Senin, 07 Maret 2022
Home »
pemeriksaan 1
» pemeriksaan 1
pemeriksaan 1
Maret 07, 2022
pemeriksaan 1
diagnosa perut
1.konfirmasi data sukarelawan, menerangkan dan
menyuruh ijin ,
2. cuci tangan.
3. menyuruh sukarelawan berbaring terlentang.
Inspeksi perut
4. mengamati pergerakan peristaltik perut dan
pulsasi,Auskultasi perut
,bentuk perut (apakah membuncit,simetri, atau tidak), dinding perut (kulit, vena, umbilicus,
inguinal),
5. menaruh steteskop di sekitar umbilikus di satu
tempat di dinding perut guna menghitung
frekuensi bising usus (2 menit) dan mendengar
bunyi usus atau Perkusi perut
, bunyi bruit arterial, venous
hump,
6. melaksanakan perkusi di semua kuadran perut.
7. mencatat bunyi pekak/ timpani ,
8. perkusi khusus di bagian batas inferior
costa kanan, guna mempertimbangkan pekak hati,
9. perkusi khusus di bagian batas inferior
costa kiri, guna mempertimbangkan timpani area gaster.
10. perkusi khusus di area linea aksilaris anterior kiri di sela iga VI guna mempertimbangkan ada
tidaknya pembesaran limpa (mempertimbangkan perubahan
suara timpani menjadi redup).
11. guna analisa liver span:
• perkusi khusus di garis midklavikula
kanan dari kranial ke arah kaudal guna
analisa batas paru-hepar dengan mempertimbangkan
perubahan suara dari sonor ke redup.
• lalu mempertimbangkan batas
bawah hepar dengan cara melaksanakan perkusi di
garis midklavikula kanan mulai dari setinggi
umbilicus ke kranial hingga di dapat perubahan
suara dari timpani ke redup.
• Mengukur jarak antara batas atas dan batas
bawah hepar.
Palpasi perut
12. menyuruh sukarelawan guna menekuk lutut
13. • Palpasi superfisial (ringan) melaksanakan dengan
menempelkan sisi palmar tangan dengan cara
horizontal di semua regio perut dengan cara
sistematis.
• mempertimbangkan nyeri tekan perut, defance muscular
dan ada tidaknya massa superfisial. Lalu diulangi
dengan melaksanakan palpasi dalam, bila ada
massa deskripsikan lokasi, ukuran, bentuk, nyeri
tekan, konsistensi, pulsasi dan bergerak atau
tidak saat bernapas.
14. mengamati wajah sukarelawan selama palpas
diagnosa Cairan Bebas (Asites)
Teknik Shifting Dullness
15. melaksanakan perkusi dari umbilikus (bagian puncak
perut) ke lateral kiri atau kanan.
16. analisa batas perubahan bunyi perkusi dari
timpani ke redup.
17. memicu tanda batas perubahan suara itu
dengan menaruh jari sebagai plesimeter tetap
di batas itu lalu sukarelawan wajib miring ke
arah kontralateralgerakan perkusi.
18. Menunggu 30-60 detik,
19. melaksanakan perkusi kembali di tempat yang telah
ditandai dan tentukan apakah ada perubahan suara
dari redup ke timpani,
Teknik Undulasi
20. Tangan dokter berada di sebelah kiri dan kanan
perut sukarelawan
21. melaksanakan hentakan di dinding perut dengan jari
22. mendeteksi getaran di tangan lain yang menempel
di dinding perut yang kontrperalatan mediseral
Test undulasi positif bila mendeteksi getaran
Palpasi Hepar
23. menyuruh sukarelawan melipat kedua tungkai.
24. melaksanakan penekanan di dinding perut dengan
memakai sisi palmar radial jari tangan kanan.
25. menyuruh sukarelawan menarik nafas dalam.
26. melaksanakan palpasi lobus kanan di awali dengan
menaruh tangan kanan di regio illiaka kanan
dengan sisi palmar radial jari sejajar dengan arcus
costae kanan.
27. Palpasi melaksanakan dengan menekan nekan dinding
perut ke bawah dengan arah dorsalketika
sukarelawan ekspirasi maksimal, lalu di awal
inspirasi jari bergerak ke kranial dalam arah
parabolik.
28. Palpasi melaksanakan ke arah arcus costae kanan.
29. diagnosa lobus kiri dengan palpasi di area
garis tengah perut ke arah epigastrium di awali
dari umbilikus dengan cara seperti diatas.
30. Bila meraba tepi hati, deskripsikan ukuran,
permukaan, tepi, konsistensi, nyeri tekan, dan
apakah ada pulsasi.
31. diagnosa murphy sign:
• Palpasi batas hati di batas lateral m.rectus
• menyuruh sukarelawan menarik napas dalam
• mempertimbangkan ada tidaknya nyeri
Palpasi Limpa (Metode Schuffner)
32. menyuruh sukarelawan melipat kedua tungkai.
33. melaksanakan penekanan di perut dengan
memakai sisi palmar radial jari tangan kanan.
34. Palpasi melaksanakan dengan menekan nekan dinding
perut ke bawah dengan arah dorsal ketika
sukarelawan ekspirasi maksimal, lalu di awal
inspirasi jari bergerak ke kranial dalam arah
parabolik.
35. Palpasi di awali dari SIAS kanan, melewati umbilikus
menuju arkus costae kiri.
36. Mendeskripsikan ukuran pembesaran limpa dengan
skala schuffner,
Palpasi Titik Mc Burney
37. analisa titik Mc Burney di 1/3 lateral dari
garis imajiner yang menghubungkan SIAS kanan
dengan umbilikus dinding perut kuadran kanan
bawah.
38. melaksanakan penekanan di titik itu guna
mengetahui nyeri tekan dan nyeri lepas.
39. mempertimbangkan apakah ada defance muscular lokal.
diagnosa Ballotement
40. Meletakan tangan kiri di posterior sukarelawan, di kaudal
dari iga ke 12 dengan ujung jari di sudut
kostovertebra.
41. Meletakan tangan kanan di perut kanan atas,
di lateral dari m rectus abdominis
42. Angkat tangan kiri, mendorong ginjal ke
anterior.
43. menyuruh sukarelawan menarik napas dalam.
44. di puncak inspirasi, lakukan palpasi dalam
dengan tangan kanan di perut kanan atas,
tepat dibawah iga guna mendeteksi mobilitas ginjal
diantara kedua tangan.
