Rabu, 06 April 2022

mental



Depresi
 depresi penyebab utama tindakan bunuh diri, depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, kelelahan, rasa putus asa dan tidak  berdaya,  depresi   sebagai salah satu bentuk gangguan kejiwaan pada alam perasaan yang ditandai dengan kemurungan, keleluasaan, ketiadaan gairah hidup, perasaan tidak berguna, putus asa   berupa serangan yang ditujukan pada diri sendiri atau perasaan marah yang mendalam ,  gangguan patologis ,mempunyai karakteristik  bermacam-macam perasaan, sikap dan kepercayaan kemungkinan pasien hidup menyendiri, pesimis, putus asa, ketidak berdayaan, harga diri rendah, bersalah, harapan yang negatif dan takut pada bahaya yang akan datang,  ciri-ciri kepribadian depresif antara lain;
merasa selalu gagal dalam usaha, pekerjaan ataupun penelitian, suka menarik diri, pemalu dan pendiam, lebih suka menyisihkan diri, tidak suka bergaul, pergaulan sosial amat terbatas.  menghindari hal-hal yang  tidak menyenangkan,  lebih senang berdamai untuk menghindari konflik ataupun konfrontasi, sulit mengambil keputusan. tidak agresif, sikap oposisinya dalam bentuk pasif-agresif, lebih suka menjaga jarak, menghindari keterlibatan dengan pasien, suka mencela, mengkritik, konvensional,  pemurung, sukar untuk bisa senang, sukar untuk merasa bahagia, pesimis  menghadapi masa depan, memandang diri rendah, mudah merasa bersalah dan berdosa, mudah mengalah, enggan bicara, mudah merasa haru, sedih  menangis, gerakan lamban, lemah, lesu, kurang energik  mengeluh sakit ini dan itu (gangguan-gangguan psikomatik), mudah tegang,agitatif, gelisah,  serba cemas, khawatir, takut, mudah tersinggung, tidak ada kepercayaan diri, merasa tidak mampu, merasa tidak berguna.
ciri-ciri kepribadian depresif itu  pada setiap diri pasien tidak harus sama ,
pasien baru dikatakan mengalami gangguan depresi manakala yang
bersangkutan mengalami gangguan di bidang fisik (somatik) maupun psikis
sedemikian rupa sehingga menggangu fungsi dalam kehidupannya sehari-hari.
terapi depresi
ada beberapa   terapi depresi antara lain;
1.  terapi psikologik (psikoterapi/konseling)
psikoterapi ini banyak macam ragamnya tergantung dari kebutuhan baik
pasienal maupun keluarga, contohnya; psikoterapi perbuatan (memulihkan gangguan perbuatan untuk berpenyesuaian) ,psikoterapi keluarga (
memperbaiki hubungan kekeluargaan),psikoterapi suportif( memberikan
motivasi), psikoterapi re-edukatif (pendidikan ulang), psikoterapi re-konstruktif
(rekontruksi kepribadian), psikoterapi kognitif (memulihkan fungsi kognitif
pasien), psikoterapi psiko-dinamik (menganalisa dan menguraikan proses
dinamika kejiwaan pasien),
2.  terapi perbuatan( psikososial)
 untuk memulihkan kembali kemampuan penyesuaian agar  dapat kembali berfungsi secara wajar dalam kehidupan seharihari baik di rumah, di sekolah, di tempat kerja, maupun dilingkungan pergaulan sosialnya. untuk mencapai hal itu di atas hendaknya  melakukan perubahan-perubahan kebiasaan (gaya hidup) yang tidak  sehat.
3.  terapi religi (agama).
4.  terapi psikofarmaka
 yaitu pengobatan dengan memakai obat-obatan (farmaka) yang berkhasiat memulihkan fungsi gangguan neuro-transmitter di susunan saraf pusat otak. terapi psikofarmaka yang banyak dipakai oleh para dokter (psikiater) yaitu obat anti cemas (anxiolytic) dan obat anti depresi,
5.  terapi somatik;
 gejala atau gangguan fisik (somatik) sebagai gejala ikutan atau akibat dari stress,
kecemasan dan depresi yang berkepanjangan. untuk melenyapkan gangguan gangguan somatik (fisik) itu dapat diberikan obat- obatan yang ditujukan kepada
organ badan yang bersangkutan,
3. kecemasan
tiap manusia pasti mempunyai rasa cemas. rasa cemas ini umumnya
terjadi pada saat adanya kejadian atau peristiwa tertentu, maupun dalam
menghadapi suatu hal. misalkan, pasien merasa cemas, ketika tampil
dihadapan banyak pasien atau ketika sebelum ujian berlangsung, , kecemasan yang dimiliki pasien seperti diatas yaitu wajar. dan bahkan kecemasan ini perlu dimiliki oleh manusia. akan namun kecemasan berubah menjadi tidak wajar ketika kecemasan yang ada dalam diri pasien menjadi berlebihan atau melebihi dari kapasitas umumnya.  yang mengalami gangguan seperti ini bisa dikatakan mengalami  anxiety disorder (gangguan kecemasan) yaitu ketakutan yang berlebihan dan  sifatnya tidak rasional. pasien dikatakan menderita anxiety disorder  bila kecemasan atau anxietas ini mengganggu aktivitas dalam kehidupan dari diri pasien  itu. salah satunya terganggunya fungsi sosial dalam diri pasien . contohnya, kecemasan yang berlebihan ini menghambat diri pasien
untuk menjalin hubungan akrab antar pasien  maupun kelompoknya,
kecemasan sebagai pengalaman psikis yang biasa dan wajar, yang selalu
sering pernah dialami oleh setiap pasien dalam rangka  untuk
mengatasi masalah yang dihadapi , penyebabnya  tidak diketahui ,intensitas kecemasan dibedakan dari kecemasan tingkat ringan sampai tingkat berat,
meneliti  rentang respon kecemasan kedalam 4  tingkatan yaitu  kecemasan ringan, kecemasan  sedang, kecemasan  berat dan kecemasan panik,
pasien akan menderita gangguan cemas jika   tidak mampu mengatasi stresor psikososial,  tipe kepribadian pencemas antara lain :
gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan; gangguan konsentrasi dan daya ingat; takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak pasien; cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah tersinggung; merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut;
bimbang,cemas, khawatir, tidak tenang, ragu , memandang masa depan dengan  khawatir,  kurang percaya diri, gugup bila tampil di muka umum , sering merasa
tidak bersalah, menyalahkan pasien lain; tidak mudah mengalah, suka
”ngotot”; gerakan sering serba salah, tidak tenang bila duduk, gelisah,
seringkali mengeluh ini dan itu (gangguan-gangguan somatik), khawatir berlebihan
pada penyakit; mudah tersinggung, suka membesar-besarkan masalah
yang kecil (dramatisasi); dalam mengambil keputusan sering diliputi rasa
bimbang dan ragu; bila mengemukakan sesuatu atau bertanya seringkali
diulang-ulang; kalau sedang emosi sering kali bertindak histeris.
gejala-gejala fisiknya yaitu  :  sering buang air seni, diare, rasa tidak enak di ulu hati, kerongkongan tersumbat, muka merah atau pucat, denyut nadi dan nafas yang cepat waktu  istirahat.gemetar, tegang, nyeri  otot, letih, tidak dapat santai, kelopak mata bergetar, kening berkerut, muka tegang, gelisah, tidak dapat diam, mudah kaget, berkeringat berlebihan, jantung berdebar-debar, rasa dingin, telapak tangan/kaki basah, mulut kering, pusing, kepala terasa ringan, kesemutan, rasa mual, rasa aliran panas atau dingin,
gangguan-gangguan somatik, contohnya  gangguan perkemihan, sakit kepala ,rasa
sakit pada otot dan tulang, pendengaran berdenging (tinitus), berdebar-debar,
sesak nafas, gangguan pencernaan,
Tipe-Tipe Gangguan Kecemasan,antaralain :
1. Fobia
fobia yaitu ketakutan yang berlebihan yang dipicu oleh benda, binatang ataupun peristiwa tertentu,  umumnya tidak rasional, dan  timbul akibat peristiwa traumatik yang pernah dialami , fobia juga merupakan penolakan berdasar ketakutan pada benda atau situasi yang dihadapi, yang sebetulnya tidak berbahaya dan penderita mengakui kemungkinan ketakutan itu tidak ada dasarnya. ada beberapa macam fobia yaitu :
1.fobia sosial yaitu ketakutan berlebih pada kerumunan atau tempat
umum. ketakutan ini dipicu akibat adanya pengalaman yang traumatik
bagi pasien pada saat ada dalam kerumunan atau tempat umum. contohnya
dipermalukan didepan umum,
2.fobia khusus yaitu ketakutan berlebih yang dipicu oleh benda,
atau peristiwa traumatik tertentu, contohnya: ketakutan pada
tempat tertutup (agorafobia), fobia pada kancing baju, ketakutan pada kucing
(ailurfobia), ketakutan pada ketinggian (acrofobia),
2. Obsesif Kompulsif
Obsesif  yaitu  pemikiran yang berulang dan terus-menerus. sedang kompulsif yaitu  pelaksanaan dari pemikirannya itu. perbuatan ini merupakan ritual
pembebasan dari dosa pada pasien itu. dengan mencuci tangan ia
berharap bisa membersihkan dari dosa yang telah ia perbuat. obsesif kompulsif
ini umumnya cenderung pada perbuatan bersih-bersih. perbuatan seperti ini
sebenarnya banyak terjadi pada lingkungan pasien namun, pasien kadang malah
menganggap perbuatan ini wajar.
