Kamis, 11 Februari 2021

biopsikologi

 



biopsikologi

sistem saraf terdiri atas 2  jenis sel yaitu:  sel glia yang menunjang kerja dari sel saraf  dan   sel saraf yang merupakan unit fungsional terkecil dari  sistem saraf ,
hanya sel saraf yang menghantarkan  impuls dari dari satu lokasi ke lokasi lain. jumlah neuron pada otak  pasien  diestimasikan   1 juta neuron pada medula spinalis,    12 hingga 15 juta neuron pada korteks serebri, 70 juta neuron pada serebelum,
neuron  memiliki cabang-cabang dinamakan  akson dan dendariit dengan pola percabangan yang dapat  berubah akibat dari  umur dan pengaruh zat kimia. dendariit merupakan percabangan yang  menuju badan sel sedang akson yang keluar dari badan sel,  dalam sel saraf ada potensial  muatan  listrik yang berada di luar dan di dalam membran sel saraf,  aksi potensial terjadi dikarenakan oleh masuknya secara tiba-tiba ion natrium melalui membran sel ke  bagian dalam sel, kemudian diikuti oleh keluarnya ion kalium melewati membran sel saraf, dalam  keadaan membran istirahat, sel kalium  dipertahankan banyak di dalam sel sedang  ion natrium dipertahankan lebih banyak di luar sel ,
banyak molekul di dalam aliran darah tidak bisa masuk ke dalam otak, tetapi bisa masuk ke dalam sel  organ  lainnya seperti sel kulit ,sel otot,  ini dikarenakan karena pada otak ada blood-brain  barrier. blood brain barier sangat penting karena otak sangat peka  terhadap jumlah konsentrasi zat zat yang ada di darah   bila pasien mengkonsumsi kelapa muda yang banyak mengandung kalium, tanpa  adanya blood brain barier maka konsentrasi kalium yang tinggi di  neuron akan dengan mudah  mengganggu kerja neuron sehingga sangat mudah timbul potensial aksi yang dapat memicu  kejang, untuk merekam aktivitas neuron, pasien bisa memanfaatkan kelistrikan yang ada di neuron. kerja utama  neuron  erat berhubunganya  dengan perpindahan ion,  ini akan menimbulkan aliran listrik yang  dapat pasien pantau dengan memakai alat,
tercapainya nilai ambang rangsang memicu  terbukanya saluran K dan  Na , terbukanya saluran  Na memicu   banyak Na masuk ke dalam sel. kemudian saluran Na pada bagian saraf  disebelahnya akan terbuka. pada puncak AP saluran na tertutup, terjadi depolarisasi. karena terjadi
depolarisasi, maka saluran K akan terbuka ,  K akan ke luar sel,
membran akan kembali ke dalam posisi depolarisasi awal,  beberapa detik kemudian saluran K akan tertutup, akan terjadi periode refrakter tidak bisa dirangsang ,  aksi potensial besarnya tetap  konstan  pada perjalanannya sepanjang saraf. pada akson yang berlapis  myelin transmisi aksi potensial lebih cepat dibandingkan  yang tidak bermyelin,
pada sinap, neuron menyalurkan zat kimia yang dinamakan dengan neurotrasmitters (NT). jika  neurotrasmitters  NT sedikit  maka tanggapan subtreshold. beberapa tanggapan  subthreshold bergabung   sampai besarnya
mampu memunculkan aksi potensial,  transmisi di area  sinap terjadi dalam beberapa tahap, adanya  gangguan pada suatu tahapan memicu perubahan tanggapan  , hampir semua obat-obatan  aktif  di sinaps. penyalahgunaan obat
 semuanya meningkatkan lepasnya dopamin di bagian otak tertentu. keadaan adiksi dapat  mengubah bagian otak tertentu, meningkatkan usaha  untuk memperoleh zat adiktif dan   menurunkan tanggapan  pada  pemberian dosis obat  kemudian,
penginderaan  bersama-sama  dengan seluruh sistem organ  lainnya dalam tubuh pasien untuk   menjaga homeostasis. dengan   homeostasis itu  maka seluruh sel-sel yang menyusun tubuh pasien dapat  beraktivitas  baik,  suhu tubuh yang normal (35 °c suhu ) memberikan sel-sel  tubuh pasien  kondisi  yang sempurna untuk menjalankan banyak  fungsi,  enzim yang dipakai  oleh tubuh bekerja dengan baik sehingga berbagai reaksi kimia  dalam tubuh dapat berjalan lancar. pada keadaan yang tidak normal suhu  40 °c  maka akan terjadi gangguan kerja dari sel-sel tubuh  dan organ tubuh   pasien,  sel dalam tubuh pasien yang    peka terhadap perubahan ini yaitu  sel saraf khususnya sistem saraf pusat , neuron-neuron