


musik mudah teringat
peneliti di Dartmouth University mengungkapkan bahwa kecenderungan seseorang yang saat mendengarkan musik, lalu saat musik ini berhenti, namun suaranya masih mengalun di telinga,ini disebabkan sebagai earworm yang merupakan tanda di mana otak manusia aktif untuk mengisi kekosongan getaran suara yang masuk di otak,suara yang terdengar mengakibatkan neutron pada organ bagian otak yang bernama auditory cortex atau korteks pendengaran bergetar, suara getaran yang diterima gendang telinga , maka korteks pendengaran mereka secara otomatis ikut menyerap memori suara seperti meniru kemampuan otak ,bagi otak manusia berkualitas maka korteks akan secara otomatis menyerap getaran suara , sedang peneliti lainnya mengungkapkan bahwa earworms merupakan cara otak agar tetap sibuk saat otak tidak melakukan apapun, gejala ini dinamakan melodimania atau repetunitis kotoran telinga dan rasGeorge Preti sebagai peneliti dari Monell Center mengungkapkan bahwa Kotoran telinga merupakan lendir alami dalam telinga untuk mencegah kotoran dalam telinga, kotoran telinga setiap ras berbeda beda, zat organik pada kotoran telinga kaukasia lebih banyak dibandingkan dari asia,zat organik berhubungan dengan produksi bau di kotoran telinga,kotoran telinga kaukasia lebih berbau daripada asia,bau di kotoran telinga, mengindikasikan ciri ciri pemiliknya,seperti orientasi seksualitasnya,kesehatanya, jenis kelaminya,peneliti meneliti kotoran telinga dari 8 orang asia dan 8 orang kaukasia yang kesemuanya normal sehat, orang kaukasia mempunyai kotoran telinga cokelat kekuningan dan sedikit basah ,asia, sama dengan orang asli amerika yaitu Indian dimana mereka sama sama mempunyai gen yang membuat kotoran telinga mempunyai bau lebih sedikit dan kotoran telinga agak kering, peneliti selama 30 menit memanaskan kotoran telinga dengan suhu 35 derajat celsius sebanyak 15 gram lalu meneliti zat organik yang ada ,hasilnya didapat 12 jenis zat organik dalam kotoran telinga jumlah dan tingkat zat organik berbeda beda antara masing masing ras, Kaukasia mempunyai tingkatan lebih tinggi pada 11 zat organik yang ada dalam kotoran telinga,
PENDENGARAN
pendengaran termasuk salah satu penelitian biofisika tertua didunia,
mekanisme pendengaran membentuk suatu sistem sensor yang dapat dilihat melalui seekor binatang ,vertebrata dapat menganalisa gelombang bunyi sebab mengetahui kualitas,keras,tingkat nada, pendengaran adalah tanggapan terhadap rangsangan vibrasi mekanik, bahwa getaran bunyi ini harus berada di dalam area yang bisa didengar, getaran bunyi diluar area bisa dideteksi dengan sistem sensor selain pendengaran. frekuensi yang terlampaui rendah untuk didengar hanya bisa dirasakan dengan amplitudo yang jauh lebih besar agar bisa diraba , getaran dengan frekuensi yang sangat tinggi tidak bisa didengar karena energinya terlalu besar sehingga menyebabkan pemanasan dan rasa sakit. telinga sebagai suatu transduser, yaitu suatu alat yang .bisa mengubah suatu bentuk energi ke dalam bentuk lain, mengubah energi mekanik menjadi lonjakan listrik pada serat saraf.
teori waktu atau teori frekuensi menerangkan pendengaran dengan cara analisa yang tergantung pada waktu antara maksimum suatu gelombang akustik yang periodik,teori spasial atau teori tempat, menonjolkan peranan kesesuaian antara suatu titik tertentu pada membran basilar dan satu frekuensi pendengaran tertentu.
penelitian anatomi mempelajari bagaimana gelombang bunyi bisa dihasilkan dan ditransmisikan,menyelidiki ambang kesensitifan sistem pendengaran dan proses pembicaraan, menyelidiki susunan telinga hingga ke tingkat
mikroskopik, melihat jejak impuls saraf pendengaran yang merambat dari
telinga hingga ke otak, bagaimana bunyi bisa dianalisa diubah menjadi impuls saraf yang kemudian terpisah-pisah menurut keras,tinggi, rendah, kualitas bunyi, termasuk sifat transmisi bunyi melalui atmosfer, anatomi ,peranan dan histologi telinga, bagian luar dan tengah telinga sebagai penguat tekanan dan pengubah transmisi bunyi mekanik,konversi energi akustik ke lonjakan saraf yang ada di telinga dalam dan analisa lonjakan saraf ini dalam sistem saraf pusat,energi akustik ke lonjakan saraf juga analisanya dalam sistem saraf pusat, teori pendengaran yang dikembangkan adalah teori helmholtz (1863), helmholtz mengaitkan pendengaran dengan sifat hipotetik membran
basilar yang serupa dengan dawai-dawai piano. Seutas dawai dengan massa jenis linier P dan panjang L dan diberi gaya tegang T , menghasilkan frekuensi resonansi pada dasar, yang diberikan oleh persamaan
foto Resonansi Helmholtz
dawai yang ringan pendek dengan tegangan tinggi beresonansi di frekuensi yang tinggi bila dibandingkan dengan dawai panjang dan pejal. membran basilar berangsur-angsur menjadi makin lebar dan makin pejal sejak dari jendelan lonjong (base) hingga helikotrema (apex), pada teori helmholtz, tiap serat yang ikut bergetar secara transversal berhubungan langsung dengan saraf yang menuju otak maka nyaring bunyi bisa dideteksi oleh saraf yang paling kuat teraktifkan, keras bunyi (tingkat tekanan bunyi) oleh amplitudo gerak serat, dan kualitas bunyi oleh amplitudo relatif ,
analoginya dengan pemukul genderang suatu orkes, yang dengan tangannya memegang kepala genderang untuk mencegah reverberasi yang tidak diinginkan, di dalam model membran, seperti dawai yang digunakan helmholtz, perubahan tegangan atau panjangnya sudah memadai, dalam pemeriksaan faal, telinga dalam secara luas tidak tampak mekanisme seperti itu, kenyataannya pengambilan membran basilar tidak menunjukkan
adanya serat-serat transversal seperti teori helmholt, suatu resonansi tajam sangat sukar untuk ditimbulkan, masalah kelangsungan getaran ini dihubungkan dengan kurangnya redaman, yang mengakibatkan serat membran itu terus berbunyi hingga interval yang lebih luas sehingga sistem pendengaran menjadi tidak efektif, model itu bisa diubah untuk menghindari masalah ini dengan mekanisme redaman sesudah waktu tertentu
békésy mengevaluasi tegangan membran basilar dengan menyisipkan tabung kaca tipis kedalam kohlea kadaver melalui dinding yang sudah digosok, pembengkokan kaca dan bentuk lubang yang masuk kedalam membran basilar
merupakan pertanda akan besarnya gaya pemulih yang diberikan oleh struktur itu,hasilnya menunjukkan bahwa tidak ada tegangan transversal, sehingga membran itu dianggap sebagai suatu benda lembek yang ujung-ujungnya terikat. jadi persamaan (2.1) tidak bisa diterapkan pada telinga, tetapi, setiap model tidak perlu sama dengan kebenaran ilmiahnya,. seharusnya model ini menuntun kearah penyelidikan eksperimental untuk menguji penerapannya, bermacam-macam penelitian teori resonansi helmhotz sudah merintis penelitian ,gerakan getar membran basilar dan fluida kohlea jauh lebih rumit dibandingkan teori helmhotz,
