan

cryotherapy pada karsinoma sel skuamosa risiko rendah,

Mohs micrographic surgery (MMS),Superficial ablative techniques

Kuret dan bedah listrik (BL)pasien mengalami rekurensi sesudah dilaksanakan kuret dan BL ,pada karsinoma sel skuamosa tipe risiko rendah.

pasien  mengalami rekurensi sesudah dilaksanakan terapi radiasi pada karsinoma sel skuamosa yang tidak metastasis,

Pasien karsinoma sel skuamosa mempunyai risiko tinggi untuk mengalami 

karsinoma sel basal, melanoma, dan rekurensi karsinoma sel skuamosa.





MELANOMA MALIGNA

Tumor ganas melanosit yaitu sel yang menghasilkan melanin dan berasal dari 

neural crest. Sebagian besar melanoma maligna (MM) muncul pada kulit 

juga muncul di permukaan mukosa, contohnya uvea,

  risiko: paparan sinar ultraviolet,UV high levels intermiten atau sporadik paparan kronik berlebihan ,

Karakteritik fenotip: 

Nodular melanoma kongenital besar ,Mata biru atau hijau, Kulit terang, ketidakmampuan menjadi kecoklatan (tan), kecenderungan terbakar surya atau efelid (skin phototype I dan II),Rambut merah atau pirang , Mempunyai nevus melanositik yang banyak, dan atau lebih dari satu nevus  melanositik atipik

 Riwayat melanoma sebelumnya, melanoma dalam keluarga,

 Mutasi p16, BRAF atau MC1R, Xeroderma pigmentosum,Supresi imun (kontroversi), pencitraan klinis:  Lentigo malignant melanoma (LLM),Nodular melanoma (NM),Superficial spreading melanoma (SSM),Acral lentigo melanoma (ALM),pencitraan MM dini/ABCD (Tidak berlaku untuk NM)

A = asimetris,B = border/tepi yang tidak teratur,C = color/warna yang bermacam-macam,D = diameter sama atau lebih dari 6 mm, atau ada perbedaan penampilan, 

 E = elevasi ,

analisa Banding: 

ALM termasuk ALM subungual:

Veruka plantaris,Hematoma,Nevus palmoplantar,Melanokhia longitudinal,Onikomikosis,Granuloma piogenik,

SSM: Nevus atipik,Nevus melanositik,Keratosis seboroik Karsinoma sel basal,

LLM:Keratosis aktinik berpigmen,Keratosis seboroik datar,KSB superfisialis berpigmen,Lentigo solaris,

 NM: Berpigmen

Nevus Spitz berpigmen, Karsinoma sel basal berpigmen,Amelanotik,

KSB,Hemangioma,Granuloma piogenik,Karsinoma sel Merkel,

 Nevus melanositik,Nevus biru,

Pemeriksaan Penunjang 

-Pemeriksaan radio : 

CT scan kepala (bila ada indikasi),CT scan lesi6. Sentinel lymph node biopsy (bergantung pada adanya indikasi/fasilitas),Foto thoraks,USG/CT scan abdomen,

 Bone scan,

-Pulasan (pewarnaan) khusus untuk prognostik jika fasilitas tersedia:

 BRAF ,P16,

-Dermoskopi:   pola asimetris dengan warna yang bermacam-macam. 

Dicurigai melanoma bila diperoleh paling sedikit satu pencitraan sebagai 

berikut: peripheral black dots and globules, multiple brown dots, multiple blue gray dots dan atypical vessels,blue white veil, broadened network, irregular streaks/radial streaming, pseudopods, scar like depigmentation/regression structures, 

-Histopatologi:Radial (horizontal) growth phase,Vertical growth phase,

- Pulasan (pewarnaan) khusus untuk pemeriksaan :

S 100,HMB 45 , Melan-A (jika fasilitas tersedia),


Tabel   Klasifikasi Tumor Nodes Metastasize (TNM) melanoma

T    Ketebalan (mm) :     Ulserasi:

T1          <1,0    a. Tanpa ulserasi & mitosis <1/ mm2

    b. Dengan ulserasi atau mitosis >1/mm2



T2    1,01-2,0   a. Tanpa ulserasi b. Dengan ulserasi


T3  2,01-4,0    a. Tanpa ulserasi    b. Dengan ulserasi


T4  >4,0 a. Tanpa ulserasi b. Dengan ulserasi


N Jumlah KGB metastasis 


N1    1      a. Mikrometastasis   b. Makrometastasis

N2    2-3  a. Mikrometastasis  b. Makrometastasis

c. In-transite metastasis atau satelit  tanpa KGB metastasis

N3      4 atau lebih KGB, atau KGB

          kusut (matted nodes) atau

           in-transite/ KGB satelit


M           area Serum lactate dehydrogenase

M1a      Kulit jauh, subkutan / Normal

metastasis KGB Normal

Metastasis paru

M1a       Metastasis viseral yang lain Normal

M1c    Metastasis jauh lainnya Meningkat



 pengobatan    

Sesuai dengan stadium

 Tindakan bedah: Eksisi dengan diagnosa akhir tepi lesi   ,Mohs micrographic surgery (stadium I dan II)   ,

