Minggu, 25 April 2021
Home »
kanker paru-paru
» kanker paru-paru
kanker paru-paru
April 25, 2021
kanker paru-paru
PENYAKIT PARU
Penyakit paru obstruktif kronis ( PPOK) yaitu penyakit sulit disembuhkan, yang menyerang paru-paru untuk waktu yang lama, Penyakit ini menghalang halangi aliran udara dari dalam paru-paru, sehingga pengidapnya kesulitan bernapas,
Peningkatan usia,Kekurangan zat antitripsin alfa-1, protein yang dibuat di hati, dapat memicu hingga 5 % PPOK,Defisiensi antitripsin Alpha-1 (AAT) memengaruhi antara 1 dari setiap 4.000-6.000 pasien ,paparan asap karet, plastik, tekstil, kulit, debu batu bara , kristal silika ,asap rokok ,asap daun daun terbakar,merokok memicu PPOK,PPOK merupakan kombinasi dari dua penyakit pernapasan, yaitu emfisema dan bronkitis kronis ,emfisema yaitu rusaknya kantung-kantung udara pada paru-paru yang terjadi secara bertahap,
Bronkitis yaitu infeksi pada saluran udara menuju paru-paru yang memicu produksi cairan di saluran udara yang berlebihan dan pembengkakan dinding bronkus ,
pasien yang menderita PPOK berisiko ,antaralain :
memerlukan peralatan pernapasan khusus,nengalami kebingungan , kehilangan ingatan,merasa sesak sesudah beraktivitas sehari-hari,
mengalami depresi dan penyakit mental lainnya,tidak dapat bekierja ,
tidak dapat bersosialisasi ,
gejala PPOK ,antaralain :
kelelahan dan tingkat energi yang rendah,intoleransi terhadap olahraga ,
batuk terus-menerus,sesak napas bahkan sesudah melakukan latihan ringan,
napas mengi,batuk yang menghasilkan dahak berlebihan,
sesak di dada,
pasien dengan PPOK, berisiko mengalami penyakit ,antaralain : gagal jantung kongestif, artritis, diabetes,jantung, asma, stroke,
tes pernapasan yang dinamakan spirometri, juga dikenal sebagai tes fungsi paru dapat dipakai untuk mendiagnosis PPOK,dalam tes ini, pasien diminta meniup ke alat yang mengukur kemampuan saluran udara untuk mengeluarkan udara.hasilnya memperlihatkan berapa banyak udara yang dihembuskan pasien dan berapa lama waktu yang diperlukan untuk melakukannya.
juga melakukan pemeriksaan fisik tes darah, rontgen dada, CT-scan dada,, karena hasil spirometri dapat dipengaruhi oleh faktor kelainan rongga dada, merokok, kebugaran umum, penyakit jantung,
pemeriksaan:
kualitas hidup karena gejala pernapasan,frekuensi infeksi dada,
frekuensi flare-up masalah pernapasan,sesak napas selama aktivitas normal,
beberapa pemicu sesak napas sesudah makan ,antaralain:
alergi makanan yang dapat muncul dalam beberapa menit atau jam sesudah makan,Tidak ada pengobatan untuk alergi makanan, sesak napas dapat menandakan reaksi alergi yang jarang, namun berpotensi berbahaya dinamakan anafilaksis, gejala anafilaksis ,antaralain :
kesulitan bernapas atau menelan,mual, mulas perih kembung,muntah, diare,
perasaan malapetaka,detak jantung cepat,tekanan darah rendah,pusing atau pingsan, gagal jantung, sesak napas, batuk berulang, denyut nadi lemah,
gatal-gatal, ruam atau bengkak di kulit, sesak di tenggorokan,suara parau,
alergi ini diatasi dengan epinefrin ,
sebenarnya Paru-paru organ yang dapat membersihkan diri sendiri, begitu terpapar polutan berhenti, sesudah paru-paru terpapar polusi, seperti asap dada pasien mungkin terasa penuh, sesak, atau meradang. Perasaan berat ini muncul saat lendir berkumpul di paru-paru untuk menangkap mikroba dan patogen, Beberapa metode dapat membuka saluran udara, meningkatkan kapasitas paru-paru, dan mengurangi peradangan,
beberapa pilihan cara membersihkan paru-paru ,antaralain:
1.Terapi uap atau inhalasi uap dilakukan dengan cara menghirup uap air untuk membuka saluran udara dan membantu paru-paru mengeluarkan lendir.
saat udara dingin atau kering. Iklim ini dapat mengeringkan selaput lendir di saluran udara dan membatasi aliran darah,Sebaliknya, uap bisa menambah kelembapan pada udara, yang dapat meningkatkan pernapasan dan membantu melonggarkan lendir di dalam saluran napas dan paru-paru,metode ini hanya semetara dan belum terbukti memberikan efek yang lama untuk paru-paru,
2.Postural drainage merupakan salah satu teknik yang dipakai untuk mengalirkan sputum atau dahak yang berada di dalam paru agar mengalir ke saluran pernapasan yang besar, sehingga lebih mudah untuk dikeluarkan,membantu mengobati atau mencegah infeksi paru-paru
berbaringlah di lantai atau tempat tidur letakkan bantal di bawah pinggul untuk memastikan bahwa dada lebih rendah dari pinggul,tarik napas perlahan melalui hidung dan hembuskan melalui mulut,setiap hembusan napas harus memakan waktu dua kali lebih lama dari tarikan napas, yang dinamakan pernapasan 1: 2
lanjutkan selama beberapa menitberbaring di satu sisi, sandarkan kepala di atas lengan atau bantal letakkan bantal di bawah pinggul latih pola pernapasan 1: 2 lanjutkan selama beberapa menit ulangi di sisi lain
di perut letakkan setumpuk bantal di lantai berbaring dengan perut di atas bantal ingatlah untuk menjaga pinggul tetap di atas dada lipat lengan di bawah kepala untuk menopang latih pola pernapasan 1: 2 lanjutkan selama beberapa menit,makanan yang membantu melawan peradangan di paru-paru ,antaralain :
blueberries,zaitun,kenari,kacang-kacangan,teh,kunyit,sayuran berdaun hijau,
ceri, Perkusi (ketukan) dada yaitu cara efektif lainnya untuk mengeluarkan lendir berlebih dari paru-paru, perawatan kesehatan atau terapis pernapasan akan mamakai tangan yang ditangkupkan untuk mengetuk dinding dada secara ritmis untuk mengeluarkan lendir yang terperangkap di paru-paru,
Menggabungkan perkusi dada dan postural drainase membersihkan saluran udara dari lendir berlebih,
Kadang-kadang, pasien mungkin saja menghirup partikel kecil makanan, ini dinamakan aspirasi paru, pasien dengan paru-paru yang sehat biasanya dapat mengeluarkan partikel-partikel ini melalui batuk,Batuk dapat memicu sesak napas jangka pendek, dan mungkin sakit tenggorokan, saat paru-paru pasien tidak sehat untuk mengeluarkan partikel, ini terjadi saat partikel memicu infeksi di dalam kantung udara salah satu atau kedua paru-paru,maka muncul pneumonia aspirasi,
gejala pneumonia aspirasi ,antaralain:
kesulitan menelan,demam,keringat berlebih,kelelahan,nyeri dada,
mengi,sesak napas,batuk yang menghasilkan dahak berbau busuk, berwarna hijau, atau berdarah,bau nafas yang tidak sedap,
dokter akan memberikan antibiotik ,
hernia hiatus
Hernia terjadi saat suatu organ atau jaringan menekan dan mencuat ke bagian tubuh yang bukan tempatnya, hernia hiatus yaitu bagian lambung mencuat ke area dada melalui lubang diafragma (hiatus), Hernia hiatus dapat memicu sesak napas yang memburuk sesudah makan, Hernia paraesofageal yaitu jenis hernia hiatus yang terjadi saat bagian lambung mencuat di samping pipa makanan,Jika tumbuh terlalu besar, dapat mendorong diafragma dan menekan paru-paru, memicu sesak napas dan nyeri dada, ini mungkin parah jika sesudah makan, karena perut yang kenyang meningkatkan tekanan pada diafragma,
hernia paraesofagus tidak memerlukan pengobatan,
namun, pasien memerlukan pembedahan jika mengalami gejala ,antaralain :
sakit mag,gastroesophageal reflux disease ( GERD),nyeri dada, nyeri di perut bagian tengah atau atas, kesulitan menelan,
pasien ahli bedah biasanya akan memperbaiki hernia paraesophageal memakai operasi lubang kunci, atau operasi laparoskopi, dengan menempatkan kamera kecil yang menyala, yang dinamakan laparoskop, ke dalam pipa makanan (esofagus) untuk melihat dan menggerakkan perut kembali ke posisinya.
Operasi laparoskopi yaitu prosedur invasif minimal, pasien bisa sembuh total dalam waktu 4 minggu,
GERD yaitu gangguan pencernaan yang memengaruhi otot-otot di pipa makanan atau esofagus, yaitu saluran yang menghubungkan mulut dan perut,
Biasanya, otot di dalam pipa makanan semakin mengecil untuk menahan makanan di dalam perut sesudah makan,
Refluks asam ini bisa memicu mulas,
saat pasien menderita GERD, otot-otot ini tidak menutup sepenuhnya, yang memungkinkan asam lambung dan makanan yang dicerna sebagian naik kembali ke pipa makanan,
pasien yang menderita asma mungkin mengalami sesak napas sesudah makan, terutama jika mereka juga menderita penyakit GERD,
Asma yaitu penyakit yang memengaruhi saluran udara di dalam paru-paru.
Pada asma, alergen atau iritan yang masuk ke paru-paru memicu saluran udara menyempit. Ini memicu Batuk,Sesak di dada,Sesak napas, Mengi,
Pada asma terkait GERD, asam lambung mengiritasi ujung saraf di pipa makanan, Otak metanggapan dengan mempersempit saluran udara kecil di paru-paru, yang memicu gejala asma, pasien mungkin menghirup asam lambung ke paru-parunya, ini dapat mengiritasi saluran udara dan memicu dada sesak,kesulitan bernapas, batuk, untuk mengobati asma terkait GERD yaitu dengan mengobati refluks asam, pengobatannya yaitu , ,antaralain:
Menghindari berbaring dalam waktu 3 jam sesudah makan,
berhenti merokok,obat bebas ( pepcid A-C), makan sedikit , mengenakan pakaian longgar di sekitar pinggang,
pasien dengan GERD disarankan menghindari makanan yang memicu refluks asam:,antaralain: bawang merah, bawang putih, produk berbahan tomat,
makanan pedas, gorengan , makanan berlemak, alkohol, minuman berkafein,
cokelat,permen,jeruk dan buah sejenis lainnya,
beberapa jenis penyakit paru kronis yang harus diwaspadai,antaralain:
- Asma
Saat mengalami asma, paru-paru Anda menjadi bengkak dan sempit, sehingga lebih sulit untuk bernapas,
Gejala asma ,antaralain:
Mengi,Tidak dapat mengambil cukup udara,Batuk,Merasakan sesak di dada,
Pemicu asama yaitu olahraga ,alergen, debu, polusi, stres, Asma biasanya dimulai pada masa kanak-kanak, meski bisa dimulai belakangan,
Asma termasuk yang sulit dapat disembuhkan,sebab genetika memainkan peran besar pada penyakit ini,
faktor yang memicu asma ,antaralain:
sering terpapar polutan,memiliki alergi,kelebihan berat badan,merokok,
-Penyakit paru obstruktif kronis ( PPOK)PPOK yaitu penyakit paru-paru meradang, sehingga memicu sulit bernapas,Peradangan memicu produksi lendir yang berlebihan dan penebalan lapisan paru-paru, Kantung udara atau alveoli menjadi kurang efisien dalam membawa oksigen masuk dan mengirimkan karbon dioksida,
pasien dengan PPOK memiliki kondisi ,antaralain:
-bronkitis kronis: yang muncul saat salesma atau infeksi sinus. bronkitis kronis lebih serius, karena tidak pernah hilang. ini memicu radang saluran bronkial di paru-paru hingga meningkatkan produksi lendir.
emfisema: penyakit ini merusak kantung udara di paru-paru. saat sehat, kantung udara menjadi kuat dan fleksibel. emfisema melemahkannya dan memicu pecah,
gejala bronkitis kronis ,antaralain:
sesak napas,sesak dada,sering batuk,batuk berdahak,
gejala emfisema,antaralain:
mengi,perasaan tidak bisa mendapatkan cukup udara,sesak napas,
-Penyakit paru Interstitial lung disease atau penyakit paru interstisial meliputi beberapa jenis gangguan paru, contohnya, antaralain:
Histiositosis sel Langerhans,Bronchiolitis obliterans,Sarkoidosis,
Fibrosis paru idiopatik, semua jenis penyakit ini memicu Jaringan di paru-paru menjadi luka, meradang, dan kaku. Jaringan parut berkembang di interstitium, yang merupakan ruang di paru-paru di antara kantung udara, Saat jaringan parut menyebar, itu memicu paru-paru lebih kaku, sehingga tidak dapat mengembang dan berkontraksi,Gejalanya ,antaralain: Batuk kering, Sesak napas,
Sulit bernafas, lebih berisiko terkena penyakit paru interstisial jika pasien di keluarga juga menderita salah satu penyakit ini, jika terpapar polutan ,
Beberapa penyakit autoimun juga dikaitkan dengan penyakit paru-paru interstitial, termasuk antibiotik,sindrom Sjogren,rheumatoid arthritis, lupus,
menjalani terapi radiasi untuk perawatan kanker ,
-Hipertensi pulmonal yaitu tekanan darah tinggi di paru-paru,
Tidak seperti tekanan darah tinggi biasa, yang memengaruhi semua pembuluh darah di tubuh, hipertensi pulmonal hanya memengaruhi pembuluh darah di antara paru-paru dan jantung, Pembuluh darah ini menjadi menyempit dan terkadang tersumbat, kaku dan tebal,Jantung harus bekerja lebih keras dan mendorong darah dengan lebih kuat, yang meningkatkan tekanan darah di arteri dan kapiler paru, hipertensi pulmonal dipicu oleh Mutasi gen, obat-obatan, penyakit jantung bawaan,penyakit paru-paru interstitial dan PPOK ,
Jika tidak diatasi , dapat memicu komplikasi seperti gagal jantung,pembekuan darah, aritmia, Faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan munculnya hipertensi pulmonal ,antaralain: obesitas,memiliki riwayat penyakit dalam keluarga,Menderita penyakit paru-paru lain,mamakai obat-obatan terlarang,obat penekan nafsu makanGejala hipertensi pulmonal, antaralain:
Kelelahan,Detak jantung cepat,Edema (bengkak) di pergelangan kaki,
Sesak napas,Nyeri dada,Pusing,Penyakit hipertensi pulmonal sulit disembuhkan, namun perawatan dapat membantu menurunkan tekanan darah ke tingkat yang lebih normal, dapat diatasi dengan pengencer darah, diuretik, dilator pembuluh darah, Pembedahan dan transplantasi ,
-Cystic fibrosis atau fibrosis kistik yaitu penyakit paru-paru bawaan yang menyerang anak-anak yang baru lahir. Ini mengubah susunan lendir dalam tubuh. Bukannya licin dan berair, lendir pada penderita cystic fibrosis justru kental, lengket, dan berlebihan,,Lendir yang kental ini dapat menumpuk di paru-paru dan memicu sulit bernapas,Dengan banyaknya bakteri , kuman ini meningkatkan risiko penderita terkena infeksi paru-paru,
Gejala cystic fibrosis ,antaralain: Pilek dada berulang, Infeksi sinus ,
Batuk kronis,Mengi, Sesak napas, Batuk lendir,
cystic fibrosis dapat memengaruhi paru-paru, hati, usus, sinus, pankreas,
fibrosis kistik disebabkan oleh mutasi gen yang biasanya mengatur kadar garam dalam sel, Mutasi memicu gen ini tidak berfungsi, mengubah susunan lendir dan meningkatkan garam dalam keringat,
-Pneumonia kronis yaitu infeksi paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur yang tumbuh dan berkembang di paru-paru, kantung udara menjadi meradang dan mungkin terisi dengan cairan, yang mengganggu aliran oksigen.
