Kamis, 11 Februari 2021

psikologi1




bab1
1.GANGGUAN MENTAL
2.TERAPI MODALITAS
3.PSIKOFARMAKA
4.PENYALAHGUNAAN ZAT DAN ANSIETAS

bab2
5.KEKECEWAAN ANSIETAS
6. GANGGUAN CITRA TUBUH
7.KEHILANGAN
8. BERDUKA
9. HARGA DIRI RENDAH
10.PENGASINGAN
11. HALUSINASI
12. KEKERASAN






1.GANGGUAN MENTAL

galen dokter yunani , mengatakan ada hubungan antara  gangguan mental dan perubahan emosi dan  kerusakan pada otak ,bangsa yunani sudah
memakai sistem perawatan yang modern dimana sudah dipakai  kuil sebagai
rumah sakit dengan lingkungan yang bersih, udara  segar,  dan
pemakaian air bersih. untuk menyembuhkan pasien dengan penyakit jiwa
hippocrates bapak kedokteran abad 7 sm, menerangkan bahwa perubahan tingkahlaku  dipicu  perubahan 4 cairan tubuh
yang  menghasilkan kelembaban, panas, dingin, kering ,
 keperawatan jiwa di dunia dimulai pada  masa peradaban , dimulai  tahun 1770 sampai dengan tahun 1880, ditandai dengan  dimulainya pengobatan pada pasien gangguan mental,  bangsa arab, yunani, romawi , percaya bahwa gangguan mental  disebabkan  karena tidak berfungsinya organ pada otak, pengobatan yang dipakai pada masa itu  sudah mengabungkan berbagai cara  pengobatan seperti:  melakukan kegiatan rekreasi, mendengarkan  musik ,memberikan ketenangan,  mencukupi  gizi , melakukan kebersihan badan ,
 masa pertengahan  yaitu periode pengobatan modern pasien gangguan jiwa,  pinel  bapak  psikiatric perancis , menghabiskan masa  hidupnya untuk mendampingi pasien  gangguan jiwa,  melakukan pengamatan tingkahlaku pasien ,menerapkan komunikasi dengan pasien,
william ellis  praktisi kesehatan  ,pada tahun 1836, mempublikasikan treatise on insanity yaitu pentingnya pendamping bagi pasien  gangguan jiwa , bejamin rush bapak  psikiatric amerika tahun 1783, menulis tentang pentingnya kerja sama  RS jiwa dalam  memberikan bantuan  pada pasien gangguan jiwa, thomas kirkbridge  pada tahun tahun 1843   mengadakan pelatihan bagi dokter di rumah sakit pennsylvania  tentang cara merawat pasien gangguan jiwa, pertama kali   tahun 1872, didirikan  sekolah perawat di new england hospital women’s  hospital philadelphia, namun tidak untuk pelayanan  pskiatrik,  didirikannya pendidikan keperawatan jiwa pertama di mclean hospital  di  belmont, massachusetts  tahun 1882  ,  
materi psikiatrik  keperawatan jiwa di abad 20  terintegrasinya  dengan mata kuliah lain. pembelajaran teori, praktek dilaboratorium, praktek klinik di RS dan warga, tingkat pendidikan yang ada  yaitu D  3, sarjana, setelah sarjana dan doktoral, fokus keperawatan jiwa  yaitu mengembangkan  tindakan keperawatan berbasis komunitas dengan  upaya preventif melalui
pengembangan   kesehatan mental, praktek mandiri, pelayanan di rumah sakit,
pelayanan  harian rawat  jalan,kunjungan rumah  khusus untuk pasien gangguan jiwa saja,
 jenderal daendels  mendirikan rumah sakit di  semarang,jakarta,
surabaya  namun tidak diikuti perkembangan profesi keperawatan, karena
tujuannya hanya untuk kepentingan tentara belanda,
tahun .1799 pemerintah kolonial belanda mendirikan rumah sakit binen hospital di jakarta, dinas  kesehatan tentara dan dinas kesehatan rakyat yang bertujuan untuk memelihara kesehatan .staf dan tentara belanda. pada masa pemerintahan kolonial belanda, perawat yaitu penduduk pribumi  yang dinamakan velpeger yang  dibantu zieken oppaser sebagai penjaga pasien ,
Masa Penjajahan Gubernur Jenderal Inggris  Raffles   1812 – 1816   memperhatikan  kesehatan rakyat dengan  melakukan pencacaran biasanya, cara perawatan para tahanan   dan  pasien  gangguan jiwa , Pada tahun 1819 didirikan   RS. Stadverband di Glodok  Jakarta dan pada tahun 1919 dipindahkan ke Salemba yang sekarang bernama RS. Cipto Mangunkusumo (RSCM),  Antara tahun 1816 hingga 1942 pemerintah Hindia Belanda  
mendiirikan rumah sakit  , di Semarang RS Elizabeth   , dijakarta rumah sakit  PGI Cikini dan RS. ST  Carollus ,   Di Bandung didirikan RS. ST. Boromeus ,
pada masa penjajahan jepang  1942 – 1945   perkembangan keperawatan di  mengalami  kemunduran  , tugas keperawatan tidak  dilakukan oleh tenaga terdidik dan pemerintah jepang mengambil alih pimpinan rumah
sakit,  ini memicu berjangkitnya wabah penyakit karena ketiadaan persediaan
obat, pendirian sekolah keperawatan  sekolah guru perawat dan sekolah perawat  setingkat SMP  dimulai  pertama kali tahun 1952 ,  didirikan akademi keperawatan milik departemen kesehatan di  jakarta  tahun 1962   untuk menghasilkan sarjana muda keperawatan,  universitas indonesia mendirikan
PSIK (Program Studi Ilmu Keperawatan) di Fakultas Kedokteran Tahun 1985  
PSIK FK UI berubah menjadi Fakultas Ilmu Keperawatan, sesudah itu berdirilah PSIK-PSIK baru  seperti di UNHAS,UNDIP, UGM,
 pasien dikatakan sehat jiwa jika  kondisi fisik, mental,  sosial  terbebas dari gangguan  penyakit , tidak dalam  kondisi tertekan sehingga dapat mengendalikan stres yang muncul,  ini   memungkinkan pasien untuk hidup produktif,  mampu melakukan hubungan sosial , seorang perawat dalam  memberikan  keperawatan harus memandang manusia sebagai mahluk  biopsikososiospiritual sehingga  dalam menerapkan tindakan  keperawatan sesuai dengan paradigma keperawatan jiwa,
manusia sebagai mahluk biopsikososiospiritual yaitu  manusia yaitu makhluk yang utuh dimana didalamnya ada unsur sosial, spiritual ,biologis,
psikologis,   sebagai mahluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendiri, manusia selalu ingin hidup dengan orang lain dan membutuhkan orang lain,menjalin kerja sama dengan manusia lain untuk memenuhi kebutuhan  hidup,
 sebagai makhluk spiritual manusia memiliki keyakinan dan mengakui adatuhan yang maha esa, memiliki keyakinan hidup, dengan sifat religius yang dianutnya,
sebagai makluk biologi, manusia tersusun dari berjuta-juta sel-sel hidup yang akan membentuk satu jaringan, kemudian jaringan akan bersatu dan
membentuk organ dan sistem organ. sebagai makhluk psikologis, setiap manusia memiliki  kepribadian  unik dan memiliki struktur kepribadian  yang terdiri dari, ego, dan super ego dilengkapi dengan daya pikir dan keceredasan, agar menjadi pribadi yang  berkembang.  manusia juga memiliki kebutuhan psikologis seperti  kehormatan dan kepuasan ego,
kesehatan jiwa  yaitu terbebas dari penyakit , kecacatan  suatu  sejahtera secara fisik, sosial dan mental yang  lengkap ,tidak dalam kondisi tertekan sehingga dapat  mengendalikan stress yang muncul,  memungkinkan pasien untuk hidup produktif, dan  melakukan hubungan sosial ,mental yang sejahtera sehingga memungkinkan  pasien berkembang secara terbaik baik fisik, intelektual dan emosional sehingga  memungkinkan hidup  produktif,
ciri-ciri sehat jiwa mental ,antaralain :
mampu mencintai dan menerima cinta dari orang lain, memiliki hubungan pribadi yang tetap,mampu mempercayai orang lain,dapat menghargai pendapat orang yang berbeda,merasa menjadi bagian dari kelompok,tidak mengakali orang lain, dan tidak memberikan dirinya diakali orang lain, mampu memenuhi kebutuhan hidup ,mampu menetapkan tujuan hidup yang nyata untuk dirinya,
mampu mengambil kjeputusan,mampu menerima tanggung jawab,
mampu merancang masa depan,mampu  menerima ide dan  pengalaman hidup,
mampu  merasa puas dengan pekerjaannya,pasien mampu menyesuaikan diri  pada kenyataan  meskipun kenyataan itu buruk baginya,nyaman pada diri sendiri ,mampu mengatasi berbagai perasaan  rasa marah, rasa takut, cemas, iri, rasa bersalah, rasa senang, cinta mencintai,memperoleh kepuasan dari hasil jerih payah usahanya,merasa lebih puas memberi dari pada menerima, sangat bebas dari rasa tegang (stress), cemas dan depresi, mampu berhubungan dengan orang lain  saling memuaskan,mampu mengatasi kekecewaaan dalam kehidupan,memiliki harga diri yang wajar,menilai diri secara nyata, tidak merendahkan dan tidak  berlebihan,merasa puas dengan kehidupan sehari-hari,
 nyaman berhubungan dengan orang lain,mampu menerima kekecewaan ,
memiliki rasa kasih sayang,menerima diri sendiri, orang lain dan lingkungan,
tujuan paradigma keperawatan yaitu mengatur hubungan antara berbagai teori dan model  keperawatan guna mengembangkan  teori-teori   kerangka kerja keperawatan , fenomena yaitu tingkahlaku pasien dalam menghadapi ketidaknyamanan akibat dari sakit nya,  empat komponen dalam paradigma keperawatan ,antaralain : : manusia, keperawatan, lingkungan, dan kesehatan
 falsafah keperawatan  yaitu  bentuk pelayanan  yang yaitu bagian  layanan  kesehatan didasarkan pada ilmu  keperawatan,
 seorang perawat harus memiliki keyakinan , yaitu:
bahwa manusia yaitu mahluk holistik yang terdiri dari komponen bio-psiko-sosio dan spiritual ,tujuan pemberian tindakan keperawatan yaitu meningkatkan derajat kesehatan manusia secara terbaik , tindakan keperawatan yang diberikan yaitu tindakan  antara tim  kesehatan dan  keluraga,perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugat ,
paradigma keperawatan memandang manusia sebagai mahluk holistik,  
yaitu interpersonal,sistem terbuka, sistem adaptif, personal ,
 sebagai sistem adaptif  manusia  menunjukkan tanggapan  maladaptif  atau  adaptif  pada perubahan lingkungan,tanggapan adaptif terjadi jika manusia memiliki mekanisme koping yang baik dalam  menghadapi perubahan lingkungan, namun jika kemampuan menanggapi  perubahan  lingkungan rendah, maka manusia  menunjukan tingkahlaku yang maladaptif,
sebagai sistem  terbuka, manusia mampu mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungannya  lingkungan fisik, biologis, psikologis maupun spiritual sosial ,
keperawatan yaitu suatu bentuk pelayanan  sebagai bagian integral
pelayanan kesehatan yang dilakukan  berbentuk pelayanan kultural, biologis,
psikologis, sosial, spiritual ,  ditujukan bagi pasien,
keperawatan bersifat universal yaitu  tidak pernah membedakan pasien berdasar atas  aliran politik, status ekonomi sosial,ras, jenis  kelamin, usia, warna kulit, etnik, agama, suku, kepangkatan, jabatan,
pemberian tindakan keperawatan dilakukan melalui pendekatan humanistik yaitu  menghargai dan menghormati martabat manusia dan menjunjung tinggi keadilan bagi  semua manusia,
salah satu ukuran yang dipakai untuk menentukan status kesehatan yaitu rentang  sehat sakit,  keadaaan sehat selalu berubah secara konstan, kondisi
