Senin, 07 Maret 2022

pemeriksaan 1








diagnosa perut





1.konfirmasi data sukarelawan, menerangkan dan 


menyuruh ijin ,

2. cuci tangan. 


3. menyuruh sukarelawan berbaring terlentang.


Inspeksi perut


4. mengamati  pergerakan peristaltik perut dan 


pulsasi,Auskultasi perut
,bentuk perut (apakah  membuncit,simetri, atau tidak), dinding perut (kulit, vena, umbilicus, 
inguinal), 

5. menaruh steteskop di sekitar umbilikus di  satu 


tempat di dinding perut guna menghitung 


frekuensi bising usus (2 menit) dan mendengar 

bunyi usus atau Perkusi perut 
, bunyi bruit arterial, venous 
hump,





6. melaksanakan perkusi di  semua kuadran perut.


7. mencatat bunyi pekak/ timpani ,

8. perkusi khusus di  bagian batas inferior 
costa kanan, guna mempertimbangkan pekak hati,

9. perkusi khusus di  bagian batas inferior 
costa kiri, guna mempertimbangkan timpani area gaster.


10. perkusi khusus di area linea aksilaris  anterior kiri di  sela iga VI guna mempertimbangkan ada

tidaknya pembesaran limpa (mempertimbangkan perubahan 
suara timpani menjadi redup).


11. guna analisa liver span:


• perkusi khusus di garis midklavikula 
kanan dari kranial ke arah kaudal guna 
analisa batas paru-hepar dengan mempertimbangkan 
perubahan suara dari sonor ke redup. 


• lalu  mempertimbangkan batas 
bawah hepar dengan cara melaksanakan perkusi di 
garis midklavikula kanan mulai dari setinggi 


umbilicus ke kranial hingga di dapat perubahan 


suara dari timpani ke redup. 


• Mengukur jarak antara batas atas dan batas 


bawah hepar.
Palpasi perut


12. menyuruh sukarelawan guna menekuk lutut


13. • Palpasi superfisial (ringan) melaksanakan dengan 


menempelkan sisi palmar tangan dengan cara 


horizontal di  semua regio perut dengan cara 


sistematis. 


• mempertimbangkan nyeri tekan perut, defance muscular
 dan ada tidaknya massa superfisial. Lalu diulangi 
dengan melaksanakan palpasi dalam, bila ada 
massa deskripsikan lokasi, ukuran, bentuk, nyeri 
tekan, konsistensi, pulsasi dan bergerak atau 
tidak saat bernapas.


14. mengamati wajah sukarelawan selama palpas

diagnosa Cairan Bebas (Asites)
Teknik Shifting Dullness


15. melaksanakan perkusi dari umbilikus (bagian puncak 
perut) ke lateral kiri atau kanan.


16. analisa batas perubahan bunyi perkusi dari 


timpani ke redup.


17. memicu tanda batas perubahan suara itu 


dengan menaruh jari sebagai plesimeter tetap 


di  batas itu lalu sukarelawan wajib miring ke 


arah kontralateralgerakan perkusi. 


18. Menunggu 30-60 detik,

19. melaksanakan perkusi kembali di tempat yang telah 
 ditandai dan tentukan apakah ada perubahan suara 
dari redup ke timpani,

Teknik Undulasi


20. Tangan dokter berada di sebelah kiri dan kanan 

perut sukarelawan


21. melaksanakan hentakan di  dinding perut dengan jari 


22. mendeteksi getaran di  tangan lain yang menempel 


di  dinding perut yang kontrperalatan mediseral
 Test  undulasi positif bila mendeteksi getaran


Palpasi Hepar


23. menyuruh sukarelawan melipat kedua tungkai.


24. melaksanakan penekanan di  dinding perut dengan 
memakai sisi palmar radial jari tangan kanan.


25. menyuruh sukarelawan menarik nafas dalam.

26. melaksanakan palpasi lobus kanan di awali dengan 
menaruh tangan kanan di  regio illiaka kanan 
dengan sisi palmar radial jari sejajar dengan arcus 
costae kanan. 


27. Palpasi melaksanakan dengan menekan nekan dinding 
perut ke bawah dengan arah dorsalketika 


sukarelawan ekspirasi maksimal, lalu di  awal 


inspirasi jari bergerak ke kranial dalam arah 


parabolik.


28. Palpasi melaksanakan ke arah arcus costae kanan.


29. diagnosa lobus kiri dengan palpasi di  area 


garis tengah perut ke arah epigastrium di awali 


dari umbilikus dengan cara seperti diatas.


30. Bila meraba tepi hati, deskripsikan ukuran, 


permukaan, tepi, konsistensi, nyeri tekan, dan 


apakah ada pulsasi.


31. diagnosa murphy sign:


• Palpasi batas hati di  batas lateral m.rectus


• menyuruh sukarelawan menarik napas dalam


• mempertimbangkan ada tidaknya nyeri





Palpasi Limpa (Metode Schuffner)


32. menyuruh sukarelawan melipat kedua tungkai. 


33. melaksanakan penekanan di  perut dengan 


memakai sisi palmar radial jari tangan kanan.


34. Palpasi melaksanakan dengan menekan nekan dinding 
perut ke bawah dengan arah dorsal  ketika 

sukarelawan ekspirasi maksimal, lalu di  awal 


inspirasi jari bergerak ke kranial dalam arah 


parabolik. 


35. Palpasi di awali dari SIAS kanan, melewati umbilikus 
menuju arkus costae kiri.


36. Mendeskripsikan ukuran pembesaran limpa dengan 
skala schuffner,

Palpasi Titik Mc Burney 


37. analisa titik Mc Burney di  1/3 lateral dari 


garis imajiner yang menghubungkan SIAS kanan 


dengan umbilikus dinding perut kuadran kanan 


bawah. 


38. melaksanakan penekanan di  titik itu guna 


mengetahui nyeri tekan dan nyeri lepas.


39. mempertimbangkan apakah ada defance muscular lokal.


diagnosa Ballotement 


40. Meletakan tangan kiri di posterior sukarelawan, di kaudal 


dari iga ke 12 dengan ujung jari di  sudut 


kostovertebra.


41. Meletakan tangan kanan di  perut kanan atas, 


di lateral dari m rectus abdominis

42. Angkat tangan kiri,  mendorong ginjal ke 
 anterior.


43. menyuruh sukarelawan menarik napas dalam.


44. di  puncak inspirasi, lakukan palpasi dalam 


dengan tangan kanan di  perut kanan atas, 


tepat dibawah iga guna mendeteksi mobilitas ginjal 
diantara kedua tangan.


