Senin, 21 Februari 2022

kelainan jantung 1

 




SINDROM KORONER AKUT TANPA ELEVASI ST SEGMEN UNSTABLE 

ANGINA PECTORIS (NSTEMI)



yaitu sindroma klinik yang dipicu oleh oklusi  parsial / emboli distal arteri koroner,tanpa elevasi  segmen ST pada gambaran EKG.

-gejala ,antaralain: 

 Nyeri dada substernal, Lama lebih dari 20 menit,Keringat dingin, Dapat disertai penjalaran kelengan kiri, punggung, 

rahang dan ulu hati,sebagai pemicu yaitu: kencing manis, kolesterol, darah tinggi, keturunan,

- Pemeriksaan  Fisik,antaralain:

Umumnya dalam batas normal, kecuali ada komplikasi  dan / komorbiditi

-syarat  pemeriksaan,antaralain:

-- Memenuhi syarat gejala

--Pemeriksaan EKG:

  Tidak ada elevasi segmen ST

  Ada perubahan segmen ST / gelombang T

-- ada peningkatan abnormal enzim CKMB 

dan/Troponin

-pemeriksaan Kerja ,antaralain:

Sindrom Koroner Akut ( SKA) tanpa elevasi segmen ST.

-pemeriksaan Banding,antaralain:

Gagal jantung,Stroke,

-Pemeriksaan Penunjang,antaralain:

EKG,Laboratorium: Hb, Ht,Leko, Trombo, Natrium, Kalium, Ureum, Kreatinin, Gula darah sewaktu, SGOT, SGPT, CK-MB, dan hs Troponin / Troponin Rontgen Thoraks AP

, Ekokardiografi,

-Terapi ,antaralain:

A. tahap Akut di UGD

,antaralain:

---Bed rest total,

--- Oksigen 2-4L/menit

,--- Pemasangan IV FD

,---Obat-obatan ,antaralain:

obat Nitrat sublingual 5mg, dapat diulang sampai  tiga  kali jika masih ada keluhan, 

dilanjutkan Nitrat iv jika keluhan persisten

obat  Morfin 2-4 mg iv jika masih nyeri dada

,obat Aspilet 160mg kunyah, obat  Clopidogrel (untuk usia <75 tahun dan tidak 

rutin mengkonsumsi clopidogrel) berikan 300 mg / Ticagrelor 180mg,

--- pengawasan jantung

--- Stratifikasi risiko di IGD untuk menentukan strategi invasif.

jika Pasien risiko sangat tinggi sebaiknya 

dikerjakan PCI dalam 2 jam dengan 

mempertimbangkan ketersediaan tenaga dan fasilitas cathlab. syarat risiko sangat tinggi jika ada salah satu syarat ,antaralain:

Hemodinamik tidak stabil,Angina berulang

, Syok kardiogenik,Aritmia malignant (VT, VF,TAVB),jika Pasien dengan peningkatan enzim jantung namun tanpa syarat risiko sangat tinggi di atas, dirawat selama 5 hari dan dapat dilakukan PCI saat / setelah pulang dari rumah sakit dengan mempertimbangkan kondisi klinis dan ketersediaan tenaga dan fasilitas cathlab.

- Pasien tanpa perubahan EKG dan kenaikan enzim, dilakukan iskemik stress test: 

Treadmil ltest, Echocardiografi Stress test, 

Stress test perfusion scanning / MRI.

jika skemik stress test negatif, boleh 

dipulangkan.

B. tahap Perawatan Intensif di CVC  2 hari : 

--- Obat-obatan:

  Simvastatin 1x20-40mg / Atorvastatin

1x20-40mg / rosuvastatin 1 x 20 mg jika 

kadar LDL di atas target , obat  Aspilet 1x80-160 mg, obat   Clopidogrel 1x75mg / Ticagrelor 2x90mg,, obat   Bisoprolol 1x5-10mg jika fungsi ginjal bagus, 

/ Carvedilol 2x 12,5 mg jika fungsi ginjal 

menurun, dosis dapat di uptitrasi; diberikan 

jika tidak ada kontra indikasi obat   Ramipril1 x 10 mg / Lisinopril 1x 10, 

obat Captopril 3x25mg / jika LV fungsi 

menurun EF <50% dan diberikan jika tidak ada kontra indikasi

  Jika intoleran dengan golongan ACE-I dapat  diberikan obat golongan ARB: obat Candesartan 1  x 16, Valsartan 2x80 mg

  Obat pencahar 2xIC (7) Diazepam 2x5 mg

  Heparinisasi dengan:

  UF heparin bolus 60 Unit/kilogram berat badan, maksimal 4000 Unit, dilanjutkan dengan dosis rumatan , 12 unit/kilogram berat badan maksimal 1000 Unit/jam  atau 

obat Enoxaparin 2x60 mg SC (sebelumnya dibolus  30mg iv di UGD) / Fondaparinux 1x2,5 mg  SC.

---pengawasan kardiak

---Puasa 6 jam

---Diet jantung I 25-35 kkal/kilogram berat badan/24jam

---Totalcairan 25-35 cc/kilogram berat badan/24jam

--- Pemeriksaan profil lipid (kolesterol total, HDL, LDL, trigliserid) dan asam urat,

C.tahap perawatan biasa

--- Sama dengan langkah B .tahap Perawatan Intensif di CVC  2 hari secara lengkap ,

---Stratifikasi Risiko untuk prognostic sesuai  skala prioritas pasien (pilih salah satu) : 

Treadmill test, Echocardiografi Stress test, 

Stress test perfusion scanning / MRI

--- Rehabilitasi dan Prevensi sekunder

-- nasihat,antaralain:

  obat-obatan,gizi , pola makan sehat

,faktor risiko, cara gaya hidup sehat,

-- Indikator Medis 80% Pasien dengan NSTEMI mendapat heparinisasi dan dual antiplatelet.








ANGINA PEKTORIS 


yaitu sindroma klinik yang dipicu oleh ketidak-seimbangan antara kebutuhan dan suplai aliran arteri koroner. Klasifikasi derajat angina sesuai Canadian Cardiovascular Society (CCS)

 antaralain:

  CCS Kelas 1: Keluhan angina terjadi saat aktifitas berat yang lama 

  CCS Kelas 2: Keluhan angina terjadi saat aktifitas yang lebih berat dari aktifitas sehari-hari

  CCS Kelas 3: Keluhan angina terjadi saat aktifitas sehari-hari

  CCS Kelas 4: Keluhan angina terjadi saat istirahat

-gejala   ,antaralain: 

Nyeri dada, Substernal saat aktifitas, Dapat menjalar ke lengan kiri, punggung, rahang, dan ulu hati,   faktor pemicu,antaralain:

kencing manis, kolesterol, darah tinggi, dan 

keturunan,

-Pemeriksaan Fisik :  dalam batas normal, kecuali ada komplikasi dan / komorbiditi,

-syarat pemeriksaan ,antaralain: Memenuhi syarat gejala.

-pemeriksaan Kerja  ,antaralain:

Angina Pektoris Stabil (APS), angina prinzmetal.

-pemeriksaan Banding , antaralain :

GERD, pleuritic pain, nyeri tulang, nyeri otot.

- Pemeriksaan Penunjang,antaralain:

--Angina Pectoris CCS3-4 (simptomatik) / 

riwayat infark miokard lama : 

Memerlukan pemeriksaan angiografi koroner 

perkutan. Pemeriksaan Angiografi koroner dapat 

dikerjakan pada pasien usia >40 tahun yang akan 

menjalani prosedur bedah jantung

-- Angina Pectoris CCS1-2:

Dilakukan pemeriksaan ischemic stress test 

antaralain Treadmill test, / Echocardiografi 

Stress test, / Stress test perfusion scanning 

/ MRI. MSCT dilakukan sebagai alternatif 

pemeriksaan penunjang lain.

-Terapi ,antaralain:

--PCI / CABG:

  Intervensi koroner perkutan (PCI) / CABG 

elektif dilakukan jika ditemukan bukti iskemik 

dari pemeriksaan penunjang di atas disertai 

lesi yang menonjol berdasarkan pemeriksaan 

angiografi koroner.

  syarat lesi yang menonjol : LM stenosis 50%, LAD 

stenosis di osteal/proksimal >50%, LAD 

stenosis di mid-distal > 70%, LCx stenosis > 

70%, dan RCA stenosis >70%. 

