BENZENA
Benzena dengan rumus kimia C6H6, PhH, dan benzol,
benzena yaitu senyawa kimia organik yang berbentuk cairan cepat mudah terbakar tidak berwarna tidak ber bau sedikit bau manis.
benzena terdiri atas 6 atom karbon yang membentuk cincin, dengan 1 atom hidrogen berikatan pada setiap 1 atom karbon,
benzena merupakan salah satu jenis hidrokarbon aromatik siklik dengan ikatan pi yang tetap.
benzena salah satu bahan dasar pada industri produksi pewarna buatan, obat-obatan, plastik buatan, karet buatan,
benzena sebagai kandungan alami murni dari dalam minyak bumi, namun bisa saja diperoleh dari senyawa lainnya yang ada dalam minyak bumi.
benzena bersifat karsinogenik, maka penggunaanya menjadi sangat terbatas,
benzena adalah salah satu komponen dalam minyak bumi,
benzena adalah salah satu bahan petrokimia yang paling dasar serta
benzena adalah salah satu bahan pelarut paling penting dalam dunia semua jenis industri,
benzena mempunyai bilangan oktan yang tinggi,
benzena salah satu campuran untuk pembuatan bensin,
pada tahun 1825 michael faraday seorang ilmuwan inggris sebagai penemu benzena, dengan mengisolasikannya dari gas minyak bumi kemudian dinamakan bikarburet dari hidrogen, pada tahun 1833, eilhard mitscherlich kimiawan jerman, meneliti benzena melalui distilasi asam benzoat dari benzoin karet/gum benzoin dan kapur dinamakan benzin, pada tahun 1845, charles mansfield, kimiawan inggris yang bekerja untuk august wilhelm von hofmann meneliti dan mengisolasikan benzena dari tir (coal tar), mansfield memulai produksi benzena besar besaran untuk yang pertamakalinya menggunakan metode tir ,
pada kimia heterosilik, atom karbon pada cincin benzena digantikan oleh elemen lainnya. salah satu senyawa turunan yang penting yaitu cincin yang mengandung nitrogen. penggantian satu CH dengan N akan membentuk senyawa piridina pyridine, C5H5N. walaupun benzena dan piridina secara struktur berhubungan, namun benzena tidak mampu diubah menjadi piridina. penggantian ikatan CH kedua dengan N membentuk senyawa pirimidin , pirazin , piridazin tergantung dari posisi atom N yang menggantikan CH,
sangat banyak senyawa senyawa kimia penting yang berasal dari benzena, senyawa-senyawa ini dihasilkan dengan cara menggantikan 1 atau banyak atom atom hidrogen pada benzena dengan gugus fungsional lain . misalnya senyawa turunan benzena sederhana adalah fenol, toluena, anilina, disingkat PhOH, PhMe, dan PhNH2. maka prosesnya yaitu 2 cincin benzena yang berikatan akan membentuk bifenil, C6H5–C6H5,
beberapa senyawa turunan benzena,antaralain:
toluena,etilbenzena,p-xylena,m-xylena,mesitilena,durena,2-fenilheksana,
bifenil,fenol,anilina,nitrobenzena,asam benzoat,aspirin,parasetamol,
asam ''picric'',
benzena digunakan sebagai bahan dasar dari senyawa kimia lainnya. 80% benzena dikonsumsi dalam 3 senyawa kimia utama yaitu sikloheksana, etilbenzena, kumena,
senyawa turunan kumena dipakai sebagai bahan baku resin dan perekat.
senyawa turunan sikloheksana dipakai sebagai pembuat nilon.
senyawa turunan yang dipakai yaitu etilbenzena, sebab ini sebagai bahan baku stirena, yang nantinya diproduksi menjadi plastik dan polimer ,
sedikit benzena sebagai pembuat bahan peledak, pestisida, karet, pelumas, pewarna, obat, deterjen,
komoditas kimia dan polimer-polimer utama yang merupakan turunan dari benzena
senyawa toluena dipakai sebagai pengganti benzena. sifat kimia toluena mirip dengan benzena namun toluena tidak beracun dibandingkan benzena,
kenaikan produksi benzena di timur tengah meningkat 3,7% , permintaan benzena di timur tengah meningkat 3,3% per tahunnya, namun asia-pasifik mendominasi pasar benzena dunia, dengan permintaan mencapai setengah jumlah permintaan benzena global dunia,
di eropa dan amerika serikat 15% dari benzena dipakai untuk produksi sikloheksana, 50% dari benzena dipakai dalam produksi etilbenzena stirena, 20% dari benzena dipakai untuk produksi kumena,
benzena sebagai salah satu zat aditif pada bensin, benzena menaikkan angka oktan bensin dan mengurangi ketukan mesin. maka, bensin sebelum tahun 1950 mengandung benzena , zat aditif benzena itu kemudian digantikan oleh tetraetil timbal. sesudah tetraetil timbal tidak digunakan lagi sebab beracun bagi lingkungan, benzena kembali populer sebagai zat aditif di beberapa negara. di eropa dan amerika serikat, kandungan benzena pada bensin dibatasi pada angka 1%, badan perlindungan lingkungan amerika serikat menyatakan bahwa akan mengurangi lagi kandungan benzena pada bensin menjadi 0,62% ,
TRINITROTOLUENA
Trinitrotoluena atau TNT atau Trotyl yaitu hidrokarbon berwarna kuning pucat beraroma menyengat yang melebur pada suhu 81 °C , TNT dipersiapkan dengan nitrasi toluene C6H5CH3; rumus kimianya C6H2(NO2)3CH3, and IUPAC name 2,4,6-trinitrotoluene.Trinitrotoluena sebagai bahan peledak yang dapat digunakan sendiri sendiri atau dicampur bahan lain , bahan campuran seperti Composition B , Amatol, Torpex, Tritonal,
SISTEM LIMFATIK
sistem limfatik (bukan limpa) yaitu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi mengalirkan limfa atau getah bening di dalam tubuh. limfa (bukan limpa) berasal dari plasma darah yang keluar dari sistem kardiovaskular ke dalam jaringan sekitarnya. cairan limfa ini dikumpulkan oleh sistem limfa melalui proses difusi ke dalam kelenjar limfa dan dikembalikan ke dalam sistem sirkulasi,
fungsi sistem limfa ,antaralain:
menyaring dan menghancurkan mikroorganisme untuk menghindari penyebaran,
menghasilkan zat antibodi,
mengembalikan cairan & protein dari jaringan ke sirkulasi darah,
mengangkut limfosit,
membawa lemak emulsi dari usus,
SUMSUM TULANG
Sumsum tulang atau bone marrow atau medulla ossea yaitu jaringan lunak yang ada pada rongga interior tulang yang merupakan area produksi sebagian besar sel darah baru, kedua tipe sumsum tulang ini mengandung banyak pembuluh dan kapiler darah,
terdapat 2 jenis sumsum tulang,antaralain:
sumsum kuning yang menghasilkan sel darah putih dan warnanya ditimbulkan oleh sel-sel lemak yang banyak dikandungnya,
sumsum merah sebagai jaringan myeloid maka sel darah merah, keping darah, dan sebagian besar sel darah putih dihasilkan dari sumsum merah ,
saat tubuh kehilangan darah yang sangat banyak, sumsum kuning dapat diubah kembali menjadi sumsum merah untuk meningkatkan produksi sel darah,
saat manusia lahir, semua sumsum tulang adalah sumsum merah. seiring dengan pertumbuhan tubuh manusia maka , semakin banyak sumsum merah yang berubah menjadi sumsum kuning. orang dewasa mempunyai 2,6 kg sumsum tulang yang sekitar setengahnya adalah sumsum merah.
sumsum kuning ada pada rongga interior bagian tengah tulang panjang,
sumsum merah ada pada bagian lunak di ujung tulang panjang femur dan humerus, pada tulang pipih seperti tulang pinggul, tulang dada, tengkorak, tulang rusuk, tulang punggung, tulang belikat,
SEL DENDRITIK FOLIKULAR
Sel dendritik folikular atau follicular dendritic cell atau FDC yaitu sejenis sel dendritik yang tidak diketahui asal nya , Sel dendritik folikular berada pada jaringan folikel di sistem limfatik, Sel FDC berperan memilah-milah sel B yang teraktivasi sepanjang respon kekebalan,
bermacam macam sel B terikat dengan sel FDC melalui proses lama ,
FDC mempunyai reseptor Fc yang mampu mengikat kompleks imun dengan sangat lama,
PUSAT GERMINAL
Pusat germinal atau germinal centres atau GC yaitu struktur yang terbentuk sementara dalam organ limfoid perifer atau GC yang terbentuk sekunder dalam merespon antigen tergantung sel T (antigen TD)
pusat germinal telah ditemukan sejak jaman dahulu sebagai kompartemen yang mengandung sel-sel mitotik. bahwa struktur ini adalah seleksi berbasis afinitas,tempat ekspansi klonal sel B, hipermutasi somatik (SHM), kombinasi hipermutasi somatik dan seleksi berbasis afinitas menghasilkan antibodi dengan afinitas tinggi.
pada tahun 1884 walther flemming mendefinisikan pusat germinal sebagai bagian mikroanatomi yang berbeda dari organ limfoid sekunder yang mengandung sel-sel membelah. pusat germinal terbentuk pada sekitar 6 hari sesudah imunisasi pertama, saat sel-sel B berproliferasi dengan cepat dan mulai tampak suatu pusat (foci) pada folikel nodus limfa dan limpa. Sel B GC mengekspresikan enzim AID (activation-induced deaminase), yang mendominasi residu sitidin pada VDJ dan switch region dari gen Ig, mendorong terjadinya rekombinasi pengalihan kelas dan hipermutasi somatik ,
tingginya ekspresi BCL-6 penting dalam inisiasi reaksi GC, sel-sel B prekursor defisien BCL-6 gagal masuk ke folikel,
MEF2B mengaktifkan transkripsi BCL-6,
MEF2C dan MEF2B (myocyte-specific enhancer factor 2B) berperan berbeda selama aktivasi sel B. MEF2C perlu untuk pembentukan GC sebagai hasil dari perannya dalam proliferasi sel B segera sesudah stimulasi antigen,
faktor-faktor lain yang terlibat yaitu MCL1,IRF4, MYC,
SISTEM IMUN ADAPTIF
Sistem imun adaptif atau acquired immune system atau adaptive immune system yaitu pertahanan tubuh dan perlawanan limfosit B dan limfosit T kepada antigen ,
3 jenis molekul yang penting dalam hal ini yaitu reseptor sel T (TCR, T cell receptor), protein MHC dan antibodi (imunoglobulin),
patogen mengembangkan strategi untuk menipu mekanisme sistem kekebalan tubuh bawaan manusia demi mempertahankan infeksi yang telah dijangkitnya,
respon kekebalan adaptif diperankan oleh molekul dan sel efektor terkait, pada hari keempat atau kelima sesudah pertama infeksi ,sesudah kadar antigen menurun ke bawah ambang batas sistem kekebalan adaptif, respon akan berhenti, tetapi memori imunologis dan antibodi tetap bertahan dan memberikan perlindungan jangka panjang untuk mencegah infeksi ulang yang mungkin akan terjadi,
induksi yang pertama, terjadi ketika sel dendritik yang ada pada jaringan area terjadinya infeksi terikat antigen, teraktivasi menjadi sel penyaji antigen (APC), kemudian bermigrasi ke dalam sistem limfatik dan berakhir di nodus limfa, limpa, atau jaringan limfoid mukosa (MALT). sel T yang bermigrasi dari 1 nodus limfa menuju ke nodus yang lain, akan menempel pada APC dan berusaha untuk mengenali antigen dengan memindai sel itu pada bagian MHC kelas II. antigen yang tidak dikenali akan ditinggalkan oleh sel T untuk dipindai sel T yang lain hingga akhirnya dikenali. ketika itu sel T akan berhenti bermigrasi dan akan mengikat erat APC. kemudian teraktivasi untuk memicu sistem kekebalan adaptif,
sel T CD4 naif (sel Th0) yang mengenali antigen melalui molekul MHC kelas II pada sel dendritik akan mengaktivasi LFA-1 yang mengakibatkan ikatan kuat antara APC dan sel T , sesudah itu terjadi proliferasi dan diferensiasi sel T, yang menghasilkan beberapa sel T CD4 baru yang fungsional (armed-effector T cell). diferensiasi sel T ,antaralain:
sel TH1 diproduksi bila bakteri atau virus menginduksi sekresi IL-12 dari APC,
TH2 akan mensekresi IL-4, IL-5, IL-13, sel TH2 akan berfungsi sebagai aktivator sel B.