Terapi sistemik   

Stadium I dan II: 

Interferon-alpha dosis rendah: 3 mU s.c 3x seminggu selama 18-24 bulan 

Interferon-alpha dosis tinggi: 15-20 mU/m2,i.v (atau i.m) 5 hari/minggu 

selama 4 minggu atau 10 mU/m2 s.c 3x/minggu 

Injeksi BCG subkutan 0,375mg, diulang setiap 1-3 bulan

Stadium III dan IV sesuai dengan performance status (ECOG 0-4) 

Hasil kurang baik cukup diberi kemoterapi single: dacarbazine dosis 

1000 mg/m2 (hari 1, intravena) atau dacarbazine dosis 250 mg/m2 (hari 1-5, 

intravena) 

Hasil baik diberi campuran kemoterapi (CVD) 

Dacarbazine dosis 20 mg/m2(hari 1, intravena)

Cisplatin dosis 20 mg/m2(hari 1-4, intravena)

Vinblastin dosis 1,2-4 mg/m2 (hari 1-4, intravena)

Bila ada metastasis ke otak, diberi temozolamide dosis 200 mg/m2

(hari 1-5, oral) 

3. Terapi radiasi 

Tindak lanjut:Setiap 3 bulan dalam 1 tahun pertama. Selanjutnya setiap 6 bulan seumur hidup,

 pemantauaning respon pengobatan:

Ultrasonografi KGB basin bukan  penganti SLNB.Jadwal tindak-lanjut dipengaruhi oleh risiko rekurensi, melanoma primer sebelumnya, dan riwayat keluarga melanoma, dan termasuk faktor seperti moles atipik/nevi displastik, dan kepentingan pasien/tenaga medis  

Pencitraan radiologis diindikasikan untuk menginvestigasi tanda atau gejala 

khusus dan khas USG KGB regional bisa dipertimbangkan pada pasien dengan 

pemeriksaan fisik KGB tidak jelas, pasien yang ditawarkan namun tidak 

menjalani SLNB, atau pasien dengan SLNB positif yang tidak menjalani 

diseksi KGB lengkap,

Setidaknya pemeriksaan kulit tahunan seumur hidup 

pemeriksaan KGB untuk stadium IA-IV NED 

tidak direkomendasikan Pemeriksaan darah rutin 









INFEKSI MENULAR SEKSUAL

Trikomoniasis

Vaginosis bakterial

Herpes simpleks genital (HG)

 Infeksi genital non khusus dan khas (IGNS)

 Infeksi gonore

Kandidosis vulvoalat vital wanitalis (KVV)

Kutil anogenital (KA)

Sifilis

Ulkus mole





 TRIKOMONIASIS

Penyakit infeksi menular seksual yang dipicu oleh parasit berflagel Trichomonas 

vaginais.

pasien wanita:

10-50% asimtomatik,

kadang-kadang berbusa,Keputihan berbau busuk, warna putih ,  mengiritasi kulit sekitar vulva menimbulkan keluhan   gatal gatal dan perih pada vulva dan kulit sekitarnya,

pasien laki laki:

15–50% asimtomatik,   

Duh tubuh uretra sedikit atau sedang, dan atau nyeri ketika kencing, bisa 

juga iritasi uretra dan sering miksi,

Pemeriksaan  pasien wanita:

Pada area forniks posterior, tampak duh tubuh alat vital wanita seropurulen, berbau busuk, jumlahnya sedikit sampai banyak,  gatal gatal pada vulva ,Vulvitis dan vaginitis ,Kadang ada rasa tidak enak di perut bagian bawah ,pencitraan strawberry cervix 

Pemeriksaan pasien laki laki:

Jarang: duh tubuh uretra purulen,Duh tubuh uretra sedikit atau sedang, dan atau disuria, bisa juga iritasi  uretra dan  miksi ,

analisa Banding: 

Vaginosis bakterial,Infeksi genital nonkhusus dan khas,

Servisitis gonokokus,Kandidosis vulvoalat vital wanitalis,

Pemeriksaan Penunjang pasien wanita: 

Bahan duh tubuh yang berasal dari forniks posterior dilaksanakan pemeriksaan 

sediaan basah dengan larutan NaCl fisiologis, ada  parasit Trichomonas 

 dengan pergerakan flagelanya yang khas,

Pemeriksaan Penunjang pasien laki laki:

Bahan sedimen urin sewaktu, bisa ada parasit Trichomonas ,

  pengobatan   

Metronidazol 2x500 mg/hari per oral selama 7 hari atau 

 Metronidazol 2 gram per oral dosis tunggal,

 tidak mengkonsumsi alkohol selama pengobatan hingga  48 jam sesudahnya untuk menghindari disulfiram-like reaction,




  


  

