

KANKER MULUT
Squamous Cell Carcinoma atau dinamakan juga Karsinoma Sel Skuamosa yaitu kanker yang sering terjadi pada rongga mulut yang terlihat sebagai plak keratosis, ulserasi, tepi lesi yang indurasi, dan kemerahan.Karsinoma sel skuamosa yaitu salah satu dari 10 jenis kanker yang paling sering terjadi di seluruh dunia, Karsinoma sel skuamosa pada rongga mulut biasanya terjadi pada usia di atas 50 tahun. Karsinoma sel skuamosa yaitu multifaktorial dan memerlukan proses multipel. Perubahan dan terganggunya DNA dapat menjadi salah satu faktor pemicu terjadinya kanker. virus seperti Herpes Simplex Virus dan Papilloma Virus berperan dalam proses ini . Namun pemicu pasti dari kanker masih belum jelas, namun faktorfaktor pendukung dapat merangsang terjadinya kanker. Faktor-faktor ini digolongkan ke dalam dua golongan , yaitu faktor internal (herediter dan faktor
pertumbuhan) dan faktor eksternal (bakteri, virus, jamur, bahan kimia, obatobatan, radiasi, trauma, panas, dingin, diet). Faktor-faktor ini dapat
berperan secara sendiri sendiri atau berkombinasi dengan faktor lain sehingga dapat memicu kanker.
Sejak Billworth mengabarkan kejadian dari tumor ganas primer multiple pada tahun 1879,
Multiple primary carcinoma pada lokasi yang berbeda pada tubuh sudah dikabarkan dari 1 hingga 7 persen oleh Mortel dan Kuehn. Cade dan Lee mengabarkan insiden malignansi multipel 4%, Eirch dan kregh 8 %, Mortel dan Foss 9 %, Warne Gates 3 % dan Slaughter setinggi 18%.Multiple carcinoma dikaitkan dengan tumor pada paru, saluran gastrointestinal, dan sistem urin dan sering terjadi pada kepala dan wajah. Rongga mulut sudah menjadi lokasi dari banyak peristiwa malignansi. bahwa kanker respiratori dan saluran pencernaan atas terjadi 6 kali lebih sering pada pasien dengan kanker mulut. pada pasien
kanker lidah jarang mengalami perkembangan kanker secara berlebih dibandingkan pasien kanker mulut lainnya dengan kanker laring dan kanker paru diikuti dengan kanker pada dasar mulut. bahwa dari 100 pasien kanker mulut, 19 diantaranya memiliki carcinoma multipel. riset mengenai lesi primer multipel, menetapkan syarat untuk multicentric carcinoma. perkembangan dari carcinoma sekunder tipe yang sama pada mulut yaitu sekitar 15 kali lebih sering. . peristiwa carcinoma pada pipi kiri dan kanan dan menyatakan multicentric origin dari carcinoma.
Masih sebuah hal yang langka untuk ada lebih dari dua fokus atau pusat berbeda dalam rongga mulut tanpa melibatkan bagian tubuh lainnya. Meskipun insiden oral carcinoma di India sebesar 40%, multifocal carcinoma masih jarang
dilihat . Pasien yang dikabarkan pada peristiwa ini memiliki sekitar 4 pusat primer pada lokasi yang berbeda di dalam rongga mulut dan sangat langka.
Squamous Cell Carcinoma bentuk kedua paling umum dari kanker kulit sesudah basal cell carcinoma (BCC). Beberapa peristiwa yang dipicu oleh SCC meningkat setiap tahunnya dan tidak menandakan adanya tanda tanda penurunan.Squamous Cell Carsinoma yaitu kanker kulit yang tumbuh lambat. Tidak seperti jenis kanker kulit lainnya, ia dapat menyebar ke jaringan, tulang, dan kelenjar getah bening di dekatnya, di mana hal itu mungkin menjadi sulit untuk diobati. 90% kanker mulut yaitu SCC, yang biasanya terlihat pada batas lateral lidah, orofaring, dan dasar mulut, seperti lesi merah (eritroplakia), lesi putih (leukoplakia), atau campuran keduanya (eritroleukoplakia) dengan ulkus. Squamous Cell Carcinoma biasa terjadi di negara berkembang, sebab kecenderungan kebiasaan mengkonsumsi tembakau dan alcohol, juga pada orofaring, kemungkinan sebab infeksi virus HPV (human papillomavirus).Squamous cell carcinoma ditemukan di area tubuh yang rusak akibat sinar UV dari sengatan matahari, radiasi dari sinar ultraviolet yaitu pemicu dari kanker ini. Kulit yang terpapar sinar matahari meliputi kepala, leher, telinga, bibir, lengan, kaki, tangan. pemicu lain munculnya squamous cell carcinoma yaitu radiasi akibat ionisasi, virus HPV, pengaruh bahan
kimia,penurunan kekebalan tubuh. Pada rongga mulut sendiri, squamous cell carcinoma sering terjadi pada bibir bagian bawah, mukosa bukal,
gingiva, palatum durum, bagian 2/3 dari lidah meliputi permukaan dorsal, ventral, dan lateral, dan dasar mulut.Faktor risiko Merokok/ tembakau rokok, cerutu, pipes, bidis Smokeless tobacco mengunyah tembakau, atau produk yang tidak terbakar lainnya.Mengunyah betel quid/paan/gukthaKonsumsi alcohol yang tinggi (sinergis dengan tembakau)Adanya keadaan yang berpotensi malignantAdanya riwayat kanker rongga mulut dan saluran cerna,Paparan sinar matahari berlebih atau radiasi (untuk kanker pada bibir)
Usia, dikaitkan dengan faktor risiko lainnya
Faktor Kurangnya konsumsi buah segar dan sayurI, nfeksi virus, contoh human papillomaviruses (HPVs)Penyakit yang dapat menekan system imun
Minum mate Sepsis kronik dalam mulut
Beberapa faktor etiologi dari oral squamous cell carcinoma yaitu :
Tembakau dan Alkohol : 70% dari seluruh kanker mulut dan faring di Amerika Serikat berkaitan dengan pemakaian tembakau termasuk merokok dan alkohol. pemakaian alkohol dan rokok bersamaan lebih berisiko yang lebih tinggi dibandingkan dipakai secara terpisah. Merokok cerutu dan merokok memakai pipa memiliki resiko yang lebih tinggi dibandingkan merokok kretek. Bahan Kimia : Sebagian besar bahan-bahan kimia memicu kanker. antara lain, cool tar, polycylic aromatic hydrocarbons, aromatic amines, nitrat, nitrit, dan nitrosamin. mikroorganisme yang memicu kanker mulut yaitu candida albicans. kaitan antara candida albicans dengan penyakit speckled leukoplakia pertama kali ditemukan oleh Jespen dan Winter pada tahun 1965. Beberapa riset menandakan bahwa, sekitar 7-30% dari leukoplakia ditemukan adanya candida hyphae. Penyakit ini memiliki kecenderungan berubah menjadi kanker. Pola makanan berpengaruh terhadap munculnya kanker. Defisiensi vitamin A, C, E, dan Fe dikabarkan berkaitan dengan terjadinya kanker. Vitamin-vitamin ini memiliki efek antioksidan. Defisiensi zat besi memicu anemia. Radiasi sinar ultraviolet yaitu suatu bahan
yang diketahui bersifat karsinogenik. berdasar penelitian terhadap efek radiasi di Hiroshima
dan Nagasaki Jepang, bahwa terjadi peningkatan insidensi kanker kelenjar ludah pada orang yang selamat sesudah terkena radiasi bom atom pada periode antara 1957-1970, terjadinya kanker 2,6 kali lebih tinggi dibandingkan yang tidak terkena radiasi. Faktor genetik : Seseorang yang memiliki riwayat keluarga menderita kanker berisiko terkena kanker 3 hingga 4 kali lebih besar dibandingkan yang tidak memiliki riwayat keluarga menderita kanker. ada peningkatan insidensi
kanker pada pasien yang kurang pada sistem kekebalan tubuhnya seperti pada penderita transplantasi, AIDS, dan defisiensi kekebalan
genetik. Insidensi tumor pada pasien yang memiliki sistem kekebalan tubuh hanya sebesar 10%. Gangguan sistem kekebalan selain dipicu oleh kerusakan genetik juga dipicu oleh penuaan, obat-obatan, infeksi virus.usia sebetulnya bukan
faktor risiko, namun dimasukkan dalam faktor risiko sebab paparan terhadap faktor-faktor risiko lainnya akan meningkat seiring bertambahnya usia. kanker mulut tidak hanya terjadi pada usia tua.
Risiko terjadinya kanker mulut akan meningkat sesuai dengan frekuensi dan lamanya dari konsumsi alkohol atau tembakau ,yang berkontribusi sekitar 70% , pada saat anamnesis perlu ditanyakan lebih jauh mengenai faktor risiko ini . Pada suatu etnik tertentu, merokok dan konsumsi alcohol tidak dapat diterima, orang Asia Selatan yang menetap di United Kingdom menandakan insiden kanker mulut yang lebih tinggi . Kanker mulut lebih sering terjadi pada orang India dibandingkan di Eropa Barat. Kejadian ini dipicu oleh sebab orang India yang menetap di UK masih membawa kebiasaan mengunyah tembakau dari negaranya. Industri tembakau di India sudah memperkenalkan guktha dan bidis (rokok buatan tangan) di pasar lokal dan negara Barat yang banyak populasi Asia Selatan. Guktha dijual sebagai penyegar mulut dan ditargetkan dijual pada orang-orang muda dengan harga yang murah, sehingga memicu anak-anak akan lebih mudah mengenal tembakau. sinar ultraviolet juga dapat memicu kanker pada bibir maupun kulit konsumsi banyak mengandung antioksidan, fermentable carbohydrates untuk
melindungi gigi, juga memaksimalkan imunitas tubuh dan memperbaiki mekanismenya, sehingga dapat mencegah kanker, penyakit jantung, dan juga stroke , Human papillomaviruses (HPVs) pemicu dari kanker serviks juga memicu kanker di mulut.