Sebagian besar pulih dalam beberapa minggu. Namun, terkadang penyakit ini terus berlanjut, bahkan bisa mengancam nyawa,
Pneumonia berkembang pada pasien yang paru-parunya rusak akibat:
Merokok,Sistem kekebalan yang melemah,Pembedahan,.
Antibiotik dan obat antivirus dapat membantu penyakit ini dapat kambuh lagi ,
Gejala pneumonia kronis berlanjut selama sebulan atau lebih ,antaralain:
Batuk darah, Kelenjar getah bening bengkak,Badan terasa panas dingin,
Demam, komplikasi pneumonia kronis ,antaralain:
Abses paru-paru (kantong nanah di dalam atau di sekitar paru-paru)
Peradangan ,Gagal napas,
-Kanker paru-paru yaitu penyakit di mana sel-sel di paru-paru tumbuh tidak normal menjadi tumor,Saat tumor semakin membesar dapat mempersulit paru-paru , sel kanker bisa menyebar ke area lain di tubuh, kanker paru-paru tumbuh secara perlahan tanpa memicu gejala apa pun,
diatasi dengan operasi untuk mengangkat bagian kanker dari paru-paru, kemoterapi, dan radiasi,
Gejala lain yang mungkin dari kanker paru-paru ,antaralain:
Penurunan berat badan ,Batuk darah,Mengi,Sesak napas,
Lendir atau dahak berwarna darah atau menyerupai karat besi,
Sesak napas yang menetap, Nyeri dada,Infeksi seperti bronkitis atau pneumonia yang kambuh atau tidak kunjung sembuh, Batuk yang terjadi dengan kanker paru-paru bisa kering atau basah,Batuk itu juga bisa terjadi kapan saja dan dapat mengganggu tidur di malam hari, Merokok juga dapat mengiritasi paru-paru dan memicu batuk jangka pendek, Suara serak,Masalah menelan atau berbicara, Kehilangan selera makan, Rasa lelah berkepanjangan,
Bengkak di wajah atau leher.
Tumor pancoast yang berkembang di bagian atas paru-paru (perifer) tidak memicu batuk.
Faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan pasien terkena penyakit kanker,antaralain :
merokok yang nemicu kanker paru-paru sel kecil SCLC ,
Jika tidak merokok, namun menghirup asap rokok dari pasien lain (menjadi rokok pasif) dapat meningkatkan risiko terkena kanker paru-paru,
Paparan radon yaitu gas radioaktif alami yang dihasilkan dari pemecahan uranium di tanah dan batuan yang tidak dapat dilihat , dirasa, atau menciumnya,
di dalam ruangan, radon bisa lebih terkonsentrasi,
pasien yang terpapar asbes dalam jumlah besar juga memiliki risiko lebih besar terkena mesothelioma, sejenis kanker yang dimulai di pleura (lapisan yang mengelilingi paru-paru),
Karsinogen lain (agen pemicu kanker) yang dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru yaitu :
Bijih radioaktif seperti uranium, Bahan kimia yang terhirup seperti produk batu bara, gas mustard, klorometil eter,arsenik, berilium, kadmium, silika, vinil klorida, senyawa nikel, senyawa kromium,
perokok yang mengonsumsi suplemen beta karoten justru mengalami peningkatan risiko kanker paru-paru.l,
pasien penyakit Hodgkin atau pasien perempuan yang terkena radiasi dada sesudah mastektomi untuk kanker payudara,
Polusi udara, Riwayat keluarga kanker paru-paru,
Saudara laki-laki, saudara perempuan, dan anak-anak dari pasien yang pernah menderita kanker paru-paru mungkin memiliki risiko kanker paru-paru yang sedikit lebih tinggi, terutama jika didiagnosa pada usia yang lebih muda,
IMUNOTERAPI KANKER PARU
imunoterapi atau imuno onkologi menjadi salah satu cara terapi atau pengobatan yang baik dilakukan untuk pasien kanker, termasuk kanker paru.
terapi-terapi yang lama itu keberhasilannya sangat berpengaruh pada sistem kekebalan tubuh atau imunitas pasien, seberapa kuat imunitas itu untuk dapat melawan penyakit kanker yang dideritanya dan mendukung terapi yang telah dilakukan,peneliti menggabungkan imuno onkologi dengan perawatan kanker lainnya. imuno onkologi atau imunoterapi dapat meningkatkan harapan hidup pasien kanker,berbeda dengan kemoterapi yang berfungsi untuk melawan sel kanker, imuno onkologi bekerja memakai sistem imun tubuh untuk menyerang sel kanker,mekanisme pengobatan yang dilakukan dalam imuno onkologi atau imunoterapi ini diberikan melalui infus yang dipasangkan ke pasien,
angka harapan hidup lima tahun pasien yang menjalani terapi imuno onkologi mencapai 6 kali lipat dibandingkan dengan kemoterapi,
Kanker paru dibagi menjadi stadium 1-4. Pasien dengan stadium 1-2A masih bisa diterapi dengan pembedahan, namun untuk stadium 3A ke atas, maka terapinya lebih ke terapi paliatif atau meningkatkan kualitas hidup pasien sebab harapan hidupnya kecil,sampai saat ini terapi utama kanker paru adalah radioterapi , imunoterapi,pembedahan, kemoterapi, radioterapi , imunoterapi,
kanker yang sudah menyebar ke organ lain, tidak mungkin dibedah sehingga pengobatannya biasanya dengan kemoterapi, konsep imunoterapi adalah memberdayakan sel-sel imun agar lebih aktif melawan sel kanker.
pada orang normal, begitu ada sel-sel yang tumbuh tidak normal akan segera terdeteksi oleh sistem imun tubuh, untuk dimatikan atau dibuat menjadi normal kembali, kanker ini sangat pintar. ia mampu untuk lari dari radar sistem imun tubuh , sehingga sering tidak terdeteksi oleh sistem imun. konsep imunoterapi adalah membuat sel-sel imun tubuh kembali mampu mengenali sel kanker dan menjadi aktif menyerangnya, imunoterapi adalah terapi terbaru kanker. pasien kanker paru yang diberikan imunoterapi mempunyai respon terapi yang lebih baik. indikatornya adalah dari perkembangan tumor yang bisa dihentikan dan memperpanjang harapan hidup, imunoterapi hanya efektif diberikan pada pasien kanker paru yang sel-sel tumornya menampakkan ekspresi PD-L1 lebih dari 50 %. Itu berarti, pasien wajib melakukan pemeriksaan biomarker PDL-1.
jika ekspresi PD-L1 lebih dari 60 % diberikan imunoterapi, respon pengobatannya mencapai kira kira 70 %. Angka harapan hidup pasien bisa ditambah sampai kira kira 10 bulan. Kanker paru merupakan jenis kanker yang angka harapan hidupnya rendah sebab penyakitnya sering baru dideteksi di stadium lanjut. untuk pengobatan kanker stadium lanjut lini kedua, atau sesudah gagal dengan pengobatan lini pertama seperti pembedahan atau kemoterapi. imunoterapi telah menjadi bagian penting dalam pengobatan kanker, malah potensinya lebih besar ketimbang pendekatan pengobatan yang ada sekarang.Dahulu imunoterapi dianggap remeh dan dianggap sebagai alternatif. Kini pengobatan ini sudah menjadi terapi standar.
Imunoterapi merupakan pengobatan kanker yang bertujuan mencegah interaksi antara sel T milik sistem imun dan tumor. Saat tumor dan sel T berinteraksi, sebuah protein di tumor yang dinamakan Programmed Death-Ligand 1 (PD-L1) melumpuhkan sel T sehingga sel-sel imun tidak dapat mengenali dan melawan sel-sel kanker. Sebenarnya sel imun tubuh bisa melawan sel kanker, tetapi sel-sel kanker sangat pintar, dia bisa membuat zat-zat yang melemahkan respon imun atau dengan cepat berganti bentuk sehingga sulit dikenali sel-T. Selain itu, sel kanker juga dapat mengelabui sel T. Melalui imunoterapi, interaksi ini dihambat sehingga sel T bisa mendeteksi dan mengenali sel kanker, Obat anti PD-L1 pembrolizumab merupakan pengobatan kanker paru yang memberi hasil . obat itu meningkatkan usia harapan hidup dan mempunyai aktivitas anti-kanker yang kuat pada pasien kanker paru stadium lanjut. pengobatan imunoterapi hanya efektif pada pasien kanker yang mempunyai ekspresi PD-L1 di atas 1 %. itu menampakkan adanya ekspresi sel kanker yang meradang sehingga efek yang diberikan lebih baik. sebab itu harus dicek dulu di laboratorium apakah ada ekspresi PD-L1. pemberian imunoterapi pembrolizumab dilakukan melalui pemberian infus selama 30 menit setiap tiga minggu sekali. kanker paru adalah kanker yang pertama mulanya langsung menyerang bagian paru.ada kanker lain yang menyebar ke paru-paru, itu tidak kita sebut kanker paru. kanker paru itu asalnya dari jaringan paru,
tentang kanker paru: kanker paru:kanker paling mematikan mayoritas pasien kanker paru adalah perokok,zat yang bersifat karsinogenik dari kandungan asap rokok perlahan akan merusak paru-paru dan mengembangkan sel kanker,kira kira 90 % kasus kanker paru ditemukan pada stadium 3 dan 4. banyak pasien yang tidak sadar telah mengidap kanker paru dan mengabaikan gejalanya,, penyakit kanker paru pertamanya sering kali dikira infeksi kuman tuberkulosis (TB). sebab, gejala kanker paru dan tuberkulosis sangat mirip, yaitu penurunan berat badan. batuk-batuk, sesak, cepat lelah, bila kanker paru dideteksi di stadium satu, usia harapan hidup pasien bisa mencapai 50 %. gejala-gejala umum kanker paru , antara lain:
- rasa nyeri di dada, punggung, bahu, atau tangan. ini dipicu sebab tumor menekan saraf di kira kira paru.,
- infeksi paru berulang, contohnya bronkitis atau pneumonia.
-suara serak, bisa dipicu oleh batuk atau tumor yang menekan pita suara,
- batuk yang menetap cukup lama, ataupun tidak sembuh sesudah diobati.,
- ada darah pada dahak atau saat batuk. kira kira 7 % penderita kanker paru mempunyai gejala pertama batuk berdarah,
- kesulitan bernapas, hal ini dipicu sebab penurunan aliran udara akibat tumor yang menutupi saluran napas atau sudah menyebar di paru-paru.,
hampir 25 % kanker paru tidak mempunyai gejala sama sekali. tumor ditemukan saat dokter melakukan pemeriksaan sinar-x dada untuk keluhan lain.
faktor risiko kanker paru itu juga akibat paparan radon, asbestos, arsenik, berilium , uranium, radiasi. risiko kanker paru juga akan meningkat jika telah mengidap penyakit paru lain seperti emfisema, bronkitis kronik, dan tuberkulosis,angka kelangsungan hidupnya rendah. hanya 14% pasien kanker paru yang bisa bertahan hidup sampai 6 tahun,kanker paru yang sulit didiagnosis sebab tak bisa melihat atau merasakan paru-paru. cara mendeteksi kanker ini adalah merasakan gejalanya, yakni batuk atau nyeri. namun gejala ini baru ada saat kankernya sudah mencapai stadium lanjut,
90 % kanker paru yang telah dideteksi saat stadium 1 bisa diobati dengan operasi atau radiasi,Melakukan penapisan (screening) kanker paru dengan CT scan paru dosis rendah mampu mendeteksi kanker pada stadiun pertama dan menurunkan kematian sampai 50 %,
ternyata ini kanker paru bisa tidur di dalam tubuh selama 20 tahun sebelum ia menjadi penyakit ganas, mutasi genetik yang memicu kanker bisa tidak terdeteksi selama bertahun tahun sebelum muncul pemicu yang membuat sel-sel kanker tumbuh dengan cepat,selama ekspansi ini ada gelombang kesalahan genetik yang muncul pada beberapa area tumor. masing-masing bagian berkembang ke arah yang berbeda, yang berarti setiap bagian tumor ini secara genetik unik,kebanyakan kesalahan genetik dipicu oleh proses mutasi baru pada tumor. banyaknya varian kesalahan genetik ini bisa menjelaskan mengapa terapi target pada kanker paru sering tidak berhasil,. kanker paru mempunyai dua tipe yang sangat berbeda cara tumbuh dan penyebarannya dalam tubuh. yaitu non-small cell lung cancer atau kanker paru non sel kecil (NSCLC) dan small cell lung cancers atau kanker paru sel kecil (SCLC) kanker paru memang kebanyakan diderita orang berusia di atas 65 tahun. faktor nya adalah paparan pasif asap . paparan asbes dan polusi udara berat , saat masih pada stadium pertama, kanker ini memang tidak memicu gejala,seiring pertumbuhan kanker, gejala yang nampak antara lain berat badan turun tanpa sebab yang jelas, merasa letih ,batuk yang terus memburuk dan tidak pernah sembuh, sesak napas, sakit di dada secara konstan, batuk berdarah, sering terkena infeksi paru, pasien biasanya baru diketahui mengidap kanker paru saat sudah berada di stadium 3 atau 4, yang sudah mendekati stadium akhir.kanker yang sudah masuk stadium lanjut biasanya kanker sudah menyebar ke organ-organ lain. padahal, jika ditemukan di stadium pertama, kira kira 50 % pasien dapat bertahan hidup sampai 6 tahun. tetapi, untuk yang sudah memasuki stadium lanjut, kisarannya hanya 5 % dan kankernya tidak bisa diatasi. pengobatan kanker paru dilakukan dengan kombinasi dari terapi radiasi, pembedahan, kemoterapi ,kanker paru cenderung agresif. saat dideteksi di stadium 4 tahap lanjutan dan tak bisa disembuhkan, jika pasien tidak menjalani pengobatan, kelangsungan hidup rata-rata pasien adalah kira kira 5 bulan.faktor yang membuat kanker ini mematikan adalah kemampuannya dalam menyebar jauh ke seluruh tubuh,
pengobatan kanker adalah imunoterapi yang memakai kekebalan tubuh sendiri untuk melawan kanker.kanker tumbuh secara perlahan dan pertamanya kekebalan tubuh para pasien dapat membasmi sel kanker sebelum berkembang lebih lanjut. seiring waktu, sel kanker tumbuh makin cepat hingga kekebalan tubuh tidak dapat lagi mengimbangi pertumbuhan kanker,
banyak komponen sel darah putih; di antaranya limfosit, basofil, fagosit, ,komponen yang berperan dalam melawan kanker adalah sel limfosit T dan sel NK. kanker mempunyai mekanisme untuk menghancurkan sel limfosit T (sel tubuh yang tugasnya melawan penyakit), imunoterapi ini memanfaatkan mekanisme kekebalan sel-sel tubuh sendiri untuk melawan kankernya,
Imunoterapi berpotensi besar sebagai pengobatan kanker , beberapa macam tehnik imunoterapi, yaitu Cytokine Induced Killer Cell (CIK), Vaksin,Checkpoint Inhibitors, immunoterapi yang banyak dipakai adalah check point inhibitor yang salah satunya adalah anti PD-1. Mekanisme kerja dari anti-PD1 ini adalah mencegah kematian sel limfosit T akibat proses pengrusakan oleh kanker.