békésy tertarik pada peran mebran basilar dan fluida kohlea disekitarnya, békésy menunjukkan bahwa selain gelombang tekanan yang biasanya
terjadi pada akustik, didalam suatu struktur seperti kohlea ada juga gelombang hidrodinamik lambat, gelombang ini mirip tegangan pada bidang batas antara minyak dan air. semua gelombang hidrodinamik seperti ini terjadi didalam media dispersif, artinya kecepatan gelombang merupakan fungsi frekuensi. didalam media seperti ini, gelombang-gelombang itu bisa menumpuk sehingga membentuk gelombang tinggi pada area-area tertentu. ini bisa dilihat pada tinggi rendah gelombang permukaan air laut,
gelombang hidrodinamik tidak hanya terjadi didalam kohlea mamalia, tetapi juga didalam model-model lain . untuk model yang paling sederhana, digunakan dua buah dinding kaku (kaca slide mikroskop) yang diletakkan
pada suatu permukaan padat dan menutupnya dengan suatu bahan pembendung (lembaran karet)
digunakan dua buah alur (channel) dan dua buah jendela. pada frekuensi
rendah, gerakan pembendung bisa terlihat , untuk tiap frekuensi terdapat suatu area simpangan maksimum , ini kurang lebih tidak tergantung pada bentuk alur dan hanya sedikit berubah terhadap perubahan ketebalan atau tegangan lentur membran atau terhadap dimensi alur, bila sebuah jendela digetarkan, maka yang lain dibiarkan bebas,
memakai amplitudo akustik besar untuk menunjukkan bahwa nada-nada murni pada frekuensi yang lebih tinggi menghasilkan maksimum membran lebih mendekati jendela lonjong. variasi amplitudo dan posisi membran untuk beberapa gambaran sinyal sinusoidal
untuk tingkat tekanan bunyi tertentu, simpangan akan berkurang bila frekuensi naik. bila pengukuran ini diekstrapolasi terhadap batas pendengaran pada frekuensi 103 hz, maka bisa dihasilkan simpangan maksimum membran basilar yang lebih kecil dibandingkan 10 sampai 14 m, suatu dimensi yang mendekati ukuran inti atom. karena tingkat bunyi tinggi yang digunakan békésy dalam pengamatan optik,
maka tidak mungkin mengekstrapolasi hasil-hasilnya hingga pada intensitas yang lebih rendah secara linier. bermacam-macam analisa teoritis dan eksperimen model memberikan hasil yang sesuai, yaitu bahwa hal yang penting bagi gelombang maksimum hidrodinamik agar terpisah dalam ruang frekuensi yaitu dinding-dinding tegar, dua buah tabung paralel yang terpisah oleh suatu membran elastik, dan dua buah jendela salah satu digetarkan dan yang lain terbuka ke udara didalam telinga tengah. maksimum gelombang ini untuk nada-nada yang berbeda hanya memberikan suatu tempat secara kasar. namun hal ini bisa terjadi di tempat-tempat yang sangat mirip dalam model fisis dan dalam kohlea yang sudah dihilangkan.
adanya luka-luka pada kohlea akibat kecelakaan bisa dijelaskan dengan suatu
gelombang hidrodinamik beramplitudo besar, sehingga menyebabkan kerusakan lokal membran basilar ,
sebuah pengeras suara diatur pada bermacam-macam frekuensi sinusoidal.
pemisahan nyaring bunyi dengan gelombang seperti yang sudah diperlihatkan bekesy masih tetap merupakan suatu masalah, karena gelombang maksimum terlalu lebar bagi resolusi spektrum pasien, yang mendekati 1 hz pada 103 hz. diperlukan masukan akustik yang besar untuk perekaman visual osilasi membran sehingga menyebabkan perubahan bentuk (distorsi) gerakan yang sebenarnya terjadi. salah satu cara untuk mengukur gerakan pada tingkat bunyi fisiologis adalah dengan memakai spektroskopi mössbaeur. untuk mempelajari hal ini pemancar sinar gamma dihubungkan dengan membrane basilar, dengan demikian kecepatan pemancar ini bisa diukur. derajat
hubungan pemancar dengan membran ini masih merupakan pertanyaan, tetapi analisa spektral mössbaeur sudah menunjukkan gelombang berjalan yang jauh lebih tajam , gerak gelombang osilasi hidrodinamik ini mungkin lebih mudah dipahami bila tiap partikel medium bisa diikuti gerakannya. memakai model kohlea dua alur jenis békésy ini, tonndorf menempatkan prtikel-partikel kecil aluminium dalam model kanal vestibular dan mengamatinya sesudah diperbesar dengan memakai iluminasi stroboskopik. ternyata bahwa benda-benda uji ini terlihat bergerak dalam orbit eliptik, dengan menempuh suatu edaran selama periode gaya penggerak. umumnya gerakan seperti ini dinamakan trokhoida,bentuk orbit ini sangat tergantung jaraknya terhadap jendela lonjong dan juga pada simpangan relatif terhadap penyekat kohlea. di luar tempat amplitudo membran terbesar, sangat sedikit gerak fluida yang bisa diamati, untuk suatu nada sinusoidal dengan frekuensi 50 hz. di tempat yang dekat dengan dinding luar model kohlea ini, gerak gelombang itu berbentuk longitudinal yaitu disepanjang kanal vestibular, ini menunjukkan adanya gelombang tekanan dalam fluida. suatu komponen kecepatan orthogonal terhadap penyekat muncul didekat membran basilar. bagian gerakan ini relatif menonjol diarea amplitudo maksimum membran dan merupakan gelombang permukaan yang disebabkan oleh adanya permukaan batas antara fluida dan membran itu. gelombang basilar tampak pecah dan hingga pada suatu jarak .tertentu dari tulang sanggurdi, itu berubah menjadi titik-titik pada simpangan
yang jauh di luar jarak 30 cm dari jendela. bila frekuensi makin besar, posisi pecahan gelombang itu bergerak makin dekat dengan tulang sanggurdi. bila amplitudo sinyal cukup besar, maka arus eddy diimbaskan didalam fluida kohlea, yang kemudian mendistorsi orbit, analogi gelombang laut dengan arus eddy adalah peristiwa terjadinya gelombang laut di pantai. arus seperti ini pertama kali ditemukan oleh wilkinson dan gray dalam tahun 1920, yang membuat model-model kohlea berdasarkan analisa dimensional beberapa tahun sebelumnya, pengukuran langsung dengan model tonndorf sudah menunjukkan bahwa pada setiap titik pada pola eddy, laju partikel berbanding lurus dengan kuadrat rangsangan yang diberikan. tanggapan nonlinier yang nyata terhadap getaran akustik ini adalah suatu hubungan yang sudah
diramalkan sebelumnya oleh perhitungan teoritis. distorsi harmonik dan pemotongan puncak gerakan trokhoidal merupakan 2 buah konsekuensi timbulnya arus eddy. berbeda dengan gelombang jenis bekesy yang bergerak, gerak arus eddy mempunyai sebuah pusat osilasi yang tetap pada suatu posisi tertentu pada penyekat kohlea. titik ini sangat sesuai dengan tempat maksimum gelombang trokhoidal. bermacam-macam distorsi yang dihasilkan oleh arus eddy ini selanjutnya merupakan bukti teori spasial pendengaran.