pada otak akan  tereksitasi tidak terkendali sehingga timbul  kejang,   ini   berpengaruh buruk pada kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh pasien, hingga  memicu tidak aktifnya   kerja enzim , denaturasi protein  hingga  kematian, guna  mencegah hal itu , pasien memiliki mekanisme  dalam menjaga homeostasis suhu tubuh agar tetap normal. pasien memiliki sistem integumen  berkeringat   untuk menurunkan suhu tubuh yang mulai meningkat,  saat  berkeringat, maka kalor pada tubuh akan dikeluarkan melalui penguapan  keringat , penguapan memerlukan  kalor , pada saat  suhu  tinggi,  pasien  merasa tidak nyaman, sehingga  pasien mencari tempat yang  sejuk, mencari kipas ,  organ yang terlibat dalam hal itu  yaitu sistem  endokrin,  panca indera,sistem muskuloskeletal, kardiovaskular, sistem saraf,
 panca indera  memberikan informasi ke otak untuk  membuat keputusan dalam bertindak. kulit memberikan informasi mengenai suhu lingkungan
yang tinggi kepada otak sehingga otak akan memutuskan harus melakukan mekanisme  berkeringat dan berpindah mencari tempat yang sejuk , tanpa adanya penglihatan mata, otak tidak akan  memperoleh  informasi tentang  lokasi tempat yang sejuk, atau lokasi kipas , rangsangan adalah sesuatu yang dapat merangsang reseptor. rangsangan ada dalam bentuk berbagai energi seperti suara, tekanan,kimiawi ,panas, cahaya,  satu-satunya cara untuk menyalurkan informasi ke sistem saraf pusat adalah   melalui sinyal listrik, maka berbagai bentuk rangsangan   diubah oleh reseptor   yang ada di masing-masing indera menjadi impuls listrik,  kemudian  impuls listrik  akan  dibawa oleh saraf-saraf tepi menuju saraf pusat, untuk dipersepsikan dan dipakai  sebagai  dasar pengambilan keputusan,
 beberapa jenis reseptor antara lain:
1. kemoreseptor, yaitu  reseptor yang peka bahan  kimia tertentu,
contoh   lidah dan hidung. kuncup kecap pada lidah dapat  
membedakan 5 struktur kimia dasar yang larut seperti umami , rasa manis, rasa asam, rasa  asin, rasa  pahit  ,  sedang  pada hidung ada reseptor olfaktorius yang mampu  membedakan struktur gas   kimia yang menguap, misalnya
struktur kimia bunga mawar, bunga melati,
2. nosiseptor, yaitu  reseptor yang peka   kerusakan jaringan,  nosiseptor  memberikan persepsi rasa nyeri. contoh rangsangan yang dapat  diterima nosiseptor yaitu distorsi jaringan,   cubitan, luka bakar,  nosiseptor ada di  seluruh bagian tubuh pasien,
3.fotoreseptor, yaitu  reseptor yang peka terhadap  cahaya. bila  terkena  cahaya, maka fotoreseptor akan menghasilkan impuls listrik yang
kemudian akan dibawa ke pusat penglihatan  di bagian oksipital otak pasien,
informasi ini kemudian  akan diartikan  oleh otak  sehingga otak  mengambil keputusan , bila fotoreseptor pasien  di beri rangsangan suara, maka tidak akan terjadi apa-apa pada fotoreseptor, sehingga  tidak ada informasi apapun yang diterima otak,   fotoreseptor  pada tubuh pasien yaitu sel kerucut dan sel batang yang ada pada retina mata  pasien,
4.termoreseptor, yaitu  reseptor yang peka  suhu. contoh  ruffini dan krause pada kulit,  panas yang  dirasakan  oleh  kulit  merangsang ruffini untuk   memberikan impuls listriknya ke otak dan otak  menerjemahkan sebagai sensasi panas ,  bila kulit merasa dingin  maka  merangsang krause menghasilkan impuls listrik yang akan diterjemahkan sebagai   dingin oleh otak,
5.mekanoreseptor, yaitu  reseptor yang peka terhadap   gerakan. contoh organ  korti yang ada pada  koklea yang ada  di telinga dalam  pasien , organ  korti mampu menerima rangsangan  getaran  getaran suara,  bila ada  getaran suara yang  menggetarkan  organ  korti, maka organ  korti  menghasilkan impuls listrik yang kemudian   dibawa oleh serabut saraf tepi menuju ke sistem saraf pusat  di otak bagian temporal,  mekanoreseptor juga ada pada kulit  yaitu  paccini yang  akan bereaksi terhadap  tekanan rabaan  pada kulit,
rangsangan visual  sebagai informasi awal yang dibutuhkan otak untuk bertindak juga   rangsangan visual mempengaruhi psikologis pasien.
