Rabu, 25 November 2020

malaria

   



 Malaria



malaria yaitu  suatu penyakit akut yang  memicu penyakit  pembesaran limpa,demam, anemia  diakibatkan oleh oleh protozoa genus

 plasmodium , atau 

disebakan oleh infeksi plasmodium yang menyerang eritrosit dengan bentuk adanya  aseksual dalam darah, 

terdapat   2 jenis makhluk yang berperan  dalam penularan malaria yaitu parasit malaria  bernama  plasmodium  dan nyamuk anopheles betina, parasit malaria mempunyai siklus hidup yang kompleks, untuk kelangsungan hidupnya parasit itu memerlukan  induk  tempatnya

menumpang hidup   pada   nyamuk anopheles. ada 4

jenis spesies parasit malaria  yang mampu menginfeksi sel darah merah pasien,antaralain : plasmodium malariae,plasmodium ovale,plasmodium vivax,plasmodium falciparum,

keempat spesies parasit malaria itu menimbulkan  penyakit malaria yang berbeda,antaralain : 

-plasmodium malariae

menimbulkan malaria quartana. asimtomatis dalam waktu lama.

-plasmodium ovale

jenis ini jarang sekali ada ,  banyak di afrika dan pasifik barat. 

dapat  sembuh tanpa pengobatan. 

-plasmodium falciparum

menimbulkan malaria falsiparum (dinamakan juga malaria tropika), merupakan jenis penyakit malaria yang terberat dan satu-satunya parasit malaria yang menimbulkan penyakit mikrovaskular., karena mampu menimbulkan berbagai komplikasi berat seperti perdarahan, sesak nafas, cerebral malaria

(malaria otak), anemia berat, syok, gagal ginjal akut, 

-plasmodium vivax

menimbulkan malaria tertiana. tanpa pengobatan: berakhir dalam 2 – 3 bulan. relaps 50%.dalam beberapa minggu – 5 tahun sesudah penyakit awal.


 pasien  mampu dihinggapi oleh lebih dari satu jenis plasmodium. infeksi demikian dinamakan infeksi campuran , biasanya campuran  plasmodium .falciparum dengan  plasmodium vivax atau  plasmodium malariae. infeksi campuran 3 jenis sekaligus jarang sekali terjadi. infeksi jenis ini biasanya terjadi di daerah yang tinggi angka

penularannya. malaria yang diakibatkan oleh oleh plasmodium vivax dan plasmodium malariae mampu kambuh jika tidak diobati , malaria yang diakibatkan oleh oleh spesies selain  plasmodium falciparum jarang berakibat fatal, namun memicu  lemah, menggigil dan demam yang  berlangsung 10-14 hari, 

. parasit plasmodium sebagai penyebab (agent). agar mampu hidup terus menerus, parasit penyebab penyakit malaria harus berada dalam tubuh pasien untuk waktu yang cukup lama dan menghasilkan gametosit jantan dan betina yang sesuai untuk penularan. parasit juga harus

menyesuaikan diri dengan sifat-sifat spesies nyamuk anopheles yang antropofilik agar  sporogoni memungkinkan sehingga mampu menghasilkan sporozoit ,sifat-sifat spesifik parasitnya berbeda untuk setiap spesies plasmodium dan hal ini mempengaruhi terjadinya peristiwa klinis dan penularan. plasmodium falciparum  mempunyai masa infeksi yang paling pendek diantara jenis yang lain, akan tetapi menghasilkan parasitemia yang paling tinggi. gametosit  plasmodium falciparum baru berkembang sesudah 8-15 hari sesudah

masuknya parasit ke dalam darah. parasit  plasmodium vivax dan  plasmodium ovale  menghasilkan parasitemia yang rendah, gejala yang lebih ringan dan mempunyai masa inkubasi yang lebih lama dibandingkan   plasmodium falciparum. walaupun begitu, sporozoit  plasmodium vivax dan  plasmodium ovale di dalam hati.mampu berkembang menjadi skizon jaringan primer dan hipnozoit. hipnozoit ini menjadi sumber terjadinya relaps,

setiap spesies plasmodium terdiri dari berbagai strain yang  tidak mampu

dibedakan. strain suatu spesies yang menginfeksi vektor lokal, mungkin tidak mampu  menginfeksi vektor dari daerah lain. lamanya masa inkubasi dan pola terjadinya relaps  berbeda menurut geografisnya.  plasmodium vivax dari daerah eropa utara mempunyai masa inkubasi yang lama, sedangkan plasmodium vivax  dari daerah pasifik barat   mempunyai pola relaps yang berbeda. terjadinya resistensi terhadap obat anti malaria juga berbeda menurut  strain geografis parasit. pola resistensi di irian jaya juga berbeda dengan di sumatera dan jawa, 

