Kamis, 05 Oktober 2023

Fisioterapi

 




















































FISIOTERAPI  

Fisioterapi yaitu  salah satu cara medis yang mampu menurunkan spastisitas, meningkatkan kekuatan otot, meningkatkan lingkup gerak sendi,  meningkatkan aktivitas fungsional pada masalah  stroke, fisioterapi berperan  sebagai penanggung jawab  proses penyembuhan kapasitas fisik dan kemampuan fungsional yang terjadi pada masalah  stroke.  Menangani pasien dengan kondisi ini  banyak modalitas fisioterapi yang dipakai , salah satunya yaitu  dengan memakai  
modalitas  metode Proprioceptive 
Neuromuscular Facilitation (PNF), Bridging exercise dan  Stretching Wrist, 
Stroke non haemoragik yaitu  tipe stroke yang paling sering  terjadi, hampir 90% dari semua stroke. dipicu  gumpalan atau sumbatan lain pada arteri yang mengalir ke otak. Salah satu cara untuk mengatasi keluhan pada post stroke non haemoragik yaitu  dengan pemberian medika metosa , Menurut World Health Organization (WHO) stroke diartikan  gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak dengan tanda dan gejala  berlangsung lebih dari 24 jam,  dapat 
memicu  kematian, dipicu  oleh gangguan peredaran darah otak. cenderung masalah  ditemukan  pada pasien  berusia di atas 50 tahun. 
Makin tua usia , resiko terkena stroke semakin besar,  Banyak  faktor pemicu  stroke non haemoragik, salah satunya   hipertensi, Hipertensi yaitu  faktor  utama pembentukan aterosklerosis,  
Aterosklerosis ditandai lesi intima dinamakan  atheroma ( ateromatosa atau plak aterosklerotik),  Aterosklerotik yaitu  penyakit yang  menyerang arteri-arteri pada otak atau jantung  sehingga terjadi penyempitan  pada lumen dan aliran darah menjadi kecil, masalah  yang terjadi pada   post stroke non haemoragik yaitu  penurunan kekuatan otot pada ekstremitas atas dan bawah, penurunan aktivitas fungsional, rasa tebal-tebal, spastisitas, penurunan keseimbangan, penurunan koordinasi gerak, Stroke atau Cerebro Vascular Accident (CVA) yaitu  gangguan sistem saraf pusat yang paling sering ditemukan dan   pemicu  utama 
ganguan aktivitas fungsional,  masalah  yang 
dimuncul kan oleh stroke bagi kehidupan pasien   semakin kompleks. Adanya gangguan  fungsi vital otak seperti gangguan kendali  tubuh, gangguan rasa ,  gangguan refleks gerak, gangguan koordinasi, gangguan keseimbangan, 
 Nucleus basales berkaitan  satu dengan yang 
lain dan dihubungkan berbagai area susunan saraf pusat oleh neuron-neuron  yang sangat komplek. Aktivitas basales diawali oleh informasi yang diterima  dari area pramotorik dan area thalamus,  batang otak, korteks motorik suplementer, korteks sensorik primer, Aliran keluar dari nucleus basales dialirkan  melalui globus pallidus, lalu  mempengaruhi aktivitas area motorik cortex cerebri atau pusat-pusat motorik lainnya di batang otak.  nucleus  basales mengendalikan pergerakan  otot dengan cara mempengaruhi cortex cerebri dan tidak memiliki kendali  langsung jaras desendens ke batang otak dan medulla spinalis. Dengan cara ini nuclei basales membantu mengatur pergerakan  volunteer 
dan pembelajaran ketrampilan motorik. Kerusakan pada korteks motorik primer menghalangi pasien  
melakukan perpergerakan   tangan dan kaki yang halus  pada sisi yang berlawanan dari tubuh. Namun, pergerakan  biasa  yang kasar pada 
ekstremitas sisi kontralateral masih dapat dilakukan. Jika lalu  terjadi  kerusakan corpus striatum, muncul paralisis pada perpergerakan   kasar ini  pada sisi yang berlawanan, 
Nucleus basales  mempengaruhi muncul nya pergerakan  tertentu seperti pada ekstremitas,  juga membantu mempersiapkan pergerakan . ini  terjadi dengan mengendalikan pergerakan  aksial dan galang bahu/panggul,  dan  penempatan bagian-bagian proksimal ekstremitas. Aktivitas neuron-neuron 
tertentu di globus pallidus meningkat sebelum pergerakan  aktif pada otot-otot  ekstremitas bagian distal. Fungsi persiapan yang penting ini memungkinkan badan dan ekstremitas berada dalam posisi yang sesuai sebelum bagian motorik 
primer cortex cerebri mengaktifkan pergerakan  tertentu dari tangan dan kaki, Otak yaitu  organ yang  mudah beradaptasi. pertumbuhan otak dan perubahan sel syaraf  tidak terbatas pada masa anak-anak seperti yang semula dianggap,  walau  
neuron yang mati tidak mengalami regenerasi, kemampuan adaptif atau plastisitas otak pasien  sangat luar biasa terutama pada kaum muda. ada  
bukti  bahwa dalam situasi tertentu bagian-bagian otak dapat mengambil alih fungsi dari bagian-bagian yang rusak. artinya  bagian-bagian otak 
seperti  belajar kemampuan baru.  mungkin   mekanisme  penting yang berperan dalam pemulihan stroke.  Plastisitas otak yaitu  kemampuan otak untuk merekayasa  fungsi otak dan sistem organisasi untuk mengganti fungsi yang mengalami kerusakan dalam arti kata kemampuan untuk beradaptasi, mengendalikan , Plastisitas ini akan memberi  perbaikan baik secara struktur maupun fungsional. 
Proses plastisitas ini antara lain : 
- Neural regeneration 
 yaitu  sprouting dari serabut saraf yang cedera lalu  membentuk regenerative synaptogenesis. 
 -Reorganisasi mekanisme Saraf 
yaitu  penataan kembali koneksi sinap, melalui aktivitas  khusus  dan terus-menerus secara berulang-ulang. 
-Collateral sprouting 
 yaitu  keadaan dimana akson dari sel-sel yang sehat  memberi  cabang membentuk sinapsis dengan serabut otot degenerasi yang ada didekatnya. Collateral sprouting  hanya terjadi pada  akson-akson yang memiliki  target sel yang sama dengan akson yang  mengalami degenerasi. Fenomena ini juga dinamakan  “reactive 
synaptogenesis”. 
-Unmasking of pathways 
yaitu  suatu proses aktivitas jalur saraf laten multisinapsi dimana saat keadaan normal tidak difungsikan. 
 Pemeriksaan Fisioterapi, antaralain :
pemeriksaan antropometri, pemeriksaan sensibilitas,  pemeriksaan khusus  (skala asworth, koordinasi non equilibrium, indeks barthel, berg balance scale), Pemeriksaan Vital Sign, IPPA, pemeriksaan gerak aktif dan pasif ,pemeriksaan kekuatan otot AGA dan AGB, 
Pelaksanaan Fisioterapi: Stretching Wrist, Bridging Exercise, Proprioceptive Neuromuscular Facilitation. 
masalah  Fisioterapi antaralain : 
limitation (keterbatasan saat  membuka baju, celana  sepatu   kesulitan mengangkat barang dengan tangan kanan), disability (pasien mengalami  keterbatasan dalam melakukan kreatifitas ). Impairment (adanya spastisitas pada jari-jari kanan, kelemahan pada anggota gerak atas dam bawah sisi kanan, adanya penurunan keseimbangan dan koordinasi gerak), functional 

FOTO  fisioterapi
 
 Penurunan Spastisitas 
Spastisitas yaitu  suatu keadaan dimana tonus otot lebih tinggi  dari normal yang dipicu  oleh hilangnya kendali  supra spinal terhadap 
aktivitas stretch refleks sebab  adanya lesi di otak. masalah  spastisitas pada pasien post stroke yaitu  hambatan  dalam pemulihan gerak fungsional,  Maka spastisitas dan pola sinergis harus dihambat agar tidak  mengganggu atau menghambat kemampuan gerak. Pada T0 sampai T5  terjadi penurunan spastisitas. Dalam pemakaian  teknik stretching wrist bertujuan untuk 
meningkatkan lingkup dan fleksibilitas gerak sendi Teknik ini diterapkan  oleh terapis lalu  diajarkan oleh pasien secara mandiri untuk  latihan dirumah,  Metode PNF dengan teknik  Rhytmical Initation pada AGB dan  AGA  membantu mengurangi 
spastisitas untuk menginhibisi stretch reflek yang terjadi, dimana pergerakan   harus pelan dan ritmis, bahwa intensitas spastisitas  berubah-ubah, dalam masa satu atau setengah tahun pertama spastisitas akan  meningkat dengan perlahan-lahan kadang juga cepat sampai tingkat tertentu 
dimana spastisitas akan tetap,  
Penurunan kekuatan otot dapat terjadi sebab  pada masalah  stroke terjadi  kerusakan pada otak  memicu  gangguan motorik sehingga terjadi 
gangguan gerak pada anggota gerak yang biasanya bisa terjadi spastisitas. Pada evaluasi dari T0 – T5 terjadi peningkatan kekuatan otot pada Hip, shoulder, elbow . pemakaian  teknik PNF berwujud  slow reversal Tujuan dari  teknik ini yaitu  untuk belajar pergerakan , perbaikan koordinasi, meingkatkan daya tahan,memperbaiki mobilisasi, menaikkan tingkat  rileksasi, memperbesar kekuatan otot kontraksi,  Dengan dasar teknik optimal resistence  sarana penting untuk 
memperoleh  aktivitas motor unit. Rangsangan pada muscle spindle dan golgi tendon akan menaikkan tension intramuscular yang maksimal. 
Sehingga impuls-impuls motoris dari otot-otot yang lemah diusahakan terus-menerus untuk diperkuat melalui pengaruh impuls-impuls saraf group yang lain  yang lebih kuat, yang dalam waktu yang sama juga berkontraksi. Untuk memperoleh  overflow secara maksimal dipakai  tahanan optimal dan dilakukan dalam pola-pola 
pergerakan , sesudah  dilakukan terapi selama 5 kali dan di evaluasi dengan koordinasi non equilibrium hasilnya adanya perubahan pada saat  
mempertahankan posisi AGB dan AGA,  Pada masalah  ini, latihan-latihan koordinasi yang dipakai  berwujud  latihan yang bertujuan memperbaiki arah dan koordinasi pergerakan  lengan kanan. Latihan dilakukan dengan cara  memberi  aba-aba pada pasien untuk melakukan perpergerakan   sesuai instruksi yang dilakukan secara  cepat  dengan pengulangan  yang bervariasi,   Pemulihan fungsi sesudah  stroke  berlangsung lama. Pemulihan ini   berlangsung sebab  adanya plastisitas otak. Proses plastisitas 
ini  berlangsung secara bertahap  memerlukan  tahap pembelajaran untuk menuju kearah gerak yang baik, Pada evaluasi keseimbangan dengan berg balance scale sesudah   dilakukan terapi sebanyak 5 kali diperoleh  adanya peningkatan 
keseimbangan. Latihan ini mengkontraksikan otot stabilisator trunk yaitu  otot erector spine,  otot multifidus otot gluteus maximus, otot hamstring, 
 dengan adanya efek stabilisasi ko-kontraksi dapat disamakan mengaktifkan deep muscle untuk mendukung segmen vertebre yang akan 
memperbaiki postur.  Teknik bridging exercise untuk meningkatkan neuromuscular kendali meningkatkan postural kendali , memelihara postural aligment ,  Latihan bridging exercise 
memaksimalkan aktifitas secara efisien.  core stability memberi  suatu pola adanya stabilitas proksimal yang  dipakai  untuk mobilitas pada distal. Pola proksimal ke distal yaitu  pergerakan  kesinambungan yang melindungi sendi pada distal yang  dipakai  untuk mobilisasi saat bergerak. Saat bergerak otot-otot core  meliputi trunk dan pelvic yang bertanggung jawab untuk memelihara  stabilitas spine dan pelvic, sehingga membantu dalam aktifitas, ditambah 
perpindahan energi dari bagian tubuh yang besar hingga kecil selama  beraktifitas, 
Pada evaluasi aktivitas fungsional dengan memakai  indeks barthel sesudah  dilakukan terapi sebanyak 6 kali diperoleh   peningkatan pada aktivitas berpakaian mandi, makan di sebab kan 
adanya peningkatan kekuatan otot, penurunan spastisitas,  saat   adanya penurunan spastisitas  juga peningkatan kekuatan otot beriringan 
dengan kemampuan fungsional meningkat. saat  Terapi Latihan berwujud  latihan transfer 
ambulasi  dan sebuah pola aktivitas fungsional dilakukan secara terus menerus akan diperoleh  kemampuan  yang meningkat dan  terekam oleh memori jangka panjang.   
 Pasien dengan diagnosa Stroke Infark sesudah  
dilakukan terapi selama 6 kali dan dengan masalah  keseimbangan terganggu,   penurunan aktivitas fungsional pasien, Spastisitas pada wrist dan finger, kelemahan kekuatan otot sisi dextra, koordinasi  diberikan terapi stretching wrist, bridging exercise dan Proprioceptive Neuromuscular Facilitation terjadi peningkatan 


FISIOTERAPI2
 
Fisioterapi yaitu  pelayanan kesehatan yang ditujukan  untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak  fungsi tubuh  dengan memakai  penanganan secara manual, peralatan listrik (elektroterapi dan mekanis),  akibat kecelakaan   dislokasi yang dipicu  oleh kekuatan 
 mendadak  berlebihan  berwujud  benturan terjadi 
tergantung pada derajat kekuatannya.Setiap trauma yang  memicu  dislokasi  sekaligus merusak jaringan lunak di sekitar dislokasi mulai dari otot, fascia, kulit, tulang, sampai struktur neuromuscular, Pada kerusakan neuromuscular akibat dislokasi ini  akan mencederai saraf yang mempersarafi otot untuk sebuah pergerakan . salah satunya yaitu  kerusakan pada plexus brachialis.Cedera plexus brachialis yaitu  cedera 
jaringan saraf yang berasal dari C5-Th1. Cedera ini  memicu  kelemahan  otot pada otot-otot yang terinerfasi oleh C5, C6, C7, C8, dan Th1, korban cedera lesi plexus brachialis terus meningkat  di kota-kota besar  terjadi sebab   kecelakaan kendaraan  bermotor,  60 pasien  mengalami 
dislokasi sendi bahu dan clavicula,  pasien dengan kondisi lesi plexus brachialis   yaitu  9 % dari lesi saraf perifer.Cedera ini memicu  otot lemah dan kesemutan tergantung bagian lesi yang terlibat.Pemulihan pada lesi ini bervariasi dimana pada lesi yang ringan dapat terjadi pemulihan spontan dan tidak meninggalkan banyak masalah fungsional, namun lesi berat pemulihan fungsional sulit diperoleh .Pemulihan pada lesi saraf perifer ada pada tipe klinis cidera syaraf Neuropraksia, Aksonotmesis dan Neurotmesis, lesi plexus brachialis  memicu  gangguan  Impairment, seperti Functional limitation memakai baju, menulis, mencuci , mengendarai kendaraan, penurunan kemampuan sensoris, menurunya kekuatan otot, 
keterbatasan lingkup gerak sendi,  keterbatasan lingkup volume otot,   Restriction yaitu ketidak mampuan melaksanakan  suatu aktivitas ,  peran fisioterapi dalam penanganan kondisi lesi plexus brachialis yaitu  bervariasi,  modalitas fisioterapi yang dapat diberikan pada masalah  penurunan kemampuan sensoris, penurunan kekuatan otot, keterbatasan  lingkup gerak sendi dan adanya atrofi. Untuk kondisi ini modalitas fisioterapi  yang 
dipakai  Electrical Stimulation dan Terapi Latihan. Dengan pemberian modalitas ini , maka  fisioterapi dapat  meningkatkan kekuatan otot,  
meningkatkan lingkup gerak sendi mempertahankan volume  otot, meningkatkan kemampuan sensoris, 
 Lesi plexus brachialis yaitu  cedera jaringan saraf yang berasal dari C5-Th1. plexus brachialis yaitu  persarafan yang bercara  dari leher ke arah axial yang dibentuk ramus ventral saraf ventral syaraf vertebra C5-Th1. Lesi pada plexus  brachialis  mempengaruhi fungsi saraf motorik dan sensorik pada membrum superium, 
 