, tidak semua kanker mempunyai PD-1, sehingga tidak semua kanker bisa diterapi dengan terapi ini,pasien perlu melakukan pemeriksaan PD-L1,Kanker paru jenis karsinoma bukan sel kecil (KPKBSK) atau non-small cell lung cancer (NSCLC), kanker kulit jenis melanoma maligna. hampir 100 % melanoma mengekspresikan PD-L1,di asia tenggara, terapi ini sudah mendapat ijin untuk pengobatan kanker paru dan kanker kulit melanoma maligna. namun, biayanya yang sangat mahal ,tehnik pengobatan imuno onkologi untuk kanker paru masih diperuntukkan bagi penderita kanker stadium empat atau sesudah pengobatan lini pertama, seperti pembedahan dan kemoterapi yang belum berhasil mengalahkan sel kanker penderita, imuno onkologi adalah suatu konsep pengobatan yang mengandalkan kemampuan dari sistem kekebalan tubuh atau sistem imun dalam melawan penyakit, sebab kanker mempunyai kemampuan menghindari sembunyi dari sistem kekebalan tubuh , mampu melemahkan suatu sel di dalam sistem kekebalan tubuh yang dinamakan dengan Sel T, oleh sebab itu, Sel T itu diperkuat sehingga fungsi sebagai eksekutor untuk melawan atau menghancurkan sel kanker dapat lebih optimal.
bila dua kemampuan sel kanker itu dibiarkan, maka kemudian kanker bisa bertahan pada tubuh penderita dan mulai berkembang biak sehingga selnya terus bertumbuh kembang, pengobatan imuno onkologi yang telah banyak dipakai adalah check point inhibitor.Jenis kanker yang bisa dilakukan terapi imuno onkologi adalah kanker paru jenis non-small cell lung cancer (NSCLC) atau karsinoma bukan sel kecil (KPKBSK) , tingkat kematian yang dialami oleh penderita kanker paru cukup besar, yakni mencapai 95 %,sesudah dilakukan imuno onkologi, mortality rate atau tingkat kematian pasien berkurang , bahwa penderita kanker paru stadium 4 dengan kadar itu apabila diberikanpenanganan imuno onkologi harapan hidupnya meningkat,
Imuno onkologi atau biasa disingkat IO ini sering kali juga dinamakan imunoterapi, imuno onkologi baru akhir-akhir ini dinamakan sebagai pengobatan yang lebih inovatif dibandingkan kemoterapi, William B. Coley menemukan tehnik untuk mengalahkan sel kanker. Pada 1891, William B. Coley nmengamati bahwa infeksi dalam tubuh pasien kanker terkadang berhubungan dengan kesembuhan penyakit. ia berpendapat bahwa membuat tubuh pasien mengalami infeksi secara sengaja mungkin bisa membantunya mengobati kanker., Coley menyuntikkan bakteri Streptococcus pyogenes dan Serratia marcescens ke dalam tubuh pasien. untuk memicu infeksi pada pasien kanker, Bakteri ini kemudian memacu sistem kekebalan pasien untuk menyerang infeksi dan segala jenis benda asing apapun di dalam tubuh, termasuk tumor, imuno onkologi merupakan pengobatan kanker yang bertujuan mencegah interaksi antara sel T milik sistem imun dan tumor.
Saat tumor dan sel T berinteraksi, sebuah protein di tumor yang dinamakan Programmed Death-Ligand 1 (PD-L1) melumpuhkan sel T sehingga sel-sel imun segera mendeteksi dan melawan sel-sel kanker. pasien yang menjalani terapi imuno onkologi tidak akan mengalami efek samping seperti kerontokan rambut,
Imunoterapi adalah pengobatan dengan meningkatkan sistem kekebalan tubuh untuk mengatasi kanker.,Kanker adalah sel tidak normal yang dapat melemahkan sel-sel kekebalan tubuh. Hal itu membuat sel sel kanker tumbuh tidak terkendali dan menyebar ke organ tubuh lainnya,peneliti telah mengembangkan obat-obatan untuk merangsang sistem kekebalan tubuh mengikat antigen sel kanker.Contohnya, yaitu trastuzumab (Herceptin) yang merupakan antibodi monoklonal untuk mengikat antigen HER-2 (human epidermal growth factor receptor-2). HER-2 ini ada pada sel kanker payudara.
obat-obatan itu dipakai untuk membantu sistem kekebalan tubuh mencari dan menghancurkan sel kanker, vaksin sebagai imunoterapi juga dikembangkan yaitu memakai vaksin kanker payudara dengan antigen HER-2,vaksin dipakai untuk mengenali sel kanker.virus dapat direkayasa untuk kemudian menyerang penyakit yang dipicu oleh virus itu sendiri, virus juga dapat dilatih untuk menyerang kanker. virus itu dinamakan virus oncolytic yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dalam jangka panjang dan menyerang sel kanker, pengobatan kanker dengan imunoterapi dikombinasikan dengan terapi lain. obat untuk imunoterapi ini diberikan melalui infus atau suntikan.
namun, imunoterapi ini belum tentu bisa dipakai untuk semua jenis kanker. beberapa jenis kanker mungkin tidak merespon sama sekali pemberian imunoterapi, imunoterapi minim efek samping dan tidak memicu toksisitas. berbeda dengan kemoterapi yang ikut melawan sel tubuh yang sehat dan mempunyai efek samping membuat muntah rambut rontok, mual,
faktor lingkungan seperti polusi udara dan perokok pasif yang memicu resiko munculnya penyakit ini,kemoterapi mengandalkan kemampuan obat-obat untuk menghancurkan sel-sel kanker yang menyerang tubuh. obat-obat ini kemudian bekerja dengan memperlambat maupun menghentikan pertumbuhan sel kanker,tingkat rata-rata harapan hidup dari penderita kanker paru yang menjalani kemoterapi hanya mencapai 15 bulan,berbeda dengan terapi imuno onkologi.tingkat rata-rata harapan hidup ini berlipat ganda menjadi 25 % dalam 5 tahun ke depan dengan terapi imuno onkologi,
beberapa kenyataan tentang kanker paru ,antaralain :
gejala pertama tanda munculnya kanker paru yaitu , pasien akan mengalami batuk darah dan batuk terus-menerus. gejala kanker paru yang kerap dirasakan pasien yaitu sakit di seluruh tubuh,batuk darah, nyeri dada, batuk terus-menerus, sesak napas, rasa sangat lelah, asma, gejala tahap lanjutan, pasien akan mengalami iritasi tenggorokan dan menghasilkan lendir akibat batuk yang terus-menerus , gangguan pernapasan akibat tumor yang menghalangi saluran pernapasan,
-asap gas radon zat karsinogen yang terpapar asbestos , zat buangan diesel , asap kendaraan bermotor, asap pabrik industri, dan asap hasil pembakaran rumah tanggamenjadi satu satunya faktor risiko terbesar dari kanker paru, perokok pasif mempunyai potensi 16 kali terkena kanker paru, sementara untuk perokok aktif sebesar 1 kali peluang untuk terserang penyakit ini,
- pengobatan kanker paru yaitu tehnik bedah, jaringan kanker yang hinggap di tubuh pasien diangkat melalui prosedur operasi pembedahan , tehnik ini cuma hanya untuk pasien yang mempunyai kanker paru stadium pertama dan belum menyebar ke seluruh tubuh,kemoterapi adalah perawatan standar untuk kanker paru dengan memakai obat-obatan untuk mengurangi sel kanker. obat biasanya berbentuk suntikan,efek samping muncul sebab obat-obatan tidak bisa membedakan sel kanker yang berkembang pesat secara tidak normal dengan sel sehat yang normal seperti sel darah, sel kulit, sel-sel dalam perut,
efek samping yaitu kelainan detak jantung, lelah lesu sepanjang hari, rambut rontok, nyeri di sebagian tubuh, kehilangan nafsu makan, mual, muntah, sesak napas,
Imuno onkologi adalah pengobatan kanker paru dengan cara melatih sistem kekebalan tubuh untuk bisa mengenali sel kanker sebagai musuh kemudian melatih agar bisa menghancurkannya,efek samping seperti pusing , mual , tidak memicu toksisitas, tingkat harapan hidup terapi imuno onkologi dapat mencapai hingga 33 bulan. angka itu masih lebih tinggi kira kira 80 % dibandingkan dengan rata-rata tingkat harapan hidup pasien kemoterapi yang hanya mencapai 14 bulan saja, banyak pasien anak-anak penderita asma persisten, akan membaik seiring bertambahnya usia, beberapa dari mereka mungkin akan memiliki penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) atau chronic obstructive pulmonary disease (COPD) ,pasien dengan fungsi paru-paru yang kronis dan pertumbuhan paru yang tidak optimal di masa balita adalah yang paling berisiko mengalami COPD. COPD adalah penyakit paru-paru yang memicu kesulitan bernapas, gangguan pada saluran udara menghambat pertukaran antara oksigen dengan karbon dioksida di paru-paru, berdasar penelitian pada pasien anak-anak menerima salah satu dari tiga terapi inhalasi: 200 mikrogram budesonide dua kali sehari, 8 miligram nedocromil dua kali sehari, atau plasebo, adalah kortikosteroid obat pencegahan asma, nedocromil sebagai stabilizer sel mast untuk asma. pasien anak-anak diberikan inhalasi albuterol.setahun 1 kali penelitian mengukur fungsi paru-paru pasien anak-anak itu.Pada akhir penelitian, 10 % orang dewasa muda menderita COPD. Selain asma persisten, risiko COPD lebih tinggi, juga ada pada gender pasien laki laki dan mereka yang sejak pertama sudah menderita kelainan fungsi paru,Pada pasien anak-anak dengan asma persisten mencapai masa dewasa pertama, 70 %nya menampakkan penurunan pertama fungsi paru-paru atau pertumbuhan paru berkurang. pasien anak-anak penderita asma akan menderita COPD saat mereka dewasa,
Penyakit paru obstruktif kronis ( PPOK) yaitu penyakit sulit disembuhkan, yang menyerang paru-paru untuk waktu yang lama, Penyakit ini menghalang halangi aliran udara dari dalam paru-paru, sehingga pengidapnya kesulitan bernapas,
Peningkatan usia,Kekurangan zat antitripsin alfa-1, protein yang dibuat di hati, dapat memicu hingga 5 % PPOK,Defisiensi antitripsin Alpha-1 (AAT) memengaruhi antara 1 dari setiap 4.000-6.000 pasien ,paparan asap karet, plastik, tekstil, kulit, debu batu bara , kristal silika ,asap rokok ,asap daun daun terbakar,merokok memicu PPOK,PPOK merupakan kombinasi dari dua penyakit pernapasan, yaitu emfisema dan bronkitis kronis ,emfisema yaitu rusaknya kantung-kantung udara pada paru-paru yang terjadi secara bertahap,
Bronkitis yaitu infeksi pada saluran udara menuju paru-paru yang memicu produksi cairan di saluran udara yang berlebihan dan pembengkakan dinding bronkus ,
pasien yang menderita PPOK berisiko ,antaralain :
memerlukan peralatan pernapasan khusus,nengalami kebingungan , kehilangan ingatan,merasa sesak sesudah beraktivitas sehari-hari,
mengalami depresi dan penyakit mental lainnya,tidak dapat bekerja ,
tidak dapat bersosialisasi ,
gejala PPOK ,antaralain :
kelelahan dan tingkat energi yang rendah,intoleransi terhadap olahraga ,
batuk terus-menerus,sesak napas bahkan sesudah melakukan latihan ringan,
napas mengi,batuk yang menghasilkan dahak berlebihan,
sesak di dada,
pasien dengan PPOK, berisiko mengalami penyakit ,antaralain : gagal jantung kongestif, artritis, diabetes,jantung, asma, stroke,
tes pernapasan yang dinamakan spirometri, juga dikenal sebagai tes fungsi paru dapat dipakai untuk mendiagnosis PPOK,dalam tes ini, pasien diminta meniup ke alat yang mengukur kemampuan saluran udara untuk mengeluarkan udara.hasilnya memperlihatkan berapa banyak udara yang dihembuskan pasien dan berapa lama waktu yang diperlukan untuk melakukannya.
juga melakukan pemeriksaan fisik tes darah, rontgen dada, CT-scan dada,, karena hasil spirometri dapat dipengaruhi oleh faktor kelainan rongga dada, merokok, kebugaran umum, penyakit jantung,
pemeriksaan:
kualitas hidup karena gejala pernapasan,frekuensi infeksi dada,
frekuensi flare-up masalah pernapasan,sesak napas selama aktivitas normal,
beberapa pemicu sesak napas sesudah makan ,antaralain:
alergi makanan yang dapat muncul dalam beberapa menit atau jam sesudah makan,Tidak ada pengobatan untuk alergi makanan, sesak napas dapat menandakan reaksi alergi yang jarang, namun berpotensi berbahaya dinamakan anafilaksis, gejala anafilaksis ,antaralain :
kesulitan bernapas atau menelan,mual, mulas perih kembung,muntah, diare,
perasaan malapetaka,detak jantung cepat,tekanan darah rendah,pusing atau pingsan, gagal jantung, sesak napas, batuk berulang, denyut nadi lemah,
gatal-gatal, ruam atau bengkak di kulit, sesak di tenggorokan,suara parau,
alergi ini diatasi dengan epinefrin ,
sebenarnya Paru-paru organ yang dapat membersihkan diri sendiri, begitu terpapar polutan berhenti, sesudah paru-paru terpapar polusi, seperti asap dada pasien mungkin terasa penuh, sesak, atau meradang. Perasaan berat ini muncul saat lendir berkumpul di paru-paru untuk menangkap mikroba dan patogen, Beberapa metode dapat membuka saluran udara, meningkatkan kapasitas paru-paru, dan mengurangi peradangan,
beberapa pilihan cara membersihkan paru-paru ,antaralain:
1.Terapi uap atau inhalasi uap dilakukan dengan cara menghirup uap air untuk membuka saluran udara dan membantu paru-paru mengeluarkan lendir.
saat udara dingin atau kering. Iklim ini dapat mengeringkan selaput lendir di saluran udara dan membatasi aliran darah,Sebaliknya, uap bisa menambah kelembapan pada udara, yang dapat meningkatkan pernapasan dan membantu melonggarkan lendir di dalam saluran napas dan paru-paru,metode ini hanya semetara dan belum terbukti memberikan efek yang lama untuk paru-paru,
2.Postural drainage merupakan salah satu teknik yang dipakai untuk mengalirkan sputum atau dahak yang berada di dalam paru agar mengalir ke saluran pernapasan yang besar, sehingga lebih mudah untuk dikeluarkan,membantu mengobati atau mencegah infeksi paru-paru
berbaringlah di lantai atau tempat tidur letakkan bantal di bawah pinggul untuk memastikan bahwa dada lebih rendah dari pinggul,tarik napas perlahan melalui hidung dan hembuskan melalui mulut,setiap hembusan napas harus memakan waktu dua kali lebih lama dari tarikan napas, yang dinamakan pernapasan 1: 2
lanjutkan selama beberapa menitberbaring di satu sisi, sandarkan kepala di atas lengan atau bantal letakkan bantal di bawah pinggul latih pola pernapasan 1: 2 lanjutkan selama beberapa menit ulangi di sisi lain
di perut letakkan setumpuk bantal di lantai berbaring dengan perut di atas bantal ingatlah untuk menjaga pinggul tetap di atas dada lipat lengan di bawah kepala untuk menopang latih pola pernapasan 1: 2 lanjutkan selama beberapa menit,makanan yang membantu melawan peradangan di paru-paru ,antaralain :
blueberries,zaitun,kenari,kacang-kacangan,teh,kunyit,sayuran berdaun hijau,
ceri, Perkusi (ketukan) dada yaitu cara efektif lainnya untuk mengeluarkan lendir berlebih dari paru-paru, perawatan kesehatan atau terapis pernapasan akan mamakai tangan yang ditangkupkan untuk mengetuk dinding dada secara ritmis untuk mengeluarkan lendir yang terperangkap di paru-paru,
Menggabungkan perkusi dada dan postural drainase membersihkan saluran udara dari lendir berlebih,
Kadang-kadang, pasien mungkin saja menghirup partikel kecil makanan, ini dinamakan aspirasi paru, pasien dengan paru-paru yang sehat biasanya dapat mengeluarkan partikel-partikel ini melalui batuk,Batuk dapat memicu sesak napas jangka pendek, dan mungkin sakit tenggorokan, saat paru-paru pasien tidak sehat untuk mengeluarkan partikel, ini terjadi saat partikel memicu infeksi di dalam kantung udara salah satu atau kedua paru-paru,maka muncul pneumonia aspirasi,
gejala pneumonia aspirasi ,antaralain:
kesulitan menelan,demam,keringat berlebih,kelelahan,nyeri dada,
mengi,sesak napas,batuk yang menghasilkan dahak berbau busuk, berwarna hijau, atau berdarah,bau nafas yang tidak sedap,
dokter akan memberikan antibiotik ,
hernia hiatus
Hernia terjadi saat suatu organ atau jaringan menekan dan mencuat ke bagian tubuh yang bukan tempatnya, hernia hiatus yaitu bagian lambung mencuat ke area dada melalui lubang diafragma (hiatus), Hernia hiatus dapat memicu sesak napas yang memburuk sesudah makan, Hernia paraesofageal yaitu jenis hernia hiatus yang terjadi saat bagian lambung mencuat di samping pipa makanan,Jika tumbuh terlalu besar, dapat mendorong diafragma dan menekan paru-paru, memicu sesak napas dan nyeri dada, ini mungkin parah jika sesudah makan, karena perut yang kenyang meningkatkan tekanan pada diafragma,
hernia paraesofagus tidak memerlukan pengobatan,
namun, pasien memerlukan pembedahan jika mengalami gejala ,antaralain :
sakit mag,gastroesophageal reflux disease ( GERD),nyeri dada, nyeri di perut bagian tengah atau atas, kesulitan menelan,
pasien ahli bedah biasanya akan memperbaiki hernia paraesophageal memakai operasi lubang kunci, atau operasi laparoskopi, dengan menempatkan kamera kecil yang menyala, yang dinamakan laparoskop, ke dalam pipa makanan (esofagus) untuk melihat dan menggerakkan perut kembali ke posisinya.