45. melaksanakan palpasi ginjal bimanual di sisi
kontrperalatan mediseral.
Nyeri ketok Costovertebra Angle (CVA)
46. menyuruh sukarelawan duduk.
47. diagnosa melaksanakan dari arah belakang sukarelawan,
meletakan tangan kiri sisi palmar di sudut
kostovertebra kanan.
48. Meletakan bagian ulnar kepalan tangan kanan diatas
tangan kiri di sudut kostovertebra kanan.
49. mengamati sukarelawan dan tanya sukarelawan
apakah sukarelawan mendeteksi nyeri.
50. Memukulkan bagian ulnar kepalan tangan diatas
tangan kiri di sudus kostovertebra kanan dengan
kekuatan usia anak ,
51. melaksanakan tindakan yang sama (no. 47 hingga 50)
di sudut kostovertebra kiri.
52. cuci tangan.
diagnosa Colok Dubur
1 konfirmasi data sukarelawan, menerangkan dan
menyuruh ijin .
2. cuci tangan dan memakai sarung tangan.
3. dokter berdiri disisi kanan sukarelawan.
4. menyuruh sukarelawan guna berbaring dan mengambil
posisi miring ke kiri dengan panggul dan lutut
difleksikan ke arah dada.
5. Menginspeksi area regio-anal, mempertimbangkan ada
tidaknya benjolan, fistula, gejala infeksi.
6. memicu gel di jari telunjuk kanan dan oleskan
di tepi anus sukarelawan
7. menaruh tangan kiri di area gluteus kanan
sukarelawan, lalu jari telunjuk kanan dimasukan
kedalam anus dengan ujung jari telunjuk mengarah
ke anterior (umbilikal) sukarelawan lalu tangan di
rotasi guna melaksanakan diagnosa.
melaksanakan penilaian:
8. a. Tonus sfingter ani : jepitan kuat atau lemah.
9. b. Ampula rekti : kolaps atau tidak kolaps.
10. c. Mukosa rekti : licin/kasar, ada benjolan atau tidak
ada.
11. d. Bila ada benjolan: deskripsikan sirkuler atau
terletak di jam berapa, rapuh atau tidak, jarak
dari garis anokutan12. e. Prostat teraba pole atas atau tidak dan teraba
nodul keras atau tidak (di laki-laki).
13. f. ada benjolan lain diluar lumen atau tidak.
14. g. ada nyeri tekan atau tidak, bila ada
disebutkan di arah jam berapa.
15. Mengeluarkan jari telunjuk kanan. Sarung tangan
diperiksa:
• Ada feces atau tidak, bila ada catat
warnanya
• Ada darah atau tidak
• Ada lendir atau tidak.
16. Membersihkan anus sukarelawan dengan kasa atau tissue.
17. biarkan sukarelawan memakai celana kembali dan
ke meja periksa.
18. melenyapkan bahan medis habis pakai ke tempat
sampah medis
19. Membuka sarung tangan, lalu cuci tangan.
20. menerangkan hasil diagnosa kedi sukarelawan dan
menulis laporan
diagnosa Muskuloskeletal
(Ekstremitas Atas)
konfirmasi data sukarelawan, menerangkan dan
menyuruh ijin .
2. cuci tangan
3. menyuruh sukarelawan melepaskan pakaian
Sendi Bahu
4. melaksanakan inspeksi sendi bahu antaralain: lenggang
tangan ketika berjalan, warna dan kelainan kulit,
gejala peradangan, kontur otot dan kelainan
bentuk tulang.
5. melaksanakan palpasi di sendi bahu antaralain: perabaan
dan penekanan di otot, sendi dan tulang area
sendi bahu.
6. Move: menyuruh sukarelawan melaksanakan gerakan aktif yaitu
adduksi, abduksi, rotasi internal, rotasi eksternal,
fleksi, dan ekstensi.
GAMBAR 6 A & B
7. Abduksi dan adduksi pasif:
dokter berdiri di belakang sukarelawan dan menaruh
tangan dokter di bahu sisi berlawanan dan tangan
lain dokter menggerak gerakan lengan sukarelawan menjauhi
sumbu tubuh (abduksi), lalu dokter
menggerak gerakan lengan sukarelawan menyilang ke depan
dada (adduksi).
8. Rotasi eksternal pasif:
dokter berdiri di belakang sukarelawan dan
memposisikan bahu sukarelawan di posisi netral dengan
siku ditekuk hingga 90° lalu melaksanakan rotasi
eksternal sejauh mungkin di posisi itu ATAU
dengan cara sendi bahu abduksi 90° dan sendi siku
fleksi 90 ° , lalu melaksanakan rotasi eksternal sejauh
mungkin dan dipertimbangkan jangkauan gerak sendi.
9. Rotasi internal pasif:
dokter berdiri di belakang sukarelawan dan
memposisikan bahu sukarelawan di posisi netral dengan
siku ditekuk hingga 90° lalu melaksanakan rotasi
internal sejauh mungkin di posisi itu ATAU
dengan cara sendi bahu abduksi 90° dan sendi siku
fleksi 90° , lalu melaksanakan rotasi internal sejauh
mungkin dan dipertimbangkan jangkauan gerak sendi.
10. Fleksi dan ekstensi pasif:
dokter berdiri di samping sukarelawan dan
memposisikan bahu sukarelawan di posisi netral,
lalu melaksanakan fleksi dan ekstensi sendi bahu
sejauh mungkin lalu mempertimbangkan jangkauan gerak fleksi.
11. Test Apley’s Scratch:
sukarelawan wajib meraih punggung di belikat sisi
yang berlawanan dari arah belakang, mula mula sukarelawan
wajib menyentuh bahu sisi berlawanan, lalu
menyentuh punggung bagian belakang leher dan
terakhir mencoba menggapai punggung sejauh
mungkin
12. Test Yergason (bicipitalis kaput longum):
• Memposisikan lengan atas sukarelawan berada di
samping badan dan sendi siku fleksi 90° dan dalam
posisi tangan pronasi.
• Satu tangan dokter memegang bahu sukarelawan
yang diperiksa dengan jari meraba tendon biceps
di sulcus bicipitalis, lalu tangan yang lain dari
dokter memegang tangan sukarelawan.
• sukarelawan wajib melaksanakan supinasi melawan
tahanan dari dokter sambil dokter meraba
tendon bicipitalis di sulcus bicipitalis.
