Selasa, 16 Februari 2021

gangguan jiwa 2




 gangguan psikosis 

gangguan psikosis merupakan salah satu jenis gangguan jiwa  paling berat,
beberapa  jenis gangguan psikotik, antara lain:  gangguan waham induksi , gangguan  skizoafektif, gangguan psikosis organik, gangguan skizophrenia, gangguan skizotipal, gangguan waham menetap, gangguan  psikosis akut dan sementara,  meskipun beraneka macam  jenis  gangguan psikosis,namun
gejala utama yang menonjol adalah cara   cara berpikir yang kacau, delusi
 salah paham , keliru salah  pengertian ,anggapan yang salah , gangguan isi pikiran, seperti delusi kebesaran, delusi persekusi, siar pikir, sisip pikir  ,percaya  hal hal yang mustahil  ,halusinasi  kesalahan persepsi,  halusinasi  kesalahan  dengar,  kesalahan  penglihatan, kesalahan  penciuman   kesalahan  perabaan  dan perilaku  aneh,  berdasar  hasil  Penelitian faktor biologis melihat  berbagai factor, seperti  faktor genetik, kerusakan otak, biokimia otak, penelitian  di bidang ini lebih banyak difokuskan pada gangguan psikotik tahap awal   atau psikosis episode pertama  , contohnya,  menyebut pengalaman.mereka sebagai ‘extra ordinary’,  gambaran utama pengalaman psikotik  adalah perasaan bingung yang berhubungan erat dengan perasaan takut , berdasar  penelitian yang  dimulai dari  pasien dari Bangsal Jiwa, RSU  prof. Dr ir .subandrio   dan RS  Khusus  prof. Dr ir  srikandi , Selanjutnya peneliti mengadakan kunjungan rumah untuk menentukan relawan yang sesuai dengan kriteria yaitu sakit yang pertama kali , berlatar belakang budaya Jawa dan tinggal bersama keluarga, Dari 75 pasien  yang dikunjungi, dipilih 10. pasien  yang memenuhi syarat  dan  bersedia  siap  berpartisipasi dalam   penelitian,
dengan  pendekatan etnografi, peneliti melakukan observasi survey interogasi  wawancara  dengan  relawan  dan wawancara mendalam   dengan keluarga yang    terlibat  dalam kehidupan relawan,  contohnya, peneliti mendatangi rumah  ,sekolah, rumah saudara ,rumah teman ,tempat kerja salah satu relawan, penelitian ini berjalan selama  3  tahun, yaitu mei    2007‐2009
 selain wawancara , peneliti juga memberikan tes proyektif yaitu sct (sentence completion test),  dan  htp (house tree tree person) ,
 narasi pengalaman psikotik dari   seorang pasien relawan bernama  chucky,
seorang  pasien   wanita muda berusia 18  tahun, di rumahnya  pada  sebuah hunian   pedalaman pelosok    desa terpencil   yang berjarak sekitar 40   kilometer dari kota malang  ,  untuk  menjaga privasi pasien , semua nama yang terlibat  dan nama lokasi  adalah bukan nama sebenarnya,  bila ada nama dan lokasi  yang sama  maka  bukan kesengajaan namun hanya   kebetulan semata,
ada  tema besar  dari pengalaman psikotik yang dirasakan oleh chucky. , pengalaman psikotik digambarkan sebagai suatu bentuk hilangnya kendali,
penerapan kebiasaan ’memendam perasaan sakit hati di dalam’ sebagai  suatu cara mengatasi masalah kehidupan,  chucky  bercerita  bahwa beberapa bulan sebelum sakit dia mengalami  konflik batin yang berasal   dari  masalah perbedaan sikap dengan orangtua , dan perbedaan pandangan dalam melaksanaan syariah islam dengan teman satu kampus  di universitas merdeka, konflik antara chucky  dan orangtua  menggambarkan  perbedaan pandangan  antara generasi
tua yang berbudaya   tradisional  dan generasi muda  yang  modern,  orangtua  chucky  memaksa  chucky   harus sudah menikah ,.di sini  orangtua     chucky  mewakili budaya jawa  tradisional , pasien  mengalami tekanan jiwa ,
chucky   mewakili  pola gaya  budaya   generasi  modern yang memajukan  pengembangan pribadi, ingin  mencapai tingkat pendidikan yang lebih tinggi, dan  mempunyai karir ,  pernikahan ini  yang melatar belakangi sakitnya,  
sebelum sakit dia mengalami konflik  berkaitan dengan pengmalan syariah
islam. sebagai muslimah yang dibesarkan dalam atmosfer jawa dan islam,
gaya religiusitas chucky  cenderung lebih toleran, ini ditunjukkan oleh caranya
berpakaian selama beberapa kali  pertemuan dengan peneliti. saat  pertama kali bertemu, chucky  tidak memakai jilbab,  ia dikritik oleh teman‐
temannya karena tidak sungguh sungguh mengikuti syari’ah islam. ia tampak tertekan oleh masalah ini,  hasil interpretasi tes htp. ini mengindikasikan bahwa ia suka berhubungan secara sosial dan lebih tertarik melakukan kegiatan di luar rumah, menyendiri   terpaku pada pengalaman masa lalu.
mempunyai kecenderungan untuk agresif dan melawan peraturan .
chucky  merasa bahwa  memendam perasaan sakit hati perasaan  ke dalam ikut andil sebagai penyebab  sakitnya, bermacam‐macam emosi yang di simpan di dalam hati  sehingga tidak terungkapkan, lalu  meledak,  di sini pengalaman psikotiknya
 sebagai hilangnya kendali,  dari bingung sampai teror, dicirikan oleh adanya persepsi  terhadap dimensi ruang dan waktu yang  kacau balau ,
 pengalaman psikotiknya mulai muncul ketika dia mengikuti workshop sebuah lsm dimana dia merasa diejek orang   lain karena ternyata dia adalah anggota   yang paling  muda disitu ia mulai merasakan adanya perubahan dunia di sekitarnya. dia melihat wajah anggota   workshop itu  berubah‐ubah. kadang tampak seperti  wajah teman dekatnya, kadang berubah jadi orang   asing,  pada waktu perjalanan pulang ke rumah, perubahan itu menjadi semakin jelas dalam pandangan chucky,  lalulintas tampak berbeda, sawah di desanya dilihat seperti   padang mahsyar, dan ia menganggap rumahnya adalah
kuburan angker , perubahan persepsi  anggapn  terhadap lingkungan  sekitar semakin lama semakin parah. ia melihat air di sumur menjadi air selokan yang kotor, suara  burung‐burung didengarnya sebagai  suara  datangnya  hari kiamat,  chucky tidak mampu mengenali dirinya sendiri saat bercermin,  chucky   seakan hidup di dunia lain,   adanya perasaan bahwa dirinya transparan, di mana ia
merasakan kehadiran  sesuatu  pasien lain atau mahluk lain  yang mempunyai kekuatan  untuk memasuki pikirannya. chucky  yakin bahwa  sesuatu  itu dapat membaca  pikirannya,  chuckyj  uga mengalami perubahan dalam persepsi terhadap  dimensi waktu. dia merasakan masa lalu dan masa depan seolah terjadi pada saat ini, chucky  yang merasa menjadi pusat perhatian seluruh
dunia, radio dan televisi  membicarakan dirinya, chucky  merasa
yakin bahwa ia adalah pencuri yang berubah menjadi babi dalam cerita
rakyat tentang babi ngepet, ia juga yakin bahwa ia adalah malin kundang, si anak  durhaka dalam mitologi dari sumatra,  chucky juga merasa menjadi tommy soeharto yang dituduh korupsi dan diadili di jakarta,
selain perasaan bersalah, perasaan bingung juga tampak jelas berkem‐
bang sebagai reaksi terhadap persepsi tentang dunia yang berubah‐ubah.