3. Post Traumatik-Stress Disorder (PTSD/ Gangguan Stress Pasca Trauma)
PTSD merupakan kecemasan akibat peristiwa traumatik yang umumnya
dialami oleh veteran perang atau pasien-pasien yang mengalami bencana alam
PTSD biasnya timbul beberapa tahun setelah kejadian dan umumnya diawali
dengan ASD, jika lebih dari 6 bulan maka pasien itu dapat
mengembangkan PTSD. Simtom dan penelitian:
Akibat kejadian traumatik atau bencana yang tingkatnya sangat buruk:
perkosaan, peperangan, bencana alam, ancaman yang serius pada pasien
yang sangat dicintai, melihat pasien lain disakiti atau dibunuh. Akan berakibat
tidak dapat konsentrasi, mengingat, tidak dapat santai, impulsif, mudah
terkejut, gangguan tidur, cemas, depresi, mati rasa; hal-hal yang
menyenangkan tidak menarik lagi, ada perasaan asing pada pasien-lain dan
yang lampau. Kalau trauma dialami bersama pasien lain, dan yang lain mati:
ada rasa bersalah, sering terjadi mimpi buruk atau gangguan tidur.
Gangguan pasca trauma dapat akut, kronis atau lambat, trauma akibat
pasien, perang, serangan fisik atau penganiayaan berlangsung lebih lama
dibandingkan trauma setelah bencana alam. Simtom memburuk jika dihadapkan kepada situasi yang mirip. Dapat terjadi pada anak dan pasien dewasa. Simtom pada anak: mimpi tentang monster atau perubahan tingkah laku: ramai → pendiam Riwayat psikopatologi pada keluarga memegang peranan Perlakuan Dapat melalui terapi kelompok. Dengan cara ini penderita mendapatkan.support dari teman-temannya.
4. GAD (Generalized Anxiety Desease: Gangguan Kecemasan
Tergeneralisasikan)
Tanda-tanda; kecemasan kronis terus menerus rnencakup situasi hidup
(cemas akan terjadi kecelakaan, kesulitan finansial). Ada gangguan somatik:
dingin, tangan basah, mulut kering, tenggorokan terasa tersumbat, sesak nafas, hiperaktivitas sistem saraf otonomik. berpeluh, merasa panas, jantung berdetak keras, perut tidak enak, diare,  sering buang air kecil,
 Merasa ada gangguan otot: Cemas akan terjadinya bahaya, cemas kehilangan kontrol, cemas akan mendapatkan.serangan jantung, cemas akan mati. .Sering penderita tidak sabar, mudah marah, tidak dapat tidur, tidak dapat konsentrasi,ketegangan atau rasa sakit pada otot terutama pada leher dan bahu, pelupuk mata berkedip terus, bcrgetar, mudah lelah, tidak mampu untuk.santai, mudah terkejut, gelisah, sering berkeluh.
5. Gangguan Panik
tanda-tanda: ketakutan,depersonalisasi dan  derealisasi: perasaan ada di luar badan, merasa dunia tidak nyata,  kehilangan kendali , ketakutan menjadi gila, takut akan mati.sekonyong-sekonyong sesak nafas, detak jantung keras,
sakit di dada, merasa tercekik, pusing, berpeluh, bergetar, ketakutan yang
sangat akan teror, ketakutan akan ada hukuman,  terjadinya: sering,  sekali seminggu atau lebih sering. beberapa menit. dihubungkan dengan situasi khusus, contohnya mengendarai mobil,
terapi gangguan kecemasan,antaralain :
1.terapi   biologis.
 umumnya memakai variasi obat-obatan untuk  mengobati gangguan kecemasan. diantaranya golongan benzodiazepine valium dan xanax (alprazolam).  benzodiazepine mempunyai efek menenangkan, namun dapat mengakibatkan depensi fisik. obat antidepresi mempunyai efek antikecemasan dan antipanik  antidepresi,
2.terapi  belajar efektifitas
beberapa macam model terapi dalam terapi  belajar, diantaranya :
a.terapi kognitif terapi yang dilakukan yaitu melalui terapi terapi
perbuatan rasional-emotif, terapi kognitif menunjukkan kepada pasien dengan
fobia sosial kemungkinan kebutuhan-kebutuhan irrasional untuk penerimaan penerimaan sosial dan perfeksionisme melahirkan kecemasan yang tidak perlu
dalam interaksi sosial, melenyapkan kebutuhan berlebih dalam penerimaan sosial. terapi kognitif  mengoreksi keyakinan  yang disfungsional. contohnya, pasien dengan fobia sosial mungkin berpikir kemungkinan tidak ada pasienpun dalam suatu pesta yang ingin bercakap-cakap dengannya dan kemungkinan mereka akhirnya akan kesepian dan terisolasi , terapi kognitif membantu   untuk mengenali kesalahan  logis dalam pikiran mereka dan membantu
mereka untuk melihat situasi secara rasional, restrukturisasi kognitif, suatu proses dimana terapis membantu pasien   mencari pikiran-pikiran dan mencari alternatif rasional sehingga mereka bisa  menghadapi situasi pembangkit kecemasan,
b.terapi kognitif behavioral (CBT) terapi ini memadukan tehnik-tehnik
pemaparan dan tehnik-tehnik kognitif seperti restrukturisasi
kognitif.  terapi ini mengatasi  gangguan obsesif kompulsif ,gangguan panik, fobia sosial, gangguan stres pasca trauma, gangguan kecemasan menyeluruh,
pada fobia sosial, terapis  membimbing pasien  selama percobaan pada pemaparan dan secara bertahap menarik diri   sehingga pasien  mampu menghadapi sendiri situasi itu,
c. pemaparan gradual metode ini membantu mengatasi fobia ataupun
kecemasan melalui terapi setapak demi setapak dari pemaparan aktual
pada stimulus fobik cara menanggulangi ataupun cara membantu memperkecil
kecemasan:
d. rekonstruksi pikiran yaitu membantu pasien untuk berpikir secara logi
apa yang terjadi sebenarnya,  dipakai pada pasien psikolog pada penderita fobia.
e.flooding yaitu pasien dibantu dengan memberikan stimulus yang paling
memicunya takut dan  memaksa pasien yang menderita anxiety untuk menghadapinya sendiri,
3.terapi  psikodinamika
dari perspektif psikodinamika, kecemasan merefleksikan energi yang
dilekatkan kepada konflik-konflik tak sadar dan usaha ego untuk
membiarkannya tetap terepresi. psikopenelitian tradisional menyadarkan kemungkinan kecemasan klien merupakan simbolisasi dari konflik dalam diri mereka.
dengan adanya simbolisasi ini ego dapat dibebaskan dari menghabiskan energi
untuk melakukan represi. dengan demikian ego dapat memberi perhatian lebih
pada tugas-tugas yang lebih kreatif dan memberi peningkatan. begitu juga
dengan yang modern, akan namun yang modern lebih menjajaki sumber
kecemasan yang berasal dari keadaaan hubungan sekarang dibandingkan
hubungan masa lampau. selain itu mereka mendorong klien untuk
mengembangkan tingkah laku yang lebih adaptif.