kesehatan pasien selalu berada dalam rentang sehat sakit, yaitu berada diantara   2 kutub yaitu sehat terbaik dan kematian. jika status kesehatan bergerak kearah kematian, ini berarti pasien berada dalam area sakit ,  namun jika status kesehatan bergerak ke arah sehat maka pasien berada dalam area sehat ,lingkungan dalam keperawatan yaitu faktor luar yang  mempengaruhi perkembangan manusia, yaitu  status ekonomi, spiritual, lingkungan fisik, psikologis, sosial  budaya,
faktor lingkungan luar yaitu faktor – faktor yang berada diluar pasien dapat mempengaruhi kesehatan  antara lain variabel lingkungan fisik, hubungan sosial dan ekonomi.  faktor lingkungan internal   yaitu faktor yang
berasal dari dalam pasien yang mempengaruhi kesehatan pasien seperti varibel  psikologis, intelektual dan spiritual dan proses penyakit.
untuk mencapai keseimbangan, manusia harus mampu mengembangkan strategi koping  agar dapat beradaptasi, sehingga hubungan
interpersonal yang dikembangkan dapat menghasilkan perubahan diri pasien,
 falsafah keperawatan yaitu  hakikat manusia dan .keperawatan yang menjadikan  dasar dalam praktik keperawatan, falsafah
keperawatan bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan.
setiap  ahli kesehatan jiwa memiliki keyakinan yang berbeda-beda tentang bagaimana proses dan  arti gangguan jiwa , keyakinan model
psikopenelitian berbeda dengan keyakinan model  model stress  adaptasi,model medical, model  pergaulan, model tingkahlaku, model eksistensial,  
 masing-masing model memiliki pendekatan unik ,
model  yaitu kerangka kerja dasar , sistem atau skema  lengkap yang
menerangkan serangkaian ide  tentang keterlibatan pasien, keluarga ,perawat ,kelompok masyarakat , situasi,   kejadian pada suatu  teori  ilmu dan perkembangan teori  ilmu,
banyak ahli mengartikan  tentang model  seperti berikut ini: model
 memberikan keteraturan untuk berfikir,  menginterpretasi  apa yang dilihat, memberikan arah riset untuk mengidentifikasi suatu pertanyaan untuk
menjawab fenomena dan menunjukkan pemecahan masalah ,
model  keperawatan yaitu suatu cara untuk memandang situasi dan
kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat di dalamnya, model  keperawatan
yaitu petunjuk bagi perawat untuk memperoleh informasi agar perawat peka  pada apa yang terjadi pada suatu saat dengan dan tahu apa yang harus perawat  kerjakan ,
keperawatan biasanyanya memandang  manusia sebagai mahluk biopsikososial yang berinteraksi dengan  kelompok , keluarga, warga,   lingkungan , cara pandang dan fokus penekanan pada skema  arti dari setiap ilmuwan dapat berbeda satu sama lain, seperti penekanan pada  sistem adaptif manusia, subsistem tingkahlaku atau faktor komplementer.
tujuan dari model arti keperawatan ,antaralain :
menerangkan   ruang lingkup dan tujuan tindakan keperawatan bagi setiap  anggota  keperawatan, menciptakan kemandirian dalam memberikan  keperawatan,  memberikan pedoman dalam menentukan kebijaksanaan ,
menjaga konsistensi pemberian tindakan keperawatan, mengurangi konflik, kekosongan pelaksanaan tindakan keperawatan ,
model  keperawatan sudah memperjelas  kespesifikan area fenomena ilmu keperawatan dengan melibatkan beberapa  arti yaitu  1. manusia sebagai pribadi yang utuh dan unik.  2.keperawatan sebagai komponen  penting dalam perannya sebagai faktor penentu meningkatnya keseimbangan kehidupan
pasien ,3. kesehatan menerangkan tentang rentang sehat-sakit sepanjang siklus
mulai artisi hingga kematian,  4.  lingkungan yang bukan  hanya yaitu sumber awal masalah namun juga meerupakan sumber pendukung bagi  pasien.
berbagai macam model terapi :
a. Model tingkahlaku (B.F. Skinner  dan  H.J. Eysenck, J. Wilpe )
proses terapi  self regulasi. dilakukan dengan langkah-langkah  melatih
serangkaian standart tingkahlaku yang harus dicapai oleh pasien. kemudian pasien diminta  untuk melakukan self pengamatan dan self evaluasi pada tingkahlaku yang ditampilkan, pasien diminta untuk memberikan reinforcement atas tingkahlaku yang sesuai,desentisasi dan relaksasi  dilakukan bersamaan.
asertif training  belajar mengungkapkan sesuatu secara jelas dan nyata tanpa  menyinggung perasaan orang lain,positif training. mendorong dan menguatkan tingkahlaku positif yang baru dipelajari berdasar pengalaman yang menyenangkan ,
b. Model Keperawatan
secara holistik, bio,psiko,sosial dan spiritual. fokus penangganan pada model keperawatan  yaitu penyimpangan tingkahlaku, tindakan keperawatan berfokus pada tanggapan pasien  pada masalah kesehatan yang  potensial, dengan berfokus pada :rentang  sehat sakit berdasar teori dasar keperawatan dengan campurtangan tindakan keperawatan  melakukan evaluasi hasil tindakan keperawatan,
c. Psycoanalytical (Sigmund Freud , Erickson)
psikopenelitian meyakini  bahwa penyimpangan tingkahlaku pada usia dewasa berhubungan dengan perkembangan pada  masa anak.menurut psycoanalytical, gangguan jiwa disebabkan ego tidak berfungsi  dalam mengendalikan otak , sehingga mendorong terjadinya penyimpangan tingkahlaku   terutama  yang  dimulai  pada masa anak-anak. setiap tahap
perkembangan memiliki pengaruh   , gejala yaitu
symbol ,proses terapi psikopenelitian memakan waktu yang lama.
proses terapi pada model ini memakai metode asosiasi bebas dan penelitian mimpi  transferen, bertujuan untuk memperbaiki trauma masa lalu. contoh pasien dibuat  menjadi  tertidur ,tidur   yang sangat dalam, saat pasien sudah  dalam keadaan  yang  sudah  sangat  tidak  berdaya  ini  segera  terapis   menggali gali  alam bawah sadar pasien dengan cara   bertanya  tentang pengalaman trauma yang sudah pernah dirasakan oleh pasien pada masa  masa lalu, cuma hanya sekedar   cara itu.saja , pasien  sudah  akan mulai sedikit demi sedikit  mengungkapkan semua pikirannya apa yang selama itu pasien sembunyikan didalam ingatannya , sedang terapis hanya  berusaha untuk  menginterpretasi arti dan   menerjemahkan pikiran dan mimpi  perkataa pasien saja , sedang  peran perawat dalam model psyhcoanalytical  ini  hanya melakukan penelitian keadaan trauma   pada  masa lalu pasien  contoh  menjadi korban perkosaan ,penganiyayaan ,penipuan ,  tingkahlaku kekerasan fisik, dengan memakai pendekatan komunikasi terapeutik,
d. interpersonal ( harry stack   sullivan dan  hildegard peplau)
teori  interpersonal meyakini bahwa tingkahlaku berkembang dari hubungan interpersonal,  pengaruh besar dari  perkembangan  dari  masa anak-anak pada kesehatan jiwa  pasien,  kelainan jiwa pasien dipicu karena ada
ancaman yang dapat memicu kecemasan , kecemasan   yang dialami
pasien muncul akibat konflik saat berhubungan dengan orang lain ,
disebabkan ada  ketakutan dan penolakan  oleh orang sekitar,  pasien memandang orang lain sesuai dengan yang ada pada  dirinya ,
 dalam diri pasien ada   dorongan yaitu: kesepian dan nafsu,dorongan untuk kepuasan, lapar, tidur,  keamanan, berhubungan dengan kebutuhan budaya  
penyesuaian norma sosial,
 proses terapi terbagi atas 2   komponen yaitu  membangun rasa aman pada pasien  dan menjalin hubungan yang saling percaya , prinsip dari terapi ini  yaitu  mengoreksi pengalaman interpersonal dengan menjalin hubungan yang sehat, mengembangkan hubungan saling percaya,agar  pasien belajar membina hubungan interpersonal yang  memuaskan, mengembangkan hubungan saling percaya.dan membina kepuasan  dalam bergaul dengan orang lain sehingga pasien merasa berharga ,
peran perawat dalam terapi yaitu  berbagi pengalaman tentang apa-apa yang dirasakan pasien dan apa yang memicu kecemasan pasien saat berhubungan dengan orang lain perawat memberiakan tanggapan  yang mendorong rasa aman pasien dalam berhubungan dengan orang lain,
e. Medica ( Meyer, Kraeplin)
 penyebab gangguan jiwa yaitu banyak faktor yang kompleks yaitu
faktor pergaulan ,faktor fisik, faktor genetik, faktor lingkungan , faktor diri,  bahwa  penyimpangan tingkahlaku depresi dan schizophrenia yaitu manifestasi gangguan sistem syaraf pusat (ssp),  transmisi impuls neural, dan
gangguan synaptic,  sehingga  pengobatan harus lengkap melalui pemeriksaan
teknik interpersonal ,teknik diagnostic, teknik terapi somatic, teknik farmakologi
terapis berperan  dalam pemberian terapi,  menentukan jenis  terapi yang dipakai,  menentukan diagnosa terapi,  
f. Model Komunikasi
 penyimpangan komunikasi menyangkut verbal dan non verbal,
posisi tubuh, kecepatan dan volume suara atau bicara,
proses terapi dalam model ini ,antaralain :: melakukan penelitian proses interaksi,
memberi alternatif koreksi untuk komunikasi yang tidak efektif,  memberi umpan balik dan klarifikasi masalah,  memberi penguatan  komunikasi yang efektif,
g. pergaulan ( Caplan, Szasz)
model ini berfokus pada lingkungan fisik dan situasi sosial yang dapat memicu
stress dan mencetuskan gangguan jiwa,  setiap pasien bertanggung jawab pada  tingkahlakunya, mampu mengendalikan  menyesuaikan tingkahlaku sesuai dengan nilai   budaya yang diharapkan warga,  bahwa  pencegahan primer,  sekunder dan tertier  penting untuk mencegah munculnya gangguan jiwa. situasi sosial  yang  dapat memicu gangguan jiwa yaitu  tingkat pendidikan yang  rendah, kurangnya  mekanisme yang mal adaptif,
kemiskinan,
 proses terapi dilakukan dengan menggali support  yang dimiliki pasien
seperti: suami ,istri, keluatga ,keponakan ,pacar ,paman ,bibi, teman ,anak ,adik kakak,   terapis berusaha : menggali  system sosial pasien seperti suasana tempat  kerja, dirumah, di kantor, di sekolah,
h.. Existensial ( Ellis, Rogers)
 bahwa gangguan   jiwa terjadi jika pasien gagal menemukan   tujuan hidupnya,  membenci diri sendiri ,pasien tidak memiliki kebanggan  dirinya , terapi pada model ini  mengusahakan  agar pasien memiliki   pengalaman berinteraksi dengan orang yang menjadi panutan atau sukses dengan
memahami riwayat hidup orang itu, memperluas kesadaran diri dengan cara introspeksi diri , bergaul ,
i. Supportive Therapy ( Wermon  Rockland)
 penyebab gangguan jiwa yaitu faktor biopsikososial dan respos maladaptive saat ini, contoh faktor biologis yaitu sering sakit  migren  faktor psikologisnya seperti : pemarah,ragu-ragu, mudah cemas, kurang percaya diri, perasaan bersalah, menarik  mundur diri dari batas pergaulan , bermusuhan,  muncul akibat ketidakmamupan  beradaptasi pada masalah masalah yang muncul saat ini dan tidak ada kaitannya dengan masa lalu,
prinsip  terapi  yaitu menguatkan tanggapan coping adaptif,
terapis membantu pasien untuk mengidentifikasi  mengenal kekuatan atau kemampuan  yang dimiliki pasien,  terapis berusaha menjalin hubungan dengan pasien untuk membantu pasien ,
 


