Rabu, 13 April 2022

antioksidan alami sintetik 2

 







Vitamin E

tauge yang mengandung banyakvitamin E, vitamin E   melindungi  sel-sel telur atau spermatozoa dari berbagai kerusakan akibat  serangan radikal bebas. Serangan radikal bebas pada spermatozoa  kemungkinan bisa memicu sel itu cacat, contohnya terjadi ketidaknormalan  pada bagian ekor atau kepala, sehingga mempengaruhi  motilitas (daya gerak) spermatozoa itu dan membuahi sel telur,  sehingga  sulit terjadi proses kehamilan   ,Serangan radikal bebas  pada sel telur pasien wanita  berdampak negative sehingga proses pembuahan tidak bisa berlangsung dengan baik. Antioksidan  dipakai dalam  produk makanan  ,aktivitas  antioksidan  bergantung pada suhu , struktur makanan dan ketersediaan oksigen,komposisi dari makanan, air, karbohidrat, protein,  mempengaruhi  aktivitas antioksidan,

 Vitamin   E  dengan nama kimia tokoferol   yaitu antioksidan larut lemak yang   terdapat dalam  membran seluler dimana vitamin ini mengurangi radikal bebas lipid  lebih cepat dibandingkan  oksigen, Vitamin E yaitu  senyawa fenolik bisa menangkap radikal bebas, 

Radikal bebas tergantung pada kualitasnya, yaitu bagian integral dari makanan yang  diproduksi melalui proses oksidatif dalam badan pasien,

Vitamin E  sebagai antiosidan menghambat  proses penuaan, mencegah  kanker, jantung koroner, katarak , menjinakkan molekul-molekul radikal bebas yang berbahaya , meningkatkan ketahanan badan pasien, membasmi radikal bebas, 

 mencegah  konversi nitrit menjadi nitrosamine (salah satu zat karsinogenetik) ,

 meningkatkan respon kekebalan tubuh,

 kekurangan  vitamin E   merusak  respon kekebalan tubuh,menekan produksi antibodi ,Vitamin E memiliki sifat antioksidan yang larut dalam lemak,

Vitamin E   melindungi kerusakan DNA pada sel-sel  kulit sehingga bisa mencegah kerusakan kolagen dan elastin yang  memicu terjadinya kulit keriput dan kendur,melindungi sel-sel badan pasien  akibat radikal bebas, bisa melindungi sel-sel kulit dari  serangan radikal bebas , 

vitamin E  mengatasi jerawat, peradangan,  mempercepat proses penyembuhan luka,  vitamin  E dalam badan pasien  mengurangi resiko terjadinya  penyakit stroke. vitamin E   melindungi vitamin vitamin lain yang masuk kedalam badan pasien.vitamin E  melindungi kolesterol LDL agar tidak mudah teroksidasi,  Kolesterol LDL yang tidak terlindungi akan mudah termutasi oleh proses oksidasi,

partikel kolesterol LDL  berubah bentuk  menjadi kerak lemak dan berpotensi memicu penyumbatan  pembuluh darah.  vitamin E  mencegah  oksidasi vitamin B kompleks dan vitamin C ,


Kadar Vitamin E Pada makanan percangkir 

Kadar Vitamin E (mg per saji)

Pepaya Segar 2,22

Tomat dikaleng tanpa garam  11,27

Saus spageti 5, 10

Saus tomat


  Substansi Antioksidan makanan

 

Antioksidan :  Tanin 

Antioksidan : dipakai dalam industri atau dalam  fitoterapi

Antioksidan :  Proatosianidol ,Asam galat, asam  elagat

makanan:  Minuman anggur

Antioksidan : Amin biogen Antioksidan berdasar fungsi amin dan fenol 

makanan:  Keju

Antioksidan : Fenol

makanan:  Minyak oliv.

Antioksidan :  Tirosol, hidroksitirosol

makanan:  Vanili,

Antioksidan :Vanilin,  asam panilat

makanan:  Minyak atsiri dari tyme

Antioksidan :Timol

makanan:  Minyak Jahe

Antioksidan : Kalpakrol,Gingerol,Zingeron.

makanan: Jahe

Antioksidan : Polifenol 

makanan:  Efektifitas sebagai antioksidan tergantung pada derajat dan posisi OH

Antioksidan :  Flavonoid Flavon, Flavonol  Kalkon auron Biflavonoid

makanan:  Pigmen sayuran, ada  pada  kutikul  poliar dan sel epidermik daun



Vitamin C

Vitamin C yaitu senyawa yang mudah larut dalam air,  sensitif terhadap kerusakan akibat oksigen , katalisator logam,suhu, gula,  garam, pH, 

Vitamin C (asam askorbat)  sebagai  antioksidan  mengikat erat  O2 sehingga tidak mendukung  reaksi oksidasi ,   vitamin C memiliki berat  molekul 178 dengan rumus molekul C6 H8  O6,, dalam bentuk kristal memiliki titik cair 190-192 °C,  bersifat larut dalam air,  tidak berwarna, sedikit larut dalam aseton/alkohol yang memiliki berat molekul  rendah, Vitamin C sukar larut dalam  benzen, kloroform, eter , 

Vitamin C pada buah bisa hilang secara terus menerus selama  pengolahan, contohnya selama penggilingan ,blansing dan pencucian, pemotongan ,

Paparan udara pada jaringan-jaringan akan  memicu hilangnya vitamin C akibat oksidasi,  kehilangan vitamin C terjadi jika jaringan dirusak dan kontak 

dengan udara,  Dalam bahan makanan beku kehilangan  yang lebih besar ditemui  pada vitamin C dibandingkan  vitamin lain , Selama penyimpanan dalam keadaan beku bisa  terjadi  kehilangan vitamin C. semakin tinggi suhu penyimpanan semakin besar  terjadinya kerusakan zat gizi, 

Asam askorbat bisa  bersifat sebagai prooksidan, Asam  askorbat  ini  menaikan penyerapan zat besi di usus ,  bisa mengurangi secara in  vitro   Fe3+ menjadi Fe2+ yang nantinya berfungsi dalam reaksi Fenton,  Suplemen vitamin C bermanfaat dalam  pencegahan infeksi, keracunan  alkohol , 

Vitamin C  yaitu  antioksidan alami , dalam seluruh jaringan  hidup   mempengaruhi reaksi oksidasi-reduksi dalam jaringan itu, para pasien dan kelinci  satu-satunya jenis primata yang tidak bisa mensintesis vitamin  C, vitamin C sudah bisa ditemui dalam sayur  sayuran  dan buah-buahan,  stres   dan  obat-obatan memicu semakin banyaknya  kebutuhan  vitamin C,  rata-rata kebutuhan vitamin C   para pasien per hari antara 45 sampai 75 mg,

jika asli  alami  murni maka  vitamin C berbentuk kristal putih dengan berat molekul 176, 13 dan  rumus molekul C6 H6  O6,

Vitamin C atau L-asam askorbat yaitu antioksidan yang larut  dalam air , 

Senyawa  Vitamin C yaitu bagian dari sistem pertahanan badan pasien terhadap 

senyawa oksigen reaktif dalam plasma dan sel,

Secara alami bentuk vitamin C yaitu isomer-L. Isomer ini  memiliki aktivitas lebih besar dibandingkan dengan bentuk isomer D,  Aktivitas vitamin C, bentuk isomer D hanya 10% dari aktivitas isomer  L ,

 Vitamin C memiliki struktur yang mirip dengan  struktur monosakarida, namun mengandung gugus enadiol, 

Asam askorbat yaitu antioksidan larut air,  antioksidan alamiah yang ada   dalam berbagai jenis buah-buahan dan sayuran, yang selama  pemasakan bisa mengalami kerusakan sampai  setengahnya,   Asam  askorbat menangkap secara efektif sekaligus O2 * (anion superoksida)  dan 1 O2 (Singlet oksigen), 

Asam askorbat   mudah teroksidasi secara reversibel menjadi  asam L-dehidroaskorbat yang secara kimia    labil dan bisa  mengalami perubahan lebih lanjut menjadi asam L-diketogulonat  yang tidak memiliki keaktifan sebagai vitamin C lagi ,

saat  konsentrasi tinggi, asam  askorbat  ini tidak bereaksi. Asam askorbat 

memiliki peranan penting dalam perlindungan DNA pada sperma , Asam askorbat bisa memutus reaksi  radikal yang dihasilkan melalui lipid peroksidasi,  Pada konsentrasi  rendah, asam ini bereaksi secara langsung pada  tahap cair dengan  radikal peroksil LOO*   kemudian  berubah menjadi askorbil sedikit reaktif, 

 antioksidan primer  dikombinasikan dengan antioksidan  phenolic atau dengan berbagai agen pengkelat logam lainnya

 Sumber Alamiah zat gizi Antioksidan:

Antioksidan : Seng (Zn) 

Makanan  : ikan lele, susu keju,daging merah, krustase, 

Antioksidan : Tembaga (Cu) 

Makanan  : Kadar pada makanan tergantung pada konsentrasi Cu dalam tanah, hati, serealia,

Antioksidan :  Selenium 

Makanan  :  Kadar pada makanan tergantung pada konsentrasi dalam tanah : ikan lele,serealia, daging, 

Antioksidan : Protein  Gliadin gandum Ovalbumin

Makanan  :  Grup amid berbagai residu glutamine   penting 

Gandum, telur

Antioksidan :  Vitamin A 

Makanan  : mentega,  margarine,Jeruk, buah berwarna kuning, 

Antioksidan : Vitamin E 

Makanan  :  selai kacang tanah, susu keju,Biji bunga matahari, tomat, biji-bijian yang  mengandung kadar minyak tinggi, 

Antioksidan :  Vitamin C 

Makanan  :  sayuran ( sebagian rusak selama pemasakan), kentang,jeruk, kiwi, anggur pisang, apel, tomat, pir, melon, 