4.terapi   humanistik
para tokoh humanistik percaya kemungkinan kecemasan itu berasal dari represi
sosial diri  yang sesungguhnya. kecemasan terjadi bila ketidaksadaran
antara inner self pasien yang sesungguhnya dan kedok sosialnya mendekat
ke taraf kesadaran. oleh sebab itu terapis-terapis humanistik bertujuan
membantu pasien untuk memahami dan mengekspresikan bakat-bakat dan
perasaan-perasaan mereka yang sesungguhnya.  akibatnya, klien
menjadi bebas untuk menemukan dan menerima diri mereka yang
sesunggguhnya dan tidak bereaksi dengan kecemasan bila perasaan-perasaan
mereka yang sesungguhnya dan kebutuhan-kebutuhan mereka mulai timbul
ke permukaan,
4. gangguan kepribadian
 kemungkinan  gejala-gejala neurosa  dan  gejala-gejala gangguan kepribadian (psikopatia)  hampir sama pada pasien pasien dengan intelegensi tinggi ataupun rendah,   gangguan intelegensi dan  gangguan kepribadian neurose
tidak  berkorelasi. klasifikasi gangguan kepribadian ,antaralain :  kepribadian inadequat, kepribadian pasif agresif, kepribadian paranoid, kepribadian afektif atau  siklotemik, kepribadian skizoid, kepribadian axplosif, kepribadian
antisosial, kepribadian anankastik atau obsesif-konpulsif, kepridian histerik, kepribadian astenik,
 narsisme berasal dari kata narcissus, nama pasien pemuda tampan dalam mitos yunani kuno,  suatu hari narcissus menangkap citra wajahnya pada
permukaan air yang tenang di hutan, dan sontak ia jatuh cinta pada diri
sendiri,  selanjutnya ia putus asa karena tidak mampu memenuhi apa yang
sangat diinginkannya; ia bunuh diri dengan sebilah belati. dari tetesan
darahnya yang jatuh di dekat air, tumbuhlah bunga yang sampai sekarang
dikenal dengan nama narcissus, adanya  kesulitan besar  bila  terlalu mengagumi  diri sendiri. kekaguman pada diri sendiri yang berlebihan memicu pasien selalu   mencari perhatian dan pujian, dan tidak peka pada perasaan dan
kebutuhan pasien lain,
gangguan kepribadian yaitu pola-pola perbuatan  kronis, yang  sepenuhnya tidak merasakan gangguan , ciri  gangguan kepribadian antara lain yaitu
kepribadian menjadi tidak fleksibel, tidak wajar atau tidak dewasa dalam
menghadapi stres ,  tidak kehilangan  realitas , tidak menunjukkan kekacauan perbuatan yang mencolok seperti pada penderita narsistik, ini  dialami oleh  dan dapat berlangsung sepanjang hidup , gangguan kepribadian narsissistik   atau
cinta pada diri sendiri digambarkan sebagai pasien yang memiliki rasa
kepentingan diri yang melambung  dan dipenuhi khayalan khayalan sukses bahkan saat prestasi mereka biasa saja, jatuh cinta pada dirinya sendiri karena merasa mempunyai diri yang unik, selalu mencari pujian  dan perhatian,
beranggapan kemungkinan dirinya spesial ,sangat sulit  menerima kritik dari pasien lain. mereka selalu ingin mengerjakan sesuatu sesuai dengan cara yang sudah mereka tentukan , pasien dengan kepribadian narsistik  dapat mengorganisasi pikiran dan tindakan mereka dengan lebih baik,  cenderung lebih berhasil dalam
karier mereka dan lebih bisa meraih posisi dengan status tinggi dan
kekuasaan,
b. ciri-ciri gangguan  menurut DSM-IV (diagnostic and statistical manual of mental disorders –fourth edition) pasien dapat dianggap mengalami gangguan kepribadian narsissistik jika ia sekurang-kurangnya memiliki  ciri  kepribadian ,antaralain :
eksploitatif secara interpersonal  mengambil keuntungan dari pasien lain demi kepentingan diri sendiri, perbuatan congkak/ sombong, sangat ingin dikagumi , kurang empati ,merasa layak memperoleh keistimewaan,  angkuh dan sensitif pada kritik, kepercayaan diri yang semu,yakin kemungkinan dirinya khusus, unik dan dapat dimengerti hanya oleh atau harus dengan pasien atau institusi yang khusus atau memiliki status tinggi,  merasa diri paling hebat,seringkali memiliki rasa iri pada pasien lain atau menganggap kemungkinan pasien lain iri kepadanya ,fantasi kesuksesan  kepintaran, merasa dirinya sangat penting dan ingin dikenal oleh pasien lain,merasa diri unik dan istimewa,suka dipuji dan jika perlu memuji diri sendiri,kecanduan difoto atau di shooting,suka berlama lama di depan cermin,kebanggan berlebih, sulit membina hubungan interpersonal, penolakan dari pasien lain,
kehilangan sesuatu atau masalah dalam pekerjaan. kesulitan lainnya yaitu
mereka ternyata tidak mampu mengatasi stress mereka rasakan dengan baik.
gangguan kepribadian narsistik merupakan gangguan yang kronis dan sulit
untuk mendapatkan perawatan. mereka umumnya tidak dapat menerima
kenyataan kemungkinan usia mereka sudah lanjut, mereka tetap menghargai
kecantikan, kekuatan, dan usia muda secara tidak wajar. oleh karena itu,
mereka lebih sulit untuk melewati krisis pada usia senja ketimbang pasien
lain pada umumnya.
pada penderita narsisme ada  hubungan erat antara kebutuhan
narsistik dengan kemarahan, bila kebutuhan itu tidak terpuaskan maka akan
timbul reaksi tidak setuju dan marah ketika gagal mendapatkan sesuatu yang
pasien inginkan. kebutuhan dan tuntutannya atas pasien lain lebih kuat dan lebih sering dibanding pasien dewasa yang berkepribadian matang. akibat adanya
perasaan lemah, ketidakberdayaan, dan ketidakmampuan yang dialami seringnya terjadi ketidakpuasan  kekecewaan  ia mulai berharap,
seringkali mencari, menyeberang ke pasien lain, dan makin kuat sensitivitasnya
pada penolakan sehingga reaksi-reaksi kemarahannya sangat kuat. ini
bertentangan dengan harapannya untuk menjadi pasien yang baik dan
mencintai, sehingga menambah perasaan ketidakcakapan, ketidakberdayaan,
dan rasa bersalah, penderita narsisme  menderita kesulitan emosional, bila dihadapkan pada  kematian pasien tempat dirinya bergantung dalam memenuhi kebutuhan  narsistiknya,
c. metode penanganan
yaitu dengan  tidak mengikuti dorongan emosi atau dorongan bertindak yang diarahkan oleh narsisme, harus mulai belajar  membiasakan diri mengamati masalah dari perspektif pasien lain,  semua pasien tidak suka melihat kesombongan di  dalam diri pasien lain, tidak ada pasien yang bisa menerima dengan  ikhlas bila kesombongannya dikoreksi pasien lain,  pasien melihat pasien lain sebagai makhluk yang piunya kelebihan dan mempunyai sesuatu materi yang bisa pasien bagikan untuk memperbaiki diri,  belajar hidup sederhana. sederhana disini  berati  berpura-pura miskin, menghindari kefoya-foyaan atau berlebih lebihan , pasien yang belum atau tidak kaya  menghindari timbulnya nafsu untuk mendapatkan kekayaan ,
5. Gangguan Mental Organik
merupakan gangguan jiwa yang psikotik atau non-psikotik yang dipicu oleh gangguan fungsi jaringan otak , gangguan fungsi jaringan otak ini dapat dipicu oleh penyakit fisik  yang  mengenai otak ,  bila bagian otak yang terganggu itu luas , maka gangguan dasar mengenai fungsi mental sama saja, tidak tergantung pada penyakit yang memicunya bila hanya bagian otak
dengan fungsi tertentu saja yang terganggu, maka lokasi inilah yang
menentukan gejala dan sindroma, bukan penyakit yang memicunya.
pembagian menjadi psikotik dan tidak psikotik lebih menunjukkan kepada
berat gangguan otak pada suatu penyakit tertentu dibandingkan pembagian akut dan menahun,
gangguan otak organik yaitu  gangguan dimana ada  suatu patologi yang dapat diteliti  contohnya intoksifikasi obat ,   tumor otak. penyakit
cerebrovaskuler,  sedang gangguan fungsional yaitu gangguan otak dimana tidak ada dasar organik yang dapat diterima  contohnya skizofrenia. depresi  bidang neurologi   dihubungkan dengan pengobatan gangguan yang dinamakan  organik dan psikiatri dihubungkan dengan pengobatan gangguan  fungsional,
gangguan mental organik dinamakan  sebagai   gangguan mental ,delirium, demensia, gangguan amnestik gangguan kognitif lain,
 gangguan mental organik meliputi   gangguan jiwa yang dikelompokkan atas dasar penyebab yang lama dan dapat dibuktikan adanya penyakit, cedera atau ruda paksa otak, yang berakibat disfungsi otak,
Disfungsi ini dapat primer seperti pada penyakit, cedera, dan ruda paksa yang
langsung atau diduga mengenai otak, atau sekunder, seperti pada gangguan
dan penyakit sistemik yang menyerang otak sebagai salah satu dari beberapa
organ atau sistem badan,
Sindrom Otak Organik dipakai untuk menyatakan sindrom
(gejala) psikologik atau perbuatan tanpa kaitan dengan etiologi. Gangguan
Mental Organik dipakai untuk Sindrom Otak Organik yang etiolognnya (diduga)
jelas Sindrom Otak Organik dikatakan akut atau menahun berdasar dapat
atau tidak dapat kembalinya , gangguan jaringan otak atau
Sindrom Otak Organik itu dan akan berdasar penyebabnya, permulaan
gejala atau lamanya penyakit yang memicunya. Gejala utama Sindrom
Otak Organik akut yaitu kesadaran yang menurun (delirium )dan sesudahnya
ada  amnesia, pada Sindrom Otak Organik menahun (kronik) yaitu
demensia,

klasifikasi gangguan mental organik ,antaralain :
1. gangguan amnestik,
gangguan amnestik yang tidak ditentukan ( YTT ),gangguan amnestik karena keadaan medis umum, gangguan amnestik menetap akibat zat,
2. gangguan kognitif yang tidak ditentukan,
3.. delirium,
delirium yang tidak ditentukan (YTT),delirium karena keadaan medis umum,delirium akibat zat,
4.demensia,
demensia karena penyakit huntington,demensia karena penyakit pick,
demensia karena penyakit creutzfeldt – jakob,demensia menetap akibat zat,demensia karena penyebab multipel, demensia yang tidak ditentukan (YTT),
 demensia tipe alzheimer, demensia vaskular, demensia karena keadaan umum, demensia karena penyakit HIV, demensia karena penyakit trauma kepala, demensia karena penyakit parkinson,
klasifikasi gangguan mental organik ,antaralain:
1. gangguan mental lainnya akibat kerusakan dan disfungsi otak dan penyakit
fisik,gangguan afektif organik campuran, gangguan anxietas organik,
 gangguan disosiatif organik,gangguan astenik organik, gangguan kopnitif ringan,gangguan mental akibat kerusakan dan disfungsi otak dan penyakit
fisik lain YDT,gangguan mental akibat kerusakan dan disfungsi otak dan
penyakit fisik YTT,halusinosis organik, gangguan katatonik organik,
gangguan waham organik (lir-skizofrenia),gangguan suasana perasaan (mood, afektif) organik, gangguan manik organik,gangguan bipolar organik,
gangguan depresif organik,
2. gangguan keperibadian dan tingkahlaku akibat penyakit, kerusakan dan fungsi otak,gangguan kepribadian dan perbuatan organik akibat penyakit,
kerusakan dan disfungsi otak YTT, gangguan mental organik atau simtomatik YTT81,gangguan keperibadian organik,sindrom pasca-ensefalitis,
sindrom pasca-kontusio, gangguan kepribadian dan perbuatan organik akibat penyakit kerusakan dan disfungsi otak lainnya,
3. demensia pada penyakit alzheimer
demensia pada penyakit alzheimer, tipe tak khas atau tipe campuran,
 demensia pada penyakit alzheimer yang tidak tergolongkan ( YTT),
 demensia pada penyakit alzheimer dengan onset dini,
demensia pada penvakit alzheimer dengan onset lambat,
4. demensia vaskular,
demensia multi-infark,demensia vaskular subkortikal,demensia vaskular campuran kortikal dan subkortikal,demensia vaskular lainnya,
demensia vaskular YTT, demensia vaskular onset akut,
5.demensia pada penyakit lain yang diklasifikasikan di tempat lain (YDK)
demensia pada penyakit human immunodeciency virus (HIV),demensia pada penyakit lain yang ditentukan (YDT) dan YDK,demensia pada penyakit pick,
demensia pada penyakit creutzfeldt – jakob,demensia pada penyakit huntington,demensia pada penyakit parkinson,
6.demensia YTT.