  Pada lesi-lesi non yang menonjol yang ditemukan 

bukti ada iskemia yang luas memerlukan 

pemeriksaan memakai FFR (flow fraction 

ration). Nilai FFR < 0,8 menunjukkan lesi 

yang menonjol. Pada tempat yang tidak memiliki 

fasilitas FFR maka pemeriksaan iskemik 

stress test dapat membantu apakah lesi 

sebagai pemicu iskemik.

  Indikasi CABG : Lesi multiple stenosis (> 2 

pembuluh koroner) dengan / tanpa  diabetes mellitus.  Pada kasus-kasus multivessel disease

dimana CABG mempunyai risiko tinggi (Fraksi

ejeksi rendah, usia >75 tahun / pembuluh 

distal kurang baik untuk grafting) maka dapat 

dilakukan PCI selektif dan bertahap (selective 

and Stagging PCI) dengan mempertimbang￾kan kondisi klinis pasien, lama radiasi, jumlah 

zat kontras dan lama tindakan. 

  PCI lanjutan dapat dikerjakan dalam  

waktu 1-3 bulan kemudian jika kondisi klinis 

stabil.

  PCI lanjutan harus dipercepat jika ada 

keluhan bermakna (simptomatik).

--Medikamentosa:

obat   Aspilet1x80-160mg

obat   Simvastatin1x20-40 mg / Atorvastatin 1x 

20-40 mg / Rosuvastatin1x10-20mg

obat   Betabloker: Bisoprolol 1x5-10 mg/ Carvedilol 

2x25 mg/

  atau Metoprolol 2x50mg, Ivabradine 2x5mg 

jika pasien intoleran dengan beta bloker

  Isosorbid dinitrat 3x 5-20mg / Isosorbid 

mononitrat 2x 20mg

-nasihat ,antaralain: 

 gaya hidup sehat,obat-obatan,gizi dan pola makan

 dan  faktor risiko,

-Indikator Medis 80% pasien dengan angina pectoris stabil dilakukan 

pemeriksaan Stress Test / angiografi koroner.





 PENYAKIT JANTUNG  KORONER


Pasien dengan resiko tinggi penyakit jantung koroner  menurut skor risiko Framingham  salah satu faktor resiko mayor penyakit jantung koroner antara lain: 

diabetes, hipertensi, dislipidemia, menopause, 

perokok, laki-laki usia >40 tahun, dan factor keturunan 

penyakit jantung koroner.

gejala : ada salah satu risiko mayor.

Pemeriksaan Fisik :Dalam batas normal kecuali disertai komplikasi dan 

/ komorbid.

syarat pemeriksaan :

- pemeriksaan Kerja Equivalent CAD / Penyakit Jantung Koroner  Asimptomatik

- pemeriksaan Banding -

-Pemeriksaan  Penunjang,antaralain: 

--Pemeriksaan imaging (jika exercise test tidak  memungkinan)

   Echocardiography stress test 

   Stress test perfusion scanning

   MSCT (Multislice CT scan)

--Exercise stress test (jika memungkinkan dan EKG  dapat di interpretasi).

Memenuhi syarat gejala,

 Resiko tinggi lebih dari 10% mortalitas dalam 10  tahun menurut skor risiko Framingham,

-Terapi 

-- Medikamentosa, prevensi primer

  Aspilet 1 x 80

  Simvastatin 1x20 mg/Atorvastatin 1x20mg /

Rosuvastatin1x10 mg

  Terapi sesuai dengan faktor risiko yang 

didapatkan.

--Non Medikamentosa antaralain:

  Diet sehat jantung,  Olah raga berenang lari

,  Berhenti merokok,

- nasihat :

nasihat  faktor risiko,gizi dan pola makan teratur,nasihat gaya hidup sehat,nasihat obat-obatan,

- Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam

Ad sanationam : dubia ad bonam,

Ad fungsionam : dubia ad bonam,

-Indikator Medis 80% pasien asimptomatik risiko tinggi  pasien jantung koroner  dilakukan 

 ischemic stress test,








SINDROM KORONER AKUT DENGAN ELEVASI ST SEGMEN (STEMI)



yaitu  kejadian oklusi mendadak di arteri koroner 

 epikardial dengan gambaran EKG elevasi segmen ST,

- gejala ,antaralain:

Nyeri dada: Substernal, Lama > 20 menit

,Disertai keringat dingin,Dapat menjalar ke rahang,

ulu hati, lengan kiri, punggung, faktor risiko dipicu oleh: kencing manis, kolesterol, darah tinggi, keturunan,

- Pemeriksaan  Fisik,antaralain:

Secara umum dalam batas normal kecuali disertai

komplikasi dan / komorbiditi,

- syarat pemeriksaan,antaralain:

a. Memenuhi syarat gejala,

b.EKG : 

Elevasi segmen ST> 1 mm di minimal dua lead

 yang berdekatan, dan ada evolusi pada EKG 1 jam kemudian,

- pemeriksaan Kerja Sindrom Koroner Akut Dengan Elevasi Segmen ST

- pemeriksaanBanding,antaralain:

Early repolarisasi, Pacemaker,LBBB lama

 Angina prinzmetal,LV aneurisma,Perikarditis

, Brugada,

- Pemeriksaan Penunjang,antaralain:

pemeriksaan  EKG,pemeriksaan Rontgen Thoraks AP pemeriksaan  Ekokardiografi,

pemeriksaan Laboratorium: Hb, Ht, Leko, Trombo, Natrium, Kalium,Ureum, Kreatinin, Gula darah sewaktu, SGOT, SGPT, CK-MB, hsTroponin

-Terapi ,antaralain:

A. tahap Akut di UGD

,antaralain:

---Bed rest total

---Oksigen 2-4 liter/menit

--- Pemasangan IVFD

--- Obat-obatan :

obat   Aspilet 160mg kunyah

obat   Clopidogrel (untuk usia<75 tahun dan tidak

rutin mengkonsumsi clopidogrel) berikan 300 

mg jika pasien mendapat terapi fibrinolitik /

  Clopidogrel 600mg / Ticagrelor1 80mg jika 

pasien mendapat primary PCI  Atorvastatin 40mg

  Nitrat sublingual 5mg, dapat diulang sampai  3 kali jika masih ada keluhan, dan  dilanjutkan dengan nitrat iv jika keluhanpersisten   Morfin 2-4 mg iv jika masih nyeri dada

--- pengawasan jantung

---Jika onset < 12jam maka  Fibrinolitik (di IGD) /

  Primary PCI (di Cathlab) jika fasilitas dan SDM 

di cathlab siap melakukan dalam 2 jam

B. tahap Perawatan Intensif di CVC  selama 2 hari ,antaralain:

---Obat-obatan

obat  Simvastatin 1x20 / Atorvastatin 1x20 mg 

/ 1x40 mg jika kadar LDL di atas target

obat Aspilet 1 x 80mg ,obat  Clopidogrel 1 x 75 mg / Ticagrelor 2 x 90mg,

obat Bisoprolol 1x1.25 mg jika fungsi ginjal bagus, 

obat Carvedilol 2x3,125 mg jika fungsi ginjal

menurun, dosis dapat di uptitrasi; diberikan

jika tidak ada kontra indikasi

obat Ramipril 1 x 2,5 mg jika ada infark anterior

/ LV fungsi menurun EF <50%; diberikan

jika tidak ada kontra indikasi

 Jika intoleran dengan golongan ACE-I dapat 

diberikan obat golongan ARB: Candesartan 1 x 

16 mg, Valsartan 2x80mg

Obat pencahar 2 x 1 sendok makan,

obat  Diazepam2 x 5 mg,

Jika tidak dilakukan primary PCI diberikan

obat heparinisasi dengan obat  UF heparin bolus 60 Unit/kilogram berat badan, maksimal

4000 Unit, dilanjutkan dengan dosis 

rumatan 12 Unit/kilogram berat badan maksimal 1000  Unit/jam / obat  Enoxaparin 2 x 60mg (sebelumnya dibolus   30mg iv) / obat  Fondaparinux 1 x 2,5 mg

--- pengawasan kardiak

---Puasa 6 jam

---Diet Jantung I1800 kkal/24 jam

--- Total cairan 1800 cc/24 jam

--- Laboratorium: profil lipid (kolesterol total, HDL, 

LDL, trigliserid) dan asam urat.