Antioksidan :  Vitamin B2

Makanan  : serealia tanpa polis, selai kacang tanah, Susu, produk-produk susu, daging, ikan lele , telur dadar, 

Antioksidan : Karotenoid (Prekursor Vitamin A ) 

Makanan  :  daun hijau, sitrus,Wortel, melon, 


Kandungan Vitamin dan Mineral  :

Sayuran      Kalsium(mg)    Besi(mg)     Vit A(SI)         Vit B1(mg)         Vit C(mg)

Daun katuk 204 2,7 10370 0,10 239

Daun Kelor 440 7,0 11300 0,21 220

Daun Ketela

 Pohon 165 2,0 11000 0,12 275

Daun Pepaya    353 0,8 18250 0,15 140

Sawi 220 2,9 6460 0,09 102

Tomat 

(matang) 5 0,5 1500 0,06 40

Wortel 39 0,8 12000 0,06 6

Bayam 267 3,9 6090 0,08 80



saat  antioksidan-antioksidan bergabung  sehingga memproduksi aktivitas yang lebih besar dibandingkan  aktivitas antioksidan yang diuji sendiri-sendiri,  Antioksidan yang satu bekerja   menangkap   radilkal bebas,  mengkombinasikan 

aktivitas sebagai peredam radikal bebas , sebagai agen pengkelat, Antioksidan yang lain  bekerja   menangkap   radilkal bebas, 

vitamin C  untuk  mendetoksifikasi (mengurangi racun) ,

Vitamin C   menangkal  radikal bebas (molekul tidak stabil karena kehilangan elektron),  radikal bebas itu bersifat toksik dan  reaktif, 

vitamin C  menyeimbangkan kolesterol dan trigliserida, Kekurangan vitamin C memicu  tingginya pilek,kolesterol, sakit jantung, arthritis (radang sendi) , 

Untuk mengganti elektron yang hilang, radikal bebas yaitu  serangkaian reaksi kimia yang memicu penumpukan  lemak, memicu   mempercepat ketuaan ,   kerusakan pada membran  sel, mutasi DNA, 

Vitamin C  diperlukan  untuk pengatur tingkat kolesterol,  pemacu imunitas, penyembuhan  luka  luka dan meningkatkan fungsi otak agar bisa bemekanisme maksimal  , pembuatan kolagen (protein berserat yang membentuk jaringan tulang), pengangkut  lemak, pengangkut electron dari berbagai reaksi enzimatik, pemacu  gusi yang sehat, 

Vitamin C yaitu salah satu antioksidan sekunder yang  memiliki  cara mekanisme yang sama dengan vitamin E, yaitu menangkap radikal bebas   mencegah terjadinya reaksi berantai,  vitamin C dipakai sebagai kendali  positif dalam menentukan  aktivitas antioksidan,

Vitamin C  memelihara kesehatan sel sel kulit ,mempertahankan keadaan badan pasien  meningkatkan sistem kekebalan badan pasien,

Vitamin C bisa disintesis   dari gula. Vitamin C mudah rusak oleh oksidasi, panas dan alkali,  mudah larut dalam  air ,



ANTIOKSIDAN PADA  MAKANAN

Aktivitas antioksidan yang dimiliki oleh senyawa metabolit sekunder 

tumbuhan  berfungsi sebagai penangkap  radikal bebas yang bisa melindungi dari penyakit kardiovaskuler,  oksidasi lipoprotein densitas rendah (LDL) , 

antioksidan yang dimiliki oleh senyawa metabolit sekunder 

tumbuhan  sebagai  pertahanan terhadap  mikroorganisme, serangga dan 

 membentuk kompleks dengan protein yang  larut , protein ekstraseluler,  membentuk kompleks  dengan dinding sel bakteri ,  sehingga bisa berfungsi 

sebagai antibakteri, Aktivitas antioksidan dan antibakteri ini bisa 

dimanfaatkan   sebagai bahan tambahan makanan yang menghindari  

 makanan dari bakteri dan ketengikan ,


Kedelai

Senyawa golongan glikosida flavonoid yang berperan sebagai

antioksidan ada  dalam kedelai (Glycine max L)  protein nabati ,

Senyawa flavonoid   dari golongan isoflavon dengan kadar sekitar 0,25% , Isoflavon berpotensi sebagai pelindung dan pencegah penyakit osteoporosis,kardiovaskular, kanker ,

Komposisi gizi susu kedelai hampir sama dengan susu sapi,  Terutama 

bagi  yang  kurang enzim laktase dalam saluran pencernaannya, hingga tidak 

mampu mencerna laktosa dalam susu sapi. Akibatnya, laktosa akan 

lolos ke dalam usus besar dan akan dicerna oleh jasad renik yang ada 

di sana.


 Komposisi Susu Kedelai Cair Dan Susu Sapi Tiap 100 gr:


Susu sapi    susu  Kedelai

Fosfor (gram) 60,00 45,00

Besi (gram) 1,70 0,70

Vitamin A (SI) 130,00 200,00

Vitamin B1  (mg) 0,03 0,08

Vitamin C (mg) 1,00 2,00

Air (gram) 88,33 87,00

Kalori (Kkal) 61,00 41,00

Protein (gram) 3,20 3,50

Lemak (gram) 3,50 2,50

Karbohidrat (gram) 4,30 5,00

Kalsium (mg) 143,00 50,00


Kandungan Isoflavon dalam Beberapa  Kedelai:

  

  B :

Tahu, mentah 33,6

Tempe mentah 53,1

Tepung kedelai 208,6

Kedelai hijau, mentah 54,8

Kedelai matur, mentah 188,8

Kedelai panggang 194,2

Susu kedelai 8,8

B :  Kandungan Isoflavon (genistein & Daidzein) (mg / 100 g)


Ubi Jalar 

Ubi jalar mengandung antioksidan,serat tinggi,  rafinosa yang berfungsi sebagai prebiotik,  karotenoid, antosianin, senyawa polifenol  sebagai antioksidan, 

Ubi jalar merah   mengandung banyak pro vitamin A atau retinol,  Ubi jalar putih mengandung 260 mcg (869 SI) betakaroten per 

100 gram, Di dalam 100 gr ubi jalar merah  terkandung 2310 mcg (setara dengan satu tablet vitamin A). 

ubi merah yang berwarna kuning emas  terkandung 2900  mcg (9675 SI) betakaroten, ubi merah yang berwarna jingga terkandung 9900  mcg (32967 SI) betakaroten  semakin pekat warna jingga ubi jalar ini maka,  semakin tinggi pula kadar betakarotennya yang yaitu bahan  pembentuk vitamin A dalam badan pasien. penjemuran  menghilangkan  separuh  kandungan betakaroten, 

Ubi jalar ungu, kulit dan dagingnya bisa dijadikan bahan pewarna 

makanan dan minuman,  ubi jalar merah kukus terkandung 50000 SI betakaroten, perebusan hanya merusak 10% kadar betakaroten,  penggorengan atau pemanggangan dalam oven hanya 20%.    ubi  jalar ungu  dijadikan sebagai bahan baku   ice cream,  minuman beralkohol,  Ubi jalar ungu mengandung pigmen antosianin yang lebih tinggi dibandingkan dengan varietas lainnya,  Antosianin dari ubi jalar ungu sebagai antioksidan,  anti kanker pencegah  kerusakan hati. 

ubi jalar ungu mengandung kadar antosianin sebesar 11,051  mg/100 gr. 

Komposisi gizi   kandungan antosianin pada ubi jalar  ungu,  putih dan  kuning bisa dilihat lihat dibawah ini


Kehilangan Vitamin C  Sayuran saat Penyimpanan:

 Sayuran          Hari        penyimpanan Suhu (° C)     Kehilangan (%)

Buncis 1-4 7-7 10-20

Bayam 2-3 0-1 5-5

Asparagus       1-7 1-2 5-50

Brokoli 1-4 7-7 20-35


Kandungan Gizi  Ubi jalar Ungu, Putih  Kuning:


Kuning        Ungu Putih 

Abu 0,99 % 0,84 % 0,93%

Serat 2,79 % 3 % 25%

Vitamin C29,22 mg/100g  21,43 mg/100g 28,68 mg/100mg

Antosianin 0,456 mg/100g 11,051 mg/100g 0,06 mg/100mg

Zat pati 24,47 % 12,64% 28,79%

Gula reduksi 0,11 % 0,30 % 0,32%

Lemak 0,68 % 0,94 % 0,77%

Protein 0,49 % 0,77 % 0,89%

Air 68,78 % 70,46 % 62,24%


 Mengkudu (Morinda citrifolia) Morinda atau  noni 

Mengkudu  memiliki 80 species  60 diantaranya tidak bisa dikonsumsi karena mangandung  racun, hanya species Morinda  citrifolia yang tumbuh di kepulauan French Plinesia (tahiti) memiliki  nutrisi 20% lebih tinggi dibanding jenis lain ,

Morinda citrifolia mengandung banyak senyawa bioaktif ,

 mengkudu  dikategorikan dalam medicinal plant. Ada 2  jenis tumbuhan yaitu Medicinal Plant  (tumbuhan kesehatan) dan Food Plant (tumbuhan buah) ,

 Food plant (tumbuhan buah)  memiliki zat nutrisi yang bermanfaat untuk bertahan hidup terutama   carotenoids dan   flavonoids  yang berkhasiat antioksidan, Contoh   flavonoids: xanthones (di buah manggis). cyandine-3-glucoside (di buah acai berry)  Contoh carotenoids: beta karoten. 

disarankan  dimakan setelah dipetik karena  carotenoids dan flavonoids mudah rusak (kadarnya menurun  degradasi) jika disimpan lama, dimasak, pasteurisasi  , 

 medicinal plant (tumbuhan kesehatan) contohnya   buah mengkudu atau buah noni. Senyawa lain dalam mengkudu  yaitu iridoids (bukan flavonoids/carotenoids). Iridoids jarang  terdapat dalam buah dari tumbuhan buah (flood plants), kecuali blueberry. Iridoids ada  di berbagai tumbuhan kesehatan (termasuk beberapa Chinese Herbal).  iridoids  mempertahankan diri terhadap infeksi dan makhluk pemakan  tumbuhan (herbivora) ,

Velva Mengkudu mengandung  selenium, yang  berfungsi  sebagai antioksidan, kekurangan selenium(Se) memicu nekrosis hati dan penyakit  degeneratif, kanker 

Velva yaitu campuran dari puree (bubur buah) dengan gula  dan bahan penstabil yang dibekukan dalam alat pembeku es krim  untuk memperoleh tekstur yang halus. Velva buah dengan  kandungan lemak yang rendah,  kaya serat 

alami dan kandungan vitamin yang tinggi terutama vitamin C, dan 

provitamin A (β-karoten) ,

Iridoids disintesa oleh tumbuhan dengan langkah biokimia  yang berbeda  membuatnya hampir sama dengan phytokimia, Iridoids berbeda dengan flavonoids, Kadar iridoids dalam Morinda citrifolia  tinggi dibandingkan dengan  lainnya, Iridoid relatif stabil dibanding polyphenols. 