Sel TH1 akan bertindak sebagai stimulator makrofag,
sel TH2 diproduksi dengan aktivasi LFA-1 yang terjadi dengan stimulasi IL-4 yang disekresi oleh sel NKT sebab stimulasi dari patogen jenis lain.
di dalam jaringan, sel T efektor yang mengenali antigen akan menseresikan sitokin seperti TNF-α untuk mengaktivasi sel endotelial agar terjadi sekresi E-selektin, VCAM-1 dan ICAM-2 dan kemokin RANTES. semuanya itu untuk merekrut lebih banyak granulosit, sel T efektor, monosit, . TNF-α and IFN-γ yang disekresi sel T pembantu yang sudah teraktivasi juga bersifat sinergis dengan proses peradangan berbentuk ekstravasasi,
aktivasi penuh sel T CD4 memerlukan waktu 4 hingga 5 hari, sesudah itu, sel T pembantu bermigrasi dari sistem limfatik menuju jaringan tempat terjadinya infeksi,
peran antibodi dalam sistem kekebalan tubuh , antara lain :
antibodi yang terikat pada permukaan patogen bisa mengaktivasi protein dari komponen sistem komplemen,
untuk infeksi intraselular bakteri dan virus terlebih dahulu mengikat molekul tertentu yang ada pada permukaan sel target. antibodi mampu mencegah terjadinya ikatan itu , ini sekaligus mencegah masuknya toksin yang disekresi oleh patogen ke dalam sel,
antibodi yang menempel pada permukaan patogen akan mempercepat dikenalinya patogen itu oleh fagosit, oleh karena fagosit dilengkapi dengan fragmen konstan yang mengikat antibodi pada area konstan C,
ALERGEN
alergen yaitu senyawa yang mampu menginduksi imunoglobulin E (IgE) melalui paparan berupa injeksi , kontak, inhalasi (dihirup), ingesti ( menelan),
respon tubuh terhadap suatu alergen terjadi melalui proses yang kompleks dan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu sifat fisik dari alergen, sifat inang, lingkungan,
alergen merupakan protein yang merangsang respon sistem kekebalan tubuh melalui reaksi enzimatik atau aktivasi reseptor pada sel epitelium mukosa secara langsung,
contoh antigen spesifik ,antaralain:
- aeroalergen yaitu
protein atau glikoprotein yang tersebar di udara yang berasal dari kotoran tungau , kecoa, spora kapang, serbuk sari tumbuhan, bulu hewan,
-alergen lateks yaitu alergi yang disebabkan oleh karet lateks industri karet,
-alergen farmasi penisilin dan sefalosporin,
- alergen sengatan serangga ,
- alergen makanan yaitu makanan yang memicu alergi seperti gandum, kacang,telur, susu, kedelai,
ALERGI
Alergi atau hipersensitivitas tipe I (1 dari 4) yaitu kegagalan sistem kekebalan tubuh sehingga tubuh pasien menjadi hipersensitif dalam bereaksi secara imunologi terhadap bahan-bahan yang umumnya imunogenik (antigenik) pasien bersifat atopik. tubuh pasien bereaksi berlebihan terhadap lingkungan yang dianggap tubuh adalah lingkungan berbahaya, padahal sebenarnya tidak bagi manusia yang tidak bersifat atopik. bahan-bahan lingkungan yang memicu hipersensitivitas dinamakan alergen, reaksi alergi berlangsung cepat. alergi disebabkan oleh produksi antibodi berjenis ige. maka pembengkakan terjadi dari bersifat tidak nyaman hingga membahayakan.
tidak semua reaksi dari hipersensivitas adalah alergi,
gejala tanda simtomanya seperti urticaria, asma , mata merah, gatal-gatal, rhinorrhea, eksem,
alergi berat makanan , alergi obat-obatan , reaksi sengatan tawon mungkin membahayakan jiwa dengan munculnya anafilaksis,
banyak jenis tes untuk mendiagnosa kondisi alergi bila sudah dilakukan, maka dicocokkan dengan riwayat pasien, sebab hasil tes positif bukan berarti alergi tersebut pasti terjadi mudah terindikasi. tes darah untuk ige spesifik alergen atau tes meliputi peletakan alergen pada kulit untuk melihat pembengkakan yang terjadi ,
cara pengobatan alergi yaitu menghindari alergen penyebab alergi , pemberian kortikosteroid, antihistamin dan dekongestan , obat untuk mengobati reaksi anafilaksis imunoterapi alergen yaitu menggunakan obat injeksi alergen ,
telinga : gejalanya buntu, nyeri, gangguan pendengaran karena kurangnya drainase pada saluran eustachia,
kulit : gejalanya gatal-gatal, seperti urticaria dan eksem ,
saluran pencernaan : gejalanya muntah, diare,sakit perut, perut teras penuh, hidung : gejalanya pembengkakan saluran hidung (rhinitis alergi) bersin,
sinusitis : gejalanya sinusitis alergi,
mata : gejalanya merah berair dan gatal pada bola mata,
saluran pernafasan :
gejalanya asma, jika parah saluran pernapasan menyempit sebab pembengkakan saluran ke dalam laryngeal edema , bersin, batuk, penyempitan cabang saluran paru-paru (bronchoconstriction), napasnya berisik (mengi) dan napas pendek tersengal-sengal (dyspnea),
alergen seperti debu dan serbuk sari bunga terbang bersama angin melayang layang diudara , maka gejala muncul pada tubuh yang terkena udara, seperti paru-paru,mata, hidung,
reaksi reaksi ini dapat terpicu secara tiba-tiba atau tertunda , ini memerlukan injeksi epinefrin, kadang-kadang melalui alat epipen atau twinject injeksi otomatis, sifat dari anafilaksis yaitu gejalanya yang mudah dihilangkan, namun pengobatan memerlukan waktu yang lama,
rhinitis alergi muncul mendadak dinamakan sebagai hay fever, memicu gatal-gatal, mata merah, iritasi pada hidung, bersin, alergen yang terhirup bisa memicu asma, sebab tersengal-sengal (dyspnea), batuk, mengi (wheezing) penyempitan cabang saluran paru-paru (bronkokonstriksi) dan peningkatan ingus , cairan di paru-paru, napas pendek,
reaksi alergi bisa muncul karena reaksi obat aspirin dan antibiotik penisilin , makanan, gigitan serangga,
gejala-gejala akibat alergi makanan seperti gatal-gatal, pembengkakan kulit selama hives, nyeri abdomen, perut terasa penuh, muntah, diare,
reaksi makanan jarang memicu gangguan pernapasan atau rhinitis. reaksi obat, sengatan serangga, tertentu mengakibatkan anafilaksis,
beberapa organ yang dapat terkena akibat reaksi alergi yaitu pada sistem peredaran darah, saluran pencernaan, sistem pernapasan,
alergi dapat memicu edema, koma, tekanan darah rendah (hipotensi), reaksi-reaksi kutanea, penyempitan cabang saluran paru-paru,
faktor-faktor risiko alergi terbagi dalam 2 kategori yaitu faktor-faktor lingkungan dan inang/penderita ,
faktor lingkungan seperti tingkat alergen, perubahan diet,perubahan paparan dengan penyakit infeksi selama masa anak-anak, polusi,
faktor inang seperti keturunan, jenis kelamin, ras, dan umur,
banyak jenis makanan memicu alergi, namun 90 persen alergi disebakan oleh telur ikan , telur bebek, susu sapi, kedelai, telur dadar , gandum, kacang tanah, ikan lele, crustacea, udang,rajungan ,kepiting, ikan mentah,
tingkat alergi berbeda antara dewasa dan anak-anak. alergi kacang tanah dialami anak-anak. alergi terjadi pada putih telurnya dibandingkan kuning telurnya, alergi telur terjadi pada 1 hingga 2 persen anak-anak dan menjadi kira-kira 2/3 anak-anak pada usia 5 tahun.
alergi terhadap protein susu bukanlah reaksi immunoglobulin E, biasanya adalah proctocolitis yang terjadi pada anak-anak,
lactose intolerance, suatu reaksi umum terhadap susu, bukanlah alergi sama sekali, namun dikarenakan tidak adanya ensim tertentu pada saluran pencernaan,
ada yang tidak dapat mentoleransi susu sapi, keju. 10% anak-anak yang alergi susu, juga alergi daging hewan berkaki empat. daging merah mengandung sedikit protein seperti yang ada pada susu sapi,
balsam of peru, yang ada pada makanan, dapat terdeteksi dengan patch test ,
biji wijen, dan poppy seeds, mengandung minyak berprotein memicu reaksi alergi,
alergi terhadap tree nut mungkin alergi terhadap banyak jenis tree nut, seperti pine nuts, walnuts pecans, pistachios,
alergen bisa dipindahkan dari satu makanan ke makanan lainnya melalui rekayasa genetika, namun sebaliknya juga bisa dilenyapkan ,
udara dapat mengandung protein latex , latex juga dapat menyebabkan reaksi alergi (contact dermatitis ) atau eksem, alergi-alergi kulit sering mengakibatkan rashes, pembengkakan dan panas di dalam kulit, (wheal dan flare) yang disebabkan oleh hives and angioedema,
latex dan pisang memiliki reaksi silang. siapa alergi terhadap latex, maka mungkin juga sensitif chestnut,avokad, buah kiwi,
urushiol bukan protein namun mengubah bentuk integral membrane protein dan mengenai sel kulit,
urushiol-induced contact dermatitis, timbul karena bersinggungan dengan western poison oak, poison sumac, poison ivy, eastern poison oak,
sedangkan sistem kekebalan tidak mengenalinya sebagai bagian dari tubuh maka muncul alergi,
banyak orang peka terhadap urushiol yang dimurnikan, misalnya parfum poison ivy ,
penyakit alergi dapat muncul pada keluarga, kembar identik akan sama alerginya namun kembar non-identik jarang terjadi , orang tua yang alergi biasanya anak-anaknya juga alergi, anak-anak akan mengidap alergi lebih berat dibandingkan anak-anak dari orang tua yang tidak alergi. alergi, bagaimanapun juga belum tentu konsisten, orangtuanya alergi kacang mete tetapi anaknya alergi terhadap kacang merah perkembangan alergi tidak menurun begitu saja, namun berhubungan dengan ketidakteraturan sistem kekebalan, jadi menurunkan alergi terhadap alergen tertentu adalah tidak terjadi,
alergi (sistem kekebalan) diturunkan dari orangtuanya dengan tingkat risiko sebagai berikut:
- kedua orangtua mengalami riwayat alergi, maka risiko anak mendapat alergi meningkat lagi menjadi 80 persen,
- salah satu orangtua mengalami riwayat alergi, maka risiko anak mendapat alergi meningkat menjadi 40 persen,
- kedua orangtua tidak mempunyai riwayat alergi (termasuk asma), maka anak tetap dapat terkena alergi dengan tingkat risiko maksimum 10 persen,
anak laki-laki mempunyai potensi alergi yang lebih tinggi dibandingkan anak perempuan , meskipun untuk beberapa alergi misalnya asma pada dewasa muda, wanita lebih berisiko. perbedaan ini berkurang ketika kedua jenis kelamin ini dewasa.
