Selasa, 12 April 2022

kuman 1






















































halaman 1




BAKTERI 


Abiogenesis : Teori asal usul kehidupan yang mengatakan  bahwa terjadinya makhluh hidup dari dekomposisi senyawa organic.
Adenosin Tri Phosphat (ATP).:  Energi yang dibebaskan dari oksidasi senyawa organik yang dapat dipakai  bagi makhluk hidup untuk proses biosnitesis dan  nonbiosintesis selnya.
Aerob :  Organisme yang pertumbuhan   perlu   oksigen.
Anaerob :  Organisme yang tumbuh tanpa adanya oksigen.
Anaerob fakultatif : Bakteri yang dapat tumbuh pada kondisi aerobik dan  anaerobik.
Anaerob ogligat : Keadaan yang   mutlak  bebas dari adanya oksigen. Jika ada oksigen, akan bersifat racun  bagi sel makhluk hidup itu .
Alkohol : Senyawa organil, hasil respirasi anaerobic terhadap glukosa Alkohol dapat dipakai  sebagai desinfektan.
Amfibolik :  Reaksi kimia yang  bersifat katabolik, dan bersifat anabolik.
Amitotik : Pembelahan sel yang tidak mengikuti tahap -tahap  pembelahan sel secara miosis.
Anabolisme :  Proses sintesis komponen sel dari molekul sederhana,  perlu   energi.
angkut  aktif : Proses angkut  nutrisi yang perlu   energi, sehingga laju angkut  menjadi lebih cepat.
Animalculus : Objek (mikroorganisme) yang berada  oleh Antonie Van Leeuwenhoek, pada pemeriksaan berbagai air contoh  dalam usaha  menguji kebenaran teori generasi spontan.
Antibakteri : bahan kimia yang  menghambat atau membasmi  sel bakteri.
Antibiotik :  komponen yang diproduksi oleh mikroba,  dalam jumlah kecil memiliki  aktivitas antimikroba.
Antimikroba : Sifat suatu senyawa kimia atau biologi yang   menghambat pertumbuhan mikroorganisme.
Antiseptik :  Bebas dari mikroorganisme yang dapat memicu  infeksi atau kontaminasi.
Autotrofik : Organisme yang  mamanfaatkan energi sinar atau kimia, dan memakai  karbondioksida untuk menyusun senyawa organik.
Bahan sanitasi : Bahan yang dipakai  untuk mengurangi jumlah mikroba dalam suatu bahan atau pada alat untuk mengikat  keamanannya.
Bakteriofage :  Virus yang menginfeksi bakteri dan memicu  lisis sel bakteri.
Bakteriosidal :  Sifat suatu senyawa kimia atau perlakuan yang membasmi  bakteri.
Bakteriostatik :  Sifat penghambat pertumbuhan bakteri tanpa membasmi nya.
Bakteri mesofilik : Bakteri yang tumbuh paling baik pada suhu sedang  25 - 48oC.
Bakteri psikrofilik :  Bakteri yang memiliki  suhu ideal  pertumbuhan pada suhu lemari es, masih dapat tumbuh pada suhu 0oC.
Bakteri termofilik :  Mikroorganisme yang tumbuh  pada suhu 50oC atau lebih.
Bakteri Gram negatif : Bakteri yang memunjukkan warna merah(menyerap zat warna safranin), saat  terlihat  di bawah mikroskop, dalam proses pewarnaan Gram
Bakteri Gram Positif : Bakteri yang menandakan  warna biru-ungu (menyerap zat warna Kristal violet), saat  terlihat  di bawah mikroskop, dalam proses pewarnaan Gram.
Bakteri patogen : Bakteri yang mampu  memicu  penyakit.
Basil : Bakteri berbentuk batang.
Bentuk atau sel vegetatif : Tahap pertumbuhan aktif, kebalikan dari tahap istirahat atau bentuk spora.
Biogenesis :  Teori bahwa makhluk berasal dari
makhluk hidup sebelumnya.
Biosintesis : Penyusunan elemen sel, dengan memakai  karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), Sulfur (S), dan  unsur lain; yang diperoleh dari nutrisi.
Dekomposisi : Proses penguraian senyawa organik yang dilakukan oleh mikroorganisme untuk memperoleh  energi (ATP).
Difusi dipercepat : Proses mengankutan nutrisi dari konsentrasi tinggi ke konsentras rendah, yang dibantu oleh enzim per mease pada permukaan luar dinding sel.
Difusi pasif :  Proses pengangkut  nutrisi dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah pada suatu sel.
Deoxyribonucleic Acid (DNA) : Materi genetik yang yang tersusun dari fosfat, gula, dan basa nitrogen (purin dan pirimidin),  ada  di dalam kromosom pada setiap sel makhluk hidup.
Diplobasil : Penataan sel bakteri kokus dua-dua.
Diplokokus : Bakteri yang bentuk kokus dan berpasangan.
Disinfeksi  :   bahan kimia  yang  menghambat
atau membasmi  mikrooganisme.
Disinfektan : Komponen yang dapat membasmi  sel vegetatif mikroorganisme dan mencegah infeksi.
Dorman : Tidur, tahap  istirahat, yang dilakukan oleh suatu sel bakteri (Bacillus, Clostridium), dengan menyusun struktur spora,sehingga mampu bertahan hidup dalam kondisi  lingkungan yang ekstrim.
Eksospora :  Spora yang terbentuk pada permukaan luar sel mikroorganisme.
Endositosis :  proses masuknya zat melalui membran sel.
Endospora : Spora berdinding tebal yang dibentuk di dalam sel bakteri.
Episom : Unsur genetik mikroorganisme yang terikat pada kromosomnya.
Eukariotik : Sel yang memiliki inti yang bermembran. Membran inti : memisahkan inti dan sitoplasma sel.
tahap  adaptasi : tahap  pertumbuhan sel bakteri yang ditandai dengan sel bakteri mengadakan penyesuaian dengan kondisi lingkungan pertumbuhan  , sel belum membelah. Grafikpertumbuhan masih datar.
tahap  eksponensial : tahap  pertumbuhan sel bakteri yang ditandai dengan pertumbuhan sel secara cepat dan konstan, sesuai dengan pertambahan waktu. Grafik pertumbuhan naik.
tahap  kematian : tahap  pertumbuhan sel bakteri yang ditandai dengan semakin menurunnya jumlah sel anak yang dihasilkan, dalam tahap  ini jumlah sel anak yang dihasilkan semakin menurun dan jumlah sel anak yang dihasilkan semakin kecil jumlahnya
jika dibandingkan jumlah sel bakteri yang mati. 
Grafil pertumbuhan menurun.
tahap  menuju kematian :  tahap  pertumbuhan sel bakteri, yang ditandai dengan jumlah sel anak yang dihasilkan mulai mengalami penurunan, jumlah sel anak yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan dengan jumlah sel yang mati. 
Grafi : pertumbuhan sel mulai menurun.
tahap  pertumbuhan awal :  tahap  pertumbuhan sel bakteri yang ditandai dengan sel mulai membelah, sehingga jumlah sel semakin banyak. 
Grafik pertumbuhan mulai naik : 
tahap  pertumbuhan diperlambat. tahap  pertumbuhan sel bakteri yang ditandai dengan penurunan laju pertumbuhan sel. 
Grafil :  pertumbuhan masih baik.
tahap  pertumbuhan stasioner maksimum : tahap  pertumbuhan sel bakteri yang ditandai dengan pertambahan jumlah sel anak baru sama dengan jumlah sel yang mati. Grafik pertumbuhan
sel mendatar.
Fenol. Disinfektan, yang dapat bersifat bakterisidal pada konsentrasi
rendah. Disinfektan ini merusak merman sel bakteri.
Fenotif. sifat  mikroorganisme yang dapat ditangkan oleh
pancaindera.
Fermentasi. Oksidasi anaerobi. suatu komponen oleh enzim
mikroorganisme, menghasilkan energi. Pada proses ini tidak diperluken adanya oksigen, dan sebagai penerima elektron yaitu  senyawa organik.
Fimbriae. Struktur (apendiks), yang bukan pili, atau flagel; berfungsi untuk perlekatan pada suatu substrat atau media.
Flagellum : Struktur (apendiks) pada permukaan sel bakteri, berfungsi sebagai alat gerak.
Formalin :  Larutan formaldehida 37 sampai 40%.
Fototrofik  : Mikroorganisme yang dapat memakai  energi sinar untuk metabolisme.
Fosforilasi oksidatif  : Urutan reaksi oksidasi di dalam rantai respirasi di mana dibebaskan energi dalam jumlah cukup dalam bentuk ATP.
Fungisida  :  Senyawa yang membasmi  fungi.
Genotif  :  Gen tertentu yang ada  di dalam organism dan sel selnya.
Germinasi  :  Proses perkecambahan spora bakteri untuk membentuk sel vegetative baru.
Glikolisis  :  Proses disimilasi glukosa yang tidak mensyaratkan keberadaan oksigen, menjadi asam piruvat, juga dinamakan  jalur Emden-Meyerhoff-Parnas.
Halofilik :  Mikroorganisme di mana pertumbuhan   tergantung atau dirangsang oleh konsentrasi garam tinggi.
Halofilik fakultatif  : golongan  bakteri yang dapat tumbuh dalam larutan garam NaCl, namun  tidak mensyaratkannya.
Halofilik obligat  :  golongan  bakteri yang mensyaratkan adanya konsentrasi garam NaCl yang tinggi untuk pertumbuhan  .
Heterotrofik  : Mikroorganisme yang tidak dapat memakai  karbondioksida sebagai sumber karbon satu-satunya, dan perlu   komponen organic sebagai sumber karbon. Identifikasi. Proses pemberian nama terhadap makhluk hidup dengan memakai  rujukan berupa ciri-ciri baik morfologi dan  hasil uji biokimia.
Infeksi : Kondisi patologi dipicu  oleh pertumbuhan
mikroorganisme di dalam sel inang.
Inokulasi  :  Memasukan mikrooganisme atau benda ke dalam tubuh atau kultur medium.
Inokulum  :  Bahan yang mengadung mikroorganisme dan dipakai  untuk inokulasi.
Jazad renik  :  Organisme berukuran kecil (mikroskopis). Nama lainnya yaitu  mikroba, mikroorganisme.
Kapsul  :  Struktur yang berada pada bagian paling luar sel bakteri, berperan dalam meningkatkan virulensi bakteri itu .
Katabolisme :   Penguraian senyawa organik, menghasilkan energi (ATP)
Kemotrofik  :  Organisme yang memperoleh  energi dari oksidasi senyawa kimia.
penggolongan :  penggolongan  makhluk hidup berdasar  persamaan sifat  yang diperoleh dari hasil identifikasi.
Kokus  :  Bentuk bola, salah satu bentuk dasar sel bakteri.
Koloni :  Kumpulan sel-sel hasil pembelahan sel bakteri, dapat dilihat  pada media padat (solid).
Koliform  :  golongan  kuman batang Gram negatif, yang dalam batas-batas tertentu mirip dengan Ecsherichia coli.
Konyugasi  :  Proses penyatuan  yang ditandai dengan
penyatuan  temporer, terjadi   pada sel uniseluler.
Kromosom :  Struktur yang ada  di dalam nukleus pada sel makhluk hidup, pembawa bahan materi genetik (DNA),
Kultur  :  Biakan mikroorganisme, dapat berupa campuran atau murni, yaitu  hasil kultivasi mikoorganisme itu  di laboratorium.
Kurva pertumbuhan :  Kecepatan pertumbuhan sel-sel bakteri pada suatu media pertumbuhan, yang dilihat  dalam kurun waktu tertentu.
Lisogenik  :   Keadaan suatu bakteri yang membawa bakteriofas (sering kali sebagai profas), dimana sel itu  tahan.
Medium pertumbuhan :  Bahan yang mengandung nutrisi dan elemen lain, yang dipakai  oleh
mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembangbiak.
Mercurochrome  :  Obat merah, yang dipakai  sebagai bahan diisinfektan.
Mesosom  :  Struktur pada sel bakteri, yaitu  invaginasi (melipatke dalam) membran sel.
Metabolisme  :  Reaksi kimiawi yang dilakukan oleh sel yang menghasilkan ATP untuk sintesis elemen sel
dan untuk  aktifitas seluler seperti pergerakan.
Mikroaerofilik  :  Kondisi tekanan oksigen yang rendah yang diperlukan  oleh makhluk hidup.
Mikroba  :  Organisme bersel satu (uniseluler), reprosuksinya dengan pembelahan sel.
Mikroskopis  :  Ukuran kecil (mikro), organisme yang berukuran mikroskopis hanya dapat dilihat  dengan memakai  mikroskop.
Miselium  :  Suatu massa filament berbentuk seperti benang, bercabang atau berbentuk jalinan, yang yaitu  strukturbvegetatif suatu fungi.
Mitosis  :  Pembelahan sel dengan melalui tahap intertahap , protahap ,metaphase, anaphase, telotahap ; menghasilkan dua selanakan dengan sifat krokosom sama seperti sifat kromosom sel asalnya.
Motilitas  : Kemampuan melakukan pergerakan yang dilakukan oleh mikroorganisme dengan memakai  flagel.
Mutan : Organisme yang mengalami perubahan genetik atau menerima gen baru.
Mutasi :  Perubahan yang stabil pada gen, sehingga memicu  perubahan pada sifat nya.
Nukeloid : Struktur bahan nukleus pada sel prokariotik (seperti bakteri).
Nutrisi :  Bahan makanan yang diperlukan  untuk keperluan metabolisme, reproduksi sel organisme.
Oksidan  :  Bahan pengoksidasi, penerima elektron, sehingga menjaditerduksi.
Oksidasi : Reaksi di mana terjadi penerimaan (kombinasi) dengan oksigen, atau kehilangan elektron atau oksigen.
Otoklaf  : Alat yang dipakai  untuk sterilisasi, dengan
memakai  uap panas yang dihasilkan. Alat ini dapat
menghasilkan keadaan steril, dan dioperasikan sampai pada suhu 121oC, selama 15 menit.
Patogen :  Kemampuan untuk memicu  penyakit
Pemanasan basah :  Proses pemanasan yang memakai  air (contonya mendidihkan air pada suatu wadah).
Pemanasan kering. Proses pemanasan yang tidak memakai  air (contohnya pemanasan langsung pada api sampai merah,
pembakaran).
Peptidoglikan. Senyawa polimer yang ada  pada dinding sel prokariot (bakteri), terdiri atas tiga komponen utama, yaitu: asetil-glukosamin (AGA), asetil muramat (AMA), dan peptode yang terdiri dari empat atau lima asam amino. Pili, pilus. Struktur pembentuk filament (apendiks) yang bukan
flagel, atau fimbiae; fungsinya sebagai transfer materi genetik.
Plasmid  :   Struktus yang terdiri dari DNA di dalam sitoplasma (bebas), dan bereproduksi (bereplikasi tanpa tergantung pada kromosom).
Plamid kolisinogenik  :  Plasmid pada sel bakteri yang mampu memindahkan kemampuan menghasilkan  kolisin ke sel bakteri lain.
Profas  :   Hasil penyatuan  DNA virus dengan DNA bakteri oleh bakeriophage.
Prokariotik  : Struktur sel yang tidak memiliki selaput  inti (nukleus).
Protoplas  :  Struktur sel bakteri di mana dinding selnya sudah hilang dan yang tersisa yaitu  isi sitoplasma yang dikelilingi oleh membran plasma.
Rantai angkut  elektron  :   prosedur  reaksi oksidasi-reduksi untuk mebentuk ATP.
Reduktan  :   Bahan perededuksi, mendonasikan elektron, sehingga menjadi teroksidasi.
Reduksi :  Proses kimia di mana terjasi pelepasan oksigen, penambahan hydrogen, atau penerimaan elektron.
Replikasi  : Proses penggandaan (perbanyakan) sel bakteri, yang didahului adanya penggandaan bahan nucleus.
Respirasi aerobik :  Proses oksidasi oleh organism hidup di mana oksigen bertindak sebagai akseptor dari elektron yang dilepaskan dari substrat.
RNA (Ribonucleic Acid)  : Asan nukleat yang ada  di dalam  sitoplasma sel dan nucleolus, mengandung asam fosfat, D-ribose, adenine, guanine, sitosin, dan urasil.
Sarcina  :  Penataan sel bakteri kokus yang terdiri atas delapan sel atau lebih, membentuk strukur seperti kubus.
Sel eukariotik   :  Sel yang sudah memiliki membran inti (nukleus).
Sel prokariotik  :   Sel yang belum memiliki selaput  inti (nukleus).Bentuk atau Sel vegetatif. Sel organisme yang terdiri atas struktur struktur halus. struktur  ini berada dalam sel organisme pada saat organisme itu  berada pada lingkungan yang normal.
Sferoplas  :  Bahan sisa (sebagian lapisan luar) hasil pembuangan dinding sel pada sel bakteri Gram negatif, yang tetap melekat pada membran sitoplasma.
Siklus Krebs  :  Suatu sistem enzim yang mengubah asam piruvat menjadi karbondioksida dengan adanya oksigen, di mana energi ditangkap dalam bentuk molekul ATP.
Solut  :   Bahan terlarut.
Spesimen  :   Bahan contoh yang dipakai untuk pemeriksaan untuk keperluan tertentu di laboratorium.
Spora  :   Sel istirahat yang tahan dan dibentuk oleh mikroorganisme tertentu, dan bersifat dorman.
Sporulasi  :  Proses pembentukan spora.
Spora sentral  :  Spora yang letaknya di tenga-tengah sel vegetatifnya.
Spora subterminal  :  Spora yang letaknya agak ke ujung sel vegetatifnya.
Spora terminal  :  Spora yang letaknya pada salah salah satu ujung sel vegetatifnya.
Stafilokokus   :  Bakteri berbentuk bola (kokus) yang penataan selnyabtidak teratur seperti penataan buah anggur.
Steril :   Bebas dari organisme hidup.
Sterilisasi  :  Proses untuk memicu  steril, membasmi  semua bentuk keidupan.
Streptobasil  :  Penataan sel bakteri kokus yang terdiri atas tiga atau lebih sel membentuk rantai.
Taksonomi  :  Pengkajian tentang penggolongan  atau penataan sistematik organisme ke dalam golongan  atau kategori yang dinamakan  taksa.
Tindalisasi  :  Proses pemanasan yang tidak sinambung dalam usaha  membasmi  endospora bakteri, untuk memperoleh  kondisi steril.
Transduksi  : Pemindahan materi genetik (DNA) dari satu sel bakteri ke sel bakteri lain yang diperantarai oleh bakteriophage
Transformasi  :  Pemindahan informasi genetik melalui pemindahan DNA bebas dari satu sel (donor) ke sel bakteri lain (resipien).
Translasi  :  Penterjemahan kode-kode genetik (kodon) yang dibawa oleh mRNA, dalam proses sintesis protein.
Translokasi. Proses pengangkut  nutrisi pada sel bakteri yang melibatkan protein tahan panas (Heat protein atau Hpr), dan enzim enzim pada permukaan luar membran sel.
Transport aktif  : Proses pengangkut  nutrien dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi yang memutuhkan enzim permease dan energi.
TCA  : Tricarboxyclic Acyd, nama lain dari siklus Krebs.
Transkripsi. Proses pembentukan messenger RNA (mRNA) oleh DNA.
Variasi genetik : Perubahan genotif dalam materi genetik (DNA)yang dapat terjadi sebab  mutasi.
Vibrio   : Bentuk koma dari sel bakteri.
Waktu generasi  :  Waktu yang diperlukan oleh satu sel untuk membelah dan menghasilkan dua sel anak.