C.tahap perawatan biasa,antaralain:

---Sama dengan langkah B. 

tahap Perawatan Intensif di CVC  selama 2 hari,

---Stratifikasi Risiko untuk prognostik sesuai skala 

 prioritas pasien (pilih salah satu) : 6 minutes walk

test,  Stress test perfusion scanning / MRI,Treadmill test, Echocardiografi Stress test,

--- Rehabilitasi dan Prevensi sekunder

-nasihat ,antaralain:

gaya hidup sehat,faktor risiko, gizi dan pola makan

,obat-obatan.

-Indikator Medis 80% Pasien dengan elevasi segmen ST kurang dari 12 jam dilakukan reperfusi primer (PCI/ Fibrinolitik).






INFARK MIOKARD PERIOPERATIF


yaitu infark miokard akut yang terjadi perioperatif 

bedah pintas koroner

- gejala : Pasien pasca bedah pintas koroner / coronary artery by pass graft (CABG)

- Pemeriksaan  Fisik,antaralain;

Umumnya dalam batas normal kecuali disertai 

komplikasi dan / komorbiditi

-syarat pemeriksaan ,antaralain: 

 Memenuhi tiga  dari syarat dibawah ini,antaralain:

 Perubahan EKG new Q wave / new BBB,

Hemodinamik tidak stabil dengan pemicu lain 

sudah disingkirkan,

 Aritmia maligna dengan pemicu lain sudah 

disingkirkan,

CK/CKMBrasio >10% ,

MB di atas 5x baseline,

hsTroponinTdi atas 30% baseline,

Echocardiografi: new regional wall movement

abnormality (RWMA),

Asidosis tidak terkoreksi dengan pemicu lain 

sudah disingkirkan,

-pemeriksaan Kerja,antaralain:

 Infark Miokard Perioperatif

- pemeriksaanBanding,antaralain:

Anaesthesia induce ischemia,Perikarditis

- PemeriksaanPenunjang,antaralain:

Angiografikoroner, EKG,Laboratorium, Ekokardiografi,

- Terapi ,antaralain:

Metoprolol 2x50mg,Captopril3 x50mg,

 Intervensi koroner non bedah sesuai dengan 

protokol early PCI (48 jam setelah onset), sesuai

dengan indikasi.Heparinisasi dengan target 1,5 – 2 x APTT , Aspilet 1 x 100 - 160 mg,

Simvastatin 1 x20mg,

Bisoprolol 1x5mg / Carvedilol 2x25 mg /

- nasihat  antaralain:

tentang keluarga mengenai risiko / komplikasi

prosedur CABG pra-tindakan,

-Indikator Medis 80% pasien dugaan infark miokard perioperatif dilakukan angiografi koroner





SYOK KARDIOGENIK 


yaitu sindrom klinik akibat gagal perfusi yang 

 dipicu oleh gangguan fungsi jantung; ditandai 

 dengan nadi lemah, penurunan tekanan rerata arteri  (MAP) <65 mmHg, peningkatan LVEDP ( >18 mmHg), dan penurunan curah jantung (CO <3,2 L/menit).

Syok kardiogenik dapat dipicu oleh sindrom koroner  akut dan komplikasi mekanik yang dimunculkannya (seperti ruptur chordae, rupture septum interventrikular  (IVS), dan rupturdinding ventrikel), kelainan katup jantung, dan gagal jantung yang berat pada gangguan miokard lainnya.

-gejala ,antaralain:

Penurunan diuresis, Dapat disertai keringat dingin

, Nadi lemah, Gangguan kesadaran mulai dari kondisi ringan hingga berat,

-Pemeriksaan Fisik,antaralain: 

ada ciri-ciri peningkatan preload seperti 

JVP meningkat / ada ronki basah di basal

,Profil hemodinamik basah dingin (wetand cold),

 ada ciri-ciri hipoperfusi seperti (perabaan

kulit ekstremitas dingin, takikardi, nadi lemah, 

hipotensi, bising usus berkurang, oliguria), 

- syarat  pemeriksaan,antaralain:

TAPSE <1,5 berdasarkan pemeriksaan echo￾cardiografi,

Diuresis <0,5 CC/kilogram berat badan/jam

, pemeriksaan Kerja Syok Kardiogenik (ICD 10: I 50.1), Memenuhi syarat gejala

,CO < 3,2 L/menit/ CI <2,2L/menit/m2

,SVR meningkat pada tahap awal, normal / 

menurun pada kondisi lanjut,Preload cukup / meningkat,

-pemeriksaan Banding,antaralain:

Syok Obstruktif, Syok Hipovolemik, Syok Distributif,

- PemeriksaanPenunjang,antaralain:

 Hemodinamik pengawasan invasive / non invasif

,EKG,Ekokardiografi, Pemeriksaan analisa gas darah / laktat,

-Terapi tahap Akut di UGD / ICVCU

,antaralain:

Bedrest total,

 Lakukan resusitasi jantung jika terjadi cardiac arrest ,Sedasi dengan midazolam, propofol / morfin

,Oksigen dukungan (NRM / CPAP, intubasi jika terjadi gagal napas),Pemasangan IVFD,

 Jika terjadi gangguan irama seperti taki/bradi￾aritmia atasi segera dengan pemberian preparat  anti-arimia / pemasangan pacu jantung, over drive / kardioversi

, pengawasan invasive / non invasif untuk 

mengetahui status preload, SVR dan curah jantung 

(CO), Jika preload rendah maka diberikan fluid challenge  1-4 cc/kilogram berat badan/10 menit hingga dipastikan preload 

cukup , Jika CO rendah dengan SVR tinggi namun MAP  masih <70 mmHg maka diberikan preparat 

 inotropiknon vasodilator (dobutamin) / inodilator 

(milrinon). Pemasangan IABP harus direkomendasi￾kan pada pasien syok dengan sindrom koroner akut, Jika CO tinggi dengan SVR rendah maka diberikan 

preparat vasopressor seperti noradrenalin / 

 adrenalin / dopamine, 

obat Dopamindosis rendah dapat diberikan pada kondisi  oliguria, Pada syok kardiogenik yang refrakter pertimbangkan

pemasangan IABP, ECMO / LVAD sebagai bridging

terapi definitif, Terapi definitif seperti PCI, operasi penggantian katup, BMV (pada MS), urgent CABG harus segera   dilakukan, / transplantasi jantung jika  memungkinkan, Semua pasien syok kardiogenik harus dirawat di ruang CVCU.

- nasihat ,antaralain:

 nasihat gaya hidupsehat gizi dan pola makan

,faktor risiko, obat-obatan,

-Prognosis Mortalitas 55-65 %,

-Indikator Medis   80% pasien syok kardiogenik mendapat preparat inotropik / vasoaktif

  80% pasien syok kardiogenik dilakukan pengawasan hemodinamik.







ANGIOGRAFI KORONER PERKUTAN (Coronary angiography)


yaitu prosedur pemeriksaan invasif non bedah dengan  memakai kateter secara perkutan (akses radial / femoral)

-Indikasinya ,antaralain:

iskemik stress test menunjukkan hasil positif 

,pemeriksaan sebelum operasi kardiak,

 angina pektoris / infark lama (lihat bab angina 

pektoris),perioperatif pemeriksaan pada operasi non kardiak,

- Kontra Indikasinya ,antaralain: 

Thrombosis,Perdarahan ,Stroke , Anafilaktik, 

-Persiapan ,antaralain:

-- Persiapan alat dan bahan steril : 

1 set linen steril, 3 baju steril, 1 set minor surgery, 

antiseptik, alkohol, kasa steril, 1 buah spuit 2,5 cc, 2  buah spuit 5 cc, 1 buah spuit 10 cc, 1 buah spuit 20  cc, 1 buah blood set, 1 selang extension, zat 

kontras, Ringer Laktat 500 cc 1botol.