berkaitan dengan alergi, etnis susah dipisahkan dari faktor lingkungan, apalagi terjadi migrasi,
alergi akibat keturunan dapat dicegah dengan pemberian asi eksklusif pada 6 bulan pertama setelah kelahiran,
risiko sensitivitas terhadap alergi tergantung dari umur , tingkat IgE tertinggi terjadi pada anak anak dan cepat turun antara umur 10 hingga 30 tahun. puncak terjadinya hay fever adalah pada anak-anak dan dewasa muda dan kejadian terbanyak adalah pada anak berusia di bawah 10 tahun,
beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah alergi,antaralain:
jangan meletakkan kandang hewan peliharaan di sekitar rumah ,
tidak menumpuk banyak barang barang di dalam rumah yang dapat menjadi sarang bertumpuknya debu sebagai rangsangan timbulnya reaksi alergi.
jangan menggunakan pewangi ruangan ataupun parfum, obat-obat anti nyamuk. bila di rumah terdapat banyak nyamuk, gunakanlah raket anti nyamuk.
jangan memelihara binatang di dalam rumah ,
jika mandi menggunakan air hangat dan usahakan mandi sore sebelum pk.16.00'.
sabun dan shampoo yang digunakan sebaiknya sabun dan shampoo untuk bayi,
kebersihan diri harus dilakukan untuk menghindari tertumpuknya daki yang dapat pula menjadi sumber rangsangan terjadinya reaksi alergi.
jangan menggunakan cat rambut,
pakailah kasur atau bantal dari bahan busa, bukan kapuk,
pakailah sprei dari bahan katun dan cucilah minimal seminggu sekali dengan air hangat akan efektif,
jangan memakai pakaian dari bahan wool, pakailah pakaian dari bahan katun,
pendingin udara (AC) dapat digunakan, tetapi jangan terlalu dingin dan tidak boleh lebih dari PK.24.00',
jangan makan makanan atau minuman maupun obat yang menimbulkan reaksi alergi. hati hati bahan makanan, minuman, maupun obat-obatan yang dapat memicu alergi ,
mintalah dokter untuk melakukan imunoterapi untuk menurunkan kepekaan anda terhadap bahan-bahan pemicu reaksi alergi, yaitu pemberian suntikan ekstrak debu rumah atau dengan melakukan imunisasi baccillus calmette guirine (bcg) minimal sebanyak 3 kali (1 kali sebulan) dan diulang setiap 6 bulan sekali,
ANTIGEN
antigen yaitu zat yang merangsang respon sistem kekebalan tubuh , terutama saat menghasilkan antibodi antigen berupa polisakarida atau protein, namun dapat juga berupa molekul , termasuk molekul kecil (hapten) yang menyatu dengan protein-pembawa atau carrier,
landsteiner dalam penelitiannya menjelaskan spesifikasi reaksi antara antigen dan antibodi ,
landsteiner menyatukan radikal organik pada protein dan menghasilkan antibodi terhadap antigen itu,
hasil yang didapat menunjukkan antibodi mampu membedakan antara kelompok berbeda pada protein maupun kumpulan kimia yang sama namun berbeda kedudukan,
terdiri dari ikatan non kovalen seperti ikatan hidrofobik, hidrogen, van der waals, elektrostatik , sehingga reaksi ini dapat kembali ke semula (reversible). kekuatan ikatan ini bergantung kepada jarak antara paratop dan bagian tertentu pada epitop,
heidelberger dan kendall meneliti bahwa reaksi antara antibodi khusus dengan antigen larut seperti protein, ini dapat optimal pada kesetaraan (equivalence zone) di mana antibodi dan antigen terbentuk pada kondisi yang paling sesuai untuk membentuk satuan ikatan (lattice). pada zona antibodi berlebih (antibody excess zone) dan zona antigen berlioz (antigen excess zone) maka pembentukan satuan ikatan tidak optimal dan masih ada antigen atau antibodi bebas yang tidak ada dalam larutan,
antara antibodi dengan antigen partikulat seperti bakteri, sel ,
prinsip reaksi pembekuan adalah sama seperti reaksi pelarutan,
di dalam percobaan di atas antibodi spesifik terhadap antigen dicairkan dalam satu set cawan mikrotiter, kemudian antigen pada kepekatan yang sama ditambah kepada setiap cawan yang mengandung antibodi , sesudah inkubasi untuk waktu yang sesuai telaga-telaga dicerap untuk melihat sama ada pembentukan aglutinat Hasil menandakan adanya aglutinat terbentuk dalam telaga 2 sampai 5 dan tidak dalam telaga-telaga lain. pada telaga pertama aglutinat tidak terbentuk meskipun ada banyak antibodi sebab nisbah antigen dan antibodi tidak optimum untuk pembentukan aglutinat. Kepekatan antibodi yaitu terlalu tinggi dibandingkan antigen. Ini dinamakan fenomena prozon. pada telaga 6 dan 7 kepekatan antibodi yaitu terlalu rendah dan tidak cukup untuk untuk menghasilkan aglutinat. pada percobaan di atas titer antibodi ada pada telaga 5 sebab ini cairan tertinggi yang menghasilkan respon positif, yaitu peng-glutinat-an. Rajah sebelah bawah menunjukkan mekanisme reaksi peng-hemaglutinat-an tak terus (indirect hemagglutination reaction). Dalam kaidah ini antigen larut diselaputkan ke permukaan eritrosit dan kehadiran antibodi terhadap antigen ini diketahui.
reaksi pemendakan juga bisa dilakukan dalam medium separa pepejal seperti gel dan prinsip reaksi adalah sama seperti reaksi dalam larutan. aturan ini bisa dilakukan dalam tub atau potongan,
rajah di atas menjelaskan prinsip pemendakan dalam tub. pada cara pertama larutan antigen ditambah ke tub yang mengandung antibodi. sesudah inkubasi garis mendakan akan terbentuk pada zona kesetaraan antara larutan antigen dan antibodi. cara kedua menunjukkan reaksi pemendakan dalam gel. antibodi dicampurkan dengan gel dan dibekukan dalam tub. kemudian antigen ditambah dan tub itu diinkubasi. antigen akan menyerap masuk ke dalam gel dan membentuk satu cerun kepekatan dan garis mendakan (precipitin line) terbentuk di mana terdapat zona kesetaraan hasil. lebih dari satu garis mendakan akan terbentuk bila terdapat lebih dari satu antigen yang dicam oleh antibodi. menunjukkan peralihan garis mendakan (pseudomigration) yang terjadi selama inkubasi. ini terjadi karena sewaktu inkubasi lebih banyak antigen akan menyerap masuk ke dalam gel dan bagian di mana terdapat zona kesetaraan akan bertukar karena kepekatan antibodi dalam gel adalah malar. rajah ini juga menunjukkan di mana zona antigen dan antibodi berlebih terbentuk dalam gel ini.
kaidah ini berguna untuk menentukan kehadiran atau menentukan kepekatan antigen. dalam rajah di bawah kepekatan igg dalam sampel ditentukan menggunakan cara ini. anti-igg dicampurkan dengan gel dan dibekukan di atas piringan. kemudian telaga-telaga diaduk di dalam gel tersebut dan satu set lengkap igg ditambah ke dalam telaga. setelah inkubasi garis mendakan berbentuk bulatan akan terbentuk di keliling setiap telaga dan diameter bulatan ini bergantung kepada kepekatan antigen (igg) yang ditambah.
antara antibodi khusus dengan antigen partikulat seperti bakteri, sel prinsip-prinsip reaksi pembekuan adalah sama seperti reaksi pelarutan,
ANTITOXIN
Antitoxin yaitu antibodi yang berfungsi untuk menetralisir racun. Antitoxin dihasilkan dari bakteri, hewan, tumbuhan, walaupun antitoxin berguna untuk menetralisir racun, antitoxin mampu membunuh bakteri dan mikroogranisme lainnya. Antitoxin dibuat dalam organisme, namun dapat dimasukan kedalam organisme lainnya, termasuk pada manusia.pergunakan antitoxin dari manusia untuk manusia, ini dengan cara penyuntikan untuk menyuntik binatang dengan dosis tertentu ,kemudian , tubuh hewan membuat antitoxin diperlukan untuk menetralisir racun. Nantinya, darah ditarik dari hewan. Saat antitoxin diterima dari darah, antitoxin dimasukan ke manusia atau hewan lainnya, termasuk kekebalan pasif.