 Rangsangan visual yang sampai ke otak  bagian oksipitalis akan diintegrasikan ke bagian otak lainnya yang berperan dalam pengaturan  emosi, yaitu sistem limbik,saat  pasien melihat lihat seekor ular   maka informasi  visual  akan memunculkan  ingatan  pasien mengenai ular yang termasuk  hewan
berbahaya sehingga pasien akan merasa takut,  Mata sebagai organ  yang  berperan  dalam pengolahan rangsangan cahaya  yang kemudian ditransduksi menjadi impuls listrik. Impuls listrik   kemudian dialirkan  ke pusat  di otak melalui serabut-serabut saraf penglihatan,
visus merupakan ketajaman atau kejernihan penglihatan, pemakaian visus sebagai  suatu ukuran yang bernilai objektif   maka  diperlukan suatu ukuran pasti yang bernilai objektif dari ketajaman penglihatan
pasien, contohnya  ada  suatu tulisan di rambu rambu lalulintas  bisa dilihat oleh pasien  yang memiliki visus normal  adalah dari jarak 9 meter, dan pasien yang akan diperiksa visusnya juga dapat melihat lihat tulisan .itu dengan jelas dari jarak 9 meter maka pasien dapat mengatakan bahwa pasien itu memiliki  ketajaman penglihatan yang normal, atau visusnya normal, atau memiliki visus 9/9. bila  ternyata pasien itu  tidak mampu melihat lihat tulisan itu dengan jelas dari jarak 9 meter dan   baru dapat melihat lihatnya dengan jelas dari jarak 4 meter, maka pasien itu    mengalami penurunan   penglihatan  atau penurunan visus  atau memiliki nilai visus 4/9,  pengukuran visus pasien bisa dilakukan dengan memakai  dengan  lambaian tangan,  senter,snellen  chart, hitung jari,  visus dilambangkan sebagai “d/d”  dimana “d” adalah jarak pasien ke snellen chart sedang “d” adalah jarak pasien normal  mampu membaca huruf yang ada di snellen chart. cara pengukurannya yaitu, pasien yang akan diukur diminta  duduk 6 meter di depan snellen chart, untuk  mengukur visus mata kanan, maka mata kiri ditutup ,  pasien   itu membaca tulisan pada baris ke-8 dari snellen chart. bila ia mampu membacanya  dengan baik, maka visusnya normal (6/6). bila ia tidak dapat membacanya dengan benar, maka   ia  harus membaca pada baris diatasnya, begitu seterusnya. bila ia baru mampu membaca  snellen chart baris ke-2, berarti visusnya 4/30 (pasien normal bisa melihat lihat tulisan itu dari jarak  30 meter sedang dia hanya bisa membacanya dari jarak 4  meter). bila ia tidak bisa membaca  semua huruf yang ada di snellen chart, berarti visusnya lebih buruk dari 6/60 karena snellen  chart hanya bisa mengukur visus paling buruk adalah 6/60,  kemudian dilakukan pemeriksaan  hitung jari,  pasien normal mampu menghitung jari dari jarak 60 meter, pasien berdiri pada jarak 5
meter dari pasien coba, bila ia mampu menghitung jari pasien dari jarak 5 meter, maka visusnya   adalah 5/60,  bila ia tidak mampu menghitung jari pasien, maka pasien maju 1 meter sehingga jaranya  adalah 4 meter. begitu seterusnya hingga jarak terdekat adalah 1 meter , bila bisa maka visusnya
1/60. visus yang lebih buruk dari 1/60 bisa diukur dengan pemeriksaan memakai lambaian  tangan. pasien normal mampu melihat lihat lambaian tangan dari jarak 300 meter. bila ia menyadari  ada gerakan tangan, maka visusnya adalah 1/300,  bila tidak bisa meihat lambaian tangan, maka
visusnya lebih buruk dari 1/300, dimana kemudian dilakukan pemeriksaan dengan senter,  pasien normal mampu melihat lihat cahaya dari jarak tidak  terhingga (∞). bila ia mampu mengenali  adanya cahaya, artinya visusnya adalah 1/∞,  bila ia tidak mampu mengenali adanya cahaya  artinya pasien itu  buta,  selain memakai snellen chart, pemeriksaan visus juga bisa dilakukan dengan e chart  dan cincin landolt. pemeriksaan ini dilakukan  untuk memeriksa pasien yang buta huruf,  harus dipastikan apakah penurunan visus
 dikarenakan karena kerusakan atau penurunan fungsi di pusat penglihatan mata di otak  atau dikarenakan karena kelainan refraksi, untuk
memastikannya  dilakukan pemeriksaan pinhole,  dengan mengintip dari celah yang kecil,  bila terjadi perbaikan visus, maka kerusakan  ada di refraksinya. bila tidak terjadi  peningkatan visus dengan pinhole, maka kerusakan ada di pusat penglihatan mata di otak. kelainan  refraksi bisa dibetulkan dengan  pembedahan (lasik),
sistem optik mata pasien pasien  terdiri dari 3 bagian  yaitu cairan  bola mata, kornea, lensa,  ke 3 nya  berperan dalam pembiasan cahaya yang
masuk ke dalam mata sehingga tercipta  bayangan yang fokus di retina,
daya akomodasi lensa mata adalah kemampuan lensa mata untuk memipih dan  mencembung ,akomodasi mata dikarenakan oleh kontraksi dari otot siliaris yang ada  disekeliling lensa mata,  saat  otot siliaris berkontraksi maka ukurannya akan semakin membesar, sehingga  ligamen suspensorium yang memegang lensa mata menjadi mengendur dan karena sifat lensa
mata yang elastis, lensa akan semakin mencembung ,begitu juga sebaliknya, saat  otot siliaris  relaksasi maka ukurannya semakin mengecil sehingga ligamen suspensorium semakin  mengencang dan karena sifat lensa yang elastis, maka lensa mata akan semakin memipih. ketika