dan termanifestasi dalam tingkahlaku . ia berlari bolak‐balik di dalam rumah, mencoba mendirikan shalat. kadang berdiri, kadang membungkuk, namun tidak ada yang benar, perasaan takut ini kemudian diikuti oleh perasaan serem. dia merasa dirinya diteror. ada kemiripan antara sakit chucky dengan pengalaman pasien ‐pasien  yang  mengalami psikosis awal,
slendrina (28 th), pasien  ibu muda dengan anak berumur satu tahun. dia  bekerja di sebuah perusahaan pembuat sarung tangan,  sebelum sakit, slendrina
telah lama mengalami masalah keluarga, suaminya tiba‐tiba memaksa dia untuk tinggal bersama orang  tuanya. padahal  di rumah mertuanya slendrina dan suaminya  harus tinggal bersama dengan dua  saudara yang semuanya sudah berkeluarga. jadi ada empat keluarga yang tinggal di bawah satu atap,  semula slendrina berusaha menolak,  akhirnya terpaksa dia mengalah. slendrina hanya bisa memendam perasaan sakit hati masalahnya di dalam hatinya sendiri.  bahwa
pada suatu tengah malam jam 12 tepat  , saat ia akan sembahyang di ruang sembahyang tempat  kerjanya,  tiba‐tiba seseorang  tanpa sengaja, melempar sandal dan mengenai  wajahnya, pengalaman   yang kedua terjadi pada hari yang sama. saat sedang mengendarai sepeda motornya dalam perjalanan pulang, sebuah sepeda tiba‐tiba menyeberang dan bertabrakan  dengannya,
jatuh dari sepeda motornya. walaupun hanya luka ringan, saat tiba di rumah
slendrina mulai menunjukkan tingkahlaku  psikotik,.
fredy krueger  20 th , pasien  mahasiswa  mempunyai kemiripan dengan chucky  pada  kecenderungannya untuk menyembunyikan masalah di dalam dirinya,
keluarganya mengeluhkan bahwa  fredy krueger tidak pernah mendiskusikan
masalahnya dengan keluarga , interpretasi htp‐nya membenarkan bahwa fredy krueger mempunyai kecenderungan untuk terfokus  pada dirinya sendiri, cenderung melawan pasien  lain, yang mengakibatkan adanya perasaan terasing. sebelum sakit, fredy krueger memendam perasaan sakit hati cukup lama permasalahan seksualitas.  pada  kasus fredy krueger, pengalaman kaget terjadi pada suatu tengah malam  saat ia sedang.mengobrol dengan tetangga  di bawah pohon durian di  kuburan   belakang rumahnya ,  tiba‐tiba, sebuah durian jatuh menimpa tepat di kepalanya, semua pasien  menertawakannya karena kejadian yang tidak biasa ini,  fredy krueger mulai mengalami halusinasi,  setelah setahun pengobatan, fredy krueger mulai sembuh dan kuliah lagi,  namun suatu hari dia hampir saja kejatuhan buah durian  lagi. meskipun kali ini buah.durian  itu tidak sampai mengenai.kepalanya, namun sangat mengejutkan dia, pengalaman ini sebagai penyebab penyakitnya menjadi kambuh,
martini   19  th  sangat pendiam  ,mempunyai  kecenderungan memendam perasaan sakit hati di dalam yang  paling besar,  hal ini didukung oleh tes htp. tes itu
mengungkap bahwa martini mempunyai kepribadian yang sangat cenderung impulsif , agresif,introvert. ia  kesulitan dalam pergaulan  sosial dan cenderung hanya memberi  sangat sedikit  perhatian untuk pasien  lain,
martini mengalami pengalaman  kaget yang bersifat psikologis ,yang   terjadi
ketika dia pergi ke sekolah dan keliru  mengenakan pakaian seragam hari itu,
padahal dia baru saja masuk ke sekolah. hari itu martini merasa bahwa
semua pasien  menertawakannya,  ia  menjadi sangat malu. sepulang sekolah
martini menjadi bingung, dan  kemudian menjadi psikotik,
berbagai persoalan sosial psikologis, khususnya  antara nilai‐nilai tradisional dengan  nilai‐nilai   gaya hidup modern.membangkitkan  konflik.
tahap memendam perasaan sakit hati di dalam ditandai oleh upaya para relawan untuk menjaga  konflik,  menyembunyikan emosi dan konflik.tidak hanya merupakan kecenderungan  psikologis, namun juga didasarkan pada.nilai‐nilai budaya,  tujuan dari memendam perasaan sakit hati di dalam adalah untuk mendorong kehidupan yang tentrem, tenang, dan damai. di lain pihak, ada kemungkinan bahwa hal itu membuat masing masing pasien rentan.terhadap gangguan  psikotik. kebiasaan memendam perasaan sakit hati di dalam  sendiri  sekarang ditentang oleh  psikologi   yang menyatakan bahwa lebih baik untuk membiarkan emosi terungkap. bahwa kaget, baik secara fisik  maupun psikologis, dipandang sebagai penyebab pasien kehilangan kendali, dan karena itu memicu gangguan.  dalam tahap hilang kendali, relawan menjelaskan reaksi mereka terhadap  pengalaman halusinatif dan delusionalnya sebagai suatu ketakutan bahkan.teror. bagian yang tampak jelas dalam  tahap ini adalah bingung. bagian ini sama dengan pengalaman pasien ‐pasien  yang  mengalami psikosis awal , bingung tidak hanya dipakai oleh relawan untuk menjelaskan pengalaman psikotik  mereka, namun juga untuk menyebut gangguannya untuk menghindari stigma.ada suatu tema pusat mengenai kendali dalam konsepsi pasien  jawa yang dapat dipakai  untuk memahami gangguan psikosis. relawan diharapkan mengontrol diri  dengan memendam perasaan sakit hati konflik dan berbagai persoalan sosial‐psikologis, agar  pasien dapat tetap merasa tentrem.
ancaman utama dalam kondisi adalah kaget, yang merusak kendali pertahanan
masing masing pasien. saat sakit, relawan mengalami hilang kendali, yang ditandai oleh keadaan bingung, yang sebenarnya merupakan pertanda awal awal dan sekaligus sebagai gejala psikosis.