Infeksi kronik di rongga mulut yaitu Adanya belang
warna merah dan putih bisa berkaitan dengan hifa jamur Candida yang meningkatkan grade dysplasia dan risiko ke arah malignant. peran dari biofilm bakteri rongga mulut yang memetabolis alkohol menjadi asetaldehid yang diketahui sebagai karsinogen.Pemeriksaan intra oral dilakukan untuk melihat adanya kelainan atau anomali pada area mulut. Biopsi dilakukan bila ditemukan lesi yang dicurigai, maka dapat dilakukan biopsi untuk melihat gambaran secara
mikroskopis. Gambaran histopatologis pada karsinoma sel skuamosa sudah dijelaskan pada histopatologis karsinoma sel skuamosa.Keberhasilan pengobatan pasien kanker mulut bergantung pada diagnosa dari tumor ini dan lesi prekursornya. Prosedur diagnosa Squamous cell
Carcinoma yaitu :
a. Pemeriksaan fisik
meliputi pemeriksaan visual dan palpasi pada seluruh permukaan mukosa, palpasi bimanual pada dasar mulut, pada leher untuk mencari ada tidaknya nodul limfatik
b. Toluidine blue staining
Toluidine blue yaitu pewarna yang mudah diserap. Untuk pewarnaan intravital, 1% larutan toluidine blue diterapkan pada mukosa rongga mulut dan dihilangkan sesudah satu hingga 2 menit
dengan 2% asam asetat. Toluidine blue berdifusi menuju sel, mewarnai nukleusnya. Sel mukosa rongga mulut yang malignan memiliki nucleus
yang lebih besar dibandingkan sel yang normal dan sesudah pewarnaan terlihat lebih gelap. cara ini mendeteksi lesi dengan potensi malignan pada pasien beresiko tinggi dan membantu memilih
area untuk dibiopsi,Namun adanya peningkatan rasio nucleus/plasma pada sel yang tidak malignan, tumor jinak, atau sel yang mengalami perubahan radang dapat memberi hasil yang ambigu, ini membatasi ketepatan dari hasil dengan pewarnaan toluidine blue. pemakaian toluidine blue lebih
tepat dipakai untuk mengidentifikasi carcinoma invasive namun asimptomatik yang dapat terlewatkan dalam pemeriksaan klinis
c.Photodynamic diagnosa
diagnosa photodynamic atau fluorescence diagnosa pada oral carcinoma memakai 5-aminolevulinic acid (5-ALA), yang dihasilkan oleh tubuh pada sintesis heme sebagai photosensitizing stain. Aplikasi secara topical dari 5-ALA menstimulasi meningkatnya produksi dan akumulasi intraselular dari protoporphyrin IX pada jaringan dysplastic dan cancerous, yang peka terhadap paparan cahaya dengan panjang gelombang 405 nm. Jaringan fluorescent dicurigai
sebagai jaringan malignan dan harus dibiopsi .
d. Autofluorescence
Autofluorescence mendeskripsikan sifat biologis dari suatu jaringan yang mengkilap saat dipapar cahaya dengan gelombang yang sesuai, efek ini dipicu oleh oleh adanya fluorophores seperti flavin,
tryptophan, elastin, dan collagen. Pada sel yang malignan, glikolisis biasa dilakukan secara anaerob, sedang sel normal biasa melakukan glikolisis secara aerob. Mononucleotide flavin berfungsi
sebagai coenzyme pada glikolisis aerob, namun tidak ada pada glikolisis secara anaerob. Saat distimulasi oleh cahaya biru, flavin memancarkan cahaya hijau sehingga dapat membedakan jaringan sehat dengan jaringan kanker yang terlihat gelap .
e. Biopsi
diagnosa ditetapkan melalui biopsi. contoh diambil dari area yang paling dicurigai dengan menghindari area yang mengalami nekrosis dan ulserasi, lebih dari satu area biopsi dapat
diperlukan . Pada pasien dengan nodul limfatik yang membesar dan tumor primer yang jelas terlihat pada rongga mulut atau orofaring, biopsi
tidak selalu diambil melalui area primer ini dan nodul limfatik, pada situasi ini , aspirasi sitologi dapat dilakukan untuk mencari tahu keterlibatan dari nodul limfatik ,Jika tidak ditemukan letak tumor primer pada pasien dengan nodul
limfatik yang membesar, aspirasi pada nodul limfatik dapat dilakukan untuk menetapkan diagnosa . Pada pasien yang dilakukan aspirasi
menunjukan hasil non-diagnostic dan ada kecurigaan adanya Squamous Cell Carcinoma, biopsi dilakukan dengan melakukan eksisi
pada nodul limfatik. Prosedur mencari tumor primer dapat dilakukan dengan direct
pharyngolaryngoscopy, lalu diteruskan dengan biopsi pada area dengan resiko terjadinya SCC terbanyak seperti dasar lidah, nasofaring,
dan lain-lain,
Squamous cell carcinoma memiliki beragam
gambaran klinis yaitu:
Erythroplakia (bercak merah), Erythroleukoplakia (kombinasi bercak merah dan putih),
Exophytic (pembentuk massa),Endophytic (berlubang dan ulserasi).,Leukoplakia (bercak putih),
Pada peristiwa yang dini biasanya belum ada penambahan massa dan ulserasi namun hanya ada leukoplakia dan erythroplakia. Lesi erophytic
memiliki permukaan yang tidak teratur dan memiliki warna dari normal hingga merah maupun putih. sedang endophytic bersifat berbentuk tidak teratur, ulserasi dan mukosa berwarna merah atau putih.lainnya ada lagi gambaran klinis dari squamous
cell carcinoma seperti :
ada lesi luas pada dorsum lidah yang bersifat hyperkeratosis dan memiliki permukaan kasar.
sifat dari lesi karsinoma yaitu berwarna merah dan ditutupi oleh krusta sebab hiposalivasi.
Leukoplakia (bercak putih), eritroplakia (bercak merah), eritroleukoplakia (kombinasi bercak merah dan putih). Pertumbuhan eksofitik (lesi superfisial) dapat berbentuk bunga kol atau papiler, dan mudah berdarah. untuk pertumbuhan endofitik biasanya ada batas tegas antara lesi dan jaringan normal, invasinya dapat merusak tulang yang dapat memicu nyeri dan penampakan pada radiografnya yaitu radiolusen. Ulser dengan ukuran 1-2cm, kebanyakan berwarna merah dengan atau tanpa ditambah komponen putih, licin, halus dan memperlihatkan elevasi yang minimal, biasanya ada pada bagian bawah bibir.
Karsinoma sel skuamosa rongga mulut
yang sudah berinfiltrasi hingga ke jaringan ikat hanya memicu sedikit perubahan pada permukaan, namun timbul sebagai area yang berbatas tegas dengan hilangnya mobilitas jaringan.
Gambaran klinis. Nodula berwarna seperti kulit normal, permukaannya halus tanpa ada krusta atau ulkus dengan tepi yang berbatas kurang jelas.
Nodula kemerahan dengan permukaan yang papilomatosa atau verukosa, mirip bunga kol. Ulkus dengan kusta pada permukaannya, tepi
meninggi, berwarna kuning kemerahan. Dalam perjalanan penyakitnya lesi akan meluas dan mengadakan metastase ke kelenjar limfe regional atau organ-organ dalam.Secara histologis karsinoma sel skuamosa menandakan proliferasi selsel epitel skuamosa. Terlihat sel-sel yang atipia ditambah perubahan bentuk rete peg processus, pembentukan keratin yang tidaknormal , pertambahan proliferasi basaloid sel, susunan sel menjadi tidak teratur, dan membentuk tumor nest (anak tumor) yang berinfiltrasi ke jaringan sekitarnya atau membentuk anak sebar ke organ yang lain.Squamous cell carcinoma berasal dari permukaan epitel displastik dan dicirikan secara histopatologis oleh adanya pulau invasif dan rangkaian sel epitel pipih yang malignan. Invasi biasanya ditandai oleh adanya ekstensi irregular dari epitelium lesional melalui basement membrane dan menuju jaringan ikat subepitelial. Sel invasif dan masa sel ini dapat menyebar
lebih dalam menuju jaringan adiposa, otot, atau tulang, menghancurkan jaringan sehat selama proses invasi berlangsung. Sel lesional dapat
mengelilingi dan menghancurkan pembuluh darah dan menginvasi lumina vena atau limfatik, dapat pula dilihat invasi sel-sel imun dan sel inflamasi
menuju epitel dan adanya area nekrosis. Epitel lesional ini dapat menginduksi formasi pembuluh darah kecil (angiogenesis) dan kadang fibrosis (desmoplasia atau perubahan scirrhous) ,Baik tumor yang superfisial maupun invasif, Sel lesional inimenunjukan adanya sitoplasma eosinophilic dengan nucleus yang besar (hyperchromatic) adanya peningkatan nucleus-to-cytoplasm ratio, dan bermacam seluler dan pleomorphismare nucleus, ada pula keratin pearls (lapisan keratin melingkar) yang dihasilkan oleh epitel lesional, sel juga dapat mengalami keratinasi, Evaluasi histopatologi dari tingkatan dimana tumor ini mirip jaringan induknya (squamous epithelium) dan memproduksi produk normal mereka (keratin) dinamakan sebagai grading. Lesi dibagi menjadi 3 tingkatan atau 4 poin tingkatan, semakin sedikit diferensiasi pada tumor semakin tinggi tingkatannya. Grading dari tumor yaitu :
1. Low Grade, Grade I atau Well-differentiated squamous cell carcinoma, tumor ini tumbuh dengan lambat dan mengalami metastasis pada akhir pertumbuhannya.