-- Persiapan set kateterisasi:

Sheath Femoral/radial 5-6F, J wire 0,32-0,38’, 

pemeriksaan kateter 5- 6F.

--Persiapan Pasien : 

   Cukur rambut regio inguinal dan radial

   Pasien dengan penurunan fungsi ginjal 

diperhatikan jumlah kontras. Kontras maksimal 

yang dapat dipakai untuk mencegah CIN = (4 

x BB) / kadar serum creatinin. Rehidrasi dengan 

NaCL 0,9% 1-2 cc/kg/jam selama 6 jam 

sebelum dan sesudah tindakan

--Persiapan Mesin

Mesin Cathlab monoplane / bi plane

Alat DC shock disamping meja cathlab

-- Persiapan obat:

obat Lidokain 2% 2 cc untuk akses radial dan 10 cc 

untuk akses femoral.

obat  NTG 200-400 mcg dan Heparin 2500-5000 IU  Intra arterial pada akses radial

-persiapan Tenaga kerja ,antaralain: 

 1 orang radiografer / Sikor,1 orang instrumen 

,Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah (SpJP) 

, 1 orang scrub,

- Prosedur  tindakan ,antaralain:

pertama : Dilakukan sepsis dan asepsis regio femoralis /  radialis dextra

kedua  : Femoral akses: Anestesi lokal dengan injeksi  Lidokain 2% 10cc di area pungsi, dilanjutkan  dengan pungsi arteri femoralis komunis dengan jarum 12 G dengan metode seldinger teknik, 

selanjutnya dimasukkan sheath 6-8F menuju arteri 

femoralis komunis.

ketiga  :Radial akses: Anestesi lokal dengan Setelah injeksi  Lidokain 2% 2cc di area pungsi, dilakukan pungsi  arteri radialis kanan dengan dengan metode seldinger/modified teknik, selanjutnya dimasukkan 

sheath 6F menuju arteri radialis kanan.

keempat :  Dilakukan kanulasi pemeriksaan kateter ke koroner kanan / kiri 

kelima : Injeksi kontras 3-5 cc perdetik, selama 1 detik  dengan 3 sampai 5 proyeksi

keenam : Visualisasi proyeksi koroner : 

--LAO 20- CRA 15-20  Visualisasi diagonal LAD 

dan RCA

-- CRA 15-20 frontal  Visualisasi LAD dan distal 

RCA

-- RAO 30-CRA 30  Visualisasi septal LAD,

-- RAO 20 – CAU 20  Visualisasi pangkal LAD, 

LCx

-- LAO 20-40- CAU 20-30  Visualisasi LM dan 

bifurkasio

ketujuh : Evaluasi kontras akhir dan dilaporkan

kedelapan : Tindakan selesai, pasien dirawat di CVCU

-indikator Medis LAD dan RCA tervisualisasi dengan minimal 3 proyeksi






INTERVENSI KORONER PERKUTAN (Percutaneous Coronary Intervention)



yaitu prosedur intervensi non bedah dengan  memakai kateter untuk melebarkan /  membuka pembuluh koroner yang menyempit dengan  balon / stent. penyempitan pembuluh  koroner ini dipicu oleh  proses trombosis / aterosklerosis  ,

- Indikasinya ,antaralain:

STEMI akut onset < 12 jam (dinamakan PCI primer),Non STEMI akut highrisk (dinamakan early PCI), Penyakit jantung koroner (stenosis arteri koroner  bermakna)  Lihat  angina pektoris,

-Kontra Indikasinya, antaralain:

Thrombosis,Pericard efusi, Perdarahan 

,Stroke ,Anafilaktik,

- pemeriksaan Kerja,antaralain:

Sindroma koroner akut dan 

 Penyakit jantung koroner (angina pectoris with  significant coronary artery disease)

- Persiapannya,antaralain: 

--Persiapan Pasien ,antaralain: 

   Pasien bed rest / posisi semi fowler

   Cukur rambut regio inguinal dan radial

   Pasien dengan penurunan fungsi ginjal 

diperhatikan jumlah kontras. Kontras maksimal yang dapat dipakai untuk mencegah CIN =  (4 x BB)/kadar serum creatinin. Rehidrasi  dengan NaCL 0,9% 1-2 cc/kg/jam selama 6 jam  sebelum dan sesudah PCI.   Pastikan telah mendapat dosis clopidogrel  / ticagleror optimal. Pada kondisi akut dapat diberikan Clopidogrel dosis 600 mg / Ticagleror 180 mg tablet.   Kondisi kadar gula darah terkendali dengan target GD 140-180 mg/dl. Kendali GD dapat dikendalikan dengan drip insulin kontinu pada tindakan PCI risiko tinggi.

-- Persiapan Mesin

,antaralain: 

Mesin Cathlab monoplane / bi plane

Alat DC shock disamping meja cathlab

-- Persiapan obat ,antaralain:

obat NTG diberikan 300-400 mcg intra arterial pada akses radial,

obat Heparin IV pre tindakan 70-100 IU/kilogram berat badan (target ACT >200 sec) tanpa GP IIb IIIa / 50-70 IU/kilogram berat badan dengan GP IIb IIIa.

-Persiapan alat dan bahan steril : 

1 set linen steril, 3 baju steril, 1 set minor surgery, antiseptik, alkohol, kasa steril, 1 buah spuit 2,5 cc, 2 buah spuit 5 cc, 2 buah spuit 10cc, 1 buah spuit 20 cc, 2 buah blood set, manifold, Y connector, 2  selang extension, zat kontras, Ringer Lactat 500cc 2 botol.

- persiapan Tenaga ,antaralain:

1 orang radiografer / Sikor

Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah (SpJP) intervensi,1 orang scrub, 1 orang instrumen , 

- Persiapan set PCI,antaralain:

Sheath Femoral/radial 6-8 F, J wire 0,32-0,38, Guiding Cath 6-7 F (JL/JR/AL/XB/BL/IL), introducer, wire 0.014”, trokar, thrombuster 6F, ballon, Stent, indeflator

-Prosedur pelaksanaanya ,yaitu: 

pertama :Dilakukan sepsis dan asepsis regio femoralis / radialis dextra

kedua :Femoral akses: Anestesi lokal dengan injeksi Lidokain 2% 10cc di area pungsi, dilanjutkan dengan pungsi arteri femoralis komunis dengan jarum 12 G dengan metode seldinger teknik, selanjutnya dimasukkan sheath 6-8F menuju arteri femoralis komunis.

ketiga : Radial akses:Anestesi lokal dengan Setelah injeksi  Lidokain 2% 2cc di area pungsi, dilakukan pungsi  arteri radialis kanan dengan dengan metode seldinger/modified teknik, selanjutnya dimasukkan 

sheath 6F menuju arteri radialis kanan.

keempat : Dilakukan kanulasi guiding kateter ke koroner  kanan / kiri (sesuai lesi target) dengan bantuan wire 0,32”-0,38”, dilanjutkan wiring menembus / melewati lesi sasaran ke dista

kelima :Injeksi kontras membantu visualisasi koroner

keenam : Visualisasi koroner : 

- LAO 20- CRA 15-20  Visualisasi diagonal LAD dan RCA

- CRA 15-20 frontal  Visualisasi LAD dan distal RCA

- RAO 30-CRA 30  Visualisasi septal LAD

- RAO 20 – CAU 20  Visualisasi pangkal LAD, LCx

- LAO 20-40- CAU 20-30  Visualisasi LM dan bifurkasio

ketujuh : Dilakukan preparasi lesi melalui predilatasi dengan  abalon compliance yang dikembangkan dengan tekanan bertahap.

kedelapan: Pada kondisi thrombus aktif dapat dilakukan aspirasi trombus dengan memakai kateter aspirasi 6F hingga terlihat berkurang / menghilangnya bekuan thrombus / ada perbaikan flow (perbaikan TIMI).

kesemjikan :Implantasi stenting sesuai ukuran lesi

kesepuluh :Evaluasi kontras akhir

kesebelas : Tindakan selesai, pasien dirawat di Intermediate / ICVCU,

keduabelas: Tindakan elektif dengan hemodinamik stabil dapat  dirawat di ruang biasa.

ketigabelas :Off sheath arteri femoralis di lakukan 6 jam pasca tindakan dengan mempertimbangkan target ACT < 120 sec.