SEL B
sel b yaitu limfosit yang berperan penting pada imunitas humoral, limfosit lain yaitu sel t berperan dalam imunitas seluler, fungsi sel b untuk membuat antibodi melawan antigen , sel b yaitu komponen sistem kekebalan tubuh adaptif,
Sel B berasal dari sel punca yang berada pada jaringan hemopoietik di dalam sumsum tulang,
Sel B terbagi menjadi 2 jenis,antaralain:
Sel B-1 atau sel B CD5, merupakan sel B yang ada pada ruang peritoneal dan pleural dan dapat berproliferasi,
Sel B-2 atau sel B konvensional, merupakan sel B hasil sintesis sumsum tulang yang tidak berproliferasi , memenuhi plasma darah dan jaringan sistem limfatik ,
reseptor antigen pada sel B( reseptor sel B) merupakan imunoglobulin. saat sel B teraktivasi oleh antigen, sel B terdiferensiasi menjadi sel plasma yang menghasilkan molekul antibodi. Antibodi yang dihasilkan yaitu imunoglobulin dengan tipe, antaralain :
IgE yang mengikat parasit pemicu utama alergi,
IgD yang selalu terikat pada sel B untuk menginisiasi respon awal sel B,
IgG yang mengikat mikroba ,
IgM yang mengikat bakteri,
IgA yang ada pada lapisan mukosa,saluran pencernaan, interstitium, saliva untuk mencegah infeksi oleh antigen,
SISTEM KOMPLEMEN
sistem komplemen yaitu protein dalam serum darah yang bereaksi berjenjang sebagai enzim untuk membantu sistem kekebalan seluler dan humoral
untuk melindungi tubuh dari infeksi. protein komplemen tidak secara khusus bereaksi terhadap antigen tertentu dan segera teraktivasi pada proses infeksi awal dari patogen. oleh sebab itu sistem komplemen dianggap bagian dari sistem kekebalan bawaan. meskipun begitu beberapa antibodi mampu memicu beberapa protein komplemen, sehingga aktivasi sistem komplemen juga merupakan bagian dari sistem kekebalan humoral,
protein komplemen di dalam serum darah merupakan prekursor enzim yang dinamakan zimogen, zimogen pertama kali ada pada saluran pencernaan, sebuah protease yang dinamakan pepsinogen dan bersifat proteolitik , pepsinogen mampu teriris sendiri menjadi pepsin saat terstimulasi derajat keasaman pada lambung,
protein hasil irisan zimogen bermanfaat untuk :
pembersihan kompleks imun dan sel apoptotik,
proses kemotaksis,
mediator peradangan seperti mastosit untuk memicu proses degranulasi antibodi IgE,
peningkatan respon antibodi dan memori imunologis,
proses lisis,
yang ketiganya mengarah pada pembentukan kompleks lisis yang mengikut sertakan protein-protein C9, Protein S, C5, C6, C7, C8,
melalui jalur yang dinamakan ,antaralain:
-jalur alternatif, seperti :
Faktor H, Faktor DA, CR1,C3, Faktor B, Faktor D, Properdin, Faktor I, Faktor H,
- jalur klasik , seperti :
C1-INH, C4-BP, C1qrs, C2, C3, C4,
- jalur lektin , seperti :
MASP2,MBL, MASP,
pada akhir abad ke 19, serum darah sudah diketahui mengandung suatu faktor yang dapat dipakai untuk membasmi bakteri,
jules bordet seorang ilmuwan muda belgia dari pasteur institute paris pada tahun 1896, mengatakan bahwa prinsip ini dapat dianalisis dengan 2 komponen: komponen panas-labil dan komponen panas-tetap ,
komponen panas-labil ini dinamakan komplemen, komponen panas-labil berperan pada aktivitas mikrobial non-spesifik yang dimiliki serum.panas-labil menandakan bahwa komponen akan tidak mampu bila serum dipanaskan. komponen panas-tetap ada untuk menghasilkan kekebalan melawan mikroorganisme ,
paul ehrlich pada akhir tahun 1980 mengenalkan sistem kekebalan dan istilah komplemen, yaitu bahwa sistem kekebalan terdiri dari berbagai sel yang mempunyai reseptor spesifik pada permukaannya untuk mengenali antigen. setelah imunisasi dengan antigen, lebih banyak reseptor terbentuk, kemudian reseptor itu mengalir dari sel ke aliran sirkulasi darah, reseptor ini (antibodi) dikatakan sebagai amboceptor , untuk menekankan fungsi ganda reseptor dalam melakukan pengikatan. reseptor ini mengenali dan mengikat antigen spesifik, namun juga mengenali dan mengikat komponen antimikrobial panas-labil dari serum. komponen panas-labil atau komplemen sebab ini adalah sesuatu dalam darah yang menjadi komplemen sel pada sistem kekebalan,
setiap amboceptor antigen spesifik mempunyai komplemen yang spesifik, hanya ada 1 tipe komplemen. bahwa komplemen bisa beraksi berpasangan dengan antibodi spesifik atau secara sendirian secara non-spesifik,
beberapa fungsi darah dari komplemen, antaralain:
mengikat reseptor komplemen spesifik pada sel-sel imun,beberapa molekul imunoregulator dan inflamasi,
pembersihan imun, yaitu membuang sisa-sisa bahan imunitas dan mengirimnya ke di limpa dan hati untuk dihancurkan,
mencerna virus, sel, bakteri,
opsonisasi, yaitu memicu fagositosis antigen partikulat,
glikoprotein dan protein merupakan penyusun dari sistem komplemen disintesis di hepatosit hati. tetapi , sistem penyusun sistem komplemen juga dihasilkan di sel epitel dari pencernaan dan saluran kelamin , jaringan makrofag, monosit dalam darah,
sistem komplemen berperan memicu penyakit seperti penyakit bowel inflamatori, luka ischemia-reperfusion, penyakit sindrom barraquer-simmons, penyakit lupus erythematosus, glomerulonephritis, penyakit arthritis, penyakit jantung autoimun, penyakit multiple sklerosis,
sistem komplemen dapat berimplikasi pada penyakit sistem syaraf seperti alzheimer dan kondisi degeneratif syaraf lainnya.
virus HIV memanipulasi sistem komplemen untuk mengakibatkan kerusakan parah,
sistem komplemen memicu kerusakan parah kepada jaringan milik sendiri, yang berarti bahwa aktivasi sistem komplemen harus dilakukan dengan tepat. sistem komplemen diatur oleh protein kontrol komplemen, yang terdapat di dalam plasma darah dalam konsentrasi yang lebih besar dibandingkan protein komplemen itu sendiri. beberapa protein kontrol komplemen ada di membran sel untuk mencegah penyerangan oleh sistem komplemen,
CD95
CD95 atau TNFRSf6 atau FasR atau Fas receptor atau apo-1 atau tumor necrosis factor receptor superfamily member 6,
CD95 membentuk DISC dengan ikatan ligan dan kemudian menginduksi apoptosis pada sel inang,
yaitu ekspresi pada permukaan sel yang memiliki daya ikat terhadap ligan dari sitokina keluarga TNF. Berkas genetik CD95 ada pada kromosom 19 pada tikus dan kromosom 10 pada manusia,
HAPTEN
hapten yaitu molekul kecil bagian dari antigen yang mengaktifkan antibodi jika bersatu dengan pembawa yang mempunyai molekul besar, seperti protein. pembawa ini mungkin menjadi salah satu yang tidak mendapatkan respon kekebalan tubuh dengan sendirinya,
HISTAMIN
Histamin yaitu suatu senyawa amina nabati atau bioamina.
pada tahun 1878 dr. Paul Ehrlich menemukan Histamin,
semua organ dan jaringan mempunyai histamin dalam kondisi terikat dan inaktif, terutama pada sel-sel tertentu. contoh sel yang menimbun histamin yaitu sel mast yang berbentuk mirip bola-bola kecil berisi gelembung yang penuh dengan zat perantara lainnya dan histamin , sel mast ini banyak terdapat pada dalam leukosit basofil darah, kulit, lapisan mukosa mata, hidung, saluran pernapasan, usus,
histamin sebagai neurotransmitter. histamin ber peran pada sistem peradangan atau inflamasi, produk histamin secara alami berasal dari pertukaran zat histidin melalui proses dekarboksilasi secara enzimatis. asam amino histidin masuk ke dalam tubuh dari makanan yang mengandung banyak protein dalam tubuh manusia . pada usus halus, histidin diubah menjadi histamin,
RANTAI BERAT
rantai berat atau heavy chain atau immunoglobulin heavy chain yaitu 2 rantai protein yang identikal pada molekul antibodi yang mengandung banyak asam amino sehingga memiliki berat molekul lebih besar. rantai berat yaitu polipeptid (polypeptide) berukuran besar, sejenis protein seperti protein motor ( myosin, kinesin dynein),
biasanya sebuah antibodi terdiri dari 2 buah rantai ringan Ig dan 2 buah rantai berat immunoglobulin (Ig) ,
pada antibodi rantai berat, immunoglobulin hanya terdiri 2 rantai berat tanpa 2 rantai ringan. antibodi rantai berat mampu mengikat antigen yang tergolong pada domain vh saja. hal ini dikembangkan untuk jenis fragmen antibodi yang baru dengan potensi therapeutic. antibodi ini dinamakan antibodi domain tunggal,
tipe rantai berat menandakan kelas (isotype) dari sebuah antibodi. antigen binding region pada antibodi terdiri dari variasi domain rantai ringan dan berat (vl dan vh). pada rantai berat terdapat deret domain immunoglobulin, biasanya dengan 1 domain variabel (vh) untuk mengikat antigen, dan beberapa domain konstan ch1, ch2,
RANTAI RINGAN
rantai ringan atau light chain yaitu 2 rantai protein yang identik sama pada molekul antibodi yang mengandung sedikit asam amino , sehingga memiliki berat molekul kecil. kebanyakan antibodi terdiri dari 2 rantai berat Ig dan 2 rantai ringan Ig,
pada mamalia, ada 2 jenis rantai ringan, antaralain:
rantai lambda (λ), terkodikasi dengan IGL@ (en:immunoglobulin lambda locus) pada kromosom 22
rantai kappa (κ), terkodikasi oleh IGK@ (en:immunoglobulin kappa locus) pada kromosom 2
IMUNOSUPRESIF
Imunosupresif berkaitan dengan penekanan kerja sistem kekebalan tubuh. Obat imunosupresif menghambat proses pembentukan limfosit di dalam tubuh,
obat imunosupresif kortikosteroid dan sitotoksikberguna mengatasi radang usus besar, obat imunosupresif mengatasi pada operasi transplantasi organ. merendahkan kerja sistem kekebalan tubuh sehingga penolakan tubuh terhadap organ yang baru akan dapat diatasi,
sitotoksik untuk pasien penyakit crohn yang mengalami fistula,
obat imunosupresif memicu infeksi oleh jamur,bakteri, virus, imunosupresif siklosporin, memicu hiperkalemia, keracunan pada sel saraf, ginjal, hati,
SISTEM KEKEBALAN TURUNAN
sistem imun bawaan atau natural immunity atau inherent immunity atau innate immune system atau genetic immunity atau native immunity ,
sistem imun bawaan yaitu mekanisme organisme dalam rangka usaha usaha untuk mempertahankan diri dari serangan infeksi organisme lain, yang muncul setelah terpapar semua jenis patogen. sistem kekebalan ini sebagai sistem kekebalan pertama yang melengkapi manusia sejak dilahirkan,
sel-sel yang terlibat dalam sistem kekebalan bawaan, mengenali dan merespon patogen dalam cara biasa dan memberikan perlindungan tubuh jangka pendek bagi inangnya. sistem sistem imun bawaan menyediakan pertahanan menengah melawan infeksi, dan dapat ditemukan pada semua tumbuhan dan hewan,
serangan dari patogen ini harus segera direspon oleh sistem kekebalan tubuh dalam hitungan detik sejak terjadinya infeksi. sebab tubuh setiap saat terpapar mikroorganisme,
dari banyak mikroorganisme penyebab infeksi yang melakukan penetrasi ke dalam tubuh dari berbagai arah dengan berbagai mekanisme, banyak yang menjadi penyebab patologi dinamakan sebagai patogen atau mikroorganisme patogenik
area tubuh yang terpapar seperti permukaan epitelial, baik internal maupun eksternal, yaitu permukaan mukosa saluran pernapasan memberikan jalan masuk bagi airborne mikroorganisme, dan mukosa saluran pencernaan memberikan jalan serupa bagi mikroorganisme yang menempel pada makanan atau minuman.
gigitan serangga memberikan kesempatan pada mikroorganisme untuk melakukan penetrasi melalui kulit, masuknya patogen melalui kulit maupun mukosa reproduksi,
lapisan epitelia b merupakan lapisan yang memisahkan bagian dalam tubuh dan area luar penuh patogen , kondisi tanpa luka gores luka bakar sekalipun, patogen dapat melintasi pembatas epitelial dengan mengikatkan diri pada molekul yang terdapat di permukaan epitelial bagian dalam, atau membuat infeksi dengan menempel pada lapisan permukaan atau membentuk sebuah koloni,
infeksi hanya terjadi sesudah patogen berhasil membentuk koloni pada lapisan permukaan. penyakit hanya terjadi jika sesudah penetrasi epitelia, patogen berhasil membentuk koloni di dalam tubuh sehingga dapat terjadi perkembangbiakan sel patogen ,
komponen yang terlibat dalam sistem kekebalan tubuh bawaan ,antaralain:
epitelia bagian dalam atau epitelia mukosa sebab sekresi lendir atau mukus, yang banyak mengandung macam macam glikoprotein dinamakan musin, mikroorganisme yang terbalut mukus mampu tertahan sebelum menempel pada epitelium, bahkan terhanyut di dalam aliran mukus yang dipompa oleh denyut silia epitelial. contoh pertahanan oleh mukus terjadi di dalam saluran pencernaan dengan denyut peristaltik yang berfungsi mendorong dorong patogen , penyakit yang disebabkan karena disfungsi denyut ini disertai perkembangan koloni bakteri pada dinding usus,
permukaan epitelia sebagai pagar pembatas yang melindungi tubuh dari infeksi, epitelia juga menghasilkan substansi kimiawi yang bersifat mikrobisidal untuk menghambat perkembangan mikroba, seperti
-sekresi protein antimikrobial yang membasahi epitelia paru-paru dalam usaha membalut patogen agar mampu dicerna oleh makrofag dengan fagositosis.