2. Grade II atau Moderately differentiated squamous cell carcinoma.
3. High Grade, Grade III/IV, atau Poorly differentiated squamous cell carcinoma, tumor ini memiliki pleomorphism sel dan nucleus yang
lebih banyak dan sedikit produksi keratin sehingga sulit untuk mengidentifikasi asal dari jaringan ini, tumor ini tumbuh dengan cepat dan metastasis pada fase awal pertumbuhannya. Grading dari squamous cell carcinoma bersifat subjektif dan
bergantung dari bagian yang diambil sebagai contoh dari tumor dan syarat yang diberikan oleh masing-masing patologis.Tujuan perawatan kanker mulut yaitu kontrol dari kanker primer. Pemilihan perawatan tegantung dari beberapa sebab yaitu tipe sel dan derajat diferensiasi, bagian yang terlibat ukuran dan lokasi dari kanker primer, keterlibatan jaringan getah bening, ada tidaknya
keterlibatan tulang, kemampuan tercapainya tepi kanker pada waktu operasi, kemampuan mempertahankan fungsi komunikasi, kemampuan
mempertahankan fungsi menelan, status fisik dan mental pasien, komplikasi yang mungkin terjadi, kerjasama pasien.biasanya perawatan kanker mulut biasanya dilakukan dengan pembedahan dan radioterapi. Lesi kecil seperti Karsinoma stadium I dan stadium II dapat diobati dengan pembedahan saja, pengobatan dengan radiasi ditunda bila terjadi kekambuhan. Lesi yang besar seperti lesi stadium III dan stadium IV biasanya diobati dengan pembedahan dan diikuti dengan radiasi. Diseksi pada leher yang efektif atau bersifat profilaksis yang sering dikaitkan dengan pilosofi primer bedah. Stadium II dan lesi yang lebih besar sering dilakukan diseksi pada leher. Dosis radiasi yang diperlukan untuk pengobatan karsinoma sel skuamosa yang berhasil baik cara primer atau tambahan terentang antara 4000 hingga 7000 rads. Dosis radiasi yang dapat mematikan tumor memberi efek samping sementara termasuk ulserasi mukosa, nyeri, disgeusia, kandidiasis, dermatitis, alopesia, dan eritema kulit. Sementara efek samping yang permanen yaitu xerostomia dengan karies servikal tipe radiasi, telangiektasia kulit, atrofi mukosa mulut dan kulit, alopesia
permanen, dan osteoradio nekrosis.Tujuan dari terapi pada tumor ganas rongga mulut yaitu untuk
memberantas atau menghilangkan penyakit dari tubuh penderita agar dapat mengembalikan fungsi fisiologis dari organ-organ tubuh dengan sebaik
mungkindan untuk mempertahankan atau mengusahakan pengembalian fungsi kosmetik seoptimal mungkin. Terapi dan penatalaksaan dari tumor ganas pada rongga mulut dapat dilakukan dengan beberapa cara tergantung dari ukuran, letak, jumlah dan keganasan dari tumor ini . Terapi untuk peristiwa squamous cell carcinoma dapat melibatkan satu atau beberapa terapi sekaligus, terdiri dari pembedahan, radioterapi dan kemoterapi. Jika tumor masih berukuran kecil, dapat dilakukan satu terapi saja, namun jika sudah membesar atau bermetastasis dapat dilakukan
terapi kombinasi. Terapi yang paling sering dan paling umum dilakukan yaitu terapi memakai radioterapi.ada dua macam radioterapi,
yaitu : Radioterapi eksterna atau teletherapy
yaitu terapi radiasi memakai sinar-X atau radioisotop yang di luar tubuh dengan jarak tertentu dan dengan periode waktu tertentu. Sinar diarahkan ke tumor yang akan diberi radiasi. Besar energi yang akan diserap oleh tumor atau besarnya daya penetrasi sinar-X tergantung dari besarnya energi yang dipancarkan oleh tabung. Makin
tinggi perbedaan tegangan antara katoda dan anoda, makin besar pula daya tembus sinar, sehingga untuk tumor-tumor yang letaknya agak
dalam diperlukan pesawat-pesawat dengan tegangan yang tinggi. Salah satu contohnya yaitu pesawat teleterapi Co-60. Co-60 (kobalt 60) yang
yaitu isotop buatan yang murah yang dapat menggantikan jarum radium yang mahal harganya. Pada saat ini Co-60 yang memiliki energi ekuivalen dengan sinar-X 3 Mv dan memancarkan sinar gamma secara terus menerus sehingga sangat cocok dipakai untuk pengobatan penyakit kanker. Sumber Co-60 berada pada gantry yang
dapat diatur penyudutannya dari 0° - 360°. Pesawat ini dilengkapi dengan lampu kolimator dan fiber optic yang berfungsi untuk memperoleh titik sentral dari luas lapangan penyinaran, mengatur jarak sumber ke obyek dengan mengubah ketinggian meja. namun , dapat terjadi penyimpangan atau error sebesar 5% pada teleterapi Co-60 ini. Selain itu perlu dikalibrasi setiap 6 bulan. Penyimpangan ini dapat terjadi sebab geometri dari isotop berbentuk silinder bukan bola dan berkas radiasi yang dipakai ialah berkas terkolimasi. Keberhasilan teleterapi dengan memakai pesawat telecobalt-60 sangat dipengaruhi oleh faktor ukuran dan geometris sumber, dan jarak sumber kepermukaan kulit pasien. Radioterapi internal atau brachytherapy
yaitu terapi radiasi dengan menaruh sumber energi di dalam tumor atau berdekatan dengan tumor di dalam rongga tubuh dengan memakai isotop radioaktif tertutup. ini bertujuan agar
diperoleh distribusi dosis radiasi yang tinggi dan homogen dalam ruang lingkup yang sesuai dengan bentuk dan volume sasaran radiasi, juga
memiliki dosis yang rendah pada jaringan sehat disekitarnya, sehingga dapat dicapai kontrol lokal yang tinggi dengan efek samping yang rendah.Salah satu contohnya yaitu tipe interstisial dengan implantasi atau menusukkan jarum radium ke dalam tumor. ada beberapa efek dari radioterapi seperti dapat memicu kerusakan dalam sel, seperti dapat mengganggu ketahanan hidup dan reproduksi sel, namun sering kerusakan dapat
disembuhkan sendiri oleh sel ini (auto repair), adanya perubahan sel dan perubahan daya proliferasi sel dapat terjadi sebab faktor lain
dalam sel, sebelum atau sesudah paparan radiasi dan bila cukup banyak sel dalam organ atau jaringan terbunuh atau tertahan untuk bereproduksi dan berfungsi secara tidak normal maka sel dalam organ atau jaringan ini akan kehilangan fungsi.Terapi lain yang dapat dilakukan yaitu dengan eksisi bedah. Eksisi tumor biasa dilakukan dengan tepi sayatan 1-2 cm di luar
indurasi tumor yang yaitu jaringan normal. Pada bagian yang infiltratif dan ulseratif harus lebih hati-hati untuk melakukan sayatan sebab untuk free margin memerlukan eksisi yang lebih luas. lalu , untuk yang belum bebas tumor diradiasi pemakaian radioterapi adjuvant sesudah pembedahan dapat diberikan dengan radiasi eksterna.Terapi kombinasi pembedahan dan radioterapi memberi hasil terapi yang lebih baik untuk karsinoma lidah stadium III dan IV.2 Terapi kombinasi dilakukan dengan 2 cara yaitu terapi kombinasi terencana dan terapi kombinasi tanpa rencana. Terapi kombinasi terencana yaitu dilakukan pembedahan yang diteruskan dengan radioterapi untuk
eradikasi tumor residu secara mikroskopik. Terapi kombinasi tanpa rencana dilakukan sebagai terapi kuratif dan belum ada kesepakatan tentang waktu untuk dilakukan radioterapi. Keuntungan pemberian radioterapi preoperatif yaitu sel kanker pada tepi tumor menjadi inaktif, radioterapi memicu sklerosis dan menyumbat aliran kelenjar getah bening dan mengurangi penyebaran karsinoma saat pembedahan. namun radioterapi preoperatif memicu gangguan penyembuhan
luka seperti fistula orofaringokutan, luka yang mengelupas dan ruptur vaskuler. Saat ini ada kecenderungan untuk melakukan pembedahan
terlebih dahulu dan selanjutnya diberikan radioterapi. Keuntungan pendekatan ini yaitu morbiditas operasi dapat dikurangi dan
kerugiannya yaitu jika terjadi komplikasi pembedahan maka pemberian radioterapi menjadi terlambat dan tidak efektifKanker dalam rongga mulut dapat melakukan metastasis atau dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya. Jika tumor tanpa ditambah dengan metastasis dapat dilakukan radioterapi dengan dosis 5000-7000
rads dan jika diperlukan dapat dikombinasikan dengan pembedahan. Namun, untuk pasien dengan tumor yang sudah mencapai tahap advanced dan sudah bermetastasis dapat diberikan kemoterapi.
Kemoterapi dipakai pada karsinoma stadium lanjut dan sebagai terapi paliatif pada tumor rekuren untuk mengurangi rasa nyeri. Regimen yang
dipakai yaitu cisplatin dan 5-fluorouracil. Adapun regimen lain yang biasa dipakai yaitu docetaxel yang mana yaitu agen efektif dan memiliki tingkat respon yang lebih baik pada pasien-pasien
dengan stadium lanjut, rekuren, atau metastasis. Docetaxel berbeda dalam mekanisme kerjanya dengan cisplatin dan 5-fluorouracil sehingga
dapat dikombinasikan untuk memperoleh hasil pengobatan yang lebih baik. Kemoterapi kombinasi ini menghasilkan tingkat respons 90-93%.
Efek samping yang dapat terjadi pada pemberian kombinasi terapi ini yaitu leukopenia, neutropenia, thrombositopenia, alopesia, dan diare. Obat kemoterapi lainnya yang dapat diberikan yaitu methotrexate, bleomycin, cyclophosphamide, adryamycin, dengan angka remisi 20-40%. Dosis yang dapat diberikan sebagai contoh, untuk dosis tunggal dapat diberikan methotrexate 30 mg /m2 dua kali dalam seminggu dan jika diperlukan kombinasi, dapat diberikan Vincristin 1,5 mg/m2
ditambah Bleomycin: 12 mg/m2 dengan pemberian berulang dalam dua hingga tiga minggu dan Methotrexate: 20 mg/m2 h3. Setiap obat kemoterapi memiliki cara kerja tersendiri pada setiap siklus sel kanker, baik itu khusus maupun tidak khusus . Dimana fungsi dari kemoterapi
yaitu untuk menghambat ploriferasi sel-sel kanker sebab sel kanker dapat bertumbuh secara tidak terkontrol dan dapat menyebar dengan cepat jika tidak ditangani dengan sesegera mungkin.
Saat ini perawatan kanker rongga mulut masih memakai cara yang konvensial, seperti radioterapi, kemoterapi, pembedahan dan terapi kombinasi. Perawatan konvensional belum memicu peningkatan lamanya hidup penderita lebih , oleh sebab itu diperlukan strategi terapi baru untuk menghambat pertumbuhan sel kanker secara efektif dan efisien tanpa efek samping yang besar.
Kanker yang berlokasi di area bibir bawah memiliki
prognosis yang baik, sebab mudah terlihat dan dapat dikenali pada tahap awal. Kebalikannya kanker yang sulit dilihat dan sulit dalam pemeriksaan langsung atau memiliki gejala yang lambat memiliki prognosis yang kurang baik. Contohnya kanker yang berada pada dasar lidah atau dinding tonsil. Terjadi maupun tidak terjadinya
metastase, derajat diferensiasi, dan tingkatan diferensiasi menentukan prognosis dari kanker mulut. Kanker yang berlokasi pada dasar mulut
atau palatum lunak sering bermetastase secara bilateral di area leher dan lebih sulit dalam perawatannya dibandingkan dengan kanker yang
berlokasi di depan dasar mulut, yang cenderung hanya bermetastase secara unilateral di area leher. Karsinoma sel skuamosa pada bibir bawah memiliki prognosis yang paling baik dari seluruh kanker yang ada di dalam rongga mulut. Karsinoma yang berada dipermukaan samping dari lidah memiliki prognosis yang lebih baik dibandingkan yang berlokasi pada permukaan belakang lidah. Pada intinya prognosis penderita karsinoma rongga mulut tergantung dari beberapa faktor, yaitu ukuran kanker, area dari kanker primer, ada/tidaknya keterlibatan jaringan limfa, ada/tidaknya metastase jauh dari kanker primer.
BIBIR SUMBING
dismorfologi Ilmu yang mempelajari kelainan bawaan,,Kelainan bawaan bersifat multipel, sehingga jika menemukan suatu cacat, perlu
mencurigai kemungkinan adanya cacat yang lain, Kelainan bawaan terlihat pada waktu lahir atau beberapa waktu setelah lahir,
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) ,termasuk
Kelainan kongenital atau bawaan adalah kelainan yang sudah ada sejak lahir yang
dapat dipicu oleh faktor genetik maupun non genetik.
kelainan bawaan dapat dideteksi selama masa kehamilan,
Surveilens dilaksanakan dengan memilih masalah yang mudah dikenali saat lahir, dapat didiagnosa secara visual dan mudah dikenali tanpa bantuan alat penunjang, yaitu:
Kelainan Saluran Gastrointestinal (Atresia ani dengat atau tanpa fistula),
Kelainan seperti Omphalocele, Gartroschizis, dan kembar siam,
Kelainan genitalia dan saluran kemih (Epispadia ,Hypospadia );
Kelainan Sistem Muskulo-skeletal (Talipes equinovarus, Reduksi extremitas),
Kelainan Sistem Syaraf ( Hydrocepalus ,Spina Bifida, Anenchepaly, Meningo/Encephalocele ) ,Kelainan Mata (katarak kongenital), Kelainan Bibir dan langit langit (celah langit-langit saja, celah bibir saja, dan celah bibir dan langit-langit);
Klasifikasi:
1. Celah bibir (Labioschisis)
a. Celah bibir satu sisi
1. Celah bibir satu sisi tidak lengkap. Terjadi pada satu sisi dan terlihat sebagai suatu celah kecil pada bibir
2. Celah bibir satu sisi lengkap
b. Celah bibir dua sisi
1.Celah bibir dua sisi tidak lengkap. Hanya terkena bibir saja
2. Celah bibir dua sisi lengkap
2. Celah langit-langit (palatochisis)
a. Celah langit-langit tidak lengkap Bagian langit-langit lunak
b. Celah langit-langit lengkap Terjadi di daerah palatum sampai
dengan foramen insicivus
3. Celah bibir dan celah langit-langit (Labio-palatoschisis)
a. Unilateral: cacat celah bibir dan celah langit-langit yang hanya di
satu sisi kiri atau kanan pasien saja.
