Rabu, 08 Juni 2022

mulut 1















KANKER MULUT

Squamous Cell Carcinoma atau dinamakan  juga Karsinoma Sel Skuamosa yaitu  kanker yang sering terjadi pada rongga mulut yang   terlihat sebagai plak keratosis, ulserasi, tepi lesi yang indurasi, dan kemerahan.Karsinoma sel skuamosa yaitu  salah satu dari 10 jenis kanker yang paling sering terjadi di seluruh dunia, Karsinoma sel skuamosa pada rongga mulut biasanya  terjadi pada usia di atas 50 tahun. Karsinoma sel skuamosa yaitu  multifaktorial dan memerlukan   proses multipel. Perubahan dan terganggunya DNA dapat menjadi salah satu faktor pemicu  terjadinya kanker.  virus seperti Herpes Simplex Virus dan Papilloma Virus berperan dalam proses ini . Namun pemicu  pasti dari kanker masih belum jelas, namun  faktorfaktor pendukung dapat merangsang terjadinya kanker. Faktor-faktor ini   digolongkan ke dalam dua golongan , yaitu faktor internal (herediter dan faktor 
pertumbuhan) dan faktor eksternal (bakteri, virus, jamur, bahan kimia, obatobatan, radiasi, trauma, panas, dingin,  diet). Faktor-faktor ini  dapat 
berperan secara sendiri sendiri  atau berkombinasi dengan faktor lain sehingga dapat memicu  kanker.
Sejak Billworth mengabarkan  kejadian dari tumor ganas primer multiple pada tahun 1879, 
Multiple primary carcinoma pada lokasi yang berbeda pada tubuh sudah  dikabarkan   dari 1 hingga 7 persen oleh Mortel dan Kuehn. Cade dan Lee mengabarkan  insiden malignansi  multipel 4%, Eirch dan kregh 8 %, Mortel dan Foss 9 %, Warne  Gates  3  % dan Slaughter setinggi 18%.Multiple carcinoma dikaitkan  dengan tumor pada paru, saluran gastrointestinal, dan sistem urin dan  sering terjadi pada kepala dan wajah. Rongga mulut sudah  menjadi lokasi dari banyak peristiwa  malignansi. bahwa kanker respiratori dan saluran pencernaan atas terjadi 6 kali lebih sering pada pasien dengan kanker mulut. pada pasien 
 kanker lidah jarang mengalami perkembangan kanker secara berlebih dibandingkan pasien kanker mulut lainnya dengan kanker laring dan kanker paru  diikuti dengan kanker pada dasar mulut.  bahwa dari 100  pasien  kanker mulut, 19 diantaranya memiliki carcinoma multipel.  riset  mengenai lesi primer multipel, menetapkan syarat  untuk multicentric carcinoma.   perkembangan dari  carcinoma sekunder tipe yang sama pada mulut yaitu  sekitar 15 kali lebih sering. .  peristiwa  carcinoma pada pipi kiri dan kanan dan menyatakan multicentric origin dari carcinoma. 
Masih sebuah hal yang langka untuk ada  lebih dari dua fokus atau pusat berbeda dalam rongga mulut tanpa melibatkan bagian tubuh lainnya. Meskipun insiden oral carcinoma di India sebesar 40%, multifocal carcinoma masih jarang
dilihat . Pasien yang dikabarkan  pada peristiwa  ini memiliki sekitar 4 pusat primer pada lokasi yang berbeda di dalam rongga mulut dan sangat langka.
Squamous Cell Carcinoma bentuk kedua paling umum dari kanker kulit sesudah  basal cell carcinoma (BCC). Beberapa peristiwa  yang dipicu oleh    SCC meningkat setiap tahunnya dan tidak menandakan  adanya tanda tanda penurunan.Squamous Cell Carsinoma yaitu  kanker kulit yang tumbuh  lambat. Tidak seperti jenis kanker kulit lainnya, ia dapat menyebar ke jaringan, tulang, dan kelenjar getah bening di dekatnya, di mana hal itu mungkin menjadi sulit untuk diobati.  90% kanker mulut yaitu  SCC, yang biasanya terlihat pada batas lateral lidah, orofaring, dan dasar mulut, seperti lesi merah (eritroplakia), lesi putih (leukoplakia), atau campuran keduanya (eritroleukoplakia) dengan ulkus. Squamous Cell Carcinoma biasa  terjadi di negara  berkembang, sebab   kecenderungan   kebiasaan mengkonsumsi tembakau dan alcohol,  juga pada orofaring, kemungkinan sebab  infeksi virus HPV (human papillomavirus).Squamous cell carcinoma  ditemukan di area  tubuh yang rusak akibat sinar UV dari sengatan matahari, radiasi dari sinar ultraviolet  yaitu  pemicu   dari kanker ini. Kulit yang terpapar sinar matahari meliputi kepala, leher, telinga, bibir, lengan, kaki,  tangan. pemicu  lain  munculnya  squamous cell carcinoma yaitu  radiasi akibat ionisasi, virus HPV, pengaruh bahan  
kimia,penurunan kekebalan tubuh. Pada rongga mulut sendiri, squamous cell carcinoma sering terjadi pada bibir bagian bawah, mukosa bukal, 
gingiva, palatum durum, bagian 2/3 dari lidah meliputi permukaan dorsal, ventral, dan lateral, dan dasar mulut.Faktor risiko Merokok/ tembakau   rokok, cerutu, pipes, bidis Smokeless tobacco   mengunyah tembakau, atau produk yang tidak terbakar lainnya.Mengunyah betel quid/paan/gukthaKonsumsi alcohol yang tinggi (sinergis dengan tembakau)Adanya keadaan yang berpotensi malignantAdanya riwayat kanker rongga mulut dan saluran cerna,Paparan sinar matahari berlebih atau radiasi (untuk kanker pada bibir)
Usia, dikaitkan dengan faktor risiko lainnya
Faktor Kurangnya konsumsi buah segar dan sayurI, nfeksi virus, contoh  human papillomaviruses (HPVs)Penyakit yang dapat menekan system imun 
Minum mate Sepsis kronik dalam mulut
Beberapa faktor etiologi dari oral squamous cell carcinoma yaitu :
 Tembakau dan Alkohol : 70% dari seluruh kanker mulut dan faring di Amerika Serikat berkaitan  dengan pemakaian  tembakau  termasuk merokok dan  alkohol. pemakaian  alkohol dan  rokok bersamaan  lebih  berisiko  yang lebih tinggi dibandingkan  dipakai  secara terpisah. Merokok cerutu dan merokok memakai  pipa memiliki  resiko yang lebih tinggi  dibandingkan  merokok kretek. Bahan Kimia : Sebagian besar bahan-bahan kimia memicu  kanker. antara lain,  cool tar, polycylic aromatic hydrocarbons, aromatic amines, nitrat, nitrit, dan nitrosamin. mikroorganisme yang memicu    kanker mulut yaitu  candida albicans. kaitan  antara candida albicans dengan penyakit speckled leukoplakia pertama kali ditemukan oleh Jespen dan Winter pada tahun 1965. Beberapa riset  menandakan  bahwa, sekitar 7-30% dari leukoplakia ditemukan  adanya candida hyphae. Penyakit ini memiliki  kecenderungan berubah menjadi kanker. Pola  makanan  berpengaruh terhadap munculnya  kanker. Defisiensi  vitamin A, C, E, dan Fe dikabarkan  berkaitan   dengan terjadinya kanker. Vitamin-vitamin ini  memiliki  efek antioksidan. Defisiensi zat besi  memicu  anemia. Radiasi sinar ultraviolet yaitu  suatu bahan 
yang diketahui bersifat karsinogenik. berdasar  penelitian  terhadap efek radiasi di Hiroshima 
dan Nagasaki Jepang,   bahwa terjadi peningkatan insidensi kanker kelenjar ludah pada orang yang selamat sesudah  terkena radiasi bom atom pada periode antara 1957-1970, terjadinya kanker 2,6 kali lebih tinggi dibandingkan yang tidak terkena radiasi. Faktor genetik : Seseorang yang memiliki riwayat keluarga menderita kanker berisiko  terkena kanker  3 hingga  4 kali lebih besar dibandingkan  yang tidak memiliki riwayat keluarga menderita kanker. ada peningkatan insidensi 
kanker pada pasien yang kurang pada sistem kekebalan tubuhnya seperti pada penderita transplantasi, AIDS, dan defisiensi kekebalan 
genetik. Insidensi tumor pada pasien yang memiliki sistem kekebalan tubuh  hanya sebesar 10%. Gangguan sistem kekebalan selain  dipicu oleh  kerusakan genetik juga dipicu oleh   penuaan, obat-obatan, infeksi virus.usia sebetulnya  bukan   
faktor risiko, namun  dimasukkan dalam faktor risiko sebab  paparan terhadap faktor-faktor risiko lainnya akan meningkat seiring bertambahnya   usia. kanker mulut tidak hanya terjadi pada usia tua.
Risiko terjadinya kanker mulut akan meningkat sesuai dengan frekuensi dan lamanya dari konsumsi alkohol atau tembakau ,yang  berkontribusi sekitar 70% , pada saat anamnesis perlu  ditanyakan lebih jauh mengenai faktor risiko ini . Pada suatu etnik tertentu, merokok dan konsumsi alcohol tidak dapat diterima,  orang  Asia Selatan yang menetap di United Kingdom menandakan  insiden kanker mulut yang lebih tinggi . Kanker mulut lebih sering terjadi pada orang India dibandingkan  di Eropa Barat. Kejadian ini  dipicu oleh  sebab  orang India yang menetap di UK masih membawa  kebiasaan mengunyah tembakau dari negaranya. Industri tembakau di India sudah  memperkenalkan guktha dan bidis (rokok buatan tangan) di pasar lokal dan negara Barat yang banyak populasi Asia Selatan. Guktha dijual sebagai  penyegar mulut dan ditargetkan dijual pada orang-orang muda dengan harga yang murah, sehingga memicu  anak-anak akan lebih mudah mengenal tembakau. sinar ultraviolet juga dapat memicu  kanker pada bibir maupun kulit  konsumsi banyak mengandung antioksidan, fermentable carbohydrates untuk 
melindungi gigi,   juga memaksimalkan imunitas tubuh dan memperbaiki mekanismenya, sehingga dapat mencegah kanker, penyakit jantung, dan juga stroke , Human papillomaviruses (HPVs) pemicu  dari kanker serviks juga memicu  kanker di mulut. 
Infeksi kronik di rongga mulut yaitu  Adanya belang 
warna merah dan putih bisa  berkaitan  dengan  hifa  jamur Candida yang  meningkatkan grade dysplasia dan  risiko ke arah malignant.  peran dari biofilm bakteri rongga mulut yang memetabolis alkohol menjadi asetaldehid yang diketahui sebagai karsinogen.Pemeriksaan intra oral dilakukan untuk melihat    adanya kelainan atau anomali pada area  mulut. Biopsi dilakukan bila ditemukan lesi yang dicurigai, maka dapat dilakukan biopsi untuk melihat gambaran secara 
mikroskopis. Gambaran histopatologis pada karsinoma sel skuamosa sudah  dijelaskan pada  histopatologis karsinoma sel skuamosa.Keberhasilan  pengobatan pasien  kanker mulut  bergantung pada  diagnosa  dari tumor ini  dan lesi prekursornya. Prosedur diagnosa  Squamous cell 
Carcinoma yaitu  :
a. Pemeriksaan fisik
meliputi pemeriksaan visual dan palpasi pada seluruh permukaan mukosa, palpasi bimanual pada dasar mulut,  pada leher untuk mencari ada tidaknya  nodul limfatik 
b. Toluidine blue staining
Toluidine blue yaitu  pewarna yang mudah diserap. Untuk pewarnaan intravital, 1% larutan toluidine blue diterapkan  pada mukosa rongga mulut dan dihilangkan sesudah  satu hingga  2 menit 
dengan 2% asam asetat. Toluidine blue berdifusi menuju sel, mewarnai nukleusnya. Sel mukosa rongga mulut yang malignan memiliki nucleus 
yang lebih besar dibandingkan sel yang normal dan sesudah  pewarnaan terlihat lebih gelap. cara  ini  mendeteksi lesi dengan potensi malignan pada pasien beresiko tinggi dan  membantu memilih 
area untuk dibiopsi,Namun adanya peningkatan rasio nucleus/plasma pada sel yang tidak malignan, tumor jinak, atau sel yang mengalami perubahan radang dapat memberi  hasil yang ambigu, ini membatasi ketepatan dari hasil dengan pewarnaan toluidine blue. pemakaian  toluidine blue lebih 
tepat dipakai  untuk mengidentifikasi carcinoma invasive namun asimptomatik yang dapat terlewatkan dalam pemeriksaan klinis 
 c.Photodynamic diagnosa 
diagnosa  photodynamic atau fluorescence diagnosa  pada oral  carcinoma memakai  5-aminolevulinic acid (5-ALA), yang  dihasilkan  oleh tubuh pada sintesis heme sebagai photosensitizing stain. Aplikasi secara topical dari 5-ALA menstimulasi meningkatnya produksi dan akumulasi intraselular dari protoporphyrin IX pada jaringan dysplastic dan cancerous, yang peka terhadap paparan cahaya dengan panjang gelombang 405 nm. Jaringan fluorescent dicurigai 
sebagai jaringan malignan dan harus dibiopsi .
d. Autofluorescence
Autofluorescence mendeskripsikan sifat  biologis dari suatu jaringan yang mengkilap saat dipapar  cahaya dengan gelombang yang sesuai, efek ini dipicu oleh  oleh adanya fluorophores seperti flavin,
tryptophan, elastin, dan collagen. Pada sel yang malignan, glikolisis biasa dilakukan secara anaerob, sedang  sel normal biasa melakukan glikolisis secara aerob. Mononucleotide flavin berfungsi 
sebagai coenzyme pada glikolisis aerob, namun tidak ada  pada glikolisis secara anaerob. Saat distimulasi oleh cahaya biru, flavin memancarkan cahaya hijau sehingga dapat membedakan jaringan sehat dengan jaringan kanker yang terlihat gelap .
e. Biopsi
diagnosa  ditetapkan melalui biopsi. contoh  diambil dari area yang paling dicurigai   dengan menghindari area yang mengalami nekrosis dan ulserasi, lebih dari satu area biopsi dapat 
diperlukan . Pada pasien dengan nodul limfatik yang membesar dan tumor primer yang jelas terlihat pada rongga mulut atau orofaring, biopsi 
tidak selalu diambil melalui area primer ini  dan nodul limfatik, pada situasi ini , aspirasi sitologi dapat dilakukan untuk mencari tahu keterlibatan dari nodul limfatik ,Jika tidak ditemukan letak tumor primer pada pasien dengan nodul 
limfatik yang membesar, aspirasi pada nodul limfatik dapat dilakukan untuk menetapkan diagnosa . Pada pasien yang dilakukan aspirasi 
menunjukan hasil non-diagnostic dan ada  kecurigaan adanya Squamous Cell Carcinoma, biopsi dilakukan dengan melakukan eksisi 
pada nodul limfatik. Prosedur mencari tumor primer dapat dilakukan dengan direct 
pharyngolaryngoscopy, lalu diteruskan  dengan biopsi pada area dengan resiko terjadinya SCC terbanyak seperti dasar lidah, nasofaring, 
dan lain-lain,
Squamous cell carcinoma memiliki beragam 
gambaran klinis yaitu:
Erythroplakia (bercak merah), Erythroleukoplakia (kombinasi bercak merah dan putih),
Exophytic (pembentuk massa),Endophytic (berlubang dan ulserasi).,Leukoplakia (bercak putih), 