nyamuk anopheles menggigit pasien  malaria dan menghisap juga parasit malaria yang ada di dalam darah pasien . parasit malaria berkembang biak di dalam tubuh nyamuk anopheles (menjadi nyamuk yang infektif). nyamuk anopheles yang infektif menggigit orang yang sehat (belum menderita malaria). sesudah +12-30 hari (bervariasi tergantung spesies parasit) kemudian, bila daya tahan tubuhnya tidak mampu meredam penyakit ini maka orang sehat  berubah menjadi sakit malaria dan mulai timbul gejala malaria, nyamuk anopheles mampu terbawa pesawat terbang atau kapal laut dan menyebarkan malaria ke daerah lain, jarak terbang nyamuk anopheles  terbatas,  tidak lebih dari  3 km dari tempat perkembangbiakan. bila ada angin yang kuat nyamuk anophelesbisa terbawa hingga 30 km,

nyamuk anopheles betina menggigit antara waktu senja dan subuh, dengan jumlah yang berbeda-beda menurut spesiesnya. kebiasaan makan dan istrahat nyamuk anopheles mampu dikelompokkan menjadi,antaralain: 

-eksofagi : menggigit diluar rumah. -antroprofili : suka menggigit pasien.

-zoofili : suka menggigit binatang. -endofilik : suka tinggal dalam rumah.

-eksofilik : suka tinggal diluar rumah.-endofagi : menggigit dalam rumah.

 nyamuk anopheles terutama hidup di daerah tropik dan subtropik, namun bisa juga hidup di daerah beriklim sedang dan bahkan di daerah antarika. anopheles jarang ditemukan pada ketinggian 2000 – 2500 m, sebagian anopheles ditemukan di dataran rendah. semua vektor itu hidup sesuai dengan kondisi ekologi setempat, antara lain ada nyamuk yang hidup di genangan air yang terkena sinar matahari (punctulatus,. farauti),air payau pada tingkat salinitas tertentu (sundaicus, subpictus), ada yang hidup di sawah ( aconitus), air bersih di pegunungan (maculatus), 

nyamuk anopheles. pada pasien, nyamuk yang mampu menularkan malaria hanya nyamuk anopheles betina. pada saat menggigit  pasien yang terinfeksi malaria, nyamuk anopheles akan menghisap parasit malaria (plasmodium) bersamaan dengan darah, sebab di dalam darah pasien yang telah terinfeksi malaria banyak terdapat  parasit malaria.

parasit malaria itu kemudian bereproduksi dalam tubuh nyamuk anopheles, dan ketika  menggigit pasien lain  yang tidak terinfeksi malaria, maka parasit malaria masuk ketubuh pasien  bersamaan dengan air liur nyamuk. malaria pada pasien hanya mampu ditularkan oleh nyamuk betina anopheles. dari lebih 400 spesies anopheles di dunia, hanya  67 yang terbukti mengandung sporozoit dan mampu menularkan malaria, 

perkembangbiakan  nyamuk  ditentukan oleh keadaan lingkungan yang ada, seperti curah hujan, suhu, kelembaban, efektifitas vektor untuk menularkan malaria ditentukan oleh ,antaralain: 

-lamanya sporogoni (berkebangnya parasit dalam nyamuk sehingga menjadi efektif).

- lamanya hidup nyamuk harus cukup untuk sporogoni dan kemudian menginfeksi jumlah yang berbeda-beda menurut spesies. 

- kepadatan vektor dekat pemukiman pasien.

-kesukaan menghisap darah pasien atau antropofilia. 

- frekuensi menghisap darah (ini tergantung dari suhu).


wanita  mempunyai respon kekebalan  yang lebih kuat dibandingkan dengan laki-laki, namun kehamilan mampu maningkatkan resiko malaria. ada

beberapa faktor yang  mempengaruhi seseorang terinfeksi malaria,antaralain : 

-kekurangan enzim tertentu

kekurangan terhadap enzim glukosa 6 phosphat dehidrogenase (G6PD) memberi perlindungan terhadap infeksi p. falciparum yang berat. defisiensi terhadap enzim ini merupakan penyakit genetik dengan peristiwa  pada wanita.

ras atau suku bangsa

pada penduduk benua afrika prevalensi hemoglobin s (HbS) cukup tinggi sehingga lebih tahan  infeksi plasmodium  falciparum karena hbs mampu menghambat perkembangbiakan  plasmodium falciparum.