Nervus plexus brachialis 
Plexus brachialis dibentuk oleh bagian anterior 4 nervus cervicalis yang terakhir dan oleh nervus thoracalis pertama. Radiks plexus brachialis terdiri dari  C5 dan C6 yang bersatu membentuk truncus bagian atas , C7 yang menjadi  truncus bagian tengah,  C8 dan  T1   yang bergabung membentuk  truncus bagian bawah . Masing-masing truncus terbagi lagi menjadi bagian posterior  dan anterior, bagian anterior truncus bawah bergabung membentuk fasciculus posterior, Bagian anterior truncus atas dan tengah membentuk fasciculuslateralis, beberapa  serabut saraf yang lebih kecil muncul  dari berbagai bagian plexus.Cabang  dari radiks plexus yaitu sebuah cabang menuju nervus phrenicus dari C5.Nervus thoracalisposterior terdiri dari  nervus scapularis dorsalis C5, saraf motorik ke musculus rhomboideus dan nervus thoracalis longus C5-C7 
yang bercara  turun mensarafi m. Serratus anterior.cabang  syaraf juga  menuju m. Scalenus dan longus colli dari C6-Th8. Nervus intercostalis yang pertama  bercara  dari T1.cabang  dari trunkus yaitu sebuah saraf bercara  ke  musculus subclavius (C5-C6) dan trunkus atas atau radiks kelima.Nervus  subscapularis (C5-C6) muncul  dari trunkus atas atau bagian anteriornya dan 
mempersarafi musculus supraspinatus dan infraspinatus.  cabang  dari fasciculus yaitu nervus thoracalis anterior medialis dan lateralis bercara  dari fasciculus medialis (C8-TH1) dan lateralis (C5-7) masing-masing dan biasanya disatukan oleh suatu loop. Nervus ini mempersyarafi pectoralis minor dan musculus /pectoralis major, Ketiga nervus subscapularis dari fasciculus posterior terdiri dari  : - nervus subscapularis sebelah bawah (C5-C6) yang menuju musculus teres major dan bagian musculus subscapularis. - nervus 
subscapularis atas (C5-C6) ke musculus subscapularis, -nervus thoracodorsalis 
atau subscapularis medius (longus) (C7-C8) yang menginervasi musculus latissimus dorsi ,  
cabang  sensorik fasciculus medialis (C8-Th1) terdiri dari  nervus cutaneus antebrachialis medialis yang menuju ke permukaan medial lengan, 
Pada masalah patologi  ini lesi plexus brachialis terjadi akibat benturan keras sendi bahu yang memicu  terminal plexus robek. sebab  tarikan yang kuat antara bahu dengan  leher  atau antara ekstremitas atas dengan trunk.Patologi saraf muncul  diantara dua titik. Pada titik proksimal di medulla spinalis dan akar saraf  , sedang pada titik distal ada di neuromuscular  junction. Processus coracoideus sebagai pengungkit saat hiper abduksi yang kuat pada bahu. Selain arah 
pergerakan  yang kuat pada plexus brachialis , kecepatan tarikan menentukan terjadinya kerusakan saraf. Sehingga terjadi  cedera pada akar saraf C5-Th1,
cenderung traction injury akibat dislokasi terjadi pada kecelakaan  lalu lintas. Korban  jatuh saat 
mengendarai sepeda motor  dengan  kepala dan bahu membentur tanah. Benturan yang terjadi dengan posisi bahu depresi dan kepala fleksi  ke arah yang berlawanan. pergerakan  yang sangat mendadak  ini  juga memicu  cedera tarikan pada 
clavicula dan struktur di bawahnya termasuk vena subclavia dan plexus brachialis, jika  clavicula sebagai  penghubung paling kuat antara bahu dengan kepala patah, maka semua gaya tarikan berpindah ke serabut neurovascular. Mekanisme cedera sejenis  ini memicu   kerusakan yang parah pada serabut saraf  bagian atas, Hiperabduksi shoulder atau tarikan yang kuat yang memicu   melebarnya sudut scapulohumeral kebanyakan mempengaruhi akar saraf C8 dan T1, cedera traksi dengan kecepatan tinggi bisa memicu  avulsi (robek) akar saraf dari medulla 
spinalis.  gejala pada lesi plexus brachialis yaitu  adanya otot ekstensor karpi radialis brevis,  
ekstensor karpi radialis longus, paralisis pada otot deltoid, otot biceps, kadang juga otot infraspinatus dan  supraspinatus yang dipicu  sebab  terganggunya.  otot yang terdinerfasi oleh 
percabangan syaraf plexus brachialis. lalu  akan memicu  hilangnya pergerakan   eksorotasi shoulder, pergerakan  fleksi,  ekstensi elbow, pergerakan  dorso fleksi,  palmar fleksi, abduksi, adduksi, fleksi,  ekstensi shoulder, endorotasi,    kadang  adanya hilang rasa sensoris di area dermaton C5-Th1 dan atrofi  bahkan kontraktur pada grup otot fleksor dan ekstensor lengan, Lesi plexus brachialis yaitu  salah satu gangguan pada saraf perifer. 
 klasifikasi lesi saraf tepi ada  3 kategori 
yaitu: Neuropraxia, Axonotmesi,  Neurotmesis.  

Pasien dengan diagnosa lesi plexus brachialis dextra, Pasien mengeluh lemah dan tidak 
bisa digerakkan pada lengan kanannya dan otot lengannya semakin mengecil. Dari pemeriksaan ini  ada pengecilan otot,  penurunan kemampuan fungsional,  kelemahan otot, penurunan kemampuan sensoris, Parameter yang di pakai  
antara lain : evaluasi kekuatan otot dengan MMT,   pengukuran lingkar segmen pengecilan otot 
dengan parameter midline, evaluasi tajam dan tumpul, panas dan dingin untuk kemampuan sensoris, Pasien  kesulitan menggerakkan lengan, 
Adanya kelemahan otot pada lengan kanan akibat lesi plexus brachialis dextra, mengakibat pasien tidak bisa menggerakkan lengan nya ke 
segala arah seperti adduksi, pronasi,  supinasi, fleksi, ekstensi, abduksi,  penatalaksanaan yang diberikan yaitu dengan  Interrupted Direct Current 
(IDC) dan terapi latihan, 

FOTO fisioterapi2.1

 Dari tabel  diketahui  mulai dari T1 sampai T3 belum ada  peningkatan, sedang  mulai dari T4 sampai T6 mulai ada peningkatan sensibilitas  kulit. 

FOTO fisioterapi2.2


 Dari tabel  di atas dapat diketahui  bahwa dari T1 sampai T6 tidak  terjadi kenaikan dan penurunan volume otot lengan kanan. .  

FOTO fisioterapi2.3

 Dari tabel  di atas diketahui  bahwa otot penggerak  ekstensor bahu, endorotator, fleksor siku, ekstensor siku,  pronator, supinator, fleksor bahu, ekstensor bahu, abduksor bahu, adductor bahu ,mulai T1 sampai T3 belum ada 
perubahan nilai otot lalu  dari T4 sampai T6 diperoleh  hasil adanya peningkatan  kekuatan otot.  tindakan modalitas arus IDC  meningkatkan 
kemampuan motorik dan sensoris sesuai dengan efek fisiologisnya berwujud  depolarisasi membrane sel. Membran sel saraf dan otot potensial istirahat  tertentu, di mana di dalam membrane sel lebih negative dibandingkan   di luar  membrane. Bila suatu rangsang diterima dan beda potensial membrane turun hingga mencapai nilai ambang rangsangnya , maka terjadi  depolarisasi muatan listrik, yaitu  muatan listriknya di dalam membrane lebih positif dibandingkan   dengan di luar membrane, lalu  akan kembali ke potensial istirahatnya. Peristiwa depolarisasi ini pada saraf motorik akan 
bercara  ke distal sebagai aksi potensial yang menghasilkan kontraksi otot, sementara pada saraf sensoris aksi potensialnya bercara  ke proksimal dan menghasilkan kesadaran rasa .  
latihan dalam bentuk  Assisted active movement, Assisted active movement  bahu, Free active movement bahu, Relaxed passive movement exercise  bahu, siku  meningkatkan kekuatan otot. Mekanisme dari latihan  ini  yaitu  akan muncul nya kontraksi suplai darah pada area  yang dilatih, sehingga jaringan pada area  ini  kaya akan oksigen, maka  akan mempercepat pertumbuhan mucle fibre baru yang efeknya  meningkatkan volume dan masa otot ini , sehingga   kekuatan otot akan bertambah penurunan tingkat sensibilitas kulit, penurunan lingkup gerak sendi  dilakukan interverensi fisioterapi dengan 
memakai  Electrical stimulationInterrupted Direct Current(IDC) dan terapi  latihan  dengan teknik static contraction, Assisted active movement,Free active  movement dan relaxed pasive movement menunjukan perubahan yang  baik. disarankan untuk melakukan terapi secara rutin, fisioterapis hendaknya melakukan  pemeriksaan dengan teliti sehingga dapat menegakkan diagnosa, jika sudah  terjadi cedera yang dicurigai terjadi  lesi plexus brachialis maka tindakan yang harus dilakukan yaitu  segera membawa pasien ke rumah sakit sebelum terjadi komplikasi yang tidak diinginkan. EMG (electromiografi)  menjadi sarana yang tepat 
untuk mengetahui pemicu  terjadinya masalah  ini , 
 
 
  