Pada peristiwa  yang dini biasanya belum ada  penambahan massa dan ulserasi namun  hanya ada  leukoplakia dan erythroplakia. Lesi erophytic 
memiliki permukaan yang tidak teratur dan memiliki warna dari normal hingga  merah maupun putih. sedang  endophytic bersifat berbentuk tidak teratur, ulserasi dan mukosa berwarna merah atau putih.lainnya ada lagi  gambaran klinis dari squamous 
cell carcinoma seperti :
ada  lesi luas pada dorsum lidah yang bersifat hyperkeratosis dan memiliki permukaan  kasar.
sifat  dari lesi karsinoma yaitu  berwarna merah dan ditutupi oleh krusta sebab  hiposalivasi.
 Leukoplakia (bercak putih), eritroplakia (bercak merah), eritroleukoplakia (kombinasi bercak merah dan putih). Pertumbuhan eksofitik (lesi superfisial) dapat berbentuk bunga kol atau papiler, dan mudah berdarah.  untuk pertumbuhan endofitik biasanya ada  batas tegas antara lesi dan jaringan normal, invasinya dapat merusak tulang yang dapat memicu  nyeri dan penampakan pada radiografnya yaitu  radiolusen. Ulser dengan ukuran 1-2cm, kebanyakan berwarna merah dengan atau tanpa ditambah  komponen putih, licin, halus dan memperlihatkan elevasi yang minimal, biasanya ada  pada bagian bawah bibir. 


 Karsinoma sel skuamosa rongga mulut 
yang sudah  berinfiltrasi hingga  ke jaringan ikat hanya memicu  sedikit perubahan pada permukaan, namun  timbul sebagai area  yang berbatas tegas dengan hilangnya mobilitas jaringan.
Gambaran klinis. Nodula berwarna seperti kulit normal, permukaannya halus tanpa ada krusta atau ulkus dengan tepi yang berbatas kurang jelas. 
Nodula kemerahan dengan permukaan yang papilomatosa atau verukosa, mirip  bunga kol. Ulkus dengan kusta pada permukaannya, tepi 
meninggi, berwarna kuning kemerahan. Dalam perjalanan penyakitnya lesi akan meluas dan mengadakan metastase ke kelenjar limfe regional atau organ-organ dalam.Secara histologis karsinoma sel skuamosa menandakan  proliferasi selsel epitel skuamosa. Terlihat sel-sel yang atipia ditambah  perubahan bentuk rete peg processus, pembentukan keratin yang tidaknormal , pertambahan proliferasi basaloid sel, susunan sel menjadi tidak teratur, dan membentuk tumor nest (anak tumor) yang berinfiltrasi ke jaringan sekitarnya atau membentuk anak sebar ke organ yang lain.Squamous cell carcinoma berasal dari permukaan epitel displastik dan dicirikan secara histopatologis oleh adanya pulau invasif dan rangkaian sel epitel pipih yang malignan. Invasi biasanya ditandai oleh adanya ekstensi irregular dari epitelium lesional melalui basement membrane dan menuju jaringan ikat subepitelial. Sel invasif dan masa sel ini  dapat menyebar 
lebih dalam menuju jaringan adiposa, otot, atau tulang, menghancurkan jaringan sehat selama proses invasi berlangsung. Sel lesional dapat 
mengelilingi dan menghancurkan pembuluh darah dan menginvasi lumina vena atau limfatik, dapat pula dilihat invasi sel-sel imun dan sel inflamasi 
menuju epitel dan adanya area nekrosis. Epitel lesional ini dapat menginduksi formasi pembuluh darah kecil (angiogenesis) dan kadang   fibrosis (desmoplasia atau perubahan scirrhous) ,Baik tumor yang superfisial maupun invasif, Sel lesional inimenunjukan adanya sitoplasma eosinophilic dengan nucleus yang besar (hyperchromatic) adanya peningkatan nucleus-to-cytoplasm ratio, dan bermacam seluler dan pleomorphismare nucleus, ada  pula keratin pearls (lapisan keratin melingkar) yang dihasilkan  oleh epitel lesional, sel juga dapat mengalami keratinasi, Evaluasi histopatologi dari tingkatan dimana tumor ini mirip  jaringan induknya (squamous epithelium) dan memproduksi produk normal  mereka (keratin) dinamakan  sebagai grading. Lesi dibagi menjadi 3 tingkatan  atau 4 poin tingkatan, semakin sedikit diferensiasi pada tumor semakin  tinggi tingkatannya. Grading dari tumor yaitu :
1. Low Grade, Grade I atau Well-differentiated squamous cell carcinoma, tumor ini tumbuh dengan lambat dan mengalami metastasis pada akhir pertumbuhannya.
2. Grade II atau Moderately differentiated squamous cell carcinoma.
3. High Grade, Grade III/IV, atau Poorly differentiated squamous cell carcinoma, tumor ini memiliki pleomorphism sel dan nucleus yang 
lebih banyak dan sedikit produksi keratin sehingga sulit untuk mengidentifikasi asal dari jaringan ini, tumor ini tumbuh dengan cepat dan metastasis pada fase awal pertumbuhannya. Grading dari squamous cell carcinoma bersifat subjektif dan 
bergantung dari bagian yang diambil sebagai contoh  dari tumor dan  syarat   yang diberikan oleh masing-masing patologis.Tujuan  perawatan kanker mulut yaitu  kontrol dari kanker primer. Pemilihan perawatan tegantung dari beberapa sebab yaitu tipe sel dan derajat diferensiasi, bagian yang terlibat ukuran dan  lokasi dari kanker primer, keterlibatan jaringan getah bening, ada tidaknya 
keterlibatan tulang, kemampuan tercapainya tepi kanker pada waktu operasi, kemampuan mempertahankan fungsi komunikasi, kemampuan 
mempertahankan fungsi menelan, status fisik dan mental pasien, komplikasi yang mungkin terjadi, kerjasama pasien.biasanya  perawatan kanker mulut biasanya dilakukan dengan pembedahan dan radioterapi. Lesi kecil seperti Karsinoma stadium I dan stadium II dapat diobati dengan pembedahan saja, pengobatan dengan radiasi ditunda bila terjadi kekambuhan. Lesi yang besar seperti lesi stadium III dan stadium IV biasanya diobati dengan pembedahan dan diikuti dengan radiasi. Diseksi pada leher yang efektif atau bersifat profilaksis yang sering dikaitkan  dengan pilosofi primer bedah. Stadium II dan lesi yang lebih besar sering dilakukan diseksi pada leher.  Dosis radiasi yang diperlukan untuk pengobatan karsinoma sel skuamosa yang berhasil baik cara  primer atau tambahan terentang antara 4000  hingga  7000 rads. Dosis radiasi yang dapat mematikan tumor memberi  efek samping sementara termasuk ulserasi mukosa, nyeri, disgeusia, kandidiasis, dermatitis, alopesia, dan eritema kulit. Sementara efek samping yang permanen yaitu  xerostomia dengan karies servikal tipe radiasi, telangiektasia kulit, atrofi mukosa mulut dan kulit, alopesia 
permanen, dan osteoradio nekrosis.Tujuan dari terapi pada tumor ganas rongga mulut yaitu  untuk 
memberantas atau menghilangkan penyakit dari tubuh penderita agar dapat mengembalikan fungsi fisiologis dari organ-organ tubuh dengan sebaik 
mungkindan  untuk mempertahankan atau mengusahakan pengembalian fungsi kosmetik seoptimal mungkin. Terapi dan penatalaksaan dari tumor ganas pada rongga mulut dapat dilakukan dengan beberapa cara tergantung dari ukuran, letak, jumlah dan keganasan dari tumor ini . Terapi untuk peristiwa  squamous cell carcinoma dapat melibatkan satu atau beberapa terapi sekaligus, terdiri dari pembedahan, radioterapi dan kemoterapi. Jika tumor masih berukuran kecil, dapat dilakukan satu terapi saja, namun jika sudah membesar atau bermetastasis dapat dilakukan 
terapi kombinasi. Terapi yang paling sering dan paling umum dilakukan yaitu  terapi memakai  radioterapi.ada  dua macam radioterapi, 
yaitu : Radioterapi eksterna atau teletherapy
yaitu  terapi radiasi memakai  sinar-X atau radioisotop yang di luar tubuh dengan jarak tertentu dan dengan periode waktu tertentu. Sinar diarahkan ke tumor yang akan diberi radiasi. Besar energi yang akan diserap oleh tumor atau besarnya daya penetrasi sinar-X tergantung dari besarnya energi yang dipancarkan oleh tabung. Makin 
tinggi perbedaan tegangan antara katoda dan anoda, makin besar pula daya tembus sinar, sehingga untuk tumor-tumor yang letaknya agak 
dalam diperlukan pesawat-pesawat dengan tegangan yang tinggi. Salah satu contohnya yaitu  pesawat teleterapi Co-60. Co-60 (kobalt 60) yang 
yaitu  isotop buatan yang murah yang dapat menggantikan jarum  radium yang mahal harganya. Pada saat ini Co-60 yang memiliki  energi ekuivalen dengan sinar-X 3 Mv dan memancarkan sinar gamma secara terus menerus sehingga sangat cocok dipakai  untuk pengobatan penyakit kanker. Sumber Co-60 berada pada gantry yang 
dapat diatur penyudutannya dari 0° - 360°. Pesawat ini dilengkapi dengan lampu kolimator dan fiber optic yang berfungsi untuk memperoleh  titik sentral dari luas lapangan penyinaran, mengatur jarak sumber ke obyek dengan mengubah ketinggian meja. namun , dapat terjadi penyimpangan atau error sebesar 5% pada teleterapi Co-60 ini. Selain itu perlu dikalibrasi setiap 6 bulan. Penyimpangan ini dapat terjadi sebab  geometri dari isotop berbentuk silinder bukan bola dan berkas radiasi yang dipakai  ialah berkas terkolimasi. Keberhasilan  teleterapi dengan memakai  pesawat telecobalt-60 sangat dipengaruhi oleh faktor ukuran dan geometris sumber, dan  jarak sumber kepermukaan kulit pasien. Radioterapi internal atau brachytherapy 
yaitu  terapi radiasi dengan menaruh sumber energi di dalam tumor atau berdekatan dengan tumor di dalam rongga tubuh dengan memakai  isotop radioaktif tertutup. ini bertujuan agar 
diperoleh distribusi dosis radiasi yang tinggi dan homogen dalam ruang lingkup yang sesuai dengan bentuk dan volume sasaran radiasi, juga 
memiliki dosis yang rendah pada jaringan sehat disekitarnya, sehingga dapat dicapai kontrol lokal yang tinggi dengan efek samping yang rendah.Salah satu contohnya yaitu  tipe interstisial dengan implantasi  atau menusukkan jarum radium ke dalam tumor. ada  beberapa efek dari radioterapi seperti dapat memicu  kerusakan dalam sel, seperti dapat mengganggu ketahanan hidup dan reproduksi sel, namun  sering kerusakan dapat 
disembuhkan sendiri oleh sel ini  (auto repair), adanya perubahan sel dan perubahan daya proliferasi sel dapat terjadi sebab  faktor lain 
dalam sel, sebelum atau sesudah paparan radiasi dan bila cukup banyak sel dalam organ atau jaringan terbunuh atau tertahan untuk bereproduksi dan berfungsi secara tidak normal maka sel dalam organ atau jaringan ini  akan kehilangan fungsi.Terapi lain yang dapat dilakukan yaitu  dengan eksisi bedah. Eksisi tumor biasa dilakukan dengan tepi sayatan 1-2 cm di luar 
indurasi tumor yang yaitu  jaringan normal. Pada bagian yang infiltratif dan ulseratif harus lebih hati-hati untuk melakukan sayatan sebab  untuk free margin memerlukan eksisi yang lebih luas. lalu , untuk yang belum bebas tumor diradiasi pemakaian  radioterapi adjuvant sesudah pembedahan dapat diberikan dengan radiasi eksterna.Terapi kombinasi pembedahan dan radioterapi memberi  hasil terapi yang lebih baik untuk karsinoma lidah stadium III dan IV.2 Terapi kombinasi dilakukan dengan 2 cara yaitu terapi kombinasi terencana dan terapi kombinasi tanpa rencana. Terapi kombinasi terencana yaitu dilakukan pembedahan yang diteruskan  dengan radioterapi untuk 
eradikasi tumor residu secara mikroskopik. Terapi kombinasi tanpa rencana dilakukan sebagai terapi kuratif dan belum ada kesepakatan tentang waktu untuk dilakukan radioterapi. Keuntungan pemberian radioterapi preoperatif yaitu  sel kanker pada tepi tumor menjadi inaktif, radioterapi memicu  sklerosis dan menyumbat aliran kelenjar getah bening dan  mengurangi penyebaran karsinoma saat pembedahan. namun  radioterapi preoperatif memicu  gangguan penyembuhan 
luka seperti fistula orofaringokutan, luka yang mengelupas dan  ruptur vaskuler. Saat ini ada kecenderungan untuk melakukan pembedahan 
terlebih dahulu dan selanjutnya diberikan radioterapi. Keuntungan pendekatan ini yaitu  morbiditas operasi dapat dikurangi dan 
kerugiannya yaitu  jika  terjadi komplikasi pembedahan maka pemberian radioterapi menjadi terlambat dan tidak efektifKanker dalam rongga mulut dapat melakukan metastasis atau dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya. Jika tumor tanpa ditambah  dengan metastasis dapat dilakukan radioterapi dengan dosis 5000-7000 
rads dan jika diperlukan dapat dikombinasikan dengan pembedahan. Namun, untuk pasien dengan tumor yang sudah mencapai tahap advanced dan sudah bermetastasis dapat diberikan kemoterapi. 
Kemoterapi dipakai  pada karsinoma stadium lanjut dan sebagai terapi paliatif pada tumor rekuren untuk mengurangi rasa nyeri. Regimen yang 
dipakai  yaitu  cisplatin dan 5-fluorouracil. Adapun regimen lain yang biasa dipakai  yaitu  docetaxel yang mana yaitu  agen efektif dan memiliki tingkat respon yang lebih baik pada pasien-pasien 
dengan stadium lanjut, rekuren, atau  metastasis. Docetaxel berbeda dalam mekanisme kerjanya dengan cisplatin dan 5-fluorouracil sehingga 
dapat dikombinasikan untuk memperoleh  hasil pengobatan yang lebih baik. Kemoterapi kombinasi ini menghasilkan tingkat respons 90-93%.
Efek samping yang dapat terjadi pada pemberian kombinasi terapi ini yaitu leukopenia, neutropenia, thrombositopenia, alopesia, dan diare. Obat kemoterapi lainnya yang dapat diberikan yaitu  methotrexate, bleomycin, cyclophosphamide, adryamycin, dengan angka remisi 20-40%. Dosis yang dapat diberikan sebagai contoh, untuk dosis tunggal dapat diberikan methotrexate 30 mg /m2 dua kali dalam seminggu dan jika diperlukan kombinasi, dapat diberikan Vincristin 1,5 mg/m2 
ditambah Bleomycin: 12 mg/m2 dengan pemberian berulang dalam dua hingga  tiga minggu dan Methotrexate: 20 mg/m2 h3. Setiap obat kemoterapi memiliki cara kerja tersendiri pada setiap siklus sel kanker, baik itu khusus  maupun tidak khusus . Dimana fungsi dari kemoterapi 
yaitu  untuk menghambat ploriferasi sel-sel kanker sebab  sel kanker dapat bertumbuh secara tidak terkontrol dan dapat menyebar dengan cepat jika tidak ditangani dengan sesegera mungkin.
Saat ini perawatan kanker rongga mulut masih memakai  cara yang konvensial, seperti radioterapi, kemoterapi, pembedahan dan terapi kombinasi. Perawatan  konvensional belum memicu  peningkatan lamanya hidup penderita lebih , oleh sebab itu diperlukan strategi terapi baru untuk menghambat pertumbuhan sel kanker secara efektif dan efisien tanpa efek samping yang besar.
Kanker yang berlokasi di area  bibir bawah memiliki 
prognosis yang baik, sebab mudah terlihat dan dapat dikenali pada tahap awal. Kebalikannya kanker yang sulit dilihat   dan sulit  dalam pemeriksaan langsung atau memiliki  gejala yang lambat memiliki  prognosis yang kurang baik. Contohnya kanker yang berada pada dasar lidah atau dinding tonsil. Terjadi maupun tidak terjadinya 
metastase, derajat diferensiasi, dan tingkatan diferensiasi menentukan prognosis dari kanker mulut. Kanker yang berlokasi pada dasar mulut 
atau palatum lunak sering bermetastase secara bilateral di area  leher dan lebih sulit dalam perawatannya dibandingkan dengan kanker yang 
berlokasi di depan dasar mulut, yang cenderung hanya bermetastase secara unilateral di area  leher. Karsinoma sel skuamosa pada bibir bawah memiliki  prognosis yang paling baik dari seluruh kanker yang ada di dalam rongga mulut. Karsinoma yang berada dipermukaan samping dari lidah memiliki  prognosis yang lebih baik dibandingkan  yang berlokasi pada permukaan belakang lidah. Pada intinya prognosis penderita karsinoma rongga mulut tergantung dari beberapa faktor, yaitu ukuran kanker, area  dari kanker primer, ada/tidaknya keterlibatan jaringan limfa, ada/tidaknya metastase jauh dari kanker primer.




