Selasa, 12 April 2022

kuman 4
















halaman  4




Perubahan suhu dapat mempengaruhi :
1. Pertumbuhan : miskin, banyak, atau mati
2. Perubahan sifat  : pembentukan pigmen, contoh  Serratia  marcescens, pada suhu kamar merah, suhu lebih tinggi atau rendah dari  suhu kamar, pigmen merah hilang. Produksi selulosa Acetobacter xylinum 
pada suhu lebih tinggi dari suhu kamar akan menurun.
Derajat keasaman (pH), pengaruh pH terhadap pertumbuhan tidak kalah pentingnya dari pengaruh temperatur. Ada pH minimum, pH ideal , dan pH
maksimum. Rentang pH bagi pertumbuhan bakteri antara 4 – 9 dengan pH ideal   6,5 – 7,5. Jamur lebih menyukai pH asam, rentang pH pertumbuhan jamur dari 1 – 9 dan pH ideal nya 4 – 6. Selama pertumbuhan pH dapat berubah, naik atau  turun, bergantung kepada komposisi medium yang diuraikan. Bila ingin pH konstan  selama pertumbuhan harus diberikan larutan penyangga atau buffer yang sesuai  dengan media dan jenis mikroorganisme. Kebutuhan oksigen, oksigen tidak mutlak diperlukan mikroorganisme sebab 
ada juga golongan  yang tidak perlu  oksigen bahkan oksigen yaitu  racun bagi pertumbuhan. Mikroorganisme terbagi atas empat golongan  
berdasar  kebutuhan akan organisme, yaitu mikroorganisme aerob yang  perlu  oksigen sebagai akseptor elektron dalam proses respirasi. 
Mikroorganisme anaerob yaitu  mikroorganisme yang tidak perlu  O2 sebab  oksigen akan membentuk H2O2 yang bersifat racun  dan memicu   kematian. Mikroorganisme anaerob tidak memiliki enzim katalase yang dapat  menguraikan H2O2 menjadi air dan oksigen. Mikroorganisme fakultatif anaerob  yaitu  mikroorganisme yang tetap tumbuh dalam lingkungan golongan  fakultatif  anaerob. Mikroorganisme mikroaerofilik yaitu  mikroorganisme yang 
perlu  oksigen dalam jumlah terbatas sebab  jumlah oksigen yang berlebih  akan menghambat kerja enzim oksidatif dan memicu  kematian. Salinitas, berdasar  kebutuhan garam (NaCl) mikroorganisme dapat 
digolongkan  menjadi :
Halofil ekstrim, Non halofil,Halotoleran, Halofil (NaCl 10-15%),
Secara fisik, memakai  uap air panas dan tekanan tinggi, diperoleh panas,  lembab, efektif dengan memakai  autoklaf. Sterilisasi dengan otoklaf perlu  suhu 1210C, tekanan 15 psi atau 1,5 kg atau cm2, selama 15 menit. Sterilisasi fisik dapat juga dengan panas kering memakai  oven1600C, 2 jam. Sterilisasi dengan oven untuk alat-alat gelas dan bahan yang tidak tembus air
Secara kimia, memakai  senyawa kimia untuk mengendalikan  pertumbuhan mikroorganisme, contoh:
Senyawa kimia yang dapat mengendalikan pertumbuhan mikroorganisme,   dibedakan memjadi antiseptic, desinfektan, dan bahan  kemoterapetik atau antibiotic.
Antiseptik : substansi kimia yang dipakai  pada jaringan hidup yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisma. Desinfektan: substansi kimia yang 
dapat menghambat pertumbuhan sel vegetatif pada materi yang tidak hidup. Bahan  kemoterapetik: substansi kimia yang dapat merusak atau menghambat pertumbuhan  mikroorganisme dalam jaringan hidup, dihasilkan oleh mikroorganisme. Secara mekanik, untuk bahan yang mudah rusak sebab  pemanasan,
contoh  vitamin, enzim, serum, antibiotik. Contoh : filtrasi, memakai  filter berupa membran dengan tebal tertentu, terbuat dari asbes, diatom, porselen, kaca
berpori, selulosa. membran selulosa: diameter pori 0,01-10 µm. Bahan atau zat yang tidak dapat dipanaskan pada suhu lebih dari 1000C, dapat
dilakukan pasteurisasi dan tindalisasi. Pasteurisasi perlu  pemanasan 63- 730 C, dipakai  untuk pengawetan air, susu, bir, anggur. Pasteurisasi dapat
membasmi  mikroorganisme pathogen (Mycobacterium, Salmonella, Coxiella) dan beberapa mikroorganisme normal. Pelaksanaan pasteurisasi dapat dilakukan 
dengan cara :
LTH = low temperatur holding, memakai  suhu 63 0C , selama 30 menit
HTST= high temperatur short time, memakai  suhu 72 0C, selama 15  detik
Tindalisasi yaitu  pemanasan dengan suhu 80-1000 C, selama 30 menit, 3  hari berturut-turut. Pelaksanaan tindalisasi melalui tahapan ,antaralain : 
1. Tindalisasi 1: sel vegetatif mati, lalu  diinkubasi, spora berkecambah 
menjadi sel vegetatif.
2. Tindalisasi 2: sel vegetatif mati, spora yang tersisa berkecambah menjadi 
sel vegetatif.
3. Tindalisasi 3: semua sel mati.

Syarat Ideal Memilih Senyawa Antimikroba Dan faktor  Yang  Mempengaruhi Kerja Antimikroba
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih bahan kimia sebagai  senyawa antimikroba yaitu  ,antaralain :
- Senyawa tersedia dalam jumlah besar dengan harga yang pantas.- . Sifat bahan harus serasi.
- Dapat menentukan tipe mikroorganisme yang akan dibasmi. -  Aman terhadap lingkungan.
-mampu untuk mematikan mikroorganisme dalam 
konsentrasi rendah pada spectrum luas, sehingga dapat membasmi   berbagai mikroorganisme.
-Bisa larut dalam air atau pelarut lain sampai taraf yang diperlukan secara  efektif. - Memiliki stabilitas tinggi, jika dibiarkan dalam waktu relatif lama tidak kehilangan sifat antimikrobanya. -Bersifat letal bagi mikroorganisme, namun  aman bagi kita  dan   hewan  -.Bersifat homogen, sehingga komposisi selalu sama untuk setiap aplikasi  dosis takaran.

faktor  yang mempengaruhi kerja antimikroba yaitu  sebagai berikut:
-Usia mikroorganisme. Tingkat kerentanan mikroorganisme   ditentukan oleh umur biakan mikroorganisme.
- Bahan ekstra. Adanya bahan organic seperti serum, darah atau nanah mempengaruhi aktivitas beberapa senyawa antimikroba.
-Konsentrasi bahan, setiap mikroorganisme perlu  konsentrasi yang  berbeda untuk senyawa antimikroba yang sama dalam menghambat atau  membasmi .
-Sifat organisme. Kemampuan suatu bahan tertentu bergantung pada  komponen organisme yang diuji dengan bahan itu .
-Waktu, setiap mikroorganisme perlu  waktu yang berbeda-beda  saat  dipaparkan terhadap suatu senyawa antimikroba untuk dapat  menghambat atau mematikan.
-. pH. Konsentrasi ion hydrogen mempengaruhi peran bakterisida dengan ncara mempengaruhi organisme dan bahan kimia dalam bakterisida  itu .
- Temperatur. Pembunuhan bakteri oleh bahan kimia akan meningkat  dengan suatu peningkatan temperature.

Pengertian Pengendalian Mikroba
Pengendalian mikroba yaitu  usaha  pemanfaatan mikroba dalam  mengoptimalkan keuntungan peran mikroba dan memperkecil kerugiannya.  Mikroba selain memberi  keuntungan juga dapat member kerugian pada kita   berupa penyakit atau racun. Pengendalian mikroba bertujuan mencegah penyebaran  penyakit dan infeksi, membasmi mikroorganisme pada inang yang terinfeksi dan  mencegah pengrusakan dan  pembusukan bahan oleh mikroba, menghambat 
pertumbuhan bakteri dan mencegah kontaminasi bakteri yang tidak dikehendaki  kehadirannya dalam suatu media.  Metoda pengendalian Mikroba
Cara pengendalian pertumbuhan mikroba biasanya  ada  dua metode,  yaitu:
-menghambat pertumbuhan mikroba. 
- dengan membasmi  mikroba,
Pengendalian mikroba, khususnya bakteri  dilakukan baik secara kimia  dan  fisik, yang keduanya bertujuan membasmi  mikroba  yang tidak dikehendaki.
Cara pengendalian mikroba :
1. pembersihan  dan Sanitasimengurangi jumlah populasi bakteri pada suatu ruang atau tempat. 
2. Desinfeksi  pemakaian  bahan kimia  terhadap peralatan, lantai, dinding atau lainnya untuk membasmi  sel vegetatif  mikrobial. Desinfeksi dipakaikan  pada benda dan hanya berguna untuk  membasmi  sel vegetatif saja, tidak mampu membasmi  spora.
3. Aniseptis yaitu   senyawa kimia yang bersifat antiseptis  terhadap tubuh untuk  mencegah pertumbuhan  mikroorganisme 
4. Sterilisasi pembasmian  semua jenis kehidupan sehingga menjadi steril. 
 Pengendalian secara kimia   lebih efektif dipakai  pada sel vegetatif bakteri, virus dan fungi, namun  kurang efektif untuk pembasmian  bakteri dalam bentuk endospora. Oleh  sebab  tidak ada bahan kimia yang ideal atau dapat dipakai  untuk segala macam 
keperluan, beberapa hal dalam memilih dan 
memakai  senyawa kimia untuk tujuan tertentu, yaitu :
Tidak bersifat racun  bagi kita  dan  hewan lain, artinya senyawa  ini bersifat letal bagi mikroba dan tidak berbahaya bagi kita  dan   hewan lain.
Tipe mikroorganisme, artinya tidak semua mikroorganisme rentan  terhadap mikrobiostatik atau mikrobiosida, oleh sebab  itu harus  dipilih tipe mikroorganisme yang akan dibasmi., Aktivitas antimikroba, yaitu dapat membasmi  berbagai macam  mikroorganisme.,senyawa ini bisa larut dalam air atau pelarut lain, sampai  pada taraf yang diperlukan secara efektif., memiliki stabilitas yang tinggi bila dibiarkan dalam  waktu yang relatif lama dan tidak boleh kehilangan sifat antimikrobanya.Tidak bersifat racun  bagi kita  dan  hewan lain, artinya senyawa  ini bersifat letal bagi mikroba dan tidak berbahaya bagi kita  dan   hewan lain.


 cara kerja agen kimia ini digolongkan menjadi:
-Agen kimia yang mendenaturasi protein, yaitu agen kimiawi yang memicu  terjadinya koagulasi dan presipitasi protoplasma, seperti  alkohol, gliserol dan bahan-bahan asam dan alkalis.
- Agen kimia yang merusak membran sel mikroba : Golongan Surfaktans  yaitu golongan anionik, kationik dan nonionik.
-Agen kimia yang merusak enzim mikroba, yaitu:
Golongan logam berat seperti arsen, perak, merkuri, Golongan oksidator seperti golongan halogen, peroksida hidrogen dan  formaldehid.
 beberapa faktor yang mempengaruhi efektivitas agen kimia di dalam  mengendalikan mikroba, yaitu :
Adanya bahan organik dan ekstra. Adanya bahan-bahan organik dapat  menurunkan efektivitas agen kimia.pH atau derajat keasaman.  Konsentrasi agen kimia yang dipakai . Semakin tinggi konsentrasinya maka efektivitasnya semakin meningkat.
Waktu kontak. Semakin lama bahan itu  kontak dengan bahan yang  disterilkan maka hasilnya akan semakin baik.Sifat dan jenis mikroba. Mikroba yang berkapsul dan berspora lebih  tahan  dibandingkan yang tidak berkapsul dan tidak berspora.