VAGINOSIS BAKTERIAL

Sindrom klinis yang dipicu oleh pergantian Lactobaccillus sp penghasil H2O2

yang normal di dalam alat vital wanita dengan sekelompok bakteri anaerob batang gram  negatif (Prevotella sp, Mobiluncus sp), Mycoplasma dan Gardnerella vaginilis ,horminis.   menginfeksi pasien wanita, ditandai oleh adanya duh tubuh alat vital wanita berbau amis, 50% pasien wanita asimtomatik, Keputihan berbau amis,    terutama sesudah selesai senggama,

 Pemeriksaan :

Duh tubuh alat vital wanita warna putih homogen, rasa   gatal gatal,melekat, berbau amis pada dinding alat vital wanita dan vestpasien ibulum,  serviks tidak ada kelainan

analisa Banding:

Trikomoniasis,Kandidosis vulvo-alat vital wanitalis,Infeksi genital nonkhusus dan khas,Servisitis gonokokus,

Pemeriksaan Penunjang

Sediaan basah dengan larutan NaCI fisiologis atau sediaan apus dengan 

pewarnaan Gram ada clue cells,

pH cairan alat vital wanita >4,5 ,Tes amin/Whiff test, hasil positif  bau amis seperti ikan pada duh tubuh alat vital wanita yang ditetesi dengan larutan KOH 10%.

pengobatan   

Klindamisin 2x300 mg/hari per oral selama 7 hari    atau

Metronidazol 2 gram per oral dosis tunggal   atau

Metronidazol 2x500 mg/hari selama 7 hari 

hondari mengkonsumsi alkohol selama pengobatan dengan metronidazol berlangsung sampai 48 jam sesudahnya untuk menghindari  disulfiram-like reaction,

 menghindari pemakaian bilas alat vital wanita atau antiseptik

Kemungkinan komplikasi obstetrik dan ginekologik tertentu, contohnya 

pasien bayi berat badan lahir rendah,  penyakit radang panggul,korioamnionitis, infeksi masa nifas, kelahiran prematur, 





HERPES SIMPLEKS GENITAL (HG)

Infeksi menular seksual  dipicu oleh virus Herpes simplex (VHS) tipe 2 

atau tipe 1,  bersifat rekuren. Infeksi akibat kedua tipe VHS bersifat seumur

hidup; virus berdiam di jaringan saraf  ganglia dorsalis , Perjalanan infeksi:

HG episode pertama lesi primer,HG atipikal,HG asimtomatik,HG episode pertama lesi non-primer,HG rekuren,

HG episode pertama lesi primer1-3

Pasien lebih sering datang dengan lesi berwujud ulkus dangkal multipel atau 

berkrusta, Vesikel/erosi/ulkus dangkal berkelompok, dengan dasar eritematosa, 

ditambah rasa nyeri,ditambah Keluhan neuropati (retensi urin, konstipasi, parestesi), pembengkakan kelenjar getah bening inguinal,disuria, duh tubuh alat vital wanita atau uretra, keluhan sistemik, demam, pusing, nyeri otot, nyeri ,Pembentukan lesi baru masih berlangsung selama 10 hari,Lesi bisa berlangsung selama 12-21 hari,

 HG episode pertama lesi non primer1-3

pencitraan lesi sama seperti HG episode pertama primer, Lesi yang tidak diobati bisa berlangsung 10-14 hari,lesi lebih sedikit dan lebih ringan dibandingkan infeksi primer,Jarang ditambah duh tubuh genital ,neuropati, disuria, keluhan sistemik,  

 HG rekuren1-3

Kelainan berlangsung lebih singkat dan bisa menghilang dalam waktu 5 

hari,Bersifat lokal, unilateral, Lesi lebih sedikit dan lebih ringan,bisa didahului oleh keluhan parestesi 1-2 hari sebelum muncul lesi, mengenai area yang sama bisa di alat vital pasien laki laki, vulva, anus, atau bokong

Riwayat pernah berulang ada faktor pemicu:

HG subklinis hanya berwujud lesi kemerahan atau erosi yang ringan kadang-kadangtampak vesikel. Keluhan nyeri radikulopati.

HG atipikal menyerang kulit seperti Herpes Whitlow di area area jari, puting susu, 

bokong, Stres fisik/psikis, Senggama berlebihan,Minuman beralkohol, Menstruasi, Kadang-kadang sulit ditentukan,

Pada HG asimtomatik tidak ada gejala klinis, hanya reaksi serologis (antibodi 

herpes) reaktif. Pada pasien imunokompromais manifestasi lesi bisa bermacam￾macam yaitu berwujud manifestasi ulkus yang atipikal hingga ulkus yang besar dan dalam,

analisa Banding

 Sifilis stadium,Chancroid,Limfogranuloma venereum, Granuloma inguinal,

Pemeriksaan Penunjang

Serologi IgM dan IgG anti-HSV ,Deteksi antigen (dengan enzyme immunoassay atau fluorescent antibody), atau 

PCR DNA HSV

Kultur virus. Sensitivitas kultur sebesar 67-70% bila sediaan diambil dari vesikel, 

32% bila sediaan pustul, dan hanya positif sebesar 17% bila sediaan diambil dari 

krusta,

 pengobatan  

Proteksi masing masing pasien, anjurkan pemakaian kondom dan busa spermisidal,

 tentang perjalanan penyakit yang mudah menular   terutama bila ada lesi, dan infeksi ini bisa berulang; karena itu indikasi  abstinens; lakukan penapisan untuk IMS lain dan HIV, notifikasi pasangan tetapnya.