Iridoid mendukung kesehatan mekanisme  otak,mengurangi  peradangan, mencegah mutasi sel,  Iridoid mengurangi bahaya radikal  bebas, mengontrol kolestrol, meningkatkan energi, Iridoid meningkatkan  kesehatan jantung, Iridoid meningkatkan sistim kekebalan badan pasien, 

Iridoid yaitu  phytochemical  sebagai suatu daya tahan terhadap infeksi dan agresi 

ancaman lainnya. Iridoid banyak ada dalam  tumbuhan,  tidak ada   dalam buah buahan.    stabil dan tahan terhadap degradasi selama proses  pengolahan dan penyimpanan, tidak seperti flavonoid. Selain dari irridoid, dalam buah Mengkudu Tahiti juga  ada  kandungan Proxeronine. Zat ini  merevitalisasi  meregenerasi sel yang telah mati hingga berfungsi lagi,  meningkatkan fungsi dari sel ,  memperbaiki sel-sel yang rusak  dalam badan pasien   akibat   penyakit dan  penuaan, meningkatkan sistim kekebalan badan pasien ,  melawan kanker ganas , Kanker  bermula dari sel yang bermutasi dan berubah. Sel tidak normal  ini mempertahankan mutasinya melalui proses reproduksi sel meskipun  terdapat usaha dari sistem pertahanan badan pasien yang berusaha  mengeleminasi sel-sel tidak normal  , Sel-sel yang bermutasi ini (berasal  dari DNA yang tidak normal   ) kemudian bergerak ke  badan pasien dan tinggal  dalam  organ badan pasien. 

 flavonoids  tidak stabil; kualitasnya menurun selama proses pembuatan produk, pasteurizing, dan penyimpanan. Tahitian Noni Juice  sebagai obat 

kanker  karena bemekanisme ditingkat selular. , meningkatkan  struktur selular yang di hancurkan oleh kanker, melawan kanker.  Damnachantal

 suatu substansi didalam Tahitian Noni Juice sebagai agen anti kanker.,

Sayur-sayuran

sayuran mengandung vitamin A, vitamin C , serat makanan vitamin B1 (thiamin), dan mineral seperti kalsium (Ca), dan besi (Fe). , kandungan gizi nya 

 berbedabeda  dipengaruhi oleh keadaan  penyimpanan, perbedaan varietas, keadaan cuaca, tingkat kematangan , 

Vitamin C mudah teroksidasi  mudah rusak yang dipicu  oleh pengaruh cahaya dan suhu tinggi. Perubahan vitamin C oleh pengaruh suhu bisa dilihat lihat dibawah ini     

 Kandungan Vitamin dan Mineral  Sayuran:


 sayuran           Kalsium(mg)      Besi(mg)    Vit A(S.I)    Vit B1(mg)   Vit C(mg)

Daun Pepaya 353- 0,8- 18250- 0,15- 140-

Sawi 220- 2,9- 6460- 0,09- 102-

Tomat

(matang) 5-0, 5- 1500- 0,06- 40-

Wortel 39- 0,8- 12000- 0,06- 6-

Bayam 267- 3,9- 6090- 0,08- 80-

Daun katuk 204- 2,7- 10370- 0,10- 239-

Daun Kelor 440- 7,0- 11300- 0,21- 220;

Daun Ketela 

Pohon 165- 2,0- 11000- 0,12- 275;

Daun Pepaya 353- 0,8- 18250- 0,15- 140-

Sawi 220- 2,9- 6460- 0,09- 102-


sayuran yang mengandung vitamin C yaitu wortel,tomat, buncis, sawi, 

bayam,  sayuran yang mengandung vitamin A yaitu daun ketela pohon,wortel, bayam, daun katuk, daun kelor, sawi, tomat,  

  Kandungan vitamin dan mineral  beberapa jenis sayuran bisa dilihat lihat dibawah ini  

 Pengaruh Pemasakan pada  Beta Karoten  Sayuran:


Proses pemasakan            Bahan                  Kadar beta karoten (%) dibandingkan mentahnya

Pengukusan Bayam 111

disimpan dalam Kacang hijau 115

diplastik  Bayam 83

Microwave Brokoli 118

Microwave Bayam 102

Pengukusan Brokoli 118

digoreng Wortel 91

Pateurisasi Tomat 114

Sterilisasi Tomat 97

Dijemur 10 jam 

dibawah 

sinar matahari  Bayam 43

di  Oven 19 jam 65°C Bayam 72



Kadar antioksidan pada wortel yang disimpan pada suhu tinggi  akan meningkat,  namun  sesudah itu kadar antioksidannya tidak akan berkurang. Proses pemasakan yang tepat, kadar beta karoten didalam makanan tidak akan berkurang ,

Wortel  mengandung karoten provitamin A  ,vitamin B, vitamin C . Î’-karoten yaitu

prekursor vitamin A. Hasil oksidasi β-karoten yaitu retinal  yaitu bentuk aktif dari vitamin A.  , 

 Kadar pro-vitamin  A pada wortel yaitu 10 kali lipat jika dibandingkan dengan buah  lainnya ,Pro-vitamin A  sebagai  penguat  gigi , membersihkan darah. 

Kandungan  β-karoten pada wortel bermanfaat sebagai antioksidan, mencegah  kebutaan, kanker, .

Proses pemanasan  memicu pembukaan pada sel-sel  tumbuhan, sehingga antioksidan dan bahan kimia tumbuhan bisa  diserap oleh badan pasien secara baik. Pengaruh proses pemasakan terhadap 

kandungan beta karoten pada sayuran bisa dilihat lihat dibawah ini


Kadar Vitamin A makanan:

 makanan Jumlah Vitamin A (IU per cangkir)

Semangka 556,32

Jeruk Bali 318,57

Tomat 1.121,40

Pepaya 863,36


 Buah-Buahan

Buah-buahan diperlukan  dalam proses metabolisme  pencernaan makanan untuk 

menjaga kesehatan badan pasien,

vitamin C dan  vitamin  A ada pada  tomat, papaya, apel, strawberry , jambu biji merahvitamin  E ada pada pepaya dan tomat, yaitu  antioksidan yang melindungi 

sel kulit dari radikal bebas sehingga  mencegah terjadinya kanker kuli,


 Kadar vitamin A pada berbagai bahan makanan bisa dilihat lihat  dibawah ini 


Kandungan Natrium, Kalium, Tembaga  Seng  Jenis Pisang (mg/100gr):

Jenis Pisang      Natrium  Kalium Tembaga Seng

Pisang garoho 3        359 0,13 0,25

Pisang kepok 10      300 0,1 0,2

Pisang Ketip 4       726 0,15 0,5

Pisang mas 43       616 0,12 0,4

Pisang Kayu 1       493 0,08 0,3

Pisang Gapi 6        392 0,13 0,25


 pepaya  mengandung Vitamin A , likopen ,. Enzim papain yang   bermanfaat 

untuk mempercepat proses pencernaan protein,  memecah belah protein menjadi arginin. Arginin yaitu asam amino murni yang dalam keadaan normal tidak 

bisa diproduksi oleh badan pasien dan harus diperoleh melalui makanan 

seperti ragi ,telur , jika enzim terlibat dalam proses pencernaan  protein, maka secara alami setengah  protein akan diubah menjadi  arginin,

buah pisang  mengandung vitamin A, vitamin B , vitamin C. 