karakter kelima dapat dipakai untuk menentukan  semua demensia ,yaitu :
tanpa gejala tambahan,delirium, bertumpang tindih dengan demensia,delirium lainya.,delirium YTT.,sindrom amnestik organik bukan akibat alkohol dan zat psikoaktif lainnya,delirium bukan akibat alkohol dan psikoaktif lain nya, delirium, tak bertumpang tindih dengan demensia,gejala lain, terutama waham,
gejala lain, terutama halusinasi,gejala lain, terutama depresi, gejala campuran lain,
klasifikasi gangguan mental organik   ,antaralain :  
sindrom otak organik karena defisiensi vitamin, gangguan  metabolisme dan intoksikasi,demensia presenilis, demensia paralitika, sindrom otak organik karena epilepsi, sindrom otak organik karena tumor intra kranial,
demensia dan delirium, sindrom otak organik karena rudapaksa kepala,
aterosklerosis otak,.demensia senilis,
delirium  hilang bila penyakit fisik yang memicunya sudah sembuh, mungkin sampai kira-kira 1 bulan sesudahnya. jika dipicu oleh proses langsung menyerang otak, bila proses itu sembuh, maka gejala gejalanya tergantung pada besarnya kerusakan yang ditinggalkan  gejala neurologik/gangguan mental dengan gejala utama gangguan intelegensi, prognosa tergantung pada dapat atau tidak dapat kembalinya penyakit yang memicunya dan kemampuan otak untuk menahan pengaruh penyakit itu ,  delirium timbul tiba-tiba dalam beberapa jam atau hari  faktor penyebabnya telah dapat diketahui dan dihilangkan, walaupun delirium   terjadi mendadak, gejala-gejala   mungkin telah terjadi  beberapa hari sebelumnya,
pasien delirium yang berhubungan dengan sindrom putus obat merupakan jenis hiperaktif yang dapat dikaitkan dengan tanda-tanda otonom, seperti orientasi waktu seringkali hilang, sedang orientasi tempat dan pasien mungkin terganggu pada kasus yang berat,flushing, berkeringat, takikardi, dilatasi
pupil, nausca, mundan dan hipertermi. gejala  pada penyakit delirium yaitu kesadaran yang menurun, penderita tidak mampu mengenalpasien dan berkomunikasi dengan baik, ada yang bingung atau cemas, gelisah dan panik,  berhalusinasi , berbicara komat-kamit dan inkoherent,marah,
mengamuk dan ketakutan yang tidak beralasan, pasien selalu mengalami
gangguan tidur sehingga tampak mengamuk sepanjang hari dan tertidur
dimana saja , pembicaraan yang bertele-tele, tidak relevan dan inkoheren. fungsi kognitif lain yang mungkin terganggu yaitu daya ingat dan fungsi kognitif umum, pasien mungkin tidak mampu membedakan rangsang sensorik dan
mengintegrasikannya sehingga sering merasa terganggu dengan rangsang
yang tidak sesuai atau timbul agitasi,
cara   menangani gangguan mental organik ,antara lain;
1. terapi medis pada gangguan mental
gangguan mental  dipicu oleh faktor natural dan dapat dijelaskan secara ilmiah  setiap terjadi perbuatan yang patologis merupakan penyakit susunan saraf , emil kraepelin (1855 – 1926)  mendaftar gejala-gejala yang tampak dari disfungsi mental, kemudian mengklasifikasikan pasien berdasar pola simtom dan mengidentifikasi dan mengklasifikasikan penyakit mental.
kraepelin melabel 2 penyakit mental parah yang paling umum yaitu
dementia praecox ( skizofrenia, dari istilah eugen bleuler) dan manic-depressive psychosis,
2. terapi psikologis pada gangguan mental
 pengobatan dilakukan dengan beberapa cara yaitu
psikofarmakoterapi (penggunaan obat-obatan yang berhubungan dengan psikologi), pengobatan somatis (berorientasi pada organ badan yang mengalami gangguan) dan  pengobatan secara psikologis (psikoterapi dan
sosioterapi)
pada kasus tahap awal,  pengobatan hanya ditujukan kepada
faktor somatis (fisik).  ini dapat memicu penyakit timbul kembali , kemungkinan  penyakitnya  akan memperparah kelainan
psikosomatiknya sendiri.   agak sulit untuk
membedakannya dengan gangguan psikosomatis sehingga baru dapat
dibedakan bila kejadiannya telah berulang,
 diberikan  psikofarmaka   obat-obat yang biasa dipakai dalam bidang psikologi  karena.mungkin gangguan psikologis yang diderita berhubungan dengan keadaan .kimiawi di otak yang mengalami ketidakseimbangan,
terapi psikofarmaka  mengobati  pikiran  yang mengalami gangguan akibat perubahan zat kimia ,
 golongan obat psikofarmaka yang banyak dipergunakan yaitu obat penenang,antidepresan,obat tidur,   penggunaan jenis obat ini perlu pengawasan  ketat karena  memicu efek samping seperti ketergantungan ,  mudah marah, gelisah ,keracunan obat, depresi , dan ansietas bila obat dihentikan kehilangan sifat menahan diri, gangguan paru-paru, gangguan psikomotoris ,
 hipnotis  suatu metode  dalam treatment psikologis, terutama psikoanalisa
yang biasa memakai asosiasi bebas dan interpretasi mimpi untuk
mengeksplorasi alam bawah sadar,selain hipnotis, metode lain yang dipakai untuk melakukan terapi   pada gangguan mental yaitu katarsis yang dikenalkan oleh josef breuer dan kemudian dikembangkan oleh sigmund freud,
 penyakit  psychological functioning,  dipicu oleh faktor-faktor psikologis,
orientasi psikogenik timbul pada penelitian tentang histeria, yaitu suatu
keadaan neurotis yang sering ditandai dengan gejala fisik seperti, emosi yang tidak menentu, kehilangan memori, pada abad 18 dan 19, di eropa banyak dijumpai subjek yang mengalami simtom histeria itu.
katarsis yaitu suatu metode terapeutik dimana pasien diminta untuk
mengingat kembali dan melepaskan emosi yang tidak menyenangkan,
mengalami kembali ketegangan dan ketidakbahagiaannya dengan tujuan
untuk melepaskan dari penderitaan emosional,
 freud,mesmer, charcot, breuer mengembangkan metode hipnotis
dan katarsis. hal itu menunjukkan adanya orientasi psikogenik pada
gangguan mental,
6. gangguan psikosomatik
gangguan psikosomatik   atau  gangguan psikofisiologik  disamakan dengan  neurosa organ. karena  hanya fungsi faaliah  yang terganggu,  gangguan psikosomatis yaitu faktor psikologis yang  mempengaruhi keadaan medis pasien. faktor psikologis itu  berupa  gejala gangguan mental, gejala gangguan psikologis,  dalam diagnostic and statistic manual of mental
disorders edisi ke empat (DSM IV) istilah psikosomatis telah digantikan dengan
kategori diagnostik faktor psikologis yang mempengaruhi keadaan medis.