Efektivitas bahan kimia dapat berubah seiring dengan perubahan pH. Hanya ada beberapa zat bahan kimia secara hukum diterima untuk dipakai  dalam pengawetan makanan. Diantaranya yang  paling efektif yaitu  asam benzoat, sorbat, asetat, laktat dan propionat,  kesemuanya ini yaitu  asam organic. Asam sorbet dan propionat dipakai  untuk menghambat pertumbuhan kapang pada roti. Nitrat dan 
nitrit dipakai  untuk mengawetkan daging   untuk mengawetkan warna dan bersifat menghambat pertumbuhan beberapa bakteri anaerobic, 
  clostridium botulinum.
 Pengendalian Mikroba Secara Fisik
Sebagian besar bakteri patogen memiliki keterbatasan toleransi terhadap  berbagai kekuatan lingkungan fisiknya.dan memiliki sedikit kemampuan untuk 
bertahan hidup di luar tubuh inang. Bakteri lain dapat membentuk spora yang sangat tahan  terhadap keadaan fisik lingkungan dan membantu mikroba melalui  peningkatan nilai pertahanan hidup. Pada metodenya mikroorganisme dapat  dikendalikan, yaitu dengan cara dibasmi, dihambat pertumbuhan   dalam 
lingkungan, dengan memakai  berbagai proses atau sarana fisik. Proses atau  sarana yang dipakai  bergantung pada banyak faktor dan hanya dapat ditentukan  sesudah  diadakan evaluasi terhadap keadaan khusus itu . contoh , untuk  membasmi mikroorganisme pemicu  infeksi pada hewan sakit yang mati, cara  yang memungkinkan yaitu  membakar hewan itu . namun , bila kita perlu  mensterilkan kantung plastik yang akan dipakai  untuk menampung darah, maka  kita harus memilih suatu proses sterilisasi yang tidak akan merusak kantung plastik  itu .
Pengendalian Mikroba dengan Suhu Panas  :
-Red heating : Pemanasan langsung di atas api bunsen burner (pembakar  spiritus) sampai berpijar merah. Biasanya dipakai  untuk mensterilkan 
alat yang sederhana seperti jarum ose.
-Flaming : Pembakaran langsung alat-alat laboratorium diatas pembakar  bunsen dengan alkohol atau spiritus tanpa terjadinya pemijaran
-Tyndalisasi : Pemanasan yang dilakukan biasanya pada makanan dan minuman kaleng. Tyndalisasi dapat membasmi  sel vegetatif sekaligus spora  mikroba tanpa merusak zat-zat yang terkandung di dalam makanan dan  minuman yang diproses. Suhu pemanasan yaitu  65oC selama 30 menit dalam waktu tiga hari berturut-turut.
-Pasteurisasi : Proses pembunuhan mikroba patogen dengan suhu  terkendali berdasar waktu kematian termal bagi tipe patogen yang  paling tahan  untuk dibasmi. Dalam proses pasteurisasi yang terbunuh 
hanyalah bakteri patogen dan bakteri pemicu  kebusukan namun tidak  pada bakteri lainnya. Pasteurisasi  dilakukan untuk susu, rum, anggur dan makanan asam lainnya. Suhu pemanasan yaitu  65oC selama 30  menit.
- Boiling : Pemanasan dengan cara merebus bahan yang akan disterilkan pada  suhu 100oC selama 10-15 menit. Boiling dapat membasmi  sel vegetatif 
bakteri yang patogen dan  non patogen. Namun spora dan beberapa virus  masih dapat hidup. Biasanya dilakukan pada alat-alat kedokteran gigi, alat 
suntik, pipet, 


Pengendalian Mikroba dengan Radiasi, 
Bakteri   bentuk sel  vegetatifnya dapat terbunuh dengan penyinaran sinar ultraviolet (UV) dan  sinar-sinar ionisasi.
1. Sinar UV : Bakteri yang berada di udara atau yang berada di lapisan  permukaan suatu benda yang terpapar sinar UV akan mati.
2. Sinar Ionisasi : yang termasuk sinar ionisasi yaitu  sinar X, sinar alfa,  sinar beta dan sinar gamma. Sterilisasi dengan sinar ionisasi perlu   biaya yang besar dan biasanya hanya dipakai  pada industri farmasi  dan  industri kedokteran.
- Sinar beta : Daya penetrasinya sedikit lebih besar dibandingkan  sinar X.
- Sinar gamma : Kekuatan radiasinya besar dan efektif untuk sterilisasi  bahan makanan
- Sinar X : Daya penetrasi baik namun perlu energi besar.
- Sinar alfa : Memiliki sifat bakterisidal namun  tidak memiliki daya  penetrasi.
Pengendalian Mikroba dengan Filtrasi : Ada dua filter, yaitu filter udara dan  filter bakteriologis.
- Filter bakteriologis biasanya dipakai  untuk mensterilkan bahan-bahan  yang  tidak tahan terhadap pemanasan, contoh . larutan gula, serum, antibiotika, 
antiracun ,  metode  filtrasi metodenya memakai  penyaringan, dimana yang tersaring .hanyalah bakteri saja. Diantara jenis filter bakteri yang umum dipakai  yaitu  :  Berkefeld (dari fosil diatomae), Chamberland (dari porselen), Seitz (dari asbes) dan .seluosa.
- Filter udara berefisiensi tinggi untuk menyaring udara berisikan partikel  (High Efficiency Particulate Air Filter atau HEPA) memungkinkan .dialirkannya udara bersih ke dalam ruang tertutup dengan sistem aliran 
udara laminar (Laminar Air Flow),

Pengendalian Mikroba dengan Bahan Kimia
Agen kimia yang baik yaitu  yang memiliki kemam-puan membasmi  mikroba secara cepat dengan dosis yang rendah tanpa merusak bahan atau alat yang 
didisinfeksi. Pada metodenya, cara kerja agen kimia ini digolongkan menjadi :
-Agen kimia yang mendenaturasi protein.
Agen kimiawi yang  memicu terjadinya koagulasi dan presipitasi protoplasma, seperti alkohol, gliserol dan bahan-bahan asam dan alkalis. 
-Agen kimia yang merusak membran sel mikroba. 
 Golongan Surfactants (Surface Active Agents), yaitu golongan  anionik, kationik dan nonionik.
 Golongan fenol.
-Agen kimia yang  merusak enzim mikroba
 Golongan perak, merkuri , Golongan oksidator seperti  golongan . halogen, hidrogen peroksida dan  formaldehid.
 beberapa faktor yang mempengaruhi Efektivitas Agen kimia di dalam  mengendalikan mikroba, yaitu :
Konsentrasi agen kimia yang dipakai . Semakin tinggi konsentrasinya  maka efektivitasnya semakin meningkat., Waktu kontak. Semakin lama bahan itu  kontak dengan bahan yang  disterilkan maka hasilnya akan semakin baik. Sifat dan jenis mikroba. Mikroba yang berkapsul dan berspora  tahan  dibandingkan yang tidak berkapsul dan berspora.  Adanya bahan organik dan ekstra. Adanya bahan-bahan organik dapat 
menurunkan efektivitas agen kimia.  pH atau derajat keasaman. Efektivitas bahan kimia dapat berubah seiring  dengan perubahan pH.