45. melaksanakan palpasi ginjal bimanual di  sisi 


kontrperalatan mediseral.
Nyeri ketok Costovertebra Angle (CVA) 


46. menyuruh sukarelawan duduk.


47. diagnosa melaksanakan dari arah belakang sukarelawan, 
meletakan tangan kiri sisi palmar di  sudut 
kostovertebra kanan.


48. Meletakan bagian ulnar kepalan tangan kanan diatas 
tangan kiri di  sudut kostovertebra kanan.


49. mengamati sukarelawan dan tanya sukarelawan 
apakah sukarelawan mendeteksi nyeri.


50. Memukulkan bagian ulnar kepalan tangan diatas 
tangan kiri di  sudus kostovertebra kanan dengan 
kekuatan usia anak ,

51. melaksanakan tindakan yang sama (no. 47 hingga 50) 
di  sudut kostovertebra kiri.


52. cuci tangan.



diagnosa Colok Dubur


 



1 konfirmasi data sukarelawan, menerangkan dan 


menyuruh ijin   .


2. cuci tangan dan memakai sarung tangan.


3. dokter berdiri disisi kanan sukarelawan.


4. menyuruh sukarelawan guna berbaring dan mengambil 


posisi miring ke kiri dengan panggul dan lutut 


difleksikan ke arah dada. 


5. Menginspeksi area regio-anal, mempertimbangkan ada 


tidaknya benjolan, fistula, gejala   infeksi.


6. memicu gel di  jari telunjuk kanan dan oleskan 


di tepi anus sukarelawan


7. menaruh tangan kiri di area gluteus kanan 


sukarelawan, lalu jari telunjuk kanan dimasukan 


kedalam anus dengan ujung jari telunjuk mengarah 


ke anterior (umbilikal) sukarelawan lalu tangan di 


rotasi guna melaksanakan diagnosa.


melaksanakan penilaian:


8. a. Tonus sfingter ani : jepitan kuat atau lemah.


9. b. Ampula rekti : kolaps atau tidak kolaps.


10. c. Mukosa rekti : licin/kasar, ada benjolan atau tidak 


ada. 


11. d. Bila ada benjolan: deskripsikan sirkuler atau 


terletak di  jam berapa, rapuh atau tidak, jarak 


dari garis anokutan12. e. Prostat teraba pole atas atau tidak dan teraba 


nodul keras atau tidak (di  laki-laki).


13. f. ada benjolan lain diluar lumen atau tidak.


14. g. ada nyeri tekan atau tidak, bila ada 


disebutkan di  arah jam berapa.


15. Mengeluarkan jari telunjuk kanan. Sarung tangan 


diperiksa: 


• Ada feces atau tidak, bila ada catat 


warnanya 


• Ada darah atau tidak 


• Ada lendir atau tidak.


16. Membersihkan anus sukarelawan dengan kasa atau tissue.


17. biarkan sukarelawan memakai celana kembali dan 


ke meja periksa.


18. melenyapkan bahan medis habis pakai ke tempat 


sampah medis


19. Membuka sarung tangan, lalu cuci tangan.


20. menerangkan hasil diagnosa kedi  sukarelawan dan 


menulis laporan







diagnosa Muskuloskeletal


(Ekstremitas Atas)


 

konfirmasi data sukarelawan, menerangkan dan 


menyuruh ijin   .


2. cuci tangan 


3. menyuruh sukarelawan melepaskan pakaian 

Sendi Bahu


4. melaksanakan inspeksi sendi bahu antaralain:  lenggang 


tangan ketika berjalan, warna dan kelainan kulit, 


gejala  peradangan, kontur otot dan kelainan 


bentuk tulang. 


5. melaksanakan palpasi di  sendi bahu antaralain:  perabaan 


dan penekanan di  otot, sendi dan tulang area 


sendi bahu.


6. Move: menyuruh sukarelawan melaksanakan gerakan aktif yaitu 


adduksi, abduksi, rotasi internal, rotasi eksternal, 


fleksi, dan ekstensi.





GAMBAR 6  A & B 




7. Abduksi dan adduksi pasif: 


dokter berdiri di belakang sukarelawan dan menaruh 


tangan dokter di bahu sisi berlawanan dan tangan 


lain dokter menggerak gerakan lengan sukarelawan menjauhi 


sumbu tubuh (abduksi), lalu dokter 


menggerak gerakan lengan sukarelawan menyilang ke depan 


dada (adduksi).


8. Rotasi eksternal pasif:


dokter berdiri di belakang sukarelawan dan 


memposisikan bahu sukarelawan di  posisi netral dengan 


siku ditekuk hingga 90°  lalu melaksanakan rotasi 


eksternal sejauh mungkin di  posisi itu ATAU 


dengan cara sendi bahu abduksi 90°  dan sendi siku 


fleksi 90 ° , lalu melaksanakan rotasi eksternal sejauh 


mungkin dan dipertimbangkan jangkauan gerak sendi.

9. Rotasi internal pasif:


dokter berdiri di belakang sukarelawan dan 


memposisikan bahu sukarelawan di  posisi netral dengan 


siku ditekuk hingga 90°  lalu melaksanakan rotasi 


internal sejauh mungkin di  posisi itu ATAU 


dengan cara sendi bahu abduksi 90°  dan sendi siku 


fleksi 90° , lalu melaksanakan rotasi internal sejauh 


mungkin dan dipertimbangkan jangkauan gerak sendi.


10. Fleksi dan ekstensi pasif:


dokter berdiri di samping sukarelawan dan 


memposisikan bahu sukarelawan di  posisi netral, 


lalu melaksanakan fleksi dan ekstensi sendi bahu 


sejauh mungkin lalu mempertimbangkan jangkauan gerak fleksi.


11. Test  Apley’s Scratch:


sukarelawan wajib meraih punggung di  belikat sisi 


yang berlawanan dari arah belakang, mula mula sukarelawan 


wajib menyentuh bahu sisi berlawanan, lalu 


menyentuh punggung bagian belakang leher dan 


terakhir mencoba menggapai punggung sejauh 


mungkin

12. Test  Yergason (bicipitalis kaput longum):


• Memposisikan lengan atas sukarelawan berada di


samping badan dan sendi siku fleksi 90°  dan dalam 


posisi tangan pronasi. 


• Satu tangan dokter memegang bahu sukarelawan 


yang diperiksa dengan jari meraba tendon biceps 


di sulcus bicipitalis, lalu tangan yang lain dari 


dokter memegang tangan sukarelawan. 