 psikosomatis yaitu usaha untuk mempelajari interelasi faktor-faktor psikologis dan faktor-faktor fisis semua faal jasmani dalam keadaan wajar maupun tidak wajar.
 beberapa penyebab  gangguan psikosomatis ,antaralain:
1. bermacam macam fisiologis
faktor hormonal dapat menjadi mediator antara stres dan penyakit, dan
bermacam macam lainnya yaitu kerja monosit sistem kekebalan. mediator antara stres yang didasari secara kognitif dan penyakit mungkin hormonal, seperti pada.sindroma penyesuaian umum hans selye, dimana hidrokortison yaitu
mediatornya, mediator mungkin mengubah fungsi sumbu hipofisis anterior
hipotalamus adrenal dan penciutan limfoit. dalam rantai hormonal, hormon
dilepaskan dari hipotalamus dan menuju hipofisis anterior, dimana hormon
tropik berinteraksi secara langsung atau melepaskan hormon dari kelenjar
endokrin lain. bermacam macam penyebab lainnya mungkin yaitu kerja monosit sistem kekebalan. monosit berinteraksi dengan neuropeptida otak, yang berperan  sebagai pembawa pesan (messager) antara sel-sel otak. jadi, imunitas dapat mempengaruhi keadaan psikis dan mood,proses emosi ada  di otak dan disalurkan melalui susunan saraf otonom vegetatif ke alat-alat viseral yang banyak dipersarafi oleh saraf-saraf otonom vegetatif itu, seperti traktus sistem endokrin ,urogenital, kardiovascular, traktus digestifus,
respiratorius,
2.stres umum
3.stres khusus lawan non khusus
yaitu  kepribadian khusus atau konflik bawah sadar yang memicu
ketidakseimbangan homeostatis yang berperan dalam perkembangan
gangguan psikosomatis. pasien  memiliki.kemauan keras dan agresif yang cenderung mengalami oklusi miokardium,
 kriteria klinis penyakit psikosomatis terdiri atas kriteria yang
negatif dan kriteria yang positif,antaralain :
1. kriteria positif  yang  ada.
faktor predisposisi dapat berupa faktor fisik  atau  somatik, biologi, stigmata
neurotik, dapat pula faktor psikis dan sosiokultural. kriteria-kriteria ini tidak
perlu semuanya ada namun bila ada satu atau lebih, presumtif, indikatif untuk
penyakit psikosomatis
adanya vegetatif imbalance ketidakseimbangan susunan saraf otonom,
gangguan-gangguan  stress sepanjang kehidupan   berkaitan dengan emosi tertentu, yang  berganti-ganti dari satu sistem ke sistem lain, yang dinamakan shifting phenomen atau alternasi, adanya faktor pemicu  (faktor presipitasi) proksimal dari gangguan gangguannya,  adanya faktor predisposisi yang dicari dari anamnesis longitudinal. yang memicu pasien rentan pada faktor presipitasi itu,
2.kriteria yang positif  yang  tidak ada.
a. tidak didapatkan kelainan psikiatri. tidak ada gejala-gejala psikotik yaitu
tidak ada disintegrasi kepribadian, tidak ada distorsi realitas. masih mengakui
kemungkinan dia sakit, masih mau aktif berobat
b. tidak ada  kelainan-kelainan organik pada pemeriksaan yang teliti
sekalipun, walaupun mempergunakan alat-alat canggih. bila ada kelainan
organik belum tentu bukan psikosomatik, sebab
bila penyakit psikosomatik tidak diobati, dalam jangka waktu yang cukup
lama dapat memicu kelainan-kelainan organik pada alat-alat yang
dikeluhkan.secara kebetulan ada kelainan organik, tapi kelainan ini tidak dapat
menerangkan gangguan yang ada pada pasien itu, yang dinamakan
koinsidensi. sebelum timbulnya psikosomatis, telah ada lebih dahulu kelainan
organiknya namun tidak disadari oleh pasien. baru disadari setelah
diberitahu oleh pasien lain  ini memicunya menjadi takut, khawatir dan gelisah,
yang dinamakan iatrogen,
 manifestasi klinis dari gangguan psikosomatis ,antara lain:
2. faktor psikologis  merugikan mempengaruhi  dengan cara  ,antara lain:
 faktor psikologis itu yaitu:
gangguan kesehatan maladatif mempengaruhi keadaan medis
(contohnya tidak  olahraga, makan yang berlebihan)  ,respon fisiologis yang berhubungan dengan stres mempengaruhi  keadaan medis (contohnya eksasebasi ulkus, hipertensi, aritmia, atau nyeri kepala yang berhubungan dengan stres),faktor medis (contohnya faktor kultural atau religius),
gangguan psikologis mempengaruhi keadaan medis (contohnya gejala depresi memperlambat pemulihan setelah pembedahan, kecemasan mengeksasebasi asma)  gangguan mental mempengaruhi keadaan medis (contohnya gangguan
depresi berat memperlambat penyembuhan infark miokard), gaya menghadapi masalah mempengaruhi keadaan medis (contohnya penyangkalan patologis pada kebutuhan pembedahan pada pasien pasien dengan kanker, psikologi lain yang.tidak ditentukan mempengaruhi keadaan perbuatan bermusuhan dan
tertekan berperan pada penyakit kardiovaskuler), faktor psikologis  mempengaruhi  seperti yang ditunjukkan oleh hubungan temporal yang erat antara faktor psikologis dan perkembangan atau eksaserbasi dari atau keterlambatan  penyembuhan , faktor psikologis berperan dalam  kesehatan pasien, respon psikologis yang berhubungan dengan stres  mengeksasebasi gejala ,

beberapa gangguan khusus yang dapat dipicu oleh gangguan
psikis  ,antara lain:
1. Sistem Kardiovaskuler
Mekanisme yang terjadi pada psikosomatis dapat melalui rasa takut atau
kecemasan dapat memicu kelainan pada ritme dan  EKG.    mengurangi frekuensi, daya pompa jantung dan tekanan darah, mempercepat denyutan jantung, meninggikan daya  pompa jantung dan tekanan darah,   gejala-gejala antara lain: takikardia, palpitasi, aritmia, nyeri perikardial, napas pendek, lelah, merasa seperti akan pingsan, sukar tidur ,
a. fenomena raynaud
fenomena raynaud  dipicu oleh stres eksternal, dapat diobati dengan psikotropika suportif, relaksasi progesif atau biofeedback
b. jantung psikogenik bukan penyakit
 pasien  bebas dari penyakit jantung namun masih mengeluh gejala yang mengarah ke jantung,  seringkali menunjukkan  keprihatinan morbid tentang jantung mereka dan rasa takut akan penyakit jantung yang meningkat, rasa takut mereka dapat terentang dari masalah
kecemasan yang dimanifestasikan oleh fobia atau hipokondriasis parah,
obat antiansietas dapat dipakai ,
c. penyakit arteri koroner
penyakit arteri koroner memicu  penurunan aliran darah ke jantung
yang ditandai oleh rasa tidak nyaman, tekanan pada dada dan jantung
episodik.  ini  ditimbulkan oleh penggunaan tenaga dan stres
dan diatasi  dengan  istirahat atau nitrogliserin sublingual,
untuk melenyapkan ketegangan psikis yang berhubungan dengan
penyakit, klinisi memakai obat psikotropika, contohnya diazepam.
d.aritmia jantung
aritmia yang potensial membahayakan hidup kadang-kadang terjadi
dengan luapan emosional dan trauma emosional. terapi yang dipakai untuk
membantu melindungi  yaitu psikotropika dan  obat penghambat beta seperti propanolol ,
e. hipertensi esensial
pasien dengan hipertensi tampak dari luar menyenangkan, patuh dan
kompulsif walaupun kemarahan mereka tidak di ekspresikan secara terbuka,
mereka memiliki kekerasan yang terhalangi, yang ditangani secara buruk.
mereka tampak memiliki presdiposisi untuk hipertensi, yaitu bila terjadi stres
kronis pada kepribadian kompulsif yang terpresdiposisi secara genetik yang
telah merepresi dan menekan kekerasan, dapat terjadi hipertensi,
biofeedback, meditasi, terapi relaksasi   berguna dalam pengobatan hipertensi.
f. sinkop vasomotor (vasodepressor)
sinkop vasomotor dengan gejala  kehilangan kesadaran secara tiba-tiba
yang dipicu oleh serangan vasovagal. rasa khawatir atau takut akut
menghambat impuls untuk berkelahi atau melarikan diri, dengan demikian
menampung darah di anggota gerak bawah, dari vasodilatasi pembuluh darah
didalam tungkai. reaksi itu memicu penurunan pasokan darah ke
otak, sehingga terjadi hipoksia otak dan kehilangan kesadaran.