Operasi laparoskopi yaitu prosedur invasif minimal, pasien bisa sembuh total dalam waktu 4 minggu,
GERD yaitu gangguan pencernaan yang memengaruhi otot-otot di pipa makanan atau esofagus, yaitu saluran yang menghubungkan mulut dan perut,
Biasanya, otot di dalam pipa makanan semakin mengecil untuk menahan makanan di dalam perut sesudah makan,
Refluks asam ini bisa memicu mulas,
saat pasien menderita GERD, otot-otot ini tidak menutup sepenuhnya, yang memungkinkan asam lambung dan makanan yang dicerna sebagian naik kembali ke pipa makanan,
pasien yang menderita asma mungkin mengalami sesak napas sesudah makan, terutama jika mereka juga menderita penyakit GERD,
Asma yaitu penyakit yang memengaruhi saluran udara di dalam paru-paru.
Pada asma, alergen atau iritan yang masuk ke paru-paru memicu saluran udara menyempit. Ini memicu Batuk,Sesak di dada,Sesak napas, Mengi,
Pada asma terkait GERD, asam lambung mengiritasi ujung saraf di pipa makanan, Otak metanggapan dengan mempersempit saluran udara kecil di paru-paru, yang memicu gejala asma, pasien mungkin menghirup asam lambung ke paru-parunya, ini dapat mengiritasi saluran udara dan memicu dada sesak,kesulitan bernapas, batuk, untuk mengobati asma terkait GERD yaitu dengan mengobati refluks asam, pengobatannya yaitu , ,antaralain:
Menghindari berbaring dalam waktu 3 jam sesudah makan,
berhenti merokok,obat bebas ( pepcid A-C), makan sedikit , mengenakan pakaian longgar di sekitar pinggang,
pasien dengan GERD disarankan menghindari makanan yang memicu refluks asam:,antaralain: bawang merah, bawang putih, produk berbahan tomat,
makanan pedas, gorengan , makanan berlemak, alkohol, minuman berkafein,
cokelat,permen,jeruk dan buah sejenis lainnya,
beberapa jenis penyakit paru kronis yang harus diwaspadai,antaralain:
- Asma
Saat mengalami asma, paru-paru Anda menjadi bengkak dan sempit, sehingga lebih sulit untuk bernapas,
Gejala asma ,antaralain:
Mengi,Tidak dapat mengambil cukup udara,Batuk,Merasakan sesak di dada,
Pemicu asama yaitu olahraga ,alergen, debu, polusi, stres, Asma biasanya dimulai pada masa kanak-kanak, meski bisa dimulai belakangan,
Asma termasuk yang sulit dapat disembuhkan,sebab genetika memainkan peran besar pada penyakit ini,
faktor yang memicu asma ,antaralain:
sering terpapar polutan,memiliki alergi,kelebihan berat badan,merokok,
-Penyakit paru obstruktif kronis ( PPOK)PPOK yaitu penyakit paru-paru meradang, sehingga memicu sulit bernapas,Peradangan memicu produksi lendir yang berlebihan dan penebalan lapisan paru-paru, Kantung udara atau alveoli menjadi kurang efisien dalam membawa oksigen masuk dan mengirimkan karbon dioksida,
pasien dengan PPOK memiliki kondisi ,antaralain:
-bronkitis kronis: yang muncul saat salesma atau infeksi sinus. bronkitis kronis lebih serius, karena tidak pernah hilang. ini memicu radang saluran bronkial di paru-paru hingga meningkatkan produksi lendir.
emfisema: penyakit ini merusak kantung udara di paru-paru. saat sehat, kantung udara menjadi kuat dan fleksibel. emfisema melemahkannya dan memicu pecah,
gejala bronkitis kronis ,antaralain:
sesak napas,sesak dada,sering batuk,batuk berdahak,
gejala emfisema,antaralain:
mengi,perasaan tidak bisa mendapatkan cukup udara,sesak napas,
-Penyakit paru Interstitial lung disease atau penyakit paru interstisial meliputi beberapa jenis gangguan paru, contohnya, antaralain:
Histiositosis sel Langerhans,Bronchiolitis obliterans,Sarkoidosis,
Fibrosis paru idiopatik, semua jenis penyakit ini memicu Jaringan di paru-paru menjadi luka, meradang, dan kaku. Jaringan parut berkembang di interstitium, yang merupakan ruang di paru-paru di antara kantung udara, Saat jaringan parut menyebar, itu memicu paru-paru lebih kaku, sehingga tidak dapat mengembang dan berkontraksi,Gejalanya ,antaralain: Batuk kering, Sesak napas,
Sulit bernafas, lebih berisiko terkena penyakit paru interstisial jika pasien di keluarga juga menderita salah satu penyakit ini, jika terpapar polutan ,
Beberapa penyakit autoimun juga dikaitkan dengan penyakit paru-paru interstitial, termasuk antibiotik,sindrom Sjogren,rheumatoid arthritis, lupus,
menjalani terapi radiasi untuk perawatan kanker ,
-Hipertensi pulmonal yaitu tekanan darah tinggi di paru-paru,
Tidak seperti tekanan darah tinggi biasa, yang memengaruhi semua pembuluh darah di tubuh, hipertensi pulmonal hanya memengaruhi pembuluh darah di antara paru-paru dan jantung, Pembuluh darah ini menjadi menyempit dan terkadang tersumbat, kaku dan tebal,Jantung harus bekerja lebih keras dan mendorong darah dengan lebih kuat, yang meningkatkan tekanan darah di arteri dan kapiler paru, hipertensi pulmonal dipicu oleh Mutasi gen, obat-obatan, penyakit jantung bawaan,penyakit paru-paru interstitial dan PPOK ,
Jika tidak diatasi , dapat memicu komplikasi seperti gagal jantung,pembekuan darah, aritmia, Faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan munculnya hipertensi pulmonal ,antaralain: obesitas,memiliki riwayat penyakit dalam keluarga,Menderita penyakit paru-paru lain,mamakai obat-obatan terlarang,obat penekan nafsu makanGejala hipertensi pulmonal, antaralain:
Kelelahan,Detak jantung cepat,Edema (bengkak) di pergelangan kaki,
Sesak napas,Nyeri dada,Pusing,Penyakit hipertensi pulmonal sulit disembuhkan, namun perawatan dapat membantu menurunkan tekanan darah ke tingkat yang lebih normal, dapat diatasi dengan pengencer darah, diuretik, dilator pembuluh darah, Pembedahan dan transplantasi ,
-Cystic fibrosis atau fibrosis kistik yaitu penyakit paru-paru bawaan yang menyerang anak-anak yang baru lahir. Ini mengubah susunan lendir dalam tubuh. Bukannya licin dan berair, lendir pada penderita cystic fibrosis justru kental, lengket, dan berlebihan,,Lendir yang kental ini dapat menumpuk di paru-paru dan memicu sulit bernapas,Dengan banyaknya bakteri , kuman ini meningkatkan risiko penderita terkena infeksi paru-paru,
Gejala cystic fibrosis ,antaralain: Pilek dada berulang, Infeksi sinus ,
Batuk kronis,Mengi, Sesak napas, Batuk lendir,
cystic fibrosis dapat memengaruhi paru-paru, hati, usus, sinus, pankreas,
fibrosis kistik disebabkan oleh mutasi gen yang biasanya mengatur kadar garam dalam sel, Mutasi memicu gen ini tidak berfungsi, mengubah susunan lendir dan meningkatkan garam dalam keringat,
-Pneumonia kronis yaitu infeksi paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur yang tumbuh dan berkembang di paru-paru, kantung udara menjadi meradang dan mungkin terisi dengan cairan, yang mengganggu aliran oksigen.
Sebagian besar pulih dalam beberapa minggu. Namun, terkadang penyakit ini terus berlanjut, bahkan bisa mengancam nyawa,
Pneumonia berkembang pada pasien yang paru-parunya rusak akibat:
Merokok,Sistem kekebalan yang melemah,Pembedahan,.
Antibiotik dan obat antivirus dapat membantu penyakit ini dapat kambuh lagi ,
Gejala pneumonia kronis berlanjut selama sebulan atau lebih ,antaralain:
Batuk darah, Kelenjar getah bening bengkak,Badan terasa panas dingin,
Demam, komplikasi pneumonia kronis ,antaralain:
Abses paru-paru (kantong nanah di dalam atau di sekitar paru-paru)
Peradangan ,Gagal napas,
-Kanker paru-paru yaitu penyakit di mana sel-sel di paru-paru tumbuh tidak normal menjadi tumor,Saat tumor semakin membesar dapat mempersulit paru-paru , sel kanker bisa menyebar ke area lain di tubuh, kanker paru-paru tumbuh secara perlahan tanpa memicu gejala apa pun,
diatasi dengan operasi untuk mengangkat bagian kanker dari paru-paru, kemoterapi, dan radiasi,
Gejala lain yang mungkin dari kanker paru-paru ,antaralain:
Penurunan berat badan ,Batuk darah,Mengi,Sesak napas,
Lendir atau dahak berwarna darah atau menyerupai karat besi,
Sesak napas yang menetap, Nyeri dada,Infeksi seperti bronkitis atau pneumonia yang kambuh atau tidak kunjung sembuh, Batuk yang terjadi dengan kanker paru-paru bisa kering atau basah,Batuk itu juga bisa terjadi kapan saja dan dapat mengganggu tidur di malam hari, Merokok juga dapat mengiritasi paru-paru dan memicu batuk jangka pendek, Suara serak,Masalah menelan atau berbicara, Kehilangan selera makan, Rasa lelah berkepanjangan,
Bengkak di wajah atau leher.
Tumor pancoast yang berkembang di bagian atas paru-paru (perifer) tidak memicu batuk.
Faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan pasien terkena penyakit kanker,antaralain :
merokok yang nemicu kanker paru-paru sel kecil SCLC ,
Jika tidak merokok, namun menghirup asap rokok dari pasien lain (menjadi rokok pasif) dapat meningkatkan risiko terkena kanker paru-paru,
Paparan radon yaitu gas radioaktif alami yang dihasilkan dari pemecahan uranium di tanah dan batuan yang tidak dapat dilihat , dirasa, atau menciumnya,
di dalam ruangan, radon bisa lebih terkonsentrasi,
pasien yang terpapar asbes dalam jumlah besar juga memiliki risiko lebih besar terkena mesothelioma, sejenis kanker yang dimulai di pleura (lapisan yang mengelilingi paru-paru),
Karsinogen lain (agen pemicu kanker) yang dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru yaitu :
Bijih radioaktif seperti uranium, Bahan kimia yang terhirup seperti produk batu bara, gas mustard, klorometil eter,arsenik, berilium, kadmium, silika, vinil klorida, senyawa nikel, senyawa kromium,
perokok yang mengonsumsi suplemen beta karoten justru mengalami peningkatan risiko kanker paru-paru.l,
pasien penyakit Hodgkin atau pasien perempuan yang terkena radiasi dada sesudah mastektomi untuk kanker payudara,
Polusi udara, Riwayat keluarga kanker paru-paru,
Saudara laki-laki, saudara perempuan, dan anak-anak dari pasien yang pernah menderita kanker paru-paru mungkin memiliki risiko kanker paru-paru yang sedikit lebih tinggi, terutama jika didiagnosa pada usia yang lebih muda,
MASALAH KANKER PARU PADA LANJUT USIA
kanker paru sebagai penyakit genetik karena perkembangan penyakit yang berhubungan dengan perubahan molekuler terutama yang menyangkut aktivasi onkogen dan deaktivasi gen supresor tumor , Peningkatan penderita kanker
paru memicu makin tingginya angka kematian akibat kanker, Kanker paru secara histopatologi dibedakan atas dua jenis , yaitu kanker paru jenis karsinoma sel kecil (KPKSK) dan kanker paru jenis karsinoma bukan sel kecil (KPKBSK) , Kanker paru berkorelasi dengan bertambahnya usia, Penderita kanker paru berusia lanjut memerlukan perhatian khusus karena telah memiliki banyak penyakit komorbid lain , terjadi penurunan fungsi ginjal, jantung, hati,
Paru mengalami perubahan seiring dengan pertambahan usia. Paru
untuk proses pertukaran gas oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2), tetapi memiliki fungsi metabolik (menghasilkan prostaglandin), fungsi surfaktan fungsi endokrin (stimulasi perubahan angiotensin 1 menjadi angiotensin 2), imunologi (fagositosis partikel asing), perubahan fungsi paru yang dapat memicu Berkurangnya permukaan untuk pertukaran gas, Bertambahnya ruang udara , Berkurangnya jaringan penyangga saluran napas perifer yang menurunkan keteregangan dan kemampuan ekspirasi, sehingga meningkatkan volume residu, Perubahan sistem surfaktan, Perubahan fungsi dan struktur paru berkaitan dengan nutrisi, merokok, olahraga , lingkungan tempat tinggal, riwayat
penyakit, perubahan pada paru yang terkait dengan risiko kanker paru, antaralain:
-Perubahan Struktur Paru
Pada lanjut usia terjadi peningkatan ruang rugi anatomis karena pembesaran
bronkus, Tulang rawan saluran napas mengalami kalsifikasi ditambah hipertrofi
kelenjar mukus. Proses kalsifikasi memicu diameter saluran napas besar cenderung menetap, namun diameter saluran napas kecil (<2 mm) sedikit menurun. Jumlah saluran napas kecil juga menurun akibat hilangnya
dukungan jaringan penunjang sekitar,
-Perubahan Silia
Pada lanjut usia terjadi penurunan jumlah dan perlambatan gerakan silia,
sehingga menurunkan efektivitas bersihan patogen , debris dari paru yang berakibat mudahnya infeksi dan perubahan sel pada lanjut usia,
-Perubahan Imunologis
fungsi imunitas adaptif menjadi lebih kurang efisien,
Panduan pengobatan National Committee Cancer Network (NCCN)
masih tetap menjadikan pembedahan sebagai pilihan utama pengobatan pada kanker paru stadium I-IIIA, Pembedahan disarankan pada stadium awal kanker paru tanpa memandang usia. Pembedahan reseksi ( pneumonektomi dan lobektomi ) disarankan pada stadium awal pada pasien dengan toleransi operasi
kurang baik, ada pilihan seperti stereotactic radiosurgery, reseksi terbatas (segmentektomi, wedge resection),
Pilihan lain untuk pasien dengan toleransi operasi terbatas adalah video-assisted surgery (VATS) oleh dokter bedah toraks memberikan hasil tidak jauh berbeda
dibanding torakotomi terbuka dengan morbiditas lebih rendah rawat lebih cepat , menyarankan kemoterapi setelah -bedah pada stadium II dan IIIA, bahwa
masa tahan hidup 1 tahun pasien kanker paru stadium I adalah 80%
berkurang menjadi 60% untuk masa tahan hidup 3 tahun dan 40 % untuk masa tahan hidup 5 tahun, Pembedahan kanker paru pada lanjut usia masih menjadi perdebatan terutama yang berhubungan dengan risiko operasi,
Surveillance, Epidemiology, and End Results (SEER) Registry melaporkan usia tua saat operasi kanker paru memperburuk masa tahan hidup tetapi pada
penelitian itu masih ada faktor perancu seperti komorbiditas dan kondisi
fungsi paru yang terbatas, Di negara maju, hanya 30% kanker paru didiagnosa
pada stadium awal dan sepertiganya tidak dapat dioperasi karena komorbiditas lain,
kemoterapi sebagai terapi utama kanker paru, Kemoterapi
sebagai pilihan terapi di berbagai stadium mulai dari stadium awal kanker paru sesudah bedah, stadium bersifat locoregional (stadium IIIA) dan pada kondisi lanjut (metastasis jauh),
Pemberian kemoterapi mana yang lebih baik, monoterapi atau kombinasi,
Apakah pemberian kemoterapi pada lanjut usia dapat memperpanjang harapan
hidup, Apakah kemoterapi masih berbasis platinum,
penelitian MILES (Multicenter Italian Lung Cancer in the Elderly Study) dan ELVIS (The Elderly Lung Cancer Vinorelbine Italian Study) merupakan uji klinis dengan jumlah 300b subjek berusia ≥70 tahun melaporkan bahwa kemoterapi vinorelbine dapat memperpanjang masa tahan hidup dari 21 minggu
menjadi 28 minggu jika dibandingkan dengan best supportive care (p=0,03),
perbedaan masa tahan hidup 1 tahun, yaitu 30 % dengan vinorelbine versus 10% dengan best supportive care (p=0,03) ditambah perbaikan kualitas hidup berdasar kuesioner European Organization for Research and the Treatment
of Cancer (EORTC) QLQ-C30 dan QLQ LC13, sehingga menunjukkan keuntungan
kemoterapi dibanding best supportive care pada lanjut usia,
MILES yang membandingkan pemberian vinorelbine atau gemcitabine dan kombinasi vinorelbine dengan gemcitabine yang tidak berbeda dalam hal median masa tahan hidupnya , yaitu masing-masing 37, 29, dan 31 minggu dan ketahanan hidup 1 tahun masing-masing adalah 39%, 27%, dan 35%.