-kekebalan pada malaria terjadi apabila tubuh mampu menghancurkan plasmodium yang masuk atau mampu menghalangi perkembangannya.

hanya pada daerah dimana pasien mempunyai gametosit dalam darahnya mampu menjadikan nyamuk anopheles terinfeksi. 

penularan malaria terjadi pada kebanyakan daerah tropis dan subtropics, 

. malaria congenital, diakibatkan  oleh penularan agen penyebab melalui barier plasenta, malaria neonates  akibat dari pencampuran

darah ibu yang terinfeksi dengan darah bayi selama proses kelahiran.


saat  nyamuk anoples betina (yang mengandung parasit malaria) menggigit pasien, akan keluar sporozoit dari kelenjar ludah nyamuk masuk ke dalam darah dan jaringan hati. dalam siklus hidupnya parasit malaria membentuk stadium sizon jaringan dalam sel hati (stadium ekso-eritrositer). sesudah sel hati pecah, akan keluar merozoit/kriptozoit yang masuk ke eritrosit membentuk stadium sizon dalam eritrosit (stadium eritrositer). disitu mulai bentuk troposit muda hingga sizon tua/matang sehingga eritrosit pecah dan keluar merozoit. sebagian besar merozoit masuk kemabli ke eritrosit dan sebagian kecil membentuk gametosit jantan,

siklus pada nyamuk anopheles betina. betina yang siap untuk diisap oleh nyamuk malaria  betina dan melanjutkan siklus hidupnya di tubuh nyamuk (stadium sporogoni). didalam lambung nyamuk, terjadi perkawinan antara sel gamet jantan (mikro gamet) dan sel gamet betina (makro gamet) yang dinamakan zigot. zigot berubah menjadi ookinet, kemudian masuk ke

dinding lambung nyamuk berubah menjadi ookista. sesudah ookista matang kemudian pecah, keluar sporozoit yang berpindah ke kelenjar liur nyamuk dan siap untuk ditularkan ke  pasien

pada plasmodium . falciparum serangan mampu meluas ke berbagai organ tubuh lain dan menimbulkan kerusakan seperti di  ginjal, paru, hati ,otak, jantung, yang mengakibatkan terjadinya komplikasi. plasmodium falciparum dalam jaringan yang mengandung parasit tua – bila jaringan itu berada di dalam otak- peristiwa ini dinamakan sekustrasi. pada pasien  malaria berat, sering tidak ditemukan plasmodium dalam darah tepi karena telah mengalami sekuestrasi.  hampir semua pasien  yang sembuh  tidak menunjukkan gejala sisa neurologis (sekuele) pada orang dewasa. malaria pada anak kecil mampu terjadi sekuel.pada daerah hiperendemis atau  immunitas tinggi apabila dilakukan pemeriksaan pemeriksaan sediaan darah (sd) sering dimampui pemeriksaan sediaan darah (sd) positif tanpa gejala klinis pada lebih dari 60%

penduduk

. khusus  plasmodium vivax dan  plasmodium  ovale pada siklus parasitnya di jaringan hati (sizon jaringan) sebagian parasit yang berada dalam sel hati tidak melanjutkan siklusnya ke sel eritrosit, akan tetapi.tertanam di jaringan hati dinamakan hipnosit-. bentuk hipnosit inilah yang menimbulkan.malaria relapse. pada pasien  yang mengandung hipnosoit, apabila suatu saat dalam keadaan daya tahan tubuh menurun maka  hipnosoit dalam tubuhnya akan terangsang untuk melanjutkan siklus parasit dari sel hati ke eritrosit. sesudah eritrosit yang berparasit pecah akan timbul kembali  gejala penyakit. misalnya 1 – 2 tahun sebelumnya pernah mengidap   plasmodium vivax/ovale dan

sembuh sesudah diobati, bila kemudia mengalami kelelahan  gejala malaria akan muncul kembali sekalipun pasien tidak digigit oleh nyamuk anopheles. bila

dilakukan pemeriksaan, akan diketahui  pemeriksaan sediaan darah (sd) positif plasmodium  vivax/ovale

patogenesis malaria akibat dari interaksi kompleks antara parasit, inang dan lingkungan.patogenesis akibat  terjadinya peningkatan permeabilitas pembuluh darah dibandingkan koagulasi intravaskuler. oleh karena skizogoni menimbulkan kerusakan eritrosit maka akan terjadi anemia. beratnya anemia tidak sebanding dengan parasitemia menunjukkan adanya kelainan eritrosit selain yang mengandung parasit.  ini  akibat adanya toksin.malaria yang menimbulkan gangguan fungsi eritrosit dan sebagian eritrosit pecah melalui

limpa sehingga parasit keluar. faktor lain yang menimbulkan terjadinya anemia   karena terbentuknya antibodi terhadap eritrosit. limpa mengalami pembesaran dan   pigmentasi sehingga mudah pecah. dalam limpa terdapat  banyak parasit