Wanita hamil yang menderita herpes genitalis primer dalam 6 minggu menjelang 

persalinan direkomendasikan untuk dilaksanakan  seksio sesarea sebelum atau dalam 4 jam sesudah pecahnya ketuban  Asiklovir dosis supresi 3x400 mg/hari mulai dari usia 36 minggu bisa mencegah  lesi HSV pada aterm,  Asiklovir bisa diberi secara oral pada herpes  genital  pertama , rekuren dan diberi  jika  berat,

Seksio sesarea tidak dilaksanakan secara rutin pada wanita yang menderita herpes genitalis rekurens. Hanya wanita dengan viral shedding atau memiliki lesi genital  ketika mendekati persalinan yang memerlukan seksio sesarea,

Obat-obat simtomatik:

 analgetika, antipiretik dan antipruritus,

 antiseptik sebagai bahan kompres lesi atau dilanjutkan dalam air dan dipakai sebagai sit bath contohnya povidon jodium yang   mengeringkan lesi, mencegah infeksi sekunder ,

HG lesi episode pertama lesi primer

masalah penyakit berat perlu rawat inap: asiklovir intravena 5 mg/kg beratbadan  tiap 8 jam selama 7-10 hari,

Famsiklovir 3x250 mg/hari selama 7-10 hari,Valasiklovir: 2x500-1000 mg/hari selama 7-10 hari,Asiklovir: 5x200 mg/hari selama 7-10 hari atau asiklovir: 3x400 mg/hari selama 7-10 hari,

HG rekuren : 

Lesi ringan: terapi simtomatik ,

Valasiklovir 2x500 mg selama 5 hari,Famsiklovir 2x125 mg/hari selama 5 hari,

Lesi berat:Asiklovir 5x200 mg/hari, per oral selama 5 hari  atau asiklovir: 

3x400 mg/hari selama 5 hari , atau asiklovir 3x800 mg/hari  selama 2 hari,

Rekurensi 6 kali/tahun atau lebih: diberi terapi supresif:

Famsiklovir 2x250 mg/hari, Asiklovir 2x400 mg/hari, Valasiklovir 1x500 mg/hari,

HG pasien imunokompromais:

Famsiklovir 2x500 mg/hari,Valasiklovir 2x1000 mg/hari,

Asiklovir oral bisa diberi dengan dosis 5x400 mg/hari selama 5-10 hari

   atau hingga tidak muncul lesi baru,

Pada pasien yang berisiko tinggi untuk menjadi diseminata, atau yang tidak bisa 

dengan  pengobatan oral, maka asiklovir diberi secara intravena 5 

mg/kg beratbadan /hari tiap 8 jam selama 7-14 hari atau lebih lama. Bila ada bukti 

terjadinya infeksi sistemik, direkomendasikan terapi asiklovir intravena 3x10 mg/kg beratbadan /hari selama paling sedikit 10 hari,

Pada pasien imunokompromais, kelainan akan    mudah terjadi rekurensi, 

sehingga pengobatan supresif lebih direkomendasikan, dengan dosis asiklovir 2x400 mg/hari8,16    atau valasiklovir 2x500 mg/hari,

Untuk pasien dengan infeksi HIV simtomatik atau AIDS, dipakai asiklovir oral 

5x400 mg/hari hingga lesi sembuh, sesudah itu bisa dilanjutkan terapi supresif,

 Memberi pengobatan antivirus supresif akan menurunkan rekurensi dan 

menurunkan ansietas dan memperbaiki kualitas hidup,





INFEKSI GENITAL NONKHUSUS DAN KHAS

Infeksi saluran genital yang dipicu oleh pemicu nonkhusus dan khas, termasuk 

berbagai kondisi, yaitu infeksi genital nonkhusus dan khas (IGNS)uretritis nonkhusus dan khas (UNS), uretritis nongonokokus (UNG),  proktitis nonkhusus dan khas, pada pasien wanita,bisa terjadi komplikasi pada pasien laki laki yaitu infertilitas,epididimitis, orkitis,  dan  komplikasi pada pasien wanita yaitu perihepatitis,penyakit radang panggul, bartolinitis, infertilitas, 

pasien laki laki:

Bisa asimtomatik,Nyeri ketika buang air kecil,Keluar duh tubuh uretra,

pasien wanita:

 Keputihan,70-95% asimtomatik,

Pemeriksaan klinis pasien wanita:

Disuria, bila mengenai uretra,70-95% asimtomatik, Duh tubuh alat vital wanita ,Duh tubuh endoserviks mukopurulen, Ektopia serviks ditambah edema, serviks rapuh, mudah berdarah,