Sendi Siku
GAMBAR 12
13. mengamati warna
kelainan kulit, gejala peradangan, kontur otot,
melaksanakan inspeksi area sendi siku dalam keadaan
ekstensi dan fleksi.
kelainan bentuk tulang dan massa atau benjolan.
14. melaksanakan palpasi area siku antaralain: perabaan dan
prosesus olekranon, dan sulkus olekranon, ditentukan
ada nyeri atau tidak,
penekanan otot biseps dan triseps area 1/3 distal
humerus, epikondilus lateralis dan medialis humeri,
15. melaksanakan penilaian ruang gerak sendi siku yang
antaralain: gerakan:
• Fleksi – Ekstensi
• Pronasi – Supinasi
Pergelangan Tangan dan Tangan
GAMBAR 15 A B
16. melaksanakan inspeksi area pergelangan tangan dan
tangan, antaralain: warna dan kelainan kulit, gejala
peradangan, kontur otot (tenar, hipotenar dan
interoseus) dan sendi, kelainan tulang, nodus
heberden, nodus bouchard, boutonniere deformity,
swan neck deformity, ulnar deviasi.
17. melaksanakan inspeksi kuku guna mencari kuku psoriatic,
onikolisis, hiperkeratosis.
18. Palpasi distal radius ulna, lekukan setiap tulang di
pergelangan tangan, delapan tulang karpal dan
anatomical snuffbox, sendi-sendi jari tangan
metacarpalphalangeal (MCP), proksimal
interphalangeal (PIP), distal inter phalang (DIP),
squeeze test.
19. melaksanakan penilaian ruang gerak sendi tangan dan
jari, antaralain: :
• Fleksi- ekstensi pergelangan tangan
• Deviasi ulnar – radial
• Fleksi – Ekstensi jari
• Abduksi – Adduksi jari
Oposisi ibu jari ke empat jari yang lain
GAMBAR 19 ABCD
20. diagnosa carpal tunnel syndrome: Test tinel
dokter melaksanakan perkusi dengan ujung jari
dokter di sisi volar pergelangan tangan sukarelawan
yang terdampak.
GAMBAR 20
21. Test Phalen:
sukarelawan wajib memfleksikan maksimal kedua sendi
pergelangan tangan dengan cara menekan nekan sisi dorsal
kedua tangan hingga sendi pergelangan tangan
mengalami fleksi maksimal dan ditahan selama 60 detik.
GAMBAR 21
22. diagnosa tendinitis De Quervains (tendon
abduktor pollicis longus dan ekstensor pollicis brevis):
Test Finkelstein
• sukarelawan wajib melaksanakan fleksi ibu jari tangan
yang terdampak.
• Keempat jari yang lain difleksikan hingga
menggenggam ibu jari.
• dokter lalu melaksanakan gerakan deviasi
pergelangan tangan ke arah ulnar.
GAMBAR 22
23. Selain mempertimbangkan ruang gerak sendi juga dipertimbangkan manuver:
hand grip, thumb movement, thumb adduction.
24. mempertimbangkan sensoris saraf perifer dengan cara sederhana
dengan memakai kapas:
• N. Ulnaris
• N. Radialis
• N. Medianus
25. biarkan sukarelawan guna memakai pakaiannya
26. cuci tangan
diagnosa TORAKS POSTERIOR
42. menyuruh sukarelawan melepaskan pakaian atas dan duduk
membelakangi dokter.
Inspeksi Toraks Posterior
43. mengatakan ada tidaknya benjolan (tumor), kelainan
bentuk tulang belakang atau benjolan di tulang
belakang.
Palpasi Toraks Posterior
44. melaksanakan perabaan di semua toraks posterior guna
mempertimbangkan ada tidaknya emfisema subkutis,
benjolan/tumor atau nyeri tekan.
45. melaksanakan diagnosa ekspansi di toraks
posterior dengan menaruh kedua telapak tangan
di toraks belakang kiri dan kanan dengan kedua
ibu jari saling bertemu dan menyuruh sukarelawan inspirasi
dalam mulai dari bawah skapula.
46. melaksanakan diagnosa fremitus raba dengan
menaruh permukaan palmar pangkal jari-jari atau
sisi ulnar kedua tangan di toraks posterior kiri dan
kanan.
47. menyuruh sukarelawan mengatakan angka 77 atau 99
berulang-ulang, dan mendeteksi dengan teliti getaran
suara napas yang dihasilkan.
48. melaksanakan langkah no 47 di area toraks posterior
mulai dari area interskapula ke bawah.
49. melaksanakan konfirmasi antara tangan kanan dan kiri
di setiap lokasi.
Perkusi Toraks Posterior
50. melaksanakan perkusi semua toraks posterior dari apeks
paru (area atas skapula) hingga kebawah
(interskapula terus ke bawah skapula) guna mempertimbangkan
ada tidaknya kelainan.
51. Membandingkan paru kiri dan kanan di setiap
lokasi diagnosa dengan ladder like pattern.
52. Perkusi batas toraks posterior: perkusi di garis
skapula kanan dan kiri guna mencari batas toraks
posterior kanan dan kiri, dengan berpedoman kedi
korpus vertebra mulai dari vertebra prominens (C7).
GAMBAR 1Z
53. Perkusi batas toraks posterior kanan: perkusi di
linea skapula kanan dengan cara beraturan ke arah kaudal
dengan menaruh jari plesimeter di arah tegak
lurus terhadap gerak perkusi dengan gentle,
analisa ada tidaknya perubahan dari sonor menjadi
redup.
54. Perkusi batas toraks posterior kiri: perkusi di linea
skapula kiri ke arah bawah dengan analisa
ada tidaknya perubahan dari sonor menjadi redup
(biasanya setinggi torakalis 10).
Auskultasi Toraks Posterior
55. melaksanakan auskultasi paru dengan cara sistematis.
56. melaksanakan dari apeks paru (area atas skapula),
area interskapula terus ke bawah.
57. Membandingkan paru kiri dan kanan di setiap
lokasi diagnosa dengan ladder like pattern (bila
perlu sukarelawan wajib bernapas lebih dalam).
58. menata peralatan medis.
59. cuci tangan
diagnosa Paru
konfirmasi data sukarelawan, menerangkan dan
menyuruh ijin .
2. Memeriksa ketersediaan peralatan medis.
3. cuci tangan .