dalam makrofag dan sering terjadi fagositosis dari eritrosit yang terinfeksi maupun yang tidak.terinfeksi. pada malaria kronis terjadi hyperplasia dari retikulosit juga  peningkatan makrofag, 

 pada malaria berat mekanisme patogenesisnya berkaitan dengan invasi merozoit ke dalam eritrosit sehingga menimbulkan eritrosit yang mengandung parasit mengalami perubahan struktur dan  biomolekular sel untuk mempertahankan kehidupan parasit. perubahan itu

termasuk  mekanisme, diantaranya resetting,transport membran sel, sitoadherensi, sekuestrasi ,

sitoadherensi merupakan peristiwa perlekatan eritrosit yang telah terinfeksi plasmodium  falciparum pada reseptor di bagian endotelium venule dan kapiler. selain itu eritrosit juga mampu melekat  pada eritrosit yang tidak terinfeksi sehingga terbentuk roset, 

resetting yaitu   fenomena perlekatan antara sebuah eritrosit yang mengandung merozoit matang yang diselubungi oleh  10 atau lebih eritrosit non parasit, sehingga berbentu seperti bunga.  faktor yang mempengaruhi terjadinya resetting yaitu  golongan darah dimana terdapat  antigen golongan darah A dan B yang bertindak sebagai reseptor pada permukaan eritrosit yang tidak terinfeksi,


1. Demam

akibat ruptur eritrosit → merozoit dilepas ke sirkulasi.pelepasan merozoit pada tempat dimana sirkulasi melambat mempermudah infasi sel darah

yang berdekatan, sehingga parasitemia falsifarum mungkin lebih besar dibandingkan  parasitemia spesies lain, dimana robekan skizon terjadi pada sirkulasi yang aktif. sedang  plasmodium falsifarum menginvasi semua eritrosit tanpa memandang umur, plasmodium vivax menyerang  terutama retikulosit, dan plasmodium malariae menginvasi sel darah merah matang, 

ini  cenderung membatasi parasitemia dari dua bentuk terakhir diatas hingga kurang dari 20.000 sel darah merah /mm3. infeksi falsifarum pada anak non kekebalan  mampu mencapai  kepadatan hingga 500.000 parasit/mm,

- Anemia

akibat hemolisis, sekuestrasi eritrosit di limpa dan organ lain, dan depresi sumsum tulang. hemolisis  menimbulkan kenaikan dalam billirubin serum, dan pada malaria falsifarum ia  mengakibatkan hemoglobinuria , perubahan

autoantigen yang dihasilkan dalam sel darah merah oleh parasit mungkin turut menimbulkan hemolisis, perubahan-perubahan ini dan peningkatan fragilitas osmotic terjadi pada semua eritrosit, apakah terinfeksi apa tidak. hemolisis mampu juga diinduksi oleh kuinin atau primakuin pada orang-orang dengan defisiensi glukosa-6-fosfat dehidrogenase herediter, pigmen yang keluar kedalam sirkulasi pada penghancuran sel darah merah berakumulasi dalam sel retikuloendotelial limfa, dimana folikelnya menjadi hiperplastik dan kadang-kadang.nekrotik, dalam sumsum tulang, otak ,sel kupffer hati dan dalam    organ lain. pengendapan  pigmen dan hemosiderin  mengakibatkan warna abu-abu kebiruan pada organ

-Kejadian immunopatologi

Aktivasi poliklonal → hipergamaglobulinemia, pembentukan kompleks imun, depresi immun, pelepasan sitokin seperti TNF

-Demam

akibat ruptur eritrosit → merozoit dilepas ke sirkulasi.pelepasan merozoit pada tempat dimana sirkulasi melambat mempermudah infasi sel darah

yang berdekatan, sehingga parasitemia falsifarum mungkin lebih besar dibandingkan  parasitemia spesies lain, dimana robekan skizon terjadi pada sirkulasi yang aktif. sedang  plasmodium falsifarum menginvasi semua eritrosit tanpa memandang umur, plasmodium vivax menyerang  terutama retikulosit, dan plasmodium malariae menginvasi sel darah merah matang, 

ini  cenderung membatasi parasitemia dari dua bentuk terakhir diatas hingga kurang dari 20.000 sel darah merah /mm3. infeksi falsifarum pada anak non kekebalan  mampu mencapai  kepadatan hingga 500.000 parasit/mm,



Bentuk imunitas terhadap malaria  dibedakan menjadi : 

-Imunitas didapati non spesifik

Sporozoit yang masuk kedalam darah segera dihadapi oleh respon imun non spesifik yang terutama dilakukan oleh magrofag dan monosit, yang menghasilkan sitokin-sitokin seperti TNF, IL1, IL2, IL4, IL6, IL8, dan IL10,  langsung menghambat pertumbuhan parasit.(sitostatik), membunuh parasit (sitotoksik).