2.TERAPI MODALITAS
 
terapi modalitas yaitu terapi utama dalam keperawatan  jiwa, sebagai seorang terapis, perawat harus mampu mengubah tingkahlaku maladaftif pasien menjadi tingkahlaku yang  adaptif ,  ada bermacam-macam terapi
modalitas dalam keperawatan jiwa seperti  terapi lingkungan , terapi aktifitas kelompok,terapi pasien, terapi keluarga, terapi bermain,  terapi modalitas  dilakukan secara  berkelompok atau  sendiri dengan  memodifikasi lingkungan  menjadi lingkungan yang terapeutik untuk pasien, sehingga memberikan  kesempatan pasien untuk belajar dan mengubah tingkahlaku dengan memfokuskan pada nilai  terapeutik dalam kegiatan dan interaksi,
1. Terapi Kognitif
 terapi ini  memodifikasi keyakinan dan sikap yang mempengaruhi
perasaan dan tingkahlaku pasien,  proses terapi dilakukan dengan membantu menemukan  stressos yang menjadi penyebab gangguan jiwa, kemudian mengidentifikasi dan mengubah  pola fikir dan keyakinan ,
membantu pasien untuk mengevaluasi kembali ide, nilai yang diyakini ,
kemudian dilanjutkan dengan menyusun perubahan kognitif.
 terapi kognitif mengembangkan pola berfikir yang rasional, mengubah pola berfikir tidak  rasional yang   memicu gangguan tingkahlaku menjadi pola berfikir rasional berdasar  fakta , membiasakan diri selalu memakai cara berfikir realita dalam menanggapi setiap  stimulus sehingga terhindar dari distorsi pikiran, bentuk campurtangan dalam terapi kognitif  mengajarkan untuk mensubstitusi  pikiran pasien, belajar penyelesaian masalah,
2. Terapi Bermain
 anggapan  bahwa anak-anak akan dapat  berkomunikasi dengan baik melalui permainan dibandingkan  ekspresi verbal. dengan  bermain perawat dapat mengkaji  emosional anak, melakukan campurtangan untuk mengatasi masalah anak,  merefleksikan perasaan anak yang terpancar melalui permainan, terapi bermain hanya  untuk anak yang mengalami depresi, ansietas, atau  sebagai korban penganiayaan ,  pasien dewasa yang mengalami stress sesudah  trauma, gangguan identitas disosiatif dan pasien yang
mengalami penganiayaan,
3. terapi tingkahlaku
 tingkahlaku muncul akibat proses pembelajaran,  teknik  yang dipakai dalam terapi jenis ini yaitu: pengendalian diri ,terapi aversi atau releks kondisi ,
 role model ,. kondisioning operan ,. desensitisasi sistematis ,
yaitu mengubah tingkahlaku dengan memberi contoh tingkahlaku  adaptif untuk ditiru pasien, pasien akan mencontoh dan  mampelajari  kemudian  meniru tingkahlaku itu,  teknik ini  dicampurkan dengan
teknik desensitisasi dan  konditioning operan ,  pada teknik ini  terapis memberi penghargaan kepada pasien  yang positif ,dengan penghargaan  balik positif
diharapkan pasien  mempertahankan ,
terapi tingkahlaku yang  cocok diterapkan pada pasien fobia yaitu teknik
desensitisasi sistematis yaitu teknik mengatasi kecemasan pada sesuatu stimulus atau  kondisi dengan cara bertahap, dalam keadaan relaks, secara bertahap pasien diperkenalkan  pada stimulus atau situasi yang memicu kecemasan,  intensitas  pemaparan stimulus makin meningkat seiring dengan toleransi pasien pada stimulus  itu. hasil akhir dari terapi ini yaitu pasien berhasil mengatasi  kecemasannya akan stimulus itu,
4. Terapi pasien
yaitu suatu hubungan yang terstruktur yang terjalin antara perawat dan pasien untuk mengubah tingkahlaku pasien, dilakukan dengan tahapan sistematis  terstruktur sehingga  diharapkan terjadi perubahan tingkah laku pasien sesuai dengan tujuan ,hubungan terstruktur dalam terapi pasienal ini, bertujuan agar pasien mampu  meredakan  penderitaan  emosional , menyelesaikan konflik yang dialaminya, tahapan   : tahapan orientasi
 tahap orientasi dilakukan ketika perawat pertama kali berinteraksi dengan
pasien.dilaksanakan pada tahap ini, tindakan yang pertama kali harus dilakukan yaitu membina hubungan saling percaya dengan pasien,  tahapan
berikutnya yaitu pasien bersama perawat menrundingkan apa yang menjadi penyebab  munculnya masalah yang terjadi pada pasien, tahapan orientasi diakhiri dengan ada kesepakatan antara perawat dan pasien tentang tujuan yang hendak dicapai dalam hubungan perawat-pasien, tahapan terminasi
 tahap terminasi terjadi bila klen dan perawat menyepakati bahwa masalah yang  mengawali terjalinnya hubungan terapeutik sudah terselesaikan dan pasien sudah mempu  mengubah tingkahlaku dari maladaptif menjadi adaptif.  untuk  melakukan terminasi yaitu jika pasien sudah merasa lebih baik, terjadi peningkatan  fungsi diri  tercapai,
5. Terapi Lingkungan
Terapi lingkungan yaitu suatu terapi yang dilakukan dengan cara mengubah  lingkungan agar tercipta perubahan tingkahlaku pada pasien dari tingkahlaku maladaptive  menjadi tingkahlaku adaptif, Proses terapi dilakukan dengan mengubah seluruh lingkungan  menjadi lingkungan yang terapeutik untuk pasien. Dengan lingkungan yang terapeutik akan  memberikan kesempatan pasien untuk belajar  mengubah tingkahlaku dengan memfokuskan  pada nilai terapeutik dalam kegiatan ,
6. Terapi Biologis
penerapan terapi biologis atau  somatic didasarkan pada model medical di mana  gangguan jiwa dipandang sebagai penyakit,   terapi ini memandang bahwa gangguan jiwa  disebabkan karena ada gangguan pada jiwa semata, tanpa memikirkan  ada kelaianan patofisiologis. proses terapi dilakukan dengan melakukan penelitian , tingkahlaku tidak normal dipercaya akibat ada perubahan biokimiawi tertentu, beberapa jenis terapi somatic gangguan jiwa seperti: foto terapi, bedah otak,pemberian obat campurtangan nutrisi,electro convulsive therapy (ECT),
7. Terapi Aktifitas Kelompok
 terapi kelompok yaitu suatu psikoterapi yang diberikan kepada sekelompok pasien  dengan cara berdiskusi antar sesama pasien dan dipimpin
oleh seorang terapis , membangkitkan motivasi bagi kemajuan fungsi-fungsi psikologis  kognitif  afektif,meningkatkan identitas diri pasien,meningkatkan kemampuan ekspresi diri, keterampilan sosial,  kepercayaan diri, kemampuan empati, meningkatkan kesadaran tentang pentingnya hubungan antara reaksi emosional diri sendiri dengan tingkahlaku  bertahan pada stress,
meningkatkan kemampuan sosialisasi pasien, meningkatkan kemampuan menilai dan menguji kenyataan  melalui  komunikasi dan umpan balik dengan atau dari orang lain,
jenis terapi aktifitas kelompok
a.terapi aktifitas kelompok sosialisasi
  meningkatkan  kemampuan  komunikasi verbal pasien , sosialisasi pada pasien dengan pengasingan, mematuhi peraturan , mengungkapkan pengalamannya yang menyenangkan ,meningkatkan interaksi dengan pasien lain , meningkatkan partisipasi dalam kelompok ,menyatakan perasaan tentang terapi aktifitas kelompok sosialisasi ,
 ciri  pasien yang dapat mengikuti terapi aktifitas kelompok sosialisasi yaitu :
pasien dengan kondisi fisik yang dalam keadaan sehat tidak sedang mengidap  penyakit fisik tertentu seperti diare, thypoid dan lain-lain,pasien halusinasi yang sudah dapat mengendalikan halusinasinya , pasien dengan riwayat marah amuk yang sudah tenang ,pasien menarik diri ,yang sulit mengungkapkan perasaannya melalui komunikasi verbal ,
Tahapan terapi aktifitas kelompok (TAK) :
tahap awal kelompok
 ditandai dengan munculnya ansietas karena masuknya anggota kelompok, dan  peran baru, terbagi  tiga tahap, yaitu :
- tahap orientasi
di  tahap ini anggota   mengembangkan sistem sosial masing masing, leader menunjukkan rencana   menyepakati kontrak dengan anggota,
-tahap konflik
 pemimpin perlu memfasilitasi  ungkapan perasaan, baik positif maupun negatif dan membantu kelompok  mengenali penyebab konflik,  mencegah tingkahlaku  yang tidak produktif ,
-tahap kohesif
  kelompok  bebas membuka diri tentang informasi dan lebih intim satu sama lain ,  pada tahap ini, kelompok sudah menjadi tim, anggota kelompok menyadari produktivitas dan kemampuan yang  bertambah ditambah percaya diri dan kemandirian ,
- tahap terminasi
  ditandai oleh perasaan puas dan pengalaman kelompok akan dipakai
secara pasienal pada kehidupan sehari-hari. terminasi  bersifat sementara ,
-tahap prakelompok, dimulai dengan membuat tujuan terapi, menentukan
leader, jumlah anggota, kriteria anggota, tempat dan waktu kegiatan dan media yang  dipakai,  kriteria anggota yaitu: sudah terdiagnosa baik medis maupun keperawatan, tidak terdiagnosa dengan waham,tidak  terlalu gelisah, tidak agresif,
b.TAK: stimulasi anggapan
stimulasi anggapan yaitu terapi yang memakai akivitas sebagai stimulus yang terkait dengan pengalaman dan   kehidupan untuk dirundingkan dalam kelompok, hasil diskusi kelompok  berupa kesepakatan anggapan atau alternatif penyelesaian masalah, membantu pasien yang  mengalami kemunduran orientasi, gangguan anggapan; halusinasi, menarik diri , gangguan orientasi  realitas, kurang inisiatif  ide,tujuan tak stimulasi anggapan :
agar  pasien mampu  menyelesaikan masalah yang disebabkan oleh papara stimulus yang diterimanya ,
kegiatan dalam TAK :
menonton televisi. membaca majalah  koran  artikel ,yang mengikuti yaitu pasien dengan halusinasi,  pasien dengan .tingkahlaku kekerasan,  kegiatan ini dibagi dalam beberapa sesi , yaitu :
 mengenal kekerasan  yang bisa dilakukan materi terapi ini ,antaralain : penyebab, tanda ,akibat tingkahlaku kekerasan, gejala, tingkahlaku kekerasan;
 mencegah tingkahlaku  kekerasan melalui kegiatan fisik , interaksi sosial asertif;   kepatuhan minum obat,  kegiatan ibadah.stimulus  tidak nyata  yang dialami dalam kehidupan ,mengenal halusinasi ,
8. Terapi Keluarga
terapi keluarga yaitu terapi yang diberikan kepada seluruh anggota keluarga dimana  setiap anggota keluarga memiliki peran sebagai terapis, terapi ini bertujuan agar  keluarga mampu merawat pasien  gangguan jiwa,
keluarga yang tidak mampu merawat pasien  gangguan jiwa, diberikan terapi ini,
setiap anggota keluarga mengidentifikasi penyebab masalah ,
proses terapi keluarga terdiri dari tiga tahapan yaitu tahap 1  perjanjian, tahap 2 kerja  tahap 3  terminasi ,di tahap pertama perawat dan pasien mengembangkan hubungan saling  percaya, tahap kedua  keluarga dan  perawat  mengubah ubah   pola interaksi antar anggota keluarga, di tahap terminasi   keluarga  memecahkan  masalah yang dialami pasien ,