bakteriologi yaitu  mempelajari  kehidupan bakteri. Bakteri yaitu  makhluk hidup mikroskopis bersel tunggal (uniseluler). Bakteriologi yaitu  bagian dari mikrobiologi. Mikrobiologi yaitu  ilmu yang
mempelajari kehidupan  mahluk hidup  yang
berukuran mikroskopis (mikroorganisme). Mikrobiologi membahas   bakteri,  virus, fungi, protozoa, dan alga. Bakteri yaitu  organisme yang memiliki dinding sel. maka  jika dibahas  dari struktur selnya (kandungan dinding sel), maka bakteri digolongkan  ke dalam tumbuhan. Jika dibahas  dari kemampuan beberapa sel bakteri yang bergerak pindah tempat, maka bakteri digolongkan  ke dalam hewan.  , dalam penggolongan  makhluk hidup dengan sistem 5 (lima) dunia
menurut bakteri digolongkan  ke dalam dunia monera , Bakteriologi mencakup tentang sel bakteri, pengendalian bakteri, peran bakteri.  berbagai aspek dalam ruang lingkup bakteriologi,  memahami sel bakteri yang mencakup bentuk dan struktur halus (ultrastructure) sel bakteri, nutrisi , kultivasi bakteri, identifikasi dan penggolongan , reproduksi  pertumbuhan sel bakteri, genetika bakteri. Sel bakteri mencakup  struktur halus (ultrastrucuture) sel bakteri. Struktur halus sel bakteri mencakup struktur yang ada pada bagian luar dan  dalam sel bakteri, seperti: flagellum, pilus, fimbriae, kapsul, dinding sel, membran sel, mesosom, ribosom, nukleoid,dan spora.
bakteri yang tidak menguntungkan atau tidak
dikehendaki keberadaannya pada suatu media atau lingkungan tertentu, harus dihambat pertumbuhan  , Pengendalian bakteri yaitu  usaha  untuk menghambat
pertumbuhan ,tujuan pengendalian bakteri yaitu  membasmi  bakteri yang patogen (bakteri yang
dapat memicu  penyakit), atau membasmi  bakteri yang tidak dikehendaki pertumbuhan   pada suatu media pertumbuhan tertentu. Pengendalian bakteri mencakup usaha  sterilisasi, disinfeksi, dan pemakaian  antibakteri termasuk antibiotik,
Sel bakteri dapat ditumbuhkan pada kondisi  seperti kondisi  alami bakteri tertentu. Proses penanaman sel bakteri di laboratorium, perlu diperhatikan nutrisi dalam media pertumbuhan  , sehingga kebutuhan bakteri akan nutrisi  terpenuhi, dan sel bakteri
dapat tumbuh dengan maksimal. Dalam penyiapan media pertumbuhan, nutrisi dan faktor  pertumbuhan lainnya harus diperhatikan , sehingga sel bakteri yang ingin ditumbuhkan  dapat tumbuh dengan baik di dalam media itu . bakteri yang ditumbuhkan di laboratorium, jika semua kebutuhan hidupnya terpenuhi, maka sel nya  mengalami pertumbuhan. Perbanyakan sel bakteri dapat terjadi, jika proses
reproduksi selnya berlangsung dalam kondisi  yang optimal. Sel bakteri  tumbuh, jika terjadi peningkatan jumlah selnya. Jadi, pertambahan jumlah sel pada sel bakteri, berarti pertumbuhan sel bakteri sudah  terjadi. ini juga berarti bahwa jumlah personal  sel bakteri itu  juga bertambah. Ada cukup banyak jenis bakteri yang ada di alam. maka  diperlukan proses identifikasi untuk lalu  dilakukan penggolongan  bakteri. Proses identifikasi dilakukan dengan melakukan
prosedur  uji terhadap sel bakteri yang ditumbuhkan di
labaratorium. Dengan mengetahui kesamaan dan perbedaan pada berbagai sel bakteri, dapat dilakukan penggolongan  bakteri untuk menggolongkan  bakteri ke dalam golongan  atau kelas-kelas sesuai kesamaan ciri masing-masing sel bakteri. Proses penggolongan  bakteri, tidak hanya dilakukan dengan melihat
morfologi sel bakteri. Informasi genetika bakteri, akan memberi rincian  yang  akurat tentang kesamaan dan perbedaan pada berbagai sel bakteri. Genetika bakteri, memberi  rincian  tentang struktur Deoxyribonucleic Acid (DNA), Ribonucleic Acid (RNA) bakteri. Selain itu, di dalam genetika bakteri, dibahas  juga tentang transfer bahan genetika, dan mutasi. sehingga  
tidak hanya informasi morfologi dan fisiologi sel bakteri yang diperlukan untuk memahami sifat  sel bakteri tertentu, namun  aspek genetika sel bakteri juga menjadi rujukan dalam memahami sifat  bakteri itu,  Bakteriologi berperan  besar  dalam berbagai
kehidupan makhluk hidup lain. Dengan mempelajari kehidupan  bakteri, dapat dipakai  dalam berbagai bidang kehidupan antara lain: kesehatan, makanan, pertanian, lingkungan, bioteknologi. maka  ilmu bakteriologi dasar yaitu  dasar  dalam
menerapkannya dalam berbagai bidang kehidupan itu .Beberapa bakteri  menguntungkan,  ada juga  yang merugikan bagi makhluk hidup lain. maka  dalam kehidupan sehari-hari, kita perlu menghindari  bakteri yang tidak menguntungkan, dan mempertahankan keberadaan bakteri yang menguntungkan, Dalam bidang pangan, contoh  bakteri dipakai  dalam industri makanan(contoh  pembuatan nata de coco). Bakteri juga berperan dalam bidang kesehatan, yaitu sebagai pengurai sisa-sisa pencernaan makanan di usus besar kita , agar feces lebih mudah dikeluarkan
ke luar tubuh. Dalam bidang lingkungan, bakteri dapat berperan sebagai pengurai berbagai senyawa organik yang berada di lingkungan, sehingga memperlancar siklus materi dan energi. Ada juga  bakteri yang dapat dipakai  dalam bioteknologi bakteri, contoh  dalam menghasilkan  insulin rekombinan pada bakteri.
 bakteri yang tergolong patogen, yaitu bakteri yang  memicu  penyakit pada kita  dan hewan. Berbagai macam penyakit dipicu  oleh bakteri, baik bakteri Gram positif dan  bakteri Gram negatif; baik bakteri berbentuk kokus, basil, dan  spiral.
 bakteri dapat merusak bahan pangan, sehingga masa
simpan bahan pangan itu  menjadi tidak lama.
Bakteriologi  dipelajari sebagai ilmu murni (bakteriologi murni). Selain itu, bakteriologi dapat dipelajari sebagai ilmu terapan (bakteriologi kedokteran, bakteriologi pangan, bakteriologi pertanian, bakteriologi industri, bakteriologi lingkungan ). Bakteriologi murni, dapat berkontribusi dalam  bakteriologi terapan dan Sebaliknya, 
mikrobiologi berasal dari kata: mikro yang berarti kecil, bios yang berarti hidup, dan logos berarti ilmu. sehingga   mikrobiologi yaitu  imu yang membahas  kehidupan  makhluk hidup yang berukuran kecil (mikroorganisme). pembahasan  mikroorganisme, terdiri atas lima golongan  makhluk hidup yaitu
bakteri (bakteriologi), fungi mikroskpis (mikologi), virus (virologi), alga (fikologi), dan protozoa (protozoologi) ,Sejarah mikrobiologi dimulai tahun 1974, saat  Antonie Van Leeuwenhoek (1632-1723), dengan memakai  lensa gelas (mikroskop), ia menemukan adanya kehidupan di dalam air danau. yaitu  yang pertama kali melihat  mikroorganisme (jazad renik) ini dengan memakai  berbagai jenis mikroskop buatannya.,Leeuwenhoek melihat  makhluk hidup ini dalam suspensi yang dikoreknya dari sela-sela giginya.  bahwa Leeuwenhoek juga melihat  adanya kehidupan di dalam setetes air danau dengan memakai  lensa gelas. Benda-benda hidup yang dilihat nya, dinamakan   animalcules. Animalculus dilihat  dalam berbagai bentuk (bola atau kokus, batang atau basilus, spiral atau spirilum), ukuran, dan warna.
bahwa, jazad renik (animalculus) itu muncul  akibat pembusukan (dekomposisi) jaringan tumbuhan atau hewan yang mati. Mereka mengira bahwa organisme hidup berasal dari bahan mati yang mengalami penghancuran. Konsep bahwa kehidupan berasal dari bahan mati, dikenal sebagai: generasi spontan (generatio spontanea) atau abiogenesis (a = tidak, bios = hidup, genesis = asal).
Pada tahun 1949, John Needham (1713-1781), penganut teori abiogenesis, melakukan ujicoba  dengan daging yang dimasak, dan melihat nya bahwa walau  air rebusan daging itu  disimpannya rapat-rapat dalam botol tertutup, namun muncul 
mikroorganisme. Ia anggap  bahwa mikroorganisme itu  berasal dari daging itu . Dari teori abiogenesis ini, lalu  muncul  tanggapan yang menentangnya. 
Ada beberapa ilmuwan yag tidak sealiran dengan teori
abiogenesis di atas. Mereka lalu  melakukan berbagai
ujicoba  untuk membuktikan ketidakbenaran teori abiogeneis. Francisco Redi (1626-1797) mengujicoba dengan menutup daging dengan kasa halus untuk mencegah hinggapnya lalat yang bertelur di atasnya, dan daging lain dibiarkan terbuka (daging mengadakan kontak dengan udara luar). Hasil
pengamatannya yaitu  bahwa pada daging yang tidak ditutup (terbuka), berada  banyak ulat yang berasal dari lalat. sedang  daging yang ditutup, tidak berada nya adanya ulat. Lazzaro Spallanzani (1729-1799), mengujicoba dengan memicu  suspensi bahan organik di dalam tabung gelas, lalu 
mendidihkannya. lalu  suspensi bahan organik itu  ditutup rapat-rapat. Hasil pengamatannya yaitu  bahwa pada suspensi yang ditutup, tidak berada  adanya mikroorganisme. namun  jika gelas dibuka, cairan mengadakan kontak dengan udara luar, terjadi
pertumbuhan mikroorganisme.Teori Spallanzani ini dibantah oleh Needham, yang mengatakan bahwa organisme sangat perlu   udara untuk
pertumbuhan  . lalu , Needham mengatakan bahwa sebab  ke dalam gelas itu  tidak dimasukkan udara maka tidak mungkin terjadi pertumbuhan mikroorganisme di dalam gelas itu . Pada tahun 1836, Franz Schultze (1815-1873),  menyempurnakan ujicoba  Redi-Spallanzani. Caranya yaitu  dengan mengalirkan udara lewat suatu asam atau basa yang keras (pekat) ke dalam labu yang berisi kaldu daging yang dididihkan. lalu  Theodor Schwann (1810-1882) pada tahun 1837, mengujicoba dengan melewatkan  udara melalui tabung yang dipanaskan (membara) ke dalam labu yang berisi daging yang dididihkan.