2. Sistem pernafasan
a. Asma bronkialis
faktor genetik, alergik, infeksi, stres akut  berperan  dalam memicu  penyakit,  stimuli emosi bersama dengan alergi penderita memicu  konstriksi bronkioli bila sistem saraf vegetatif juga tidak stabil dan mudah terangsang. walaupun pasien asma memiliki  ketergantungan yang berlebihan, tidak ada tipe kepribadian  yang khusus yang telah diindentifikasi,  pasien asmatik harus diterapi dengan mengikutsertakan berbagai disiplin ilmu antara lain  mengatur kerja sistem saraf vegetatif dengan obat-obatan, melenyapkan stres, penyesuaian diri, melenyapkan alergi ,
b. Hay fever
faktor psikologis yang kuat bercampuran dengan elemen energi untuk
memicu hay fever. faktor psikiatrik, medis, dan alergik harus
dipikirkan sebagai terapi hay fever,
c. sindroma hiperventilasi
sindroma hiperventilasi dinamakan  distonia pulmonal (hochrein),dispneu nerveous (freud), pseudo  asma, gejalanya,yaitu  :
parastesia  pada ujung tangan dan kaki,  gejala-gejala  mata kabur, bingung,  sakit kepala  ,  gangguan pernafasan seperti dispneu, takipneu, batuk kering, sesak dan perasaan tidak dapat bernafas bebas,
sensitif pada cuaca,kaki dan tangan dingin  cepat lelah, lemas, mengantuk, gangguan jantung   menyerupai angina  pektoris dan juga  kelainan fungsional jantung  dan sirkulasi,
d. Tuberkulosis
perburukan tuberkulosis  berhubungan dengan stres,  Faktor psikologis mempengaruhi sistem kekebalan ,
3. Sistem gastrointestinal,
a. Gastritis
kriteria psikologis diperlukan karena penelitian dengan penemuan negatif
organis dan gangguan vegetatif tidak mencukupi,  dari evaluasi psikis
terdapat :
gejala bersifat neurosis,depresi dan anxietas, berkeinginan untuk dirawat dan dimanja ,
b. ulkus peptikum
sifat kepribadian ulkus menjadi faktor presdiposisi, sifat kepribadian itu
antara lain:
mempunyai kepandaian dalam berbagai bidang yang dikerjakan
sekaligus pada waktu yang bersamaan, tingkah laku  tegang, selalu was-was, sangat aktif , tidak  menerima kenyataan bila dia gagal,
stres dan kecemasan yang dipicu oleh berbagai konflik yang tidak
khusus dapat memicu hiperasiditas lambung dan hipersekresi pepsin,
yang memicu suatu ulkus. psikoterapi merupakan terapi yang dapat
dipakai untuk konflik ketergantungan pasien, .digunakan terapi medis  famotidine ,cimetidine  biofeedback dan terapi relaksasi,
c. Kolitis ulserativa
Tipe kepribadian dari pasien dengan Kolitis ulserativa menunjukkan sifat
kompulsif yang menonjol. Pasien cenderung pembersih, tertib, rapi, tepat
waktu, hiperintelektual, malu-malu, dan terinhibisi dalam mengungkapkan
kemarahan. Stres non khusus dapat memperberat penyakit ini. Terapi yang
dianjurkan pada kolitis ulserativa yang akut yaitu psikoterapi yang non
konfrontatif dan suportif dengan psikoterapi interpretatif selama masa-masa
tenang. Terapi medis terdiri dari tindakan medis nonkhusus, seperti
antikolinergik dan anti diare.
d. Obesitas
ada  presdiposisi familial genetika pada obesitas, dan faktor
perkembangan awal ditemukan pada obesitas masa anak-anak. faktor
psikologis yaitu penting pada obesitas hipergrafik   makan berlebihan,  terapi
 pembatasan diet dan penurunan asupan kalori,  dukungan emosional dan modifikasi perbuatan  membantu  kecemasan dan depresi yang berhubungan dengan makan berlebihan dan diet,
Anoreksia nervosa ditandai oleh perbuatan yang diarahkan untuk
melenyapkan berat badan, takut yang kuat pada kenaikan berat badan,
4. Sistem muskuloskletal,
a. Artritis rematoid
stres psikologis mungkin mempresdiposisikan pasien pada artritis
rematoid dan penyakit autoimun melalui supresi kekebalan. pasien artritik
merasa terkekang, terikat dan terbatas,  karena banyak pasien artritik memiliki
riwayat aktivitas fisik. mereka seringkali memiliki rasa marah yang terepresi
tentang pembatasan fungsi otot-otot mereka, yang memperberat kekakuan
dan imobilitas mereka,
ciri ciri   diagnostik untuk rasa sakit psikosomatis ,antaralain :
hubungan dengan gangguan psikosomatis yang lain,riwayat keluarga,
saat rasa sakit bersamaan dengan krisis emosional,kepribadian yang khusus,
 perbedaan frekuensi pada pria dan wanita,
5. Sistem endokrin
a. Diabetes melitus
 diabetes melitus yaitu  gangguan metabolisme dan sistem vaskuler yang memicu gangguan penanganan glukosa, lemak  dan protein badan,  onset yang mendadak sering  berhubungan dengan stres  emosional yang mengganggu keseimbangan homeostatik pasien yang terpredisposisi,
 ada hubungan antara   psikoneurotik dengan diabetes, dengan alasan,antara lain :
gangguan metabolisme karbohidrat dan glukosuria membaik dengan
diet,penyembuhan gangguan mental pararel dengan keadaan kadar gula
darah,. adanya gangguan mental sebelum timbulnya penyakit diabetes,
gangguan mental yang lain dari gejala mental yang timbul pada
penyakit hati atau hipoglikemi, dengan sembuhnya gangguan mental, diabetes juga sembuh , 3 gangguan mental yang dijumpai pada diabetes,antaralain :
 depresi, anxietas, fatik (letih), gangguan endokrin wanita,
b. Hipertiroidisme
Hipertiroidisme (tirotoksikosis) yaitu  sindroma  perubahan biokimiawi dan psikologis yang terjadi sebagai akibat dari kelebihan hormon eksogen atau tiroid endogen ,Gejala nya yaitu bicara tertekan, insomnia,  mengekspresikan rasa takut yang berlebihan pada ancaman  kematian,intoleransi panas, keringat berlebihan, diare, penurunan berat  badan, takikardi, palpitasi , muntah, ketegangan, eksitabilitas, iritabilitas,
Premenstrual syndrome (PMS), ditandai oleh perubahan subjektif mood,
rasa kesehatan fisik, dan psikologis umum yang berhubungan dengan siklus
menstruasi, perubahan kadar estrogen, progesteron, dan
prolaktin dihipotesiskan berperan  sebagai penyebab.Gejala terjadi setelah ovulasi, meningkat secara bertahap, dan mencapai intensitas maksimum 5  hari sebelum masa-masa menstruasi dimulai,
Faktor psikososial, dan biologis telah terlibat didalam patogenesis gangguan,
 menopause ,yaitu suatu keadaan yang terjadi setelah tidak adanya masa-masa menstruasi selama satu tahun yang dinamakan   menopause, gejalanya :  depresi, pening,insomnia,kecemasan, kelelahan, ketegangan, labilitas emosional, mudah marah (iritabilitas),   keringat malam, muka kemerahan,
 ini kemungkinan berhubungan dengan sekresi luteinizing hormone
(LH). Fungsi yang tergantung pada estrogen hilang secara berurutan, dan
wanita mungkin mengalami perubahan atrofik pada permukaan mukosa,
ditambah oleh  dispareunia, stenosis,vaginitis, pruritus,
keparahan gejala menopause  berhubungan dengan arti psikologis ketuaan bagi mereka, kecepatan pemutusan hormon, jumlah deplesi hormon,tingkat
aktivitas mereka,  kemampuan konstitusional wanita untuk menahan proses ketuaan, kesehatan,
wanita mungkin  mengalami perubahan dalam metabolisme kalsium dan lemak,  sebagai efek sekunder dari penurunan kadar estrogen, dan perubahan itu  ditambah oleh  masalah medis yang terjadi pada tahun-tahun pasca menopause, seperti  aterosklerosis koroner dan osteoporosis ,
reaksi psikologis mereka yaitu rasa takut akan kematian, cacat, kecemasan,
kemarahan, dan rasa bersalah, setengah dari pasien kanker menderita
gangguan mental berupa gangguan penyesuaian   gangguan depresi berat
 dan delirium ,sering ditemukan pikiran dan keinginan bunuh diri.
masalah yang berkaitan dengan pengobatan
rasa sakit. pasien kanker dengan rasa sakit memiliki insidensi depresi
dan kecemasan yang lebih tinggi dibanding mereka yang tanpa rasa
sakit. terapi radiasi. efek samping terapi radiasi yaitu ensefalopati yang
berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial.