gerakan partikulat yang diamati oleh tonndorf didalam model kohlea.
perilaku temporal gelombang bekesy diselidiki dengan memakai model-model
dan kohlea mamalia. bahasan sebelumnya menekankan pada selubung gangguan dan korelasi antara jarak dari jendela lonjong dan frekuensi rangsangan audio sinusoidal. sebaliknya menunjukan variasi waktu bentuk gelombang sebagai fungsi jarak untuk masukan berbentuk fungsi tangga.
sebuah gelombang berjalan bekesy, seperti tampak pada model kohlea.
fungsi masukan yang tumbuh cepat ditunjukkan sebagai suatu sisipan di pojok kanan atas, pengamatan gerakan membran basilar pertama kali dilakukan oleh bekesy dengan memakai suatu deposisi perak untuk memantulkan cahaya dari permukaan membran. pada suatu posisi tertentu, gangguan itu membutuhkan waktu dalam orde puluhan milidetik untuk tiba dan waktu tertentu untuk menyusut, fase gangguan membran basilar tampak membelakangi rangsangan tulang sanggurdi. harganya mendekati 5 radian atau lebih rendah data-data ini memberikan bukti tambahan dalam menyanggah teori helmholtz, karena pada teori yang terakhir ini fase membran harus mendekati 0 radian ketika frekuensi rangsangan itu menyebar diseluruh harga resonansi.
Pada setiap peristiwa, membran Helmholtz itu selalu dalam fase ±
n/2
radian terhadap gerak tulang sanggurdi yang tidak bergantung pada frekuensi. hal ini sangat bertentangan .dengan pengukuran bekesy. bekesy menentukan bahwa gelombang-gelombang berjalan itu bergerak ke arah
helikotrema tanpa memperhatikan posisi rangsangannya. eksperimentator bisa membuat lubang-lubang dalam kohlea dan merangsang membran dengan sebuah tulang sanggurdi semu yang disisipkan ke dalamnya atau lebih sederhana lagi, membiarkan konduksi oleh tulang tempurung kepala dan dinding luar kohlea dan mengimbaskan rangsangan dari luar.
penjelasan tentang sifat-sifat kesearahan ini bergantung pada pertambahan kekenyalan basilar secara eksponensial dengan jarak dari jendela lonjong. dalam terminologi listrik, membran bertindak sebagai suatu filter pita bawah bila jarak terhadap helikotrema makin kecil.
membran basilar bisa dinyatakan dengan suatu analogi listrik ,tiap induktansi dan resistenansi yang ditunjukkan dalam model itu identik, tetapi kapasitornya menjadi makin besar sepanjang jarak dari jendela lonjong
(dasar) hingga helikotrema (puncak). dalam analogi itu, dalam bermacam-macam model hidrodinamika, dan dalam telinga secara utuh, laju kelompok gangguan akustik itu tidak hanya bergantung pada frekuensi pusatnya, tetapi juga berkurang dari dasar hingga puncaknya. harga-harga di dasar adalah sekitar 45 m/s, sedangkan di puncaknya laju
kelompok itu berkurang menjadi sekitar 2 m/s. analogi saluran transmisi membran basilar.
penajaman saraf
gelombang bekesy itu cukup lebar, tetapi perbedaan frekuensi sedikit yang menghasilkan selubung gelombang yang .sangat mirip masih bisa dibedakan. teori helmhotz yang terdahulu juga mengalami kesulitan dalam menerangkan persepsi sebuah frekuensi apabila banyak serat saraf yang berdekatan dirangsang secara serempak. untuk menerangkan pembedaan frekuensi
seperti ini bisa dipostulatkan suatu mekanisme interpretasi atau penajaman pada telinga dalam, atau pada suatu tingkatan atau lebih sistem saraf pendengaran , proses ini dinamakan penajaman saraf,
sistem saraf benar-benar bisa mempertajam berjenis-jenis rangsangan. jadi apabila sebuah bintik terang difokuskan pada retina, maka kesensitifan mata terhadap area sekelilingnya berkurang. cincin-cincin gelap disekelilingnya dalam contoh ini dinamakan pita mach. di dalam penyinaran terang hal ini mempunyai keuntungan untuk mengeleminasi efek-efek sinar yang terpancar. sama halnya dengan bila dua buah .ujung kompas ditekankan pada kulit lengan bawah pada jarak yang lebih besar daripada 2,5 cm satu sama lain, dua indera perasa diterima. pada jarak sekitar 2,5 cm kedua indera
perasa itu saling memperlemah, dan pada jarak yang lebih dekat lagi kedua indera perasa itu saling menambahkan. pada keadaan terakhir itu orang merasa ada sebuah rangsangan tunggal yang terletak ditengah-tengah antara kedua buah ujung kompas yang sebenarnya.
penajaman saraf dan pencorongan didalam suatu konteks spasial
seperti yang diamati dengan lengan pasien sebagai organ sensor.
contoh penajaman saraf lain terjadi pada waktu menentukan posisi dua buah
rangsangan ketukan pada jari tangan dengan arah berlawanan. bila waktu antara kedua rangsangan lama, maka bisa dirasakan adanya rangsangan yang berbeda. bila waktu antara kedua rangsangan dikurangi, maka rangsangan kedua tidak terasa. dan bila selang waktu itu mendekati nol, maka akan dirasakan satu indera perasaan tunggal dekat dengan titik tengah antara kedua rangsangan itu dan seolah-olah mencakup area yang lebih luas.
jenis gejala yang sama terjadi apabila letak bunyi ditentukan dengan perbedaan waktu hingganya bunyi itu di kedua telinga. penjumlahan lebih dari satu rangsangan menjadi sebuah indera perasa tunggal .yang lebih kuat, oleh bekesy dan kawan-kawan disebut pencorongan (funneling).
penajaman saraf dan pencorongan saraf didalam suatu .konteks temporal seperti yang diamati dengan jari tangan pasien. efek penajaman dan lokalisasi yang terjadi pada indera peraba, penglihatan, dan
pendengaran sangat menarik. efek-efek itu menunjukkan bahwa sistem saraf berperan sebagai computer dengan umpan balik yang banyak sekali. ditunjukkan juga bahwa banyak jenis kegiatan saraf diperlukan bagi suatu teori yang berdasarkan atas puncak lebar gelombang berjalan yang terjadi pada indera-indera lain. memang hal ini memungkinkan .bekesy untuk memperbesar model fisis kohlea dengan memakai kilit lengan bawah .sebagai organ pemroses. model itu terdiri dari sederetan vibrator resonansi dengan frekuensi yang berubah�ubah dan dikenakan sepanjang lengan. apabila vibrator itu digerakkan dengan sumber listrik, beberapa vibrator didekatnya memberi tanggapan paling kuat. orang merasakan frekuensi resonansi terletak pada suatu tempat yang tegas daripada tempat yang ditunjukkan oleh getaran-getaran vibrator-vibrator itu. perbedaan frekuensi dan amplitudo
yang sangat tajam itu mungkin bisa dilakukan dengan memakai model analogi
kohlea ini. pencorongan ditunjukkan dengan membuat sebuah nada menjadi tak terdengar oleh pengaruh sinyal kedua yang bisa didengar (masking). macam saraf ini belum diketahui, tetapi model ini sudah sedikit membantu untuk penentuan macam proses saraf. jadi perbedaan tinggi bunyi dalam teori-teori spasial ini sebagian lebih bergantung pada kegiatan neurologis daripada resonansi atau gelombang hidrodinamik maksimum.