- Tingkat Evidens A (2 RCT)

-Indikator Medis Khusus STEMI akut: Door to balloon time < 120 menit








KARDIOMIOPATI DILATASI (DILATED CARDIOMYOPATHY)


yaitu  dilatasi dan gangguan fungsi kontraksi ventrikel kiri / kedua ventrikel,

-gejala ,antaralain:

Sesaknafas, lekas lelah / rasa lemah,

-Pemeriksaan Fisik,antaralain:

Pembesaran jantung,Hepatomegali,Ascites

,Edema tungkai, Orthopnoe,S3/S4 gallop

,Murmur regurgitasi (terutama mitral),

-syarat  pemeriksaan antaralain:

Ekokardiografi: dilatasi ruang-ruang jantung,

penurunan fungsi sistolik dan atau diastolik, 

regurgitasi katup karena dilatasi annulus.

 Bukan dipicu oleh hipertensi, atau PJK.

Keluhan lekas lelah, sesak nafas dan rasa lemah

,Pemeriksaan fisik: orthopnoe, JVP meningkat, 

gallop S3 / S4, murmur regurgitasi, ascites, 

hepatomegali, edema tungkai

,Foto Rontgen dada: kardiomegali, dilatasi arteri

pulmonal, EKG: sinus takikardia, aritmia atrium/ ventrikel, dilatasi ventrikel & atrium

- pemeriksaan Kerja,antaralain:

 Dilated cardiomyopathy/ Kardiomiopati dilatasi,

-pemeriksaan Banding,antaralain:

Ischemic cardiomyopathy,Hypertensive heart disease,Miokarditis,

-PemeriksaanPenunjang,antaralain:

Biopsimiokard, sesuai keperluan/ prioritas pasien

,Foto polos dada,Elektrokardiografi/EKG

,Echocardografi, Angiografi koroner,

-Terapi ,antaralain:

--Beta-blocker: Bisoprolol mulai dari 1 x 1,25 mg,

 atau Carvedilol mulai dari 2x 3,125 mg, atau

 Metoprolol mulai dari 2x25mg

--Diuretik: Furosemid 1 x 20-80mg (jika masih ada 

tanda kongesti) Spironolakton mulai dari 1x 

12,5mg

-- ACE-Inhibitor :Lisinopril mulai dari2,5 mg; atau 

 Kaptopril mulai dari 2 x 6,25mg; atau Ramipril mulai  dari1 x2,5mg, atau

--Angiotensin Receptor Blocker/ARB: Valsartan mulai dari 40 mg, atau Losartan mulai dari 25 mg, atauIrbesartan mulai dari 150mg, atau Candesartan,

-nasihat ,antaralain:

kepatuhan pengobatan,latihan fisik yang aman dan bermanfaat, restriksi cairan dan garam, diet seimbang, pengetahuan pemicu kekambuhan, pengaturan dosis diuretic

-Indikator Medis 80% pasien telah mendapat obat Beta blocker dan ACE Inhibitor






KARDIOMIOPATI HIPERTROFI (HYPERTROPHIC CARDIOMYOPATHY)


yaitu  penyakit jantung yang ditandai dengan

 penebalan – tetapi tidak melebar-ventrikel kiri, tanpa  ada penyakit jantung lain atau kondisi 

sistemik yang dapat memicu penebalan otot

ventrkel,

- gejalanya ,antaralain:

 Paroxysmal nocturnal dyspnoe,Nyeri dada

,Pingsan, Rasa melayang,cepat  lelah,Sesak nafas

, Orthopnoe,

-Pemeriksaan Fisik,antaralain:

Tanda gagal jantung lain,Murmur ejeksi sistolik,

- syarat pemeriksaan ,antaralain:

Tidak ada penyakit jantung lain, kelainan katup atau

penyakit sistemik yang dapat memicu penebalan ventrikel kiri, Penebalan bukan karena pekerjaan sebagai atlet,Tanda dan gejala gagal jantung dan nyeri dada,Echocardiografi menunjukkan penebalan otot  ventrikel kiri,.Tidak ada penyakit jantung lain, kelainan katup atau

penyakit sistemik yang dapat memicu

 penebalan ventrikel kiri, Penebalan bukan karena pekerjaan sebagai atlet

-pemeriksaan Kerja ,antaralain :

Hypertrophic Cardiomyopathy/ Kadiomiopati hipertrofi.

-pemeriksaanBanding,antaralain:

Hypertensive HeartDisease,

-PemeriksaanPenunjang,antaralain:

Ekokardiografi,Biopsimiokardium,Foto polos dada

,Elektrokardiografi,

-Terapi ,antaralain:

Alcohol Septal Ablation,  I C D jika ada aritmia yang mengancam jiwa (VTatau VF),obat Beta blocker (bisoprolol 5-10 mg, atau Atenolol 50-100 mg, atau Metoprolol 50-100 mg) dan/atau  obat Verapamil 40-80mg,

obat  Warfarin atau Coumarine (jika disertai fibrilasi

atrium),

obat Surgicalseptal myectomy (jika menunjukkan tanda/gejala gagal jantung yang tidak teratasi dengan obat-obatan) dan dipicu  oleh obstruksi LVOT (gradient >50 mmHg), 

- nasihat ,antaralain: 

 kepatuhan pengobatan, restriksi cairan dan garam

, diet seimbang, pengetahuan pemicu kekambuhan

, pengaturan dosis diuretic, latihan fisik yang aman dan bermanfaat.

-Indikator Medis 80% pasien telah mendapat obat Beta blocker







GAGAL JANTUNG AKUT

ACUTE COMBINED SYSTOLIC (CONGESTIVE) AND DIASTOLIC (CONGESTIVE) HEART FAILURE

ACUTE ONCHRONIC COMBINED SYSTOLIC  (CONGESTIVE) AND DIASTOLIC (CONGESTIVE) 

ACUTE SYSTOLIC (CONGESTIVE) HEART FAILURE  ACUTE ON CHRONIC SYSTOLIC (CONGESTIVE)   ACUTE DIASTOLIC (CONGESTIVE) HEART FAILURE

ACUTE ONCHRONIC DIASTOLIC (CONGESTIVE) ,


yaitu sindrom klinis disfungsi jantung yang 

berlangsung cepat dan singkat (dalam beberapa jam  dan atau hari )

-gejala ,antaralain:

Batuk-batuk tidak produktif, terutama posisi baring

, Progresivitas perburukan dalam hitungan hari,

Sesak nafas: mendadak, pada posisi tidur terlentang, terutama malam hari, Rasa lelah dapat terjadi saat aktivitas maupun  istirahat,

- Pemeriksaan Fisik ,antaralain:

Ronki basah halus,Gallop Waktu Pengisian kapiler memanjang (> 2 detik), Pernafasan cepat, lebih dari 24 x/menit (takipnoe),Nadi cepat (takikardi) dan lemah ( >80 x/menit ),Tekanan vena jugular meningkat ,

- syarat pemeriksaan ,antaralain:

Sesuai tanda-tanda pada Pemeriksaan Fisik,Sesuai gejala,

-pemeriksaan Kerja Gagal Jantung Akut antaralain :

,Acute Combine Systolic (congestive) and Diastolic (congestive) Heart Failure 

,Acute on Chronic Combine Systolic (congestive)

and Diastolic (congestive) Heart Failure 

,Acute Systolic (congestive) Heart Failure

,Acute on Chronic Systolic (congestive) Heart

Failure,Acute Diastolic (congestive) Heart Failure

,Acute onChronic Diastolic (congestive) Heart 

Failure

- pemeriksaanBanding,antaralain:

Asthma bronchial akut, PPOK dengan eksaserbasi akut,Pneumonia,

- Pemeriksaan Penunjang,antaralain:

EKG,Echocardiografi (NT pro BNP jika tersedia)

,Pulseoxymetry, Rontgen dada PA

,Lab. : Hb, Ht, lekosit, kreatinin, GDs, Na+,K+, CKMB, hs Troponin T, natriuretic peptide, analisagas darah pada kondisi yang berat

-Terapi ,antaralain:

Terapi pada fase akut antaralain:

a. Terapi Oksigen

- Berikan O2 nasal 2-4L/menit, disesuaikan

dengan hasil pulseoxymetry. jika diperlukan, O2

dapat diberikan dengan masker non￾rebreathing atau rebreathing jika tidak membaik dalam waktu 1/2 jam

- jika saturasi oksigen tetap rendah dengan mask

atau ada distress pernafasan, digunakan CPAP.