Penelitian multisenter MILES ini menganalisa 750 pasien kanker paru berusia lanjut, bahwa navelbine atau gemcitabine memberikan hasil tidak berbeda
dibanding kombinasi keduanya, monoterapi baik navelbine maupun gemcitabine
memberikan toleransi dan keamanan kemoterapi lebih baik, terapi paclitaxel dan kombinasi (doublet) carboplatin memiliki median masa tahan hidup lebih baik, yaitu 10 bulan vs 6,2 bulan pada monoterapi vinorelbine atau gemcitabine.
membandingkan vinorelbine atau docetaxel; docetaxel lebih memperbaiki response rate dan progression survival rate dibanding vinorelbine walaupun
masa tahan hidupnya tidak berbeda , kemoterapi tunggal terutama vinorelbine atau docetaxel disarankan sebagai kemoterapi pada orang tua dengan KPKBSK stadium lanjut, dengan melakukan perbandingan kemoterapi kombinasi vinorelbine plus gemcitabine versus vinorelbine menunjukkan terapi kombinasi menghasilkan median masa tahan hidup yang lebih baik 30 minggu
dibanding vinorelbine saja 18 minggu , dengan masa tahan hidup 1 tahun lebih
baik ,
Penelitian Cancer and Leukemia Group B (CALGB) membandingkan pemberian paclitaxel vs paclitaxel plus carboplatin yang memperlihatkan kombinasi kemoterapi memiliki median masa tahan hidup lebih baik (6 bulan vs 9 bulan)
dengan response rate (31% vs 46%). Hasil itu juga hampir sama saat dibandingkan pemberian kemoterapi tunggal dengan kombinasi kemoterapi pada lanjut usia atau usia muda. Kemoterapi kombinasi memberikan median masa tahan hidup lebih baik tetapi memicu mielosupresi dan miastenik berat meskipun masih dapat ditoleransi, bahwa pada pasien dengan PS (performance status) baik, doublet kemoterapi dapat ditoleransi,namun toksisitas lebih sering ada pada lanjut usia, kemoterapi memberikan hasil lebih baik dibanding best supportive care, Kemoterapi berbasis platinum masih merupakan kemoterapi standar pada kanker paru,
Eastern Cooperative Oncology Group (ECOG) membandingkan efikasi pemberian kemoterapi cisplatin plus paclitaxel, carboplatin plus paclitaxel, cisplatin plus docetaxel, cisplatin plus gemcitabine,
Evaluasi pada 1300 pasien yang 20% di antaranya berusia lanjut (≥70 tahun)
melaporkan keempat regimen itu memiliki efikasi hampir sama, Hasil lain
penelitian ECOG ini melaporkan median survival, progression free survival, dan response rate tidak berbeda antara pasien kanker paru lanjut usia dengan usia muda walaupun toksisitas lebih banyak ditemukan pada lanjut usia,
Terapi kanker paru makin berkembang dengan adanya terapi berbasis molekul yang menghambat suatu gen, sehingga kaskade karsinogenesis dapat
dihambat, penelitian meliputi penghambat transduksi sinyal, induksi apoptosis, imunoterapi,penghambat epidermal growth factor receptor (EGFR), penghambat vascular nendothelial growth factor (VEGF),
Terapi target pada KPKBSK saat ini adalah penghambat echinoderm microtubuleassociated protein-like – anaplastic lymphoma kinase (EML4-ALK), penghambat EGFR antibodi monoklonal (trastuzumab, cetuximab), penghambat angiogenesis VEGF antibodi monoklonal bevacizumab, penghambat EGFR tyrosine kinase (EGFR-TKI) gefi tinib ,
Kombinasi kemoterapi berbasis platinum dengan terapi target sebagai pengobatan kanker paru stadium lanjut, Bevacizumab merupakan antibodi
monoklonal yang menghambat VEGF, Antibodi monoklonal ini tidak diberikan
secara tunggal dan dikombinasikan dengan kemoterapi basis platinum seperti
paclitaxel dan carboplatin , Kombinasi kemoterapi itu dengan bevacizumab
menghasilkan perbaikan masa tahan hidup pada pasien KPKBSK non-skuamous, namun penelitian melakukan subanalisis pada lanjut usia yang tidak
memperlihatkan perbedaan masa tahan hidup saat ditambah bevacizumab,
walaupun ada perbaikan response rate dan progression free survival. Efek samping bevacizumab pada lanjut usia cukup sering seperti proteinuria, hipertensi, neutropenia, trombositopenia, perdarahan,
kombinasi kemoterapi dengan cetuximab yaitu suatu antibodi monoklonal penghambat EGFR. Hasilnya ada perpanjangan masa tahan hidup pada pasien kanker paru stadium lanjut yang memiliki mutasi EGFR walaupun pada penelitian ini hanya 31% yang berusia lanjut (≥65 tahun).
erlotinib dan Gefi tinib merupakan EGFRTKI yang diberikan secara oral. Gefi tinib
direkomendasikan oleh European Medicines Agency pada bulan Juni 2005 , Food and Drug Administration (FDA) pada tahun 2003. FDA pada bulan November 2004 , menetapkan erlotinib sebagai terapi kedua dan ketiga untuk pasien KPKBSK stadium lanjut , Gefitinib dan erlotinib bekerja secara kompetitif menghambat ikatan adenosin trifosfat (ATP) dengan reseptor di domain tyrosine kinase di EGFR, sehingga dapat menghambat aktivasi jalur sinyal yang dicetuskan EGFR. gefi tinib menghambat EGFR pada tikus percobaan yang merangsang pertumbuhan sel tumor, erlotinib dan Gefi tinib diberikan setiap hari dan dilanjutkan bila penyakit tidak progresif. dosis erlotinib 150 mg/hari, Dosis gefi tinib 250 mg/hari, Evaluasi klinis dan radiologis pemberian erlotinib
dan gefi tinib dilakukan setiap bulan. Penelitian EURTAC (European
Randomized Trial of Tarceva vs Chemotherapy) pada lanjut usia
menunjukkan pemberian erlotinib memiliki masa tahan hidup lebih baik walau pun banyak efek samping ,
NCIC-BR 21 melakukan penelitian kohort pada 200 pasien yang memperoleh
erlotinib dan 60 plasebo. Walaupun ada perbaikan masa tahan hidup dibandingkan kemoterapi, tetapi tidak ada perbedaan dengan pasien kanker
paru yang berusia lebih muda , bahwa erlotinib berperan dalam pengobatan kanker paru jenis KPKBSK yang berusia lanjut terutama yang memiliki
mutasi EGFR walaupun efek samping dapat terjadi. Pemakaian erlotinib meningkatkan biaya kesehatan .
contoh EURTAC adalah pasien kanker paru dengan mutasi EGFR dan hasilnya memperlama progression free survival dibanding pasien yang diberi kemoterapi, Begitu juga penelitian National Cancer Institute of Canada (NCIC BR 21) yang memperlihatkan perbaikan masa tahan hidup saat diberikan sebagai terapi
pada pasien lanjut usia.
membagi pasien atas tiga golongan , yaitu golongan I <75 tahun, golongan II
75-79 tahun dan golongan III >80 tahun dengan angka masa tahan hidup/survival rate 2 dan 5 tahunnya masing-masing adalah 35% dan 10%, 30% dan 10%, 24% dan 3% berturut-turut untuk golongan I, II, dan III, Usia tidak memberikan perbedaan efek dan toksisitas radiasi seperti sesak napas, mual, muntah, esofagitis, modalitas tunggal radioterapi bermanfaat pada pasien lanjut usia
yang menolak atau tidak mungkin dioperasi.Radiasi juga dapat sebagai terapi tunggal pada kanker paru stadium lanjut; dalam hal ini radioterapi dimaksudkan sebagai terapi paliatif jika kemoterapi memberikan efek toksik berat.
penelitian retrospektif pada pasien stadium IIIA berusia 75 tahun atau lebih yang tidak mungkin menjalani kemoterapi. Empat puluh pasien diterapi dengan radiasi
eksterna 60 Gy meliputi tumor dan kelenjar limfe. diperoleh median overall
survival sebesar 19 bulan; dibandingkan dengan pasien yang memperoleh kemoradiasi, radioterapi saja lebih baik; diduga karena banyaknya penyakit komorbid pada populasi pasien kemoradiasi. Komorbiditas dan status
nutrisi merupakan prediktor independen mortalitas pasien yang menjalani radiasi.
radiasi paliatif dapat mengurangi nyeri kanker dan hemoptisis pada 80% masalah dan dapat mengendalikan 70% keluhan lokal , Keuntungan
radiasi paliatif dapat dirasakan selama rata rata 14 minggu dan hampir sama dengan radioterapi kuratif , Efek samping sesudah radiasi adalah esofagitis ringan yang dapat sembuh sendiri,
Radioterapi sebagai salah satu modalitas di bidang onkologi , Pada kanker paru,
radioterapi dipakai pada stadium lanjut dan stadium awal kanker paru, pemakaian radioterapi sebagai terapi kuratif pada stadium awal kanker paru jika pasien tidak mungkin dioperasi. Penelitian pada 400 pasien kanker paru stadium I yang memperoleh radiasi eksterna 50 Gy memperlihatkan
radioterapi radikal mungkin disarankan jika pembedahan tidak dapat dilakukan. Radiasi dipakai pada pasien lanjut usia dibanding pada pasien lebih muda , pasien berusia di atas 65 tahun cenderung dua kali lebih sering memperoleh radiasi untuk terapi lokal dibanding pasien lebih muda (21% vs 15%),
masa tahan hidup pasien lanjut usia sesudah-radioterapi radikal tidak jauh berbeda dibanding usia lebih muda, Dosis optimal radiasi dan teknik
radiasi belum dapat ditentukan. Analisis data retrospektif 97 pasien kanker paru stadium I/II yang memperoleh radiasi dosis tinggi ,
PENGARUH RADIKAL BEBAS TERHADAP PROSES INFLAMASI PADA PENYAKIT PARU
OBSTRUKTIF KRONIS (PPOK )
penyakit penyakit paru obstruktif kronik muncul akibat paparan radikal bebas asap rokok secara terus menerus , terhirup masuk kedalam saluran napas menimbulkan eksaserbasi, pada tubuh manusia, penyakit penyakit paru obstruktif kronik juga muncul akibat keterbatasan aliran udara dan berkaitan dengan respons inflamasi kronis pada saluran napas dan paru-paru akibat partikel atau gas yang beracun, radikal bebas merupakan produk hasil metabolisme dari sel normal,pada keadaan normal, radikal bebas berfungsi sebagai salah satu sistem kekebalan tubuh, radikal bebas bisa
berupa Reactive Nitrogen Spesies (RNS) dan reactive oxygen spesies (ROS) yang keduanya didapat dari dalam (endogen) maupun dari luar tubuh (eksogen), kejadian penyakit paru obstruktif kronik berhubungan dengan peningkatan .mortalitas dan morbiditas , saat keadaan patologis akibat paparan asap rokok menimbulkan ketidakseimbangan antara jumlah radikal bebas yang dihasilkan dalam tubuh sehingga mengakibatkan terjadinya stress oksidatif, naiknya jumlah radikal bebas berpengaruh pada mediator inflamasi pada tubuh, peningkatan radikal bebas memicu proses inflamasi secara lokal pada saluran napas dan sistemik sehingga meningkatkan eksaserbasi pada penderita penyakit paru obstruktif kronik, namun penyakit paru obstruktif kronik dapat dicegah diobati , Paparan asap yang berasal dari pembakaran bahan bakar biomassa menyebabkan respons inflamasi pada paru dan stres oksidatif , Asap rokok mengandung 4700 bahan kimia berbahaya, termasuk SO2,aldehydes/carbonyls dan NO2, serta 1015 sampai 1017 oksidan atau radikal bebas ,
peradangan kronis pada saluran napas berperan dalam munculnya penyakit paru obstruktif kronik yang disebabkan oleh penyempitan saluran udara, naiknya jumlah sel goblet, hiperplasia mukus dan fibrosis ,
naiknya enzim proteolitik ( neutrophil elastase ,MMP-2, MMP-9, MMP-12, cathepsin K, L dan S ) diakibatkan karena adanya stres oksidatif dan peradangan yang terjadi pada penyakit paru obstruktif kronik , inflamasi dan Hiper sekresi lendir pada sekitar kelenjar submukosa dihubungkan dengan naiknya kejadian eksaserbasi dan tingkat keparahan peradangan pada saluran udara, peradangan pada saluran udara perifer dan parenkim paru akibat paparan asap rokok memicu iritasi pada saluran napas,
Pada pathogenesis terjadinya penyakit paru obstruktif kronik , makrofag sangat berperan , Makrofag merupakan salah satu sistem pertahanan tubuh yang dapat memicu pengeluaran enzim proteolitik terutama MMP-12 dan MMP-9 , melepaskan mediator inflamasi , melepaskan spesies oksigen reaktif, melepaskan faktor kemotaktik berupa tumor necrosis factor-α (TNF-α), interleukin IL -6, interleukin IL -8, leukotriene LTB4, Monocyte Chemotactic Peptide (MCP)-1 ,
Pengaruh faktor kemotaktik yang disekresikan terutama IL-8 dan LTB-4, dapat merangsang pergerakan neutrofil menuju saluran pernapasan dan menyebabkan hipersekresi mukus pada submukosa dan sel goblet pada saluran napas,penyakit paru obstruktif kronik dapat digolongkan berdasar fungsi paru-paru yaitu emfisema, penyakit saluran napas, bronkitis kronis dengan obstruksi saluran napas, tingkat keparahan , kebanyakan pasien menunjukkan kombinasi.