skizofrenia merupakan salah satu penyakit otak yang  tergolong ke dalam jenis
gangguan mental ,
pasien skizofrenia dianggap mempunyai kepribadian ganda, padahal
sebenarnya penyakit ini memengaruhi emosi, persepsi,  pasien mempunyai kepribadian tunggal,  skizofrenia tidak  mudah untuk  bisa diobati,  penyakit ini mempunyai tingkat kekambuhan yang tinggi,  penyakit skizofrenia  ini disebabkan oleh  gangguan konsentrasi neurotransmiter otak, perubahan reseptor sel-sel otak, dan  kelainan otak struktural,  bukan karena alasan psikologis. pasien  mempunyai  pemikiran, perasaan, emosi, ucapan,  perilaku yang tidak normal, yang  memengaruhi kehidupan, pekerjaan, kegiatan sosial, dan kemampuan untuk  mengurus diri  sehari-hari,
 gejala penyakit ini  biasanya muncul dalam rentang usia 20 hingga 30 tahun, tingkat kekambuhannya  sangat tinggi jika tidak dilakukan tindakan pengawasan  pencegahan pengobatan  perawatan ,
ciri ciri  pasien yang  lebih rentan terhadap Skizofrenia,yaitu
pasien yang mempunyai riwayat turunan skizofrenia dalam keluarga,
 pasien  yang terjangkit virus saat berada dalam kandungan,
tidak ada tindakan pencegahan yang mempunyai tingkat keberhasilan 100%,
namun kemungkinan  kambuhnya penyakit ini bisa dikurangi dengan   meluangkan waktu istirahat yang  cukup untuk membantu menjaga kesehatan mental , menghindari penyalahgunaan obat obatan ,cara cara  menghilangkan stres, menjaga pola pikir positif,
penyebab skizofrenia   belum diketahui,  namun kemungkinan   terkait dengan lesi pada otak  dan adanya   masalah  kelainan  genetika dan  ditambah   faktor  psikologis,  bahwa struktur  otak dan sistem saraf pusat dari pasien skizofrenia, sangat  berbeda dengan pasien  normal pada umumnya, .sekresi dopamin, neurotransmitter di otak, dari pasien skizofrenia lebih tinggi  dibandingkan  pasien  normal pada umumnya,
pasien skizofrenia  memiliki gejala ,antaralain :
gejala positif atau  gejala akut  merupakan pikiran  pemikiran yang tidak normal, bersifat surreal,  termasuk:
delusi: mempunyai suatu keyakinan yang sangat  kuat terhadap suatu hal saja  tanpa dasar , mempunyai suatu keyakinan yang  teguh walaupun keyakinan yang dimilikinya salah dan keyakinan yang dimilikinya  tidak ada   bukti menyatakan membenarkan keyakinannya  dan keyakinannya  tidak bisa
dibenarkan  dengan  cara cara   logika dan akal sehat, contoh jika keyakinan pasien skizofrenia  bahwa bumi itu berbentuk kotak maka pasien skizofrenia tidak akan percaya kalau dirinya salah walaupun diyakinkan dengan cara cara   logika dan akal sehat,
 gangguan pikiran: pasien skizofrenia merasakan  pikirannya  tidak jelas,berubah ubah kadang  bahagia  senang  gembira tertawa tawa  kadang tiba tiba mendadak menangis  sedih susah  tanpa sebab apapun ,  kurangnya  pikiran  logika, bicara kacau  tidak teratur, kadang tiba tiba mendadak  berbicara dengan dirinya sendiri  tanpa ada orang lain didekatnya,
perilaku aneh: sering  ketahuan ditempat tempat umum suka berbicara dengan dirinya sendiri, berbicara dengan patung ,tembok mobil truck bus sepedamotor ,
menangis  sambil  tertawa  terbahak bahak  secara tidak terduga atau bahkan memiliki  car  berpakaian yang aneh,
halusinasi: pasien skizofrenia merasakan  kehadiran  sesuatu  penampakan yang sangat nyata, namun  sebenarnya di alam nyata penampakan penampakan yang dilihatnya itu sebenarnya tidak ada, sehingga pasien skizofrenia cuma  hanya sekedar  berkhayal berimajinasi saja  tentang kemunculan penampakan itu,
gejala negatif  atau  gejala kronis  lebih sulit untuk dikenali dibandingkan  
gejala positif  , gejala   negatif  ini antara lain:
kurangnya motivasi: hilangnya minat terhadap hal-hal di sekitarnya, bahkan
kebersihan pribadi dan perawatan diri,perawatan intensif,
penarikan  diri  dari  sosial: menjadi tertutup diri , dingin, egois, terasing dari orang lain, berpikir dan melakukan  pergerakan  pergerakan  lambat,
 ekspresi wajah yang datar,
prosedur  tes kesehatan untuk  diagnosa   skizofrenia, antaralain :  
 evaluasi psikologis: melalui tanya jawab riwayat penyakit bersama keluarga pasien ,terduga pengidap  skizofrenia ,memeriksa riwayat lingkungan , melakukan survey ke tempat tinggal    terduga pengidap skizofrenia  percakapan, kuesioner, agar  dokter   bisa memahami dengan lebih dalam perasaan isi hati terduga pengidap  skizofrenia ,kemudian  agar  dokter   bisa
 menganalisa  gejala yang ada  pada   pasien, untuk mendiagnosa  apakah pasien  memang benar benar  menderita skizofrenia atau  cuma hanya  sekedar  berpura pura bersandiwara  berakting  meniru pasien berpenyakit mental lainnya,  skizofrenia  sudah bisa  dibagi  bagi   lagi menjadi jenis  skizofrenia tidak terorganisir,  skizofrenia residual,  skizofrenia  paranoid, skizofrenia  katatonik, dokter  juga  menanyakan apakah pasien  sudah pernah mengonsumsi minuman beralkohol  narkoba  obat kimia berbahaya lain ,
 analisa   sampel darah, pemindaian tomografi terkomputerisasi atau mri
(pencitraan resonansi magnetik - magnetic resonance imaging) mampu  
membantu dokter  mengabaikan   faktor   gangguan fisik lain yang mungkin bisa  menyebabkan pasien merasa yakin sudah memiliki penyakit skizofrenia,
dokter mungkin saja  bisa  menyarankan pengobatan  untuk mengendalikan kecemasan ,  mengurang ngurangi atau menghilangkan  melenyapkan  gejala  delusi, halusinasi,  jalan pemikiran  yang tidak  teratur, berusaha  membantu pasien  agar  pasien bersedia  kembali ke kehidupan  nyata, ada efek samping dari obat ,seperti  detak jantung yang cepat,   kekakuan otot, peningkatan berat badan pergerakan pergerakan  lambat, tangan bergemetaran , mulut kekeringan, sembelit, kelelahan,  dokter  memberi resep   dua jenis obat antipsikotik (obat untuk penyakit  mental), yang merupakan  antipsikotik atipikal (contohnya  olanzapine  clozapine, risperidone )   dan antipsikotik tipikal (contohnya  fluphenazine,haloperidol, thioridazine ) ,