Dari ujicoba  itu , baik Schultze dan  Schwann, tidak menemukan adanya mikroorganisme dalam kaldu itu . Louis Pasteur (1822-1895) mengadakan ujicoba , dengan memakai  gelas berbentuk bulat berisi ekstrak bahan organik. Ujung leher labu dibuat membentuk huruf  U  atau seperti leher angsa. lalu  labu itu  dipanaskan. Sesudah  beberapa waktu dengan dibiarkannya udara keluar masuk melalui
ujung leher labu membentuk huruf  U  itu , tidak terlihat adanya mikroorganisme. ini dipicu  udara yang mengandung mikroba akan tertahan pada dinding leher labu itu , dan tidak sampai ke dalam ekstrak bahan organik itu . Louis Pasteur lalu  menganggap  ujicoba nya dengan pernyataan omne vivum ex ovo, omne ovum ex vivo (semua kehidupan berasal dari telur, dan semua telur berasal dari kehidupan
sebelumnya). sehingga  runtuhlah teori abiogenesis, dan diterimalah teori biogenesis. John Tyndal, pada tahun 1876, menyempurnakan ujicoba  Pasteur. Ia mengatakan bahwa pemanasan yang dilakukan Pasteur tidak menjamin sterilisasi, sebab  ada beberapa mikrooraganisme yang tahan terhadap pemanasan, sebab  miroorganisme itu  memiliki endopsora. Ia lalu  menyebutkan konsep untuk
mensterilkan suatu bahan (termasuk kuman berspora). Caranya yaitu  pemanasan bahan yang mengandung endospora secara tidak sinambung. Dengan cara ini, sesudah  pemanasan bahan
didiamkan, sehingga spora bergerminasi menjadi sel vegetatif, lalu  dipanaskan lagi untuk membubuh sel vegetatif yang tidak tahan panas itu ; didiamkan lagi, dipanaskan lagi, dan seterusnya, sehingga endospora terbunuh. Proses ini dinamakan  Tyndalisasi.
Robert Koch (1843-1910) menemukan pemakaian medium padat (Agar) untuk mengisolasi suatu jenis jazad renik dari suatu campuran mikrororganisme. Medium padat  dipakai  untuk menamam bakteri, yang mana bakteri itu diharapkan dapat tumbuh
dan membentuk koloni yang dapat dilihat dengan mata telanjang. Adanya koloni bakteri yang tumbuh pada media Agar, memungkinkan untuk dilakukan perhitungan koloni, identifikasi bakteri, dan proses isolasi dan memicu  kultur murni. ahwa Koch menganggap  hasil riset nya dalam bentuk teori-teori dan dikenal sebagai postulat Koch, yaitu:
Jazad renik  sebagai pemicu  gejala penyakit tertentu.
Jazad-jazad renik itu  dapat diisolasi di laboratorium sebagai kultur murni. Kultur murni itu  dapat memicu  penyakit, dengan gejala khusus , bila diinokulasi pada hewan sehat yang peka  atau rentan (susceptible).
Dari hewan yang dibuat sakit itu , jazad renik itu  dapat
diisolasi kembali dengan sifat  seperti sifat jazad renik semula. makhluk hidup disusun atas sel. Makhluk hidup uniseluler, disusun atas satu sel saja (uniseluler). Makhluk hidup bersel banyak disusun atas banyak sel (multiseluler). maka  organisme
uniseluler tidak dapat membentuk jaringan pada tubuhnya, sedang  organisme multiseluler, dapat membentuk jaringan pada tubuhnya. Sel makhluk hidup memiliki inti sel (nukleus). Inti sel ada yang
belum memiliki membran inti, ada sel yang sudah memiliki membran inti. Sel yang memiliki inti yang belum ada membran intinya, dinamakan  sel prokariotik. sedang  sel yang memiliki inti yang
sudah ada membran intinya, dinamakan  sel eukariotik.
Sel prokariotik yaitu  sel yang tidak memiliki membran
inti (nukleus), sehingga nukleusnya bercampur atau mengadakan hubungan langsung dengan sitoplasma. area  nukleus yang mengandung materi genetik dinamakan  nukleoid. sedang  sel eukariotik yaitu  sel yang sudah memiliki membran inti. Terkait dengan perbedaan sel prokariotik dan eukariotik,  bahwa sel eukariotik memiliki inti yang terbungkus membran yang pembelahannya dengan cara mitosis, sitoskeleton, sistem membran internal yang rumit, mitokondria yang melakukan respirasi, dan, dalam kasus tumbuhan , ada  kloroplas. Bakteri (prokariotik) yang lebih kecil; tidak memiliki semua struktur ini, dan inti bakteri membelah secara fisi (amitotik).
Ciri metode pada sel prokariotik yaitu : ketiadaan membran internal yang memisahkan inti dengan sitoplasma,  pembagian inti secara fisi bukan secara mitosis, kehadiran dinding sel mengandung mukopeptide tertentu sebagai penguatan elemennya.
Beberapa contoh mikroorganisme yang memiliki sel yang termasuk dalam sel prokariotik yaitu : bakteri, ricketsia, mycoplasma, dan cyanobakteri. Beberapa ciri sel bakteri yaitu : memiliki dinding sel,
reproduksinya dengan membelah diri, ada sel yang dapat bergerak dan ada sel yang tidak dapat bergerak. Ciri-ciri ricketsia yaitu : pleomorfik, tidak memiliki dinding sel, bersifat parasit, dan tahan terhadap penisilin. Terkait dengan ricketsia, bahwa ricketsia mula-mula dianggap sebagai virus, sebab  ukurannya yang kecil, sukar diwarnai dengan pewarnaan
Gram, dan hanya tumbuh di dalam sitoplasma sel eukariotik. Namun ternyata mikroorganisme ini memiliki ciri-ciri bakteri, yaitu: secara struktural seperti  dengan bakteri batang Gram negatif, mengandung DNA, RNA, enzim untuk siklus Krebs dan ribosom untuk sintesis protein, berkembang biak dengan pembelahan biner, dihambat oleh antibiotika contoh:  tetrasiklin dan kloramfenikol. sedang  beberapa
ciri cyabobakteri yaitu : uniseluler, memiliki dinding sel, dapat mengadakan endositosis, dan reproduksinya dengan membelah diri.
Mikrorganisme eukariotik terdiri atas: fungi, protozoa, dan alga. Ciri-ciri fungi yaitu : tubuhnya terdiri atas hifa (kumpulan hifa membentuk miselium), memiliki nukleus yang bermembran, tidak dapat berfotosintesis, cara reproduksinya yaitu  dengan
memakai  spora; spora aseksual (konidiospora, sporangiospora, arthrospora, klamidospora); spora seksual (askopsora, basidiospora, zigospora, oospora). Ciri-ciri protozoa yaitu : tidak memiliki dinding sel, biasanya  uniseluler, sebagian besar tidak dapat berfotosintesis. sedang  sifat dari alga yaitu : dapat berfotosintesis, memiliki dinding sel.
bakteri sebagai makhluk uniseluler, yang memiliki ukuran yang mikroskopis. Makhluk hidup mikroskopis, termasuk bakteri, tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Pengamatan bakteri, diperlukan alat bantu untuk dapat melihat  morfologi dan struktur halus
yang ada pada selnya.  diperlukan  mikroskop dengan bagian nya. Antony Van Leeuwenhoek, yaitu  orang yang pertama kali melaporkan hasil pengamatannya  dilengkapi # FOTO   bakteri dan mikroba lainnya, dengan memakai  mikroskop buatannya.  
Mikroskop yang dibuat Leeuwenhoek, yaitu  mikroskop yang sangat sederhana, hanya memiliki satu lensa yang ditempatkan antara objek dengan mata. Sejalan dengan kemajuan teknologi, mikroskop semakin disempurnakan, sehingga bisa dipakai  untuk
melihat objek dengan lebih jelas. Saat ini, mikroskop memiliki dua buah jenis lensa, yaitu lensa objektif dan lensa okuler. Lensa objektif diletakkan di dekat objek
atau sediaan (preparat) yang akan dilihat . sedang  lensa okuler diletakkan di atas di dekat mata, saat kita mengoperasikan mikroskop. Banyak mikroskop modern memiliki dua lensa okuler. Mikroskop
yang memiliki dua lensa okuler dinamakan  mikroskop binokular. sedang  mikroskop yang memiliki satu lensa okuler dinamakan  monokular. Lensa objektif  mengatur fokus sinar lampu pada objek yang ditempatkan di belakang titik fokal F1 dan memperbesar objek sehingga menghasilkan bayangan nyata yang diproyeksikan pada bidang fokal dari lensa okuler. Bayangan nyata yang terletak
di depan titik fokal F1 dari lensa okuler, diperbesar oleh lensa okuler sehingga membentuk bayangan maya (bayangan semu) yang dapat dilihat oleh mata. sehingga   total perbesaran yaitu  hasil dari perbesaran lensa objektif dan lensa okuler. untuk memperoleh berbagai tingkat perbesaran, setiap mikroskop   dilengkapi  tiga golongan  lensa objektif, yang dipasang pada nosepiece yang dapat diputar, yaitu terdiri dari: lensa objektif berkekuatan rendah,
lensa objektif berkekuatan tinggi, lensa objektif minyak imersi. Masing-masing lensa objektif itu ,  dijelaskan sebagai berikut.
1. Lensa objektif berkekuatan rendah (low power, 16 mm), yang ditandai dengan angka 10X pada bagian luarnya, dan memiliki  jarak kerja 5 - 8,3 mm.
2. Lensa objektif berkekuatan tinggi (high dry, 4 mm), yang ditandai dengan angka 40X, 43X, 44X, atau 45X, dan memiliki  jarak kerja 0,46 - 0,72 mm.
3. Lensa objektif minyak imersi (immersion oil, 1,8 mm), yang ditandai dengan angka 95X, 97X, atau 100X, dan memiliki  jarak kerja 0,13 - 0,14 mm.
Angka 16 mm, 4 mm, dan 1,8 mm, menandakan  panjang fokal pada masing-masing lensa, yaitu jarak antara lensa dengan titik fokal lensa (F1 dan F2). Jika lensa okuler memiliki  perbesaran 10X, maka total perbesaran harus dikalikan 10X (untuk lensa objektif
berkekuatan 10X), sehingga total perbesaran memakai  lensa berkekuatan rendah menjadi 100X. Demikian juga untuk perhitungan perbesaran total, pada pemakaian  lensa objektif berkekuatan
tinggi.Selain lensa objektif dan okuler, dua elemen lain yang penting dalam mikroskop yaitu  lampu dan kondenser. Adanya lampu dankondenser, akan mengatur ilmuniasi dari objek secara tepat. Besarnya
sinar yang melalui lensa objektif berbeda untuk setiap jenis lensa.Jika perbesaran lensa objektif naik, jarak kerja lensa menurun, dansudut apertur objektif bertambah. maka  dengan bertambahnya perbesaran, bertambah banyak sinar yang harus masuk ke lensa objektif. Besarnya sinar yang masuk, diatur oleh