- Imunitas didapat spesifik.

Merupakan tanggapan system kekebalan  terhadap infeksi malaria mempunyai sifat spesies spesifik, strain spesifik, dan stage spesifik.

- Imunitas alamiah non imunologis

Berupa kelainan-kelainan genetic polimorfisme yang dikaitkan dengan resistensi terhadap malaria, seperti : Hb S, Hb C, Hb E, thallasemin alafa-beta, defisiensi glukosa 6-fosfat dehidrogenase, 

golongan darah duffy negative kebal terhadap infeksi plasmodium vivax,

individu dengan HLA-Bw 53 lebih rentan terhadap malaria dan melindungi terhadap malaria berat.


peristiwa  malaria ,antaralain : 

1. gejala-gejala 

yaitu terjadinya trias malaria (malaria proxym) secara berurutan

yang dinamakan trias malaria, yaitu :

-stadium dingin 

yang berlangsung + 15 menit hingga  1 jam. dimulai dengan menggigil muntah nadi cepat tetapi lemah, bibir dan jari-jari pucat

- stadium demam 

berlangsung + 2 – 4 jam. pasien  merasa kepanasan. muka merah, kulit kering,

sakit kepala nadi menjadi kuat kembali, haus , suhu

tubuh  naik  hingga 41 oc 

-stadium berkeringat 

berlangsung + 2 – 4 jam.   berkeringat sangat banyak. suhu tubuh

 turun, tertidur  sesudah bangun tidur pasien  merasa lemah  kembali melakukan kegiatan sehari-hari.ini dilalami pasien  yang belum mempunyai kekebalan terhadap malaria atau pasien  yang baru pertama kali menderita malaria.jika pasien  telah mempunyai kekebalan (imunitas) terhadap

malaria, gejala  timbul tidak berurutan, bahkan tidak selalu ada, dan seringkali

bervariasi tergantung spesies parasit dan imunitas pasien ,

gejala   sering dialami pasien  malaria vivax, sedangkan pada

malaria falciparum, gejala menggigil mampu berlangsung berat atau malah tidak ada. diantara 2 periode demam terdapat  periode tidak demam yang berlangsung selama 12 jam pada malaria falciparum, 36 jam pada malaria vivax dan ovale, dan 60 jam pada malaria malariae, 

 gejala malaria dengan komplikasi

yaitu bila di dalam darahnya ditemukan parasit malaria  melalui pemeriksaan laboratorium sediaan darah tepi atau rapid diagnostic test (RDT) dan

disertai memiliki antaralain: 

-muntah terus menerus dan tidak mampu makan minum-warna air seni seperti teh tua dan mampu hingga kehitaman

-jumlah air seni kurang hingga tidak ada air seni-telapak tangan sangat pucat (anemia dengan kadar hb kurang dari 5 g%)-tanda-tanda dehidrasi 

- perdarahan hidung, gusi atau saluran pencernaan-nafas cepat atau sesak nafas-gangguan kesadaran mulai dari koma hingga penurunan kesadaran lebih ringan dengan peristiwa seperti: diam saja, tingkah laku berubah,mengigau, bicara salah, tidur terus,-keadaan umum yang sangat lemah (tidak bisa duduk berdiri)-kejang-kejang-panas sangat tinggi-mata atau tubuh kuning

2.masa inkubasi

masa inkubasi  berlangsung 8-37 hari tergantung dari spesies parasit (terpendek

untuk  plasmodium falciparum dan terpanjang untuk  plasmodium malariae), beratnya infeksi dan pada

pengobatan sebelumnya atau pada derajat resistensi hospes.  cara infeksi yang

mungkin diakibatkan oleh gigitan nyamuk atau secara induksi (misalnya transfuse darah yangmengandung stadium aseksual).