BIBIR SUMBING

dismorfologi  Ilmu yang mempelajari kelainan  bawaan,,Kelainan  bawaan  bersifat multipel, sehingga  jika menemukan suatu cacat, perlu 
mencurigai kemungkinan adanya cacat yang  lain, Kelainan bawaan  terlihat pada  waktu lahir atau beberapa waktu setelah lahir, 
Angka Kematian Ibu (AKI)  dan Angka Kematian Bayi (AKB) ,termasuk 
Kelainan kongenital atau bawaan adalah  kelainan yang sudah ada sejak lahir yang 
dapat dipicu oleh faktor genetik maupun  non genetik. 
kelainan bawaan dapat  dideteksi selama  masa kehamilan, 
Surveilens dilaksanakan dengan memilih  masalah yang mudah dikenali saat lahir, dapat  didiagnosa secara visual dan mudah dikenali  tanpa bantuan alat penunjang, yaitu: 
Kelainan Saluran Gastrointestinal (Atresia ani dengat atau tanpa fistula), 
Kelainan  seperti Omphalocele,  Gartroschizis, dan kembar siam, 
Kelainan genitalia dan saluran kemih (Epispadia ,Hypospadia ); 
 Kelainan  Sistem Muskulo-skeletal (Talipes  equinovarus,  Reduksi extremitas), 
Kelainan Sistem Syaraf ( Hydrocepalus ,Spina Bifida,  Anenchepaly, Meningo/Encephalocele )  ,Kelainan Mata (katarak  kongenital),   Kelainan Bibir dan langit langit (celah langit-langit saja, celah bibir  saja, dan celah bibir dan langit-langit); 

Klasifikasi:
1. Celah bibir (Labioschisis)
       a. Celah bibir satu sisi 
               1. Celah bibir satu sisi tidak  lengkap. Terjadi pada satu sisi  dan terlihat       sebagai suatu celah  kecil pada bibir
                2. Celah bibir satu sisi lengkap
       b. Celah bibir dua sisi
               1.Celah bibir dua sisi tidak  lengkap. Hanya terkena bibir saja
                2. Celah bibir dua sisi lengkap
2. Celah langit-langit (palatochisis)
a. Celah langit-langit tidak lengkap  Bagian langit-langit lunak
b. Celah langit-langit lengkap  Terjadi di daerah palatum sampai 
dengan foramen insicivus
3. Celah bibir dan celah langit-langit  (Labio-palatoschisis)
a. Unilateral: cacat celah bibir dan celah langit-langit yang hanya di 
satu sisi kiri atau kanan pasien  saja.
b. Bilateral: cacat celah bibir dan  langit-langit yang ada di dua sisi 
kiri dan kanan pasien.
c. Campuran: Labiogenatoschisis, terjadi di daerah bibir, langit-langit 
dan hidung terbelah.