diafragma iris yang terletak di antara lensa dan kondenser. Dengan lensa objektif berkekuatan rendah dan tinggi, diafragma iris tidak terbuka penuh, sebab  pada perbesaran ini objek akan terlihat jelas jika sinar tidak terlalu pekat. Namun, jika dipakai  lensa objektif
minyak imersi yang memiliki  perbesaran 95X atau lebih, maka jarak kerja yaitu  yang terpendek, dan diafragma iris akan lebih terbuka.
Mikroskop kontras dibuat pertama kali oleh Fritz Zernike. Mikroskop ini dipakai  untuk melihat sel-sel berukuran kecil tanpa diberi pewarnaan. dibandingkan dengan mikroskop medan terang dan mikroskop medan gelap. Pada mikroskop kontras, sumber iluminasi berupa seberkas sinar yang datang melalui suatu cincin di dalam lensa kondenser. Pada lensa objektif dipasang suatu cincin tahap  yang akan mengubah tahap  sinar yang melaluinya sebanyak seperempat dari panjang gelombangnya. Sinar yang sudah  melewati objek dan tidak dibelokkan akan menembus cincin tahap  dan terlihat oleh mata sebagai sinar putih yang normal. Sinar yang melewati objek dengan indeks refraksi berbeda dengan medium di sekelilingnya, akan dibelokkan dan memiliki  berkas sinar yang lebih panjang. maka 
akan tiba pada okuler di luar tahap . sebab  perbedaan indeks refraksi antara sel dengan medium di sekelilingnya, maka bayangan dapat terlihat secara lebih kontras. Pada kebanyakan mikroskop kontras,
bayangan terlihat gelap dengan latar belakang terang
Mikroskop medan gelap yaitu  suatu mikoskop dengan sistem kondensernya diubah sedemikian rupa agar   sinar yang datang dapat mencapai objek dari samping, sehingga sinar yang dibelokkan secara refleksi dan refraksi oleh objek yang akan terlihat.  Sinar yang menyebar itu  akan melalui lensa objektif,
sehingga objek akan terlihat terang dengan latar belakang gelap.pemakaian  mikroskop medan gelap memungkinkan untuk melihat partikel atau sel yang ukuran di luar batas resolusi mikroskop sederhana, contoh  dalam melihat  Treponema pallidum.
Mikroskop ultraviolet (mikroskop UV) dapat menghasilkan resolusi dan perbesaran yang lebih tinggi dibandingkan mikrokop biasa. ini dipicu  mikroskop UV memiliki  panjang gelombang yang lebih pendek, yaitu 180 - 400 nm (biasanya
dipakai  230 - 350 nm), sehingga akan menghasilkan resolusi sekitar dua kali lebih tinggi dibandingkan  mikroskop biasa. sebab  sinar UV yaitu  sinar tidak tampak, maka bayangan baru dapat dilihat dengan mencatatnya pada suatu lempeng fotografik. Pencatatan bayangan pada lempeng fotografik
memakai  tabung pengubah bayangan, atau dengan
memperlihatkan pada layar televisi sesudah  ditangkap oleh suatu tabung foto atau kamera televisi yang peka  terhadap sinar UV.
Beberapa senyawa kimia dapat menyerap energi dari gelombang ultraviolet dan mengeluarkannya sebagai gelombang tampak dengan panjang gelombang yang lebih tinggi. Senyawa yang bersifat demikian dinamakan  bersifat fluoresen. Mikroskop fluoresen dapat melihat suatu objek yang bersifat fluoresen yang dipicu  adanya senyawa fluoresen alami, atau objek itu  sudah  diberi perlakuan dengan zat warna fluoresen.  bahwa mikroskop fluoresensi dipakai  untuk melihat spesimen yang sudah  diwarnai dengan zat pewarna fluorokrom, sehingga memungkinkan identifikasi mikroorganisme dengan cepat. Pada mikroskop fluoresen, sinar yang dikeluarkan oleh
objek dilewatkan melalui suatu penyaring yang ditempatkan di antara lensa objektif dan okuler, sehingga hanya sinar fluoresen yang akan terlihat. metode  mikroskop fluoresen sering dipakai 
untuk melihat  bakteri tuberkulosa dengan memakai 
zat warna fluoresen auramin O. bakteri tuberkulosa akan mengikat zat warna itu  dan terlihat terang dengan latar belakang gelap. Kebanyakan bakteri lainnya tidak dapat mengikat zat warna auramin O.
Mikroskop elektron memiliki  resolusi yang sangat tinggi di mana objek yang dapat terlihat mencapai ukuran 0,001 mikron atau 1 mm. Mikroskop elektron memberi  perbesaran berguna yang jauh lebih besar dibandingkan  yang mungkin diperoleh dengan mikroskop cahaya. ini dimungkinkan oleh daya pisah yang lebih besar yang diperoleh sebab  berkas-berkas elektron yang dipakai  untuk perbesaran memiliki  panjang gelombang yang sangat pendek
dibandingkan dengan cahaya. Berkas elektron yang dipakai dalam mikroskop elektron memiliki  panjang gelombang yang berkisar antara 0,005 sampai 0,0003 nm, sangat pendek jika dibandingkan
dengan panjang gelombang cahaya kasat mata yang dipakai  dalam mikroskop cahaya. Dengan memakai  mikroskop elektron ini memungkinkan untuk memisah-misah objek dalam kisaran 0,0003
µm. Perbesaran akhir yang mendekati 1.000.000 kali dapat diperoleh bila bayangan terpotret itu dibesarkan. Perbandingan antara suatu fotomikrograf mikroskopi cahaya dan mikrograf elektron,
Untuk mikroskop elektron, spesimen yang harus diperiksa disiapkan sebagai suatu lapisan kering yang teramat tipis pada layar kecil, dan dimasukkan ke dalam alat itu pada titik di antara kondenser magnetik dan objektif, yang sebanding dengan kondenser
dan objektif pada mikroskop cahaya. Bayangan yang diperbesar tampak pada layar fluoresen atau terekam pada fotografik oleh kamera yang terpasang pada instrumen itu .(Pada insert yaitu  fotomikrograf organisme yang sama) Ada metode pewarnaan yang diterapkan dalam mikroskop elektron. Dalam metode ini , sel-sel mikroba diiris menjadi irisan irisan tipis mikroskopis untuk pemeriksaan dan metode  radioaktif. Semua prosedur diterapkan untuk Mikroskopi Elektron Transmisi (MET). Dalam mikroskop ini, berkas elektron melewati spesimen dan
hamburan elektron ini menghasilkan bayangan.
Jika objek yang akan dilihat  yaitu  bagian luar suatu sel, maka tidak perlu dilakukan pengirisan. Untuk mempertinggi kontras terhadap sel utuh, biasanya dilakukan metode  pembayangan , yaitu dengan cara melapisi sel dengan lapisan tipis logam seperti palladium, chromium, atau emas. Metal itu  akan mengendap pada objek dari satu arah, sehingga terbentuk bayangan. Dengan cara ini maka bentuk dan ketebalan objek akan terlihat jelas.ukuran sel bakteri sangat kecil (mikroskopis). Ukuran sel bakteri
yang mikroskopis, dapat terlihat dengan jelas dengan memakai  mikroskop. Dengan bantuan mikroskop, dapat dilihat morfologi sel bakteri dengan jelas; bahkan dengan memakai  mikroskop elektron, dapat dilihat berbagai struktur halus yang ada baik di luar
dan  di dalam sel bakteri dengan lebih jelas.
Dengan bantuan mikroskop, dapat dilihat  bentuk sel bakteri. bentuk sel bakteri terdiri atas berbagai macam, dapat digolongkan  dalam bentuk dasar
sel bakteri. Bentuk sel bakteri, tidak akan berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain, selama struktur dinding selnya tidak rusak atau hilang. Dinding sel bakteri dapat rusak oleh berbagai faktor antara lain   pengaruh senyawa kimia antimikroba atau antibiotik. Kerusakan dinding sel bakteri, ada yang masih menyisakan struktur dinding sel, namun ada juga sel bakteri yang seluruh struktur dinding selnya hilang.
 pengukuran yang tepat terhadap sel bakteri dapat dilakukan dengan memakai  mikrometer okuler.
 , sebelum dipakai  mikrometer okuler harus
ditera lebih dahulu harga skalanya dengan memakai mikrometer objektif yang sudah  memiliki harga skala yang pasti. Ukuran sel bakteri, biasanya  dinyatakan dalam satuan mikrometer (µm). bahwa sel bakteri biasanya  memiliki  ukuran 0,5 - 1,0 µm kali 2,0 - 5,0 µm. lalu   bahwa rentang ukuran diameter sel bakteri yaitu  0,2 - 2,0 µm, dan panjang selnya berkisar antara 2 - 8 µm. Terkaitdengan ukuran sel bakteri patogenik, bahwa spesies bakteri patogenik memiliki ukuran antara 0,4 - 2 µm, dan nampak di bawah mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. Bila dibandingkan dengan partikel virus, sel bakteri memiliki  ukuran lebih besar. Terkait dengan bentuk sel bakteri, ada  tiga bentuk dasar, yaitu:
1. Sel bakteri berbentuk bola atau kokus, jamak = koki (Coccus). berdasar penggolongan  selnya, bentuk kokus inilalu  digolongkan  menjadi.
-Dilokokus, yaitu penataan sel bakteri kokus dalam golongan dua-dua sel.
- Streptokokus, yaitu rangkaian sel bakteri kokus membentukrantai panjang atau pendek.
-Tertrad, yaitu penataan sel bakteri kokus dalam golongan  empat-empat sel, membentuk persegi empat.
-Stafilokokus, yaitu kumpulan sel-sel bakteri kokus yang tidak beraturan (bergerombol) membentuk seperti penataan buah anggur.
-Sarcina, yaitu kumpulan sel-sel bakteri kokus membentuk kubus, yang terdiri dari 8 sel atau lebih.
2. Sel bakteri berbentuk batang atau basil (Bacillus).
Bentuk bakteri basil, akan membentuk beberapa macam penggolongan  selnya, yaitu.
- Diplobasil, yaitu penataan sel bakteri basil yang bergolongan  dua-dua sel, atau berpasangan (dua-dua sel).- Streptobasil, yaitu penataan sel bakteri basil yang membentuk rantai.
3. Sel bakteri berbentuk spiral, tunggal = spirilum, jamak = spirilia. Bakteri berbentuk spiral, tidak membentuk penggolongan  atau saling menempelkan dinding selnya dengan dinding sel bakteri lain. Bakteri spiral selalu berada secara terpisah-pisah (tunggal). Masing-masing spesies berbeda dalam panjang sel, dan  ketegaran dinding selnya.
Bakteri yang ukurannya pendek dengan spiral yang tidak lengkap, digolongkan  ke dalam bakteri berbentuk koma atau vibrio. 