3.PSIKOFARMAKA
 
 psikofarmaka dinamakan  obat psikotropika  atau  psikoaktif atau
 psikoteraputik. penggolongan  obat ini didasarkan  ada  kesamaan dalam susunan kimiawi obat , kesamaan dalam mekanisme kerja obat, kesamaan dampak obat  pada penurunan   gejala,  
Obat psikofarmaka yaitu obat yang bekerja pada susunan saraf pusat (SSP) ,
memiliki dampak  pada  mental dan tingkahlaku , dipakai untuk terapi gangguan psikiatrik ,  Obat  psikofarmaka  bila disalahgunakan  beresiko memicu gangguan jiwa,  Menurut Pedoman  Penggolongan dan pemeriksaan Gangguan Jiwa III (PPDGJ III) penyalahgunaan obat psikoaktif  digolongkan kedalam gangguan mental dan tingkahlaku akibat pemakaian zat psikoaktif,
gangguan mental dan tingkahlaku bermanifestasi dalam bentuk:
1. sindrom amnestik
yaitu  gangguan daya ingat jangka pendek   menonjol,
pada sindrom ini  muncul gangguan daya ingat jangka panjang , sedang daya ingat segera  masih baik. fungsi kognitif lain  baik. ada  gangguan sensasi waktu , pada kondisi ini, kesadaran pasien kompos mentis,mengabaikan keadaan  namun terjadi perubahan kepribadian  ditambah apatis dan hilangnya inisiatif,
3. gangguan psikotik
gejala psikotik yang terjadi selama atau  sesudah  pemakaian zat psikoaktif,  gejala psikotik ditandai dengan halusinasi, kekeliruan
identifikasi, waham .yang cenderung bersifat kecurigaan atau kejaran, gangguan  psikomotor , afek tidak normal  yang terentang antara ketakutan
yang mencekam sampai pada kegembiraan yang berlebihan. variasi gejala   dipengaruhi oleh jenis zat yang dipakai ,
3. intoksikasi akut  tanpa atau dengan komplikasi ,
 ini berkaitan dengan dosis zat yang dipakai  dampak yang berbeda pada dosis
yang berbeda,
4. pemakaian yang merugikan
 ini yaitu pola pemakaian zat psikoaktif yang merusak kesehatan (
berupa fisik dan atau mental),  pada kondisi ini belum menunjukkan ada  sindrom  ketergantungan namun sudah berdampak munculnya kelemahan psikososial ,
5. keadaan putus obat
yaitu gejala  mental yang muncul pada saat penghentian pemakaian
zat yang terus menerus dalam jangka waktu panjang , gejala putus obat,
 tergantung pada jenis dan dosis zat yang dipakai, gejala putus zat,akan mereda  bila pemakai meneruskan pemakaian zat,
6. sindrom ketergantungan
 munculnya keinginan yang sangat kuat  untuk memakai zat psikoaktif secara terus menerus untuk  memperoleh dampak psiko aktif dari zat itu,  
zat ini,  memicu keadaan putus zat, yang akan memicu perubahan fisiologis yang sangat tidak menyenangkan, sehingga memaksa orang itu
memakainya lagi  untuk menghilangkan gejala putus obat itu,
untuk memperoleh dampak yang sama , pasien  meningkatkan  dosis pemakaian zat psikoaktif ,
Jenis Obat Psikofarmaka
1. Obat anti-psikosis
obat anti-psikosis yaitu sinonim dari antipsychotic drugs, neuroleptics,neuroleptics,major transqualizer,ataractics,  antipsychotics,
obat-obat anti-psikosis  yaitu  antagonis dopamine yang  menghambat reseptor dopamine dalam  berbagai jaringan  otak.  obat anti-psikosis yang paling banyak tersedia  yaitu chlorpromazine, risperidone,pinozide, sulpiride,
haloperidol, perphenazine, fluphenazine, fluphenazine decanoate, levomepromazine, trifluoperazine dan  thioridazine,
Indikasi pemakaian obat ini yaitu syndrome psikosis berat , fungsi mental, kehidupan sehari-hari,
sindrom psikosis dapat terjadi pada sindrom  organic seperti, intoksikasi alkohol, sindrom delirium, dementia,
sindrom psikosis dapat terjadi pada sindrom psikosis fungsional seperti psikosis afektif , psikosis reaktif singkat ,skozofrenia,
psikosis paranoid,
2. Obat anti-panik
obat anti-panik yaitu persamaan dari drugs used in panic disorders,
obat anti-panik  yang tersedia  yaitu parocetine, fluvoxamineimipramine, clomipramine, alprazolam, moclobemide, fluoxatine, sertraline,
 penggolongan obat anti-panik yaitu obat anti-panik trisiklik (clomipramine,impramine),  obat anti-panik benzodiazepine (alprazolam)
dan  obat anti-panik SSRI (fluvoxamine,sertraline, fluoxetine,paroxetine)
dan  obat anti-panik RIMA/reversible inhibitors of monoamine oxydase-A (moclobmide)  ,indikasi pemakaian obat ini yaitu sindrom panik,  diagnosa sindrom panik  dilakukan minimal  1  bulan pasien mengalami beberapa kali serangan ansietas berat, gejala itu dapat  terjadi dengan atau tanpa agoraphobia, panik yaitu gejala yang yaitu sumber penderitaan  atau mengganggu kegiatan sehari-hari ,
3. Obat anti-obsesif kompulsif
 obat anti-obsesif kompulsif yaitu persamaan dari drugs used in obsessive compulsive disorders,obat anti-obsesif kompulsif   yang tersedia  yaitu fluoxetine, paroxetine, clomipramine, fluvoxamine, sertraline,
 Indikasi pemakaian obat ini yaitu sindrom  obsesif kompulsi,  
tanda gejala  obsesif kompulsif dapat diketahui bila pasien minimal 2  minggu dan hampir setiap hari mengalami gejala obsesif kompulsif,  gejala itu
yaitu sumber penderitaan  atau mengganggu kegiatan sehari-hari ,
4. Obat anti-depresi
obat anti-depresi sinonim dari anti depressants,  anti depresan, thymoleptic, psychic energizers,
 obat anti-depresi yang paling banyak tersedia   yaitu fluvoxamine, fluoxetine,opipramol, sertraline, amitriptyline, amoxapine, trazodone, paroxetine, amineptine, clomipramine, imipramine, moclobemide, maprotiline, mianserin,
jenis obat anti-depresi yaitu inhibitor monoamine okside (MAOI),selective serotonin  reuptake inhibitor (SSRI), anti-depresi trisiklik, anti-depresi tetrasiklik, obat anti-depresi atipikal,
indikasi klinik primer  pemakaian obat-obat anti-depresi yaitu sindrom depresi yang dapat terjadi pada :
sindrom depresi situasional seperti gangguan penyesuaian dengan depresi, grief  reaction,  gangguan fisik dengan depresi  (kanker,stroke, MCI)
sindrom depresi penyerta seperti gangguan jiwa dengan depresi
(dimensia,gangguan obsesi kompulsi, gangguan panic),
gangguan distimik , gangguan siklotimik,sindrom depresi panic, gangguan afektif bipolar dan unipolar,
sindrom depresi organik seperti brain injury depression, reserpine,hypothyroid induced depression,
5. Obat anti-mania
obat anti-mania yaitu sinonim dari mood stabilizers, antimanics,mood modulators, obat anti-mania terbanyak yang tersedia  yaitu carbamazepine,litium carbonate, haloperidol,  indikasi pemakaian obat ini yaitu sindrom mania ditandai ada keadaan afek yang meningkat hampir setiap hari selama minimal  satu minggu. keadaan  itu ditambah minimal   4 gejala yaitu :    peningkatan kegiatan, lebih banyak berbicara , lompat gagasan, rasa harga diri yang tinggi, berkurangnya raa  ingin  tidur,  teralih perhatian,  kegiatan aktif . gangguan  fungsi kehidupan sehari-hari, memicu penurunan hubungan sosial ,kemampuan bekerja,
6. Obat anti-insomnia
obat anti-insomnia yaitu sinonim dari  hipnotika, hypnotics, somnifacient,
 obat anti-insomnia yang tersedia   yaitu estazolam, chloral hydrate,nitrazepam, triazolam,
sindrom insomnia tambahan  seperti gangguan fisik dengan insomnia (paroxysmal nocturnal dyspnea,pain producing illness)
gangguan jiwa dengan insomnia (gangguan paranoid,skizofrenia),
 indikasi pemakaian obat ini yaitu sindrom insomnia yang  terjadi pada
sindrom insomnia organic seperti  hyperthyroidism, putus obat penekan ssp (narkotika,benzodiazepine, phenobarbital ),zat perangsang SSP (amphetamine,caffeine, ephedrine),
Sindrom insomnia psikik seperti gangguan afektif bipolar dan unipolar (episode mania atau depresi, gangguan ansietas (panic, fobia);
Sindrom insomnia situasional seperti gangguan penyesuaian dengan ansietas depresi, stres psikososial,sleep, wake schedule (jet lag, workshift),
7. Obat anti-ansietas
obat anti-ansietas yaitu antianxiety drugs, sinonim ansiolitika,psycholeptics, minor transqualizers, anxiolytics,
 obat anti-ansietas terdiri atas golongan nonbenzodiazepin dan benzodiazepine ,  obat anti-ansietas jenis benzodiazepine yang tersedia   yaitu oxasolam, clorazepate,alprazolamprazepam,diazepam, chlordiazepoxide, lorazepam, clobazam, bromazepam,
 jenis non benzodiazepine yaitu buspirone dan sulpiride ,  indikasi
pemakaian obat ini yaitu sindrom ansietas seperti :
sindrom ansietas penyerta seperti  gangguan paranoid, gangguan jiwa dengan ansietas skizofrenia,  
penyakit fisik dengan ansietas seperti pada pasien myocard cardio infac (MCI) kanker ,stroke,
 sindrom ansietas organic seperti pheochromosytosis, hyperthyroid,
 sindrom  ansietas situasional seperti gangguan cemas perpisahan ,gangguan penyesuaian dengan ansietas ,
sindrom ansietas psikik seperti gangguan stress setelah trauma ,gangguan ansietas biasanya, gangguan panik, gangguan  fobik, gangguan obsesif kompulsif,
 Cara Pemakaian Obat Psikofarmaka
identifikasi masalah dalam pemberian psikofarmaka dimulai  dari penelitian dengan melakukan pengumpulan data  ,antaralain :
diagnosa medis,  riwayat penyakit, hasil pemeriksaan penunjang seperti laboratorium, jenis obat yang  dipakai, dosis, waktu pemberian , program terapi , kombinasi  obat dengan terapi  modalitas,  perawat dapat mengidentifikasi permasalahan yang sedang dialami pasien,   dalam program pemberian obat psikofarmaka dapat  dikelompokkan  menjadi : gangguan obsesif kompulsif ,gangguan panik , psikosis, gangguan depresi, gangguan mania, gangguan  ansietas, gangguan insomnia,