 Pemeriksaan klinis  pasien laki laki:

bisa asimtomatik,Duh tubuh uretra spontan, atau diperoleh dengan pengurutan/massage uretra,Disuria,

analisa Banding

pasien wanita: Trikomoniasis,Vaginosis bakterial,Kandidosis vulvoalat vital wanitalis,Servisitis gonokokus,

pasien laki laki:Uretritis gonokokus,Infeksi saluran kencing,

Pemeriksaan Penunjang

Spesimen dari duh tubuh genital:

Sediaan basah:

Tidak ada Trichomonas alat vital wanitalis

Sediaan apus Gram: 

Tidak ada etiologi khusus dan khas,Jumlah leukosit PMN >5/LPB (pasien laki laki) atau >30/LPB (pasien wanita) ,

Untuk menentukan infeksi Chlamydia trachomatis, bila memungkinkan, dilaksanakan  pemeriksaan cara: Nucleic Acid Amplification Test (NAAT)    mikrobiologi dan  parasitologi,

  pengobatan   

Doksisiklin‖ 2x100 mg/hari, peroral selama 7 hari  atau  Azitromisin 1 gram per oral dosis tunggal atau Eritromisin 4x500 mg/hari per oral selama 7 hari,

Doksisiklin tidak boleh diberi pada pasien ibu hamil, menyusui, atau pasien anak dibawah 12 tahun,


  


  INFEKSI GONORE 

Gonore adalah infeksi menular seksual yang dipicu oleh Neisseria 

gonorrhoeae   suatu kuman Gram negatif, berbentuk biji kopi, terletak intrasel.

Keluar duh tubuh berwarna putih atau kuning kehijauan kental dari uretra

pasien wanita:  gatal gatal pada ujung kemaluan, Nyeri ketika kencing,

 Keputihan , asimtomatik, diperoleh adanya riwayat kontak seksual sebelumnya 

bisa terjadi komplikasi pada pasien laki laki yaitu infertilitas,epididimitis, orkitis,  

komplikasi pada pasien wanita yaitu infertilitas,penyakit radang panggul, bartolinitis, 

Pemeriksaan pasien laki laki:

Duh tubuh uretra mukopurulen,Infeksi pada faring   asimtomatik,

Orifisium uretra hiperemis, edema,  ektropion , disuria,

 Infeksi rektum pada pasien laki laki homoseksual bisa menimbulkan duh tubuh anal  atau nyeri/rasa tidak enak di anus/perianal ,

 Pemeriksaan pasien wanita:

Duh tubuh endoserviks mukopurulen ,Serviks hiperemis, edema, kadang ektropion, asimtomatik,nyeri pelvis/perut bagian bawah,Infeksi pada uretra  memicu disuria,

analisa Banding  pasien laki laki:

 Uretritis nongonokokus,Infeksi saluran kencing,

analisa Banding  pasien wanita:

Bakterial vaginosis, Kandidosis vulvovaginalis, Infeksi genital nonkhusus dan khas, Trikomoniasis,

Pemeriksaan 

Pemeriksaan Kultur memakai media selektif Thayer-Martin atau modifikasi Thayer Martin dan agar coklat McLeod ,

Pemeriksaan Gram dari sediaan apus duh tubuh uretra atau serviks ada 

diplokokus Gram negatif intraselular. Sensitivitas >95% dan spesifisitas >99% 

(pada pasien laki laki).

Tes resistensi/sensitivitas: kerja sama dengan bagian Mikrobiologi,

Tes definitif ( pada hasil kultur yang positif) ,

Tes oksidasi, Tes fermentasi,Tes beta-laktamase,

 Untuk kecurigaan infeksi pada faring dan anus bisa dilaksanakan pemeriksaan 

dari bahan duh dengan kultur Thayer Martin atau polymerase chain reaction

(PCR) dan nucleic acid amplification tests (NAATs) terhadap C. Trachomatis  dan N. gonorrhoeae 

pengobatan   

Kanamisin 2 gram injeksi IM, dosis tunggal,Seftriakson 250 mg injeksi IM dosis tunggal , sefiksim 400 mg per oral, dosis tunggal , Siprofloksasin dan ofloksasin sudah memperlihatkan angka resistensi yang tinggi ,

Bila sudah terjadi komplikasi seperti bartolinitis, prostatitis :

Levofloksasin 500 mg per oral 5 hari, sefiksim 400 mg peroral selama 5 hari,

 atau  Seftriakson 250 mg injeksi intramuskular 3 hari, atau 

Kanamisin 2 gram injeksi intramuskular 3 hari  ,

Bila infeksi gonokokus terjadi bersamaan dengan trikomoniasis maka pengobatan 

harus dilaksanakanbersama-sama untuk kedua infeksi ini,

Karena infeksi gonokokus dan infeksi Chlamydia trachomatis hampir selalu 

bersamaan maka dalam pengobatan infeksi gonokokus sebaiknya diberi  

pengobatan untuk infeksi Chlamydia,

abstinensia sampai terbukti sembuh secara klinis dan laboratoris, dan 

bila tidak bisa menahan diri supaya memakai kondom,Kunjungan ulang pada hari ke-7,



  

KANDIDOSIS VULVOALAT VITAL WANITALIS (KVV)