FOTO menandakan  bentuk dasar sel bakteri.
 Bentuk dasar sel bakteri
(a) Penataan sel kokus: pembelahan dalam satu bidang, menghasilkan diplokolus dan streptokokus; pembelahan dalam dua bidang, menghasilkan tetrad; pembelahan dalam tiga bidang, menghasilkan sarcina; pembelahan dalam banyak bidang, menghasilkan stafilokokus.
(b) Penataan sel basil.
(c) Penataan sel spiral.

Beberapa struktur halus (ultrastructure) dapat berada   pada permukaan luar sel bakteri (di luar dinding sel bakteri), dan  di dalam dinding sel bakteri. Struktur halus sel bakteri ini, secaca lebih jelas dapat dilihat  dengan memakai  mikroskop
elektron (ME). 
1. Flagellum
Struktur ini yaitu  embel-embel seperti rambut. Struktur
ini amat tipis (satuannya pengukurannya yaitu  nano meter). Flagellum tumbuh dari suatu tubuh dasar struktur granular tepat di bawah membran sel di dalam sitoplasma, lalu  menembus dinding sel. Flagellum sering ditemui  pada sel bakteri yang
berbentuk basil, dan jarang ditemui  pada sel bakteri yang berbentuk kokus. Flagellum memungkinkan motilitas (pergerakan) sel bakteri. Terkait dengan pergerakan flagella bakteri, bahwa mesin flagellar bakteri yaitu  mesin molekul reversibel yang mengubah pengaliran ion khusus untuk rotasi flagel.
Pergerakan rotasi reguler terdiri dari 26 langkah per satu putaran. Ion perangkai berbeda sesuai dengan jenis pergerakan dan atau spesies bakteri. Kecepatan rotasi dipengaruhi oleh kondisi fisik dan kimia, seperti beban kekentalan, tempertur, dan pH. Penataan plagella pada sel bakteri tertentu berbeda dengan
pada sel bakteri lainnya. Ada beberapa macam penataan flagella pada sel bakteri, yaitu.
a. Flagellum monotrik, yaitu hanya ada  satu flagellum pada sel bakteri dan letaknya pada salah satu ujung selnya (polar).
b. Flagella lopotrik (lopho = sekumpulan, trichus = rambut), yaitu ada  sekumpulan flagella (rambut) yang terdiri dari dua atau lebih flagella dan terletak pada salah satu ujung sel bakteri (polar).
c. Flagella amphitrik, yaitu ada  satu flagellum atau sekumpulan flagella, yang masing-masing terletak di kedua ujung selnya.
d. Flagella peritrik, yaitu ada  banyak flagella yang tumbuh pada seluruh permukaan sel bakteri (sel bakteri dikelilingi oleh flagella).
2. Pili dan fimbriae
Banyak bakteri Gram negatif, memiliki apendiks mirip rambut, yang lebih pendek, lebih lurus dari flagella, dan dipakai  untuk perlekatan dan transfer Deoxyribonucleic Acid (DNA) dibandingkan 
untuk motilitas. Struktur ini mencakup protein, yang dinamakan  pilin. Struktur pilin terdiri atas dua tipe yaitu pili dan fimbriae   bahwa fimbriae
(tunggal = fimbria) dapat terjadi pada kutub sel bakteri atau dapat secara merata tersebar  pada permukaan sel bakteri. Fimbriae berjumlah sedikit sampai beberapa ratus buah persel bakteri.
Fimbriae berperan lebih ke perlekatan antara satu sel dengan sel bakteri lain, dan ke suatu permukaan. sedang  Pili (tunggal = pilus) biasanya lebih panjang dari fimbriae dan jumlahnya hanya satu atau dua buah per sel bakteri. Pili dilibatkan dalam hal motilitas dan transfer DNA pada sel bakteri. Beberapa pili dipakai 
untuk membawa bakteri bersama-sama yang memungkinkan transfer DNA dari satu sel ke sel lain, yang mana proses ini dinamakan konyugasi. Pili yang terlibat dalam proses konyugasi dinamakan pili
(seks) konyugasi.
3. Kapsul
Beberapa sel bakteri, dikelilingi oleh suatu bahan kental yang dinamakan  kapsul atau lapisan lendir. Kapsul ini dapat dilihat di bawah mikroskop sesudah  sel bakteri itu  diwarnai dengan pewarna negatif.
Kapsul sel bakteri penting sebagai bahan pelindung sel bakteri. Selain itu juga, kapsul berfungsi sebagai gudang makanan cadangan bagi sel bakteri.
Bagi bakteri pemicu  penyakit tertentu, kapsul menambah kemampuan bakteri itu  untuk menginfeksi makhluk hidup lain. Bila bakteri itu  kehilangan kapsulnya, maka akan kehilangan juga virulensinya (kemampuan menginfeksi).
C. Dinding Sel Bakteri
Dinding sel bakteri terletak di antara struktur kapsul atau lapisan lendir dan membran sitoplasma. Ketebalan dinding sel bakteri berkisar antara 10 - 35 nm. Dinding sel bakteri penting dalam pembelahan dan pertumbuhan sel bakteri. Kecuali mikoplasma, semua sel bakteri memiliki dinding sel. Dinding sel
bakteri memberi bentuk yang khas pada setiap sel bakteri. Jika dinding sel bakteri hilang (mungkin sebab  pengaruh bahan antibakteri atau antibiotik tertentu seperti penisilin), maka memungkinkan
bentuk sel bakteri itu  berubah. Kokohnya dinding sel bakteri, dipicu  oleh adanya lapisan peptidoglikan yang ada pada struktur dinding sel itu . Polimer
yang sangat besar ini, terdiri atas tiga macam bahan pembangun, yaitu: N-asetilglukosamin (AGA), asam N-asetilmuramat (AAM), dan suatu peptide yang terdiri atas 4 atau 5 asam amino, yaitu L-alanin, D-alanin, asam D-glutamant, dan lisin atau asam diaminopimelat. Dinding sel bakteri Gram positif memiliki lapisan peptidoglikan yang lebih besar dibandingkan  sel bakteri Gram negatif.
Cara meng# FOTO kan peptidoglikan yaitu  sebagai rantai tulang punggung polisakarida yang terdiri dari unit-unit AGA dan AAM yang selang-seling dengan rantai peptide pendek yang menonjol dari unit-unit AAM. Banyak dari unit-unit peptide terikat silang
dengan sesamanya, sehingga memberi  sifat kaku secara keseluruhan. Peptidoglikan bersama-sama kedua komponen dinding sel lain, yaitu asam diaminopimelat dan asam teikoat, hanya ditemui 
pada prokariota. Komponen dan ketebalan lapisan-lapisan pada dinding sel untuk bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif berbeda. Ada perbedaan lain selain sifat dinding sel antara sel bakteri Gram
positif dengan sel bakteri Gram negatif. Perbandingan dinding sel bakteri Gram positif dengan bakteri Gram negatif, FOTO  Perbandingan struktur dinding sel bakteri Gram positif dengan sel bakteri Gram negatif  (a) Bakteri Gram positif, (b) bakteri Gram negatif
Sel bakteri Gram positif dan sel bakteri Gram negatif memiliki ciri-ciri khasnya masing-masing. Ciri-ciri khas bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif itu  mencakup: struktur dan komposisi dinding sel, kerentanan terhadap penisilin, pengaruh zat warna
terhadap pertumbuhan selnya, persyaratan nutrisi, dan gangguan fisik. Tabel  memuat perbedaan ciri sel bakteri Gram positif dan sel bakteri Gram negatif