model lengan ini secara langsung menyokong gagasan bahwa perbedaan nyaring bunyi itu merupakan sifat asli (intrinsik) sistem saraf, baik tingkat lokal maupun tingkat yang lebih tinggi. banyak eksperimen dengan memakai vertebrata dan invertebrata, sudah menunjukkan bahwa sistem saraf bisa melakukan pemrosesan data yang rumit (contoh penajaman dan pencorongan saraf). meskipun dimungkinkan untuk merepresentasikan hubungan antara posisi membran basilar dan nada yang terdengar, namun proses deteksi nyaring bunyi yang sebenarnya dalam teori spasial mungkin disebabkan oleh proses saraf.
untuk masukan sinusoidal, distribusi spasial maksimum gelombang bekesy berkorelasi dengan frekuensinya. untuk sinyal-sinyal yang lebih rumit tercatat masih adanya efek-efek yang membaurkan. masalah nyaring bunyi berkala, yang mengakibatkan pendengar menerima frekuensi tertentu yang tidak terbisa dalam analisa fourier rangsangan. ini tampak pada penerimaan masukan yang rumit seperti bunyi biola atau bunyi-bunyi huruf hidup.
sebuah sinyal secara berkala bisa diganggu dengan beberapa cara. seorang yang melakukan eksperimen misalnya, bisa membangkitkan pulsa-pulsa akustik yang terpisah .dalam selang waktu ∆. kemudian pendengar menerima sebuah nada berfrekuensi 1/∆, bila pembentukan pulsa dilakukan dengan hati-hati, maka tidak akan ada amplitudo yang berarti pada frekuensi itu. salah satu caranya adalah dengan membangkitkan kebisingan murni memakai sebuah pengeras suara dan mengendalikan keluarannya dengan
pemutus arus sederhana. nada yang layak bisa didengar bila pemutus arus itu digunakan .secara berkala. modulasi amplitudo juga sudah digunakan. dalam hal ini, amplitudo masukan sinusoidal dengan frekuensi 𝜈, diubah-ubah pada frekuensi lain 𝜈′. frekuensi
kedua nada ini bisa diidentifikasi oleh pendengar.
bermacam-macam eksperimen dan model evaluasi sudah dilakukan untuk
menentukan asal usul fisis dan neurologis nyaring bunyi periodik. misalnya usaha untuk menyembunyikan sinyal periodik dengan kebisingan yang berfrekuensi tepat tidak berhasil. biasanya penyembunyian itu cukup efektif untuk penghapusan sinusoidal murni dengan cara menggetarkan membran basilar pada jarak spasial yang luas. implikasinya adalah bahwa nyaring bunyi periodik itu tidak disebabkan oleh gelombang bekesy. ini sudah
ditunjukkan dengan memakai elektroda-elektroda yang ditempelkan pada neuron.neuron frekuensi tertentu di dalam otak kucing. impuls-impuls pada neuron frekuensi lebih tinggi termodulasi pada nyaring bunyi periodik yang relatif rendah. neuron-neuron
frekuensi lebih rendah menunjukkan tidak adanya potensial lonjakan. dengan cara ekstrapolasi terhadap pasien ternyata bahwa nyaring bunyi periodik dibangkitkan di dalam sistem saraf pusat tanpa ada gelombang fisis pada frekuensi itu.
bekesy dan selajutnya tonndorf memakai model kohlea seperti analogi
dengan lengan yang diberikan diatas untuk menyelidiki nyaring bunyi yang dirasakan apabila suatu amplitudo yang dimodulasi atau sinyal yang diganggu disabilan kepada pengamat. kedua macam frekuensi yang cocok itu dirasakan dan bisa diamati sebagai getaran bekesy pada posisi spasial yang diharapkan. dengan demikian bisa dikatakan bahwa beberapa elsperimen nyaring bunyi periodik sesuai dengan kedua jenis teori. salah satu alternate pertama bagi gambaran resonansi helmhotz adalah pernyataan ,
w. rutherford pada tahun 1886,bahwa semua analisa nyaring bunyi adalah tugas otak dinamakan teori telepon,
eksperimen awal yang dilakukan oleh wewer dan bray pada tahun 1930 tentang deteksi tegangan di dalam dan di sekitar kohlea sedikit dikacaukan oleh adanya lonjakan sinyal-sinyal saraf yang terjadi bersamaan, sebuah sinyal kecil beberapa ratus mikrovolt yang ketergantungannya terhadap waktu sangat mirip dengan gangguan akustik, gejala ini dinamakan mikrofonik untuk menyatakan bahwa ini hasil aktifitas gerakan mekanik kohlea, meskipun istilah mikrofonik kohlea sudah ada , tetapi, mikrofonik ini sebagai suatu masukan bagi otak untuk memproses getaran akustik, ini disebabkan oleh gerakan sel-sel rambut pada organ corti dan tidak seperti sebuah lonjakan saraf, mikrofonik ini tidak mempunyai tingkat ambang. jadi, suatu .getaran udara pada batas rangsangan yang bisa dideteksi menghasilkan suatu mikrofonik ,
kohlea yang tepat bisa dideteksi juga amplitudo mikrofonik ini berbanding lurus dengan tingkat bunyi rangsangan. mikrofonik kohlea ini mempunyai .maksimum di suatu titik tempat gelombang bekesy mencapai amplitudo terbesar.