 bibir sumbing atau  labioschisis adalah kelainan  adanya  celah di antara kedua sisi kanan dan kiri  bibir. Kelainan ini terjadi saat pembentukan  janin, kadang kala meluas mencapai langit langit bahkan merusak estetika cuping  hidung yang dinamakan  labiopalatoschisis atau labiognatoschisis, 
Bayi dengan bibir sumbing akan mengalami  kesulitan menghisap saat menyusu, kesulitan dalam koordinasi, pengolahan  nafas,  pemicu  dari labioschisis  
belum diketahui ,  diperkirakan adalah  campuran antara faktor genetik dan faktor 
lingkungan, seperti   ibu hamil yang mengkonsumsi  obat obatan bahan kimia minuman beralkohol atau merokok ,umur ibu,  penyakit infeksi yang dialami ibu , Risiko  terkena masalah ini  semakin tinggi jika   anak  memiliki saudara kandung atau  orangtua yang juga menderita kelainan ini, 
Kelainan bawaan   dapat dicegah, contohnya melalui vaksinasi   konsumsi  asam 
folat dan iodium, hindari   bahan berbahaya dan beracun seperti timbal,  merkuri, dan pestisida,  menghindari asap  rokok ,menghindari konsumsi obat  yang tidak baik ,alkohol atau pengawet  dan pewarna buatan, 
mengatasi  Bayi yang terlahir dengan bibir sumbing  harus  dipertimbangkan  masalah psikososial ,pendengaran,  bicara, gigi geligi,operasi bibir sumbing dilakukan pada  bayi usia 2- 4bulan,  bayi  bayi yang mengalami  kelainan bawaan sebagian besar lahir dengan  1 jenis kelainan bawaan  78%  dan 
ditemukan pula bayi lahir dengan > 1 jenis  kelainan bawaan  10%,  Sebagian 
besar masalah kelainan bawaan  terjadi pada bayi dengan berat  lahir < 2500 gram: bayi berat lahir < 1500  gram   10  %  dan bayi berat lahir antara  1500-2499 gram  40 %. Kelainan bawaan  yang paling banyak  adalah dari  celah bibir dan langit-langit  ,  omphalocele, sistem muskulo skeletal (talipes),  sistem saraf (  meningochele ,anenchepali, spina bifida ), 
Bibir sumbing  Labio palatoshcizis merupakan suatu  kelainan yang dapat terjadi pada daerah  mulut palato shcizis (sumbing palatum) labio  shcizis (sumbing pada bibir) yang terjadi  akibat gagalnya perkembangan embrio 
bibir sumbing diperbaiki  sedini mungkin selama masa bayi, sebelum  memasuki tahap anak dan berat badan minimal  5 kg dengan kadar Hb 10mg/dL,  cheiloplasty dibutuhkan kemudian.  Penutupan sumbing palatum lunak dengan 
sliding flap pharyngeal, disarankan  pada usia  1th untuk membantu mendorong 
perkembangan bicara , Obturator  palatal  dibuat untuk bayi   sumbing palatum yang tidak dapat  menyusu atau  gangguan masuknya makanan,  alat bantu 
pendengaran  dipakai untuk  mencegah  masalah belajar pada anak dengan sumbing palatum yang  seringkali juga mendapat serangan otitis media, 
 3 tahap penanganan bibir sumbing yaitu tahap sebelum operasi, tahap sewaktu 
operasi dan tahap setelah operasi, yaitu:
1. Tahap sebelum operasi Pada tahap sebelum operasi yang  dipersiapkan adalah ketahanan tubuh bayi  menerima tindakan operasi, asupan gizi yang  cukup , keseimbangan berat badan yang memadai, berat badan lebih dari 5 kg , 
 Hb lebih dari 10 gr %  Usia lebih dari 10 minggu , Jika bayi belum  memenuhi syarat itu sebaiknya  pemberian minum harus dengan dot khusus  yaitu lubang tidak terlalu besar yang  membuat bayi tersedak atau terlalu kecil  sehingga membuat asupan gizi menjadi tidak  cukup. Celah pada bibir harus direkatkan 
dengan memakai plester khusus non  alergenik untuk menjaga gusi tidak menonjol  kearah depan  akibat  dorongan lidah pada prolabium. Jika ini  terjadi tindakan koreksi pada saat operasi  akan menjadi sulit dan kurang sempurna, 
Plester non alergenik tadi harus tetap  direkatkan sampai  operasi datang ,
2. Tahap  Operasi :
a. Usia  3 bulan,   pengucapan dimulai pada usia 5-6 bulan sehingga  jika koreksi pada bibir lebih dari usia  itu maka pengucapan huruf bibir  sudah terlanjur salah sehingga jika   dilakukan operasi pengucapan huruf bibir tetap menjadi kurang sempurna ,
b. Operasi untuk langit-langit  (palatoplasty)  pada usia 18 - 20 bulan mengingat anak aktif bicara  usia 2 tahun , Operasi yang dilakukan sesudah usia 2 tahun  diikuti  dengan tindakan speech teraphy  karena jika tidak, setelah operasi 
suara sengau pada saat bicara tetap  terjadi karena anak sudah terbiasa 
melafalkan suara yang salah, 
c. Bila gusi juga terbelah (gnatoschizis) kelainannya menjadi labiognatopalatoschizis, koreksi  untuk gusi dilakukan pada saat usia 8-9 tahun 
3. Tahap setelah operasi
 tergantung dari tiap tiap jenis operasi yang dilakukan,  dokter bedah yang menangani akan memberikan instruksi pada orang tua pasien contohnya setelah operasi bibir sumbing luka bekas operasi dibiarkan terbuka dan tetap memakai sendok atau dot khusus untuk memberikan minum bayi.
Wanita dilahirkan dengan  400.000 gamet dan tidak  menghasilkan gamet-gamet baru selama hidupnya. Jika pasien wanita umur 35  tahun maka sel-sel telurnya juga berusia 35  tahun. Risiko mengandung anak dengan  cacat bawaan tidak bertambah besar sesuai  dengan bertambahnya usia ibu,
Wanita dilahirkan dengan kira-kira 400.000 gamet dan tidak menghasilkan gamet-gamet baru selama hidupnya.Jika pasien wanita umur 35 tahun  maka sel-sel telurnya juga berusia 35 tahun yang berarti semakin tua pula sel-sel telurnya
yang dapat memicu  ketidaksempurnaan proses pembelahan sel.sampai dengan organogenesis.
bahwa ρvalue 0,186 berarti tidak ada  hubungan antara umur ibu dengan klasifikasi labioschisis.  pada pasien relawan dengan umur ibu < 20 tahun > 35 tahun cenderung mengalami labiognatopalatoschisis dan  labiopalatoschisis,  artinya semakin muda atau semakin tua usia ibu hamil akan lebih berisiko melahirkan bayi dengan labiognatopalatoschisis dan  labiopalatoschisis  ini diperkuat teori  bertambahnya usia ibu waktu hamil daya pembentukan embrio pun akan menurun sehingga bertambah  resiko  ketidaksempurnaan pembelahan meiosis yang akan memicu bayi dengan kehamilan trisomi.
labioschisis paling banyak dipicu karena faktor  umur ibu  bahwa  masalah tertinggi yang ada  adalah masalah sumbing bibir dan alveolus ditambah 
dengan sumbing palatum lunak dan keras  yaitu 60 % ,
Saat usia kehamilan mencapai 6 minggu,  bibir atas dan langit-langit rongga mulut bayi dalam kandungan akan mulai terbentuk dari jaringan yang berada di kedua sisi dari lidah dan bersatu di tengah-tengah. jika jaringan-jaringan ini gagal bersatu maka akan terbentuk celah pada bibir atas atau langit�langit rongga mulut 
Celah ini terjadi antara minggu keenam dan kesepuluh pada masa embrio. Selama
minggu keenam dan ketujuh, prosessus  maksilaris dari lengkung brankial pertama tumbuh ke depan dan bersatu dengan prosesus nasalis-lateralis kemudian  berlanjut bersatu dengan prosessus nasalis medialis membentuk bibir bagian atas, dasar hidung, dan palatum primer,  struktur ini  berkembang cepat, lidah membesar dan  berdiferensiasi tumbuh vertikal mengisi  kavum stomodealis primitivum. Pada minggu kedelapan sampai kesembilan, tulang palatum meluas ke medial untuk berkontak pada midline menghubungkan anterior ke posterior membentuk tulang palatum yang memisahkan hidung dan rongga mulut.
Perkembangan yang tidak sejalan dan  kegagalan proliferasi dari mesoderm untuk
membentuk jaringan ikat penghubung yang  melintasi garis fusi  sebagai salah 
satu sebab dari bermacam-macam proses embrio dalam pembentukan celah. Tidak terbentuknya komponen-komponen mesoderm memicu komponen bibir akan terpisah, sedang  sisa jaringan epitel yang belum ditembus
oleh mesoderm dan tertinggal akan  membentuk beberapa celah pada bibir dan
tepi alveo lus,
Pada sindrom Pierre  Robin yang menyerang wanita, ditemukan  sumbing palatum lunak tanpa sumbing bibir  dan didan i mikrognasia dan mikroglobia. 
pemicu lain dari labioschisis adalah   faktor usia ibu, dengan bertambahnya 
usia ibu waktu hamil daya pembentukan  embrio pun akan menurun, sehingga 
bertambah pula risiko dari  ketidaksempurnaan pembelahan meiosis  yang  memicu bayi dengan  kehamilan trisomi. 
bibir sumbing dan palatum  ditambah  kelainan bawaan lain, seperti  hidrosefalus, sindaktilia, atau polidaktilia. pemicu bibir sumbing dan palatum  tidak diketahui dengan pasti. Sebagian besar  masalah bibir sumbing   palatum atau keduanya  dijelaskan dengan hipotesis  multifaktor, Teori multifaktor  menyatakan bahwa gen-gen yang  berisiko berinteraksi satu dengan lainnya dan  dengan lingkungan memicu cacat pada  perkembangan janin, 
Sumbing yang hanya mengenai bibir  dinamakan cheiloschisis. Sumbing bibir 
umumnya terjadi pada minggu ke 6-7 intra  uterin, sesuai dengan waktu perkembangan  bibir normal dengan terjadinya kegagalan  penetrasi dari sel mesodermal pada groove  epitel di antara prosesus nasalis medialis dan  lateralis. Lebih sering pada bayi laki-laki dan  lebih sering bagian kiri dibandingkan  kanan. 
Sumbing pada bibir bawah selalu di bagian  tengah akibat gagalnya perpaduan kedua  prosesus mandibularis.
Sumbing bibir dan palatum merupakan  kegagalan bersatunya jaringan selama 
perkembangan. Gangguan pola normal  pertumbuhan muka dalam bentuk kekurangan  prosesus muka merupakan pemicu  kesalahan perkembangan bibir dan palatum,  bahwa kekurangan jaringan terjadi pada semua  deformitas sumbing sehingga struktur  anatomi normal tidak terbentuk,   perkembangan struktur anatomi  bersifat khusus  sehingga bibir sumbing  dapat terjadi terpisah dari sumbing palatum,  meskipun keduanya dapat terjadi bersama  sama dan berkeanekaragaman dalam   keparahannya tergantung pada luas sumbing  yang  berkeanekaragaman mulai dari lingir  alveolar (alveolus ridge) sampai ke bagian  akhir dari palatum lunak. keanekaragaman dapat pula  dimulai dari takik ringan pada sudut  mulut/bifid uvula sampai deformitas berat  berupa sumbing bibir yang meluas ke tulang  alveolar dan seluruh palatum secara bilateral,  keanekaragaman yang terjadi merupakan bentuk  dari deviasi rangkaian perkembangan  palatum yang dimulai dari minggu ke-8 pada  regio pre maksila dan berakhir pada minggu  ke-12 pada uvula di palatum lunak. ,  jika pemicu bekerja dekat akhir periode  perkembangan  minggu ke-11  sumbing  yang terlihat hanya pada palatum lunak bagian posterior, memicu bibir sumbing sebagian atau hanya pada uvula  sebagai cacat ringan yang tidak perlu terapi.
jika  faktor pemicu bekerja pada minggu ke-8,  sumbing akan terjadi lebih ke posterior dan  juga anterior termasuk alveolus, palatum  keras dan palatum lunak dan  uvula,  membentuk cacat  serius,
Penelitian ini memakai   52 pasien relawan. analisa kelainan bawaan berdasar hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan  penunjang. Kriteria inklusi adalah bayi dan
anak dengan kelainan bawaan labioschisis yang dirawat di Rumah Sakit , Kriteria
eksklusi adalah pasien dengan data yang tidak lengkap, Data diolah dengan program SPSS for window ,memakai uji X2 dengan tingkat ρvalue 0,005. 
Data  meliputi klasifikasi labioschisis, umur ibu,  jenis kelamin bayi. Variabel yang berhubungan dengan kejadian kelainan bawaan , 
hasilnya  
didapatkan 3 pasien relawan dimana ibu mengalami infeksi CMV dan TB selama
masa kehamilan. Selain itu juga terdapat 5 ibu hamil lainnya mengalami keracunan
kehamilan (PER dan PEB).,bahwa sebagian besar pasien relawan yaitu 13 pasien relawan belum menjalani operasi. ini dipicu karena pasien relawan pindah alamat atau menjalani operasi di rumah sakit lainnya,
bahwa sebagian besar pasien relawan mengalami labioschisis yaitu 50%.
bahwa mayoritas umur ibu dengan anak mengalami labioschisis adalah 20-35tahun yaitu 50 %. ini bertentangan dengan teori dimana umur ibu yang kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun lebih berisiko mengalami labioschisis. berdasar Jenis Kelamin pasien relawan yang mengalami labioschisis
berjenis kelamin perempuan yaitu 50%,.