4. menyuruh sukarelawan melepaskan pakaian atas dan
berbaring terlentang.
Inspeksi Keadaan Umum berhubungan dengan sistem pernafasan
5. Inspeksi lesi di dinding toraks, kelainan bentuk
toraks, sifat, dan pola napas.
6. mempertimbangkan ada tidaknya sesak.
7. mempertimbangkan ada tidaknya napas cuping hidung,
penggunaan otot bantu napas, dan retraksi otot
interkostal.
Inspeksi Warna Kulit berhubungan dengan sistem pernafasan
8. mempertimbangkan sianosis perifer (warna kulit, bibir, kuku
kebiruan), warna kulit pucat atau tidak.
Inspeksi Leher berhubungan dengan sistem pernafasan
9. mengatakan ada tidaknya penggunaan otot bantu
napas m.sternokleidomastoideus, dan suprasternal.
10. mengatakan ada tidaknya bendungan vena leher.
11. mengatakan ada tidaknya pembesaran kelenjar
getah bening
Palpasi Leher
12. melaksanakan perabaan kelenjar getah bening: palpasi
dengan ujung jari di area sepanjang
m.sternokleidomatoideus, supraklavikula, dan
infraklavikula.
13. melaksanakan diagnosa posisi trakea dengan
menaruh ujung jari telunjuk di area antara
trakea-sternokleidomastoideus, kiri, dan kanan.
Inspeksi Ekstremitas berhubungan dengan sistem pernafasan
14. mempertimbangkan jari tabuh (clubbing finger), karat nikotin, dan
otot lengan atas mengecil.
diagnosa TORAKS ANTERIOR
15. menyuruh sukarelawan melepaskan pakaian atas dan
berbaring terlentang.
Inspeksi Toraks Anterior
16. Inspeksi bentuk toraks dengan mempertimbangkan diameter
anteroposterior dibandingkan diameter sagital, dan
besar sudut angulus costae.
17. menganalisa ada tidaknya penyempitan dan
pelebaran sela iga
Inspeksi kelainan lain (ada tidaknya bendungan vena,
benjolan, ginekomastia, atay spider nevi).
18. mempertimbangkan kesimetrisan hemitoraks kiri dan kanan.
19. mempertimbangkan frekuensi napas dalam 1 menit.
20. mempertimbangkan kedalaman sistem pernafasan.
Palpasi Toraks Anterior
21. melaksanakan perabaan di semua toraks guna mempertimbangkan
sela iga, ada tidaknya emfisema subkutis,
benjolan/tumor atau nyeri tekan.
22. melaksanakan diagnosa ekspansi toraks dengan
menaruh kedua telapak tangan di toraks kiri dan
kanan dengan kedua ibu jari saling bertemu dan
menyuruh sukarelawan inspirasi dalam.
23. melaksanakan diagnosa fremitus raba dengan
menaruh permukaan palmar pangkal jari-jari atau
sisi ulnar kedua tangan di toraks anterior kiri dan
kanan.
24. menyuruh sukarelawan mengatakan angka 77 atau 99
berulang-ulang, dan mendeteksi dengan teliti getaran
suara napas yang dihasilkan.
25. melaksanakan konfirmasi antara tangan kanan dan kiri
di setiap lokasi.
26. melaksanakan diagnosa fremitus dengan cara sistematis
dari atas ke bawah.
Perkusi Toraks Anterior
27. melaksanakan perkusi semua toraks anterior dari apeks
paru (area supraklavikula) hingga bawah guna
mempertimbangkan dengan cara umum ada tidaknya kelainan.
28. melaksanakan perkusi dengan cara umum di semua lapang
paru anterior di awali dari apeks (area
supraklavikula) dengan cara berurutan dari toraks kiri ke
kanan dan ke bawah (zig-zag) hingga ke batas toraks
bawah dengan perut, dan dibandingkan setiap
langkah perkusi dari tiap-tiap sisi paru.
29. analisa bunyi ketukan: sonor, hipersonor, redup,
pekak, atau timpani.
30. melaksanakan perkusi di area aksila, dengan terlebih
dahulu menyuruh sukarelawan mengangkat lengan ke atas
kepala.
31. Perkusi batas paru-hati: perkusi di linea
midklavikula kanan dengan cara berurutan dari atas ke
bawah hingga ada tidaknya perubahan dari sonor menjadi
redup.
32. Memeriksa peranjakan hati dengan menyuruh sukarelawan
guna menarik napas dalam lalu menahan napas
sebentar.
Dari batas paru-hati yang telah ada ketika
menahan napas itu perkusi kembali diteruskan
hingga memperoleh perubahan suara sonor menjadi
redup, guna lalu ditentukan berapa jari
peranjakan hati yang didapatkan. lalu sukarelawan
wajib bernapas seperti biasa.
33. Perkusi batas paru–lambung: perkusi di linea
aksilaris anterior kiri dengan cara berurutan dari atas ke
bawah ke arah kaudal hingga ada perubahan dari
sonor menjadi timpani (lambung kosong) atau redup
(lambung terisi).
34. analisa batas paru-lambungAuskultasi Toraks Anterior
35. melaksanakan auskultasi dengan cara sistematis di awali dari
apeks paru ke bawah, kiri, dan kanan, dibandingkan
setiap langkah, dan menyuruh sukarelawan guna menarik
napas dalam.
36. analisa suara napas pokok: vesikuler,
bronkovesikular, bronkial, trakeal.
37. analisa ada tidaknya suara napas tambahan:
ronki basah, ronki kering, bunyi gesekan pleura,
hippocrates succusion, pneumothorax click, amforik,
wheezing.
38. melaksanakan diagnosa auditori fremitus yaitu
analisa bunyi hantaran suara bila didapatkan
suara napas bronkovesikuler atau bronkial.
menaruh stetoskop di dinding toraks dengan cara
simetris dan sukarelawan wajib mengucapkan angka 77
atau 99.
39. melaksanakan diagnosa egofoni dengan cara
menyuruh sukarelawan mengucapkan “ii”.
40. melaksanakan diagnosa bronkofoni dengan cara
menyuruh sukarelawan mengucapkan kata “8 9”.
41. melaksanakan diagnosa whispered pectoriloquy
dengan cara menyuruh sukarelawan berbisik dengan
mengucapkan kata “89"
diagnosa Jantung
1. , memperkenalkan diri, konfirmasi
data sukarelawan, menerangkan dan menyuruh ijin
2. Memeriksa ketersediaan peralatan medis.
3. cuci tangan.