Buah pisang  mengandung kalium. Kalium  untuk mengendalikan tekanan darah, membersihkan  karbondioksida didalam darah,  tembaga (Cu) dan seng (Zn) Buah pisang sebagai antiosidan untuk menangkal radikal bebas. Kandungan kalium 

pada beberapa jenis pisang  lihat dibawah ini 


Kandungan Gizi Pisang per 100 g  Daging Buah:


Kandungan gizi Jenis Pisang

Ambon         Angleng Lampung       Mas           Raja      Susu

Karbohidrat (g) 25,8 17,2 25,6 33,6 31,8 31,1

Kalsium (mg) 8 10 10 7 10 7

Fosfor (mg) 28 26 19 25 22 29

Besi (mg) 0,5 0,6 0,9 0,8 0,8 0,3

Vitamin A(SI)   146 76 618 79 950 112

Vitamin B1(mg) 0,08 0,08 0 0,09 0,06 0

Vitamin C (mg) 3 6 4 2 10 4

Air (g) 72,0 80,3     72,1 64,2 65,8 67,0

Energi (kkal) 99 68 99 127 120 118

Protein (g) 1,2 1,3 1,3 1,4 1,2 1,2

Lemak (g) 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2


Kandungan vitamin A pada pisang tergantung pada jenis pisang.. 

semangka   mengandung likopen  4.100  mikrogram per 100 gram , Likopen   bersinergi  dengan beta karoten dan vitamin C  untuk melawan 

kanker  Kandungan vitamin C pada pada jambu biji merah  sebesar 49 mg/100 g  dua kali lipat  dibandingkan  jeruk manis. 

 likopen Pada jambu biji merah   yaitu karotenoid yang beraktivitas 

antioksidan untuk melawan kanker , Tannin pada jambu merah  memperlancar 

sirkulasi darah  dan sistem pencernaan ,


Antosianin

Antosianin yaitu glikosida antosianidin, yaitu   garam polihidroksiflavilium (2 – arilbenzopirilium). Sebagain besar antosianin alami yaitu glikosida (pada kedudukan 3- atau 3,5-) dari  sejumlah terbatas antosianidin , 

senyawa  flavonoid  melindungi sel dari sinar ultraviolet. Antosianin

pada tumbuhan ada  bersamaan dengan pigmen alami seperti anthaxanthin, betasianin,flavonoid,karotenoid, 

Senyawa flavonoida yaitu  senyawa fenol  zat merah, ungu , biru dan kuning yang terbesar dialam  dalam tanaman. Sebagian besar senyawa flavonoida alam ada  dalam bentuk glikosida, dimana unit flavonoida terikat pada gula,  Antosianin yaitu pigmen yang memberikan warna merah keunguan  pada sayuran, buah-buahan,

 Glikosida yaitu kombinasi antara suatu gula atau suatu alkohol yang saling berikatan melalui ikatan glikosida ,Antosianidin ini akan  berwarna biru di lingkungan basa,merah di lingkungan asam,  ungu di lingkungan netral  ,  ada 18  jenis antosianidin,  namun hanya 6  yang berperan  dalam bahan makanan  yaitu  petunidin , malvidin, pelargonidin, sianidin, delfinidin, peonidin, 

Antosianidin memiliki struktur kimia yang bisa dilihat lihat pada    FOTO 8

Antosianin  yaitu suatu gugusan glikosida yang terbentuk  dari gugus glikon dan  aglikon , Antosianin  mudah larut dalam air , Antosianin yaitu turunan garam flavilium atau benzilflavilium (3,5,7,4’ tetrahidroksiflavilium), 

 jika gugus glikon  dihilangkan melalui proses hidrolisis maka dihasilkan antosianidin,  Gugus gula yang  berikatan dengan antosianidin contohnya  arabinosa , rhamnosa,glukosa, galaktosa, xilosa, 

Sianidin yang ada  pada buah-buahan yang kaya antosianin juga 

berfungsi sebagai antioksidan yang melindungi membrane sel lemak 

dari oksidasi, 

 Antosianidin yaitu inti aglikon antosianin yang  memicu terbentuknya warna pada sayuran, buah-buahan yaitu  warna kuning,merah, biru , Antosianin  berfungsi sebagai  pencegah  penyakit   degeneratif, seperti arteosklerosis,antioksidan, antihipertensi,  pencegah  gangguan fungsi hati, pencegah  gangguan jantung koroner , pencegah  kanker,  Sifat dan warna antosianin di dalam jaringan tanaman  dipengaruhi  oleh  metoksil yang tersubsitusi dan berbagai macam  pengaruh lingkungan, jumlah pigmen, letak gugus ,  jumlah gugus , hidroksil , Antosianin berfungsi fisiologis yaitu sebagai antioksidan, perlindungan terhadap sel-sel hati ,

 Antosianin  mencegah   pasien mengalami  polyp, asam urat, penderita sakit maag (asam lambung),penuaan, mencegah  pasien mengalami  kemerosotan daya ingat dan kepikunan,  menurunkan kadar gula darah  (antihiperglisemik), 

Total kandungan antosianin bermacam ragam pada  setiap tanaman   antara 20 mg/100 g sampai 600 mg/100g , Antosianin  menghalangi laju perusakan sel radikal bebas akibat nikotin, polusi udara,  antosianin  anggur merah  meningkatkan kandungan  flavonoid dalam darah sehingga meningkatkan kemampuan  menangkap radikal bebas,  antosianin  mencegah penyakit  diabetes mellitus , memiliki  efek sebagai anti radang, antibakteri,  


Kandungan antosianin  sayuran dan buah-buahan 

bisa dilihat lihat dibawah ini

   Kadar Antosianin  makanan: 

 makanan :       Kadar Antosianin (mg per 100 g): 

Kismis hitam 533

Buah murbei 1.993

Chokeberry 2.147

Sweet cherry 177

Cranberry 133

Anggur 192

Plum 250

Black raspberry 845

Red raspberry 116

Strawberry 69

Kubis merah 113

Lobak merah 116

Terong 35

Bawang merah 39

Kacang Hitam 23

Marion Blackberries 433

Blackberries 353

Bluberries, hasil kebun 529

Bluberries, liar 705


 faktor yang  mempengaruhi kekuatan antioksidan pada buah-buahan dan sayuran yang berwarna ungu,  yaitu  proses pengolahan seperti pada  proses pengalengan  pengolahan ,tingkat kematangan buah,

Antioksidan

Antioksidan sintetik  yang dipakai memiliki batas  pemakaian yaitu 0,02 % dari kandungan lemak atau minyak.Antioksidan yang paling cocok untuk minyak nabati yaitu TBHQ.  BHA dan BHT  stabil terhadap panas dan sering dipakai untuk 

stabilisasi lemak dalam proses  penggorengan , Antioksidan Sintetik yang banyak   dipakai yaitu terbutilasi  hidroksi - toluena ( BHT ) , butylhydroquinone tersier ( TBHQ ), senyawa fenolik seperti butylated hydroxyanisol ( BHA )  dan  ester dari asam galat , contohnya gallate propil ( PG )  Antioksidan fenolik  sintetis selalu diganti oleh alkil untuk meningkatkan kelarutannya  dalam lemak dan minyak ,

BHA dan BHT ,sebaiknya dipakai dalam kombinasi dengan  Antioksidan sintetik  namun  pemakaian  jangka panjang   memberikan efek pada badan pasien, 

pemakaian  antioksidan alami lebih sehat  dibandingkan  antioksidan sintetis,

a.Propil Galat

Propil galat peka  panas,  terdekomposisi pada titik cairnya 148 ° C, bisa membentuk komplek  warna dengan ion metal, sehingga kemampuan antioksidannya rendah. Propil galat sedikit tidak  larut lemak namun larut air,  memiliki sifat berbentuk kristal padat putih, berdampak pada  BHA  dan BHT,

b.Tert-Butil Hidoksi Quinon (TBHQ)

TBHQ memiliki kemampuan  antioksidan yang baik pada penggorengan namun rendah pada  pembakaran , TBHQ tidak  membentuk kompleks warna dengan Fe dan Cu namun bisa berubah  pink dengan adanya basa,

TBHQ  berbentuk bubuk putih sampai coklat  terang, larut  pada lemak dan minyak, TBHQ  sebagai antioksidan  untuk lemak dan  minyak, khususnya minyak tumbuhan, 

 Antioksidan untuk Produk makanan di  Beberapa Negara:

Kanada 

Senyawa fenolik: BHA

Asam dam Ester:Asam Askorbat

Senyawa fenolik: BHT

Asam dam Ester:Askorbil palmitat

Senyawa fenolik: Propil Galat

Asam dam Ester:Askorbil stearat

Senyawa fenolik: Tokoferol

Asam dam Ester:Asam sitrat

Asam tartara,Lesitin sitrat,Monogliserida sitrat,Monoisopropil sitrat

 Amerika 

Senyawa fenolik: Butil Hidroksi Anisol (BHA) 

Asam dam Ester: Diauril tiopropionat 

Senyawa fenolik: Butil Hidroksi Toluen (BHT)

Asam dam Ester: Asam tiodipropionat

Senyawa fenolik:  Tert Butil Hidroksi quinon (TBHQ) Trihidroksibutiropenon,

4-hidroksimetil-2,6-ditertier ,butilfenol, Propil galat , Tokoferol,


Keuntungan  Kerugian Antioksidan Alami dan  Sintetik :

Antioksidan Alami:

-Mahal

-dipakai   khusus untuk 

beberapa produk

-Merupakan bahan yang tidak 

 berbahaya

-pemakaian  terus meningkat dan 

 terus berkembang

- daya kelarutan yang luas

-Meningkatkan daya tarik

Antioksidan sintetik:  

-Murah

-dipakai secara umum

-Meningkatkan keselamatan

-pemakaian nya dibatasi   beberapa produk

-Daya larut rendah

-Mengurangi daya tarik


c.Butil Hidroksi Anisol (BHA)

BHA memiliki kemampuan antioksidan yang baik pada lemak hewan , 

 namun  tidak efektif pada  minyak tumbuhan, BHA bersifat larut lemak dan tidak larut air, 

d. Butil Hidroksi Toluen (BHT)

Antioksidan sintetik BHT memiliki sifat serupa BHA,  memberi  efek sinergis jika dimanfaatkan bersama BHA, berbentuk kristal  padat putih , Untuk 

meningkatkan ketahanan minyak sawit RBD terhadap oksidasi, diperlukan tambahan antioksidan dari luar sebagai pengganti  antioksidan alami yang hilang akibat proses. antioksidan  sintetik yang  dipakai yaitu butil hidroksi toluena (BHT).  Senyawa ini tidak beracun ,  menampakkan aktifitas

sebagai antioksidan dengan cara mendeaktifasi senyawa radikal  seperti ditampilkan pada FOTO 9. 