sel punca gigi
luka yang terjadi di gigi  mengakibatkan  perubahan di pulpa gigi  sehingga 
dilakukan evaluasi terhadap status pulpa sebelum  pulpa rusak,luka di pulpa dapat terjadi karena reaksi jaringan lokal  yang  mengakibatkan komplikasi mempengaruhi   kualitas  gigi,penyebab faktor kimia, infeksi mikroorganisme, prosedure berupa fraktur dan retakan, dan faktor termal yang  menimbulkan  inflamasi seperti  perubahan vaskuler, limfatik, 
pulpa gigi merupakan jaringan yang menyediakan dukungan .bagi dentin dengan menyediakan komponen utama penyusun gigi, pulpa gigi merupakan   jaringan ikat longgar  yang terletak di bagian tengah dari gigi, di mana permukaan luarnya ditutupi dentin   disusun dari sel, serat, substansi dasar yang mengandung glikosaminoglikans, syaraf,pembuluh .darah, di bagian tengah dari pulpa disusun oleh vena yang besar, serabut syaraf,arteri,  yang dikelilingi oleh fibroblas dan serabut kolagen halus yang terdapat di matriks interseluler,  dan merupakan jaringan yang bertanggungjawan terhadap pembentukan dentin.
keberhasilan  perawatan endodontik mencapai 98%, meskipun  gigi 
 menjadi non vital yang  mengakibatkan gigi menjadi lebih rapuh, memicu  terjadinya fraktur  akar, karena sesudah perawatan endodontik tidak ada lagi suplai darah dan inervasi di gigi,  sehingga  gigi  mengalami kehilangan kemampuan untuk membentuk dentin ,  berdasarkan prinsip  tissue engineering dengan penyediaan sel punca, matriks, dan regulator , dalam meregenerasi jaringan pulpa agar gigi dapat bertahan di rongga mulut dalam keadaan  vital,  mengganti jaringan yang mengalami kerusakan  dengan jaringan pulpa baru  yang alami,
pulpa gigi berperan  sebagai benteng untuk melawan stimulus  kimia,stimulus fisik,bakteri, saat benteng  ini rusak karena karies, luka traumatik  
kehilangan serabut syaraf sensoris  mengakibatkan kematian pulpa gigi yang 
tereksponasi  karena mengalami gangguan di aliran darah.pengaktifan   syaraf parasimpatis akan melepaskan neurotransmitter seperti vasoaktif  intestinal peptide (vip) pengaktifan  syaraf  simpatis  menghasilkan  neurotransmitter seperti neuropeptida Y (NPY) ,nor epinefrin, adenosin trifosfat, yang  mengakibatkan penurunan aliran darah di pulpa,
dentin pulpa mampu memperbaiki diri dan berregenerasi. proses  molekuler dan seluler terlibat di proses penyembuhan ,  yang terlibat dalam proses penyembuhan adalah  komponen vaskuler dan lingkungan ,jaringan pulpa sama dengan jaringan tubuh lainnya mempunyai prosedur  pertahanan  terhadap luka dengan menghilangkan infeksi. penyembuhan luka merupakan suatu proses multifaktorial, termasuk migrasi, proliferasi,  diferensiasi menjadi beberapa populasi sel  yang  diikuti pembentukan matriks ekstra seluler di kondisi terjadinya luka yang mengakibatkan terbukanya pulpa yang dikaitkan dengan tanggapan  inflamasi, diikuti dengan  tahapan terjadinya proses homeostasis, remodeling jaringan , pembentukan bekuan darah, respon inflamasi, dan  proliferasi sel,  perawatan saluran akar yaitu dengan. mempertahankan gigi dengan menghasilkan  devitalisasi gigi secara permanen. teknologi tissue engineering dalam bidang endodontik  dinamakan  regenerative endodontic,  merupakan  perkembangan  dibidang endodontik.  regenerative endodontic  meregenerasi kerusakan di koronal dentin (akibat  karies),meregenerasi  dentin  pulpa terutama jaringan pulpa,  meregenerasi akar gigi yang telah terresorbsi  memulihkan  struktur dan fungsi gigi ,regenerative  endodontic  membentuk dan mengirim jaringan baru untuk mengganti jaringan pulpa nekrotik dengan  metode  pengobatan regenerative yang  menggabungkan growth factor, sel punca khusus, matriks 3 dimensi, regenerative  endodontic  untuk mengganti strukrur gigi yang mengalami  kerusakan, termasuk sel-sel yang terdapat di jaringan pulpa,dentin dan struktur akar, regenerative  endodontic mengganti, mempertahankan, dan  meningkatkan fungsi jaringan. sel punca adalah sel yang dikarakteristikkan oleh kemampuan yang tidak terbatas untuk  berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi tipe sel lain tergantung   kemampuan  replikasinya. sel punca  dibedakan ,antaralain: 
sel punca totipoten ,sel punca pluripoten ,induced pluripotent cell,sel punca unipoten,sel punca multipoten, sel punca meupakan sel yang mampu berself renewal, berproliferasi, berdiferensiasi, dan merangsang untuk membentuk berbagai macam sel ,berdasarkan sumbernya, sel punca dapat digolongkan menjadi,antaralain: 
isogenik,senogenik,alogenik,autologus,
berdasarkan tahap perkembangannya dan asalnya, sel punca  digolongkan menjadi,antaralain: 
-sel punca dewasa:sel ini berasal dari jaringan postnatal, dapat diisolasi dari berbagai jaringan tubuh.
-sel punca embri:sel ini berasal dari embrio yang  mampu  membelah,  memperbaharui diri sendiri  dalam  waktu yang lama matriks berperan dalam menyediakan dukungan  untuk proliferasi, organisasi sel, diferensiasi, dan  vaskularisasi, sehingga dapat terjadi pertumbuhan sel. tempat untuk  perlekatan dan pertumbuhan sel dalam proses regenerasi ini disediakan oleh matriks dalam  bentuk lingkungan tiga dimensi, yang dibuat dengan berbagai bentuk.
matriks  digunakan dalam berbagai bentuk ( serat,sponge,gel) dan dapat dibuat dari berbagai biomaterial (polimer, keramik,  metal) 
matriks merupakan kerangka yang memfasilitasi sel punca dan growth 
factor untuk melekat, bermigrasi, dan berdiferensiasi. matriks ini berbentuk polimer tiga  dimensi untuk menyediakan lingkungan mikro ,  
bermacam-macam matriks dapat didesain untuk regenerasi jaringan gigi ,
growth factor merupakan  molekul peptida yang menghantarkan sinyal di fungsi sel sebagai stimulator untuk terjadinya proliferasi dan diferensiasi sel,
growth factor merupakan protein yang berikatan dengan reseptor permukaan sel dan  dapat menginduksi proliferasi dan diferensiasi sel, sehingga berperan  dalam  pertumbuhan untuk meningkatkan  regenerasi jaringan, namun tergantung di tipe jaringannya,
growth factor menstimulasi  proses angiogenesis, atau menstimulasi sel punca untuk mensintesis  dan mensekresikan matriks termineralisasi.
 aktivitas sel punca dapat dikendalikan  oleh growth factor meningkatan kecepatan proliferasi, menginduksi diferensiasi sel menjadi jaringan lain, 
luka traumatik di gigi permanen  menghasilkan  kerusakan di struktur gigi dan periradikuler, yang  mengakibatkan  luka di pulpa gigi dengan atau tanpa kerusakan di mahkota dan akar gigi. kondisi-kondisi ini  menghasilkan efek  berbeda-beda  terhadap pulpa,  respon pulpa akan dimulai untuk melakukan penyembuhan dan regenerasi, 
repon pulpa  bervariasi tergantung di intensitas dan durasi luka. dampaknya yaitu nekrosis pulpa, inflamasi akut, inflamasi kronis, 
terapi luka di pulpa yaitu perawatan endodontik  saluran akar yang 
bertujuan untuk menghilangkan kontaminan, mengisi ulang saluran akar, dan menutupnya  dengan bahan sintetis,
growth factor yang terjadi di area  yang mengalami kerusakan dengan benteng  matrik ,di tahap biomolekuler proses ini ditandai dengan perkembangan sel, termasuk proses  pensinyalan  untuk membentuk bermacam macam molekul pensinyalan yang  akan mempengaruhi reseptor di permukaan sel dan juga sistem transkripsi,  ini   terjadi karena sel punca mempunyai kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi sel endotel yang   mengakibatkan terjadinya pembentukan pembuluh darah baru, dan terjadi peningkatan  pembuluh darah baru dan regenerasi di jaringan syaraf,
 teknologi tissue engineering membentuk jaringan baru untuk mengganti jaringan pulpa nekrotik dengan  prinsip  pengobatan regenerative dengan menggabungkan sel punca khusus, scaffold tiga dimensi,
dan growth factor untuk meregenerasi  dentin pulpa dan merevitalisasi gigi,
sehingga sel punca mesenkimal mampu  bermigrasi menuju area  yang mengalami luka dan berdiferensiasi menjadi tipe sel  tertentu. proses proliferasi dan diferensiasi sel punca  diinduksi oleh growth factor, 
growth factor menstimulasi sel punca untuk mensintesis ,  mensekresikan matriks termineralisasi, meningkatan  kecepatan proliferasi, menginduksi diferensiasi sel menjadi jaringan lain, menstimulasi  terjadinya proses angiogenesis, 
proses regenerasi ini dimulai  dengan terjadinya diferensiasi,adhesi, proliferasi, migrasi sel punca mesenkimal menjadi sel fibroblas,odontoblas  dan terekspresinya ,

GIGI MULUT :

abses gigi
abses   dari infeksi gigi yang berisi cairan  nanah  dialirkan ke gusi
sehingga gusi yang berada di dekat gigi  membengkak,
gumpalan infeksi  nanah yang  menyebar dari  gigi ke jaringan  sekitarnya,
pada pemeriksaan terlihat ada pembengkakan  sekitar gigi yang sakit.
abses gigi bawah memicu  bengkak sampai ke dagu atau telinga dan
submaksilaris.
 jika abses ada di gigi depan atas maka pembengkakan bisa sampai ke kelopak mata,
 abses gigi belakang atas memicu bengkak sampai ke pipi,
gigi goyah dan sakit saat mengunyah.
diagnosa pada Pembengkakan gusi dengan gejala peradangan di sekitar gigi ,
pelaksanaan :
 berkumur dengan air hangat
Simtomatik : Parasetamol
dosis Dewasa : 500 mg 3 x sehari,
dosis anak-anak : 250 mg 3 x sehari.
bila ada   infeksi, maka  diberikan Amoksisilin selama 5 hari
dosis Dewasa : 500 mg 3 x sehari,
dosis anak-anak : 250 mg 3 x sehari.
jika  gigi harus dicabut sesudah  infeksi reda maka bawa pasien ke doktergigi.

darurat gigi
sakit gigi  terjadi karena,antaralain:
peradangan gusi di sekitar akar gigi (perikoronitis),peradangan sinus (sinusitis),karies gigi, abses,
bila   gigi atas terasa sakit  saat penderita menderita pilek, membungkuk  mengunyah maka kemungkinan karena  sinusitis,   obat  antibiotik dan dekongestan  yaitu obat untuk melegakan hidung tersumbat  dapat mengatasi  sinusitis,

gigi patah tanggal
 nyeri berlangsung singkat saat mengunyah atau memakan makanan yang dingin, mungkin karena gigi akan patah retak sebagian (fraktur inkomplit, greenstick),
selama gigi   belum terbelah, bisa diperbaiki dengan penambalan (restorasi), terutama pada
gigi depan bagian atas,  gigi seri, sering retak  patah,
bila sesudah  cedera  gigi tidak peka terhadap udara, mungkin  hanya permukaan bagian luarnya  email  saja yang rusak,
Patah di lapisan pertengahan gigi (dentin) memicu  nyeri bila  gigi terkena udara atau minuman  makanan panas dingin
bila patah terjadi pada lapisan gigi paling dalam (pulpa), maka di bagian yang patah akan terlihat   bintik merah dan darah,  perlu dilakukan  Pengobatan saluran akar untuk mengangkat pulpa sebelum pulpa mati pemicu  nyeri ,
bila  pasien  berusia dibawah 12 tahun,maka  perawatan  saluran akar ditunda sampai akar dari gigi  sakit terbentuk sempurna, bila gigi susu di bagian belakang mulut rusak  maka  dimasukan suatu alat bernama  space-maintainer, sehingga gigi tetap tumbuh  tidak saling tumpang tindih,

patah rahang
rahang  patah dapat memicu nyeri dan  maloklusi,
mulut   bergeser ke satu sisi jika dibuka atau ditutup, tidak dapat dibuka lebar
 patah rahang terjadi di rahang bawah (mandibula),
jika  terjadi  patah rahang atas (maksila) dapat  mengakibatkan :
mati rasa di kulit dibawah mata  karena cedera pada persarafannya ,ketidakteraturan pada tulang pipi
penglihatan ganda  sebab otot mata menempel di dekatnya ,
setiap cedera yang mengakibatkan patah rahang, juga dapat  melukai tulang belakang di leher, sehingga  dilakukan pemeriksaan rontgen leher,
 pukulan kuat yang membuat   rahang patah  juga akan  memicu  perdarahan intrkranial atauvgeger otak ,
bila  terjadi patah rahang, maka pasien harus  mengatupkan giginya dan  tidak boleh digerakkan,
Rahang  ditahan dengan  perban yang dililitkan ,segera kerumahsakit   sebab fraktur  menyebabkan perdarahan di dalam dan penyumbatan jalan nafas,
Di rumah sakit, rahang atas dan rahang bawah  diikat dengan kawat (wiring), dan dibiarkan selama 6 minggu agar tulang sembuh sempurna,
saat perawatan pasien  hanya  minum cairan melalui sedotan,
 patah rahang  dapat diperbaiki melalui pembedahan dengan sebuah piringan;
Antibiotik  diberikan pada patah majemuk, dimana patah tulang menjalar ke gigi atau kantongnya dan merupakan patah terbuka yang berkaitan  dengan area mulut yang tercemar,
masalah yang muncul sesudah pengobatan gigi, antaralain:
-Perdarahan sesudah  pembedahan mulut bisa diatasi  dengan menekan tempat pembedahan selama beberapa jam pertama , yaitu dengan menggigit kapas selama 1 jam,  sepotong kapas digigit gigi, antikoagulan atau aspirin meningkatkan kecenderungan terjadinya perdarahan gigi,
-pembengkakan  akibat pencabutan gigi dan pembedahan periodontal, ini diatasi dengan  menempelkan  bongkahan es batu pada pipi  selama 25 menit , bila sesudah  3 hari pembengkakan  meningkat,  mungkin  terjadi infeksi ,
-Dry-socket  pemaparan terhadap tulang di dalam kantong gigi yang menyebabkan tertundanya penyembuhan   terjadi sesudah pencabutan gigi belakang sebelah bawah,
 rasa tidak nyaman  hilang  setelah 3 hari setelah pencabutan gigi  namun kemudian kambuh   disertai  sakit telinga,namun setelah  beberapa minggu hal ini lenyap , maka gigi  memasukkan verban anestetik  untuk menghilangkan nyeri, Verban ini diganti setiap 1-2 hari selama 1 minggu,