Struktur sel bakteri di mana dinding selnya sudah hilang dan yang tersisa yaitu  isi sitoplasma yang dikelilingi oleh membran plasma, dinamakan  protoplas. Bentuk sel mirip  bola. Ciri-ciri protoplas yaitu  sebagai berikut: Sel bakteri sama sekali tidak memiliki dinding sel Sel bakteri tidak bergerak Bentuk selnya yaitu  seperti bola Sel bakteri tidak mampu membelah diri Sel bakteri rentan terhadap infeksi oleh bakteriofage Pada sel bakteri Gram negatif, pembuangan dinding sel mungkin
masih menyisakan sebagian bahan lapisan luar yang tetap melekat pada membran sitoplasma. Struktur ini dinamakan  sferoplas. Struktur sferoplasma dan  protoplas, bila sanggup tumbuh dan membelah
diri, sel ini dinamakan bentuk L (L-form). Beberapa bentuk L-form, dapat kembali ke bentuk normal. ini dapat terjadi, kalau faktor pemicu nya dihilangkan. Agar dapat kembali ke bentuk normal, sel bakteri itu  harus masih memiliki peptidoglikan sisa sebagai
pemula biositesis dinding selnya. Pada bagian dalam dinding sel bakteri terdiri atas struktur halus. struktur  halus sel bakteri itu  antara lain:
1. Membran Sitoplasma
Struktur membran sitoplasma berada di sebelah dalam dari dinding sel. maka  jika dilihat dari struktur lapisan pada sel sel bakteri, membran plasma dilindungi oleh dinding sel bakteri, yang mana sifat dinding sel bakteri yang lebih kaku jika dibandingkan dengan membran sitoplasma. Membran sitoplasma  untuk mengendalikan lalu lintassubstansi kimiawi dalam larutan, masuk ke dalam dan keluar sel.
Susbtansi-substansi (solut) dapat melewati membran sitoplasma,dapat dengan cara antaralain : 
Difusi pasif ,Proses difusi pasif, tidak bersifat khusus  untuk setiap solut, namun  akan terjadi jika ada  perbedaan konsentrasi solut di luar sel dengan di dalam sel bakteri. Pada proses ini, terjadi pergerakan
substansi kimia (solut) yang melintasi membran sitoplasma, dari area yang berkonsentrasi tinggi ke area yang berkonsetrasi yang lebih rendah. Difusi pasif, berfungsi untuk menyamakan konsentrasi solut di kedua sisi membran sitoplasma. angkut  aktif
Proses angkut  aktif bersifat sangat khusus  (memperlakukan solut   ). angkut  aktif berfungsi untuk menumpuk solut di dalam sel dengan konsentrasi yang lebih tinggi dibandingkan 
di luar sel. Membran atau selaput sitoplasma, memiliki beberapa fungsi antara lain:
- Berlaku sebagai tempat enzim dan molekul pembawa yang berfungsi dalam biositesis DNA, polimer dinding sel dan lipid selaput.
- Mengandung reseptor dan protein lain dari sistem
khemotaksis,
- Permeabilitas selektif dan pengangkut  larutan
- Pengangkut  elektron dan fosforilasi oksidatif
- Pengangkut  eksoenzim hidrolitik
2. Mesosom
Mesosom yaitu  struktur di mana membran sitoplasma yang melipat ke dalam (invaginasi) sitoplasma. Struktur ini berbelit belit, yang dinamakan mesosom.  bahwa struktur mesosom selalu sinambung dengan membran sitoplasma. Mesosom berfungsi dalam sintesis dinding sel, dan pembelahan nukleus sel bakteri.
3. Ribosom
Partikel Ribonucleic Acid (RNA-protein) yang dinamakan  ribosom terkemas padat di seluruh area  sitoplasma. Ribosom yaitu  tempat biosintesis protein. Ribosom ada  baik pada sel prokariotik dan  sel eukariotik, yang berfungsi sebagai tempat sintesis protein.bahwa ribosom disusun oleh dua subunit, setiap subunit mengandung protein dan sebuah tipe
dari RNA dinamakan  ribosomal RNA (rRNA). Ribosom prokariotik berbeda dari ribosom eukariotik dalam kandungan jumlah protein dan molekul rRNA, ribosom prokariotik juga lebih kecil dan kurang padat jika dibandingkan dengan ribosom sel eukariotik. Ribosom
sel prokariotik (termasuk sel bakteri) dinamakan  ribosom 70S, dan sel eukariotik dikenal sebagai ribosom 80S. lalu  bahwa ribosom bakteri 70S, dari kira-kira 800.000 dalton, dipisahkan ke dalam subunit 30S dan 50S. Subunit 30S mengandung RNA 16S, sebaliknya subunit 50S mengandung keduanya RNA 23S dan 5S. Huruf S menujukkan unit Svedberg,
yang menandakan  laju relatif sedimentasi (pengendapan) selama sentrifuge kecepatan tinggi.
4. area  Nukleus
Sel bakteri tidak memiliki kromosom yang diskrit (tersendiri), alat mitosis untuk pembelahan sel, nukleolus, dan membran nukleus. Bahan nukleus (DNA) terikat pada sistem mesosom sitoplasma.
Bahan nukleus sel bakteri dinamakan  kromosom bakteri atau nukleoid.
5. Inklusi Sitoplasma
Substansi kimia menumpuk dan membentuk granul dan  globul di dalam sitoplasma. Struktur ini dinamakan  tubuh inklusi.
6. Spora
Beberapa spesies bakteri mampu menghasilkan spora di luar sel vegetatifnya, (eksosopora), atau di dalam sel vegetatif (endospora). Spora ini tahan terhadap perlakuan fisik dan  kimia yang ekstrim
(lingkungan yang panas, kekeringan, bahan kimia yang racun ). Spora berada dalam keadaan dorman (tidur). Pada keadaan lingkungan yang sesuai dengan faktor pertumbuhan selnya (keadaan lingkungan yang membaik bagi pertumbuhan bakteri), spora dapat
tumbuh lagi menjadi bentuk sel vegetatif.
Eksospora yaitu  spora eksternal. Tidak semua bakteri
memiliki eksospora. Contoh kuman yang menghasilkan eksospora yaitu  Streptomyces viridochromogens. Proses pembentukan
eksospora sama dengan proses pembentukan spora pada cendawan. Endospora hanya ada  pada sel bakteri. Spora jenis ini mulai terbentuk pada tahap  pertumbuhan logaritmik. Ukuran diam eter endospora bervariasi. Ada endopora yang memiliki ukuran
diameternya lebih besar dri sel vegetatif, ada yang lebih kecil dari sel vegetatifnya. Letak endospora dalam sel vegetatifnya bervariasi. Ada endospora yang letaknya di tengah sel vegetatifnya (sentral), di
ujung sel vegetatif (terminal), dan di dekat ujung sel vegetatifnya (subterminal). Posisi endospora pada beberapa sel bakteri, 
FOTO  Posisi spora di dalam sel beberapa spesies Bacillus, dan Clostridium  (a) posisi sentral, (b) posisi
terminal, (c) posisi subterminal
Endospora memiliki ciri-ciri tertentu, yang memungkinkan spora ini lebih bertahan hidup pada kondisi yang ekstrim jika dibandingkan dengan sel vegetatifnya pada kondisi ekstrim, contoh  suhu tinggi
dan kekeringan, dan  terhadap bahan-bahan kimia seperti disinfektan. Ciri-ciri endospora sel bakteri antaralain : 
Endospora dibentuk oleh semua spesies Bacillus, Clostridium, dan Sporosarcina. Endospora bakteri tahan terhadap pemanasan, pengeringan, dan
disinfektan. Endopsora terbentuk pada kondisi yang tidak memungkinkan untuk pertumbuhan sel vegetatifnya. Endospora sukar untuk diwarnai, namun  sekali diwarnai sukar dihilangkan. Bentuk dan posisi endospora di dalam sel berbeda pada masing masing spesies. struktur  halus atau unsur-unsur penyusun endopsora, dapat terlihat  di dalam suatu endospora. sifat  unsur-unsur penyusun endospora bakteri, yaitu :
- Inti, mengandung kromosom yang lengkap. Daya tahan spora dipicu  sebab  adanya banyak  dipikolinat kalsium.
- Dinding spora, lapisan yang menglilingi selaput dalam dari spora.Dinding ini mengandung peptidoglikan dan akan menjadi dinding sel dari sel vegetatif yang berkecambah.
- Korteks, yaitu  lapisan paling tebal dari pembungkus spora. Korteks mengandung peptidoglikan dengan hubungan lintang yang lebih sedikit dibandingkan  yang berada  pada dinding sel dari sel vegetatifnya.
- Pembungkus, terdiri dari protein, mengandung banyak ikatan disulfida intramolekul. Lapisan ini sukar tertembus oleh zat-zat kimiawi antimikroba.
Jika kondisi lingkungan yang ekstrim yang kurang
memungkinkan sel vegetatif untuk bertahan hidup dan tumbuh, maka sel bakteri akan membentuk spora (endopora). Pembentukan endospora  agar bakteri dapat bertahan hidup (kondisi dorman) dalam kondisi lingkungan yang buruk bagi selnya. proses  utama dalam proses pembentukan endospora yaitu .
a. Penjajaran kembali bahan DNA menjadi filamen dan invaginasi membran sel di dekat suatu sudut sel untuk membentuk suatu struktur yang dinamakan  bakal spora.
b. Pembentukan sederetan lapisan yang menutupi bakal spora, yaitu korteks spora diikuti dengan selubung spora berlapis banyak.
c. Pelepasan spora bebas seraya sel induk mengalami lisis