BHT berperan sebagai penangkap senyawa radikal,  dalam menghambat reaksi karena dalam reaksi fotooksidasi juga  terbentuk senyawa radikal ketika hidroperoksida terurai menjadi  radikal hidroperoksi dan radikal alkoksi ,

Singlet  oksigen bersifat elektrofil yang  menangkap elektron untuk

mengisi kekosongan elektron pada orbital molekulnya, oksigen triplet hanya bereaksi dengan senyawa radikal ,Singlet oksigen bereaksi dengan asam  lemak dengan cara yang berbeda dengan oksigen triplet. 

BHT  berfungsi sebagai quencher (pemadam) bagi  singlet oksigen ,

 BHT memiliki kelarutan  yang baik dalam minyak, BHT  memiliki aktifitas yang baik

terhadap radikal ,  BHT  tahan terhadap proses pemanasan ,

 BHT ber potensi  menjadi antioksidan minyak sawit RBD,

Isoflavon

Isoflavon  yaitu salah satu golongan flavonoid yang   mencegah  penyakit  kanker, jantung koroner, prostat , isoflavon  sebagai pelindung dan pencegah penyakit penyakit kardiovaskular, kanker dan osteoporosis,  Isoflavon bersifat sebagai fitoestrogen karena  berinteraksi dengan reseptor estrogen pada sel,

Kedelai mengandung  senyawa fitokimia  isoflavon,  berkisar 2-4 mg/g kedelai, 

 tahu, susu kedelai, tepung kedelai, dan kedelai utuh  mengandung isoflavon  130-380 mg/gram,  kecap dan minyak kedelai tidak mengandung isoflavon,  

Isoflavon ada  pada kacang-kacangan dengan kandungan   0,25%. Pada kedelai, isoflavon  dalam bentuk glikosida, yang terdiri dari 13% glisitin, 64% genistin, 23% daidzin, pada kedelai fermentasi yaitu aglikon  yaitu bentuk aktif dari glikosida dari pelepasan glukosa  dari glikosida,

Isolat kedelai mengandung  antioksidan   isoflavon yang  menurunkan kolesterol LDL dan menaikkan kolesterol HDL dibandingkan dengan   kasein,

Selama  pengolahan, senyawa isoflavon bisa mengalami transformasi  melalui proses fermentasi maupun proses non-fermentasi , terutama  melalui proses hidrolisa, sehingga  diperoleh senyawa  isoflavon bebas bernama  aglikon 

 Konsentrat kedelai  mengandung jumlah isoflavon yang berbeda tergantung pada proses  pengolahannya , Senyawa isoflavon   berupa senyawa kompleks

atau konjugasi dengan senyawa ikatan glukosa, 

kedelai mengandung dua  jenis isoflavon diantaranya yaitu daidzein dan  genistein ditambah satu jenis isoflavon minor yaitu glisitein,

daidzein dan  Genistein  yaitu bentuk isoflavon dalam kedelai dan bentuk glikosidanya yaitu genistin dan daidzein. Bentuk  glikosida dari isoflavon ini akan terlepas sesudah proses hidrolisa oleh enzim usus yaitu glukosidase yang kemudian dimetabolisme lebih lanjut menjadi berbagai jenis metabolit ,

namun  tidak semua  kedelai mengandung genistein dan daidzein karena kedua  senyawa ini bisa hilang selama pengolahan,


Kadar Isoflavon Total dalam  Kedelai : 

produk Kedelai Kadar Isoflavon (mg/100g bdd)

Soymilk 0,39

Soybean butter 9,56

Soybean oil 0,57 0,00

Soy flour, full fat, roasted 198,95

Soy protein isolate 97,43

Tempe burger 3,00

Tofu (Mori-Nu, silken, firm) 7,91

Tofu (Vitasoy, silken, soft) 33,17

Miso soup mix, dry 2,55



Selenium

Selenium yaitu mineral yang penting untuk  aktivitas enzim glutation peroksidase  dan  sintesis protein ,  Selenium yaitu mineral pada konsentrasi rendah dalam  rantai makanan yang penting untuk nutrisi para pasien,  kekurangan Se pada para pasien  memicu  penyakit degeneratif dan nekrosis hati, para pasien  yang kekurangan selenium akan  berisiko menderita kanker  dibandingkan para pasien yang berkecukupan selenium ,

Selenium terdapat dalam bentuk organik sebagai  nutrisi para pasien ,  Selenium  untuk  sintesis dan aktivitas glutathione peroksidase yang mengkatalisa  reduksi hidrogen peroksida dan hidroperoksida organik,  Aktivitas  enzim ini tergantung pada adanya 4 atom selenium pada sisi aktif  enzim,

GSH-Px mengkatalisis reduksi hidrogen peroksida termasuk  peroksida lipid yang disentesis dalam sel. Glutation peroksidase  yaitu enzim antioksidan yang mengandung selenium (Se) pada  sisi aktifnya,  mekanisme enzim ini mengubah molekul hidrogen peroksida  (yang dihasilkan SOD dalam sitosol dan mitokondria) dan berbagai  hidroserta lipid peroksida menjadi air ,

Selenium  Berperan dalam  nutrisi para pasien yang dipicu peran selenocyteine asam amino  sebagai komponen dari selenoprotein mamalia diantaranya yaitu 

glutation peroksidase ,

 selenium memiliki mampu membantu pasien memperbaiki  sistem kardiovaskular, sistem kekebalan badan pasien dan pada kesehatan  badan pasien , 

pencegahan terbentuknya radikal bebas  dan resiko kanker  ,

Konsumsi serat makanan yang berlebihan (>35gr/hari)  menghambat penyerapan mineral didalam badan pasien termasuk mineral  selenium, 

Selenium  sebagai sistem imunitas (kekebalan) , badan pasien ,  regulasi kelenjer tiroid, modulasi perkembangan dan pertumbuhan badan pasien,

pencegahan terbentuknya  efek negatif stress oksidatif, pemeliharaan   pertahanan badan pasien terhadap  infeksi,  

Daya cerna dan daya serap dari selenium dipengaruhi oleh   bahan makanan, pola makan, dan   kesehatan badan pasien. Bahan makanan yang  mudah dicerna 

dan diserap yaitu  makanan hewani dibandingkan dengan  nabati,

 kecukupan harian mineral selenium pada  berbagai kelompok usia   


  Antioksidan  dalam makanan  : 

Antioksidan Primer : Butylated hydroxyanisole (BHA)

Sinergis: Asam ascorbat dan ascorbyl 

Antioksidan Primer :  Butylated hydroxytoluene (BHT)

Sinergis: Palmitate

Antioksidan Primer : 2,4,5-Trihydroxybutyophenone (TBHP)

4-Hydroxymethyl-2-6-di-tert-butyphenol

Sinergis: Asam tartarat

Antioksidan Primer :  tert-Butylhdroquinone (TBHQ)

Sinergis: Lecithin

Antioksidan Primer : Tocopherols

Sinergis:  Asam sitrat dan isopropil sitrat

Antioksidan Primer : Gum guacic

Sinergis:  Asam phosphoric

Antioksidan Primer : Propyl gallate

Sinergis:  Asam thiodipropionic , didodecyl, dilauryl,  dioctadecyl esters


Kecukupan  Mineral Selenium :


Kebutuhan Rata-rata Harian (mikrogram)

 Usia:       A: B: C: D:


0-6 bulan        6 0,85 5,1 6


7-12 bulan                      9 0,9 18,2 10


1-3 tahun      12 1,13 13,6 17


4-6 tahun      19 0,92 17,5 22


7-9 tahun       25 0,68 17,0 21

wanita 10-18 tahun        49 0,42 20,6 26

laki laki 10 -18 tahun        51 0,50 22,5 32

wanita 19-65 tahun        55 0,376 20,4 26

laki laki 19-65 tahun        65 0,42 27,3 34

wanita >65 tahun        54 0,37 20,2 25

laki laki > 65 tahun        54 0,41 26,2 33

Kehamilan 0-3 bulan  28

Kehamilan 4-6 bulan 30

 menyusui 0-6 bulan  35

 Menyusui 7-12 bulan  42


A=berat  :      

B=Per kg berat :    

C=Total:           

D=dianjurkan   microgram/hari:




MEKANISME  ANTIOKSIDAN

Antioksidan badan pasien memiliki mekanisme tertentu dalam  aktivitasnya, Tingginya kadar MDA dalam plasma sebagai  salah  satu indikasi  terjadi aktivitas oksidasi,.Konsumsi antioksidan  mencegah  aktivitas oksidasi, 

flavonoid lebih berpotensi  sebagai antioksidan dibandingkan vitamin C , vitamin E,

 Senyawa flavonoid tersedia  dalam  sayuran dan buah-buahan, 

 konsentrasi peroksida lipid dari  wortel, beet, brokoli, bayam,  tomat, apel, jeruk, nenas, dan pepaya selama 1 minggu  mampu menurunkan  dari 16,85 menjadi 3,13 µmol/l, 

Antioksidan mampu  menghentikan proses perusakan sel dengan 

cara memberikan elektron kepada radikal bebas, Penurunan  oksidasi lipoprotein  34%  terjadi pada pemberian 600 mg  bubuk bawang putih selama 2 minggu ,

Antioksidan  menetralisir radikal bebas sehingga tidak memiliki kemampuan 

lagi mencuri elektron dari sel dan DNA,

 antioksidan  menghentikan reaksi berantai pada radikal bebas dari lemak yang 

teroksidasi dan  menghambat oksidasi  bisa dipicu oleh 4  reaksi yaitu:

Pembentuk senyawa kompleks antara lemak dan cincin 

aromatik dari antioksidan,Addisi asam lemak ke cincin aromatik pada antioksidan,

 Pelepasan hidrogen dari antioksidan,Pelepasan elektron dari antioksidan,

 mekanisme  antioksidan dalam menghambat otooksidan npada lemak ,yaitu : 