• sukarelawan wajib melaksanakan supinasi melawan 


tahanan dari dokter sambil dokter meraba 


tendon bicipitalis di sulcus bicipitalis.


Sendi Siku




GAMBAR  12





13. mengamati warna 
kelainan kulit, gejala peradangan, kontur otot, 
melaksanakan inspeksi area sendi siku dalam keadaan 
ekstensi dan fleksi.

kelainan bentuk tulang dan massa atau benjolan.




14. melaksanakan palpasi area siku antaralain:  perabaan dan 
prosesus olekranon, dan sulkus olekranon, ditentukan 
ada nyeri atau tidak,

penekanan otot biseps dan triseps area 1/3 distal 


humerus, epikondilus lateralis dan medialis humeri, 

15. melaksanakan penilaian ruang gerak sendi siku yang 
antaralain:  gerakan: 


• Fleksi – Ekstensi 


• Pronasi – Supinasi 


Pergelangan Tangan dan Tangan






GAMBAR 15 A  B







16. melaksanakan inspeksi area pergelangan tangan dan 
tangan, antaralain:  warna dan kelainan kulit, gejala 


peradangan, kontur otot (tenar, hipotenar dan 


interoseus) dan sendi, kelainan tulang, nodus 


heberden, nodus bouchard, boutonniere deformity, 

swan neck deformity, ulnar deviasi.


17. melaksanakan inspeksi kuku guna mencari kuku psoriatic, 


onikolisis, hiperkeratosis.


18. Palpasi distal radius ulna, lekukan setiap tulang di 


pergelangan tangan, delapan tulang karpal dan 


anatomical snuffbox, sendi-sendi jari tangan 


metacarpalphalangeal (MCP), proksimal

interphalangeal (PIP), distal inter phalang (DIP), 


squeeze test.


19. melaksanakan penilaian ruang gerak sendi tangan dan 


jari, antaralain: : 


• Fleksi- ekstensi pergelangan tangan


• Deviasi ulnar – radial


• Fleksi – Ekstensi jari 


• Abduksi – Adduksi jari

Oposisi ibu jari ke empat jari yang lain








GAMBAR  19 ABCD





20. diagnosa carpal tunnel syndrome: Test  tinel


dokter melaksanakan perkusi dengan ujung jari 


dokter di  sisi volar pergelangan tangan sukarelawan 


yang terdampak.






GAMBAR 20







21. Test  Phalen:


sukarelawan wajib memfleksikan maksimal kedua sendi 
pergelangan tangan dengan cara menekan nekan sisi dorsal 
kedua tangan hingga sendi pergelangan tangan 
mengalami fleksi maksimal dan ditahan selama 60 detik.



GAMBAR 21




22. diagnosa tendinitis De Quervains (tendon 


abduktor pollicis longus dan ekstensor pollicis brevis): 


Test  Finkelstein


• sukarelawan wajib melaksanakan fleksi ibu jari tangan 


yang terdampak.


• Keempat jari yang lain difleksikan hingga 


menggenggam ibu jari.


• dokter lalu melaksanakan gerakan deviasi 


pergelangan tangan ke arah ulnar.






GAMBAR 22





23. Selain mempertimbangkan ruang gerak sendi juga dipertimbangkan manuver: 


hand grip, thumb movement, thumb adduction.


24. mempertimbangkan sensoris saraf perifer dengan cara sederhana 


dengan memakai kapas: 


• N. Ulnaris 


• N. Radialis 


• N. Medianus 


25. biarkan sukarelawan guna memakai pakaiannya 


26. cuci tangan













diagnosa TORAKS POSTERIOR


42. menyuruh sukarelawan melepaskan pakaian atas dan duduk 


membelakangi dokter.


Inspeksi Toraks Posterior


43. mengatakan ada tidaknya benjolan (tumor), kelainan 


bentuk tulang belakang atau benjolan di  tulang 


belakang.


Palpasi Toraks Posterior


44. melaksanakan perabaan di semua toraks posterior guna 


mempertimbangkan ada tidaknya emfisema subkutis, 


benjolan/tumor atau nyeri tekan.


45. melaksanakan diagnosa ekspansi di  toraks 


posterior dengan menaruh kedua telapak tangan 


di  toraks belakang kiri dan kanan dengan kedua 


ibu jari saling bertemu dan menyuruh sukarelawan inspirasi 


dalam mulai dari bawah skapula.


46. melaksanakan diagnosa fremitus raba dengan 


menaruh permukaan palmar pangkal jari-jari atau 


sisi ulnar kedua tangan di  toraks posterior kiri dan 


kanan.


47. menyuruh sukarelawan mengatakan angka 77 atau 99 


berulang-ulang, dan mendeteksi dengan teliti getaran 


suara napas yang dihasilkan.


48. melaksanakan langkah no 47 di area toraks posterior 


mulai dari area interskapula ke bawah.


49. melaksanakan konfirmasi antara tangan kanan dan kiri 


di  setiap lokasi.

Perkusi Toraks Posterior


50. melaksanakan perkusi semua toraks posterior dari apeks 


paru (area atas skapula) hingga kebawah 


(interskapula terus ke bawah skapula) guna mempertimbangkan 


ada tidaknya kelainan. 


51. Membandingkan paru kiri dan kanan di  setiap 


lokasi diagnosa dengan ladder like pattern.


52. Perkusi batas toraks posterior: perkusi di  garis 


skapula kanan dan kiri guna mencari batas toraks 


posterior kanan dan kiri, dengan berpedoman kedi 


korpus vertebra mulai dari vertebra prominens (C7).




GAMBAR 1Z



53. Perkusi batas toraks posterior kanan: perkusi di  


linea skapula kanan dengan cara beraturan ke arah kaudal 


dengan menaruh jari plesimeter di  arah tegak 


lurus terhadap gerak perkusi dengan gentle, 


analisa ada tidaknya perubahan dari sonor menjadi 


redup.


54. Perkusi batas toraks posterior kiri: perkusi di  linea 


skapula kiri ke arah bawah dengan analisa 


ada tidaknya perubahan dari sonor menjadi redup 


(biasanya setinggi torakalis 10).

Auskultasi Toraks Posterior


55. melaksanakan auskultasi paru dengan cara sistematis.


56. melaksanakan dari apeks paru (area atas skapula), 


area interskapula terus ke bawah.


57. Membandingkan paru kiri dan kanan di  setiap 


lokasi diagnosa dengan ladder like pattern (bila 


perlu sukarelawan wajib bernapas lebih dalam).


58. menata peralatan medis.


59. cuci tangan



















diagnosa Paru




konfirmasi data sukarelawan, menerangkan dan 


menyuruh ijin   .