- proses menempelnya protein untuk efisiensi fagositosis, dinamakan opsonisasi,
- permukaan epitelia terdapat koloni bakteri bukan patogenik bakteri ini berkompetisi dengan patogen untuk memperebutkan nutrisi maupun area koloni,
pada kompetisi ini , senyawa antimikrobial akan disekresi untuk menghalangi kolonisasi bakteri patogen, seperti sekresi protein kolikin oleh escherichia coli, saat bakteri non patogenik tergerus oleh pengobatan antibiotik, sesudah efek pengobatan berangsur hilang, mikroorganisme patogenik akan muncul dan memicu penyakit,
- sekresi enzim lisozim ke dalam air mata dan air liur,
- derajat pH yang bersifat asam merupakan rintangan kimiawi melawan infeksi yang bisa terjadi pada saluran pencernaan bagian atas
sekresi kriptidin dan alfa-defensin oleh sel Paneth yang ada di dasar usus halus pada area sel punca.
-sekresi peptida kationik seperti beta-defensin yang merusak membran sel bakteri, ada pada saluran pernapasan dan epitelia kulit ,
mikroorganisme yang berhasil menembus lapisan epitelial kemudian menempel pada jaringan, akan dikenali oleh makrofag yang berada disekitarnya, melalui reseptor-reseptor pada permukaan makrofag, antara lain:
reseptor cd14 yang mengikat molekul lps dari bakteri
reseptor komplemen
reseptor yang mengenali sel sebagai patogen akan membentuk ikatan dengan sel dan mencetuskan proses fagositosis,
reseptor manosa,
reseptor scavenger yang mengikat ligan bermuatan,
pada saat itu, makrofag akan melepaskan sitokin untuk mengaktivasi beberapa proses lain untuk ikut serta. zat yang disekresi ,antaralain:
peptida C5a yang mengaktivasi molekul adhesi dan meningkatkan permeabilitas pembuluh darah dan merupakan kemokin yang sangat kuat untuk mengundang neutrofil dan monosit,
aktivasi lokal bagi makrofag yang lain ,
prostaglandin, leukotrien,
sekresi sitokin lain tnf-α, il-1, dan il-6 memberikan sinyal sistemik kepada,antaralain:
hipotalamus, jaringan lemak dan otot agar memobilisasi protein dan energi untuk peningkatan suhu tubuh,
ketiga hormon dinamakan pirogen endogen sebab merupakan zat tubuh inang penyebab demam. umumnya patogen sulit berkembang biak jika suhu panas,
hati, untuk menginduksi sekresi protein fase akut seperti CRP dan mannan-binding lectin. kedua zat ini dibutuhkan untuk mencetuskan proses opsonisasi komplemen.
endotelium sumsum tulang, untuk memantik migrasi neutrofil ke area infeksi
sel dendritik. TNF-α merupakan stimulasi bagi DC untuk bermigrasi ke nodus limfa dan memicu sistem imun adaptif
dan efek yang ditimbulkan pada area setempat, antara lain:
IL-12 menginduksi diferensiasi sel T CD4 menjadi sel TH1,
IL-1: Aktivasi endotelium vaskular, limfosit. Peningkatan akses bagi sel efektor dan memicu kerusakan pada jaringan,
IL-6 : Aktivasi limfosit dan stimulasi produksi antibodi,
TNF-α : Aktivasi endotelium vaskular dan meningkatkan permeabilitas vaskular yang memicu meningkatkan penggelontoran cairan tubuh menuju nodus limfa dan
peningkatan kadar IgG, protein komplemen dan sel ke dalam jaringan,
TGF-α : Merekrut sel mast,
IL-8 : Merekrut sel T ,neutrofil, basofil ke dalam jaringan,
MCP-1 : Merekrut monosit ke dalam jaringan,
IL-12 : Merekrut neutrofil dan sel NK ,
neutrofil dan Sel NK mensintesis PAF ( platelet-activating factor) dengan stimulasi IL-12,
neutrofil aktif terdepan dengan peran sebagai fagosit , neutrofil direkrut dari dalam sirkulasi darah menuju jaringan dengan panduan kemokin hasil sekresi makrofag dalam proses fagositosis. sepanjang jalan kemotaksis, sejauh tidak terhalang oleh lipid dan kanabinoid, neutrofil akan terdiferensiasi menjadi dewasa. interaksi neutrofil muda dengan galaktin-3, fMLP, IL-8, selektin dan sitokalasin B menjadi salah satu penyebabnya. sampai di area i infeksi, neutrofil memulai proses fagositosis terhadap sel target, seperti virus, bakteri, fungi, protozoa, sel terinfeksi virus dan sel tumor, dan melepaskan faktor mikrobisidal termasuk ROI (reactive oxygen intermediate), defensin, IL-8 dan enzim protease dengan proses degranulasi. IL-8 yaitu sitokin yang tersekresi pada saat infeksi, radang, iskemia maupun trauma - dan merupakan penyebab akumulasi neutrofil pada suatu lokasi.
meskipun neutrofil mampu mengenali patogen dengan langsung, pengikatan patogen dan proses fagositosis dapat meningkat jauh lebih baik dan cepat saat mikroba tertandai ter-opsonisasi oleh antibodi, komponen komplemen,
Sebagai fagosit, neutrofil mampu fagositosis yang sama persis dengan makrofag. neutrofil melepaskan kemokin yaitu IP-10 untuk merekrut sel T CD4. tetapi neutrofil dilengkapi pula dengan reseptor ''toll-like'' seperti TLR2 ( toll-like receptor 2) untuk mendeteksi peptidoglikan milik bakteri dengan gram positif, dan TLR4 untuk mendeteksi lipopolisakarida pada mikroba yang memiliki gram negatif, dan reseptor yang mampu mengenali pola molekular terkait patogen (PAMP),
sel NK mampu membedakan sel normal dan sel yang tidak memiliki cukup molekul MHC kelas I. molekul MHC-I dari sel target dipindai oleh reseptor killer-inhibitory sel NK. Virus, stres, transformasi malignan maupun sel tumor, sel terinfeksi virus akan memiliki molekul MHC-I yang berbeda, sehingga sel NK akan melakukan apoptosis terhadap sel itu.
sel NK teraktivasi oleh sekresi IL-2 dan IFN-γ dari sel TH1 yang direkrut PMN dengan kemokin IP-10. ketika apoptosis sel target, sel NK mensekresi protein seperti enzim proteolitik,perforin, kemokin , granzim, termasuk jenis serina protease.
granzim yang dilepaskan akan masuk ke dalam sel target dan mengaktivasi enzim di dalam sitoplasma:
granzim A memasuki mitokondria dan mengiris sub unit dari kompleks I menjadi NADH dehidrogenase untuk menghasilkan spesi oksigen reaktif
granzim B akan mengiris prekursor kaspase
untuk memicu proses apoptosis yang dimulai dengan penghancuran struktur protein sitoskeleton dan degradasi kromosom. sel kemudian terpecah menjadi fragmen yang akan dibersihkan oleh fagosit. perforin juga berakibat pada lisis sel. sitokin interferon-γ disekresi pula oleh sel NK dalam jumlah besar saat apoptosis sel target sebagai stimulan peningkatan kapasitas fagositosis makrofag.
sel dendritik (DC) terdapat dalam interstitium seluruh jaringan tubuh manusia, kecuali pada sistem saraf pusat dan kornea mata ,
populasi DC di dalam jaringan menunjukkan kadar S100,HLA-DR, CD1a yang tinggi - sesudah bermigrasi dari sirkulasi darah. migrasi dilakukan dengan pengikatan E-selektin, ICAM-1, V-CAM-1 dengan CD49d dan CLA (cutaneous lymphocyte antigen) dan CD11a/CD18, induksi kemotaksis yang ditemui berupa kemokin GM-CSF dan LPS,
di dalam jaringan, DC berada dalam keadaan setengah aktif sebagai sel yang memburu antigen dengan proses,antaralain :
endositosis dengan reseptor manosa yang efektif untuk antigen terglikosilasi.
makropinositosis dengan reseptor CD32 (FcgRII) untuk antigen yang teropsoninasi dengan antibodi.
DC yang demikian dapat teraktivasi lebih lanjut dan bermigrasi lebih jauh ke dalam jaringan pada saat terpapar oleh sejumlah sitokin seperti LPS, TNF-α, IL-1,
imunogen yang terbalut akan dihubungkan melalui jalur vakuolar yang bersifat asam, menuju ruang intraselular kelas II, tempat perakitan peptida antigenik menjadi molekul MHC kelas II, untuk dipresentasikan ke sel T.
kombinasi antara LPS yang terikat pada reseptor CD14 dan TLR-4 akan mengaktivasi fungsi sel ini menjadi sel penyaji antigen (APC). aktivasi ini akan membuat sel dendritik menaikkan produksi molekul MHC kelas II, juga dengan naiknya kadar molekul CD86, CD40, CD54, CD80 sebagai fasilitator fungsi presentasi antigen. fungsinya sebagai pemburu antigen di dalam jaringan dan cairan tubuh akan menurun.
sel dendritik kemudian terstimulasi oleh kemokin SLC, ELC, MIP-3β, yang banyak dihasilkan oleh nodus limfa dan sel endotelial vaskular, dan bermigrasi menuju nodus limfa atau limpa, untuk mengaktivasi sistem kekebalan tubuh adaptif,
NODUS LIMFA
nodus limfa yaitu salah satu komponen dari sistem limfatik yang ada pada tubuh manusia , nodus limfa yaitu filter untuk partikel asing berisi sel darah putih, nodus limfa berfungsi sebagai filter, dengan limfosit dan jaringan konektif retikular yang mengumpulkan dan memusnahkan virus bakteri saat tubuh melawan infeksi, limfosit bertambah dengan deras,
LIMFOSIT
limfosit atau lymphocyte yaitu sel darah putih yang ada pada sistem kekebalan makhluk vertebrata. limfosit berperan dalam imunitas adaptif , limfosit dibagi menjadi sel pembunuh alami , limfosit B (sel B), limfosit T (sel T),
sel T dinamakan ini sebab berkembang di timus,
Sel B dinamakan ini sebab berkembang di sumsum tulang manusia atau unggas Bursa Fabricus ,
dengan mengikut sertakan antibodi Sel B berperan dalam imunitas humoral
dengan mengikut sertakan antibodi sel T berperan dalam imunitas dimediasi sel ,
Fungsi sel T dan sel B untuk mengenali antigen spesifik non-self selama proses presentasi antigen. saat sel-sel sudah mengidentifikasi penyerang, sel memproduksi respon tertentu yang disesuaikan untuk melenyapkan patogen tertentu atau sel yang terinfeksi. Sel B menanggapi patogen dengan menghasilkan banyak antibodi yang kemudian menetralkan bakteri dan virus. Subset dari sel T yaitu sel T helper , menghasilkan sitokin yang mengarahkan respon kekebalan tubuh, sel T sitotoksik menghasilkan granul toksik yang mengandung enzim yang menginduksi kematian sel target. sesudah aktivasi, sel B dan sel T meninggalkan sel-sel memori, yang akan mengingat setiap patogen spesifik yang dihadapi, dan dapat merespon bila patogen terdeteksi lagi,
sel NK yaitu bagian dari sistem kekebalan bawaan berperan dalam perlindungan sel yang terinfeksi virus dan perlindungan inang dari tumor , sel NK membedakan sel yang terinfeksi dan tumor dari sel-sel normal dan tidak terinfeksi dengan mengenali perubahan dari molekul permukaan yang dinamakan MHC kelas I. Sel NK diaktifkan dalam menanggapi keluarga sitokin yang dinamakan interferon. Sel NK diaktifkan melepaskan butiran sitotoksik yang kemudian menghancurkan sel-sel target sel-sel diberi nama sel pembunuh alami sebab tidak membutuhkan aktivasi sebelumnya untuk membasmi sel-sel yang kehilangan MHC kelas I, berbeda dengan limfosit T dan limfosit B yang membutuhkan proses aktivasi yang kompleks,
MAKROFAG
makrofag atau macrophage yaitu sel pada jaringan yang berasal dari sel darah putih yang dinamakan monosit. monosit dan makrofag merupakan fagosit, berfungsi terutama pada pertahanan tidak spesifik. makrofag yaitu untuk memfagositosis seluler dan patogen dan untuk menstimulasikan limfosit dan sel imun lainnya untuk merespon patogen.