FISIOTERAPI3
  
  teknik fisioterapi bisa dipakai sebagai   penanganan cedera olahraga. Beberapa teknik fisioterapi seperti pemakaian  terapi dingin, terapi 
panas maupun manual therapy berwujud  massage, beberapa teknik  seperti ultrasound therapy dan electrotherapy masih belum banyak dikenal, Praktek fisioterapi atau terapi fisik sudah dimulai sejak abad 2500 SM di China berwujud  akupuntur dan berbagai teknik manual therapy. pemakaian  fisioterapi   sudah pernah tercatat dalam "Ayurveda"  yaitu  suatu sistem kedokteran paling tua dan sampai sekarang masih dipraktekkan dan diakui  sebagai bagian dari sistem kesehatan . Pada kedokteran barat, tercatat pada tahun 460 SM, Hippocrates  
menggambarkan massage dan hydrotherapy sebagai alternatif penyembuhan berbagai 
penyakit.  Pada era modern, fisioterapi mulai  dikembangkan pada tahun 1896 di London yang pada mulanya bertujuan untuk meningkatkan mobilitas pasien  yang dirawat inap di rumah sakit untuk menjaga kekuatan dan fungsi otot.  Ilmu fisioterapi  lalu  berkembang pesat dan mulai dilakukan standardisasi layanan dan profesi 
fisioterapi yang terutama didasarkan pada ilmu kedokteran modern. Pada tahun 1920  dibentuk perkumpulan tenaga medis di Inggris lalu  diikuti oleh berbagai negara lain. Perkembangan  layanan fisioterapi  dipengaruhi oleh 
perang dunia I dan II dimana ada  peningkatan 
kebutuhan perawatan dan rehabilitasi korban perang.  penerapan  fisioterapi  ini  mengalami perkembangan mengkombinasikan modalitas-modalitas fisika contoh, hydrotherapy dilakukan dengan modifikasi suhu dingin (coldtherapy) dan panas (thermotherapy). pemakaian  alat TENS (transcutaneous electro nerve stimulation).  Pada 
cabang fisioterapi non-alat, manual therapy dan exercise therapy yaitu  cabang  fisioterapi yang  berkembang di dunia olahraga. Manual therapy berkembang untuk melayani kebutuhan  cedera olahraga, patofisiologi terjadinya cedera berawal dari saat  sel mengalami  kerusakan, sel akan mengeluarkan mediator kimia yang merangsang terjadinya peradangan.  Mediator tadi antara lain berwujud  histamin, bradikinin, prostaglandin dan 
leukotrien. Mediator kimiawi ini  dapat memicu  vasodilatasi pembuluh darah  dan  penarikan populasi sel sel kekebalan pada lokasi cedera. Secara fisiologis respon  tubuh ini  dinamakan  proses peradangan. Proses peradangan ini lalu  
berangsur-angsur akan menurun secara  dengan terjadinya regenerasi proses kerusakan 
sel atau jaringan ini .  diagnosa   berdasar  gejala, pasien  ,   Tanda akut cedera olahraga yang biasa nya terjadi yaitu  tanda respon  peradangan tubuh berwujud  rubor (warna merah), dolor (nyeri),  functio leissa (penurunan fungsi), tumor (pembengkakaan), kalor (peningkatan suhu), 
Nyeri  muncul  saat  serat-serat otot atau tendon mulai mengalami kerusakan  lalu  terjadi iritasi syaraf. jika  tanda peradangan awal cukup hebat, biasanya rasa nyeri masih dirasakan sampai beberapa hari sesudah  onset cedera. 
Pemeriksaan diagnostik  untuk melengkapi informasi yang diperoleh  dari anamnesis (wawancara dengan pasien) dan  pemeriksaan fisik. Pemeriksaan diagnostik  berwujud  elektromyografi,  foto rontgen, CT scan MRI, artroskopi, Ketepatan diagnosa  jenis cedera ditambah   tahap proses peradangan yang terjadi 
(akut, sub akut maupun kronis)   berpengaruh pada keberhasilan terapi,  teknik fisioterapi  dipakai  untuk mengatasi  cedera,  cerebral palsy, muscular dystrophy, spina bifida, 
poliomyletis,  kelainan struktural,   gangguan neurologis sesudah  stroke, gangguan persendian yang disebabkan cedera,  gangguan imunitas, 
nyeri punggung, gangguan otot (strain),  gangguan ligamen (sprain),  asma,  Pada   cedera, fisioterapi dilakukan untuk meningkatkan kekuatan otot, mempercepat proses penyembuhan, mengurangi rasa nyeri,  Fisioterapi pada  stroke, asma, cerebral palsy dan sebagainya bertujuan untuk 
meminimalisir tingkat kesakitan (morbiditas) dengan  memperbaiki respon tubuh terhadap pemicu  gangguan ini  dengan memakai    teknik intervensi fisioterapi, tenaga medis   akan menilai  diagnosa  dan  memeriksa kembali riwayat medis  terutama yang  menggambarkan percara an penyakit dan  riwayat pengobatan. Pada masalah  gangguan neuro-musculoskeletal, tenaga medis    mengukur  kapasitas gerak sendi, ketahanan fisik,  postur, kekuatan, fleksibilitas,  tahap selanjutnya,   dipakai gabungan  teknik  exercise therapy yang  
sering dipakai   diikuti dengan manual therapy, sedang  ultrasound therapy,  electrotherapy thermotherapy, cryotherapy, hydrotherapy dipakai   sebagai terapi tambahan. Keterangan yang  diperoleh  saat anamnesis  antara lain meliputi : 
Apakah pergerakan  mempengaruhi rasa sakit, Apakah pergerakan  mengalami hambatan, 
 Deskripsi nyeri,  Tempat terjadinya nyeri,  Durasi atau waktu terjadinya nyeri,  Riwayat nyeri,  Sifat nyeri, Pada pemeriksaan fisik,  tenaga medis  menguji Keseimbangan, postur,  ketahanan fisik, jangkauan gerak, kekuatan,  fleksibilitas otot. 
tenaga medis memerlukan  pemeriksaan rontgen, goniometer, Beberapa prinsip dasar  fisioterapi pada cedera olahraga yaitu   : 
-Pada awal cedera  belum terjadi  peradangan,  
dilakukan reposisi jika  terjadi dislokasi.  
- Pada  peradangan dilakukan usaha   menekan respon peradangan yang berlebihan melalui proses RICE (rest, ice, cold and elevation) hydrotherapy,  cold therapy, 
-Pada tahap sub-kronis dimana respon peradangan  menurun,  dilakukan heat therapy dan manual therapy untuk mempercepat proses regenerasi tubuh akibat cedera, 
-Pada tahap kronis, heat therapy  dikombinasi dengan cold therapy dalam paket contrast therapy. Pada keadaan ini manual therapy  dilanjutkan dan 
mulai dikombinasikan dengan exercise therapy,  untuk mempercepat proses regenerasi  fungsi tubuh, Beberapa teknik fisioterapi yang  dipakai   meliputi :  
 -Iontophoresis dan Phonophoresis 
Iontophoresis yaitu  memasukkan obat dalam jaringan dengan  memakai   bantuan arus listrik   phonophoresis yaitu  memasukkan obat dalam jaringan dengan memakai   bantuan ultrasound. Metode ini  untuk menangani radang sendi, nyeri leher, nyeri punggung,  
 -Traksi yaitu   prosedur koreksi neuro-muskulo-skeletal seperti patah tulang, dislokasi,  kekakuan otot dengan memakai   alat yang berfungsi sebagai penarik.  Terapi ini memakai   beban, 
-Exercise therapy (Terapi latihan).  
ini  sering dipakai  pada keadaan kronis, jenis, frekuensi, intensitas dan durasi latihan ditentukan berdasar  pemeriksaan fisik. Jenis latihan yang 
 dilakukan berwujud  latihan isometric, isotonic, aerobik   akuatik. untuk memperbaiki jangkauan gerak, meningkatkan ketahanan, keseimbangan  postur, kekuatan, koordinasi, 
 - Electrotherapy  yaitu  terapi dengan memakai   impuls listrik untuk menstimulasi saraf motorik atau  untuk memblok saraf sensorik. Salah satu jenis  electrotherapy yang sering dipakai yaitu  transcutaneous  electro nerve stimulation (TENS). TENS memakai   listrik bertegangan rendah 
yang disuplai dari suatu alat portabel  bersumber daya baterai. 2 elektroda pada alat ini 
dihubungkan pada bagian yang nyeri sehingga bagian ini  teraliri impuls listrik yang  akan menjalar pada serabut saraf untuk mengurangi kepekaan terhadap rangsang nyeri. Alat ini untuk mengatasi nyeri pada tendonitis dan bursitis. Alat ini  memakai   arus listrik frekuensi tinggi untuk meningkatkan suhu pada kulit. Bagian-bagian tubuh yang besar seperti punggung dan pinggang dapat diterapi dengan shortwave diathermy sebab  penetrasi suhu dapat  lebih dalam dibandingkan  memakai  metode terapi panas non-electric, 
 -Manipulation/ Manual therapy.  
Teknik ini meliputi terapi gerak dan massage  Sweden,  neuro-developmental treatment untuk 
mengatasi gangguan neuromuskular dan  akupressure.  untuk mengurangi nyeri dan meningkatkan fleksibilitas sendi.  
- Thermotherapy (Heat therapy / Terapi Panas).  
Thermotherapy yaitu  terapi dengan memakai  suhu panas biasanya dipakai   dengan kombinasi  hydrotherapy, exercise  dan manual therapy. Udara lembab  hangat mengurangi  kekakuan dan nyeri otot.  Heat therapy  dilakukan dengan memakai   kantung panas (hot packs), handuk hangat, botol air panas, alat ultrasound, alat infra-red dan bak parafin cair.  mengendurkan otot, 
sendi, 
  - Coldtherapy  (Terapi Dingin) penerapan  dingin pada area radang  mengurangi kepekaan syaraf yang mengurangi rasa nyeri,  Metode ini  dipakai   pada keadaan akut sebagai bagian dari sistem RICE (Rest-Ice-Compression-Elevation) dengan memakai   es atau sprai vapocoolant, 
 layanan fisioterapi meliputi layanan integumentum, fisioterapi, musculoskeletal, kardiopulmoner, 
 -Fisioterapi Musculoskeletal (Orthopaedic) untuk mendiagnosa  dan  menangani gangguan musculoskeletal.  modalitas yang dipakai   meliputi iontophoresis, cryotherapy, heattherapy, phonophoresiss,  electrotherapy, exercise therapy  latihan kekuatan, kendali ,fleksibilitas,  ketahanan, manual therapy, soft tissue massage, 
 Gangguan musculoskeletal pada anak  kongenital (yang terjadi pada proses kelahiran)  yang dapat ditangani dengan fisioterapi antara lain  : distrofi otot, skoliosis, nyeri,  kelemahan otot tungkai, 
keterlambatan perkembangan, cerebral palsy, 
Cedera neuro-musculoskeletal akut  ditandai dengan  tanda-tanda kardinal radang seperti nyeri (dolor),  penurunan fungsi (function leissa), kemerahan (rubor), panas (kalor), benjolan (tumor), Nyeri  berkaitan dengan kerusakan fisiologis jaringan,   Fisioterapi  ditujukan untuk 
mengatasi nyeri yang dipicu  oleh gangguan fisiologis.  Aspek fisiologis yang  menyertai nyeri yaitu  radang (inflamasi), anoxia/iskemia (gangguan aliran darah), pembengkakan (edema),  kerusakan jaringan, pengurangan jangkauan gerak (range of motions), 
Jangkauan gerak (range of motion /ROM)  menggambarkan jarak dan arah gerak suatu area persendian dalam tubuh. Penurunan ROM  dipicu   cedera /proses penuaan,  saat  gangguan persendian sampai pada tahap kronis (contoh  pada nyeri punggung bawah), pengurangan ROM secara alamiah dilakukan oleh tubuh untuk 
mengurangi rasa nyeri, menghindari kerusakan lebih lanjut, menjaga agar jaringan yang 
sedang diusahakan  penyembuhannya ini  tidak mengalami tekanan fisik yang berat  untuk mempercepat proses penyembuhan. meski begitu   jika  pengurangan ROM ini berlangsung dalan jangka waktu  yang lama sedang  proses penyembuhan tidak terjadi secara sempurna, bisa terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti terjadinya kelainan gerak yang permanen. Oleh sebab nya pada kondisi kronis seperti ini fisioterapi sebaiknya   memberi  penyuluhan kepada pasien   keluarganya tentang kondisi gangguan,   manfaat fisioterapi, meminimalkan kelainan gerak, memperbaiki ROM, mempercepat,  membantu proses penyembuhan, meningkatkan kemampuan untuk aktivitas sehari-hari maupun aktivitas kerja, (occupational therapy),   
meningkatkan kekuatan dan kendali  otot,  memperbaiki postur dan keseimbangan, 
 pergerakan  berulang dapat memicu  turunnya flexibilitas, kekakuan sendi dan atrophy otot. Terapi fisik  memperbaiki pergerakan  dan mengajari pasien  bagaimana cara menghindari 
kerusakan yang lebih parah.  Beberapa keadaan yang  diatasi dengan fisioterapi, antara lain   : 
-Nyeri punggung  pemicu nya antara lain: herniasi diskus, scatia, gangguan penurunan fungsi tulang. 
 -Nyeri leher  yang terjadi dapat berwujud  whisplash atau syaraf terjepit di tulang leher dapat memicu  nyeri leher. 
 -Nyeri lutut yang terjadi antara lain berwujud  cedera pada anterior cruciate ligamen (ACL)  yaitu  cedera lutut pada olahraga yang paling sering 
terjadi. Cedera pada menisci (cartilage pads) 
-Radang Sendi (Arthritis)  meliputi osteoarthritis dan rheumatoid arthritis.  ini sering terjadi di pinggang, tangan, jari, lutut, 
-Nyeri bahu yang sering terjadi antara lain meliputi bahu membeku (frozen shoulder) yaitu   kaku sendi bahu  yang berakibat berkurangnya keleluasaaan gerak dari bahu ini . kondisi ini bisa berubah, walau  penanganan sudah  dilakukan untuk beberapa bulan. Cedera pada rotator cuff (otot yang menempel pada tulang lengan atas) dan shoulder impingement syndrome (gejala yang muncul  yang berasal dari tekanan pada subacromial bursa (cairan yang mengisi kantong yang memisahkan tulang dari sendi bahu), rotator cuff tendons),  
- Tendinitis (Radang tendon) pemicu pada tendinitis yaitu  pemakaian  yang berlebihan. area  yang sering mengalami bursitis yaitu lutut,   tangan, siku, 
-Nyeri siku yang sering terjadi dipicu  oleh tendinitis. Bentuk nyeri siku  berwujud  sebagai tennis elbow (lateral epicondylitis) saat  terjadi cedera pada tendon bagian luar dan golfer elbow (medial epicondylitis) saat  ada cedera pada tendon bagian dalam, 
  -Complex regional pain syndrome  yaitu  kondisi kronis yang  terjadi sesudah  cedera pada lengan 
atau kaki.  digambarkan sebagai rasa  seperti terbakar yang kadang melebihi rasa nyeri pada saat pertama kali muncul  cedera, 
 -Myofascial pain syndrome (MPS)  yaitu  sebuah kondisi kronis yang berefek pada fascia (jaringan 
penghubung yang melindungi otot),  berwujud  otot atau kumpulan otot. ini  dipicu  oleh adanya cedera atau tarikan yang berlebihan pada beberapa area  di sekitar tubuh, 
 -Gangguan sendi temporomandibular (sendi rahang). Sendi temporomandibular menghubungkan tengkorak dan  rahang bawah Sendi ini lebih banyak dipakai  dibandingkan  sendi yang lainnya pada tubuh sehingga sering mengalami gangguan. 
 -Bursitis (Radang Bursa) yaitu  cairan antara tendon dan tulang yang berfungsi sebagai pelapis untuk merngurangi gesekan antara jaringan yang ada di dalam tubuh. ada  160 bursa di dalam tubuh, letaknya ada  pada sekitar lutut, lengan, 
siku, punggung  Biasanya bursitis terletak di lengan.  
 - Fisioterapi Gangguan Integumentum 
  ini ditujukan untuk mengatasi gangguan kulit dan organ-organ lain yang berkaitan,  Intervensi terapi meliputi pembersihan luka dan   pencegahan 
parut. 
  -Fisioterapi Gangguan Kardiopulmoner 
 menangani masalah kardiopulmoner seperti asthma, pneumonia jenis Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD), cystic fibrosis (CF) 
dan sesudah  infark myocard.  Fisioterapi ini  dilakukan pada semua usia . untuk menangani gangguan fisiologis non-organ pada sistem 
kardiopulmoner. teknik ini di rumah sakit sudah dimasukkan dalam standard pelayanan gangguan sistem kardiopulmoner,  manfaat fisioterapi meliputi: Rasa nyeri dapat berkurang. Meningkatkan jangkauan gerak, kekuatan, kendali , fleksibilitas dan  ketahanan otot.  pasien  dapat belajar untuk mencegah terjadinya cedera lanjut. 
pasien  dapat mengerti aspek-aspek gangguan yang dialaminya secara lebih menyeluruh. pasien  dapat mempelajari dan mengikuti teknik fisioterapi yang dilakukan untuk lalu  secara mandiri dapat mengikutinya secara mandiri, 
  beberapa resiko yang  terjadi saat menerima  terapi thermal  dan electrotherapy antaralain:    luka bakar pada thermotherapy atau frozen bite pada cryotherapy, 
  Hydrotherapy yaitu  perawatan memakai  air untuk tujuan kesehatan, contoh  menghilangkan nyeri  untuk menyembuhkan luka. Kolam renang, whirlpools dan  hubbard tank (tangki yang memungkinkan pasien  untuk merendam seluruh tubuhnya  di dalam air),  manfaat  pemakaian  hydrotherapy meliputi :  Menambah kebugaran  saat melakukan olahraga dan aktifitas lainnya, 
Mempercepat penyembuhan,  Mengurangi nyeri dan kekakuan , Menambah relaksasi otot, 
Pada hydrotherapy ada  beberapa hal yang perlu diperhatikan  yaitu  banyaknya fasilitas kesehatan holistik menyediakan layanan hydrotherapy, 
seperti damp body wraps dan facial douches. Teknik ini  dinyatakan sebagai pelengkap dan perawatan alternatif untuk semua jenis nyeri dari migren hingga vena varikosa  kadang tanpa dilandasi oleh ilmu pengetahuan yang jelas. Colon 
hydrotherapy ( dinamakan  high colonic, high enema / colonic irrigation) dipasarkan sebagai media penyembuh untuk berbagai kondisi,  
organisasi  American Cancer Society memperingatkan bahwa colon hydrotherapy 
tidak didukung  bukti ilmu pengetahuan yang jelas dan  membahayakan kesehatan sebab   menyebarkan infeksi, 
 Hydrotherapy  dipakai  pada pasien  radang sendi untuk membantu melatih persendian. Tekanan dari air yang melawan gaya gravitasi memungkinkan  pasien  untuk melatih ototnya dengan beban yang lebih kecil terhadap sendi. sebab  latihan fisik diperlukan untuk membantu pasien  memulihkan jangkauan gerak sendi, memperkuat sendi, tendon, ligamen,  otot, 
Bantuan tekanan dari air memungkinkan pasien  berlatih dengan beban minimal pada sendi ini  sehingga mengurangi resiko kerusakan lebih lanjut. 
Hydrotherapy  dipakai  untuk mengurangi nyeri,  Air  dipanaskan atau  didinginkan untuk meredakan nyeri akut atau kondisi kronis seperti nyeri punggung, nyeri leher, nyeri sendi, radang sendi, fibromyalgia  kekakuan. Hydrotherapy  
membantu memelihara mobilitas dari sendi pada suatu penyakit yang membatasi  keleluasaan dari gerak, seperti muscular dystrophy. 
Hydrotherapy dalam fisioterapi  berfungsi untuk mempercepat penyembuhkan luka. Perawatan dengan whirlpool membantu dalam debridement 
(mengangkat jaringan yang mati dan substansi lainnya).  beberapa kondisi dimana hydrotherapy tidak boleh dipakai  , contoh pada pasien  dengan luka terbuka sebaiknya tidak memakai  kolam renang namun  memakai  whirlpool therapy untuk mencegah muncul nya infeksi pada luka. 
 Hydrotherapy diindikasikan pada berbagai keadaan seperti carpal tunnel syndrom, nyeri kepala, ada  beberapa tipe hydrotherapy, yang meliputi :  
-Whirlpool  terapi ini melibatkan panas, air bercampur larutan yang dapat memudahkan penyembuhan sprain, gangguan sumsum tulang belakang, pengelupasan dari jaringan otot yang sudah  mati, tidak berfungsi atau yang terkontaminasi. Pada whirpool air diputar sehingga menghasilkan gelembung. Gelembung-gelembung air hangat dan udara akan 
memijat tubuh dan membantu rilaksasi otot.  
-Sitz bath  tanki yang dipakai   untuk merendam sebagian tubuh tubuh,  dapat terdiri dari beberapa kompartemen.  pemakaian  dilakukan  dengan cara  pasien  duduk di sebuah tub dengan air menutupi pinggang. Sitz baths  dipakai   untuk mengatasi kondisi seperti prostatitis,  testicular/scrotal pain, lumbar pain, pelvic pain,  
-Sauna (mandi uap)   yaitu  ruangan yang diisi oleh uap air hangat sehingga pada dasarnya 
yaitu  gabungan dari hydrotherapy dan thermotherapy.untuk kondisi sakit yang tidak terlalu berat seperti strain punggung, 
-Hubbard tank  ini memungkinkan pasien   merendam seluruh tubuhnya di dalam air dengan pengaturan suhu. Pemanasan dapat dipakai   untuk meningkatkan suhu air, meringankan sakit seperti nyeri kaki,  nyeri punggung, nyeri lengan, nyeri bahu, Pemanasan  memicu  membesarnya pembuluh darah sehingga menambah  sirkulasi. Terapi di dalam hubbard tank  untuk memanaskan tubuh pasien , sebab  suhu dapat diatur dan cairan elektrolisa dapat ditambahkan ke dalam air. 
-Kolam renang  dipakai   untuk melakukan terapi pengurang  nyeri. sebab  tekanan dari air mengangkat tubuh dan mengurangi efek dari gravitasi. ini memicu  pasien  yang menderita nyeri dapat melakukan olahraga low–impact yang memiliki sedikit gesekan antara sendi. Tekanan 
dari air juga memicu  pasien  untuk dapat memaksimalkan pergerakan  dengan lebih 
mudah. 
 Resiko hydrotherapy di kolam pemakaian  suhu yang tidak tepat pada  hydrotherapy  memicu  efek yang tidak diinginkan terhadap tubuh. pasien  yang tidak bisa berenang perlu mengenakan jaket pelampung Terapi kolam tidak boleh dilakukan oleh pasien  yang memiliki gangguan usus besar dan kandung kemih, luka terbuka atau memiliki peka   terhadap cairan kimia tertentu. bahwa pasien  yang berlatih di dalam kolam bukan bertujuan untuk membangun masa tulang, 
yang  bermanfaat untuk melindungi dari kondisi seperti osteoporosis yang biasa terjadi pada wanita sesudah  menopause. 
 Resiko hydrotherapy pada hubbard tank, whirlpool dan sitz bath. Sebagaimana hydrotherapy pada kolam, suhu air yang  tidak tepat dapat memicu  efek samping pada tubuh. bila berendam terlalu lama di air panas dapat menaikkan tekanan darah. bahwa banyak whirlpools mengandung bakteria , Resiko hydrotherapy pada sauna dan steam bath.  
Dapat membahayakan kesehatan untuk pasien  tertentu, seperti pasien  dengan gangguan jantung, gangguan sirkulasi dan saraf (diabetes),penyakit menular seksual,  rheumatoid arthritis akut, infeksi akut,  
  Ruang Lingkup Cold Therapy  yaitu  pemanfaatan dingin untuk mengobati nyeri atau gangguan 
kesehatan lainnya.  cairan nitrogen, untuk merusak jaringan. Beberapa jenis cryotherapy yang ada antaralain meliputi:  cryosurgery, cryoablation atau targeted  cryoablation. Cryotherapy kadang dipakai untuk penanganan luka di kulit, seperti warts atau beberapa jenis kanker kulit. Terapi dingin  dipakai dengan beberapa cara, seperti pemakaian  es,  cold baths. Terapi ini dipakai pada saat respon peradangan 
masih sangat nyata (keadaan cedera akut) 
Pada terapi dingin, dipakai  modalitas terapi yang dapat menyerap suhu jaringan sehingga terjadi penurunan suhu jaringan melewati mekanisme konduksi.  Efek pendinginan yang terjadi tergantung konduktivitas jenis penerapan  terapi dingin, lama terapi . agar terapi  efektif, lokal cedera harus dapat diturunkan suhunya dalam jangka waktu yang mencukupi.  Inti dari terapi dingin yaitu  menyerap kalori area lokal cedera sehingga terjadi penurunan suhu. Berkait dengan hal ini, jenis terapi dengan terapi es basah  efektif menurunkan suhu dibandingkan es dalam kemasan sebab  pada kondisi ini lebih 
banyak kalori tubuh yang dipakai   untuk mencairkan es. Semakin lama waktu terapi, 
penetrasi dingin semakin dalam.  biasa nya terapi dingin pada suhu 3,5 °C selama 10 menit  mempengaruhi suhu sampai dengan 4 cm dibawah kulit. Jaringan otot  dengan kandungan air yang tinggi yaitu  konduktor yang baik sedang  jaringan lemak yaitu  isolator suhu sehingga menghambat penetrasi dingin.   Terapi dingin dapat dipakai dalam pemakaian  es dan  cold baths. penerapan  dingin mencegah cairan masuk ke jaringan di sekitar luka mengurangi suhu area  yang sakit, membatasi aliran darah,ini mengurangi  nyeri  pembengkakan. penerapan  dingin  mengurangi sensitivitas dari akhiran syaraf yang berakibat terjadinya peningkatan ambang batas rasa nyeri. penerapan  dingin  akan mengurangi kerusakan jaringan dengan cara  mengurangi metabolisme lokal sehingga kebutuhan oksigen jaringan menurun.  Respon neuro-hormonal terhadap terapi dingin yaitu : Penurunan iritan yaitu   limbah metabolisme sel,  Peningkatan ambang nyeri   ,  Pelepasan endorphin,  Penurunan transmisi saraf sensoris,  Penurunan aktivitas badan sel saraf,  pada 15 menit pertama sesudah  pemberian penerapan  dingin (suhu 10 °C) terjadi vasokontriksi arteriola dan venula secara lokal. Vasokontriksi ini dipicu  oleh aksi reflek dari otot polos yang muncul  akibat stimulasi sistem saraf otonom dan pelepasan epinehrin dan norepinephrin. meski begitu  jika  dingin ini  terus diberikan selama 15 sampai  30 menit akan muncul  tahap  vasodilatasi yang terjadi intermiten selama 4 - 6 menit. Periode ini dinamakan  respon  hunting. Respon hunting terjadi untuk mencegah terjadinya kerusakan jaringan akibat  dari jaringan mengalami anoxia jaringan ,  Selain memicu  vasokontriksi, rasa  dingin juga menurunkan eksitabilitas  akhiran saraf bebas sehingga menurunkan kepekaan terhadap rangsang nyeri. penerapan  dingin  dapat mengurangi tingkat metabolisme sel sehingga limbah metabolisme  menjadi berkurang. Penurunan limbah metabolisme pada akhirnya  menurunkan spasme otot. 
 Waktu Pemberian   Dingin Respon 
 0-3 menit rasa  dingin 
 2-7 menit Rasa terbakar, Nyeri 
 5-12 menit Anestesi relatif kulit 
  biasa nya dingin lebih mudah menembus jaringan dibandingkan dengan panas. saat  otot sudah mengalami penurunan suhu akibat penerapan  dingin, efek dingin  bertahan lebih lama dibandingkan dengan panas sebab  adanya lemak subcutan  yang bertindak sebagai insulator. Di sisi lain lemak sub kutan yaitu  barier utama 
energi dingin untuk menembus otot. Pada pasien  dengan tebal lemak sub kutan setebal  2 cm, energi dingin dapat menembus jaringan otot dalam waktu 10 menit.  