2. Memeriksa ketersediaan peralatan medis.


3. cuci tangan .


4. menyuruh sukarelawan melepaskan pakaian atas dan 


berbaring terlentang.


Inspeksi Keadaan Umum berhubungan dengan sistem pernafasan


5. Inspeksi lesi di  dinding toraks, kelainan bentuk 


toraks, sifat, dan pola napas.


6. mempertimbangkan ada tidaknya sesak.


7. mempertimbangkan ada tidaknya napas cuping hidung, 


penggunaan otot bantu napas, dan retraksi otot 


interkostal.


Inspeksi Warna Kulit berhubungan dengan sistem pernafasan


8. mempertimbangkan sianosis perifer (warna kulit, bibir, kuku 


kebiruan), warna kulit pucat atau tidak.


Inspeksi Leher berhubungan dengan sistem pernafasan


9. mengatakan ada tidaknya penggunaan otot bantu 


napas m.sternokleidomastoideus, dan suprasternal.


10. mengatakan ada tidaknya bendungan vena leher.


11. mengatakan ada tidaknya pembesaran kelenjar 


getah bening

Palpasi Leher


12. melaksanakan perabaan kelenjar getah bening: palpasi 


dengan ujung jari di  area sepanjang 


m.sternokleidomatoideus, supraklavikula, dan 


infraklavikula.


13. melaksanakan diagnosa posisi trakea dengan 


menaruh ujung jari telunjuk di  area antara 


trakea-sternokleidomastoideus, kiri, dan kanan.


Inspeksi Ekstremitas berhubungan dengan sistem pernafasan


14. mempertimbangkan jari tabuh (clubbing finger), karat nikotin, dan 


otot lengan atas mengecil.


diagnosa TORAKS ANTERIOR


15. menyuruh sukarelawan melepaskan pakaian atas dan 
 berbaring terlentang.


Inspeksi Toraks Anterior


16. Inspeksi bentuk toraks dengan mempertimbangkan diameter 


anteroposterior dibandingkan diameter sagital, dan 

besar sudut angulus costae.


17. menganalisa ada tidaknya penyempitan dan 


pelebaran sela iga


Inspeksi kelainan lain (ada tidaknya bendungan vena, 


benjolan, ginekomastia, atay spider nevi).


18. mempertimbangkan kesimetrisan hemitoraks kiri dan kanan.


19. mempertimbangkan frekuensi napas dalam 1 menit.


20. mempertimbangkan kedalaman sistem pernafasan.

Palpasi Toraks Anterior


21. melaksanakan perabaan di semua toraks guna mempertimbangkan 


sela iga, ada tidaknya emfisema subkutis, 


benjolan/tumor atau nyeri tekan.


22. melaksanakan diagnosa ekspansi toraks dengan 


menaruh kedua telapak tangan di  toraks kiri dan 


kanan dengan kedua ibu jari saling bertemu dan 


menyuruh sukarelawan inspirasi dalam.


23. melaksanakan diagnosa fremitus raba dengan 


menaruh permukaan palmar pangkal jari-jari atau 


sisi ulnar kedua tangan di  toraks anterior kiri dan 


kanan.


24. menyuruh sukarelawan mengatakan angka 77 atau 99 


berulang-ulang, dan mendeteksi dengan teliti getaran 


suara napas yang dihasilkan.


25. melaksanakan konfirmasi antara tangan kanan dan kiri 


di  setiap lokasi.


26. melaksanakan diagnosa fremitus dengan cara sistematis 


dari atas ke bawah.


Perkusi Toraks Anterior


27. melaksanakan perkusi semua toraks anterior dari apeks 


paru (area supraklavikula) hingga bawah guna 


mempertimbangkan dengan cara umum ada tidaknya kelainan.


28. melaksanakan perkusi dengan cara umum di  semua lapang 


paru anterior di awali dari apeks (area 


supraklavikula) dengan cara berurutan dari toraks kiri ke 


kanan dan ke bawah (zig-zag) hingga ke batas toraks

bawah dengan perut, dan dibandingkan setiap 


langkah perkusi dari tiap-tiap sisi paru.


29. analisa bunyi ketukan: sonor, hipersonor, redup, 


pekak, atau timpani.


30. melaksanakan perkusi di area aksila, dengan terlebih 


dahulu menyuruh sukarelawan mengangkat lengan ke atas 


kepala.


31. Perkusi batas paru-hati: perkusi di  linea 


midklavikula kanan dengan cara berurutan dari atas ke 


bawah hingga ada tidaknya perubahan dari sonor menjadi 


redup.


32. Memeriksa peranjakan hati dengan menyuruh sukarelawan 


guna menarik napas dalam lalu menahan napas 


sebentar.


Dari batas paru-hati yang telah ada ketika 


menahan napas itu perkusi kembali diteruskan 


hingga memperoleh perubahan suara sonor menjadi 


redup, guna lalu ditentukan berapa jari 


peranjakan hati yang didapatkan. lalu sukarelawan 


wajib bernapas seperti biasa.


33. Perkusi batas paru–lambung: perkusi di  linea 


aksilaris anterior kiri dengan cara berurutan dari atas ke 


bawah ke arah kaudal hingga ada perubahan dari 


sonor menjadi timpani (lambung kosong) atau redup 


(lambung terisi).


34. analisa batas paru-lambungAuskultasi Toraks Anterior


35. melaksanakan auskultasi dengan cara sistematis di awali dari 


apeks paru ke bawah, kiri, dan kanan, dibandingkan 


setiap langkah, dan menyuruh sukarelawan guna menarik 


napas dalam.


36. analisa suara napas pokok: vesikuler, 


bronkovesikular, bronkial, trakeal. 


37. analisa ada tidaknya suara napas tambahan: 


ronki basah, ronki kering, bunyi gesekan pleura, 


hippocrates succusion, pneumothorax click, amforik, 


wheezing.


38. melaksanakan diagnosa auditori fremitus yaitu 


analisa bunyi hantaran suara bila didapatkan 


suara napas bronkovesikuler atau bronkial.


menaruh stetoskop di  dinding toraks dengan cara 


simetris dan sukarelawan wajib mengucapkan angka 77 


atau 99.


39. melaksanakan diagnosa egofoni dengan cara 


menyuruh sukarelawan mengucapkan “ii”.


40. melaksanakan diagnosa bronkofoni dengan cara 


menyuruh sukarelawan mengucapkan kata “8 9”. 