makrofag berasal dari monosit yang ada pada sirkulasi darah, yang menjadi dewasa dan terdiferensiasi kemudian bermigrasi ke jaringan. makrofag melimpah pada sepanjang pembuluh darah tertentu di dalam hati seperti sel kupffer, makrofag melimpah pada jaringan penghubung saluran pencernaan, makrofag melimpah pada dalam paru-paru di dalam cairan tubuh maupun alveoli , pada keseluruhan limpa tempat sel darah yang rusak didaur keluar tubuh. makrofag jenis ini dinamakan makrofag residen yang sudah terdiferensiasi penuh.
makrofag berperan sebagai fagosit, makrofag berperan sebagai sel penyaji antigen (APC). peran makrofag sebagai APC yaitu pada fungsi efektor, namun kurang bermakna pada aktivasi limfosit naif,
makrofag tidak teraktivasi oleh stimulasi sejumlah sitokin seperti IL-8, TNFα, IL-1β, IL-15
makrofag bermigrasi hingga keluar sistem vaskuler dengan melintasi membran sel dari pembuluh kapiler , makrofag memasuki area antara sel yang diincar oleh patogen.
neutrofil yaitu fagosit yang paling efisien disusul oleh makrofag , neutrofil mencerna bakteri atau sel lainnya. pengikatan molekul bakteri ke reseptor permukaan makrofag memicu proses penelanan dan penghancuran bakteri melalui serangan respiratori mengakibatkan pelepasan spesi oksigen reaktif (ros), patogen menstimulasi makrofag untuk menghasilkan kemokin, yang memanggil sel fagosit lain di sekitar area terinfeksi,
KOMPLEKS HISTOKOMPATIBILITAS
Kompleks histokompatibilitas utama atau MHC atau major histocompatibility complex yaitu gerombolan gen yang ada pada semua jenis vertebrata,
gen ini terdiri dari ± 4 juta bp yang terdapat di kromosom nomor 6 manusia dan dinamakan kompleks antigen leukosit manusia (HLA). protein MHC yang disandikan berperan dalam mengikat dan mempresentasikan antigen peptida ke sel T.
pada manusia, gen yang mengkodekan MHC ada pada kromosom nomor 6 dan terbagi menjadi 2 kelas gen, yaitu kelas I untuk MHC I dan kelas II untuk MHC II. kelompok gen yang termasuk kelas I terdiri dari tiga lokus mayor yang dinamakan A, B, C, beberapa lokus minor yang belum diketahui. setiap lokus mayor menyandikan satu polipeptida tertentu. pada gen pengkode rantai alfa, ada banyak alel atau dengan kata lain bersifat polimorfik. rantai beta-2-mikroglobulin dikodekan oleh gen yang ada di luar kompleks gen MHC, namun jika ada kecacatan pada gen itu maka antigen kelas I tidak mampu dihasilkan dan bisa terjadi defisiensi sel T sitotoksik. kompleks gen kelas II terdiri dari 3 lokus yaitu DR, DP, DQ, yang masing-masing mengkodekan satu rantai beta dan alfa , rantai polipetida yang dihasilkan akan saling berikatan membentuk antigen kelas II. Seperti halnya antigen kelas II, antigen kelas II juga bersifat polimorfik sebab lokus DR dapat terdiri atas lebih dari 1 macam gen penyandi rantai beta fungsional,
protein MHC terdiri dari 2 kelas struktur, yaitu protein MHC kelas I dan kelas 2
protein MHC kelas I ada pada semua permukaan sel berinti. protein protein MHC kelas I ini bertugas mempresentasikan antigen peptida ke sel T sitotoksik (Tc) yang akan menghancurkan sel yang mengandung antigen asing itu. protein MHC kelas I terdiri dari 2 polipeptida, yaitu rantai membrane integrated alfa (α) yang disandikan oleh gen MHC pada kromosom nomor 6, dan non-covalently associated beta-2 mikroglobulin(β2m). Rantai α akan melipat dan membentuk alur besar antara domain α1 dan α2 yang menjadi tempat penempelan molekul MHC dengan antigen protein. Alur ini tertutup pada pada kedua ujungnya dan peptida yang terikat sekitar 8 sampai 10 asam amino. MHC kelas 1 mempunyai dua α heliks yang menyebar di rantai beta sehingga dapat berikatan dan berinteraksi dengan reseptor sel T.
protein MHC kelas 2 ada pada makrofag, sel dendritik, dan beberapa sel penampil antigen (antigen presenting cell atau APC) khusus, permukaan sel B,
melalui protein MHC kelas 2 inilah, APC mampu mempresentasikan antigen ke sel-T penolong (Th) yang akan menstimulasi respon antibodi atau reaksi inflamatori , MHC kelas 2 ini terdiri dari 2 ikatan non kovalen polipeptida integrated-membrane yang dinamakan α dan β. umumnya , Domain α1 dan β1 akan membentuk tempat untuk pengikatan MHC dan antigen, protein ini berpasangan untuk memperkuat kemampuan untuk berikatan dengan reseptor sel T ,
SEL M
sel m atau m cell atau microfold cell yaitu sel yang ada pada epitelium folikel dari peyer's patch, sebuah jaringan limfatik yang dinamakan GALT ( gut-associated lymphoid tissue). sel m mengusung partikel organisme dari dinding usus menuju sel-sel yang berperan sistem kekebalan. sel m mampu ber pinositosis dan ber fagositosis maupun mengirim apa yang ditelannya melalui proses transitosis kepada sel T dan sel dendritik ,
sel m mampu menjadi perantara infeksi HIV,
karena sel m lebih mudah dijangkau dibandingkan enterosit, beberapa patogen mengincar sel m untuk dapat masuk ke lapisan epitelium yang lebih dalam.
ANTIBODI MONOKLONAL
antibodi monoklonal yaitu antibodi monospesifik yang bisa mengikat 1 epitop saja, antibodi monoklonal ini dihasilkan dengan teknik hibridoma. sel hibridoma merupakan fusi sel dan sel,
frekuensi fusi sel dapat diperbanyak dengan penggunaan medan listrik, polietilen glikol (PEG), DMSO,
PEG untuk membuka membran sel sehingga mempermudah proses fusi. sel hibrid kemudian ditumbuhkan pada media pertumbuhan. penambahan berbagai macam sistem pemberi makan dapat meningkatkan pertumbuhan sel hibridoma,
pembuatan sel hibridoma terdiri dari 3 tahap yaitu kloning, imunisasi, fusi, Imunisasi bisa dilakukan dengan imunisasi sekali suntik intralimpa, imunisasi in vitro, imunisasi konvensional, fusi sel ini menghasilkan sel hibrid yang dapat menghasilkan antibodi seperti pada sel limpa dan dapat terus menerus berkembangbiak seperti sel myeloma. frekuensi terjadinya fusi sel ini relatif rendah sehingga sel induk yang tidak mengalami fusi dihilangkan agar sel hasil fusi bisa tumbuh,
MONOSIT
Monosit atau monocyte atau mononuclear yaitu kelompok darah putih yang menjadi bagian dari sistem kekebalan. Monosit diketahui dari warna inti selnya,
ada 2 pengelompokan makrofaga berdasarkan aktivasi monosit, yaitu makrofaga hasil aktivasi hormon GM-CSF dan hormon M-CSF , Makrofaga M-CSF memiliki sitoplasma yang lebih besar, kapasitas fagositosis yang lebih tinggi dan lebih tahan terhadap infeksi virus stomatitis vesikular. Kebalikannya, makrofaga GM-CSF lebih bersifat sitotoksik terhadap sel yang tahan terhadap sitokina jenis TNF, memiliki ekspresi MHC kelas II lebih banyak, dan sekresi PGE yang lebih banyak dan teratur. sesudah itu, turunan jenis makrofaga akan ditentukan oleh stimulan seperti jenis hormon dari kelas TNF dan kelas interferon ,
stimulasi hormon sitokina jenis IL-4 dan GM-CSF akan mengaktivasi makrofaga dan monosit untuk menjadi sel dendritik,
pada saat terjadi peradangan, monosit :
bermigrasi menuju area infeksi,
mengganti sel makrofaga dan DC yang rusak atau bermigrasi, membelah diri ,
berubah menjadi salah satu sel itu,
monosit dihasilkan di dalam sumsum tulang dari sel punca haematopoetik yang dinamakan monoblas. Setengah jumlah produksi tersimpan di dalam limpa pada bagian pulpa. Monosit tersirkulasi dalam peredaran darah dengan rasio plasma 3 sampai 5% selama 1 hingga 3 hari, kemudian bermigrasi ke seluruh jaringan tubuh, Sesampai di jaringan, monosit akan menjadi matang dan terdiferensiasi menjadi osteoklas, beberapa jenis makrofaga, sel dendritik ,
FAGOSIT
fagosit atau phagocyte yaitu pengolongan dari sel darah putih yang berperan dalam sistem kekebalan dengan cara fagositosis atau menelan patogen, fagosit berarti sel yang mampu memakan material padat. sel yang berperan sebagai fagosit adalah neutrofil dan makrofag ,
untuk menelan partikel atau patogen, fagosit memperluas bagian membran plasma kemudian membungkus membran di sekeliling partikel hingga terbungkus. sekali berada di dalam sel, patogen yang menginvasi disimpan di dalam endosom yang kemudian bersatu dengan lisosom. lisosom mengandung asam dan enzim yang membasmi partikel atau organisme. fagosit berkeliling dalam tubuh untuk mencari patogen, namun fagosit juga bereaksi terhadap sinyal molekular terspesialisasi yang dihasilkan oleh sel lain dinamakan sitokina,
Peran fagosit yaitu melawan infeksi, apoptosis, partikel asing yang masuk ke dalam tubuh, bakteri dan sel yang mati ,saat sel dari organisme itu mati, melalui proses apoptosis atau oleh kerusakan akibat infeksi bakteri virus , sel fagosit memindahkan mereka dari lokasi kejadian. Dengan membantu memindahkan sel mati dan mendorong terbentuknya sel baru yang sehat, fagositosis yaitu bagian penting dari proses penyembuhan jaringan yang terluka. Fagositosis sel dari organisme inang merupakan bagian dari pembentukan dan perawatan jaringan biasa,
satu liter plasma darah mengandung 6 miliar fagosit.
pada tahun 1882 ilya ilyich mechnikov saat mempelajari larva bintang laut lalu menemukan fagosit
kemudian mendapat penghargaan nobel di bidang fisiologi dan medis pada tahun 1908 ,
manifestasi fagosit ada pada bermacam macam spesies. beberapa jenis ameba bertingkah laku seperti fagosit makrofaga, sehingga menganggap bahwa fagosit telah ada sejak awal evolusi kehidupan.