gangren pulpa
Kematian jaringan pulpa dengan atau tanpa kehancuran jaringan pulpa sebagian atau seluruhnya  kelanjutan dari  proses karies ,
tanda nya  yaitu jaringan pulpa mati, lisis dan berbau busuk,gigi yang rusak  berwarna  abu-abu kehitaman,
 gigi dibersihkan  dikeringkan dengan kapas,
jika   ada radang periapikal diberikan  antibiotik Amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari, jika  terjadi alergi amoksisilin diberikan obat  antibiotika , eritromisin ,  kotrimoksazol. jika parah  diberikan obat  penisilin prokain,
600.000 IU/hari selama 3 hari. diberi parasetamol 500 mg 3 x sehari,
setelah  peradangan reda gigi dicabut ,

gangguan kelenjar ludah
ada 3  pasang besar kelenjar ludah di dalam mulut. Sepasang kelenjar ludah yang paling besar  dinamakan  kelenjar parotid, berada  tepat  di belakang sudut pada mulut, di bawah dan di depan mata. 2 pasang yang lebih kecil, yaitu  kelenjar sublingual dan kelenjar submandibular berada  di dalam lantai mulut,  sebagai tambahan kelenjar besar ini, banyak kelenjar ludah kecil yang terbagi-bagi sepanjang mulut. semua kelenjar  memproduksi  ludah untuk  mencerna makanan ,
2 jenis besar gangguan yang mempengaruhi kelenjar ludah  ,yaitu 1  yang memicu  kerusakan kelenjar ludah, akibat  tidak  memproduksi  ludah , satunya memicu  pembengkakan kelenjar ludah. saat  aliran ludah tidak mencukupi atau hampir tidak ada, mulut terasa kering dinamakan  mulut kering xerostomia ,
penyebab kerusakan kelenjar ludah  yaitu penyakit dan gangguan tertentu, sehingga  mengurangi produksi ludah,
seperti  penyakit parkinson, infeksi virus,  penurunan kekebalan tubuh manusia (hiv), sindrom sjogren, depresi,  obat-obatan yang mampu  menurunkan produksi ludah seperti obat diuretik,metildopa,  antidepresan , antihistamin, antipsikotis, sedativ,
kelenjar ludah dapat  terganggu  akibat   menjalani kemoterapi atau radiasi kepala dan leher untuk pengobatan kanker. mulut kering  disebabkan radiasi  berdosis tinggi,
tidak semua  mulut yang  kering disebabkan oleh kerusakan kelenjar ludah. kurang minum  mengeringkan mulut,
Karena ludah membantu mencegah  kerusakan gigi,
jika kelenjar ludah menghasilkan terlalu banyak ludah akan  terjadi  reaksi seperti makan makanan asam,  pembengkakan kelenjar ludah  terjadi pada pembuluh yang membawa ludah dari kelenjar ludah menuju mulut terhalang dengan gejala Nyeri  selama makan,
Penyebab pembengkakan kelenjar ludah   adalah batu kelenjar ludah ,  batu-batuan  dapat  terbentuk dari garam garam  yang terkandung di dalam ludah. Penyumbatan memicu  ludah kembali ke dalam empedu, memicu  kelenjar ludah membengkak. Penyumbatan pembuluh dan kelenjar terisi dengan ludah  terinfeksi  bakteri. Gejala   pada pembuluh ludah yang tersumbat yaitu pembengkakan  hanya sebelum  makan atau saat  makan asam merangsang aliran ludah,  jika pembuluh tersumbat, ludah  tidak mempunyai tempat dan kelenjar  bengkak,sarcoidosis,
Penyakit gondok, infeksi bakteri , penyakit  AIDS, sindrom sjorgren, diabetes mellitus,  Pembengkakan bisa  terjadi dari kanker atau tumor pada kelenjar ludah. Jika tumor  adalah kanker, kelenjar tersebut akan  terasa seperti batu keras  ,jika  tumor tidak bersifat kanker dapat  diangkat,
Luka pada bibir bagian atas , tidak sengaja tergigit- membahayakan kelenjar ludah kecil  dan menyumbat aliran ludah. maka, kelenjar yang terkena akan  bengkak dan membentuk kecil, gumpalan lembek (mucocele)
pembengkakan memicu  tersumbatnya pembuluh ludah bisa  didiagnosa karena ini  berkaitan  dengan nyeri di waktu makan. untuk mendiagnosa penyebab lain pembengkakan, dilakukan  biopsi untuk diambil sedikit jaringan kelenjar ludah kemudian  menelitinya  di bawah mikroskop,
bila  pembuluh ludah tersumbat  batu, seseorang dokter gigi  mendorong dorong batu batu  keluar dengan cara menekan nekan  kedua sisi pembuluh,  bila   gagal, alat seperti mirip  kawat dapat untuk  mendorong  batu ,
Mucocele yang tidak keluar  dengan sendirinya dapat  diangkat dengan operasi ,  baik tumor kelenjar ludah yang bersifat kanker dan bukan kanker  dapat diangkat melalui  operasi. disarankan  melakukan perawatan  kesehatan mulut  gigi secara rajin  rutin dengan  menggosok, flossing, dan dibilas dengan fluoride , menghindari gula,  menjalani pemeriksaan gigi, pembersihan,  pengobatan fluoride ,
pengganti ludah dapat membantu yaitu  obat  pilocarpine, namun  obat ini  tidak efektif bila  kelenjar ludah sudah mengalami kerusakan karena radiasi,

ginggivitis
radang gusi ginggivitis yaitu inflamasi ginggiva marginal ,
 disebabkan oleh faktor lokal dan  faktor sistemik. Faktor lokal seperti  karang lubang pada gigi, bakteri pada gigi, sisa makanan menempel di gigi  (plak), keliru dalam  bersikat  gigi , tambalan yang gigi yang lepas ,  Faktor sistemik seperti Diabetes Melitus (DM),keracunan logam, ketidakseimbangan hormon   ketika menstruasi, kehamilan, menopause, pemakaian kontrasepsi,
pada mulanya pasien  mengeluh karena ternyata  mulut sangat  terasa bau aneh, gusi bengkak , gusi  berdarah,  saat  pemeriksaan gusi terlihat  bengkak,
 ginggivitis herpes  disertai gejala herpes simpleks tidak disertai bau mulut,
 radang gusi seperti  perikoronitis yang gejalanya demam, sakit saat membuka mulut,
perlakuan pada gigi,antaralain;
bersih bersih Karang gigi juga  fisioterapi oral kemudian
berkumur dengan obat kumur iodium povidon atau H2O2 3% 3 x sehari selama 3 hari , obat  Amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari,
 perikoronitis diatasi dengan  antibiotik sistemik selama 5 hari  seperti obat  amoksisilin atau eritromisin 500 mg 3 x sehari, hingga perlu  operasi pengangkatan  operculum,

gingivostomatitis herpetik
infeksi herpes pada mulut (gingivostomatitis herpetik primer, herpes labialis)
 yaitu   infeksi karena   virus herpes simpleks ,memicu  luka  di gusi dan bagian mulut lainnya,
Herpes Sekunder (Herpes Labialis Berulang) yaitu     pengaktivan kembali  virus lokal yang memicu terbentuknya luka di dekat mulut akibat demam,
 bayi mengidap  virus herpes simpleks yang berasal  dari pasien  dewasa yang memiliki cold sore  atau virus lokal yang memicu terbentuknya luka di dekat mulut akibat demam,
Infeksi awal pada bayi  dinamakan herpes primer  memicu  peradangan gusi   kemudian  demam, pembengkakan kelenjar getah bening di leher ,
kebanyakan penyakit ini ringan dan penyakit ini  menghilang  sendiri,
Dalam 2-3 hari, muncul  lepuhan yang  kecil (vesikel) di mulut. Vesikel ini  pecah dan muncul  luka terbuka di mulut yang menimbulkan nyeri,
Seminggu kemudian pasien   membaik, namun  virus herpes simpleks tetap tinggal  menghuni  dalam tubuh dan infeksi  berulang besoknya   disebut herpes sekunder,
Infeksi awal gejalanya  nyeri  seluruh  mulut, tetapi infeksi kambuhan  memicu  cold sore  dan   fever blister, lepuhan akibat  demam
Infeksi kambuhan   dipicu oleh
 sengatan tawon  di bibir,
demam,cuaca dingin, alergi makanan,
cedera di mulut, pengobatan gigi,
1-2 hari sebelum muncul  lepuh  pasien  mengalami  kesemutan gejala prodroma  pada area   lepuhan ,
Perasaan ini sulit untuk diungkapkan,
Luka terbuka  timbul di bibir bagian luar membentuk  keropeng,
 luka ini ada  di langit-langit mulut (palatum)  Luka di mulut berawal sebagai lepuhan-lepuhan kecil yang dengan segera akan bergabung dan membentuk luka merah jambu,
jika  penderita, infeksi kambuhan   herpes simpleks labialis  hanya memiliki sedikit gangguan namun  akan  fatal  penyebaran virus ke otak bisa berakibat fatal. jika dialami oleh
penderita yang menjalani terapi penyinaran ,
penderita yang menjalani pencangkokan sumsum tulang.
penderita kelainan sistem kekebalan ,
penderita yang menjalani kemoterapi,
diagnosa   berdasarkan hasil pemeriksaan  dan hasil biakan dari luka,
tes tzanck atau biakan virus dari luka di kulit dapat  melihat  ada tidaknya virus herpes,
pemeriksaan pada  pembesaran kelenjar getah bening di leher atau selangkangan,
untuk  pengobatan digunakan obat kumur anestetik  lidokain   yang mengandung baking soda.
pengobatan  herpes sekunder  efektif jika dilakukan sebelum munculnya luka, saat penderita mengalami gejala prodroma, dengan salep asiklovir ,
mengkonsumsi vitamin C ,
 mengkonsumsi lisin untuk mengobati infeksi kambuhan ,
balsam bibir  jelly petroleum mengatasi  bibir pecah-pecah ,
obat antivirus  acyclovir, famciclovir, valacyclovir, untuk mencegah  infeksi oleh bakteri,
kortikosteroid tidak digunakan untuk mengobati herpes simpleks karena bisa memicu penyebaran  infeksi
obat  kapsul asiklovir  jika memiliki kelainan sistem kekebalan,
untuk mencegah terjadinya herpes labialis:

bau mulut halitosis
bau mulut (halitosis) yaitu bau nafas yang tidak enak,
yang disebabkan:
penyakit ketoasidosis diabetikum,
penyakit abses paru,
penyakit ozena,
penyakit periodontal
penyakit faringitis,
penyakit divertikulum zenker,
makanan
vitamin  dosis tinggi,
gigi karies,
penyakit diabetes melitus,
penyakit kanker kerongkongan,
penyakit karsinoma lambung,
penyakit fistula gastrojejunokolik,
penyakit ensefalopati hepatikum,
Infeksi tenggorokan,
sinusitis,
infeksi paru-paru,
sindroma sjogren ,penyakit gusi  gingivitis, gingivostomatitis
abses gigi,
impaksi gigi,
obat-obatan  suntikan insulin, paraldehid, triamteren dan obat bius yang dihirup,
penyakit
gingivitis ulseratif nekrotisasi akut
penyakit mukositis ulseratif penyakit nekrotisasi akut
penyakit gagal ginjal akut,
penyakit penyumbatan usus,
penyakit bronkiektasis,
gagal ginjal kronis,
diagnosa  berdasarkan pemeriksaan rontgen perut,
rontgen dada,pemeriksaan  mulut , hidung
dan  tenggorokan ,
pemeriksaan
endoskopi,
pengobatan  sementara dengan  mengonsumsi   daun parsley segar atau permen mint,

karies gigi
karies gigi yaitu  penyakit infeksi pada jaringan keras gigi yang memicu  kerusakan struktur gigi kronis,
penyebab  karies gigi, antaralain:
gigi peka yang  memiliki lubang, lekukan maupun alur yang menahan plak, mengandung sedikit flour ,
 bakteri Streptococcus mutans,
 normalnya   di dalam mulut ada bakteri  yang  mengubah semua makanan  terutama gula dan karbohidrat  menjadi asam,
sisa makanan  membentuk plak, yang menempel pada lubang  gigi,
terutama  gigi geraham belakang. bila tidak dibersihkan maka plak  membentuk mineral  karang gigi  kalkulus, tartar . Plak dan kalkulus  mengiritasi gusi sehingga muncul gingivitis,
normalnya  suatu kavitasi di dalam enamel tidak memicu  sakit gigi, sakit gigi baru muncul  bila  pembusukan sudah mencapai dentin. sakit gigi  jika terkena es  dingin atau panas menunjukkan bahwa pulpa masih sehat. bila  pengobatan dilakukan pada stadium ini maka gigi dapat  diobati,
suatu kavitasi yang timbul di dekat atau telah mencapai pulpa mengakibatkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki. sehingga  gigi terasa sakit meskipun tidak ada perangsang yang memicu sakit gigi,
pengobatan  bergantung pada kedalaman karies,
- bila pembusukan sudah mencapai dentin, maka bagian gigi yang membusuk harus diangkat dan diganti dengan penambalan (restorasi) dengan tumpatan tetap ( glass ionomer, komposit resin, amalgam).
- bila dentin yang menutup pulpa sudah tipis maka  dilakukan pulp capping indrek dengan menggunakan pelapis dentin Ca(OH)2.
-bila pembusukan berhenti sebelum mencapai dentin, maka email sembuh  dengan sendirinya dan bintik putih di gigi akan menghilang.