FOTO  menandakan  perubahan struktural selama sporulasi pada bakteri.

FOTO  perubahan  struktural selama sporulasi
bakteri 
Spora yang matang mampu  bereproduksi seperti
sel vegetatif. Langkah-langkah reproduksi spora yang matang yaitu nsebagai berikut:
a. Aktivasi spora dengan panas yang mendadak (heat shock) pada suhu sublethal (suhu tidak mematikan), lecet pada pembungkus, keasaman.
b. Berkecambah (germinasi), bila keadaan lingkungan penguntungan.
c. Pertumbuhan menjadi sel vegetatif, pertumbuhan keluar akibat perombakan korteks dan lapisan-lapisan luar, memicu  munculnya sel vegetatif baru.

Metabolisme yaitu  semua reaksi kimiawi yang dilakukan oleh sel yang menghasilkan energi untuk sintesis elemen sel dan untuk  aktifitas seluler seperti pergerakan. Reaksi kimia yang membebaskan energi dinamakan  reaksi disimilasi atau peruraian (katabolisme). sedang  reaksi kimiawi yang memakai  energi untuk sintesis dan fungsi-fungsi sel lainnya dinamakan  reaksi asimilasi atau reaksi anabolisme. Bakteri, seperti makhluk hidup lain, selalu perlu   energi untuk kebutuhan selnya. kebutuhan  sel bakteri akan energi antara lain untuk: transportasi zat dari luar ke dalam sel atau dari dalam keluar sel, pergerakan (motilitas) sel, dan untuk sintesis elemen selnya. Energi yang diperlukan  sel bakteri bersumber dari kegiatan metabolisme sel. Pada proses katabolisme, substrat diuraikan menjadi
elemen yang lebih sederhana, dan membebaskan
energi. Energi yang terbebaskan pada proses penguraian, disimpan dalam bentuk Adenosin Tri Phosphat (ATP).
Katabolisme yaitu  reaksi pembebasan energi. Dalam proses ini terjadi pernguraian bahan-bahan organik menjadi bagian  yang lebih sederhana dan akan dihasilkan atau dibebaskan beberapa  energi. Energi yang dibebaskan itu  tersimpan dalam bentuk Adensin Tri Phosphat (ATP). Dalam proses katabolisme, terjadi oksidasi, yaitu hilangnya elektron dari suatu molekul, atau dinamakan dehidrogenasi. Selama oksidasi, energi dilepaskan dan terbentuk ikatan mengandungbanyak  energi seperti yang ada  pada ATP. Proses lainnya dalam katabolisme yaitu  reduksi, yaitu diperolehnya elektron oleh suatu molekul. Oksidan (bahan pengoksidasi) yaitu  penerima elektron, sehingga
menjadi tereduksi. Reduktan (bahan pereduksi), mendonasikan elektron, sehingga menjadi teroksidasi.
--Produksi Energi Melalui Proses Anaerobik
Dalam proses ini, ada beberapa tahap penguraian substrat organik, yaitu:
1. Glikolisis ,Glikolisis yaitu  proses perombakan glukosa menjadi asam piruvat. Proses ini tidak mensyaratkan adanya oksigen. Oleh sebab 
itu, proses ini dapat terjadi dalam keadaan aerobik dan  anaerobik.
 FOTO  menandakan  langkah-langkah reaksi pada jalur reaksi Glikolisis. Langkah-langkah glikolisis, diawali dengan penambahan gugus fofat pada molekul glukosa, agar ikatan  pada struktur glukosa
lebih mudah diputuskan atau diuraikan. Langkah awal ini diperlukan  dua molekul ATP. Langkah berikutnya yaitu  pemutusan ikatan 6 karbon pada molekul glukosa, menjadi 2 molekul gula berkarbon 3 (trigleseraldehid-3-phosphat). lalu , terjadi
reaksi pembentukan molekul koenzim tereduksi, yaitu Nikotinamida Adenin Dinukleotida berikatan dengan gugus H2 (NADH2). Hasil akhir dari proses glikolisis yaitu  terbentuklah 2 molekul asam piruvat, yang akan memasuki siklus Tricarboxyclic Acyd (TCA) yang
didahului dengan membentuk dua molekul asetil Ko-A.
Untuk setiap molekul glukosa yang mengalami metabolisme, 2 molekul ATP dikonsumsi, dan 4 molekul ATP dibentuk. Dalam proses glikolisis juga dihasilkan 2 molekul koenzim Nikotinamida Adenin Dinukleotida mengikat hidrogen (NADH2,
dalam bentuk tereduksi). 1 molekul NADH2 jika dioksidasi, menghasilkan 3 mol ATP. sehingga   jumlah energi bersih yang dihasilkan yaitu  sebanyak 8 mol ATP (4 mol ATP jadi, ditambah dengan 6 mol ATP dari oksidasi NADH2; dan dikurangi 2 molekul ATP yang dikonsumsi pada langkah awal reaksi pada
jalur glikolisis). Jumlah mol ATP yang dihasilkan dalam respirasi (katabolisme) secara anaerob jauh lebih sedikit. Dalam respirasisecara anaerobik, ATP yang dihasilkan hanya pada jalur glikolisis saja (8 mol ATP). maka  respirasi secara anaerobik, kurang
menguntungkan jika dibandingkan dengan respirasi secara aerobik.