ekskalasi   agresifitas  pasien remaja , sebenarnya  wajar  dilakukan oleh pasien remaja, sebab  pasien remaja pada dasarnya  mempunyai karakter yang labil,cari cari kesenangan , egois, tahap  pasien remaja merupakan  tahap paling berisiko  dalam  semua  tahap kehidupan  seseorang, tahap  pasien remaja  selalu    mempunyai masalah dalam   keluarga seperti masalah keharmonisan, hubungan orangtua anak , keuangan, masalah  percerian ,
pakar sosiologi  mengatakan bahwa  kenakalan pasien remaja atau  juvenile
delinquency merupakan gejala patologis  sosial pada pasien remaja yang disebabkan oleh  satu bentuk pengabaian sosial. akibatnya, mereka bertingkahlaku   menyimpang,
masa pasien remaja  dikenal dengan istilah  masa pemberontakan. pada masa-masa  remaja   seorang anak yang baru mengalami pubertas selalu  bersifat   gejolak  emosi, menarik diri dari keluarga,  memicu  banyak masalah ringan sepele, baik di dalam rumah, di sekolah,  di lingkungan luar  maupun di
lingkungan pergaulan . kenakalan pasien remaja  sudah dikatakan melebihi batas  yang sewajarnya,  anak anak  dibawah umur sudah  belajar  mengenal rokok, narkoba,  free sex, tawuran  , pencurian,dan  tindakan kriminal lainnya yang menyimpang  dari norma-norma  adat istiadat peraturan  yang berlaku di masyarakat  sehingga  berurusan dengan hukum, meskipun begitu, fenomena kenakalan pasien remaja  tetap  adalah sesuatu yang normal. sebab saat  pasien  beranjak pasien remaja, beberapa perubahan terjadi,  baik dari segi fisik maupun mental,  perubahan perubahan psikologis yang terjadi di antaranya
adalah para pasien remaja cenderung untuk resisten  dengan segala peraturan yang membatasi  kebebasannya. karena perubahan itulah   pasien remaja melakukan hal-hal yang dianggap orang lain nakal ,.meskipun karena akibat adanya  faktor yang   alami, karena itu, peran  orangtua sangat berpengaruh dalam membentuk  kepribadian pasien remaja ini, sayangnya, tidak semua orangtua  mengetahui bagaimana bersikap terhadap perubahan anaknya,tidak  mengetahui   bagaimana cara mendidik anaknya , tidak  mengetahui   bagaimana karakter sifat keinginan dan cita cita anaknya,
  orang tua tidak mampu  berusaha untuk memahami anaknya   , sehingga
para orangtua justru  dianggap  membiarkan menganggap   nakal adalah biasa ,    orang tua   mengekang kebebasan anak tanpa  memberikannya hak untuk anak,
para orangtua  mengekang kehendak  anak ,
para orangtua memiliki suatu aturan yang keras terhadap anaknya, para orangtua  gagal membina mendidik anaknya, para orangtua membatasi kebebasan   tingkahlaku anak-anaknya yang sesuai aturan para orangtua masing,masing,  bahkan terkadang anak anak   bertindak melawan para orangtua  mereka, Sehingga  terjadi konflik dalam  keluarga,
pemberontakan atau  perlawanan    anak dalam keluarga  memicu depresi, galau  resah  anak,   pemicu masalah  kenakalan pasien remaja diakibatkan dari berbagai  macam persoalan,  akibat dari salah orang  tua didalam cara cara   mengetahui karakterbanaknya atau orangtua  yang terlampau sibuk dengan pekerjaannya,  dikarenakan   memilih teman pergaulan ,   lingkungan pergaulan yang negatif  yang    mempengaruhi  kepribadian anak  hingga  dapat mengakibatkan  anak  terjerumus  didalam  pergaulan yang salah ,
pasien remaja adalah waktu manusia berumur  belasan tahun. pada masa pasien remaja manusia  tidak dapat dinamakan sudah dewasa namun tidak
dapat pula dinamakan anak-anak. masa pasien remaja  adalah masa peralihan manusia dari ana �anak menuju dewasa.pasien remaja merupakan  masa peralihan antara masa anak dan masa  dewasa,
perkembangan kognisi pasien remaja berimplikasi  pada perkembangan sosialnya, Dalam lingkungan   sosial  pasien remaja dapat dilihat adanya dua macam gerak  yaitu gerak meninggalkan diri dari keluarga  dan gerak menuju teman sebaya,  Gerak itu  merupakan reaksi dari status interim yang  dialami pasien remaja yang menunjukkan  usaha  pasien remaja untuk masuk kedalam lingkup sosial  yang lebih luas.
bahwa pasien remaja  diartikan sebagai masa perkembangan transisi  antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan sosial-emosional,biologis, kognitif,   Batasan usia pasien remaja yang   digunakan adalah antara  12 hingga 21 tahun. Rentang waktu usia pasien remaja  ini  dibedakan atas tiga, yaitu: 1.12 sampai  15 tahun, Masa pasien remaja awal; 2. 15 sampai 18 tahun,  Masa pasien remaja pertengahan; 3. 18 sampai 21 tahun, Masa pasien remaja akhir,
pasien remaja  adalah suatu masa-masa transisi dari masa awal  anak anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12
tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga  22 tahun,  Masa pasien remaja bermula pada perubahan perubahan  biologis mental psikologis  yang cepat,  perkembangan karakteristik keinginan harapan cita cita angan angan kesenangan,hobi,bakat,Pada perkembangan ini, pencapaian  keahlian kemampuan kecerdasan kepintaran kepandaian  atau kemandirian dan identitas yang  menonjol  akan ditampilkan ,
(perkembangan  dalam hal  pola  pemikiran apakah  akan  semakin logis, atau  abstrak, idealistis apakah  akan  menjadi  karakter pemimpin atau bawahan ) dan semakin banyak ekpresi lain   didalam  atau di  luar lingkungan   keluarga didalam  atau di  luar lingkungan  sekolah ,didalam  atau di  luar lingkungan  pergaulan sehari harinya,  pasien remaja bersikap  bergaya   remaja pada umumnya  bukan  seperti  perilaku   anak anak atau perilaku  orang tua , karena pasien remaja  sudah tidak memiliki sifat kekanakan maupun terlalu bijaksana bagaikan perilaku  orang tua terutama karakter tokoh agama psikolog guru pendidik pemberi comtoh , perilaku  golongan anak anak  dibawah  usia 15 tahun sangat  berbeda  dengan  perilaku  pasien remaja    namun perilaku  pasien remaja    tidak bisa  berada dalam  golongan dewasa atau tua,
ciri-ciri pasien remaja usianya antara 12 sampai  20 tahun   dibagi dalam tiga tahap yaitu; Adolensi  dini, adolensi menengah, dan adolensi akhir.