Infeksi pada vulva dan alat vital wanita yang dipicu oleh ragi ,Candida albicans , Candida sp, Torulopsis sp .

terjadi dispareunia,gatal gatal pada vulva ,Vulva lecet, bisa muncul fisura,

 Pemeriksaan : 

Pada vulva dan alat vital wanita tampak:

Duh tubuh alat vital wanita, putih seperti susu, bergumpal, tidak berbau,

Jika mengenai genitalia luar bisa diperoleh bercak/plak eritema dengan lesi 

satelit,Hiperemis, bisa muncul fisura,Edema jika berat,

analisa Banding

Vaginosis bakterial,Infeksi gonore, Infeksi genital nonkhusus dan khas,

Trikomoniasis,

Pemeriksaan 

Bahan dari duh tubuh alat vital wanita yang berasal dari dinding lateral alat vital wanita,  Sediaan apus dengan pewarnaan Gram ada blastospora dan atau 

pseudohifa, Sediaan basah dengan larutan KOH 10% ada blastospora dan atau 

pseudohifa,Kultur jamur dengan media Saboraud,

 pengobatan   

Untuk kandidiasis vulvoalat vital wanital rekuren (kambuh ≥4x/tahun):

Agen topikal atau flukonazol oral selama 10-14 hari dilanjutkan dengan flukonazol 

150 mg/minggu selama 6 bulan,

Nistatin 100.000 IU intraalat vital wanita selama 7 hari atau

Klotrimazol 500 mg, intraalat vital wanita dosis tunggal   atau

 Klotrimazol 200 mg, intraalat vital wanita selama 3 hari   atau

Flukonazol 150 mg, per oral, dosis tunggal   atau 

Itrakonazol  2x200 mg per oral selama 1 hari  atau

Itrakonazol  1x200 mg/hari per oral selama 3 hari atau

Ketokonazol# kapsul 2x200 mg/hari per oral selama 5 hari ,

Pada penderita dengan imunokompeten jarang terjadi komplikasi, sedang

penderita dengan status imun rendah infeksi jamur bisa bersifat sistemik

 Wanita hamil  tidak diberi obat sistemik,Tidak boleh diberi pada pasien ibu hamil, menyusui, atau pasien anak di bawah 12  tahun

 #Ketokonazol tidak direkomendasikan untuk pemakaian jangka lama,

Hindari bahan iritan lokal, contohnya produk berparfum,bilas alat vital wanita

pakaian ketat atau dari bahan sintesis,Hilangkan faktor predisposisi: hormonal, pemakaian kortikosteroid dan  antibiotik yang terlalu lama, kegemukan




  

KUTIL ANOGENITAL   

Infeksi menular seksual yang dipicu oleh virus papilloma humanus (VPH) tipe 

tertentu dengan kelainan pada kulit dan mukosa anogenital,Benjolan di area genital yang tidak nyeri,Adanya riwayat kontak seksual sebelumnya

 90%  dipicu HPV tipe 6 dan tipe 11, masa inkubasi 3 minggu sampai dengan 8 

bulan, bahkan sampai dengan 18 bulan,

  Pemeriksaan : Vegetasi atau papul soliter bisa juga multipel,

ada empat morfologi:

Akuminata,Papul datar,Papul keratotik dengan permukaan kasar, Papul dengan permukaan mirip kubah,

Bentuk lain:

Lesi di perianal bisa ada pada pasien laki laki dan pasien wanita namun lebih 

umum ada pada pasien laki laki yang berhubungan seks dengan pasien laki lak

Giant condyloma atau Buscke-Lowenstein tumor yaitu lesi yang 

berukuran lebih besar, bersifat invasif dan destruktif secara lokal, 

namun tidak bermetastasis, dan ada HPV tipe 6 dan tipe 11,

Bowenoid papullosis yang adalah keanekaragaman lesi papula berbentuk 

kubah atau datar, berwarna hitam, dan ada tipe HPV risiko tinggi yaitu tipe 16. 

 Lesi di anus   berhubungan dengan hubungan seks anogenital penetratif.

analisa Banding

 Pearly penile papules (pasien laki laki) dan vestpasien ibular papillae (pasien wanita):

Moluskum kontagiosum,Karsinoma sel skuamosa, Fordyce spot, Kondiloma lata,Keratosis seboroik, Nevus melanositik,Skin tag,

Pemeriksaan  histopatologi :

bila lesi meragukan, atau tidak menanggapi   pengobatan.

Pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR) untuk mengetahui tipe HPV, namun bukan untuk  analisa,

Tes asam asetat 5%  untuk mendeteksi lesi yang meragukan/subklinis, tipe papul 

datar. Asam asetat 5% ke esi yang dicurigai selama 5 menit. 

Hasil: lesi akan berubah warna menjadi putih ,

  pengobatan   

pengobatan tergantung dari ukuran, jumlah, dan area lesi,

-Tinktura podofilin 25%,  untuk lesi dengan permukaan verukosa

-Bedah kauterisasi    untuk lesi di anogenital,    terutama lesi berukuran besar,

-Laser CO2    untuk lesi di anogenital, alat vital wanita dan serviks,    terutama lesi 

berukuran besar.