kelainan sendi temporomandibuler
Sendi temporomandibuler sebagai  sendi yang paling kompleks  sebab sendi ini membuka dan menutup seperti sebuah pintu rumah  dan bergeser ke depan, ke belakang dan dari sisi yang satu ke sisi yang lainnya.
saat  proses mengunyah, sendi ini menopang tekanan,
Sendi ini memiliki sebuah kartilago tulang rawan  bernama  cakram, yang mencegah gesekan antara tulang rahang bawah dan tulang tengkorak,
Sendi temporomandibuler yaitu 2 tempat  yang masing-masing  ada di setiap sisi wajah, tepat di depan telinga  ,  dimana tulang temporal dari tengkorak bersambungan  dengan rahang bawah (mandibula),
Ligamen (jaringan ikat yang berbentuk seperti tali  pita, sebagai pengubung tulang-tulang atau pengikat alat-alat di dalam tubuh,  tendon  atau ujung otot yang liat, yang melekat pada tulang  dan otot-otot menyokong persendian ini dan mengendalikan   pergerakan rahang,
 temporomandibuler bisa mengenai  otot-otot  dan sendi  sekitarnya,
 penyebab dari kelainan sendi temporomandibuler seperti  gabungan dari  kelainan anatomis pada sendi dan ketegangan otot,
Gejalanya  :  pusing,  nyeri tumpul pada otot-otot pengunyah dan sendi keceklik ,
Pemeriksaanya berupa  memasukkan jari tangan ke dalam telinga pasien  dan dengan hati-hati menekan ke arah depan pada saat pasien  menggerak gerakan rahangnya,
pemeriksaan  rontgen  membantu ,
bila  terjadi kelainan letak  cakram, maka dilakukan antrogram,
pemeriksaan  MRI atau CT scan untuk mengetahui mengapa pasien  tidak efekyif jika  pengobatan  dilakukan,
jarang dilakukan Pemeriksaan laboratorium ,   pemeriksaan elektromiografi untuk memantau  aktivitas otot,
Nyeri otot di sekitar rahang kadang  disebabkan oleh pengaktifan  otot yang berlebihan,
Nyeri ini sebagai  akibat kejang otot yang disebabkan oleh gerakan  otot  berulang-ulang, maka disarankan untuk  menghentikan kebiasaan ini.
 pengobatan dengan  pembidaian
guna  mengurangi pengatupan dan pengertakan, agar  otot-otot rahang dapat beristirahat dan sembuh ,
pengobatan ultrasonik
yaitu  diberikan panas kepada area yang nyeri , agar  pembuluh darah akan melebar dan darah bisa lebih cepat mengangkut asam laktat yang terkumpul, yang menyebabkan timbulnya nyeri otot,
Electromyographic biofeedback. untuk  memantau aktivitas otot , agar
Penderita belajar untuk mengendalikan atau mengendurkan otot ,
Perangsangan saraf elektrik transkutaneus yaitu
Digunakan sebuah alat yang merangsang serat-serat saraf yang tidak menyalurkan nyeri,
Impuls (rangsangan hantaran saraf) yang terjadi mungkin  menghalangi impuls nyeri yang dirasakan pasien,
obat pereda nyeri  seperti  anti peradangan non-steroid  aspirin,
 gejala dari gangguan internal yaitu bunyi   klik  pada  sendi bila  mulut terbuka lebar atau rahang bergeser dari kiri ke kanan atau sebaliknya,
 gangguan internal (internal dearangement), cakram di dalam sendi terletak lebih depan dibandingkan posisi normalnya,
Pada gangguan internal tanpa reduksi, cakram tidak pernah bisa masuk kembali ke dalam posisi normalnya, dan pergerakan rahang menjadi terbatas,
Pada gangguan internal yang disertai reduksi (lebih sering terjadi), cakram terletak lebih depan dari posisi normalnya hanya bila mulut tertutup,
bila  mulut terbuka dan rahang bergeser ke depan, cakram akan masuk kembali ke dalam posisi normalnya, dan terdengar bunyi  klik
bila  mulut tertutup, cakram akan terdorong ke depan lagi, dan akan terdengar lagi bunyi  klik ,
bila pasien sulit menggerakkan rahangnya, maka  dokter gigi  mendorong cakram kembali ke posisi normalnya,
namun  bila  keadaan ini telah berlangsung kurang dari 3 bulan, digunakan bisai untuk menjaga agar rahang bawah tetap mengarah ke depan,
pembidaian akan mempertahankan cakram dalam posisinya, sehingga ligamen penyangganya semakin erat.
setelah 2-4 bulan, bidai akan disesuaikan agar dapat mengenbalikan rahang kembali ke posisi normalnya, agar  cakram bisa  tetap diposisinya,
artritis dapat  terjadi pada sendi temporomandibuler seperti halnya sendi lainnya.
osteoartritis (penyakit sendi degeneratif), yaitu sejenis artritis dimana kartilago sendi mengalami pengeroposan, yang  sering terjadi pada pasien lanjut usia,
kartilago pada sendi temporomandibuler tidak sekuat kartilago pada sendi lainnya,
osteoartritis terutama muncul   jika cakramnya membentuk lubang atau  hilang   sendinya berderik  saat membuka atau menutup mulutnya,
pada osteoartritis parah , ujung tulang rahang  menjadi rata, sehingga  tidak mampu  membuka mulutnya lebar-lebar,
rahang juga bisa bergeser ke sisi yang sakit, dan penderita tidak mampu untuk memindahkannya kembali.
tanpa pengobatan semua  gejala akan sembuh   mungkin karena jaringan di belakang cakram membentuk jaringan parut dan berfungsi seperti cakram yang asli.
artritis rematoid dapat dialami  pada penderita yang mengalami artritis pada sendi temporomandibuler  namun jarang terjadi,
bila  artritis rematoid parah maka  ujung tulang rahang akan  mengalami pengeroposan dan memendek,
gangguan  ini dapat  memicu  maloklusi  atau salah temu antara gigi bawah   dan gigi bawah  secara tiba-tiba,
bila  kerusakan  parah, tulang tengkorak   akhirnya  melebur dengan tulang rahang  (ankilosis), sehingga  sulit  membuka mulut,
temporomandibular juga dapat  terjadi akibat  cedera yang memicu  perdarahan ke dalam sendi, karena
 sisi dagunya terbentur sesuatu,
pengidap osteoartritis pada sendi temporomandibuler harus mengistirahatkan sendi yang sakit,
rasa nyeri dapat  sembuh  tanpa pengobatan, namun  pergerakan rahang  untuk aktivitas normal, meskipun  rahang sakit jika    dibuka lebar seperti normalnya,
artritis rematoid pada sendi temporomandibular diatasi  dengan obat-obatan ,  pereda nyeri, kortikosteroid, metotreksat , guna
mempertahankan pergerakan sendi dan mencegah ankilosis ,
ankilosis yaitu hilangnya pergerakan sendi, sebagai akibat dari peleburan tulang di dalam sendi atau pengapuran ligamen di sekitar sendi ,
pengapuran ligamen di sekitar sendi tidak memicu  nyeri, tetapi mulut hanya dapat membuka selebar 2 cm ,
peleburan dari tulang-tulang di dalam sendi memicu   gerakan sendi menjadi  terbatas,
hipermobilitas  atau  rahang longgar terjadi bila  ligamen yang menahan sendi menjadi teregang  ,
pada hipermobilitas, rahang bergeser geser   ke depan, keluar dari asalnya,  memicu  susah  menutup mulut,
maka  jangan membuka mulut terlalu lebar, sehingga ligamen tidak terlalu teregang,
cacat bawaan pada sendi temporomandibuler jarang terjadi.
kadang ujung tulang rahang tidak terbentuk , atau lebih kecil dibandingkan  normal,
kelainan itu memicu  kelainan bentuk wajah dan maloklusi  atau salah letak gigi atas dan gigi bawah   ,
 ini  diatasi dengan pembedahan,

keilosis
keilosis yaitu  radang dangkal pada sudut mulut yang memicu sudut mulut pecah-pecah,
keilosis  disebabkan mikosis ,  virus herpes  , piridoksin,  defisiensi riboflavin, asam pantotenat ,
gejalanya  luka-luka berkerak pecah pecah  di kedua sudut mulut yang terasa nyeri  jika terkena makanan pedas,
pengobatan dengan diberikan :
vitamin C 50 mg 3 x sehari.,
vitamin B2 25 – 50 mg bersama vitamin B-kompleks 1 tablet 3 x sehari diberikan selama 1 minggu, .

malocclusion
Malocclusion yaitu  kelainan susunan bagian atas dan bawah rahang yang mencegah gigi bertemu dengan semestinya,
Penyumbatan  pada susunan  gigi dan tempat dimana gigi atas dan bawah bertemu ,  Idealnya, gigi bagian atas sedikit melebihi gigi bagian atas. Susunan yang semestinya pada gigi mencegah kekuatan yang tidak semestinya terdapat hanya pada beberapa gigi dan menjaga bibir, pipi, dan lidah terhindar dari permukaan tajam. bila  gigi maloccluded (keluar dari susunan), ketegangan yang tidak semestinya yang terdapat pada beberapa gigi, yang dapat  mematahkan bagian pada mahkota gigi atau melonggarkan gigi,
penyebab  malocclusion yaitu ketidakseimbangan antara ukuran rahang dan ukuran gigi , perbedaan ini  muncul  pada gigi yang terlalu padat ,  atau  hilangnya salah satu atau lebih gigi : saat  gigi hilang, gigi disekitarnya cenderung menyimpang ke dalam ruang tersedia yang baru, bergerak keluar barisan , adanya alat penahan bingkai penunjang gigi.
 kelainan baris pada rahang yang retak, penghisapan ibu jari lebih dari usia 4 tahun, tumor pada mulut atau rahang, dan mahkota gigi yang tidak pas, fillings,
malocclusion  tidak memiliki  gejala namun memicu  pengenduran atau patahan pada kelainan baris gigi ,  malocclusion berat memicu   rasa tidak nyaman saat menggigit
malocclusion dapat  didiagnosa  selama pemeriksaan gigi,
malocclusion dapat  diperbaiki dengan disusun ulang  menggunakan kekuatan ringan secara terus menerus melalui penggunaan alat gigi, seperti bingkai penyangga gigi (kawat dan pegas  yang disesuaikan dengan gigi dengan lem gigi) atau sebuah penyangga  bingkai penahan gigi yang bisa dipindahkan dipadukan dengan kawat dan piringan plastik yang diselipkan ke dalam atap mulut,  Untuk beberapa malocclusion minor, terapi gigi bisa dilakukan dengan alat yang hampir tidak bisa dilihat.