4. menyuruh sukarelawan guna mengangkat/membuka pakaian
sehingga bagian toraks terpapar dan menyuruh guna
berbaring posisi supine.
Inspeksi Jantung
5. Inspeksi habitus, bentuk dada, dan kelainan yang
ada.
6. Inspeksi letak iktus kordis dan mengatakan dengan
benar letak iktus kordis (bila tampak).
Palpasi Jantung
7. menaruh sisi palmar jari-jari tangan atau semua
telapak tangan di dinding toraks di lokasi apeks
jantung.
8. Jika iktus kordis tidak dapat diidentifikasi dengan posisi
supine, menyuruh sukarelawan guna mengangkat lengan kiri
di posisi lateral dekubitus kiri.
Palpasi kembali dengan tekanan lembut.
9. di palpasi iktus kordis, identifikasi pula apakah ada
thrill, heaving, lifting, atau tapping
Perkusi Batas Jantung (Relatif)*
10. Dengan posisi supine, perkusi di linea aksilaris
anterior kiri guna mencari batas paru (sonor) dengan
lambung (timpani/redup).
11. di posisi 2 jari di atas batas paru dengan lambung
melaksanakan perkusi ke medial guna analisa batas kiri
jantung (redup).
12. Perkusi di linea parasternalis kiri ke bawah guna
analisa pinggang jantung (redup).
13. Perkusi di linea midklavikula kanan guna mencari
batas paru (sonor) dengan hepar (redup).
14. di posisi 2 jari di atas batas paru dengan hati
melaksanakan perkusi ke medial guna analisa batas
kanan jantung (redup).
* Perkusi dapat di awali guna mencari batas jantung kiri atau
kanan.
Auskultasi Jantung
15. melaksanakan diagnosa auskultasi sambil
membandingkan dengan meraba pulsasi arteri karotis.
16. Auskultasi di area sela iga 2 linea parasternalis
kanan guna mendengar bunyi katup aorta.
17. Auskultasi di area sela iga 2 linea parasternalis kiri
guna mendengar bunyi katup pulmonal.
18. Auskultasi di area sela iga 4-5 linea parasternalis
kiri guna mendengar bunyi katup trikuspid,
dibandingkan waktu inspirasi dan ekspirasi
19. Auskultasi di area sela iga 4-5 linea midclavicula
kiri guna mendengar bunyi katup mitral.
20. sesudah diagnosa selesai, menyuruh sukarelawan guna
memakai pakaian kembali.
21. menata peralatan medis.
22. cuci tangan.
diagnosa Kepala
1.konfirmasi data sukarelawan, menerangkan dan
menyuruh ijin .
2. Memeriksa ketersediaan peralatan medis.
3. cuci tangan.
diagnosa Kepala
4. melaksanakan inspeksi dan palpasi bentuk dan ukuran,
apakah ada benjolan, lekukan, dan nyeri tekan.
diagnosa Rambut
5. melaksanakan inspeksi warna, penyebaran rambut dan
apakah mudah dicabut.
diagnosa Mata
6. menyuruh sukarelawan mengamati ke atas dan dokter menarik
kedua kelopak mata bawah dengan kedua ibu jari.
Inspeksi nodul, pembengkakan, warna sklera dan
konjungtiva palpebra dan pola vaskularisasi di sklera.
7. Inspeksi sklera dan konjungtiva bulbar dengan cara
menarik kelopak mata bawah dengan ibu jari dan alis
dengan jari telunjuk.
diagnosa Wajah
8. mengamati ekspresi, bentuk dan kesimetrisan
wajah, gerakan involunter, bengkak dan benjolan.
diagnosa Kulit Wajah
9. mengamati warna dan kelainan kulit.diagnosa Telinga
10. mengamati bentuk daun telinga, memeriksa liang
telinga (memakai penlight), membran timpani
dan tulang mastoid. melaksanakan penekanan di
tragus.
diagnosa Sinus Paranasalis dan Hidung
11. melaksanakan penekanan di area sinus maksilaris,
frontalis dan etmoidalis.
diagnosa Bibir
12. mengamati warna, benjolan atau ulkus.
diagnosa Mulut
13. menyuruh sukarelawan guna membuka mulut dan
menjulurkan lidah.
14. melaksanakan diagnosa warna mukosa, ulkus, papil
dan gerakan lidah.
diagnosa Gigi
15. mengamati jumlah gigi, kelainan gigi, dan warna
gusi dengan memakai penlight.
16. menata peralatan medis.
17. cuci tangan.
diagnosa Leher
1. ,
konfirmasi data sukarelawan, menerangkan dan
menyuruh ijin .
2. Memeriksa ketersediaan peralatan medis.
3. cuci tangan.
Tekanan Vena Jugularis (JVP)
4. menyuruh sukarelawan guna tidur terlentang dengan bantal
dengan sudut 30-450.
5. menekan nekan vena dengan 1 jari disebelah atas clavicula.
6. menekan nekan vena disebelah atas dekat mandibula dengan
jari yang lain.
7. Melepas tekanan disebelah bawah di atas clavicula.
8. Menunjuk dimana vena terisi waktu inspirasi biasa.
9. Membuat bidang datar melalui angulus ludovici sejajar
lantai.
10. Menghitung jarak antara puncak pengisian vena
dengan bidang datar yang melalui angulus ludovici.
Kelenjar Tiroid
11. menyuruh sukarelawan duduk dan sedikit
mengekstensikan kepala.
12. melaksanakan inspeksi dari depan di area kelenjar
tiroid dengan cara menyarankan sukarelawan melaksanakan
gerakan menelan dan menganalisa ada tidaknya
simetrisitas kanan dan kiri, kelainan kelenjar tiroid
berupa pembesaran, pulsasi, dan tanda peradangan.
13. dokter berdiri di belakang sukarelawan.
14. melaksanakan palpasi di kelenjar tiroid dengan
memakai ujung jari dari kedua tangan dengan cara
menyarankan sukarelawan melaksanakan gerakan menelan
dan mendeteksi kelenjar tiroidketika kelenjar
itu bergerak.
menganalisa ada tidaknya: thrill, ukuran, konsistensi,
jumlah nodul, simetrisitas kanan dan kiri, kontur
permukaan, pulsasi, nyeri.
15. bila teraba pembesaran, dokter berpindah ke
depan sukarelawan guna mengukur ukuran nodul, dengan
memakai kaliper atau pita pengukur.