prinsip  dalam pemberian obat psikofarmaka seperti efeksamping, kontra ,cara pemberian,  indikasi, jenis, manfaat, dosis, cara kerja obat dalam tubuh, cara cara  pemberian obat ,antaralain :
1. Obat anti-panik
 dosis pemberian obat anti-panik yaitu dengan melihat keseimbangan
antara  efek obat  dan  efeksamping obat,  mulai dengan dosis rendah, secara perlahan-lahan  dosis dinaikkan dalam beberapa minggu untuk meminimalkan efeksamping dan mencegah  terjadiya toleransi obat, dosis efektif  dicapai dalam waktu 2-3 bulan,  dosis  pemeliharaan  agak tinggi, meskipun sifatnya pasienal, lama pemberian obat  bersifat pasienal, namun  selama 6-12 bulan, kemudian dihentikan secara  bertahap selama 3 bulan bila kondisi pasien sudah sehat , obat ini kontra indikasi diberikan pada wanita hamil atau menyusui,Semua jenis obat anti-panik (RIMA,SSRI,trisiklik, benzodizepin ) sama efektifnya untuk mengatasi  sindrom panik  pada stadium awal dari gangguan  panik pada taraf sedang,
2. Obat anti-obsesif komfulsif
 SSRI untuk pengobatan gangguan obsesif kompulsif bila ada hipersensitivitas dengan  trisiklik. pemberian pertama dilakukan dalam dosis rendah untuk penyesuaian efeksamping, namun dosis obat ini biasanyanya lebih tinggi dari dosis anti-depresi. dosis pemeliharaan diberikan dengan sosis yang lebih tinggi meskipun sifatnya pasienal. penghentian pemberian obat ini harus dilakukan secara gradual agar tidak terjadi kekambuhan dan memberikan kesempatan untuk menyesuaikan diri,
 maksimal  lama pemberian 2-3 bulan, meskipun tanggapan pada pengobatan sudah terlihat dalam 1-2 minggu  dengan dosis antara 75-225 mg/hari., namun lama pemberian obat ini antara tidak boleh melebihi , untuk memperoleh hasil diperlukan waktu 2-3  bulan batas lamanya pemberian obat bersifat pasienal, biasanya   diatas 6 bulan sampai  tahunan, kemudian dihentikan secara bertahap ,clomipramine  yaitu obat efektif dari  kelompok trisiklik untuk pengobatan obsesif kompulsif,  terapi gangguan depresi yang menunjukkan gejala obsesif,Obat anti-obsesif kompulsif kontra indikasi diberikan pada wanita hamil atau menyusui,
3. Obat anti-psikosis
pada dosis ekivalen semua obat anti-psikosis memiliki dampak primer  yang
sama, perbedaan terutama pada dampak sekunder  efeksamping. pemilihan jenis obat antipsikosis harus memikirkan gejala psikosis yang dominan, pengantian obat disesuaikan dengan dosis ekivalen,  jika obat anti-psikosis tertentu  sudah  diberikan dalam dosis terbaik  dalam jangka waktu yang memadai namun  tidak memberikan dampak yang terbaik maka dapat diganti dengan obat anti-psikosis lain , dengan dosis ekivalen, dimana  dampak
samping belum tentu sama,  jika pasien memiliki riwayat pemakaian obat anti-psikosis  yang terbukti efektif dan efeksamping obat mampu ditolerir dengan baik maka obat itu   dipakai,
dengan dosis yang efektif, onset dampak primer diperoleh sesudah 2-4 minggu
pemberian obat, sedang dampak sekunder (efeksamping) sekitar 2-6 minggu. waktu paruh  obat anti-psikosis yaitu 12-24 jam (pemberian 1-2 kali perhari),  dosis pagi dan malam bisa  berbeda untuk mengurangi dampak dari  efeksamping (dosisi pagi kecil, dosis malam lebih besar) sehingga kualitas hidup pasien tidak terganggu, dosis awal diberikan dalam dosis kecil, kemudian dinaikkan setiap 2-3 hari hingga dosis  efektif (mulai muncul peredaan sindrom psikosis),
sebelum pemakaian secara parenteral sebaiknya pemberian obat
dilakukan secara oral terlebih dahulu dalam beberapa minggu, hal ini bertujuan untuk  mengetahui apakah ada dampak hipersensitivitas, pemberian obat anti-psikosis  long acting  hanya diberikan pada pasien skizoprenia  untuk terapi pemeliharaan dan  stabilisasi ,kontra indikasi pemakaian obat anti-psikosis yaitu  gangguan kesadaran,penyakit susunan saraf pusat (parkinson, tumor otak), ketergantungan alkohol,  penyakit hati, penyakit darah, epilepsy, kelainan jantung, febris yang tinggi,
 Evaluasi dilakukan setiap 2 minggu dan bila  diperlukan dosis dinaikkan hingga mencapai dosis terbaik, dan dosis pemberian dipertahankan sekitar 8-12 minggu , Pemberian obat dengan dosis efektif .dipertahankan 6 bulan sampai 2 tahun,  sesudah waktu itu dosis diturunkan tiap 2-4  minggu ,
Pemberian obat anti-psikosis  long acting..sangat efektif diberikan pada
medikasi oral  , pasien yang  sulit minum obat secara teratur ,
4. Obat anti-depresi
semua obat anti-depresi memiliki dampak  klinis yang  sama pada dosis ekivalen, perbedaan  pada dampak efeksamping ,pemilihan jenis obat anti-depresi tergantung pada penyesuaian efeksamping pada kondisi pasien (usia, penyakit fisik tertentu, jenis depresi) dan toleransi pasien pada efeksamping ,
 urutan  pemakaian obat anti depresi untuk meminimalisir efeksamping :
langkah pertama  pemberian obat golongan selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI), langkah kedua  golongan trisiklik, langkah ketiga golongan tetrasiklik, golongan atipikal, golongan  inhibitor monoamine okside (MAOI)reversible, golongan tetrasiklik,pemakaian litium dianjurkan untuk  unipolar recurrent depression  pemakaian obat golongan ini  untuk mencegah kekambuhan,  Pemberian obat anti-depresi dapat dilakukan dalam  jangka panjang oleh karena potensial adiksinya sangat minimal,  Pemberian Dosis perlu memikirkan onset dampak primer sekitar 2-4 minggu, onset dampak  skunder sekitar 12-24 jam, dan waktu paruh 12-48 jam (pemberian 1-2 kali perhari).kontra indikasi pemakaian obat litium yaitu kelainan kelenjar tiroid,fungsi jantung, ginjal ,kontra indikasi pemberian obat anti-depresi yaitu :  hipertropi prostat, gangguan fungsi hati, epilepsy,penyakit jantung koroner, MCI (myocard infark, khususnya pada  usia lanjut); glaucoma, retensi urine,
golongan SSRI diberikan dosis tunggal pada pagi hari sesudah sarapan pagi,
 dosis pemeliharaan dianjurkan dosis tunggal diberikan malam hari terutama untuk golongan trisiklik dan tetrasiklik,
5. Obat anti-insomnia
pemakaian obat anti-insomnia sebaiknya sekitar 1-2 minggu saja, tidak lebih
dari 2 minggu agar resiko ketergantungan kecil,
bila sulit  tidur maka obat yang dibutuhkan yaitu golongan benzodiazepine short acting; bila  bangun tidur kemudian sulit tidur lagi  maka obat yang dibutuhkan yaitu golongan heterosiklik anti-depresan (tetrasiklik dan trisiklik ),  bila siklus  tidur  terpecah-pecah maka obat yang dibutuhkan yaitu golongan benzodiazepine long acting atau  phenobarbital ,
pengaturan dosis, pemberian tunggal dosis  15-30 menit sebelum tidur,  dosis
awal dapat dinaikkan sampai mencapai dosis efektif dan dipertahankan sampai 1-2 minggu, kemudian secepatnya diturunkan secara gradual untuk mencegah munculnya  toleransi obat,
6. Obat anti-ansietas
golongan benzodiazepine yaitu obat anti ansietas yang  efektif karena
memiliki khasiat   tinggi dan dampak adiksi  keracunan yang rendah,dibandingkan dengan phenobarbital atau meprobamate ,  benzodiazepin yaitu obat pilihan  dari semua obat yang memiliki dampak anti-ansietas,
dosis obat efektif bila kadar obat dalam darah dengan eksresi obat seimbang,
 ini tercapai sesudah 5-7 hari dengan dosis 2-3 kali per hari,
pemberian obat dimulai dari dosis awal ,  kemudian dosis dinaikkan
setiap 3-5 hari sampai mencapai dosis terbaik,  dosis dipertahankan selama 2-3 minggu, kemudian dosis diturunkan 1/8 x setiap 2-4 minggu sampai dosis minimal yang efektif,
jika terjadi kekambuhan  dosis obat dapat dinaikan kembali dan bila efektif dosis  dipertahankan hingga 4-8 minggu kemudian diturunkan secara gradual.
lama pemberian obat pada sindrom ansietas yang dipicu faktor situasi luar,
pemberian obat tidak boleh melibihi waktu 1-3 bulan. pemberian sewaktu-waktu dapat  dilakukan jika sindrom ansietas dapat diantisipsi kejadiaanya
kontra indikasi  pemberian obat anti-ansietas yaitu
.pasien dengan penyakit hepar kronis ,penyakit renal kronis ,  hipersensitivitas pada benzodiazepine, glaucoma, myasthenia grafis, insufisiensi paru kronis,
7. Obat anti-mania
untuk mencegah kekambuhan, pada gangguan afektif unipolar dapat diberikan obat  anti-depresi SSRI yang lebih ampuh dari litium karbonat, carbamazepin sebagai pengganti litium karbonat dapat diberikan jika efeksamping tidak bisa  ditolerir dan kondisi fisik yang tidak memungkinkan,  
 pemberian dosis perlu memikirkan onset dampak primer 7-10 hari (1-2 minggu), rentang kadar serum terapeutik 0,8-1,2mEq/L (dicapai dengan dosis sekitar 2 atau 3 kali 500 mg per hari) dan  kadar serum toksik diatas 1,5 mEq/L. Litum karbonat harus diberikan hingga 6 bulan,  walaupun gejala mereda,pemberian obat dihentikan secara gradual bila memang tidak ada indikasi lagi,
tablet litium carbonate  yaitu obat indikasi pasien mania akut dicampurkan dengan Haloperidol (IM) ,   haloperidol  untuk mengatasi iritabilitas, hiperkegiatan, impulsivitas,  pada gangguan afektif bipolar (manikdepresif) dengan serangan episodic mania/depresi, pemakaian litium karbonat sebagai obat profilaksi pada serangan sindrom mania/depresi  mengurangi  lamanya ,fekuensi, berat  kekambuhan, pada pemberian litium karbonat, dampak antimania baru muncul sesudah pemakaian 7-10 hari,
pada gangguan afektif bipolar dan unipolar, pemakaian harus diteruskan sampai beberapa tahun, sesuai dengan indikasi profilaksis serangan sindrom mania/depresi, pemakaian obat jangka panjang sebaiknya dalam dosis minimum dengan kadar serum litium terendah yang masih efektif untuk terapi profilaksis, pemberian litium karbonat tidak  boleh diberikan pada wanita hamil, karena dapat melewati sawar plasenta yang  mempengaruhi kelenjar tiroid,