pasien melihat lihat dalam jarak dekat  membaca buku, maka otot siliaris akan
berkontraksi untuk meningkatkan akomodasi mata,  Sebaliknya saat  pasien melihat lihat jauh, otot siliaris akan berelaksasi untuk menurunkan akomodasi mata, Itu  sebabnya mata pasien akan terasa lelah bila terlalu lama melihat lihat dekat, ini dikarenakan kelelahan otot siliaris ,
refraksi yaitu pembiasan cahaya oleh alat optik mata,  bila alat optik mata  
mampu membiaskan cahaya tepat di retina, maka dapat dikatakan bahwa mata  memiliki refraksi yang normal atau  emetropi,  mata dengan refraksi yang tidak normal  dinamakan ametrapi. ametropi dinamakan miopi ,hiperopi,  astigmatisma, miopi  yaitu rabun jauh akibat  sinar sejajar yang masuk ke dalam
mata, dibiaskan dan terfokus di depan retina  ini memicu bayangan yang jatuh di  retina tidak dalam kondisi fokus sehingga  bayangan  kabur. hiperopi yaitu  
rabun dekat  merupakan kebalikan dari miopi. sinar sejajar pada mata hiperopi  
difokuskan di belakang retina,  retina juga akan menerima bayangan yang tidak fokus sehingga  bayangan yang jatuh di retina menjadi kabur. hiperopi  dikarenakan  kornea yang kurang lengkung, lensa mata yang kurang cembung, atau sumbu bola mata yang terlalu pendek,
astigmatisma  dikarenakan karena bentuk kornea yang tidak bulat sempurna,
atau  agak lonjong,  ini mengakibatkan kornea memiliki dua titik fokus yang berbeda,astigmatisma terjadi bila fokus sinar yang masuk ke  mata terjadi pada lebih dari satu tempat, atau mata memiliki fokus lebih dari satu,  kelainan refraksi pada mata  dikarenakan  kelengkungan kornea,  kecembungan lensa,  panjang sumbu bola mata,  miopi  disebakan oleh kornea  yang terlalu lengkung, lensa mata yang terlalu cembung, atau sumbu bola mata yang terlalu npanjang.  
Retina
retina merupakan reseptor cahaya pada mata. di retina terjadi proses transduksi, dimana  cahaya diubah menjadi impuls listrik. proses ini melibatkan sel batang  dan  sel kerucut pada  retina, sel batang dengan pigmennya yaitu  rhodopsin  berfungsi dalam penglihatan mata  remang gelap ,sel batang ada  di bagian perifer yaitu di sepasienr fovea sentralis,  sel kerucut ada  di retina bagian sentral yaitu pada fovea sentralis ,sel kerucut dengan pigmennya yaitu   iodopsin, berfungsi dalam penglihatan mata terang,
penglihatan mata terang atau photopic vision yang melibatkan sel-sel kerucut memiliki   perbedaan dengan penglihatan mata remang atau scotopic vision yang melibatkan sel  batang. photopic vision memiliki penyesuaian yang  lebih cepat dibandingkan   scotopic vision yaitu  seper 5 detik berbanding setengah menit, sehingga  diketahui  bahwa  mengapa  ketika pasien berada di dalam ruangan yang sangat  gelap kemudian  tiba-tiba berpindah ke luar ruangan yang  sangat terang, pasien akan merasa silau, kemudian mata pasien akan kembali  normal, juga   saat  pasien .berpindah dari luar ruangan yang  terang dan tiba-tiba memasuki ruangan gelap  maka pasien tidak akan bisa melihat lihat apapun. sesudah itu, berangsur-angsur penglihatan mata  pasien mulai  bisa melihat lihat  dalam gelap,
 ketika terang dimana pasien memakai photopic vision, pasien  mampu membedakan warna dengan baik. ketika remang gelap. dimana pasien memakai  scotopic vision, pasien tidak dapat membedakan warna, hanya terlihat abu-abu saja,  penglihatan mata remang pasien tidak mampu memfiksasi objek dengan baik, semua objek  terlihat tidak terlalu jelas. pada  penglihatan mata terang maka  objek   terlihat dengan jelas dan terfiksasi dengan baik,  ini berkaitan dengan saraf   yang melayani sel batang dan sel kerucut memiliki sifat  yang berbeda beda,  satu sel kerucut
dilayani oleh satu saraf, sedang satu sel saraf dapat melayani beberapa sel batang,  retina hanya dapat menangkap gelombang cahaya tampak yaitu gelombang  elektromagnetik dengan panjang gelombang berkisar antara 400 hingga 700 nanometer.  gelombang cahaya tampak yaitu warna    merah, jingga,  kuning, hijau, biru, nila dan   ungu   , merah memiliki energi terendah dan ungu memiliki energi  tertinggi,  diatas  ungu  ada ultraviolet yang sudah tidak dapat pasien lihat lagi,dibawah merah  ada infrared yang sudah tidak dapat dilihat oleh mata  pasien,
sel kerucut dalam usaha   membeda bedakan warna, dipengaruhi oleh pigmen yang dimilikinya. ada  tiga jenis sel kerucut yaitu sel kerucut biru ,sel kerucut merah dan   sel kerucut hijau, masing masing sel kerucut mampu mengirimkan impuls ke otak sesuai dengan panjang gelombang yang  paling peka ,
ketika cahaya hijau dengan panjang gelombang 500 nm mengenai retina, maka sel kerucut  hijau akan terangsang paling kuat (75% penyerapan), sedang sel kerucut hijau dan merah  akan terangsang lebih lemah, masing-masing seper  30% penyerapan. masing-masing sel  kerucut akan menghasilkan impuls yang berbeda-beda dan mengirimkannnya ke otak,  otak  kemudian akan menerjemahkan gabungan  impuls ini sebagai suatu cahaya hijau. begitu juga