- jika distress pernafasan tidak membaik dan

atau tidak toleran dengan CPAP dilakukan intubasi

b. Obat-obatanobat  Furosemid intravena:

Bolus 40 mg (jika tidak dalam pengobatan diuretic sebelumnya), 2,5x dosis sebelumnya (jika sebelumnya sudah minum diuretik) obat Nitrogliserin infus, Dimulai dari 5 microgram/menit, jika tekanan darah sistolik >110 mmHg, atau ada kecurigaan  sindroma koroner akut.

obat Morphin Sulfat injeksi, 2 sd4 mg jika masih

takipnoe,obat  Dobutamin mulai 5 mcg/kgBB/menit jika tekanan darah <90 mmHg

obat  Dopamine mulai dari 5 mcg/kgbb/menit jika TDs <80 mmHg

obat  Noradrenaline mulai dari 0.02 mcg/kgbb/mnt

jika TDs <70 mmHg,

obat Digoksin IV 0,5 mg bolus jika fibrilasi atrium

respon cepat, bias diulang tiap 4 jam hingga 

maksimal1mg,

obat Captopril mulai dari6.25mg jika fase akut telah teratasi,

- nasihat ,antaralain:

pengendalian faktor risiko, pengaturan aktivitas fisik,kepatuhan terhadap pengobatan,pembatasan cairan dan garam,

-Indikator Medis 80% pasien dengan gagal jantung akut teratasi dalam jangka waktu7 hari









GAGAL JANTUNG KRONIK

CHRONIC DIASTOLIC (CONGESTIVE) HEART FAILURE 

CHRONIC SYSTOLIC (CONGESTIVE) HEART FAILURE 



yaitu sindrom klinis ditandai gejala dan tanda 

ketidaknormalan  struktur dan fungsi jantung, yang

 memicu  kegagalan jantung untuk memenuhi kebutuhan oksigen metabolism tubuh,

-gejala ,antaralain:

Bengkak pada tungkai bawah dekat mata kaki,Riwayat menderita penyakit jantung atau dirawat  dengan gejala diatas,

Cepat lelah jika beraktifitas ringan (mandi, jalan >300 m, naik tangga)

, Sesak nafas saat terlentang, malam hari atau saat  beraktifitas, tidur lebih nyaman jika memakai 

bantal yang tinggi ,

-Pemeriksaan Fisik,antaralain:

Peningkatan tekanan vena jugularis, Hepato megali / hepato jugular reflux (+)

,Edema tungkai biasanya dekat mata kaki,Ascites,

Sesak nafas, frekuensi nafas >24x/menit saat 

istirahat, Frekuensi nadi > 100 x/mnt, nadi kecil dan cepat, Iktus cordis bergeser ke lateral pada palpasi,

-syarat pemeriksaan,antaralain:

 --Mayor

 Pembesaran Jantung, Edema Paru  Gallop S3,Waktu sirkulasi memanjang>25 detik,Refluks hepato jugular,Penurunan berat badan karena respons dengan pengobatan,Sesak saat tidur terlentang (Orthopnoe), Sesak terutama malam hari (Paroxysmal Nocturnal Dyspnoe),Peningkatan Tekanan Vena Jugularis, Ronki basah halus,

--Minor:

 Edema tungkai bawah ( dekat matakaki),

Batuk-batuk malam hari, Sesak nafas saat aktifitas lebih dari sehari hari, Pembesaran hati,

 Efusi Pleura,Takikardia, jika ada 1 gejala mayor dan 2 minor atau 3 gejala minor, sudah memenuhi syarat diagnostic gagal jantung,

-pemeriksaan Kerja ,antaralain:

 Gagal jantung kronik,

-pemeriksaan Banding,antara lain:

Volume overload,Asma bronchial, PPOK,Uremia, 

-Pemeriksaan Penunjang,antaralain:

Ekokardiografi transtorakal,

 EKG,Fotopolosdada,Lab.: Hb, Leko, Ureum, Creatinin, BNP/NT-pro BNP,GDs, Ht, Na+, K+

-Terapi ,antaralain:

--ACE inhibitor (atau ARB jika batuk) jika tidak ada kontra indikasi; dosis dinaikan bertahap sampai dosis optimal tercapai,

--Diuretik: Furosemidoral / IV jika tanda dan gejala

kongesti masih ada, dengan dosis 1 mg/kilogram beratbadan atau  lebih

-- Beta blocker dosis kecil jika tidak ada kontra 

indikasi, dosis naik bertahap jika dosis sudah

optimal tetapi laju nadi masih cepat (>70x/menit), 

dengan:

--- Irama atrialfibrilasi - respons ventrikel cepat 

serta fraksi ejeksi rendah, tetapi fungsi ginjal 

baik, berikan digoxin dosis rumat 0,25mg pagi.

---Irama sinus, dapat ditambahkan Ivabradin 

mulai dosis kecil 2x2,5mg, maksimal 2 X 5mg.

--Mineralocorticoid Receptor Blocker (Aldosterone

Antagonist) dosis kecil jika tidak ada kontra

indikasi,

-nasihat   ukur jumlah cairan masuk dan keluar agar  seimbang, control tekanan darah, nadi dan 

pemeriksaan fisik ke Puskesmas terdekat.kepatuhan minum obat  kepatuhan diet rendah garam, rehabilitasi jantung, cara mengatasi jika terjadi perburukan  sesak nafas timbang berat badan dan lingkar perut,

-Indikator Medis 80% pasien telah mendapat obat Beta blocker, ACE Inhibitor dan ARB







HIPERTENSI REFRAKTER


yaitu   kelainan klinis dengan atau  tanpa kelainan kardiovaskular yang dipicu oleh hipertensi arterial, walaupun sudah mendapatkan terapi tiga obat anti hipertensi

- gejala ,antaralain :

Pusing, kepala berat,Cepat lelah,jantung  Berdebar-debar,Tanpa keluhan,Sudah dalam terapi minimal 3 jenis anti hipertensi,Minumobat dengan teratur,

-Pemeriksaan  Fisik,antaralain: 

TD sistolik >140- 159 mmHg atauTD diastolic > 90-99 mmHg, 

-Kriteria pemeriksaan ,antaralain: 

Ekokardiografi :LVH, disfungsi diastolik 5. ABPM, HBPM,Pemeriksaan fisik: sesuai criteria JNCVII

Fototoraks : Kardiomegali,ECG : LVH,

-pemeriksaan Kerja,antaralain:

 Penyakit jantung hipertensi,

-pemeriksaan Banding,antaralain:

CKD, Cephalgia,Anxietas,

- Pemeriksaan Penunjang antaralain:

EKG,FotoRontgen dada Lab. : Hb,Ht, Leuko, Creatinin, Ureum, GDS, Na+, K+,urinalisa, OGTT,

Doppler perifer,USG abdomen: ginjal,Skrining hipertensi endokrin,Echocardiografi, CT- scankepala,

-Terapi ,antaralain:

Alpha – blocker ,Central blocker,MRA,Vasodilator direk,ACE inhibitor/ARB,Diuretik: Tiazid,Beta – blocker,Calcium channel blocker, 

-  nasihat ,antaralain:

 jenis penyakit dan perjalanannya, pengobatan

 nutrisi, pola gaya hidup ,

-Indikator Medis 80% pasien telah mendapat > 2 obat kombinasi anti￾hipertensi.