memberi  es selama dua hari sesudah  cedera untuk mencegah pembengkakan luka. 
 memakai   kompresi elastis selama 2 hari untuk mencegah pembengkakan,  Berusaha agar bagian yang cedera ada di atas letak jantung untuk mengurangi kemungkinan terjadinya pembengkakan. Dalam perawatan nyeri yang dipicu  sebab  cedera, terapi dingin dilakukan sampai pembengkakan berkurang.  Terapi dingin  dipakai  pada 24 - 48 jam sesudah  terjadinya cedera dan dipakai untuk mengurangi sakit dan pembengkakan. Panas  dipakai  dalam tahap  rehabilitasi tahap  kronis, 

Beberapa  kondisi  yang  ditangani dengan coldtherapy antara lain :  
Testicular dan scrotal pain, Nyeri post operasi, tahap  akut arthritis (peradangan pada sendi),  Tendinitis dan bursitis, Carpal tunnel syndrome,  Nyeri lutut,  Nyeri sendi, Nyeri perut,  Cedera (sprain, strain dan kontusi), Sakit kepala (migrain, tension headache,  cluster headache), Gangguan temporomandibular (TMJ disorder), 
 Coldtherapy sangat  ekonomis mudah dipakai , cepat, efisien,  namun  ada  beberapa kondisi yang dapat dipicu oleh coldtherapy. pasien  dengan riwayat gangguan tertentu memerlukan pengawasan yang ketat pada terapi dingin.   Beberapa kondisi ini  diantaranya yaitu  : 
-Vasculitis (peradangan pembuluh darah)   
-Gangguan rasa  saraf misal neuropathy akibat diabetes mellitus maupun leprosy.  
- Cryoglobulinemia yaitu   kondisi berkurangnya protein di dalam darah 
yang memicu  darah akan berubah menjadi gel bila kena dingin  
-Paroxysmal cold hemoglobinuria  yaitu   kejadian pembentukan  antibodi yang merusak sel darah merah bila tubuh dikenai dingin.  
- Raynaud`s syndrom   yaitu   ada  hambatan pada  arteri terkecil yang menyalurkan darah ke jari tangan dan kaki saat  terjadinya dingin, Pada keadaan ini muncul  sianosis yang jika  berlanjut dapat memicu  kerusakan anggota tubuh perifer. 




  
Terapi dingin  dipakai  dalam beberapa cara yaitu : es dan masase es, imersi air dan atau es, 
ice packs dan vacpocoolant sprays, termasuk : 
- Vapocoolant spray yaitu  semprotan yang  berisi fluoromethane atau ethyl chloride.  Vacoopolant spray  dipakai  untuk mengurangi nyeri akibat 
spasme otot dan  meningkatkan range of motion. Terapi ini dipakai  untuk  meningkatkan range of motion, ada  beberapa prosedur pemakaian yaitu  vapocoolant membentuk sudut 30° dengan kulit dengan jarak  50 cm dari kulit, penyemprotan dilakukan dari arah proksimal ke distal otot dan kecepatan penyemprotan  10 cm per detik dan dapat diulang sampai dengan 2-3 kali.   pemakaian  vapocoolant harus dilakukan sesuai prosedur untuk menghindari frozen bite. 
 - Cold baths / Water immersion  
 yaitu  terapi mandi di dalam air dingin dalam jangka waktu  maksimal 20 menit. Peralatan yang dipakai   tergantung bagian tubuh yang akan 
direndam. Pada perendaman seluruh tubuh diperlukan tanki whirpool. Pada terapi ini air
dan es dicampur untuk memperoleh  suhu 10° - 15° C.  Terapi ini  dilakukan untuk pemulihan sesudah  latihan, Proses ini berlangsung sekitar 
10 - 15 menit. saat  nyeri berkurang, terapi dihentikan dan dilanjutkan  terapi lain seperti massage atau stretching. Pada saat nyeri kembali dirasakan, dapat dilakukan perendaman kembali. Dalam tiap sesi terapi, perendaman kembali  
dilakukan sampai 3 kali ulangan.   terapi dingin 
berpotensi  meningkatkan penjendalan kolagen, konsekuensinya aktivitas fisik harus dilakukan secara bertahap sesudah  terapi dingin. 
 
-Ice packs yaitu  kemasan yang dapat menyimpan es dan membuat es ini  dapat terjaga dalam waktu relatif lama di luar freezer dibandingkan  kemasan plastik. ice packs mengandung bahan kimia yang dapat mempertahankan suhu dingin dalam jangka waktu lama. Bahan kimia seperti isopropyl alkohol dapat ditambahkan  rasio 2 :1 terhadap air untuk mencegah terjadinya pembekuan sehingga saat  dipakai  , ice packs dapat mengisi kontur tubuh. ada  2 jenis ice packs yaitu yang berbahan gel 
hypoallergenic dan yang berisi cairan atau kristal. 
 biasa nya ice packs dapat dipakai   selama  20 menit. Pada kemasan ice packs yang berwujud  plastik, diperlukan handuk untuk mengeringkan air 
kondensasi.  Indikas terapi sama dengan ice massage.   jika  terjadi kebocoran kemasan dapat memicu  bahaya iritasi kulit akibat bahan kimia 
-Es dan Masase Es 
Pada terapi ini es  dikemas dengan cara  yaitu  
dengan membekukan es pada styrofoam. Pada pemakaian nya ujung stryofoam dapat 
dipakai  sebagai pegangan pada saat dilakukan terapi. Es dalam pemakaiannya sebaiknya tidak kontak langsung dengan kulit dan dipakai  dengan perlindungan seperti dengan handuk.  Handuk  untuk mennyerap es yang mencair.  Indikasi terapi es yaitu  pada bagian bagian otot lokal seperti tendon, bursae maupun bagian bagian myofacial trigger point.  Es dipakai  langsung untuk 
memijat atau  memati rasakan jaringan sebelum terapi pijat. Masase es  memberi  dingin yang lebih efisien dibandingkan  cold packs atau metode lain yang memakai  terapi dingin. Terapi  diberikan selama  20 menit. 
Bila terapi dingin dilakukan dalam jangka waktu yang lama, ini akan memicu  : 
-Excema kulit dapat terjadi pada pendinginan kulit selama 1 jam pada suhu 0° sd -9°C. Excema ini dapat bertahan sampai dengan 24 jam.  
-Frostbite yaitu   kondisi medis dimana kulit dan jaringan tubuh rusak sebab  suhu dingin. Frostbite (rusakya anggota tubuh perifer) dapat terjadi pada 
suhu -3° sd -4°C  
- Hypothermia yaitu   suatu kondisi medis dimana suhu tubuh menurun secara cepat dibawah suhu normal, sehinga merusak metabolisme tubuh.   

 
 
 Cyrokinetics yaitu  teknik  mengkombinasikan terapi dingin dengan latihan fisik.  untuk mengurangi nyeri,   latihan  fisik dipakai  untuk meningkatkan jangkauan gerak. Teknik ini diawali dengan pemakaian  terapi dingin sampai dirasakan pengurangan nyeri. biasanya  rasa  
ini dirasakan dalam 15-20 menit. sesudah  dilakukan terapi dingin  dilakukan latihan fisik untuk meningkatkan jangkauan gerak Hilangnya rasa nyeri   berlangsung  1 - 6 menit. Latihan dihentikan jika  muncul  rasa nyeri. sesudah  rasa nyeri muncul , terapi dingin dapat diulang lagi sampai 3 kali.  Prosedur Cyrokinetics :
Rendam bagian yang nyeri dalam air dingin (10-20 menit) , Latihan dilakukan selama rasa sakit tidak menyerang (2-6 menit) , Pada saat nyeri muncul kembali dapat dilakukan perendaman kembali dengan air dingin (2-6 menit) , Siklus latihan perendaman dapat dilakukan sampai dengan 3 kali,  
 Latihan bersifat aktif tanpa bantuan  harus bebas rasa nyeri,  dimulai dengan latihan ringan yang dinaikan intensitas dan tingkat kesulitannya secara bertahap, 
 
 

Thermotherapy yaitu  pemberian penerapan  panas pada tubuh untuk mengurangi gejala nyeri akut maupun kronis.  Terapi ini efektif untuk mengurangi nyeri yang berkaitan  dengan ketegangan otot dan berbagai jenis nyeri yang lain. Panas pada fisioterapi  untuk meningkatkan aliran darah kulit dengan  melebarkan pembuluh darah yang dapat meningkatkan suplai oksigen dan nutrisi pada jaringan. Panas juga meningkatkan 
elastisitas otot sehingga mengurangi kekakuan otot.   Thermotherapy  dipakai   pada tahap  kronis cedera, sedang  cryotherapy (coldtherapy) dipakai  pada tahap  akut cedera untuk mengurangi reaksi 
peradangan sebelum thermotherapy dilakukan untuk meningkatkan aliran darah pada 
area  ini .  Atas dasar ini thermotherapy baru dilakukan sesudah  beberapa hari sesudah  
cedera. Thermotherapy sering dikombinasikan dengan air (hydrotherapy). Selain didapat 
dengan pemanasan air, ada  pula beberapa alat-alat listrik yang dapat dipakai   
untuk menghasilkan panas. Terapi panas tidak diperkenankan pada beberapa kondisi 
seperti pasien  dengan gangguan syaraf tepi (contoh  akibat dari neuropati) sebab  dapat 
meningkatkan resiko terjadinya kerusakan kulit.  
 
Efek Fisiologis Thermotherapy 
 Bentuk thermotherapy  yang dapat dilakukan yaitu  panas kering, panas lembab (gabungan dengan hydrotherapy), panas yang ditujukan pada lapisan luar tubuh (superfisial heat)  dan panas yang ditujukan pada lapisan dalam tubuh (deep heat). Kerja thermotherapy yaitu  meningkatkan aktivitas molekuler (sel) dengan  pengaliran energi melalui konduksi(pengaliran lewat medium padat), konveksi (pengaliran lewat medium cair atau gas), konversi (penguibahan bentuk energi) dan 
radiasi (pemancaran energi).  Pemancaran respon tubuh  tergantung pada jenis panas, intensitas panas, lama pemberian panas, dan respon jaringan terhadap panas.  sesudah  panas 
terabsorbsi pada jaringan tubuh, panas akan disebarkan ke area  sekitar. Supaya tujuan 
  tercapai jumlah energi panas yang diberikan harus disesuaikan untuk menghindari resiko kerusakan jaringan. Efek terapetik thermotherapy antara lain : mengurangi edema/pembengkakan pada  tahap  kronis,  meningkatkan aliran darah,  meningkatkan elastisitas jaringan kolagen, mengurangi kekakuan sendi, mengurangi nyeri, mengurangi ketegangan otot,  Panas  meningkatkan elastisitas jaringan kolagen dengan cara  meningkatkan  aliran viskositas matrik dan serat kolagen. Peningkatan elastisitas jaringan dapat  ditingkatkan dengan kombinasi latihan penguluran. Sebagai contoh: fibrosis otot dapat 
diatasi  dengan kombinasi terapi panas dan latihan penguluran. Panas dapat mengurangi nyeri lewat mekanisme gate kendali  dimana rasa  panas yang diteruskan lewat serabut C mengaburkan persepsi nyeri yang diteruskan oleh serabut A∆  atau  melalui peningkatan sekresi endorphin.  Kekakuan otot yang dipicu  oleh ischemia  dapat diatasi  dengan cara  meningkatkan aliran darah pada area radang. Panas pada  tahap  kronis bekerja melalui beberapa mekanisme yaitu  : meningkatnya suhu, 
meningkatnya metabolisme, berkurangnya level pH, meningkatnya permeabilitas kapiler, 
pelepasan histamin dan bradikinin yang memicu  vasodilatasi. Thermotherapy dapat dipakai   untuk mengatasi berbagai keadaan seperti: 
-Arthritis (Radang Persendian),
- Kekakuan Otot, 
Jenis arthritis yang dapat mengalami perbaikan dengan memakai   thermotherapy meliputi : Juvenile rheumatoid arthritis. Ankylosing spondylitis, Gout, Psoriatic arthritis 
  Reiter’s syndrome, Osteoarthritis,Rheumatoid arthritis, 
-Hernia discus intervertebra , Pada keadaan ini isi dari diskus intervertebralis keluar dari tempatnya sebab  tekanan kronis maupun akut dan menjepit syaraf spinalis. cenderung  masalah  hernia ini dipicu  oleh kekakuan otot, oleh sebab nya keadaan ini dapat 
diatasi  dengan thermotherapy. 
-Nyeri bahu   yang sering terjadi yaitu   rotator cuff.  Rotator cuff disusun oleh otot dan tendon yang menghubungkan humerus dengan scapula. Tendon pada rotator cuff biasanya kuat namun   dapat mengalami radang dan sobek pada 
pemakaian  yang berlebihan. Cedera rotator cuff dan gejala bahu beku dapat diatasi  dengan thermotherapy. 
- Nyeri dada yang dipicu  oleh nyeri pada tulang rusuk (costochondritis), - Nyeri perut dan pelvis, 
-Fibromyalgia dengan gejala nyeri otot, kekakuan, kelelahan dan gangguan tidur, -Gangguan nyeri kronis seperti pada lupus dan nyeri myofascial. 
-Asthma , - Nyeri pada mata yang dipicu  oleh peradangan kelopak mata (blepharitis). 
-Gangguan sendi temporo mandibular. 
-Tendinitis (radang tendo), -Bursitis (radang bursa), - Sprain ( robekan ligamen sendi), 
- Strain ( robekan otot), 


 
  
  
ada  beberapa jenis thermotherapy  yaitu  : 


-Krim panas  meredakan nyeri otot ringan. meski begitu  krim tidak dapat menembus otot sehingga kurang efektif dalam mengatasi nyeri otot. 
 