ketika cahaya  dengan panjang gelombang 600nm menyentuh retina, sel kerucut hijau  akan menyerap cahaya sebesar 20%, sel kerucut merah menyerap cahaya orannye  75%  sedang sel kerucut biru tidak menyerap sama sekali, campuran  impuls dari dua sel kerucut  ini  menimbulkan persepsi warna oranye di otak. bila pasien kehilangan salah satu jenis sel kerucut maka pasien itu  akan  mengalami kelemahan penglihatan  warna atau  buta warna parsial, bila pasien mengalami masalah dengan pigmen warna semua sel kerucut
maka pasien  mengalami buta warna total,
visual field atau lapang pandang adalah luas   area yang dapat dilihat oleh mata pasien pasien,   normalnya, pasien mampu melihat lihat 60 derajat  ke arah  nasal, 100 derajat   ke arah lateral,60  derajat ke arah superior dan  70 derajat   ke arah inferior,
 meski  demikian, setiap pasien memiliki lapang pandang yang
berbeda-beda, yang  dipengaruhi oleh  faktor   anatomi wajah  pasien,  pengukuran lapang pandang  dilakukan dengan memakai alat perimeter. ketika pasien melihat lihat suatu area, ada bagian area  yang dapat dijangkau oleh
kedua mata secara bersamaan, ada area yang hanya mampu dilihat oleh satu mata saja. suatu area yang hanya mampu dilihat oleh satu mata saja dinamakan monocular zone,area yang mampu dilihat oleh kedua mata secara bersamaan dinamakan  binokular zone, pada area  binokular, mata kiri  dan  kanan mengirimkan impuls berupa gambar  yang mirip walaupun tidak identik, dibedakan dari sudut mata untul  melihat lihat,  pada otak,  kedua impuls yang berbeda ini akan mengalami fusi atau penggabungan sehingga  timbul  persepsi satu gambar 3d  , dengan memanfaatkan binokular zone ini, pasien bisa  mengenali kedalaman suatu area,suatu ketebalan suatu benda ,
jalur visual
jalur visual memiliki keistimewaan dibandingkan dengan jalur saraf pada bagian organ  lainnya,  impuls dari lengan kiri akan dibawa seluruhnya ke otak bagian kanan  impuls sensoris pada lengan kanan akan dibawa seluruhnya menuju otak bagian  kiri ,sedang impuls  visual pada mata kanan, akan dibawa sebagian menuju otak bagian kanan dan  dibawa sebagian ke otak bagian kiri. begitu juga dengan mata kiri, impuls visual akan dibawa ke kedua belahan  otak.
impuls dari retina bagian lateral akan dibawa ke otak ipsilateralnya,
impuls dari retina lateral mata kiri, akan dibawa menuju ke otak bagian kiri,  
impuls dari retina bagian lateral mata kanan akan dibawa menuju otak bagian kanan,   impuls dari retina nasal mata kiri   dibawa menuju otak bagian kanan
impuls dari  retina bagian nasal akan dibawa menuju ke otak kontralateralnya. jadi impuls dari retina nasal  mata kanan  dibawa menuju ke otak bagian kiri dan masing-masing jalur visual retina nasal dari kedua mata akan  berpapasan di kiasma optikus, bila pasien mengalami buta  mata kanan akibat kecelakaan, pasien bisa memperkirakan bahwa kerusakan kemungkinan ada di  mata kanan atau pada nervus optikus mata kanan, bila terjadi kebutaan perifer (bipolar hemianopia) maka kemungkinan ada kerusakan pada kiasma optikus atau ada tumor di area itu,
suara  mempengaruhi emosi pasien. ketika pasien dibisikkan  oleh  pasien lain, maka otak akan membuka buka  kembali ingatan lama mengenai informasi ,  dengan  prosesnya yang  melibatkan sistem limbik di otak, informasi itu akan menimbulkan  suatu reaksi emosi yang akhirnya dibawa ke pusat motorik untuk memberikan ekspresi wajah  yang sesuai dengan emosi yang timbul.indera kimiawi reseptor kimia pada pasien ada dua yaitu pengecapan dan pembau kedua reseptor  ini  mempengaruhi emosi pasien. hal ini sering dimanfaatkan dalam aromaterapi. .dengan memakai wewangian yang dapat mempengaruhi emosi dengan berbagai  mekanismenya yang melibatkan sistem saraf dan sistem hormon, pasien dapat memanipulasi  emosi pasien sehingga akan merasa lebih rileks dan timbul rasa  bahagia,  indera pengecapan memiliki reseptor kuncup kecap , kuncup kecap   ada  sebagian besar pada lidah. kuncup kecap juga ada pada palatum, faring, dan tonsil. kuncup kecap   dibedakan menjadi 5 jenis yaitu kuncup kecap umami,  kuncup kecap manis, kuncup kecap asam, kuncup kecap  asin dan  kuncup kecap pahit ,
 kuncup kecap  manis dapat mengenali keberadaan struktur kimia glukosa yang larut. karena kecerdasan  pasien, pasien mampu membuat suatu struktur kimia yang juga dapat merangsang  kuncup kecap   manis ini yaitu sakarin, atau pemanis buatan. namun, selain dapat merangsang kuncup kecap  manis, ternyata sakarin juga dapat sedikit merangsang kuncup kecap pahit. itu sebabnya, sakarin  akan terasa manis dan sedikit pahit. kuncup kecap asin dapat dirangsang oleh larutan garam, kuncup kecap    asam dapat dirangsang  oleh ion hidariogen, kuncup kecap pahit dapat dirangsang oleh alkaloid
seperti kafein, morfin, , kuncup kecap umami dapat dirangsang oleh
glutamat misalnya daging yang akan memberikan sensasi gurih. kuncup kecap umami juga dapat  dirangsang oleh monosodium glutamat (MSG).