b. Bilateral: cacat celah bibir dan langit-langit yang ada di dua sisi
kiri dan kanan pasien.
c. Campuran: Labiogenatoschisis, terjadi di daerah bibir, langit-langit
dan hidung terbelah.
bibir sumbing atau labioschisis adalah kelainan adanya celah di antara kedua sisi kanan dan kiri bibir. Kelainan ini terjadi saat pembentukan janin, kadang kala meluas mencapai langit langit bahkan merusak estetika cuping hidung yang dinamakan labiopalatoschisis atau labiognatoschisis,
Bayi dengan bibir sumbing akan mengalami kesulitan menghisap saat menyusu, kesulitan dalam koordinasi, pengolahan nafas, pemicu dari labioschisis
belum diketahui , diperkirakan adalah campuran antara faktor genetik dan faktor
lingkungan, seperti ibu hamil yang mengkonsumsi obat obatan bahan kimia minuman beralkohol atau merokok ,umur ibu, penyakit infeksi yang dialami ibu , Risiko terkena masalah ini semakin tinggi jika anak memiliki saudara kandung atau orangtua yang juga menderita kelainan ini,
Kelainan bawaan dapat dicegah, contohnya melalui vaksinasi konsumsi asam
folat dan iodium, hindari bahan berbahaya dan beracun seperti timbal, merkuri, dan pestisida, menghindari asap rokok ,menghindari konsumsi obat yang tidak baik ,alkohol atau pengawet dan pewarna buatan,
mengatasi Bayi yang terlahir dengan bibir sumbing harus dipertimbangkan masalah psikososial ,pendengaran, bicara, gigi geligi,operasi bibir sumbing dilakukan pada bayi usia 2- 4bulan, bayi bayi yang mengalami kelainan bawaan sebagian besar lahir dengan 1 jenis kelainan bawaan 78% dan
ditemukan pula bayi lahir dengan > 1 jenis kelainan bawaan 10%, Sebagian
besar masalah kelainan bawaan terjadi pada bayi dengan berat lahir < 2500 gram: bayi berat lahir < 1500 gram 10 % dan bayi berat lahir antara 1500-2499 gram 40 %. Kelainan bawaan yang paling banyak adalah dari celah bibir dan langit-langit , omphalocele, sistem muskulo skeletal (talipes), sistem saraf ( meningochele ,anenchepali, spina bifida ),
Bibir sumbing Labio palatoshcizis merupakan suatu kelainan yang dapat terjadi pada daerah mulut palato shcizis (sumbing palatum) labio shcizis (sumbing pada bibir) yang terjadi akibat gagalnya perkembangan embrio
bibir sumbing diperbaiki sedini mungkin selama masa bayi, sebelum memasuki tahap anak dan berat badan minimal 5 kg dengan kadar Hb 10mg/dL, cheiloplasty dibutuhkan kemudian. Penutupan sumbing palatum lunak dengan
sliding flap pharyngeal, disarankan pada usia 1th untuk membantu mendorong
perkembangan bicara , Obturator palatal dibuat untuk bayi sumbing palatum yang tidak dapat menyusu atau gangguan masuknya makanan, alat bantu
pendengaran dipakai untuk mencegah masalah belajar pada anak dengan sumbing palatum yang seringkali juga mendapat serangan otitis media,
3 tahap penanganan bibir sumbing yaitu tahap sebelum operasi, tahap sewaktu
operasi dan tahap setelah operasi, yaitu:
1. Tahap sebelum operasi Pada tahap sebelum operasi yang dipersiapkan adalah ketahanan tubuh bayi menerima tindakan operasi, asupan gizi yang cukup , keseimbangan berat badan yang memadai, berat badan lebih dari 5 kg ,
Hb lebih dari 10 gr % Usia lebih dari 10 minggu , Jika bayi belum memenuhi syarat itu sebaiknya pemberian minum harus dengan dot khusus yaitu lubang tidak terlalu besar yang membuat bayi tersedak atau terlalu kecil sehingga membuat asupan gizi menjadi tidak cukup. Celah pada bibir harus direkatkan
dengan memakai plester khusus non alergenik untuk menjaga gusi tidak menonjol kearah depan akibat dorongan lidah pada prolabium. Jika ini terjadi tindakan koreksi pada saat operasi akan menjadi sulit dan kurang sempurna,
Plester non alergenik tadi harus tetap direkatkan sampai operasi datang ,
2. Tahap Operasi :
a. Usia 3 bulan, pengucapan dimulai pada usia 5-6 bulan sehingga jika koreksi pada bibir lebih dari usia itu maka pengucapan huruf bibir sudah terlanjur salah sehingga jika dilakukan operasi pengucapan huruf bibir tetap menjadi kurang sempurna ,
b. Operasi untuk langit-langit (palatoplasty) pada usia 18 - 20 bulan mengingat anak aktif bicara usia 2 tahun , Operasi yang dilakukan sesudah usia 2 tahun diikuti dengan tindakan speech teraphy karena jika tidak, setelah operasi
suara sengau pada saat bicara tetap terjadi karena anak sudah terbiasa
melafalkan suara yang salah,
c. Bila gusi juga terbelah (gnatoschizis) kelainannya menjadi labiognatopalatoschizis, koreksi untuk gusi dilakukan pada saat usia 8-9 tahun
3. Tahap setelah operasi
tergantung dari tiap tiap jenis operasi yang dilakukan, dokter bedah yang menangani akan memberikan instruksi pada orang tua pasien contohnya setelah operasi bibir sumbing luka bekas operasi dibiarkan terbuka dan tetap memakai sendok atau dot khusus untuk memberikan minum bayi.
Wanita dilahirkan dengan 400.000 gamet dan tidak menghasilkan gamet-gamet baru selama hidupnya. Jika pasien wanita umur 35 tahun maka sel-sel telurnya juga berusia 35 tahun. Risiko mengandung anak dengan cacat bawaan tidak bertambah besar sesuai dengan bertambahnya usia ibu,
Wanita dilahirkan dengan kira-kira 400.000 gamet dan tidak menghasilkan gamet-gamet baru selama hidupnya.Jika pasien wanita umur 35 tahun maka sel-sel telurnya juga berusia 35 tahun yang berarti semakin tua pula sel-sel telurnya
yang dapat memicu ketidaksempurnaan proses pembelahan sel.sampai dengan organogenesis.
bahwa ρvalue 0,186 berarti tidak ada hubungan antara umur ibu dengan klasifikasi labioschisis. pada pasien relawan dengan umur ibu < 20 tahun > 35 tahun cenderung mengalami labiognatopalatoschisis dan labiopalatoschisis, artinya semakin muda atau semakin tua usia ibu hamil akan lebih berisiko melahirkan bayi dengan labiognatopalatoschisis dan labiopalatoschisis ini diperkuat teori bertambahnya usia ibu waktu hamil daya pembentukan embrio pun akan menurun sehingga bertambah resiko ketidaksempurnaan pembelahan meiosis yang akan memicu bayi dengan kehamilan trisomi.
labioschisis paling banyak dipicu karena faktor umur ibu bahwa masalah tertinggi yang ada adalah masalah sumbing bibir dan alveolus ditambah
dengan sumbing palatum lunak dan keras yaitu 60 % ,
Saat usia kehamilan mencapai 6 minggu, bibir atas dan langit-langit rongga mulut bayi dalam kandungan akan mulai terbentuk dari jaringan yang berada di kedua sisi dari lidah dan bersatu di tengah-tengah. jika jaringan-jaringan ini gagal bersatu maka akan terbentuk celah pada bibir atas atau langit�langit rongga mulut
Celah ini terjadi antara minggu keenam dan kesepuluh pada masa embrio. Selama
minggu keenam dan ketujuh, prosessus maksilaris dari lengkung brankial pertama tumbuh ke depan dan bersatu dengan prosesus nasalis-lateralis kemudian berlanjut bersatu dengan prosessus nasalis medialis membentuk bibir bagian atas, dasar hidung, dan palatum primer, struktur ini berkembang cepat, lidah membesar dan berdiferensiasi tumbuh vertikal mengisi kavum stomodealis primitivum. Pada minggu kedelapan sampai kesembilan, tulang palatum meluas ke medial untuk berkontak pada midline menghubungkan anterior ke posterior membentuk tulang palatum yang memisahkan hidung dan rongga mulut.
Perkembangan yang tidak sejalan dan kegagalan proliferasi dari mesoderm untuk
membentuk jaringan ikat penghubung yang melintasi garis fusi sebagai salah
satu sebab dari bermacam-macam proses embrio dalam pembentukan celah. Tidak terbentuknya komponen-komponen mesoderm memicu komponen bibir akan terpisah, sedang sisa jaringan epitel yang belum ditembus
oleh mesoderm dan tertinggal akan membentuk beberapa celah pada bibir dan
tepi alveo lus,
Pada sindrom Pierre Robin yang menyerang wanita, ditemukan sumbing palatum lunak tanpa sumbing bibir dan didan i mikrognasia dan mikroglobia.
pemicu lain dari labioschisis adalah faktor usia ibu, dengan bertambahnya
usia ibu waktu hamil daya pembentukan embrio pun akan menurun, sehingga
bertambah pula risiko dari ketidaksempurnaan pembelahan meiosis yang memicu bayi dengan kehamilan trisomi.
bibir sumbing dan palatum ditambah kelainan bawaan lain, seperti hidrosefalus, sindaktilia, atau polidaktilia. pemicu bibir sumbing dan palatum tidak diketahui dengan pasti. Sebagian besar masalah bibir sumbing palatum atau keduanya dijelaskan dengan hipotesis multifaktor, Teori multifaktor menyatakan bahwa gen-gen yang berisiko berinteraksi satu dengan lainnya dan dengan lingkungan memicu cacat pada perkembangan janin,
Sumbing yang hanya mengenai bibir dinamakan cheiloschisis. Sumbing bibir
umumnya terjadi pada minggu ke 6-7 intra uterin, sesuai dengan waktu perkembangan bibir normal dengan terjadinya kegagalan penetrasi dari sel mesodermal pada groove epitel di antara prosesus nasalis medialis dan lateralis. Lebih sering pada bayi laki-laki dan lebih sering bagian kiri dibandingkan kanan.
Sumbing pada bibir bawah selalu di bagian tengah akibat gagalnya perpaduan kedua prosesus mandibularis.