3. Keluhan-keluhan prodromal

keluhan prodromal sering terjadi pada  plasmodium vivax dan  plasmodium ovale, sedangkan plasmodium  falciparum dan  plasmodium  malariae keluhan prodromal tidak jelas. keluhan-keluhan prodromal  terjadi sebelum terjadinya demam, seperti  merasa dingin di punggung,malaise, lesu,anoreksia, perut tidak enak, diare ringan  sakit kepala, sakit tulang belakang, nyeri pada tulang dan otot, 

berdasar berat-ringannya gejala malaria  dibagi menjadi 2 jenis,antaralain: 

A. Gejala malaria ringan (malaria tanpa komplikasi)

Gejala nya diare, nyeri otot pegal-pegal, demam, dan menggigil, juga

 disertai sakit kepala, mual, muntah, 

 Gejala bervariasi tergantung daya tahan tubuh pasien  dan gejala spesifik dari

mana parasit berasal. Malaria sebagai penyebab infeksi yang diakibatkan oleh oleh Plasmodium mempunyai gejala  yaitu demam. Demam yang terjadi  berhubungan dengan terbentuknya sitokin atau toksin ,proses skizogoni

(pecahnya merozoit atau skizon), pengaruh GPI (glycosyl phosphatidylinositol) Pada beberapa pasien , demam tidak terjadi (misalnya pada daerah hiperendemik) banyak orang dengan parasitemia tanpa gejala, 


PENGOBATAN

yaitu  membunuh semua  stadium parasit yang ada di dalam tubuh pasien. memutuskan rantai penularan,semua obat anti malaria tidak boleh diberikan dalam keadaan perut kosong karena bersifat iritasi lambung, oleh sebab itu pasien  harus makan terlebih dahulu setiap akan minum obat anti malaria.

pengobatan malaria tanpa komplikasi.


1. Malaria Falsiparum

Lini pertama = Artesunat + Amodiakuin + Primakuin

Setiap kemasan Artesunat + Amodiakuin terdiri dari 2 blister, yaitu blister amodiakuin terdiri

dari 12 tablet @ 200 mg = 153 mg amodiakuin basa, dan blister artesunat terdiri dari 12 tablet@ 50 mg. Obat kombinasi diberikan per-oral selama tiga hari dengan dosis tunggal harian

sebagai berikut: Amodiakuin basa = 10 mg/kgberatbadan dan Artesunat = 4 mg/kgberatbadan.

Primakuin tidak boleh diberikan kepada:

Pengobatan lini kedua malaria falsiparum diberikan, jika pengobatan lini pertama tidak efektif dimana ditemukan: gejala klinis tidak memburuk tetapi parasit aseksual tidak berkurang.(persisten) atau timbul kembali (rekrudesensi).

Lini kedua = Kina + Doksisiklin atau Tetrasiklin + Primakuin

Kina diberikan per-oral, 3 kali sehari dengan dosis 10 mg/kgberatbadan/kali selama 7(tujuh) hari.Doksisiklin diberikan 2 kali per-hari selama 7 (tujuh) hari, dengan dosis orang dewasa adalah 4 mg/Kgberatbadan/hari, sedangkan untuk anak usia 8-14 tahun adalah 2 mg/kgberatbadan/hari.

Doksisiklin tidak diberikan pada ibu hamil dan anak usia <8 tahun. Bila tidak ada doksisiklin,  mampu digunakan tetrasiklin. Tetrasiklin diberikan 4 kali perhari selama 7 (tujuh) hari, dengan dosis 4- 5 mg/kgberatbadan/kali Seperti halnya doksisiklin, tetrasiklin tidak boleh diberikan pada anak dengan umur di bawah. 8 tahun dan ibu hamil. Pengobatan dengan primakuin diberikan

seperti pada lini pertama.



2. Pengobatan malaria vivaks, malaria ovale, malaria malariae

A. Malaria vivaks dan ovale

Lini Pertama = Klorokuin + Primakuin

Kombinasi ini digunakan sebagai pilihan utama untuk pengobatan malaria vivaks dan malaria ovale. Klorokuin diberikan 1 kali per-hari selama 3 hari, dengan dosis total 25 mg basa/kgberatbadan.

Dosis Primakuin adalah 0.25 mg/kgberatbadan per hari yang diberikan selama 14 hari dan diberikan bersama klorokuin.Seperti pengobatan malaria falsiparum, primakuin tidak boleh diberikan kepada: ibu hamil, bayi <1 tahun, dan pasien  defisiensi G6-PD. Pengobatan malaria vivaks  resisten klorokuin

Lini kedua : Kina + Primakuin  Dosis Primakuin adalah 0,25 mg/kgberatbadan per hari yang diberikan selama 14 hari. Seperti  pengobatan malaria pada umumnya, primakuin tidak boleh diberikan kepada Ibu hamil, bayi <

1tahun, dan pasien  defisiensi G6-PD. Dosis kina adalah 30mg/kgberatbadan/hari yang diberikan 3  kali per hari. Pemberian kina pada anak usia di bawah 1 tahun harus dihitung berdasarkan berat badan. Dosis dan cara pemberian primakuin adalah sama dengan cara pemberian primakuin pada malaria vivaks terdahulu yaitu 0.25 mg/kgberatbadan perhari selama 14 hari.