16. Memeriksa ada tidaknya bruit di kelenjar tiroid dengan
memakai stetoskop.
Kelenjar Getah Bening
17. menyuruh sukarelawan duduk.
18. dokter berdiri di depan sukarelawan melaksanakan inspeksi:
mengamati ada tidaknya pembesaran kelenjar getah bening
yang tampak.
19. dokter berdiri di belakang/depan sukarelawan yang
duduk.
20. Palpasi dengan jari dari depan atau belakang sukarelawan
di area preauricular, postauricular, oksipital,
tonsilar, submandibular, submental, servikal superfisial,
servikal posterior, rantai servikal dalam, dan
supraklavikular
Arteri Karotis
21. menyuruh sukarelawan berbaring terlentang dengan bantal,
dengan sudut 30°,
22. Inspeksi area medial otot sternokleidomastoideus
kanan.
23. Palpasi arteri karotis memakai 2 jari (jari tengah
dan jari telunjuk) di area 1/3 bawah sisi kanan
leher.
24. Auskultasi arteri karotis kanan.
25. Inspeksi area medial otot sternokleidomastoideus
kiri.
26. Palpasi arteri karotis memakai 2 jari (jari tengah
dan jari telunjuk) di area 1/3 bawah sisi kiri leher.
27. Auskultasi arteri karotis kiri.
28. menata peralatan medis.
29. cuci tangan.
diagnosa Tanda Vital
1.konfirmasi data sukarelawan, menerangkan dan
menyuruh ijin .
2. Memeriksa ketersediaan peralatan medis.
3. cuci tangan.
4. menyuruh sukarelawan berbaring terlentang atau duduk.
Penilaian Keadaan Umum
5. analisa derajat kesadaran sukarelawan dengan cara
memicu pertanyaan tentang keadaan sekeliling
sukarelawan (contoh: nama, waktu, atau tempat sukarelawan
berada)
6. mempertimbangkan kondisi sakit dengan cara umum: tidak tampak sakit,
ringan, sedang atau berat.
7. mempertimbangkan taksiran usia sesuai/tidak
8. mempertimbangkan bentuk tubuh, habitus, gizi, cara
berjalan/berbaring, mobilitas
Pengukuran dengan cara Tidak Langsung Tekanan Darah
Arteri
9. Memasang manset dengan kriteria:
• Posisikan lengan atas sejajar dengan jantung.
• Lengan baju tidak terlilit manset.
• Tepi bawah manset 2-3 cm di atas fossa cubiti.
• Balon dalam manset harus menutupi lengan atas
di sisi ulnar (di atas a. brachialis).• Pipa karet tidak menutupi fossa cubiti.
(Manset diikat cukup ketat tetapi tidak membendung
vena).
10. Palpasi denyut a. brachialis guna analisa tempat
menaruh membran stetoskop.
11. Memompa manset sambil meraba a. brachialis atau a.
radialis hingga denyut hilang. lalu menaikkan
tekanan manset 30 mmHg + 5 mmHg.
12. menaruh corong/membran stetoskop di atas a.
brachialis dengan cermat
• semua permukaan membran menempel di
kulit.
• Tidak terlalu keras.
• Tidak disisipkan di antara kulit dan manset.
13. Menurunkan tekanan manset dengan cara lancar dengan
kecepatan tetap (2-4 mmHg/detik) sambil
mendengar bunyi aliran darah.
14. mencatat hasil pengukuran tekanan darah.
Penilaian Denyut Nadi (Arteri) Perifer
Arteri Brachialis
15. Mencari denyut a. brachialis di fossa cubiti lengan
kanan dan kiri sukarelawan dengan palpasi memakai
jari telunjuk dan jari tengah
16. mempertimbangkan frekuensi, kekuatan dan irama denyut a.
brachialis selama 1 menit
17. mencatat hasil penilaian frekuensi, kekuatan dan
irama denyut a. BrachialisArteri Radialis
18. Mencari denyut a. radialis di pergelangan tangan
kanan dan kiri sukarelawan dengan palpasi memakai
jari telunjuk dan jari tengah
19. mempertimbangkan frekuensi, kekuatan dan irama denyut a.
radialis selama 1 menit
20. mencatat hasil penilaian frekuensi, kekuatan dan
irama denyut a.radialis
Arteri Dorsalis Pedis
21. Mencari denyut arteri dorsalis pedis di punggung
kaki kanan dan kiri sukarelawan dengan palpasi
memakai jari telunjuk dan jari tengah
22. mempertimbangkan frekuensi, kekuatan dan irama denyut arteri
dorsalis pedis selama 1 menit
23. mencatat hasil penilaian frekuensi, kekuatan dan
irama denyut arteri dorsalis pedis
Arteri Tibialis Posterior
24. Mencari denyut arteri tibialis posterior di posterior
maleolus medial kanan dan kiri sukarelawan dengan palpasi
memakai jari telunjuk dan jari tengah
25. mempertimbangkan frekuensi, kekuatan dan irama denyut arteri
tibialis posterior selama 1 menit
26. mencatat hasil penilaian frekuensi, kekuatan dan
irama denyut arteri tibialis posteriorArteri Poplitea
27. Mencari denyut arteri poplitea di fossa poplitea
kanan dan kiri sukarelawan dengan palpasi memakai
jari telunjuk dan jari tengah
28. mempertimbangkan frekuensi, kekuatan dan irama denyut arteri
poplitea selama 1 menit
29. mencatat hasil penilaian frekuensi, kekuatan dan
irama denyut arteri poplitea
Penilaian sistem pernafasan
30. mengamati gerakan naik turun dari dinding dada dan perut,
guna analisa frekuensi, irama, jenis, dan
kedalaman sistem pernafasan sukarelawan selama 1 menit
31. mencatat hasil penilaian sistem pernafasan kedi tutor
Pengukuran Suhu Tubuh Manusia
32. Memeriksa suhu tubuh melalui aksila.
33. menaruh termometer digital di aksilla.
34. Menunggu hingga terdengar suara “bip” dari
termometer, mengangkat termometer dari aksila, lalu
baca dan catat hasilnya.
35. Membersihkan kembali termometer yang telah
digunakan sebelum dimasukkan kedalam tempatnya.
36. menata peralatan medis.