Penjelasan ketiga tahap ini sebagai berikut:
a. Adolensi  awal
tahap ini berarti preokupasi seksual yang  meninggi naik   hingga ada dipuncak  kenikmatan  yang  menurunkan  daya kreatif  ketekunan, mulai memisahkan diri dari lingkungan   agama sekolah  dan  orang tuanya dan membentuk
komunitas kelompok kawan pergaulan bebas  yang  menghalalkan segala macam bentuk perilaku memuja kebebasan  kesenangan   sehingga tingkah
laku kurang dapat dipertanggungjawabkan Seperti tingkahlaku di luar kebiasaan, delikuen,   defresif ,merokok,minuman keras, narkotika ,obat obatan kimia berbahaya, berjudi, bermain video game,seks bebas, bergadang hingga malam malam namun semua itu hanya cuma sekedar main main untuk mencari hiburan saja tidak ada dari mereka yang serius sampai menjadi perokok pemabuk pecandu narkotika penjudi  pemain game  pemerkosa yang sejati sebenarnya ,
b. Adolensi menengah
tahap ini  yaitu  Hubungan batin  dengan  apa yang sudah mereka dapatkan  dicita citakan sudah   mulai meningkat meninggi naik   hingga ada dipuncak  kenikmatan  ,fantasi  dan fanatisme terhadap berbagai halusinasi  delusi ilusi fatamorgana  khayalan  yang sementara dan tidak nyata mulai dirasakan bagaikan ada dialam nyata didunia,
c. Adolesensi akhir
Pada masa ini pasien  mulai  benar benar   lebih  mantap  dalam ruang penghayatannya  Ia akan  bersifat  menerima     mengerti
  malahan sudah  mulai menghargai    orang lain  dalam  kondisi ini, pasien sangat  memerlukan bimbingan dengan  baik adil   bijaksana , dari orang-orang guru agama , guru pembimbing   di  sekitarnya yang bisa menuntun mengarahkan menunjukkan  tujuan hidup manusia didunia,
bahwa perubahan mental moral  spiritual  rohani  sudah mulai timbul, pasien remaja telah mulai mencoba   berfikir  abstrak ,
Pertumbuhan fungsi-fungsi psikis yang satu  dengan yang lain tidak dalam keadaan seimbang  akibatnya anak sering mengalami pertentangan
batin dan gangguan  pemikiran   dinamakan gangguan  integrasi. Kehidupan sosial anak pasien remaja mengakibatkan  mereka  berusaha melepaskan diri fihak manapun, meskipun  di sisi lain masih tergantung pada orang lain ,
Dengan demikian terjadi pertentangan antara  hasrat kebebasan dan perasan tergantung dengan orang tua, pada masa pasien remaja akhir umumnya telah
mulai mencari  cari dan merasakan  nilai-nilai hidup, cinta,  persahabatan, agama, kesusilaan, kebenaran  dan kebaikan. Masa ini biasa dinamakan masa
pembentukan dan menentuan nilai dan citacita,  anak mulai berfikir  tentang tanggung jawab sosial, agama moral,  anak mulai berpandangan realistik, mulai
mengarahkan perhatian pada teman hidupnya  pada karir pekerjaan uang , kematangan jasmani dan rohani,  mempunyai keyakinan dan pendirian yang tetap  dan berusaha mengabdikan diri dimasyarakat , ini semua  ciri pasien remaja yang menonjol, yang sudah hampir masuk ke masa masa   dewasa,
kebanyakan   pada masa remaja akhir    maka  kemampuan kognitif nya  sudah mulai  berkembang, sehingga pasien remaja tidak hanya  mampu membentuk pengertian mengenai apa  yang ada dalam pikirannya, namun pasien remaja akan  berusaha  untuk mengetahui pikiran orang  lain tentang tentang dirinya ,
 oleh karena itu tanggapan dan penilaian  orang lain tentang diri masingmasing akan dapat  berpengaruh pada bagaimana masingmasing menilai  dirinya sendiri,
sedang  pasien remaja nakal biasanya  mempunyai sifat memberontak, ambivalen  terhadap otoritas, mendendam, curiga, implusif  dan menunjukan kendali batin yang kurang,  mendukung perkembangan  konsep diri yang negatif.  kebanyakan  pasien remaja ini    dibesarkan  dalam keluarga yang kurang harmonis dan  mempunyai konsep diri negatif kemungkinan  mempunyai kecenderungan yang lebih besar  menjadi pasien remaja nakal dibandingkan pasien remaja  yang dibesarkan dalam keluarga harmonis dan  mempunyai konsep diri positif, Ciri perkembangan psikologis pasien remaja  tipe ini  adalah adanya emosi yang meledak-ledak, sulit  dikendalikan, cepat  frustasi depresi  gelisah cemas tanpa ada sebab jelas ,sedih, putus asa  ,berpikiran jangka pendek,   melawan dan memberontak,Emosi tidak terkendali ini disebabkan oleh  adanya  konflik peran yang sedang dialami pasien remaja.