Oksigen bebas di udara akan mengoksidasi ikatan rangkap pada asam  lemak yang tidak jenuh. Kemudian radikal bebas yang terbentuk akan .beraksi dengan oksigen sehingga  memproduksi peroksida aktif, 

RH + O2 R* + OOH

Asam lemak Oksigen Radikal bebas tidak jenuh

 R* + O2 ROO*

Radikal bebas Oksigen Peroksida aktif

jika dalam suatu asam lemak yang ada  dalam minyak tidak  mengandung antioksidan, maka peroksida aktif akan bereaksi dengan  ikatan rangkap lemak. jika ditambah suatu antioksidan, maka  peroksida aktif akan bereaksi dengan antioksidan itu, Sehingga pembentukan radikal bebas bisa dihentikan dengan penambahan  suatu antioksidan,

Mekanisme  antioksidan primer yaitu dengan cara  mencegah pembentukan senyawa radikal bebas baru atau mengubah  radikal bebas yang telah terbentuk menjadi lebih stabil dan kurang  reaktif dengan cara memutus reaksi berantai (polimerisasi) atau  chain- breaking-antioxidant,

Antioksidan sekunder  bemekanisme ,antaralain : 

mengikat singlet oksigen dan mengubahnya ke bentuk triplet  oksigen,menangkap oksigen ,mengkelat atau mendeaktifkan kontaminan logam prooksidan, memberikan suasana asam pada medium (sistem makanan),meregenerasi antioksidan ,

Mekanisme  antioksidan sekunder yaitu dengan cara memotong  reaksi oksidasi berantai dari radikal bebas atau dengan cara menangkap  radikal bebas ,  Akibatnya radikal bebas tidak  akan bereaksi dengan komponen seluler,  Antioksidan sekunder terdiri  dari antioksidan sintetik dan alami ,

Antioksidan sintetik dibuat dari  tertbutylhydroquinone (TBHQ) , propyl gallate (PG) ,butylated hydroxyanisol (BHA), butylated hydroxytoluene (BHT), 

 Antioksidan alami ada pada  sayuran dan buah-buahan,  Komponen didalam antioksidan alami ini yaitu albumin, likopen , klorofil ,vitamin C, vitamin E, 

β-karoten, flavonoid, isoflavon, flavon, antosianin, katekin, isokatekin,

asam lipoat, bilirubin , 

Mekanisme antioksidan dalam menghambat oksidasi atau  menghentikan reaksi berantai pada radikal bebas dari lemak yang  teroksidasi  dipicu oleh 4 macam reaksi , antaralain :  

penambahan lemak ke dalam cincin aromatik pada  antioksidan, 

pembentukan senyawa kompleks antara lemak dan  cincin aromatik dari antioksidan, pelepasan hidrogen dari antioksidan, pelepasan elektron dari  antioksidan, 

 Kerusakan DNA akibat radikal bebas bisa dicirikan oleh rusaknya  single atau double strand pada gugus basa dan non- basa, Pada antioksidan tersier enzim-enzim itu berfungsi dalam  perbaikan biomolekuler yang rusak akibat aktivitas radikal bebas,

 mekanisme  antioksidan dalam  menghambat proses ketengikan, yaitu : 

RH                  ----->   R + H (1)

R + O2          ------>   ROO (2)

ROO + RH    ------>   ROOH + R (3)

Pengaruh antioksidatif antioksidan: 

AH + R    ------>       RH + A (4)

AH + RCO   ------>     ROOH + A (5)

Reaksi (1) sampai (3) menampakkan perubahan prinsip yang terjadi  selama reaksi oksidasi, Radikal bebas yang terbentuk dari asam  lemak tidak jenuh sebagai akibat pengaruh  logam  berat, panas, cahaya  (1),  Radikal bebas bereaksi dengan oksigen membentuk radikal  peroksida (2). Radikal peroksida mengikat semua atom hidrogen dari  molekul asam lemak membentuk radikal asam lemak yang baru dan  hidroperoksida (3). Zat antioksidan bereaksi dengan radikal asam 

lemak dan radikal peroksida (4) dan (5). Radikal bebas menjadi  kurang aktif dan radikal antioksidan yang terbentuk tidak mampu  melanjutkan rantai oksidasi lebih lanjut.

Mekanisme berbagai senyawa antioksidan

 Vitamin C

Vitamin C yaitu antioksidan  yang membantu pasien   menangkap radikal bebas sekaligus  mencegah terjadinya reaksi  berantai,  vitamin C dipakai 

dalam beberapa tingkat konsentrasi untuk bisa mengetahui aktivitas 

antioksidan, yaitu kemampuan untuk bisa meredam radikal bebas 

dengan memakai metode DPPH,

 Aktivitas antioksidan diukur dengan  memakai metode DPPH ( 1,1-diphenyl-2-pycrilhydrazil). DPPH  yaitu senyawa radikal bebas yang stabil,  bahwa DPPH  sebagai penentu  aktivitas antioksidan untuk menguji aktivitas antioksidan radikal 

dari vitamin yang bersifat antioksidatif dan komponen aromatik  polyhydroxy,

Aktivitas antioksidan yaitu kemampuan suatu bahan yang  mengandung antioksidan untuk bisa meredam senyawa radikal  bebas yang ada disekitarnya.

 FOTO disajikan reaksi yang terjadi antara DPPH  terhadap antioksidan vitamin C.

vitamin C  menstabilkan radikal bebas beta karoten, Vitamin C yang  telah berubah menjadi radikal kemudian distabilkan oleh antioksidan  alami badan pasien yaitu glutation ,Kadar antioksidan pada wortel  akan meningkatkan jika disimpan pada suhu   tinggi  selama satu minggu,  namun  sesudah itu kadarnya akan menurun, wortel yang melalui proses pemanasan akan meningkatkan  daya serap antioksidan didalam badan pasien,

 Karotenoid

Karotenoid yaitu pigmen alami dari hasil sintesis  bakteri fotosintetik, tumbuhan, algae,   mengenai molekul berwarna itu yaitu  sumber warna oranye, kuning, merah ,Dalam tumbuhan ,  karotenoid memiliki fungsi antioksidan yaitu sebagai inaktivasi  singlet oksigen, suatu oksidan yang terbentuk selama fotosintesis,

Karotenoid untuk  mempertahankan jaringan tumbuhan  karena singlet oksigen bisa terbentuk selama fotosintesis, Pada proses dalam  membersihkan singlet oksigen , karoten menyerap ekses enenrgi  dari singlet oksigen dan kemudian melepaskannya sebagai panas, .Beta karoten yang dikunsumsi bersamaan dengan vitamin C  dan vitamin E  meningkatkan kemampuan antioksidan jika dibandingkan dengan mengonsumsi .beta karoten saja ,Beta karoten yang bereaksi dengan  radikal bebas akan memicu radikal bebas menjadi stabil dan  memicu karotenoid menjadi stabil, mengenai peran  antioksidan β-karoten dalam sel kekebalan tubuh  yaitu menstimulasi efektor fungsi sel T, β-karoten bisa menghambat fagosit dari kerusakan oto-oksidatif, meningkatkan respon proliferasi limfosit T  dan B, 

Flavonoid

Flavonoid menunjang   aktivitas antioksidannya secara  in vitro dengan cara flavonoid mengikat (kelasi) ion-ion metal seperti Fe dan Cu,  Ion-ion metal seperti Fe dan Cu   ini, bisa mengkatalisis  reaksi yang akhirnya memproduksi radikal bebas, secara in vitro  Flavonoid pembasmi  radikal bebas , Sebagian besar Fe dan Cu terikat dengan protein pada organisme hidup, 

memicu membatasinya untuk ikut dalam reaksi pembentukan radikal bebas meski pasien terlalu banyak  konsumsi  Flavonoid namun    konsentrasi flavonoid dalam intraseluler dan plasma  para pasien hanya sekitar 100 sampai  1000 kali lebih rendah dibandingkan  dengan konsentrasi antiokisdan lain seperti asam askorbat (vitamin C),   Walaupun flavonoid memiliki kemampuan untuk mengikat ion-ion metal,  namun  tidak diketahui senyawa flavonoid ini bisa berfungsi sebagai pengikat ion metal pada keadaan normal,

zat besi non-home yaitu bentuk zat besi yang ada  pada bahan makanan nabati, 

 Flavonoid juga bisa  mengikat zat besi non-home dan menghambat penyerapan zat besi non-home  dalam  usus, 

Minuman yang  mengandung flavonoid sebaiknya tidak dikonsumsi dalam waktu yang bersamaan, untuk memaksimalkan penyerapan zat besi non-home  dari makanan, teh menghambat penyerapan zat besi non home sebanyak  70% , 

Mekanisme pencegahan  kardiovaskuler oleh  flavonoid yaitu :

- Meningkatkan aktivitas nitrik oksida sintase (eNOS) endotelial  Enzim yang mengkatalisis pembentukan  nitrik oksida oleh sel-sel endotelial vaskuler dinamakan dengan  eNOS. Untuk mempertahankan relaksasi arteri (vasodilatasi) 

maka diperlukan nitrik oksida.Vasodilatasi yang terganggu berhubungan dengan meningkatnya resiko timbulnya penyakit  kardiovaskuler ,

- Mengurangi agregasi platelet ,

- Penghambatan agregasi platelet yaitu strategi untuk pencegahan primer dan sekunder timbulnya penyakit kardivaskuler,

-  Mengurangi inflamasi ,

-  Menurunkan ekspresi adhesi molekuler sel-sel vaskuler , Pelekatan sel-sel darah  putih yaitu salah satu tahap awal dalam perkembangan 

aterosklerosis yang berasal dari darah ke dinding arteri,

Mekanisme pencegahan  kanker oleh senyawa flavonoid, yaitu : 