Genetika yaitu  suatu cabang ilmu yang membahas tentang sifat   yang diturunkan oleh suatu organisme. Penelaahan genetika secara serius pertama 
kali dilakukan oleh Gregor Mendel seorang Austria terhadap sebidang tumbuhan   kacang polong. Pada tahun 1860 ia menyilangkan tanaman  kacangnya 
yang lalu  melihat  perubahan  warna, bentuk, ukuran dan sifat sifat lain dari kacang hasil silangannya. Hasil riset nya ia mengembangkan  prinsip  dasar kebakaan yang dikenal dengan hukum mendel. Perubahan 
warna, bentuk, dan ukuran biji banyak menghasilkan keterangan mengenai ciri gen gen di dalam kromosom. Pengembangan teori Mendel lalu  dilakukan oleh 
ahli-ahli lain memakai  organisme ujicoba  yang populer dalam riset   genetika, yaitu lalat Drosophilla. Pada tahun 1950-an Drosophilla diganti dengan 
bakteri Escherichia coli sebagai organisme ujicoba ,
sebab  Escherichia coli ini yang paling dipahami pada taraf molekulernya. Pada era yang sama, Charles Darwin dari  Inggris  memperkenalkan evolusi. Teori evolusi Darwin didasarkan  kepada  seleksi alamiah dan kelangsungan hidup dari yang terkuat.  Oleh sebab  itu hanya organisme yang dapat beradaptasi secara genetis terhadap  lingkungan yang berubah-ubah dalam kurun waktu lama (masa) yang akan bertahan 
hidup. Ciri khas bentuk kehidupan dari segi genetika yaitu  memiliki   kesamaan   ciri progeni dan orangtuanya .  beberapa keluarga memiliki  rambut hitam, mata hitam, bentuk hidung tertentu  sebab  orangtuanya  demikian adanya, sedang  beberapa keluarga lain memiliki   rambut pirang, mata biru, dan bentuk hidung yang lebih menonjol sesuai dengan 
tetua mereka. Dengan cara yang sama, mikroorganisme juga.
Sifat Dasar DNA
Kromosom yang kita kenal, sebetulnya  yaitu  rantai DNA (dioxiribo  nucleic acid = asam dioksiribo nukleat) yang pada organisme tingkat tinggi  (tumbuhan dan hewan) diselubungi oleh suatu jenis protein yang dinamakan  histon. DNA yaitu  bahan genetik yang menyimpan informasi genetik (sifat menurun 
ke generasi berikutnya) dan dapat dipindahkan. Avery pada tahun 1941 mampu  mengubah bakteri Pneumococcus yang tidak beracun menjadi bakteri yang  menghasilkan racun  (racun) dengan cara menambah ekstrak DNA bakteri beracun.  Hal itu  membuktikan bahwa DNA bakteri yang beracun itu  dapat  dipindahkan (ditransformasikan) sifat nya kepada DNA bakteri generasi baru.  bahwa bahan yang dapat memicu  terjadinya perubahan sifat personal  bakteri itu  yaitu  DNA. DNA mengandung 2 basa yaitu purin dan pirimidin. Basa purin terdiri dari 
adenin [A] dan guanin [G], sedang  basa pirimidin terdiri dari citosin [C] dan  timin [T]. DNA yaitu  rangkaian basa-basa purin dan pirimidin yang sangat 
panjang. Secara skematis dapat dijelaskan  seperti berikut : Dioksiribo nukleat (dR) yang berdampingan diikat oleh fosfoester (P) pada  atom C 3-5 (anti paralel) dan basa purin dan  pirimidin pada C pertama. DNA 
di dalam sel mikroorganisme ada  sebagai benang ganda yang terpilin dalam  konfigurasi heliks . Sintesis DNA yang akan diteruskan ke sel  keturunan menyediakan mekanisme untuk pembuatan salinan yang tepat melalui  pemakaian  basa komplementer. Dalam heliks ganda, setiap adenin pada benang I 
berpasangan dengan timin sebagai komplementernya pada benang II, sedang   guanin dengan sitosin. Rumus bangun dari purin, pirimidin, dioksiRibonukleat, 
adenin, timin, citosin, dan guanin seperti berikut ini :
Pengaturan urutan dan baanyaknya basa-basa nukleutida inilah yang  membawa informasi genetik dalam sel. Setiap jenis mikroorganisme memiliki  
urutan dan jumlah basa nukleotida yang dapat sangat berbeda, namun  setiap jenis  mikroorganisme akan menurunkan generasinya dengan urutan dan banyaknya basa basa nukleotida yang sama.
bila  benang I (b1) direplikasi, maka dihasilkan benang tunggal (b2a) yang  identik dengan benang II (b2), dan sebaliknya bila  benang II (b2) direplikasi  maka akan dihasilkan benang tunggal (b1a) yang identik benang I (b1). Hasil akhir yaitu  dua benang heliks yang masing-masing mengandung satu benang  pencetak asli dan satu benang baru. Arah replikasi DNA hanya pada C5 ke C3  sehingga hanya satu benang yang dapat direplikasi secara utuh dan benang  antiparalelnya direplikasi sepotong-sepotong lalu  disambung oleh ensim 
DNA-ligase. Transkripsi DNA dan Translasi RNA
Struktur RNA (ribonucleic acid) sebetulnya  sama dengan DNA, namun  RNA  memiliki  pirimidin urasil (U) di tempat timin (T) dan mengikat gula ribosa .
Dalam sel, RNA berfungsi sebagai alat pengendali DNA dalam sintesis polipeptida  (protein), dan tidak membentuk heliks, kecuali RNA pada virus RNA ganda.
Pada sintesis RNA, benang DNA positif dipakai  sebagai pencetak  bersama polimerase. Jika benang DNA positif memiliki  urutan ATGCTAACG,  maka akan menghasilkan RNA dengan urutan UACGAUUGC. Proses pencetakan  RNA dari benang DNA positif ini dinamakan  transkripsi yaitu proses penyalinan pesan 
DNA kepada benang RNA melalui basa komplementer nukleotida RNA dengan  DNA pencetak. Benang baru RNA ini membawa pesan dari DNA untuk pembuatan 
protein sehingga dinamakan  RNA pesuruh (m-RNA). Proses sintesis protein yang  diarahkan oleh m-RNA dinamakan  translasi, yaitu proses pengarahan sintesis protein  dari pesan yang dibawa oleh m-RNA. Pesan atau informasi yang dibawa oleh m RNA diterjemahkan dalam urutan asam amino.
Lingkungan, sesuatu yang ada di sekeliling kita dimana semua makhluk hidup  berada dari makhluk terkecil (mikroorganisme) sampai makhluk yang sempurna 
(kita ). Lingkungan yang terdiri dari udara, air dan tanah dimana dari ketiga  komponen itu  kita sangat perlu  nya dalam kehidupan sehari-hari. peran mikroorganisme dalam pengelolaan pencemaran lingkungan dapat 
terjadi dalam dua hal :
-Mikroorganisme yang sudah  direkayasa  dapat dipakai  sebagai organisme  pembersih.
-Mikroorganisme yang sudah  direkayasa  dapat dipakai  untuk  menggantikan suatu proses produk sehingga hanya menghasilkan polutan sedikit 
mungkin.


Mikrobiologi Air
Air yaitu  materi penting dalam kehidupan. Semua makhluk hidup  perlu   air. contoh  sel hidup, baik hewan dan  tumbuhan, sebagian  besar tersusun oleh air, yaitu lebih dari 75% isi sel tumbuhan atau lebih dari 67% 
isi sel hewan. Dari beberapa  40 juta milkubik air yang berada di permukaan dan di  dalam tanah, ternyata tidak lebih dari 0,5% (0,2 juta mil-kubik) yang secara 
langsung dapat dipakai  untuk kepentingan kita . sebab  dari jumlah 40 juta  mil-kubik, 97% terdiri dari air laut dan jenis air lain yang berkadar-garam tinggi, 
2,5% berbentuk salju dan es-abadi yang dalam keadaan mencair baru dapat  dipakai  secara langsung oleh kita .
Kebutuhan air untuk keperluan sehari-hari, berbeda untuk setiap tempat dan  setiap tingkatan kehidupan. Biasanya semakin tinggi taraf kehidupan, semakin meningkat  pula jumlah kebutuhan air. 
Keperluan air per kapita di negara-negara maju, jauh lebih tinggi dari  keperluan di Indonesia, 
 Mikrobiologi Air Tawar
Zonasi ekosistem air tawar dan organisme yang hidup di dalamnya ,Air alami yang berada di sungai, kolam, danau, dan sumber  air lainnya, dengan rumus : H2O + X, dimana X yaitu  faktor yang bersifat 
hidup (biotik) dan  tidak hidup (abiotik)
Komponen kehidupan di dalam air, terdiri dari
1. Mikroba : bakteri, jamur, mikroalga, protozoa, virus
2. Hewan dan tumbuhan air
Mikroba dalam air ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan.  Mikroba air yang menguntungkan, berperan sebagai :
 Makanan ikan : fitoplankton dan zooplankton. Contoh : mikroalga  (chlorella,scenedesmus, hydrodiction, pinnularia, dan lain-lain)
 Dekomposer : pengolahan limbah secara biologis
 Produsen : adanya mikroalga yang dapat berfotosintesis sehingga  meningkatkan oksigen terlarut
 Konsumen : hasil rombakan organisme dimanfaatkan oleh mikroalga,  bakteri, jamur
 pemicu  penyakit : Salmonella (tipus  atau  paratipus), Shigella (disentri  basiler), Vibrio (kolera), Entamoeba (disentri amoeba)
 Penghasil racun  : bakteri anaerobik (Clostridium), bakteri aerobik (Pseudomonas, Salmonella, Staphylococcus, dan lain-lain), mikroalgae 
(Anabaena, Microcystis)sp Mikroba air yang merugikan dapat memicu  :
 Blooming memicu  perairan berwarna, ada endapan, dan bau amis,  dipicu  oleh meningkatnya pertumbuhan mikroalga (Anabaena flos aquae dan Microcystis aerugynosa)
 Bakteri besi : Fe2+ (oksidasi oleh bakteri Crenothrixsphaerotilus)  menjadi Fe3+
Bakteri belerang : SO42- (reduksi oleh bakteri Thiobacillus cromatium)  menghasilkan H2S (bau busuk). Kualitas air harus memenuhi 3 persyaratan, yaitu kualitas fisik, kimia, dan  biologis. Kualitas fisik berdasar  pada kekeruhan, temperatur, warna, bau, dan 
rasa. Kualitas kimia adanya senyawa  kimia yang beracun, perubahan rupa,  warna, dan rasa air, dan  reaksi yang tidak diharapkan memicu   diadakannya standar kualitas air minum. Standar kualitas air memberi  batas  konsentrasi maksimum yang dianjurkan dan yang diperkenankan bagi berbagai 
parameter kimia, sebab  pada konsentrasi yang berlebihan kehadiran unsur-unsur  itu  dalam air akan memberi  pengaruh negatif, baik bagi kesehatan dan  
dari segi pemakaian lainnya. Kualitas biologis didasarkan pada kehadiran  golongan   mikroba tertentu seperti mikroba patogen (penyakit perut),  pencemar (  Coli), penghasil racun   Indikator kehadiran bakteri coliform yaitu  polusi kotoran akibat kondisi 
sanitasi yang buruk terhadap air dan makanan. Bakteri coliform ada 2 jenis :
- Nonfekal : berasal dari sumber lain (contoh:  : Enterobacter aerogenes,  Klebsiella)
-. Fekal : berasal dari tinja kita  dan mamalia (contoh:  : Escherichia coli),
Untuk melihat kualitas air dengan indicator coliform, maka perlu dilakukan  uji kualitatif dan kuantitatif bakteri coliform.melalui 3 tahapan yaitu uji Penduga
(presumptive test), uji Penetap (Confirmed Test), uji Pelengkap (Completed test). Penghitungan bakteri coliform juga dapat memakai  metode Millipore 
selaput  Filter memakai  filter membran steril pori yang berdiameter 0,22 – 0,45 m dengan diameter membran : 5 cm. Penentuan coliform fekal atau non fekal dapat dilakukan dengan  menumbuhkan isolate pada medium uji IMVIC (Tabel 3 dan  4) atau suhu inkubasi  ideal  yang berbeda 42°C untuk Coliform fekal dan 37°C untuk Coliform  nonfekal.
Kualitas perairan juga dapat ditentukan berdasar  nilai IPB. Penentuan  Nilai IPB (Indeks Pencemar Biologis) atau Biological Indices of Pollution (BIP) 
suatu perairan, biasanya  dilakukan kalau air dari suatu sumber perairan akan  dipakai  sebagai bahan baku untuk kepentingan pabrik atau industri (sebagai air 
proses, air pendingin), untuk kepentingan rekreasi (berenang). Makin tinggi nilai IPB maka makin tinggi kemungkinan deteriosasi atau korosi materi di dalam sistem  pabrik (logam-logam yang mengandung Fe dan S), atau pun terhadap kemungkinan  adanya kontaminasi badan air oleh organisme patogen. Nilai IPB ditentukan dengan 
memakai  rumus:
Nilai IPB = (B atau (A+B)) x 100
A : Kandungan mikroba berklorofil
B : Kandungan mikroba tanpa klorofil
Hasil itu  akan memberi  besaran yang mengatakan  nilai IPB.  Perhitungan nilai dilakukan secara langsung (tanpa pembiakan) yaitu : contoh  air  sebanyak 500-1000 ml, lalu  dipekatkan sampai menjadi 50 ml baik melalui  penyarinfan ataupun sentrifugasi (rata-rata 1500 rpm). Endapan yang terbentuk  lalu  dianalisa  untuk kehadiran mikroorganisme dengan memakai  kolum hitung untuk mikroalge, dan pewarnaan untuk bakteri dan fungi. Kandungan  kedua golongan  mikroorganisme itu  dapat dijadikan dasar untuk perhitungan  nilai IPB , Pengolahan Limbah Sekunder atau Secara Biologik Pengolahan sekunder melibatkan oksidasi senyawa organik berbentuk koloid 
dan terlarut dengan adanya mikroorganisme dan organisme dekomposer lain.  Keadaan berangin biasanya diperlukan  oleh ‘trickling filters’ atau ’activated sludge  tanks’(lumpur aktif), sedang  dalam iklim yang hangat dapat dipakai   ‘oxidation ponds’ (kolam oksidasi). Lumpur sekunder yang dihasilkan dari  pengolahan secara biologik dicampurkan dengan lumpur primer dalam tangki  ‘sluge digestion’, dimana terjadi penguraian secara anaerobik oleh  mikroorganisme.
Trickling (percolating) filters. 
Trickling filters yaitu  tangki berbentuk lingkaran atau empatpersegi  panjang, setinggi 1-3 m dan diisi dengan susunan alas (filter bed) mineral atau plastik. Mineral dapat berupa pecahan batu, genting, arang, dan ‘slag’ (terak, ampas  bijih), namun  harus berukuran seperti , jadi akan menempati bagian yang sama. 
Rentang ukuran biasanya antara 3,5-5,0 cm, dengan bagian permukaan khusus  bervolume 80-110 m2 atau m3 dan ukuran jarak 45-55 % dari volume keseluruhan. 
Dilengkapi dengan batang pemutar (bagian tengah) atau pipa yang dapat digerakan  maju-mundur, pada tangki persegi. Bgian atas ada  lubang untuk masukan 
limbah, dan bagian bawah arah berhadapan disediakan kran untuk mengeluarkan  efuen atau cairan.Bakteri yang ada  dalam jumlah paling besar dan bentuk dasar dari  jaring makanan. Tercatat banyak bakteri yang terlibat, namun  yang dominan yaitu   batang gram-negatif aerobik Zooglea, Pseudomonas,
Achromobacter, Alcaligenes, dan Flavobacterium.