41. melaksanakan diagnosa whispered pectoriloquy


dengan cara menyuruh sukarelawan berbisik dengan 


mengucapkan kata “89"















diagnosa Jantung


 

1.  , memperkenalkan diri, konfirmasi 


data sukarelawan, menerangkan dan menyuruh ijin 




2. Memeriksa ketersediaan peralatan medis.


3. cuci tangan. 


4. menyuruh sukarelawan guna mengangkat/membuka pakaian 


sehingga bagian toraks terpapar dan menyuruh guna 


berbaring posisi supine. 


Inspeksi Jantung


5. Inspeksi habitus, bentuk dada, dan kelainan yang 


ada.


6. Inspeksi letak iktus kordis dan mengatakan dengan 


benar letak iktus kordis (bila   tampak).


Palpasi Jantung


7. menaruh sisi palmar jari-jari tangan atau semua 


telapak tangan di  dinding toraks di lokasi apeks 


jantung.


8. Jika iktus kordis tidak dapat diidentifikasi dengan posisi 


supine, menyuruh sukarelawan guna mengangkat lengan kiri 


di  posisi lateral dekubitus kiri. 


Palpasi kembali dengan tekanan lembut.


9. di  palpasi iktus kordis, identifikasi pula apakah ada 


thrill, heaving, lifting, atau tapping

Perkusi Batas Jantung (Relatif)* 


10. Dengan posisi supine, perkusi di  linea aksilaris 


anterior kiri guna mencari batas paru (sonor) dengan 


lambung (timpani/redup).


11. di  posisi 2 jari di atas batas paru dengan lambung 


melaksanakan perkusi ke medial guna analisa batas kiri 


jantung (redup).


12. Perkusi di  linea parasternalis kiri ke bawah guna 


analisa pinggang jantung (redup).


13. Perkusi di  linea midklavikula kanan guna mencari 


batas paru (sonor) dengan hepar (redup).


14. di  posisi 2 jari di atas batas paru dengan hati 


melaksanakan perkusi ke medial guna analisa batas 


kanan jantung (redup).


* Perkusi dapat di awali guna mencari batas jantung kiri atau 


kanan. 


Auskultasi Jantung


15. melaksanakan diagnosa auskultasi sambil 


membandingkan dengan meraba pulsasi arteri karotis. 


16. Auskultasi di  area sela iga 2 linea parasternalis 


kanan guna mendengar bunyi katup aorta.


17. Auskultasi di  area sela iga 2 linea parasternalis kiri 


guna mendengar bunyi katup pulmonal.


18. Auskultasi di  area sela iga 4-5 linea parasternalis 


kiri guna mendengar bunyi katup trikuspid, 


dibandingkan waktu inspirasi dan ekspirasi

19. Auskultasi di  area sela iga 4-5 linea midclavicula 


kiri guna mendengar bunyi katup mitral.


20. sesudah diagnosa selesai, menyuruh sukarelawan guna 


memakai pakaian kembali.


21. menata peralatan medis.


22. cuci tangan.













diagnosa Kepala


 



1.konfirmasi data sukarelawan, menerangkan dan 


menyuruh ijin   .


2. Memeriksa ketersediaan peralatan medis.


3. cuci tangan.


diagnosa Kepala


4. melaksanakan inspeksi dan palpasi bentuk dan ukuran, 


apakah ada benjolan, lekukan, dan nyeri tekan.


diagnosa Rambut


5. melaksanakan inspeksi warna, penyebaran rambut dan 


apakah mudah dicabut.


diagnosa Mata


6. menyuruh sukarelawan mengamati ke atas dan dokter menarik 


kedua kelopak mata bawah dengan kedua ibu jari. 


Inspeksi nodul, pembengkakan, warna sklera dan 


konjungtiva palpebra dan pola vaskularisasi di sklera. 


7. Inspeksi sklera dan konjungtiva bulbar dengan cara 


menarik kelopak mata bawah dengan ibu jari dan alis 


dengan jari telunjuk.


diagnosa Wajah


8. mengamati ekspresi, bentuk dan kesimetrisan 


wajah, gerakan involunter, bengkak dan benjolan.


diagnosa Kulit Wajah


9. mengamati warna dan kelainan kulit.diagnosa Telinga


10. mengamati bentuk daun telinga, memeriksa liang 


telinga (memakai penlight), membran timpani 


dan tulang mastoid. melaksanakan penekanan di  


tragus.


diagnosa Sinus Paranasalis dan Hidung


11. melaksanakan penekanan di area sinus maksilaris, 


frontalis dan etmoidalis.


diagnosa Bibir


12. mengamati warna, benjolan atau ulkus.


diagnosa Mulut


13. menyuruh sukarelawan guna membuka mulut dan 


menjulurkan lidah. 


14. melaksanakan diagnosa warna mukosa, ulkus, papil 


dan gerakan lidah.


diagnosa Gigi


15. mengamati jumlah gigi, kelainan gigi, dan warna 


gusi dengan memakai penlight.


16. menata peralatan medis.


17. cuci tangan.

diagnosa Leher


 

1.  ,   

konfirmasi data sukarelawan, menerangkan dan 


menyuruh ijin   .


2. Memeriksa ketersediaan peralatan medis.


3. cuci tangan.


Tekanan Vena Jugularis (JVP)


4. menyuruh sukarelawan guna tidur terlentang dengan bantal 


dengan sudut 30-450.


5. menekan nekan vena dengan 1 jari disebelah atas clavicula.


6. menekan nekan vena disebelah atas dekat mandibula dengan 


jari yang lain.


7. Melepas tekanan disebelah bawah di atas clavicula.


8. Menunjuk dimana vena terisi waktu inspirasi biasa.


9. Membuat bidang datar melalui angulus ludovici sejajar 


lantai.


10. Menghitung jarak antara puncak pengisian vena 


dengan bidang datar yang melalui angulus ludovici.


Kelenjar Tiroid


11. menyuruh sukarelawan duduk dan sedikit 


mengekstensikan kepala.


12. melaksanakan inspeksi dari depan di  area kelenjar 


tiroid dengan cara menyarankan sukarelawan melaksanakan 


gerakan menelan dan menganalisa ada tidaknya 


simetrisitas kanan dan kiri, kelainan kelenjar tiroid 


berupa pembesaran, pulsasi, dan tanda peradangan.

13. dokter berdiri di belakang sukarelawan.


14. melaksanakan palpasi di  kelenjar tiroid dengan 


memakai ujung jari dari kedua tangan dengan cara 


menyarankan sukarelawan melaksanakan gerakan menelan 


dan mendeteksi kelenjar tiroidketika kelenjar 


itu bergerak.


menganalisa ada tidaknya: thrill, ukuran, konsistensi, 


jumlah nodul, simetrisitas kanan dan kiri, kontur 


permukaan, pulsasi, nyeri.