-Menghambat proliferasi dan menginduksi apoptosis ,

-Menghambat invasi tumor dan angiogenesis , Dengan bantuan enzim-enzim matrix metalloproteinases sel-sel kanker akan menyerang jaringan  normal,

-Mengurangi terjadinya peradangan (inflasi) , Peradangan ini bisa terjadi akibat 

produksi radikal bebas secara lokal oleh enzim-enzim inflamasi,

-Stimulasi aktivitas enzim-enzim detoksifikasi  tahap II,  Enzim-enzim detoksifikasi  tahap II akan mengkatalisis reaksi yang meningkatkan ekskresi 

senyawa toksik atau bahan kimia karsinogenik dalam badan pasien,

-Menjaga aturan siklus sel yang normal , Jika DNA mengalami kerusakan, siklus 

sel akan berhenti pada titik tempat terjadinya kerusakan  sehingga memberi kesempatan pada DNA untuk melakukan  mengaktifkan jalur yang membawa pada kematian sel jika kerusakan itu tidak bisa diperbaiki ,

 PENGUJIAN ANTIOKSIDAN

Metode pengujian aktivitas antioksidan digolongkan  menjadi 3 golongan, Golongan pertama yaitu Hydrogen Atom Transfer Methods  (HAT), contohnya Lipid Peroxidation Inhibition Capacity Assay (LPIC)  dan Oxygen Radical Absorbance Capacity Method (ORAC) ,

Golongan  kedua yaitu Electron Transfer Methods (ET), contohnya 

1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil (DPPH) Free Radical Scavenging Assay  dan 

Ferric  Reducing Antioxidant Power (FRAP) ,

 Golongan ketiga yaitu  metode lain seperti  Chemiluminescence  dan Total Oxidant Scavenging Capacity (TOSC) ,

 satu metode  untuk menguji  aktivitas antioksidan yaitu dengan memakai radikal bebas  1,1-diphenyl-2- picrylhydrazil (DPPH),  Pengukuran antioksidan  dengan metode DPPH yaitu metode pengukuran antioksidan yang  tidak memerlukan banyak reagen ,sederhana, cepat ,

Pengujian kapasitas antioksidan suatu senyawa dilakukan secara 

bertahap,  yaitu : 

•  Uji in vivo pada model hewan percobaan, contohnya aktifitas

kadar TBARS, enzim antioksidan, 

•  Uji in vivo pada para pasien ,

• Uji in vitro memakai reaksi kimia, contohnya metillinoleat, DPPH,

• Uji in vitro memakai materi biologis, contohnya  pembentukan dien terkonjugasi , kadar TBARS dari isolat LDL,  mengukur  viabilitas sel (teknik kultur sel), 

Pada metode ini, larutan DPPH berperan sebagai radikal bebas  yang akan bereaksi dengan senyawa antioksidan sehingga DPPH  akan berubah menjadi 1,1- diphenyl-2-picrylhydrazin yang bersifat  non-radikal,  Peningkatan jumlah 1,1- diphenyl-2-picrylhydrazin akan  ditandai dengan berubahnya warna ungu tua menjadi warna merah muda atau kuning pucat dan bisa  dilihat lihat memakai 

spektrofotometer sehingga aktivitas peredaman radikal bebas oleh  contoh uji bisa ditentukan ,

Hasil pengukuran dengan metode DPPH menampakkan kemampuan  antioksidan contoh uji secara umum, tidak berdasar pada jenis  radikal yang dihambat , Pada metode lain selain  DPPH memerlukan waktu analisis  yang lama,  biaya yang mahal reagen kimia yang cukup banyak,  tidak selalu bisa diaplikasikan pada 

semua contoh uji , 


DPPH

Pelarut organik yang dipakai dalam ekstraksi yaitu etil asetat, etanol , metanol, heksana,  diklorometana, 

secara terpisah 1,1-Diphenl-2-pikrilhidrazil (DPPH) radikal diukur dengan 

memakai metode modifikasi dari Lu et al (2000) dan Lai et al

(2001) sejumlah 100 µL contoh uji (0,62-4,96 mg / mL) atau 9 persen etanol atau asam askorbat (sebagai standar) dicampur  dengan 50 µL 100 mM Tris-HCl (pH 7,4) dan kemudian ditambahkan  dengan 5 µL 500 M (2,5 mg / mL) DPPH. 9 puluh persen  dari etanol dipakai sebagai l larutan blanko dan larutan DPPH 

tanpa contoh uji disajikan sebagai pengendali . campuran kemudian dikocok 

dengan kuat selama 1-3 menit dan didiamkan pada suhu kamar selama 

30 menit dalam keadaan gelap. diserap larutan diukur dengan .memakai spektrofotometer dengan panjang gelombang 517 nm.  Aktifitas antioksidan dinyatakan dalam % penghambatan. Besarnya.daya antioksidan dihitung dengan rumus:



FOTO DPPH

DPPH memberikan serapan kuat pada  panjang gelombang 517 nm dengan warna violet gelap. Penangkap  radikal bebas memicu elektron menjadi berpasangan yang  kemudian memicu penghilangan warna yang sebanding dengan jumlah elektron yang diambil ,Radikal bebas yang  dipakai sebagai model dalam .penelitian antioksidan atau peredam radikal bebas yaitu 1,1-difenil-.2-pikrilhidrazil (DPPH) ,.Metode DPPH (1,1 Diphenyl-2-picrylhidrazyl) yaitu salah .satu uji untuk menentukan aktivitas antioksidan penangkap radikal, Radikal DPPH yaitu suatu senyawa organik yang mengandung  nitrogen tidak stabil dengan diserap kuat pada λmax 517 nm dan berwarna ungu gelap. sesudah bereaksi dengan senyawa antioksidan, .DPPH itu akan tereduksi dan warnanya akan berubah menjadi  kuning. Perubahan itu bisa diukur dengan spektrofotometer,  dan diplotkan terhadap konsentrasi Penurunan intensitas warna yang  terjadi dipicu oleh berkurangnya ikatan rangkap terkonjugasi  pada DPPH. ini  bisa terjadi jika adanya penangkapan satu  elektron oleh zat antioksidan, memicu tidak adanya kesempatan  elektron itu untuk beresonansi (FOTO 11 ).

Metode DPPH memberi  informasi reaktivitas senyawa yang diuji  dengan suatu radikal stabil.

Metode DPPH yaitu metode yang sederhana, cepat,  mudah, terbukti akurat, reliabel dan praktis, untuk skrening aktivitas penangkap radikal beberapa senyawa  

Peredaman warna DPPH terjadi dipicu oleh adanya senyawa 

yang bisa memberikan radikal hidrogen kepada radikal DPPH sehingga tereduksi menjadi DPPH-H (1,1-difenil-2- pikrilhidrazin). 

Reaksi reduksi DPPH itu bisa dilihat lihat pada reaksi yaitu :

Reduksi DPPH menjadi DPPH-H dipicu adanya donor hidrogen  dari senyawa hidroksil. Senyawa  hidroksil didalam ekstrak  etanol akan terpisah memakai kromatografi kolom menjadi fraksi-fraksi yang lebih kecil. Oleh karena itu terjadi pengurangan  jumlah hidrogen yang bisa didonorkan dari fraksi J pada DPPH. 

Pada quersetin peredaman warna terjadi lebih efektif jika dibanding  ekstrak etanol. ini  karena di dalam molekul quersetin memiliki  5 gugus hidroksil. Jumlah ini cukup banyak pada setiap molekulnya  untuk mengurangi DPPH. Oleh karena itu bisa diperkirakan bahwa .didalam ekstrak etanol maupun fraksi J senyawa yang berperan dalam .aktivitas antioksidan yaitu golongan flavonoid dengan jumlah gugus hidroksil  sedikit. semakin banyak gugus hidroksil bebas yang 

bisa menyumbangkan hidrogen maka semakin banyak juga reduksi  yang bisa dilakukan terhadap DPPH  ,



FOTO 14. 

Orientasi Besarnya Reduksi DPPH oleh Gugus Hidroksil.



Uji Kadar Selenium 

Glutation peroksidase (GSH-Px) yaitu enzim antioksidan  yang mengandung selenium (Se) pada sisi aktifnya,  mekanisme enzim ini  mengubah molekul hidrogen peroksida (yang dihasilkan SOD dalam  sitosol dan mitokondria) dan berbagai hidroserta lipid peroksida  menjadi air ,

 para pasien  yang kekurangan selenium akan lebih berisiko menderita kanker 

dibandingkan para pasien yang berkecukupan selenium. 

Selenium yaitu mineral  penting untuk sintesis protein dan  aktivitas enzim glutation peroksidase. kekurangan Se pada para pasien bisa memicu nekrosis hati dan penyakit degeneratif, 

Selenium  untuk sintesis  dan aktivitas glutathione peroksidase yang mengkatalisa reduksi  hidrogen peroksida dan hidroperoksida organik.

Selenium  dalam bentuk organik  yaitu bentuk  nutrisi  bagi para pasien dan hewan

 Aktivitas enzim ini tergantung pada adanya 4 atom selenium pada sisi aktif enzim.

Prosedur mekanisme Penentuan kadar selenium .dengan memakai metode Atomic Absorption Spectroscopy (AAS)  yaitu :

Timbang 2,5 gr contoh uji, kemudian tempatkan ke dalam gelas 

beaker 50 ml,Tambahkan 5 ml campuran asam nitrat : sulfat pekat (2:1) 

dengan pengadukan untuk memperoleh campuran yang  homogen dan hancurkan perlahan-lahan pada suhu 70 °  C di  atas hotplate.