rangsangan-rangsangan ini kemudian akan ditransduksikan menjadi impuls listrik yang  kemudian akan dibawa ke pusat pengecapan di korteks serebri. impuls kemuadian diolah,  diterjemahkan dan membangkitkan ingatan mengenai rasa itu, menimbulkan suatu  sensasi rasa dan ikut serta dalam mempengaruhi emosi.
 tuli dibedakan menjadi  tiga jenis yaitu tuli sentral, tuli hantar, tuli saraf, tuli sentral adalah tuli akibat kerusakan pada pusat  pendengaran di otak, hal ini sangat jarang terjadi, misalnya karena penyakit stroke,,tuli hantar terjadi akibat kerusakan dari  proses penghantaran getaran suara mulai dari telinga dalam,telinga luar  dan  telinga tengah , contoh tuli hantar bila kerusakan terjadi pada membran timfani yang robek, atau tulang-tulang  pendengaran yang sudah kaku, tuli saraf terjadi akibat kerusakan pada saraf pendengaran,  termasuk organ   korti. pada usia lanjut, biasanya organ  korti semakin kaku sehingga terjadi tuli  hantar. begitu juga dengan penderita tumor atau trauma akibat kecelakaan, sehingga memicu saraf pendengaran rusak.
 pasien bisa mendengar ,dikarenakan  pusat pendengaran di otak  , bagian temporal menerima impuls listrik dan diterjemahkan oleh otak sebagai suatu suara, gelombang suara yang memasuki telinga akan menggetarkan membran timfani, kemudian  getaran ini  dihantarkan melalui tulang-tulang pendengaran (stapes,maleus, incus ) menuju  ke oval window sebagai jalan masuk ke koklea, getaran ini kemudian akan diteruskan melalui  cairan yang ada di dalam koklea yang akhirnya menggetarkan pasienan korti yang ada di sepanjang  koklea,  organ  korti yang bergetar akan menghasilkan impuls listrik dan akhirnya dibawa menuju  ke pusat pendengaran di otak temporalis melalui saraf-saraf pendengaran,  pasien hanya mampu mendengar suara dengan frekuensi 20 hingga 20.000   Hz  ,
pasien paling sensitif terhadap  nada dengan frekuensi 1.000 hingga 4.000 Hz. Frekuensi ini digunakan oleh pasien untuk berkomunikasi dengan  pasien lain, frekuensi suara menentukan tinggi rendahnya nada suara itu, semakin  tinggi frekuensi suara, nada suara itu  semakin tinggi, semakin rendah  frekuensi, maka suara memiliki nada yang semakin rendah, begitu juga sebaliknya,
pasien Laki-laki memiliki suara dengan nada yang cenderung  lebih  rendah dibandingkan  pasien  perempuan , ini dipengaruhi oleh anatomi  pita suara  pasien,  suara juga dibedakan berdasarkan intensitasnya,   agar tetap
sehat maka  pasien Laki-laki  dan  perempuan   hanya diperbolehkan mendengar  suara  dengan  intensitas 85 dB selama 8 jam. Semakin tinggi tingkat  suara , semakin singkat waktu yang diperbolehkan untuk mendengarkannya. Contoh  suara  100 dB  seperti  suara pesawat jet  hanya diperbolehkan didengar maksimal  15 menit saja,  Itu sebabnya, pasien yang bekerja didekat  pesawat yang menyala harus mengenakan pelindung
telinga,
 Kualitas   bunyi ditentukan oleh nada tambahan yang mengenai nada dasar, Setiap benda atau pasien  yang  memiliki kualitas bunyi yang berbeda. Itu sebabnya pasien bisa membedakan suara si A dengan  suara si B. mungkin saja si A memiliki nada suara dengan frekuensi dasar 1.200 Hz ditambah
dengan frekuensi 1.230 Hz + 1.197 Hz   Sehingga memberikan kesan khas pada suara si A.  begitu juga alat-alat musik, memiliki kualitas yang berbeda sehingga “Do” pada piano akan  berbeda dengan “Do” pada Angklung.pasien bisa membedakan lokasi suara berasal,  ini dikarenakan karena otak mampu
mengambil kesimpulan dari perbedaan intensitas suara yang berasal dari telinga kanan dan  telinga kiri,  Ketika sumber suara berasal dari kanan, maka telinga kanan akan menerima  gelombang suara yang lebih besar dibanding telinga kiri sehingga menghasilkan impuls listrik  yang berbeda. Kedua impuls listrik ini akan dibawa ke otak dan otak akan menyimpulkan bahwa  sumber suara dari kanan,  ini menjelaskan ketika pasien mendengarkan sebuah musik dengan  memakai earphone, dimana telinga kanan dan telinga kiri menerima intensitas yang persis sama, menghasilkan impuls listrik yang identik, sehingga otak menyimpulkan bahwa sumber  suara ada di tengah-tengah dalam kepala.