Sumbing bibir dan palatum merupakan kegagalan bersatunya jaringan selama
perkembangan. Gangguan pola normal pertumbuhan muka dalam bentuk kekurangan prosesus muka merupakan pemicu kesalahan perkembangan bibir dan palatum, bahwa kekurangan jaringan terjadi pada semua deformitas sumbing sehingga struktur anatomi normal tidak terbentuk, perkembangan struktur anatomi bersifat khusus sehingga bibir sumbing dapat terjadi terpisah dari sumbing palatum, meskipun keduanya dapat terjadi bersama sama dan berkeanekaragaman dalam keparahannya tergantung pada luas sumbing yang berkeanekaragaman mulai dari lingir alveolar (alveolus ridge) sampai ke bagian akhir dari palatum lunak. keanekaragaman dapat pula dimulai dari takik ringan pada sudut mulut/bifid uvula sampai deformitas berat berupa sumbing bibir yang meluas ke tulang alveolar dan seluruh palatum secara bilateral, keanekaragaman yang terjadi merupakan bentuk dari deviasi rangkaian perkembangan palatum yang dimulai dari minggu ke-8 pada regio pre maksila dan berakhir pada minggu ke-12 pada uvula di palatum lunak. , jika pemicu bekerja dekat akhir periode perkembangan minggu ke-11 sumbing yang terlihat hanya pada palatum lunak bagian posterior, memicu bibir sumbing sebagian atau hanya pada uvula sebagai cacat ringan yang tidak perlu terapi.
jika faktor pemicu bekerja pada minggu ke-8, sumbing akan terjadi lebih ke posterior dan juga anterior termasuk alveolus, palatum keras dan palatum lunak dan uvula, membentuk cacat serius,
Penelitian ini memakai 52 pasien relawan. analisa kelainan bawaan berdasar hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan penunjang. Kriteria inklusi adalah bayi dan
anak dengan kelainan bawaan labioschisis yang dirawat di Rumah Sakit , Kriteria
eksklusi adalah pasien dengan data yang tidak lengkap, Data diolah dengan program SPSS for window ,memakai uji X2 dengan tingkat ρvalue 0,005.
Data meliputi klasifikasi labioschisis, umur ibu, jenis kelamin bayi. Variabel yang berhubungan dengan kejadian kelainan bawaan ,
hasilnya
didapatkan 3 pasien relawan dimana ibu mengalami infeksi CMV dan TB selama
masa kehamilan. Selain itu juga terdapat 5 ibu hamil lainnya mengalami keracunan
kehamilan (PER dan PEB).,bahwa sebagian besar pasien relawan yaitu 13 pasien relawan belum menjalani operasi. ini dipicu karena pasien relawan pindah alamat atau menjalani operasi di rumah sakit lainnya,
bahwa sebagian besar pasien relawan mengalami labioschisis yaitu 50%.
bahwa mayoritas umur ibu dengan anak mengalami labioschisis adalah 20-35tahun yaitu 50 %. ini bertentangan dengan teori dimana umur ibu yang kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun lebih berisiko mengalami labioschisis. berdasar Jenis Kelamin pasien relawan yang mengalami labioschisis
berjenis kelamin perempuan yaitu 50%,.
sel punca gigi
luka yang terjadi di gigi mengakibatkan perubahan di pulpa gigi sehingga
dilakukan evaluasi terhadap status pulpa sebelum pulpa rusak,luka di pulpa dapat terjadi karena reaksi jaringan lokal yang mengakibatkan komplikasi mempengaruhi kualitas gigi,penyebab faktor kimia, infeksi mikroorganisme, prosedure berupa fraktur dan retakan, dan faktor termal yang menimbulkan inflamasi seperti perubahan vaskuler, limfatik,
pulpa gigi merupakan jaringan yang menyediakan dukungan .bagi dentin dengan menyediakan komponen utama penyusun gigi, pulpa gigi merupakan jaringan ikat longgar yang terletak di bagian tengah dari gigi, di mana permukaan luarnya ditutupi dentin disusun dari sel, serat, substansi dasar yang mengandung glikosaminoglikans, syaraf,pembuluh .darah, di bagian tengah dari pulpa disusun oleh vena yang besar, serabut syaraf,arteri, yang dikelilingi oleh fibroblas dan serabut kolagen halus yang terdapat di matriks interseluler, dan merupakan jaringan yang bertanggungjawan terhadap pembentukan dentin.
keberhasilan perawatan endodontik mencapai 98%, meskipun gigi
menjadi non vital yang mengakibatkan gigi menjadi lebih rapuh, memicu terjadinya fraktur akar, karena sesudah perawatan endodontik tidak ada lagi suplai darah dan inervasi di gigi, sehingga gigi mengalami kehilangan kemampuan untuk membentuk dentin , berdasarkan prinsip tissue engineering dengan penyediaan sel punca, matriks, dan regulator , dalam meregenerasi jaringan pulpa agar gigi dapat bertahan di rongga mulut dalam keadaan vital, mengganti jaringan yang mengalami kerusakan dengan jaringan pulpa baru yang alami,
pulpa gigi berperan sebagai benteng untuk melawan stimulus kimia,stimulus fisik,bakteri, saat benteng ini rusak karena karies, luka traumatik
kehilangan serabut syaraf sensoris mengakibatkan kematian pulpa gigi yang
tereksponasi karena mengalami gangguan di aliran darah.pengaktifan syaraf parasimpatis akan melepaskan neurotransmitter seperti vasoaktif intestinal peptide (vip) pengaktifan syaraf simpatis menghasilkan neurotransmitter seperti neuropeptida Y (NPY) ,nor epinefrin, adenosin trifosfat, yang mengakibatkan penurunan aliran darah di pulpa,
dentin pulpa mampu memperbaiki diri dan berregenerasi. proses molekuler dan seluler terlibat di proses penyembuhan , yang terlibat dalam proses penyembuhan adalah komponen vaskuler dan lingkungan ,jaringan pulpa sama dengan jaringan tubuh lainnya mempunyai prosedur pertahanan terhadap luka dengan menghilangkan infeksi. penyembuhan luka merupakan suatu proses multifaktorial, termasuk migrasi, proliferasi, diferensiasi menjadi beberapa populasi sel yang diikuti pembentukan matriks ekstra seluler di kondisi terjadinya luka yang mengakibatkan terbukanya pulpa yang dikaitkan dengan tanggapan inflamasi, diikuti dengan tahapan terjadinya proses homeostasis, remodeling jaringan , pembentukan bekuan darah, respon inflamasi, dan proliferasi sel, perawatan saluran akar yaitu dengan. mempertahankan gigi dengan menghasilkan devitalisasi gigi secara permanen. teknologi tissue engineering dalam bidang endodontik dinamakan regenerative endodontic, merupakan perkembangan dibidang endodontik. regenerative endodontic meregenerasi kerusakan di koronal dentin (akibat karies),meregenerasi dentin pulpa terutama jaringan pulpa, meregenerasi akar gigi yang telah terresorbsi memulihkan struktur dan fungsi gigi ,regenerative endodontic membentuk dan mengirim jaringan baru untuk mengganti jaringan pulpa nekrotik dengan metode pengobatan regenerative yang menggabungkan growth factor, sel punca khusus, matriks 3 dimensi, regenerative endodontic untuk mengganti strukrur gigi yang mengalami kerusakan, termasuk sel-sel yang terdapat di jaringan pulpa,dentin dan struktur akar, regenerative endodontic mengganti, mempertahankan, dan meningkatkan fungsi jaringan. sel punca adalah sel yang dikarakteristikkan oleh kemampuan yang tidak terbatas untuk berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi tipe sel lain tergantung kemampuan replikasinya. sel punca dibedakan ,antaralain:
sel punca totipoten ,sel punca pluripoten ,induced pluripotent cell,sel punca unipoten,sel punca multipoten, sel punca meupakan sel yang mampu berself renewal, berproliferasi, berdiferensiasi, dan merangsang untuk membentuk berbagai macam sel ,berdasarkan sumbernya, sel punca dapat digolongkan menjadi,antaralain:
isogenik,senogenik,alogenik,autologus,
berdasarkan tahap perkembangannya dan asalnya, sel punca digolongkan menjadi,antaralain:
-sel punca dewasa:sel ini berasal dari jaringan postnatal, dapat diisolasi dari berbagai jaringan tubuh.
-sel punca embri:sel ini berasal dari embrio yang mampu membelah, memperbaharui diri sendiri dalam waktu yang lama matriks berperan dalam menyediakan dukungan untuk proliferasi, organisasi sel, diferensiasi, dan vaskularisasi, sehingga dapat terjadi pertumbuhan sel. tempat untuk perlekatan dan pertumbuhan sel dalam proses regenerasi ini disediakan oleh matriks dalam bentuk lingkungan tiga dimensi, yang dibuat dengan berbagai bentuk.
matriks digunakan dalam berbagai bentuk ( serat,sponge,gel) dan dapat dibuat dari berbagai biomaterial (polimer, keramik, metal)
matriks merupakan kerangka yang memfasilitasi sel punca dan growth
factor untuk melekat, bermigrasi, dan berdiferensiasi. matriks ini berbentuk polimer tiga dimensi untuk menyediakan lingkungan mikro ,
bermacam-macam matriks dapat didesain untuk regenerasi jaringan gigi ,
growth factor merupakan molekul peptida yang menghantarkan sinyal di fungsi sel sebagai stimulator untuk terjadinya proliferasi dan diferensiasi sel,
growth factor merupakan protein yang berikatan dengan reseptor permukaan sel dan dapat menginduksi proliferasi dan diferensiasi sel, sehingga berperan dalam pertumbuhan untuk meningkatkan regenerasi jaringan, namun tergantung di tipe jaringannya,
growth factor menstimulasi proses angiogenesis, atau menstimulasi sel punca untuk mensintesis dan mensekresikan matriks termineralisasi.
aktivitas sel punca dapat dikendalikan oleh growth factor meningkatan kecepatan proliferasi, menginduksi diferensiasi sel menjadi jaringan lain,
luka traumatik di gigi permanen menghasilkan kerusakan di struktur gigi dan periradikuler, yang mengakibatkan luka di pulpa gigi dengan atau tanpa kerusakan di mahkota dan akar gigi. kondisi-kondisi ini menghasilkan efek berbeda-beda terhadap pulpa, respon pulpa akan dimulai untuk melakukan penyembuhan dan regenerasi,
repon pulpa bervariasi tergantung di intensitas dan durasi luka. dampaknya yaitu nekrosis pulpa, inflamasi akut, inflamasi kronis,
terapi luka di pulpa yaitu perawatan endodontik saluran akar yang
bertujuan untuk menghilangkan kontaminan, mengisi ulang saluran akar, dan menutupnya dengan bahan sintetis,
growth factor yang terjadi di area yang mengalami kerusakan dengan benteng matrik ,di tahap biomolekuler proses ini ditandai dengan perkembangan sel, termasuk proses pensinyalan untuk membentuk bermacam macam molekul pensinyalan yang akan mempengaruhi reseptor di permukaan sel dan juga sistem transkripsi, ini terjadi karena sel punca mempunyai kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi sel endotel yang mengakibatkan terjadinya pembentukan pembuluh darah baru, dan terjadi peningkatan pembuluh darah baru dan regenerasi di jaringan syaraf,
teknologi tissue engineering membentuk jaringan baru untuk mengganti jaringan pulpa nekrotik dengan prinsip pengobatan regenerative dengan menggabungkan sel punca khusus, scaffold tiga dimensi,
dan growth factor untuk meregenerasi dentin pulpa dan merevitalisasi gigi,
sehingga sel punca mesenkimal mampu bermigrasi menuju area yang mengalami luka dan berdiferensiasi menjadi tipe sel tertentu. proses proliferasi dan diferensiasi sel punca diinduksi oleh growth factor,
growth factor menstimulasi sel punca untuk mensintesis , mensekresikan matriks termineralisasi, meningkatan kecepatan proliferasi, menginduksi diferensiasi sel menjadi jaringan lain, menstimulasi terjadinya proses angiogenesis,
proses regenerasi ini dimulai dengan terjadinya diferensiasi,adhesi, proliferasi, migrasi sel punca mesenkimal menjadi sel fibroblas,odontoblas dan terekspresinya ,
GIGI MULUT :
abses gigi
abses dari infeksi gigi yang berisi cairan nanah dialirkan ke gusi
sehingga gusi yang berada di dekat gigi membengkak,
gumpalan infeksi nanah yang menyebar dari gigi ke jaringan sekitarnya,
pada pemeriksaan terlihat ada pembengkakan sekitar gigi yang sakit.