Fungi secara normal berjumlah 8:1 dengan bakteri, dan ada  pada bagian  atas filter dan jumlahnya berlimpah sekitar kedalaman 15 cm. Genera yang sering
mendominasi yaitu  Sepedonium, Subbaromyces, Ascoidea, Fusarium,  Geotrichium, dan Trichosporon. Bakteri dan fungi heterotrofik itu   melakukan  oksidasi primer efluen. Bakteri autotrofik cenderung lebih banyak 
pada lapisan bawah filter, Nitrosomonas mengoksidasi amonium menjadi nitrit, dan  Nitrobacter mengoksidasi nitrit menjadi nitrat. Alge sering berada  dalam percolating filter (contoh , Chlorella,  Oscillatoria, Ulothrix), namun  perannya kecil dalam proses pemurnian. Protozoa ada  sebanyak fungi dan dapat diidentifikasi sekitar 218 spesies,  116 diantaranya ciliata (ciliata yang banyak berada  : Carchesium, Chilodonella,  dan Colpoda). Peran utama protozoa yaitu  untuk membuang bakteri, sehingga 
efluen dapat dibersihkan.
Proses Activated sludge
Dalam tangki activated sludge (lumpur aktif), limbah endapan dicampurkan dengan suspensi mikroorganisme dan diberi udara selama 1-30 jam,
bergantung pada tujuan pengolahan. Medium diperkaya   dengan larutan dan  suspensi nutrien, ditambah oksigen dan diaduk dengan cepat. Bahan yang  tersuspensi dan koloid mengadsorpsi gumpalan mikroba. lalu  mikroba  memecahkan gumpalan dan melarutkan nutrien, proses ini dikenal sebagai 
stabilisasi. Lumpur, yang meningkat sebanyak 7-11% selama proses, dipindah dari  cairan dalam tangki pengendapan, dan dikembalikan lagi ke tangki aerasi.
Lumpur aktif dijelaskan  sebagai lingkungan akuatik yang sebetulnya .  Kondisi turbulen dalam tangki tidak layak untuk makroinvertebrata, sehingga 
komunitas tanpa mata-rantai yang lebih besar dalam jaring makanan. beberapa   massa mikroba dalam sistem ini dikendalikan oleh pengambilan kelebihan lumpur,  sedang  lapisan berlebihan pada filter dibuang dengan perantara proses  biologik.Dalam tangki lumpur aktif, komunitas mikroba awalnya dihubungkan 
dengan limbah yang tidak diolah, lalu , memurnikan efluen, sedang  pada  filter bed suatu suksesi komunitas muncul  pada kedalaman yang berbeda dan 
dihubungkan dengan perbedaan derajat pemurnian efluen.
Oxidation ponds atau kolam oksidasi (stabilisasi) dipakai  dalam iklim hangat untuk memurnikan limbah dan prosesnya melibatkan interaksi antara 
bakteri dan alge.  Kolam yaitu  danau di pinggir laut yang  dangkal, dengan kedalaman 1m. Endapan lumpur dialirkan melalui kolam selama  2-3 minggu, namun  lumpur kasar dapat disimpan lebih dari 6 bulan. Bakteri dalam  kolam pembasmian  bahan organik yang biodegradable untuk meepaskan CO2,  amonia, dan nitrat. Produk ini dipakai  oleh alge, bersama-sama dengan sinar  matahari, dan proses fotosintetik memepaskan oksigen, memungkinkan bakteri 
menguraikan limbah lebih banyak. Suatu lapisan endapan lumpur organik pada  dasar kolam dan dekomposisi anaerobik memicu  pelepasan metan.
Mikrobiologi Industri Bioteknologi yaitu  suatu kajian yang berkaitan  dengan pemakaian   organisme hidup atau produknya dalam proses industri berskala-besar.  Bioteknologi mikroorganisme yaitu  aspek bioteknologi industri yang berkaitan  dengan proses yang melibatkan mikroorganisme. Bioteknologi 
mikroorganisme kadang  dinamakan  mikrobiologi industri, suatu bidang yang  lama dan sudah diperbaharui pada beberapa tahun terakhir ini sebab  penambahan  metode  rekayasa  genetika. Mikrobiologi industri awalnya dimulai dengan proses  fermentasi alkohol, seperti pada pembuatan  beer  dan  wine  (minuman dibuat  dari buah anggur). Proses mikrobial dikembangkan untuk produksi bahan farmasi 
seperti antibiotika, produksi makanan tambahan seperti asam amino, dan  produksi  enzim, dan produksi industri kimia seperti butanol dan asam sitrat.
Semua proses industri yang dijelaskan  sudah membuktikan kemampuan suatu mikroorganisme. namun  sekarang, dengan hadirnya teknologi gen kita berada  dalam era baru bioteknologi mikroorganisme. Teknologi gen memungkinkan suatu  pendekatan baru secara lengkap terhadap bioteknologi mikroorganisme yang  memakai  mikroorganisme yang direkayasa  untuk menghasilkan suatu  substansi atau bahan yang secara normal tidak dapat dihasilkan. Sebagai contoh, 
proses pembuatan hormon insulin, dikembangkan dengan menyisipkan gen insulin  kita  ke dalam suatu bakteri.  Bioteknologi mikroorganisme dapat dipisahkan menjadi dua tahap  yang berbeda:
1. Teknologi mikroorganisme tradisional, yang melibatkan pembuatan  produk berskala besar oleh mikroorganisme yang secara normal juga dapat 
dihasilkan. Dalam proses bioteknologi ini, ahli mikrobiologi pada awalnya  merekayasa   organisme atau proses sehingga produk yang diharapkan 
dapat diperoleh dalam jumlah yang terbanyak.
2. Teknologi mikroorganisme dengan rekayasa  genetika, yang melibatkan pemakaian  mikroorganisme yang sudah diberi sisipan gen asing. Dalam
bioteknologi baru ini, ahli mikrobiologi industri bekerja secara teliti  dengan rekayasa  genetika dalam mengembangkan mikroorganisme yang  sesuai yang bukan hanya menghasilkan produk yang menarik namun  juga  dapat dibiakkan dalam skala besar yang diperlukan  secara komersial. peran Mikroba Dalam Industri Tidak semua mikroorganisme yang ada dapat dipakai  dalam industri.
Mikroorganisme yang diisolasi dari alam memperlihatkan pertumbuhan sel seperti
komponen fisiologi utamanya, sedang  mikroorganisme industri yaitu norganisme yang dipilih secara hati-hati sehingga dapat memicu  satu atau banyak
produk khusus. Bahkan jika mikroorganisme industri yaitu  salah satu yang sudah diisolasi dengan metode  tradisional, mikroorganisme itu  menjadi
organisme yang sangat ‘termodifikasi  sebelum memasuki industri berskala-besar. Sebagian besar mikroorganisme industri, yaitu  spesialis metabolik, yang     mampu menghasilkan metabolit tertentu dan dalam jumlah yang  sangat banyak. Untuk mencapai spesialisasi metabolik tinggi itu , strain industri dirubah 
secara genetika melalui mutasi atau rekombinasi. Jalur metabolik minor biasanya  ditekan atau dihilangkan. Sering ada  ketidak-seimbangan metabolik, contoh  
kemampuan pertumbuhan   yang rendah, kehilangan kemampuan untuk  membentuk spora, dan mengalami perubahan pada komponen biokimia dan selnya. 
walau  strain industri dapat tumbuh dengan sangat memuaskan di bawah kondisi
fermentor industri yang sangat terspesialisasi, strain itu  dapat memperlihatkan  kemampuan pertumbuhan dalam lingkungan yang kompetitif di alam.
 Strain Mikroorgansime Untuk Industri

1. Asal Strain Industri
Sumber utama semua strain mikroorganisme industri yaitu  lingkungan alaminya. namun  sesudah  beberapa tahun, sebagai proses mikrobiologi berskala besar maka strain dapat menjadi sempurna, beberapa  strain industri disimpan pada  koleksi biakan.
beberapa  koleksi biakan yang tersedia pada tempat penyimpanan biakan mikroorganisme , walau  koleksi bikan ini dapat  tersedia sebagai sumber biakan yang siap pakai, harus dimengerti bahwa sebagian
besar perusahaan industri akan enggan menyimpan biakan terbaiknya pada koleksi  biakan.

2. Perbaikan Strain Untuk Industri
  bahwa sumber asal mikroorganisme industri yaitu 
lingkungan alaminya, namun  isolat asal itu  akan dimodifikasi secara besar besaran di laboratorium. Sebagai akibat modifikasi itu , dapat diharapkan
penambahan perbaikan dalam menghasilkan suatu produk. Peningkatan perbaikan yang paling tinggi, contohnya terjadi pada penisilin, antibiotik yang dihasilkan oleh fungi Penicillium chrysogenum. Pertamakali dihasilkan pada skala besar,
penisilin diperoleh sebanyak 1-10 µg atau ml. Sesudah  beberapa tahun, sebagai hasil perbaikan strain dengan merubah kondisi pertumbuhan dan medium, hasilnya
meningkat menjadi 50.000 µg atau ml.
Peningkatan hasil sampai 50.000 kali-lipat diperoleh melalui mutasi dan  seleksi; tidak melibatkan manipulasi rekayasa  genetika. lalu  diperkenalkan
metode  genetika baru, walaupun lebih sederhana, hasilnya meningkat.