ketika pasien   sedang  stes frustasi depresi  kemudian makan  , maka   beberapa hormon  gembira bahagia    mendadak tiba tiba muncul  terutama saat   pasien lari lari  karena  untuk menghindar  dari  pikiran  stes frustasi depresi  , ini akan mengakibatkan  pasien  ketagihan dan  obesitas.
 tidur  merupakan kondisi  kelelahan sistem aktifasi reticular   atau  proses penghambatan aktif sistem reticular,  diperlukan aktivasi penyebab tidur dengan perangsangan di area pusat kendali yang  terletak dibawah area midpontil dengan cara menghambat bagian-bagian otak lainnya, tidur  memulihkan keseimbangan alami di antara pusat-pusat neuron, tidur sebagai akibat mekanisme timing internal 24 jam,  pasien terprogram untuk .tidur pada malam ,  hari,  ketika tidur menjadi rentan, dan pemenuhan energi sendiri secara internal tanpa makan , pengendali  sirkadian  pemberi waktu , siklus  terang-gelap,
siklus sirkadian free-running   tanpa memerlukan  zeitgebers. mulai tidur selalu  lebih lambat 1 jam dari hari sebelumnya, tidur merupakan keadaan bawah sadar di  mana pasien itu  bisa dibangunkan dengan  pemberian rangsang sensorik ,koma merupakan keadaan bawah sadar di mana pasien itu tidak bisa  dibangunkan, tidur terdiri atas dua keadaan fisiologis,  yaitu nonrapid eye movement (NREM) dan rapid eye movement (REM),  Pada tidur NREM,
yang terdiri atas tahap 1 sampai 4, sebagian besar fungsi fisiologis dapat berkurang   dibandingkan dengan keadaan terjaga. Tidur REM merupakan jenis tidur yang secara kualitatif  berbeda, ditandai dengan tingginya aktivitas otak dan tingkat aktivitas fisiologis yang  mirip  aktivitas saat  terjaga. Kira-kira 90 menit sesudah awitan tidur, NREM  menghasilkan saat saat  REM pertama malam itu,  Elektroensefalogram (EEG) merekam  gerakan mata konjugat cepat yang merupakan ciri menandakan   sedang  tidur,  Perubahan
fisiologis lain yang terjadi selama tidur REM adalah paralisis hampir total pada otot rangka , Karena inhibisi motorik ini, gerakan tubuh tidak ada selama tidur REM,   ciri tidur REM yaitu  mimpi,  pasien yang terbangun saat  tidur REM sering
 60 hingga 90 persen  menunjukan  bahwa pasien  mengalami mimpi,  mimpi selama tidur REM  secara aneh, mimpi dapat terjadi selama tidur NREM namun  mimpinya  khas  jelas dan bertujuan,
tidur  penting bagi tubuh  pasien yaitu   untuk  memulihkan tenaga dan
 metabolisme tubuh ,  ganguan tidur  menjadi gejala awal  penyakit fisik maupun jiwa. mekanisme tidur  merupakan  proses fisiologis berulang teratur, mudah reversible yang ditandai dengan keadaan yang  relative tidak  bergerak dan tingginya peningkatan ambang respons terhadap stimulus eksternal dibandingkan dengan  keadaan terjaga, tidur merupakan suatu urutan keadaan fisiologis yang dipertahankan oleh  integrasi tinggi aktivitas sistem saraf pusat yang berhubungan dengan perubahan pada sistem saraf periferal,
muskular,endokrin, kardiovaskular  dan  pernafasan, mekanisme tidur tergantung pada hubungan antara dua  mekanisme serebral yang mengaktivasi secara intermiten dan menekan pusat otak tertinggi untuk  mengendalikan tidur dan terjaga. sebuah mekanisme memicu terjaga, dan yang lain memicu tidur.