-Bedah eksisi   untuk lesi yang    besar sehingga menimbulkan obstruksi 

atau tidak bisa dilaksanakan  terapi dengan cara lainnya,

 Tidak boleh pada pasien ibu hamil dan menyusui, dan lesi yang luas

: lindungi kulit sekitar lesi dengan vaselin agar tidak terjadi iritasi, biarkan 

selama 4 jam, kemudian cuci, seminggu dua kali, sampai lesi hilang.

-Podofilotoksin 0,5%  diberi 2 kali sehari selama 3 hari, selanjutnya istirahat 4 hari, diulang  selama 4-5 sesi,Tidak boleh dipakai pada pasien ibu hamil

-Krioterapi untuk lesi di genital eksterna, alat vital wanita, serviks, meatus 

uretra, dan di dalam anus. 

Cara: cairan nitrogen bisa diterapkan dengan semprotan, lidi kapas, atau 

cryoprobe (tidak boleh untuk lesi di alat vital wanita). Cairan harus diterapkan sampai  muncul halo yang berwarna putih, 2 mm di tepi lesi. Teknik  bisa 

dengan single freeze atau double freezethaw. Freezing bisa selama 30 

detik. Pengobatan  diulang seminggu sekali sampai lesi hilang,

-Larutan asam trikloroasetat 80-90%  

 untuk lesi di genital eksterna, serviks dan di dalam anus,  bisa dipakai pada pasien ibu hamil,  Cara: larutan diterapkan pada lesi sampai berwarna putih, biarkan sampai  kering sebelum pasien duduk atau berdiri. bila pasien mengeluh kesakitan  dan pengolesan yang berlebihan sehingga mengenai tepi lesi, maka bisa  dicuci dengan air sabun atau  larutan natrium bikarbonat  diulang seminggu sekali sampai lesi hilang,

jika 6x pengobatan dengan 1 metode aplikasi, tidak sembuh bisa diganti dengan metode aplikasi lain,

Pemeriksaan Pap smear direkomendasikan setiap 3 tahun bagi pasien wanita usia ≥21 tahun,

 Vaksin: Kuadrivalen,Bivalen.


  


  

SIFILIS

Penyakit infeksi menular seksual yang dipicu oleh Treponema pallidum, 

bersifat kronis, bisa disembuhkan,  pertama adalah infeksi sistemik, dalam perjalanan penyakitnya bisa mengenai hampir seluruh struktur tubuh, dengan manifestasi  klinis yang jelas namun ada masa laten yang  asimtomatik,  bisa ditularkan kepada janin  dalam kandungan,  

Sifilis bisa diklasifikasikan menjadi sifilis diperoleh dan sifilis kongenital. 

Sifilis .diperoleh terdiri atas stadium primer, sekunder, dan tersier, dan periode laten di antara stadium sekunder dan tersier,

Stadium I (Sifilis primer) 

pembesaran kelenjar getah bening regional,Ulkus tunggal, tepi teratur, dasar bersih, ada indurasi, tidak nyeri;  area: di lokasi kontak dengan lesi infeksius pasangan seksual. Pada pasien laki laki   di alat vital pasien laki laki (   terutama di glans alat vital pasien laki laki atau sekitar sulkus koronarius) dan skrotum; pada pasien wanita diperoleh di vulva, serviks, fourchette, atau perineum. Namun bisa pula ulkus tidak tampak dan tidak  disadari oleh pasien,

Stadium II (Sifilis sekunder) 

pembesaran kelenjar getah bening generalisata yang tidak nyeri (limfadenopati).

ada lesi kulit yang polimorfik, tidak   gatal gatal dan lesi di mukosa, 

Stadium laten 

Tidak ada gejala  pada pasien, namun tes serologi sifilis (TSS) 

reaktif, baik serologi treponema dan  nontreponema.

Stadium III (Sifilis tersier) 

ada gumma, yaitu infiltrat sirkumskrip kronis yang  mengalami perlunakan dan bersifat destruktif.  mengenai kulit, mukosa   tulang,

analisa Banding

 Sifilis primer: balanitis, LGV, karsinoma sel skuamosa, penyakit Behcet, ulkus moleherpes simpleks, ulkus piogenik, skabies, 

Sifilis sekunder: psoriasis, dermatitis seboroik, kondilomata akuminata, alopesia areataerupsi obat alergik, morbili, pitiriasis rosea, 

 Sifilis tersier: tuberkulosis kutis gumosa, keparahan,sporotrikosis, aktinomikosis,

Pemeriksaan Penunjang


Tabel  Pemeriksaan penunjang sifilis


Sifilis primer Sifilis sekunder Sifilis laten


RPR atau      bisa reaktif atau        Reaktif, titer tinggi Reaktif

VDRL non reaktif

TPHA Reaktif Reaktif Reaktif


  pengobatan   


Benzil benzatin penoiilin G ( beratbadan PG), dengan dosis:

Stadium primer dan sekunder: 2,4 juta Unit, injeksi intramuskular, dosis tunggal 

  Cara: satu injeksi 2,4 juta Unit IM pada 1 bokong, atau 1,2 juta Unit pada setiap 

bokong.