15. bila teraba pembesaran, dokter berpindah ke 


depan sukarelawan guna mengukur ukuran nodul, dengan 


memakai kaliper atau pita pengukur.


16. Memeriksa ada tidaknya bruit di  kelenjar tiroid dengan 


memakai stetoskop.


Kelenjar Getah Bening


17. menyuruh sukarelawan duduk.


18. dokter berdiri di depan sukarelawan melaksanakan inspeksi: 


mengamati ada tidaknya pembesaran kelenjar getah bening 


yang tampak.


19. dokter berdiri di belakang/depan sukarelawan yang 


duduk.


20. Palpasi dengan jari dari depan atau belakang sukarelawan 


di  area preauricular, postauricular, oksipital, 


tonsilar, submandibular, submental, servikal superfisial, 


servikal posterior, rantai servikal dalam, dan 


supraklavikular

Arteri Karotis


21. menyuruh sukarelawan berbaring terlentang dengan bantal, 


dengan sudut 30°,

22. Inspeksi area medial otot sternokleidomastoideus 


kanan.


23. Palpasi arteri karotis memakai 2 jari (jari tengah 


dan jari telunjuk) di  area 1/3 bawah sisi kanan 


leher.


24. Auskultasi arteri karotis kanan.


25. Inspeksi area medial otot sternokleidomastoideus 


kiri.


26. Palpasi arteri karotis memakai 2 jari (jari tengah 


dan jari telunjuk) di  area 1/3 bawah sisi kiri leher. 


27. Auskultasi arteri karotis kiri.


28. menata peralatan medis.


29. cuci tangan.







diagnosa Tanda Vital


 



1.konfirmasi data sukarelawan, menerangkan dan 


menyuruh ijin   .


2. Memeriksa ketersediaan peralatan medis.


3. cuci tangan. 


4. menyuruh sukarelawan berbaring terlentang atau duduk.


Penilaian Keadaan Umum


5. analisa derajat kesadaran sukarelawan dengan cara 


memicu pertanyaan tentang keadaan sekeliling 


sukarelawan (contoh: nama, waktu, atau tempat sukarelawan 


berada)


6. mempertimbangkan kondisi sakit dengan cara umum: tidak tampak sakit, 


ringan, sedang atau berat.


7. mempertimbangkan taksiran usia sesuai/tidak


8. mempertimbangkan bentuk tubuh, habitus, gizi, cara 


berjalan/berbaring, mobilitas


Pengukuran dengan cara Tidak Langsung Tekanan Darah 


Arteri


9. Memasang manset dengan kriteria: 


• Posisikan lengan atas sejajar dengan jantung.


• Lengan baju tidak terlilit manset.


• Tepi bawah manset 2-3 cm di atas fossa cubiti.


• Balon dalam manset harus menutupi lengan atas 


di sisi ulnar (di atas a. brachialis).• Pipa karet tidak menutupi fossa cubiti.


(Manset diikat cukup ketat tetapi tidak membendung 


vena).


10. Palpasi denyut a. brachialis guna analisa tempat 


menaruh membran stetoskop.


11. Memompa manset sambil meraba a. brachialis atau a. 


radialis hingga denyut hilang. lalu menaikkan 


tekanan manset 30 mmHg + 5 mmHg.


12. menaruh corong/membran stetoskop di atas a. 


brachialis dengan cermat


• semua permukaan membran menempel di  


kulit.


• Tidak terlalu keras.


• Tidak disisipkan di antara kulit dan manset.


13. Menurunkan tekanan manset dengan cara lancar dengan 


kecepatan tetap (2-4 mmHg/detik) sambil 


mendengar bunyi aliran darah.


14. mencatat hasil pengukuran tekanan darah.


Penilaian Denyut Nadi (Arteri) Perifer


Arteri Brachialis


15. Mencari denyut a. brachialis di  fossa cubiti lengan 


kanan dan kiri sukarelawan dengan palpasi memakai 


jari telunjuk dan jari tengah


16. mempertimbangkan frekuensi, kekuatan dan irama denyut a. 


brachialis selama 1 menit 


17. mencatat hasil penilaian frekuensi, kekuatan dan 


irama denyut a. BrachialisArteri Radialis


18. Mencari denyut a. radialis di  pergelangan tangan 


kanan dan kiri sukarelawan dengan palpasi memakai 


jari telunjuk dan jari tengah


19. mempertimbangkan frekuensi, kekuatan dan irama denyut a. 


radialis selama 1 menit


20. mencatat hasil penilaian frekuensi, kekuatan dan 


irama denyut a.radialis


Arteri Dorsalis Pedis


21. Mencari denyut arteri dorsalis pedis di  punggung 


kaki kanan dan kiri sukarelawan dengan palpasi 


memakai jari telunjuk dan jari tengah


22. mempertimbangkan frekuensi, kekuatan dan irama denyut arteri 


dorsalis pedis selama 1 menit


23. mencatat hasil penilaian frekuensi, kekuatan dan 


irama denyut arteri dorsalis pedis


Arteri Tibialis Posterior


24. Mencari denyut arteri tibialis posterior di  posterior 


maleolus medial kanan dan kiri sukarelawan dengan palpasi 


memakai jari telunjuk dan jari tengah


25. mempertimbangkan frekuensi, kekuatan dan irama denyut arteri 


tibialis posterior selama 1 menit


26. mencatat hasil penilaian frekuensi, kekuatan dan 


irama denyut arteri tibialis posteriorArteri Poplitea


27. Mencari denyut arteri poplitea di  fossa poplitea 


kanan dan kiri sukarelawan dengan palpasi memakai 


jari telunjuk dan jari tengah


28. mempertimbangkan frekuensi, kekuatan dan irama denyut arteri 


poplitea selama 1 menit


29. mencatat hasil penilaian frekuensi, kekuatan dan 


irama denyut arteri poplitea


Penilaian sistem pernafasan


30. mengamati gerakan naik turun dari dinding dada dan perut, 


guna analisa frekuensi, irama, jenis, dan 


kedalaman sistem pernafasan sukarelawan selama 1 menit


31. mencatat hasil penilaian sistem pernafasan kedi  tutor 


Pengukuran Suhu Tubuh Manusia


32. Memeriksa suhu tubuh melalui aksila.


33. menaruh termometer digital di  aksilla.


34. Menunggu hingga terdengar suara “bip” dari 


termometer, mengangkat termometer dari aksila, lalu 


baca dan catat hasilnya.