 keadaan aktivitas otak, seperti  tidur,  terjaga,  akibat dari berbagai daya
pengaktivasi atau penginhibisi dalam otak itu sendiri. aktivasi hipothalamus posterior terlibat dalam  keadaan tidur. aktivitas area  otak yang lebih tinggi hipothalamus anterior ,  retikular pontil bagian atas  atau  pontomesensefalon , otak depan, mesensefalik,  terlibat dalam keadaan bangun,  bila pusat tidur off, maka  terjadi rangsangan pada sistem saraf perifer dan   korteks serebri untuk mengirim impuls ke nuklei retikular  agar  pasien bangun,
pada pasien normal, tidur NREM merupakan keadaan tentram dibandingkan ketika  terjaga,  denyut jantung  melambat lima hingga sepuluh denyut per menit di bawah tingkat saat   terjaga sedang istirahat dan sangat teratur denyutnya,  pernapasan juga   tekanan darah cenderung rendah,  ketegangan   otot-otot tubuh lebih rendah saat  tidur REM dibandingkan  keadaan terjaga,
gerakan tubuh menjadi  episodic dan involunter  pada tidur NREM,  
ukuran poligrafik selama tidur REM menunjukkan pola yang tidak teratur, kadang kadang mendekati pola terjaga saat  dibangunkan,  denyut jantung, pernapasan, dan tekanan   darah pada pasien semuanya tinggi  ketika tidur REM,  lebih tiggi dibandingkan  selama tidur   NREM dan sering lebih tinggi dibandingkan  ketika bangun,  pemakaian  oksigen otak meningkat
selama tidur REM,
hormon melatonin berperan  dalam regulasi tidur, hormon ini diproduksi di kelenjar pineal, dari  bahan triptopan yang dikonversi menjadi serotonin kemudian menjadi melatonin dan dikeluarkan setiap  malam untuk mempertahankan   dan  menginduksi tidur,
berbagai fungsi tubuh berfluktusi dalam siklus 24 jam,  dinamakan  circadian rhythm   merupakan siklus 24 jam , bervariasi dalam siklusnya, antara 22 sampai  25 jam,saat  daytime seluruh organ  dan fungsinya siap beraksi
saat  malam hari merupakan waktu  istirahat memperbaharui cadangan energi ,
lokasi jam sirkadian,   nuklei suprasiasmatik (di hipothalamus  medial),
panjang kebutuhan tidur berbeda menurut usia,bayi baru lahir, butuh tidur 15 sampai  17 jam per hari hingga  usia 6 bln awal,  pasien tua memerlukan  tidur lebih sedikit dan makin sedikit,
short sleep system   menimbulkan risiko peningkatan berat badan, hipertensi dan diabetes tipe-2 , berkurangnya keadaan tidur akan mempengaruhi fungsi sistem saraf pusat, sulit  tidur   dihubungkan dengan gangguan fungsi pikiran yang  progresif, dan  bahkan bisa memicu perilaku yang abnormal dari sistem saraf (contoh  kelambanan pikiran, mudah tersinggung, psikotik)
tidur memicu timbulnya 2  macam efek fisiologik utama,yaitu :
efek pada sitem sarafnya sendiri  dan efek pada struktur tubuh lainnya,
aktivitas parasimpatis meningkat (penurunan tekanan darah arteri,  frekuensi nadi, dilatasi pembuluh darah kulit, otot-otot relaksasi,  kecepatan metabolisme basal 10 sampai 30%)
 Dua tipe tidur, yang dialami setiap malam  saling bergantian ,antaralain :
Tidur gelombang lambat (NREM),Tidur dengann gerakan mata cepat, Rapid Eye Movement (REM)  , REM  Berfungsi memperkuat ingatan eksplisit , REM  Timbul secara periodik, REM meliputi 25% seluruh masa tidur, REM  pada pasien dewasa muda normal terjadi setiap 90 menit, REM  berhubungan  dengann mimpi, Proporsi tidur REM lebih besar pada bayi, akibat berhubungan  dengan  kebutuhan  untuk kematangan otak,
 Sulit untuk  terus-menerus tetap berada dalam keadaan tidur NREM (Non-REM), jadi otak secara  periodik memindahkan ke keadaan REM,  .Bila ada kebutuhan tubuh yang tiba tiba   yang perlu diurus (contoh   makan, minum) otak pindah ke  keadaan bangun, Ada kemiripan antara tidur REM dengan
 keadaan bangun,
Empat tahap EEG tidur,
1. Tahap 1 (initial stage 1 EEG). sesudah mata tertutup, dari active wakefulness active wakefulness  ke  gelombang alfa tidur tahap 1 (gelombang yang lebih lambat dari active wakefulness  )
2. Tahap 2, 3, 4. Voltase EEG meningkat gradual (amplitudo lebih tinggi), frekuensi makin  menurun, Tahap 2 (ada K complexes dan sleep spindles)
K-complex: gelombang  . besar defleksi ke atas diikuti  gelombang  defleksi ke bawah, Sleep spindle: gelombang   12 sampai  14 Hz selama 1 sampai  2 detik
Tahap 3 (ada gelombang delta, lamban) ,Tahap 4 (bertahan gelombang delta)
kemudian berjalan mundur hingga   ke tahap 1 (namun  dengan REM dan hilangnya ketegangan otot  tubuh) Dari Stadium 1 ke Stadium 4 tidur NREM kurang dari 1 jam,  Satu siklus penuh, dari stadium 1 kembali ke stadium 1 (emergent stage 1 EEG) terjadi selama  90 sampai  100 menit,
Terjadi 3  sampai  5 episode tidur REM setiap 7 sampai 8 jam periode tidur , dan SS otonom menjadi aktif  ketika tidur REM,
Mimpi
Stimulasi eksternal yang masuk ke mimpi,Mimpi distimulasi oleh pons dan dominan muncul pada tidur REM,  mimpi adalah lambang ekspresi dari keputusasaan  dari suatu harapan yang tersimpan di pikiran bawah sadar, mimpi dikarenakan oleh aktivasi acak neuron   neuron  di korteks serebri pada tidur   REM, Mimpi bisa muncul sebanyak  4 kali dalam semalam ,  bila terbangun pada tahap tidur REM, pasien bisa mengingat mimpi,  aktivitas neuron-neuron di area formasi retikularis (yaitu struktur  yang meluas dari medulla  atau  batang otak ke forebrain  atau  otak depan, salah satu bagiannya  yaitu
pontomesencephalon, terlibat dalam keadaan terjaga. Neuron ini melepas Ach dan glutamat yang  mengeksitasi sel-sel di hipothalamus, thalamus dan dasar otak depan, Pontomesencephalon mempertahankan keadaan terjaga dan meningkatkan respon terhadap tugas  tugas  baru yang menantang, Terjadi peningkatan aktivitas simpatis dan   impuls saraf otot rangka  untuk
meningkatkan ketegangan otot,