-Bantal pemanas (Heat Pad)  yang dipakai   berwujud  kain yang berisi silika gel yang dapat 
dipanaskan. Biasanya, bantal panas dipakai   untuk mengurangi nyeri otot pada leher, 
tulang belakang,  kaki,  menangani kekakuan spasme otot, inflamasi pada tendo,   bursa.  variasi dari teknik ini dengan memakai   botol panas atau kompres elektris hangat.  
 
-Kantung Panas (Heat Pack)  yang ada  di pasaran  dinamakan  kantung hydrocollator dan berisi silika gel yang  direndam pada air panas. Kantung panas ini  lalu  dilapisi dengan kantung pengaman lalu  diterapkan  selama 20 menit. Kantong ini  untuk memperoleh  relaksasi tubuh dan mengurangi siklus nyeri-spasme-iskemi-hipoksia. Kelemahan dari teknik ini  yaitu  teknik ini tidak dapat menjangkau otot sebab  hambatan dari lapisan lemak subcutaneus yang  bertindak sebagai isolator dan reaksi vasodilatasi lalu  
mentransfer panas ke bagian tubuh yang lain.atlet sebaiknya tidak berbaring diatas pack untuk 
menghindari pecahnya pack dan luka bakar, 
   
-Terapi dengan tanki whirpool yaitu kombinasi hydrotherapy, thermotherapy,  massage. Whirpool pada dasarnya yaitu  tanki yang dilengkapi 
dengan motor turbin yang dapat mengatur pergerakan  air dalam tanki. Kecepatan dan arah 
pergerakan  air diatur dengan banyak sedikitnya udara yang dihembuskan ke dalam air. Turbin  diatur letaknya pada tanki untuk memberi  penguatan efek pada area tubuh tertentu. Efek terapi whirpool antara lain meningkatkan 
suhu tubuh, meningkatkan (pelebaran pembuluh darah) melemaskan jaringan kolagen. Terapi ini mengurangi pembengkakan pada radang kronis, spasme otot dan mengurangi nyeri. 
Suhu pada Tanki Whirpool :
Deskripsi --- Suhu 
Sangat dingin ---<15 C 
Dingin ---13-15 C 
Moderat ---27-35 C 
Netral ---33-36 C 
Hangat ---36-35 C 
Panas ---37-45 C 
 
Cara pemakaian tanki whirpool yaitu   : 
Suhu diatur sesuai dengan tabel diatas sesuai dengan tahap  cedera. Cedera akut memerlukan suhu dingin sedang  cedera kronis memerlukan suhu panas. Tanki dipenuhi dengan air lalu  atlet dapat berbaring di dalam tanki dengan posisi area yang akan diterapi berada di dekat turbin pemutar. Pada tahap  akut, turbin diletakkan tidak terlalu dekat untuk menghindari muncul nya luka. Jarak ideal antara  area yang diterapi dengan turbin yaitu  20 - 27 cm. Durasi terapi pada cedera akut dimulai dari 9 menit lalu  ditingkatkan sampai 
dengan maksimal 25 menit. Pada cedera kronis, durasi terapi yang ideal yaitu  30 menit. 
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada terapi dengan tanki whirpool yaitu  : 
Aliran listrik pada whirpool harus memakai  ground  yang baik untuk menghindari adanya konsleting listrik. Pada beberapa pasien , terapi ini memicu  pusing yang dipicu  oleh perubahan hemodinamika aliran darah yang dipicu  oleh vasodilatasi perifer. Untuk mencegah penyebaran infeksi tanki whirpool harus dikosongkan sesudah  
pemakaian , dibersihkan dengan  disinfektan, dibilas dan dikeringkan, 
-Teknik parafin bath yaitu  teknik  terapi bagian ujung ujung tubuh. Parafin yaitu  sejenis  lilin cair yang tidak berwarna yang terbuat dari hidrokarbon yang dipakai  sebagai pelumas. Parafin  dicampur dengan minyak mineral pada bak khusus dimana bagian tubuh yang mengalami 
keluhan dicelupkan di dalamnya. Bak parafin dapat dikendalikan untuk menjaga suhu parafin 
pada 16 - 50° C. Campuran parafin dan minyak mineral yaitu  25 kg parafin  banding 1 L minyak mineral. Minyak mineral ini  untuk menurunkan titik didih  dari parafin. Terapi ini efektif untuk  mengatasi  gejala arthritis terutama pada area area seperti pergelangan tangan, siku, lutut,  kaki. Terapi ini  dilakukan  dengan dua cara  yaitu:    
-dengan mencelupkan bagian yang cedera ke dalam parafin cair lalu  segera mengangkatnya sampai sedikit mengeras lalu  dicelupkan 
kembali  sebanyak 6 -12 kali sampai ketebalan lapisan lilin mencapai 0.5 – 1 cm. 
-merendam bagian yang cedera selama  30 menit tanpa digerakkan lalu  bagian ini  diangkat dan parafin dibiarkan mengeras.  Parafin yang mengeras ini  lalu  dikerok dan dibersihkan. 
 area yang akan diterapi harus dalam keadaan bersih dan kering dan terapi ini tidak boleh dilakukan pada area dengan luka terbuka. 
 - Contrast bath yaitu  hydrotherapy yang mengkombinasikan suhu dingin dan panas, Biasanya dipakai  untuk penerapan   ekstremitas. terapi ini memerlukan dua kontainer untuk penampungan air hangat (30-45 °C) dan 
penampungan air dingin (5 -20° C). Terapi ini diindikasikan pada tahap  peralihan antara 
tahap akut dan kronis dimana diperlukan peningkatan suhu secara minimal untuk 
meningkatkan aliran darah namun  mencegah terjadinya pembengkakan. Rasio terapi dengan 
suhu panas dan dingin yaitu  3 : 1 sampai 4 : 1 selama 20 menit.  bahwa suhu air diusahakan  
konstan. 
 -Shortwave dan Microwave Diathermy yaitu  2 modalitas yang dapat  memancarkan energi elektromagnet yang mampu memicu  panas pada jaringan yang lebih dalam. Gelombang ini  diserap oleh jaringan dengan kadar air yang tinggi contoh  otot. Banyaknya energi panas diserap oleh otot bergantung pada ketebalan otot dan tebalnya lapisan lemak di bawah kulit. Bentuk terapi dengan  shortwave diathermy  berwujud  gelombang terus-menerus  maupun gelombang yang  terputus putus, Dengan memakai  jenis pulsed, kenaikan suhu dapat dibatasi, persepsi 
pasien  terhadap rasa panas juga berkurang. Terapi dengan gelombang mikro bermanfaat untuk mengatasi gangguan spasme otot,  arthritis sprain, strain, hernia diskus,  Terapi gelombang mikro  dipakai   untuk terapi nyeri punggung 
bawah, tenosyvitis (radang selaput tendon) dan osteoarthritis lutut.  Daya tembus shortwave diathermy yaitu  sekitar 3 cm pada shortwave diathermy tipe condensor dan  6 cm pada shortwave diathermy tipe induktif. Microwave diathermy pada prinsipnya  sama dengan shortwave diathermy  namun  dengan panjang gelombang yang lebih panjang sehingga daya tembusnya lebih baik, sampai dengan 7 cm pada atlet dengan  ketebalan lemak 1 cm.  Target suhu pada pemakaian microwave diathermy yaitu   
 45 C  dapat terlokalisasi lebih baik dibandingkan  shortwave diathermy.  Diantara aplikator dan kulit sebaiknya diletakkan bahan penyerap untuk menyerap keringat. biasanya  waktu terapi yang diperlukan yaitu   30 menit. Terapi  ini dikontraindikasikan pada wanita hamil,  pasien  yang mengalami gangguan rasa , luka terbuka, Pemakaian pada organ tubuh seperti mata, ovarium, area pertumbuhan  tulang, Pada pemakaiannya, perhiasan harus dilepas.  
-Terapi Ultrasound  yang memakai   gelombang suara energi tinggi yang  dapat dirubah menjadi panas pada jaringan tubuh bagian dalam. Antara alat ultrasound  dan kulit diolesi jel, minyak atau air yang berfungsi sebagai penghantar gelombang suara. Energi dihasilkan oleh kristal kuarsa yang    menembus jel, menghasilkan  panas pada jaringan lunak  bahkan tulang di bagian dalam, meningkatkan aliran darah  meningkatkan  metabolisme jaringan   meningkatkan ambang batas nyeri.  Pada frekuensi 1  megahertz sampai 3 megahertz, gelombang ultra dapat menembus struktur yang lebih dalam seperti kapsul persendian, tendon dan ligamen sehingga  meningkatkan jangkauan gerak sendi. Gelombang suara ultra  berefek  anti inflamasi yang 
kuat dan  efektif untuk mengurangi ketegangan otot  yang sering memicu  nyeri  punggung dan sering terjadi pada peradangan saraf (neuritis). 
Thermotherapy tidak boleh dilakukan pada cedera tahap  akut sebab  panas dapat  memperparah pembengkakan, meningkatkan aliran darah,  contoh  merendam lutut yang mengalami cedera akut dapat memperlama proses penyembuhan,  memicu  nyeri, memperparah  pembengkakan,   tahap  awal, disarankan  dilakukan terapi dengan modalitas dingin (cryotherapy) untuk mengurangi peradangan  sebelum   dilakukan thermotherapy. Thermotherapy dilakukan jika  tanda-tanda peradangan sudah menurun. Terapi panas   tidak boleh dilakukan pada jaringan yang sedang dilakukan  terapi radiasi atau yang mengalami kanker. Terapi ini juga tidak boleh dilakukan pada 
pasien  dengan gangguan rasa  saraf seperti pasien  dengan diabetes untuk menghindari 
terjadinya luka bakar,  pada wanita hamil sebab  dapat memicu  efek teratogenik (memicu  kecacatan pada bayi).  
Resiko lain thermotherapy yaitu : 
- Diathermy  meningkatkan resiko luka bakar. Gelombang mikro tidak diperkenankan pada pasien  dengan implant elektrik, wanita hamil, pasien  dengan pacemaker, 
-Kream panas tidak boleh diberikan pada area  dekat mata dan kulit yang sensitif. Terapi ini tidak boleh dikombinasikan dengan terapi panas yang lain untuk menghindari efek panas yang berlebihan sebab  bahan kimia yang ada pada 
kream panas  meningkatkan aliran darah sehingga menghambat respon termoregulasi sehingga dapat meningkatkan resiko luka bakar. 
-hot pack dapat memicu  luka bakar, Hot packs  meningkatkan suhu basal tubuh dan aliran darah sehingga  meningkatkan resiko peradangan. 
-Parafin dapat memicu  luka bakar. Terapi ini tidak boleh dilakukan pada gangguan pembuluh darah, luka terbuka, infeksi kulit, neoplasm (pertumbuhan jaringan yang tidak normal ), 
- Terapi ultrasound  memicu  kavitasi (rongga) pada jaringan atau dapat  terjadi pemanasan yang berlebihan pada periosteum (jaringan fibrosa yang 
melindungi permukaan tulang). Terapi ini tidak boleh dilakukan pada  pasien  dengan gangguan persepsi nyeri, area perut wanita hamil, mata , area sumsum tulang belakang,  area  yang terindikasi mengalami keganasan.  
 