abses gigi bawah memicu bengkak sampai ke dagu atau telinga dan
submaksilaris.
jika abses ada di gigi depan atas maka pembengkakan bisa sampai ke kelopak mata,
abses gigi belakang atas memicu bengkak sampai ke pipi,
gigi goyah dan sakit saat mengunyah.
diagnosa pada Pembengkakan gusi dengan gejala peradangan di sekitar gigi ,
pelaksanaan :
berkumur dengan air hangat
Simtomatik : Parasetamol
dosis Dewasa : 500 mg 3 x sehari,
dosis anak-anak : 250 mg 3 x sehari.
bila ada infeksi, maka diberikan Amoksisilin selama 5 hari
dosis Dewasa : 500 mg 3 x sehari,
dosis anak-anak : 250 mg 3 x sehari.
jika gigi harus dicabut sesudah infeksi reda maka bawa pasien ke doktergigi.
darurat gigi
sakit gigi terjadi karena,antaralain:
peradangan gusi di sekitar akar gigi (perikoronitis),peradangan sinus (sinusitis),karies gigi, abses,
bila gigi atas terasa sakit saat penderita menderita pilek, membungkuk mengunyah maka kemungkinan karena sinusitis, obat antibiotik dan dekongestan yaitu obat untuk melegakan hidung tersumbat dapat mengatasi sinusitis,
gigi patah tanggal
nyeri berlangsung singkat saat mengunyah atau memakan makanan yang dingin, mungkin karena gigi akan patah retak sebagian (fraktur inkomplit, greenstick),
selama gigi belum terbelah, bisa diperbaiki dengan penambalan (restorasi), terutama pada
gigi depan bagian atas, gigi seri, sering retak patah,
bila sesudah cedera gigi tidak peka terhadap udara, mungkin hanya permukaan bagian luarnya email saja yang rusak,
Patah di lapisan pertengahan gigi (dentin) memicu nyeri bila gigi terkena udara atau minuman makanan panas dingin
bila patah terjadi pada lapisan gigi paling dalam (pulpa), maka di bagian yang patah akan terlihat bintik merah dan darah, perlu dilakukan Pengobatan saluran akar untuk mengangkat pulpa sebelum pulpa mati pemicu nyeri ,
bila pasien berusia dibawah 12 tahun,maka perawatan saluran akar ditunda sampai akar dari gigi sakit terbentuk sempurna, bila gigi susu di bagian belakang mulut rusak maka dimasukan suatu alat bernama space-maintainer, sehingga gigi tetap tumbuh tidak saling tumpang tindih,
patah rahang
rahang patah dapat memicu nyeri dan maloklusi,
mulut bergeser ke satu sisi jika dibuka atau ditutup, tidak dapat dibuka lebar
patah rahang terjadi di rahang bawah (mandibula),
jika terjadi patah rahang atas (maksila) dapat mengakibatkan :
mati rasa di kulit dibawah mata karena cedera pada persarafannya ,ketidakteraturan pada tulang pipi
penglihatan ganda sebab otot mata menempel di dekatnya ,
setiap cedera yang mengakibatkan patah rahang, juga dapat melukai tulang belakang di leher, sehingga dilakukan pemeriksaan rontgen leher,
pukulan kuat yang membuat rahang patah juga akan memicu perdarahan intrkranial atauvgeger otak ,
bila terjadi patah rahang, maka pasien harus mengatupkan giginya dan tidak boleh digerakkan,
Rahang ditahan dengan perban yang dililitkan ,segera kerumahsakit sebab fraktur menyebabkan perdarahan di dalam dan penyumbatan jalan nafas,
Di rumah sakit, rahang atas dan rahang bawah diikat dengan kawat (wiring), dan dibiarkan selama 6 minggu agar tulang sembuh sempurna,
saat perawatan pasien hanya minum cairan melalui sedotan,
patah rahang dapat diperbaiki melalui pembedahan dengan sebuah piringan;
Antibiotik diberikan pada patah majemuk, dimana patah tulang menjalar ke gigi atau kantongnya dan merupakan patah terbuka yang berkaitan dengan area mulut yang tercemar,
masalah yang muncul sesudah pengobatan gigi, antaralain:
-Perdarahan sesudah pembedahan mulut bisa diatasi dengan menekan tempat pembedahan selama beberapa jam pertama , yaitu dengan menggigit kapas selama 1 jam, sepotong kapas digigit gigi, antikoagulan atau aspirin meningkatkan kecenderungan terjadinya perdarahan gigi,
-pembengkakan akibat pencabutan gigi dan pembedahan periodontal, ini diatasi dengan menempelkan bongkahan es batu pada pipi selama 25 menit , bila sesudah 3 hari pembengkakan meningkat, mungkin terjadi infeksi ,
-Dry-socket pemaparan terhadap tulang di dalam kantong gigi yang menyebabkan tertundanya penyembuhan terjadi sesudah pencabutan gigi belakang sebelah bawah,
rasa tidak nyaman hilang setelah 3 hari setelah pencabutan gigi namun kemudian kambuh disertai sakit telinga,namun setelah beberapa minggu hal ini lenyap , maka gigi memasukkan verban anestetik untuk menghilangkan nyeri, Verban ini diganti setiap 1-2 hari selama 1 minggu,
gangren pulpa
Kematian jaringan pulpa dengan atau tanpa kehancuran jaringan pulpa sebagian atau seluruhnya kelanjutan dari proses karies ,
tanda nya yaitu jaringan pulpa mati, lisis dan berbau busuk,gigi yang rusak berwarna abu-abu kehitaman,
gigi dibersihkan dikeringkan dengan kapas,
jika ada radang periapikal diberikan antibiotik Amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari, jika terjadi alergi amoksisilin diberikan obat antibiotika , eritromisin , kotrimoksazol. jika parah diberikan obat penisilin prokain,
600.000 IU/hari selama 3 hari. diberi parasetamol 500 mg 3 x sehari,
setelah peradangan reda gigi dicabut ,
gangguan kelenjar ludah
ada 3 pasang besar kelenjar ludah di dalam mulut. Sepasang kelenjar ludah yang paling besar dinamakan kelenjar parotid, berada tepat di belakang sudut pada mulut, di bawah dan di depan mata. 2 pasang yang lebih kecil, yaitu kelenjar sublingual dan kelenjar submandibular berada di dalam lantai mulut, sebagai tambahan kelenjar besar ini, banyak kelenjar ludah kecil yang terbagi-bagi sepanjang mulut. semua kelenjar memproduksi ludah untuk mencerna makanan ,
2 jenis besar gangguan yang mempengaruhi kelenjar ludah ,yaitu 1 yang memicu kerusakan kelenjar ludah, akibat tidak memproduksi ludah , satunya memicu pembengkakan kelenjar ludah. saat aliran ludah tidak mencukupi atau hampir tidak ada, mulut terasa kering dinamakan mulut kering xerostomia ,
penyebab kerusakan kelenjar ludah yaitu penyakit dan gangguan tertentu, sehingga mengurangi produksi ludah,
seperti penyakit parkinson, infeksi virus, penurunan kekebalan tubuh manusia (hiv), sindrom sjogren, depresi, obat-obatan yang mampu menurunkan produksi ludah seperti obat diuretik,metildopa, antidepresan , antihistamin, antipsikotis, sedativ,
kelenjar ludah dapat terganggu akibat menjalani kemoterapi atau radiasi kepala dan leher untuk pengobatan kanker. mulut kering disebabkan radiasi berdosis tinggi,
tidak semua mulut yang kering disebabkan oleh kerusakan kelenjar ludah. kurang minum mengeringkan mulut,
Karena ludah membantu mencegah kerusakan gigi,
jika kelenjar ludah menghasilkan terlalu banyak ludah akan terjadi reaksi seperti makan makanan asam, pembengkakan kelenjar ludah terjadi pada pembuluh yang membawa ludah dari kelenjar ludah menuju mulut terhalang dengan gejala Nyeri selama makan,
Penyebab pembengkakan kelenjar ludah adalah batu kelenjar ludah , batu-batuan dapat terbentuk dari garam garam yang terkandung di dalam ludah. Penyumbatan memicu ludah kembali ke dalam empedu, memicu kelenjar ludah membengkak. Penyumbatan pembuluh dan kelenjar terisi dengan ludah terinfeksi bakteri. Gejala pada pembuluh ludah yang tersumbat yaitu pembengkakan hanya sebelum makan atau saat makan asam merangsang aliran ludah, jika pembuluh tersumbat, ludah tidak mempunyai tempat dan kelenjar bengkak,sarcoidosis,
Penyakit gondok, infeksi bakteri , penyakit AIDS, sindrom sjorgren, diabetes mellitus, Pembengkakan bisa terjadi dari kanker atau tumor pada kelenjar ludah. Jika tumor adalah kanker, kelenjar tersebut akan terasa seperti batu keras ,jika tumor tidak bersifat kanker dapat diangkat,
Luka pada bibir bagian atas , tidak sengaja tergigit- membahayakan kelenjar ludah kecil dan menyumbat aliran ludah. maka, kelenjar yang terkena akan bengkak dan membentuk kecil, gumpalan lembek (mucocele)
pembengkakan memicu tersumbatnya pembuluh ludah bisa didiagnosa karena ini berkaitan dengan nyeri di waktu makan. untuk mendiagnosa penyebab lain pembengkakan, dilakukan biopsi untuk diambil sedikit jaringan kelenjar ludah kemudian menelitinya di bawah mikroskop,
bila pembuluh ludah tersumbat batu, seseorang dokter gigi mendorong dorong batu batu keluar dengan cara menekan nekan kedua sisi pembuluh, bila gagal, alat seperti mirip kawat dapat untuk mendorong batu ,
Mucocele yang tidak keluar dengan sendirinya dapat diangkat dengan operasi , baik tumor kelenjar ludah yang bersifat kanker dan bukan kanker dapat diangkat melalui operasi. disarankan melakukan perawatan kesehatan mulut gigi secara rajin rutin dengan menggosok, flossing, dan dibilas dengan fluoride , menghindari gula, menjalani pemeriksaan gigi, pembersihan, pengobatan fluoride ,
pengganti ludah dapat membantu yaitu obat pilocarpine, namun obat ini tidak efektif bila kelenjar ludah sudah mengalami kerusakan karena radiasi,
ginggivitis
radang gusi ginggivitis yaitu inflamasi ginggiva marginal ,
disebabkan oleh faktor lokal dan faktor sistemik. Faktor lokal seperti karang lubang pada gigi, bakteri pada gigi, sisa makanan menempel di gigi (plak), keliru dalam bersikat gigi , tambalan yang gigi yang lepas , Faktor sistemik seperti Diabetes Melitus (DM),keracunan logam, ketidakseimbangan hormon ketika menstruasi, kehamilan, menopause, pemakaian kontrasepsi,
pada mulanya pasien mengeluh karena ternyata mulut sangat terasa bau aneh, gusi bengkak , gusi berdarah, saat pemeriksaan gusi terlihat bengkak,
ginggivitis herpes disertai gejala herpes simpleks tidak disertai bau mulut,
radang gusi seperti perikoronitis yang gejalanya demam, sakit saat membuka mulut,
perlakuan pada gigi,antaralain;
bersih bersih Karang gigi juga fisioterapi oral kemudian
berkumur dengan obat kumur iodium povidon atau H2O2 3% 3 x sehari selama 3 hari , obat Amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari,
perikoronitis diatasi dengan antibiotik sistemik selama 5 hari seperti obat amoksisilin atau eritromisin 500 mg 3 x sehari, hingga perlu operasi pengangkatan operculum,
gingivostomatitis herpetik
infeksi herpes pada mulut (gingivostomatitis herpetik primer, herpes labialis)
yaitu infeksi karena virus herpes simpleks ,memicu luka di gusi dan bagian mulut lainnya,
Herpes Sekunder (Herpes Labialis Berulang) yaitu pengaktivan kembali virus lokal yang memicu terbentuknya luka di dekat mulut akibat demam,
bayi mengidap virus herpes simpleks yang berasal dari pasien dewasa yang memiliki cold sore atau virus lokal yang memicu terbentuknya luka di dekat mulut akibat demam,
Infeksi awal pada bayi dinamakan herpes primer memicu peradangan gusi kemudian demam, pembengkakan kelenjar getah bening di leher ,
kebanyakan penyakit ini ringan dan penyakit ini menghilang sendiri,
Dalam 2-3 hari, muncul lepuhan yang kecil (vesikel) di mulut. Vesikel ini pecah dan muncul luka terbuka di mulut yang menimbulkan nyeri,
Seminggu kemudian pasien membaik, namun virus herpes simpleks tetap tinggal menghuni dalam tubuh dan infeksi berulang besoknya disebut herpes sekunder,
Infeksi awal gejalanya nyeri seluruh mulut, tetapi infeksi kambuhan memicu cold sore dan fever blister, lepuhan akibat demam
Infeksi kambuhan dipicu oleh
sengatan tawon di bibir,
demam,cuaca dingin, alergi makanan,
cedera di mulut, pengobatan gigi,
1-2 hari sebelum muncul lepuh pasien mengalami kesemutan gejala prodroma pada area lepuhan ,
Perasaan ini sulit untuk diungkapkan,
Luka terbuka timbul di bibir bagian luar membentuk keropeng,
luka ini ada di langit-langit mulut (palatum) Luka di mulut berawal sebagai lepuhan-lepuhan kecil yang dengan segera akan bergabung dan membentuk luka merah jambu,
jika penderita, infeksi kambuhan herpes simpleks labialis hanya memiliki sedikit gangguan namun akan fatal penyebaran virus ke otak bisa berakibat fatal. jika dialami oleh
penderita yang menjalani terapi penyinaran ,
penderita yang menjalani pencangkokan sumsum tulang.