. Syarat-syarat Mikroorganisme Industri
Suatu mikroorganisme dianggap layak dipakai  dalam industri, bukan saja mampu menghasilkan substansi yang menarik, namun  harus lebih dari itu.
Mikroorganisme harus tersedia sebagai biakan murni, sifat genetiknya harus stabil,  dan tumbuh dalam biakan berskala-besar. Bikan juga harus dapat dipelihara dalam  periode waktu yang sangat panjang di laboratorium dan dalam ‘plant’ industri.  Biakan itu  lebih disukai jika dapat menghasilkan spora dan bentuk sel  reproduktif lain sehingga mikroba mudah diinokulasikan ke dalam fermentor besar. sifat  penting yang harus dimiliki mikroorganisme industri yaitu
harus tumbuh cepat dan menghasilkan produk yang diharapkan dalam waktu yang singkat, sebab  alasan sebagai berikut:
-Jika mikroorganisme tumbuh dengan cepat, akan lebih mudah  mengendalikan berbagai faktor lingkungan dalam fermentor. 
-Alat-alat yang dipakai  pada industri berskala besar termasuk mahal, hal  itu  tidak menjadi masalah (secara ekonomi) jika produk dapat  dihasilkan dengan cepat;- Jika mikroorganisme tumbuh dengan cepat, kontaminasi fermentor akan berkurang;
Sifat penting lain yang harus dimiliki mikroorganisme industri yaitu :
-Mikroorganisme lebih disukai jika berukuran besar, sebab  sel lebih  mudah dipindahkan dari biakan dengan penyaringan (dengan bahan  penyaring yang relatif murah). Sehingga, fungi, ragi, dan bakteri 
berfilamen, lebih disukai. Bakteri unisel, berukuran kecil sehingga sulit  dipisahkan dari biakan cair.
- Tidak berbahaya bagi kita , dan secara ekonomik penting bagi hewan  dan tumbuhan.
-Harus non-patogen dan bebas racun , atau jika menghasilkan racun , harus  cepat di-inaktifkan. sebab , ukuran populasi besar dalam fermentor  industri, sebetulnya  tidak memungkinkan menghindari kontaminasi dari  lingkungan luar fermentor, suatu patogen yang ada akan mampu  mendatangkan masalah.
-Mudah dipindahkan dari medium biakan. Di laboratorium, sel mikroorganisme pertamakali dipindahkan dengan sentrifugasi, namun 
sentrifugasi bersifat sulit dan mahal untuk industri skala-besar.
 , mikroorganisme industri harus dapat direkayasa  secara genetik. Dalam bioteknologi mikroorganisme tradisional peningkatan hasil  diperoleh melalui mutasi dan seleksi. Mutasi akan lebih efektif untuk  mikroorganisme dalam bentuk vegetatif dan haploid, dan bersel satu. Pada  organisme diploid dan bersel banyak mutasi salah satu genom tidak akan 
menghasilkan mutan yang mudah diisolasi. Untuk fungi berfilamen, lebih  disukai yang menghasilkan spora, sebab  filamen tidak mampu  mempermudah rekayasa  genetika. Organisme juga diharapkan dapat 
direkombinasi secara genetik, juga dengan proses seksual dan beberapa  jenis proses paraseksual. Rekombinasi genetik memungkinkan  penyatuan  genom tunggal sifat genetik dari beberapa organisme. 
metode  yang sering dipakai  untuk menciptakan hibrid, bahkan tanpa  siklus seksual yaitu  fusi atau penyatuan  protoplasma, menyertai regenasi  sel vegetatif dan seleksi progeni hibrid. Bagaimanapun, beberapa strain 
industri sudah diperbaiki secara genetik tanpa memakai  rekombinasi  genetika.
 Produk Mikroorganisme Dalam Proses Industri
Proses pertumbuhan mikroorganisme dan tahap-tahapnya yang mencakup  tahap: lag, log, dan tahap  stationer, sudah diketahui sebelumnya. Berbagai metabolit  yang dibentuk pada tahap -tahap  pertumbuhan itu  perlu diketahui, untuk  memperoleh metabolit yang diharapkan dalam proses industri. ada  dua bentuk dasar metabolit mikroorganisme yang dinamakan  metabolit primer dan sekunder. 
Metabolit primer yaitu  salah satu yang dibentuk selama tahap  pertumbuhan  primer mikroorganisme, sedang  metabolit sekunder yaitu  salah satu yang 
dibentuk menjelang akhir tahap  pertumbuhan primer mikroorganisme, seringkali  menjelang atau tahap  stationer pertumbuhan.   Perbandingan antara metabolit primer dengan sekunder : 

-. Metabolit Sekunder
Suatu yang sangat menarik, sekalipun sangat kompleks, tipe proses industri mikroorganisme, salah satu produknya yang diharapkan tidak dihasilkan selama 
tahap  pertumbuhan primer, namun  menjelang atau tepat pada tahap  stasioner Metabolit  yang dihasilkan pada tahap  itu  sering dinamakan metabolit sekunder, dan  yaitu  beberapa  metabolit yang penting dan menarik dalam industri. Kinetika  tipe proses metabolit sekunder itu , pada proses pembentukan penisilin, 
  
- .Metabolit Primer
Salah satu proses dimana produknya dihasilkan selama tahap  pertumbuhan primer mikroorganisme dalah fermentasi alkohol (etanol). Etanol yaitu  suatu 
produk metabolisme anaerobik dari ragi dan bakteri tertentu, dan dibentuk sebagai  bagian dari metabolisme energi. sebab  pertumbuhan hanya terjadi jika terjadi  produksi energi, pembentukan etanol terjadi secara paralel dengan pertumbuhan.  Tipe fermentasi alkohol, memperlihatkan pembentukan sel mikroorganisme,  etanol, dan pemakaian  gula, 

# FOTO   Perbandingan metabolisme primer dengan metabolisme sekunder
a). Metabolisme primer : Pembentukan alkohol oleh sel ragi. (b).  Metabolisme sekunder: pembentukan penisilin oleh fungi Penicillium chrysogenum, memperlihatkan  pemisahan tahap  pertumbuhan (trofotahap ) dan tahap  produksi (idiotahap ). Catatan 
pada (b), sebagian besar produk dihasilkan sesudah  pertumbuhan memasuki  tahap  stasioner.


Metabolisme primer biasanya  sama pada semua sel, sedang  metabolisme  sekunder memperlihatkan perbedaan antara satu organisme dengan yang lainnya.
sifat  metabolit sekunder yang dikenal, yaitu  :
- Metabolit sekunder sering dihasilkan sebagai golongan  struktur yang berkaitan  erat. Sebagai contoh, strain tunggal spesies Streptomyces berada  dapat menghasilkan 32 antibiotika antrasiklin yang berbeda 
namun  berkaitan .
- Sering terjadi produksi metabolit sekunder secara berlebihan, sedang  metabolit primer terikat pada metabolisme primernya, biasanya tidak 
mengalami kelebihan produksi seperti hal itu .
-  Setiap metabolit sekunder dihasilkan hanya oleh sebagian kecil  organisme atau relatif sedikit.
-  Metabolit sekunder kelihatannya tidak penting untuk pertumbuhan dan reproduksi sel.
- Pembentukan metabolit sekunder sangat ekstrim bergantung pada kondisi pertumbuhan, khususnya komposisi medium. Sering terjadi tekanan
pembentukan metabolit sekunder.

 Trofotahap  dan Idiotahap  Dalam metabolisme sekunder ada  dua tahap  yang berbeda, yang dinamakan  trofotahap  dan idiotahap . Trofotahap  yaitu  tahap  pertumbuhan, sedang  idiotahap  
yaitu  tahap  pembentukan metabolit. walau  yaitu  suatu kekeliruan ,

untuk menganggap hal itu  menjadi dua tahap , tapi istilah itu  yaitu  penyederhanaan yang sesuai, sebab  menolong kita dalam kajian fermentasi industri. Jadi, jika kita berurusan dengan metabolit sekunder, harus menjamin  kondisi yang tersedia selama trofotahap  untuk pertumbuhan yang baik, lalu   kita harus yakin bahwa kondisi itu  pantas untuk diubah pada waktu yang  hampir bersamaan agar   menjamin pembentukan produk yang baik.
Antibiotika yaitu  metabolit sekunder yang terkenal dan diteliti  . Pada metabolisme sekunder, ada  pertanyaan mengapa produk tidak dihasilkan  dari substrat pertumbuhan primer, tapi dari produk yang dengan sendirinya  dibentuk dari substrat pertumbuhan primer. Jadi metabolit sekunder biasanya   dihasilkan dari beberapa produk perantara yang berkumpul dalam medium atau  dalam sel, selama metabolisme primer.
Satu sifat  metabolit sekunder yaitu  enzim yang terlibat pada produksi metabolit sekunder diatur secara terpisah dari enzim metabolisme primer. 
Dalam banyak kasus, sudah diidentifikasi inducer khusus  metabolit sekunder. 
 contoh, inducer khusus  untuk produksi streptomisin, yaitu suatu senyawa  yang dinamakan  A-factor.

4. Hubungan Metabolisme Primer Dengan Metabolisme Sekunder Sebagian besar metabolit sekunder yaitu  molekul organik kompleks yang diperlukan  untuk sintesis banyak  reaksi enzimatik khusus . Sebagai
contoh, saat ini diketahui paling sedikit 72 tahap enzimatik yang dilibatkan dalam sintesis antibiotika tetrasiklin dan lebih dari 25 tahap enzimatik pada sintesis eritromisin, tidak satupun raksi itu  terjadi selama metabolisme primer, sebab   bahan pemula untuk metabolisme datang dari jalur biosintetik utama. 
 Proses Dan Produk Industri Mikrobiologi
Sampai saat ini, sudah ribuan produk komersial dihasilkan melalui manipulasi  mikroorganisme. Produk komersial itu  dapat dipisahkan menjadi
beberapa golongan , yaitu :
-Produk metabolit primer yang dibentuk oleh mikroorganisme untuk pertumbuhan sel, contoh  vitamin;
-Produk metabolit sekunder, contoh  antibiotika, yang diperlukan   untuk pertumbuhan sel mikroorganisme. 
- Sel mikroorganisme itu sendiri, yang dipakai  sebagai bahan  makanan tambahan atau untuk bahan imunisasi untuk mencegah penyakit;
-Molekul besar, contoh  enzim, yang disintesis oleh mikroorganisme;



Berbagai proses industri dipakai  untuk menghasilkan produk mikrobiologi  itu  dan dipisahkan menjadi beberapa kategori, berdasar  kecenderungan 
pemakaian  produk akhir, yaitu:
-Produksi mikroorganisme untuk dipakai  sebagai insektisida (biosida). Pengendalian hama tumbuhan  dengan memakai  mikroorganisme yang  berperan sebagai insektisida. Khususnya untuk spesies tertentu, contoh  Bacillus (B. larvae, B. popilliae dan B. thurungiensis). Spesies itu  menghasilkan 
protein kristalin yang mematikan larva lepidoptera (ngengat, kupu-kupu, kutu loncat), contoh  ulat kubis, ngengat gipsy dan sarang ulat.
- Produksi bahan kimia farmasi. 
Produk yang paling terkenal dari golongan  ini yaitu  antibiotika dan obat obat steroid. Produk farmasi lain yang sering dipakai  yaitu  insulin dan  interferon, yang sekarang dihasilkan melalui bakteri rekayasa  genetika, juga  beberapa  produk baru dari hasil rekayasa  genetika.
-. Produksi bahan kimia bernilai komersial. 
Produk dalam golongan  ini termasuk pelarut dan enzim, juga berbagai senyawa yang dipakai  untuk bahan pemula (‘starting’) untuk industri sintesis 
senyawa lain.
-Produksi makanan tambahan. 
Produksi massa ragi, bakteri dan alga, dari media yang murah mengandung  garam nitrogen anorganik dan yang lainnya, cepat saji, dan menyediakan sumber 
protein dan senyawa lain yang sering dipakai  sebagai makanan tambahan untuk kita  dan hewan.
-pemakaian nya dalam industri perminyakan dan pertambangan. beberapa  prosedur mikrobiologi dipakai  untuk meningkatkan perolehan
kembali logam dari bijih berkadar-rendah dan untuk perbaikan perolehan minyak dari sumur-sumur bor
-Pembuatan  beer  dan  wine , dan produksi minuman alkohol lain yang  yaitu  proses bioteknologi berskala-besar paling tua.
-Produksi vaksin. Sel mikroorganisme dan  bagiannya, atau produknya dihasilkan dalam jumlah besar dan dipakai  untuk produksi vaksin.