jadi tidak mungkin mengabaikan mikrofonik kohlea ini sebagai bagian penting
proses pendengaran. dengan pemrosesan sistem saraf pusat yang cukup, maka tidaklah sulit membayangkan cara mengenal nada dan amplitudo oleh otak,gelombang bekesy hanya berperan sedikit tetapi penting sebagai perantara dalam menuju proses penginderaan,
baik dalam teori spasial maupun temporal tentang pendengaran, masalah
utamanya adalah transmisi data akustik ke dalam pusat-pusat otak yang lebih tinggi. .sebenarnya potensial aksi itu dibangkitkan melalui osilasi membran basilar kohlea yang merambat sepanjang serat-serat saraf akustik, sebagian sensor sel saraf terletak dalam kelompok-kelompok mampat yang dinamakan ganglia, tetapi saraf akustik mempunyai seperangkat sel yang tersebar di seluruh jalur melalui penyekat tulang spiral yang menopang kohlea. sel-sel saraf ini dinamakan ganglion spiral. pulsa-pulsa pada perangkat akson kedua dalam saraf akustik memasuki otak. saraf akustik ini adalah saraf
kedelapan (dihitung dari ujung depan) memasuki otak, saraf ini dinamakan saraf kranial kedelapan, beberapa sinaps lagi terjadi di dalam batang otak. beberapa diantara pulsa ini ada yang melintasi belahan lain batang otak sehingga pulsa yang berawal di salah satu telinga diterima oleh kedua belahan otak , pulsa-pulsa itu dikonduksikan ke area khusus pada
permukaan keping temporal disetengah bulatan otak. cara ini berlaku juga bagi pendengaran sadar, bagi pasien dan primata, area pendengaran ini terdapat pada keping temporal ,selaput otak yang tertanam di salah satu lipatan selaput otak sehingga sulit dipelajari pada mamalia yang lain, proyeksi selebral terletak pada atau dekat bagian-bagian selaput yang terbuka dalam hal yang terakhir ini selalu ada dua, dan dalam beberapa hal lain, tiga
area tempat tanggapan muncul , apabila telinga dirangsang. di dalam tiap area proyeksi selebral ini, ada area-area kecil-kecil yang khusus berhubungan dengan bintik-bintik khusus pada membran basilar,
penyelidikan jalur pendengaran secara terinci menunjukkan bahwa beberapa buah neutron terlibat didalamnya. pertama terletak didalam ganglion spiral di dalam telinga dalam. saraf-saraf yang meninggalkan ganglion itu bergantung dengan serat-serat dari bagian vestibular telinga dan membentuk saraf kranial kedelapan. di dalam otak, serat serat vestibular dan serat-serat pendengaran terpisah. serat-serat dari kohlea menuju ke salah satu dari dua inti di dalam batang otak bawah yang dikenal sebagai inti kohlea dorsal
dan ventral. beberapa serat yang meninggalkan tempat ini mempunyai sinaps dengan neuron lain yang berhubungan dengan kegiatan refleks dan keseimbangan. serat-serat yang lain menuju sinaps di dalam inti lain yang terbisa didalam batang otak bawah yang dinamakan kompleks olivari superior. beberapa serat sinaps di dalam kompleks olivari superior berada pada sisi yang sama, sedangkan yang lain pada sisi berlawanan di dalam otak, dan yang lainnya lagi menembus tanpa gangguan bergabung dengan serat-serat dari
kompleks olivari superior dan muncul lagi dalam batang otak. di dalam inti lemniskus lateral jauh disepanjang batang otak, beberapa ujung saraf pendengaran berakhir, dan yang lain menembus tanpa gangguan pada otak tengah, beberapa ujung serat pendengaran berakhir pada sinaps dalam kolikulus inferior , dari sini, beberapa serat melintas ke sinaps dalam kolikulus inferior yang berlawanan , semua serat jalur pendengaran mempunyai sinaps di dalam inti lain yang terdapat dalam otak tengah, dinamakan medial geniculate body. akhirnya serat-serat neuron ini mencapai area pendengaran selaput otak.
langkah pertama dalam transformasi informasi ke dalam potensial aksi saraf
mungkin terjadi di dalam organ corti, yang terletak di atas membran basilar. sel-sel rambut di bagian luar dan dalam dianggap sebagai detektor. potensial aksi pemicu ditembakkan oleh silia yang bergerak terhadap tubuh sel. sudah diketahui bahwa mikrofonik kohlea itu sebagian besar disebabkan oleh sel-sel rambut luar, yang silianya langsung bisa menyentuh selaput tektorial. sel-sel rambut bagian dalam mungkin agak kurang langsung dipengaruhi oleh gangguan-gangguan gelombang (yaitu dianggap sensitif
terhadap turunan pertama gerak dalam fluida dan mungkin turunan lebih tinggi). ketergantungan terhadap turunan gelombang bekesy bisa membantu mengingat adanya penajaman mekanik kesensitifan frekuensi dalam model yang digunakan itu. ketergantungan ini bisa dihasilkan dari rangsangan dengan cara pembengkokan yang disebabkan oleh gerakan selaput tektorial yang bersentuhan erat dengan sel-sel rambut. gerakan selaput tektorial itu serupa dengan batang mekanik yang diberi beban. dalam mekanika metode, gerakan yang terakhir ini bisa dijelaskan dengan suatu persamaan diferensial orde keempat. penyelesaian persamaan semacam ini bisa menghasilkan
maksimum tajam yang berkaitan dengan perbedaan nyaring bunyi.
adanya sel-sel saraf pendengaran frekuensi khusus yang terikat pada ganglion
spiral terbisa pada telinga kucing. penyelarasan itu cukup tajam, lebih sempit dibandingkan hasil yang ditunjukkan oleh selubung gelombang bekesy. bahwa setiap komponen fourier yang terdeteksi seharusnya berhubungan dengan satu kelompok neuron khusus yang menuju ke otak. ini bisa dianggap sebagai hasil akhir suatu gelombang berjalan hidrodinamik dengan penajaman lateral. penyandian intensitas dalam model seperti itu dinyatakan oleh frekuensi potensial lonjakan sesungguhnya dan atau jumlah neuron terlaras yang aktif pada suatu waktu tertentu. waktu bias yang diperlukan oleh sebuah neuron adalah dalam orde 2 milidetik. hal ini mengandung arti suatu batas laju 500 hz untuk satu sel tunggal diduga bahwa sistem saraf pusat melalui latihan bisa menentukan korelasi antara tingkat bunyi dan laju.
setiap neuron membawa bermacam macam frekuensi, maka waktu bias mengakibatkan pembatasan 500 hz menarik, karena sel saraf yang dirangsang itu harus aktif paling sedikit satu kali setiap amplitudo maksimum. beberapa neuron bisa dianggap berfungsi paralel sehingga bisa menampung potensial aksi yang lebih banyak untuk setiap satuan waktu. cara 15 akson bekerja sama aktif tidak lebih dari sekali setiap daur akustik dan menghasilkan bentuk temporal sinyal masukan. dimana sinkronisasi ini dimulai masih belum diketahui, ini terjadi di dalam kohlea, yaitu bahwa dengan cara tertentu, keaktifan serat-serat saraf ini berbentuk volley, sehingga dihasilkan bentuk umum gelombang tekanan yang dating. namun sinkronisasi ini bisa juga dimulai dari sinaps pertama atau kedua. gambaran asas volley yang menyebabkan akson-akson aktif .sekali tiap daur akustik dan dihasilkan juga bentuk gelombang bunyi.
kegiatan mensinkronisasi ini dinamakan asas volley. dalam bentuknya yang paling sederhana, bahwa di bawah suatu frekuensi 100 hz, jumlah serat saraf yang terangsang berubah terhadap tekanan sesaat. dari 100 hingga sekitar 3000 hz efek jenis volley ini menghasilkan tiruan frekuensi gelombang bunyi yang datang, sedang diatas 3000 hz dihasilkan frekuensi kelipatan rangsangan. bagaimanapun otak melakukan analisa frekuensi sinyal listrik keseluruhan. telinga melakukan analisa frekuensi secara kasar, sebagai rangsangan terpilih pada serat-serat saraf tertentu. kemudian sistem saraf pusat melaksanakan analisa yang lebih teliti. intensitas bisa diberi sandi melalui derajat sinkronisasi atau jumlah neuron yang terlibat dalam kelompok itu.
tidak ada kekurangan data yang mendukung asas volley ini. serat-serat yang
sinkron sudah dideteksi pada frekuensi hingga 4 khz. kemampuannya untuk
menghasilkan potensial aksi yang terkoordinasi rupanya tidak berhubungan dengan frekuensi khusus untuk neuron seperti pada penelitian pada kucing. sinkronisasi bisa dijumpai pada frekuensi rangsangan akustik yang jauh di bawah frekuensi yang cocok untuk sebuah sel. salah satu masalah dalam banyak eksperimen di bidang ini adalah potensial aksi spontan yang tampak pada semua neuron pendengaran. .karena data yang mendukung frekuensi khusus dan teori-teori volley sudah .tersedia, maka mekanisme yang tepat untuk penyandian saraf bisa dianggap sebagai kombinasi kedua strategi ini. dua jenis teori pendengaran yang berbeda. teori yang pertama mengalihkan perbedaan frekuensi ke efek spasial, sedangkan yang kedua mengarahkan kegiatan sistem saraf pusat. bentuk sebenarnya dan maksimal gelombang hidrodinamik, yang dinamakan gelombang bekesy, yang merambat sepanjang kohlea sudah diteliti dengan berbagai macam cara. walaupun bisa melengkapi beberapa derajat selektivitas frekuensi, namun maksimal gelombang-gelombang ini ternyata terlalu lebar untuk pembedaan nyaring .bunyi. sinyal yang dekat hubungannya dengan gelombang hidrodinamik adalah sinyal listrik yang dinamakan mikrofonik kohlea. mekanisme seperti penajaman saraf sudah diusulkan untuk .menjelaskan perbedaan nyaring bunyi. termasuk dalam mekanisme ini adalah kegiatan umum banyak sinaps sepanjang jalur pendengaran dalam sistem saraf pusat. neuron.neuron dengan frekuensi selaras dan asas volley bisa membantu perbedaan nyaring .bunyi ada sedikit penajaman membran basilar dan membran tektorial untuk mengawali impuls saraf.