PSYKOSOMATIK
psiko berasal dari psyche yaitu jiwa, soma yaitu badan, jadi ilmu ini mempelajari kaitan antara jiwa dan badan , bahwa faktor psikologis berperan dalam perkembangan semua penyakit,
sebelum konsep kedokteran psikosomatik dijadikan sebagai sub-spesialisasi psikiatri, dunia kedokteran mengenal consulation liaison psychiatry, suatu cabang ilmu psikiatri yang bekerja sama dengan spesialisasi untuk merawat pasien medis yang mengalami gangguan jiwa,
kedokteran psikosomatik dari segi keilmuan yaitu cabang spesialisasi dalam psikiatri/ilmu kedokteran jiwa yang disahkan oleh american psychiatric association sebagai subspesialisasi ke-7 tahun 2001 dan disahkan oleh american medical board of specialties tahun 2003,
NANAH
nanah yaitu cairan berwarna keputihan yang disebabkan bakteri. nanah dapat ditumbulkan karena luka kecil , nanah terdiri dari sel darah putih ( neutrofil) dan bakteri mati yang disebabkan peradangan. bila terjadi luka, nanah akan terbentuk nanah perlu dicuci dengan antiseptik,
LIMPA
limpa yaitu kelenjar tanpa saluran (ductless) yang berkaitan dengan sistem sirkulasi ,
sistem limfoid berfungsi untuk melindungi tubuh dari kerusakan akibat zat asing,
limpa termasuk salah satu organ sistem limfoid, selain kelenjar limfe. timus, tonsil ,
limpa berfungsi sebagai penghancur sel darah merah tua.
sel-sel pada sistem limfoid dinamakan sel imunokompeten yaitu sel yang mampu membedakan sel tubuh dengan zat asing dan melakukan inaktivasi atau perusakan benda-benda asing ,
sel imunokompeten terdiri dari ,antaralain:
sel utama bergerak yaitu makrofaga dan sel limfosit ,
sel utama menetap yaitu sel plasma dan retikuloendotel ,
limpa merupakan organ limfoid terbesar dan berada di bagian depan dan dekat punggung rongga perut di antara lambung dibawah tulang rusuk dan diafragma,
secara anatomis, tepi limpa yang normal berbentuk pipih. fungsi limpa yaitu sebagai organ pertahanan terhadap infeksi partikel asing yang masuk ke dalam darah .fungsi limpa yaitu mengakumulasi makrofaga dan limfosit , degradasi eritrosit, tempat cadangan darah,
limpa dibungkus oleh kapsula, yang terdiri atas 2 lapisan, yaitu 1 lapisan otot halus dan 1 lapisan jaringan penyokong yang tebal ,
perpanjangan kapsula ke dalam parenkim limpa dinamakan trabekula. trabekula mengandung saraf, pembuluh limfe ,arteri, vena,
parenkim limpa dinamakan pulpa yang terdiri atas pulpa putih dan merah ,
pulpa merah berwarna merah gelap pada potongan limpa segar.
pulpa merah terdiri atas sinusoid limpa .
pulpa putih terdiri dari zona marginal,pariarteriolar limphoid sheats (PALS), folikel limfoid,
folikel limfoid tersusun dari sel debri, sel limfosit B, makrofaga,
pulpa putih tersebar dalam pulpa merah, berbentuk oval dan berwarna putih kelabu.
peradangan limpa dinamakan splenitis . patologi limpa akibat peradangan dapat bersifat abses,akut, kronis, granulomatous,
ini dapat dilihat di pulpa merah. inflamasi limpa sekunder dapat terjadi akibat tumor. pendarahan dapat terjadi akibat radiasi, paparan bahan kimia ,
secara histologis, ada kesulitan untuk membedakan angiektasis,hemoragi atau kongesti ,
dari kondisi fisiologis limpa sebab organ ini mempunyai banyak sel eritrosit . pada individu muda, histopatologi splenitis akibat racun yang akut yaitu adanya pusat germinal epiteloid. pada hewan yang lebih tua, histopatologi splenitis yaitu adanya neutrofil pada zona mantel sinus dan penurunan jumlah sel pada sentra germinativumselain itu, infeksi bakteri gram negatif yang parah di saluran pencernaan pada hewan muda dapat memicu terbentuknya fokus kolonisasi bakteri di limpa .
PROTEIN STAT
Protein STAT signal transducer dan activator of transcription yaitu keluarga hormon intraselular dan faktor transkripsi yang berperan dalam berbagai aspek seluler seperti kelangsungan hidup, pertumbuhan, diferensiasi , STAT teraktivasi oleh kelainan pada lintasan, enzim janus kinase ,
STAT seringkali terjadi pada imunosupresi, tumor, peningkatan angiogenesis
anggota STAT terdiri dari STAT-1, STAT-2, STAT-3, STAT-4, STAT-5, STAT-6.
STAT-1
STAT-1 yaitu faktor transkripsi dari anggota STAT yang merespon stimulasi sitokina interferon, kandungan senyawa dialil disulfida yang ada pada bawang putih mampu untuk menginduksi apoptosis pada banyak jenis kanker, ditemukan menginduksi ekspresi STAT-1,
STAT-2
STAT-2 atau STAT113 atau MGC59816 atau signal transducer and activator of transcription 2 atau P113 atau ISGF-3
yaitu faktor transkripsi dengan massa 113 kDA dari anggota STAT,
STAT-2 terfosforilasi oleh kinase tertentu membentuk heterdimer atau homodimer , sebelum bermigrasi ke dalam inti sel dan berfungsi sebagai faktor transkripsi. Saat terstimulasi IFN, STAT-2 membentuk kompleks dengan ISGF3G dan STAT-1 ,
ketika terstimulasi faktor pertumbuhan atau sitokina,
STAT-3
STAT-3 atau signal transducer and activator of transcription 3 atau acute-phase response factor atau APRF atau HIES atau FLJ20882 atau MGC16063 atau STAT3 protein ini teraktivasi melalui proses fosforilasi sesudah terstimulasi berbagai sitokina dan faktor pertumbuhan seperti LIF ,BMP-2,IFN, EGF, IL-5, IL-6, HGF, adalah faktor transkripsi dari anggota STAT,
STAT-4
STAT-4 atau STAT4 atau signal transducer and activator of transcription 4 atau SLEB11 , adalah salah satu faktor transkripsi dari anggota protein STAT.
protein ini sangat berperan sebagai mediasi respon IL-12 terhadap diferensiasi sel TH dan limfosit,
STAT-5
STAT-5 atau signal transducer and activator of transcription 5B atau STAT5 atau STAT5B merupakan salah satu faktor transkripsi dari anggota STAT,
protein ini berrfungsi sebagai mediasi transduksi sinyal yang dipicu bermacam macam ligan seluler seperti berbagai hormon faktor pertumbuhan, CSF-1 , IL-2, IL-4
STAT-6
STAT-6 atau IL-4-STAT atau STAT6 atau signal transducer and activator of transcription 6 atau STAT6B atau STAT6C atau D12S1644;,
adalah salah satu faktor transkripsi dari anggita STAT.
protein ini berperan pada mekanisme anti-apoptosis IL-4.
protein ini berperan dalam diferensiasi sel TH2, protein ini menginduksi ekspresi BCL2L1/BCL-X(L)
SEL T
Sel T atau limfosit T yaitu kelompok sel darah putih yang berperan utama pada kekebalan seluler,
Sel T dapat membedakan jenis patogen sebab berevolusi demi peningkatan kekebalan setiap kali tubuh terinfeksi patogen. ini terjadi karena sel T teraktivasi menjadi sel T memori dengan kemampuan untuk berproliferasi dengan cepat untuk melawan infeksi , sel T mampu mengingat infeksi tertentu dan sistematika perlawanannya, dieksploitasi sepanjang proses vaksinasi, yang dipelajari pada sistem kekebalan tubuh adaptif,
respon yang dilakukan oleh sel T yaitu interaksi yang terjadi antara peptida dan reseptor sel T ( T cell receptor, TCR) yang terikat pada MHC pada permukaan sel penyaji antigen (APC),
ikatan polivalen yang terjadi menyebabkan pengiriman sinyal antar kedua sel, sebuah fragmen peptida kecil yang melambangkan seluruh isi seluler, dikirimkan oleh sel target ke antarmuka sebagai MHC untuk dipindai oleh TCR yang mencari sinyal asing dengan lintasan pengenalan antigen. aktivasi sel T memberikan respon kekebalan yang berlainan seperti penghancuran sel target dalam seketika,produksi antibodi, aktivasi sel fagosit , maka respon imun adaptif terhadap berbagai macam penyakit bisa diterapkan,
Sel T yang sudah disintesis dari kelenjar timus dinamakan sel T CD4 naif ( naive T cell), akan terbawa oleh sirkulasi darah hingga masuk ke dalam limpa dan bermigrasi ke dalam jaringan limfatik, kemudian bermigrasi kembali ke dalam sirkulasi darah, hingga suatu ketika terjadi terstimulasi oleh antigen tertentu dengan ikatan pada molekul MHC kelas 2,
"T" pada kata sel T singkatan dari kata timus yang merupakan organ penting tempat sel T tumbuh dan menjadi matang. Beberapa jenis sel T berfungsi macam macam ,
sel T mempunyai prekursor berbentuk sel punca hematopoietik yang bermigrasi dari sumsum tulang menuju kelenjar timus, tempat sel punca itu mengalami rekombinasi VDJ pada rantai-beta reseptornya.,
sel T pembantu yaitu sel yang berperan pada aktivasi makrofag dan proses pematangan sel B menjadi sel plasma ,
sel T pembantu menjadi aktif ketika terpapar molekul MHC kelas 2 yang mengandung peptida antigen yang ada pada permukaan sel penyaji antigen (APC).
setelah teraktivasi, sel T pembantu segera membelah dengan cepat dan mensekresikan sitokin yang mengendalikan atau membantu respon kekebalan aktif, Sel T CD8 penghancur sel terinfeksi virus dan sel tumor dan terlibat pada penolakan transplantasi organ. Sel T sitotoksik dinamakan sel T CD8+ sebab ada glikoprotein CD8 pada permukaan sel yang mengikat MHC kelas I. Sel T sitotoksik dapat menjadi pasif pada status anergik, seperti pada penyakit autoimun
Sel T pembantu dapat membelah menjadi beberapa jenis, antara lain TH3, TH17, TFH, TH1 atau TH2,
dengan sekresi sitokin yang berbeda untuk membangkitkan respon kekebalan yang berlainan. proses pembelahan sel T pembantu masih belum diketahui walaupun pola sinyal APC berperan ,v
Sel TH1 mengaktifkan makrofag untuk meningkatkan kapasitasnya dalam menghancurkan bakteri terfagosit,
Sel TH2 mengeliminasi cacing dan terlibat mekanisme alergi,
Sel TH17 mengeliminasi jamur dan inflamasi neutrofilik,
Sel T memori yaitu Sel T yang mengandung informasi mengenai antigen tertentu dan tetap berada di dalam plasma bahkan sesudah sebuah infeksi telah lama dipadamkan. Sel T memori mampu berkembangbiak ketika terinfeksi kembali dengan antigen yang sama sehingga memberikan umpan balik berupa sistem kekebalan yang terjadi pada saat infeksi sebelumnya,
Bernhard Moser dan Matthias Eberl mengatakan bahwa sel T γδ memiliki derajat plastisitas yang sangat tinggi dan lebih efektif dibandingkan sel T αβ.