 emosi pada masa pasien remaja jenis tipe ini   masih  sangat  labil karena erat hubungannya   dengan keadaan hormon.  Suatu saat pasien remaja dapat sedih sekali, dilain  waktu dapat marah sekali  kemudian kadang kadang  berubah sangat bahagia senang gembira  , Emosi pasien remaja  jenis ini  lebih
kuat  menguasai diri sendiri dibandingkan  peran   pikiran yang realistis,   emosi pasien remaja  tenggelam dan munculnya    adalah ada   pengaruh tuntutan orang  tua dan masyarakat, yang akhirnya memaksa   mendorong  pasien remaja untuk menyesuaikan diri dengan situasi  dirinya yang baru,  kecerdasan
emosi akan mempengaruhi cara penyesuaian  pribadi dan sosial pasien remaja,  Bertambahnya  ketegangan emosional  membuat penyesuaian terhadap pribadi dan sosial pasien remaja,    pasien remaja  akhir  mulai bersikap kritis seleksi  dan tidak bersedia   begitu  saja menerima pendapat dan perintah orang lain,  pasien remaja akhir akan selalu   menanyakan alasan mengapa sesuatu
perintah dianjurkan atau dilarang, pasien remaja tipe ini  tidak  mudah diyakinkan tanpa  ada  penjelasan nyata logis  dan   jalan pemikiran yang  logis. Dengan perkembangan psikologis pada  pasien remaja, terjadi kekuatan mental, peningkatan  kemampuan daya fikir, kemampuan mengingat  juga  memahami, dan terjadi peningkatan  keberanian dalam mengemukakan pendapat,
 pasien remaja  akhir  sering  mengalami dilema  keraguan kebingungan ketidaktahuan  yang sangat besar antara  pilihan untuk  mengikuti kehendak orang tua atau mengikuti  kehendaknya sendiri. Situasi ini dinamakan  dengan
ambivalensi dan hal ini akan menimbulkan gangguan mental  pada diri pasien remaja,  gangguan mental   ini akan  mempengaruhi pasien remaja dalam berperilaku  dalam usahanya untuk  mandiri, sehingga sering menimbulkan
hambatan dalam penyesuaian diri terhadap  lingkungan sekitarnya, bahkan dalam beberapa  kasus tidak jarang pasien remaja menjadi frustasi dan
memendam kemarahan yang mendalam kepada  orang tuanya dan orang lain disekitarnya,  kemarahan itu seringkali di  ungkapkan  di nyatakan  dengan tingkahlaku tingkahlaku yang aneh   terhadap orang tua maupun orang
lain yang dapat membahayakan dirinya sendiri  maupun orang lain disekitarnya,
Kenakalan pasien remaja (Juvenile Delinquency)  yaitu tindak   kejahatan   yang dilakukan  oleh anak-anak muda, yang merupakan  pelampiasan dari tanda  gejala  sakit  rohani psikologis mental spiritual (Patologis)  anak anak dan pasien remaja yang disebabkan oleh satu  bentuk respon akibat  kekacauan pikiran  sehingga mereka  itu  tidak sadar  telah  memiliki  bentuk tingkah laku yang  aneh  yang  menyimpang,
Pengaruh lingkungan  sosial  jahat yang  negatif  sekitarnya  dan kultural negatif  sangat  memainkan  peran yang besar dalam  usaha usaha  pembentukan atau  pengkondisian tingkah laku criminal anak anak pasien remaja.
 tingkahlaku anak-anak pasien remaja yang sudah dibentuk  oleh    pengaruh lingkungan  sosial  jahat yang  negatif akan  menunjukkan tanda-tanda  tidak
adanya konformitas terhadap norma-norma  sosial, mayoritas kenakalan pasien remaja  akan sangat mudah dibentuk  saat  anak sanpai berusia 21  tahun. sehingga  angka tertinggi tindakan kejahatan ada  pada usia 15–19 tahun, dan sesudah umur 22  tahun kasus kejahatan yang dilakukan oleh
pasien remaja akan menurun drastis,
untuk alasan hukum  dilakukan pembedaan antara pelanggaran
indeks dan pelanggaran status: pelanggaran  indeks (index offenses); adalah tindakan  kriminal yang dilakukan oleh pasien remaja maupun  orang dewasa, seperti  pemberontakan, kudeta  ,perusakan ,perampokan, tindak  penyerangan, pemerkosaan, pembunuhan. pelanggaran status (status offenses); adalah
tindakan yang tidak seserius  pelanggaran  indeks, seperti melarikan diri, membolos,  minum minuman keras dibawah usia yang  diperbolehkan, hubungan seks bebas dan anak  yang tidak dapat dikendalikan. tindakan ini
dilakukan pasien remaja dibawah usia tertentu yang  membuat mereka dapat digolongkan sebagai .pelaku pelanggaran pasien remaja,     
banyak jenis   tingkah laku yang  dianggap termasuk kenakalan dan dimasukkan
dalam penggolongan tingkah laku tidak normal   yang digunakan secara meluas.gangguan  tingkah laku (conduct disorder) adalah istilah  diagnosa psikiatri yang digunakan bila sejumlah  tingkah laku seperti  berbohong ,membolos, melarikan  diri,  pembakaran, menganiyaya binatang, membobol  masuk tanpa  ijin, perkelahian  Muncul dalam  kurun waktu 6 bulan. Bila tiga atau lebih  tingkah laku itu muncul sebelum usia 15  tahun dan anak atau pasien remaja itu dianggap  tidak dapat diatur  diarahkan di atasi  atau diluar kendali, maka  diagnosa klinisnya adalah gangguan tingkah laku,
anak-anak dan pasien remaja yang melakukan hal-hal yang merusak atau
mengakibatkan kerugian  bagi orang lain.  maka  para psikiater mendiagnosis mereka sebagai  conduct disorder. bila tingkah laku demikian  membuat para pasien remaja melakukan tindakan  ilegal, masyarakat menganggap mereka pelaku  kejahatan (delinquents),
kenakalan pasien remaja mungkin juga ada  berhubungan erat  dengan hormon pertumbuhan yang fluktuatif  sebagai pemicu tambahan , sehingga mengakibatkan tingkahlaku pasien remaja tidak bisa  diperbaiki  disadarkan dibina dididik sama sekali ,  ada sangat  banyak  faktor lain  yang tidak bisa diketahui hingga saat ini yang  mengakibatkan tingginya  angka kriminalitas  di kalangan pasien remaja kenakalan  pasien remaja dibagi  kedalam tiga tingkatan, yaitu: 1. kenakalan sepele , seperti suka berbohong berpura pura hanya cuma sekedar pada sesama teman temannya  , suka  keluyuran, membolos sekolah, pergi dari rumah bersama teman teman  tanpa ijin  pamit untuk  bermain  diluar rumah , tidak berniat  serius sekolah ,malas belajar  ,malas bekerja,suka melamun, suka makan makanan yang tidak sehat  ,suka berbicara kotor tidak sopan, tidak pernah mandi  gosok gigi atau hal hal yang bisa merugikan kesehatan sendiri, menonton film  dewasa hingga larut malam, tidak menghormati orang tua  jika dinasihati  yang pada hakekatnya bertujuan untuk menunjukkan rasa keingin tahuan akan apa yang dialami   2. kenakalan yang menjurus  seperti mengendarai mobil motor dengan kondisi mabuk mabukan minum alkohol berlebihan ,mencuri kecil kecilan di pasar supermarket,  mengambil barang orang tua  , membully, merendahkan martabat harga diri orang lain,  coba coba  penyalahgunaan narkotika, yang pada hakekatnya bertujuan untuk bersenang senang,
3. kenakalan khusus  seperti  melakukan  hubungan  seks , membunuh ,memperkosa ,berjudi, pengeroyokan, penganiyayaan,merampok yang pada hakekatnya bertujuan untuk menguntungkan diri sendiri atau kelompok,
Pelaku kriminalitas dinamakan  seorang kriminal,  Selama kesalahan seorang kriminal belum  divonis  ditetapkan oleh  hakim, maka orang ini  dinamakan seorang terpidana   terdakwa. Sebab ini merupakan  asas dasar sebuah negara hukum: pasien tetap  tidak bersalah sebelum kesalahannya terbukti.