ABSES RETROFARINGEAL
Abses Retrofaringeal yaitu penimbunan nanah nanah di dalam jaringan tenggorokan bagian belakang,
ini disebabkan oleh infeksi streptokokus yang berasal dari hidung,telinga tengah,amandel, tenggorokan, sinus, adenoid,
tuberkulosis, tenggorokan bagian belakang yang tertusuk oleh duri duri ikan juga bisa mengakibatkan abses retrofaringeal, meskipun jarang,
jaringan pada tenggorokan bagian belakang anak-anak memungkinkan terbentuknya rongga rongga berisi nanah,
gejalanya yaitu:
gangguan pernafasan,
retraksi interkostal (penarikan otot sela iga saat pasien berusaha untuk bernafas), stridor suara pernafasan yang kasar, nyeri tenggorokan, infeksi hidung , abses gigi, demam , pembengkakan kelenjar getah bening leher,
kesulitan menelan,ngiler,
komplikasi, antaralain :
pneumonia, penyebaran infeksi ke dada perdarahan di sekitar abses,
pecahnya abses ke dalam saluran udara ( penyumbatan saluran udara),
diagnosa berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan
rontgen , pemeriksaan darah menunjukkan adanya peningkatan jumlah sel darah putih.
pembiakan lendir tenggorokan menunjukkan adanya organisme penyebab. pemeriksaan CT scan leher yang menunjukkan adanya rongga berisi nanah diantara tenggorokan dan tulang belakang leher,
pengobatan yaitu dilakukan pembedahan drainase untuk membuang nanah kemudian diberikan antibiotik dosis tinggi melalui infus,
OTITIS MEDIA AKUT
otitis media akut atau radang akut telinga tengah yang terjadi pada bayi didahului oleh infeksi saluran nafas bagian atas,
penyebab radang akut telinga tengah
yaitu adalah bakteri pirogenik seperti : hemofilus influenza,streptokokus hemolitikus, pneumokokus ,
gejala yang muncul tergantung dari stadium radang akut telinga tengah yaitu :
stadium oklusi tuba,
stadium hiperemis,
stadium supurasi,
stadium perforasi,
stadium resolusi,
gejala radang akut telinga tengah yaitu :
gelisah , tepat jam 12 tengah malam saat sedang tidur tiba-tiba terbangun, demam , suhu tubuh naik,
tanda radang akut telinga tengah yaitu :
radang akut telinga tengah stadium oklusi tuba,
pemeriksaan otoskopik terlihat membran timpani suram, refleks cahaya memendek dan menghilang
radang akut telinga tengah stadium hiperemis
pemeriksaan otoskopik menunjukan membran timpani hiperemis dan udem serta refleks cahaya menghilang.
radang akut telinga tengah stadium supurasi menunjukan
gejala semakin parah, pemeriksaan otoskopik menunjukan membran timpani menonjol keluar (bulging)dan ada area yang berwarna pucat ,
radang akut telinga tengah stadium perforasi menunjukan
anak yang sebelumnya gelisah menjadi tiba tiba tenang, demam berkurang. pada pemeriksaan otoskopik menunjukan cairan di liang telinga yang berasal dari telinga tengah. membran timpani perforasi,
radang akut telinga tengah stadium resolusi menunjukan
pemeriksaan otoskopik, tidak ada sekret kering dan membran timpani berangsur menutup,
pengobatan disesuaikan hasil pemeriksaan dan stadiumnya.
stadium oklusi tuba
diberikan obat tetes hidung nasal dekongestan,
antihistamin bila ada alergi antipiretik,
diberikan antibiotik selama 7 hari:
ampisilin : dosis dewasa 500 mg 4 x sehari; dosis anak 25 mg/kg berat badan 4 x sehari atau
eritromisin : dosis dewasa 500 mg 4 x sehari; dosis anak 10 mg/kg berat badan 4 x sehari atau
amoksisilin: dosis dewasa 500 mg 3 x sehari; dosis anak 10 mg/kg berat badan 3 x sehari ,
stadium hiperemis
obat tetes hidung nasal dekongestan maksimal 5 hari antihistamin bila ada alergi
antipiretik, analgetik dan pengobatan simtomatis lainnya
diberikan antibiotik selama 10 – 14 hari :eritromisin : dosis dewasa 500 mg 4 x sehari; dosis anak 10 mg/kg beratbadan 4 x sehari atau
ampisilin : dosis dewasa 500 mg 4 x sehari; dosis anak 25 mg/kg beratbadan 4 x sehari atau
amoksisilin: dosis dewasa 500 mg 3 x sehari; dosis anak 10 mg/kg beratbadan 3 x sehari ,
stadium supurasi
pasien dirawat di rumahsakit
diberikan antibiotika ampisilin atau amoksisilin dosis tinggi parenteral selama 3 hari. jika membaik diberikan antibiotik peroral selama 14 hari,
stadium perforasi
berikan antibiotik selama 14 hari
cairan telinga dibersihkan dengan obat cuci telinga solutio H2O2 3% dengan frekuensi 2 – 3 kali
jika tidak ada fasilitas perawatan bawa ke dokter spesialis THT
untuk dilakukan miringotomi.
OMSK CONGEK
penyakit congek ini dapat berasal dari otitis media akut atau radang akut telinga tengah oma stadium perforasi yang berlanjut, sekret tetap keluar dari telinga tengah dalam bentuk mukopurulen,encer atau bening ,penyakit hilang muncul atau terus menerus lebih dari 2 minggu , terjadi perforasi pada membran timpani,
pasien mengalami infeksi telinga ini sesudah mengidap infeksi saluran
napas atas seperti influenza atau sakit tenggorokan. melalui saluran yang menghubungkan antara hidung dan telinga (tuba auditorius), infeksi di saluran
napas atas yang tidak diobati bisa menjalar sampai mengenai telinga
penyebab congek yaitu antara lain kuman Streptococcus epidermidis (10,3%), gram positif lain (18,1%), Staphylococcus aureus (26%), Pseudomonas aeruginosa (19,3%), kuman gram negatif lain (7,8%)
beberapa faktor yang menyebabkan radang akut telinga tengah menjadi congek adalah :
daya pertahanan tubuh berkurang,
gizi berkurang,,
pengobatan terlambat diberikan , virulensi kuman tinggi,
congek dibagi menjadi 2 tipe :
congek tipe benigna/ mukosa/ aman ,
congek tipe maligna/ tulang/ bahaya,
jika kambuh sesudah sebelumnya sembuh maka dinamakan eksaserbasi akut (acute exacerbation),
pada pemeriksaan telinga didapatkan adanya gendang telinga yang keruh atau robek. ini terjadi pada 1 telinga atau 2 telinga,
otitis media sendiri yaitu infeksi yang mengenai telinga bagian tengah , infeksi ini disertai dengan keluarnya cairan dari liang telinga ( supuratif)
Diagnosa OMSK tipe maligna / bahaya
peradangan mengenai tulang, perforasi membran timpani berada di attic atau marginal dan tampak kolesteatoma. Tanda nya ada sekret purulen berbau busuk yang khas. congek tipe bahaya memicu komplikasi intrakranial, tampak adanya abses / fistula retroaurikuler, polip atau jaringan granulasi di liang telinga yang berasal dari telinga tengah.