1. Antibiotika
Antibiotika yaitu  senyawa kimia yang dihasilkan oleh 
mikroorganisme,dan dapat menghambat atau membasmi  mikroorganisme lain. Perkembangan antibiotika sebagai zat untuk pengobatan penyakit infeksi lebih  banyak mempengaruhi pemakaian  obat dibandingkan dengan perkembangan  antibiotik itu sendiri. Antibiotika yaitu  produk metabolisme sekunder. walau  hasilnya relatif rendah dalam sebagian besar industri fermentasi, namun  sebab  aktivitas
terapetiknya tinggi maka menjadi memiliki nilai ekonomik tinggi, oleh sebab  itu antibiotika dibuat secara komersial melalui fermentasi mikroba. Beberapa 
antibiotika dapat disintesis secara kimia, namun  sebab  kompleksitas bahan kimia  antibiotika dan cenderung menjadi mahal, maka tidak memungkinkan sintesis 
secara kimia dapat bersaing dengan fermentasi mikroorganisme. pemakaian  antibiotika secara komersial, pertamakali dihasilkan oleh fungi
berfilamen dan oleh bakteri golongan  actinomycetes. Daftar sebagian besar antibiotika yang dihasilkan melalui fermentasi industri berskala-besar, . Seringkali, beberapa  senyawa kimia berkaitan  dengan
keberadaan antibiotika, sehingga dikenal famili antibiotik. Antibiotika  digolongkan  berdasar  struktur kimianya   Sebagian besar antibiotika dipakai  secara medis untuk mengobati penyakit bakteri, walau 
sebagian diketahui efektif menyerang penyakit fungi. Secara ekonomi dihasilkan lebih dari 100.000 ton antibiotika per tahun,  Beberapa antibiotika yang dihasilkan secara komersial
a. Pencarian Antibiotika Baru
Bahan antibiotik yang sudah diketahui, lebih dari 180 , dan beberapa  antibiotika berada  dalam beberapa tahun.  antibiotika baru dapat berada  lagi jika riset  dilakukan terhadap golongan  mikroorganisme selain Streptomyces, Penicillium, dan Bacillus. Sekali diketahui urutan struktur gen mikroorganisme penghasil-antibiotika, dengan  metode  rekayasa  genetika memungkinkan pembuatan antibiotika baru.
Cara utama dalam menemukan antibiotika baru yaitu melalui ‘screening’. , beberapa  isolat yang kemungkinan mikroorganisme penghasil-antibiotika yang diperoleh dari alam dalam kultur murni, lalu  
isolat itu  diuji untuk produksi antibiotika dengan bahan yang  diffusible  ,  yang menghambat pertumbuhan bakteri uji. Bakteri yang dipakai  untuk  pengujian, dipilih dari berbagai tipe, dan mewakili atau berkaitan  dengan  bakteri patogen. Prosedur pengujian mikroorganisme untuk produksi antibiotika 
yaitu  metode goressilang, pertamakali dipakai  oleh Fleming. Dengan program  pemisahan arus, ahli mikrobiologi dapat dengan cepat mengidentifikasi, apakah  antibiotika yang dihasilkan termasuk baru atau tidak. Sekali berada  organisme  penghasil antibiotika baru, antibiotika dihasilkan dalam banyak , 
dimurnikan, dan diuji toksisitas dan aktivitas terapeutiknya kepada hewan yang  terinfeksi. Sebagian besar antibiotika baru gagal menyembuhkan hewan uji, dan  beberapa  kecil dapat berhasil dengan baik. Akhirnya, beberapa  antibiotika baru ini  sering dipakai  dalam pengobatan dan dihasilkan secara komersial.

b. Tahap-tahap Menuju Produksi Komersial 
Suatu antibiotika yang dihasilkan secara komersial, pada awalnya harus berhasil diproduksi pada fermentor industri berskala-besar. Salah satu -tugas
penting yaitu  pengembangan efisiensi metode pemurnian. Metode elaborasi (yang  terperinci) sangat penting dalam ekstraksi dan pemunian antibiotika, sebab  jumlah  antibiotika yang ada  dalam cairan fermentasi hanya sedikit .
Jika antibiotika larut dalam pelarut organik yang tidak dapat bercampur dengan air, maka pemurniannya relatif lebih mudah, sebab  memungkinkan untuk
mengekstraksi antibiotika ke dalam suatu pelarut bervolume kecil, sehingga lebih mudah mengumpulkan antibiotika itu . Jika antibiotika tidak larut dalam 
pelarut, lalu  harus dipindahkan dari cairan fermentasi melalui adsorpsi, pertukaran ion, atau presipitasi secara kimia.  untuk memperoleh produk kristalin yang sangat murni, walau  beberapa  antibiotika tidak mudah terkristalisasi dan sulit dimurnikan. Masalah yang berkaitan  yaitu , kultur sering menghasilkan produk akhir lain, termasuk antibiotika lain,  ini  mengakhiri proses dengan  suatu produk yang hanya terdiri dari antibiotik tunggal. Pemurnian secara kimia 
mungkin diperlukan  untuk mengembangkan metode dalam rangka menghilangkan  produk sampingan yang tidak diharapkan, namun  dalam beberapa kasus hal itu  
penting untuk ahli mikrobiologi untuk menemukan strain yang tidak menghasilkan  senyawa kimia dan tidak diharapkan.

2. Vitamin dan asam amino yaitu  faktor pertumbuhan yang sering dipakai  dalam farmasi atau ditambahkan kepada makanan. Beberapa vitamin  dan asam amino yang penting, dihasilkan secara komersial melalui proses  mikrobiologi.


a. Vitamin
Vitamin dipakai  sebagai tambahan pada makanan kita  dan pakan ternak. Produksi vitamin, berada kedua sesudah  antibiotika dalam hal penjualan total  produk farmasi , Sebagian besar vitamin dibuat secara komersial melalui sintesis bahan kimia. beberapa  vitamin terlalu sulit  disintesis dengan biaya murah tapi keuntungannya vitamin dapat dibuat dengan 
fermentasi mikrobial. Vitamin B12 dan riboflavin yang terpenting dalam golongan   vitamin.Vitamin B12, disintesis   di alam oleh mikroorganisme 
Kebutuhan vitamin ini pada hewan dipenuhi melalui ambilan makanan atau melalui  penyerapan  vitamin yang dihasilkan mikroorganisme dalam usus hewan.
namun  pada kita  vitamin B12 diperoleh melalui makanan atau sebagai  tambahan vitamin, sebab  seandainya vitamin ini disintesis oleh mikroorganisme 
dalam jumlah yang besar di dalam usus besar, namun  tidak masuk ke dalam saluran darah. Strain mikroorganisme dipilih dan dipakai  untuk menghasilkan banyak vitamin. Anggota bakteri dari genus Propionibacterium menghasilkan vitamin 
mulai dari 19-23 mg atau liter pada proses dua-tahap, sedang  bakteri lain,  Pseudomonas denitrificans menghasilkan 60 mg atau liter pada proses satu-tahap yang  memakai  molase gula-bit sebagai sumber karbon. Vitamin B12 mngandung  kobalt sebagai bagian esensial strukturnya, dan untuk meningkatkan produksi  vitamin, dilakukan dengan menambahkan kobalt pada medium biakan. Riboflavin disintesis oleh beberapa mikroorganisme, termasuk bakteri, 
fungi, dan ragi. Fungi Ashbya gossypii menghasilkan banyak  riboflavin (> 7 gram atau liter) dan oleh sebab  itu sering dipakai  dalam proses produksi  mikrobiologi. 

b. Asam amino
Asam amino dipakai   dalam industri makanan, tambahan pakan,  dalam obat, dan sebagai bahan pemula pada industri kimia . yaitu  asam glutamat, yang  dipakai  untuk meningkatkan rasa, asam 
aspartat dan fenilalanin, yang menyusun bahan pemanis buatan, aspartat,  yaitu  unsur penting dalam minuman ringan diet dan makanan lain yang dijual 
sebagai produk bebas-gula. Lisin, yaitu  asam amino esensial untuk kita , dihasilkan oleh Brevibacterium flavum, juga dipakai  sebagai tambahan makanan.
walau  sebagian besar asam amino dapat dibuat secara kimia, sintesis  bahan kimia memicu  pembentukan bentuk DL inaktif. Jika secara biokimia bentuk L diperlukan , maka diperlukan metode enzimatik atau metode mikrobiologi  pada pembuatannya. Produksi asam amino secara mikrobiologi juga dapat melalui 
fermentasi langsung, dimana mikroorganisme menghasilkan asam amino dalam  suatu proses fermentasi standar, atau melalui proses enzimatik, dimana  mikroorganisme sebagai sumber enzim dan enzim itu  dipakai  dalam proses  produksi.

-- Asam sitrat dan Senyawa Organik lain
Beberapa senyawa organik dihasilkan oleh mikroorganisme dalam jumlah bamyak  sehingga dapat dibuat melalui fermentasi , Asam sitrat, dipakai   dalam makanan dan minuman, asam itakonat, dipakai  dalam pembuatan resin akrilik, dan asam glukonat, dipakai  dalam bentuk kalsium glukonat untuk mengobati defisiensi kalsium pada kita  dan 
dalam industri dipakai  sebagai pelembut dan pencuci, dihasilkan oleh fungi.  Sorbose dihasilkan saat  Acetobacter mengoksidasi sorbitol, dipakai  dalam 
pembuatan asam askorbat, vitamin C. Gibberellin yaitu  hormon  pertumbuhan tumbuhan  dihasilkan oleh fungi, dipakai  untuk menstimulasi  pertumbuhan tumbuhan , Dihidroksiaseton dihasilkan melalui oksidasi gliserol oleh  Acetobacter, dipakai  sebagai pemoles tubuh saat berjemur (‘suntanning agents’) , Dextran, suatu getah yang dipakai  untuk menyatukan  plasma-darah dan 
sebagai reagen biokimia, dan asam laktat dipakai  dalam industri makanan untuk  mengasamkan makanan dan minuman, dihasilkan oleh bakteri asam laktat. Aseton  dan butanol dapat dihasilkan melalui fermentasi oleh Clostridium acetobutylicum 
namun  saat ini diproduksi dari industri perminyakan melalui sintesis senyawa kimia  secara ketat.