periodontitis
yaitu peradangan jaringan periodontium yang lebih dalam  merupakan lanjutan dari peradangan ginggiva,
periodontitis merupakan akibat dari penumpukan plak dan karang gigi (tartar) diantara gigi dan gusi,
 terbentuk kantong diantara gigi dan gusi, yang meluas ke bawah diantara akar gigi dan tulang dibawahnya,  Kantong ini mengumpulkan plak dalam suatu lingkungan bebas oksigen yang mempermudah pertumbuhan bakteri , sehingga gigi lepas, gejalanya yaitu:
 perdarahan gusi,
 perubahan warna gusi,
bau mulut  halitosis,
karang gigi, saku gigi  dan penyebab lokal lainnya harus dibersihkan  ,
diberikan antibiotik  amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari,
pasien   berkumur dengan larutan povidon,

pulpitis
pulpitis yaitu peradangan pada pulpa gigi yang memicu  rasa nyeri, pulpitis sebagai reaksi  toksin bakteri pada karies gigi, gigi yang mengalami pulpitis akan nyeri  sampai ke area  sinus dan area telinga  pulpitis gigi bawah atau pelipis  pulpitis gigi atas  ,
jika makan   makanan  asam, manis, atau dingin akan terasa sakit ,  sakit saat mengunyah menandakan  bahwa peradangan sudah  mencapai jaringan periapikal,
penyebab pulpitis yaitu   pembusukan gigi, pulpa terbungkus dalam dinding yang keras sehingga tidak ada ruang  untuk membengkak , saat  terjadi peradangan. yang terjadi hanyalah peningkatan tekanan di dalam gigi,  peradangan yang ringan, tidak  menimbulkan kerusakan gigi  permanen  sedang  peradangan yang berat dapat   mematikan pulpa,  meningkatnya tekanan di dalam gigi bisa mendorong pulpa melalui ujung akar, sehingga bisa melukai tulang rahang dan jaringan di sekitarnya.
lubang gigi dbersihkan dengan ekskavator dan semprit air, kemudian dikeringkan dengan kapas dan dijejali pellet kapas yang sudah ditetesi dengan eugenol,
Parasetamol 3 x 250 mg/hari untuk  anak-anak.
Parasetamol 3 x 500 mg/hari untuk orang dewasa,
bila pasien  alergi   penisilin, maka diberikan :
eritromisin 3 x -250 mg/hari selama 5 hari untuk anak-anak.
tetrasiklin 3 x 500 mg/hari selama 5 hari untuk  dewasa.
jika sudah ada peradangan jaringan periapikal, berikan antibiotik selama 5 hari :
amoksisilin : 3 x 250 mg/hari untuk anak-anak.
amoksisilin : 3 x 500 mg/hari untuk  dewasa,

stomatitis
sariawan  , ulkus aftosa, chanker sores,  yaitu  luka terbuka  kecil di dalam mulut yang memicu nyeri,
penyebab stomatitis karena  obat-obatan (stomatitis medikamentosa  venenata) ,
kurang  kebersihan mulut , infeksi kumam, gangguan hormonal (gingivostomatitis deskuamatif), kelainan darah, stomatitis aftosa (sariawan)  tidak diketahui penyebabnya,  Stomatitis Vincent disebabkan oleh kumam Gram negatif,   faktor yang  berperan memicu  sariawan, antaralain  gangguan hormonal, demam, stres, trauma, cemas,
sariawan bisa  terjadi di semua area mulut,  jika sariawan berada  di dekat faring, pasien  akan sulit menelan,
stomatitis vincent atau gingivostomatitis nekrotik cenderung kronis , dengan gejala perdarahan di gusi dan gigi , ulkus pada stomatitis ini  terdapat di area gusi,  antargigi dan diselaputi pseudomembran berwarna kuning  yang mudah diangkat,   ulkus ini bisa meluas ke area lain mulut sampai ke faring,
jika  tidak diketahui dengan pasti Vincent atau bukan, gabungkan  dengan antibiotik amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari  , sariawan diatasi  dengan deksametason 1 mg 2 x sehari , selama  2 – 3 hari,  diberikan  vitamin B kompleks dan vitamin C 50 mg 3 x sehari selama 3 hari,

resesi gusi
resesi gusi yaitu  hilangnya jaringan gusi dari pangkal gigi yang terhubung  pada permukaan akar,
Resesi muncul   sebagai reaksi terhadap penyikatan yang terlalu agresif ditambah akibat  alami pada jaringan gusi yang tipis
resesi menyebabkan   gigi sangat peka makanan yang  dingin,  bisa memicu  gigi  rapuh terhadap cavitis akar,
Pengobatan dilakukan saat  gusi atau gigi sensitive , dengan  pencangkokan , dimana jaringan lembut diangkat dari akar pada mulut ,

trench mouth
tench mouth (gingivitis ulserativa nekrotikan akut,  infeksi vincent) yaitu  infeksi gusi  yang nyeri tidak menular ,  demam , gusi mudah berdarah , mengunyah memicu nyeri,kelenjar getah bening di bawah rahang  membengkak,nyeri gusi, timbul bau mulut yang busuk,
  yang memicu  terjadinya penyakit ini, yaitu :
kurang menjaga  Kebersihan mulut ,
Infeksi paling cepat  terjadi pada pengidap gingivitis simpleks ,
akhirnya  gusi yang ada diantara dua gigi mengalami pengikisan dan tertutup oleh jaringan mati yang berupa lapisan berwarna abu-abu,
diagnosa dengan melihat  pembengkakan kelenjar getah bening di kepala dan leher,
pemeriksaan rontgen gigi atau rontgen wajah  untuk menentukan kerusakan jaringan dan  luasnya infeksi ,
pengobatan dilakukan dengan pembersihan  semua karang  jaringan gusi yang mati ,
 pembersihan ini memicu  nyeri, maka digunakan obat bius lokal,
sesudah  pembersihan, pasien  berkumur-kumur dengan larutan hidrogen peroksida,
bila  bentuk dan posisi gusi tidak kembali normal, dokter gigi akan melakukan pembedahan untuk  membentuk gusi sebagai pencegahan  terhadap periodontitis,
Antibiotik Erytromicin , tetrasiklin diberikan jika trench mouth  tidak bisa  diatasi  dengan perawatan gigi,

GIGI
 gigi retak sekilas tidak  kasat mata, gejalanya juga timbul dan tenggelam,
pasien sindrom gigi retak merasakan ngilu di giginya. Tak lama berselang, gejalanya menghilang begitu saja,Walaupun tak kelihatan, keretakan gigi bisa mencapai jaringan halus pada gigi yang berisi saraf dan pembuluh darah,
Tekanan pada gigi yang kuat seperti saat makan es batu, dapat membuka retakan itu dan mengiritasi pulpa, gigi jadi lebih peka  pada makanan atau minuman yang suhu  ekstrem,Saat pasien sindrom gigi retak mengunyah, tekanan pada gigi menghilang, dan digantikan rasa ngilu di retakan,
Orang yang doyan makan es batu dalam jangka panjang perlu memperbaiki gigi berlubang dan mengganti tambalan yang hilang.
Orang yang punya kebiasaan mengunyah atau makan es batu dinamakan pagophagia,Pagophagia merupakan bagian dari pica, penyakit yang memicu pasien punya orientasi makanan tak lazim,Pica  menyertai gangguan mental lain seperti autisme, skizofrenia, dan memicu orang-orang mendambakan makanan yang nyata-nyata tidak mempunyai kandungan gizi.
 Untuk menentukan pasien mengalami gangguan perilaku pagophagia atau kecanduan mengunyah es, orang itu harus punya gejala paling tidak sebulan
Pica  dialami  anak-anak. sedang gangguan perilaku pagofagia dialami   orang dewasa dan anak-anak, pica dapat timbul karena pasien mengalami kekurangan suatu nutrisi tertentu pada tubuh,Pada pagophagia, keadaan itu timbul karena pasien mengalami kekurangan zat besi atau anemia,
pasien yang mengalami keadaan ini biasanya mencari es terus-menerus, 
keadaan lain yang bisa memicu orang doyan makan es batu adalah obsessive-compulsive disorder (OCD),OCD adalah keadaan kesehatan mental yang mengarah pada perilaku kompulsif atau pikiran obsesif.


sinar X  di  gigi  picu   tumor

Dr. Michael Schulder dari Cushing Neuroscience Institute , mengungkapkan bahwa 
adanya keterkaitan antara  munculnya  tumor otak bukan  kanker dengan   sinar X pada gigi,
tumor otak disini dinamakan  meningioma sebab   tumor tumbuh  di  selaput yang menyelimuti sistem saraf pusat meninges  dan organ otak,dokter gigi  memanfaatkan  sinar x untuk menganalisa  keadaan  gigi  pasien ,peneliti menganjurkan untuk   mengurangi  kekerapan   pemeriksaan dengan sinar X ,bagi pasien  yang berusia di bawah 10 tahun maka  pemeriksaan dengan sinar X  yang dilakukan secara berlebihan   mampu  hanya  sedikit  meningkatkan resiko munculnya  pertumbuhan tumor ,peneliti   tidak memutuskan bahwa semua jenis sinar X berbahaya bagi kesehatan,
KANKER MULUT 

kanker yang terbentik di rongga mulut  ditandai oleh pertumbuhan jaringan atau sariawan di rongga mulut yang tak kunjung sembuh,beberapa faktor yang  meningkatkan risiko timbulnya kanker mulut,antaralain : 
sistem kekebalan yang melemah,memiliki riwayat keluarga kanker mulut,
memiliki riwayat kanker sebelumnya,pemakaian tembakau  tembakau kunyah,
konsumsi alkohol ,paparan sinar matahari yang berlebihan ke bibir,infeksi virus menular seksual human papillomavirus (HPV)lesi prakanker mulut dapat terdeteksi pada pemeriksaan rutin rongga mulut,
kanker mulut berubah dari lesi prakanker,lesi yaitu  pada keadaan jaringan yang  tidak normal pada tubuh  bisa terjadi di mulut.bila lesi prakanker rongga mulut itu dapat diatasi , maka perkembangannya  dapat dicegah, 
ciri lesi yang mengarah gejala kanker mulut, seperti:
lesi putih (leukoplakia) memiliki gambaran berupa plak putih tanpa ditambah striae (muncul garis beruntai pada kulit), tidak bilateral,  tidak hilang saat diseka,
campuran lesi putih dan merah (erythroleukoplakia),lesi merah (eritroplakia) memiliki gambaran berupa area kemerahan pada mukosa rongga mulut, tidak ditambah striae, tidak bilateral, tidak multifokal , lesi ulserasi (sariawan) memiliki banyak pemicu, tapi  ini dicurigai lesi ulserasi rongga mulut sebagai suatu keganasan,
lesi ulserasi rongga sebagai suatu keganasan bila:
tidak sembuh lebih dari tiga minggu,tidak ditemukan adanya faktor lokal,
ulser itu timbul di lokasi ventral dan lateral lidah, dasar mulut, dan bibir bawah
sistemik yang bisa memicu timbulnya ulser (luka dalam jaringan epitel),
memiliki indurasi dengan tepi ulser yang meninggi dan menebal,
bila ulser muncul di lokasi yang sebelumnya terdiagnosis lesi prakanker,
beberapa gejala kanker mulut ,antaralain: 
benjolan pada leher,penurunan berat badan dan bau mulut,sariawan lebih dari 1 bulan, sakit di rongga mulut yang tak kunjung sembuh,pembengkakan pada dagu dipicu pembengkakan kelenjar limfa submandibular, rasa ganjal di tenggorokan yang tidak hilang,kesulitan mengunyah dan menelan,gigi goyang atau tanggal di sekitar tumor,belum ada pemicu pasti  kanker mulut,
pengobatan untuk penyakit kanker mulut tergantung pada stadium kanker itu.
semakin cepat terdiagnosis, semakin dini ditemukan,  peluang kesembuhan 
semakin tinggi,contohnya, sel tumor ganas terjadi di sekitar area 1 atau 2 gigi, maka pengobatannya akan dilakukan pemotongan terhadap gigi itu dan juga 2-3 gigi sampingnya saja,masalah kanker pada lidah,  tidak bisa dilakukan pembedahan, sehingga perlu kemoterapi dulu, baru bedah,  sesudah radiasi. 
namun  pasien yang datang ke rumah sakit saat kanker sudah stadium lanjut, sehingga tak  hanya  bedah atau operasi, melainkan juga harus melakukan terapi tambahan seperti kemoterapi dan radiasi, untuk menghilangkan kanker ,
 cara mencegah atau memeriksa  kanker mulut ,antaralain: 
cuci tangan hingga bersih,periksa rongga mulut atas dan bawah,
periksa lidah sisi kanan dan kiri,periksa kelincahan, kekakuan, dan pergerakan lidah,berdiri di depan cermin,periksa bibir bagian atas dan bawah,periksa gusi atas dan bawah,periksa pipi bagian kanan dan kiri,periksa lidah bagian atas dan bawah,