 
ULTRASOUND THERAPY 
 Terapi ultrasound yaitu  jenis thermotherapy (terapi panas)  dapat mengurangi nyeri akut maupun kronis. Terapi ini memakai  arus listrik yang dialirkan lewat transducer yang mengandung kristal kuarsa yang dapat mengembang dan  kontraksi   menghasilkan  gelombang suara yang dapat ditransmisikan pada kulit dan  ke dalam tubuh. Peralatan yang dipakai   pada terapi ultasound yaitu  generator penghasil frekuensi gelombang  tinggi,  transducer yang terletak pada aplikator. Transducer terbuat dari kristal sintetik seperti timbal titanat  atau barium titanate, yang memiliki potensi piezeloelectric yaitu  potensi untuk menghasilkan  arus listrik bila  dilakukan penekanan pada kristal. Terapi ultrasound  dilakukan pada rentang  frekuensi 0.8 -  3 megahertz (800 sampai dengan 3,000 kilohertz). Frekuensi  yang lebih rendah  memicu  penetrasi yang lebih dalam (sampai  5 sentimeter).  Frekuensi yang biasa nya dipakai yaitu  1000 kilohertz yang memiliki sasaran pemanasan pada kedalaman 3 - 5 cm dibawah kulit. Pada frekuensi yang  lebih tinggi contoh  3000 kilohertz energi diserap pada kedalaman yang lebih dangkal 
yaitu  sekitar 1 - 2 cm. Gelombang suara dapat memicu  molekul molekul  pada jaringan bergetar sehingga memicu  energi mekanis dan panas.  Keadaan ini memicu  panas pada lapisan dalam tubuh seperti persendian,  tulang, otot, tendo, ligamen,   Penetrasi energi ultrasound bergantung pada ketebalan jaringan dan jenis, Jaringan dengan kadar air yang tinggi menyerap lebih banyak energi sehingga suhu yang  terjadi lebih tinggi. Pada jaringan lokasi yang paling berpotensi untuk terjadi peningkatan  suhu yang paling tinggi yaitu  antara tulang dan jaringan lunak yang melekat padanya.  ada  dua pendekatan pada pelaksanaan terapi ultrasound yaitu  gelombang 
terus-menerus  dan gelombang intermittent (pulsed). Pada masalah  dimana tidak diinginkan 
terjadinya panas seperti pada peradangan akut, gelombang intermiten lebih dipilih.  Gelombang terus-menerus  lebih memicu  efek mekanis seperti meningkatkan permeabilitas membran sel dan dapat memperbaiki kerusakan jaringan.  
Terapi ultrasound berbeda dengan diagnostic ultrasound yang memakai   gelombang suara intensitas rendah yang dipakai  untuk menghasilkan gambar struktur internal tubuh. Terapi ultrasound dengan intensitas tinggi yang terfokus dapat dipakai  untuk menghancurkan  jaringan yang tidak diinginkan seperti batu ginjal, batu empedu, hyperplasia prostat dan beberapa jenis tumor fibroid. pemakaian  ultrasound dalam terapi panas  dikombinasikan dengan stimulasi elektrik pada otot. Kombinasi ini  meningkatkan kemampuan pembersihan sisa metabolisme, mengurangi perlengketan jaringan,  mengurangi spasme otot,   Efek thermal terapi ultrasound   bermanfaat dalam terapi  gangguan musculoskeletal, menghancurkan jaringan parut dan membantu mengulur  tendon. terapetik  berefek  anti peradangan yang  mengurangi nyeri dan kekakuan sendi. Terapi ini  dipakai  untuk memperbaiki impingement (jepitan) akar syaraf  dan beberapa jenis neuritis (peradanagn saraf)  juga  penyembuhan sesudah  cedera. terapi ultrasound  menghasilkan efek non thermal berwujud  kavitasi dan microstreaming. Kavitasi yaitu  proses dimana ada  bentukan  gelembung udara yang dapat membesar dalam jaringan sehingga  meningkatkan aliran plasma dalam jaringan. Microstreaming yaitu  desakan gelombang suara pada  membran sel yang  meningkatkan kerja pompa sodium sel yang  mempercepat proses penyembuhan,  terapi ultrasound  dipakai  pada keadaan akut sampai dengan  kronis. Pada keadaan akut diperlukan terapi dengan frekuensi yang sering dan durasi 
yang singkat, sedang  pada keadaan kronis diperluakan terapi dengan frekuensi yang 
lebih jarang namun   dengan durasi terapi yang lebih lama. pemakaian  ultrasound  terapi pada jam jam awal sesudah  cedera atau dalam waktu 48 jam sesudah  cedera meningkatkan kecepatan penyembuhan cedera. Kondisi akut cedera   memerlukan terapi 1 sampai 2 kali sehari selama 6 sampai 8 hari sampai nyeri dan  pembengkakan berkurang.  Pada kondisi cedera kronis terapi dapat dilakukan dua hari sekali selama 10 - 12 kali. , terapi ultrasound dapat dipakai   pada keadaan , antaralain  : 
-Kompresi akar saraf dan beberapa jenis neuritis (radang saraf) sebab  peningkatan  aliran darah dari jaringan yang dipanaskan dengan terapi ultrasound dapat mempercepat penyembuhan jaringan.
-Tendinitis (peradangan tendon)  
- Herniasi diskus yaitu   keadaan bocornya cairan diskus intervertebral sehingga  menjepit saraf spinal. Pada keadaan ini, terapi ultrasound 
ditujukan pada spasme otot yang dipersarafi. 
-Spasme otot yaitu   keadaan ketegangan dan kontraksi otot yang  berlangsung terus menerus sehingga muncul  rasa nyeri. Kontraktur otot yang 
dipicu  oleh ketegangan  otot dapat diatasi dengan ultrasound sebab  ultrasound berefek  meningkatkan kelenturan jaringan sehingga 
meningkatkan jangkauan gerak. 
-Bursitis (peradangan bursa yaitu   kantong berisi cairan yang berada diantara tendon dan tulang. 
- Sprain   yaitu  laserasi pada ligamen sendi.  
-Kontusi yaitu   cedera pada jaringan dibawah kulit tanpa adanya perlukaan kulit, 
-Whiplash yaitu   cedera pada leher akibat pergerakan  yang mendadak.  
-Cedera rotator cuff yaitu   cedera pada otot dan tendon yang  menghubungkan ihumerus dengan scapula. Tendon pada rotator cuff  kuat namun   dapat mengalami robekan dan peradangan akibat pemakaian  yang berlebihan, proses penuaan atau  trauma mekanis akibat benturan.  
-Frozen shoulder (bahu beku)  dengan gejala nyeri bahu dan kekakuan yang dipicu  oleh cedera atau arthritis. Pada keadaan ini, terapi ultrasound dapat 
mengurangi kekakuan dan meningkatkan jangkauan gerak sendi. 
-Arthritis yaitu   peradangan sendi, 
Beberapa jenis arthritis yang dapat diatasi  dengan terapi ultrasound yaitu  :  
-Carpal tunnel syndrome dengan gejala nyeri atau kebas yang dipicu  adanya tekanan pada saraf pada pergelangan tangan.  
-Penyembuhan luka untuk meningkatkan aliran darah sehingga mempercepat penyembuhan luka ini, 
- Osteoarthritis yaitu   gangguan pengikisan kartilago persendian yang terjadi secara progresif.   -Rheumatoid arthritis yaitu   gangguan peradangan jangka panjang yang terutama mengenai persendian dan jaringan sekitar.  
- Juvenile rheumatoid arthritis yaitu  jenis arthritis pada anak yang  memicu  kerusakan, kekakuan dan perubahan pada persendian.  
- Gangguan persendian temporomandibular dengan gejala nyeri pada persendian  
temporo-mandibular, sakit kepala, nyeri leher, nyeri punggung,  nyeri bahu, sakit telinga, muncul  suara pada pergerakan   rahang, 
-Complex regional pain syndrome yaitu   gangguan dimana terjadi nyeri terus menerus pada tungkai yang dipicu  oleh system saraf simpatis yang overaktif yang  terjadi sesudah  cedera. 
- Ankylosing spondylitis yaitu   peradangan sendi pada tulang  belakang dan antara tulang belakang dan panggul. jika  berlanjut tulang dapat mengalami penyatuan. 
-Gout yaitu  peradangan yang dipicu  oleh 
penumpukan asam urat dalam tubuh. 
-Psoriatic arthritis yaitu   jenis arthritis yang ditambah dengan rash pada kulit. 
  -Reiter’s syndrome yaitu   arthritis yang ditambah peradangan urethra dan mata. 
- Myofascial pain syndrome yaitu   gangguan  dengan nyeri dan kekakuan akibat ketegangan otot. 
-Fibromyalgia yaitu  keadaan  dengan nyeri otot yang luas, kelelahan,   gangguan tidur. 
-Systemic lupus erythematosus yaitu   gangguan autoimun yang mempengaruhi persendian, kulit,  area lain dalam tubuh. 
Sebelum dilakukan  terapi dilakukan penilaian awal tentang percara an penyakit, riwayat kesehatan dan  pemeriksaan fisik. pasien  diminta untuk menggambarkan secara detil rasa nyeri yang dialami. Pada beberapa masalah  terapi ultrasound dilakukan sesudah  dilakukan terapi dengan memakai   modalitas lain seperti bantal pemanas, bantal pendingin atau terapi listrik. berdasar  pada area yang terkena, pasien  
diminta untuk duduk atau berbaring selama dilakukan terapi dengan ultrasound. pasien  diminta untuk melepas perhiasan.  Beberapa 
teknik yang dapat dilakukan  pada terapi dengan ultrasound antara lain  : 
-tenaga medis   membersihkan area yang akan diterapi. Area ini  lalu  diberi gel sehingga terbentuk konduksi yang sempurna antara alat terapi  (transducer) dan kulit, Pada lokasi tubuh yang tidak memiliki banyak lekuk seperti pinggang, siku, lutut  dan sebagainya, terapi ultrasiund dapat dilakukan dibawah air. Bagian yang cedera 
direndam dalam air lalu  transducer diletakkan kurang lebih 1 cm dari bagian yang akan diterapi. Pada keadaan ini air yaitu  konduktor yang rapat sehinga dapat meningkatkan aliran energi. Supaya aliran energi  lancar, gelembung yang  terbentuk di kulit harus segera dibersihkan. Pada pelaksanaan terapi ini tranducer digerakkan dengan arah longitudinal /sirkuler,  Pelaksananaan terapi ini harus memakai  tempat yang terbuat dari plastik atau karet dan menghindari tempat yang  terbuat dari logam sebab  logam cenderung memantulkan gelombang, 
Selain memakai  medium air, pada masalah  tertentu juga dapat  memakai  medium antara berwujud  balon yang diisi air,  
Kadang dilakukan teknik phonophoresis,  dimana terapi ultrasound dilakukan untuk meningkatkan absorbsi obat topical kulit contoh  anesthetic, kortikosteroid/analgesik, Jenis kortikosteroid yang berfungsi sebagai anti radang yang sering dipakai 
yaitu  hidrokortison 10%, sedang  jenis anestetik yang sering dipakai yaitu  lidokain,  
durasi, Frekuensi dan intensitas  tergantung pada keadaan pasien,  Ahli terapi  meletakkan transducer pada area yang mengalami gangguan lalu  melakukan pergerakan  memutar. Transducer harus digerakkan secara terus menerus untuk menghindari luka bakar. Transducer tidak boleh diletakkan pada jantung, organ reproduktif,  area dimana ada  implant,  mata, tengkorak, tulang belakang,  dengan  memakai  2 cara yaitu  terus-menerus  dan intermitten. Pada metode terus-menerus , gelombang ultrasound dibuat tetap sedang  pada metode intermitten, gelombang 
ultrasound terputus putus. Dengan metode intermitten resiko luka bakar dapat dicegah. Selama terapi pasien akan merasakan rasa hangat atau tidak merasakan rasa  apapun. jika  ada rasa tidak nyaman, terapi harus dihentikan. 
Biasanya waktu terapi yang diperlukan  5 - 10 menit. sesudah  itu  pasien  dapat beraktivitas seperti semula. cenderung gejala memerlukan terapi selama beberapa episode tergantung evaluasi klinis dari terapis. Kemajuan terapi dapat 
dinilai dengan  memakai  skala nyeri atau goniometer,  yaitu   alat untuk mengukur jangkauan gerak sendi. 
Terapi ultrasound berbahaya jika  dilakukan pada  pasien  dengan gangguan persepsi nyeri dan panas contoh  pada pasien  diabetes dengan neuropathy sekitar area perut wanita hamil, pada area yang mengalami keganasan,  area pertumbuhan tulang,  Terapi ultrasound  pada dasarnya aman  Walaupun  demikian jika  dilakukan oleh pasien  yang tidak berpengalaman dapat memicu  luka bakar atau kerusakan jaringan dalam.  
Terapi ini tidak disarankan  pada : 
Di dekat sumsum tulang belakang yang terekspose  sesudah  laminectomy, 
 Di dekat alat pacu jantung dan alat implant lainnya,  pasien  gangguan rasa  saraf  pada diabetic neuropathy, Perut wanita hamil,  Luka yang mengalami infeksi,  Di dekat tumor,  Di dekat area pertumbuhan tulang contoh  pada epifisis,  
 Kepala, mata, jantung,  organ reproduksi. 
 


 
 
Electrotherapy, atau terapi listrik yaitu  terapi dengan memakai  listrik  arus rendah. Arus listrik terjadi sebab  adanya arus elektron yang melewati konduktor. Jumlah arus yang melewati suatu konduktor dihitung dalam ampere. sedang  
hambatan yang dialami oleh arus diukur dalam satuan ohms (Ω) dan tegangan yang  terjadi dalam satuan  volt. 1 volt yaitu  tegangan yang terjadi saat  arus sebesar  1 ampere melewati konduktor dengan hambatan 1 ohm. Pada electrotherapy, arus  yang terjadi pada tegangan 1 sampai 150 V dinamakan  arus tegangan rendah, sedang   diatas 150 V dinamakan  arus tegangan tinggi. Energi yang terjadi pada terapi ini  
dihitung sebagai watt (ampere kali voltage).  
Arus listrik yang diterapkan pada syaraf  berwujud  pulsed, arus AC (alternating current), DC (direct curent), Arus listrik ini  pada intensitas dan 
durasi yang memadai dapat meningkatkan kerja syaraf dalam merangsang jaringan yang 
dipersarafi. 3  jenis saraf secara fisiologis dibedakan menjadi : sensoris, motoris dan 
persepsi nyeri. Listrik arus rendah  mengurangi nyeri dengan memblokir saraf sensorik. Arus listrik rendah ini juga  menstimulasi saraf motorik sebab  impuls  elektrik ini mirip  impuls saraf otak untuk menstimulasi pergerakan  otot. Oleh 
sebab nya terapi ini dapat dipakai  untuk memperbaiki kelemahan otot. Beberapa teori tentang mekanisme terapi listrik dalam mengurangi nyeri antara lain   lewat mekanisme menghambat transmisi nyeri ke otak dan teori kedua yaitu  lewat mekanisme pengeluaran endorphins (suatu hormon dalam  otak yang mempengaruhi emosi dan menurunkan kepekaan terhadap nyeri ). 
  
 Alat electrotherapy memakai  3 jenis arus yang saat  diterapkan  pada tubuh mampu mempengaruhi tubuh secara khusus  yaitu  jenis gelombang (pulsed) AC, D.  Arus DC (Direct Current) atau galvanik bergerak searah dari kutup positif ke kutup negatif. Arus ini dapat dipakai  untuk memodulasi nyeri dan pergerakan  otot. 
cenderung alat electrotherapy memakai  jenis arus ini. Arus AC  (Alternating Current) terjadi secara bolak balik. Arus pulsed yaitu  arus yang tidak terus-menerus , contoh  ada  beberapa gelombang arus yang secara periodik diikuti dengan waktu 
istirahat. Arus pulsed dinamakan  arus inferential atau arus Rusia. Parameter arus yang  dipakai  pada electrotherapy antaralain: 

--Bentuk gelombang (Waveform) pada Electrotherapy  Waveform yaitu  presentasi graphis bentuk, arah, amplitudo,  jenis arus. 
Baik arus AC maupun DC dapat membentuk triangular, sinus, square, 
 -- Modulasi pada Electrotherapy 
 Modulasi yaitu  kemampuan untuk mengubah durasi dari gelombang listrik. Modulasi  bersifat terus-menerus , interupted atau surged baik pada arus AC maupun DC.  
 
-- Intensitas  merujuk pada tegangan voltase pada alat electrotherapy. Generator  yang menghasilkan 0-150 Volt dinamakan  generator tegangan rendah sedang   generator yang dapat menghasilkan  sampai dengan 500 Volt dinamakan  generator 
tegangan tinggi.  Generator tegangan rendah memiliki jenis arus DC sedang  generator tegangan tinggi  berwujud  arus AC dan DC. cenderung  peralatan electrotherapy yang dipakai   untuk mengatasi gangguan cedera olahraga 
yaitu  jenis arus DC tegangan tinggi. 
 
--  Durasi merujuk pada 2 hal yaitu  durasi terapi dan waktu yang diperlukan  pada 1 kali siklus. Frekuensi yaitu  jumlan gelombang yang terjadi pada tiap detik (PPS :pulses per second). Frekuensid apat berkisar dari 1 PPS sampai beberapa ribu PPS. Polaritas yaitu  arah aliran. Arus dapat mengalir dari kutup positif ke negatif atau sebaliknya. 
  
-- Pada electrotehrapy, elektroda lembab dilekatkan pada kulit. Elektroda aktif yang 
mengalirkan arus dapat berukuran kecil sampai dengan yang berdiameter sekitar 10 cm. 
sebab  arus mengalir diantara kedua electroda ini , jarak antara elektroda  bergantung pada kontraksi otot yang diinginkan. Semakin dekat jarak antara elektroda, semakin dangkal dan terisolasilah kontraksi otot dan sebaliknya. Efek fisiologis terapi dapat terjadi pada kedua elektroda namun  efek lebih berarti  pada electroda aktif. 
  
- Arus listrik AC, DC maupun pulsed dapat dipakai  untuk memodulasi nyeri dan  memacu kontraksi otot. Khusus arus DC dapat dipakai  untuk ionthoporesis  yaitu  usaha memasukkan bahan topikal dengan memakai  arus listrik.  Modulasi nyeri yang dapat dilakukan arus listrik yaitu  dengan mekanisme gate kendali  (membiaskan nyeri dengan persepsi sensoris yang lain) dan perangsangan morfin endogen. sedang  kontraksi otot yang terjadi  pada electrotherapy terjadi dengan cara arus listrik memacu rangsangan motorik melalui peningkatan eksitabilitas syaraf yang  pada akhirnya memacu motor end plate otot.  Semakin tinggi intensitas arus semakin  banyak berkas otot yang dapat dipengaruhi. Kontraksi otot ini  bermanfaat untuk : pengurangan efek atrofi otot,redukasi otot, pemompaan otot, penguatan otot,  Jenis kontraksi otot yang terjadi dipakai   untuk meningkatkan sirkulasi dengan cara  meningkatkan aliran darah balik. Pada keadaan ini diperlukan arus DC  dengan tegangan tinggi.  Untuk memperoleh  efek ini diperlukan frekuensi arus 20 - 40 PPS dengan jenis surged dan waktu tunggu 5 detik. Bagian yang cedera perlu 
ditinggikan dan kontraksi aktif perlu dilakukan. Pada keadaan ini waktu terapi yang  diperlukan  yaitu  20 - 30 menit. 
 Kontraksi otot yang terjadi dapat pula ditujukan untuk meningkatkan kekuatan otot.  ini diperlukan arus AC dengan frekuensi tinggi. Frekuensi yang 
diperlukan  yaitu  50 - 60 PPS dengan jenis arus surged dan waktu terapi 15 detik  dan waktu alat dimatikan selama 10 detik yang dilakukan 10 kali. Terapi ini dilakukan sebanyak 3 x dalam satu minggu. Untuk memperoleh  hasil yang maksimal, atlet dapat  mengkombinasikan terapi ini dengan kontraksi aktif maksimal dengan pembebanan. 
 Kontraksi otot yang terjadi pada electrotherapy dapat berfungsi untuk  meminimalkan atrophy pada otot yang mengalami kelumpuhan atau cedera sehinga harus mengalami imobilisasi. disarankan untuk memakai  arus AC  frekuensi tinggi  30 - 60 PPS dengan mode arus interuppted. Pada saat yang  bersamaan pasien  dapat melakukan kontraksi isometrik. Waktu yang diperlukan untuk  terapi ini yaitu  18 - 20 menit. 
Inhibisi  otot sesudah  strain atau operasi dapat dikurangi dengan cara  melakukan 
electrotherapy pada otot. Intensitas yang diperlukan yaitu  30 - 50 PPS memakai  mode interupted atau surged. Waktu terapi yang diperlukan yaitu  15 - 20 menit, treatment dilakukan  beberapa kali dalam sehari.  Terapi listrik dipakai  untuk mengatasi nyeri kronis /akut meliputi : 
 Nyeri punggung dipicu  oleh scoliosis, sprain atau strain, degenerasi, discus, sciatica,  Keadaan  ini dapat diatasi  dengan terapi listrik. Teknik yang sering dipakai   yaitu  transcutaneous electro nerve stimulation (TENS) yang dapat mengurangi spasme dan nyeri yang dipicu  oleh fraktur vertebrae yang dipicu  oleh osteoporosis. 
Jenis nyeri leher yang sering terjadi yaitu  disebab kan cedera whisplash  yang  memicu  nyeri dan kekakuan pada bagian dasar dan samping 
leher. Gangguan struktur pada leher  dapat memicu  nyeri kepala menjalar ke bahu. Pada keadaan ini terapi listrik  dipakai  untuk mengurangi nyeri.  
 nyeri sendi ini  terjadi akibat keadaan kronis/akut 
 sendi yang dapat diterapi dengan terapi listrik yaitu  : 
-Tendinitis (peradangan tendon). Gangguan tendinitis  sering disebab kan pemakaian  yang berlebihan. 
- Bursitis (peradangan pada bursa), Bursa yaitu  kantong yang berisi cairan yang berfungsi untuk 
mengurangi gesekan antara jaringan. Tubuh kita memiliki 160 bursa yang terletak 
pada lutut, bahu, siku, pinggang, 