Tambahkan 5 ml campuran asam dua kali dan naikkan suhunya .sampai 100 ° 

C hingga volume larutan mencapai 5 ml,

Dinginkan larutan (biasanya berwarna  kekuning-kuningan atau   tidak berwarna  ), kemudian tambahkan beberapa tetes  hidrogen peroksida dan kemudian panaskan perlahan-lahan. .Lanjutkan pemanasan hingga diperoleh larutan yang jernih.sesudah selesai pindahkan larutan ke dalam larutan labu ukur  50 ml, kemudian tepatkan volumenya dengan air bebas ion.  Buat pula bentuk dengan cara yang sama. Lakukan analisa  kandungan mineral terhadap alikuot contoh uji 

memakai AAS dengan larutan standar.  Co analisisi memakai atomisasi elektrotermal,


β-Karoten

Pelarut organik yang dipakai dalam ekstraksi yaitu etanol dan  metanol dalam ekstraksi terpisah. β - karoten ditentukan menurut Velioglu et al . Salah satu mililiter β - karoten 0,2 mg / mL kloroform dipipet ke dalam 50 mL labu alas bulat yang mengandung  0,02 mL asam linoleat ( Fluka Chemika ) dan 0,2 mL Tween 20 Campuran kemudian diuapkan pada 50  ° C untuk 10 menit . sesudah  penguapan campuran segera diencerkan dengan 50 mL air destilasi  dan  diguncang guncang untuk membentuk  liposom ,

 5 aliquot mL emulsi dipindahkan ke dalam tabung reaksi yang  berbeda yang mengandung 0,2 mL contoh uji di 80 % etanol atau metanol  80% pada 1 mg / mL 0,2 mL dari 90 % etanol  BHT ( sebagai standar ) atau  ( sebagai kendali  ) , Tabung kemudian lembut dicampur dan .ditempatkan pada 45 ° C di bak mandi air selama 2 jam . diserap  larutan diukur pada spektrofotometer pada 470 nm. Pengukuran 

dilakukan pada interval 20 menit ,  menundukkan contoh uji  untuk autoksidasi termal pada suhu 50 ° C selama 2 jam . Aktivitas antioksidan (AA) β-karoten diukur dengan memakai metode yang direkayasa dari Jayaprakasha , waktu untuk At dan Aot berada di 180  min. Dalam percobaan ini, diserap diukur pada 120 menit, At dan  Aot berada di 120 menit. Dimana A0 dan Ao0 yaitu nilai diserap 

diukur pada saat awal inkubasi contoh uji dan kendali, masing-masing, 

dan sementara At dan Aot yaitu nilai diserap diukur dalam  contoh uji atau standar dan kontrol pada t = 120 menit. Rumusnya yaitu 




FOTO  β-Karoten


Total Phenolic Content 

Pelarut organik yang dipakai dalam ekstraksi yaitu metanol dan etanol  dalam ekstraksi secara terpisah, Jumlah konten fenolik  ditentukan menurut Velioglu et all., ( 1998) memakai Folin -  Ciocalteu reagen . ini  dibuat dengan mengencerkan dalam 10 kali  lipat . Reaksi ini didasar  pada oksidasi colometric / reduksi . 

Sejumlah 2 g contoh uji diekstraksi dengan 50 mL dari 90 % ethanol  dan 90 % metanol .  itu kemudian ditempatkan pada orbital shaker  selama 120 menit pada 50 °  C . Campuran kemudian disaring dengan  Whatman No 1 . Filter kertas dan filtrat dipakai untuk kuantifikasi dari total fenolat . 100 uL ekstrak contoh uji dicampur dengan 0,75 ml  Folin - Ciocalteu reagen dan campuran dibiarkan untuk berdiri di 22 °  C selama 5 menit . Kemudian , 0,75 mL natrium bikarbonat ( 60 g / L 

) larutan ditambahkan ke dalam campuran. sesudah 90 menit di 22 ° C ., diserap diukur pada 725 nm. Pengukuran dibandingkan dengan  kurva standar asam galat disiapkan ( GA ) solusi dan dinyatakan  sebagai rata-rata ( ± SD ) mg asam galat ( GA ) setara per gram untuk  penentuan sixplicate.

Oxygen Radical Absorbance Capacity Method (ORAC) , Nilai ORAC  untuk biji-bijian gandum dan fraksinya bersama  dengan makanan berbasis gandum,  ORAC memiliki keterbatasan  diantaranya yaitu pertama, uji rumit memakan waktu sifat tes kinetik,  pembacaan mikroplate yang mahal karena diperlukan untuk sejumlah 

contoh uji yang besar, ORAC melibatkan reaksi kompleks, 

Bahan yang dipakai : 75 mM phosphate buffer (PBS) dengan pH  7,4 , 1mM fluoroscein (FL), 0.01mm FL sekunder diencerkan dengan phosphate buffer, 81,6 nM FL yang diencerkan dengan phosphate  buffer, 50mM larutan utama (primer) dari 6-hidroksi-2,5,7,8- tetramethylchoman-2-carboxylic acid (trolox) disiapkan dalam  pelarut yang sama dipakai untuk melarutkan contoh uji antioksidan. 

0.5 mM trolox sekunder diencerkan dengan pelarut yang sama,  kemudian Trolox dilakukan pembuatan larutan standar dari 10 hingga  100 µM dengan mengencerkan larutan dengan pelarut yang sama. 

2,2-Azobis(2-amidinopropane)dihydrochloride (AAPH) larutan yang  dibuat dalam phosphate buffer, 0.36 M untuk metode High-Throughput  Determination Using a Microplate Reader atau 0,6 M untuk Single Read  Fluorometer. Kemudian larutan contoh uji diencerkan dengan range yang linear yang memakai pelarut yang sama. 96-well plates dirancang  untuk fluorescence ukuran metode High-Throughput Determination 

a. Metode High-Throughput Determination Using a Microplate Reader

- Tambahkan 225 µL dari 81,6 nM FL dengan hati-hati,

- kemudian tambahkan 30 µL larutan contoh uji, larutan standar 

atau larutan kosong (hanya pelarut),

- kemudian pelat tertutup diinkubator minimal 20 menit dalam 

pelat pembaca dipanaskan sampai suhu 37 ° C. 

- Tambahkan 25 µL dari 0,36 M APPH dengan baik untuk memulai  reaksi. Baca fluorescence dari pelat yang tidak tertutup setiap .menit memakai eksitasi dengan panjang gelombang 493  nm dan emisi panjang gelombang 535 nm pada 37.° 

C sampai .semua pembacaan kurang dari 5% dari nilai awal, 


b. Metode dengan memakai a Single Read Fluorometer

- Tambahkan 2400 µL 8,1 nM FL untuk menguji tabung ,

- 300 µL larutan kosong, larutan contoh uji dan ekstrak contoh uji, 

- 300 µL 0,6 M APPH

- Kemudian divortek selama 5 detik

- mentransfer campuran reaksi ke kuvet dan mengambil  bacaan fluorescene setiap menit memakai eksitasi panjang gelombang 493 nm dan emisi panjang gelombang 515 nm sampai semua pembacaan kurang dari 5% dari nilai  awal.



Perhitungan :

RAUC = 0,5 + Æ’1 / Æ’0 + Æ’2 /Æ’0 +Æ’3/Æ’0 + .......... Æ’1-1 /Æ’0 + 0,5 (Æ’1/Æ’0)


keterangan  Æ’0  yaitu  pembacaan  fluoresensi  awal   pada   0   min 


Æ’1   yaitu   fluoresensi akhir. Æ’1 bisa ditetapkan sebagai bacaan yang kurang dari 

atau sama dengan 5% dari Æ’

Nilai RAUC bersih untuk contoh uji dan standar dihitung sebagai 

Nilai RAUC contoh uji = RAUC contoh uji - RAUC  blank 

Nilai RAUC standard = RAUC standar - RAUC  blank

memproduksi kurva standar dengan memplot nilai-nilai RAUC standar 

terhadap konsentrasi trolox dalam µM 

Yang mana trolox bisa digantikan senyawa antioksidan standar  yang lain. Perhitungan trolox sama dengan (TE) dalam µmol / L  untuk setiap contoh uji memakai persamaan regresi linear dari .kurva standard (y = 0.2426x + 1.6297) Sebagai contoh, jika RAUCsample bersih yaitu 18,00,  sedang nilai ORAC dari larutan contoh uji hasil pengujian yaitu  67,47 µmol TE/L. 

Nilai ORAC di µmol Trolox setara / g contoh uji dihitung sebagai µmol 

trolox equivalent/g = (µmol TE/L) x DF x (L pelarut / g contoh uji)

Dimana DF yaitu faktor pengenceran ekstrak contoh uji, dan L pelarut

dan g contoh uji yaitu liter pelarut untuk melarutkan g contoh uji yang dipakai 

untuk menyiapkan contoh uji (atau liter pelarut yang dipakai untuk 

mengekstrak gram contoh uji),





FOTO 1. Atherosklerosis 




FOTO 2. Mekanisme mekanisme Glutation Peroksidase (GSH-Px) 




FOTO 3. Reaksi Dismutasi 



FOTO 4. Enzim-enzim antioksidan utama (SOD, katalase, glutation 

peroksidase) saling bemekanismesama mengeliminir anion superoksida yang 

terbentuksecara normal di dalam badan pasien



FOTO 7. Mekanisme BHT Dalam Melindungi Minyak/Lemak 




FOTO 8. Reaksi BHT dengan Singlet Oksigen





FOTO 10. Reaksi radikal DPPH dengan Antioksidan



FOTO 11. Reaksi antara DPPH dan asam askorbat yang Terkonjugasi



FOTO 12. Reaksi Radikal DPPH dengan Antioksidan



FOTO 13. Reduksi DPPH dari senyawa peredam radikal bebas 




FOTO 14. Orientasi Besarnya Reduksi DPPH oleh Gugus Hidroksil.




FOTO 15. Recommended plate layout for ORAC assay. Layout for 14 sample, 5 

trolox standards, and blank, all run in triplicate. Outer wells with shading filled

with 300 mL water.