Evaluasi Pemberian Obat Psikofarmaka
Evaluasi terhadap  pemberian obat harus terus menrerus dilakukan untuk menilai efeksamping,efektifitas obat, interaksi obat  ,
dosis anti psikotik  bermacamragam untuk tiap pasien. dosis diberikan satu kali sehari, dampak terapi akan diperoleh sesudah 2-3 hari namun dapat sampai 2 minggu.pada pengobatan jangka panjang, perlu dipikirkan pemberian klozapin setiap minggu .untuk memantau penurunan jumlah sel darah putih.
pemakaian litium  memicu keracunan litium ,
perawat harus memantau kadar litium dalam darah. jika pemberian litium tidak
memicu dampak yang diharapkan, obat ini dapat dicampur dengan obat anti
depresan lain.
 pemberian obat jenis antipsikotik, litium, benzodiazepine, nonbenzodiazepin, antidepresan trisiklik, MAOI,  benzodiazepin  memicu adiksi kuat kecuali jika
penghentian  dilakukan dengan tapering bertahap tidak akan
memicu adiksi,  pemakaian obat ini jika dicapur dengan alcohol atau obat barbiturate  memicu  adiksi,  efeksamping seperti gangguan daya ingat,sedasi, ataksia, peka rangsang,
golongan antidepresan trisiklik dapat menjadi letal bila diberikan dalam dosis yang besar karena dampak obat menjadi lebih lama (3-4 minggu), efeksamping menetap dapat diminimalkan dengan  sedikit menurunkan dosis, obat ini tidak memicu adiksi namun intoleransi pada vitamin B6, obat ini tidak memicu euphoria, dapat diberikan satu kali dalam sehari, obat ini  aman karena  tidak memiliki efeksamping jika dipakai dalam jangka waktu yang lama jika diberikan dalama dosis yang tepat,
pemakaian obat golongan nonbenzodiazepin memiliki banyak kerugian seperti lebih adiktif, terjadi  lethal pada gejala putus obat,toleransi pada dampak antiansietas dari barbiturate,  berbahaya jika obat diberikan dalam dosis yang  memicu depresi susunan saraf pusat,
Efeksamping Obat Psikofarmaka
1. Anti-psikosis
efek samping pemakaian obat-obat anti psikotik  bermacamragam,
a. Reaksi behavioral akibat efeksamping dari pemakaian obat ini yaitu keletihan,
banyak tidur, grogines ,
b. sindrom parkinson’s yaitu kelainan neurologis yang  muncul sebagai dampak  pemakaian obat golongan ini, gejala sindrom parkinson ,antaralain : tremor,akinesia, rigiditas, kekakuan ,  akinesia yaitu tidak ada atau  ada
perlambatan gerakan,  tubuh   kaku seperti   kayu , cara berjalan dengan posisi tubuh kaku kedepan, gerakan memutar   jari-jari tangan,  wajah seperti topeng. terjadi  rigiditas kekakuan pada otot, tremor halus bilateral di seluruh tubuh ,
c. reaksi autoimun yaitu penurunan berkeringat , salivasi (mulut kering),  penglihatan kabur, konstipasi, takikardi, retensi urine, penurunan sekresi lambung,  kongesti nasal, penurunan sekresi pulmonal, sengatan panas,psikosis atropine  pada  pasien geriatrik, dilatasi pupil yang bereaksi lambat, hipomotilitas usus, diatria,  takikardia,hiperkegiatan, agitasi, kekacauan mental, kulit kemerahan,
d. reaksi alergi yang terjadi  antaralain : agranulositosis, dermatosis sistemik, dan ikterik, agranulositosis yang terjadi secara mendadak, demam, malaise, sakit tenggorokan,ulserativa, leukopenia, dermatosis sistemik, yaitu ada  makupopapular, eritematosa, ruam gatal pada wajah-leher-dada-ekstrimitas,  dermatitis kontak jika menyentuh obat, fotosensitifitas yaitu ada  surbun hebat,   ikterik dengan ada demam, mual, nyeri abdomen, malaise, gatal, uji fungsi lever .tidak normal,
e. efeksamping jangka panjang ,
f. reaksi autonomik  jantung  biasanya terjadi penurunan tekanan darah diastolic,  pusing, takikardia, reaksi akut merugikan dan jarang terjadi pada pemakaian  anti-psikosis yaitu terjadi kejang grand mal ,tidak ada tanda aura,reaksi alergi, ketidaknormalan elektrokardiography dan neurologis ,
g.  efeksampingnya  yaitu sindrom ekstrapiramidal (EPS)  akut maupun kronik, efeksamping yang bersifat biasanya ,antaralain : autoimun, autonomik,neurologis, behavioral,
reaksi neurologis yang terjadi yaitu munculnya  gejala-gejala ekstrapiramidal (EPS) seperti reaksi distonia akut yang terjadi secara  mendadak dan  menakutkan seperti spasme kelompok otot mayor
,antaralain : mata,leher, punggung ,katatonia, yang akan memicu  gangguan pada sistem pernafasan, reaksi neurologis yang  sering terjadi yaitu  akatisia ditandai dengan rasa  sakit pada tungkai, gejala ini akan  hilang jika pasien melakukan pergerakan,
efeksamping jangka panjang yang biasanya terjadi gejala eksrapiramidal  diskinesia tardif yaitu efeksamping  jangka panjang yang  terjadi  yaitu   protrusi  meringis; anggota gerak, bahu melorot,  kekakuan lidah, mengecapkan bibir, merengut, telapak kaki geplek, gerakan ibu jari kaki,rotasi atau fleksi pergelangan kaki, menghisap, mengunyah, berkedip, gerakan rahang lateral,
 efeksamping jangka pendek atau jangka panjang yang jarang terjadi namun
membahayakan yaitu  peningkatan nadi  peningkatan pernapasan peningkatan  keringat, hiperkalemia, gagal ginjal, kenaikan serum CPK, sindrom malignan neuroleptik  dengan   demam tinggi, takikardia, rigiditas otot, stupor, tremor,
inkontinensia,, leukositosis,
1. Anti-panik
efek samping pemakaian obat anti-panik golongan trisiklik yaitu  dampak anti histaminergik seperti psikomotor  menurun, kemampuan kognitif menurun, sedasi, rasa mengantuk, kewaspadaan berkurang,  dampak anti-adrenergik alfa seperti hipotensi ortostatic,  perubahan gambaran elektrokardiografi, dampak anti-kolinergik seperti konstipasi, sinus takikardi,mulut kering, retensi urin, penglihatan kabur, dampak neurotoksis seperti insomnia,agitasi  ,tremor halus, kejang,  pada kondisi overdosis dapat terjadi intoksikasi trisiklik dengan gejala-gejala seperti konvulsi, disorientasi,confusion, delirium, eksitasi susunan saraf pusat, hipertensi, hiperpireksia,
2. anti obsesis kompulsif
efeksamping pemakaian obat anti-obsesif kompulsif, sama seperti obat anti-depresi .trisiklik, yaitu dampak anti-histaminergik seperti kinerja psikomotor,kemampuan kognitif menurun,sedasi, rasa mengantuk, kewaspadaan .berkurang,  dampak anti-adrenergik alfa seperti perubahan gambaran elektokardiografi, hipotensi ortostatik, efeksamping  dari pemakaian anti-obsesif kompulsif jenis trisiklik yaitu mulut kering dan konstipasi, sedang untuk golonggan ssri efeksamping yang sering  yaitu  sakit kepala, dampak anti-kolinergik seperti gangguan fungsi seksual, sinus takikardi ,mulut kering, keluhan lambung, retensi urin, disuria, penglihatan kabur, konstipasi, dampak neurotoksis seperti insomnia,tremor halus, kejang epileptic, agitasi,
pada keadaan overdosis dapat terjadi intoksikasi trisiklik dengan gejala eksitasi hiprpireksia, konvulsi, (disorientasi,confusion, delirium),susunan saraf pusat, hipertensi,
3. Anti-depresi
a. dampak anti-adrenergik alfa seperti perubahan hantaran elektrokardiografi, hipotensi,
b. dampak neurotoksis seperti agitasi, insomnia,   efeksamping ringan, tremor halus, gelisah,   muncul akibat pemakaiaan obat jenis ini (tergantung  pada  daya toleransi dari pasien),  berkurang sesudah  3 minggu bila tetap diberikan dengan dosis yang sama, pada keadaan overdosis intoksikasi trisiklik dapat muncul , atropine toxic syndrome dengan gejala eksitasi susunan saraf pusat, hipertensi,  hiperpireksia, konvulsi,  (disorientasi,confusion, delirium ),
c. dampak  sedasi seperti  kinerja psikomotor  berkurang, kemampuan kognitif menurun, rasa mengantuk, kewaspadaan berkurang,
d. dampak antikolinergik seperti penglihatan kabur, konstipasi, sinus takikardia,mulut kering, retensi urin,
4. Anti-mania
efeksamping pemakaian lithium berkaitan  dengan dosis dan kondisi fisik pasien, gejala efeksamping  pada pengobatan jangka lama seperti mulut kering, haus,  gastrointestinal distress (diare,feses lunak,mual, muntah), kelemahan otot, poli uria, tremor   halus, gangguan daya ingat  konsentrasi  menurun,odem pada tungkai, seperti mengecap besi, lekositosis,  efeksamping lain hipotiroidisme, peningkatan berat badan, perubahan fungsi tiroid (penurunan kadar tiroksin dan peningkatan kadar TSH/thyroid stimulating hormone),
5. Anti-insomnia
efeksamping pemakaian obat anti-insomnia  yaitu depresi susunan
saraf pusat terutama pada saat tidur sehingga memudahkan munculnya koma, karena  terjadinya penurunan dari fungsi pernafasan, juga  terjadi uremia, dan gangguan fungsi  hati. pada pasien usia lanjut dapat terjadi   oversedation  sehingga risiko jatuh , pemakaian obat anti-insomnia  golongan benzodiazepine dalam jangka panjang yaitu  tingkahlaku menyerang dan ganas,
6. Anti-ansietas
 potensi memicu  ketergantungan obat dipicu oleh efeksamping obat yang masih dapat dipertahankan sesudah dosis terakhir berlangsung sangat cepat.
ketergantungan relative lebih sering terjadi pada pasien dengan riwayat peminum alkohol, penyalahgunaan obat , penghentian obat  mendadak  memicu gejala putus obat, pasien menjadi gelisah, insomnia, tremor,  iritabel, bingung, palpitasi, keringat dingin, konvulsi.
efeksamping pemakaian obat anti-ansietas  berupa sedasi seperti rasa kemampuan kognitif melemah; relaksasi otot seperti ras lemes, cepat lelah
kinerja psikomotor menurun, mengantuk, kewaspadaan berkurang,