-Arthritis (radang sendi). Beberapa jenis radang sendi  yaitu  osteoarthritis dan rheumatoid arthritis. 
- Gangguan persendian temporo mandibular yang menghubungkan   tengkorak kepala dengan mandibula,  Gangguan sendi ini mempengaruhi leher, bahu, kepala rahang, wajah, Terapi listrik  bermanfaat pada postherpetic neuralgia, neuropathy perifer, neuralgia cranial, Bentuk nyeri yang paling sering pada Nyeri kepala yaitu  tension headaches ( sebagai ikatan yang kuat pada kepala), nyeri kepala kluster ( sebagai nyeri tajam di satu sisi kepala), migrain ( sebagai nyeri  berdenyut ), Fibromyalgia yaitu  nyeri kronis otot yang  diikuti oleh kelelahan, gangguan tidur,  kekakuan jaringan,  Terapi listrik disarankan  untuk nyeri menstruasi, sistitis interstitial, prostatitis, Kondisi seperti costochondritis dan heartburn dapat diterapi dengan electrotherapy. 
 Nyeri post-operasi  ini dapat dikurangi dengan iontophoresis yaitu  terapi listrik untuk 
meningkatkan absorbsi obat topikal yang  berwujud  krim analgaetik. 
  

ada  beberapa jenis terapi listrik untuk mengurangi nyeri yang antara lain, meliputi :  
 Transcutaneous electro nerve stimulation (TENS) yaitu   alat portabel  bertenaga baterai yang  menghasilkan arus listrik bertegangan rendah yang dialirkan ke kulit lewat elektroda yang diletakkan diatas area yang mengalami gangguan. Arus listrik mengeblok saraf sensorik area ini  dengan cara  menghambat transmisi nyeri menuju otak.   Percutaneous neuromodulation therapy (PNT) atau percutaneous electro nerve 
stimulation (PENS) yaitu  alat mirip TENS namun memakai  jarum yang disisipkan ke dalam jaringan yang mengalami gangguan. Alat ini dipakai  pada area yang sukar dijangkau dengan TENS   sebab  kegemukan , jaringan parut, 
 Electroacupuncture yaitu   variasi PNT yang dilakukan pada titik akupunture dalam tubuh,  Auriculotherapy yaitu  jenis PNT yang dilakukan 
pada titik akupuntur telinga.   Microcurrent electrotherapy (MET) yaitu   terapi listrik yang 
memakai   arus listrik yang sangat rendah (1 PPS) yang tidak dapat disensor oleh tubuh.  Terapi ini  untuk mempercepat tahap  pertumbuhan pada 
jaringan lunak maupun tulang ,  Iontophoresis yaitu   teknik yang meningkatkan absorbsi obat topical dengan  bantuan arus listrik. Teknik ini  dipakai  untuk terapi nyeri leher, nyeri  punggung, bursitis, arthritis, cedera rotator cuff,  Pada teknik ini diperlukan arus DC intensitas rendah dengan mode gelombang terus-menerus  agar gelombang 
dapat mendorong obat masuk ke dalam kulit.  
 Intradiscal electrothermal therapy (IDET) yaitu   kawat yang dipakai   pada area  diskus intervertebrae yang mengalami gangguan. 
Kawat dipanaskan secara elektrik untuk memperbaiki keadaan diskus.   Kawat IDET  disisipkan dalam diskus intervertebralis  Spinal cord stimulation (SCS) yaitu   pemakaian  arus listrik untuk menghambat transmisi nyeri ke otak. Suatu kumparan kecil ditransmisikan dibawah kulit. Sinyal listrik ditransmisikan pada sumsum tulang belakang. Cara ini dilakukan pada keadaan nyeri punggung bawah yang kronis 
Occipital neurostimulation (ONS) yaitu  jenis pembedahan minimal  dengan meletakkan elektroda di bawah kulit pada bagian dasar tulang kepala. ONS dipakai   untuk memperbaiki nyeri kepala termasuk migren dan sakit kepala.  
 Galvanic stimulation (GS) yang dipakai  untuk mengobati cedera akut. Tidak seperti jenis terapi listrik lain yang memakai  arus bolak balik, Terapi GS memakai  arus searah.  Russian stimulation. yaitu   jenis terapi listrik yang dapat menembus 
otot dan memicu  kontraksi yang intensif. Metode ini sering dipakai   untuk mengatasi nyeri otot kronis, cedera sumsum tulang, skoliosis,  
  Shortwave diathermy yaitu  arus listrik frekuensi tinggi yang  meningkatkan suhu jaringan. Modalitas ini dapat meningkatkan elastisitas 
jaringan ikat (khususnya kulit), otot, ligamen dan kapsul sendi.  Kondisi ini  dilakukan untuk mengatasi contusions, ruptures,  fraktur,  arthritis, bursitis, sinusitis, tendinitis, 
Transcutaneous electro joint stimulation (TEJS) yaitu   pemberian arus listrik melalui elektroda yang dilakukan pada permukaan sendi, 
  Interferential electro stimulation (IFC) yang dipakai   pada jaringan dalam seperti otot dasar panggul yang tidak berespon dengan jenis electrotherapy yang lain. Pada jenis ini dipakai  lebih dari satu generator yang mentransmsiikan 
gelombang dengan frekuensi yang berbeda. Dua pasang elektroda dipasang dengan pola bersilangan dengan lokasi cedera menjadi titik sentral persilangan,  Sympathetic therapy yaitu   teknik  mengurangi nyeri kronis  dengan cara  menstimulasi system saraf simpatis sehingga terjadi keseimbangan system saraf otonom. 
  Cranial electrotherapy stimulation (CES) dimana elektroda dipasang dibelakang telinga, di dekat wajah. CES bekerja dengan meningkatkan produksi endorphin (hormone yang  ditemukan di otak untuk mempengaruhi emosi dan meningkatkan ambang nyeri ). Metode ini dipakai  untuk mengobati ketergantungan obat, kecemasan, depresi, insomnia,  Functional electro stimulation (FES) yaitu  teknik untuk menstimulasi 
pergerakan  pada otot yang mengalami kelumpuhan . FES dipakai  untuk mengatasi stroke, multiple sklerosis,  cerebral palsy cedera sumsum tulang belakang, Teknik ini  dinamakan  peripheral nerve stimulation (PNS).  Neuromuscular electro stimulation (NMES) yaitu  alat yang  
menghasilkan impuls listrik untuk mengaktivasi otot yang tidak sering  dipakai  . Vagus nerve stimulation (VNS) yaitu  alat yang dengan pembedahan   untuk menghantarkan impuls saraf menuju otak. VNS dapat mengatasi depresi. 
  Deep brain stimulation (DBS) yaitu  elektroda yang disisipkan ke dalam otak untuk menstimulasi area dinamakan  thalamus. DBS  sudah  dilakukan untuk  mengatasi gangguan pergerakan  seperti yang terjadi pada dystonia, parkinson, tremor, 
 Gastric pacemakers  mirip  alat pacu jantung yang dipakai   pada  pasien  kegemukan  untuk menstimulasi rasa  rasa kenyang. kegemukan  dapat  memicu  nyeri punggung, osteoarthritis nyeri perut, nyeri dada,  LASER (Light amplification by stimulation emission of radiation) untuk meningkatkan vaskularisasi, mengurangi nyeri,  mengurangi peradangan, meningkatkan sintesis kolagen, mengurangi resiko kontaminasi oleh microorganisme, Sebelum dilakukan electrotherapy, tenaga medis harus  mengadakan pemeriksaan fisik dengan fokus  pada area yang 
mengalami nyeri. mengetahui  riwayat penyakit, Penilaian terhadap nyeri dilakukan untuk menilai durasi nyeri, frekuensi nyeri, intensitas nyeri,  pasien   harus ditanya apakah pergerakan  tertentu dapat meningkatkan atau mengurangi nyeri, apakah nyeri sampai memicu   keterbatasan pergerakan, pasien  diminta untuk menggambarkan intensitas nyeri dengan skala 0 (tidak nyeri) sampai dengan 10 (nyeri yang tidak tertahankan). Skala ini  untuk mengevaluasi apakah suatu tindakan dapat mengurangi nyeri. tenaga medis menentukan jenis terapi listrik yang paling tepat, frekuensi dan  durasi terapi 
sesuai dengan jenis dan keparahan gangguan. Terapi listrik ini  dikombinasikan dengan jenis terapi lain contoh  manual therapy, 
biasanya , elektroda atau kumparan kawat diletakkan diatas bagian yang mengalami gangguan atau bagian yang perlu stimulasi. Pada beberapa teknik alat-lat ini  diterapkan  dibawah kulit. Elektroda ini   dihubungkan pada komputer 
yang diprogram untuk menghasilkan besar arus yang sesuai dengan kebutuhan. Arus listrik ini  lalu  akan menstimulasi otot dan saraf pada area ini . Komputer dapat  mengukur respon pasien  terhadap terapi. biasanya  terapi listrik tidak 
memicu  nyeri atau rasa tidak  nyaman. pasien  mungkin merasakan rasa  getaran yang ringan. pasien   akan merasakan berkurangnya rasa nyeri sesudah  perlakuan. Pada beberapa jenis terapi pasien  memrlukan beberapa kali terapi sebelum 
merasakan adanya perbaikan.  Beberapa jenis terapi seperti TENS dapat dilakukan sendiri di rumah oleh pasien, 
  Manfaat Electrotherapy meliputi : 
-  terapi listrik efektif dibanding jenis terapi yang lain. - Beberapa jenis terapi listrik  memicu  efek kumulatif sesudah  dilakukan  selama beberapa periode.  -meningkatkan jangkauan gerak, mobilitas dan fungsi sendi. - Dapat mengurangi nyeri dan mengurangi kebutuhan terhadap obat pengurang nyeri. 
 kontraindikasi Electrotherapy terapi listrik yaitu  : 
- diwaspadai meliputi epilepsi, gangguan kejang, 
 jantung.pasien  dengan hemophilia (gangguan penjendalan darah)atau thrombosis (jendalan darah pada lengan atau tungkai). sebab  beberapa alat listrik  memicu  vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah), yang  memperburuk keadaan ini, -Wanita hamil sebab  dapat memicu  gangguan perkembanagan janin.- pasien  dengan alat pacu jantung, 
Resiko elektro therapy : 
- Beberapa jenis electrotherapy  menurunkan atau meningkatkan tekanan  darah, memicu  vertigo,  mual., 
- Beberapa jenis electrotherapy  memicu  vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah) yang dapat memperburuk kondisi seperti penjendalan darah dan hemofili, 
- Stimulasi yang berlebihan memicu  kekakuan nyeri otot, - pasien   mengalami toleransi sehingga memerlukan terapi dengan arus  yang lebih kuat atau periode yang lebih lama untuk memicu  efek yang sama, 
- Beberapa jenis terapi listrik  memicu  iritasi dan kemerahan pada tempat yang terpasang elektroda atau kumparan lsitrik. 
- Arus listrik dapat memicu  luka bakar atau fibrilasi otot jantung. 





 
 MANUAL THERAPY 
 
diartikan  sebagai terapi yang  memakai  tangan,  Manual therapy berfokus pada struktur dan sistem dalam tubuh seperti saraf, tulang, persendian, jaringan lunak, peredaran darah, limfe  Tujuan manual therapy yaitu  untuk memfasilitasi proses penyembuhan alami tubuh. Beberapa keadaaan yang dapat diatasi dengan manual therapy antara lain : Nyeri punggung dan nyeri leher  pada bagian dasar dan samping leher dapat diatasi dengan manual therapy. Nyeri leher ini  memicu  nyeri kepala. Jenis nyeri leher yang  sering ditemukan  yaitu  whiplash akibat pergerakan  yang mendadak. 
 Cedera : sprain, strain, dislokasi,  jenis trauma lain
Efek fisiologis manual therapy antara lain: 
Meningkatkan jangkauan gerak, kekuatan, koordinasi, keseimbangan, fungsi otot. Mengurangi atau menghilangkan ketegangan saraf dan mengurangi rasa sakit,  mengurangi pembengkakan pada tahap  kronis. Mengurangi persepsi nyeri melalui mekanisme penghambatan rangsang nyeri, Meningkatkan relaksasi otot  sehingga mengurangi nyeri, 
Manual therapy  dikombinasikan dengan metode lain seperti imobilisasi, obat dan jenis fisioterapi 
yang lain.  

 Tendinitis (radang pada tendon)  biasanya  dipicu  oleh pemakaian  yang berlebihan.  Bursitis (radang pada bursa yaitu   kantong berisi cairan yang berfungsi untuk melicinkan pergerakan  antar jaringan). Bursa yang mengalami peradangan biasa nya berada pada area lutut, bahu, siku, pinggang, 
 Nyeri bahu dalam bentuk bahu beku  yaitu  gangguan bahu,  cedera rotator cuff (otot yang menghubungkan tendo dengan tulang 
humerus),  Fibromyalgia yaitu   gangguan otot dan tulang yang sering ditambah dengan nyeri, kelemahan, dan gangguan tidur.  Complex regional pain syndrome yaitu   rasa nyeri yang muncul  sesudah  terjadi cedera pada lengan atau tungkai. Rasa nyeri seperti terbakar.  shoulder impingement syndrome yang terjadi akibat penekanan tendon rotator cuff tendon dan bursa subacromial.  Arthritis yaitu  peradangan sendi yang  berwujud  osteoarthritis, rhematoid arthritis,  ankylosing spondilitis, 
 Nyeri kepala  meliputi tension headache (perasaan kepala terasa penuh  seperti diikat), migraines (nyeri berdenyut yang  ditambah  mual)  
cluster headache (nyeri kepala yang tajam yang dirasakan pada satu sisi kepala) Carpal tunnel syndrome yaitu   penekanan saraf pergelangan tangan yang memicu  nyeri,  Myofascial pain syndrome (MPS) yaitu   kondisi kronis yang terjadi 
pada satu serabut otot atau lebih yang  dipicu  oleh benturan / pemakaian  berlebihan. Gangguan persendian temporomandibular  menghubungkan rahang dengan tengkorak kepala. Gangguan ini  muncul  sebab  benturan dan infeksi.   

Beberapa jenis manual therapy meliputi : 
 Chiropractic 
 chiropractic memfokuskan pada gangguan neuromuscular dan musculoskeletal   efeknya pada tubuh.  chiropractic berdasar  teori bahwa gangguan tulang belakang  mempengaruhi sumsum tulang belakang dan saraf yang keluar masuk sumsum tulang belakang. Sehingga 
jika  terjadi gangguan pada tulang belakang dapat terjadi gangguan pada organ  dan bagian tubuh yang dipersarafi oleh saraf ini .Perbaikan posisi tulang  belakang  dapat memperbaiki gejala-gejala gangguan. 
Osteopathic 
Pengobatan osteopathic  yaitu   perbaikan keseimbangan struktur, memakai   obat, 
dan pembedahan  menjaga hubungan yang seimbang antara tulang, otot,  jaringan ikat. 
Tidak seperti ahli chiropractic,. 
 Akupuntur dan Akupressure 
Akupuntur dan akupressure yaitu  teknik dari China dengan  jarum halus yang ditempatkan pada titik akupuntur tubuh. Akupresure 
yaitu  terapi mirip  dengan akupuntur namun  
tanpa jarum. 
 Terapi masase 
Terapi masase yaitu  teknik manipulasi jaringan lunak melalui pergerakan dan  tekanan, Terapi ini  dilakukan pada seluruh tubuh, Beberapa jenis terapi masase meliputi Swedish massage (terdiri dari:  friksi otot,   pergerakan  pasif,  aktif,  strokes, kneading,),  masase jaringan dalam/deep tissue massage  (memakai  geseran yang pelan dan friksi yang kuat), shiatsu ( metode bahwa ada  pergerakan  energy melewati meridian yang jika  terjadi gangguan aliran energi ini  dapat  terjadi gangguan tubuh), terapi trigger point (memfokuskan pada area yang mengalami gangguan),  
  

 Teknik alexander  
  Teknik alexander mengidentifikasi pergerakan  yang tidak tepat dan mengkoreksinya. pasien  dilatih untuk memperbaiki postur, 

 Circulomassage 
Circulomassage yaitu   masase yang dikembangkan oleh Klinik Terapi Fisik FIK UNY. hampir sama seperti Sport massage, dengan sasaran  sirkulasi darah dan limfe.  bahwa lancarnya sirkulasi darah akan berdampak pada 
lancarnya penyaluran makanan ke sel. Makanan sebagai sumber energi sel akan dibakar dengan api oksigen. Sirkulasi darah yang membawa dan  hemoglobin dalam sel darah merahnya akan mengangkut oksigen dengan lancar, sehingga penyediaan sumber energi ditambah   bahan bakarnya akan terjamin oleh lancarnya sirkulasi darah.  saat sirkulasi darah dari jantung menuju ke sel akan membawa makanan dan oksigen, sedang   saat kembali dari sel jantung, sirkulasi darah akan mengangkut sisa metabolisme dan karbondioksida. Sisa metabolisme akan dikeluarkan melalui keringat urine, feces,  sedang  
CO2 akan dibuang melalui nafas. Pembuangan metabolisme  menghilangkan tegang otot syaraf, 
rasa lelah, kaku, sedang  penyaluran makanan dan 
oksigen  mendukung kebugaran tubuh. Lancarnya sirkulasi darah mendukung  produksi dan peredaran hormon maupun anti bodi,  Hormon dan anti bodi  membantu tubuh melawan 
penyakit. memperlancar proses metabolisme ditubuh dalam batas tertentu tubuh memiliki  mekanisme penyembuhan dirinya sendiri. 
Teknik yang dipakai  dalam circulomassage yaitu friction dengan  pergerakan  sirkuler. Tapotement  untuk memaksimalkan hasil friction,  efflurage  untuk penenangan. Pada awal masase diberikan 
tretment friction untuk memicu  kejutan dan merangsang keluarnya hormon endorphin yang berfungsi sebagai penenang. Seluruh anggota tubuh mulai dari telapak kaki sampai kepala akan dimanipulasi dengan Circulomassage ini dengan 
mempertimbangkan susunan otot dan cara kerja organ tubuh . 