kenakalan pasien remaja digolongkan  dalam dua kelompok yang berhubungan dengan  norma-norma hukum, yaitu: 1.  Kenakalan  yang bersifat amoral dan sosial dan tidak  diatur dalam undang-undang, sehingga tidak
dapat digolongkan sebagai pelanggar  hukum, 2. Kenakalan yang bersifat melanggar  hukum dengan penyelesaian sesuai dengan  undang-undang dan hukum yang berlaku  sama dengan perbuatan melanggar hukum bila
dilakukan orang dewasa,
 kriminalitas atau kejahatan serius   itu bukan hanya  merupakan akibat adanya faktor  peristiwa herediter (bawaan  sejak lahir, warisan gen turun temurun dari nenekmoyang ras etnis  ) namun juga  akibat adanya faktor   Tindakan respon  refleks    pelaku  terhadap lingkungan ,
tindak kejahatan bisa dilakukan secara sadar atau tidak sadar  , contohnya, tindak kejahatan  yang  didorong oleh impuls-impuls yang sangat
hebat, didera oleh  rentetan  dorongan-dorongan paksaan  yang sudah   sangat kuat (kompulsi-kompulsi), ditambah   oleh obsesi-obsesi atau  alasan ada desakan batin untuk bisa melangsungkan kehidupannya sendiri, atau pemenuhan kebutuhan hidup  seperti mencuri menipu  karena faktor  kemiskinan yang sudah parah,   kejahatan bisa  juga dilakukan secara tidak sadar sama sekali  atau tidak sengaja untuk melakukan karena  reflek naluri contohnya  menabrak orang hingga tewas akibat mengantuk kerusakan mesin , atau kesalahan orang  yang ditabrak  tidak hati hati   menyeberang , karena terpaksa untuk  mempertahankan hidupnya seperti pegawai bank yang harus terpaksa  mengikuti kehendak   perampok  sebab  mendapat ancaman dari perampok yang akan membobol brangkas bank , atau  pasien  harus  berkelahi  melawan dan terpaksa membalas  menyerang  membunuh  perampok yang akan membunuhnya , dokter yang harus   terpaksa mengaputasi  organ badan pasien akibat kanker kronis,
sebenarnya motivasi para pasien remaja dalam  melakukan  tindak kriminalitas sering lebih sederhana  dan mudah dipahami contohnya: pencurian  perampokan  yang dilakukan oleh seorang pasien remaja, hanya  untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya ,
kejahatan  bisa dilakukan oleh orang tertentu , dimanapun  dan kriminalitas nampaknya kebanyakan  dilakukan  oleh pasien karena desakan kebutuhan  ekonomi  yang harus dipenuhi,  kejahatan seperti  pemerkosaan penipuan penodong,an   perampasan, perampokan  dapat dipelajari  dari buku buku ,artikel diinternet , film, tanpa adanya  buku buku ,artikel diinternet , film tentu
kriminalitas akan selalu gagal ,
kriminalitas  kejahatan sekarang ini,  sudah dapat dikatakan kriminal murni yang  dilakukan oleh pelaku,alasan  karena faktor  desakan kebutuhan  hidup hanya cuma sekedar  merupakan  dalih  alasan  yang selalu  diungkapkan  semua   pelaku dalam melakukan aksinya,  namun jika para  pelaku  kriminalitas ringan   bebas maka  kejahatan akan terulang  bahkan  yang  terjadi adalah   para  pelaku  kriminalitas ringan  yang sudah   bebas   akan membentuk komunitas  kelompok  yang merencanakan kriminalitas yang lebih serius yang   merupakan bentuk  pergerakan pergerakan baru berkembang menjadi  sindikat  besar terorganisir  secara berkelompok, dengan target besar  dan dengan keuntungan yang lebih besar dari sebelumnya,berbekal pengalaman yang didapat sebelumnya ,berbekal pengetahuan tentang cara cara merampok dari buku buku ,artikel diinternet , film  maka kejahatan  ini akan berhasil jika  dilakukan oleh orang orang  tertentu sehingga tidak mudah diungkap contohnya sudah ada banyak yang terjadi hingga sekarang,
adapun kejahatan yang  sering marak  dilakukan anak pasien remaja
 adalah pemerkosaan pemerkosaan ,sebab   kejahatan  ini  dianggap mudah dipelajari dan  mudah dilakukan oleh pelaku kejahatan usia  pasien remaja yang bermodalkan keberanian dan nekat yang hanya bertujuan untuk kesenangan,
adapun kejahatan yang  sering marak  dilakukan orang  dewasa
 adalah  perampokan sebab   kejahatan  ini   memerlukan keahlian strategi perencanaan matang yang hanya bisa dilakukan oleh orang  dewasa  yang memiliki kepandaian tinggi,  hasil  hasil  dari kejahatannya itu, mudah
juga untuk di-uangkan atau dijual langsung,  dan uang hasil aksi kejahatannya biasanya  digunakan untuk membeli kebutuhan dirinya  sendiri, seperti beli rumah mobil bus truck  , beli saham beli tanah sawah  untuk membuka usaha bisnis besar,seperti pabrik ,perusahaan angkutan barang dan jasa ,
 tingkahlaku   pasien remaja bisa disebabkan  oleh faktor dari pasien remaja itu sendiri (internal)  maupun faktor dari luar (eksternal).
faktor internal:
1. krisis identitas: perubahan biologis dan  sosiologis pada diri pasien remaja memungkinkan  terjadinya dua bentuk integrasi. pertama,  terbentuknya perasaan akan konsistensi  dalam kehidupannya. kedua, tercapainya  identitas peran. kenakalan ramaja terjadi .karena pasien remaja gagal mencapai masa
integrasi kedua,
2. kendali diri yang lemah: pasien remaja yang tidak  bisa  membedakan tingkah
laku yang dapat diterima dengan yang tidak  dapat diterima , begitupun bagi mereka yang telah  mengetahui perbedaan dua tingkah laku  itu, namun tidak bisa mengembangkan  kendali diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.
