FILARIASIS
Filariasis yaitu penyakit kaki gajah yang menular disebabkan oleh adanya sumbatan cacing filaria di kelenjar atau saluran getah bening,
dengan gejala elefantiasis, edema, gejala demam berulang, radang kelenjar atau radang saluran getah bening, nyamuk nyamuk berperan aktif sebagai penular (vektor) penyakit ini,
3 spesies cacing filaria, antaralain cacing Wuchereria bancrofti penyebab filariasis bancrofti, cacing Brugia malayi penyebab filariasis malayi dan cacing Brugia timori penyebab filariasis timori ,
pasien akan bisa tertular penyakit filariasis jika digigiti oleh nyamuk nyamuk yang mengandung banyak larva infektif cacing filaria. nama nama nyamuk nyamuk khusus yang menularkan filariasis adalah armigeres,anopheles, culex, mansonia, aedes , nyamuk nyamuk ini berkembangbiak melimpah di habitatnya yaitu kebun ,danau, got, selokan ,saluran air, sawah, rawa, hutan yang tergenang air,
filariasis tanpa gejala ada di daerah endemik,
saat pasien dilakukan pemeriksaan fisik maka akan ditemukan pembesaran kelenjar limfe terutama di daerah inguinal tubuh pasien,
pada pemeriksaan darah ditemukan mikrofilaria dalam jumlah besar dan eosinofilia.
filariasis dengan peradangan,
muntah,lemah,demam, menggigil, sakit kepala selama beberapa minggu,
filariasis menyerang alat kelamin ,saluran limfe, tungkai ,
jika filariasis menyerang laki-laki maka akan muncul orkitis, pembengkakan skrotum, funikulitis disertai penebalan dan rasa nyeri, epididimitis, selama beberapa bulan,
jika parah maka filariasis menyebabkan kelenjar inguinal ,otot ileopsoas, abses ginjal, pembengkakan epididimis, jaringan retroperitoneal,
jika pasien mengidap filariasis pada stadium setahun mengakibatkan jaringan granulasi yang proliferatif , pelebaran saluran limfe yang luas kemudian muncul elefantiasis,
jika pasien mengidap filariasis pada stadium setahun mengakibatkan adanya penyumbatan duktus torasikus atau saluran limfe perut bagian tengah yang
mempengaruhi skrotum dan bagian luar alat kelamin pada perempuan dan penis pada laki-laki ,
infeksi kelenjar inguinal mempengaruhi tungkai dan bagian luar alat kelamin,
elefantiasis mengenai tungkai dan alat kelamin mengakibatkan perubahan luas,
limfangitis dan elefantiasis diperparah oleh adanya infeksi sekunder streptococcus,
jika saluran ginjal atau saluran limfe kandung kencing pecah maka akan muncul kiluria atau keluarnya cairan limfe dalam urin ,
jika yang pecah saluran limfe peritoneum maka akan terjadi asites yang mengandung kilus,
jika yang pecah tunika vaginalis maka akan terjadi hidrokel atau kilokel,
contoh yang sering tampak ialah hidrokel dan limfangitis alat kelamin,
diagnosa dengan cara menemukan mikrofilaria dalam darah tepi yang diambil malam hari dimulai pukul 22.00 sampai 02.00 dinihari kemudian dipulas dengan pewarnaan giemsa, jika hasil pemeriksaan ini kronis maka hasil pemeriksaan ini adalah negatif,
pengobatan :
diberikan antibiotik untuk infeksi sekunder dan abses,
diberikan perawatan elefantiasis dengan cara mencuci kaki dan merawat luka,
diberikan Diethyl Carbamazine Citrate (DEC) 6 mg/kg berat badan 3 x sehari selama 12 hari,
Efek samping obat obatan ini yaitu : pusing, mual dan demam ,
diberikan DEC 6 mg/kg berat badan ,
diberikan albendazol 400mg (+ parasetamol) dosis tunggal, sekali setahun selama 5 tahun,
untuk usia > 13 tahun
obat DEC (100mg) dosis 3 tablet,
obat Albendazol (400mg) dosis 1 tablet,
untuk usia 2 – 6 tahun
obat DEC (100mg) dosis 1 tablet
obat Albendazol (400mg) dosis 1 tablet
untuk usia 7 – 12 tahun
obat DEC (100mg) dosis 2 tablet,
obat Albendazol (400mg) dosis 1 tablet,