 Ayurveda  
Ayurveda yaitu   pengobatan  dari India  memakai  teknik herbal, sentuhan, suara, aroma, 
 Teknik bowen  
Teknik bowen yaitu  masase otot yang dilakukan secara perlahan pada titik titik akupuntur. Dengan memakai  teknik ini tubuh memperoleh   energi dan  mempercepat proses penyembuhan. 

 Terapi craniosacral 
Terapi craniosacral memakai  sentuhan tangan dan jari yang lembut pada bagian kepala. Sistem craniosakral terdiri dari selaput otak dan cairan 
serebrospinal. Terapi cerebrospinal   memperbaiki aliran cairan dalam otak.  tidak menemukan  
pengaruh  pada terapi jenis ini.  
 Metode feldenkrais  
Metode memperbaiki pergerakan  dan 
meningkatkan fungsi seluruh tubuh.  Dengan metode ini pasien  dapat meningkatkan efisiensi pergerakan  memperbaiki jangkauan pergerakan  sendi, meningkatkan fleksibilitas  sehingga meminimalkan cedera dan kelelahan 
otot. 

 Jin Shin Tara  
 yaitu  jenis pengobatan mirip akupresure yang berasal  dari Jepang  untuk mengatasi nyeri pada rehabilitasi stroke. 
  
 
 
 Naprapathy  
 yaitu  metode untuk mengurangi nyeri dengan cara  memanipulasi jaringan ikat yang  mengiritasi saraf. 

 Naturopathi 
yaitu  pencegahan dengan memadukan teknik akupuntur, masase, gisi, herbal 

 Reflexology 
 yaitu  teknik yang didasarkan   prinsip bahwa reflex yang ada  di kaki dan tangan berkaitan  dengan organ-organ dalam tubuh. Dengan memberi tekanan pada kaki dan tangan, sirkulasi tubuh membaik dan fungsi otot  meningkat. 
 

 Rolfing 
Rolfing yaitu   masase jaringan dalam Rolfing yaitu   pencegahan  sistematis  untuk mengembalikan keseimbangan tubuh., 

 Trager bodywork yaitu  teknik menggoyangkan tungkai dan badan pasien  secara perlahan dan ritmis untuk  meningkatkan mobilitas dan 
rileksasi, Teknik ini dipakai   oleh atlet  dengan 
gangguan punggung dan musculoskeletal, 

 Tuina yaitu  pemberian tekanan dengan jari pada titik akupresur  ditambah  pergerakan  memutar pada titik ini .  ini sudah  dipakai  di China sejak 2000 tahun yang lalu.  

 Traksi yaitu  alat  untuk mengoreksi fraktur atau dislokasi fraktur, menghilangkan takanan, mengatasi kekakuan otot, Traksi  dipakai  untuk mengatasi gangguan leher, tulang punggung, lengan, kaki,  

 Sport massage yaitu  masase  kepada pasien  yang sehat badannya,  sebab   memerlukan terbukanya hampir seluruh tubuh. 
 

Teknik Massage pada Sweden Massage 
Manipulasi  yaitu  cara memakai  tangan untuk melakukan masase pada area -area  tertentu,  yaitu : 


-Effeurage (menggosok), memakai  telapak tangan  untuk menggosok area  tubuh tertentu memperlancar peredaran darah dan cairan getah bening (limphe).  mengalirkan darah di pembuluh balik atau vena agar dapat cepat kembali ke jantung. 
 
 
-Friction  yaitu pergerakan  menggerus yang arahnya naik dan turun secara bebas. Friction (memakai   ujung jari atau ibu jari dengan menggeruskan melingkar seperti spiral pada bagian otot tertentu.  membantu  menghancurkan miyogeloasis, yaitu timbunan sisa-sisa pembakaran energi (asam laktat) yang ada  pada otot yang memicu  pengersan pada otot.  
  
- Petrissage, manipulasi ini terdiri dari perasan, tekanan, pencomotan atau pengangkatan otot .  merangsang fungsi otot menghasilkan perintah latihan bagi saraf motor. Petrissage /memijat   dengan memijat otot-otot  dengan pergerakan  
menekan otot kebawah lalu  meremasnya, yaitu dengan cara  mengangkat seolah-olah menjebol otot keatas.  untuk mendorong aliran darah kembali kejantung dan mendorong keluar sisa-sisa pembakaran. 
  
Tapotemant, pergerakan  pukulan ringan berirama  pada bagian yang berdaging. mempercepat aliran darah dan mendorong keluar sisa-sisa pembakaran,  Tapotement  yaitu dengan kepalan tangan, jari lurus, setengah lurus atau dengan telapak tangan yang mencekung, dengan dipukulkan ke bagian otot-otot besar seperti otot punggung untuk merangsang serabut saraf tepi, 
 
 
-Walken yaitu variasi dari manipulasi effleurage dengan seluruh permukaan telapak tangan, manipulasi ini dipakai  pada area -area  tertentu  untuk  menyempurnakan pengambilan sisa-sisa pembakaran oleh darah, 
-Stroking (mengurut) yaitu manipulasi dengan memakai  ujung-ujung jari, terutama 3 jari tengah, atau hanya ibu jari,  seperti manipulasi 
effleurage.  untuk menghilangkan kekejangan otot,  mempengaruhi syaraf-syaraf tepi,  menenangkan, mengurangi rasa sakit, 
-Skin-Rolling  memakai  seluruh jari-jari 
tangan,  untuk melonggarkan atau memisahkan kembali lengketan-lengketan yang terjadi antara  kulit dengan jaringan-jaringan dibawahnya. 
-Chiropraktis yaitu  dilakukan dengan menekuk setiap persendian sampai berbunyi. Pada dasarnya sama seperti pada skin rolling, untuk menghilangkan lengketan-lengketan pada area  sendi, 
-Vibration , yaitu pergerakan  menggetarkan   untuk merangsang saraf secara halus dan lembut agar mengurangi atau melemahkan rangsang yang berlebihan pada saraf yang dapat memicu  ketegangan. manipulasi dengan memakai  telapak tangan atau jari-jari , getaran yang dihasilkan dari kontraksi isometri dari otot-otot lengan bawah dan lengan atas, yaitu kontraksi tanpa pemendekan atau pengerutan serabut otot, 
untuk menenangkan atau melemahkan rangsang yang berkelebihan pada saraf yang 
dapat menmbulkan ketegangan. 
  
 
-Shaking  dilakukan dengan seluruh permukaan telapak tangan dan jari-jari, 2 tangan bersama-sama atau satu tangan saja pada otot yang 
lebar dan tebal dengan digoncangkan.  melancarkan peredaran darah, terutama dalam penyebaran sari-sari makanan ke dalam jaringan 
dan juga untuk memacu serabut-serabut otot agar siap menghadapi tugas yang lebih berat. 
Resiko terapi manual yaitu  : 
 Manual chiropractic dapat memicu  nyeri dan rasa tidak nyaman, namun   
biasanya ringan pulih dalam beberapa hari.  
 Pada beberapa masalah , manipulasi  tulang leher dapat memicu  robekan dan 
juga memicu stroke. 
Terapi masase biasanya tidak memicu  efek samping. namun   terapi ini tidak 
disarankan pada keadaan  pada beberapa keadaan seperti deep vein thrombosis (sumbatan 
pada vena kaki), luka bakar, infeksi kulit, eksim, luka terbuka, fraktur dan osteoporosis 
lanjut. 
 Stabilitas yaitu  kemampuan sistem neuromuscular melalui kerja otot sinergis untuk mempertahankan segmen tubuh dalam posisi stabil pada keadaan bergerak maupun diam.  
Keseluruhan sistem ini  bereaksi, beradaptasi dan berkembang sebagai respon  terhadap beban fisik (physical stress) termasuk aktivitas fisik. Aktivitas fisik membantu  tubuh untuk memelihara kemampuan fungsional tubuh, ketahanan kardiorespirasi dan kemampuan mobilitas. contoh ketiadaan aktivitas fisik dalam jangka waktu lama 
dapat memicu  kelemahan otot dan tulang. Absennya aktivitas fisik  dapat  mengurangi ketahanan kardiprespirasi. meski begitu  jika  dilakukan secara berlebihan, aktivitas fisik dapat  memicu  cedera dalam bentuk antara lain 
strain, sprain, fraktur,  kondisi kronis degeneratif,  
terapi latihan yaitu  aktivitas  Memperbaiki atau mencegah gangguan fungsi tubuh, mengurangi faktor resiko gangguan kesehatan,  Mengoptimalkan  kesehatan , Fungsi tubuh dalam ini berkaitan dengan  parameter seperti fleksibilitas, mobilitas, kendali  motorik, kendali  neuromuskular, kendali  postural,  stabilitas, keseimbangan, kebugaran kardiorespirasi, koordinasi,  Keseimbangan yaitu  kemampuan  mempertahankan tubuh melawan gaya gravitasi dengan mempertahankan pusat massa tubuh dengan penyokong yang ada tanpa terjatuh dengan mekanisme sistem motorik dan sensorik. 
 Kebugaran kardiorespirasi yaitu  kemampuan 
intensitas sedang contoh : berbicara , berenang, jogging  bersepeda  dalam jangka waktu yang relatif lama. Kebugaran kardiorespirasi  
dinamakan   ketahanan kardiopulmoner. 
 Koordinasi yaitu  usaha tubuh untuk menyeimbangkan pergerakan  dengan   
melakukan pergerakan  otot dalam waktu, intensitas dan urutan yang tepat, Fleksibilitas yaitu  kemampuan untuk bergerak bebas tanpa 
hambatan dengan jangkauan gerak yang baik. 
 Mobilitas yaitu  kemampuan suatu struktur atau segmen tubuh untuk bergerak atau digerakkan. Mobilitas pasif bergantung pada kontraktilitas jaringan lunak sedang  mobilitas aktif memerlukan kerja neuromuscular. 
 Kerja otot yaitu  kapasitas otot untuk menghasilkan  tegangan dan  melaksanakan aktivitas fisik. Kerja otot meliputi kekuatan, tenaga dan ketahanan otot.  kendali  neuromuscular yaitu  interaksi sistem sensorik dan motorik yang 
 mencetuskan kerja sinergis, agonis, antagonis untuk merespon informasi propioseptor dan kinestetik lalu  menghasilkan  pergerakan  
yang tepat dan terkoordinasi.  kendali  postural yaitu  usaha tubuh untuk mempertahankan stabilitas postur tubuh. Latihan fleksibilitas yaitu  teknik  meningkatkan jangkauan gerak (ROM). pergerakan   mempengaruhi semua struktur pada area ini  termasuk persendian, kapsul sendi, ligamen, fasia, pembuluh darah dan syaraf. Jangkauan gerak dipengaruhi oleh jangkauan otot dan sendi, Jangkauan sendi diartikan  dalam istilah fleksi, ekstensi, abduksi, aduksi,  rotas,  Jangkauan gerak  sering diukur memakai  goniometer dan dihitung dalam derajat. Jangkauan otot dihitung dalam” jarak fungsional “ yaitu   ukuran pemendekan otot sesudah  dilakukan penguluran secara maksimal. Untuk memelihara jangkauan gerak yang normal, 
area ini  harus digerakkan secara periodik.   hal yang dapat mengurangi ROM meliputi gangguan sistemik, persendian, syaraf, otot yang disebab kan gangguan infeksi, imunologi, trauma maupun sebab  inactivity.  Aktivitas pemeliharaan ROM 
diperlukan untuk memelihara mobilitas sendi dan otot dan  untuk meminimalkan kehilangan fleksibilitas jaringan dan pembentukan kontraktur.  
Latihan fleksibilitas Pasif  yaitu  pergerakan  yang sepenuhnya dipicu  oleh pergerakan  dari luar dengan  sedikit atau  tidak ada pergerakan  sadar dari otot. Sumber pergerakan   berasal dari gravitasi, mesin, pasien  yang lain maupun bagian tubuh pasien  itu sendiri.   Pada area jaringan yang mengalami peradangan akut dimana pergerakan  aktif dapat memperburuk cedera dan menghambat proses penyembuhan. Peradangan akut  terjadi 2 sampai 6 hari.  Pada keadaan dimana pasien  tidak bisa melakukan pergerakan  aktif seperti pada keadaan koma, lumpuh   tirah baring, Tujuan  Latihan fleksibilitas pasif yaitu  
Meningkatkan pergerakan  synovial untuk nutrisi,  kartilago,  difusi material pada persendian, 
 Meminimalkan pembentukan jaringan kontraktur. 
 Memelihara elastisitas otot,  Memperbaiki sirkulasi darah,  Mengurangi nyeri, 
 Meningkatkan proses penyembuhan, 
untuk mengurangi komplikasi yang terjadi pada imobilisasi, degenerasi kartilago, perlengketan, pembentukan kontraktur dan memperbaiki sirkulasi darah. Tujuan  Latihan fleksibilitas  pasif: 
 Memelihara persendian dan mobilitas jaringan ikat. Latihan fleksibilitas pasif dipakai  untuk menentukan keterbatasan kekuatan otot, gerak, stabilitas sendi,  untuk mengajarkan pergerakan  yang diinginkan , ada  keterbatasan  Latihan fleksibilitas pasif contoh , tidak dapat mencegah atrofi otot, tidak dapat meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot. Latihan fleksibilitas aktif yaitu  pergerakan  yang dipicu  oleh pergerakan  aktif dari otot itu sendiri,  Latihan fleksibilitas Aktif dengan bantuan yaitu  pergerakan  yang  dimuncul kan secara aktif namun memerlukan bantuan dari luar.  Tujuan  jenis latihan ini  Memelihara elastisitas dan kontraktilitas otot  memberi  umpan balik sensorik dari otot yang berkontraksi.  memberi  rangsangan pada tulang dan persendian 
 Meningkatkan sirkulasi darah dan mencegah pembentukan jendalan darah (thrombus) 
 Meningkatkan koordinasi pergerakan  
 keterbatasan Latihan fleksibilitas aktif yaitu  pada otot besar, latihan jenis ini tidak dapat meningkatkan kekuatan otot.  tidak bisa meningkatkan koordinasi pergerakan  keculai jika  latihan dilakukan dengan pola pergerakan  
tertentu.    Latihan fleksibilitas harus di monitor dengan ketat pada keadaan sesudah  gangguan jantung.   Latihan fleksibilitas tidak boleh dilakukan bila latihan ini  mengganggu  proses penyembuhan seperti pada keadaan patah tulang. 
Latihan fleksibilitas harus dilakukan dengan hati hati pada area tumit dan kaki untuk meminimalkan stasis vena dan pembentukan thrombus. Tanda-tanda latihan yang tidak tepat yaitu  muncul nya rasa nyeri dan peradangan.   
 Sebelum melakukan program stretching, pasien  harus yakin keadaannya tidak kontraindikasi terhadap stretching.  Pertimbangkan kombinasi latihan stretching dengan modalitas fisioterapi lain seperti hot pack atau  hydrotherapy.  Bantuan dari ahli terapi harus kuat namun   tetap harus menjaga kenyamanan pasien .   Stretching melintasi satu persendian bila diperlukan stretching pada dua otot.  Stretching dilakukan secara perlahan namun  dalam jangka waktu yang mencukupi.  pergerakan  pada latihan stretching dihentikan bila terasa nyeri.  Pada latihan stretching statis, posisi pergerakan  ditahan selama 40 detik.  Jika ketegangan otot sudah berkurang, jangkauan pergerakan  secara bertahap ditambah.  Penghentian latihan dilakukan  secara bertahap dan perlahan. 
sesudah  stretching   jangkauan gerak membaik, kendali  aktif otot diperlukan untuk kemampuan 
gerak jangka panjang. Kontraindikasi stretching :
 Adanya hematoma dan infeksi jaringan 
 sesudah  operasi seperti cangkok kulit dan perbaikan tendo, Fraktur tidak stabil,