35. Membersihkan kembali termometer yang telah 


digunakan sebelum dimasukkan kedalam tempatnya.


36. menata peralatan medis.


37. cuci tangan





TEKNIK ANAMNESIS UMUM


 

 tanya data sukarelawan  nama, usia, pekerjaan, 


status pernikahan, pendidikan terakhir.
menerangkan tujuan anamnesis.


tanya riwayat penyakit sekarang,

tanya keluhan utama (onset, progresivitas dan 


sifat)

,riwayat penyakit keluarga
,

 riwayat pengobatan sebelumnya


 riwayat penyakit dahulu
,

Mengevaluasi status nutrisi (nafsu makan, penurunan 


berat badan, gangguan saluran cerna)
,Mengevaluasi fungsi kognitif (gangguan memori 


jangka pendek)
,

Mengevaluasi status psikoafektif (rasa sedih 


kehilangan minat terhadap aktivitas yang biasa 


disukai, putus asa),

melaksanakan review obat/polifarmasi


melaksanakan anamnesis system


Menyampaikan resume anamnesis guna 


mengkonfirmasi data
,Memberi kesempatan sukarelawan guna bertanya







diagnosa Muskuloskeletal


(Ekstremitas Bawah)


 

1.  

konfirmasi data sukarelawan, menerangkan dan


menyuruh ijin   .


2. cuci tangan 


3. menyuruh sukarelawan melepaskan celananya (sukarelawan 


memakai celana pendek).


4. melaksanakan inspeksi sendi panggul dalam kondisi 


berjalan dan diam antaralain: : 


• lenggang tungkai ketika berjalan, simetrisitas 


panggul, 


• mengamati di  2 tahap jalan : Stance and 


Swing,


• warna dan kelainan kulit, 


• gejala peradangan, 


• kontur otot, dan


• kelainan bentuk tulang.


5. biarkan sukarelawan tidur terlentang dan 


melaksanakan palpasi antaralain:  perabaan dan 


penekanan: sendi, tulang dan otot area sendi 


panggul.


Identifikasi: krista iliaka, SIAS, trochanter mayor dan 


bagian posterior palpasi SISP

6. melaksanakan pengukuran panjang true leg length (dari 


SIAS hingga maleolus medial) dan apparent leg 


length (dari umbilicus hingga maleolus medial) di  


kedua tungkai.


7. melaksanakan perabaan arteri femoralis di  area 


inguinal.


8. menggerak gerakan panggul dengan cara aktif. Fleksi diperiksa 


dengan menekuk lutut sukarelawan dan menggerak gerakan 


paha ke arah dada. lalu wajib melaksanakan 


gerakan ekstensi-abduksi-aduksi-rotasi internalrotasi eksternal dengan cara aktif. 


dokter menjaga agar panggul tetap berada di 


tempat tidur dengan menahan kaki yang lain agar 


tidak ikut terangkat.


9. diagnosa no 8 di ulang dengan cara pasif.


10. Test  Patrick (kelainan sendi koksae) dan sacroiliac:


• sukarelawan wajib berbaring di  meja 


diagnosa.


• sukarelawan wajib melaksanakan fleksi, abduksi dan 


rotasi eksternal di  sendi panggul (hip) dengan 


cara sukarelawan wajib menaruh malleolus lateral 


kaki di  sisi yang diperiksa diatas lutut di  sisi 


kontralateral


dokter melaksanakan penekanan di  lutut yang 


difleksikan






GAMBAR 10





11. melaksanakan inspeksi area sendi lutut dengan 


mengamati :


• warna dan kelainan kulit, 


• gejala peradangan, 


• kontur otot , dan


• kelainan bentuk tulang. 


12. melaksanakan palpasi antaralain:  perabaan dan 


penekanan:


• kelompok otot kuadriseps ,


• kelompok otot hamstrings area 1/3 distal femur, 


• tulang patella, dan


• tuberositas tibia.


13. Test  palpasi guna efusi dengan bulge sign (efusi 


minor):


• sukarelawan wajib berbaring dengan posisi kedua 


lutut ekstensi


• dokter meraba di  suprapatella sambil 


mendorong cairan efusi dari sisi lateral ke medial

dokter lalu mengusap sisi medial dari 


patella sambil mengamati sisi lateral dari 


patella




GAMBAR 13





14. Test  palpasi guna efusi dengan ballon sign (efusi 


mayor)


• sukarelawan berbaring dengan lutut ekstensi


• Satu tangan dokter berada di  suprapatella


• Tangan yang lain dari dokter memegang sisi 


lateral dan medial patella


• Tangan dokter yang berada di suprapatella 


mendorong cairan di suprapatella dan tangan 


dokter yang lain mendeteksi ada tidaknya dorongan 


cairan  ketika cairan sendi didorong dari 


suprapatella

dokter juga dapat mendorong cairan dari sisi 


lateral dan medial patella sambil tangan 


dokter di  suprapatella mendeteksi ada tidaknya 


dorongan akibat perpindahan cairan dari medial 


dan lateral patella ke suprapatella






GAMBAR 14





15. Test  palpasi guna efusi ballotting patella


• sukarelawan berbaring dengan lutut dalam ekstensi


• dokter menekan nekan patella ke arah femur 


dengan cepat


16. Test  lutut guna anterior dan posterior drawer:


• sukarelawan wajib berbaring dengan sendi panggul 


dalam posisi fleksi dan kedua lutut dalam posisi 


fleksi 90 °

• Kedua tangan dokter memegang tibia sukarelawan 


di  lutut yang diperiksa dengan kedua ibu jari 


dokter berada di  joint line

dokter menarik tibia sukarelawan ke anterior dan 


dilihat apakah ada pergeseran tibia ke 


anterior dan dibandingkan dengan sisi 


kontralateral(anterior drawer sign)


• dokter mendorong tibia sukarelawan ke posterior 


dan dilihat apakah ada pergeseran tibia ke 


posterior dan dibandingkan dengan sisi 


kontralateral(posterior drawer sign)