 kemoterapi. efek samping kemoterapi berupa mual dan muntah
 faktor psikologis berhubungan dengan pencetus alergi,  asma bronkial yaitu contoh utama proses patologis yang  mengikutsertakan hipersensitifitas segera yang berhubungan dengan proses psikososial,
 stres, kecemasan dan depresi mempengaruhi sistem kekebalan yang berperan dalam mekanisme penolakan transpalantasi organ,
penelitian klinis menyatakan kemungkinan bermacam macam psikologis mempengaruhi  kecepatan pemulihan dari mononukleosis infeksius dan influensa. stres dan  keadaan psikologis yang buruk menurunkan daya tahan pada tuberkulosis,
 hiperhidrosis dipandang sebagai fenomena kecemasan yang diperantarai
oleh sistem saraf otonom. ketakutan, kemarahan dan ketegangan dapat
memicu meningkatnya sekresi keringat, karena manusia memiliki 2
mekanisme berkeringat yaitu termal dan emosional. berkeringat emosional
terutama tampak pada telapak tangan, telapak kaki dan aksila. berkeringat
termal paling jelas pada dahi, leher, punggung tangan dan lengan bawah,
migren yaitu ganguan paroksismal yang ditandai oleh nyeri kepala
rekuren, dengan atau tanpa gangguan visual dan gastrointestinal.  kepribadian obsesional yang jelas terkendali dan perfeksionistik, yang menekan marah, dan yang secara genetik berpresdisposisi pada migren mungkin menderita nyeri kepala itu,  mekanisme terjadinya migren psikosomatis berupa:
 vasospasme arteri serebri,distensi arteri karotis eksterna, edema dinding arteri
pada masa-masa prodromal migren  diobati dengan ergotamine,
tartrate (cafergot), dan analgetik.,
 kepribadian  tegang, berjuang keras dan kompetitif peka pada gangguan
ini. stres emosional sering kali ditambah kontraksi otot kepala dan leher yang
lama melebihi beberapa jam dapat menyempitkan pembuluh darah yang
memicu iskemia.,gejalanya yaitu  nyeri tumpul dan berdenyut dimulai pada sub
ocipitalis yang menyebar keseluruh kepala. kulit kepala nyeri pada
sentuhan, umumnya bilateral dan tidak ditambah gejala prodromal seperti mual
dan muntah. onset cenderung pada sore dan malam hari. pada stadium awal
dapat diberikan anti ansietas, pelemas otot dan pemijatan atau aplikasi panas
pada kepala dan leher. jika ada  depresi yang mendasari anti depresan
perlu diberikan. jika kronis psikoterapi merupakan terapi pilihan.
 umumnya penderita datang kepada dokter dengan gangguan-gangguan,
namun tidak didapatkan penyakit atau penelitian tertentu, namun selalu ditambah dengan gangguan dan masalah. pada   penderita dengan gangguan
psikogenik, gejala yang paling sering didapati  yaitu . terlalu memperhatikan gejala-gejala pada badannya dan   merasa kecemasan, oleh karena itu pada pasien psikosomatis perlu ditanyakan beberapa faktor yaitu:
faktor psikologik, stres psikologik, keadaan jiwa waktu dioperasi, waktu
penyakit berat, status didalam keluarga dan stres yang timbul,
faktor kesehatan, penyakit-penyakit yang menahun, pernah masuk
rumah sakit, pernah dioperasi, adiksi pada obat-obatan, tembakau,
faktor perkawinan, perselisihan, perceraian dan kekecewaan dalam
hubungan seksual, anak-anak yang nakal dan menyusahkan,
faktor sosial dan ekonomi, kepuasan dalam pekerjaan, kesukaran
ekonomi, pekerjaan yang tidak tentu, hubungan dengan dengan keluarga
dan pasien lain, minatnya, pekerjaan yang terburu-buru, kurang istirahat,
yang ditujukan pada lapangan kejiwaan dinamakan psikoterapi indentik.
yang ditujukan pada lapangan sosial dan somatik dinamakan  psikoterapi non
identik, yang terdiri dari pemeriksaan fisik, mengobati kelainan fisik dengan
obat, memperbaiki keadaan sosial ekonomi, lingkungan, kebiasaan hidup sehat.
penderita dengan gangguan psikosomatis dapat dibagi
menjadi 3 golongan, yaitu:
1.ada  kelainan organik namun ada  juga gejala lain yang timbul
bukan sebab penyakit organik itu, akan namun karena faktor psikologis,
2.ada  kelainan organik namun yang primer yang memicunya
yaitu faktor psikologis,
3. ada  gangguan tentang fisik, akan namun tidak ada  penyakit fisik
dan kelainan organik yang dapat memicu gangguan itu,
faktor psikologis ini mungkin timbul akibat penyakit organik seperti
kecemasan,  beberapa kriteria  untuk penelitian gangguan psikosomatis yaitu:
dengan pemeriksaan fisik dan laboratorium tidak didapatkan penyakit
organik yang dapat memicu gejala-gejala,
gejala-gejala yang didapat mempunyai permulaan, akibat, manifestasi
dan jalannya yang sangat mencurigakan akan adanya gangguan
psikosomatik,adanya suatu stres atau konflik yang menyulitkan penderita,
 reaksi penderita pada stres ini banyak hubungannya dengan gejala.gejala yang dikeluhkannya, yaitu kemungkinan gejala-gejala itu secara
psikosomatik merupakan manifestasi fisik dari konflik atau penyelesaian
masalah yang tidak memuaskan,
terjadinya stres harus memiliki korelasi antara waktu dan timbulnya
gangguan, bertambah beratnya penyakit yang ada,
untuk penelitian perlu dievaluasi faktor-faktor ,antaralain :
beratnya gangguan fisik atau psikologik,stres yang memicu gejala-gejala,
komponen organik versus komponen nonorganik,komponen fungsional nonpsikogenik versus psikogenik,dasar kestabilan emosi (kepribadian premorbid dan predisposisi),
 penderita yang datang berobat pada dokter.umum tidak mempunyai gangguan organik,  yang lain mempunyai gangguan organik namun gangguannya berlebihan. Dengan kesabaran dan simpati banyak penderita dengan gangguan psikosomatik dapat ditolong. pasien dapat menerangkan kepada penderita tidak dapat sesuatu dalam badannya yang rusak atau yang kurang, tidak ada  infeksi dan kanker, hanya  anggota badannya bekerja tidak teratur. Untuk menerangkan bagaimana emosi dapat mengganggu badan dapat diambil contoh sehari-hari seperti pasien yang malu mukanya akan menjadi merah, pasien yang takut menjadi bergemetar dan pucat.
 ada  3 tahap-tahap terapi yaitu:
tahap-tahap 1 : yaitu tahap-tahap pemeriksaan dan pemberian ketenangan, penderita dan  dokter bersama-sama berusaha dan saling membantu melalui
anamnesis yang baik, pemeriksaan fisik yang teliti dan tes laboratorium
bila perlu. diusahakan membuktikan kemungkinan tidak ada  penyakit
organik dan dijelaskan kepada penderita tentang mekanisme fisiologik
dan keterangan tentang gejala-gejala. berikan kesempatan kepada
penderita untuk bertanya.
tahap-tahap 2 : merupakan tahap-tahap pendidikan, tahap-tahap ini dokter lebih banyak bicara. untuk
memberi keterangan tentang gangguan, meyakinkan dan menenangkan
pasien, dapat dikatakan antara lain :
 kemungkinan pasien semua mengalami ketegangan, kekecewaan, godaan dan
kecemasan,
kemungkinan kelelahan fisik atau jiwa dapat mengurangi daya tahan badan
sehingga timbul gejala,
kemungkinan pasien bila terlalu terburu-buru akan timbul ketegangan jiwa,
kemungkinan badan pasien bereaksi pada ketegangan yang terlalu berat,
Sering gejala merupakan pekerjaan alat badan yang bekerja berlebihan
kemungkinan ini akan lebih baik bila pasien mengerti akan penyebab gejala.
kemungkinan gejala-gejalanya benar ada, dapat dimengerti kalau ia mengeluh
dan menderita,
kemungkinan gejala-gejalanya sering ada  juga pada pasien lain yang sudah
pasien obati,
 kemungkinan tidak ada kanker atau penyakit berbahaya lain
 kemungkinan gejala-gejala itu timbul karena ketegangan sehari-hari dan
gangguan emosional,
kemungkinan gejala itu tidak akan segera hilang, diperlukan beberapa waktu,
namun akan hilang atau berkurang bila diobati dengan baik,
tahap-tahap 3 : yaitu tahap-tahap keinsafan intelektual dan emosional. pada tahap-tahap ini pasien
yang lebih banyak bicara. terjadi pengakuan, katarsis dan wawancara
psikiatrik. hal ini harus berjalan sangat pribadi, rahasia, tanpa sering
terganggu dan dalam suasana penuh kepercayaaan dan pengertian.
dokter menjelaskan saja agar pembicaraan berjalan dengan baik, tidak
terlalu menyimpang dari pokok pembicaraan ,

ada  3 golongan senyawa psikofarmaka,antaralain :
1. obat penenang minor dan mayor
obat penenang minor, diazepam merupakan obat yang efektif yang
dapat dipakai pada delirium, epilepsi. anxietas, agitasi, spasme otot,
benzodiazepine hanya diberikan pada anxietas hebat maksimal 2 bulan.
obat penenang mayor, yang paling sering dipakai yaitu senyawa
fenotiazin dan butirofenon seperti haloperidol,clorpromazin, tioridazin ,
2. antidepresan
 yaitu senyawa trisiklik dan tetrasiklik seperti  amitriptilin, imipramin, mianserin dan maprotilin yang dimulai dengan dosis  kecil yang kemudian ditingkatkan.