4.PENYALAHGUNAAN ZAT DAN ANSIETAS

penyalahgunaan zat yaitu  pemakaian zat secara terus menerus
sampai sesudah sembuh dari penyakit,   zat yaitu  alkohol, opium, obat dengan
resep, obat tanpa resep , psikotomimetiks, kokain, mariyuana,zat kimia aktif, gas kimia, zat yang mempengaruhi tubuh secara tidak langsung,
masalah  dalam penyalahgunaan zat yaitu peningkatan  konsumsi pemakaian lebih dari satu jenis zat  atau banyak jenis zat atau campuran banyak jenis zat  secara mendadak tiba tiba  serentak atau secara terus menerus  sehingga  pasien akan  mengalami keadaan perubahan  suasana ,kesakitan , pusing ,mual mulas , relaksasi, euphoria, stimulasi,  perubahan kesadaran,perubahan perasaan lainnya,
berbagai macam   jenis zat yang beredar bisa dan  banyak dipakai oleh pemakai  untuk dikonsumsi pasien  diantaranya yaitu golongan  mariyuana, stimulant, opiat, halusinogen, peniciklidin (PCP) dan depresan, depresan yang beredar  yaitu  barbiturat  dan  alkohol  ,  golongan halusinogen yaitu, mellow yellows,golongan penisiklidin yaitu  angel dust dan DOA,golongan mariyuana diantaranya yaitu acapulco gold, golongan stimulant yaitu  amfetamin dan kokain. golongan opiat  yaitu opium, metadon,heroin, morfin, meperidin, kodein,
 ingat bahwa tidak semua pasien pemakai zat  menjadi penyalahguna   ,ingat  hanya pasien yang  memakai zat  secara berlebihan saja yang  dapat  menyalahgunakan  dan  ketergantungan  zat, penyalahgunaan zat akibat  pemakaian zat  secara terus-menerus walaupun pasien sehat ,  toleransi berarti peningkatan jumlah dan dosis obat  untuk memperoleh dampak yang diharapkan ,gejala putus zat terjadi karena  kebutuhan biologikpada obat.
penelitian
 penyalahgunaan zat  dipicu oleh :
a. mekanisme pertahanan ego ,antaralain : penyangkalan pada masalah, rasionalisasi, projeksi, tidak tanggung jawab pada tingkahlakunya,
b. mekanisme koping :
 pasien dengan penyalahgunaan zat cenderung mengalami kegagalan dalam mengatasi  masalah,
c. faktor pasien :  kepribadian suka coba-coba ,bereksperimen dan bersikap antisosial, berisiko untuk melakukan penyalahunakan zat,rendah diri, mudah kecewa,
d. sumber koping :  yang  dibutuhkan untuk membantu pasien  terbebas dari penyalahgunaan zat ,
e. faktor lingkungan : pergaulan yang kurang baik mendorong  melakukan
penyalahgunaan zat ,
f. faktor zat:  zat itu sendiri  yang memberikan kenikmatan, mudah diperoleh , harganya murah,