B. Pengobatan malaria vivaks yang relaps

Pengobatan kasus malaria vivaks relaps (kambuh) sama dengan regimen sebelumnya hanya dosis perimakuin ditingkatkan Klorokuin diberikan 1 kali per-hari selama 3 hari, dengan dosis total 25 mg basa/kgberatbadan dan primakuin diberikan selama 14 hari dengan dosis 0,5 mg/kgberatbadan/hari. Untuk pasien  defisiensi enzim G6PD yang mampu diketahui melalui anamnesis ada keluhan atau riwayat warna urin coklat kehitaman sesudah minum obat

(golongan sulfa, primakuin, kina, klorokuin dan lain-lain), maka pengobatan diberikan secara  mingguan. Klorokuin diberikan 1 kali per-minggu selama 8 hingga dengan 12 minggu,  dengan dosis 10 mg basa/kgberatbadan/kali Primakuin juga diberikan bersamaan dengan klorokuin setiap minggu dengan dosis 0,76 mg/kgberatbadan/kali.


C. Pengobatan malaria malariae

Pengobatan malaria malariae cukup diberikan dengan klorokuin 1 kali per-hari selama 3 hari, dengan dosis total 25 mg basa/kgberatbadan Pengobatan juga mampu diberikan berdasarkan golongan umur pasien 

3. Catatan

a. Fasilitas pelayanan kesehatan dengan sarana diagnostik malaria dan belum tersedia obat  kombinasi artesunat + amodiakuin, pasien  dengan infeksi Plasrnodium falciparurn diobati dengan sulfadoksinpirimetamin (SP) untuk membunuh parasit stadium aseksual.  Obat ini diberikan dengan dosi tunggal sulfadoksin 25 mg/kgberatbadan atau berdasarkan dosis

pirimetamin 1,25 mg/kgberatbadan Primakuin juga diberikan untuk membunuh parasit stadium  seksual dengan dosis tunggal 0,75 mg/kgberatbadan. Pada pengobatan malaria falsiparum gagal atau alergi SP, Jika pengobatan dengan SP tidak efektif (gejala klinis tidak memburuk tetapi

parasit aseksual tidak berkurang atau timbul kembali) atau pasien  mempunyai riwayat  alergi terhadap SP atau golongan sulfa lainnya, pasien  diberi regimen kina + doksisiklin/tetrasiklin + primakuin.

Pengobatan alterflatif = Kina + Doksisiklin atau Tetrasiklin + Primakuinb. Fasilitas pelayanan kesehatan tanpa sarana diagnostik malaria. pasien  dengan gejala klinis malaria mampu diobati sementara dengan regimen klorokuin dan primakuin. Pemberian klorokuin 1 kali per-hari selama 3 hari, dengan dosis total 25 mg basa/kgberatbadan. Primakuin  diberikan bersamaan dengan klorokuin pada hari pertarna dengan dosis 0,75 mg/kgberatbadan.

Pengobatan Malaria Dengan Komplikasi  Definisi malaria berat/komplikasi adalah ditemukannya Plasmodium falciparum stadium

aseksual dengan satu atau beberapa peristiwa klinis meliputi; Malaria serebral (malaria otak), Anemia berat (Hb<5 gr% atau hematokrit <15%), Gagal ginjal akut (urin<400 mI/24  jam pada orang dewasa atau<1 ml/kgberatbadan/jam padä anak sesudah dilakukari rehidrasi; dengan

kreatinin darah >3 mg%), Edema paru atau Acute Respiratory Distress Syndrome, Hipoglikemi: gula darah< 40 mg%, Gagal sirkulasi atau syok: tekanan sistolik <70 mm Hg  (pada anak: tekanan nadi_ ≤20 rnmHg); disertai keringat dingin, Perdarahan spontan dari hidung, gusi, alat pencernaan dan/atau disertai kelainan laboratorik adanya gangguan  koagulast intravaskuler, Kejang berulang > 2 kali per 24 jam sesudah pendinginan pada

hipertermia, Asidemia (pH:< 7,25) atau asidosis (bikarbonat plasma < 15 mmol/L),  Makroskopik hemoglobinuri oleh karena infeksi malaria akut (bukan karena obat anti malaria  pada seorang dengan defisiensi G-6-PD).