37. cuci tangan
TEKNIK ANAMNESIS UMUM
tanya data sukarelawan nama, usia, pekerjaan,
status pernikahan, pendidikan terakhir.
menerangkan tujuan anamnesis.
tanya riwayat penyakit sekarang,
tanya keluhan utama (onset, progresivitas dan
sifat)
,riwayat penyakit keluarga
,
riwayat pengobatan sebelumnya
riwayat penyakit dahulu
,
Mengevaluasi status nutrisi (nafsu makan, penurunan
berat badan, gangguan saluran cerna)
,Mengevaluasi fungsi kognitif (gangguan memori
jangka pendek)
,
Mengevaluasi status psikoafektif (rasa sedih
kehilangan minat terhadap aktivitas yang biasa
disukai, putus asa),
melaksanakan review obat/polifarmasi
melaksanakan anamnesis system
Menyampaikan resume anamnesis guna
mengkonfirmasi data
,Memberi kesempatan sukarelawan guna bertanya
diagnosa Muskuloskeletal
(Ekstremitas Bawah)
1.
konfirmasi data sukarelawan, menerangkan dan
menyuruh ijin .
2. cuci tangan
3. menyuruh sukarelawan melepaskan celananya (sukarelawan
memakai celana pendek).
4. melaksanakan inspeksi sendi panggul dalam kondisi
berjalan dan diam antaralain: :
• lenggang tungkai ketika berjalan, simetrisitas
panggul,
• mengamati di 2 tahap jalan : Stance and
Swing,
• warna dan kelainan kulit,
• gejala peradangan,
• kontur otot, dan
• kelainan bentuk tulang.
5. biarkan sukarelawan tidur terlentang dan
melaksanakan palpasi antaralain: perabaan dan
penekanan: sendi, tulang dan otot area sendi
panggul.
Identifikasi: krista iliaka, SIAS, trochanter mayor dan
bagian posterior palpasi SISP
6. melaksanakan pengukuran panjang true leg length (dari
SIAS hingga maleolus medial) dan apparent leg
length (dari umbilicus hingga maleolus medial) di
kedua tungkai.
7. melaksanakan perabaan arteri femoralis di area
inguinal.
8. menggerak gerakan panggul dengan cara aktif. Fleksi diperiksa
dengan menekuk lutut sukarelawan dan menggerak gerakan
paha ke arah dada. lalu wajib melaksanakan
gerakan ekstensi-abduksi-aduksi-rotasi internalrotasi eksternal dengan cara aktif.
dokter menjaga agar panggul tetap berada di
tempat tidur dengan menahan kaki yang lain agar
tidak ikut terangkat.
9. diagnosa no 8 di ulang dengan cara pasif.
10. Test Patrick (kelainan sendi koksae) dan sacroiliac:
• sukarelawan wajib berbaring di meja
diagnosa.
• sukarelawan wajib melaksanakan fleksi, abduksi dan
rotasi eksternal di sendi panggul (hip) dengan
cara sukarelawan wajib menaruh malleolus lateral
kaki di sisi yang diperiksa diatas lutut di sisi
kontralateral
dokter melaksanakan penekanan di lutut yang
difleksikan
GAMBAR 10
11. melaksanakan inspeksi area sendi lutut dengan
mengamati :
• warna dan kelainan kulit,
• gejala peradangan,
• kontur otot , dan
• kelainan bentuk tulang.
12. melaksanakan palpasi antaralain: perabaan dan
penekanan:
• kelompok otot kuadriseps ,
• kelompok otot hamstrings area 1/3 distal femur,
• tulang patella, dan
• tuberositas tibia.
13. Test palpasi guna efusi dengan bulge sign (efusi
minor):
• sukarelawan wajib berbaring dengan posisi kedua
lutut ekstensi
• dokter meraba di suprapatella sambil
mendorong cairan efusi dari sisi lateral ke medial
dokter lalu mengusap sisi medial dari
patella sambil mengamati sisi lateral dari
patella
GAMBAR 13
14. Test palpasi guna efusi dengan ballon sign (efusi
mayor)
• sukarelawan berbaring dengan lutut ekstensi
• Satu tangan dokter berada di suprapatella
• Tangan yang lain dari dokter memegang sisi
lateral dan medial patella
• Tangan dokter yang berada di suprapatella
mendorong cairan di suprapatella dan tangan
dokter yang lain mendeteksi ada tidaknya dorongan
cairan ketika cairan sendi didorong dari
suprapatella
dokter juga dapat mendorong cairan dari sisi
lateral dan medial patella sambil tangan
dokter di suprapatella mendeteksi ada tidaknya
dorongan akibat perpindahan cairan dari medial
dan lateral patella ke suprapatella
GAMBAR 14
15. Test palpasi guna efusi ballotting patella
• sukarelawan berbaring dengan lutut dalam ekstensi
• dokter menekan nekan patella ke arah femur
dengan cepat
16. Test lutut guna anterior dan posterior drawer:
• sukarelawan wajib berbaring dengan sendi panggul
dalam posisi fleksi dan kedua lutut dalam posisi
fleksi 90 °
• Kedua tangan dokter memegang tibia sukarelawan
di lutut yang diperiksa dengan kedua ibu jari
dokter berada di joint line
dokter menarik tibia sukarelawan ke anterior dan
dilihat apakah ada pergeseran tibia ke
anterior dan dibandingkan dengan sisi
kontralateral(anterior drawer sign)
• dokter mendorong tibia sukarelawan ke posterior
dan dilihat apakah ada pergeseran tibia ke
posterior dan dibandingkan dengan sisi
kontralateral(posterior drawer sign)
•ketika melaksanakan manuver anterior atau
posterior drawer sign kedua kaki sukarelawan tetap
menempel di meja diagnosa
GAMBAR 16 A B
17. diagnosa lain: Test McMurray (robekan meniskus),
refleks fisiologis patella, dan diagnosa klonus
Test McMurray
• sukarelawan dalam posisi berbaring
• Satu tangan dokter memegang lutut sukarelawan
dengan jari telunjuk dan ibu jari dokter berada
di joint line
• Tangan dokter yang lain memegang tumit
sukarelawan
• dokter melaksanakan fleksi maksimal di sendi
lutut sukarelawan dengan tangan dokter yang
berada di tumit sukarelawan melaksanakan rotasi eksternal
di tumit sukarelawan
• dokter lalu memicu dorongan ke
arah medial di sendi lutut (memicu gaya
valgus) sambil melaksanakan ekstensi di lutut
sukarelawan
• bila ada click atau nyeriketika lutut
ekstensi maka diduga ada cedera di
meniscus medial
• lalu dokter melaksanakan fleksi
maksimal di sendi lutut sukarelawan dengan tangan
dokter yang berada di tumit sukarelawan melaksanakan
rotasi internal di tumit sukarelawan
• dokter lalu memicu dorongan ke
arah lateral di sendi lutut (memicu gaya
varus) sambil melaksanakan ekstensi di lutut
sukarelawan
• bila ada click atau nyeri ketika lutut
ekstensi maka diduga ada cedera di
meniscus lateral
GAMBAR 17
18. menyuruh sukarelawan guna berbaring tengkurap dan
melaksanakan diagnosa perabaan dan penekanan
di otot-otot besar panggul (otot gluteus maksimus)
19. melaksanakan penilaian ruang gerak sendi antaralain: :
• Fleksi – Ekstensi sendi lutut
• mempertimbangkan ada atau tidaknya krepitasi sendi lutut
dengan cara memegang sendi lutut sukarelawan ketika
sukarelawan melaksanakan gerak aktif fleksi-ekstensi
GAMBAR 19
20. melaksanakan inspeksi area pergelangan kaki dan
kaki, antaralain: :
• warna dan kelainan kulit,
• gejala peradangan,
• kontur otot
• kelainan bentuk tulang
21. melaksanakan perabaan dan penekanan di otot dan
tulang pergelangan kaki dan kaki, sendi metatarso
falangeal (squeeze test)
22. melaksanakan penilaian ruang gerak sendi pergelangan
kaki, antaralain: :
• Dorsofleksi – Plantarfleksi
• Eversi – Inversi
GAMBAR 22 A B
23. menyuruh sukarelawan guna memakai celananya
24. cuci tangan.