penderita kelainan sistem kekebalan ,
penderita yang menjalani kemoterapi,
diagnosa berdasarkan hasil pemeriksaan dan hasil biakan dari luka,
tes tzanck atau biakan virus dari luka di kulit dapat melihat ada tidaknya virus herpes,
pemeriksaan pada pembesaran kelenjar getah bening di leher atau selangkangan,
untuk pengobatan digunakan obat kumur anestetik lidokain yang mengandung baking soda.
pengobatan herpes sekunder efektif jika dilakukan sebelum munculnya luka, saat penderita mengalami gejala prodroma, dengan salep asiklovir ,
mengkonsumsi vitamin C ,
mengkonsumsi lisin untuk mengobati infeksi kambuhan ,
balsam bibir jelly petroleum mengatasi bibir pecah-pecah ,
obat antivirus acyclovir, famciclovir, valacyclovir, untuk mencegah infeksi oleh bakteri,
kortikosteroid tidak digunakan untuk mengobati herpes simpleks karena bisa memicu penyebaran infeksi
obat kapsul asiklovir jika memiliki kelainan sistem kekebalan,
untuk mencegah terjadinya herpes labialis:
bau mulut halitosis
bau mulut (halitosis) yaitu bau nafas yang tidak enak,
yang disebabkan:
penyakit ketoasidosis diabetikum,
penyakit abses paru,
penyakit ozena,
penyakit periodontal
penyakit faringitis,
penyakit divertikulum zenker,
makanan
vitamin dosis tinggi,
gigi karies,
penyakit diabetes melitus,
penyakit kanker kerongkongan,
penyakit karsinoma lambung,
penyakit fistula gastrojejunokolik,
penyakit ensefalopati hepatikum,
Infeksi tenggorokan,
sinusitis,
infeksi paru-paru,
sindroma sjogren ,penyakit gusi gingivitis, gingivostomatitis
abses gigi,
impaksi gigi,
obat-obatan suntikan insulin, paraldehid, triamteren dan obat bius yang dihirup,
penyakit
gingivitis ulseratif nekrotisasi akut
penyakit mukositis ulseratif penyakit nekrotisasi akut
penyakit gagal ginjal akut,
penyakit penyumbatan usus,
penyakit bronkiektasis,
gagal ginjal kronis,
diagnosa berdasarkan pemeriksaan rontgen perut,
rontgen dada,pemeriksaan mulut , hidung
dan tenggorokan ,
pemeriksaan
endoskopi,
pengobatan sementara dengan mengonsumsi daun parsley segar atau permen mint,
karies gigi
karies gigi yaitu penyakit infeksi pada jaringan keras gigi yang memicu kerusakan struktur gigi kronis,
penyebab karies gigi, antaralain:
gigi peka yang memiliki lubang, lekukan maupun alur yang menahan plak, mengandung sedikit flour ,
bakteri Streptococcus mutans,
normalnya di dalam mulut ada bakteri yang mengubah semua makanan terutama gula dan karbohidrat menjadi asam,
sisa makanan membentuk plak, yang menempel pada lubang gigi,
terutama gigi geraham belakang. bila tidak dibersihkan maka plak membentuk mineral karang gigi kalkulus, tartar . Plak dan kalkulus mengiritasi gusi sehingga muncul gingivitis,
normalnya suatu kavitasi di dalam enamel tidak memicu sakit gigi, sakit gigi baru muncul bila pembusukan sudah mencapai dentin. sakit gigi jika terkena es dingin atau panas menunjukkan bahwa pulpa masih sehat. bila pengobatan dilakukan pada stadium ini maka gigi dapat diobati,
suatu kavitasi yang timbul di dekat atau telah mencapai pulpa mengakibatkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki. sehingga gigi terasa sakit meskipun tidak ada perangsang yang memicu sakit gigi,
pengobatan bergantung pada kedalaman karies,
- bila pembusukan sudah mencapai dentin, maka bagian gigi yang membusuk harus diangkat dan diganti dengan penambalan (restorasi) dengan tumpatan tetap ( glass ionomer, komposit resin, amalgam).
- bila dentin yang menutup pulpa sudah tipis maka dilakukan pulp capping indrek dengan menggunakan pelapis dentin Ca(OH)2.
-bila pembusukan berhenti sebelum mencapai dentin, maka email sembuh dengan sendirinya dan bintik putih di gigi akan menghilang.
kelainan sendi temporomandibuler
Sendi temporomandibuler sebagai sendi yang paling kompleks sebab sendi ini membuka dan menutup seperti sebuah pintu rumah dan bergeser ke depan, ke belakang dan dari sisi yang satu ke sisi yang lainnya.
saat proses mengunyah, sendi ini menopang tekanan,
Sendi ini memiliki sebuah kartilago tulang rawan bernama cakram, yang mencegah gesekan antara tulang rahang bawah dan tulang tengkorak,
Sendi temporomandibuler yaitu 2 tempat yang masing-masing ada di setiap sisi wajah, tepat di depan telinga , dimana tulang temporal dari tengkorak bersambungan dengan rahang bawah (mandibula),
Ligamen (jaringan ikat yang berbentuk seperti tali pita, sebagai pengubung tulang-tulang atau pengikat alat-alat di dalam tubuh, tendon atau ujung otot yang liat, yang melekat pada tulang dan otot-otot menyokong persendian ini dan mengendalikan pergerakan rahang,
temporomandibuler bisa mengenai otot-otot dan sendi sekitarnya,
penyebab dari kelainan sendi temporomandibuler seperti gabungan dari kelainan anatomis pada sendi dan ketegangan otot,
Gejalanya : pusing, nyeri tumpul pada otot-otot pengunyah dan sendi keceklik ,
Pemeriksaanya berupa memasukkan jari tangan ke dalam telinga pasien dan dengan hati-hati menekan ke arah depan pada saat pasien menggerak gerakan rahangnya,
pemeriksaan rontgen membantu ,
bila terjadi kelainan letak cakram, maka dilakukan antrogram,
pemeriksaan MRI atau CT scan untuk mengetahui mengapa pasien tidak efekyif jika pengobatan dilakukan,
jarang dilakukan Pemeriksaan laboratorium , pemeriksaan elektromiografi untuk memantau aktivitas otot,
Nyeri otot di sekitar rahang kadang disebabkan oleh pengaktifan otot yang berlebihan,
Nyeri ini sebagai akibat kejang otot yang disebabkan oleh gerakan otot berulang-ulang, maka disarankan untuk menghentikan kebiasaan ini.
pengobatan dengan pembidaian
guna mengurangi pengatupan dan pengertakan, agar otot-otot rahang dapat beristirahat dan sembuh ,
pengobatan ultrasonik
yaitu diberikan panas kepada area yang nyeri , agar pembuluh darah akan melebar dan darah bisa lebih cepat mengangkut asam laktat yang terkumpul, yang menyebabkan timbulnya nyeri otot,
Electromyographic biofeedback. untuk memantau aktivitas otot , agar
Penderita belajar untuk mengendalikan atau mengendurkan otot ,
Perangsangan saraf elektrik transkutaneus yaitu
Digunakan sebuah alat yang merangsang serat-serat saraf yang tidak menyalurkan nyeri,
Impuls (rangsangan hantaran saraf) yang terjadi mungkin menghalangi impuls nyeri yang dirasakan pasien,
obat pereda nyeri seperti anti peradangan non-steroid aspirin,
gejala dari gangguan internal yaitu bunyi klik pada sendi bila mulut terbuka lebar atau rahang bergeser dari kiri ke kanan atau sebaliknya,
gangguan internal (internal dearangement), cakram di dalam sendi terletak lebih depan dibandingkan posisi normalnya,
Pada gangguan internal tanpa reduksi, cakram tidak pernah bisa masuk kembali ke dalam posisi normalnya, dan pergerakan rahang menjadi terbatas,
Pada gangguan internal yang disertai reduksi (lebih sering terjadi), cakram terletak lebih depan dari posisi normalnya hanya bila mulut tertutup,
bila mulut terbuka dan rahang bergeser ke depan, cakram akan masuk kembali ke dalam posisi normalnya, dan terdengar bunyi klik
bila mulut tertutup, cakram akan terdorong ke depan lagi, dan akan terdengar lagi bunyi klik ,
bila pasien sulit menggerakkan rahangnya, maka dokter gigi mendorong cakram kembali ke posisi normalnya,
namun bila keadaan ini telah berlangsung kurang dari 3 bulan, digunakan bisai untuk menjaga agar rahang bawah tetap mengarah ke depan,
pembidaian akan mempertahankan cakram dalam posisinya, sehingga ligamen penyangganya semakin erat.
setelah 2-4 bulan, bidai akan disesuaikan agar dapat mengenbalikan rahang kembali ke posisi normalnya, agar cakram bisa tetap diposisinya,
artritis dapat terjadi pada sendi temporomandibuler seperti halnya sendi lainnya.