Diagnosa OMSK tipe benigna / aman
peradangan hanya terbatas pada mukosa. Perforasi membran timpani berada di sentral, jarang memicu komplikasi ,
pengobatan OMSK tipe benigna / aman;
Bila aktif, cuci telinga dengan solutio H2O2 3 %, 2-3 kali
obat Antibiotika selama 7 hari :
obat Ampisilin : dosis Dewasa 500 mg 4 x sehari; Anak 25 mg/ Kg beratbadan 4 x sehari atau
obat Amoksilin : dosis Dewasa 500 mg 3 x sehari; Anak 10 mg/ Kg beratbadan 3 x sehari atau
obat Eritromisin : dosis Dewasa 500 mg 4 x sehari,
obat Antihistamin jika ada tanda-tanda alergi,
Berikan cuci telinga berupa Solutio H2O2 3%, 2-3 kali
Antibiotik selama 14 hari :
obat Amoksilin :
dosis Dewasa 500 mg 3 x sehari;
dosis Anak 10 mg/Kg beratbadan 3 x sehari atau
obat Eritromisin : Dewasa 500 mg 4 x sehari; Anak 10 mg/Kg berat badan 4 x sehari atau
obat Ampisilin :
dosis Dewasa 500 mg 4 x sehari;
dosis Anak 25 mg/Kg beratbadan 4 x sehari
PAROTITIS EPIDEMIKA GONDONGAN
gondongan atau mumps, parotitis epidemika yaitu infeksi virus menular yang memicu pembengkakan pada kelenjar liur ,gondongan disebabkan oleh Virus paramyxovirus,
pada orang dewasa, infeksi ini bisa menyerang prostat,payudara testis (buah zakar), sistem saraf pusat, pankreas, dan organ lainnya
masa inkubasi virus ini adalah 12-24 hari,
virus ini ditularkan dari penderita yang bersentuhan dengan benda-benda yang terkontaminasi ,namun gondongan tidak terlalu menular,
virus ini jarang ditemukan pada anak yang berumur kurang dari 2 tahun,
bila pasien pernah menderita gondongan, maka pasien akan memiliki kekebalan seumur hidupnya,
virus ini menyerang kelenjar parotis, yaitu kelenjar ludah yang terletak diantara telinga dan rahang,
gejala kadang kadang muncul dalam waktu 12-24 hari sesudah terinfeksi, yaitu:
nafsu makan berkurang,merasa tidak enak badan,
demam ringan , kelanjar liur membengkak,menggigil,sakit kepla,
gejala pertama dari infeksi kelenjar ludah yaitu nyeri saat menelan,
pembengkakan skrotum (kantung zakar).nyeri testis,benjolan di testis,
hampir semua pasien anak anak yang mengidap gondongan akan sembuh total namun kadang gejalanya kembali memburuk setelah 2 minggu,
komplikasi terjadi pada organ selain kelenjar liur, terutama bila infeksi terjadi sesudah masa pubertas,
komplikasi bisa terjadi sebelum, selama maupun sesudah kelenjar liur membengkak atau penyakit ini terjadi tanpa disertai pembengkakan kelenjar liur,
ensefalitis atau meningitis yaitu peradangan otak atau selaput otak. gejalanya yaitu kejang ,sakit kepala, kaku kuduk, mengantuk, koma ,
penderita dapat mengalami meningitis dan kebanyakan akan sembuh total, penderita yang mengalami enserfalitis akan mengalami kerusakan otak atau saraf yang permanen, seperti kelumpuhan otot wajah atau ketulian ,
pankreatitis yaitu peradangan pankreas, bisa terjadi pada akhir minggu pertama. gejalanya mual muntah nyeri perut. gejala menghilang dalam waktu 1 minggu dan pasien akan sembuh total,
peradangan ginjal bisa mengakibatkan pasien mengeluarkan banyak air kemih yang kental ,peradangan sendi memicu nyeri pada satu atau beberapa sendi,
orkitis yaitu peradangan pada salah satu atau kedua testis. sesudah sembuh, testis yang terkena mungkin akan menciut. jarang terjadi kerusakan testis yang permanen sehingga terjadi kemandulan,
ovoritis yaitu : peradangan pada salah satu atau kedua indung telur namun jarang menyebabkan kemandulan,
diagnosa berdasarkan hasil pemeriksaan yang menunjukkan adanya pembengkakan di area temporomandibuler (antara telinga dan rahang).
vaksinasi gondongan sebagai bagian dari imunisasi rutin pada masa kanak-kanak.dalam bentuk kombinasi dengan campak dan rubella (mmr), yang disuntikkan melalui otot paha atau lengan
jika ada gangguan menelan/mengunyah, maka diberikan makanan lunak ,
daerah pipi/leher dikompres air es,
obat pereda nyeri acetaminophen dan ibuprofen untuk mengatasi sakit kepala dan tidak enak badan. aspirin tidak boleh diberikan kepada anak-anak sebab memicu sindroma reye,
RINITIS
Rinitis atau Hay fever, Polinosis yaitu alergi serbuk sari yang terbang di udara.
penyebab rinitis yaitu serbuk sari di udara yang memicu rinitis alergika , tergantung kepada area tumbuhan yang memicu rinitis alergika yaitu rumput liar. pohon-pohonan, rumput, jumlah serbuk yang terkandung di udara. panas, kering dan berangin namun jika dingin, lembab dan hujan maka serbuk jatuh ke tanah,
gejalanya yaitu hidung, langit-langit mulut, tenggorokan terasa gatal, diikuti dengan mata berair, bersin-bersin dan hidung meler.
obat semprot hidung natrium kromolin; efeknya hanya pada hidung dan tenggorokan bagian belakang.
diagnosa untuk menentukan serbuk penyebabnya maka dilakukan tes kulit.