•ketika melaksanakan manuver anterior atau 


posterior drawer sign kedua kaki sukarelawan tetap 


menempel di  meja diagnosa






GAMBAR  16 A B





17. diagnosa lain: Test  McMurray (robekan meniskus), 


refleks fisiologis patella, dan diagnosa klonus


Test  McMurray


• sukarelawan dalam posisi berbaring

• Satu tangan dokter memegang lutut sukarelawan 


dengan jari telunjuk dan ibu jari dokter berada 


di  joint line


• Tangan dokter yang lain memegang tumit 


sukarelawan


• dokter melaksanakan fleksi maksimal di  sendi 


lutut sukarelawan dengan tangan dokter yang 


berada di tumit sukarelawan melaksanakan rotasi eksternal 


di  tumit sukarelawan


• dokter lalu memicu dorongan ke 


arah medial di  sendi lutut (memicu gaya 


valgus) sambil melaksanakan ekstensi di  lutut 


sukarelawan


• bila ada click atau nyeriketika lutut 


ekstensi maka diduga ada cedera di  


meniscus medial


• lalu dokter melaksanakan fleksi 


maksimal di  sendi lutut sukarelawan dengan tangan 


dokter yang berada di tumit sukarelawan melaksanakan 


rotasi internal di  tumit sukarelawan


• dokter lalu memicu dorongan ke 


arah lateral di  sendi lutut (memicu gaya 


varus) sambil melaksanakan ekstensi di  lutut 


sukarelawan


• bila ada click atau nyeri ketika lutut 


ekstensi maka diduga ada cedera di  


meniscus lateral





GAMBAR  17


18. menyuruh sukarelawan guna berbaring tengkurap dan 


melaksanakan diagnosa perabaan dan penekanan 


di  otot-otot besar panggul (otot gluteus maksimus)


19. melaksanakan penilaian ruang gerak sendi antaralain: : 


• Fleksi – Ekstensi sendi lutut


• mempertimbangkan ada atau tidaknya krepitasi sendi lutut 


dengan cara memegang sendi lutut sukarelawan ketika 


sukarelawan melaksanakan gerak aktif fleksi-ekstensi






GAMBAR 19





20. melaksanakan inspeksi area pergelangan kaki dan 


kaki, antaralain: : 


• warna dan kelainan kulit, 


• gejala peradangan,

• kontur otot 


• kelainan bentuk tulang


21. melaksanakan perabaan dan penekanan di  otot dan 


tulang pergelangan kaki dan kaki, sendi metatarso 


falangeal (squeeze test)


22. melaksanakan penilaian ruang gerak sendi pergelangan 


kaki, antaralain: : 


• Dorsofleksi – Plantarfleksi 


• Eversi – Inversi




GAMBAR 22 A B 





23. menyuruh sukarelawan guna memakai celananya 





24. cuci tangan.












dokteran Muskuloskeletal 


(Vertebra)



2. Memeriksa ketersediaan peralatan medis.


3. cuci tangan.


4. menyuruh sukarelawan melepaskan pakaian.


Look


5. Mengamati postur sukarelawan, koordinasi gerak, dan cara 


berjalan saat memasuki ruangan


6. membandingkan kelengkungan vertebra dari sisi posterior 


maupun dari samping dan dalam posisi berdiri (bila 


memungkinkan)


7. membandingkan kurvatura pada daerah servikal, torakal, dan 


lumbal dari samping


8. membandingkan kelurusan tulang belakang mulai dari C7 


sampai gluteal, alignment dari kedua bahu, krista 


iliaka, dan lipat gluteal dari sisi posterior


9. membandingkan apakah ada lordosis, kifosis, skoliosis 


10. membandingkan apakah ada temuan lain seperti gibbus, 


abses paravertebral, massa, ulkus


Feel


11. membandingkan apakah ada nyeri tekan pada processus 


spinosus sepanjang vertebra

12. Melakukan palpasi pada sendi sacroiliac dan dibanding bandingkan 


apakah ada nyeri


13. Melakukan palpasi pada otot paravertebral untuk 


membandingkan spasme atau nyeri tekan


14. Melakukan palpasi jika ada massa, membandingkan 


konsistensi, ukuran, batas dan nyeri tekan


Move


15. dibanding bandingkan lingkup gerak sendi leher untuk: 


• fleksi (sukarelawan diharuskan menunduk) dan ekstensi 


(sukarelawan diharuskan menengadah), 


• lateral bending (sukarelawan diharuskan memiringkan 


kepala dengan cara mendekatkan telinga ke 


kedua bahu), dan


• rotasi (sukarelawan diharuskan menengok ke kanan dan ke 


kiri) 


16. Mengamati apakah ada keterbatasan gerak atau 


nyeri pada saat sukarelawan melakukan maneuver


17. menyuruh sukarelawan melakukan fleksi vertebra dengan 


cara membungkuk sejauh mungkin atau menyuruh 


sukarelawan menyentuh lantai dengan kedua tangan dan 


dibanding bandingkan lingkup geraknya



18. menyuruh sukarelawan melakukan ekstensi vertebra sejauh 


mungkin dan dibanding bandingkan lingkup geraknya, dokter 


menstabilkan pelvis dengan memegang pelvis sukarelawan




GAMBAR  18 AA



19. sukarelawan diharuskan melakukan lateral bending dengan 


cara menempelkan tangan sukarelawan ke paha dan 


diharuskan untuk memiringkan badan ke masing-masing 


sisi dengan tangan disamping tungkai sejauh mungkin 


dokter menstabilkan pelvis dengan memegang 


pelvis sukarelawan dan dibanding bandingkan lingkup gerak lateral bending




GAMBAR  19AA

20. Melakukan modified Schober test dengan cara: 


• menandai lokasi patokan yaitu pada perpotongan 


antara garis yang menghubungkan kedua spina 


iliaca posterior superior dengan garis tengah


• diukur 10 cm kearah kranial pada garis tengah dan 


diberi tanda pada titik itu

• sukarelawan diharuskan menunduk sejauh mungkin dan 


jarak antara kedua titik itu pada posisi fleksi 


vertebra maksimal dibanding bandingkan kembali


• dinyatakan normal bila perubahan jarak kedua titik 


itu dari posisi berdiri ke fleksi vertebra 


maksimal 5 cm atau lebih




GAMBAR 20 aa
 


21. Melakukan test straight leg raising dalam posisi 


berbaring dengan cara:



GAMBAR 21aa


• sukarelawan diharuskan berbaring telentang


• salah satu tungkai melaksanakan fleksi pada hip oleh 


dokter dengan lutut ekstensi dan dibanding bandingkan 


apakah ada nyeri yang merambat dari 


pinggang ke tungkai pada saat melaksanakan manuver


• bila ada nyeri melaksanakan dorsofleksi pada 


sendi ankle pada tungkai itu, akan ada 


peningkatan nyeri

 test positif bila ada nyeri merambat dari panggul 


sampai ke tungkai bawah sesuai distribusi L5-S1 


dan meningkat dengan dorsofleksi ankle


• melaksanakan tes pada tungkai yang lain


22. menata peralatan medis, dan melenyapkan bahan medis habis 


pakai ke tempat sampah medis.


23. cuci tangan.