Emfisema ditandai dengan hilangnya difusi gas, kerusakan septa alveolar,, hilangnya elastisitas, pembesaran ruang udara pada alveoli,
pasien penyakit paru obstruktif kronik akan mengalami penurunan fungsi paru, produksi sputum kronis yang berlebih (hipersekresi lendir), batuk dan sering dispnea,
Bronkitis kronis mempengaruhi saluran udara yang lebih besar melalui hipersekresi lendir,peradangan saluran napas (peran makrofag,neutrofil dan sel-sel imun-inflamasi lainnya) dan hiperplasia sel goblet,
Penyakit saluran napas kecil mempengaruhi bronkiolus yang disebabkan
metaplasia sel Clara dan peradangan saluran napas ,
patogenesis penyakit paru obstruktif kronik melibatkan proses seperti gangguan perbaikan jaringan, perubahan proliferasi sel, penuaan dini,stres oksidatif, peradangan paruparu, peradangan sistemik, ketidakseimbangan protease / antiprotease, penurunan sistem imun, apoptosis, remodeling matriks ekstraseluler, semua proses ini berhubungan dengan stres oksidatif sistemik dan paru-paru,
Pada sumber endogen, metabolisme sel normal merupakan sumber utama unruk menghasilkan Radical Oxygen Species (ROS) dan berperan dalam aktivasi jalur sinyal pada sel yang mempengaruhi metabolisme intra dan
ekstraseluler,
kebanyakan ROS dihasilkan dalam sel melalui mitokondria, Selama reaksi
metabolisme endogen, ROS akan dihasilkan oleh
sel aerobik (berupa hidrogen peroksida , anion superoksida dan radikal
hidroksil ) sebagai produk dari biologis oksigen molekuler, Dalam keadaan
hipoksia, mitokondria menghasilkan nitrit oksida (NO) yang menghasilkan Radical Nitrogen Species (RNS). Radikal bebas memicu timbulnya spesies reaktif tambahan lainnya, seperti 4-hidroksibukanenal dan reaktif aldehidamalondialdehida , akibat dari menginduksi peroksidasi lipid yang
berlebihan , protein dan Lipid adalah target untuk serangan oksidatif dan perubahan molekul-molekul ini dapat meningkatkan proses
mutagenesis,
haloalkan ditemukan sebagai kontaminan dalam air minum dan diklorinasi
pada kolam renang, haloalkana biasanya bersifat sangat hepatotoksik dan dikenal sebagai karsinogen,senyawa haloalkana terbentuk dari reaksi alkana dengan klorin yang telah dipakai sebagai antiseptik ,pelarut, pembersih dan anestesi,
Nitrit oksida cepat bereaksi dengan molekul oksigen untuk menghasilkan peroksinitrit yang sangat reaktif dapat mengoksidasi lipid ,DNA dan
protein ,
pada manusia , stress oksidatif akan memicu gangguan metabolisme normal dan memicu terjadinya berbagai macam penyakit seperti gagal jantung, infark miokard ,kanker, parkinson, alzheimer, aterosklerosis,
Stress oksidatif yaitu ketidakseimbangan antara manifestasi sistemik
dari radikal bebas berupa ROS terhadap kemampuan sistem kekebalan tubuh dalam menetralkan dan memperbaiki kerusakan yang ditimbulkan oleh radikal bebas. Sebagian besar kerusakan pada sel tidak terjadi secara langsung, namun disebabkan oleh ROS yang dihasilkan seperti H2O2 (hidrogen peroksida),O2-(radikal superoksida) dan OH (radikal hidroksil)
proses inflamasi kronis pada penyakit paru obstruktif kronik melibatkan kekebalan bawaan adaptif dan berpengaruh pada dinding bronkus saluran udara kecil, eksaserbasi penyakit paru obstruktif kronik berhubungan dengan kematian, penurunan status fungsional ,rawat inap , merokok sebagai faktor risiko penyakit paru obstruktif kronik tetapi paparan lainnya terutama akibat dari polusi udara, sifat penyakit paru obstruktif kronik adalah adanya eksaserbasi akut yang dihubungkan dengan peningkatan peradangan. pemicu eksaserbasi yang penting termasuk infeksi bakteri, virus ,
Obstruksi saluran napas merupakan tanda adanya peradangan yang
disebabkan oleh akumulasi inflamasi lendir eksudat dalam lumen dan peningkatan volume jaringan dinding bronkus, Peningkatan dalam
volume jaringan dinding bronkus ditandai oleh infiltrasi dinding oleh makrofag atau neutrofil dan sel imun inflamasi adaptif (limfosit B ,CD4, CD8 ) yang membentuk folikel limfoid,
faktor yang memicu peradangan pada penyakit paru obstruktif kronik adalah infeksi bakteri kronis ,autoimunitas, partikel asing atau logam berat ,
Faktor yang berhubungan dengan peradangan paru pada penyakit paru obstruktif kronik adalah autoimunitas, Penyakit autoimun yang ditandai
dengan adanya antibodi antielastin dan T helper tipe 1, Bakteri yang biasanya ada pada paru-paru pasien dengan penyakit paru obstruktif kronik adalah
non typeable Haemophilus influenzae (NTHi), Bakteri non typeable Haemophilus influenzae ini mengaktifkan Sel T paru-paru dan menyebabkan peningkatan protease dan ekspresi reaktif oksigen spesies pasien dengan penyakit paru obstruktif kronik ,
radikal bebas adalah molekul yang membawa satu atau lebih elektron
tidak berpasangan dan mampu tetap hidup secara independen, radikal bebas mempunyai jumlah elektron ganjil sehingga tidak stabil, berumur pendek dan sangat reaktif, radikal bebas dapat bereaksi dengan cepat dengan molekul lain dengan menangkap elektron untuk menjadi stabil, radikal bebas akan menjadi seimbang dengan cara mengambil elektron pada molekul terdekat,
sedangkan molekul yang diserang oleh radikal bebas akan menjadi radikal bebas yang disebabkan oleh kehilangan elektron dan memulai reaksi berantai
sehingga menyebabkan kerusakan pada sel,
Contoh radikal bebas yaitu : radikal termasuk radikal Peroxyl (ROO), Nitrat oxide (nitrogen monoksida) (NO ) , nitrogen dioxide (NO2) Superoksida (O2), Radikal oksigen (O2 ), Hidroksil (OH), Alkoxyradical (RO),
Spesies oksigen reaktif (ROS) adalah turunan radikal seperti hidrogen peroksida dan singlet oksigen , Reaktivitas tinggi dari radikal bebas ini
karena adanya satu elektron tidak berpasangan sehingga cenderung menyumbangkannya atau untuk mendapatkan elektron lain untuk mencapai stabilitas, Spesies bukan radikal termasuk antaralain :
peroksinitrit (ONOOH),peroksida organik (ROOH), aldehid (HCOR) , hidrogen peroksida (H2O2), asam hipoklorit (HOCl), asam hypobromous (HOBr), ozon (O3), oksigen singlet (1O2), asam nitrat (HNO2), nitrosil kation (NO+), anion nitroksil (NO-), dinitrogen trioksida (N2O3), dinitrogen tetraoksida (N2O4), nitronium (nitryl) kation (NO2 + ), spesies bukan radikal bebas ini bukan radikal bebas tetapi dengan mudah dapat menyebabkan reaksi radikal bebas pada organisme hidup,Radikal bebas pada tubuh manusia didapat dari sumber eksogen (polusi udara, asap kendaraan, asap rokok,asap bahan kimia ) dan endogen (hasil produk metabolisme sel secara normal),
radikal bebas yang berasal dari sumber eksogen yaitu berupa polusi udara ,
asap kendaraan, asap pabrik asap rokok, polusi udara menimbulkan penyakit , pencemaran berasal dari obat (hydralazine, arsenik trioksida ) yang dipakai sebagai pengobatan kanker dan hipertensi, arsenik anorganik yang didapat sebagai kontaminan pada tanah, air dan udara, logam (timbal ,arsenik, tembaga ), senyawa halogenasi ( karbon tetraklorida dan kloroform ), polutan udara ( hidrazin,ozon , sulfur dioksida, sulfur trioksida) ,senyawa senyawa itu semua mudah diserap pada tubuh manusia dan sudah terbukti dapat menginduksi pembentukan tumor di kulit ,hati,kandung kemih, prostat,
masalah utama polusi udara yang dapat memicu radikal bebas adalah
senyawa smog, senyawa smog itu berasal dari bentuk polusi udara yang dihasilkan oleh reaksi hidrokarbon dan sinar matahari , gas knalpot mobil,senyawa nitrogen, senyawa ozon ,
berbagai senyawa berupa ozon ,oksida nitrat, belerang dioksida dikenal oksidan dan menyebabkan kerusakan organ badan manusia ,melalui pembangkitan radikal bebas,
asap rokok meningkatkan radikal bebas dalam tubuh, secara alamiah
radikal bebas akan dinetralisir oleh antioksidan sehingga menjadi stabil, pada kadar rendah sampai sedang radikal bebas berfungsi dalam proses sel fisiologis, namun pada kadar tinggi, radikal bebas merugikan komponen sel seperti lipid, protein dan DNA, patologis terjadi ketika jumlah radikal bebas dan antioksidan dalam tubuh terjadi tidakseimbang,
tingginya kadar radikal bebas dalam tubuh merangsang peroksidasi pada sel dan memicu terjadinya stress oksidatif sehingga menimbulkan kerusakan dan kematian pada sel tubuh,
pada jumlah yang tidak berlebih, radikal bebas berguna sebagai sistem pertahanan tubuh dengan cara menyerang dan membunuh patogen,
peningkatan radikal bebas pada perokok dan penurunan sistem kekebalan tubuh akan memicu timbulnya berbagai macam penyakit sistemik lainnya seperti penyakit kardiovaskuler asma, rheumatoid arthritis, diabetes melitus, neurodegeneratif, asap rokok mempunyai banyak radikal bebas dan memicu penurunan kapasitas antioksidan bahkan dalam plasma, radikal bebas mampu mengaktifkan inhibitor α1-proteinase sehingga mengurangi kemampuannya untuk mengikat substrat seperti elastase dari neutrofil, proses peradangan akan menyebabkan stres karena berpotensi menghasilkan ROS yang berlebihan ,
pengaruh radikal bebas pada penyakit paru obstruktif kronik terhadap
peradangan sistemik paru mempunyai volume pernafasan mencapai 10.000 sampai 20.000 L/hari dan luas permukaan 80 sampai 100 m2 yang mengakibatkan paru paru rentan terhadap radikal bebas,
perubahan patofisiologis yang terjadi pada paru dengan penyakit paru obstruktif kronik akan menyebabkan inflamasi sistemik, proses yang berperan dalam peradangan sistemik adalah hiperinflasi dan hipoksia ,
hipoksia merupakan masalah pada penyakit paru obstruktif kronik , pasien dengan penyakit paru obstruktif kronik ringan akan mengalami hipoksia dan terjadi peningkatan kadar IL-6 ,
adanya hubungan antara derajat hipoksemia dan kadar serum TNF-α pada
pasien penyakit paru obstruktif kronik , Kejadian hipoksia dapat menyebabkan peningkatan Monocyte Chemoattractant Protein (MCP)-1 MrnA,TNF-α, dan Macrophage Inflammatory Protein (MIP) -1 b,
secara sistemik peningkatan hiperinflasi dapat memprediksi kematian pada pasien penyakit paru obstruktif kronik ,
Hiperinflasi terjadi pada penderita penyakit paru obstruktif kronik
akibat dari obstruksi jalan napas kronis, Hiperinflasi dapat menyebabkan peningkatan sistemik IL-8, IL-6, IL-1 b , TNF- α ,
peningkatan inflamasi sistemik berhubungan dengan penyakit paru obstruktif kronik , yang sebagian merupakan akibat proses penuaan normal. penyakit paru obstruktif kronik adalah penyakit kronis, yang berkembang sangat
lambat, dengan mayoritas pasien berusia tua, penuaan normal dihubungkan dengan peningkatan inflmasi sistemik tingkat rendah, termasuk produksi sitokin seperti TNF-α dan IL-6 ditambah dengan adanya peningkatan oksida nitrat dan spesies oksigen reaktif, namun, proses penuaan bukan merupakan satu-satunya pemicu inflmasi sistemik pada penyakit paru obstruktif kronik ,,kelompok kendali yang bukan penyakit paru obstruktif kronik dengan
pasien penyakit paru obstruktif kronik terjadi peningkatan inflamasi
sistemik, termasuk produksi TNF-α,
infeksi rhinovirus dan H. influenza pada penderita penyakit paru obstruktif kronik dapat meningkatkan kejadian eksaserbasi, peningkatan eksaserbasi penyakit paru obstruktif kronik berhubungan dengan peningkatan mediator inflamasi dan peradangan saluran napas, Peningkatan tingkat penanda bio berhubungan dengan keparahan penyakit seperti tingkat mortalitas eksaserbasi, lama inap di rumah sakit, Kadar serum IL- 6 menjadi lebih tinggi pada virus dibandingkan bukan virus,
KANKER PARU
kanker paru sebagai tumor ganas yang berasal dari lapisan epitel bronkus, kanker paru dibagi menjadi dua yaitu kanker paru jenis karsinoma sel kecil (KPKSK) dan kanker paru jenis karsinoma bukan sel kecil (KPKBSK)
90% kanker paru yang banyak terjadi adalah jenis karsinoma bukan sel kecil KPKBSK yang penyebarannya ke bagian tubuh lain lebih lambat dibandingkan karsinoma sel kecil,
Radioterapi terapi kanker dengan menggunakan sinar radiasi pengion berenergi tinggi, yang dapat dipakai secara luas untuk pengobatan kanker paru
paliatif atau kuratif ,
Pasien pengidap KPKBSK mempunyai ketahanan hidup hingga 5 tahun ,
Prinsip terapi kanker paru adalah terapi multi modalitas yang terdiri dari terapi gen,pembedahan, radioterapi, imunoterapi, kemoterapi dan terapi target,
Jenis jenis radioterapi dibedakan menjadi 3 yaitu internal radiation therapy (IRT),external beam radiation therapy (EBRT) dan brakiterapi,
radiasi EBRT berasal dari pesawat radioterapi yang ditempatkan pada jarak tertentu dari organ target, yang dihasilkan baik dalam bentuk radiasi partikel
(heavy ion,elektron/sinar-E, proton) atau foton/gelombang elektromagnetik (sinar-J atau sinar-X )
external beam radiation therapy yang banyak dipakai dalam pengobatan kanker paru dapat dipakai sebagai bagian dari regimen yang terdiri dari kemoterapi, pembedahan atau keduanya atau secara tunggal ,
konsep radiobiologi berasal dari penelitian sel normal dan swl kanker dari kultur jaringan dan hewan ,.radiobiologi yaitu efek radiasi pengion terhadap jaringan dan sel ,baik sel kanker atau sel normal , pertumbuhan sel kanker dan sel normal dipengaruhi oleh jumlah sel yang berada dalam siklus sel, Siklus sel terdiri dari 4 tahap yaitu tahap presintesis pertumbuhan (G1), sintesis DNA (S), premitosis pertumbuhan (G2), dan mitosis (M) ,
Sel yang tidak membelah dapat hidup pada tahap G1 atau masuk ke
dalam tahap sel tidak mampu membelah/ steril (G0), Jumlah sel dalam tahap
proliferasi, istirahat, atau tahap steril berpengaruh pada radio.sensitivitas, tahap paling sensitif pada sel normal maupun sel kanker terhadap paparan radiasi pengion berenergi tinggi adalah tahap G2-M dan paling resisten adalah tahap S (S phase). meskipun kenyataanya bahwa durasi siklus sel yang tidak banyak berbeda antara sel normal dengan sel kanker menyebabkan pemberian radiasi dapat menghambat pembelahan sel baik sel kanker maupun sel normal , tidak adanya kendali normal dari proses pembelahan pada
sel-sel kanker menjadikannya mengalami proses proliferasi (pertumbuhan) sel yang tidak normal ,
sehingga sel-sel kanker lebih mudah dihancurkan dibanding sel-sel normal, kerusakan sel normal akibat paparan sinar radiasi dapat dihambat dengan pemberian metode fraksinasi (pembagian) dosis radiasi karena di samping sel normal mempunyai kemampuan pemulihan sel yang lebih baik dibandingkan sel kanker, sel normal mempunyai waktu yang cukup untuk melakukan perbaikan kondisinya,
metode fraksinasi dosis radiasi itu memanfaatkan perbedaan respons antara sel tumor/kanker dan sel normal terhadap paparan radiasi, yang ditentukan
oleh lima faktor yaitu reoxygenation,radiosensitivity,,repair of cellular
damage, redistribution dan repopulation, efek penyinaran radiasi pada tingkat molekuler dapat bersifat tidak langsung dan langsung, efek langsung berupa terjadinya proses ionisasi atom-atom pada DNA
kromosom di dalam nukleus (inti) sel akibat paparan sinar radiasi secara
langsung pada sel sehingga terjadi pemutusan rantai double helix DNAnya secara total (double strain breaks) atau parsial (single strain break) ,
efek tidak langsung berupa pemutusan rantai double helix DNA secara tidak
langsung melalui peningkatan aktivitas pemutusan rantai DNA oleh radikal-radikal bebas (seperti H30+, HO, OH-) yang dihasilkan cairan sitoplasma ketika terpapar sinar radiasi,
EXTERNAL BEAM RADIATION THERAPY (EBRT)
Komputerisasi modern dibutuhkan untuk mengurangi kesalahan dalam transkripsi manual dan penghitungan,
EBRT sudah ada sejak pertengahan tahun 1950 peralatan medis ini menggunakan metode two-dimensional external radiation therapy (2D-ERT) yang menggunakan pesawat radioterapi 2 dimensi, dengan perencanaan pemberian hantaran sinar radiasi yang akan diberikan didasarkan pada
pencitraan simulasi fluroskopi 2 dimensi (konvensional),
Volume masa kanker dilokalisir secara relatif pada medan anatomis
terfiksir untuk kemudian diberikan pancaran sinar radiasi konvensional
dengan dosis 1,8-2 Gray (Gy) tiap fraksi, Dosis radiasi maksimal didapat seketika sesudah pancaran sinar radiasi memasuki permukaan tubuh pasien yang kemudian deposisi energi radiasinya akan mengalami penyusutan seiring
dengan kedalaman penetrasinya , Semua proses dikerjakan secara manual sehingga terjadi banyak kesalahan seperti ,antaralain:
buruknya peralatan medis,kesalahan posisi sewaktu terapi, kesalahan penghitungan manual atau transkripsi tabel, kesalahan pemberian volume sewaktu terapi, penentuan volume target masa kanker yang kurang akurat, kekurangakuratan perhitungan penyaluran dosis radiasi terhadap volume target masa kanker, kegagalan penghantaran dosis radiasi yang adekuat, ketidaktepatan pengukuran dengan mesin atau data pasien,