dapat diatasi dengan antihistamin. antihistamin kadang disertai dekongestan ( pseudoefedrin atau fenilpropanolamin) pemakaian dekongestan pada pasien tekanan darah tinggi harus dalam pengawasan ,
SERUMEN
serumen atau kotoran pada liang telinga
disebabkan tumpukan kotoran pada liang telinga,
gejala nya tersumbat di telinga, pendengaran berkurang ,
pada pemeriksaan liang telinga ada ditemukan serumen lunak, keras atau padat menutupi liang telinga,
diagnosa dengan anamnesis dan pemeriksaan telinga,
jika serumen liat maka dikait dengan pengait serumen, jika tidak berhasil lakukan irigasi dengan syarat tidak ada perforasi membrana timpani,
jika serumen keras dan padat lunakkan terlebih dahulu dengan meneteskan karboliserin 10% selama 3 hari, kemudian keluarkan ,
jika serumen cair sedikit, bersihkan dengan kapas yang dililitkan ,
jika serumen lunak banyak dan tidak ada perforasi membran timpani, lakukan irigasi liang telinga dengan larutan permanganat 1/1000 jika ada perforasi membran timpani, maka tidak boleh dilakukan irigasi. bersihkan serumen dengan kapas ,
SINUSITIS
sinusitis yaitu peradangan pada sinus yang terjadi karena alergi atau infeksi virus, bakteri, kuman , jamur , sinusitis dapat terjadi pada salah satu dari keempat sinus,
sinusitis disebabkan ostium sinus tersumbat, atau rambut-rambut pembersih (ciliary) rusak sehingga sekresi mucus tertahan dalam rongga sinus yang memicu peradangan,
gejala yaitu sakit kepala saat bangun pada pagi hari. sinusitis akut dan kronik mempunyai gejala sama, yaitu nyeri tekan dan pembengkakan pada sinus yang terkena, namun ada gejala tertentu ,antaralain:
sinusitis maksilaris memicu nyeri pipi tepat di bawah mata, pusing ,sakit gigi ,
sinusitis frontalis memicu pusing di dahi,
sinusitis etmoidalis memicu pusing di dahi, nyeri di belakang dan diantara mata .
peradangan sinus etmoidalis memicu hidung tersumbat,nyeri bila pinggiran hidung ditekan, berkurangnya indera penciuman ,
sinusitis sfenoidalis memicu sakit telinga dan sakit leher,nyeri yang areanya tidak dipastikan bisa dirasakan di puncak kepala bagian depan ataupun belakang,
tidak enak badan,
demam, menandakan bahwa infeksi sudah menyebar ke luar sinus,
letih, lesu,
batuk, semakin memburuk pada malam hari,
hidung meler atau hidung tersumbat,
selaput lendir hidung tampak merah dan membengkak,
diagnosa berdasarkan pemeriksaan gejala-gejala, pemeriksaan foto rontgen sinus , dilakukan pemeriksaan CT scan untuk menentukan luas dan beratnya sinusitis,
pemeriksaan rontgen gigi untuk mengetahui adanya abses gigi ,pada sinusitis maksilaris,
untuk sinusitis kronik diberikan :
obat antibiotik dan dekongestan untuk mengurangi peradangan , obat semprot hidung yang mengandung steroid untuk mengatasi penyumbatan,
diberikan steroid per-oral (melalui mulut) jika parah,
untuk sinusitis akut diberikan:
obat dekongestan semprot hidung hanya boleh dipakai terbatas karena pemakaian waktu lama menyebabkan penyumbatan dan pembengkakan pada saluran hidung ,obat semprot hidung yang mengandung steroid untuk mengatasi penyumbatan,
obat dekongestan untuk mengurangi penyumbatan,
obat antibiotik untuk mengendalikan infeksi bakteri pada awal diberikan amoksisilin atau kotrimoksazol,
TONSILITIS
tonsil yaitu kelenjar getah bening di mulut bagian belakang di puncak tenggorokan yang normalnya mampu membantu pasien menyaring mikroorganisme yang masuk ke dalam hidung,
tonsilitis yaitu peradangan pada tonsil (amandel) yang menyerang segala umur,penyebab tonsilitis yaitu infeksi bakteri streptokokus atau infeksi virus,
faktor-faktor yang memicu kambuhnya tonsilitis antaralain:
rangsangan rokok, makanan ,cuaca, pengobatan tonsilitis kurang ,
tonsilitis kronik dapat dalam bentuk hipertrofi hiperplasia atau bentuk atrofi. pada anak, tonsilitas kronik disertai otitis media,pembengkakan kelenjar submandibularis adenoiditis, rinitis ,
pada pasien anak, tonsilitis akut memicu komplikasi. jika tonsilitis akut kambuh walaupun telah menjalani pengobatan maka kemungkinan terjadi tonsilitis kronik.
gejala pada tonsilitis kronik hipertrofi yaitu kripta lebar isi detritus tonsil membesar dengan permukaan tidak rata, tonsil melekat ke jaringan sekitarnya, pada bentuk atrofi, gejalanya tonsil kecil seperti terpendam dalam fosa tonsilaris. demam, tidak enak badan, muntah,
gejala tonsilitis yaitu sakit menelan, lesu tubuh, nyeri sendi, atalgia ,
suhu naik,tonsil bengkak, merah, dengan detritus berupa folikel atau membran. membran tonsil mungkin juga disebabkan oleh tonsilitis difteri,
pada saat menjalani pemeriksaan darah ditemukan leukositosis
diagnosa berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan , dilakukan pembiakan apus tenggorokan di laboratorium untuk mengetahui bakteri penyebabnya,tonsil membengkak dengan selaput putih tipis yang menempel di tonsil ,bercak-bercak perdarahan ada nanah maka membran ini dapat diangkat tanpa memicu perdarahan.
segera bawa kerumah sakit jika pasien memiliki
tonsilitis tidak sembuh setelah pemberian antibiotik,
tonsilitis bakteri rekuren (> 4x/tahun) apa pun tipe bakterinya,
komplikasi tonsilitis akut: abses peritonsiler, septikemia yang berasal dari tonsil
obstruksi saluran nafas yang disebabkan oleh tonsil yang bersentuhan satu sama lain , apneu saat tidur, gangguan oklusi gigi,
diberikan antibiotik per oral selama 10 hari bila penyebabnya adalah bakteri,
penundaan pemberian obat 1 – 3 hari tidak memicu komplikasi ,
antibiotik sedikit memperpendek durasi gejala dan mengurangi risiko demam rematik,
spray lidokain mengatasi nyeri faring,
pasien tidak menularkan penyakit setelah pemberian 1 hari antibiotik. jika dicurigai ada tonsilitis difteri, maka pasien harus diberi serum anti difteri (ADS), namun bila ada gejala sumbatan nafas, segera bawa ke rumah sakit.
obat Analgetik seperti parasetamol dan ibuprofen lebih efektif dibandingkan antibiotik dalam menghilangkan gejala,
bila anak kesulitan menelan bisa diberikan antibiotik dalam bentuk suntikan.
diberikan Penisilin V 1,5 juta IU 2 x sehari selama 5 hari atau 500 mg 3 x sehari.
atau diberikan obat eritromisin 500 mg 3 x sehari atau diberikan obat amoksisilin 500 mg
3 x sehari yang diberikan selama 5 hari. Dosis pada anak : eritromisin 40 mg/kg beratbadan / hari, amoksisilin 30 – 50 mg/kg beratbadan /hari.
cara legakan hidung tersumbat
hidung tersumbat yang kerap hinggap dihidung kita jangan cepat cepat minum obat ,sangat sangat merepotkan tidak hanya itu saja hidung tersumbat berakibat sulit dalam usaha kita bernapas,namun peneliti akhir akhir ini menemukan cara cara paling sederhana guna mengatasinya antaralain:- berkumur ,berkumur mampu melegakan hidung tersumbat dengan berkumur maka tenggorokan Anda akan basah dan mempercepat penyembuhan.- membasahi hidung dengan air bercampur garam yang berfungsimenghalau bakteri yang dapat mengakibatkan hidung tersumbat.- mengkonsumsi asupan air jahe asli panas mampu menghilangkan ingus di hidung anda,