--Produk Mammalia Dari Hasil rekayasa  Genetika Mikroorganisme walau  sebagian besar produk mikroorganisme dihasilkan dari bioteknologi mikroorganisme tradisional, saat ini beberapa  produk dapat dibuat melalui mikroorganisme yang direkayasa  genetiknya. Perhatian terbesar ditujukan pada produksi protein dan peptida mamalia melalui pemakaian  mikroorganisme sebab  beberapa bahan obat-obatan yang bernilai tinggi, dan mahal, juga sulit dihasilkan dengan metode lain. Jika gen yang mengkode untuk produksi protein mamalia dapat diklon ke dalam suatu mikroorganisme, dan diperoleh ekspresi yang 
baik dari gen itu , maka proses bioteknologi untuk memicu  protein itu   dapat dengan mudah dikembangkan. walau  rekayasa  genetik dalam 
bioteknologi termasuk hal yang sangat menjanjikan, memperoleh suatu produk  untuk pemasaran yaitu  suatu usaha yang sangat sulit. Selain itu masalah juga 
ada  pada kloning dan ekspresi gen yang menarik dalam suatu mikroorganisme,  biasanya  bakteri dan fungi, dan pemurnian produk yang diharapkan, persoalan  yang berkaitan  contoh  ujicoba  secara klinik dan persetujuan pemerintah  harus dipertimbangkan.
Beberapa produk hasil sintesis mikroorganisme dengan tujuan untuk  dipakai  oleh kita  harus dicobakan  dalam klinik. contoh insulin kita  diperoleh melalui teknologi DNA rekombinan, harus melalui ujicoba  klinik dengan kita  sukarelawan, walau  pada fakta nya insulin itu  identik dengan protein yang dibuat  dalam tubuh kita .
ada  ratusan produk melalui perkembangan dan ujicoba  klinik, beberapa diantaranya yaitu  :
---Hormon.
Produksi insulin kita  mengarah pada bioteknologi produksi hormon.Hormon penting lain yang dihasilkan melalui mikroorganisme rekombinan  yaitu  hormon pertumbuhan kita  untuk mengobati  dwarfisme , faktor 
pertumbuhan epidermal untuk menstimulasi penyembuhan luka, faktor  pertumbuhan tulang untuk mengobati osteoporosis, dan faktor pertumbuhan hewan  untuk menstimulasi pertumbuhan hewan ternak dengan maksud mengurangi biaya  pakan dan agar hewan dapat segera dipasarkan.
---Protein Darah.
beberapa  protein yang dilibatkan dalam pembekuan darah dan proses  darah lainnya, sudah dikembangkan untuk dipakai  dalam bidang kesehatan. 
  aktivator plasminogen jaringan dan faktor pembekuan VII, VIII, dan IX.  Aktivator plasminogen jaringan (TPA atau  tissue plasminogen activator) yaitu   protein yang berada  dalam darah yang berperan dalam mencari dan melarutkan  darah yang tua dan beku pada tahap akhir proses penyembuhan. Pemakaian TPA    untuk pasien jantung atau seseorang yang menderita tekanan darah rendah  sebab  memiliki kecenderungan pembekuan. TPA dipakai  sesudah  operasi  bypass jantung, transplantasi, atau bedah jantung lainnya untuk mencegah  perkembangan embolisme pulmonari yang mengancam kehidupan. Pada beberapa   negara berkembang, penyakit jantung yang memicu  kematian, adanya produk  TPA melalui prosesmikrobiologik menjadi sangat menjanjikan. Kebalikan dari 
TPA, faktor pembekuan VII, VIII, dan IX, sangat diperlukan untuk pembentukan  pembekuan darah. Penderita hemofilia sebab  defisiensi satu atau banyak faktor  pembekuan dapat segera diobati dengan produk yang dihasilkan melalui proses  mikrobiologik ini.Protein darah lainnya yang sangat menarik dalam bioteknologi  yaitu  eritopoietin, suatu protein yang menstimulasi pembentukkan sel darah  merah, pemakaian nya sangat menjanjikan untuk pengobatan anemia.
--- bahan Antikanker dan Modulator Imun.
Berbagai protein dimasukkan ke dalam golongan  ini, beberapa peran menjanjikan dipakai  pada perang melawan kanker,   interferon. Interferon yaitu  protein yang dibuat oleh sel hewan dalam responnya terhadap
infeksi virus. Alfa interferon sering dipakai  sebagai bahan antikanker.  Perlakuan sel tumor dengan alfa interferon memicu  sel tumor  mengekspresikan antigen khusus -tumor. Fenomena ini sangat bermanfaat dalam 
terapi kanker sebab  sesudah  emberian alfa interferon, antibodi monoklonal  melangsungkan penyerangan terhadap sel tumor, dapat dipakai  sebagai sarana 
pembawa obat beracun kepada sel tumor. Interleukin-2 yaitu  protein yang  menstimulasi produksi limfosit T. 
Jika bergabung dengan dua protein tambahan lainnya, tumor necrosing factor  (TNF) dan granulocyte macrophage colony stimulating factor (GMCFS), 
interleukin sangat menjanjikan untuk pengobatan bentuk kanker tertentu melalui  stimulasi sistem imun pasien untuk menyerang sel yang memiliki antigen tumor  permukaan. 

---Antibodi Monoklonal
Antibodi monoklonal yaitu  protein yang sangat khusus , dapat mengenali dan berikatan hanya kepada suatu antigen tunggal. walau  antibodi monoklonal awalnya dihasilkan pada mencit, saat ini ada  kemungkinan.mengklon gen antibodi itu  ke dalam E. coli memakai  suatu vektor,  lamdafaga, sehingga mikroorganisme akan menggantikan hewan dalam  menghasilkan reagen berharga itu .Antibodi monoklonal dikembangkan untuk beberapa tujuan, yaitu :
Untuk pengobatan penyakit infeksi tertentu.
ada  kemungkinan memakai  DNA rekombinan untuk menghasilkan  hibrid molekul antibodi yang mengandung bagian penggabung-antigen dari 
molekul antibodi seekor mencit, dan bagian sisanya bagian dari molekul antibodi  kita .Antibodi hibrid itu  diperlukan  untuk pengobatan sebab  kurang  racun  jika dibandingkan dengan antibodi konvensional, dan memicu  efek  samping berupa demam. Antibodi monoklonal juga dipakai  dalam diagnosis  klinik. Yang dijual secara langsung dipakai  untuk uji kehamilan dan untuk  diagnosis klinik pada penyakit kita  dan hewan.

---Vaksin.
Vaksin yaitu  suspensi mikroorganisme yang dimatikan atau dimodifikasi atau bagian khusus  yang diisolasi dan mikroorganisme yang saat vdisuntikkan ke dalam hewan makan hewan itu  akan menghasilkan imunitas
terhadap penyakit tertentu. Paling sedikit satu vaksin rekombinan sudah dipasrkan dan banyak  vaksin yang tersedia menunggu persetujuan FDA. Sebagian
besar yaitu  vaksin virus. Kepentingan vaksin rekombinan, pada fakta nya vuntuk menggantikan suspensi virus yang dimatikan atau diinaktifkan. Protein virus  terpenting, biasanya  komponen yang sangat imunogen pada kapsid virus, dapat 
dipakai  dalam dosis tinggi untuk mendatangkan imunitas tingkat tinggi dan  cepat tanpa kemungkinan penularan infeksi. Saat ini sudah tersedia suatu 
rekombinan vaksin hepatitis B, juga sedang dilakukan pengujian pada vaksin untuk herpes kita , cytomegalovirus, virus campak, dan rabies. Vaksin lain yang  dikembangkan yaitu  beberapa vaksin untuk bakteri patogen, seperti kolera,  clamydia, dan gonorrhe.
Beberapa perusahaan bioteknologi melakukan riset  untuk vaksin AIDS yang efektis. lalu  beberapa protein virus AIDS terpenting diidentifikasi sebagai vaksin AIDS potensial, namun  tidak satupun vaksin rekombinan memberi peran pencegahan. beberapa  keberhasilan dilaporkan untuk vaksin virus AIDS  yang dimatikan, ini dilakukan pada simpansi yang diinfeksi dengan HIV, 
hasilnya dapat mencegah infeksi dan menstimulasi respon imun untuk menyerang  HIV. namun  pemakaian  vaksin itu  pada kita  sehat dianggap terlalu 
berbahaya, sehingga hanya vaksin rekombinan yang dianggap aman
---Untuk pengobatan kanker, mengantarkan senyawa kimia racun  kepada.Sel tumor;
---Untuk mengobati penyakit jantung, pembasmian  darah beku terkatalisistrombosit;

Enzim
Setiap organisme menghasilkan berbagai enzim, sebagian besar dihasilkan dalam jumlah yang kecil dan dilibatkan dalam proses seluler. Bagaimanapun, enzim 
tertentu dihasilkan dalam jumlah yang besar oleh beberapa organisme, dan diperlukan  dalam sel, dikeluarkan ke dalam medium. Enzim ekstraseluler biasanya  dapat menguraikan bahan nutrien yang tak-larut contoh  selulosa, protein, pati,  dan hasil pencernaan lalu  diangkut ke dalam sel, dimana enzim dipakai   sebagai nutrien untuk pertumbuhan. Beberapa enzim ekstraseluler dipakai  dalam  makanan, perusahaan susu, pabrik obat, dan industri tekstil dan dihasilkan dalam  jumlah yang besar melalui sintesis mikrobiologi  Enzim itu   sering dipakai  sebab  spesifisitas dan efisiensi pada reaksi katalisis yang 
diperlukan , pada suhu dan pH yang wajar. Reaksi yang sama dapat dicapai dengan .bahan kimia yang biasanya  perlu   kondisi suhu dan pH ekstrim, dan 
kurang efisien dan kurang khusus . enzim dihasilkan dari fungi dan bakteri. Proses produksi biasanya aerobik, dan medium biakan sama dengan yang dipakai  pada 
fermentasi antibiotik. Enzim itu sendiri biasanya  hanya sedikit dibentuk selama  tahap  pertumbuhan aktif namun  akumulasi dalam jumlah besar terjadi selama tahap   stasioner pertumbuhan. Enzim mikroorganisme dihasilkan dalam jumlah yang sangat banyak pada
suatu industri dasar yaitu  protease bakteri, dipakai  sebagai tambahan dalam deterjen pencuci. Sejak tahun 1969, 80% deterjen pencuci mengandung enzim,
khususnya protease, juga amilase, lipase, reduktase, dan enzim lain. namun  mulai  Tahun 1971, pemakaian nya menurun sesudah  terjadi alergi pada pemakai dan
konsumen, sehingga dikembangkan metode  pemrosesan khusus contoh  ‘microencapsulation’ untuk menjamin pengolahan bebas-debu.bEnzim penting lain yang dibuat secara komersial yaitu  amilase dan
glukoamilase, yang dipakai  dalam produksi glukosa dari pati. Sesudah  dihasilkan  glukosa, lalu  dengan bantuan glukosa isomerase akan diubah menjadi 
fruktosa (yang lebih manis dari glukosa dan sukrosa) dan menghasilkan produk  akhir pemanis fruktosa-tinggi dari pati jagung, gandum, atau kentang. pemakaian   proses itu  dalam industri makanan mengalami peningkatan, khususnya dalam 
produksi minuman ringan. Tiga reaksi yang terjadi dalam perubahan pati jagung menjadi produk yang
dinamakan  sirup jagung fruktosa-tinggi, masing-masing reaksi dikatalisis oleh enzim
mikroba secara terpisah :

1. Enzim α-amilase menyerbu polisakarida pati, memecah rantai, dan  Mengurangi viskositas polimer. Reaksi ini dinamakan  ‘thinning reaction’.
2. Enzim glukoamilase memecah polisakarida rantai pendek menghasilkan monomer glukosa, proses itu  dinamakan ‘saccharification’.
3. Enzim glukosa isomerase merubah glukosa menjadi fruktosa, prosesnya dinamakan  ‘isomerization’.
4. Alkohol dan Minuman Beralkohol
pemakaian  ragi untuk menghasilkan minuman beralkohol yaitu  proses  yang kuno. Sebagian besar jus buah mengalami fermentasi secara alami oleh ragi 
yang ada  pada buah-buahan. Dari fermentasi alamiah ini, lalu  ragi  dipilih untuk mengendalikan  produksi, dan saat ini, produksi minuman beralkohol  yaitu  suatu industri besar. Minuman beralkohol terpenting yaitu  anmggur atau  wine , dihasilkan melalui fermentasi juice buah; beer, dihasilkan melalui  fermentasi biji padi mengandung-ragi, minuman distilasi, dihasilkan melalui  pengumpulan alkohol hasil fermentasi dengan distilasi.