konservasi sel T γδ pada makhluk vertebrata sepanjang evolusi selama hampir 500 juta tahun menunjukkan pentingnya peran sel ini. Hasil analisis filogenetik pada domain konstan dari reseptor antigen bahkan membuktikan bahwa TCRγδ lebih dahulu ada sebelum sel B dan TCRαβ terbentuk. ini diduga sel T γδ adalah sel yang memungkinkan sistem kekebalan untuk mengingat. Tampaknya sel T γδ tidak bergantung pada MHC dan dapat mengenali seluruh protein sebelum teraktivasi. saat ini belum diketahui molekul antigen yang dapat mengaktivasi sel T γδ,
Sel T γδ yaitu sekelompok sel T yang memiliki TCR yang berbeda pada permukaannya. biasanya sel T memiliki TCR berupa 2 rantai glikoprotein yang dinamakan rantai TCR α dan β. Sel T ini memiliki rasio 5% dari total sel T dan melimpah pada gut mucosa, di dalam populasi limfosit yang dinamakan intraepithelial lymphocytes (IEL). Keberadaan sel T γδ di antara IEL masih merupakan misteri, mengingat hormon tiroksin menjadikan IEL TCRß dan CD8ß sebagai target dan dapat mengurangi jumlah sel IEL yang belum matang hingga menurunkan sistem kekebalan intestinal. Sel T Vγ9/Vδ2 yang melimpah pada peripheral blood juga merupakan sel yang unik sebab dapat memberikan respon cepat terhadap metabolit mikrobial non peptida, prekursor isopentenil pirofosfat dan HMB-PP
TIMUS
pada sekitar tahun 130-200,Galenus menemukan Timus,
Timus atau thymus yaitu sebuah kelenjar yang berada di depan dada, yang akan mencapai berat maksimalnya ketika manusia berada di masa pubertas, fungsi kelenjar ini hanya sebagai tempat produksi sel T yang dibutuhkan di dalam sistem kekebalan tubuh adaptif. timus memengaruhi aktivitas organ limfoid dan sel sepanjang lintasan endokrin, parakrin dan autokrin , timus merupakan proyeksi interaksi antara sistem kekebalan, hormon, neuropeptida yang dipelajari pada penelitian neuroimunoendokrinologi,
AMANDEL
Amandel atau nasopharyngeal tonsil atau tonsils atau palatine tonsil atau faucial
yaitu bagian dari sistem kelenjar getah bening yang ada pada sisi kiri dan kanan bagian belakang rongga mulut .amandel seperti kelenjar getah bening lainnya, amandel bagian dari sistem kekebalan dari infeksi saluran napas atas dan faring,
tonsilitis yaitu peradangan pada amandel , infeksi parah pada amandel menyebabkan amandel membengkak hingga harus dioperasi untuk diangkat , namun diangkatnya amandel memicu melemahnya sistem kekebalan tubuh,
amandel yang mengalami peradangan ditandai adanya bercak putih warna kemerahan. bila tidak diatasi , maka amandel dapat menyebabkan sakit mata, demam, sakit kepala, batuk, sulit untuk menelan, sakit tenggorokan, hidung tersumbat dan menurunkan sistem kekebalan tubuh ,
VERNIX CASEOSA
Vernix caseosa yaitu sejenis substansi lemak mirip keju. zat vernix caseosa ini berasal dari kelenjar minyak bayi dan terdiri dari sel minyak dan sel kulit yang mengelupas, vernix caseosa ini menyelimuti janin selama 3 bulan terakhir. kandungan dalam zat vernix caseosa terdiri dari lipid 9,1% , air 80,5%, protein 10,3% polipeptida antimikroba yang melindungi bayi dari invasi mikroba. saat bayi lahir, vernix caseosa juga masih ada pada permukaan tubuh bayi, vernix caseosa ini mencegah infeksi karena mengandung protein yang mempunyai sifat seperti antibiotik, vernix caseosa mencegah terjadinya kerutan pada kulit bayi ketika berada di dalam kandungan, vernix caseosa ini membersihkan kulit bayi saat bayi masih dalam kandungan , vernix caseosa mempermudah bayi untuk keluar melalui saluran lahir ibunya.
SEL DARAH PUTIH LEUKOSIT
Sel darah putih atau leukosit atau leukocyte atau white blood cell atau WBC,
yaitu sel yang membentuk komponen darah. sel darah putih berfungsi untuk membantu tubuh dalam rangka usaha melawan berbagai penyakit infeksi sel darah putih sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh.sel darah putih dapat menembus dinding kapiler diapedesis. sel darah putih tidak berwarna, sel darah putih memiliki inti, sel darah putih dapat bergerak secara amoebeid,
sel darah putih tidak mampu membelah diri atau bereproduksi dengan cara sendiri, sebab sel darah putih adalah produk dari sel punca hematopoietic pluripotent yang ada pada sumsum tulang,
sel darah putih tidak berasosiasi secara ketat dengan organ atau jaringan tertentu, sel darah putih bekerja secara independen seperti organisme sel tunggal,
sel darah putih bergerak bebas berinteraksi menangkap semua mikroorganisme penyusup, serpihan seluler penyusup, partikel asing penyusup ,
dalam setiap milimeter kubik darah terdapat 6000 sampai 10000 , (rata-rata 8000) sel darah putih. saat pasien mengidap leukemia, maka jumlah sel darah putih dapat meningkat hingga 50000 sel per tetes,
normalnya terkandung 4x109 hingga 11x109 sel darah putih di dalam 1 liter darah manusia dewasa yang sehat atau sekitar 7000 hingga 25000 sel per tetes.
sel darah putih turunan termasuk ,antaralain : neutrofil, sel dendritik, sel NK, sel biang, eosinofil, basofil, fagosit , makrofaga,
beberapa jenis sel darah putih yang dinamakan granulosit atau sel polimorfonuklear ,antaralain:basofil, eosinofil, neutrofil,
dan dua jenis sel darah putih lain tanpa granula dalam sitoplasma,antaralain:
limfosit,monosit,
Tipe % dalam tubuh manusia Keterangan
Tipe Monosit 6% dalam tubuh manusia Monosit membagi fungsi pembersih vakum(fagositosis) dari neutrofil, dengan tugas tambahan: memberikan potongan patogen kepada sel T sehingga patogen dapat dihafal dan dibunuh, dapat membuat tanggapan antibodi untuk menjaga,
Tipe Makrofag 6% dalam tubuh manusia Monosit atau makrofag setelah makrifag meninggalkan aliran darah lalu masuk ke dalam jaringan.
Tipe Neutrofil 65 % dalam tubuh manusia berkaitan dengan pertahanan tubuh terhadap infeksi bakteri dan proses peradangan kecil lainnya, Neutrofil memberikan tanggapan pertama terhadap infeksi bakteri , aktivitas dan matinya neutrofil memicu munculnya nanah,
Tipe Eosinofil 4% dalam tubuh manusia berkaitan dengan infeksi parasit, meningkatnya eosinofil menandakan banyaknya parasit,
Tipe Basofil <1% dalam tubuh manusia memberi reaksi alergi dan antigen dengan jalan menghasilkan histamin kimia yang memicu peradangan,
Tipe Limfosit 25% dalam tubuh manusia Limfosit ada dalam sistem limfa.
darah mempunyai 3 jenis limfosit:
Sel natural killer: Sel pembunuh alami yang mampu membunuh sel tubuh yang tidak menandakan sinyal bahwa dia tidak boleh dibunuh sebab telah terinfeksi virus atau sudah menjadi kanker,
Sel B: Sel B membuat antibodi yang mengikat patogen kemudian menghancurkannya , setelah adanya serangan, beberapa sel B akan mempertahankan kemampuannya dalam menghasilkan antibodi sebagai layanan sistem 'memori'
Sel T: CD4+ (pembantu) Sel T mengkoordinir tanggapan ketahanan (yang bertahan dalam infeksi HIV) dan penting untuk menahan bakteri intraseluler. CD8+ (sitotoksik) dapat membunuh sel yang terinfeksi virus,
granulosit dan monosit berperan dalam perlindungan badan terhadap mikroorganisme, sebagai fagosit (memakan), granulosit dan monosit mampu membantu pasien dalam usaha memakan bakteria hidup hidup yang masuk ke sistem peredaran darah. 10 sampai 20 mikroorganisme termakan oleh sebutir granulosit. saat aktif dinamakan fagosit. dengan kekuatan gerakan amuboidnya granulosit dan monosit dapat bergerak bebas di dalam dan dapat keluar pembuluh darah dan berjalan mengitari seluruh bagian tubuh. dengan cara ini granulosit dan monosit dapat:
mengepung area yang penuh infeksi , menangkap semua organisme hidup dan membunuhnya , membersihkan kotoran-kotoran, membersihkan serpihan-serpihan , granulosit memiliki enzim yang memecah belah protein yang merusak jaringan hidup, menghancurkan protein , membuang protein,
fagositik dari sel darah putih memicu hilangnya peradangan namun jika fagositik dari sel darah putih tidak berhasil aktif maka dapat muncul nanah. nanah ini berisi mayat jenazah fagositik dari sel darah putih dan patogen , fagosit yang terbunuh dinamakan sel nanah, banyak patogen kuman yang mati pada nanah itu dan ditambah jaringan yang sudah mencair. maka sel nanah akan disingkirkan oleh granulosit yang sehat yang aktif sebagai fagosit,
MASTOSITOSIS
mastositosis salah satu jenis penyakit sel mast yaitu gangguan aktivasi sel mast langka yang dialami manusia yang disebabkan terlalu banyaknya sel-sel mast (mastosit) dan prekursor sel mast CD34+ , pasien yang mengidap mastositosis mengalami urtikaria, syok anafilaksis, gatal, yang disebabkan oleh pelepasan histamin dari sel mast,
INFEKSI OPORTUNISTIK
infeksi oportunistik yaitu infeksi yang disebabkan organisme yang biasanya tidak menyebabkan penyakit apapun pada manusia dengan sistem kekebalan tubuh sehat ,namun infeksi oportunistik hanya menyerang manusia yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang rendah .
beberapa tipe tipe infeksi, antaralain:
toxoplasma gondii,cytomegalovirus,aspergillus sp,
sarkoma kaposi, pneumocystis jirovecii, atau pneumocystis carinii f. hominis,
candida albicans,staphylococcus aureus,streptococcus pyogenes,
pseudomonas aeruginosa,acinetobacter baumanni,
manusia yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang rendah karena akibat dari:
mengidap AIDS atau infeksi HIV,
kecenderungan geneticka
mengidap kerusakan kulit,
sedang menjalani perawatan antibiotik,
sedang menjalani prosedur medikal,
mengidap kekurangan gizi,
mengidap infeksi kambuh,
mengidap agen penekan sistem kekebalan untuk resipien transplantasi organ,
sedang menjalani kemoterapi untuk kanker,
SINDROM PARANEOPLASTIK
sindrom paraneoplastik yaitu penyakit akibat keberadaan kanker dalam tubuh namun bukan disebabkan adanya keberadaan sel kanker lokal. penyakit ini disebabkan oleh faktor imunitas humoral ( hormon atau sitokina) yang diproduksi oleh sel kanker atau melalui respons imunitas melawan tumor,
gejala sindrom paraneoplastik bisa saja muncul sebelum didiagnosa sebagai penyakit yang malignant(berbahaya), yang diduga berhubungan dengan patogenesis penyakit. dalam hal ini, sel-sel tumor menekan jaringan yang dibatasi antigen ( protein saraf), memicu respon sistem kekebalan anti-tumor yang mungkin benar-benar efektif dalam mengatasi gejala tumor,
sindrom paraneoplastik merupakan simtoma atau gejala gejala tanda saja yang banyak dialami pasien biasanya disertai dengan kanker di limfoma, paru paru, payudara, ovarium ,