KRISIS HIPERTENSI


yaitu   kelainan klinis dengan atau  tanpa kelainan organ lain, yang dipicu oleh hipertensi arterial.

-gejala ,antaralain:

Pusing, kepala beratNyeri dada , Cepat lelah,

Berdebar-debarzSesak nafas,Tanpa keluhan,

Kelemahan atau kelumpuhan sebagian atau

seluruh anggota tubuh,

-Pemeriksaan Fisikzantaralain: 

TD sistolik > 180 mmHg atau TD diastolic 110 mm,

- Kriteria pemeriksaan,antaralain: 

 ECG : LVH, perubahan segmen ST,

Echocardiografi :LVH, disfungsi diastolik + sistolik,

 Pemeriksaan fisik: Sesuai criteria JNC VII,

Fototoraks : Kardiomegali,

-pemeriksaan Kerja ,antaralain:

Krisis hipertensi (emergensi/urgensi)

-pemeriksaan Banding,antaralain: 

 Cephalgia,Anxietas,CKD, Sindroma koroner akut,CVD

-PemeriksaanPenunjang,antaralain:

Skrining hipertensi endokrin, USG abdomen: ginjal

,Echocardiografi, CT- scan kepala,EKG

,Rontgen dada, Lab.: Hb, Ht, Leuko, Cr, Ur, GDS, Na+, K+,), OGTT (bila  belum diketahui DM), urinalisa,

-Terapi ,antaralain: 

Nitrat(IV),CCB (IV),ACE inhibitor/ARB

, Diuretik: Tiazid,Beta blocker, Calcium channel blocker,Alpha blocker, Central blocker,MRA, Vasodilator direk,

-  nasihat,antaralain:

  jenis penyakit dan perjalanannya, pengobatan,

 Nutrisi/pola hidup,

-Indikator Medis 80% pasien dirawat mencapai target MAP 25-30%dengan menggunakan anti hipetensi intravena.






PENYAKIT JANTUNG HIPERTENSI ,

HYPERTENSIVE HEART DISEASE WITH /WITHOUT HEART FAILURE ,



yaitu  kelainan klinis atau struktural jantung

yang dipicu oleh hipertensi arterial.

- gejala ,antaralain:

Berdebar-debar, Tanpa keluhan, Pusing, kepala berat

, Cepat lelah,

-Pemeriksaan Fisik,antaralain:

TDS 140- 159 mmHg atau TDD 90 – 99 mmHg (StdI )

,TDS >160 mmHg atau TDD > 100 mmHg (StdII)

-Kriteria pemeriksaan ,antaralain:

 Pemeriksaan fisik: Sesuai kriteria JNC VII,

Fototoraks : Kardiomegali,ECG : LVH,ABPM, HBPM

,Ekokardiografi: LVH, disfungsi diastolik

-pemeriksaan Kerja ,antaralain:

Penyakit jantung hipertensi,

-pemeriksaanBanding, antaralain:

CKD, Cephalgia,Anxietas,

-Pemeriksaan Penunjang,antaralain: 

OGTTzDoppler perifer, USG abdomen: ginjal,Skrining endokrin,Echocardiografi,CT- scankepala,

EKG,Foto Rontgen dada

,Lab.: Hb, Ht, Leuko, Creatinin, Ureum, GDS, Na+, K+,

urinalisa,

-Terapi ,antaralain:

Alpha – blocker,Central blocker,MRA,Vasodilator direk, ACE inhibitor/ARB,Diuretik: Tiazid, Beta – blocker,Calcium channel blocker,

-   nasihat ,antaralain:

 jenis penyakit dan perjalanannya, pengobatan, nutrisi /pola hidup,

- Indikator Medis 80% pasien telah mendapat obat ACE Inhibitor dan ARB.







STENOSIS MITRAL REMATIK/ NONREMATIK


yaitu obstruksi katup mitral yang memicu aliran  darah dari atrium kiri ke ventrikel kiri terganggu, baik akibat rematik  paling sering maupun  nonrematik,

-gejala ,antaralain:

Paroxysmal nocturnal dyspnoe,Cepat lelah,

  Gejala karena tromboemboli,  Berdebar ( takikardia/ AF ),  Batuk darah,Sesak nafas saat aktivitas,  Ortopnoe,

-Pemeriksaan  Fisik,antaralain: 

  Facies mitral,

  Palpasi: trill diastolik (thrill diastolic) diapeks

  Auskultasi: S1 keras, opening snap, bising mid￾diastolik, bising pre-sistolik,

-Kriteria pemeriksaan,antaralain:

 Ekokardiografi untuk menilai derajat MS:

  Normal 4-6 cm2,

  Ringan > 1,5 cm2,

  Sedang 1-1,5 cm2,

  Berat < 1 cm2,

Morfologi katup sesuai mitral rematik,

-pemeriksaan Kerja ,antaralain:

Mitral Stenosis (MS) Rematik 

Mitral Stenosis (MS) Non Rematik 

- pemeriksaan Banding,antaralain:

 Miksoma diatrium kiri,Kor triatriatum,

-PemeriksaanPenunjang,antaralain: 

-- EKG,Lab : Hb, Ht, Lekosit, MCH / MCHC /RDW, SGOT / SGPT, Gamma GT,Ur, Cr, Asto, CRP, Albumin, globulin/protein,

--EKG, Lab : Hb, Ht, Lekosit, MCH / MCHC /RDW, SGOT / SGPT, Gamma GT,Ur, Cr, Asto, CRP, Albumin, globulin/protein,Rontgenthorax,

Ekokardiografi Trans thorakal dan Trans 

Oesophageal ,

--Angiografi Koroner (usia >40 tahun / dicurigai 

penyakit jantung koroner) ,

-- Penyadapan Jantung kanan (pada hipertensi 

pulmonal berat),

- Terapi ,antaralain:

1. Pengelolaan Medik

,antaralain:

a. Mengatasi keluhan atau akibat ada

obstruksi katup mitral

  Kontrol rate

--Digitalis

-- Digoksin 1 x 0.12,5-0,25 mg

--Bisoprolol1 x 1.25-10mg

  Diuretik

-- Hidroclorthiazide 12,5-50 mg

--Furosemide 40-120 mg

--Spironolactone 12,5-50 mg

  Suplemen elektrolit : Target K serum 4.0-5.0 

meq

-- KCl / infus( tidak boleh >20 meq / jam)

-- Kalium oral : KSR, AsparK

  Antikoagulan:

-- Warfarin diberi sesuai target INR 2-3

pada pasien dengan fibrilasi atrial 

persisten / paroksismal

  Antiaritmi:

--Amiodaron

  Terapi oksigen

b. Pencegahan sekunder demam reumatik pada

MS rematik

  Penisillin V-oral (Ospen)  Sulfadiasin,

c. Pencegahan endokarditis infektif

  Ampisillin,  Eritromisin,

2. Tindakan Intervensi,antaralain:

a. Waktu intervensi

  MS simtomatik,  MS dengan area katup mitral <1.5cm2,MS dengan atrial fibrilasi,

Bila symptom tidak jelas atau tidak sesuai

dengan temuan ekokardiografi, dapat dilakukan

uji latih beban jantung

b. Jenis intervensi

  Intervensi non bedah /komisurotomi mitral

perkutan (KMP)

  Intervensi bedah : reparasi katup atau penggantian katup, Konversi elektrik pada AF

Intervensi Non Bedah / komisurotomi mitral,

perkutan (KMP)

Kontra indikasi KMP:

  Thrombus di atrium kiri,  Regurgitasi mitral derajat sedang atau berat,  Kalsifikasi berat bikomisura, tanpa ada fusi komisura,

  Bersamaan dengan kelainan katup aorta 

berat,  Kombinasi stenosis/ regurgitasi trikuspid 

berat,  Bersamaan dengan PJK yang memerlukan 

bedah pintas koroner.

Reparasi Katup Mitral:

Dilakukan pada MS yang secara teknis

memungkinkan dilakukan reparasi katup mitral

(komisurotomi, valvulotomi, anuloplasti, 

rekonstruksi korda/ muskulus papilaris).