FOTO  Langkah-langkah reaksi pada jalur reaksi glikolisis
2. Lintasan pentose fosfat
Terjadi pembentukan gula fosfat berkarbon enam (keksosa monofosfat), dan gula fosfat berkarbon lima (pentose fosfat). Hasil yang diperoleh ini, dipakai  untuk biositesis nukleotida. Proses ini terjadi pada prokariota dan  eukariota. Dalam proses ini
dihasilkan Nikotinamide Adenin Dinukleotida (NADP), yang lalu  akam masuk ke dalam sistem transpor elektron untuk sintesis ATP.
3. Fermentasi
Proses fermentasi sering diartikan  sebagai proses pemecahan karbohidrat dan asam amino secara anaerobik, yaitu tanpa perlu  oksigen. Organisme anaerobik menghasilkan energi, yaitu melalui reaksi yang dinamakan  fermentasi, yang
memakai  bahan organik sebagai donor dan akseptor elektron. bakteri anaerobik fakultatif dan bakteri anaerobik obligat memakai  berbagai macam fermentasi untuk menghasilkan energi. Streptococcus lactis, bakteri yang memicu  masamnya susu, menguraikan glukosa menjadi asam laktat, yang berakumulasi di dalam medium sebagai produk fermentasi satu-satunya.
4. Jalur Etner Doudoroff (ED)
Tahap atau jalur ini,  berada  pada Pseudomonas. Dalam keadaan anaerob, 1 mol glukosa dikatabolisme, akan menghasilkan 1 mol ATP.
5. Jalur fosfoketolase (FK)
Proses ini hanya terjadi pada grup bakteri laktobasil
heterofermentatif. Jalur FK yaitu  percabangan dari jalur Hexosa Monofosfat (HMF). Bakteri yang memakai jalur ini, tidak memiliki enzim aldolase.
C. Proses Produksi Energi dalam Respirasi (Katabolisme) Secara Aerobik
1. Rantai angkut  Elektron ,Rantai angkut  elektron, yang juga dikenal sebagai sistem Bsitokrom, atau rantai respirasi, yaitu  prosedur  reaksi oksidasi reduksi untuk pembentukan ATP. Fungsi rantai ini yaitu  untuk menerima elektron dari senyawa  tereduksi dan memindahkannya pada oksigen dengan akibat terbentuknya air. Pada beberapa langkah dalam rantai itu , dibebaskan energi untuk pembentukan ATP dari ADP dan fosfat anorganik. 


FOTO  menandakan  rantai angkut  elektron. Pada FOTO  bahwa atom-atom hidrogen (elektron bedan  proton, H+) yang diusir dari substansi organik melalui oksidasi, dipindahkan oleh dehidrogenasi yang mengandung NAD atau NADP (ditambah fosfat),
flavoprotein yang mengandung Flavin Adenin Dinukleotida (FAD) atau FMN (Flavo Mononukleotida), dan sitokrom-sitokrom yang mengandung
besi, pada oksigen molekular, sehingga terbentuklah air. Elektron-eletron yang diusir dari zat-zat anorganik (contoh  NO2-, H2, dan H2S) melalui oksidasi dapat pula disalurkan ke dalam rantai angkut  elektron untuk memperoleh energi. Demikian caranya bakteri kemoautotrofik memperoleh ATP dari rantai
angkut  elektron.

FOTO  Rantai angkut  elektron 
2. Siklus Asam Trikarboksilat
Siklus asam trikarboksilat (Tricarboxyclic Acid atau TCA) dinamakan  siklus Krebs, yaitu  prosedur  reaksi yang membangkitkan energi dalam bentuk ATP, dan molekul-molekul koenzim yang tereduksi (NADH2 dan FADH2). Langkah-langkah reaksi yang terjadi
di dalam TCA, menghasilkan: NADH2, FADH2, ATP jadi, CO2, air. Langkah-langkah reaksi dalam TCA, menandakan  bahwa senyawa organik yang pertama kali terbentuk yaitu  asam sitrat (oleh sebab  itu, siklus TCA dinamakan  juga siklus asam sitrat), dan diakhiri
dengan pembentukan senyawa organik asam oksaloasetat. lalu , sesudah  asam oksaloasetat terbentuk, oksaloasetat bereaksi dengan asetil Ko-A membentuk asam sitrat kembali, dan reaksi akan berulang terus membentuk siklus yang tidak ada putusnya selama kelanjutan reaksi aerobik terhadap molekul glukosa. 

FOTO   siklus asam trikaboksilat atau siklus Krebs. Siklus ini bersifat amfibolik, artinya berfungsi tidak hanya dalam reaksi katabolik namun  juga dalam reaksi anabolik. Siklus asam trikarboksilat,
 pada 

FOTO  Reaksi keseluruhan TCA, yaitu :
FOTO Siklus asam trikarboksilat 
Oleh sebab  perombakan glukosa melalui glikolisis menghasilkan dua molekul asetil Ko-A yang  memasuki siklus ini, persamaankeseluruhan untuk siklus ini per molekul glukosa yang dirombak,
yaitu  dua kali.
3. Hasil Energi dalam Respirasi Aerobik Setiap molekul glukosa yang diuraikan, ada 12 koenzim terduksi (2FADH2), dan 10NADH2). Okidasi satu mol NADH2 akan dihasilkan 3 mol ATP, sedang  oksidasi 1 mol FADH2 akan dihasilkan 2 mol ATP. sehingga  total ATP yang dihasilkan dari respirasi aerob 1 mol glukosa yaitu  38 mol ATP (34 mol ATP dari
oksidasi koenzim tereduksi, 2 mol ATP jadi dari proses glikolisis, dan 2 mol ATP jadi dari Tricarboxylic Acid (TCA).
4. Katabolisme Lipid
Glukosa yaitu  sumber tunggal kebanyakan mikroorganisme, termasuk sel bakteri. Ada mikroorganisme yang mengoksidasi lemak
dan protein dan menghasilkan energi. Perombakan lipid menghasilkan gliserol dan asam lemak. Gliserol,
sesudah  mengalami berbagai proses, lalu  masuk ke dalam jalur glikolisis. sedang  asam lemak lalu  masuk ke TCA, sesudah  sebelumnya berubah menjadi asetil-KoA. Atom yang dilepaskan, lalu  akan masuk ke rantai respirasi, dan akan terjadi fosforilasi oksidatif.
5. Katabolisme Protein
Protein diuraikan menjadi peptide, dan lalu  akan menjadi asam amino. Asam amino akan membentuk asetil-KoA, asam a-ketoglutarat, asam suksinat, asam fumarat, asam oksaloasetat di dalam TCA. sehingga   maka baik dalam proses katabolisme glukosa, kataboliems protein, dan  katabolisme lipid, semuanya akan masuk ke TCA, sesudah  melalui prosesnya masing-masing.
D. Anabolisme
Anabolisme yaitu  proses penyusunan (sintesis) senyawa organik di dalam sel bakteri yang perlu   energi. pemakaian  energi dalam proses nonbiosintetik yaitu  untuk: produksi panas,
pergerakan (motilitas), pengangkut  nutrien. sedang 
pemakaian  energi dalam proses biosintetik yaitu  untuk: pengubahan substansi, sintesis makromolekul (komponen karbohidrat, protein, lemak, asam nukleat) untuk keperluan sintesis seluruh elemen atau struktur halus sel bakteri, seperti: dinding sel, membran sel, ribosom, nukleoid, seluruh apendiks sel bakteri, dan elemen sel lainnya. Pada proses sintesis
makromolekul, terdiri atas dua tahap, yaitu: biosintesis unit-unit makromolekul, dan biositesis makromolekul. Pada biosintesis lipid, terjadi pembentukan senyawa makromolekul dari monomernya berupa gliserol dan asam lemak.
Lipid dalam sel mikroorganisme berperan sebagai: senyawa cadangan, komponen membran sitoplasma, komponen membran organel, komponen dinding sel, alat transpor elektron. Pada biosintesis protein, terjadi pembentukan makromolekul dari asam-asam amino. Pada proses sintesis protein, selalu perlu   cetakan DNA yang berfungsi untuk menentukan
pola urutan asam amino, transfer informasi genetik.
Tahap-tahap biositesis protein yaitu  sebagai berikut:
1. Replikasi
Pada tahap ini, terjadi pemnggandaan DNA. Enzim yang berperan yaitu  DNA polymerase. Replikasi DNA bersifat semikonservatif, sebab  DNA baru yang terbentuk masing-masing memiliki satu utas DNA lama, dan satu utas DNA baru.
2. Transkripsi
Pada tahap ini terjadi ekspresi gen. Proses ini, akan membentuk messenger RNA (mRNA) oleh DNA. Proses ini perlu   enzim RNA polymerase. mRNA yang terbentuk sifatnya komplementer
terhadap satu ulir DNA (ulir cetakan pada DNA)..
3. Translasi
Urutan basa purin dan pirimidin ditranslasi, membentuk asam amino, dan lalu  akan membentuk protein. Pada tahap ini, diperlukan  transfer RNA (tRNA), dan ribosomal RNA (rRNA). Sebanyak kurang lebih 90% ATP, dipakai  untuk sintesis protein.
Tahap-tahap translasi kode genetik yaitu  sebagai berikut:
1. Asam amino mengalami aktivasi enzim amonoasil-tRNA sintetase. Molekul asam amino terbawa tRNA, perlu   ATP. tRNA membawa antikodon.
2. Ribosom terikat pada salah satu ujung mRNA. Posisi ribosom sangat penting untuk translasi.
3. Molekul tRNA terikat pada sisi komplementer mRNA. Antikodon harus komplemen dengan kodon yang dibawa oleh mRNA. Asam amino terlepas dari tRNA. tRNA mengikat asam amino lainnya.
4. Ribosom bergerak sepanjang mRNA dengan jarak satu kodon. Ribosom-ribosom pada mRNA akan berjejer dalam jumlah banyak dan membentuk poliribosom.
5. Tahap 1 sampai 4, akan terulang terus, dan membentuk rantai polipeptida. Proses translasi akan berakhir pada pertemuan antikodon dengan nonsen kodon (kodon terminal), yaitu: UAA, UAG, UGA.

Bakteri, seperti makhluk hidup lainnya, melakukan reproduksi untuk mempertahankan spesiesnya. Sel bakteri  bereproduksi , jika didukung  nutrisi ,
Perbanyakan sel bakteri, melalui proses reproduksinya, menentukan pertumbuhan sel bakteri. Bakteri yaitu  makhluk uniseluler. maka  pertambahan jumlah sel bakteri, berarti juga terjadi pertambahan jumlah personal  pada spesies bakteri itu .
Cara-cara reproduksi pada mikroorganisme biasanya  secara aseksual, yaitu dengan pembelahan sel. Hasil dari proses pembelahan sel yaitu  terbentuknya dua sel anak. maka  jika semua faktor pertumbuhan terpenuhi untuk terjadinya proses pembelahan
sel, maka dalam waktu tertentu, akan dihasilkan banyak  sel anak baru.
Bila sel bakteri diinokulasikan ke dalam satu medium
pertumbuhan yang ideal , maka dalam waktu singkat, akan terjadi kenaikan jumlah sel yang cukup tinggi. Dalam  waktu yang sama, tidak semua bakteri mengalami kenaikan jumlah sel yang sama dalam kondisi medium yang sama.
1. Pembelahan Biner Melintang
Proses ini paling umum ditemui  pada kebanyakan bakteri. Pembelahan biner melintang yaitu  suatu proses reproduksi aseksual, sesudah  pembentukan dinding sel melintang, maka sebuah sel tunggal
membelah menjadi dua sel. Masing-masing sel baru itu  dinamakan  sel anak.