faktor eksternal:
tidak adanya hubungan baik atau   komunikasi antar anggota
keluarga, atau perselisihan antar teman bergaul   memicu tingkahlaku negatif
pendidikan yang salah di  keluarga , seperti terlalu memanjakan anak, tidak  memberikan pendidikan agama, penolakan terhadap eksistensi anak,
hubungan teman sebaya yang kurang baik atau pengaruh pergaulan,
 kenakalan pasien remaja bisa akibat   tidak berfungsinya keluarga dan  atau ketidak  berfungsinya  sosial masyarakat. keluarga   gagal dalam mendidik pasien remaja nsehingga mengakibatkan mereka melakukan tindakan penyimpangan ,
 keluarga  merupakan elemen penting dalam melakukan  sosialisasi nilai, norma, dan tujuan-tujuan  yang disepakati dalam masyarakat, dan  tingginya angka kriminalitas pasien remaja sebagai nkonsekuensi dari tidak berjalannya aturan dan  norma yang berlaku di masyarakat dianggap  sebagai kesalahan keluarga, keluarga merupakan lingkungan primer pada  setiap masingmasing anak , sebelum anak mengenal  lingkungan yang luas, ia terlebih dahulu
mengenal lingkungan keluarganya. karena itu  sebelum anak-anak mengenal norma-norma dan  nilai-nilai masyarakat, pertama kali anak akan  menyerap norma-norma dan nilai-nilai yang  berlaku di keluarganya untuk dijadikan bagian
dari kepribadiannya.orang tua berperan penting  dalam  pasien remaja, baik yang memberi efek  positif maupun negatif. hal ini menunjukkan  bahwa orang tua masih merupakan lingkungan  yang sangat penting bagi pasien remaja.
teman sepermainan memegang peran penting  dalam meningkatnya angka kriminalitas di  kalangan pasien remaja.
 rincian  kondisi keluarga yang merupakan sumber  stres pada anak dan pasien remaja: hubungan buruk atau dingin antara ayah  dan ibu, ada  gangguan fisik atau mental  dalam keluarga, cara pendidikan anak yang berbeda oleh
kedua orang tua , campur tangan atau perhatian yang  berlebihan dari orang tua kepada anak, sikap orang tua yang dingin dan tak  acuh terhadap anak
kurang stimuli kognitif atau sosial,kondisi sekolah yang tidak  baik dapat mengganggu belajar-mengajar  anak didik, yang pada gilirannya dapat
memberikan peluang pada anak didik untuk  bertingkahlaku menyimpang. kondisi sekolah  yang tidak baik itu, antara lain: sarana dan prasarana sekolah yang tidak  memadai, kuantitas dan kualitas tenaga guru yang tidak memadai, kuantitas dan kualitas pengajar nekstrakulikuler yang kurang memadai
dalam hal membimbing dan membina anak didiknya,kesejahteraan guru yang tidak memadai, kurikulum sekolah yang perlu ditinjau  kembali, lokasi sekolah di daerah rawan,  faktor kondisi lingkungan sosial  yang tidak sehat atau rawan dapat menjadi  faktor yang kondusif bagi anak/pasien remaja  untuk bertingkahlaku menyimpang.  faktor kerawanan msyarakat  dan faktor daerah rawan (gangguan kamtibmas).
cara cara   mengatasi kenakalan pasien remaja  terutama pada lingkungan dalam keluarga, yaitu :
 pada saat anda dan anak pasien remaja   tenang, maka bicarakanlah tentang aturan  di rumah  juga  konsekuensinya, bicarakan dengan alasan yang masuk
akal. jika anak pasien remaja  tidak sepakat,  maka berdiskusilah. jadikan aturan dan konsekuensi yang dibuat sebagai keputusan  bersama.
 mengungkap ada apa di balik kenakalan  pasien remaja, para orangtua cenderung akan  menghakimi anak pasien remaja atas apa yang
dilakukannya tanpa mengetahui ada  masalah apa di baliknya. bersikap seperti
itu tidaklah adil bagi anak. jadi, sebelum  menghakimi anak yang berbuat nakal, tanya  baik-baik apa yang sebenarnya terjadi,  temukan cara redakan marah
karena perubahan hormon, pasien remaja akan  cenderung cepat marah.  tugas orangtua adalah mengetahui  bagaimana cara untuk meredakan marah
pada anak itu.  membiasakan mereka  dengan mendengarkan musik, makan makan ,rekreasi , minum minum,  bermain game,
terkadang, orangtua sibuk sendiri.  hanya memberikan uang pada  anaknya tapi tidak memberikannya kasih  sayang.  ini  memberi peluang  kenakalan pasien remaja, ayah dapat mengajak anak  untuk  melihat pertandingan sepak bola,
ketika orangtua  sedang berbicara dengan  anak, hindarilah ucapan-ucapan yang  sifatnya menghakimi, mengejek, menghina ,menyela  mengkritik. sebab, seorang pasien remaja  sangat mudah tersinggung, bahkan oleh hal.hal yang sifatnya remeh. dengan melakukan  ini, maka anak pasien remaja anda akan merasa tidak dihakimi dimusuhi,diusir ,  usaha yang  dilakukan dalam menanggulangi tingkahlaku  kenakalan pasien remaja dapat dikelompokkan menjadi  tindakan pencegahan (preventif), pengentasan (curative), pembetulan (corrective), dan  penjagaan atau pemeliharaan (preservative).
yang  dilakukan dengan  cara:
menciptakan keluarga yang harmonis,  terbuka dan jauh dari kekacauan,
indakan ini  lebih mendekatkan hubungan orang tua  dengan anaknya,
memberikan kemerdekaan kepada  anak  untuk mengemukakan
pendapatnya dalam batas-batas  kewajaran tertentu. dengan tindakan
seperti ini, anak-anak dapat berani  untuk menentukan langkahnya, tanpa
ada keraguan dan paksaan dari berbagai  pihak. sehingga mereka dapat menjadi  lebih bertanggung jawab terhadap apa  yang mereka kerjakan.
orang tua  berbagi pengalaman, cerita dan informasi kepada anak-anak
sehingga mereka dapat memilih  figure dan sikap yang cocok  dijadikan pegangan dalam bertingkah laku, memperlihatkan  sikap-sikap yang pantas dan dapat  diteladani oleh anak-anak ,menegakkan disiplin sekolah yang wajar
dan dapat diterima siswa ,disiplin yang baik dan wajar  dapat diterapkan dengan pembentukan  aturan-aturan yang sesuai dan tidak  merugikan berbagai pihak,
pelaksanaan peraturan dengan adil dan tidak pandang bulu, dengan cara memberikan sangsi yang  sesuai terhadap semua siswa yang  melanggar peraturan tanpa melihat  keadaan orang tua siswa itu
 menegur pasien remaja-pasien remaja yang sedang  melakukan tindakan-tindakan yang  telah melanggar norma.menjadi teladan yang baik bagi pasien remaja  pasien remaja yang tinggal di lingkungan nya,mengadakan kegiatan kepemudaan di  lingkungan tempat tinggal. kegiatan  ini dilakukan bersama-sama dengan melibatkan pasien remaja-pasien remaja ,mengadakan kegiatan ceramah agama yang dilakukan di lingkungan sekolah  atau lingkungan tempat tinggal,