Stadium laten: 2,4 juta Unit injeksi intramuskular, setiap minggu, pada hari ke-

1, 8 dan 15 

Sesudah diinjeksi, pasien diminta menunggu selama 30 menit.

   bila alergi terhadap alat vital pasien laki lakiilin atau pasien menolak injeksi atau tidak tersedia  beratbadan PG:

Eritromisin 4x500 mg oral selama 30 hari untuk pasien ibu hamil dengan sifilis stadium primer dan sekunder, atau lebih dari 30 hari untuk sifilis laten

 Doksisiklin 2x100 mg oral selama 14 hari untuk stadium primer dan sekunder 

 selama 28 hari untuk sifilis laten.

Eritromisin 4x500 mg oral selama 14 hari untuk pasien ibu hamil dengan sifilis stadium primer dan sekunder, atau 30 hari untuk sifilis laten 

Doksisiklin 2x100 mg oral selama 30 hari untuk stadium primer dan sekunder 

atau lebih dari 30 hari untuk sifilis laten.

diagnosa akhir terapi: diagnosa akhir secara klinis dan serologi dilaksanakan pada bulan ke-1, 3, 6 dan 12.

syarat sembuh: titer VDRL atau RPR menurun 4 kali lipat dalam 6 bulan sesudah 

pengobatan.




TRIKOMONIASIS

Penyakit infeksi menular seksual yang dipicu oleh parasit berflagel Trichomonas 

vaginais.

pasien wanita:

10-50% asimtomatik,

kadang-kadang berbusa,Keputihan berbau busuk, warna putih ,  mengiritasi kulit sekitar vulva menimbulkan keluhan   gatal gatal dan perih pada vulva dan kulit sekitarnya,

pasien laki laki:

15–50% asimtomatik,   

Duh tubuh uretra sedikit atau sedang, dan atau nyeri ketika kencing, bisa 

juga iritasi uretra dan sering miksi,

Pemeriksaan  pasien wanita:

Pada area forniks posterior, tampak duh tubuh alat vital wanita seropurulen, berbau busuk, jumlahnya sedikit sampai banyak,  gatal gatal pada vulva ,Vulvitis dan vaginitis ,Kadang ada rasa tidak enak di perut bagian bawah ,pencitraan strawberry cervix 

Pemeriksaan pasien laki laki:

Jarang: duh tubuh uretra purulen,Duh tubuh uretra sedikit atau sedang, dan atau disuria, bisa juga iritasi  uretra dan  miksi ,

analisa Banding: 

Vaginosis bakterial,Infeksi genital nonkhusus dan khas,

Servisitis gonokokus,Kandidosis vulvoalat vital wanitalis,

Pemeriksaan Penunjang pasien wanita: 

Bahan duh tubuh yang berasal dari forniks posterior dilaksanakan pemeriksaan 

sediaan basah dengan larutan NaCl fisiologis, ada  parasit Trichomonas 

 dengan pergerakan flagelanya yang khas,

Pemeriksaan Penunjang pasien laki laki:

Bahan sedimen urin sewaktu, bisa ada parasit Trichomonas ,

  pengobatan   

Metronidazol 2x500 mg/hari per oral selama 7 hari atau 

 Metronidazol 2 gram per oral dosis tunggal,

 tidak mengkonsumsi alkohol selama pengobatan hingga  48 jam sesudahnya untuk menghindari disulfiram-like reaction,



 ULKUS MOLE

Penyakit ulkus genital yang dipicu oleh Haemophyllus ducreyi,

 Luka pada kelamin yang nyeri,ada riwayat kontak seksual sebelumnya 

Ulkus multipel, perabaan lunak dan    nyeri, tepi tidak teratur, dinding bergaung, dasar kotor,lesi pada pasien wanita sebagian besar pada alat vital wanita atau introitus alat vital wanita,Lesi pada pasien laki laki   terbatas pada frenulum, sulkus koronarius, preputium,

analisa Banding: 

Sifilis stadium I,Limfogranuloma venereum,Granuloma inguinale,Herpes genitalis,

Pemeriksaan Penunjang:

Sediaan apus dari dasar ulkus dan diwarnai dengan pewarnaan Gram atau Unna 

Pappenheim, ada coccobacillus negatif Gram yang berderet seperti rantai,

pemeriksaan laboratorium ini bisa mendukung analisa, namun bila klinis 

jelas, dan laboratorium tidak ada kuman pemicu,  dianggap sebagai ulkus mole.

  pengobatan   

Seftriakson 250 mg injeksi intramuskular dosis tunggal atau 

Eritromisin 4x500 mg per oral selama 7 hari atau 

Azitromisin 1 gram per oral dosis tunggal atau 

Siprofloksasin‖ 2x500 mg per oral selama 3 hari,

tidak boleh diberi kepada pasien ibu hamil/menyusui atau pasien anak berumur kurang dari 12 tahun,

Anjurkan abstinensia sampai terbukti sembuh secara klinis dan laboratoris,