intensity-modulated radiation therapy (IMRT) dan metode three-dimensional
conformal radiation therapy (3D-CRT) mulai diperkenalkan sejak berkembangnya pemakaian magnetic resonance imaging (MRI) dan computed tomography (CT) scan yang memungkinkan untuk dilakukan
computer-intensive treatment planning systems dan simulasi dengan CT sehingga dapat memvisualisasikan bentuk tumor yang sebenarnya secara akurat guna pemberian radioterapi dosis tinggi dengan memperbaiki jaraknya
terhadap jaringan normal,
metode 3D-CRT ini membutuhkan keakuratan perencanaan ketika eskalasi pemberian dosis penyinarannya interpretasi pencitraan yang baik dan imobilisasi pasien,
metode 3D-CRT memperbarui kelemahan metode 2D-ERT. Keuntungan metode 3D-CRT yaitu adalah dapat memberikan dosis hantaran sinar radiasi tepat dan akurat pada volume target masa kanker dengan paparan radiasi yang relatif rendah pada jaringan normal di sekitar masa kankernya,
metode IMRT kelanjutan dari metode 3D-CRT mempunyai Keuntungan yaitu kemampuannya memberikan hantaran dosis radiasi yang lebih besar dan tepat pada volume target masa kanker dibandingkan metode radiasi lainnya, sehingga mempunyai efek lebih besar dalam membersihkan sel kanker dibandingkan dengan efek racun yang berpotensi mengakibatkan cedera jaringan pada organ-organ sehat yang ada di sekitar kankernya ,
kelemahan pemberian radioterapi dengan metode IMRT yaitu target masa kanker dan gerakan pasien akibat proses fisiologis tubuh seperti denyut jantung dan respirasi , metode Stereotactic Radio Therapy (SRT) sebagai metode radioterapi yang juga adalah bagian dari Intensity Modulated Radiation Therapy (IMRT) dan metode 3D-CRT dengan hantaran sinar radiasi dosis tinggi dan ketepatan tinggi yang diberikan dengan jumlah fraksinasi yang
rendah dan dalam jangka waktu singkat , sedikit fraksi (satu hingga lima fraksi) menghantarkan dosis tinggi tiap fraksi (misalnya 3x20 Gy atau 1x24 Gy) dengan ketepatan yang sangat baik terhadap volume target masa tumornya,
pemberian radioterapi dalam metode apapun harus dilakukan dalam beberapa sesi terapi antaralain : fraksinasi pembagian dosis radiasi, Penentuan fraksinasi dosis radiasi memungkinkan sel-sel normal untuk memperbaiki diri, dan memungkinkan tercapainya dosis radiasi efektif untuk membasmi sel kanker , Fraksinasi dosis radiasi harus disesuaikan pada pemanfaatan perbedaan respons 5 faktor terhadap paparan radiasi antara sel kanker dan sel normal untuk memperoleh hasil pengobatan radiasi yang maksimal,
EXTERNAL BEAM RADIATION THERAPY PADA KANKER PARU
JENIS KARSINOMA BUKAN SEL KECIL (KPKBSK)
Radioterapi pada KPKBSK bisa diberikan sebagai terapi tunggal, bersamaan dengan kemoterapi (kemoradiasi) atau sebagai terapi neoajuvant dan ajuvant pada pembedahan. Radioterapi diberikan pada pasien stadium I dan II yang
tidak bisa mentoleransi operasi atau tumor yang diderita termasuk
golongan unresectable (stadium III dan IV), terapi profilaksis (misalnya
pada ancaman terjadinya sindroma vena kava superior), atau terapi paliatif (seperti untuk nyeri atau pencegahan fraktur patologis pada metastasis ke tulang),
Dosis radiasi standar yaitu 50 sampai 65 Gy selama 5 hingga 6 minggu pada pasien KPKBSK,
(1). KPKBSK STADIUM I DAN II ,
Penderita KPKBSK stadium I dan II dengan kriteria usia tua,menolak operasi ,status tampilan > 2 dan fungsi paru buruk, maka diberikan radioterapi dengan tujuan kuratif, Radioterapi diberikan sebagai terapi tunggal tidak dengan tambahan pemberian kemoterapi, Kemoterapi sebagai tambahan pada pemberian radioterapi tidak menunjukkan peningkatan ketahanan hidup
dan hasil terapi juga lebih buruk, Penderita dengan fungsi paru buruk membutuhkan radioterapi yang tepat, Batas terluar volume tumor yang akan
diradiasi hanya menggunakan batas minimal yaitu 5 mm dari volume tumor, Dosis radioterapi dan volume area radiasi tergantung jaringan paru normal di sekitar tumor,
manfaat radioterapi terhadap pasien KPKBSK stadium I dan II yang tidak dapat menjalani pembedahan karena komorbid tertentu,
bahwa angka ketahanan hidup pasien KPKBSK yang memperoleh radioterapi menjadi lebih baik bila dibandingkan dengan yang tidak memperoleh radioterapi, dengan nilai tengah pada stadium I adalah 21 bulan dibandingkan 14 bulan , Nilai tengah ketahanan hidup pada pasien KPKBSK stadium II yang memperoleh dan tidak mendapatkan radioterapi adalah 14 bulan berbanding 9 bulan,
pasien KPKBSK stadium I pasca reseksi sublobar yang diberikan EBRT didapatkan hasil bahwa pemberian EBRT memperburuk nilai tengah ketahanan terhadap penyakit bila dibandingkan dengan pasien yang
tidak memperoleh terapi lokoregional,
Radioterapi pada KPKBSK stadium I dan II terdiri dari dosis total sebesar 6000 sampai 7000 cGy, dengan dosis sekitar 180 sampai 200 cGy setiap hari
selama 7 minggu. Keterlibatan limfonodi mediastinal tidak ada pada KPKBSK stadium I dan II, sehingga hanya Gross Tumor Volume (GTV) dan limfonodi
berdekatan yang memperoleh radiasi,
pasien KPKBSK stadium I yang menjalani SBRT dengan dosis 44 Gy, 48 Gy, dan 52 Gy dalam 4 fraksi pada tumor berdiameter <1,5 cm, 1,5-3 cm, dan
lebih dari 3 cm. bahwa tidak ada perbedaan lokal antara stadium IB dengan IA walaupun dengan ukuran tumor berbeda beda,
(2).KPKBSK STADIUM III
Penelitian untuk menilai hasil terapi dan efek samping toksisitas akut paru dan esofagus pada pasien KPKBSK stadium III yang memperoleh IMRT dengan ataupun tidak dengan kombinasi kemoterapi (kemoterapi konkuren atau kemoterapi sekuensial ) Hasil penelitian bahwa IMRT adalah metode yang efektif dengan toksisitas akut masih dapat ditolerir, saat digabung dengan kemoterapi secara bersama atau sekuensial ,
pasien KPKBSK telah mengalami perluasan lokal atau mencapai stadium III saat terdeteksi, Terapi yang disarankan yaitu radioterapi (kemoradiasi)
dan kemoterapi konkuren , Dosis pertama dari radioterapi dan kemoterapi diberikan pada hari yang sama, Berdasar pemilihan obatnya, radioterapi diberikan setiap hari sedang kemoterapi diberikan pada interval bermacam macam , Dosis radioterapi yang diberikan bila bersamaan dengan
kemoterapi adalah sebesar 6000 sampai 6300 cGy dalam fraksi 180 sampai 200 cGy selama 7 minggu,
(3). KPKBSK stadium IV
Pada KPKBSK stadium IV telah terjadi penyebaran ke paru kontralateral, metastasis ke organ lain (tulang,hepar, otak ) atau memproduksi cairan berisi sel kanker di dalam rongga pleura (efusi pleura ganas),
Terapi KPKBSK stadium IV adalah kemoterapi, sementara pemberian radioterapi tidak akan menambah harapan hidup sehingga tidak dipakai
secara rutin,
Radioterapi definitif tidak .dapat diberikan pada pasien dengan efusi pleura ganas dan metastasis jauh,
Gejala akibat metastasis atau KPKBSK primer dapat dikurangi melalui
pemberian EBRT dengan fraksinasi dan dosis bermacam macam ,
Pasien KPKBSK stadium IV dengan massa paru besar yang mengakibatkan nyeri dada hebat dan sesak napas dapat diberikan radioterapi dengan dosis
mulai dari 3000 cGy ( sebanyak 10 kali terapi dengan fraksi 300 cGy selama dua minggu) hingga dengan 5000 cGy (diberikan sebanyak 20 kali terapi dengan fraksi 250 cGy selama empat minggu),
Metastasis ke otak didapatkan pada sepertiga pasien KPKBSK stadium IV, External beam radiation therapy dipilih pada metastasis otak cukup luas untuk memperkecil ukuran tumor dan mencegah makin meluasnya metastasis,
dengan menilai hasil akhir dari pemberian booster EBRT sesudah pemberian whole brain radiotherapy (WBRT) pada pasien kanker paru dengan metastasis ke otak menunjukkan bahwa sebagian besar pasien itu mengalami
progresivitas ekstrakranial,
Dosis radioterapi yang dipakai yaitu 3000 cGy (10 kali terapi dengan fraksi 300 cGy selama 2 minggu) Pasien yang mempunyai 3 buah lesi metastasis atau kurang, dengan diameter ≤3 cm, dapat dilakukan pembedahan untuk
pengangkatan metastasis dan diikuti dengan radiasi seluruh otak atau
pasien dapat menjalani SRS (stereotactic radiosurgery) , Keuntungan dari SRS adalah dapat meminimalisir area otak yang terkena radiasi, tetapi dapat diikuti
dengan munculnya metastasis otak .baru di area yang tidak terkena
radiasi,
EXTERNAL BEAM RADIATION THERAPY PADA KANKER PARU
JENIS KARSINOMA SEL KECIL (KPKSK)
30% pasien limited stage dengan kelainan terbatas pada hemitoraks ipsilateral yang toleran terhadap radiasi, Kanker paru jenis karsinoma sel kecil diklasifikasikan menjadi extensive stage dan limited stage yang semuanya memerlukan kemoterapi sistemik, Kanker paru jenis karsinoma sel kecil lebih agresif bila dibandingkan dengan KPKBSK karena mampu berproliferasi lebih cepat, dengan angka ketahanan 5 tahun sebesar 5 sampai 6%,
Terapi standar pada stadium ini menggunakan kemoterapi dan inisiasi dini dari
radioterapi toraks untuk menurunkan progresivitas penyakit, diikuti dengan Prophylactic Cranial Irradiation (PCI) untuk pasien dengan respons baik,
pasien dengan extensive stage kelainannya melebihi dari hemitoraks ipsilateral, mediastinum, dan fossa supraklavikular ipsilateral yang dapat
mencakup adanya metastasis paru kontralateral , ekstraoraks efusi pleura ganas atau efusi perikard ,
Radioterapi pada limited stage paling baik diberikan konkuren dengan kemoterapi, sesudah dimulainya terapi, dengan angka ketahanan hidup 5
tahun sebesar 20% pada stadium ini, Dosis dan fraksinasi 45 Gy yang diberikan 2 kali sehari dengan fraksi 1,5 Gy selama 3 minggu (hiperfraksinasi
terakselerasi),
Radioterapi toraks dapat memperbaiki ketahanan hidup pasien dengan limited stage, Sebuah metaanalisis terhadap pasien menunjukkan bahwa radioterapi ini dapat mengurangi angka kegagalan terapi sebanyak 25 hingga 30%, dan didapatkan perbaikan pada angka ketahanan hidup 2 tahun
sebanyak 5 sampai 7% bila dibandingkan dengan kemoterapi tidak dengan
radioterapi. Pemberian radioterapi toraks membutuhkan penilaian
terhadap beberapa faktor yang terdiri dari waktu pemberian radioterapi (sekuensial atau konkuren ) dan kemoterapi waktu pemberian radioterapi (awal atau akhir), volume dari sisi yang diradiasi (volume tumor yang asli dibandingkan dengan penyusutannya)fraksinasi radioterapi dan dosis radiasi,
Kemoradiasi konkuren yang diberikan secara dini pada pasien KPKSK limited stage ,pemberian radioterapi secara konkuren dengan radioterapi dan kemoterapi dimulai dalam satu atau dua siklus (kategori 1) pada dosis 1,5
Gy 2 kali sehari hingga tercapai dosis total 45 Gy (kategori 1), atau 2
Gy sekali sehari hingga tercapai dosis total 60 sampai 70 Gy. Radiasi dengan
3D-CRT lebih disukai pemakaiannya bila tersedia,
IMRT dapat dipertimbangkan pada pasien pasien tertentu,
Sekitar 10 sampai 14% pasien KPKSK memiliki metastasis ke otak pada ketika terdeteksi pertama kali yang mempengaruhi angka ketahanan hidup Prophylactic cranial irradiation efektif menurunkan metastasis ke .otak, meski belum terbukti dapat meningkatkan angka ketahanan hidup,
Sekuel neurologis dapat muncul sesudah dilakukan PCI, terutama yang menggunakan fraksi lebih besar dari 3 Gy dan/ atau pemberian PCI konkuren dengan kemoterapi sehingga PCI tidak direkomendasikan pada pasien dengan
tampilan status yang buruk atau gangguan fungsi mental,
Jaringan saraf pusat tidak cukup sensitif terhadap efek kemoterapi karena adanya sawar darah-otak sehingga PCI telah lama dipakai untuk mengendalikan metastasis mikroskopis ke otak pada terapi KPKSK,
bahwa PCI memperbaiki angka ketahanan hidup pada pasien dengan remisi
komplit secara klinis sesudah terapi inisial, dengan dosis yang disarankan 25 sampai 30 Gy dalam 10 sampai 15 fraksi, Prophylactic cranial irradiation
disarankan untuk pasien limited stage maupun extensive stage yang mencapai respons komplit atau parsial, dengan dosis total 25 Gy dalam sepuluh fraksi (2,5 Gy tiap fraksi) atau dosis total 30 Gy dalam 15 fraksi, Radioterapi ini tidak diberikan secara konkuren dengan kemoterapi sistemik karena peningkatan risiko neurotoksisitas , mual,muntah,Fatigue, nyeri kepala, adalah efek racun akut yang paling sering terjadi sesudah PCI,
TERAPI
terapi berbasis CT scan atau 3 dimensi dibuat sesudah selesai dilakukan simulasi pencitraan CT scan-nya dikirim secara elektronik ke komputer yang
sudah dilengkapi dengan perangkat lunak perencanaan terapi, Potongan gambar CT scan diperlihatkan ulang, struktur anatomis (korda spinalis,paru, jantung) diberikan garis pembatas dengan warna berbeda. Gabungan dari
potongan-potongan gambar dengan garis pembatas itu akan membentuk volume struktur anatomis , Ahli onkologi radiasi kemudian menggambarkan bentuk asli tumor dan limfonodi yang terlibat, Volume bentuk tumor yang
asli dinamakan GTV, yang diberikan tanda berupa garis merah, Ahli radiasi onkologi dan dosimetri merancang pembatas atau area terdiri dari GTV dan
keterlibatan limfonodi mediastinal , sesudah gambar tumor terlihat lebih
jelas , Metode untuk terapi kanker paru melibatkan 2 area, yaitu area
menghadap ke punggung pasien (posteroanterior/ PA ) dan area menghadap ke dada depan pasien (anteroposterior/ AP) ,
Terapi Radioterapi diberikan dengan durasi 5 hingga 7 menit, Dosis radiasi diberikan untuk sebagian besar kanker paru 6000 sampai 7000 cGy,
tergantung pada stadium dan diberikan atau tidak kemoterapi, Dosis yang dapat ditoleransi dengan baik oleh pasien yaitu 180 sampai 200 cGy
tiap terapi, penilaian ketepatan target terapi dilakukan dengan pengambilan radiografi dan CT scan setiap 5 kali terapi,,Evaluasi dilakukan seminggu sekali untuk menilai ada tidaknya efek samping,
Pasien menjalani prosedur verifikasi dengan ditempatkan pada mesin linacs pada posisi sama seperti ketika simulasi sesudah rencana terapi selesai dibuat, radiografi diambil dan dilihat ulang untuk memastikan apakah
gambar sesuai dengan pencitraan pada CT scan perencanaan dan
konsisten dengan rencana terapi berbasis CT,
toksisitas timbul akibat pengaruh radiobiologi dan efek radiasi terhadap sel
dan jaringan normal, terapi radiasi dapat menimbulkan toksisitas dan efek samping terhadap organ target maupun organ di sekelilingnya, dapat berupa
efek akut atau lanjut, efek samping akut terjadi pada pasien radioterapi
paru dengan atau tidak dengan kemoterapi yang terdiri dari beberapa gejala
,antaralain:
sensasi seperti tersetrum di punggung bawah atau tungkai saat menekuk leher , perikarditis,iritasi paru yang menyebabkan batuk kering,
kemerahan dan iritasi pada kulit
yang terkena radiasi, inflamasi esofagus (esofagitis)
yang menyebabkan heartburn
atau rasa tidak nyaman di
tenggorokan,
Efek samping akan hilang dalam 2 minggu sesudah radioterapi, Efek samping sub akut terjadi dalam 1 hingga 6 bulan sesudah menyelesaikan radioterapi,
terdiri dari pneumonitis radiasi yang mengakibatkan gejala seperti sesak, batuk, nyeri dada, demam,
Pneumonitis radiasi jarang terjadi, terutama jika V20 (volume kedua paru yang
menerima radiasi ≥2000 cGy) masih kurang dari 35%, Efek samping ini
timbul pada 5 sampai 30% pasien kanker paru yang diterapi radiasi, Gambaran radiologis pada tahap awal adalah ground glass opacity atau konsolidasi pada daerah radiasi, Gambaran radiologis dari pneumonitis radiasi
juga berbentuk noduler atau opasitas konsolidatif fokal ,
Pemeriksaan CT scan lebih sensitif untuk mendeteksi pneumonitis pada
fase awal,terapi pneumonitis radiasi dengan memberikan kortikosteroid seperti deksametason atau prednison ,
faktor yang mempengaruhi derajat kerusakan paru antara lain fraksinasi dosis,usia pasien, dosis radiasi, kemoterapi, metode radiasi, luas area radiasi,
perikarditis konstriktif , kerusakan otot jantung dan pembuluh darah meningkatkan risiko serangan jantung,gagal jantung ,
efusi perikard atau tamponade adalah efek samping sub akut lainnya yang dapat menyebabkan penekanan pada sesak napas, takikardi, jantung, distensi vena leher, efusi perikard dapat mengalami perbaikan spontan, tetapi kadang memerlukan evakuasi cairan atau diuretik, efek samping radiasi jangka
panjang terdiri dari striktur esofagus, fibrosis paru, fibrosis ,
Kemoterapi seperti bleomisin dan adriamisin memperberat fibrosis paru,
Kerusakan paru jarang muncul pada dosis di bawah 20 Gy dan mulai
sering timbul jika dosis yang diberikan melebihi 40 Gy.