3. obat tidur (hipnotik)
diberikan dalam jangka waktu pendek 2 sampai  4 minggu. obat yang dianjurkan  yaitu senyawa benzodiazepine berkhasiat pendek seperti triazolam,nitrazepam dan    flurazepam, pada insomnia dengan kegelisahan dapat diberikan  senyawa fenotiazin seperti tioridazin, prometazin,
7. retardasi mental  
retardasi mental merupakan keadaan perkembangan jiwa yang terhenti
 berpengaruh pada  tingkat kecerdasan secara menyeluruh, contohnya kemampuan kognitif, bahasa,.motorik dan sosial , keterbelakangan mental atau   retardasi mental yaitu suatu keadaan dimana keadaan dengan intelegensia  yang kurang  sejak masa perkembangan  sejak lahir atau sejak
masa anak-anak , umumnya ada  perkembangan mental yang kurang
secara keseluruhan, namun gejala utama yaitu intelegensi yang terbelakang,
 fungsi kecerdasan umum yang berada dibawah rata-rata dan ditambah dengan berkurangnya  kemampuan untuk menyesuaikan diri atau bertingkahlaku adaptif   , retardasi mental sebenarnya bukan suatu penyakit walaupun retardasi  mental merupakan hasil dari proses patologik di dalam otak yang memberikan  gambaran keterbatasan pada intelektualitas dan fungsi adaptif, retardasi  mental ini dapat terjadi dengan atau tanpa gangguan jiwa maupun gangguan  fisik lainnya.
retardasi mental mempunyai nama lain yaitu :
mental subwajar, kekurangan mental,.kekurangan kognitif,cacat mental,oligofrenia (oligophrenia), mampu didik (educable), mampu latih (trainable),
 ketergantungan penuh (totally dependent) atau butuh rawat, defisiensi mental,gangguan intelektual, lemah pikiran ( feeble-minded),terbelakang mental (mentally retarded), bodoh atau dungu (idiot), pandir (imbecile),tolol (moron),
 IQ (Intelligence Quotient) bukanlah  satu satunya patokan yang dapat dipakai untuk menentukan berat ringannya  retardasi mental. melainkan harus dinilai berdasar  keterampilan ,penilaian tingkat kecerdasan harus
berdasar  temuan klinis, tingkahlaku adaptif dan hasil tes psikometrik. contohnya perubahan bentuk kepala:
mikrosefali, hidrosefali, dan sindrom down. wajah pasien dengan retardasi
mental sangat mudah dikenali seperti hipertelorisme, lidah yang menjulur
keluar, gangguan pertumbuhan gigi dan ekspresi wajah tampak tumpul.
sebagai kriteria dan bahan pertimbangan dapat dipakai juga kemampuan
untuk dididik atau dilatih dan kemampuan sosial atau kerja.
penyebab kelainan mental ini yaitu faktor keturunan (genetik) atau tak
jelas sebabnya (simpleks).keduanya dinamakan  retardasi mental primer,
sedang faktor sekunder dipicu oleh faktor luar yang berpengaruh
pada otak bayi dalam kandungan, setelah lahir atau pada anak-anak,tingkatannya
mulai dari taraf yang ringan, taraf sedang, taraf berat, dan taraf sangat
berat.
Retardasi Mental Ringan
IQ antara 50-55 sampai 70,
Retardasi Mental Sedang
IQ antara 35-40 sampai 50-55,
Retardasi Mental Berat
IQ antara 20-25 sampai 35-40,
Retardasi Mental Sangat Berat
IQ dibawah 20 atau 25,

pencegahan  pada pasien  retardasi mental  dilakukan dengan pendidikan kesehatan pada masyarakat, perbaikan keadaan sosio  ekonomi, konseling genetik dan tindakan kedokteran (seperti perawatan prenatal yang baik, pertolongan persalinan yang baik, kehamilan pada wanita  adolesen dan diatas 40 tahun dikurangi dan pencegahan peradangan otak pada anak-anak)
 penelitian dan pengobatan dini peradangan otak, perdarahan subdural, kraniostenosis  sutura tengkorak menutup terlalu cepat, dapat dibuka dengan kraniotomi; pada mikrosefali yang kogenital, operasi tidak menolong,
pencegahan tersier merupakan pendidikan penderita atau latihan khusus
sebaiknya disekolah luar biasa. dapat diberi neuroleptika kepada yang gelisah,
hiperaktif atau dektruktif. konseling kepada pasien tua dilakukan secara
fleksibel dan pragmatis dengan tujuan antara lain membantu mereka dalam
mengatasi frustrasi oleh karena mempunyai anak dengan retardasi mental.
pasien tua sering menghendaki anak diberi obat, oleh karena itu dapat diberi
penerangan kemungkinan sampai sekarang belum ada obat yang dapat memicu.anak menjadi pandai, hanya ada obat yang dapat membantu pertukaran zat  metabolisme  sel-sel otak

beberapa penyebab retardasi mental ,antaralain  :
1. akibat prematuritas dan kehamilan wanita diatas 40 tahun.
 retardasi mental yang berhubungan dengan keadaan bayi pada waktu lahir berat badannya kurang dari 2500 gram dan/atau dengan masa hamil kurang dari 38 minggu. dan behubungan pula dengan kehamilan anak pertama pada wanita adolesen dan diatas 40 tahun,
2. akibat gangguan jiwa berat.
untuk memicu penelitian ini harus jelas telah terjadi gangguan jiwa yang
berat itu, dan tidak ada  tanda-tanda patologi otak,
3. akibat deprivasi psikososial dan lingkungan
retardasi mental dapat dipicu oleh fakor-faktor biomedik maupun
sosiobudaya seperti kemiskinan, status ekonomi rendah, sindroma deprivasi.
contohnya gangguan gizi yang tergolong berat dan berlangsung lama dibawah
dan sebelum umur 4 tahun sangat mempengaruhi perkembangan otak dan
dapat mengakibatkan retardasi mental. namun  gangguan gizi ini
dapat diperbaiki dengan memperbaiki gizi sebelum usia menginjak umur 6
tahun, namun tetap saja intelegensi yang rendah itu sudah sukar ditingkatkan
walaupun anak itu dibanjiri dengan makanan bergizi.
untuk  penelitian retardasi mental pada pasien dengan tepat,
perlu diambil anamnesa dari pasien tua dengan sangat teliti mengenai
kehamilan, persalinan dan perkembangan anak. bila mungkin dilakukan juga
pemeriksaan psikologik, bila perlu diperiksa juga di laboratorium, diadakan
evaluasi pendengaran dan bicara. observasi psikiatrik dikerjakan untuk
mengetahui adanya gangguan psikiatrik disamping retardasi mental itu,
4. akibat infeksi dan  atau intoksikasi.
keadaan retardasi mental karena  serum, obat atau zat toksik lainnya,kerusakan jaringan otak akibat infeksi intrakranial, cedera hipoksia
(kekurangan oksigen), cedera pada bagian kepala yang cukup berat, infeksi
sitomegalovirus bawaan, ensefalitis, toksoplasmosis kongenitalis, listeriosis,
infeksi HIV,
5. akibat rudapaksa dan atau sebab fisik lain.
rudapaksa sebelum lahir dan juga trauma lain, seperti  keracunan metilmerkuri, keracunan timah hitam ,sinar x, bahan kontrasepsi dan usaha melakukan abortus dapat mengakibatkan kelainan retardasi mental, pemakaian alkohol, kokain, amfetamin dan obat lainnya pada ibu hamil,
6. akibat penyakit otak yang nyata (postnatal)
retardasi mental akibat neoplasma (tidak termasuk pertumbuhan sekunder karena rudapaksa atau peradangan) dan beberapa reaksi sel-sel otak yang nyata, namun yang belum diketahui betul etiologinya (diduga herediter). reaksi sel-sel otak ini dapat bersifat reparatif, degeneratif, infiltratif, radang, proliferatif, atau  sklerotik ,
7. akibat penyakit/pengaruh pranatal yang tidak jelas.
 sudah ada sejak sebelum lahir, namun tidak diketahui etiologinya, termasuk defek kogenital dan  anomali kranial primer  yang tidak diketahui sebabnya.
8. akibat gangguan metabolisme, pertumbuhan atau gizi.
 gangguan metabolisme (contohnya gangguan metabolime lemak,gangguan metabolime karbohidrat dan gangguan metabolime protein), pertumbuhan atau gizi , kwashiorkor, marasmus, malnutrisi ,sindroma reye, dehidrasi hipernatremik, hipotiroid kongenital, hipoglikemia (diabetes melitus ),
9. akibat kelainan pada kromosom
kelainan ini bisa diartikan dengan kesalahan pada jumlah kromosom
(sindroma down),translokasi kromosom, defek pada kromosom (sindroma prader-willi,sindroma x yang rapuh, sindroma angelman)
10. akibat kelainan genetik dan kelainan metabolik yang diturunkan.
seperti   adrenoleukodistrofi, sindroma lesch-nyhan, sindroma rett, sklerosis tuberose galaktosemia, penyakit tay-sachs, fenilketonuria, sindroma
hunter, sindroma hurler, sindroma sanfilippo, leukodistrofi metakromatik,