--Cuka 
Cuka yaitu  produk yang dihasilkan dari perubahan etil alhokol menjadi  asam asetat oleh bakteri asam asetat, anggota genera Acetobacter dan Gluconobacter. Cuka juga dapat dihasilkan dari beberapa  bahan beralkohol,
walau  bahan pemula biasanya wine atau jus apel beralkohol ( cider ). Cuka  juga dapat dihasilkan dari campuran alkohol murni dalam air, dalam kasus ini 
dinamakan  cuka didistilasi, istilah didistilasi mengacu pada alkohol yang yaitu   produk yang dibuat dari cuka itu sendiri. Cuka dipakai  sebagai campuran dalam 
salad atau makanan lain, juga dipakai  sebagai pengawet makanan sebab   keasamannya. Daging dan sayuran yang diawetkan dalam cuka dapat disimpan 
selama beberapa tahun tanpa pendinginan.Oksidasi etanol menjadi asam asetat  Bakteri asam asetat aerobik yaitu  golongan  eubakteria; jangan dikelirukan antara bakteri ini dengan eubakteria acetogen anaerob. Bakteri asam asetat aerobik berbeda dari bakteri aerobik lain, sebab  tidak mengoksidasi sumber 
energinya secara lengkap menjadi CO2 dan air (H2O) 
    Sehingga  saat  bakteri ini hanya mengoksidasi etil alkohol yang tersedia, menjadi asam  asetat, yang berkumpul dalam medium. Bakteri asam asetat, sangat toleran terhadap  asam dan tidak terbunuh oleh asam yang dihasilkannya. Terjadi pemakaian   oksigen tinggi selama pertumbuhan  , dan masalah utama itu  dalam 
pembuatan cuka, diselesaikan dengan menjamin aerasi yang cukup dalam medium. ada  tiga proses yang berbeda dalam pembuatan cuka :
-----Metode bubble, cara ini berdasar  proses fermentasi di bawah  permukaan air, seperti yang dilakukan untuk produksi antibiotik. Efisiensi  proses sangat tinggi, sekitar 90-98% alkohol dirubah menjadi asam. 
Kelemahan metode ini yaitu , produk harus segera disaring untuk  membuang bakteri, sedang  pada metode yang lainnya produk bebas dari bakteri, sebab  sel bakteri diikat dalam lapisan berlendir 
ataumenempel pada potongan kayu.
-----Metode Orleans atau tong-terbuka, yaitu  proses asal dan dipakai   di Perancis, dimana metode itu  berkembang. Wine ditempatkan  dalam tong yang dangkal dengan pertimbangan dapat terpapar udara, dan  bakteri asam asetat tumbuh sebagai lapisan berlendir pada bagian  permukaan cairan. Proses ini sangat tidak efisien, sebab  sedikit bagian 
yang kontak antara bakteri dengan udara, yaitu bagian
permukaan;
----- Metode Trickle, dimana kontak antara bakteri, udara, dan substrat ditingkatkan melalui aliran cairan beralkohol di atas potongan ranting kayu  beech atau potongan kayu dalam tong atau kolom, sedang  aliran udara  masuk dari bagian bawah tong menuju ke bagian atas. Bakteri tumbuh  pada permukaan ranting, sehingga dapat terpapar udara dan cairan secara 
maksimum. Umur kayu yang dipakai  dalam generator cuka, mulai 5-30  tahun, bergantung jenis cairan beralkohol yang dipakai  dalam proses  itu .

--Wine 
 Wine  yaitu  produk fermentasi alkohol oleh ragi pada jus buah atau bahan lain yang mengandung gula tinggi. Sebagian besar  wine  dibuat dari anggur,  kecuali kalau dikhususkan untuk produk lain,  wine  dunia mengarah pada produk  yang dihasilkan dari fermentasi jus anggur. Pembuatan  wine  terjadi pada belahan 
dunia dimana anggur tumbuh dan bernilai ekonomi tinggi. Negara penghasil wine  terbesar, menurunkan volume produksinya yaitu  Itali, Perancis, Spanyol, Algeria,  Argentina, Portugal, Dan Amerika Serikat.Wine pertamakali dibuat di Mesir dan  Mesopotamia sebelum tahun 2000 S.M. dan menyebar luas ke area  Mediterania,  penghasil anggur terbesar. ada  banyak perbedaan pada beberapa  wine, sebab  kualitas dan sifatnya. Wine kering yaitu  wine dimana  seluruh gula dalam jus difermentasi, sedang  wine manis, yaitu  beberapa  gula  ditambahkan sesudah  proses fermentasi. Suatu ‘fortified wine’ yaitu  salah satu brandy atau minuman beralkohol lain  yang ditambah gula sesudah  proses fermentasi, sherry dan port yaitu  ‘fortified  wine’ yang sangat terkenal. Kandungan karbon dioksida yaitu  salah satu  pertimbangan dalam memilih wine, peningkatan langsung pada fermentasi akhir  oleh ragi dalam botol. Buah anggur dihancurkan dengan mesin, dan jus itu  dinamakan ‘must’,
diperas ke luar. Bergantung pada anggur yang dipakai  dan bagaimana must disiapkan, dapat dihasilkan white wine atau putih dan red wine atau merah. White wine dibuat dari anggur putih atau hijau atau dari juice anggur merah yang  dibuang kulitnya. Pada pembuatan red wine, ‘pomace’ (kulit, biji, dan potongan 
batang) dibuang selama fermentasi. Sebagai tambahan untuk membedakan warna,  red wine berwarna lebih tua dari white wine sebab  adanya beberapa  bahan kimia 
yang dinamakan  tanin, yang diekstrak dari kulit anggur dan dimasukkan ke dalam juice  selama fermentasi.
ada  dua tipe fermentasi wine yang melibatkan ragi :
pertama, yang dinamakan  ‘wild yeasts’, ragi yang ada  pada buah anggur yang  diambil dari alam dan dipindahkan ke dalam juice, dan kedua, ragi wine yang 
dibiakkan, Saccharomyces ellipsoides, yang ditambahkan ke dalam juice untuk memulai fermentasi. Salah satu perbedaan terpenting di antara dua ragi ini yaitu   toleransinya terhadap alkohol. Sebagian besar ragi hanya toleran terhadap kadar  alkohol sekitar 4%, dan saat  kadar alkohol melebihi kadar itu  maka 
fermentasi berhenti. Ragi wine memiliki toleransi lebih dari 12-14% alkohol  sebelum menghentikan pertumbuhan  . Pada ‘unfortified wine’, kandungan akhir 
alkohol ditentukan oleh toleransi ragi terhadap alkohol dan oleh jumlah gula yang  ada  dalam juice. Pada sebagian besar ‘unfortified wine’, kandungan alkoholnya  berkisar 8-14%. Pada ‘fortified wine’, contoh  sherry memiliki kandungan alkohol  sebanyak 20%, namun  ini dapat dicapai melalui penambahan waktu distilasi  minuman keras, contoh brandy. Distilasi ‘malt brews’ (minuman hasil fermentasi 
ragi dari gandum) menghasilkan whiskey. Pada produksi minuman berkadar alkohol rendah, ‘wild yeasts’ tidak menghasilkan beberapa  komponen rasa yang  diharapkan pada produk akhir, dan peningkatan pertumbuhan‘wild yeasts’ tidak  diperlukan  selama fermentasi. Cara membasmi  ‘wild yeasts’ dalam ‘must’ dilakukan dengan penambahan sulfur dioksida sebanyak 100 ppm. sedang  ragi wine biakkan bersifat tahan  terhadap kadar sulfur dioksida itu  dan ditambahkan sebagai kutur pemula dari  pertumbuhan biakan murni pada sterilisasi dan pasteurisasi jus anggur. Selama  tahap awal, ada  udara dalam cairan dan terjadi pertumbuhan ragi dengan cepat;  lalu  udara itu  dipakai , berkembang keadaan anaerobik dan mulai 
terjadi produksi alkohol. Fermentasi dapat terjadi dalam tong dengan berbagai ukuran, mulai dari 50
galon - 55.000 galon (1 galon = 4 liter), tong dibuat dari kayu oak, semen, batu, dan  logam bergaris-kaca. Penting mengendalikan temperatur selama fermentasi, 
sebab , metabolisme ragi tetap terjadi pada temperatur di bawah 29oC, dan wine  terbaik dihasilkan pada temperatur rendah, sekitar 21 sampai 24oC. Pengendalian  suhu dicapai dengan baik dengan pemakaian  pembungkus tong yang dialiri air 
dingin. Fermentor harus dibuat sehingga karbon dioksida yang dihasilkan selama  fermentasi dapat dikeluarkan sedang  udara luar tidak dapat masuk, ini dapat  dilakukan dengan melengkapi tong dengan kran satu-jalur. Pada red wine, sesudah  3-5 hari fermentasi, tanin dan warna diekstrak dari ‘pomace’, dan wine dialirkan ke dalam tong baru untuk fermentasi  ,
biasanya antara satu sampai dua minggu.  ‘racking’ ;  wine dipisahkan dari endapan (‘lees’), yang mengandung ragi dan endapan organik,  dan disimpan pada suhu yang lebih rendah untuk ‘aging’ atau penuaan, peningkatan  rasa, dan   klarifikasi. Klarifikasi akhir dapat dipercepat dengan  penambahan bahan yang dinamakan  ‘fining agents’ seperti kasein, tanin, atau tanah  lempung, atau wine dapat disaring melalui tanah diatom, asbestos, atau filter  membran. lalu  wine dimasukkan ke dalam botol dan disimpan untuk 
penuaan  . Red wine biasanya dituakan selama beberapa tahun  atau lebih, namun  white wine dijual tanpa proses penuaan. Selama proses itu ,  terjadi perubahan bahan kimia kompleks, memicu  peningkatan rasa dan  aroma.