Efek samping ini jarang terjadi karena metode radioterapi modern
dapat memisahkan antara jaringan tumor dengan organ normal atau jaringan selain itu sebagian besar pasien kanker paru meninggal sebelum memperoleh efek samping radioterapi jangka panjang,
PROSEDUR
Pengaruh radioterapi didasarkan pada ketepatan penghantaran radiasi osis tinggi pada lokasi tumor tidak dengan merusak jaringan sehat di sekitarnya, sehingga penentuan area radiasi ,penempatan posisi pasien, pembatasan volume target adalah perencanaan proses radioterapi,
Simulasi adalah prosedur dimana ahli onkologi radiasi dan teknisi simulasi
( teknisi radioterapi/ RTT) memposisikan pasien dengan tepat selama terapi
sehingga radiasi dipastikan tepat sasaran , ada 2 macam metode simulasi yaitu virtual dan konvensional yang akan melokalisasikan volume target dalam cara berbeda ,
Pasien berbaring terlentang dengan kedua lengan diletakkan di atas kepala sambil berpegangan pada alat khusus, Sebuah bantalan diletakkan untuk membantu pasien berbaring pada posisi yang sama selama terapi, Penanda pada kulit yang dapat dicuci dan tato permanen berbentuk titik yang tidak lebih besar dari tahi lalat dibuat dan digaris menggunakan pointer laser untuk memastikan pasien dapat berbaring pada posisi yang sama tiap harinya, Pergerakan tumor dibatasi dengan cara menahan napas atau melalui gating
radiotherapy, Penurunan volume tumor pada pemberian dosis melebihi 20 Gy dan dosis paru rata-rata pada pasien yang menahan napas saat inspirasi dalam selama sekitar 23 menit yang mungkin terlalu singkat untuk memperoleh pencitraan yang tepat, Computed tomography scan leher dan toraks pada posisi terapi dan seluruh alat yang tidak bergerak,
Pemeriksaan ini menghasilkan gambar 3 dimensi digital virtual model yang terkomputerisasi dari toraks dan organ dalam pasien,
Tabel 2. Modalitas EBRT10
MODALITAS : Stereotactic radiotherapy atau Stereotactic body radiation therapy (misal Cyberknife)
DESKRIPSI : Radiasi dosis tinggi dihantarkan menggunakan tuntunan robot INDIKASI : Terapi tumor tulang belakang, kanker paru terlokalisir, dan tumor lain pada pasien yang tidak dapat menjalani pembedahan ,
PEMBERIAN : Sebagian besar diberikan dalam 3-5 fraksi Selama terapi, robot
berbentuk lengan yang berisi sumber radiasi (linacs) mengelilingi pasien untuk
menghantarkan radiasi dari berbagai posisi Tiap terapi berlangsung lebih dari 2 jam
MODALITAS : Threedimensional conformal radiation therapy (3D CRT)
DESKRIPSI : CT atau MRI digunakan pada tumor target untuk meminimalisir paparan radiasi terhadap jaringan sehat
INDIKASI : Sebagian besar tumor padat
PEMBERIAN :Diberikan tiap hari pada pasien rawat jalan (1-2 menit), hari Senin
sampai Jum’at selama 2-7 minggu Diberikan tanda berupa tinta berwarna atau
bintik tato pada bagian kulit yang akan diradiasi, masker wajah yang berlubang atau papan penyangga digunakan untuk imobilisasi pasien
MODALITAS : Fourdimensional radiation therapy (4DCRT)
DESKRIPSI : Pencitraan CT dari target yang bergerak menggunakan alur
bantuan komputer
INDIKASI : Tumor yang rentan terhadap pergerakan, seperti di paru,
hepar, pankreas, atau payudara
PEMBERIAN : Serupa 3D-CRT, pasien diminta menahan napas sewaktu
pancaran radiasi diaktifkan
MODALITAS : Intensity modulated radiation therapy (IMRT)
DESKRIPSI : Pancaran radiasi terbagi menjadi komponen komponen sehingga memungkinkan tidak terkenanya jaringan sehat
INDIKASI : Tumor yang berada di sekeliling atau berdekatan
dengan struktur kritis normal, seperti kepala dan leher atau prostat .
PEMBERIAN : Serupa 3D-CRT, tiap terapi dapat berlangsung selama lebih dari 30 menit ,
MODALITAS : Stereotactic radiosurgery (misal Gamma knife)
DESKRIPSI : Pancaran radiasi multipel terkumpul pada tumor target, menghantarkan radiasi dosis tinggi pada tumor dan hanya sedikit pada jaringan sekitarnya,
INDIKASI : Lesi intrakranial seperti metastasis ke otak, meningioma, neuroma akustika, malformasi arteri vena, dan neuralgia
trigeminal ,
PEMBERIAN : Terapi tunggal Untuk memastikan ketepatan posisi pasien
sekaligus imobillisasi, dipasang bingkai pengaman pada kepala untuk selanjutnya didekatkan pada sumber
radiasi Terapi berlangsung sekitar 45-60 menit
Tabel 3. Perbandingan lokalisasi tumor antara simulasi konvensional dengan
virtual
Simulasi Konvensional Simulasi Virtual
area radiasi : Berasal dari skala
Virtual Sim
simulator atau film
Penempatan : pasien Ruang berlaser Ruang berlaser
Titik acuan: Penanda pada kulit Penanda pada kulit
Lokalisasi : Fluoroskopi CT scan
Isosentrik : Berasal dari skala
Digitally reconstructed
simulator atau film
radiograph (DRR) dari
CT
Outline pasien : Manual/optikal/potongan
Potongan aksial
tunggal pada CT
simulator
Verifikasi
terapi :Film polos Digitally reconstructed
radiographs (DRRs)
Isosentrik
dibandingkan :
Pergeseran pengukuran
Penghitungan dari data
titik acuan
: pada film
Virtual Sim
FOTO Siklus sel
G1: fase presintesis pertumbuhan, S: sintesis DNA, G2: premitosis pertumbuhan,
M: mitosis, G0: fase steril.
FOTO Efek radiasi pada tingkat molekuler
Keterangan: H2O: molekul air, H+: ion hidrogen, OH-: ion hidroksil, e-: elektron,
p+: proton.
FOTO terapi 3d menggunakan perangkat lunak Plan UNC pada pasien KPKBSK lobus kanan bawah GTVgross tumor volumeCTVclinical target volume
FOTO Kontur organ normal dan GTV
Alur kerja EBRT
anjing deteksi kanker paru-paru
Thorsten Walles, kepala peneliti dari Schillerhoehe Hospital di Jerman mengungkapkan bahwa pada stadium awal kanker paru-paru sulit terdeteksi sebab tidak ada gejala yang tampak,namun anjing dapat mendeteksi kanker paru-paru yang berusia dini,
anjing dapat membeda bedakan pasien perokok dengan pasien penyakit kanker paru-paru dan dengan pasien penyakit chronic obstructive pulmonary disease (COPD), anjing mengidentifikasi senyawa organik volatil (VOCs) yang biasanya sebagai tanda awal keberadaan kanker paru-paru pada napas pasien,anjing berhasil mendeteksi 71 pasien dari total 100 penderita,dimana 71 pasien adalah positif kanker , napas pasien penderita kanker paru-paru, memungkinkan bahan kimia yang dihasilkan berbeda beda dibandingkan dengan napas manusia yang normal, dan anjing dapat mendeteksi perbedaan itu di awal tanda tanda munculnya penyakit,
kunyit atasi masalah paru paru
Dr Virender Redan dari Los Angeles Biomedical Research,mengungkapkan bahwa kunyit memiliki senyawa bernama curcumin yang mampu mencegah bronchopulmonary dysplasia (BDP) ,senyawa Curcumin pada kunyit merupakan antibakteri ,antioksidan dan anti inflamasi,bronchopulmonary dysplasia (BDP) merupakan satu satunya tokoh utama yang mengakibatkan luka inflamasi pada bayi prematur akibat iritasi atau kesalahan pemasangan alat bantu pernapasan yang dipasang, sebab alat bantu pernapasan umumnya dipasang pada bayi prematur yang membutuhkan terapi oksigen setelah dilahirkan, 60 persen dari bayi bayi yang lahir di Amerika serikat saja lahirnya secara prematur,oleh karena kandungannya yang baru berusia 25 hari lebih awal sebelum waktunya sudah melahirkan,
efek terapi radiasi kanker paru-paru
Dr. Benjamin Smith sebagai peneliti dari University of Texas MD Anderson Cancer Canter dan Dr. Juan Wisnivesky sebagai peneliti dari Institut Farmasi di New York mengungkapkan bahwa para dokter di Amerika menganggap terapi radiasi untuk pengobatan kanker paru-paru ternyata tidak dapat menambah usia pasien,sebelumnya telah dikenal terapi radiasi radiasi yang diberikan berdosis sangat tinggi pasca operasi atau PORT postoperative radiotherapy menjadi salah satu metode mencegah tumor muncul kembali dan mengatasi kanker paru-paru , sangat tidak dianjurkan bagi lansia untuk mengikuti terapi radiasi sebab tidak bermanfaat, terapi radiasi untuk pasien berusia 70 tahun keatas yang menderita kanker paru-paru ,tidak akan berdampak apapun,dan disarankan mengikuti terapi dengan dosis rendah, sebab akan menerima efek buruk pada kesehatan saat menahan radiasi dosis tinggi jika diterapkan pada para lansia,sedangkan para lansia yang mendapat dosis terapi yang rendah, tetap tidak dapat mengubah kondisi kanker paru-paru mereka, para lansia akan tetap semakin tua dan hanya melakukan pengobatan pengobatan yang sia-sia.
sebab hasil penelitian terbaru yang membuktikan bahwa hanya terdapat 20 hingga 30 persen pasien kanker paru-paru yang mampu tetap hidup hingga lebih dari 5 tahun lagi sesudah mengikuti terapi radiasi,kemungkinan terjadi ada beberapa dokter menganjurkan melakukan radiasi pada lansia demi hanya untuk mendapat keuntungan , padahal sebenarnya para dokter memahami bahwa terapi itu tidak menghasilkan efek kemajuan apapun bagi para lansia,sedangkan efek dari hasil terapi radiasi seperti keriput, kulit kering,kelelahan dan rasa sakit tenggorokan bukan dampak yang berbahaya bagi kesehatan jiwa pasien,tetapi pasien dianjurkan mencegah rasa tidak nyaman dan berhak menolak untuk melakukan terapi radiasi ,pasien perlu mendapat penjelasan yang sebenarnya mengenai manfaat kelebihan kekurangan terapi itu dan bisa mendiskusikan terapi radiasi setelah operasi dengan dokter yang dipercaya.
kanker paru-paru
Dr. Benjamin Smith dari University of Texas MD Anderson Cancer Canter,
Dr. Juan Wisnivesky dari Institut Farmasi di New York,mengungkapkan bahwa dosis tinggi terapi radiasi setelah operasi bernama PORT
(postoperative radiotherapy) mampu menyembuhkan kanker paru paru sekaligus mencegah tumor muncul kembali,terapi radiasi tidak berdampak apapun bagi penderita kanker paru-paru usia 70 tahun ke atas,sehingga hanya diberikan dosis rendah,itu saja juga tidak berdampak,
30 % pasien kanker paru-paru yang mampu bertahan hidup hingga 5 tahun setelah menjalani terapi radiasi,efek terapi radiasi PORT yaitu keriput, rasa nyeri saat menelan, kelelahan, kulit kering,
Related Posts:
kanker paru-paru PENYAKIT PARU Penyakit paru obstruktif kronis ( PPOK) yaitu penyakit sulit disembuhkan, yang menyerang paru-paru untuk waktu yang lama, Penyakit ini menghalang halangi aliran udara dari dala… Read More