Data yang harus diteliti
 dibawah ini mengambarkan hasil penelitian pada pasien dengan
penyalahgunaan zat penelitian pada Penyalahgunaan Zat

penelitian:  Alkohol
Intoksikasi : peningkatan nadi dan tekanan darah ,penurunan nafsu makan
,midriasis clear sensori tampa kebingungan dan halusinasi, penurunan
keletihan, keinginan tinggi, peningkatan ketertarikan ,penghambatan psikogis :
kecemasan, keterbatasan dalam pengambilan ,keputusan, impulsive,
hiperseks ,lingkungan, peningkatan harga diri , peningkatan aktivitas
psikomotor, tremor ,
With drawal  :  kulit lembab , pupils konstriksi , Respirasi menurun , dingin
,Overdosis : delusi biasanya paranoid ,kejang grand mal , peningkatan temperatur ,delirium (disorientasi waktu, peningkatan sensitifitas pada  bunyi  suara, perubahan sensasi raba , tempat dan orang) ,gelisah, iritabel, ansietas,
agitasi ,anoreksia, nausea, vomiting ,tremor, peningkatan nadi,
peningkatan tekanan darah ,insomnia, sering mimpi buruk , kerusakan konsentrasi, memori dan pengambilan keputusan ,

penelitian:. Narkotik
Intoksikasi : hiopotensi ringan dengan tachikardia, penurunan respirasi,eforia dengan perubahan sensori persepsi, pemahaman buruk, gangguan memori
,miosis, kontraksi pupil abnormal ,mengantuk, penurunan interaksi social
,With drawal  :  bradikardia, hiopotensi, shock ,atoni gastrointestinal
,penurunan tingkat kesadaran , depresi pernafasan berkembang ke
apneu dan respitarori arrest , Overdosis : psikologis : nyeri pada otot dan
pungggung , bulu kuduk berdiri ,menguap ,midriasis ,diare ,ansietas, gelisah, disforia, gangguan mood dan tidur fisiologik ,kram pada lambung, nausea
dan vomiting ,diaforesis ,hipertensi ,

penelitian  : sedative –  hipnotics  (depresan)
overdosis    :  tanggapan psikologik  withdrawal ringan : kesulitan konsentrasi, insomnia, mimpi buruk,kecemasan akut, iritabel, nervousness, withdrawal berat : ketakutan, depersonalisasi,paranoid, kekerasan, disorientasi, delirium,  tanggapan fisiologik ,hiperefleksi deep tendon refleks, disorientasi,tremor, takikardia, headache, iritabel, ansietas, insomnia, keringat dingin, postural hipotensi,  kejang menyeluruh , kontraksi mioklonik , halusinasi  pendengaran , disorientasi, delirium , kerusakan memory jangka lama dan sekarang,
halusinasi penglihatan, kolapsnya pembuluh darah ,pendengaran dan perabaan
,hipertensi ,diare ,hiperpireksia, diaporesis
with drawal    : penurunan tingkat kesadaran ,tidak ada  tanggapan pada nyeri ,depresi pernafasan , pernafasan lambat, apneu , ketidak seimbangan  cairan dan elektroklit ,intoksikasi   :mengantuk, perhatian berkurang ,penurunan fungsi mental ,penurunan kemampuan memahami, gangguan memori, penurunan kemampuan mengambil keputusan , kerusakan koordinasi motorik : hiperefleksia, peningkatan reaksi ,penekanan bicara, ataksia,  penurunan kecemasan ,  eforia, labil, penghambatan ,disfungsi syaraf cranial : diplopia,nistagmus, penurunan nadi, penurunan tekanan darah dan respirasi

penelitian:   Opiat
Intoksikasi : hipotensi ringan  dengan tachikardia, penurunan respirasi,penurunan interaksi social ,miosis, kontraksi pupil abnormal ,eforia dengan
perubahan sensori persepsi, pemahaman buruk, gangguan memori , mengantuk, With drawal  :  hipotensi, shock ,atoni gastrointestinal ,  penurunan tingkat
kesadaran ,depresi pernafasan berkembang ke apneu dan respitarori arrest
, bradikardia,
Overdosis :  awal insomnia , nausea dan vomiting ,diare , kelemahan , kram abdomen , takikardi ,hipertensi ,muscle spasm ,nyeri otot dan tulang ,
 kecemasan , insomnia , peningkatan pernafasan ,berkeringat ,lakrikasi ,menguap , rhinorrhea (ingusan) , piloerection(merinding) ,gelisah
,anoreksia ,iritabilitas ,dilatasi pupil lanjut ,

penelitian:   Marijuana
Intoksikasi :  takikardia dengan hipotensi ortostatik , infeksi konjuntiva,
nistagmus ,peningkatan nafsu makan ,mulut kering ,perubahan terhadap
rasa penurunan kemampuan berkonsentrasi, pasif, lesu, kerusakan memory jangka pendek, mengantuk atau hiperaktifitas, perubahan sensori persepsi.
,With drawal  : depersonalisasi , waham curiga,reaksi kecemasan atau panic
, Overdosis : sama seperti kokain, iritabel , kesulitan tidur ,

penelitian:     Inhalants
intoksikasi : pleasant exhilaration, halusinasi penglihatan dan pendengaran
,bersin ,nausea dan vomiting , eforia, pusing, excitation,
with drawal  :  penglihatan kabur, diplopia, nistagmus , ketidakoordinasi
otot, penekanan bicara, penurunan refleks ,kardiak aritmia, edema pulmonary
,keinginan bunuh diri , bingung, kurang control diri, kesadaran menurun,
kejang , headaches, rtinnitus,
overdosis :  sama dengan alcohol ,

penelitian : Stimulan (amfetamin dan kokain)
Intoksikasi : peningkatan aktivitas psikomotor, tremor , peningkatan nadi dan
tekanan darah ,penurunan nafsu makan , midriasis ,penghambatan psikogis : impulsive, hiperseks kecemasan, keterbatasan dalam pengambilan
keputusan, clear sensori tampak kebingungan  halusinasi, penurunan keletihan, peningkatan harga diri,keinginan tinggi,  ketertarikan  lingkungan,
With drawal :   hiperaktifitas, ansietas, diaporesis dan hiperpireksia ,takikardia krisis hipertensi dengan vasokonstriksi extreme ,kebingungan halusinasi , paranoid (  berkembang menjadi delirium, serangan panic, waham curiga
dengan kekerasan dan perilaku menyerang ,kejang dan koma
,Overdosis : respon psikologik
withdrawal fase : anhedonia, anergia, ansietas  sangat membutuhkan
cocain respon fisiologik ,crash fase : tidak adanya drug craving
,depresi, agitasi, high drug craving, keletihan, keinginan untuk tidur, iskemia miokard ,distonia akut ,

berdasar hasil penelitian  maka diagnosa keperawatan yang dapat dilakukan
yaitu: koping pasien tidak efektif ,tujuan keperawatan, antaralain :
pasien dapat meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah,mengubah ubah gaya hidup, memakai terapi psikofarmaka secara tepat dan benar,mengatasi tanda dan gejala intoksikasi atau putus zat ,
 mengenali dampak pemakaian zat,meningkatkan motivasi untuk berhenti memakai zat, mengendalikan keinginan untuk memakai zat,
tindakan keperawatan, antaralain :
rundingkan bersama pasien tentang dampak pemakaian zat pada:kesehatan : tanda dan gejala intoksikasi dan penyakit fisik,sosial atau hubungan dengan orang lain ,

Tanda dan Gejala
 dibawah ini  menerangkan tentang tanda dan gejala intoksikasi dan tanda  gejala putus zat :
tanda dan gejala putus zat :
alkohol: cemas ,depresi ,muka merah , mudah marah , tangan gemetar ,
 mual muntah , tidak bisa tidur,
amfetamin: cemas,depresi, kelelahan,energi berkurang, tidur yang meningkat,
opiat :   nyeri, mata dan hidung berair,perasaan panas dingin,diare, gelisah,
tidak bisa tidur,
ganja : jarang ditemukan,
sedatif-hipnotik: cemas, tangan gemetar,perubahan anggapan,gangguan
daya ingat,tidak bisa tidur,
tanda dan gejala intoksikasi :
alkohol: mata merah,bicara cadel, jalan sempoyongan,perubahan anggapan ,
 penurunan kemampuan menilai,
amfetamin :selalu bergerak,berkeringat,gemetar,cemas,depresi,paranoid,
opiat:   eforia,mengantuk,bicara cadel,konstipasi,penurunan kesadaran,
ganja :   eforia,mata merah,mulut kering,banyak bicara dan tertawa,nafsu makan meningkat,gangguan anggapan,
sedatif-hipnotik:  pengendalian diri berkurang,jalan sempoyongan,mengantuk,
memperpanjang tidur, hilang kesadaran,