Beberapa keadaan lain yang juga digolongkan sebagai malaria berat:

 Gangguan kesadaran ringan (GCS < 15)

Kelemahan otot (tak bisa duduk/berjalan) tanpa kelainan neurologik

Hiperparasitemia > 5 %.

ikterus (kadàr bilirubin darah > 3 mg%)

 Hiperpireksia (temperatur rektal > 40° C pada orang dewasa, >41° C pada anak) 


Kemasan dan cara pemberian artesunat

Artesunat parenteral tersedia dalam vial yang berisi 60 mg serbuk kering asam artesunik danpelarut dalam ampul yang berisi 0,6 ml natrium bikarbonat 5%. Untuk membuat larutan artesunat dengan mencampur 60 mg serbuk kering artesunik dengan larutan 0,6 ml natrium

bikarbonat 5%. Kemudian ditambah larutan Dextrose 5% sebanyak 3-5 ml. Artesunat diberikan dengan loading dose secara bolus: 2,4 mg/kgberatbadan per-iv selama ± 2 menit, dan  diulang sesudah 12 jam dengan dosis yang sama. Selanjutnya artesunat diberikan 2,4 mg/kgberatbadan

per-iv satu kali sehari hingga pasien  mampu minum obat. Larutan artesunat ini juga bisa diberikan secara intramuskular (i.m.) dengan dosis yang sama. Bila pasien  sudah mampu  minum obat, maka pengobatan dilanjutkan dengan regimen artesunat + amodiakuin + primakuin (Lihat dosis pengobatan lini pertama malaria falsiparum tanpa komplikasi). Kemasan dan cara pemberian artemeter Artemeter intramuskular tersedia dalam ampul yang berisi 80 mg artemeter  dalam larutan  minyak Artemeter diberikan dengan loading dose: 3,2mg/kgberatbadan intramuskular Selanjutnya  artemeter diberikan 1,6 mg/kgberatbadan intramuskular satu kali sehari hingga pasien  mampu

minum obat. Bila pasien  sudah mampu minum obat, maka pengobatan dilanjutkan dengan  regimen artesunat + amodiakuin + primakuin (Lihat dosis pengobatan lini pertama malaria falsiparum tanpa komplikasi). Obat alternatif malaria berat : Kina dihidroklorida parenteral Kemasan dan cara pemberian kina parenteral  Kina per-infus masih merupakan obat alternatif untuk malaria berat pada daerah yang tidak  tersedia derivat artemisinin parenteral, dan pada ibu hamil trimester pertama Obat ini dikemas  dalam bentuk ampul kina dihidroklorida 25%, Satu ampulberisi 500 mg /2 ml.Dosis dan cara

pemberian kina pada orang dewasa termasuk untuk ibu hamil: Loading dose : 20 mg  garam/kgberatbadan dilarutkan dalam 500 ml dextrose 5% atau NaCI 0,9% diberikan selama 4 jam  pertama. Selanjutnyá selama 4 jam ke-dua hanya diberikan cairan dextrose 5% atau NaCl  0,9%. sesudah itu, diberikan kina dengan dosis perawatan 10 mg/kgberatbadan dalam larutan 500 ml

dekstrose 5 % atau NaCI selama 4 jam Empat jam selanjutnya, hanya diberikan kembali cairan  dextrose 5% atau NaCl 0,9% sesudah itu diberikan kembali dosis perawatan seperti diatas  hingga pasien  mampu minum kina per-oral. Bila sudah sadar / mampu minum obat pemberian  kina iv diganti dengan kina tablet per-oral dengan dosis 10 mg/kgberatbadan/kali, pemberian 3 x

sehari (dengan total dosis 7 hari dihitung sejak pemberian kina perinfus yang pertama).  Dosis anak-anak: Kina.HCI 25 % (per-infus) dosis 10 mg/kgberatbadan (bila umur < 2 bulan : 6-8  mg/kg beratbadan) diencerkan dengan dekstrosa 5 % atau NaCI 0,9 % sebanyak 5-10 cc/kgberatbadan

diberikan selama 4 jam, diulang setiap 8 jam hingga pasien  sadar dan mampu minum obat.  Kina dihidrokiorida pada kasus pra-rujukan: Apabila tidak memungkinkan pemberian kina  per-irifus, maka mampu diberikan kina dihidroklorida 10 mg/kgberatbadan intramuskular dengan

masing-masing 1/2 dosis pada paha depan kiri-kanan (jangan diberikan pada bokong) Untuk pemakaian intramuskular, kina diencerkan dengan 5-8 cc NaCI 0,9% untuk menmampukan  konsentrasi 60-100 mg/ml.

Catatan :

Kina tidak boleh diberikan secara bolus intra vena, karena toksik bagi jantung dan mampu menimbulkan kematian. Pada pasien  dengan gagal ginjal, loading dose tidak diberikan dan  dosis perawatan kina diturunkan 1/2 nya. Pada hari pertama pemberian kina oral, berikan  primakuin dengan dosis 0,75 mg/kgberatbadan.Dosis rnaksimum dewasa : 2.000 mg/hari.