dokteran Muskuloskeletal
(Vertebra)
2. Memeriksa ketersediaan peralatan medis.
3. cuci tangan.
4. menyuruh sukarelawan melepaskan pakaian.
Look
5. Mengamati postur sukarelawan, koordinasi gerak, dan cara
berjalan saat memasuki ruangan
6. membandingkan kelengkungan vertebra dari sisi posterior
maupun dari samping dan dalam posisi berdiri (bila
memungkinkan)
7. membandingkan kurvatura pada daerah servikal, torakal, dan
lumbal dari samping
8. membandingkan kelurusan tulang belakang mulai dari C7
sampai gluteal, alignment dari kedua bahu, krista
iliaka, dan lipat gluteal dari sisi posterior
9. membandingkan apakah ada lordosis, kifosis, skoliosis
10. membandingkan apakah ada temuan lain seperti gibbus,
abses paravertebral, massa, ulkus
Feel
11. membandingkan apakah ada nyeri tekan pada processus
spinosus sepanjang vertebra
12. Melakukan palpasi pada sendi sacroiliac dan dibanding bandingkan
apakah ada nyeri
13. Melakukan palpasi pada otot paravertebral untuk
membandingkan spasme atau nyeri tekan
14. Melakukan palpasi jika ada massa, membandingkan
konsistensi, ukuran, batas dan nyeri tekan
Move
15. dibanding bandingkan lingkup gerak sendi leher untuk:
• fleksi (sukarelawan diharuskan menunduk) dan ekstensi
(sukarelawan diharuskan menengadah),
• lateral bending (sukarelawan diharuskan memiringkan
kepala dengan cara mendekatkan telinga ke
kedua bahu), dan
• rotasi (sukarelawan diharuskan menengok ke kanan dan ke
kiri)
16. Mengamati apakah ada keterbatasan gerak atau
nyeri pada saat sukarelawan melakukan maneuver
17. menyuruh sukarelawan melakukan fleksi vertebra dengan
cara membungkuk sejauh mungkin atau menyuruh
sukarelawan menyentuh lantai dengan kedua tangan dan
dibanding bandingkan lingkup geraknya
18. menyuruh sukarelawan melakukan ekstensi vertebra sejauh
mungkin dan dibanding bandingkan lingkup geraknya, dokter
menstabilkan pelvis dengan memegang pelvis sukarelawan
GAMBAR 18 AA
19. sukarelawan diharuskan melakukan lateral bending dengan
cara menempelkan tangan sukarelawan ke paha dan
diharuskan untuk memiringkan badan ke masing-masing
sisi dengan tangan disamping tungkai sejauh mungkin
dokter menstabilkan pelvis dengan memegang
pelvis sukarelawan dan dibanding bandingkan lingkup gerak lateral bending
GAMBAR 19AA
20. Melakukan modified Schober test dengan cara:
• menandai lokasi patokan yaitu pada perpotongan
antara garis yang menghubungkan kedua spina
iliaca posterior superior dengan garis tengah
• diukur 10 cm kearah kranial pada garis tengah dan
diberi tanda pada titik itu
• sukarelawan diharuskan menunduk sejauh mungkin dan
jarak antara kedua titik itu pada posisi fleksi
vertebra maksimal dibanding bandingkan kembali
• dinyatakan normal bila perubahan jarak kedua titik
itu dari posisi berdiri ke fleksi vertebra
maksimal 5 cm atau lebih
GAMBAR 20 aa
21. Melakukan test straight leg raising dalam posisi
berbaring dengan cara:
GAMBAR 21aa
• sukarelawan diharuskan berbaring telentang
• salah satu tungkai melaksanakan fleksi pada hip oleh
dokter dengan lutut ekstensi dan dibanding bandingkan
apakah ada nyeri yang merambat dari
pinggang ke tungkai pada saat melaksanakan manuver
• bila ada nyeri melaksanakan dorsofleksi pada
sendi ankle pada tungkai itu, akan ada
peningkatan nyeri
test positif bila ada nyeri merambat dari panggul
sampai ke tungkai bawah sesuai distribusi L5-S1
dan meningkat dengan dorsofleksi ankle
• melaksanakan tes pada tungkai yang lain
22. menata peralatan medis, dan melenyapkan bahan medis habis
pakai ke tempat sampah medis.
23. cuci tangan.
Related Posts:
pemeriksaan 1diagnosa perut1.konfirmasi data sukarelawan, menerangkan dan menyuruh ijin ,2. cuci tangan. 3. menyuruh sukarelawan berbaring terlentang.Inspeksi perut4. mengamati pergerakan peristaltik perut dan pulsasi… Read More