Penggantian katup mitral:

Katup bioprotesa:

--Penderita muda usia< 20 tahun / anak ,

-- Wanita yang masih ingin hamil,

-- Ada kontra indikasi pemakaian antikoagulan 

(misalnya: orang tua),

Katup mekanik

-- Laki-laki

-- Wanita yang sudah mempunyai anak cukup

-- Penderita dianjurkan memakai antikoagulan 

sepanjang umur

-- Penderita yang operasi kedua kali,

-   nasihat ,antaralain:

 pencegahan infeksi dan obat jantung, nutrisi,

 aktifitas fisik, konseling pre-pregnancy, tentang perjalanan penyakit,

- Indikator Medis 80% pasien MS rematik mengalami perbaikan fungsional class LOS < 5 hari








RUPTUR CHORDATENDINAE – KOMPLIKASI IMA 

RUPTUR MUSKULUS PAPILARIS – KOMPLIKASI IMA 

REGURGITASI MITRAL REMATIK

REGURGITASI DAN STENOSIS MITRAL REMATIK 

REGURGITASI MITRAL NON REUMATIK

PROLAPS KATUP MITRAL




yaitu Regurgitasi mitral (MR) adalah insufisiensi katup mitral  yang tidak menutup dengan sempurna  saat sistolik, sehingga memicu aliran balik ke atrium  kiri.

MR dapat dipicu oleh proses rematik atau

pemicu lain misalnya :

- Prolaps katup mitral (MVP) yaitu ketidaknormalan  penutupan katup mitral pada saat sistolik, dimana  salah satu atau kedua daun katup terdesak lebih  superior ke ruang atrium; MVP berawal tanpa  regurgitasi.

- Ruptur chordatendinae atau rupture muskulus

papilaris sebagai komplikasi infark miokard akut

MR rematik sering terjadi bersama-sama dengan 

stenosis mitral (MS) rematik.

-gejala ,antaralain: 

Cepat lelah,Beberapa gejala yang tidak khas,

Berdebar,Batuk-batuk,Sesak napas saat aktivitas,

Ortopnoe,Paroxysmal nocturnal dyspnoe,

-Pemeriksaan Fisik,antaralain:

 Facies mitral, Palpasi: trill diastolic (bila MS dominan),Auskultasi,

-- MR dominan: S-1 melemah, pada MVP

terdengar midsistolik click. Bising pansistolik

frekuensi tinggi diapeks dengan penjalaran ke 

aksilla, pada MVP bising pansistolik nyaring

seperti suara burung camar ,

-- Bila MS dominan : S-1 keras, opening snap, 

bising mid-diastolik,

 Tanda-tanda gagal jantung dapat muncul

tergantung perjalanan penyakit.

-Kriteria  pemeriksaan,antaralain:

gejala,Pemeriksaan Fisik,Ekokardiografi,

--Menilai derajat MR dan morfologi katup apakah

sesuai mitral rematik

-- Mengukur area katup mitral - kriteria derajat MS 

(sesuai referensi)

-pemeriksaan Kerja,antaralain:

  Regurgitasi Mitral Rematik,

Regurgitasi dengan Stenosis Mitral Rematik,

 Regurgitasi Mitral Non Rematik, Prolaps Katup Mitral, Ruptur chordatendinae sebagai komplikasi infark miokard akut , Ruptur m. papilaris sebagai komplikasi infark .miokard akut,

- pemeriksaan.Banding.,antaralain: 

Kortriatriatum, myxoma (mirip MS),

 Ventricular Septal Defect (VSD),Aortic Stenosis (AS),Hypertrophic Obstructive Cardiomyopathy (HOCM),Regurgitasi (TR),

-Pemeriksaan Penunjang,antaralain:

EKG,Rontgen ,Lab: Hb, Ht, Leukosit, Trombosit, SGOT, SGPT, Ur, Cr, Albumin/globulin, protein, TT/INR (untuk pengguna warfarin), ASTO, CRP

Ekokardiografi trans-thoracal dan trans￾esophageal (bila rencana operasi)

 Angiografi Koroner bila usia >40 tahun atau

dicurigai ada penyakit jantung koroner, atau 

pemicunya infark miokard akut.

Pemeriksaan penyadapan jantung bila ada dugaan

lesi penyerta yang belum terdeteksi oleh

pemeriksaan non invasive atau hipertensi pulmonal  berat.

- Terapi ,antaralain:

1. Pengelolaan Medika mentosa

a. Vasodilator.

-- ACE inhibitor : captopril 3x 12.5– 100 mg

-- ARB : valsartan 1-2x 20 –160 mg

-- Arterio dilator langsung: hidralazin 4x 12.5–

100mg,

b. Diuretik

-- Furosemid : drip IV sampai 20mg/jam, atau 

sampai 3x 80mg (oral)

-- Kalium sparing diuretik: spironolakton

sampai 1x 100 mg

c. Antiaritmia

-- Amiodaron : dari 3 x 400 mg dilanjutkan

dengan 1 x100mg

-- Digoksin oral :1 x 0.125 -0.25mg tab

-- Beta blocker: metoprolol sampai 2x100mg 

atau bisoprolol 1x1,25-10 mg

d. Suplemen elektrolit :

-- Kalium Chloridaoral sampai 3 x 2 tablet,

-- KCl dripintravena (sesuai rumus koreksi–

tidak boleh >20mEq/jam)

e. Antikoagulan / antri trombositoral:

-- Warfarin :1 - 6 mg / hari (target kadar INR2–

3)

-- Aspirin: 1 x 80-160 mg cxxx (AF usia <65

tahun tanpa riwayat hipertensi atau gagal 

jantung)

f. Pengobatan infark miokard akut pada rupture

chorda/muskulus papilaris sebagai komplikasi

g. Pengobatan syok kardiogenik bila terjadi (lihat 

 syok kardiogenik)

2. Pencegahan

a. Pencegahan sekunder reaktivasi rematik diberi￾kan seumur hidup. Obat dan dosis di bawah inidipakai untuk berat badan >30 kg.

-- Penisilin Benzatin Ginjeksi 1,2 juta IUim

setiap 4 minggu sekali atau

-- Penisilin V / Phenoxy Methy l Penicilineoral

(Ospen) 2x250mg setiap hari atau

-- Sulfadiazine 1 gr (oral) sekali sehari

b. Pencegahan primer terhadap EI (lihat

Endokarditis Infektif)

3. Pengelolaan Bedah

Ditentukan pada forum konferensi bedah oleh tim/ 

pokja valvular

a. Waktu Operasi

Prinsip penentuan waktu operasi untuk kasus

MR adalah tidak terlalu cepat dan tidak

terlambat; waktu operasi ditentukan oleh:

-- Waktu terjadinya MR :

 Bila akut –- operasi segera,

 Bila kronik-- ada beberapa pertimbangan.

-- Simtomatik merupakan indikasi waktu 

operasi

-- Severitas MR: asimptomatik MR berat

merupakan indikasi waktu operasi bila telah

muncul disfungsi LV secara echo, AF, HP

-- Disfungsi LV secara ekokardiografi : LVESD 

> 45 mm, EF< 60%

-- ada penyulit: Atrial Fibrilasi (AF) dan / 

atau hipertensi pulmonal (tekanan sistolik 

arteri pulmonal > 50 mmHg)

-- Perlu pertimbangan  apakah masih

diperlukan operasi bila LVESD >55 mm

dan/atau EF <30%, mengingat risiko operasi 

yang tinggi dan outcome yang kurang baik

-- ada MS dengan area katup mitral <1.5

cm2.

b. Tindakan pembedahan :

-- Perbaikan / reparasi katup

-- Penggantian katup bioprostetik atau

prostetik mekanik.

-   nasihat,antaralain:

aktifitas, gaya hidup, rehabilitasi, wanita usia subur; pre-kehamilan,durante kehamilan, penyakitnya

, tatalaksana medis dan intervensi

(risiko, komplikasi), tentang prevensi sekunder rematik dan endokarditis infektif, 

- Indikator Medis - 80% pasien pulang rawat dengan perbaikan klas fungsional.

- 80% pasien MR rematik/non rematik dengan/tanpa MS tanpa intervensi LOS < 5hari.