osteoartritis (penyakit sendi degeneratif), yaitu sejenis artritis dimana kartilago sendi mengalami pengeroposan, yang sering terjadi pada pasien lanjut usia,
kartilago pada sendi temporomandibuler tidak sekuat kartilago pada sendi lainnya,
osteoartritis terutama muncul jika cakramnya membentuk lubang atau hilang sendinya berderik saat membuka atau menutup mulutnya,
pada osteoartritis parah , ujung tulang rahang menjadi rata, sehingga tidak mampu membuka mulutnya lebar-lebar,
rahang juga bisa bergeser ke sisi yang sakit, dan penderita tidak mampu untuk memindahkannya kembali.
tanpa pengobatan semua gejala akan sembuh mungkin karena jaringan di belakang cakram membentuk jaringan parut dan berfungsi seperti cakram yang asli.
artritis rematoid dapat dialami pada penderita yang mengalami artritis pada sendi temporomandibuler namun jarang terjadi,
bila artritis rematoid parah maka ujung tulang rahang akan mengalami pengeroposan dan memendek,
gangguan ini dapat memicu maloklusi atau salah temu antara gigi bawah dan gigi bawah secara tiba-tiba,
bila kerusakan parah, tulang tengkorak akhirnya melebur dengan tulang rahang (ankilosis), sehingga sulit membuka mulut,
temporomandibular juga dapat terjadi akibat cedera yang memicu perdarahan ke dalam sendi, karena
sisi dagunya terbentur sesuatu,
pengidap osteoartritis pada sendi temporomandibuler harus mengistirahatkan sendi yang sakit,
rasa nyeri dapat sembuh tanpa pengobatan, namun pergerakan rahang untuk aktivitas normal, meskipun rahang sakit jika dibuka lebar seperti normalnya,
artritis rematoid pada sendi temporomandibular diatasi dengan obat-obatan , pereda nyeri, kortikosteroid, metotreksat , guna
mempertahankan pergerakan sendi dan mencegah ankilosis ,
ankilosis yaitu hilangnya pergerakan sendi, sebagai akibat dari peleburan tulang di dalam sendi atau pengapuran ligamen di sekitar sendi ,
pengapuran ligamen di sekitar sendi tidak memicu nyeri, tetapi mulut hanya dapat membuka selebar 2 cm ,
peleburan dari tulang-tulang di dalam sendi memicu gerakan sendi menjadi terbatas,
hipermobilitas atau rahang longgar terjadi bila ligamen yang menahan sendi menjadi teregang ,
pada hipermobilitas, rahang bergeser geser ke depan, keluar dari asalnya, memicu susah menutup mulut,
maka jangan membuka mulut terlalu lebar, sehingga ligamen tidak terlalu teregang,
cacat bawaan pada sendi temporomandibuler jarang terjadi.
kadang ujung tulang rahang tidak terbentuk , atau lebih kecil dibandingkan normal,
kelainan itu memicu kelainan bentuk wajah dan maloklusi atau salah letak gigi atas dan gigi bawah ,
ini diatasi dengan pembedahan,
keilosis
keilosis yaitu radang dangkal pada sudut mulut yang memicu sudut mulut pecah-pecah,
keilosis disebabkan mikosis , virus herpes , piridoksin, defisiensi riboflavin, asam pantotenat ,
gejalanya luka-luka berkerak pecah pecah di kedua sudut mulut yang terasa nyeri jika terkena makanan pedas,
pengobatan dengan diberikan :
vitamin C 50 mg 3 x sehari.,
vitamin B2 25 – 50 mg bersama vitamin B-kompleks 1 tablet 3 x sehari diberikan selama 1 minggu, .
malocclusion
Malocclusion yaitu kelainan susunan bagian atas dan bawah rahang yang mencegah gigi bertemu dengan semestinya,
Penyumbatan pada susunan gigi dan tempat dimana gigi atas dan bawah bertemu , Idealnya, gigi bagian atas sedikit melebihi gigi bagian atas. Susunan yang semestinya pada gigi mencegah kekuatan yang tidak semestinya terdapat hanya pada beberapa gigi dan menjaga bibir, pipi, dan lidah terhindar dari permukaan tajam. bila gigi maloccluded (keluar dari susunan), ketegangan yang tidak semestinya yang terdapat pada beberapa gigi, yang dapat mematahkan bagian pada mahkota gigi atau melonggarkan gigi,
penyebab malocclusion yaitu ketidakseimbangan antara ukuran rahang dan ukuran gigi , perbedaan ini muncul pada gigi yang terlalu padat , atau hilangnya salah satu atau lebih gigi : saat gigi hilang, gigi disekitarnya cenderung menyimpang ke dalam ruang tersedia yang baru, bergerak keluar barisan , adanya alat penahan bingkai penunjang gigi.
kelainan baris pada rahang yang retak, penghisapan ibu jari lebih dari usia 4 tahun, tumor pada mulut atau rahang, dan mahkota gigi yang tidak pas, fillings,
malocclusion tidak memiliki gejala namun memicu pengenduran atau patahan pada kelainan baris gigi , malocclusion berat memicu rasa tidak nyaman saat menggigit
malocclusion dapat didiagnosa selama pemeriksaan gigi,
malocclusion dapat diperbaiki dengan disusun ulang menggunakan kekuatan ringan secara terus menerus melalui penggunaan alat gigi, seperti bingkai penyangga gigi (kawat dan pegas yang disesuaikan dengan gigi dengan lem gigi) atau sebuah penyangga bingkai penahan gigi yang bisa dipindahkan dipadukan dengan kawat dan piringan plastik yang diselipkan ke dalam atap mulut, Untuk beberapa malocclusion minor, terapi gigi bisa dilakukan dengan alat yang hampir tidak bisa dilihat.
periodontitis
yaitu peradangan jaringan periodontium yang lebih dalam merupakan lanjutan dari peradangan ginggiva,
periodontitis merupakan akibat dari penumpukan plak dan karang gigi (tartar) diantara gigi dan gusi,
terbentuk kantong diantara gigi dan gusi, yang meluas ke bawah diantara akar gigi dan tulang dibawahnya, Kantong ini mengumpulkan plak dalam suatu lingkungan bebas oksigen yang mempermudah pertumbuhan bakteri , sehingga gigi lepas, gejalanya yaitu:
perdarahan gusi,
perubahan warna gusi,
bau mulut halitosis,
karang gigi, saku gigi dan penyebab lokal lainnya harus dibersihkan ,
diberikan antibiotik amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari,
pasien berkumur dengan larutan povidon,
pulpitis
pulpitis yaitu peradangan pada pulpa gigi yang memicu rasa nyeri, pulpitis sebagai reaksi toksin bakteri pada karies gigi, gigi yang mengalami pulpitis akan nyeri sampai ke area sinus dan area telinga pulpitis gigi bawah atau pelipis pulpitis gigi atas ,
jika makan makanan asam, manis, atau dingin akan terasa sakit , sakit saat mengunyah menandakan bahwa peradangan sudah mencapai jaringan periapikal,
penyebab pulpitis yaitu pembusukan gigi, pulpa terbungkus dalam dinding yang keras sehingga tidak ada ruang untuk membengkak , saat terjadi peradangan. yang terjadi hanyalah peningkatan tekanan di dalam gigi, peradangan yang ringan, tidak menimbulkan kerusakan gigi permanen sedang peradangan yang berat dapat mematikan pulpa, meningkatnya tekanan di dalam gigi bisa mendorong pulpa melalui ujung akar, sehingga bisa melukai tulang rahang dan jaringan di sekitarnya.
lubang gigi dbersihkan dengan ekskavator dan semprit air, kemudian dikeringkan dengan kapas dan dijejali pellet kapas yang sudah ditetesi dengan eugenol,
Parasetamol 3 x 250 mg/hari untuk anak-anak.
Parasetamol 3 x 500 mg/hari untuk orang dewasa,
bila pasien alergi penisilin, maka diberikan :
eritromisin 3 x -250 mg/hari selama 5 hari untuk anak-anak.
tetrasiklin 3 x 500 mg/hari selama 5 hari untuk dewasa.
jika sudah ada peradangan jaringan periapikal, berikan antibiotik selama 5 hari :
amoksisilin : 3 x 250 mg/hari untuk anak-anak.
amoksisilin : 3 x 500 mg/hari untuk dewasa,
stomatitis
sariawan , ulkus aftosa, chanker sores, yaitu luka terbuka kecil di dalam mulut yang memicu nyeri,
penyebab stomatitis karena obat-obatan (stomatitis medikamentosa venenata) ,
kurang kebersihan mulut , infeksi kumam, gangguan hormonal (gingivostomatitis deskuamatif), kelainan darah, stomatitis aftosa (sariawan) tidak diketahui penyebabnya, Stomatitis Vincent disebabkan oleh kumam Gram negatif, faktor yang berperan memicu sariawan, antaralain gangguan hormonal, demam, stres, trauma, cemas,
sariawan bisa terjadi di semua area mulut, jika sariawan berada di dekat faring, pasien akan sulit menelan,
stomatitis vincent atau gingivostomatitis nekrotik cenderung kronis , dengan gejala perdarahan di gusi dan gigi , ulkus pada stomatitis ini terdapat di area gusi, antargigi dan diselaputi pseudomembran berwarna kuning yang mudah diangkat, ulkus ini bisa meluas ke area lain mulut sampai ke faring,
jika tidak diketahui dengan pasti Vincent atau bukan, gabungkan dengan antibiotik amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari , sariawan diatasi dengan deksametason 1 mg 2 x sehari , selama 2 – 3 hari, diberikan vitamin B kompleks dan vitamin C 50 mg 3 x sehari selama 3 hari,
resesi gusi
resesi gusi yaitu hilangnya jaringan gusi dari pangkal gigi yang terhubung pada permukaan akar,
Resesi muncul sebagai reaksi terhadap penyikatan yang terlalu agresif ditambah akibat alami pada jaringan gusi yang tipis
resesi menyebabkan gigi sangat peka makanan yang dingin, bisa memicu gigi rapuh terhadap cavitis akar,
Pengobatan dilakukan saat gusi atau gigi sensitive , dengan pencangkokan , dimana jaringan lembut diangkat dari akar pada mulut ,
trench mouth
tench mouth (gingivitis ulserativa nekrotikan akut, infeksi vincent) yaitu infeksi gusi yang nyeri tidak menular , demam , gusi mudah berdarah , mengunyah memicu nyeri,kelenjar getah bening di bawah rahang membengkak,nyeri gusi, timbul bau mulut yang busuk,
yang memicu terjadinya penyakit ini, yaitu :
kurang menjaga Kebersihan mulut ,
Infeksi paling cepat terjadi pada pengidap gingivitis simpleks ,
akhirnya gusi yang ada diantara dua gigi mengalami pengikisan dan tertutup oleh jaringan mati yang berupa lapisan berwarna abu-abu,
diagnosa dengan melihat pembengkakan kelenjar getah bening di kepala dan leher,
pemeriksaan rontgen gigi atau rontgen wajah untuk menentukan kerusakan jaringan dan luasnya infeksi ,
pengobatan dilakukan dengan pembersihan semua karang jaringan gusi yang mati ,
pembersihan ini memicu nyeri, maka digunakan obat bius lokal,
sesudah pembersihan, pasien berkumur-kumur dengan larutan hidrogen peroksida,
bila bentuk dan posisi gusi tidak kembali normal, dokter gigi akan melakukan pembedahan untuk membentuk gusi sebagai pencegahan terhadap periodontitis,
Antibiotik Erytromicin , tetrasiklin diberikan jika trench mouth tidak bisa diatasi dengan perawatan gigi,